Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“STRUKTUR BETON I”

DOSEN PEMBIMBING

Ega Nanda Pengestika, ST

DISUSUN OLEH

Andri Yudha Prawira (20510010P)

Ananda Gustiawan (20510014)

UNIVERSITAS TAMANSISWA PALEMBANG

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2

BABI : PENDAHULUAN

1.1 : Latar belakang…………………………………………………………... 3

1.2 : Rumusan masalah……………………………………………………….. 3

1.3 :Tujuan penulisan………………………………………………………… 3

BAB II: PEMBAHASAN

2.1 : Bahan Dasar Penyusun Beton…………………………………………...5

2.2 :Keuntungan dan Kerugian Beton Untuk Konstruksi……………………. .7

2.3 :Aplikasi Beton Pada Konstruksi Bangunan Gedung……………………. .9

BAB III: PENUTUP

3.1 :Kesimpulan……………………………………………………………… 12

3.2 : Saran....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA….....………………………………………………………..........13

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam
pembangunan fisik.Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam pelaksanaannya
membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi.Namun selain keuntungan
yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang
rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang
dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan
dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar dapat
meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.

Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh keseragaman


bahan dasar dan metode pelaksanaan.Pada prakteknya dilapangan, umumnya beton yang
disuplai oleh perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman bahan
dasarnya.Untuk mendapatkan kualitas dan keseragaman beton sesuai seperti yang disyaratkan
maka pelaksanakan pembuatan beton harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan
prosedur.Yang dimaksud dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan disini adalah kuat
tekan beton pada umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-sebab diatas maka diperlukan adanya
kontrol kualitas yang dapat mengetahui kemungkinan terjadinya output yang tidak sesuai
dengan yang disyaratkan sedini mungkin.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Apa saja bahan dasar penyusun beton?
 Apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi?
 Bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?
 Apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?

1.3 TUJUAN PENULISAN


 Mengetahui apa saja bahan dasar penyusun beton
 Mengetahui apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi
 Memahami bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung
 Dan juga mengetahui apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi
bangunan gedung

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BAHAN DASAR PENYUSUN BETON

Sebelum mengenal tentang bahan dasar penyusun beton, kita harus mengetahui bahwa
beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan
pengikat semen.Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri
dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Berikut penjelasan tentang
bahan dasar penyusun beton :

 SEMEN PORTLAND

Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang terbuat dari penggilingan halus (klingker)
dan gips, bila dicampur air didiamkan akan mengikat, mengeras, membatu dan
direndam dalam air tidak larut.

 Ada 4 unsur yang paling penting dalam susunan semen yaitu :

1. Trikalsium silikat (C3S ) atau 3CaO.SiO2


2. Dikalsium silikat (C2S ) atau 2CaO.SiO2
3. Trikalsium aluminat (C2A) atau 3CaO.AlO3
4. Tetrakalsium aluminoferit (C2AF ) atau 4Cao.Al2O3.Fe2O

 Keempat bahan tersebut digiling halus dengan perbandinngan tertentu, setelah


digiling dibakar dengan suhu 1350° dengan proses bertahap

1. Pada suhu 100°C (dalam keadaan kering oven kandungan H2O masih ada)
2. Pada suhu 250°-300°C(warnanya kemerahan, H2O sudah hilang)
3. Pada suhu 800° C(proses kalsinasi) CO2 hilang peruraian dari Batu kapur ke kapur
toho (kapur hidup)
4. Pada suhu 1350°C terjadi proses sintering (pelelahan)

 Setelah melalui proses pemansan tersebut kemudian dialirkan ke tungku putar


pendingin suhunya menjadi 60° berbentuk klingker. Kemudian klingker-klingker
tersebut digiling halus dengan gips dan  menjadi semen.

4
 Senyawa C3S dan C2S memiliki sifat mengikat, senyawa C3A dan C4AF memiliki sifat
mengeras dan mengeluarkan panas hidrasi. Sifat Gypsum (CH4) memperlambat
pengerasan semen dan pengikatannya yang digunakan untuk member kesempatan
pada proses pengerjaan.

