Anda di halaman 1dari 20

KETERKAITAN LUMPUR, AIR, AGREGAT, DAN SEMEN DALAM PEMBUATAN

BETON

MAKALAH

Disusun Oleh:

Masyayya Bunga Maharani(41123010051)


Zahrotul Hayati (41123010074)

LABORATORIUM BAHAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Pembuatan beton merupakan salah satu proses fundamental dalam dunia konstruksi yang
memengaruhi berbagai aspek penting dalam keberhasilan proyek-proyek infrastruktur dan
bangunan. Beton, sebagai salah satu bahan konstruksi paling umum digunakan, memiliki
sifat-sifat yang dapat dimodifikasi dan ditingkatkan melalui pemahaman mendalam tentang
keterkaitan antara komponen-komponennya. Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi
secara komprehensif keterkaitan antara lumpur, air, agregat, dan semen dalam pembuatan
beton.

Lumpur, air, agregat, dan semen adalah unsur-unsur utama yang membentuk struktur dan
sifat-sifat beton. Semen berfungsi sebagai perekat yang mengikat agregat bersama-sama,
sementara agregat memberikan kekuatan struktural pada beton. Lumpur, yang sering kali
terabaikan dalam pembahasan tentang beton, juga memiliki peran krusial dalam mengubah
karakteristik beton, baik dari segi kerjaability maupun ketahanan terhadap air. Air, sebagai
medium untuk reaksi kimia antara semen dan agregat, memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap hasil akhir beton.

Dalam makalah ini, kami akan menyelidiki setiap komponen ini secara terpisah dan
mengungkapkan bagaimana interaksi di antara mereka memengaruhi sifat-sifat beton yang
dihasilkan. Kami juga akan mengulas faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih,
mengukur, dan mengendalikan proporsi serta kualitas lumpur, air, agregat, dan semen dalam
proses pembuatan beton.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang keterkaitan ini, diharapkan pembaca akan
memiliki dasar yang kokoh untuk menciptakan beton berkualitas tinggi yang sesuai dengan
persyaratan proyek konstruksi, termasuk kekuatan, ketahanan terhadap cuaca, serta daya
tahan jangka panjang. Makalah ini juga dapat memberikan wawasan bagi para profesional
dan pelaku industri konstruksi dalam upaya meningkatkan praktik-praktik pembuatan beton
yang berkelanjutan dan efisien. Dengan demikian, kami berharap makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dalam upaya pemahaman yang lebih baik tentang keterkaitan
lumpur, air, agregat, dan semen dalam pembuatan beton, serta mempromosikan praktik-
praktik terbaik dalam industri konstruksi.

i
ABSTRAK

Beton adalah bahan konstruksi utama dalam dunia bangunan modern. Kemampuannya untuk
memberikan kekuatan dan ketahanan terhadap berbagai beban telah menjadikannya pilihan
utama dalam berbagai proyek konstruksi, mulai dari gedung pencakar langit hingga
infrastruktur transportasi. Dalam proses pembuatannya, ada keterkaitan yang sangat penting
antara komponen-komponen utama, yaitu lumpur, air, agregat, dan semen. Lumpur, sebagai
bahan dasar, memainkan peran kunci dalam menentukan kualitas beton akhir. Pemilihan
lumpur yang tepat berdasarkan karakteristik mineralnya sangat penting. Air, sebagai media
pengikat, harus diukur dan dikontrol dengan cermat agar mencapai konsistensi campuran
yang ideal. Agregat, yang terdiri dari berbagai ukuran butir mineral, memberikan kekuatan
dan stabilitas pada beton. Semen, sebagai bahan pengikat utama, mengeras melalui proses
hidrasi dengan air dan berperan dalam mengikat semua komponen menjadi struktur beton
yang padat dan kokoh. Kualitas beton akhir sangat dipengaruhi oleh perbandingan yang tepat
antara komponen-komponen ini, serta proses pemadatan dan pengerasan beton. Selain itu,
penggunaan beton dalam konstruksi juga memiliki dampak lingkungan, terutama melalui
produksi semen yang merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar.
Pemahaman mendalam tentang keterkaitan ini menjadi kunci dalam pengembangan beton
yang lebih kuat, tahan lama, dan berkelanjutan, yang mendukung visi pembangunan
berkelanjutan di masa depan.

