Anda di halaman 1dari 32

RKS & SPESIFIKASI TEKNIS

1 Jenis Pekerjaan 1.1 Nama Kegiatan :


Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase yang
Terhubung Langsung Dengan Sungai Dalam Daerah
Kab./Kota

Nama Pekerjaan :
Pembangunan Saluran Drainase Pamot Kelurahan Noborejo

Lokasi :
Kelurahan Noborejo

1.2 Masa Pekerjaan :


60 Hari Kalender

1.3 Pekerjaan ini meliputi, mendatangkan dan melengkapi


semua bahan-bahan, menyediakan tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan serta membuat segala pekerjaan
persiapan dan tambahan untuk kesempurnaan
pelaksanaan dan kemudian menyerahkan pekerjaan
dalam keadaan selesai dan sempurna.

1.4 Dalam pelaksaan pekerjaan ini harus dilaksanakan


berdasarkan kepada Bestek dan Gambar-gambar detail,
peraturan-peraturan dan syarat-syarat, daftar penjelasan
(Anwijzing ) serta ketentuan dan keputusan Direksi yang
dibuat secara tertulis.

2 Ukuran – Ukuran 2.1 Semua ukuran-ukuran harus sesuai dengan yang


Peil tercantum pada Gambar Bestek dan Gambar-gambar
detail serta yang dinyatakan dalam Bestek ini.

2.2 Untuk letak Feil ± 0.00 ditentukan dari muka tanah . Atau
kalau ada perubahanditetapkan oleh Direksi, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas ditempat pekerjaan dan
kemudian akan ditetapkan sebagai permukaan lantai.

2.3 Segala biaya yang dikeluarkan untuk pengukuran (


Uizetten ) menjadi tanggungan Pemborong.

3 Penyelenggaraan 3.1 Uraian Pekerjaan :


K3
a Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan
penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat
kerja yang berhubungan dengan pemindahan
bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi,
proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja

1
b Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah
kecelakaan kerja dan perlindungan kesehatan kerja
konstruksi maupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi
sesuai dengan tingkat risiko yang ditetapkan oleh
Pengguna Jasa.
c Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan
pengelolaan K3 yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi
Jalan dan Jembatan No. 004/BM/2006 serta peraturan
terkait lainnya.

3.2 Sistem Manajemen K3 Konstruksi


a Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan, dan
memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya,
penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3
Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
b Penyedia Jasa wajib melengkapi RK3K dengan rencana
penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan
pekerjaan.
c Penyedia Jasa wajib mempresentasikan RK3K pada
rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
untuk disahkan dan ditanda tangani oleh pengguna
jasa sesuai ketentuan Permen PU No.
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
d Penyedia Jasa harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi
pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau
sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket
pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3
Konstruksi atau Petugas
K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi Sistem
Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan
oleh Pengguna Jasa.
e Penyedia Jasa harus membentuk Panitia Pembina K3
(P2K3) bila:
i Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja
dengan jumlah paling sedikit 100 orang atau nilai
kontrak di atas Rp 100.000.000.000,- (seratus milyar
rupiah) atau sesuai dg ketentuan yg berlaku.
ii Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja
kurang dari 100 orang, akan tetapi menggunakan
bahan, proses dan instalasi yang

2
mempunyai risiko yang besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran
radioaktif.
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di
perusahaan dan tempat kerja yang merupakan wadah
kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah
pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan
Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.

f Penyedia Jasa harus membuat Laporan Rutin Kegiatan


P2K3 ke Dinas Tenaga
Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada
Direksi Pekerjaan.
g Penyedia Jasa harus melaksanakan Audit Internal K3
Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
h Penyedia Jasa harus melakukan tinjauan ulang terhadap
RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji
ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama
pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung
i Direksi Pekerjaan dapat sewaktu-waktu melaksanakan
inspeksi K3 Konstruksi

3.3 K3 Kantor Lapangan Dan Fasilitasnya


a Fasilitas Pencucian
Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas pencucian
yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas
pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat
pembersih untuk kondisi berikut ini:
- Jika pekerja berisiko terpapar kontaminasi kulit
yang diakibatkan oleh zatberacun, zat yang
menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif
lainnya;
- Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari
kulit jika menggunakan air dingin;
- Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya;
- Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin
yang berlebih, atau bekerja pada kondisi basah yang
tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja
harus membersihkan seluruh badannya, maka
Penyedia Jasa harus menyediakan pancuran air
(shower) dengan jumlah yang memadai;
- Untuk kondisi normal, Penyedia Jasa harus
menyediakan pancuran air untuk mandi dengan
jumlah sekurang-kurangnya satu untuk setiap 15
orang.

3
b Fasilitas Sanitasi
i Penyedia Jasa harus menyediakan toilet yang memadai
baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita
yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja
serta tempat sampah dengan kapasitas yang memadai.
ii Jika Penyedia Jasa mempekerjakan lebih dari 15
orang tenaga kerja, maka persyaratan minimumnya
adalah:
- Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang,
apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai
dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah
satu peturasan;
- Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15
orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang
sampai dengan tambahan 30 orang maka harus
ditambah satu kloset.
iii Jika Penyedia Jasa mempekerjakan wanita, toilet
harus disertai fasilitas pembuangan pembalut wanita.
iv Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan
dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah diakses,
mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan
terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus
disediakan jalur jalan kaki yang baik dengan
penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut.
Toilet harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa
sehinga dapat menjaga privasi orang yang
menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan.
v Penyedia Jasa dapat menyediakan satu toilet jika: setiap
jumlah pria dan setiap jumlah wanita kurang dari 10
orang; toilet benar-benar tertutup; mempunyai kunci
dalam; tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita;
tidak terdapat urinal di dalam toilet tersebut.
vi Dalam segala hal toilet harus menyediakan se-
kurang2nya air bersih dengan debit yang cukup dan
lancar, plumbing system yang memisahkan air bersih
dan air
kotor serta pembuangannya melalui saluran drainase
dengan sanitasi baik.
c Air Minum
Penyedia Jasa harus menyediakan pasokan air minum
yang memadai bagi seluruh pekerja dengan
persyaratan:
- Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label
yang jelas sebagai air minum;
- Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar
kesehatan yang berlaku;
- Jika disimpan dalam kontainer, kontainer harus:
bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas;
harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari
darisumber yang memenuhi standar kesehatan.

4
d Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan(P3K)
- Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh
kendaraan konstruksi dan di tempat kerja. Standar isi
kotak P3K tercantum dalam Lampiran II Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia No. PER. 15 / MEN / VIII /
2006 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja.
- Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang
sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab dalam
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
e Akomodasi untuk Makan dan Baju
- Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus
disediakan oleh Penyedia Jasa sebagai tempat untuk
makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca.
- Akomodasi tersebut harus mempunyai lantai yang
bersih, dilengkapi meja dan kursi, serta furnitur
lainnya untuk menjamin tersedianya tempat istirahat
makan dan perlindungan dari cuaca.
- Tempat sampah harus disediakan, dikosongkan dan
dibersihkan secara periodik.
- Tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat
penyimpanan pakaian yang tidak digunakan selama
bekerja harus disediakan. Setiap pekerja harus
disediakan lemari penyimpan pakaian (locker).
f Penerangan
- Penerangan harus disediakan di seluruh tempat
kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung,
tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat
dinyalakan ketika setiap orang melewati atau
menggunakannya.
- Penerangan tambahan harus disediakan untuk
pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika
menggunakan mesin.
- Penerangan darurat yang memadai juga harus
disediakan.
g Pemeliharaan Fasilitas
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya
pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam
kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara
nyaman oleh pekerja.
h Ventilasi
- Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara
yang bersih.
- Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu
misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan
bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada
kondisi lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan
alat pelindung nafas seperti respirator dan
pelindung mata.

