Anda di halaman 1dari 6

Lab.

Hidrolika dan Hidromekanika


H idromekanika Waktu : 13.00-16.0
Hari
Hari,, tan
tangg
ggal
al : Seni
Seni , 30 April 2012

ALIRAN KRITIS

KELOMPOK 1

1. Cindhy Ade Hapsari ( F44100008 )


2. Panji P. Wicaksono ( F44100018 )
3. Fasih Huda Wiratama ( F44100031 )
4. Fricilia Gazela ( F44100056 )
5. Dian Puspa ( F44100067 )
6. Trias Megantoro ( F44100075 )

Dosen :
Dr. Ir. Nora Herdiana Panjaitan , DEA

Asisten :
Afdhol Arriska Choir ( F44080015 )

epartemen Teknik SIpil dan Lingkungan


Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
2012
I. PENDAHULUAN
2
Energi spesifik bisa didefinisikan sebagai : E = y + v  / 2g apabila saluran
dengan kemiringan dasar kecil dan nilai koefisien energi sebesar satu.
Dimana nilai E adalah energi spesifik, y adalah nilai kedalaman normal
aliran, v merupakan kecepatan aliran serta g adalah percepatan gravitasi.
Kurva energi spesifik untuk harga E mempunyai dua kemungkinan
kedalaman yaitu y1 dan y2.

Gambar 1. Kurva Energi Spesifik Dalam Saluran Terbuka



Pada aliran kritis, energi spesifik adalah minimum = 0 yang pada

keadaan tersebut menandakan bahwa pada aliran kritis tinggi kecepatan sama
dengan dari kedalaman hidrauliknya.
hi drauliknya.

 
=
 

Tipe aliran dapat ditunjukkan dengan hubungan antara kecepatan aliran


dengan faktor serta gaya gravitasi. Hubungan tersebut dinyatakan dalam
Angka Froude (F R) yang tidak berdimensi. Angka Froude tersebut
menunjukkan adanya aliran kritis, subkritis, serta aliran superkritis. Agar
 jenis aliran bersifat kritis maka Angka Froude harus sama dengan satu, untuk
aliran subkritis Angka Froude harus kurang dari satu dan agar aliran bersifat
superkritis maka Angka Froude harus lebih dari satu.


FR �
 


Adapun kriteria aliran kritis adalah aliran harus sejajar atau berubah
lambat laun, kemiringan saluran adalah kecil, dan koefisien energi dianggap
sama dengan satu. Aliran dapat berubah kondisi, dari aliran sub kritis ke
aliran super kritis atau dari super kritis ke sub kritis pada jarak yang pendek,
hal tersebut dikenal dengan nama gejala lokal (local phenomenon), dan gejala
lokal yang sering dijumpai yaitu penurunan hidrolik (hydraulic drop) yang
berupa loncatan bebas(free overfall) dan loncatan hidrolik (hydraulic jump).
II. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah agar praktikan mampu
mempelajari dan memahami mengenai aliran kritis dalam suatu saluran
terbuka, dan dapat menentukan besarnya ketinggian kritis dan kemiringan
kritis dari suatu saluran terbuka.

III. ALAT DAN BAHAN


Sekat ukur segitiga,
segitiga, saluran terbuka kaca, penggaris,air.

IV. METODE PRAKTIKUM


Praktikum kali ini dilakukan di laboratorium hidrolika dan hidromekanika
FATETA. Praktikum dilakukan guna mencari nilai E minimum serta
kemiringan kritis (Sc) dengan
dengan suatu
suatu kedalaman
kedalaman kritis tertentu.. Praktikum
diawali dengan pengaturan kemiringan (s) pada pintu air yaitu 0 cm
dilanjutkan hingga kemiringan 22,5 cm. Kemudian lebar saluran (b) dan
tinggi saluran di atas ambang (Y) diukur pada kemiringan yang berbeda-beda
guna mencari luas penampang yaitu dengan rumus �

  �  �  � � � ()
Kemudian nilai perimeter terbasahkan
terbasahkan (P) dicari dengan persamaan:

 �  + � � � � ()
Di mana nilai jari-jari hidrolik (R) dapat kita peroleh dengan persamaan
A/P. Setelah itu nilai debit aliran pada
pada sekat ukur
ukur segitiga diperoleh
diperoleh dengan
persamaan:

 � 0,0�� , ���()

Nilai debit yang diperoleh kemudian digunakan untuk menghitung nilai E


yaitu dengan persamaan:

