Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“BETON”

DISUSUN OLEH

Alek Junianto
1852010032

UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang“BETON” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai bahan bahan struktur beton. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3

BABI : PENDAHULUAN

1.1 : Latar belakang…………………………………………………………... 4


1.2 : Rumusan masalah……………………………………………………….. 4
1.3 : Batasan masalah……………………………………………………….. 4
1.4 : Tujuan masalah……………………………………………………….........5
1.5 : Manfaat masalah………………………………………………..……..........5

BAB II: PEMBAHASAN

2.1 : Bahan Dasar Penyusun Beton………………………………………...........6

2.2 :Keuntungan dan Kerugian Beton Untuk Konstruksi……………………. 9

2.3 :Aplikasi Beton Pada Konstruksi Bangunan Gedung……………………....10

2.4 : Jenis-Jenis Tulangan Pada Aplikasi Beton Pada Konstruksi Bangunan

Gedung……………………………………………………………….........11

BAB III: PENUTUP

3.1 :Kesimpulan……………………………………………………………….......13

3.2 : Saran................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA….....………………………………………………………............14

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam
pembangunan fisik.Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam pelaksanaannya
membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi.Namun selain keuntungan
yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang
rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang
dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan
dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar dapat
meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.

Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh keseragaman


bahan dasar dan metode pelaksanaan.Pada prakteknya dilapangan, umumnya beton yang
disuplai oleh perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman bahan
dasarnya.Untuk mendapatkan kualitas dan keseragaman beton sesuai seperti yang disyaratkan
maka pelaksanakan pembuatan beton harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan
prosedur.Yang dimaksud dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan disini adalah kuat
tekan beton pada umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-sebab diatas maka diperlukan adanya
kontrol kualitas yang dapat mengetahui kemungkinan terjadinya output yang tidak sesuai
dengan yang disyaratkan sedini mungkin.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
 Apa saja bahan dasar penyusun beton?
 Apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi?
 Bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?
 Apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?

1.3 BATASAN PENULISAN

Penulis dalam tugas ini membatasi permasalahan hanya dalam lingkup :


 Bahan penyusun beton
 Keuntungan dan kerugian betok kontruksi
 Aplikasi beton pada kontruksi gedung
 Jenis jenis tulangan pada aplikasi beton

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 4


1.4 TUJUAN PENULISAN
 Mengetahui apa saja bahan dasar penyusun beton
 Mengetahui apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi
 Memahami bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung
 Dan juga mengetahui apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi
bangunan gedung

1.5 MANFAAT
 Praktis
Membantu masyarakat khusus nya mahasiwa untuk mengenal lebih dalam salah satu
jenis bahan bangunan yaitu beton.
 Teoritis
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang beton.

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 5


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BAHAN DASAR PENYUSUN BETON

Sebelum mengenal tentang bahan dasar penyusun beton, kita harus mengetahui bahwa
beton adalah sebuah bahan bangunankomposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan
pengikat semen.Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang
terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Berikut penjelasan
tentang bahan dasar penyusun beton :

 SEMEN PORTLAND

Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang terbuat dari penggilingan halus (klingker)
dan gips, bila dicampur air didiamkan akan mengikat, mengeras, membatu dan
direndam dalam air tidak larut.

 Ada 4 unsur yang paling penting dalam susunan semen yaitu :

1. Trikalsium silikat (C3S ) atau 3CaO.SiO2


2. Dikalsium silikat (C2S ) atau 2CaO.SiO2
3. Trikalsium aluminat (C2A) atau 3CaO.AlO3
4. Tetrakalsium aluminoferit (C2AF ) atau 4Cao.Al2O3.Fe2O

 Keempat bahan tersebut digiling halus dengan perbandinngan tertentu, setelah


digiling dibakar dengan suhu 1350° dengan proses bertahap

1. Pada suhu 100°C (dalam keadaan kering oven kandungan H2O masih ada)
2. Pada suhu 250°-300°C(warnanya kemerahan, H2O sudah hilang)
3. Pada suhu 800° C(proses kalsinasi) CO2 hilang peruraian dari Batu kapur ke kapur
toho (kapur hidup)
4. Pada suhu 1350°C terjadi proses sintering (pelelahan)

