Anda di halaman 1dari 52

Modul Aplikasi ETABS

PROSEDUR PERSIAPAN STEP BY STEP


PENGGUNAAN APLIKASI ETABS
PERANCANGAN GEDUNG 12 LANTAI

I. PENDAHULUAN

Gedung tinggi merupakan sebuah ’trend’ baru dalam sebuah mahakarya


dalam dunia teknik sipil, hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor dan salah
satunya adalah terbatasnya lahan kosong di suatu daerah yang akan dibangun
sebuah proyek, alhasil pemikiran untuk ‘menambah’ ruang terhadap kebutuhan
sarana tersebut terciptalah pemikiran untuk menambah keatas dengan artian
gedung tersebut direncanakan banyak tingkat bukan melebar maupun
memanjang. Hal ini justru harus menjadi pertimbangan terhadap beban – beban
yang bekerja pada sebuah struktur bangunan yang akan direncanakan nantinya
yakni beban yang bersifat statis dan beban yang bersifat dinamis.
Beban yang bersifat statis dapat dikalkulasi dengan jelas baik bangunan
tersebut akan direncanakan melebar atau memanjang maupun bangunan
tersebut akan direncanakan keatas, beban statis ini terdiri dari beban mati struktur
itu sendiri (Dead Load), beban mati tambahan (Super Imposed Dead Load) dan
beban hidup (Live Load). Beban yang bersifat dinamis terdapat ‘keunikan’ dalam
melakukan rekayasa terhadap beban tersebut, terdapat banyak beban yang
bersifat dinamis salah satunya adalah beban gempa (Seismic). Hal ini dikatakan
‘unik’ karena terdapat banyak peraturan dari berbagai negara yang membatasi
dan mengatur dalam melakukan rekayasa tehadap beban gempa. Indonesia
memiliki peraturan terhadap rekayasa gempa yakni tertuang dalam SNI 1726 – 2019
Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan
non-gedung, SNI 1726 – 2019 merujuk pada ASCE 7 – 16. SNI 1726 – 2019 ini lah
peraturan baru dan ‘penyempurna’ SNI peraturan gempa pendahulunya.
Tipe bangunan yang dibicarakan pada modul ini adalah bangunan gedung,
pada perencanaan struktur gedung, sistem struktur terdiri dari banyak sistem dan
salah satunya adalah sistem rangka pemikul momen dan dinding geser (Dual
System) dengan artian bahwa dalam sistem struktur tersebut terdiri dari rangka
(Frame) dan dinding geser (Shear Wall) yang berfungsi untuk menahan beban –
beban yang bekerja pada struktur tersebut. Sistem ganda dijelaskan dalam SNI 1726
– 2019 Pasal 7.2.5.1 Hal. 53 yakni rangka pemikul momen harus mampu memikul
paling sedikit 25% gaya seismik desain. Hal ini berarti karena dinding geser sendiri
memliki peranan yang besar dalam meredam gempa serta mode dalam
participating mass ratio yang harus terpenuhi sesuai dengan SNI 1726 – 2019.

1
Modul Aplikasi ETABS

II. STANDAR DESAIN

Peraturan yang digunakan sebagai acuan dalam perancangan ini adalah


sebagai berikut:
1. SNI 1726 – 2019 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non-gedung.
2. SNI 2847 – 2020 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan
penjelasan.
3. SNI 1727 – 2020 Beban desain minimum dan kriteria terkait untuk
bangunan gedung dan struktur lain.
4. ASCE 7 – 13 Minimum design loads and associated criteria for buildings
and other structures.
5. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, 1987.

III. DATA PERENCANAAN GEDUNG

Data umum gedung pada perencanaan adalah sebagai berikut:


1. Fungsi Bangunan : Apartemen
2. Tinggi Bangunan : 48 Meter
3. Tinggi Antar Lantai : 4 Meter
4. Jumlah Lantai : 12 Lantai
5. Lokasi : Kampus D Gunadarma, Depok
6. Sistem Struktur : x – x = Sistem Ganda (Dual System)
y – y = Sistem Ganda (Dual System)
7. Material : Beton Bertulang
8. Mutu Beton (fc’) : Struktur Utama* = K400 = 0.083 x 400 = 33,2 MPa
Struktur Lainnya* = K300 = 0.083 x 300 = 24,9 MPa
9. Mutu Baja (fy) : Tul. Induk = BJ 55 = 410 Mpa
Tul. Sengkang = BJ 37 = 240 Mpa
10. Tebal Pelat Lantai : 150 mm
11. Tebal Pelat Atap : 125 mm
12. Dimensi Kolom : Kolom K1
- Panjang = 750 mm
- Lebar = 750 mm
Kolom K2
- Panjang = 700 mm
- Lebar = 700 mm
Kolom K3
- Panjang = 650 mm
- Lebar = 650 mm

2
Modul Aplikasi ETABS

13. Dimensi Balok : Balok Induk B1 (X – X)


- Lebar = 500 mm
- Tinggi = 350 mm
Balok Induk B2 (Y – Y)
- Lebar = 400 mm
- Tinggi = 300 mm
Balok Anak B3 (X – X)
- Lebar = 400 mm
- Tinggi = 200 mm
Balok Anak B4 (Y – Y)
- Lebar = 300 mm
- Tinggi = 200 mm
14. Dimensi Dinding Geser : Shear Wall 1
- Lebar = 350 mm
- Panjang = 4500 mm
Shear Wall 2
- Lebar = 350 mm
- Panjang = 4500 mm
Shear Wall 3
- Lebar = 350 mm
- Panjang = 4500 mm
Shear Wall 4
- Lebar = 350 mm
- Panjang = 4500 mm
Shear Wall 5
- Lebar = 350 mm
- Panjang = 3525 mm
Shear Wall 6
- Lebar = 350 mm
- Panjang = 3000 mm
Shear Wall 7
- Lebar = 350 mm
- Panjang = 3525 mm

*Struktur Utama: Kolom, Balok & Dinding Geser


*Struktur Lainnya: Pelat Lantai & Pelat Atap

3
Modul Aplikasi ETABS

IV. DATA PEMBEBANAN STATIS

Pembebanan statis pada perancangan ini meliputi beban mati, beban mati
tambahan dan beban hidup.