Kata kunci: Beton, Lumpur, Air, Agregat, Semen, Pembuatan Beton, Kualitas Beton,
Penggunaan Bahan, Pembangunan Berkelanjutan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
ABSTRAK................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................1
1.3 Manfaat.................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN....................................................................................................................................3
2.1 Lumpur dan Air......................................................................................................................3
2.2 Agregat..................................................................................................................................4
2.2.1 Agregat Halus.....................................................................................................................5
2.2.2 Agregat Kasar.....................................................................................................................6
2.3 Semen....................................................................................................................................7
2.4 Beton.....................................................................................................................................8
BAB III PRAKTIKUM DAN CONTOH ANALISANYA...................................................................................9
3.1 Lumpur & Air.........................................................................................................................9
3.2 Agregat................................................................................................................................10
3.3 Semen..................................................................................................................................11
3.4 Beton...................................................................................................................................13
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beton merupakan bahan konstruksi penting dalam dunia bangunan modern. Dalam
pembuatannya, ada keterkaitan esensial antara lumpur, air, agregat, dan semen. Lumpur
mengandung mineral seperti pasir, debu, dan kerikil. Air berperan sebagai media pengikat
dalam pencampuran, namun jumlahnya harus dikontrol agar tidak terlalu sedikit atau terlalu
banyak. Agregat terdiri dari berbagai ukuran butir mineral yang memberikan kekuatan dan
stabilitas pada beton. Semen adalah bahan pengikat yang mengeras saat bereaksi dengan air
dalam proses hidrasi. Kualitas beton sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen ini dan
perbandingan yang tepat di antara mereka. Pemadatan beton setelah pencampuran juga
penting untuk menghilangkan rongga udara. Setelah itu, beton perlu mengeras dalam kondisi
yang tepat untuk mencapai kekuatan yang diinginkan (Purwanto & Priastiwi, 2017).

Selain dalam pembuatan beton, penggunaan beton dalam konstruksi juga memiliki
dampak lingkungan. Proses produksi semen, komponen utama beton, menghasilkan emisi gas
rumah kaca besar. Oleh karena itu, penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan semen
ramah lingkungan dan mengoptimalkan penggunaan beton dalam proyek konstruksi. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang keterkaitan ini, kita dapat membangun beton yang lebih
kuat, tahan lama, dan ramah lingkungan. Ini adalah langkah penting menuju pembangunan
berkelanjutan dan infrastruktur yang lebih baik untuk masa depan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk memahami bagaimana kandungan lumpur
dan kadar air dalam agregat halus mempengaruhi sifat-sifat beton yang dihasilkan. Hal ini
dapat membantu para insinyur dan produsen beton dalam merancang campuran yang optimal.
Dengan memahami keterkaitan antara lumpur, air, agregat, dan semen dalam pembuatan
beton, kita dapat meningkatkan kualitas beton yang dihasilkan. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan beton yang lebih kuat, tahan lama, dan sesuai dengan standar keamanan dan
keandalan. Salah satu tujuan penting adalah untuk mengoptimalkan penggunaan bahan dalam
produksi beton. Dengan memahami bagaimana lumpur dan air memengaruhi campuran, kita
dapat mengurangi pemborosan bahan dan mengurangi biaya produksi. Oleh karenanya
Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan campuran beton inovatif yang lebih

1
ramah lingkungan, ekonomis, dan berkualitas tinggi. Tujuan ini mendukung upaya untuk
menciptakan solusi konstruksi yang lebih berkelanjutan.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini ialah:

1. Memahami keterkaitan antara lumpur, air, agregat, dan semen dalam pembuatan
beton akan membantu meningkatkan kualitas konstruksi secara keseluruhan. Beton
yang lebih kuat dan tahan lama akan menghasilkan struktur yang lebih aman dan lebih
tahan lama.

2. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana komponen-komponen ini


berinteraksi, produsen beton dapat mengurangi pemborosan bahan dan
memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada. Ini akan mengurangi dampak
lingkungan dan biaya produksi.

3. Penelitian ini dapat merangsang inovasi dalam teknologi pembuatan beton. Dengan
memahami keterkaitan ini, para peneliti dan insinyur dapat menciptakan campuran
beton yang lebih canggih, seperti beton yang lebih tahan terhadap lingkungan atau
beton yang lebih mudah untuk dikerjakan.