 Setelah melalui proses pemansan tersebut kemudian dialirkan ke tungku putar


pendingin suhunya menjadi 60° berbentuk klingker. Kemudian klingker-klingker
tersebut digiling halus dengan gips dan menjadi semen.
 Senyawa C3S dan C2S memiliki sifat mengikat, senyawa C3A dan C4AF memiliki
sifat mengeras dan mengeluarkan panas hidrasi. Sifat Gypsum (CH4) memperlambat
pengerasan semen dan pengikatannya yang digunakan untuk member kesempatan
pada proses pengerjaan.

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 6


 AGREGAT (Pasir & Kerikil)

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar atau beton. Kira-kira 70 % volume mortar atau beton diisi oleh
agregat. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau beton,
sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan
mortar atau beton. Dari segi ekonomis lebih menguntungkan jika digunakan
campuran beton dengan sebanyak mungkin bahan pengisi dan sedikit mungkin
jumlah semen. Namun keuntungan dari segi ekonomis harus diseimbangkan
dengan kinerja beton baik dalam keadaan segar maupun setelah mengeras.

Pengaruh kekuatan agregat terhadap beton begitu besar, karena umumnya


kekuatan agregat lebih besar dari kekuatan pasta semennya. Namun kekasaran
permukaan agregat berpengaruh terhadap kekuatan beton. Agregat dapat
dibedakan berdasarkan ukuran butiran.Agregat yang mempunyai ukuran butiran besar
disebut agregat kasar, sedangkan agregat yang berbutir kecil disebut agregat halus.

Dalam bidang teknologi beton nilai batas daerah agregat kasar dan agregat halus
adalah 4,75 mm atau 4,80 mm. Agregat yang butirannya lebih kecil dari 4,8 mm
disebut agregat halus. Secara umum agregat kasar sering disebut kerikil,
kericak, batu pecah atau split. Adapun agregat halus disebut pasir, baik berupa pasir
alami yang diperoleh langsung dari sungai, tanah galian atau dari hasil
pemecahan batu. Agregat yang butiranya lebih kecil dari 1,2 mm disebut pasir halus,
sedangkan butiran yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut lanau, dan yang lebih kecil
dari 0,002 mm disebut lempung.

Agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

 Batu, umumnya besar butiran lebih dari 40 mm

 Kerikil, untuk butiran antara 5 sampai 40 mm

 Pasir, untuk butiran antara 0,15 sampai 5 mm

Agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat dan mendekati kubus), bersih,
keras, kuat dan gradasinya baik. Bila butiran agregat mempunyai ukuran yang
sama (seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butiranya
bervariasi maka volume pori menjadi kecil. Hal ini karena butiran yang kecil
dapat mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-pori menjadi
sedikit, dengan kata lain agregat tersebut mempunyai kemampatan tinggi.

Agregat harus pula mempunyai kestabilan kimiawi dan dalam hal-hal tertentu
harus tahan aus dan tahan cuaca.

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 7


 AIR

Air diperlukan pada pembentukan semen yang berpengaruh terhadap sifat kemudahan
pengerjaan adukan beton (workability), kekuatan, susut dan keawetan beton. Air yang
diperlukan untuk bereaksi dengan semen hanya sekitar 25 % dari berat semen saja,
namun dalam kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai sulit jika kurang dari
0,35. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan dipakai sebagai pelumas,
tambahan air ini tidak boleh terlalu banyak karena kekuatan beton menjadi rendah
dan beton menjadi keropos. Kelebihan air ini dituang (bleeding) yang kemudian
menjadi buih dan terbentuk suatu selaput tipis (laitance). Selaput tipis ini akan
mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton dan merupakan bidang sambung yang
lemah

 ADMIXTURE

Bahan campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang bukan air, agregat
maupun semen yang ditambahkan ke dalam campuran sesaat atau selama
pencampuran. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau
pasta semen agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuan
lain seperti menghemat energi (Nawy,1996).

