Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan program sarjana Teknik Sipil
Dosen Pembimbing:
Oleh :
WILSON 15015030
1
I. Deskripsi Proyek
Proyek apartemen kawasan Alam Sutera yang direncanakan oleh arsitek terlampir
dalam Gambar I.1 dengan kriteria bangunan terlampir dalam Tabel 1.1.
Dalam pengerjaannya proyek ini akan didekati kedalam 3 sub bahasan yaitu sub
bahasan mengenai rekayasa struktur, geoteknik, dan juga rekayasa struktur. Adapun
untuk bahasan mengenai setiap sub bahasan akan dibahas secara lebih mendetail
pada subbab-subbab selanjutnya. Dalam perancangannya, digunakan standar-
standar yang berlaku di Indonesia. Standar yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Rekayasa Struktur
a. SNI 1726:2012
b. SNI 2847:2013
c. SNI 1729:2015
1
2. Geoteknik
a. SNI 8460:2017
b. SNI 2847:2013
c. SNI 1726:2012
3. Rekayasa Konstruksi
a. SNI 2415:2016
2
Gambar II. 2 Layout Tipikal Struktur
3
Gambar II. 4 Layout Tipikal Basement
Dari model struktur atas, hasil analisis parameter tahan gempa sesuai dengan SNI
1726:2012 adalah sebagai berikut.
4
Gambar II. 5 Spesifikasi Teknis Balok B1
5
Gambar II. 7 Spesifikasi Teknis Balok B3
6
Gambar II. 9 Spesifikasi Teknis Balok B5
7
Gambar II. 11 Potongan Balok Perangkai
Konfigurasi balok yang digunakan pada struktur diatur sedemekian rupa hingga
didapat konfigurasi berikut ini.
8
Gambar II. 12 Denah Balok
9
Gambar II. 15 Spesifikasi Teknis Kolom Komposit
Konfigurasi kolom yang digunakan dalam struktur adalah sebagai berikut.
10
Tabel III. 2 Rekapitulasi Kebutuhan HBK
As butuh Diameter Jumlah
Sambungan s (mm) Av (mm2)
(mm2) Tulangan (mm) Kaki
K1 950 x 950 100 864,68 16 5 1005,71
K1 850 x 850 100 763,43 16 4 804,57
K1 750 x 750 100 662,18 16 4 804,57
K1 700 x 700 100 611,55 16 4 804,57
K1 650 x 650 100 561,67 16 3 603,43
K1 600 x 600 100 563,64 16 3 603,43
K2 700 x 700 100 611,55 16 4 804,57
K2 650 x 650 100 561,67 16 3 603,43
K2 600 x 600 100 563,64 16 3 603,43
K2 550 x 550 100 566,01 16 3 603,43
Dinding geser didesain tebal, dan kebutuhan tulangan longitudinal dan kebutuhan
akan tulangan pengikat pada daerah KBK.
Tabel III. 3 Rekapitulasi Dinding Geser
Dinding Jumlah Lapis Diameter (mm) Spasi (mm) Kebutuhan KBK
P1 2 Lapis 16 200 Butuh
P2 2 Lapis 16 200 Butuh
P3 2 Lapis 16 200 Butuh
P4 2 Lapis 16 200 Butuh
Gambar teknis untuk tipikal dinding geser yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar II.15 dan Gambar II.16.
11
Gambar II. 17 Potongan Melintang Dinding Geser
12
Tabel III. 4 Rekapitulasi Rekapitulasi Penulangan Pelat Lantai Tipikal
Arah X Arah Y
13
III. Geoteknik
Pembahasan dari geoteknik terbagi ke dalam dua sub-bahasan pokok, yaitu hasil
dari pengolahan data tanah yang digunakan dalam mendesain dinding penahan
tanah dan pondasi. Pendesainan dalam lingkup geoteknik mengacu pada standar
SNI 8460 2017 dengan SNI 2487 2013 untuk detailing. Awalnya dilakukan
pengolahan data tanah untuk mendapatkan parameter – parameter tanah yang
dibutuhkan. Selanjutnya, untuk dinding penahan tanah, akan dimodelkan pada
plaxis 8.6 untuk dilakukan pengecekan terhadap stabilitas galian dan dinding itu
sendiri. Selain itu, untuk pondasi digunakan program L Pile 2018 & Group 8.0
untuk dilakukan pengecekan terhadap kapasitas aksial, lateral, dan momen dari
pondasi terhadap beban yang ditransfer oleh struktur melalui kolom. Adapun hasil
ringkasan dari kedua sub-topik telah dipaparkan pada sub-bab III.1 & III.2 sebagai
berikut.
1. Dinding penahan tanah yang dipilih adalah Diaphragm Wall dengan sistem
penunjang Selected Basement Slab yang diwakili oleh Strut.
- Diaphragm Wall
Ketebalan = 900 mm
Kedalaman = 22 m
Penulangan berdasarkan gaya dalam hasil analisis seismik yakni D25-250
masing-masing untuk tulangan lentur negatif dan positif dan 4D13-250
untuk tulangan geser.
