Anda di halaman 1dari 12

REVIEW BANGUNAN TINGKAT TINGGI

GREEN JAKARTA APARTMENT

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah Penggambaran Konstruksi Bangunan
Dosen pengampu : Anita Trisiana

Oleh :
Windi Anggraeni 201910301002
Dhita Pratama Putri 201910301006
Dwi Heri Setyawan 201910301036
Muhammad Amirul Husaini 201910301160

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2020/2021
PEMBAHASAN

A. Fungsi Bangunan

 Fungsi utama, yaitu fungsi dominan dalam sebuah apartemen adalah pemukiman.
Apartemen mempunyai ruang-ruang yang mewadahi aktifitas-aktifitas penghuni
yang berlangsung secara rutin. Jenis aktifitas tersebut antara lain: tidur, makan,
menerima tamu,berinteraksi sosial, melakukan hobi, bekerja, dan lain-lain.

 Fungsi pendukung, merupakan fungsi-fungsi skunder yang ditambahkan pada


sebuah apartemen untuk mendukung dan menambah kenyamanan berlangsungnya
fungsi utama. Fungsi pendukung tersebut antara lain:
o Layanan olahraga: fitness center, aerobic, kolam renang, dan lain-lain.
o Layanan kesehatan: poliklinik dan apotik
o Layanan komersial: minimarket, restoran dan salon
o Layanan anak: tempat penitipan anak dan area bermain.

 Fungsi pelengkap, merupakan fungsi-fungsi yang diadakan untuk melengkapi


berlangsungnya fungsi utama dan fungsi pendukung. Ruangruang tersebut
misalnya ruang administrasi, ruang cleaning service dan ruang satpam.

B. konstruksi

Pada Proyek Pembangunan Apartemen ini di bangun berdasarkan gambar-gambar


perencanaan, sehingga dihasilkan suatu bangunan yang aman dan kuat serta bentuknya
sesuai dengan perencanaan arsitektur. Perencanaan struktur meliputi beberapa tahapan
perencanaan, antara lain:
1. Perencanaan dimensi dari elemen-elemen penyusunnya.
2. Perencanaan mutu bahan bangunan yang digunakan.
Mutu Beton yang digunakan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta
antara lain:
1. Mutu beton yang dipakai untuk soldier pile atau dinding penahan tanah
adalah K-350 dengan diameter 80 cm.
2. Mutu beton yang dipakai untuk kolom, balok dan pelat lantai adalah K-350
dengan nilai slump test 10 ± 2 m.
3. Mutu Beton yang dipakai untuk pembuatan Raft Foundationdation adalah
K350 dengan nilai slump test 10 ± 2 m.
4. Mutu beton yang dipakai untuk bagian dinding GWT (Ground Water
Tank) adalah K-350 dengan nilai slump test 10 ± 2 m.
Di dalam perencanaan struktur suatu bangunan dapat dibagi menjadi 2
kelompok perencanaan yaitu perencanaan struktur bawah (sub structure) dan perencanaan
struktur atas (upper structure).

3.5.1 Perencanaan Sruktur Bangunan Bawah (Sub Structure)


Struktur bawah adalah struktur yang terletak dibawah permukaan tanah dan
berfungsi untuk mendukung struktur yang berada diatasnya. Struktur bawagh merupakan
bagian struktur yang mempunyai fungsi meneruskan bahan bangunan kedalam tanah
pendukung.
Perencanaan struktur bawah harus benar-benar optimal, sehingga beban seluruh
struktur dapat ditahan oleh lapisan yang kuat agar tidak terjadi penurunan (settlement)
diluar batas ketentuan, yang dapat menyebabkan kehancuran atau kegagalan struktur.
Struktur bawah pondasi merupakan elemen bangunan yang berfungsi
menyalurkan semua beban yang bekerja pada struktur kedalam tanah, yaitu sampai pada
kedalaman tertentu yang mampu menerima beban tanpa mengalami deformasi yang
membahayakan bangunan.
1. Perencanaan fondasi raft
Kedalaman permukaan air tanah pada proyek ini adalah 14,00 – 15,40 m
dari muka tanah. Untuk bangunan gedung bertingkat digunakan fondasi tiang dan diikat
pile cap. Untuk panjang tinggi fondasi 12 m dengan diameter tiang 80 cm, daya dukung
ijin tiang diambil sebesar Qa = 190 ton.Pada proyek pembangunan Hotel dan Apartemen
Hadiningrat Terrace Yogyakarta ini fondasi yang digunakan adalah fondasi raft dengan
kuat dukung jin dapat diambil sebesar Qa = 20 ton/m2, dimana fondasi ini merupakan
pelat beton yang berbentuk rakit melebar keseluruhan bagian dasar bangunan, yang
digunakan untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah dasar atau batu-batuan
dibawahnya. Untuk penahan tanah berupa soldier pile.

