Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MATERIAL BETON
Dosen Pengampu : Chica Oktavia, S.T., M.T

Di susun oleh :

1. Aina Uly Fitria Amandasari 22510010


2. Nisa Aprilia 22510012
3. Fera Anjelita 22510019

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang material beton.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang beton ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Metro, 21 Juni 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 4
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN MATERIAL BETON..................................................... 5
1. Tegangan ....................................................................................................... 6
2. Regangan ....................................................................................................... 7
3. Momen Inersia ............................................................................................... 8
4. Modulus Elastisitas Beton .............................................................................. 9
5. Kuat Tekan................................................................................................... 10
6. Kuat Tarik .................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 12
KESIMPULAN ..................................................................................................... 12
SARAN .................................................................................................................. 12

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai
dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam
pelaksanaannya membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi.
Namun selain keuntungan yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan
seperti tegangan tarik yang rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang
bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang
cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan dasarnya, cara pembuatannya, cara
evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar dapat meningkatkan fungsi beton itu
sendiri menjadi lebih maksimal.

B. Rumusan Masalah
1) Apa saja kelebihan dan kekurangan beton?
2) Apa yang dimaksud tegangan dan regangan beton?
3) Apa yang dimaksud dengan momen inersia beserta rumusnya?
4) Apa yang dimaksud dengan modulus elastisitas beton
5) Apa itu kuat tekan dan kuat tarik pada beton?

C. Tujuan
1) Memperdalam pengetahuan kita mengenai material beton
2) Mengetahui kelebihan dan kekurangan beton
3) Mengetahui cara menentukan kuat tekan dan kuat tarik

4
BAB II

PEMBAHASAN MATERIAL BETON

Pengertian Beton
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
membentuk massa padat. Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin
mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana (f’c) pada usia 28 hari.

Kelebihan dan Kekurangan Beton

Sebagai bahan konstruksi, beton mempunyai beberapa kelebihan dan


kekurangan sebagai berikut :

Kelebihan :

1. Harganya relatif murah.


2. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan
termasuk rendah
3. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat
tahan terhadap pengkaratan oleh kondisi lingkungan
4. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan.

Kekurangan :

1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena
itu perlu diberi baja tulangan.
2. Beton sulit untuk dapat kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat di
masuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusak beton.

5
1. Tegangan
Beton Tegangan didefinisikan sebagai tahanan terhadap gaya-gaya luar.
Intensitas gaya yaitu gaya per satuan luas disebut tegangan dan diberi 10 notasi huruf
Yunani “σ” (sigma). Apabila sebuah batang ditarik dengan gaya F, maka tegangannya
adalah tegangan tarik (tensile stress), sedangkan apabila ditekan, maka terjadi tegangan
tekan (compressive stress). Dengan rumus :

Jika suatu benda ditarik atau ditekan, gaya F yang diterima benda
mengakibatkan adanya ketegangan antar partikel dalam material yang besarnya
berbanding lurus. Perubahan tegangan partikel ini menyebabkan adanya pergeseran
struktur material regangan atau himpitan yang besarnya juga berbanding lurus. Karena
adanya pergeseran, maka terjadilah deformasi bentuk material.

6
2. Regangan
Regangan adalah deformasi yang dialami oleh material konstruksi akibat
tegangan yang dialami oleh material. Material konstruksi bersifat deformable, dan
akibat tegangan yang dialami oleh material maka deformasi tersebut terjadi.

Gambar di atas ini nunjukin kalau benda elastis itu mengalami pertambahan panjang
dari gaya tegangan tersebut. Regangan yang kita cari adalah perbandingan antara
pertambahan panjang benda dengan panjang benda mula-mula. Kita bisa cari regangan
dengan rumus berikut ini:

Keterangan:

ε : Epsilon (regangan)

ΔL: Pertambahan panjang (m)

Lo: Panjang mula-mula (m)

Kurva Tegangan-Regangan beton

Beton adalah suatu material hetrogen yang sangat kompleks dimana reaksi
terhadap regangan tidak hanya tergantung dari reaksi komponen individu tetapi juga
interaksi antar komponen. Kompleksitas interaksi diilustrasikan dalam gambar 2.1,
dimana ditunjukkan kurva tegangan-regangan tertekan untuk beton dan mortar, pasta

7
semen dan agregat kasar. Agregat kasar adalah suatu material getas elastis linier,
dengan kekuatan signifikan diatas beton. Pasta semen mempunyai nilai modulus
elastisitas rendah, tetapi kuat tekan lebih tinggi dibandingkan dengan mortar atau
beton. Penambahan agregat halus kepasta semen menjadi mortar mengakibatkan suatu
peningkatan modulus elastisitas, tetapi mereduksi kekuatan. Penambahan agregat kasar
ke mortar, hanya sedikit mempengaruhi modulus elastisital, tetapi mengakibatkan
penambahan reduksi kuat tekan.

(Sumber : Concrete, Mindess et al., 2003)


Gambar 2.1 Kurva stress-strain tipikal untuk agregat, pasta semen, mortar dan beton.

