Disusun Oleh:
KELOMPOK 1 (A1)
Nasya Athaya NIM. 230110010
Rahmadani Hasibuan NIM. 230110014
Riski Saputra NIM. 230110019
Muhammad Qadafi NIM. 230110024
Nadia Ulfa NIM. 230110028
Nadya Ulfa NIM. 230110025
Nur Hidayat NIM. 230110032
DOSEN PEMBIMBING :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Beton Khusus”.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan men dapatkan
bantuan dari dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada sumua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerina segala saran dan kripik dari pembaca agar kami
dapat memparbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah dengan judul”beton khusus” bias
memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.
Lhoksemawe, September
2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 5
2.1 Durabilitas Beton Dan Pengujiannya ......................................................... 5
2.1.1 Keperluan Memiliki Ketahanan (Durability)..................................... 5
2.1.2 Permeabilitas Beton .............................................................................. 7
2.1.3 Serangan Karbonasi ............................................................................. 8
2.1.4 Serangan Sulfat ..................................................................................... 9
2.2 Klasifikasi Beton Khusus dan Aplikasinya .............................................. 11
2.2.1 Beton Ringan ....................................................................................... 12
2.2.2 Beton Mutu Tinggi .............................................................................. 13
2.3 Faktor yang Harus Diperhatikan ............................................................. 14
2.3.1 Faktor Air Semen ................................................................................ 14
2.3.2 Kualitas Agregat Halus (Pasir) .......................................................... 15
2.3.3 Kualitas Agregat Kasar ...................................................................... 15
2.3.4 Bahan tambah ..................................................................................... 15
2.3.5 Kontrol Kualitas .................................................................................. 16
2.3.6 Kendala ................................................................................................ 16
2.4 Reactive powder concrete .......................................................................... 16
2.4.1 Ferrocement ......................................................................................... 16
2.4.2 Shotcrete............................................................................................... 17
2.4.3 Polymer Concrete ................................................................................ 17
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................... 20
BAB I PENDAHULUAN
Bahan penyusun beton meliputi air, semen portland, agregat kasar dan halus,
serta bahan tambah (jika diperlukan), di mana setiap bahan penyusun mempunyai
fungsi dan pengaruh yang berbeda-beda. Sifat yang penting pada beton adalah kuat
tekan, bila kuat tekan tinggi maka sifat-sifat yang lain pada umumnya juga baik.
Faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi kualitas beton adalah kualitas bahan
penyusun, faktor air-semen, gradasi agregat, cara pengerjaan (pencampuran,
pengangkutan, pemadatan dan perawatan) serta umur beton.
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui apa maksud dari serangan karbonasi
2. Dapat menjelaskan klasifikasi beton khusu beserta aplikasinya
3. Dapat memperhatikan factor-faktor dalam pembuatan semen
4. Dapat menjelaskan maksud dari RPC (Reactive Powder Concrete)
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Durabilitas Beton Dan Pengujiannya
2.1.1 Keperluan Memiliki Ketahanan (Durability)
Struktur beton harus mampu menghadapi kondisi dimana direncanakan, tanpa
mengalami kerusakan (deteriorate)selama jangka waktu yang di rencanakan. beton
yang demikian disebut mempunyai ketahanan yang tinggi (durable). Kurangnya
ketahanan dapat disebabkan oleh pengaruh luar separti pengaruh fisik, kimia maupun
mekanis, misalnya pelapukan oleh cuaca, perubahan temperature yang drastis, abrasi,
aksi elektrolisis, serangan oleh cairan atau gas alami ataupun industri. Besarnya
kerusakan yang timbul sangat tergantung kualiatas beton, meskipun pada kondisi yang
ekstrem, beton yang terlindung dengan baik pun mengalami kehancuran.
Komponen semen akan membentuk gel kalsium silikat dan kalsium hidroksida
yang biasanya menentukan sifat kebasan beton. Kalsium hidroksida merukan unsur
yang tidak terlalu stabil dalam beton dan biasanya akan bereaksi dengan komponen
lain. Secara umum ketahanan beton akan bertambah bila permeabilitasnya berkurang.