 ()
� 
� � � ()
)

Maka diperoleh nilai E kemudian diperoleh nilai E minimum dengan


diplotkan dalam bidang millimeter blok dengan Y versusversus E.
E. Setelah
diperoleh nilai nilai A, R, dan Q dengan persamaan di atas, maka nilai
koefisien manning (n) diperoleh dengan rumus persamaan :

 
 �    �  �   �   ���()

Lalu nilai koefisien chezy (c) diperoleh dengan rumus persamaan:


� � � � ()
)

Selanjutnya nilai kemiringan kritis (Sc) diperoleh dengan menggunakan
rumus persamaan:
 
 �  � � � ()
)
 

V. HASIL PERCOBAAN

SALURAN TERBUKA KACA ( SEKAT UKUR SEGITIGA )

H = 20,8 cm
n = 0,01
2,5
Q = 0,014 H
 2,5
= 0,014 ( 20,8 )
-3 3
= 27,62 liter/detik = 27,62 x 10  m  /detik

Tabel 1. Perhitungan Koefisien Chezy, Koefisien Manning dan Energi Krit is


Y rata-
So Y1 Y2 b A R E
No rata C n
2 2 (m)
( cm ) ( cm ) ( cm ) ( cm ) ( cm ) ( m  ) (m )
1 0 9,54 15,17 12,36 0 0
0,05 0,08 0,14
2 2,5 7,6 7,49 7,55
0,03 0,05 40,13 0,02 0,12
3 5 5,87 5,56 5,72
0,02 0,04 43,07 0,01 0,13
4 7,5 5,43 5,19 5,31
0,02 0,04 39,33 0,02 0,14
5 10 4,92 4,78 4,85
0,02 0,04 39,13 0,02 0,15
40
6 12,5 4,57 4,3 4,44
0,02 0,04 40,17 0,01 0,17
7 15 4,33 4,26 4,30
0,02 0,04 38,54 0,02 0,17
8 17,5 4,06 3,78 3,92
0,02 0,03 41,12 0,01 0,20
9 20 3,91 3,67 3,79
0,02 0,03 40,54 0,01 0,21
10 22,5 3,84 3,5 3,67
0,01 0,03 40,19 0,01 0,22

Contoh perhitungan :
Misalkan pada kemiringan ( So ) = 2,5 cm
Y rata – rata = Y1 + Y2 = 7,6 + 7,49 = 7,55
2 2
2 2
A = b x Y rata-rata = 40 x 7,55 = 302 cm  = 0,03 m
2
R= A = 0,05 = 0,05 m
b + 2 Y rata-rata ( 40 + 2(7,55))/100
C= Q = 0,02672 = 40,13
2/3 1/2 2/3 1/2
AR S 0,03 x (0,05)  (0,025)
1/6 1/6
n = Y  = (7,55)  = 0,02
C 40,13
2
E = Y + (Q/A)  = 0,0755 + (0,02672/0,03) = 0,12 m
2g 2 x 9,81

Dari tabel diatas didapatkan grafik seperti berikut :