3. Momen Inersia
Pada hukum I Newton kita mengenal istilah hukum kelembaman/inersia.
Memiliki konsep dasar yang sama, dalam hukum inersia, benda memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan keadaanya, baik itu bergerak atau diam.
Semakin benda tersebut susah bergerak maka momen inersianya semakin besar.
Momen diartikan sebagai gaya yang merupakan hasil kali antara gaya dengan momen
lengannya. Jadi, Momen Inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk
berputar pada porosnya. Semakin jauh posisi massa benda ke pusat rotasinya semakin
besar momen inersia benda tersebut. Momen inersia atau massa angular menentukan
torsi yang dibutuhkan untuk memberikan percepatan angular pada benda. Besarnya
momen inersia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu massa benda, letak sumbu
putar, jarak ujung lengan ke sumbu putar benda (lengan momen).

8
Rumus dan Satuan Momen Inersia

Momen inersia dilambangkan dengan I mempunyai titik partikel yaitu massa (m) yang
melakukan gerak rotasi pada sumbu sejauh jari-jari (r). Jadi, momen inersia dapat
diartikan sebagai hasil kali massa suatu partikel dengan kuadrat jari-jari dari sumbu.
Secara matematis, momen inersia dapat dituliskan:

I = m x R2

Keterangan :

m = massa partikel (kg)

R = jari-jari ke sumbu putar (m)

4. Modulus Elastisitas Beton


Modulus elastisitas atau modulus young merupakan hubungan linear antara
tegangan dan regangan untuk suatu batang yang mengalami tarik atau tekan. Semakin
besar harga modulus ini maka semakin kecil regangan elastis yang terjadi pada suatu
tingkat pembebanan tertentu, atau dapat dikatakan material tersebut semakin kaku
(stiff).

Modulus elastisitas adalah kemiringan kurva tegangan-regangan di dalam


daerah elastis linear pada sekitar 40% beban puncak (Concrete, Mindess et al., 2003 &
ASTM STP 169D Chapter 19).

Gambar 2.2 Macam-macam bentuk modulus elastisitas.

9
5. Kuat Tekan
Kekuatan tekan adalah kapasitas dari suatu bahan atau struktur dalam menahan
beban yang akan mengurangi ukurannya. Kekuatan tekan dapat diukur dengan
memasukkan nya ke dalam kurva tegangan-regangan dari data yang didapatkan dari
mesin uji. Beberapa bahan akan patah pada batas tekan, beberapa mengalami deformasi
yang tidak dapat dikembalikan. Deformasi tertentu dapat dianggap sebagai batas
kekuatan tekan, meski belum patah, terutama pada bahan yang tidak dapat kembali ke
kondisi semula (irreversible). Pengetahuan mengenai kekuatan tekan merupakan kunci
dalam mendesain sebuah struktur. Kekuatan tekan dapat diukur dengan mesin uji
universal. Pengujian kekuatan tekan, seperti halnya pengujian kekuatan tarik,
dipengaruhi oleh kondisi pengujian (penyiapan spesimen, kondisi kelembaban dan
temperatur ruang uji, dan sebagainya).

fc = P / A

Keterangan:

fc = Kuat tekan beton (MPa)


P = Beban runtuh yang dapat diterima oleh beton (N)
A = Luas beton (mm2)

Benda uji yang digunakan untuk kuat tekan berbentuk silinder dengan tinggi 30 cm dan
diameter 15 cm.

Gambar 2.3. Ukuran Benda Uji Kuat Tekan Beton Silinder

10
6. Kuat Tarik
Kekuatan tarik adalah tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh sebuah
bahan ketika diregangkan atau ditarik, sebelum bahan tersebut patah. Kekuatan tarik
adalah kebalikan dari kekuatan tekan, dan nilainya bisa berbeda. Beberapa bahan dapat
patah begitu saja tanpa mengalami deformasi, yang berarti benda tersebut bersifat
rapuh atau getas (brittle). Bahan lainnya akan meregang dan mengalami deformasi
sebelum patah, yang disebut dengan benda elastis (ductile).

Kekuatan tarik umumnya dapat dicari dengan melakukan uji tarik dan mencatat
perubahan regangan dan tegangan. Titik tertinggi dari kurva tegangan-regangan
disebut dengan kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength). Nilainya tidak
tergantung pada ukuran bahan, melainkan karena faktor jenis bahan. Faktor lainnya
yang dapat mempengaruhi seperti keberadaan zat pengotor dalam bahan, temperatur
dan kelembaban lingkungan pengujian, dan penyiapan specimen. Rumus kuat tarik
belah beton adalah :

Gambar 2.4 Pengujian kuat tarik beton

Keterangan :
T = Kuat Tarik Beton (Mpa)
P = Beban hancur (N)
L = Panjang spesiman (mm)
D = Diameter spesimen (mm)

11
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
yang membentuk massa padat. Bahan penyusun beton, yaitu semen, agregat, air dan
bahan adiktif, dan bahan penyusun lainnya yang telah diuraikan dalam makalah ini.

SARAN
1. Perlu di perhatikan ketika menggunakan beton sebagai bahan struktur, pekerjaan
penulangan beton harus di perhitungkan dengan matang, karena jika tidak kualitas
beton menurun.
2. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan peraturan
dan pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur, sehingga bangunan
yang dihasilkan nantinya selalu memenuh persyaratan yang terbaru yang ada ( up to
date ) seperti dalam hal peraturan perencanaan struktur tahan gempa, standar
perencanaan struktur beton, harga matrial terbaru dan sebagainya.
3. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan
berpedoman pada faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
pengalaman tenaga kerja serta segi ekonomisnya.

12

Anda mungkin juga menyukai