Puji syukur kami panjatkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, banyak
nikmat yang berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak
untuk Tuhan sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul " Alat Penyambung Shear Connector Pada Lantai Jembatan Rangka
Baja".
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................3
BAB 3 PENUTUP.................................................................................24
3.1 Kesimpulan.......................................................................24
3.2 Saran.................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................25
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu Shear Connector ?
2. Apa fungsi dari Shear Connector ?
3. Bagaimana cara kerja alat penyambung Shear Connector ?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
penampang yang sepenuhnya komposit penghubung geser harus cukup kaku
sehingga dapat menahan gaya geser yang terjadi. Adanya penghubung geser
menyebabkan balok baja dan beton diatasnya. bekerja secara integral. Dengan
demikian terbentuk penampang T dengan baja sebagai bagian yang mengalami
tarik dan beton yang mengalami tekan. Penghubung geser (shear connector) yang
digunakan dalam perencanaan ini adalah penghung geser stud. Kelamahan dari
penghubung geser stud adalah dapat mengalami deformasi lentur pada saat
pembebanan sehingga tidak cukup untuk menahan geser. Untuk mengantisipasi
hal tersebut biasanya dalam pelaksanaan dilapangan dipasang penghubung geser
stud dalam jumlah banyak. Penghubung geser stud yang dipasang terlalu banyak
tentunya tidak akan ekonomis dalam perencanaan suatu bangunan.
Pada struktur komposit terdapat gaya geser horisontal yang timbul selama
pembebanan. Gaya geser yang terjadi antara pelat beton dan balok baja akan
dipikul oleh sejumlah penghubung geser (shear connector) sehingga tidak terjadi
slip pada saat masa layan. Untuk mendapatkan penampang yang sepenuhnya
komposit, penghubung geser harus cukup kaku sehingga dapat menahan gaya
geser yang terjadi. Adanya penghubung geser menyebabkan balok baja dan beton
diatasnya bekerja secara integral. (Zuhri, 2011). Fungsi utama dari elemen-elemen
penghubung untuk membantu meneruskan gaya-gaya yang ada di titik hubung
dari suatu elemen struktur ke elemen struktur lainnya sehingga timbul gaya geser
pada baut.
6
2.2 JENIS-JENIS SHEAR CONNECTOR DAN PERHITUNGANNYA
Pada sistem struktur komposit terbentuk dengan adanya interaksi antara
komponen – komponen struktur baj adan betin yang masing-masing karakteristik
dasar materialnya dimanfaatkan secara optimal
1. kekuatan tinggi
2. modulus elastisitas yang tinggi
3. daktilitas yang tinggi
7
Gaya geser yang terjadi antara pelat beton dan profil baja harus dipikul
oleh sejumlah penghubung geser, sehingga tidak terjadi slip pada saat masa layan.
Idealnya alat penghubung geser harus cukup kaku untuk menghasilkan interaksi
penuh, namun hal ini akan memerlukan pengaku yang sangat tergar.Adapun jenis-
jenis alat penghubung geser yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
8
Kekuatan lentur balok komposit dengan penghubung geser (ØMn)
kuat lentur positif
1680
a) untuk penampang berbadan kompak h/tw <
√𝑓𝑦𝑓
kuat lentur positif dihitung menggunakan distribusi tegangan plastik (Øb =
0.85)
1680
b) untuk penampang berbadan kompak h/tw <
√𝑓𝑦𝑓
kuat lentur positif dihitung menggunakan distribusi tegangan elastik
(kekuatan lentur pada batas penampang sitentukan oleh terjadinya leleh
pertama Øb = 0.90)
9
Jika jumlah penghubung geser tidak cukup banyak, untuk mncegah terjadinya slip
baja. ,
Shear Connector:
fur = 400 MPa
hr = 50 mm
wr = 170 mm
Jarak:
L = 9.100 mm
b0 = 3.000 mm
10
Jawab :
1) Check kriteria penampang :
ℎ 346−2𝑥9−2𝑥14
= = 50
𝑡𝑤 6
1680 1680
= = 106.25 Penampang kompak,
√𝑓𝑦 √250
sehingga kapasitas
ℎ momen distribusi
= 50 ≤ 106. 25
𝑡𝑤 tegangan plastis
beff ≤ 𝑏𝑜 = 3.000 mm
beff = 2.275 mm
3) Menentukan Cc :
11
5) Perhitungan Momen Positip :
Mn = T (d1 + d2 + d3 )
T = 1,317 x 106 N
Mn = 1,317 x 106 (96,379 + 0 + 173 )