5
3.4 Ketentuan Bekerja Pada Tempat Tinggi
a Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan oleh
pekerja yang mempunyaipengetahuan, pengalaman
dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan
untukmenyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
b Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi
dapat menggunakan satu atau beberapa pelindung
sebagai berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring
pengaman, sistem penangkap jatuh
c Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat
kerja
- Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat
sepanjang tepi lantai kerja atau tempat kerja yang
terbuka sesuai dengan pasal 4 sub seksi ini.
- Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas
jalan umum dan jika ada bahaya material atau barang
lain jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di
bawah pelataran kerja atau tempat kerja harus
dibebaskan dari akses orang atau dapat digunakan
jaring pengaman
d Terali pengaman lokasi kerja
Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di
sekeliling bangunan, atau bukaan di atap, lantai, atau
lubang lift, maka terali pengaman harus memenuhi
syarat:
- 900 – 1100 mm dari pelataran kerja;
- Mempunyai batang tengah (mid-rail);
- Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat
risiko jatuhnya alat kerja atau material dari
atap/tempat kerja.
e Jaring pengaman
- Pekerja yang memasang jaring pengaman harus
dilindungi dari bahaya jatuh.Sebaiknya digunakan
kendaraan khusus (mobile work platform) saat
memasang jaring pengaman. Akan tetapi jika
peralatan mekanik tersebut tidak tersediamaka
pekerja yang memasang jaring harus dilindungi
dengan tali pengaman(safety harness) atau
menggunakan perancah (scaffolding).
- Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin
pada sisi dalam area kerja.
- Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak
bersih yang cukup dari permukaan lantai/tanah
sehingga jika seorang pekerja jatuh pada jaring tidak
akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.
f Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest
system)
- Sistem pengaman jatuh individu (individual fall
arrest system) termasuk sistem rel inersia (inertia reel
system), safety harness dan tali statik. Pekerja yang

6
diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih
terlebih dahulu.
- Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk
pekerjaan atap.
- Pekerja yang menggunakan safety harness tidak
diperbolehkan bekerja sendiri.
- Pekerja yang jatuh dan tergantung pada safety
harness harus diselamatkan selama-lamanya 20
menit sejak terjatuh.
- Perhatian harus diberikan pada titik angker untuk
tali statik, jalur rel inersia, dan/atau jaring
pengaman.
g Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Penyedia Jasa harus:
- Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilakukan;
- Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
- Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk
mencegah kecelakaan akibat bergesernya tangga;
- Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan
pekerjaan;
- Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di
atas, pastikan bahwa tangga berada sekurang-
kurangnya 1m di atas lantai kerja;

3.5 Material Dan Kimia Berbahaya


a Alat Pelindung Diri
- Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk
menyediakan alat pelindung diri bagi pekerjanya
dengan ketentuan:
- Seluruh pekerja dan personil lainnya yang
terlibat harus dilatih cara
- penggunaan alat pelindung diri dan harus
memahami alasan penggunaannya.
- Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi
bagian atas dan jika ada risiko terluka dari objek
jatuh, maka Penyedia Jasa menyediakan helm
pelindung dan seluruh personil yang terlibat di
lapangan harus menggunakannya.
- Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat
kemungkinan kerusakan mata akibat pekerjaan las,
atau dari serpihan material seperti potongan gergaji
kayu,
- atau potongan beton.
- Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi
kaki pekerja. Gunakan sepatu dengan ujung besi di
bagian jari kaki.
- Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat
kebisingan tinggi.
- Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa
pekerjaan.

7
- Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk
pekerja yang terekspos pada bahaya seperti asbes,
asap dan debu kimia.
b Bahaya pada Kulit
- Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan
masalah kulit, terutama di tangan akibat
penggunaan bahan berbahaya.
- Tangan dan mata pekerja harus dilindungi
terhadap kontak dengan semen.
- Usahakan kontak dengan semen seminimum
mungkin. Penggunaan krim pelindung dapat
mengurangi risiko kerusakan kulit.
- Sedapat mungkin, pakaian pelindung harus
digunakan selama pekerjaan.Pakaian ini termasuk
baju lengan panjang, sarung tangan dan sepatu
pelindung.
- Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas untuk
mencuci badan dan mengganti pakaian.
- Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama
proses pemeraman beton dimana debu mulai
terbentuk.
c Pemotongan dan pengelasan dengan gas bertekanan
tinggi
i Penyedia Jasa harus memperhatikan potensi bahaya
sebagai berikut:
- Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana,
asetilen), biasanya dari kerusakan pada selang atau
pada sambungan selang.
- Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari
selang atau alat pijar pemotong.
- Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las.
- Kebakaran dari material yang mudah terbakar di
sekeliling tempat las.
ii Penanganan tabung
- Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan
tanah atau ditangani dengan kasar. Jika
memungkinkan, gunakan troli dengan mengikat
- tabung dengan rantai.
- Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas
sendiri untuk mencegah jatuhnya tabung.
- Tabung harus diberi waktu beberapa saat ketika
diposisikan berdiri sebelum digunakan.
iii Penyimpanan
- Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka
ketika pekerjaan selesai dan disimpan jauh dari
tabung.
- Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan
mudah terbakardan sumber api.
iv Peralatan

8
- Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat
digunakan. Selang harus diperiksa setiap hari untuk
memeriksa tanda kerusakan.
- Selang yang digunakan harus sependek mungkin.
Jika selang harus disambung akibat adanya bagian
yang rusak, gunakan hose coupler dan hoseclamps.
- Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan,
tabung harus dipindahkan ke tempat aman dan
dalam udara terbuka dan segera
- kontak suppliernya.
v Peralatan pemadam kebakaran dan alat pelindung
- Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari
daerah kerja dan alat pemadam yang memadai harus
disediakan oleh Penyedia Jasa.
- Pekerja harus menggunakan pelindung mata dan
pakaian pelindung untuk melindungi dari api.

3.6 Penggunaan Alat-Alat Bermesin


a Umum
Seluruh alat-alat bermesin harus dilengkapi dengan
manual penggunaan dan keselamatan yang
salinannya dapat diakses secara mudah oleh operator
atau pengawas lapangan.
b Alat Pemaku dan Stapler Otomatis dan Portabel
Jika Penyedia Jasa menggunakan pemaku dan stapler
otomatis dan portabel, maka ketentuan keselamatan di
bawah ini harus dipenuhi:
- Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun
alat tersebut memiliki pengaman.
- Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh
ditekan kecuali ujung alat diarahkan pada suatu
permukaan benda yang aman.
- Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di
daerah tepi suatu benda.
- Jika sumber tenaga alat pemaku dan stapler otomatis
menggunakan tenaga pnematik, tidak
diperkenankan menggunakan sumber gas yang
berbahaya dan mudah terbakar.
- Alat yang rusak tidak boleh digunakan.
- Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang
sesuai harus digunakan saat menggunakan alat
tersebut.
c Crane dan Alat Pengangkat
- Tidak dibenarkan melakukan pekerjaan
pemindahan atau pengangkatan barang/material
dengan risiko gangguan fisik terhadap pekerja tanpa
menggunakan alat pengangkat.
- Pekerjaan pemindahan atau pengangkatan barang-
barang/material dengan perbedaan ketinggian lebih
dari 5 m dan berat lebih dari 500 kg harus
menggunakan crane, excavator atau forklift.

9
- Crane harus diperiksa setiap minggu, dan diperiksa
secara menyeluruh setiap
- 12 bulan oleh orang yang berkompeten. Hasil
inspeksi harus dicatat.
- Harus tersedia sertifikat pengujian alat yang terbaru.
- Operator harus terlatih, kompeten dan berusia di atas
18 tahun.
- Alat kendali (tuas, saklar, dan sebagainya) harus
diberi keterangan yang jelas.
- Sebelum dilakukan pengangkatan, beban yang dapat
diangkat hanya ditentukan oleh operator.
- Setiap jib crane dengan kapasitas lebih dari 1 ton
harus mempunyai indikator beban aman (safe load
indicator) yang diperiksa setiap minggu.
- Crane harus didirikan di atas pondasi yang kokoh.
- Harus disediakan ruang yang cukup untuk
pelaksanaan pengangkatan yang aman.
- Asisten operator harus dilatih untuk memberikan
sinyal pada operator dan untuk mengikatkan beban
secara benar dan mengetahui kapasitas
pengangkatan crane.
- Crane harus secara rutin menjalani pemeliharaan
menyeluruh.
- Gigi pengangkat harus dalam kondisi baik dan
telah diperiksa secara menyeluruh.

