Nama Pekerjaan :
Pembangunan Saluran Drainase Pamot Kelurahan Noborejo
Lokasi :
Kelurahan Noborejo
2.2 Untuk letak Feil ± 0.00 ditentukan dari muka tanah . Atau
kalau ada perubahanditetapkan oleh Direksi, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas ditempat pekerjaan dan
kemudian akan ditetapkan sebagai permukaan lantai.
1
b Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah
kecelakaan kerja dan perlindungan kesehatan kerja
konstruksi maupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi
sesuai dengan tingkat risiko yang ditetapkan oleh
Pengguna Jasa.
c Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan
pengelolaan K3 yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi
Jalan dan Jembatan No. 004/BM/2006 serta peraturan
terkait lainnya.
2
mempunyai risiko yang besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran
radioaktif.
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di
perusahaan dan tempat kerja yang merupakan wadah
kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah
pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan
Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.
3
b Fasilitas Sanitasi
i Penyedia Jasa harus menyediakan toilet yang memadai
baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita
yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja
serta tempat sampah dengan kapasitas yang memadai.
ii Jika Penyedia Jasa mempekerjakan lebih dari 15
orang tenaga kerja, maka persyaratan minimumnya
adalah:
- Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang,
apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai
dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah
satu peturasan;
- Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15
orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang
sampai dengan tambahan 30 orang maka harus
ditambah satu kloset.
iii Jika Penyedia Jasa mempekerjakan wanita, toilet
harus disertai fasilitas pembuangan pembalut wanita.
iv Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan
dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah diakses,
mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan
terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus
disediakan jalur jalan kaki yang baik dengan
penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut.
Toilet harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa
sehinga dapat menjaga privasi orang yang
menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan.
v Penyedia Jasa dapat menyediakan satu toilet jika: setiap
jumlah pria dan setiap jumlah wanita kurang dari 10
orang; toilet benar-benar tertutup; mempunyai kunci
dalam; tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita;
tidak terdapat urinal di dalam toilet tersebut.
vi Dalam segala hal toilet harus menyediakan se-
kurang2nya air bersih dengan debit yang cukup dan
lancar, plumbing system yang memisahkan air bersih
dan air
kotor serta pembuangannya melalui saluran drainase
dengan sanitasi baik.
c Air Minum
Penyedia Jasa harus menyediakan pasokan air minum
yang memadai bagi seluruh pekerja dengan
persyaratan:
- Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label
yang jelas sebagai air minum;
- Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar
kesehatan yang berlaku;
- Jika disimpan dalam kontainer, kontainer harus:
bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas;
harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari
darisumber yang memenuhi standar kesehatan.
4
d Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan(P3K)
- Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh
kendaraan konstruksi dan di tempat kerja. Standar isi
kotak P3K tercantum dalam Lampiran II Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia No. PER. 15 / MEN / VIII /
2006 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja.
- Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang
sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab dalam
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
e Akomodasi untuk Makan dan Baju
- Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus
disediakan oleh Penyedia Jasa sebagai tempat untuk
makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca.
- Akomodasi tersebut harus mempunyai lantai yang
bersih, dilengkapi meja dan kursi, serta furnitur
lainnya untuk menjamin tersedianya tempat istirahat
makan dan perlindungan dari cuaca.
- Tempat sampah harus disediakan, dikosongkan dan
dibersihkan secara periodik.
- Tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat
penyimpanan pakaian yang tidak digunakan selama
bekerja harus disediakan. Setiap pekerja harus
disediakan lemari penyimpan pakaian (locker).
f Penerangan
- Penerangan harus disediakan di seluruh tempat
kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung,
tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat
dinyalakan ketika setiap orang melewati atau
menggunakannya.
- Penerangan tambahan harus disediakan untuk
pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika
menggunakan mesin.
- Penerangan darurat yang memadai juga harus
disediakan.
g Pemeliharaan Fasilitas
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya
pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam
kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara
nyaman oleh pekerja.
h Ventilasi
- Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara
yang bersih.
- Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu
misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan
bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada
kondisi lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan
alat pelindung nafas seperti respirator dan
pelindung mata.
5
3.4 Ketentuan Bekerja Pada Tempat Tinggi
a Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan oleh
pekerja yang mempunyaipengetahuan, pengalaman
dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan
untukmenyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
b Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi
dapat menggunakan satu atau beberapa pelindung
sebagai berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring
pengaman, sistem penangkap jatuh
c Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat
kerja
- Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat
sepanjang tepi lantai kerja atau tempat kerja yang
terbuka sesuai dengan pasal 4 sub seksi ini.
- Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas
jalan umum dan jika ada bahaya material atau barang
lain jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di
bawah pelataran kerja atau tempat kerja harus
dibebaskan dari akses orang atau dapat digunakan
jaring pengaman
d Terali pengaman lokasi kerja
Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di
sekeliling bangunan, atau bukaan di atap, lantai, atau
lubang lift, maka terali pengaman harus memenuhi
syarat:
- 900 – 1100 mm dari pelataran kerja;
- Mempunyai batang tengah (mid-rail);
- Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat
risiko jatuhnya alat kerja atau material dari
atap/tempat kerja.
e Jaring pengaman
- Pekerja yang memasang jaring pengaman harus
dilindungi dari bahaya jatuh.Sebaiknya digunakan
kendaraan khusus (mobile work platform) saat
memasang jaring pengaman. Akan tetapi jika
peralatan mekanik tersebut tidak tersediamaka
pekerja yang memasang jaring harus dilindungi
dengan tali pengaman(safety harness) atau
menggunakan perancah (scaffolding).
- Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin
pada sisi dalam area kerja.
- Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak
bersih yang cukup dari permukaan lantai/tanah
sehingga jika seorang pekerja jatuh pada jaring tidak
akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.
f Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest
system)
- Sistem pengaman jatuh individu (individual fall
arrest system) termasuk sistem rel inersia (inertia reel
system), safety harness dan tali statik. Pekerja yang
6
diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih
terlebih dahulu.
- Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk
pekerjaan atap.
- Pekerja yang menggunakan safety harness tidak
diperbolehkan bekerja sendiri.
- Pekerja yang jatuh dan tergantung pada safety
harness harus diselamatkan selama-lamanya 20
menit sejak terjatuh.
- Perhatian harus diberikan pada titik angker untuk
tali statik, jalur rel inersia, dan/atau jaring
pengaman.
g Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Penyedia Jasa harus:
- Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilakukan;
- Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
- Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk
mencegah kecelakaan akibat bergesernya tangga;
- Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan
pekerjaan;
- Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di
atas, pastikan bahwa tangga berada sekurang-
kurangnya 1m di atas lantai kerja;
7
- Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk
pekerja yang terekspos pada bahaya seperti asbes,
asap dan debu kimia.
b Bahaya pada Kulit
- Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan
masalah kulit, terutama di tangan akibat
penggunaan bahan berbahaya.
- Tangan dan mata pekerja harus dilindungi
terhadap kontak dengan semen.
- Usahakan kontak dengan semen seminimum
mungkin. Penggunaan krim pelindung dapat
mengurangi risiko kerusakan kulit.
- Sedapat mungkin, pakaian pelindung harus
digunakan selama pekerjaan.Pakaian ini termasuk
baju lengan panjang, sarung tangan dan sepatu
pelindung.
- Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas untuk
mencuci badan dan mengganti pakaian.
- Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama
proses pemeraman beton dimana debu mulai
terbentuk.
c Pemotongan dan pengelasan dengan gas bertekanan
tinggi
i Penyedia Jasa harus memperhatikan potensi bahaya
sebagai berikut:
- Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana,
asetilen), biasanya dari kerusakan pada selang atau
pada sambungan selang.
- Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari
selang atau alat pijar pemotong.
- Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las.
- Kebakaran dari material yang mudah terbakar di
sekeliling tempat las.
ii Penanganan tabung
- Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan
tanah atau ditangani dengan kasar. Jika
memungkinkan, gunakan troli dengan mengikat
- tabung dengan rantai.
- Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas
sendiri untuk mencegah jatuhnya tabung.
- Tabung harus diberi waktu beberapa saat ketika
diposisikan berdiri sebelum digunakan.
iii Penyimpanan
- Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka
ketika pekerjaan selesai dan disimpan jauh dari
tabung.
- Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan
mudah terbakardan sumber api.
iv Peralatan
8
- Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat
digunakan. Selang harus diperiksa setiap hari untuk
memeriksa tanda kerusakan.
- Selang yang digunakan harus sependek mungkin.
Jika selang harus disambung akibat adanya bagian
yang rusak, gunakan hose coupler dan hoseclamps.
- Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan,
tabung harus dipindahkan ke tempat aman dan
dalam udara terbuka dan segera
- kontak suppliernya.
v Peralatan pemadam kebakaran dan alat pelindung
- Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari
daerah kerja dan alat pemadam yang memadai harus
disediakan oleh Penyedia Jasa.
- Pekerja harus menggunakan pelindung mata dan
pakaian pelindung untuk melindungi dari api.
9
- Crane harus diperiksa setiap minggu, dan diperiksa
secara menyeluruh setiap
- 12 bulan oleh orang yang berkompeten. Hasil
inspeksi harus dicatat.