Gambar : Detail Soldire Pile dan Detail Fondasi Raft


2. Perencanaan retaining wall
Retaining wall merupakan dinding penahan tanah yang berfungsi menahan tekanan
tanah aktif, pasif, dan tekanan air tanah yang ditimbulkan akibat adanya tanah galian
maupun tekanan air yang menekan dinding basement. Retaining wall sekaligus
merupakan dinding terluar basement, yang memiliki ketebalan semakin besar untuk
lantai basement dengan posisi semakin di bawah. Jenis Retaining wall yang
digunakan adalah soldier pile. Pada proyek pembangunan ini, soldire pile digunakan
sebagai perkuatan tanah agar bangunan yang berada di samping proyek tidak amblas.
Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan galian. Mutu beton yang digunakan adalah
K-350 dengan tulangan U-40.
3. Perencanaan basement
Basement pada bangunan ini berfungsi sebagai tempat parkir serta pengolahan air
kotor pada basement terbawah. Secara umum, struktur basement hampir sama dengan
struktur atas, yakni terdiri dari kolom, droop panel, dinding, tangga, dan pelat lantai.
Hal yang membedakan adalah adanya ramp dan retaining wall serta perkuatan raft
pada basement terbawah. Pada perencanaan basement terdapat besi ekstra yang
berfungsi untuk menguatkan kolom dan droop panel yaitu dengan menambahkan baja
tulangan dengan D19 pada bagian tumpuan dan lapangan.

Gambar 3.4 Denah Penulangan Pelat Ekstra Basement 1

4. Perencanaan ramp
Ramp merupakan sarana yang menghubungkan lantai basement ke area parkir luar.
Ramp dirancang menggunakan mutu beton K-350, fc’= 29,64 Mpa serta mutu
tulangan yang digunakan U-40 untuk tulangan ulir.
3.5.2 Perencanaan Struktur Bangunan Atas (Upper Structure)
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas
muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok, dinding
geser dan tangga, yang masing-masing mempunyai peran yang dan sangat penting.
Struktur atas atau Upper Structure berfungsi menerima beban mati beban hidup.
Pelat lantai adalah elemen struktur yang menerima beban-beban diatasnya dan
menyalurkan ke balok. Pelat lantai dapat dianggap sebagai dasar atau landasan dari
struktur yang membentuk ruang. Sedangkan balok adalah elemen struktur yang
menerima distribusi beban dan pelat lantai dan menerima bebandiatasnya dan
mendistribusikan ke kolom. Kolom adalah elemen struktur yang menumpu/menahan
distribusi beban dari balok-balok dan disalurkan ke pondasi. Sehingga kolom sangat
berarti bagi struktur atas. Jika kolom runtuh maka runtuh pulalah bangunan secara
keseluruhan.
Oleh karena itu masing-masing elemen struktur harus memenuhi syaratsyarat dalam
proses perencanaannya. Syarat-syarat dalam mendesain suatu struktur diantaranya:
1. Kekuatan
Elemen struktur harus kuat terhadap gaya-gaya dan beban-beban yang bekerja. Dalam
hal ini yang ditinjau adalah beban yang bekerja dan mutu bahan yang digunakan.
2. Kekakuan
Struktur dan elemen struktur harus aman dalam batas kekakuan dan deformasinya
seperti menahan momen lentur dan torsi.
3. Stabilitas
Struktur secara umum harus dapat mencapai kesetimbangan baik arah vertikal dan
horizontal sehingga dapat dikatakan aman dan nyaman, terutama dalam menahan beban
gempa.
4. Efesiensi
Syarat ini mencakup tujuan desain struktur yang relatif lebih ekonomis. Tujuan
perencanaan struktur selain 3 faktor tinjauan konstruksi diatas yaitu dari segi biaya,
dimana struktur yang direncanakan bisa lebih ekonomis dalam segi pembiayaannya.