3.7 Pengukuran Dan Pembayaran


a Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa
harus mencakup seluruh biaya untukpenanganan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk biaya
untuk Ahli K3Konstruksi pada paket pekerjaan yang
mempunyai risiko K3 tinggi atau Petugas K3Konstruksi
pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3
sedang dan kecil. Ahli K3 adalah seseorang yang
mempunyai sertifikat dari yang berwenang dan sudah
berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
dalam pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman
kerja. Petugas K3 adalah petugas di dalam organisasi
Penyedia Jasa yang telah mengikuti
pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.
b Perhitungan biaya penangananan K3 tersebut sudah
merupakan satu kesatuan dengan biaya pelaksanaan
konstruksi, yang diperhitungkan dalam masing-masing
Harga Satuan atau Biaya Tak Terduga (Overhead)
sebagaimana peraturan yang berlaku pada setiap jenis
pekerjaan yang mengandung risiko K3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.
c Tanpa mengabaikan ketentuan-ketentuan dari Syarat-
syarat Umum dan Syarat-syarat Khusus Kontrak,

10
Direksi Pekerjaan akan memberi surat peringatan secara
bertahap kepada Penyedia Jasa apabila Penyedia Jasa
menyimpang dari ketentuan yang berkaitan dengan
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
dengan cara memberi surat peringatan ke-1 dan ke-2.
Apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti, maka
Pengguna Jasa akan mengurangi pembayaran semua
item pekerjaan sebesar 1% (satu persen) dari tagihan
bulanan (Monthly Certificate of Payment) Penyedia jasa
sebelum dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
hingga rencana SMK3 Konstruksi dapat terpenuhi
sesuai jadwalnya.

4 Pekerjaan 4.1 Pekerjaan Meliputi :


Persiapan
1 Pemasangan papan nama proyek
2 Pasang profil melintang galian tanah
3 Pemasangan prasasti dari bahan marmer ukuran
20x30cm
4 Mobilisasi alat

4.2 Persyaratan bahan


1 Untuk penampungan air disiapkan drum
penampungan, air harus memenuhi kualitas yang
ditentukan dalam PBI 1971.
2 Untuk papan nama proyek digunakan tiang dan kayu
meranti dan tripleks atau plat seng.
3 Bahan bouwplank dipakai kayu meranti 5/7 dan
papan meranti ukuran 2/20.
4 Bahan Prasasti menggunakan pas. batu, keterangan
pekerjaan menggunakan marmer ukuran 20x40 cm

4.3 Pedoman Pelaksanaan


1 Pembuatan papan nama proyek
Membuat papan nama proyek dari papan dilapis
seng dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan tegak
diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan
pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan
nama proyek memuat :
- Nama proyek
- Pemilik proyek
- Lokasi proyek
- Jumlah biaya (kontrak)
- Nama Konsultan Perencana
- Nama Konsultan Pengawas
- Nama Pelaksana (Kontraktor)
- Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun.
Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus
melakukan Pembersihan, pengukuran dari existing
yang ada dan membuat patok-patok dan pemasangan
bouplank

11
2 Pasang profil melintang galian tanah
- Pagar didirikan pada batas-batas yang
mengelilingi tapak proyek seperti yang ditentukan
dengan tinggi 2 M.
- Pemasangan tiang kayu dipasang tiap jarak 20 m
- Diantara tiang dipasangkan benang / tali untuk
meluruskan galian

3 Pemasangan prasasti dari bahan marmer ukuran


20x30cm
- Pondasi dibuat sedalam 20 cm menggunakan
pasangan batu
- Ukuran prasasti 20/30x50 cm
- Prasasti dilapis plesteran & acian
- Marmer berukuran 20x40 cm diberi keterangan
pekerjaan

4.4 Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan
apabila telah selesai dipasang sesuai
dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah
disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan

4.5 Dasar Pembayaran


Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut
jadwal pembayaran yang diberikan di bawah, dimana
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh
untukpenyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan
untuk semua pekerja, bahan, perkakas,

5. Pembongkaran 5.1 Lingkup Pekerjaan


Struktur
1 Yang termasuk dalam pekerjaan ini :
a Pembongkaran beton
b Pembongkaran Pasangan batu

2 Pekerjaan harus juga meliputi pembuangan bahan ke


tempat yang ditunjuk oleh Direski Pekerjaan, yang
meliputi baik pembuangan atau pengamanan,
penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
pengamanan dari kerusakan atas bahan yang
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
3 Sebelum melakukan pekerjaan Penyedia Jasa
berkewajiban menyiapkan metode pelaksanaan kerja
dan mempresentasikan kepada Direksi Pekerjaan.

4 Pengajuan Kesiapan Kerja


Seluruh bahan bongkaran yang ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan untuk diamankan harus segera diukur segera
setelah pekerjaan pembongkaran dan suatu catatan

12
tertulis yang memberikan data lokasi semula, sifat,
kondisi dan kuantitas bahan harus dilaporkan kepada
Direksi Pekerjaan.

5 Kewajiban Penyedia Jasa untuk Mengamankan Bahan


dan Struktur Lama
Bilamana pelebaran, perpanjangan atau peningkatan
lain terhadap jembatan atau gorong-gorong
memerlukan pembongkaran lantai, gelegar, tembok
kepala, atau bagian struktur lainnya, pembongkaran
semacam ini harus dilaksanakan tanpa menimbulkan
kerusakan pada bagian struktur yang akan
dipertahankan. Setiap kerusakan atau, kehilangan,
bagian yang diamankan atau dilepas sementara, atau
setiap kerusakan pada bagian struktur yang akan
dipertahankan akibat kelalaian Penyedia Jasa, harus
diperbaiki kembali atas biaya Penyedia Jasa.

6 Pengaturan Pembuangan Sisa Bahan Bangunan


Penyedia Jasa harus melakukan seluruh pengaturan
yang diperlukan dengan PemilikTanah dan
menanggung semua biaya, untuk memperoleh lokasi
yang sesuai untuk
pembuangan akhir sisa bahan bangunan dan
penyimpanan sementara untuk bahan yang diamankan.

7 Pengaturan Lalu Lintas


Jembatan, gorong-gorong dan struktur lain yang
digunakan oleh lalu lintas tidak boleh dibongkar sampai
pengaturan untuk memperlancar arus lalu lintas dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan
ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.

8 Prosedur Pembongkaran
a. Terkecuali diperintahkan lain, bangunan bawah
jembatan dari struktur lama harus dibongkar sampai
dasar sungai asli dan bagian yang tidak terletak pada
sungai harus dibongkar paling sedikit 30 cm di
bawah permukaan tanah aslinya. Bilamana bagian
struktur lama semacam ini terletak seluruhnya atau
sebagian dalam batas-batas untuk struktur baru,
maka bagian tersebut harus dibongkar seperlunya
untuk memudahkan pembangunan struktur yang
diusulkan dan setiap lubang atau rongga harus
ditimbun kembali dan dipadatkan sampai dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
b. Peledakan atau operasi lainnya yang diperlukan
untuk pembongkaran terhadap struktur lama atau
penghalang, yang dapat merusak struktur baru, harus
selesai dikerjakan sebelum penempatan setiap

13
pekerjaan baru di sekitarnya, terkecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.

9 Pembuangan Bahan Bongkaran


a Bahan Yang Diamankan
1. Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik
Pemilik yang sah sebelum pekerjaan pembongkaran
dilakukan. Tidak ada bahan bongkaran yang akan
menjadi milik Penyedia Jasa
2. Semua bahan yang diamankan harus disimpan
sebagaimana yang diminta olehDireksi Pekerjaan.
3. Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Direksi
Pekerjaan, semua beton yang dibongkar yang
ukuran bahannya cocok untuk pasangan batu
kosong (rip rap) dan tidak diperlukan untuk
digunakan dalam proyek, harus ditumpuk pada
lokasi yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
b Bahan Yang Dibuang
Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk
dipertahankan atau diamanakan dapatdibakar atau
dikubur atau dibuang seperti yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.