A. BEBAN MATI
Beban Mati terdiri dari berat sendiri elemen struktur dan beban mati
tambahan.

A.1. Berat Sendiri Struktur


Beban material beton bertulang: 2400 Kg/m3 = 24 kN/m3 (Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, 1987)

A.2. Beban Mati Tambahan per m2 pada Lantai


Beban mati tambahan per m2 lantai dijabarkan pada tabel berikut:

Tabel 1. Beban Mati per m2 Pada Lantai 1 – 11


Berat
Jenis Beban Sumber
kN/m2
ASCE 7-10 Table C3-1,
Keramik & Spesi 1,10 Ceramic or quarry tile (19
mm) on 25 mm mortar bed
ASCE 7-10 Table C3-1,
Ducting Mekanikal 0,19 Mechanical Duct
Allowance
ASCE 7-10 Table C3-1,
Penggantung Langit – Langit 0,1 Suspended Steel Channel
System
ASCE 7-10 Table C3-1,
Plafon 0,05
Acoustical Fiberboard
Total 1,44

4
Modul Aplikasi ETABS

Tabel 2. Beban Mati per m2 Pada Lantai 12


Berat
Jenis Beban Sumber
kN/m2
ASCE 7-10 Table C3-1,
Lapisan Waterproofing 0,05 Waterproofing Membrane
Liquid Applied
ASCE 7-10 Table C3-1,
Ducting Mekanikal 0,19 Mechanical Duct
Allowance
ASCE 7-10 Table C3-1,
Penggantung Langit – Langit 0,1 Suspended Steel Channel
System
ASCE 7-10 Table C3-1,
Plafon 0,05
Acoustical Fiberboard
Total 0,39

A.3. Beban Dinding per m’


Beban dinding pada perancangan ini dimabil sesuai dengan ASCE
7-10 Table C3-1 sebesar 2,5 kN/m2, Besar beban dinding sebagai
berikut:
a. Arah Horizontal (X – X)
Balok yang membentang di arah (X – X) adalah Balok B1 dengan
ketinggian 500 mm, maka beban dinding adalah sebagai
berikut:
1. Bentang Bersih Dinding = Tinggi Antar Lantai – Tinggi Balok =
= 4000 – 500 = 3500 mm
2. Beban dinding = Bentang bersih X beban dinding
= 3,5 X 2,5 = 8,75 kN/m’
b. Arah Vertikal (Y – Y)
Balok yang membentang di arah (Y – Y) adalah Balok B2 dengan
ketinggian 400 mm, maka beban dinding adalah sebagai
berikut:
1. Bentang Bersih Dinding = Tinggi Antar Lantai – Tinggi Balok =
= 4000 – 400 = 3600 mm
2. Beban dinding = Bentang bersih X beban dinding
= 3,6 X 2,5 = 9 kN/m’

5
Modul Aplikasi ETABS

B. BEBAN HIDUP
Beban hidup yang digunakan tidak dikalikan dengan faktor reduksi
sebagai berikut:
1. Beban Hidup Lantai 1 – 11
Lantai Hunian : 1,92 kN/m2 (SNI 1727 – 2020 Tabel 4.3.1)
Beban Partisi : 0,72 kN/m2 (SNI 1727 – 2020 Ps. 4.3.2)
Total : 2,64 kN/m2
2. Beban Hidup Lantai 12
Atap Datar : 0,96 kN/m2 (SNI 1727 – 2020 Tabel 4.3.1)

V. ESTIMASI DESAIN (PRELIMINARY DESIGN)

Estimasi desain atau yang lebih sering disebut dengan preliminary design
adalah estimasi desain awal jenis material, mutu material dan dimensi struktur yang
akan direncanakan. Estimasi desain beberapa sudah disinggung dalam data
perencanaan struktur pada bagian material beton dan material tulangan (baja).
Berikut adalah estimasi desain berdasarkan engineering judgement*:

A. Mutu Beton (Fc’)


Mutu beton pada perancangan ini digunakan beton K-400 untuk struktur
kolom, balok & dinding geser, untuk struktur pelat lantai dan atap
digunakan beton K-300. Konversi satuan beton kubus (15 x 15 x 15 x 15) K
(kg/cm2) ke satuan beton silinder (Ø15 x 30) adalah sebagai berikut:
 K400 = 400 Kg/cm2 x 0,083 = 33,2 MPa
 K300 = 300 Kg/cm2 x 0,083 = 24,9 MPa

B. Mutu Baja/Tulangan (Fy)


Mutu baja tulangan pada perancangan ini diambil berdasarkan SNI 03 –
1729 – 2002 tabel 5.3 Sifat mekanis baja struktural sebagai berikut:

Tabel 3. Sifat Mekanis Baja Struktural


Tegangan Putus Tegangan Leleh Peregangan
Jenis
Minimum, fu Minimum, fy Minimum
Baja
(MPa) (MPa) (MPa)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

6
Modul Aplikasi ETABS

Pada perancangan ini digunakan BJ 55 dengan fy = 410 MPa sebagai mutu


tulangan induk dan BJ 37 sebagai tulangan sengkang sebagai dengan fy
= 240 MPa.

C. Dimensi Balok
SNI 2847 - 2019 memberikan batasan pada tabel 9.3.1.1 – Tinggi minimum
balok nonprategang sebagai berikut:

Gambar 1. Tinggi Minimum Balok Nonprategang

Perlekatan sederhana berarti balok yang akan direncanakan menumpu


sederhana pada kolom pada sisi kiri dan kanan. Dalam hal ini SNI 2847 –
2019 membatasi bahwa tinggi minimum balok yang akan didesain
adalah l/16.
 Pada perancangan ini diambil rumus l/12 untuk estimasi awal
(preliminary design) balok induk dan l/16 untuk balok anak.
 Lebar balok diambil dengan rumus 2/3 x h.
 Bentang balok terpanjang dari perancangan ini adalah terletak pada
posisi horizontal (X – X) AS H9 – I9 dengan besaran 6 meter.
 Bentang balok terpanjang setelah AS H9 – I9 adalah terletak pada
posisi vertikal (Y – Y) AS A1 – A3 dengan besaran 4,5 meter.
 Balok anak untuk arah horizontal dimodelkan menopang balok anak
vertikal, dikarenakan bentang yang lebih panjang dibandingkan
dengan bentang vertikal.
Estimasi awal (preliminary design) balok adalah sebagai berikut:
A. Preliminary Design arah horizontal (X – X)
 Tinggi Balok Induk Horizontal (h) (X – X) = Bentang Balok/12 =
= 6000/12 = 500 mm
 Lebar Balok Induk Horizontal (b) (X – X) = Tinggi Balok x 2/3 =
= 500 x 2/3 = 333,333
= 350 mm (Pembulatan)

7
Modul Aplikasi ETABS

 Tinggi Balok Anak Horizontal (h)(X – X) = Bentang Balok/16 =


= 6000/16 = 375 mm
= 400 mm (Pembulatan)
 Lebar Balok Anak Horizontal (b) (X – X) = Tinggi Balok x 2/3 =
= 400 x 2/3 = 266,667
= 200 mm (Pembulatan)
B. Preliminary Design arah vertikal (Y – Y)
 Tinggi Balok Induk Vertikal (h) (Y – Y) = Bentang Balok/12 =
= 4500/12 = 374 mm
= 400 mm (Pembulatan)
 Lebar Balok Induk Vertikal (b) (Y – Y) = Tinggi Balok x 2/3 =
= 400 x 2/3 = 266,667
= 300 mm (Pembulatan)
 Tinggi Balok Anak Vertikal (h) (Y – Y) = Bentang Balok/16 =
= 4500/16 = 281,5 mm
= 300 mm (Pembulatan)
 Lebar Balok Anak Vertikall (b) (Y – Y) = Tinggi Balok x 2/3 =
= 300 x 2/3 = 200 mm

Hasil dari preliminary design balok dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 4. Dimensi Balok Rencana


No Deskripsi Notasi Dimensi Satuan
1 Balok Induk Horizontal B1 350 X 500 mm
2 Balok Anak Horizontal B3 200 X 400 mm
3 Balok Induk Vertikal B2 300 X 400 mm
4 Balok Anak Horizontal B4 200 X 300 mm

