4.1.1 Data-data
Zona Gempa : 4
( Tulangan Pokok )
( Tulangan Sengkang )
2
(PPIUG - 83).
03 tabel 3.2.5a.
03 pasal 3.16.7.
Balok Induk
Lantai Ket
L
h b
(Cm) (Cm) (Cm)
Balok Anak
Lantai Ket
L h b
(Cm) (Cm) (Cm)
Keterangan :
SL : Sloof
BL : Balok Lantai
RB : Ring Balk
BA : Balok Anak
BC : Balok Kanopi
4.1.3.2 Kolom
L Balok = 400 Cm
= 45573 Cm4
Ic ( Kolom ) = 1/12 . b4 b= h
45 x 45 Cm
L Balok = 800 Cm
= 630000 Cm4
Ic ( Kolom ) = 1/12 . b4 b= h
45 x 45 Cm
L Balok = 800 Cm
= 630000 Cm4
Ic ( Kolom ) = 1/12 . b4 b= h
Kolom
Lantai Keterangan
H h b
(Cm) (Cm) (Cm)
I 400 45 45 K
II 400 45 45 K
III 400 45 45 K
Keterangan :
K : Kolom
grafitasi yaitu :
struktur yaitu :
1. Beban atap
a. Beban mati
kayu
10
b. Beban hidup
Beban pekerja
a. Beban mati
kayu
(5 x 21) + (1 x 24)
b. Beban hidup
a. Beban mati
(5 x 21) + (1 x 24)
b. Beban hidup
a. Beban mati
143 x 60 x 10 : 85800 Kg
b. Beban hidup
aktifitas pekerja.
Gambar 4.1 Distribusi beban hidup dan beban mati pada pelat
a. Beban mati
b. Beban hidup
a. Beban mati
b. Beban hidup
Gambar 4.2 Distribusi beban hidup dan beban mati pada pelat
a. Beban mati
a. Beban hidup
a. Beban mati
b. Beban hidup
berikut :
(K).
gedung.
1. Berat atap
a. Beban mati
Dan kaso
Gording, dsb
WD : 120.872 Kg
b. Beban hidup
Total : 60.000 Kg
WL : 30.000 Kg
WD + W L = 120.872 Kg + 30.000 Kg
= 150.872 Kg
2. Berat lantai 3
a. Beban mati
WD : 830.656 Kg
b. Beban hidup
Total : 150.000 Kg
WL : 75.000 Kg
WD + W L = 830.656 Kg + 75.000 Kg
= 905.656 Kg
3. Berat lantai 2
a. Beban mati
WD : 830.656 Kg
b. Beban hidup
Total : 150.000 Kg
WL : 75.000 Kg
WD + W L = 830.656 Kg + 75.000 Kg
= 905.656 Kg
a. Beban mati
21
WD : 731.032 Kg
b. Beban hidup
Total : 150.000 Kg
WL : 75.000 Kg
WD + W L = 731.032 Kg + 75.000 Kg
= 806.032 Kg
Jadi, total berat gedung ialah jumlah berat dari tiap lantai.
Wt = W atap : 150.872 Kg
W lantai 3 : 905.656 Kg
W lantai 2 : 905.656 Kg
Wt : 2.768.216 Kg
Tx = Ty : 0.06 . H 3/4
H : 16,15 Meter
: 0.48 detik
bangunan gedung.
terlampir diperoleh.
23
struktur (K)
bertulang dengan
daktalitas penuh
Vx = Vy : C . I . K . Wt
: 138.410,80 Kg
bangunan gedung
1. Arah x
Fi, x : Wi . hi . Vx
Wi . hi
2. Arah y
Fi, y : Wi . hi . Vy
Wi . hi
Dengan :
sepanjang tinggi gedung dalam arah x dan y untuk tiap portal adalah
sebagai berikut :
25
Tabel. 4.4 Distribusi gaya geser dasar horizontal total akibat gempa ke sepanjang
Dasar / 1 0 806.032 0 0 0 0
: 1.508,72
9,81
: 153,79 KN.det2/m
: 153,79 . (3.700)
12
: 760.158
12
: 47.418,58 KN.det2.m2/m
: 9.056,56
9,81
: 923,20 KN.det2/m
: 923,20 . (3.700)
12
: 1.601.766
12
: 284.653,33 KN.det2.m2/m
: 9.056,56
9,81
: 923,20 KN.det2/m
: 923,20 . (3.700)
12
: 1.601.766
12
: 284.653,33 KN.det2.m2/m
: 8.060,32
9,81
: 821,64 KN.det2/m
: 821,64 . (3.700)
12
: 2.187.846
12
: 253.339 KN.det2.m2/m
dahulu menentukan unit satuan pada kolom yang terletak pada ujung
berikut :
-2, 0, 4, 8, 12
tumpuan.
berikut :
-5, -3, 1, 5
33
-2, 0, 4, 8, 12
tumpuan.
1. Beton
2. Baja tulangan
pokok
sengkang
34
1. Beban mati
2. Beban hidup
3. Beban gempa
2. Beban angin
merata
3. Beban gempa
analisis statik.
biasa
spiral
otomatis hasil analisa dapat dipakai, akan tetapi jika informasi yang
otomatis hasil dari proses analisa tersebut dapat dilihat, adapun hasil
berikut :
1. P, gaya aksial
sumbu-2)
sumbu-3)
maupun kolom. Dari kesuluruhan hasil desain yang ada, desain yang
baik balok ataupun kolom yang hasilnya dianggap kritis, kritis dalam
artian momen atau geser yang terjadi lebih besar, dalam hal ini portal
4.3.4.1 Kolom
38
Gambar 4.6 Desain kebutuhan tulangan kolom lantai dasar atau lantai 1
Sengkang : 10 150 mm
2. Kolom lantai 2
39
Sengkang : 10 150 mm
3. Kolom lantai 3
40
Sengkang : 10 150 mm
4.3.4.2 Balok
Sengkang : 10 150 mm
42
Sengkang : 10 180 mm
Sengkang : 10 150 mm
44
Sengkang : 10 180 mm
Sengkang : 10 150 mm
46
Sengkang : 10 180 mm
Sengkang : 8 180 mm