10 Pengukuran Dan Pembayaran


a Cara Pengukuran
1. Kuantitas yang dihitung untuk pembongkaran
untuk semua jenis bahan harus berda- sarkan jumlah
aktual dari hasil pembongkaran dalam meter kubik,
kecuali untuk pembongkaran bangunan gedung,
pembongkaran rangka baja termasuk lantai
jembatan, pembongkaran lantai jembatan kayu,
pembongkaran jembatan kayu dalam meter persegi
dan pembongkaran batangan baja dalam meter
panjang.
2. Untuk pengangkutan hasil bongkaran ke tempat
penyimpanan atau pembuangan yang melebihi 5 km
harus dibayar per kubik meter per kilometer.
b Dasar Pembayaran
Pekerjaan diukur seperti ditentukan di atas harus
dibayar berdasarkan Harga Kontrak per satuan
pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk pembuangan atau
pengamanan, penanganan, pengangkutan,
penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan, untuk
semua pekerja, peralatan, perkakas, dan semua
pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang sebagaimana mestinya
seperti disyaratkan dalam Seksi ini.

14
6. Pekerjaan Tanah 6.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan tanah :
1 Penimbunan dengan tanah urug
2 Pematokan
3 Pembersihan
4 Galian tanah termasuk galian saluran
5 Urugan tanah

6.2 Penimbunan dengan tanah urug


a Sebelum dilakukan penimbunan tanah urug, harus
dilakukan pengukuran untuk ambil 0lantai dari as
jalan.
b Penimbunan tanah urug harus dipadatkan setiap
ketebalan 20 cm
c Tanah yang di timbun harus padat dan datar

6.3 Pematokan
a Sebelum bagian pekerjaan lainnya dimulai,
Kontraktor melakukan pematokan
untukmenetapkan AS fan Peil rencana serta batas.
b Dalam pematokan ini, Kontraktor harus
memperhatikan titik-titik referensi/Bench Mark yang
ada.
c Pematokan dilakukan oleh Kontraktor kemudian
diperiksa kembali bersama oleh Kontraktor dan Direksi.
d Patok-patok tersebut dari kayu bulat diameter 8 cm dan
panjang 60 cm ditancapkan sedalam 50 cm dan bagian
yang muncul diatas permukaan tanah setinggi 10 cm.
e Patok dari titik-titik yang akan terganggu oleh
pekerjaan, harus dibuat patok-patok referensi pada
tempat yang aman dan mudah terlihat.
f Patok referensi tersebut ditempel papan yang berisikan
tulisan/penjelasan mengenai posisi dan peil rencana
dari titik yang bersangkutan.
g Bila Direksi meragukan hasil pekerjaan yang telah
ada, Direksi berhak melakukan pengukuran
pemeriksaan ulang.

6.4 Pembersihan
a Bagian taman yang terkena terkena bangunan
dibongkar, batang-batang pohon,
akar-akar dan sebagainya harus dibongkar pada
kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di permukaan
tanah asli atau permukaan akhir/final grade
(ditentukan oleh permukaan yang lebih rendah) dan
bersama-sama dengan seluruh sampah dalam segala
bentuknya, harus dibuang pada tempat yang tidak
tampak dari tempat pekerjaan/akan ditetapkan oleh
Direksi.
b Pohon-pohon yang ditebang, tidak
diperkenankan jatuh pada tanah milik

15
perorangan tanpa izin khusus dari pemiliknya dan
Kontraktor atas tanggungjawabnya menyingkirkan
pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat
semula, asal ada persetujuan tertulis dari pemiliknya.
c Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada
saat pembersihan, harus diperbaiki oleh Kontraktor atas
tanggung jawabnya sendiri.
d Dalam hal akan dilakukan pembakaran,
Kontraktor harus memberitahukan kepada pemilik-
pemilik tanah yang berbatasan dengan pekerjaan,
paling kurang 48 jam tentang maksudnya akan
melakukan pembakaran.
e Kontraktor harus selalu bertindak sesuai dengan
peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku
mengenai pembakaran di tempat terbuka.
f Pada pelaksanaan pembersihan, kontraktor harus
berhati-hati untuk tidak mengganggusetiap patok-
patok pengukuran, pipa-pipa atas tanda-tanda lainnya
g Pekerjaan pematikan dianggap selesai apabila
hasilnya sudah diketahui dan disetujui oleh Direksi.

6.5 Galian
a Pekerjaan galian dilakukan pada daerah galian sebagai
yang tercantum dalam gambar rencana.
b Kedalaman penggalian harus sesuai dengan
ketinggian rencana yang tertera pada gambar
rencana.berdiri sampai pekerjaan selesai.
c Tanah dan batuan hasil galian yang memenuhi
persyaratan material untuk urugan, dipakai untuk
pekerjaan urugan
d Tanah hasil galian yang tidak dipakai/terpakai untuk
urugan dibuang ke tempat yang akan ditetapkan oleh
Direksi.

6.6 Urugan
a Material untuk urugan, harus material yang sesuai
untuk itu dan disetujui Direksi. Galian
tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada
material yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan
seluruh pengurugan.
b Material yang dalam keadaan basah, dimana kalau
dalam keadaan kering dinyatakan dapat dipakai,
harus dikeringkan lebih dahulu sebelum digunakan
untuk timbunan.
c Bila Direksi menghendaki, Kontraktor harus menggali
tanah tufa atau material tanah yang kurang baik
mutunya sampai kedalaman yang dianggap cukup oleh
Direksi.
d Pada daerah-daerah basah/ tergenang air/rawa,
Kontraktor harus membuat saluran-saluran
pembuangan sementara atau memompa air untuk

16
mengeringkan daerah tersebut. Lapisan lumpur yang
ada harus dibuang ke tempat yang akan ditunjuk oleh
Direksi sebelum pengurugan kembali.
e Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, pada daerah
yang telah selesai dibabat dan dibersihkan,
Kontraktor harus mengerjakan pengisian lubang-
lubang yang disebabkan karena pencabutan akar-
akar pohon, bekas- bekas sumur, saluran dan
sebagainya dengan
menggunakan material yang baik sesuai dengan
petunjuk Direksi dan harus segera dilakukan perataan
dan pemadatan pada permukaan tanah
tersebut.
f Penghamparan material urugan dapat dimulai setelah
ada persetujuan Direksi.
g Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan setiap
lapisan harus dipadatkan sampai mancapai
kepadatan yang disyaratkan. Lapisan dari material
lepas selain dari material batu- batuan, tebal tiap
lapisannya tidak boleh lebih dari 20 cm, kecuali kalau
tersedia alat pemadat (Compaction Equipment)
yang dapat memadatkan lebih dari 20 cm sampai
mencapai kepadatan yang merata untuk seluruh
tebalnya. Setelah kadar air diatur agar dapat dicapai
kepadatan yang maksimum, material lepas harus
segera dipadatkan sehingga mencapai kepadatan yang
disyaratkan.
h Sebelum dimulai pekerjaan pemadatan yang
sesungguhnya, Kontraktor harus melakukan percobaan
pemadatan atas petunjuk Direksi, pada jalur dengan
panjang dan lebar tertentu, dengan alat-alat dan
material seperti yang sama yang akan digunakan pada
pekerjaan pemadatan yang sesungguhnya. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk menentukan kadar air
optimum yang akan dipakai dan hubungan antara
jumlah penggilasan dan kepadatan yang dapat dicapai
untuk rencana material urugan tertentu. Seluruh
pembiayaan untuk percobaan ini ditanggung oleh
Kontraktor.
i Kepadatan yang harus dicapai untuk konstruksi urugan
adalah sebagai berikut :
- Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah peil
permukaan sub grade, harus dipadatkan sampai90%
dari kepadatan (kering) maksimum yang dapat
dicapai dengan test (AASHO T.99-70. Untuk
mencapai kepadatan CBR 4% lapisan berikutnya
tidak boleh dihampar sebelum lapisan yang
terdahulu disetujui oleh Direksi.
- Lapisan dibawah permukaan sub grade kurang dari
30 cm harus dipadatkan hingga mencapai100% dari