8
Modul Aplikasi ETABS

D. Dimensi Pelat Lantai


SNI 2847 - 2019 memberikan batasan pada tabel 8.3.1.2 – Ketebalan
minimum pelat dua arah nonprategang dengan balok diantara tumpuan
pada semua sisinya sebagai berikut:

Gambar 2. Ketebalan Minimum Pelat Lantai

Pada perancangan ini pelat didesain tanpa drop panel. perhitungan


preliminary design untuk pelat adalah sebagai berikut:
 Tinggi Pelat Rencana (h) : 150 mm
 Bentang Pelat Lantai Rencana (L) : 6000 mm
 Lebar balok Horizontal (bbx) : 350 mm
 Tinggi Balok Horizontal (Hbx) : 500 mm
 Lebar balok Horizontal (bby) : 300 mm
 Tinggi Balok Horizontal (Hby) : 400 mm
 Inersia Pelat Lantai (Ipelat) : 1/12 X b X h3 =
= 1/12 X 6000 X 1503 =
= 1687500000 mm4
 Inersia Balok Horizontal (Ibx) : 1/12 b X h3 =
= 1/12 X 350 X 5003 =
= 3645833333 mm4
 Inersia Balok Vertikal (Iby) : 1/12 b X h3 =
= 1/12 X 300 X 4003 =
= 1600000000 mm4
 Rasio Inersia Pelat & Balok (αfm) = IPelat/Ibx =
= 1687500000/3645833333 = 0,5
= IPelat/Iby =
= 1687500000/1600000000 = 1,1
Perhitungan rasio pelat dan balok berada pada kondisi 2 yakni 0,2 < αfm <
2,0, berdasarkan SNI 2847 – 2019 tabel 8.3.1.2 bahwa nilai yang diambil
paling besar antara (b) dan (c). Pada perancangan ini dibatasi bahwa

9
Modul Aplikasi ETABS

tebal minimum pelat lantai sudah dalam kondisi aman dikarenakan tebal
yang disyaratkan oleh SNI 2847 – 2020 tabel 8.3.1.2 125 mm sedangkan
pada perancangan ini tebal pelat lantai didesain 150 mm dan untuk pelat
atap didesain 125 mm.

E. Dimensi Dinding Geser


SNI 2847 - 2019 memberikan batasan pada tabel 11.3.1.1 – Tebal minimum
dinding h sebagai berikut:

Gambar 3. Tebal Minimum Dinding h

Dengan mempertimbangkan pelaksanaan konstruksi di lapangan, tebal


dinding geser setidaknya mengakomodasi panjang pengangkuran balok
yang menumpu pada dinding geser (ldh) berdasarkan SNI 2847 – 2019 Pasal
18.8.5.1 Untuk tulangan D10 hingga D36 yang ujungnya diberi kait standar,
panjang penyaluran (ldh) harus dihitung berdasarkan persamaan (18.8.5.1)
sebagai berikut:
𝑓𝑦 𝑑𝑏
𝑙𝑑ℎ =
5,4𝜆√𝑓𝑐′
Maka tebal dinding geser adalah sebagai berikut:
 Mutu Tulangan (fy) : 410 MPa
 Mutu Beton (fc’) : 33,2 MPa
 Diameter Tulangan Rencana (db) : D25 (Asumsi Awal)
 Faktor Modifikasi Refleksi (λ) : 1 (SNI 2847 – 2019 Ps. 18.8.5.1)

10
Modul Aplikasi ETABS

𝑓𝑦 𝑑𝑏 410 × 25
𝑙𝑑ℎ = = = 329, 428 ≈ 350 𝑚𝑚
5,4𝜆√𝑓𝑐′ 5,4 × 1 × √33,2
Tebal dinding geser yang digunakan pada perancangan ini adalah 350
mm.

F. Dimensi Kolom
Dimensi kolom pada perancangan ini dihitung berdasarkan persamaan
berikut:
𝑃𝑢
𝐴𝑔 =
0,35 𝑓𝑐 ′

 Ag : Luas Penampang Kotor


 Pu : Gaya Aksial/Tekan pada Kolom
 fc’ : Mutu Beton
Nilai gaya aksial/tekan pada kolom akan dijelaskan secara detail pada
step by step run 1 mengenai preliminary design kolom. Perhitungan
penampang kolom adalah sebagai berikut:
Pu : 4068931 N (Didapatkan melalui kalkulasi otomatis pada ETABS)
𝑃𝑢 4068931
𝐴𝑔 = = = 350166 𝑚𝑚2
0,35 𝑓𝑐 ′ 0,35 × 33,2
𝑆 = √𝐴𝑔 = √350166 = 592 𝑚𝑚 ≈ 650 𝑚𝑚

Dimensi kolom direduksi per 4 lantainya sebagai upaya dalam efisiensi


penggunaan beton dalam rancangannya sehingga master Story pada
perancangan ini terletak di Story 1, Story 5 dan Story 9 dengan artian
section kolom dibagi menjadi 3 bagian. Hasil akhir preliminary design
adalah sebagai berikut:
 Sisi Penampang Kolom Lantai 1 – Lantai 4 : 650 X 650 mm
 Sisi Penampang Kolom Lantai 5 – Lantai 8 : 600 X 600 mm
 Sisi Penampang Kolom Lantai 9 – Lantai 12 : 550 X 550 mm

G. Ringkasan Preliminary Design


Ringkasan hasil preliminary design pada perancangan ini dijabarkan
dalam tabel berikut:

Tabel 5. Ringkasan Preliminary Design


No Deskripsi Notasi Hasil Satuan
1 Beton Struktur Utama fc’ 33,2 MPa
2 Beton Struktur Lainnya fc’ 24,9 MPa
3 Baja Tulangan Utama fy 410 MPa

11
Modul Aplikasi ETABS

Tabel 6. Ringkasan Preliminary Design (Lanjutan)


No Deskripsi Notasi Hasil Satuan
4 Baja Tulangan Sengkang fy 370 MPa
5 Balok Induk Horizontal B1 350 X 500 mm
6 Balok Induk Vertikal B2 300 X 400 mm
7 Balok Anak Horizontal B3 200 X 400 mm
8 Balok Anak Vertikal B4 200 X 300 mm
9 Pelat Lantai hpelat 150 mm
10 Pelat Atap hatap 125 mm
11 Dinding Geser 1 SW 1 4500 X 350 mm
12 Dinding Geser 2 SW 2 4500 X 350 mm
13 Dinding Geser 3 SW 3 4500 X 350 mm
14 Dinding Geser 4 SW 4 4500 X 350 mm
15 Dinding Geser 5 SW 5 3525 X 350 mm
16 Dinding Geser 6 SW 6 3000 X 350 mm
17 Dinding Geser 7 SW 7 3525 X 350 mm
18 Kolom Lantai 1 – 4 K1 650 X 650 mm
19 Kolom Lantai 5 – 8 K2 600 X 600 mm
20 Kolom Lantai 9 – 12 K3 550 X 550 mm

*Engineering Judgement: Keputusan/Pertimbangan Rekayasa

VI. DENAH MODEL STRUKTUR

Model struktur yang akan didesain akan dijabarkan pada gambar berikut:

Gambar 4. Denah Rencana Gedung

12
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 5. Denah Struktur Balok

Gambar 6. Denah Struktur Kolom

Gambar 7. Denah Struktur Shear Wall

13
Modul Aplikasi ETABS

VII. PEMODELAN STRUKTUR MENGGUNAKAN ETABS 2017

Bahasan dalam sub bab ini adalah step by step dalam menggunakan
program perhitungan struktur ETABS 2017 dengan penjelasan singkat. Terdapat
beberapa running dan pengecekan yang diatur nantinya dalam SNI 1726 – 2019.

