PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan uji penetrasi standar (SPT)?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan uji penetrasi standar (SPT)?
3. Bagaimana langkah cara kerja SPT ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
SPT (Standard penetration test) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering
digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan
bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah
maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri
atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah dan disertai
pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm (1
ft) vertikal. dilakukan dengan memukul sebuah tabung standar kedalam lubang bor
sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760
mm, Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150
mm. Jumlah pukulan yang digunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm
terakhir. Sewaktu melakukan pengeboran inti, jika kedalaman pengeboran telah
mencapai lapisan tanah yang akan diuji, mata bor dilepas dan diganti dengan alat
yang disebut tabung belah standar (Standar Split barrel sampler). Setelah tabung ini
dipasang, bersama-sama dengan pipa bor, alat diturunkan sampai ujungnya
menumpu lapisan tanah dasar, dan kemudian dipukul dari atas.
Dengan percobaan ini akan diperoleh kepadatan relatif (relative density), sudut
geser tanah (f) berdasarkan nilai jumlah pukulan (N). Hubungan kepadatan relatif,
sudut geser tanah dan nilai N dari pasir dapat dilihat pada tabel dibawah in
3
Nilai N rata-rata ditentukan dengan rumus:
Standar tentang ‘Cara uji penetrasi lapangan dengan SPT’ di Indonesia adalah SNI
4153-2008, yang merupakan revisi dari SNI 03-4153-1996), yang mengacu pada
ASTM D 1586-84 “Standard penetration test and split barrel sampling of soils”
4
Setelah percobaan selesai, split spoon dikeluarkan dari lubang bor dan
dibuka untuk mengambil contoh tanah yang tertahan didalamnya.
Contoh ini dapat dipakai untuk percobaan klasifikasi semacam batas
Atterberg dan ukuran butir, tetapi kurang sesuai untuk percobaan lain
karena diameter terlampau kecil dan tidak dapat dianggap sungguh-
sungguh asli.
Cara melakukan percobaan pada alat SPT sebagai berikut; Suatu alat yang
dinamakan “split spoon samper” dimasukkan kedalam tanah dasar lubang bor
dengan memakai beban penumbuk (drive weight) seberat 140 pound (63 kg)
yang dijatuhkan dari ketinggian 30 in (76 cm). Setelah “split spoon” dimasukkan
6 in (15 cm) jumlah pukulan ditentukan untuk memasukannya 12 in (30,5 cm)
berikutnya. Jumlah pukulan disebut N (N number or N value) dengan satuan
pukulan/kaki (blow per foot). Pemboran menunjukan “penolakan” dan
pengujian diberhentikan apabila ; diperlukan 50 kali pukulan untuk setiap
pertambahan 150 mm, atau telah mencapai 100 kali pukulan, atau 10 pukulan
berturut-turut tidak menunjukan kemajuan.
5
Apabila penetrasi yang disyaratkan tidak tercapai karena dijumpai tanah
keras (batuan) maka jumlah pukulan yang diperlukan untuk mancapai 12 inch
pertama yang diambil sebagai nilai N.
Apabila ini juga tidak tercapai maka biasanya nilai N disebut dengan
menyatakan kedalaman penetrasi yang dapat tercapai (contoh: 70/100 artinya
diperlukan sejumlah 70 pukulan untuk mencapai penetrasi sebesar 100 mm.
6
2.5 Kesukaran Mereproduksi Nilai ‘N’ pada Uji Penetrasi Standar (SPT)
Sejak tahun 1956 uji spt distandarisaikan dalam ASTM D 1586 dengan judul
“Standard Method for Penetration Test and Spilt-Barrel Sampling of Soil”.
Meskipun demikian, ternyata uji yang relatif sederhana ini sulit untuk menghasilkan
nilai ‘N’ yang sama, sekalipun dilakukan pada jarak yang berdekatan. Dalam istilah
teknisnya ‘sukar direproduksi’.
Kesulitan ini berakibat parameter nilai N SPT yg diperoleh sukar digunakan untuk
perencanaan, terutama bila diperlukan perbandingan dengan nilai SPT dari tempat
lain dan korelasi dgn parameter tanah lain yang diperlukan untuk perencanaan.
