Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III
PERENCANAAN PROYEK

III.1 Uraian Umum

Perencanaan

merupakan

tahap

yang

penting

dalam

merealisasikan ide ataupun hal yang akan dilaksanakan dalam suatu


proyek. Pekerjaan perencanaan ini sangat penting, maka dari itu
diperlukan data data yang konkrit dan akurat yang bersifat teknis
maupun non teknis. Perencanaan yang tepat akan menghasilkan suatu
rancangan yang baik, ekonomis, dan mudah pengerjaannya.
Pada umumnya perencanaan suatu proyek harus memenuhi beberapa
persyaratan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Konstruksi yang kuat.


Mutu yang baik pada hasil pekerjaan.
Biaya proyek yang efisien dan ekonomis.
Waktu pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan.

DINA RIZKIA - 121 13 5004

3
6

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK

Dalam struktur bangunan terdiri dari beberapa bagian yang saling


berkaitan dan mendukung satu sama lain. Struktur bangunan terdiri dari
pondasi, balok, kolom, pelat dan struktur atap.

III.2 Perencanaan bangunan


Pada

saat

perencanaan

proyek

pembangunan

Tree

Park

Apartement & Soho ini, dasar perhitungan dan peraturan teknis


pembangunan

yang

digunakan

peraturan berupa :
- SNI 03-2847-2002
-

Bangunan Gedung
PBI 1971

mengacu

Perencanaan

pada

standar/peraturan-

Struktur

Beton

untuk

Peraturan Beton Indonesia

III.2.1 Struktur Bawah


Struktur bawah suatu gedung berfungsi untuk memikul beban
bangunan dan beban beban lainnya yang harus diperhitungkan
penyalurannya kedalam tanah hingga kedalaman tertentu. Lapisan
tanah harus menahan beban beban tersebut tanpa mengalami
settlement yang berarti.
Pelaksanaan struktur bawah meliputi beberapa pekerjaan yang
satu dengan yang lainnya. Adapun pekerjaan yang dilaksanakan dan
unsur unsur struktur bawah meliputi :
a. Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah adalah suatu struktur konstruksi yang
dibangun

untuk

menahan

tanah

yang

mempunyai

kemiringan/lereng dimana kemantapan tanah tersebut tidak dapat


dijamin oleh tanah itu sendiri. Bangunan dinding penahan tanah
DINA RIZKIA - 121 13 5004

3
7

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK

digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral yang ditimbulkan


oleh tanah urugan atau tanah asli yang labil akibat kondisi
topografinya.
Ada 2 jenis dinding penahan tanah yang digunakan pada proyek
pembangunan Tree Park Apartement & Soho yaitu :
1. Soldier pile
Soldier pile yang digunakan pada proyek ini terbuat dari tiang
pancang berbentuk lingkaran dengan mutu beton yaitu fc = 25
Mpa. Detail soldier pile sebagai berikut :
Soldier pile 600 kedalaman 15m = 136 titik.
Soldier pile 600 kedalaman 29.8m = 124 titik.
2. Retaining wall
Retaining wall yang digunakan pada proyek ini terbuat dari
beton bertulang dengan mutu fc = 25 Mpa. Pada dinding yang
langsung menahan tanah ketebalan dinding adalah 300mm.
b. Pondasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam menentukan jenis
pondasi yang akan digunakan, antara lain :
Beban bangunan atas yang harus disalurkan ke tanah.
Kedalaman lapiisan pendukung.
Letak muka air.
Keadaan area/lapangan.
Kawasan lingkungan sekitar.
Jenis pondasi pada proyek pembangunan Tree Park Apartement &
Soho ini yaitu :
1. Bore Pile
Berdasarkan pertimbangan diatas serta didukung oleh hasil
penyelidikan tanah, maka struktur pondasi yang digunakan
pada proyek ini adalah pondasi bore pile. Detail bore pile
sebagai beriukut :
Borpile 800 kedalaman 25 m.
Borpile 1200 kedalaman 35 m.
Detail Bore Pile Terlampir Pada Lampiran III.1
2. Pile cap
DINA RIZKIA - 121 13 5004