17
kepadatan (kering) maksimum menurut AASHO
T.99-70 untuk mencapai kepadatan CBR 4%.
j Material urugan yang tidak mengandung kadar air yang
cukup untuk dapat mencapai kepadatan yang
dikehendaki, harus ditambah air dengan alat
penyemprot (sprinker) dan dicampur/diaduk
sampai merata (homogen). Material urugan yang
mempunyai kadar air lebih tinggi dari seharusnya
tidak boleh dipadatkan sebelum cukup di keringkan
dan disetujui oleh Direksi untuk dipakai. Pekerjaan
pemadatan tanah urugan tadi harus dilakukan pada
kadar air optimum sesuai dengan sifat alat-alat
pemadatanyang tersedia. Pada pelaksanaan,
Kontraktor harus mengambil langkah-langkah
yang perlu agar pada pekerjaan tersebut air
hujan dapat mengalir dengan lancar.
k Apabila Direksi meragukan hasil pemadatan, maka
Kontraktor wajib membuktikan hasil pemadatan lapis
per lapis dengan test langsung di lapangan dan
dilaboratorium atas biaya Kontraktor.
l Laboratorium yang dipakai adalah laboratorium
mekanika tanah yang mempunyai izin usaha dan izin
operasi resmi pada bidangnya.
m Semua hasil pekerjaan akan dicek kembali terhadap
patok-patok referensi.
n Pekerjaan pengurugan dianggap selesai setelah
mendapat persetujuan dari Direksi

6.7 Toleransi Dimensi Saluran


a Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai
dikerjakan tidak boleh berbeda lebih dari3 cm dari yang
ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus
cukup halus dan merata untuk menjamin aliran yang
bebas dan tanpa genangan bilamana alirannya kecil.
b Alinyemen selokan dan profil penampang melintang
yang telah selesai dikerjakan tidak boleh bergeser lebih
dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada
setiap titik.

6.8 Jadwal kerja


a Penyedia Jasa senantiasa harus menyediakan drainase
yang lancar tanpa terjadinya genangan air dengan
menjadwalkan pembuatan selokan yang sedemikian
rupa agar drainase dapat berfungsi dengan baik
sebelum pekerjaan timbunan dan struktur perkerasan
dimulai. Pemompaan harus dilakukan selama
diperlukan untuk mencegah genangan air di daerah
Pekerjaan. Pemeliharaan berkala baik saluran sementara
maupun permanen harus dijadwalkan sehingga aliran
air yang lancar dapat dipertahankan secara keseluruhan
selama Periode Pelaksanaan.

18
b Pada tahap awal selokan harus digali sedikit lebih kecil
dari penampang melintang yang disetujui, sedangkan
pemangkasan tahap akhir termasuk perbaikan dari
setiap kerusakan yang terjadi selama pelaksanaan
pekerjaan harus dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan yang berdekatan atau bersebelahan selesai.

6.9 Perbaikan Terhadap Pekerjaan yang Tidak Memenuhi


Ketentuan
a Bilamana dianggap perlu maka survei profil
permukaan lama atau yang akan dilaksanakan harus
diulang untuk mendapatkan catatan kondisi fisik yang
teliti.
b Penggalian atau penimbunan lebih lanjut, bilamana
diperlukan termasuk penimbunan kembali dan
dipadatkan terlebih dulu pada pekerjaan baru
kemudian digali kembali hingga memenuhi garis yang
ditentukan

6.10 Pengukuran
Pekerjaan galian selokan dan saluran air harus diukur untuk
pembayaran dalam meter kubik sebagai volume aktual
bahan yang dipindahkan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Pekerjaan galian ini diperlukan untuk
pembentukan atau pembentukan kembali selokan dan
saluran air yang memenuhi pada garis, ketinggian, dan profil
yang benar seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Penggalian yang
melebihi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tidak boleh diukur
untuk pembayaran.

6.11 Dasar Pembayaran


Kuantitas galian, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas
akan dibayar berdasarkan Harga Kontrak per satuan
pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah ini dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua
pekerja, perkakas dan peralatan untuk galian selokan
drainase dan saluran air, untuk semua formasi penyiapan
pondasi selokan yang dilapisi dan semua pekerjaan lain atau
biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya
seperti yang diuraikan

7 PEKERJAAN 7.1 Pekerjaan ini meliputi :


BETON
PRACETAK
a Saluran pracetak Uditch (K-350)
b Cover uditch pracetak (K-350)

19
c Gorong-gorong kotak Box Culvert (K-350)
d Buis Beton tanpa tulangan pracetak

7.2 Umum
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan
Uditch dan gorong-gorong sesuai denganSpesifikasi dan
Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.

7.3 Dimensi penampang


Dimensi penampang disesuaikan dengan gambar bestek
atau sesuai dengan arahan direksi pekerjaan.

7.4 Bahan dan Campuran


a Semen
Semen yang digunakan adalah semen portland
komposit (PCC) yangmemenuhi standar SNI 15-7064-
2004. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebihrendah
sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan
menghasilkan permukaanbeton yang lebih rapat dan
lebih halus.
b Agregat
Agregat kasar yang digunakan yaitu agregat lolos
saringan ½” (12.5 mm)dan agregat halus berupa debu
batu yang memenuhi spesifikasi standar SNI 032461-
1991.Proses penyaringan dan pencucian agregat
dilakukan selama 20menit. Pencucian agregat
dilakukan sampai kadar lumpur yang terdapat
dalamagregat hilang.
c Air
Air yang digunakan untuk pencampuran beton harus
bersih dan bebas dari material perusak seperti minyak,
asam alkali, bahan-bahan organik atau materiallainnya
yang dapat merusak beton dan baja tulangan sesuai SNI
7974:2013.
d Baja Tulangan
Tulangan yang digunakan terdiri atas tulangan polos
diameter 8 mm (ø8) dantulangan ulir diameter 10 mm
(D10) yang sesuai SNI 2052:2014. Proses pemotongan
baja tulangan dilakukan dengan menggunakan
gurinda.Baja tulangan D10 dipotong sepanjang yang
dibutuhkan sebanyak 6 buah. Sedangkanuntuk
tulangan ø8 dipotong sepanjang yang dibutuhkan
sebanyak 9 buah. Secarakeseluruhan untuk satu unit U-
ditch membutuhkan waktu pemotongan
tulangansekitar 7 menit.
Pembengkokkan baja tulangan dilakukan secara
manual dengan menggunakan kunci pembengkok baja.
Tulangan yang dibengkokkan merupakantulangan ulir
diameter 10 mm (D10). Tulangan diletakkan di atas
bantalanpembengkok yang dilengkapi pen penahan

20
kemudian dibengkokkan seperti padagambar di bawah
dengan panjang pembengkokak setiap 53 cm dari
masingmasing
ujung tulangan. Untuk pembengkokkan enam buah
tulanganmembutuhkan waktu sekitar 10 menit. Metode
sambungan untuk tulangan dilakukan dengan cara
dilas denganjarak sesuai dengan gambar desain yang
telah ditentukan. Proses pengelasantulangan untuk satu
buah U-ditch membutuhkan waktu sekitar 25 menit.
e Superplasticizer
Superplasticizer yang digunakan adalah Sika Viscocrete
3115 dengan dosis1% dari berat semen.
f Persiapan Bekisting (Mould)
Pada produksi U-ditch ini direncanakan menggunakan
sistem bekisting (mould) yang terbuat dari plat baja.
Pemilihan material baja untuk bekisting inilebih awet
dan tahan lama, sehingga dapat digunakan berulang
kali seterusnyasampai pekerjaan selesai.Pada tahap
persiapan bekisting terlebih dahulu dibersihkan dari
debu danmaterial lainnya. Khusus untuk U-ditch tipe
corrugate dilapisi dengan mirrorglaze antara bekisting
dan corrugate kayu untuk menutupi celah-celah kecil
yangmemungkingkan beton segar masuk ke celah-celah
tersebut pada saat pengecorandan merusak bentuk
corrugate.
Setelah itu bekisting dilapisi dengan oli menggunakan
kuas. Kemudian tulangan diposisikan di dalam
bekisting dan dipasang plastic wheel spacer
sebagaipengganti beton decking untuk menghasilkan
tebal selimut beton 20 mm.
Setiap sisi bekisting dirapatkan dengan memasang baut
mur menggunakankunci inggris. Pastikan bahwa tidak
ada celah agar beton segar tidak keluar padasaat
pengecoran dan pemadatan dilakukan.