- Selected Basement Slab (Strut)
- Strut diinstal pada elevasi -3,5 m dan -6,5 m dan -9,5 m dengan strut
merupakan strut sementara yang nantinya akan dilepaskan setelah dilakukan
pemasangan ground slab dan slab lantai basement lainnya secara bertahap.
Profil baja yang digunakan bertipe IWF 800 x 300 dengan masing-masing
hasil spesifikasi design diringkas dalam bentuk tabel sebagai berikut:
14
Tabel 1 Spesifikasi D wall dan Strut yang Digunakan
D-Wall Slab Basement
15
III.2 Design Pondasi Dalam
1. Jenis Pondasi yang dipilih adalah pondasi tiang bor. 1 jenis penampang didesain
pertama untuk menopang beban tower.
- Pondasi tower 1, 2, 3 & 4
Diameter = 1,2 m
Panjang = 75 m
Kelompok tiang pondasi tower 1, 2 ,3 ,4 berjumlah 66 tiang dengan
konfigurasi 11 x 6
Gambar VII. 2 Konfigurasi & Dimensi Grup Tiang & Tiang Tunggal
2. Penurunan kelompok tiang yang paling maksimum sebesar 172,12 mm dan
hasil analisis perhitungan differential settlement dipastikan kurang dari 1/300
sehingga struktur atas dapat dipastikan aman dari keretakan.
3. Rencana tulangan pondasi & pile cap, hasil desain diperoleh sebagai berikut:
- Tulangan pondasi
Tulangan Longitudinal = 40 D32 (Baja Ulir) untuk (0 - 20) m & 20
D32 (Baja Ulir) untuk (20 – 75) m
Tulangan Transversal = D16 - 50 (Tulangan Spiral) untuk (0 - 20)
m&
D16 -75 (20 – 75) m
Panjang Penyaluran = 1280 mm
Panjang lekukan = 640 mm
16
Gambar III. 2 Detailing Pondasi
17
IV. Rekayasa Konstruksi
Untuk pekerjaan rekayasa konstruksi pokok bahasan dibagi menjadi 2 sub bahasan
yaitu mengenai instalasi skybridge dan juga konstruksi basement.
18
Untuk sambungan yang direncanakan akan menggunakan pelat baja 50 mm yang
akan dibengkokkan dan disambung ke flange profil IWF dengan menggunakan las
5 mm. Adapun untuk ilustrasi gambar sambungan terlampir dalam Gambar IV. 2
19
kedalaman 2 meter. Hal ini tentu saja akan menghambat proses konstruksi apabila
air di site konstruksi tidak dibuang keluar. Air yang diperhitungkan dalam
dewatering ada 2 yaitu air hujan dan air tanah. Data debit air tanah diberikan oleh
pihak geoteknik sedangkan data air hujan harus dicari terlebih dahulu.
Dalam menentukan debit air hujan ke site digunakan acuan SNI 2415 tahun 2016
dimana debit curah hujan dapat diperhitungkan dengan menggunakan metode
rasional praktis. Proses penentuan debit dilakukan secara bertahap dimulai dari
penentuan stasiun cuaca yang berpengaruh terhadap site, pencarian nilai curah
hujan rencana periode ulang tertentu, penentuan nilai intensitas dengan pendekatan
tertentu, dan setelah semua tahapan dilakukan barulah diperoleh nilai debit air
hujan.
20
Gambar IV. 4 Penggambaran Polygon Thiessen
Dari beban air hujan yang terjadi barulah ditentukan untuk saluran perlu drainase
permukaan. Direncanakan untuk saluran drainase salurannya adalah saluran persegi
dengan dimensi seperti Gambar IV.3.
21
5
22
Berdasarkan informasi Tabel IV.4 teridentifikasi 2 jenis tipe galian yaitu galian 3,5
m dan galian 3 m. Perencanaan kemiringan galian dilakukan untuk setiap jenis
galian dimana untuk faktor keamanan galian yang harus diperhatikan sebesar 2
berdasarkan SNI 8460-2017 pasal 7.5.5. Adapun desain akhir dari perencanaan
galian terangkum dalam Tabel IV.5.
Nilai horizontal dalam Tabel IV.5 adalah nilai horizontal minimal yang harus
dipenuhi agar faktor keamanan galian terpenuhi. Dalam kegiatan galian
direncanakan untuk menggunakan 2 mini excavator dan 2 long boom excavator.
Adapun untuk produktivitas dan durasi pekerjaan galian terangkum dalam Tabel
IV.6 dan Tabel IV.7.
23
Tabel IV. 8 Rangkuman Alat Rencana
Kesimpulan Pengeluaran Excavator
Crawler Crane Kobelco CKE1350
Alat
Jarak 7 m dari Dinding Basement
T1 Webbing Sling DAWSON WLL 50 Ton
T2 Webbing Sling DAWSON WLL 50 Ton
T3 Rounding Sling DAWSON DSRES 100 Ton
24