VII.A. Pemodelan Grid dan Konversi Satuan


Pemodelan seluruh elemen struktur dimulai dengan membuat grid data,
membuat material dan dimensi elemen struktur serta penggambaran seluruh
elemen struktur sesuai dengan struktur rencana. Langkah – langkahnya adalah
sebagai berikut:

1. Buka aplikasi ETABS 2017 pada komputer, klik pada menu shortcut yang
terdapat pada kiri atas atau dengan menggunakan perintah klik menu File
– New Model.

Gambar 8. Model Initialization

Pada setting-an model initialization klik use built-in setting with serta pilih
ketentuan sebagai berikut:
 Display Units : Metric SI (Satuan Internasional)
 Concrete Design Code : ACI 318 – 14 (Acuan terhadap SNI 2847 – 2019)
untuk perencanaan dengan material baja dapat melakukan penyesuian
terhadap ketentuan baja sesuai dengan SNI terkait dan peraturan dari SNI
acuan terkait yang berlaku di Indonesia.

14
Modul Aplikasi ETABS

2. Selanjutnya akan muncul menu new model quick template sebagai berikut:

Gambar 9. New Model Quick Templates

Pada setting-an new model quick templates sesuaikan ketentuan struktur


rencana sebagai berikut:
 Pada menu Grid Dimension (Plan) pilih Custom Grid Spacing. Hal ini dipilih
karena nantinya akan lebih mudah diatur pada menu Edit Grid Data.
 Pada menu Story Dimensions sesuaikan pada Simple Story Data dengan
tinggi dan jumlah lantai yang akan dirancang sebagai berikut:
o Number of Stories (Jumlah Lantai) : 12 Lantai
o Typical Story Height (Tinggi Antar Lantai tipikal) : 4 meter
o Bottom Story Height (Tinggi Lantai Dasar) : 4 meter
 Pada menu Add Structural Objects pilih Grid Only
3. Grid Spacing dilakukan dengan cara klik pada Custom Grid Spacing sebagai
berikut:
 Pada menu Rectangular Grids pilih Display Grid Data as Spacing, hal ini
bertujuan untuk setting-an grid yang akan dirancang berdasarkan jarak As
ke As.
 Pada menu Options terdapat Bubble Size yang berfungsi untuk mengatur
besar notasi As yang akan digambar, untuk bubble size dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan pengguna.
 Pada menu Story Range Option terdapat pilihan apabila ingin melakukan
penggambaran grid yang berbeda pada lantai tertentu, pada
perancangan ini diambil default karena struktur typical.

15
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 10. Grid System Data Setelah disesuaikan dengan Model Struktur

Gambar 11. Grid dan Story Data

16
Modul Aplikasi ETABS

4. Konversi Satuan
Satuan yang digunakan pada perancangan ini menggunakan satuan Metric SI
dan juga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pengguna sebagai berikut:

Gambar 12. Display Units

VII.B. Membuat Material Struktur


Material struktur yang akan disesuaikan pada ETABS adalah material beton
bertulang, yang terdiri dari beton (concrete) dan tulangan (rebar). Material beton
bertulang yang digunakan memiliki ketentuan sebagai berikut:
 Mutu Beton (fc’) : K400 = 400 X 0,083 = 33,2 MPa (C, B, SW)
K300 = 300 X 0,083 = 24,9 MPa (Pelat)
 Modulus Elastisitas Beton (Ec) : 4700 × √𝑓𝑐 ′ = 4700 × √33,2 = 27081,137 𝑀𝑃𝑎
4700 × √𝑓𝑐 ′ = 4700 × √24,9 = 23452,952 𝑀𝑃𝑎
 Berat Jenis Beton : 2400 Kg/m3 = 24 kN/m3
 Mutu Tulangan Utama (fy) : BJ55 = 410 MPa
 Mutu Tulangan Sengkang(fy) : BJ37 = 240 MPa
 Tegangan Putus T. Utama (fu) : 550 MPa
 Tegangan Putus T. Sengkang (fu) : 370 MPa
 Modulus Elastisitas Tulangan (E) : 200000 MPa
 Berat Jenis Baja : 7850 Kg/m3 = 78,5 kN/m3

17
Modul Aplikasi ETABS

Langkah – langkah pembuatan material beton struktur pada ETABS adalah


sebagai berikut:
1. Klik pada menu Define > Add New Material sehingga muncul dialog menu
Define Materials dan Add New Material Property

Gambar 13. Define Materials dan Add New Material Property Beton

2. Pada menu Add New Material Property terdapat beberapa penyesuaian


sebagai berikut:
 Region : Isi User (Karena Indonesia belum masuk dalam sistem ETABS)
 Material Type : Concrete
 Standard : User (Default)
 Grade :-
 Lalu Klik OK sehingga muncul kotak dialog menu baru Material Property
Data

3. Pada menu Material Property Data terdapat beberapa isian yang harus
dipenuh sebagai berikut:
 Material Name : Nama Material Misalnya K-400/ K-300 dll
 Weigh per Unit Volume : Berat Jenis Material Beton (24 kN/m3)
 Modulus of Elasticity : Modulus Elastisitas Beton
Mudulus elastisitas beton dapat dilakukan
kalkulasinya pada ETABS dengan mengisi kotak
Modulus of Elasticity dengan rumus: 4700*fc’^0.5
sebagai contoh modulus elastisitas Beton K-400
dengan fc’ 33,2 MPa adalah 4700*33,2^0,5 lalu

18
Modul Aplikasi ETABS

tekan Enter sehingga akan otomatis terisi modulus


elastisitas beton sesuai dengan perhitungan.
Selanjutnya dengan klik pada menu Modify/Show Material Property Design
Data, hal ini bertujuan untuk mengubah Specified Concrete Compressive
Strength (fc’) artinya adalah untuk mengubah mutu beton (fc’) sesuai dengan
mutu beton yang digunakan. Pada kotak dialog Specified Concrete
Compressive Strength (fc’) juga dapat dikalkulasi mengubah mutu beton
dengan satuan Kg/cm2 ke MPa, sebagai contoh beton K400 maka pada kotak
dialog diisi 400*0.083 lalu tekan Enter sehingga akan otomatis terisi mutu beton
sesuai perhitungan.

Gambar 14. Material Property Data Beton

19
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 15. Material Property Design Data Beton

4. Material beton lainnya dapat dilakukan penyalinan (copy) data berdasarkan


data beton sebelumnya dengan cara sebagai berikut:
 Klik Menu Add Copy of Material sebelumnya pastikan item yang akan disalin
sama dengan pendahulu itemnya, contohnya Kita akan menyalin data K-400
untuk material baru K-300.

Gambar 16. Add Copy of Material Beton

 Pada menu Material Property Data dilakukan penyesuaian seperti


sebelumnya, namun terdapat perubahan yang dilakukan yakni pada
Material Name, Modulus Elasticity (E) dan Material Property Design (fc’) sesuai
dengan kebutuhan beton yang akan dirancang.