7.5 Pembuatan Campuran Beton


a Penimbangan bahan dan material
Semen, agregat, air, dan superplasticizer ditimbang
sesuai dengan komposisimix design yang telah
ditentukan yaitu air 23.95 kg, semen 70.32 kg,
agregathalus 78.9 kg, agregat kasar 130.63 kg, dan
superplasticizer 703 gr untuk 1 unitU-ditch dengan
volume 0.1091 m3
Sebelum proses pengadukan (mixing), terlebih dahulu
superplasticizer dicampurkan ke dalam air setelah
mengurangi berat air dari hasil perhitungan mixdesign
dengan berat superplasticizer. Superplasticizer
mempunyai pengaruh yangbesar dalam meningkatkan
workabilitas tanpa mempengaruhi kuat tekan beton.
b Proses pencampuran (mixing)

21
Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakan
mesin concrete mixerdengan kapasitas 0.1 m3. Sehingga
untuk membuat campuran beton U-ditch dengan
volume 0.13 m3 dilakukan dua kali pencampuran
dimana berat untuk setiap material dibagi dua dari berat
sampel yang sebenarnya untuk 1 unit U-ditch.
Langkah pertama masukkan secara berurutan pasir,
semen, kemudian agregathalus masing-masing sesuai
dengan porsi yang telah ditimbang.
Tutup permukaan concrete mixer kemudian nyalakan
mesin. Pada 30 detikpertama buka penutupnya.
Kemudian pada detik ke 60 masukkan air yang
telahditimbang secara perlahan.Setelah memasukkan
air, diaduk selama 1 menit lalu matikan mesin.
Kemudian aduk campuran secara manual
menggunakan sendok semen selama 30detik untuk
memastikan tidak ada pasir atau semen yang
menggumpal. Setelah itunyalakan mesin kembali
selama 1 menit sampai campuran beton merata.
Waktuyang dibutuhkan untuk proses mixing ini yaitu
10 menit.

7.6 Pengujian Slump Flow


Pengujian nilai slump flow dilakukan setelah campuran
beton jadi. Pengujiannilai slump berguna untuk mengetahui
keadaan kelecakan campuran. Secarakeseluruhan pengujian
slump flow memerlukan waktu sekitar 4 menit.
Adapunlangkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
a Letakkan cetakan di atas permukaan datar, tidak
menyerap air, dan kaku.Cetakan harus ditahan secara
kokoh di tempat selama pengisian, oleh operatoryang
berdiri di atas bagian injakan. Pengisian adukan beton
dibagi menjaditiga lapisan. Setiap lapis sekiranya
sepertiga dari volume cetakan.
b Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan
menggunakan batang pemadat.Sebarkan tusukan
secara merata di atas permukaan setiap lapisan.
c Saat pengisian lapisan atas, lebihkan adukan beton di
atas cetakan sebelumpemadatan dimulai. Bila hasil
pemadatan menyebabkan beton turun dibawahujung
atas cetakan, tambahkan adukan beton untuk menjaga
adanya kelebihanbeton pada bagian atas dari cetakan.
Setelah itu ratakan permukaan betonpada bagian atas
cetakan dengan cara menggelindingkan batang
penusuk diatasnya.
d Lepaskan segera cetakan dari beton dengan
mengangkat cetakan arah verticaldengan hati-hati.
Angkat cetakan dengan jarak kurang lebih 300 mm
dalamwaktu sekitar 5 detik.
e Ukur slump dengan menentukan perbedaan tinggi
antara bagian atas cetakandan bagian pusat permukaan

22
atas beton. Dalam penelitian ini diperoleh nilaislump
yaitu 23 mm sedangkan nilai slump rencana yaitu 12
mm. Nilai slumpyang diperoleh lebih tinggi karena
adanya bahan tambah yaitusuperplasticizer tanpa
mempengaruhi kuat tekan beton.
f Nilai slump flow diukur berdasarkan kemampuan
penyebaran beton denganmengukur panjang diameter
penyebaran alirannya. Dalam penelitian inidiperoleh
nilai flow yaitu 43 mm.

7.7 Pengecoran dan Pemadatan


Pengecoran dilakukan segera setelah selesai pengadukan
dan sebelum beton mulai mengeras. Untuk proses
pemadatan saat pengecoran dilakukanmenggunakan mesin
vibrator.Campuran beton dituang ke dalam bekisting
kemudian mesin vibratordinyalakan. Pemadatan dilakukan
dengan penggetaran agar udara atau angin yangmasih
berada dalam campuran tersebut dapat keluar dan tidak
menimbulkanrongga atau lubang yang menyebabkan
kualitas beton berkurang.Pada proses produksi ini,
pemadatan dilakukan dengan 2 kali penggetaran.Untuk
penggetaran pertama, beton diisi sampai memenuhi bagian
dinding U-ditchkemudian digetarkan selama 20 detik.
Setelah penggetaran pertama, bekistingdiisi kembali sampai
penuh dan digetarkan kembali selama 15 detik.Campuran
beton yang telah dipadatkan kemudian dipindahkan dengan
craneke tempat yang telah ditentukan dimana beton akan
mengeras sempurna. Sebagaitahap finishing, permukaan
beton kemudian diratakan dengan menggunakansendok
semen (trowel) dan dibiarkan mengeras sempurna. Secara
keseluruhanproses ini membutuhkan waktu 40 menit.

7.8 Perawatan (Curing)


Perawatan (Curing) dilakukan setelah beton mencapai final
setting atau beton telah mengeras. Curing dilakukan untuk
memastikan reaksi senyawa semen dapatberlangsung secara
optimal sehingga mutu beton yang diharapkan dapat
tercapai,dan menjaga agar tidak terjadi susut yang
berlebihan pada beton akibat kehilangankelembaban yang
terlalu cepat atau tidak seragam, sehingga menyebabkan
retak.Benda uji dicuring selama sekitar 28 hari berturut –
turut mulai hari pertamasetelah pengecoran. Curing
dilakukan dengan cara menyelimuti permukaan
betondengan kain goni basah.

7.9 Proses Pemasangan Uditch


a Persiapan Area Pekerjaan Pemasangan Saluran U Ditch
Cara pemasangan U Ditch yang pertama adalah tahap
persiapan, mulai dari perencanaan, pengukuran, hingga
pembersihan area. Perencanaan dilakukan dengan
membuat RAB pemasangan u ditch dan analisa