2
BAB II

TINJAUAN

2.1 Lumpur dan Air

Kadar lumpur dan kadar air adalah dua parameter penting dalam analisis agregat halus.
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam agregat dengan berat
agregat dalam keadaan kering, yang dinyatakan dalam persentase. Kadar lumpur, di sisi lain,
adalah persentase berat lumpur dalam agregat halus atau pasir. Kadar air dan kadar lumpur
dalam agregat halus memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sifat-sifat beton yang
dihasilkan. Jika terdapat lumpur dalam agregat halus, maka ada kecenderungan meningkatnya
penggunaan air dalam campuran beton yang bersangkutan. Lumpur tidak dapat menyatu
dengan semen, sehingga menghalangi penggabungan antara semen dan agregat serta
mengurangi kekuatan tekan beton. Kandungan lumpur agregat halus yang kurang dari 5%
merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus atau pasir untuk
pembuatan beton. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organik, lumpur, dan sebagainya. Kadar air agregat halus yang optimal menurut SNI 03-
1971-2011 adalah 3%.

Dalam konteks pembuatan beton, kadar air dan kadar lumpur memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap sifat-sifat dan kuat tekan beton. Kadar air adalah perbandingan antara
berat air yang terkandung dalam adukan beton dengan berat total adukan beton tersebut.
Sedangkan, kadar lumpur adalah perbandingan antara berat lumpur yang terkandung dalam
agregat halus dengan berat total agregat halus tersebut. Pengaruh kadar air terhadap kuat
tekan beton telah diteliti, dan hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar air, maka
kuat tekan beton akan semakin rendah. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kadar air yang
tinggi dapat mengurangi kekuatan ikatan antara partikel-partikel agregat dan semen, sehingga
mengurangi kekuatan beton secara keseluruhan. Sementara itu, pengaruh kadar lumpur
terhadap kuat tekan beton juga telah diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin
tinggi kadar lumpur pada agregat halus, maka kuat tekan beton akan semakin rendah.
Kandungan lumpur dalam agregat halus dapat mengganggu ikatan antara partikel-partikel
agregat dan semen, sehingga mengurangi kekuatan beton (Karya & Sipil, 2017).

Dalam pembuatan beton, penting untuk memperhatikan kadar air dan kadar lumpur agar
didapatkan beton dengan kuat tekan yang optimal. Kadar air yang terlalu tinggi atau kadar
lumpur yang tinggi dapat mengurangi kekuatan beton, sedangkan kadar air yang terlalu
3
rendah dapat mengurangi kelembutan dan kemampuan adukan untuk mengisi rongga-rongga
antara partikel-partikel agregat. Oleh karena itu, pengendalian kadar air dan kadar lumpur
dalam pembuatan beton sangat penting untuk mendapatkan beton yang berkualitas. Dalam
dunia konstruksi, kualitas beton adalah faktor yang sangat penting untuk memastikan
keamanan dan keberlanjutan struktur bangunan. Kadar air dan kadar lumpur adalah dua
parameter yang harus diperhatikan dengan cermat dalam proses pembuatan beton. Keduanya
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sifat-sifat beton yang dihasilkan, termasuk kuat
tekan, keawetan, dan ketahanan terhadap berbagai beban.

Kadar air adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi kuat tekan beton. Kuat tekan
beton adalah kemampuan beton untuk menahan tekanan atau beban tekan. Semakin tinggi
kadar air dalam campuran beton, semakin rendah kuat tekan beton tersebut. Hal ini
disebabkan oleh beberapa alasan. Kelebihan air dalam campuran beton dapat mengurangi
kekuatan ikatan antara semen dan agregat. Ketika air berlebih, ia akan melapisi partikel-
partikel semen dan agregat, menghalangi proses hidrasi semen yang menghasilkan ikatan
kuat. Akibatnya, beton akan menjadi kurang padat dan rentan terhadap deformasi atau
retakan. Oleh karenanya air berlebih dalam beton juga dapat mengganggu perbandingan
antara air dan semen dalam proses hidrasi. Ini dapat menyebabkan pembentukan pori-pori
yang lebih banyak dalam struktur beton, yang pada gilirannya mengurangi kuat tekan beton.
Selain itu, pori-pori yang terbentuk akibat kelebihan air juga dapat menjadi tempat bagi air
untuk merembes masuk dan keluar dari beton, yang dapat merusak keawetan beton. Oleh
karena itu, penting untuk mencapai perbandingan air-semen yang optimal dalam pembuatan
beton. Perbandingan ini harus diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan
proyek konstruksi. Menerapkan perbandingan air-semen yang tepat akan membantu
meningkatkan kuat tekan beton dan mengurangi risiko deformasi dan kerusakan (Prayuda,
2018).