Suatu bahan tambah pada umumnya dimasukkan ke dalam campuran beton dengan
jumlah sedikit, sehingga tingkat kontrolnya harus lebih besar daripada pekerjaan
beton biasa. Oleh sebab itu, kontrol terhadap bahan tambah perlu dilakukan dengan
tujuan untuk menunjukkan bahwa pemberian bahan tambah pada beton tidak
menimbulkan efek samping seperti kenaikan penyusutan kering, pengurangan
elastisitas (L.J. Murdock dan K.M. Brook, 1991)

 Puzolan

Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-
unsur silikat atau aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia , PUBI 1982). Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat semen, tetapi
dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapur
padam pada suhu normal (24 – 270 C) menjadi suatu massa padat yang tidak larut
dalam air.

Unsur silikat dan aluminat yang reaktif akan bereaksi dengan kapur bebas
yang merupakan hasil sampingan proses hidrasi antara semen dan air menjadi
kalsium silikat hidrat (“tobermorite”). Secara sederhana proses kimianya dapat
dituis sebagai berikut:

CH + S + H → C – S – H

Dan

CH + A + H → C – A – H

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 8


Keterangan:

CH = kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

S = silikon dioksida (SiO2)

A = aluminium oksida (Al2O3)

C-S-H = kalsium silikat hidrat (C3S2H3)

Pozolan dapat dipakai sebagai bahan tambahan atau sebagai pengganti


sebagian semen portland. Bila dipakai sebagai pengganti sebagian semen portland,
umumnya berkisar antara 10 sampai 35 persen berat semen. Bahan tambahan ini dapat
membuat beton lebih tahan terhadap garam, sulfat, dan air asam.Laju kenaikan
kekuatannya lebih lambat daripada beton normal.Pada umur 28 hari kuat tekannya
lebih rendah daripada beton normal, namun sesudah 3 bulan (90 hari) kuat tekannya
dapat sedikit lebih tinggi.

2.2 KEUNTUNGAN & KERUGIAN BETON KONTRUKSI

Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat (terkadang bahan tambah,
yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non
kimia). Dan bias dilihat perbandingan antara keuntungan dan kerugian dibawah ini:

 KEUNTUNGAN
Mudah dicetak sehingga bentuk bervariasi
Awet dan tahan lama
Tahan api
Ekonomis
Dapat dicor di tempat
Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan
lokal, kecuali semen Portland.
Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan
termasuk rendah
Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat
tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau
pasangan batu.
Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan

 KERUGIAN
Tegangan tarik rendah
Duktilitas rendah
Berat sendiri sangat besar
Volume tidak stabil
Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena
itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 9


Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang
panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu
sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya
retak-retak akibat perubahan suhu.
Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan
beton.
Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail
secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi
bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

2.3 APLIKASI BETON PADA KONTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Dalam konstruksi bangunan gedung penggunaan beton umumnya dilengkapi dengan


besi tulangan, sehingga beton yang memiliki kuat tekan yang baik dilengkapi dengan besi
tulangan yang memiliki kuat tarik yang baik.Beton bertulang hampir dapat di jumpai pada
semua elemen struktur bangunan, dari pondasi, tie beam/sloof, kolom, balok, dan pelat lantai.
Adapun penjelasannya sebagai berikut

A. Pondasi

Pengertian pondasi yang dimaksud disini adalah suatu jenis konstruksi yang menjadi
dasar dan pondasi ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini
bertujuan untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun terdapat juga
pengertian pondasi yang lain yang mengatakan bahwa pondasi adalah konstruksi yang telah
diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat menjamin keseimbangan dan
kestabilan bangunan terhadap berat yang akan dibebankan pada pondasi tersebut.

B. Tie Beam/ Sloof

Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan.Jenis


Konstruksi Beton Bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan Rumah atau Gedung, dan
posisinya biasanya pada Lantai 1 atau Orang-orang biasa menyebutnya Lantai Dasar.Inilah
sebab nya mengapa kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah “Berdiri”
tegak.walau bentuk sloof tidak terlihat tapi fungsi sloof sangat dibutuhkan dalam suatu
bangunan.Seperti dapat kita lihat pada Gambar dibawah

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 10


C. Kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari
suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan


yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

D. Balok

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu ring
balok juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-
kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok
dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan
kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk.Pola gaya yang tidak seragam dapat
mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internal
material.