= 3,548 x 108 N.mm
Mu = ØMn
= 0,85 x 3,548 x 108 = 3,016 x 108 N.mm
fu = 400 MPa
Qn ≤ Asc.Fu OK
Vh = T = 1,317 x 106 N
12
𝑉𝑛 1.317 𝑥 106
Banyaknya stud : N = 𝑄𝑛 = = 11.97
1.10𝑥106
2 N = 2 x 11,97 =≈ 24 buah.
Jika pada setiap gelombang deck dipasang 1 stud, maka jumlah stud sepanjang
𝐿 9100
balok = 2𝑤𝑟 =2 𝑥 170 = 27 buah.
Perencanaan dimensi benda uji Di awal tahun 1930, push out test
digunakan sebagai alat untuk menentukan kapasitas penghubung geser spiral.
Pada pengembangan selanjutnya, uji push out digunakan secara luas untuk
mempelajari jenis shear connector lain. Meskipun kondisi tegangan yang terjadi
tidak menunjukkan kondisi tegangan yang terjadi pada balok komposit
sebenarnya, push out test digunakan untuk mengetahui karakteristik bebanslip
pada kondisi pembebanan statis (Gattesco & Giuliani, 2001). Desain dan
perencanaan spesimen untuk menentukan kekuatan karakteristik shear connector
melalui push out test dibuat berdasarkan AS 2327, Part 1-2003. Pengujian push
out dilakukan dengan menggunakan spesimen berupa dua buah pelat beton yang
dihubungkan pada tiap flens (sayap) pada balok baja WF dengan menggunakan
shear connector. Untuk rencana dimensi benda uji penelitian ini ditunjukkan pada
Gambar.
13
Push out test dilakukan terhadap benda uji yang telah berumur 28 hari
dengan cara menekan baja dan pelat beton yang merupakan struktur komposit.
Langkah-langkah pengujian ini antara lain dengan benda uji diletakkan pada
mesin, dengan posisi vertikal pada bagian memanjang, seperti yang ditampilkan
pada Gambar. Dial gauge diletakkan diatas badan dan sayap baja. Beban
diaplikasikan pada penghubung geser dan diberikan secara konstan dengan
penambahan secara bertahap.
14
Pengamatan awal kegagalan struktur pada pengujian dilihat dari perilaku
keruntuhan struktur beton, kerusakan beton pada pengujian ini umumnya diawali
dari terjadinya celah horizontal antara beton dan baja, kemudian terjadi retak pada
sekitar lokasi shear connector. Untuk melakukan pengamatan perilaku shear
connector, dilakukan pembongkaran beton setelah pengujian selesai. Tipe-tipe
kegagalan struktur tersebut seperti yang dijabarkan pada Tabel.
15
Contoh kegagalan struktur, terjadi kebengkokan pada shear connector diameter
10 mm dengan panjang 50 mm
uji tarik material shear connector, didapat data titik leleh shear connector
d10 sebesar 403,435 MPa pada beban sebesar 11,02 kN dan pada saat benda uji
nampak mengalami keruntuhan struktur, pembacaan data strain gauge
menunjukkan angka beban rata-rata dari tiga benda uji d10 adalah 25,41 kN yang
besarannya lebih besar dari hasil pengujian tarik material shear connector.
Sehingga dimungkinkan, keruntuhan benda uji dan kebengkokan shear connector
yang terjadi mengindikasikan telah terjadinya leleh pada shear connector.