5. Material beton tambahan sebagai acuan untuk preliminary design kolom yakni
K-Preliminary. Cara menambah material beton K-Preliminary sama dengan cara
sebelumnya namun perbedaannya hanya terdapat pada Weight per Unit
Volume (Berat Jenis Beton) dengan diisikan angka 0, sehingga kolom yang

20
Modul Aplikasi ETABS

dirancang hanya menahan gaya distribusi dari balok, pelat dan dinding geser.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan nilai gaya axial (Pu) yang terjadi pada
kolom.

Gambar 17. Material Property Data K-Preliminary

Selanjutnya membuat material tulangan baja (Rebar), langkah – langkah


pembuatan material tulangan baja adalah sebagai berikut:
1. Klik pada menu Define > Add New Material sehingga muncul dialog menu
Define Materials dan Add New Material Property

Gambar 18. Define Materials dan Add New Material Property Tulangan

2. Pada menu Add New Material Property terdapat beberapa penyesuaian


sebagai berikut:
 Region : Isi User (Karena Indonesia belum masuk dalam sistem ETABS)
 Material Type : Rebar

21
Modul Aplikasi ETABS

 Standard : User (Default)


 Grade :-
 Lalu Klik OK sehingga muncul kotak dialog menu baru Material Property
Data

3. Pada menu Material Property Data terdapat beberapa isian yang harus
dipenuh sebagai berikut:
 Material Name : Nama Material Misalnya BJ55/ BJ37 dll
 Weigh per Unit Volume : Berat Jenis Material Baja (78,5 kN/m3)
 Modulus of Elasticity : 200000 MPa

4. Pada menu Design Property Data terdapat beberapa isian yang harus dipenuh
sebagai berikut:
 Minimum Yield Strength, fy : 410 MPa
 Minimum Tensile Strength, fu : 550 MPa
 Expected Yield Strength, fye : 1,1 X 410 = 451 MPa
 Expected Yield Strength, fue : 1.1 X 550 = 605 MPa
- Minimum Yield Strength adalah tegangan leleh baja
- Minimum Tensile Strength adalah tegangan tarik baja
- Expected Yield Strength adalah tegangan efektif dari tegangan tarik dan
leleh, diasumsikan tegangan efektif material baja adalah 1,1 kali dari tegangan
yang ada.

Gambar 19. Material Property Data Baja

22
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 20. Material Property Design Data Baja

5. Material tulangan baja lainnya dapat dilakukan penyalinan (copy) data


berdasarkan data tulangan baja sebelumnya dengan cara sebagai berikut:
 Klik Menu Add Copy of Material sebelumnya pastikan item yang akan disalin
sama dengan pendahulu itemnya, contohnya Kita akan menyalin data BJ 55
untuk material baru BJ 37.

Gambar 21. Add Copy of Material Tulangan Baja

VII.C. Membuat Elemen Struktur


Elemen struktur yang akan dirancang harus memiliki pendekatan/asumsi
terkait dengan pemodelan yang akan dilakukan, beberapa asusmsi yang
digunakan dalam perancangan struktur ini adalah sebagai berikut:
1. Elemen struktur balok akan dimodelkan sebagai Balok Persegi bukan sebagai
Balok T, ini berarti bahwa balok akan dimodelkan sesuai dengan dimensi hasil
preliminary design.

23
Modul Aplikasi ETABS

2. Pelat lantai dan pelat atap akan dimodelkan sebagai Shell bukan sebagai
Membrane, sehingga pelat lantai perlu dilakukan “Meshing” pada strukturnya.
Hal ini terkait dengan pemodelan dari balok, apabila balok dimodelkan sebgai
Balok T maka pelat dimodelkan sebagai Membrane, jika balok dimodelkan
sebagai Balok Persegi maka pelat dimodelkan sebagai Shell.
3. SNI 2847 – 2019 Tabel 6.6.3.1.1 (a) menjelaskan tentang momen inersia dan luas
penampang yang diizinkan untuk analisis elastis pada level badan terfaktor
sebagai berikut:
 Kolom : 0,7 Ig
 Dinding Tidak Retak : 0,7 Ig
 Dinding Retak : 0,35 Ig
 Balok : 0,35 Ig
 Pelat datar : 0,25 Ig
CSI America dalam wikipedianya juga menjelaskan yang merujuk kepada ACI
dimana ACI sendiri adalah rujukan dari SNI, penjelasannya sebagai berikut:

Tabel 7. Acuan Koefisien Reduksi pada Masing – Masing Struktur


ACI/SNI ETABS
Balok 0,35 Ig I22 = I33 0.35
Kolom 0,7 Ig I22 = I33 0.7
Model sebagai Shell
Dinding Tidak Retak 0,7 Ig 0.7
– f11, f22
Sama dengan
Dinding Retak 0,35 Ig 0.35
Dinding Tidak Retak
 Jika dimodelkan
sebagai Membrane 0.25
– f11, f22, f12
Pelat Datar 0,25 Ig  Jika dimodelkan
sebagai Shell – f11,
0.25
f22, f12, m11, m22,
m12

Pada perancangan ini digunakan asumsi model balok sebagai Balok Persegi dan
pelat sebagai Shell.

VII.C.1 Pemodelan Elemen Balok


Langkah – langkah pemodelan elemen balok adalah sebagai berikut:
1. Pilih menu Define > Section Properties > Frame Section

24
Modul Aplikasi ETABS

2. Pada menu Frame Properties sudah diberikan properties secara default, namun
agar nantinya tidak tercampur dengan dimensi yang dirancang, properties
yang terdapat lebih baik dihapus. Klik Delete Multiple Properties > Blok semua
Properties default dari ETABS > Delete Selected Frame Sections lalu pilih OK.

Gambar 22. Frame Properties dan Delete Multiple Frame

3. Setelah Properties default dari ETABS terhapus maka pilih Add New Property. Pilih
Concrete sehingga muncul menu Frame Section Property Data.

Gambar 23. Frame Properties Shape Type untuk Balok

4. Isi bagian – bagian yang akan dirancang sebagai berikut:


 Property Name : B1 (Misalnya akan memodelkan balok B1)

25
Modul Aplikasi ETABS

 Material : K-400 (Pilih material sesuai dengan Preliminary Design)


 Depth (Tinggi Balok) : 500 mm (Tinggi Balok)
 Widht (Lebar Balok) : 350 mm (Lebar Balok)

Gambar 24. Frame Section Properties Data Balok

5. Pada bagian Property Modifiers, Ganti Moment of Innertia about 2 & 3 axis dari
default bernilai 1 menjadi 0.35 (Sesuai ketentuan dalam ETABS dan SNI/ACI)

Gambar 25. Property/Stiffness Modification Factors Balok

26
Modul Aplikasi ETABS

6. Pada bagian Modify/Show Rebar terdapat beberapa item yang harus dibubah
sebagai berikut:
 Design Type : M3 Design Only (Beam)
 Rebar Material :
o Longitudunal Bars : BJ 55 (Mutu Tulangan Induk)
o Confinement Bars (Ties) : BJ 37 (Mutu Tulangan Sengkang)
 Cover to Longitunal Rebar : 40 mm (Tebal Selimut Beton sesuai dengan SNI
2847 – 2019 Tabel 20.6.1.3.1)