 AGREGAT (Pasir & Kerikil)

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar atau beton.  Kira-kira 70 % volume mortar atau beton diisi oleh
agregat.  Agregat  sangat  berpengaruh   terhadap  sifat-sifat  mortar  atau  beton,
sehingga  pemilihan  agregat  merupakan  suatu bagian  penting  dalam pembuatan
mortar  atau  beton.  Dari  segi  ekonomis  lebih  menguntungkan  jika  digunakan
campuran  beton dengan sebanyak  mungkin  bahan pengisi dan sedikit mungkin
jumlah  semen.  Namun  keuntungan  dari  segi  ekonomis  harus  diseimbangkan
dengan kinerja beton baik dalam keadaan segar maupun setelah mengeras.

Pengaruh  kekuatan   agregat   terhadap   beton   begitu   besar,   karena   umumnya


kekuatan  agregat  lebih  besar  dari kekuatan  pasta semennya.  Namun  kekasaran
permukaan   agregat   berpengaruh   terhadap   kekuatan   beton.   Agregat   dapat
dibedakan berdasarkan ukuran butiran.Agregat yang mempunyai ukuran butiran besar
disebut agregat kasar, sedangkan agregat yang berbutir kecil disebut agregat halus.

Dalam bidang teknologi beton nilai batas daerah agregat kasar dan agregat halus
adalah 4,75 mm atau 4,80 mm. Agregat yang butirannya lebih kecil dari 4,8 mm
disebut  agregat  halus.  Secara  umum  agregat  kasar  sering  disebut  kerikil, kericak,
batu pecah atau split. Adapun agregat halus disebut pasir, baik berupa pasir  alami
yang  diperoleh  langsung  dari  sungai,  tanah  galian  atau  dari  hasil pemecahan
batu. Agregat yang butiranya lebih kecil dari 1,2 mm disebut pasir halus, sedangkan
butiran yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut lanau, dan yang lebih kecil dari 0,002
mm disebut lempung.

Agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

 Batu, umumnya besar butiran lebih dari 40 mm

 Kerikil, untuk butiran antara 5 sampai 40 mm

5
 Pasir, untuk butiran antara 0,15 sampai 5 mm

Agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat dan mendekati kubus), bersih,
keras, kuat dan gradasinya  baik. Bila butiran  agregat  mempunyai  ukuran  yang
sama  (seragam)  volume  pori  akan  besar.  Sebaliknya  bila  ukuran  butiranya
bervariasi  maka  volume  pori  menjadi  kecil.  Hal ini karena  butiran  yang  kecil
dapat mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-pori menjadi
sedikit, dengan kata lain agregat tersebut mempunyai  kemampatan tinggi.

Agregat  harus  pula  mempunyai  kestabilan  kimiawi  dan  dalam  hal-hal  tertentu
harus tahan aus dan tahan cuaca.

 AIR

Air diperlukan pada pembentukan semen yang berpengaruh terhadap sifat kemudahan
pengerjaan adukan beton (workability), kekuatan, susut dan keawetan beton. Air yang
diperlukan untuk bereaksi dengan semen hanya sekitar 25 % dari berat semen saja,
namun dalam kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai sulit jika kurang dari
0,35. Kelebihan  air dari jumlah yang dibutuhkan  dipakai sebagai  pelumas,
tambahan  air ini tidak  boleh  terlalu  banyak  karena  kekuatan beton menjadi rendah
dan beton menjadi keropos. Kelebihan air ini dituang (bleeding)   yang  kemudian   
menjadi   buih  dan  terbentuk   suatu   selaput   tipis (laitance). Selaput tipis ini akan
mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton dan merupakan bidang sambung yang
lemah

 ADMIXTURE

Bahan campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang bukan air, agregat
maupun semen yang ditambahkan ke dalam campuran sesaat atau selama
pencampuran. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau
pasta semen agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuan
lain seperti menghemat energi (Nawy,1996).

