“STRUKTUR BETON I”
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2
BABI : PENDAHULUAN
3.1 :Kesimpulan……………………………………………………………… 12
3.2 : Saran....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA….....………………………………………………………..........13
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam
pembangunan fisik.Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam pelaksanaannya
membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi.Namun selain keuntungan
yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang
rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang
dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan
dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar dapat
meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum mengenal tentang bahan dasar penyusun beton, kita harus mengetahui bahwa
beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan
pengikat semen.Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri
dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Berikut penjelasan tentang
bahan dasar penyusun beton :
SEMEN PORTLAND
Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang terbuat dari penggilingan halus (klingker)
dan gips, bila dicampur air didiamkan akan mengikat, mengeras, membatu dan
direndam dalam air tidak larut.
1. Pada suhu 100°C (dalam keadaan kering oven kandungan H2O masih ada)
2. Pada suhu 250°-300°C(warnanya kemerahan, H2O sudah hilang)
3. Pada suhu 800° C(proses kalsinasi) CO2 hilang peruraian dari Batu kapur ke kapur
toho (kapur hidup)
4. Pada suhu 1350°C terjadi proses sintering (pelelahan)
4
Senyawa C3S dan C2S memiliki sifat mengikat, senyawa C3A dan C4AF memiliki sifat
mengeras dan mengeluarkan panas hidrasi. Sifat Gypsum (CH4) memperlambat
pengerasan semen dan pengikatannya yang digunakan untuk member kesempatan
pada proses pengerjaan.
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar atau beton. Kira-kira 70 % volume mortar atau beton diisi oleh
agregat. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau beton,
sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan
mortar atau beton. Dari segi ekonomis lebih menguntungkan jika digunakan
campuran beton dengan sebanyak mungkin bahan pengisi dan sedikit mungkin
jumlah semen. Namun keuntungan dari segi ekonomis harus diseimbangkan
dengan kinerja beton baik dalam keadaan segar maupun setelah mengeras.
Dalam bidang teknologi beton nilai batas daerah agregat kasar dan agregat halus
adalah 4,75 mm atau 4,80 mm. Agregat yang butirannya lebih kecil dari 4,8 mm
disebut agregat halus. Secara umum agregat kasar sering disebut kerikil, kericak,
batu pecah atau split. Adapun agregat halus disebut pasir, baik berupa pasir alami
yang diperoleh langsung dari sungai, tanah galian atau dari hasil pemecahan
batu. Agregat yang butiranya lebih kecil dari 1,2 mm disebut pasir halus, sedangkan
butiran yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut lanau, dan yang lebih kecil dari 0,002
mm disebut lempung.
5
Pasir, untuk butiran antara 0,15 sampai 5 mm
Agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat dan mendekati kubus), bersih,
keras, kuat dan gradasinya baik. Bila butiran agregat mempunyai ukuran yang
sama (seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butiranya
bervariasi maka volume pori menjadi kecil. Hal ini karena butiran yang kecil
dapat mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-pori menjadi
sedikit, dengan kata lain agregat tersebut mempunyai kemampatan tinggi.
Agregat harus pula mempunyai kestabilan kimiawi dan dalam hal-hal tertentu
harus tahan aus dan tahan cuaca.
AIR
Air diperlukan pada pembentukan semen yang berpengaruh terhadap sifat kemudahan
pengerjaan adukan beton (workability), kekuatan, susut dan keawetan beton. Air yang
diperlukan untuk bereaksi dengan semen hanya sekitar 25 % dari berat semen saja,
namun dalam kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai sulit jika kurang dari
0,35. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan dipakai sebagai pelumas,
tambahan air ini tidak boleh terlalu banyak karena kekuatan beton menjadi rendah
dan beton menjadi keropos. Kelebihan air ini dituang (bleeding) yang kemudian
menjadi buih dan terbentuk suatu selaput tipis (laitance). Selaput tipis ini akan
mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton dan merupakan bidang sambung yang
lemah
ADMIXTURE
Bahan campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang bukan air, agregat
maupun semen yang ditambahkan ke dalam campuran sesaat atau selama
pencampuran. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau
pasta semen agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuan
lain seperti menghemat energi (Nawy,1996).
Suatu bahan tambah pada umumnya dimasukkan ke dalam campuran beton dengan
jumlah sedikit, sehingga tingkat kontrolnya harus lebih besar daripada pekerjaan
beton biasa. Oleh sebab itu, kontrol terhadap bahan tambah perlu dilakukan dengan
6
tujuan untuk menunjukkan bahwa pemberian bahan tambah pada beton tidak
menimbulkan efek samping seperti kenaikan penyusutan kering, pengurangan
elastisitas (L.J. Murdock dan K.M. Brook, 1991)
Puzolan
Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-
unsur silikat atau aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia , PUBI 1982). Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat semen, tetapi
dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapur
padam pada suhu normal (24 – 270 C) menjadi suatu massa padat yang tidak larut
dalam air.