Gambar 26. Frame Section Property Reinforcement Data Balok

7. Jika Item yang diperlukan sudah dilakukan perubahan klik OK.


8. Langkah selanjutnya adalah melakukan penyalinan (Copy) data terhadap
balok yang telah didesain yang berguna sebagai shortcut dalam pembuatan
elemen balok lainnya. Pada menu Frame Properties > Add Copy of Property
(Pastikan telah memilih balok pendahulu yang akan disalin) lalu akan tampil
menu Frame Section Property Data.
9. Data yang akan diubah/disesuaikan sebagai berikut:
 Property Name : B2 (Misalnya akan memodelkan balok B2)
 Depth : 400 (Tinggi Balok)
 Width : 300 (Lebar Balok)
10. Hal yang sama juga berlaku untuk Balok Anak (B3 dan B4).
11. Perlu diperhatikan bahwa beban dinding yang akan direncanakan sesuai
dengan perencanaan awal, karena beberapa dari perencanaan ada yang
menggambarkan dinding tertumpu pada pelat lantai dan ada yang
menggambarkan dinding persis tertumpu diatas balok. Hal ini nantinya akan
terdapat perbedaan besar beban dinding yang akan di-input nantinya.

27
Modul Aplikasi ETABS

12. Dinding dalam perancangan ini didesain menumpu terhadap balok induk arah
horizontal dan arah vertikal sehingga perlu dimodelkan balok pemikul dinding.
13. Langkah – langkah pembuatan balok induk B2, Balok anak B3 dan B4 dilakukan
sama dengan cara yang telah dijabarkan sebelumnya, untuk balok anak tidak
perlu dimodelkan memiliki balok dinding karena balok anak tidak menahan
beban dinding diatasnya.

VII.C.2 Pemodelan Elemen Kolom


Langkah – langkah pemodelan elemen kolom adalah sebagai berikut:
1. Pilih menu Define > Section Properties > Frame Section
2. Pilih Concrete sehingga muncul menu Frame Section Property Data.

Gambar 27. Frame Properties Shape Type Kolom

3. Isi bagian – bagian yang akan dirancang sebagai berikut:


 Property Name : K1 (Misalnya akan memodelkan kolom K1)
 Material : K – Preliminary*
: *Hal ini bertujuan untuk melakukan preliminary design
pada run 1 yaknik mencari nilai sisi pada kolom
rencana.
 Depth : 500 mm (Asumsi Awal Panjang Kolom)
 Widht : 500 mm (Asumsi Awal Lebar Kolom )

28
Modul Aplikasi ETABS

.
Gambar 28. Frame Section Properties Data Kolom

4. Pada bagian Property Modifiers, Ganti Moment of Innertia about 2 & 3 axis dari
default bernilai 1 menjadi 0.37 (Sesuai ketentuan dalam ETABS dan SNI/ACI)

Gambar 29. Property/Stiffness Modification Factors Kolom

29
Modul Aplikasi ETABS

5. Pada bagian Modify/Show Rebar terdapat beberapa item yang harus dibubah
sebagai berikut:
 Design Type : P-M2-M3 Design (Column)
 Rebar Material :
o Longitudunal Bars : BJ 55 (Mutu Tulangan Induk)
o Confinement Bars (Ties) : BJ 37 (Mutu Tulangan Sengkang)
 Reinforcement Configuration : Rectangular
o Rectangular : Kolom dimodelkan Persegi/Persegi Panjang
o Circular : Kolom dimodelkan Lingkaran
 Check/Design : Reinforcement to be Designed
o Reinforcement to be Check : Tulangan dimodelkan sebagai fungsi
pemeriksaan terhadap desain, artinya
bahwa tulangan tersebut sudah desain
yang fix.
o Reinforcement to be Design : Tulangan dimodelkan sebagai fungsi
desain awal, artinya bahwa tulangan
tersebut sudah desain yang masih pada
proses desain.
 Longtudinal Bars : Default dari sistem karena perancangan
tulangan dimodelkan sebagai
Reinforcement to be designed. Pada menu
ini sebenenarnya difungsikan sebagai
pengisian terhadap data tulangan induk
pada kolom.
 Confinement Bars : Default dari sistem karena perancangan
tulangan dimodelkan sebagai
Reinforcement to be designed. Pada menu
ini sebenenarnya difungsikan sebagai
pengisian terhadap data tulangan
sengkang pada kolom.
Data terhadap perencanaan tulangan dapat diisi apabila telah dilakukan
perhitungan perencanaan tulangan, untuk perancangan awal (Reinforcement
to be Designed) bertujuan untuk mengetahui gaya – gaya dalam yang bekerja
nantinya pada kolom, untuk pengujian daya layan gedung eksisting data
tulanganan wajib diisi berdasarkan kondisi eksisting gedung yang nantinya akan
menunjukkan daya layan gedung (Performance). Sehingga untuk
perencangan awal tulangan didesain dengan Reinforcement to be Design.

30
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 30. Frame Section Property Reinforcement Data Kolom

6. Jika Item yang diperlukan sudah dilakukan perubahan klik OK. Pemodelan
kolom lainnya akan dilakukan setelah mengetahui dimensi rencana
berdasarkan preliminary design run 1.

VII.C.3 Pemodelan Elemen Pelat


Langkah – langkah pemodelan elemen pelat adalah sebagai berikut:
1. Pilih menu Define > Section Properties > Slab Section sehingga muncul kotak
dialog Slab Properties
2. Pada menu Slab Properties klik add new property

31
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 31. Slab Properties

3. Isi bagian – bagian yang akan dirancang sebagai berikut:


 Property Name : Pelat Lantai (Misalnya akan memodelkan pelat lantai)
 Material : K – 300 (Sesuai dengan Preliminary Design)
 Modeling Type : Shell – Thin (Sesuai dengan Preliminary Design)
o Shell – Thin : Pemodelan dengan Shell – Thin bahwa bidang yang
dirancang adalah bidang yang tipis, digunakan untuk
pemodelan pelat. Balok dimodelkan sebagai balok
persegi bukan balok T.
o Shell – Thick : Pemodelan dengan Shell – Thick bahwa bidang yang
dirancang adalah bidang yang tebal, digunakan
untuk pemodelan dinding geser atau pelat dengan
ketebalan yang tinggi.
o Membrane : Pemodelan dengan Membrane apabila bidang yang
pelat dimodelkan nantinya pada Balok T.
 Type : Slab (Pemodelan pelat sederhana)
 Thickness : 150 mm (Ketebalan sesuai dengan Preliminary Design)

32
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 32. Slab Propertiy Data

4. Pada bagian Modifiers terdapat penyesuaian sesuai dengan SNI/ACI sebagai


berikut:

Gambar 33. Property/Stiffness Modification Factors Pelat

33
Modul Aplikasi ETABS

 Membrane f11 Direction : 0,25


 Membrane f22 Direction : 0,25
 Membrane f12 Direction : 0,25
 Bending m11 Direction : 0,25
 Bending m22 Direction : 0,25
 Bending m12 Direction : 0,25

VII.C.4 Pemodelan Dinding Geser


Langkah – langkah pemodelan elemen dinding geser sebagai berikut:
1. Pilih menu Define > Section Properties > Wall Section sehingga muncul kotak
dialog Wall Properties
2. Pada menu Wall Properties klik add new property