2.2 Agregat

Agregat adalah salah satu komponen utama dalam pembuatan beton, dan jenis serta
kualitas agregat yang digunakan memiliki dampak signifikan terhadap kualitas dan kekuatan
beton yang dihasilkan. Dalam pembuatan beton, terdapat dua jenis agregat utama yang
digunakan, yaitu agregat halus dan agregat kasar. Setiap jenis agregat memiliki karakteristik
unik yang memengaruhi sifat-sifat beton, dan pemilihan jenis agregat yang tepat sangat
penting untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam konstruksi. Kadar lumpur dalam agregat

4
halus, seperti pasir, juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kuat tekan beton.
Lumpur adalah partikel-partikel halus yang tidak bersifat reaktif terhadap semen. Ketika ada
terlalu banyak lumpur dalam agregat halus, hal ini dapat mengganggu proses hidrasi semen
dan menghambat ikatan antara semen dan agregat. Lumpur dapat berfungsi sebagai
penghalang antara partikel semen dan agregat, sehingga mengurangi efektivitas ikatan kimia
antara keduanya. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi kekuatan ikatan antara partikel-
partikel dalam beton dan mengakibatkan kuat tekan beton yang rendah. Selain itu, kandungan
lumpur yang tinggi dalam agregat halus juga dapat menghasilkan agregat yang lebih kasar.
Partikel-partikel lumpur yang melekat pada agregat dapat meningkatkan gesekan antara
partikel-partikel agregat, yang dapat mengganggu aliran beton dalam proses pengecoran.
Akibatnya, beton mungkin tidak dapat merata dan kompak, yang juga dapat memengaruhi
kuat tekan beton (Gunawan, 2014).

2.2.1 Agregat Halus

Agregat halus adalah jenis agregat dengan ukuran butiran kurang dari 5 mm atau lolos
saringan 5 mm. Agregat halus umumnya terdiri dari pasir alam, pasir buatan, atau campuran
keduanya. Fungsi utama dari agregat halus dalam campuran beton adalah sebagai bahan
pengisi. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan agregat halus
dalam pembuatan beton adalah sebagai berikut:

1. Gradasi: Gradasi mengacu pada distribusi ukuran butiran agregat halus. Jika
butirannya seragam dalam ukuran, maka volume pori dalam campuran beton akan
besar. Sebaliknya, jika terdapat variasi dalam ukuran butiran, volume pori dalam
campuran beton akan menjadi lebih kecil. Gradasi yang baik dapat mempengaruhi
kerapatan dan kekuatan campuran beton.

2. Kadar Air: Kadar air dalam agregat halus merupakan faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan beton. Agregat halus harus memiliki kadar air yang
tepat agar campuran beton tidak terlalu kering atau terlalu basah. Kadar air yang
sesuai akan mempengaruhi konsistensi dan workability beton.

3. Kebersihan: Agregat halus harus bersih dari kontaminan seperti tanah, lumpur, bahan
organik, atau zat-zat lain yang dapat mempengaruhi kualitas beton. Kontaminan-
kontaminan tersebut dapat mengurangi ikatan antara agregat halus dan semen,
mengakibatkan penurunan kekuatan beton.

5
4. Tekstur dan Bentuk Butiran: Tekstur dan bentuk butiran agregat halus juga berperan
penting dalam pembuatan beton. Agregat halus dengan butiran yang lebih tajam atau
berbentuk cuboid memiliki potensi untuk menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan
pasta semen.

2.2.2 Agregat Kasar

Agregat kasar memiliki ukuran butiran lebih besar dari 5 mm dan berfungsi utama
dalam memberikan kekuatan pada beton. Jenis-jenis agregat kasar meliputi kerikil, batu
pecah, atau bahan-bahan alam lainnya yang memiliki ukuran butiran yang sesuai. Berikut
beberapa aspek penting terkait dengan penggunaan agregat kasar dalam pembuatan beton:

1. Kekuatan Hancur: Kekuatan agregat kasar adalah kemampuannya untuk menahan


tekanan atau benturan. Kekuatan agregat kasar ini memengaruhi ikatan antara agregat
kasar dan pasta semen. Agregat kasar yang memiliki kekuatan hancur yang tinggi
cenderung menghasilkan beton yang lebih kuat.