Suatu bahan tambah pada umumnya dimasukkan ke dalam campuran beton dengan
jumlah sedikit, sehingga tingkat kontrolnya harus lebih besar daripada pekerjaan
beton biasa. Oleh sebab itu, kontrol terhadap bahan tambah perlu dilakukan dengan

6
tujuan untuk menunjukkan bahwa pemberian bahan tambah pada beton tidak
menimbulkan efek samping seperti kenaikan penyusutan kering, pengurangan
elastisitas (L.J. Murdock dan K.M. Brook, 1991)

 Puzolan

Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-
unsur silikat atau aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia , PUBI 1982). Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat semen, tetapi
dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapur
padam pada suhu normal (24 – 270 C) menjadi suatu massa padat yang tidak larut
dalam air.

Unsur silikat dan aluminat yang reaktif akan bereaksi dengan kapur bebas
yang merupakan hasil sampingan proses hidrasi antara semen dan air menjadi
kalsium silikat hidrat (“tobermorite”). Secara sederhana proses kimianya dapat
dituis sebagai berikut:

CH + S + H → C – S – H

Dan

CH + A + H → C – A – H

Keterangan:

CH   = kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

S       = silikon dioksida (SiO2)

A      = aluminium oksida (Al2O3)

C-S-H           = kalsium silikat hidrat (C3S2H3)

Pozolan dapat dipakai sebagai bahan tambahan atau sebagai pengganti


sebagian semen portland. Bila dipakai sebagai pengganti sebagian semen portland,
umumnya berkisar antara 10 sampai 35 persen berat semen. Bahan tambahan ini dapat
membuat beton lebih tahan terhadap garam, sulfat, dan air asam.Laju kenaikan
kekuatannya lebih lambat daripada beton normal.Pada umur 28 hari kuat tekannya

7
lebih rendah daripada beton normal, namun sesudah 3 bulan (90 hari) kuat tekannya
dapat sedikit lebih tinggi.

2.2 KEUNTUNGAN & KERUGIAN BETON KONTRUKSI

Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat (terkadang bahan tambah,
yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non
kimia). Dan bias dilihat perbandingan antara keuntungan dan kerugian dibawah ini:

 KEUNTUNGAN
Mudah dicetak sehingga bentuk bervariasi
Awet dan tahan lama
Tahan api
Ekonomis
Dapat dicor di tempat
Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan
lokal, kecuali semen Portland.
Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan
termasuk rendah
Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat
tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau
pasangan batu.
Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan

 KERUGIAN
Tegangan tarik rendah
Duktilitas rendah
Berat sendiri sangat besar
Volume tidak stabil
Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena
itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.
Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang
8
panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu
sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya
retak-retak akibat perubahan suhu.
Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan
beton.
Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail
secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi
bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

2.3 APLIKASI BETON PADA KONTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Dalam konstruksi bangunan gedung penggunaan beton umumnya dilengkapi dengan


besi tulangan, sehingga beton yang memiliki kuat tekan yang baik dilengkapi dengan besi
tulangan yang memiliki kuat tarik yang baik.Beton bertulang hampir dapat di jumpai pada
semua elemen struktur bangunan, dari pondasi, tie beam/sloof, kolom, balok, dan pelat lantai.
Adapun penjelasannya sebagai berikut

A. Pondasi

Pengertian pondasi yang dimaksud disini adalah suatu jenis konstruksi yang menjadi dasar
dan pondasi ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini bertujuan
untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun terdapat juga
pengertian pondasi yang lain yang mengatakan bahwa pondasi adalah konstruksi yang telah
diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat menjamin keseimbangan dan
kestabilan bangunan terhadap berat yang akan dibebankan pada pondasi tersebut.

Setelah mengetahui pengertian dari pondasi tersebut, selanjutnya akan kita lihat jenis-jenis
pondasi di antaranya:

 Pondasi telapak (untuk Rumah Panggung)

Pondasi telapak merupakan jenis pondasi sederhana yang telah digunakan oleh
masyarakat indonesia sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari beton tanpa tulang

9
yang dicetak membentuk limas segi empat seperti pada gambar disamping.Sistem
kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam.Jadi pondasi telapak ini menahan kolom
yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah. Seperti halnya ketika
kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih atau ganjalan yang lebih lebar untuk
standar motor ketika di tempatkan pada tanah yang lembek.  