3
8

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK

Pile cap adalah beton bertulang yang didesain khusus untuk


mengikat dam mempersatukan beberapa pondasi yang juga
berfungsi

sebagai

tempat

kedudukan

kolom

dan

untuk

meratakan beban dari kolom yang kemudian didistribusikan ke


pondasi sehingga dicapai kondisi pembebanan yang seimbang
untuk tiap pondasi tersebut. Pada proyek pembangunan Tree
Park Apartement & Soho ini ada beberapa tipe pile cap yang
digunakan yaitu :
Tabel 3.1 Tipe

Jenis

Dimensi

Pilecap

(mm)

PC
PC
PC
PC

1B
1C
2A
2B

1600x1600
1200x1200
5400x2400
3600x1600

Pile cap
Tulangan
D19-100
D19-100
D22-100
D19-100

Denah dan detail Pile Cap Terlampir Pada Lampiran III.2

III.2.2 Struktur Atas


Struktur atas suatu bangunan adalah struktur utama yang
berfungsi sebagai penahan beban tetap (beban mati dan beban hidup)
dan beban sementara (beban gempa dan beban angina).struktur atas
merupakan tahapan yang tak kalah pentingnya dari pekerjaan lainnya.
Untuk dapat membuat struktur yang kuat, maka struktur atas harus
memperhitungkan kriteria kriteria yang berhubung dengannya. Pada
proyek pembangunan Tree Park Apartement & Soho ini digunakan beton
bertulang sebagai elemen pembentuk struktur.

DINA RIZKIA - 121 13 5004

3
9

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK

Adapun unsur unsur atas meliputi :


a. Pelat
Pelat lantai adalah elemen bidang tipis yang menahan dan
menyalurkan

beban

hidup

maupun

beban

mati

kerangka

pendukung vertikal dari suatu sistem struktur.


Kegunaan pelat adalah :
Memisahkan ruang bawah dan ruang atas.
Sebagai tempat berpijak lantai dasar.
Untuk menempatkan instalasi listrik dan lampu pada ruang
bawah
Meredam suara dari atas maupun dari bawah.
Konstruksi pelat lantai pada proyek pembangunan Tree Park
Apartement & Soho ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
Tabel
Tipe

Tipe

Tebal (mm)

S1
S2
S3
S4

120
150
200
250

Tulangan

Tulangan

Atas

Bawah

D7-200
D8-400
D8-300
D10-250

D7-300
D8-400
D8-300
D10-250

3.2
pelat

Gambar Denah Lantai 20 Terlampir Pada Lampiran III.3


Detail Pelat Lantai Terlampir Pada Lampiran III.4
Struktur

pelat

yang

digunakan

pada

proyek

pembangunan

Apartemen Tree Park ini memakai ketebalan yang bervariasi


dengan mutu fc = 35 Mpa.

Diambil contoh pelat lantai 20 dengan memakai tipe pelat


S1 dengan tebal 120 mm dan tulangan D7-200
DINA RIZKIA - 121 13 5004

4
0

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK

Dengan mutu beton fc = 35 Mpa dan mutu tulangan BJTD

40.
Untuk rasio penulangan pada pelat lantai diambil tiap lebar

1m.
d = h p fp
h = tebal pelat
= 120 20 (x10)
p = selimut beton
= 120 20 5
fp = diameter tulangan
= 95 mm
As = 196.4 ( table A-4 Struktur Beton Bertulang, karya
Istimawan Dipohusodo ). Karena D7 yang dipakai.
Jumlah Batang = 1000/200 = 5 batang.
As = 5 x 196.4 = 982 mm2
PERHITUNGAN :
Rasio Penulangan = As/1000x95 = 982 mm2 / 95000 =
0.01034 mm2
Sedangkan rasio penulangan minimum dengan mutu BJTD
40 untuk pelat adalah dengan 0,0035 , maka pelat pada
proyek ini sudah sesuai dengan syarat SNI dimana rasio
penulangan aktual harus lebih besar daripada rasio tulangan
minimum.

Menurut PBI (Peraturan Beton Indonesia)


1. Tebal pelat atap harus lebih besar atau sama dengan 70 mm
dan pelat lantai harus lebih besar atau sama dengan 120 mm
2. Diameter pada tulangan plat minimum 8 mm
3. Pada pelat yang tebalnya lebih dari 250 mm harus dipasang
tulangan atas dan tulangan bawah.
4. Tebal selimut beton minimum pada pelat kurang atau sama
dengan D36-40 mm
b. Balok
Balok adalah elemen struktur yang berfungsi menyalurkan
gaya

dan

(longitudinal)

torsi

dari

balok

pelat

ke

dirancang

kolom.