2. Ketahanan Terhadap Benturan: Ketahanan agregat kasar terhadap benturan juga


penting, terutama dalam kasus beton yang akan menerima beban dinamis atau beban
benturan. Agregat kasar yang tahan terhadap benturan akan mempertahankan
kekuatannya dalam situasi-situasi seperti beban berulang atau getaran.

3. Porositas dan Karakteristik Penyerapan Air: Agregat kasar memiliki porositas yang
dapat memengaruhi daya tahan terhadap agresi kimia dan penyusutan. Porositas yang
tinggi dapat membuat beton lebih rentan terhadap serangan kimia atau efek cuaca
yang ekstrem.

Pemilihan jenis agregat yang tepat dalam pembuatan beton sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti jenis konstruksi, kebutuhan kekuatan beton, ketersediaan agregat di
lokasi, dan anggaran proyek. Berikut beberapa pertimbangan penting dalam pemilihan
agregat:

1. Jenis Konstruksi: Jenis konstruksi yang akan menggunakan beton akan memengaruhi
pemilihan jenis agregat. Misalnya, untuk konstruksi jalan raya, agregat kasar dengan
kekuatan yang tinggi mungkin lebih cocok, sementara untuk campuran beton
bangunan, agregat halus berkualitas baik dapat menjadi pilihan yang tepat.

6
2. Kebutuhan Kekuatan: Kebutuhan kekuatan beton adalah faktor penting dalam
pemilihan agregat. Agregat kasar dengan kekuatan yang tinggi akan menghasilkan
beton yang memiliki kekuatan tekan yang lebih tinggi, sementara agregat halus
dengan distribusi ukuran yang baik dapat meningkatkan kerapatan dan kekuatan
beton.

3. Ketersediaan Lokal: Ketersediaan agregat di lokasi proyek dapat mempengaruhi


pilihan agregat. Menggunakan agregat yang tersedia di dekat lokasi proyek dapat
mengurangi biaya transportasi dan waktu pengiriman.

4. Anggaran Proyek: Anggaran proyek juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan


agregat. Agregat berkualitas tinggi mungkin memiliki biaya yang lebih tinggi, jadi
penting untuk menemukan keseimbangan antara kualitas dan anggaran yang tersedia.

Kualitas agregat memiliki dampak langsung pada kualitas beton yang dihasilkan. Agregat
yang baik dan berkualitas akan menghasilkan beton yang kuat, tahan lama, dan memiliki
daya tahan terhadap berbagai beban dan kondisi lingkungan. Sebaliknya, penggunaan agregat
yang buruk atau tidak memenuhi standar dapat mengakibatkan beton yang lemah, mudah
retak, dan rentan terhadap kerusakan.

2.3 Semen

Semen adalah bahan pokok dalam konstruksi, dan perannya sangat penting dalam
mengikat bahan-bahan lain menjadi satu kesatuan massa yang dapat mengeras dan
membentuk struktur yang kuat. Secara umum, semen dapat didefinisikan sebagai bahan
perekat yang digunakan untuk merekatkan bagian-bagian benda padat menjadi bentuk yang
kompak, keras, dan tahan lama. Salah satu jenis semen yang paling umum digunakan di
Indonesia adalah semen tipe I (OPC - Ordinary Portland Cement). Jenis semen ini menjadi
pilihan utama bagi sebagian besar konsumen karena ketersediaannya yang lebih melimpah
dibandingkan dengan tipe semen lainnya. Namun, untuk memahami lebih dalam mengenai
jenis semen ini, kita perlu melihat sejarah dan komposisi kimia dari semen Portland (Fatika et
al., 2023).

Semen Portland pertama kali diciptakan oleh Joseph Aspdin, seorang insinyur asal
Inggris, pada tahun 1824. Aspdin berhasil menciptakan semen ini dengan mencampurkan dan

7
membakar batu kapur dan tanah liat yang telah dihaluskan, digiling, dan kemudian dibakar
menjadi lelehan dalam tungku. Hasil dari proses ini adalah semen yang memiliki kemampuan
mengikat dan mengeras ketika dicampur dengan air, yang sangat berguna dalam berbagai
proyek konstruksi.