Penting untuk untuk mempertimbangkan lingkungan dimana beton itu akan berada
dengan memilih proporsi campuran yang dapat memastikan pemadatan sempurna pada
faktor air semen yang sesuai.
Penyebab dari dalam adalah reaksi alkali-agregat, perubahan volume akibat
perbedan beasar sifat termal dari akregat terhadap pasta, dan yang lebih penting adalah
permeabilitas. Yang terakhir ini sangat menentukan kemudahan beton mendapat
serangan dari luar.
Hancurnya beton jarang di sabab kan oleh penyeban tunggal. Beton ummum
nya dapat bertahan meskipun menghadapi serangan. Namun demikian bila ada
tambahan factor buruk yang lain lagi maka kerusakan akan dapat terjadi. Oleh sebab
ini kadang-kadang sukar untuk menentukan penyebab utama. Tetapi mutu beton,
secara ummum, merupakan factor penting.
Umur efektif beton dapat menjadi lebih singkat dari semestinya apabila dipengaruhi
oleh:
1. Cuaca(weathering),
2. Air yang agresif,
3. Pengikisan pada bangunan keairan,
4. Korosi kimiawi
5. Kehancuran mekanis.
a. Ketahanan kimia
Pasta semen dapat mengalami serangan kimia yang di sebabkan oleh proses
pelarutan atau proses perubabahan kimia, atau keduanya. Intensitas serangan
tergantung sifat-sifat spesifik bahan penyerang, konsentrasi, adanya ion-ion pada
larutan, dll. Hanya sedikit beton yang dalam praktik yang di serang secara kimiawi. Ini
menguntung kan sebab ketahanan beton terhadap serangan kimia adalah rendah
dibandingkan ketahanannya atas serangn lain.
Semen pertal tidak dapat diserang oleh air, kecuali bila pada air tersebut
terdapat ion-ion lain. Air akan mancairkan larutan dan menyebabkan hasil hidrasi
terhidro lisis dan kapur akan larut kedalam larutan untuk mempertahankan
keseimbangan. Ini berjalan terus sampai air jenuh dengan kalsium hidroksida. Ini hanya
terjadi pada air lunak. Karena pada air keras (air sadah) telah terkadung kapur sehingga
pengendapan kalsium hidroksida tidak terjadi.air lunak adalah air yang berasal dari
kondensasi, lelehan salju atau es dan sejenis nya
Reaksi Karboksi
Kalsium Karbonat
Aluminat yang terhidrasi, yang hadir di dalam semen Portland yang sudah mengeras.
Pertumbuhannya menghasilkan mineral kristalin yang baru (ettringite) yang
menyebabkan pasta semen. Jika jumlahnya besar maka dapat terjadi penetrasi ke dalam
beton. Pengembangan dapat terjadi di dalam tubuh beton dan mungkin akan
menghancurkannya.
Reaksi 1
Ca(OH)2+Na2SO4 CaSO2+ 2 NaOH
Reaksi 2:
Gypsum bereaksi dengan kalsium aluminat hidrat dan menghasilkan ettringite (kalsium
sulfoaluminat). Alkali sulfat (Na2SO4 dan K2SO4) bereaksi dengan kalsium hidroksida,
membentuk gypsum. Kalsium hidroksida menjadi gypsum dengan menaikkan volume
padatan menjadi 2,2 kali. Sulfat bereaksi dengan C3A. Hasil itu dicegCah dengan
membuat semen dengan kandungan C3A rendah.
Bila mendapat serangan sebanyak o,1% yang berkonsentrasi, maka beton akan
hancur. Jalan keluarnya adalah memakai semen jenis v (tahan sulfat), memakai
pozzolan (yang akan mengikat kalsium hidroksida). Cara yang umum dengan membuat
beton yang padat, yaitu dengan factor air semen yang kecil. Jalan keluar yang lain
adalah dengan memakai perawatan uap air dengan tekanan tinggi.