Pada benda uji dengan shear connector d16 terjadi kegagalan struktur yang
sama dengan benda uji dengan shear connector d10, yaitu terjadinya retak dan
spalling beton, dan terjadi kegagalan aksi komposit karena terjadi pemisahan
antara baja dan beton. Kemudian setelah pengujian selesai, dilakukan
pembongkaran terhadap benda uji untuk melihat perilaku shear connector, dari
pengamatan ini terlihat bahwa shear connector mengalami kebengkokan seperti
yang ditujukkan pada Gambar 5.
Pada uji tarik material shear connector, didapat data titik leleh shear
connector d16 sebesar 403,74 MPa pada beban sebesar 31,03 kN dan pada saat
benda uji nampak mengalami keruntuhan struktur, pembacaan data strain gauge
menunjukkan angka beban rata-rata dari tiga benda uji d16 adalah 52,09 kN yang
16
besarannya lebih besar dari hasil pengujian tarik material shear connector.
Sehingga dimungkinkan, keruntuhan benda uji dan kebengkokan shear connector
yang terjadi mengindikasikan telah terjadinya leleh pada shear connector.
Kegagalan struktur pada benda uji d22 cenderung terjadi secara tiba-tiba
karena pecahnya beton terjadi seketika dengan terbelah tepat pada posisi shear
connector. Seperti benda uji yang lain, setelah pengujian selesai, dilakukan pula
pembongkaran terhadap seluruh benda uji ini untuk melihat perilaku shear
connector, dari pengamatan ini terlihat bahwa shear connector diperkirakan belum
mengalami kebengkokan seperti yang ditujukkan pada Gambar dibawah.
Pada uji tarik material shear connector, didapat data titik leleh shear
connector d22 sebesar 384,26 MPa pada beban sebesar 42,5 kN dan pada saat
benda uji nampak mengalami keruntuhan struktur, angka beban rata-rata dari tiga
benda uji d22 adalah 25,3 kN yang besarannya lebih kecil dari hasil pengujian
tarik material shear connector. Sehingga dimungkinkan, pada saat terjadinya
keruntuhan benda uji belum terjadi leleh pada shear connector.
Fenomena beton terbelah seperti pada Gambar, terjadi pada seluruh benda
uji dengan shear connector d22. Hal ini merupakan kegagalan struktur berupa
keruntuhan tarik beton searah beban, yang mendahului lelehnya shear connector.
Rincian perilaku kegagalan benda uji diatas menggambarkan bahwa walaupun
dengan rasio 𝓁/𝒹 yang sama, shear connector belum tentu menunjukkan perilaku
yang sama. Hal ini dimungkinkan karena sifat elastisitas shear connector bukan
hanya dilihat dari panjang terhadap diameternya saja, namun juga harus dilihat
dari panjang per diameter terhadap struktur keseluruhan. Serta dimungkinkan juga
karena pengaruh luas bidang kontak shear connector terhadap beton turut pula
menbantu dalam menahan beban.
17
Beton terbelah memanjang pada posisi shear connector
Hubungan beban-displacement
18
19
Hubungan beban - regangan
Pada benda uji d22-1 dengan rasio 𝓁/𝒹 sebesar 4,001 titik leleh terjadi
pada beban 179,017 kN yang menghasilkan regangan sebesar 0,0036, dan beban
puncak terjadi pada 180,476 kN. Pada benda uji d22-2 dengan rasio 𝓁/𝒹 sebesar
5,002 titik leleh terjadi pada beban 180,476 kN yang menghasilkan regangan
sebesar 0,0030, dan beban puncak terjadi pada 205,328 kN. Pada benda uji d22-3
dengan rasio 𝓁/𝒹 sebesar 6,002 titik leleh terjadi pada beban 184,698 kN yang
menghasilkan regangan sebesar 0,0043, dan beban puncak terjadi pada 189,477
kN. Pada pengujian kuat tarik tulangan yang sebelumnya telah dilakukan,
diperoleh hasil kuat tarik tulangan polos diameter 22 mm untuk material shear
connector adalah 384,262 MPa. Modulus elastisitas baja ditetapkan 200.000 MPa.