2.4 Beton

Beton adalah materi bangunan yang paling banyak digunakan dibumi ini. Dengan beton
dapat dibangunnya bendungan, pipa saluran, pondasi, basement, bangunan pencakar langit
maupun jalan raya. Beton adalah material komposit yang tersusun dari tiga bahan penyusun
utama yaitu semen, agregat dan air. Adapun bahan tambah yang digunakan dalam beton
berupa bahan kimia pembantu (admixture) untuk mengubah sifat-sifat beton ketika masih
berupa beton segar (fresh concrete) atau beton keras. Beton mempunyai kuat tekan yang
besar sementara kuat tariknya yang kecil. Tetapi sebelum material beton mengeras beton,
campuran beton merupakan campuran yang plastis, sehingga keadaan ini sering kita sebut
sebagai kelecakan beton. Pada pekerjaan beton, sering kita mengenal istilah beton normal
(plain concrete). Beton normal adalah beton yang menggunakan bahan dasar agregat, semen
dan air. Sedangkan beton yang menggunakan admixture diberi nama yang lebih spesifik
sesuai dngan spesifikasinya, misalnya beton mutu tinggi, beton mengalir (flowing concrete)
dan lain sebagainya. material yang di gunakan umumnya tersusun dari tiga bahan penyusun
utama yaitu semen, agregat dan air. Jika diperlukan, bahan mineral pembantu (Fly Ash) dan
bahan tambah (admixture) dapat ditambahkan. Bahan mineral pembantu biasanya digunakan
dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mengurangi pemakaian semen, mengurangi
bleeding atau menambah kelecakan beton segar. Sedangkan bahan tambah biasanya
digunakan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari beton (Pujiono, et al., 2013).

8
BAB III
PRAKTIKUM DAN CONTOH ANALISANYA

3.1 Lumpur & Air

Gambar 3.1.1 Pengukuran kadar lumpur dan air

Praktikum 1: Analisis Lumpur & Air

 Tujuan Praktikum

Menganalisis sifat-sifat lumpur dan pengaruhnya terhadap kualitas air.

Alat dan Bahan:

1. Sampel lumpur (diambil dari sungai atau sumber lainnya)

2. Alat ukur pH

3. Alat ukur kekeruhan air

4. Beaker glass

5. Air bersih

6. Kertas lakmus

9
7. Gelas ukur

Prosedur:

1. Ambil sampel lumpur dan tempatkan dalam beaker glass.

2. Tambahkan air bersih ke dalam beaker glass yang berisi lumpur.

3. Aduk campuran lumpur dan air dengan lembut.

4. Ukur pH campuran menggunakan alat ukur pH.

5. Ukur kekeruhan air menggunakan alat ukur kekeruhan.

6. Gunakan kertas lakmus untuk menguji keasaman atau kebasaan air.

Analisis:

1. Catat nilai pH. Air dengan pH mendekati 7 dianggap netral. Air dengan pH kurang
dari 7 bersifat asam, sedangkan air dengan pH lebih dari 7 bersifat basa.

2. Catat nilai kekeruhan air. Kekeruhan tinggi dapat mengindikasikan tingkat pengotoran
atau kekeruhan dalam air.

3. Hasil pengujian dengan kertas lakmus akan memberikan indikasi awal tentang sifat
asam atau basa dari air.

3.2 Agregat

3.2.1 Agregat Halus

Tujuan Praktikum: Menganalisis karakteristik agregat (pasir, kerikil, dll.) yang akan
digunakan dalam konstruksi.

Alat dan Bahan:

10
1. Sampel agregat

2. Gelas ukur

3. Alat ukur berat jenis

4. Ayakan dengan berbagai ukuran lubang

5. Timbangan

6. Oven

Prosedur:

1. Timbang sampel agregat kering untuk mendapatkan berat sampel.

2. Oven-dry sampel agregat selama beberapa jam hingga berat konstan.

3. Timbang berat sampel agregat kering.

4. Ayakkan agregat melalui ayakan dengan berbagai ukuran lubang.

5. Timbang berat agregat yang tertinggal di setiap ayakan.

Analisis:

1. Hitung berat jenis agregat menggunakan rumus: Berat jenis = (Berat kering / Volume
kering).

2. Catat hasil ayakan untuk menentukan distribusi ukuran agregat.

3. Evaluasi apakah agregat memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan untuk proyek


konstruksi tertentu.

3.3 Semen

11
Gambar 3.3.1 Semen

Tujuan Praktikum: Menganalisis sifat-sifat semen seperti waktu pengerasan dan kekuatan
awal.