Penulangan

berdasarkan

lima

lentur

kombinasi

DINA RIZKIA - 121 13 5004

4
1

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK

pembebanan antara beban mati, beban hidup dan beban gempa.


Dari perhitungan luas tulangan yang dibutuhkan berdasarkan
ketentuan akan ditetapkan diameter tulangan, jumlahnya, dan
diperiksa

tata

letaknya.

Kemudian

berdasarkan

tulangan

terpasang tersebut dan dengan tegangan leleh tulangannya yang


besar 1,25 kali tegangan leleh yang direncanakan, dihitung
momen kapasitas balok.
Tulangan sengkang balok dirancang berdasarkan gaya geser
yang dikembangkan berdasarkan momen kapasitas balok. Adapun
fungsi sengkang adalah untuk :
Menahan sebagian gaya geser pada bagian yang retak.
Mencegah penjalaran retak diagonal sehingga tidak menerus

kebagian tekan beton.


Memberi kekuatan tertentu terhadap terlepasnya beton
karena umumnya sengkang mengikat tulangan longitudinal.

Adapun ukuran balok pada proyek pembangunan Tree Park


Apartement & Soho ini sebagai berikut :
Tabel 3.3 Tipe balok
Jenis Balok
B2A
B2B
B2C
B2D
B2E
B2F
B2G
B2H
B2I
B2J
B2K
B2L
B2M

Dimensi Balok
(mm)
300x600
300x600
300x650
300x600
300x650
300x600
300x600
300x600
300x600
300x600
300x400
300x400
300x400

Jenis Balok
B3A
B3B
B3C
B3D
B3E
B3F
B3G
B3H
B3I
B3J
B3K
B3L

Dimensi Balok
(mm)
300x600
250x700
300x600
300x600
300x750
300x750
300x600
300x700
300x600
400x800
400x800
300x600

DINA RIZKIA - 121 13 5004

4
2

LAPORAN KERJA PRAKTEK

B2N
B2O

BAB III PERENCANAAN PROYEK

300x400
400x500

Detail Balok Terlampir Pada Lampiran III.5

Diambil contoh tipe balok dengan dimensi 300 x 650 dengan


mutu fc = 35 Mpa dan mutu tulangan BJTD 40 4-D19.
Ab = 300 x 650 = 195000
d = h p fp
h = tebal pelat
= 650 40 (x19)
p = selimut beton
= 650 40 9,5
fp = diameter tulangan
= 600.5 mm
As = 4 x 283.5 = 1134 ( table A-4 Struktur Beton
Bertulang, karya Istimawan Dipohusodo ). Karena 4-D19
yang dipakai.
PERHITUNGAN :
Rasio Penulangan = As/Ab = 1134/195000 = 0.00581
Menurut SNI 2002, Rasio penulangan minimum untuk mutu
baja BJTD 40 adalah 0,0035. Maka aktual > min. Maka
tulangan yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Menurut PBI (Peraturan Beton Indonesia 1971) :


1. Diameter tulangan pokok tidak boleh diambil kurang dari 12 mm.
2. Pada balok harus dipasang sengkang. Jarak sengkang tidak boleh
lebih dari 300 mm dengan diameter sengkang tidak boleh kurang
dari 6 mm.
3. Pada balok yang lebih tinggi dari 90 cm, pada bidang bidang
sampingnya harus dipasang tulangan samping.
4. Tebal selimut beton minimum pada balok 40 mm.
c. Kolom
Kolom
horizontal

berfungsi
yang

sebagai

kemudian

penahan
disalurkan

gaya

vertikal

kepondasi.

dan

Dalam

DINA RIZKIA - 121 13 5004

4
3

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK

merencanakan kolom perlu diberikan kekuatan cadangan yang


lebih tinggi dari pada yang dilakukan pada balok dan pada elemen
struktur lainnya. Terlebih lagi keruntuhan tekan tidak memberikan
peringatan awal yang cukup jelas.
Beban yang diijinkan pada kolom harus diperhitungkan pada
dua faktor. Faktor yang pertama yaitu kemungkinan terhadap
keruntuhan

tekuk

kolom

yang

langsung

berkaitan

dengan

kelangsingan kolom. Dan yang ke dua adalah pengaruh dari


sambungan antara komponen struktur.
Adapun tipe dan ukuran balok, sebagai berikut :