20
Sehingga diperoleh regangan leleh untuk shear connector diameter 22 mm adalah
sebesar (384,262 MPa / 200.000 MPa) = 0,001921. Berdasarkan perbandingan
dari nilai regangan pada uji tarik tulangan dan nilai regangan pada pengujian
benda uji, dapat dikatakan bahwa nilai regangan benda uji lebih besar
dibandingkan dengan nilai regangan uji tarik tulangan, sehingga dengan nilai
regangan yang besar tersebut dimungkinkan kegagalan struktur terjadi karena
beton sudah mengalami leleh terlebih dahulu sebelum shear connector leleh,
karena beton juga terbelah pada posisi shear connector pada saat terjadi beban
puncak. Beton yang sudah leleh terlebih dahulu sebelum shear connector leleh
juga ditunjukkan oleh bentuk grafik yang garis awalnya naik secara tidak linear.
Nilai kapasitas beban tertinggi pada benda uji dengan shear connector
diameter 22 mm ini ada pada benda uji d22-2 dengan rasio 𝓁/𝒹 sebesar 5,002,
kemudian nilai tertinggi kedua ada pada benda uji d22-3 dengan rasio 𝓁/𝒹 sebesar
6,002, dan nilai kapasitas beban terendah ada pada benda uji d22-1 dengan rasio
𝓁/𝒹 sebesar 4,001.
η = -0,0398ξ2 + 0, (2)
21
dengan: η adalah P / (fy.A) dan ξ adalah rasio 𝓁/𝒹
η’ = 2 (-0,0398)ξ + 0,3439
η’ = -0,0796ξ + 0,3439
ξ = = 4,3
ξ merupakan rasio 𝓁/𝒹 dimana 𝓁/𝒹 = 4,3 dan 𝓁 merupakan 4,3 d. Dari perhitungan
diatas dapat dilihat bahwa nilai rasio 𝓁 optimum adalah 4,3 d.
22
pada uji dengan shear connector diameter 22 mm terjadi kegagalan struktur
berupa keruntuhan beton. Hal ini terjadi karena kegagalan struktur pada benda uji
d22 berupa keruntuhan tarik beton searah beban, yang mendahului lelehnya shear
connector.
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Shear connector adalah bagian terpenting dari balok komposit yang
menjadi penghubung antara balok baja dengan pelat beton. Shear connector
ini mentransfer gaya pada pelat beton menuju ke balok baja serta mencegah
gaya angkat vertikal pada permukaan hubungan baja beton. Shear connector
ini memastikan bahwa kedua material dapat bekerja sebagai satu kesatuan
pada suatu komponen struktur. Tanpa adanya shear connector, slip akan
terjadi meski pada kondisi tegangan yang rendah.
Secara mekanis, penghubung geser (shear connector) memiliki dua fungsi
dasar yaitu mentransfer gaya geser horizontal dan mencegah pemisahan
secara vertikal yang terjadi antara pelat beton dan balok baja. Supaya pelat
beton dan balok baja dapat bekerja bersama membentuk satu kesatuan maka
pada bidang pertemuan antara pelat beton dan balok baja terrsebut perlu
dipasang alat penghubung geser (shear connector). Jenis sambungan pada
struktur baja yaitu sambungan baut (bolted connections) dan sambungan las
(welded connection).
B. SARAN
Penulis makalah ini tentulah banyak sekali kekuranganya,sehingga
diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun baik dari dosen
mata kuliah Study Teknologi Bahan Bangunan maupun dari rekan-rekan
mahasiswa.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/download/16998/14706
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/13155
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/31758884/penghubung_geser.docx
?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1557240850&Signa
ture=7AW0O3eqaOskrPy0ZZTFY8ZTZQE%3D&response-content-
disposition=attachment%3B%20filename%3Dpenghubung_geser.docxSutarman, E.
2013. Konsep dan Aplikasi Pengantar Teknik Sipil. Yogyakarta:Penerbit ANDI.
https://www.kitasipil.com/2017/06/mengenal-pengertian-dan-fungsi-shear.html
25