2.6. Faktor – Faktor Kesukaran Mereproduksi Nilai ‘N’ pada Uji Penetrasi
Standar (SPT)
Ada beberapa faktor - faktor dalam memproduksi nilai ‘N’ pada uji
penetrasi standar (SPT), yaitu :
Variasi dalam peralatan SPT yang digunakan.
Variasi tinggi jatuh yang tidak selalu 760 mm.
Gesekan yg terjadi antara palu penumbuk dgn batang pengarah yg
digunakan.
Pemakaian mata tabung belah yg sudah aus, bengkok atau rusak.
Kegagalan menempatkan tabung belah pada dasar lubang bor yg tidak
terganggu.
Lubang bor yg tidak bersih.
Muka air atau lumpur bor (drilling fluid) dalam lubang bor lebih rendah dari
MAT. Akibatnya dasar lubang bor dapat mengalami pelunakan atau
membubur (quick).
Ada krikil pada mata tabung belah SPT.
Pengeboran yang tidak baik.
Efek tekanan tanah (overburden pressure). Tanah dengan pedatan sama
akan memberikan nilai N yang lebih rendah bila berada dekat dengan
permukaan tanah.
7
2.7. Laporan Pengujian Penetrasi Standar (SPT)
Akan jauh lebih baik tentunya bila laporan hasil uji, disamping memuat
informasi standar, juga dilengkapi dengan informasi lain. Agar hasil uji SPT bisa
diinterprestasikan dan dipergunakan secara maksimal, sebaiknya lporan hasil
uji memuat informasiinformasi sbb:
Lokasi
Tanggal pemboran sampai di elevasi pengujian
Tanggal dan waktu dimulainya pengujian SPT
Nomor lubang bor
Kedalaman muka air tanah
Diameter lubang bor
Cara pengeboran dan ukuran casing (bila diperlukan)
Kedalaman dasar bor
Kedalaman dasar casing
Kedalaman muka air atau lumpur boir di dalam lubang bor pada saat uji SPT
Dilakukan
Jenis palu SPT dan metoda penjatuhannya
Ukuran dan berat batang yang digunakan untuk uji SPT
Tinggi jatuh palu
Kedalaman penetrasi awal akibat berat sendiri rangkaian alat
Perlawanan penetrasi tahap awal dan perlawanan penetrasi uji SPT (3 kali
per 150 mm)
Deskripsi tanah sebagaimana diperoleh dalam tabung SPT
Catatan pengamatan mengenai kestabilan lapisan yang diuji, atau hambatan
yang dialami selama proses pengujian yang akan sangat membantu dalam
menginterprestasi hasil pengujian
Hasil kalibrasi, bila ada. (catatan: kalibrasi harus dilakukan pada setiap alat
dan juga pada personel yang mengoperasikan peralatan tersebut.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil deskripsi yang kami lakukan pada pengujian penetrasi standar (SPT),
kami dapat menyimpulkan bahwa Uji penetrasi standar (SPT) adalah
penyelidikan tanah dengan uji dinamis yang berasal dari Amerika Serikat. SPT
adalah metode pengujian di lapangan dengan memasukkan (memancangkan)
sebuah Split Spoon Sampler (tabung pengambilan contoh tanah yang dapat dibuka
dalam arah memanjang) dengan diameter 50 mm dan panjang 500 mm. Split spoon
sampler dimasukkan (dipancangkan) ke dalam tanah pada bagian dasar dari sebuah
lobang bor. Alat uji SPT ini mempunyai kelebihan dan kekurangan juga dalam
pelaksanaannya.
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Sutarman, 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Penerbit Bumi Aksara : Jakarta
Williams,
https://www.nesabamedia.com/pengertian-data/
https://nadillasyihaq8.wordpress.com/2017/09/02/hierarki-data/
http://pbsabn.lecture.ub.ac.id/2012/05/hierarki-data-data-hierarchy/
https://www.termasmedia.com/lainnya/software/69-pengertian-database.html
https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/komputer/pengertian-database.html
http://muhammadfajarsaputro.blogspot.com/2013/10/pengertian-software-dan-
sejarah-perkembangan-software.html
https://pakdeblog.wordpress.com/2011/01/09/perkembangan-software/
10