Tabel 3.4 Tipe Kolom


Jenis

Dimensi Kolom

Kolom

(mm)

Posisi Kolom

Tul Pokok

Lantai B2 - Lantai
600x1200

K1

D1036 D22

100/200
D10-

600x1200

Lantai 12
36 D22
Lantai 12 - Lantai

100/200
D10-

500x1000

19
28 D22
Lantai 19 - Lantai

100/200
D10-

400x1000

23
22 D22
Lantai 23 - Lantai

100/200
D10-

400x900

29
20 D22
Lantai 29 - Lantai

100/200
D10-

400x800

Atap
16 D22
Lantai B2 - Lantai

100/200
D10-

600x1200
600x1200

Dasar
Lantai

100/200
D10-

K1A

Dasar
Lantai

Sengkang

Lantai 12

Dasar

Dasar

36 D22
- 36 D22

100/200
DINA RIZKIA - 121 13 5004

4
4

LAPORAN KERJA PRAKTEK

K2A

K3

K4
K4A

BAB III PERENCANAAN PROYEK

Lantai 12 - Lantai

D10-

500x1000

19
28 D22
Lantai 19 - Lantai

100/200
D10-

400x1000

23
22 D22
Lantai 23 - Lantai

100/200
D10-

400x900

35

20 D22

100/200
D10-

600x1500

Lantai B2 - Lantai 3

36 D25

100/200
D10-

600x1200

Lantai 3 - Lantai 12
36 D22
Lantai 12 - Lantai

100/200
D10-

500x1000

19
28 D22
Lantai 19 - Lantai

100/200
D10-

400x1000

23
22 D22
Lantai 23 - Lantai

100/200
D10-

400x900

29
20 D22
Lantai 29 - Lantai

100/200
D10-

400x800

Atap

16 D22

100/200
D10-

600x1200

Lantai B2 - Lantai 7

36 D22

100/200
D10-

500x1000

Lantai 7 - Lantai 12
28 D22
Lantai 12 - Lantai

100/200
D10-

400x1000

23
22 D22
Lantai 23 - Lantai

100/200
D10-

400x900

29
20 D22
Lantai 29 - Lantai

100/200
D10-

400x800

Atap
16 D22
Lantai B2 - Lantai

100/200
D10-

400x800

Dasar
Lantai

18 D22

100/200
D10-

Lantai 3
14 D22
Lantai B2 - Lantai 18 D22

100/200
D10-

Dasar

100/200

300x800
400x800

Dasar

DINA RIZKIA - 121 13 5004

4
5

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK

Lantai

Dasar

D10-

300x800

Lantai 3
14 D19
Lantai B2 - Lantai

100/200
D10-

K4B

400x800

Dasar
18 D22
Lantai B2 - Lantai

100/200
D10-

K4B1

300x900

Dasar
18 D22
Lantai B2 - Lantai

100/200
D10-

K5

300x800

Dasar
Lantai

14 D19

100/200
D10-

Dasar

K5A

300x700

Lantai 3

12 D19

100/200
D10-

K6

300x700

Lantai B2 - Lantai 3 12 D19


Lantai B2 - Lantai

100/200
D10-

K7

300x600

Dasar
10 D19
Lantai B2 - Lantai

100/200
D10-

K8

1000x300

Dasar
10 D19
Lantai B2 - Lantai

100/200
D10-

K9

900x300

Dasar
10 D19
Lantai B2 - Lantai

100/200
D10-

K10

300x500

Dasar

100/200

10 D19

Detail Kolom Terlampir Pada Lampiran III.6

Diambil contoh tipe kolom K1 dengan dimensi 400 x 1000


dengan mutu fc = 40 Mpa dan mutu tulangan BJTD 40 22-D

22
Ab = 400 x 1000 = 400000 mm2
As = 22 x 380.1 = 8362.2 mm2 ( tabel A-4 Struktur Beton
Bertulang, karya Istimawan Dipohusodo ). Karena 22-D22
yang dipakai.
PERHITUNGAN :
Rasio Penulangan : (As/Ab)x100% = (8362.2/400000)x100%
= 2.1%
DINA RIZKIA - 121 13 5004

4
6

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK

Maka rasio tulangan kolom tipe K1 pada lantai memenuhi syarat PBI 1971
Bab 9.7, yaitu antara 1% - 6%.

DINA RIZKIA - 121 13 5004

4
7

Anda mungkin juga menyukai