23
pemasangan u ditch, yang kemudian dilanjutkan
dengan survey lokasi sekaligus mengukur area. Selain
untuk mengukur area, survey juga perlu dilakukan agar
mengetahui apakah lokasi tersebut tepat untuk
dilakukan konstruksi pengairan.
b Penggalian Area Kerja
Begitu persiapan area telah dilakukan, langkah dalam
metode pelaksanaan pemasangan u ditch yang
berikutnya adalah penggalian area. Perlu diperhatikan
bahwa sebelum dilakukan penggalian, area konstruksi
telah dikondisikan mulai dari pengaturan lalu lintas
hingga peralatan yang dibutuhkan. Penggalian area pun
harus dilakukan dengan baik menggunakan alat berat
yaitu excavator, agar tidak terjadi kesalahan dan
penyumbatan aliran air.
c Penyiapan lantai kerja
Lantai kerja yang dimaksud berupa beton K-100 atau
pasir urug dengan ketebalan sesuai dengan gambar
bestek atau arahan dari direksi pekerjaan.
d Setting U-Ditch Kedalam Lubang Galian
Langkah yang berikutnya adalah proses peletakan atau
pemasangan U Ditch itu sendiri pada area yang sudah
digali sebelumnya. Metode Pemasangan U Ditch
dilakukan menggunakan alat berat seperti excavator
atau crane, kemudian disambung menggunakan plat
penyambung dan semen. Saluran Drainase U Ditch
yang sudah bisa dipasang atau diletakkan pada area
konstruksi adalah yang sudah berusia 7 hari setelah
proses fabrikasi di pabrik beton dan telah melalui
standar mutu yang berlaku.
e Sambungan
Setiap sambungan Uditch diberi plesteran dan acian
dengan lebar kurang lebih 3 cm agar sambungan terlihat
rapi
f Pengurugan Dan Pemadatan Area Pekerjaan Saluran U
Ditch
Setelah U Ditch dipasang, hal terakhir yang perlu
dilakukan dalam metode pelaksanaan pekerjaan
saluran u ditch adalah pengurugan dan pemadatan area
konstruksi. Saat melakukan penggalian pada proses
kedua, tentu ada tanah galian yang biasanya diletakkan
di samping kanan dan kiri area. Tanah tersebut yang
kemudian diurug dan dipadatkan secara hati-hati di
sisi-sisi U Ditch agar saluran air tidak bergeser.

7.10 Proses Pemasangan Buis Beton


a Apabila kondisi tanah sudah digali, Buis Beton dibantu
dengan perlengkapan seperti tripod ataupun
menggunakan tambang dadung untuk menurunkannya
ke dalam tanah galian.

24
b Atau menempatkan Buis Beton terlebih dahulu sebelum
dilakukan proses penggalian, buis beton ditempatkan
dilokasi yang akan digali, setelah itu dimulai proses
penggalian dari sisi dalam buis beton.
Pekerjaan ini dimungkinkan untuk penggunaan buis
beton dimensi yang besar, yang memiliki ruang untuk
melakukan penggalian.
c Buis beton ditempatkan sesuai dengan kedalaman
rencana, apabila satu titik rencana kedalaman lebih dari
1 m, maka buis beton yang digunakan akan lebih dari
satu unit, permukaan buis beton yang diatasnya harus
tepat berada permukaan buis beton yang pertama
d Ruangan kosong antara tanah galian dan buis beton
dapat diisi kembali dengan tanah bekas galian, atau
dengan material lainnya seperti sirtu, pasir, split,
ataupun beton.

7.11 Pengukuran dan Pembayaran


a Pengukuran
1 Uditch
Uditch diukur dengan jumlah per Unit yang diterima
sesuai dengan dimensi yang ditunjukan dalam gambar
kerja atau yang diperintahkan direksi pekerjaan.
2 Cover Uditch
Cover uditch diukur dengan jumlah per Unit yang
diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukan dalam
gambar kerja atau yang diperintahkan direksi
pekerjaan.
3 Buis Beton
Buis Beton dengan jumlah panjang satuan meter yang
diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukan dalam
gambar kerja atau yang diperintahkan direksi
pekerjaan.

b Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari spesifikasi yang
ditentukan sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan
dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran
dan menggunakan satuan pengukuran yang
ditunjukkan di bawah dan dalam daftar kuantitas.

8. PEKERJAAN 8.1 Umum


BETON
1. Bagian ini mencakup sebagai pekerjaan awal untuk
pekerjaan struktur utama adapun item pekerjaan yaitu :
Pek. Beton mutu f'c = 7,4 Mpa (K 100), slump (12 ± 2) cm,
w/c = 0,87 (molen)
Pek. Beton mutu f'c = 14,5 Mpa (K 175), slump (12 ± 2)
cm, w/c = 0,66 (molen)
2. Persyaratan-persyaratan konstruksi Beton, istilah teknik
serta syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum

25
menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen
ini.Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka
semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standart
dibawah ini:
• Standart Industri Indonesia.
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SKSNI T15 -
1991 - 03).
• Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970 NI – 18
• Peraturan Tahan Gempa 1982.
• American Society For Testing & Material (ASTM).
3. Semua material yang digunakan harus mendapat
persetujuan dari direksi lapangan.

8.2 Syarat Bahan


1. Air.
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih
yang bisa diminum.
2. Semen.
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun
1972 dan memenuhi S-400. menurut Standart Cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (NI 8 tahun 1972). Semen yang telah
mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak
semen, tidak di perkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa
sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen
tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 cm.
Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat
dilakukan menurut urutan pengiriman.
3. Pasir Beton.
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras,
bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya
serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971.
4. Kerikil koral Batu Pecah:
Kerikil
4 Koral yang digunakan harus bersih yaitu pecah
1 -2 / 2 – 3 dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar
kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk
menjamin adukan beton dengan komposisi material
yang tepat.
5. Besi Beton (Baja Tulangan) :
Besi beton yang digunakan adalah besi beton polos
dengan mutu biasa (tegangan leleh karakteristik

26
minimum 2400 kg/cm2), ukuran dan jumlah besi yang
dipakai disesuaikan dengan gambar detail struktur.
Kontraktor harus dapat memberikan sertifikat dari
pabrik besi beton yang menyatakanbahwa kekuatan
besi beton tersebut sesuai dengan spesifikasi. Baja
tulangan dengan mutu meragukan harus diperiksa di
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
Seluruh biaya untuk itu sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Daya lekat baja tulangan harus dijaga
dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahanlainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara
terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok
dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika Kontraktor
tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan
catatan harus ada persetujuan Direksi. Jumlah besi
persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar
(dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas
penampang). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh
penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab
kontraktor.

8.3 Syarat Pelaksanaan


1. Pengerjaan Beton bertulang disesuaikan ukuran dan
perletakannya dengan gambar. Semua pekerjaan beton
bertulang harus mengikuti SKSNI T15-1991.
2. Pembesian kolom beton harus dilaksanakan sesuai
gambar dengan penulangan yang ada dan apabila
digambar kurang jelas harap dikonsultasikan terlebih
dahulu pada pengawas.
3. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pembuatan
campuran adukan beton sesuai dengan mutu beton
yang diinginkan, mengangkut adukan, membuat
cetakan / begesting /acuan, mengecor merawat beton,
membongkar cetakan setelah waktu yang ditentukan
dan memelihara beton sampai dengan proses
pengerasan sehingga beton mencapai spesifikasi yang
ditentukan.
4. Sebelum adukan beton dituangkan / dicor, kayu-kayu
begisting harus bersih dari kotoran kotoran, minyak,
benda-benda terlebih dahulu secepatnya.
5. Pengadukan beton baru dilakukan dengan mesin
pengaduk beton (beton molen) selama sekurang-
kurangnya 5 menit setelah semua agregat dimasukkan
dalam drum pengaduk.

27
6. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus
dilanjutkan tanpa berhenti atautidak boleh terputus
tanpa adanya persetujuan dari Direksi / Konsultan
pengawas.
7. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton
pada bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya, sehingga setiap pekerjaan pengecoran
beton harus dapat ijin tertulis dan mendapat
pengawasan dari Direksi / Konsultan Pengawas.
8. Peralatan untuk campuran / adukan yang dipakai
bilamana untuk kapasitas kurang dari 1 m3, peralatan
yang dipakai adalah molen.
9. Istilah IV istilah kimia, rumus IV rumus dan jumlah
bahan IV bahan yang aktif, ukuran yang harus dipakai
dan efek mengenai bertambahnya atau berkurangnya
penggunaan dosis bahan-bahan secara terus menerus
pada sifat sifat physik dan kimia beton basah dan yang
sudah mengeras dan akan diserahkan kepada konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
10 Kontraktor harus menyediakan sample sample dan
. melaksanakan percobaan percobaan tersebut
sebagaimana diperintahkan oleh konsultan pengawas
sebelum ijin penggunaan admixture di ijinkan dipakai
pada pelaksanaan. seluruh pengambilan sample dan
pelaksanaan test menjadi tanggungan Kontraktor.
11 Cetakan dan Acuan :
.
• Begisting harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga tidak ada perubahan bentuk nyata dan
cukup dapat menampung beban sementara sesuai
dengan jalannya kecepatan pembetonan.
• Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan
harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi
mempunyai bentuk, ukuran dan batasbatas yang
sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana
dan uraian pekerjaan.
• Bahan begisting dapat berupa papan kayu dengan
permukaan halus dan rata atau dengan menggunakan
triplek sengon 8 mm. Cetakan beton dapat dibongkar
dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
• Pembongkaran Begisting harus hati-hati sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang
tajam dan tidak pecah. .
• Bekas cetakan yang terpendam dalam tanah harus
dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan
pengurukan tanah kembali.
• Pembukaan bekesting harus berdasarkan umur beton
28 hari dan bilamana kontraktor melakukan

28
pembongkaran yang berakibat fatal tanpa ada ijin
tertulis dari konsultan maka kontraktor wajib
mennganti / memperbaiki dan juga bertanggung
jawab sepenuhnya baik teknis maupun non teknis.