Gambar 34. Wall Properties

3. Isi bagian – bagian yang akan dirancang sebagai berikut:


 Property Name : Dinding Geser
 Material : K – 400 (Sesuai dengan Preliminary Design)
 Modeling Type : Shell – Thick
o Shell – Thick : Pemodelan dengan Shell – Thick bahwa bidang yang
dirancang adalah bidang yang tebal, digunakan
untuk pemodelan dinding geser atau pelat dengan
ketebalan yang tinggi.
 Thickness : 350 mm (Ketebalan sesuai dengan Preliminary Design)

34
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 35. Wall Property Data

4. Pada bagian Modifiers terdapat penyesuaian sesuai dengan SNI/ACI sebagai


berikut:

Gambar 36. Property/Stiffness Modification Factors Dinding Geser

 Membrane f11 Direction : 0,7


 Membrane f22 Direction : 0,7

35
Modul Aplikasi ETABS

VII.D. Penggambaran Model Elemen Struktur


Penggambaran model elemen struktur akan dimulai dengan
penggambaran dinding geser, kolom, balok dam terakhir penggambaran elemen
pelat.

VII.D.1 Penggambaran Elemen Dinding Geser


Penggambaran elemen struktur harus melalui beberapa pengaturan
terhadap window dan view penggambarannya sebagai berikut:
1. Lakukan pengaturan action penggambarannya yang terdapat pada pojok
kanan bawah window, ada beberapa opsi penggambarannya, diantaranya:
 One Story : Penggambaran pada 1 lantai yang akan digambar
 Similar Story : Penggambaran terhadap beberapa lantai yang sama
hal ini akan mengikuti berdasarkan master Story
 All Story : Penggambaran terhadap keseluruhan lantai
untuk penggambaran elemen dinding geser, diambil opsi All Story karena
dinding geser memiliki dimensi panjang dan tebal yang sama hinggi tinggi
puncak gedung.

Gambar 37. Action All Story

2. Pilih pengaturan view pada puncak gedung, dengan cara klik yang
terdapat pada menu bar dan pilih puncak gedung Story 12 lalu pilih OK.

Gambar 38. Select Plan View

3. Setelah view terletak pada Plan View – Story 12 dapat diketahui juga tinggi
gedung pada lantai tersebut pada kotak dialog window Z = 48 m.

36
Modul Aplikasi ETABS

4. Klik menu Draw – Draw Wakk Stack (Plan, Elev, 3D) kemudian akan muncul
sebuah kotak dialog jenis – jenis dinding geser yang tersedia pada ETABS. Pilih
bentuk jenis dinding geser sesuai dengan kebutuhan perancangan.
5. Sesuaikan isian data terhadap data perancangan sesuai kebutuhan sebagai
berikut:
 Name : SW 1 (Sesuai dengan dinding yang akan digambar)
 Length : 4,5 m (Panjang dinding geser rencana)
 Thickness : 350 mm (Tebal dinding geser sesuai Preliminary Design)

Gambar 39. New Wall Stack

6. Pada menu Properties of Object terdapat penyesuaian terhadap arah dinding


geser, untuk arah horizontal isikan angle. deg 90 untuk mengubah arah dinding
geser dari vertikal menjadi horizontal.

37
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 40. Pengubahan Arah Dinding Geser Rencana

7. Ulangi tahap sebelumnya untuk dinding geser 2 – 7 lainnya.

Gambar 41. Layout Tampilan Dinding Geser

8. Dinding geser yang telah dimodelkan harus didefinisikan sesuai dengan Section
Properties yang telah direncanakan dengan cara berikut:

38
Modul Aplikasi ETABS

 Klik menu Select > Select > Properties > Wall Properties pilih Wall 6 > Select.
(Wall 6 terbentuk secara default karena penggambaran dinding geser
secara draw wall stacks)
 Klik menu Assign > Shell > Wall Section > Pilih Dinding Geser > Apply > OK

Gambar 42. Assign Dinding Geser

9. Selanjutnya pemodelan dinding geser dimodelkan sebagai Pier yang bertujuan


agar dinding geser memiliki kemampuan untuk menahan gaya lentur dan geser
dengan cara sebagai berikut:
 Blok dinding geser yang akan dimodelkan sebagai Pier

Gambar 43. Pemilihan Dinding Geser untuk Pier

39
Modul Aplikasi ETABS

 Klik menu Assign > Shell > Pier Label sehingga muncul kotak dialog Shell
Assignment – Pier Label selanjutnya klik Modify/Show Definitions

Gambar 44. Shell Assignment – Pier Label

 Pada menu Pier Labels ketikkan nama Pier yang akan direncanakan sebagai
contoh P SW1 untuk Dinding geser 1, selanjutnya klik Add New Name Lalu klik
OK.

Gambar 45. Pier Labels

40
Modul Aplikasi ETABS

10. Ulangi tahap sebelumnya untuk pemodelan Pier pada dinding geser 2 – 7
lainnya, untuk melihat hasil pendefinisian Pier dapat dilakukan dengan klik >
Other Assignments > centang Labels > OK

Gambar 46. Other Assignements – Pier Labels

Gambar 47. Pemodelan Pier Label pada Dinding Geser

41
Modul Aplikasi ETABS

11. Lakukan Divided Area pada dinding geser minimal 4 X 4 pada suatu luasan, hal
ini bertujuan untuk membuat perilaku dinding geser hampir mendekati dengan
aslinya atau agar elemen dapat berdeformasi lateral dan menghindari
terkonsentrasi tegangan pada titik tertentu sehingga mengakibatkan
perubahan tegangan yang signifikan pada posisi tertentu. Langkah –
langkahnya adalah sebagai berikut:
 Pilih semua dinding geser yang akan dilakukan Divided Area dengan cara
klik menu Select > Select > Properties > Wall Section > Pilih Dinding Geser >
Select.
 Klik menu Edit > Edit Shells > Divide Shells > Pada Divide Quadrilateras/Triangles
Into isi 4 by 4 Areas > OK

Gambar 48. Divide Shells Dinding Geser

Gambar 49. Hasil Divide Shells Dinding Geser 4 X 4

42
Modul Aplikasi ETABS

VII.D.2 Penggambaran Elemen Kolom


Langkah – langkah penggambaran elemen kolom adalah sebagai berikut:
1. Pastikan action masih dalam kondisi All Story, Klik pada sisi kiri menu bar
sebelah kiri window.
2. Klik pada grid sesuai dengan As yang telah ditentukan penggambarannya,
misalnya pada As C9, pada Moment Release pastikan pemilihan Continuous
sehingga pemodelan momen adalah jepit.

Gambar 50. Penggambaran Elemen Kolom

3. Penggambaran kolom akan otomatis dengan tinggi sesuai dengan grid Story
yang telah dibuat diawal, option ini sangat meudahkan penggambaran
elemen struktur yang tidak didapatkan dalam program perhitungan struktur
lainnya seperti SAP2000.
4. Elemen struktur kolom yang dimodelkan pada saat proses ini merupakan kolom
yang belum fix artinya penggambaran kolom disini hanya bersifat sebagai
bantuan untuk preliminary design.
5. Elemen kolom dapat digambarkan dengan mudah dengan fitur replicate pada
As yang memiliki kesamaan pada arah X atau Y sebagai berikut:
 Gambarkan secara lengkap kolom pada arah X

43
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 51. Penggambaran Elemen Kolom As Horizontal

 Blok Kolom yang akan disalin/Replicate lalu pada keyboard tekan Ctrl + R
sehingga akan muncul kotak dialog replicate. Kolom yang akan disalin
adalah kolom horizontal As A9 – W9 ke arah vertikal kebawah sehingga
replicate akan bernilai negatif. Kolom yang akan disalin/replicate berjarak 4,5
meter dari As A9 – W9 ke As A6 – W6.