Alat dan Bahan:

1. Semen

2. Air bersih

3. Gelas ukur

4. Wadah campuran

5. Mortar mixer atau mixer lainnya

6. Kubus cetakan

7. Alat uji kekuatan tekan

Prosedur:

1. Campurkan semen dan air dalam wadah campuran dengan perbandingan tertentu
sesuai dengan desain percobaan.

2. Campuran kemudian dimasukkan ke dalam kubus cetakan.

3. Biarkan campuran mengeras selama periode waktu yang ditentukan.

4. Uji kekuatan tekan sampel semen yang telah mengeras.

Analisis:

12
1. Catat waktu pengerasan semen.

2. Ukur kekuatan tekan sampel menggunakan alat uji kekuatan tekan. Hasilnya
digunakan untuk menilai kualitas semen.

3.4 Beton

Gambar 3.4.1 Beton

Tujuan Praktikum: Mengukur kuat tekan beton dan mengevaluasi pengaruh rasio air-semen
terhadap kuat tekan beton.

Alat dan Bahan:

1. Beton segar (siapkan beton segar dengan berbagai rasio air-semen)

2. Cetakan silinder beton

3. Penggilingan beton

4. Alat uji tekan

Prosedur:

1. Siapkan cetakan silinder beton dan cetak silinder beton dari campuran dengan rasio
air-semen yang berbeda.

2. Biarkan silinder beton mengeras selama periode tertentu (misalnya, 7 hari atau 28
hari).

13
3. Uji tekan silinder beton untuk mengukur kuat tekan.

Analisis:

Gambar 3.4.2 Lapisan

1. Bandingkan kuat tekan beton dari campuran dengan rasio air-semen yang berbeda.

2. Diskusikan bagaimana rasio air-semen memengaruhi kuat tekan beton dan aplikasinya
dalam konstruksi.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam pembuatan beton, keterkaitan antara lumpur, air, agregat, dan semen adalah faktor
yang sangat penting. Setiap komponen memiliki peran unik dalam membentuk sifat-sifat
beton akhir, termasuk kekuatan, ketahanan, dan kualitas keseluruhan. Lumpur harus dipilih
dengan hati-hati, air harus dikendalikan dengan tepat, agregat harus berkualitas tinggi, dan
penggunaan semen yang benar sangat diperlukan untuk menghasilkan beton yang kuat dan
tahan lama. Pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara komponen-komponen ini
merupakan kunci dalam pembuatan beton berkualitas tinggi. Perbandingan yang tepat antara
komponen-komponen ini dan proses pemadatan yang baik diperlukan untuk menghasilkan
beton yang sesuai dengan kebutuhan proyek konstruksi. Selain itu, kesadaran terhadap
dampak lingkungan produksi

15
DAFTAR PUSTAKA

Fatika, R. D., Mahardana, Z. B., Lailiya, H., Nisa’, K., Fahmi, M. I. F., Ardianto, R. P., &
Widyakrama, O. T. (2023). Meningkatkan Kapasitas Kuat Tekan Beton dengan Kendala
Kadar Lumpur Agregat Halus. Cived, 10(1), 190.
https://doi.org/10.24036/cived.v10i1.121338
Gunawan, A. (2014). Pengaruh Campuran Dua Agregat Halus Terhadap Kuat Tekan Beton.
Jurnal Inersia, 6(1), 61–72.
Karya, J., & Sipil, T. (2017). Pengaruh Gradasi Pasir Dan Faktor Air Semen Pada Mortar
Terhadap Kekuatan Beton Prepacked. 6(1), 147–156. Retrieved from http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Prayuda, H. (2018). Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Menggunakan Komparasi. (September),
1–10.
Pujiono, et al., A. (2013). Pengaruh Faktor Air Semen terhadap Kuat Tekan Beton dengan
Agregat Batu Apung (The Effect of Water-Cement Ratio on the Compressive Strength
of Concrete with Pumice Aggregate). Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, 16(2), 184–190.
Purwanto, & Priastiwi, Y. A. (2017). PENGARUH KADAR LUMPUR PADA AGREGAT
HALUS DALAM MUTU BETON Purwanto, Yulita Arni Priastiwi *). Pengaruh Kadar
Lumpur Pada Agregat Halus Dalam Mutu Beton, 33, 46–52. Retrieved from P
Purwanto, YA Priastiwi - Teknik, 2012 - ejournal.undip.ac.id

16

Anda mungkin juga menyukai