 Pondasi Rollag Bata (untuk Penahan lantai)

Rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan menyalurkan beban
bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas
pada ujung lantai. Pondasi ini biasanya digunakan untuk membuat teras rumah,
fungsinya hampir sama dengan sloof gantung namun rollag bata tidak sekuat sloof
gantung dan tidak semahal sloof gantung.

 Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai)

Pondasi batu kali merupakan pondasi penahan dinding yang digunakan pada
bangunan sederhana.Pondasi ini terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa
campuran pasir dan semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu kali
ini menggunakan perbangingan 1 : 3 karena batu kali akan selalu menerima rembesan
air yang berasal dari tanah. Sehingga membutuhkan campuran yang lebih kuat
menahan rembesan.

 Pondasi Batu Bata (untuk Bangunan Sederhana)

Seperti halnya pondasi Batu Kali, pondasi batu bata memiliki fungsi sama. Namun
yang membedakan keduanya hanyalah bahan yang digunakan serta kondisi alam di
daerah sekitarnya.Dikarenakan batu-bata merupakan bahan yang rentan terhadap air,
maka pemasangan harus lebih maksimal artinya bata yang dipasang harus dapat
terselimuti dengan baik.

B. Balok

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu ring
balok juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-
kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok

10
dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan
kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk.Pola gaya yang tidak seragam dapat
mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internal
material. Beberapa jenis balok antara lain :

a. Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung


bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya,
nilai dari semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah
tidak tergantung bentuk penampang dan materialnya.
b. Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung
hanya pada satu ujung tetap
c. Balok teritisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu
kolom tumpuannya.
d. Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan translasi dan rotasi.
e. Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari
dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
f. Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom
tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih
kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.

11
BAB III

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan
atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Bahan penyusun beton
tersebut pun memiliki banyak banyak klasifikasi yang berdasarkan kegunaan, bentuk, dan
ukuran yang mana telah diuraikan pada bagian pembahasan.

Beton sebagai bahan bangunan juga telah lama dikenal di Indonesia.Disamping


mempunyai kelebihan dalam mendukung tegangan tekan, beton mudah dibentuk sesuai
dengan kebutuhan, dapat digunakan pada berbagai struktur teknik sipil serta mudah di
rawat.Dalam pembuatan beton pun dapat dimanfaatkan bahan-bahan lokal oleh sebab itu
beton sangat populer dipakai.

3.2 SARAN

1. Perlu di perhatikan ketika menggunakan beton sebagai bahan struktur, pekerjaan


penulangan beton harus di perhitungkan dengan matang, karena jika tidak kualitas
beton menurun.
2. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan peraturan dan
pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur, sehingga bangunan yang
dihasilkan nantinya selalu memenuh persyaratan yang terbaru yang ada ( up to date )
seperti dalam hal peraturan perencanaan struktur tahan gempa, standar perencanaan
struktur beton, harga matrial terbaru dan sebagainya.
3. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan berpedoman
pada faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pengalaman tenaga
kerja serta segi ekonomisnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://hidayatullailiah.wordpress.com/2016/04/02/bahan-penyusun-beton/

http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-beton-pada-
konstruksi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Beton

http://mynewblogkti.blogspot.co.id/2016/05/struktur-beton-sebagai-salah-satu-bahan_14.html

https://www.scribd.com/doc/203868369/Makalah-Teknologi-Bahan-1-Beton

http://projectmedias.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-tulangan.html

http://blogargajogja.com/struktur/cara-membaca-tulangan-lapangan-dan-tumpuan-pada-
gambar-kerja-struktur.html/attachment/membaca-gambar-detail-balok-kolom-argajogja

https://vancivil.blogspot.co.id/2016/10/pbi-peraturan-beton-bertulang-indonesia.html

13

Anda mungkin juga menyukai