9 PEKERJAAN BESI 9.1 Umum


1. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan,
pengangkutan dan pelayanan yang diperlukan untuk
melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
2. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan,
pabrikasi dan pemasangan tentang konstruksi besi,
penyokong (support), dan sebagainya, sesuai dengan
yang ditunjukkan pada gambar kerja.
3. Bagian ini mencakup sebagai pekerjaan besi meliputi
pekerjaan di bawah ini :
• Pek. Besi UNP
• Pek. Besi CNP / Kanal C
• Pek. Besi Siku
• Pek. Pengelasan
• Pek. Pengecatan besi dengan meni
4. Sebelum pekerjaan pdilakukan, kontraktor
berkewajiban untuk meneliti semua dokumen kontrak
yang berhubungan, pemeriksaan kebenaran dari
kondisi pekerjaan, meninjau pekerjaan dan kondisi-
kondisi yang ada, melakukan pengukuran ulang dan
mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan
kegiatan.
5. Kontraktor harus mempertimbangkan hambatan dan
perubahan yang mungkin terjadi pada kondisi
lapangan, berdasarkan pertimbangan dan tanggung
jawabnya atas persetujuan tertulis dari direksi teknik
dan konsultan pengawas.

9.2 Syarat Bahan


1. Material yang digunakan harus sesuai dengan
spesifikasi teknis. tidak cacat dan ukuran digambar
adalah ukuran jadi terpasang.
2. Semua bahan / alat yang tertulis dibawah ini harus
seluruhnya baru, kualitas baik, buatan pabrik yang
dikenal dan disetujui.
3. Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang
memiliki nilai kelembapan lebih dari 70%.
4. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas.
5. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai
sebagai pedoman / standard bagi Pengawas untuk
menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.

29
9.3 Syarat pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan Pubrikasi, kontraktor harus
memberitahukan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas.
2. Terhadap ketidaksesuaian bahan, Konsultan Pengawas
berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan dan Kontraktor harus
menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
3. Satuan Berat jenis baja yang dipakai adalah 7800 kg/m
Satuan berat elemen baja adalah sesuai dengan yang
tercantum di dalam tabel pabrik pembuat.
4. Baja
Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari
karat,lobang-lobang dan kerusakan lainnya, lurus, tidak
terpuntir, tanpa tekukan, serta memenuhi syarat
toleransi sesuai dengan spesifikasi ini.
5. Baut.
Baut penyambung harus merupakan material baru, dan
panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan.
Mutu pelat ring harus sesuai dengan mutu baut.
6. Elektroda las.
Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar
struktur, maka elektoda las yang digunakan adalah
E70XX, sesuai dengan lokasi penggunaannya.
7. Pengelasan
harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC Specification
dan baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan ijin
tertulis dari Konsultan / Direksi. Pengelasan harus
dilakukan dengan las listrik, bukan dengan las karbit.
• Kawat las yang dipakai adalah harus dari produk
yang disetujui oleh Konsultan / Direksi. Ukuran
kawat las disesuaikan dengan tebal pengelasan.
• Kontraktor harus menyediakan tukang las yang
berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik
dalam dalam melaksanakan konstrksi baja sejenis.
Hal ini harus dibuktikan dengan menunjukkan
sertifikat yang masih berlaku.
• Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama
tipe dan ukuran las yang tercantum di dalam gambar
(las sudut, las tumpul dan lainlain), dan Kontraktor
harus mempunyai alat untuk mengukur tebal las
sehingga dengan mudah dapat diketahui apakah
tebal las sudah sesuai dengan gambar atau tidak.
• Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan
dari cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api
yang kasar dengan menggunakan mechanical wire
brush dan untuk daerah-daerah yang sulit dapat

30
digunakan sikat baja. Bekas potongan api harus
dihaluskan dengan menggunakan gurinda agar
permukaan baja menjadi baik. Kerak bekas
pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
• Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak timbul distorsi dan tegangan residual
pada elemen konstruksi baja yang dilas. Pengelasan
pada pertemuan elemenelemen yang padat seperti
pada tumpuan harus dilakukan dengan teknik
preheating.
• Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las
(pengelasan lebih dari satu kali), maka sebelum
dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu
harus dibersihkan dahulu dari kerak-kerak las/slag
dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las
yang berpori-pori atau retak atau rusak harus
dibuang sama sekali.
• Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan
mutu pengelasan yang baik, maka pada dasarnya
semua pekerjaan pengelasan harus dilakukan di
bengkel. Bila akan mengadakan pengelasan lapangan
harus seijin tertulis dari Konsultan / Direksi.
• Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang
dilakukan di lapangan (field weld), dimana posisi dari
tukang las harus sedemikian sehingga dapat dengan
mudah melakukan pengelasan dengan hasil yang
baik tanpa mengabaikan keselamatan kerja.
• Pada semua pengelasan harus dilakukan
pemeriksaan visual untuk mengetahui apakah :
persiapan pengelasan sudah dilakukan dengan baik
(bersih, gap yang cukup dan lain-lain).
• Laboratorium uji las yang ditunjuk harus mendapat
persetujuan Konsultan / Direksi dan semua biaya
pengujian las menjadi tanggung jawab Kontraktor
8. Pengecatan
Pengecatan dilakukan merata sesuai dengan perintah
menggunakan cat dasar berbahan dasar alkyd yang
mengandung red lead berfungsi untuk mencegah karat
pada permukaan besi.

10. PERATURAN 10.1 Apabila terdapat pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan
PENUTUP yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (
Spesifikasi Teknis), tidak sesuai dengan Gambar atau tidak
sesuai dengan Petunjuk petunjuk Konsultan Pengawas atau
Staf Teknik baik secara lisan maupun tertulis didalam buku
lapangan / buku direksi / Kuasa Pemegang Anggaran, maka
pekerjaan tersebut harus dibongkar dan pembuatannya
kembali seluruhnya menjadi tanggungan Kontraktor. Jika
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( Spesifikasi Teknis )
ini belum tercakup beberapa jenis pekerjaan ataupun

31
persyaratan lainnya, maka hal tersebut akan diatur dalam
Addendum - addendum Spesifikasi Teknis dan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ) serta Perintah Tertulis
dari Konsultan Pengawas atas persetujuan Kuasa Pemegang
Anggaran pada waktu pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
1. Apabila dalam ( Spesifikasi Teknis ) untuk uaraian
bahan-bahan, pekerjaan tidak disebutkan dan
dilaksanakan oleh kontraktor, maka hal ini dianggap
seperti disebutkan.
2. Apabila terjadi perbedaan antara gambar ( Spesifikasi
Teknis ) dan Kontrak maka yang diambil adalah
berdasarkan Kontrak atau berdasarkan risalah rapat
bersama.
3. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan
ditentukan lebih lanjut oleh pihak direksi / pemberi
tugas, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam
peraturan ini
4. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan
ditentukan lebih lanjut oleh Direksi, bilamana perlu
diadakan perbaikan dalam Spesifikasi Teknis ini.

32

Anda mungkin juga menyukai