�����

�����

�����

����

����

����

����

����

� ���� ���� ���� ���� ����

Gambar 2.Grafik Hubungan Y dan E

Dari grafik diatas dapat diketahui


d iketahui E minimumnya pada 0,12 m, sehingga nilai
ketinggian kritisnya adalah:
Yc = 2/3 Emin = 2/3 x 0,12 = 0,08 m = 8 cm
Dan besar kemiringan kritisnya adalah :
2 1/3 2 1/3
Sc = g n  / Yc  = 9,81 x (0,01)  / (0,08)  = 0,002277 m = 2,27 cm
.
VI. PEMBAHASAN
Aliran kritis merupakan aliran yang terjadi apabila sepanjang aliran
memenuhi kriteria aliran kritis yakni kedalaman alirannya adalah sama
dengan kedalaman kritis (Y=Yc), aliran sejajar atau berubah lambat laun,
kemiringan saluran adalah kecil, koefisien energi dianggap sama dengan 1
(Kodoatie, 2009).
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan saluran terbuka kaca kaca
dengan sekat ukur segitiga sehingga debit aliran dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (III). Dengan nilai H sebesar 20,8 cm, maka
didapatkan nilai debit dengan memasukkan nilai H dalam persamaan (III),
sehingga didapatkan nilai debitnya
debitnya sebesar 27,62 liter/detik. Kemudian
Kemudian
kemiringan saluran diatur untuk mendapatkan kedalaman kritis. Untuk setiap
kemiringan saluran yang berbeda, ketinggian aliran diukur di dua titik yang
kemudian dirata-ratakan nilainya utnuk menghitung luas penampang aliran.
Dengan menggunakan data kedalaman aliran rata-rata, debit dan luas
permukaan, dapat dihitung nilai dari energi aliran (E). Energi aliran serta
kedalaman aliran rata-rata ini kemuadian di plotkan sehingga di dapat grafik
hubungan Y dan E (gambar 1). Dari grafik ini dapat diketahui nilai dari
energi minimun (Emin) serta nilai ketinggian kritis (Yc). Nilai energi
minimum pada percobaan ini adalah 0,12 m dan nilai ketinggian kritisnya
adalah 8 cm. Selain itu, dengan menggunakan data ketinggian aliran dapat
dihitung nilai jari-jari hidrolik sehingga koefisien Chazy dan Manning dapat
diketahui. Kedua koefisien ini digunakan dalam perhitungan kemiringan
kritis (Sc). Nilai kemiringan kritis yang didapat adalah 2,27 cm. Kemiringan
kritis disebut juga sebagai kemiringan batas kerena kemiringan yang lebih
landai dari kemiringan ini meyebabkan aliran yang lebih lambat dari aliran
kritis yang disebut sebagai aliran sub kritis (kemiringan yang lebih kecil dari
kemiringn kritis disebut kemiringan landai (Anonim, 2008). Sebaliknya,
kemiringan yang lebih besar dari pada kemiringan kritis disebut
kemiringangn curam. Kemiringan curam ini menyebabkan aliran superkritis
yang alirannya lebih cepat dari aliran kritis (Anonim, 2010).
Aliran kritis merupakan kondisi aliran yang dipakai sebagai pegangan
dalam menentukan dimesi bangunan ukur debit. Pada kondisi tersebut, yang
disebut sebagai keadaan aliran modular jika suatu kondisi debutnya
maksimum dan energi spesifiknya
spesifiknya adalam minimum. Contoh penerapan
penerapan
aliran kritis, subkritis dan superkritis yaitu Aliran Melalui Pintu Sorong /
Gerak]. Kondisi aliran melalui pintu sorong ( Sluice gate) akan tampak jelas
apakah dalam kondisi aliran bebas atau tenggelam, tergantung dari
kedalaman air di hilir pintu yang secara bergantian ditentukan oleh kondisi
aliran di hilir pintu tersebut. Kondisi aliran bebas ( free flow) dicapai bila
aliran di hulu pintu adalah sub kritis, sedangkan aliran di hilir pintuadalah
super kirtis (Hamdani, 2011).

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa praktikan
telah mampu mempelajari dan memahami mengenai aliran kritis pada saluran
terbuka dan dapat menentukan nilai ketinggian kritis (Yc) dan kemiringan
kritis (Sc), yaitu sebesar 8 cm dan 2,27 cm

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2008. Prinsip Energi dan Momentum pada Saluran Terbuka. https:
 //docs.google.com/viewer?a=v&q=c
 //docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:0TCrjLRKY_8J:pksm.
ache:0TCrjLRKY_8J:pksm.mercubu
mercubu
ana.ac.id/new/elearning/files_modul/11015-103
ana.ac.id/new/elearning/files_modul/11015-10356437031716
56437031716.doc+salura
.doc+salura
n+terbuka (Diakses tanggal 5 Mei 2012)
Anonim. 2010.  Aliran pada Saluran Terbuka. http://www.scribd.com/do
http://www.scribd.com/doc/16
c/16
836096/Aliran-Pada-Saluran-Terbuka.
836096/Aliran-Pada-Saluran-Terbuka. (Diakses tanggal 5 Mei 2012)
Hamdani, Afif. 2011.  Aliran Kritis, Subkritis dan Superkritis. http://
aappip.blogspot.com/?zx=1bf61914af84a067 (Diakses tanggal 5 Mei
2012)
Kodoatie, Robert J. 2009.  Hidrolika Terapan Aliran pada Saluran Terbuka
dan Pipa. http://www.bukukita.com/Teknik/Arsitektur/70189-HIDROLI
KA-TERAPAN-ALIRAN-PADA-SALURAN-TERBUKA-DAN-PIPA---
EDISI-REVISI--.html (Diakses tanggal 5 Mei 2012)

Anda mungkin juga menyukai