Unsur silikat dan aluminat yang reaktif akan bereaksi dengan kapur bebas
yang merupakan hasil sampingan proses hidrasi antara semen dan air menjadi
kalsium silikat hidrat (“tobermorite”). Secara sederhana proses kimianya dapat
dituis sebagai berikut:
CH + S + H → C – S – H
Dan
CH + A + H → C – A – H
Keterangan:
7
lebih rendah daripada beton normal, namun sesudah 3 bulan (90 hari) kuat tekannya
dapat sedikit lebih tinggi.
Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat (terkadang bahan tambah,
yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non
kimia). Dan bias dilihat perbandingan antara keuntungan dan kerugian dibawah ini:
KEUNTUNGAN
Mudah dicetak sehingga bentuk bervariasi
Awet dan tahan lama
Tahan api
Ekonomis
Dapat dicor di tempat
Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan
lokal, kecuali semen Portland.
Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan
termasuk rendah
Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat
tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau
pasangan batu.
Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan
KERUGIAN
Tegangan tarik rendah
Duktilitas rendah
Berat sendiri sangat besar
Volume tidak stabil
Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena
itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.
Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang
8
panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu
sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya
retak-retak akibat perubahan suhu.
Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan
beton.
Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail
secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi
bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
A. Pondasi
Pengertian pondasi yang dimaksud disini adalah suatu jenis konstruksi yang menjadi dasar
dan pondasi ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini bertujuan
untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun terdapat juga
pengertian pondasi yang lain yang mengatakan bahwa pondasi adalah konstruksi yang telah
diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat menjamin keseimbangan dan
kestabilan bangunan terhadap berat yang akan dibebankan pada pondasi tersebut.
Setelah mengetahui pengertian dari pondasi tersebut, selanjutnya akan kita lihat jenis-jenis
pondasi di antaranya:
Pondasi telapak merupakan jenis pondasi sederhana yang telah digunakan oleh
masyarakat indonesia sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari beton tanpa tulang
9
yang dicetak membentuk limas segi empat seperti pada gambar disamping.Sistem
kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam.Jadi pondasi telapak ini menahan kolom
yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah. Seperti halnya ketika
kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih atau ganjalan yang lebih lebar untuk
standar motor ketika di tempatkan pada tanah yang lembek.
Rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan menyalurkan beban
bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas
pada ujung lantai. Pondasi ini biasanya digunakan untuk membuat teras rumah,
fungsinya hampir sama dengan sloof gantung namun rollag bata tidak sekuat sloof
gantung dan tidak semahal sloof gantung.
Pondasi batu kali merupakan pondasi penahan dinding yang digunakan pada
bangunan sederhana.Pondasi ini terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa
campuran pasir dan semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu kali
ini menggunakan perbangingan 1 : 3 karena batu kali akan selalu menerima rembesan
air yang berasal dari tanah. Sehingga membutuhkan campuran yang lebih kuat
menahan rembesan.
Seperti halnya pondasi Batu Kali, pondasi batu bata memiliki fungsi sama. Namun
yang membedakan keduanya hanyalah bahan yang digunakan serta kondisi alam di
daerah sekitarnya.Dikarenakan batu-bata merupakan bahan yang rentan terhadap air,
maka pemasangan harus lebih maksimal artinya bata yang dipasang harus dapat
terselimuti dengan baik.
B. Balok
Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu ring
balok juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-
kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok
10
dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan
kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk.Pola gaya yang tidak seragam dapat
mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internal
material. Beberapa jenis balok antara lain :
11
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan
atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Bahan penyusun beton
tersebut pun memiliki banyak banyak klasifikasi yang berdasarkan kegunaan, bentuk, dan
ukuran yang mana telah diuraikan pada bagian pembahasan.
3.2 SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
https://hidayatullailiah.wordpress.com/2016/04/02/bahan-penyusun-beton/
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-beton-pada-
konstruksi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Beton
http://mynewblogkti.blogspot.co.id/2016/05/struktur-beton-sebagai-salah-satu-bahan_14.html
https://www.scribd.com/doc/203868369/Makalah-Teknologi-Bahan-1-Beton
http://projectmedias.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-tulangan.html
http://blogargajogja.com/struktur/cara-membaca-tulangan-lapangan-dan-tumpuan-pada-
gambar-kerja-struktur.html/attachment/membaca-gambar-detail-balok-kolom-argajogja
https://vancivil.blogspot.co.id/2016/10/pbi-peraturan-beton-bertulang-indonesia.html
13