C. Teknologi yang dipakai


Konsep desain utama yang coba saya tawarkan dari desain apartemen ini adalah
menciptakan bangunan apartemen yang low cost consumption (hemat konsumsi energi)
dan bisa ikut berperan aktif menjaga iklim mikro dari area ini dengan menambah jumlah
vegetasi (penghijauan) pada bangunan ini.
Jalan pedestrian yang cukup panjang hingga menuju bangunan utama di
belakang, sehingga saya memfasilitasi dengan jalur pedestrian yang nyaman, terlindung
dari sengatan matahari serta air hujan, dengan peletakkan kanopi sepanjang jalur
pedestrian. Konsep desain utama yang coba saya tawarkan dari desain apartemen ini
adalah menciptakan bangunan apartemen yang low cost consumption (hemat konsumsi
energi) dan bisa ikut berperan aktif menjaga iklim mikro dari area ini dengan menambah
jumlah vegetasi (penghijauan) pada bangunan ini.
Dimana Jakarta sebagai kota metropolitan yang sudah mulai tidak terkontrol
semakin hari semakin berkurang area hijau yang dimiliki. Sehingga upaya yang saya
lakukan adalah mencoba mengganti vegetasi yang hilang pada tanah kita yang bersifat
horizontal dengan menghadirkannya secara vertikal mengikuti ketinggian bangunan.
Upaya untuk menghemat konsumsi energi pada bangunan ini antara lain,
penggunaan sun-shading pada sekitar jendela, pemaksimalan pemanfaatan cahaya alami
pada ruang dalam bangunan, serta mengarahkan secara tepat orientasi masa bangunan
sehingga radiasi panas matahari tidak terlalu besar masuk ke dalam, yang akan
menyebabkan meningkatkan beban tenaga AC untuk pengkondisian udara dalam
menciptakan kenyamanan thermal.

D. Pembagian Ruang
Lokasi berada di dekat Cilandak Town Square, Jakarta. Bentuk site pun unik,
karena berbentuk seperti kantung. Dengan entrance yang tidak terlalu besar dan luas pada
area belakang.
Karena Entrance yang tidak terlalu lebar, site dibaginya menjadi 3 zona. Yaitu:
zona pedestrian yang saya tujukan untuk para tamu yang menggunakan kendaraan umum
lalu masuk menuju ke dalam dengan berjalan kaki, zona kedua dan ketiga adalah keluar
dan masuk kendaraan bagi yang menggunakan kendaraan pribadi atau taksi yang
bisa mengantarkan sampai ke area drop off. Jalan pedestrian yang cukup panjang
hingga menuju bangunan utama di belakang, sehingga saya memfasilitasi dengan
jalur pedestrian yang nyaman, terlindung dari sengatan matahari serta air hujan,
dengan peletakkan kanopi sepanjang jalur pedestrian.
Lahan apartemen ini tidak terlalu besar untuk sebuah apartemen yang mencapai
44 unit, sehingga untuk mengakomodasi kebutuhan parkir, bagian basement dibagi
menjadi dua zona. Zona pertama yaitu untuk tamu yaitu pada ground floor.
Sehingga lantai 1 berfungsi sebagai area parkir tamu serta sebagai area publik
yang bisa diakses oleh umum. Lalu untuk penghuni apartemen dibuatkan 4 lantai
basement untuk menampung kebutuhan area parkir dari para penghuni.
Lantai 2 berfungsi sebagai lobby dan peletakkan beberapa fasilitas bagi para
penghuni, yaitu cafe, mini market, ruang karyawan, serta ruang pengelola. Lalu lantai 3
hingga 13 berfungsi sebagai unit apartemen yang terdiri dari beberapa unit Studio, One
bedroom, dan Two bedroom. Sedangkan pada lantai 14 berfungsi sebagai Penthouse.
Tiap unit memiliki balkon sebagai pengganti teras. Dimana menurut saya sudah
menjadi kebiasaan orang Indonesia butuh teras pada tempat tinggalnya. Sementara
pada beberapa lantai ada area-area yang saya dedikasikan untuk area hijau dan bisa
ditanam vegetasi besar,yaitu pada lantai 2, lantai 7, dan penthouse.
E. Gambar

Gambar : tampak
Gambar : tampak depan dan potongan
Gambar : site plan
Gambar : Basement
Gambar : Denah lantai 1-13 dan denah penthouse pada lantai 14
Gambar : Tampak Samping

Anda mungkin juga menyukai