E. Pelat lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.

2.4 Jenis-Jenis Tulangan Pada Aplikasi Beton Pada Konstruksi Bangunan Gedung

Jenis-jenis tulangan dalam pekerjaan pembuatan tulangan beton yang biasa kami jumpai
di lapangan adalah sebagai berikut :

1. Tulangan Pokok. Tulangan Pokok disebut juga tulangan utama atau tulangan memanjang.
Yaitu tulangan yang memanjang searah dengan panjang balok atau kolom.

Gambar tulangan pokok

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 11


2. Tulangan Tumpuan. Yaitu tulangan pokok atau
tulangan utama yang posisinya berada di sekitar area
tumpuan. Biasanya yang menggunakan istilah ini
hanya untuk balok (dan juga pelat). Kolom tidak
mengenal tulangan tumpuan. Kalau kolom biasanya
istilahnya tulangan ujung atas atau bawah.

3. Tulangan lapangan. Yaitu tulangan pokok atau


tulangan utama yang posisinya berada di tengah bentang.

4. Tulangan Geser. Tulangan geser disebut juga begel,


sengkang, ties, stirrups, dan lain-lain. Yaitu tulangan
melingkar yang mengikat tulangan utama pada balok
maupun kolom. Fungsinya untuk memegang
tulangan utama, dan sebagai tulangan geser
(menahan gaya dalam geser).

5. Tulangan Ekstra. Yaitu tulangan tambahan yang ditambahkan pada tulangan tumpuan
atau tulangan lapangan. Biasanya tulangan ekstra ini tidak dipasang di sepanjang balok,
tapi hanya di sekitar area yang membutuhkan saja.

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 12


BAB III

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan
atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Bahan penyusun beton
tersebut pun memiliki banyak banyak klasifikasi yang berdasarkan kegunaan, bentuk, dan
ukuran yang mana telah diuraikan pada bagian pembahasan.

Beton sebagai bahan bangunan juga telah lama dikenal di Indonesia.Disamping


mempunyai kelebihan dalam mendukung tegangan tekan, beton mudah dibentuk sesuai
dengan kebutuhan, dapat digunakan pada berbagai struktur teknik sipil serta mudah di
rawat.Dalam pembuatan beton pun dapat dimanfaatkan bahan-bahan lokal oleh sebab itu
beton sangat populer dipakai.

3.2 SARAN

1. Perlu di perhatikan ketika menggunakan beton sebagai bahan struktur, pekerjaan


penulangan beton harus di perhitungkan dengan matang, karena jika tidak kualitas
beton menurun.
2. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan peraturan dan
pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur, sehingga bangunan yang
dihasilkan nantinya selalu memenuh persyaratan yang terbaru yang ada ( up to date )
seperti dalam hal peraturan perencanaan struktur tahan gempa, standar perencanaan
struktur beton, harga matrial terbaru dan sebagainya.
3. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan berpedoman
pada faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pengalaman tenaga
kerja serta segi ekonomisnya.

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 13


DAFTAR PUSTAKA

https://hidayatullailiah.wordpress.com/2016/04/02/bahan-penyusun-beton/

http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-beton-pada-
konstruksi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Beton

http://mynewblogkti.blogspot.co.id/2016/05/struktur-beton-sebagai-salah-satu-bahan_14.html

https://www.scribd.com/doc/203868369/Makalah-Teknologi-Bahan-1-Beton

http://projectmedias.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-tulangan.html

http://blogargajogja.com/struktur/cara-membaca-tulangan-lapangan-dan-tumpuan-pada-
gambar-kerja-struktur.html/attachment/membaca-gambar-detail-balok-kolom-argajogja

https://vancivil.blogspot.co.id/2016/10/pbi-peraturan-beton-bertulang-indonesia.html

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN Page 14

Anda mungkin juga menyukai