Reaksi Karbonasi
Kalsium karbonat
Untuk mengurangi kerusakan karena reaksi karbonasi ini maka di anjurkan untuk
memakai semen dengan kandungan kapur yang tinggi, misalnya semen high early
strength atau semen Portland biasa dengan factor air-semen rendah.
Agregat kasar yang biasanya: 1 Namun demikian, masih ada konstituen lain yang
secara tidak langsung pembuatan beton, yaitu interface dengan matrix semen Pasi,
Interface merupakan lihan sebesar 30 jm sekeliling agregat kasar. aa SEM (Scanning
Electron Microscope) menunjukkan bahwa terjadi pembentukan banyak kristal
kalsium hidroksida yang lema pada interface pada saat proses pengerasan beton.
Penelitian Bentur et. al menunjukan secara meyakinkan bahwa interface tersebut
adalah penyebab rendahnya kekuatan akhir beton. Kondisi yang meragukan ini akan
hilang jika ditambahkan bahan aditif CSF (condensed silica fume). CSF merupakan
bahan silika dalam bentuk butiran-butiran bola yang sangat halus, sehalus asap rokok
yang memiliki permukaan spesifik 20 m'/gram. Bahan tersebut biasanya merupakan
hasil sampingan industri silika terutama yang menggunakan pembakaran batu arang
(M.S. Besari, 2003).
2.3.6 Kendala
Untuk membentuk beton bermutu tinggi ada beberapa permasalahan yg terjadi
yang umumnya dapat dikelompokkan dalam beberapa aspek yaitu:
2.4.1 Ferrocement
Ferrocement merupakan bahan gabungan yang diperoleh dari campuran beton
dengan tulangan kawat ayam/kawat yang dianyam. Kawan beton jenis ini mempunayai
kekuatan tarik yang sangat tinggi daktail, serta lebih waterproofing. Ketebalannya
biasanya antara 10-60 mm dengan volume tulangan 6% -8% satu lampisan / dua lapis.
Karena kerapatannya yang tinggi dari tulangan maka volume agregat halus seikitar 60-
75% volume mortarnya .
Keunggulan ferrocement diantaranya;
1. Struktur tipis dan ringan dimana reduksi berat sendir sampai dengan 30% dan
lebar sekitar 15%.
2. Memungkinkan untum dipabrikasi.
3. Memudahkan pengerjaan.
4. Menghemat bahan cetakan.
2.4.2 Shotcrete
Shotcrete banyak digunakan diberbagai proyek teknik dan konstruksi sipil, dari
perbaikan atau konstruksi bangunan, untuk menunda atau menahan dinding penahan.
Shocrete berdasarkan prosesnya ada dua, yaitu Shotcrete basah atau Shotcrete kering.
Shotcrete basah adalah sebuah proses yang bahan beton kering dicampur dengan air
sebelum dipompa ke dalam selang pengiriman atau pipa atau penempatan pneumatic,
sementara itu shotcrete kering adalah proses dimana komposisi kering atau sedikit
lembab dari beton diperkenalkan didalam mesin semprot dan disampaikan secara
pneumatic melalui selang pistol penyemprotan dimana air pencampuran ditambahkan.
Perbedaan utama antara proes ini ialah ketika perbedaan peletakkan air disuntikkan.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa beton adalan suatu elemen dalam
konstruksi yang merupakan struktur sederhana yang dibentuk oleh campuran semen,
air, agregat halus, agregat kasar yang berupa batu pecah atau kerikil, udara serta bahan
campuran lainnya. Bahan konstruksi beton pada umumnya mempunyai kekuatan untuk
menahan tekanan yang tinggi. Tidak heran, mengapa bahan konstruksi satu ini kerap
menjadi bahan baku pembuata suatu bangunan, seperti jembatan, gedung, sampai
bantalan rel kereta api.