Gambar 52. Menu Replicate

 Proses Replicate ini dapat mempermudah pekerjaan pemodelan pada


elemen – elemen struktur, namun harus diperhatikan dan ketelitian terhadap
penggunaannya.

44
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 53. Hasil Replicate kolom

 Untuk proses pemilihan kolom yang memiliki kesamaan salinan, klik yang
terdapat pada menu bar sebelah kiri, sehingga akan terpilih kolom
sebelumnya yang disalin

Gambar 54. Previsious Select pada Kolom

 Kolom yang telah dipilih dapat disalin/replicate dengan cara yang sama
seperti sebelumnya dan disesuaikan dengan jarak as kolom yang akan
disalin.
 Apabila terdapat kolom yang memiliki jarak yang berbeda, maka perintah
Replicate tidak dapat digunakan sehingga kolom digambarkan secara
manual dengan perintah yang terdapat pada menu bar yang terdapat
pada kiri window.

45
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 55. Hasil Penggambaran Elemen Kolom

VII.D.3 Penggambaran Elemen Balok


Langkah – langkah penggambaran elemen balok adalah sebagai berikut:
1. Pastikan action masih dalam kondisi All Story, Klik pada menu bar sebelah kiri
window, selanjutnya akan muncul kotak dialog menu Properties of Object pada
sisi kiri bawah.
2. Pada menu Properties of Object ada beberapa penyesuaian diantaranya
adalah:
 Type of Line : Frame
 Property : B1 + Dinding (Balok yang akan dimodelkan)
 Moment Release : Continuous (Balok bersifat monolit dan menerus di
sepanjang bentang)

Gambar 56. Properties of Object

3. Gambar elemen balok B1 + Dinding pada arah X – X dengan cara klik dari joint
ke joint (Pertemuan balok dengan kolom) atau sesuai dengan panjang desain
balok (Hal ini tidak boleh digambarkan langsung satu bentang langsung
misalnya As A9 – As W9)
4. Diperhatikan juga untuk property balok yang akan digambarkan, karena pada
perancangan gedung ini balok menopang dinding diatasnya sehingga
terdapat beberapa balok yang menopang dinding dan tidak menopang
dinding sehingga jenis baloknya pun berbeda, hal ini bertujuan pada saat
pemasukan beban dinding tidak mengalami pencampuran beban nantinya.

46
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 57. Penggambaran Elemen Balok B1 + Dinding

5. Penggambaran elemen balok lainnya memiliki cara yang sama.

Gambar 58. Penggambaran Elemen Balok B1 + Dinding dan B1

Gambar 59. Penggambaran Elemen Balok B2 + Dinding

Gambar 60. Penggambaran Elemen Balok B2 + Dinding dan B2

47
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 61. Penggambaran Elemen Balok Anak B3

Gambar 62. Penggambaran Elemen Balok Anak B4

Penggambaran elemen balok anak B4 tertopang pada balok anak B3,


sehingga penggambaran balok anak B4 tidak boleh bersilang dengan balok
anak B3 melainkan balok anak B4 digambar dari awal As/Grid hingga bertemu
dengan balok anak B3. Seterusnya digambar lagi balok anak B4 dari As/Grid
balok anak B3 hingga As/Grid akhir.

6. Penggambaran elemen balok pada atap harus disesuaikan, karena balok yang
terdapat pada atap tidak menopang dinding sehingga balok dihapus. Action
yang dipilih pada step ini adalah One Story karena yang akan disesuaikan
hanya lantai pada atap saja.

Gambar 63. Penghapusan Balok yang Menopang Dinding B1 dan B2

48
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 64. Penggambaran Kembali Elemen B1, B2, B3 dan B4 pada Atap

VII.D.4 Penggambaran Elemen Pelat


Langkah – langkah penggambaran elemen pelat adalah sebagai berikut:
1. Pastikan action masih dalam kondisi All Story, Klik pada menu bar sebelah kiri
window, selanjutnya akan muncul kotak dialog menu Properties of Object pada
sisi kiri bawah.
2. Gambar elemen pelat, acuan penggambaran adalah kolom ke kolom untuk
mencegah terjadinya pemusatan tegangan, penggambaran pelat tidak bisa
digambar langsung seluas bangunan yang ada. Pada menu Properties of
Object terdapat penyesuaian pada Property isikan pelat yang akan
digambarkan.

Gambar 65. Penggambaran Elemen Pelat Lantai Kolom ke Kolom

49
Modul Aplikasi ETABS

3. Cara yang sama diulang pada pelat lantai lainnya, apabila telah selesai
Void/Opening digambarkan sesuai dengan gambar perancangan.

Gambar 66. Penggambaran Elemen Pelat Lantai dan Opening

4. Lantai puncak/ atap harus diulang penggambarannya, dikarenakan


perbedaan indikator tebal pelat dan pembebanan, pilih action One Story lalu
hapus keseluruhan elemen yang ada dan digambarkan kembali dengan
Property pelat atap.

Gambar 67. Penggambaran Kembali Elemen Pelat Atap

5. Perhatikan pada lantai Base, hapus keseluruhan elemen pelat lantai di Base
dengan cara Set View ke Base selanjutnya blok seluruh elemen pelat lantai lalu
hapus.

Gambar 68. Blok seluruh Pelat Lantai pada Base

50
Modul Aplikasi ETABS

Gambar 69. Penghapusan seluruh Pelat Lantai pada Base

6. Lakukan Divided Area pada dinding geser minimal 4 X 4 pada suatu luasan, hal
ini bertujuan untuk membuat perilaku pelat hampir mendekati dengan aslinya
atau agar elemen dapat berdeformasi lateral dan menghindari terkonsentrasi
tegangan pada titik tertentu sehingga mengakibatkan perubahan tegangan
yang signifikan pada posisi tertentu. Langkah – langkahnya adalah sebagai
berikut:
 Pilih semua dinding geser yang akan dilakukan Divided Area dengan cara
klik menu Select > Select > Properties > Slab Section > Blok Pelat Atap dan
Pelat Lantai > Select.
 Klik menu Edit > Edit Shells > Divide Shells > Pada Divide Quadrilateras/Triangles
Into isi 4 by 4 Areas > OK

Gambar 70. Divide Shells Pelat

VII.D.5 Resume Penggambaran Elemen Struktur


Perlu diperhatikan kembali secara seksama hasil dari penggambaran
elemen struktur secara visual, hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan pada

51
Modul Aplikasi ETABS

proses penggambaran, elemen struktur yang digambar juga dapat diperlihatkan


extrude nya dengan cara klik pada menu bar yang terdapat diatas window.

Gambar 71. Gambar Tampak Atas Perancangan Struktur Lantai 1

Gambar 72. Gambar Struktur 3D

52

Anda mungkin juga menyukai