- Harus tersedia sertifikat pengujian alat yang terbaru.
- Operator harus terlatih, kompeten dan berusia di atas
18 tahun.
- Alat kendali (tuas, saklar, dan sebagainya) harus
diberi keterangan yang jelas.
- Sebelum dilakukan pengangkatan, beban yang dapat
diangkat hanya ditentukan oleh operator.
- Setiap jib crane dengan kapasitas lebih dari 1 ton
harus mempunyai indikator beban aman (safe load
indicator) yang diperiksa setiap minggu.
- Crane harus didirikan di atas pondasi yang kokoh.
- Harus disediakan ruang yang cukup untuk
pelaksanaan pengangkatan yang aman.
- Asisten operator harus dilatih untuk memberikan
sinyal pada operator dan untuk mengikatkan beban
secara benar dan mengetahui kapasitas
pengangkatan crane.
- Crane harus secara rutin menjalani pemeliharaan
menyeluruh.
- Gigi pengangkat harus dalam kondisi baik dan
telah diperiksa secara menyeluruh.
10
Direksi Pekerjaan akan memberi surat peringatan secara
bertahap kepada Penyedia Jasa apabila Penyedia Jasa
menyimpang dari ketentuan yang berkaitan dengan
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
dengan cara memberi surat peringatan ke-1 dan ke-2.
Apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti, maka
Pengguna Jasa akan mengurangi pembayaran semua
item pekerjaan sebesar 1% (satu persen) dari tagihan
bulanan (Monthly Certificate of Payment) Penyedia jasa
sebelum dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
hingga rencana SMK3 Konstruksi dapat terpenuhi
sesuai jadwalnya.
11
2 Pasang profil melintang galian tanah
- Pagar didirikan pada batas-batas yang
mengelilingi tapak proyek seperti yang ditentukan
dengan tinggi 2 M.
- Pemasangan tiang kayu dipasang tiap jarak 20 m
- Diantara tiang dipasangkan benang / tali untuk
meluruskan galian
12
tertulis yang memberikan data lokasi semula, sifat,
kondisi dan kuantitas bahan harus dilaporkan kepada
Direksi Pekerjaan.
8 Prosedur Pembongkaran
a. Terkecuali diperintahkan lain, bangunan bawah
jembatan dari struktur lama harus dibongkar sampai
dasar sungai asli dan bagian yang tidak terletak pada
sungai harus dibongkar paling sedikit 30 cm di
bawah permukaan tanah aslinya. Bilamana bagian
struktur lama semacam ini terletak seluruhnya atau
sebagian dalam batas-batas untuk struktur baru,
maka bagian tersebut harus dibongkar seperlunya
untuk memudahkan pembangunan struktur yang
diusulkan dan setiap lubang atau rongga harus
ditimbun kembali dan dipadatkan sampai dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
b. Peledakan atau operasi lainnya yang diperlukan
untuk pembongkaran terhadap struktur lama atau
penghalang, yang dapat merusak struktur baru, harus
selesai dikerjakan sebelum penempatan setiap
13
pekerjaan baru di sekitarnya, terkecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
14
6. Pekerjaan Tanah 6.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan tanah :
1 Penimbunan dengan tanah urug
2 Pematokan
3 Pembersihan
4 Galian tanah termasuk galian saluran
5 Urugan tanah
6.3 Pematokan
a Sebelum bagian pekerjaan lainnya dimulai,
Kontraktor melakukan pematokan
untukmenetapkan AS fan Peil rencana serta batas.
b Dalam pematokan ini, Kontraktor harus
memperhatikan titik-titik referensi/Bench Mark yang
ada.
c Pematokan dilakukan oleh Kontraktor kemudian
diperiksa kembali bersama oleh Kontraktor dan Direksi.
d Patok-patok tersebut dari kayu bulat diameter 8 cm dan
panjang 60 cm ditancapkan sedalam 50 cm dan bagian
yang muncul diatas permukaan tanah setinggi 10 cm.
e Patok dari titik-titik yang akan terganggu oleh
pekerjaan, harus dibuat patok-patok referensi pada
tempat yang aman dan mudah terlihat.
f Patok referensi tersebut ditempel papan yang berisikan
tulisan/penjelasan mengenai posisi dan peil rencana
dari titik yang bersangkutan.
g Bila Direksi meragukan hasil pekerjaan yang telah
ada, Direksi berhak melakukan pengukuran
pemeriksaan ulang.
6.4 Pembersihan
a Bagian taman yang terkena terkena bangunan
dibongkar, batang-batang pohon,
akar-akar dan sebagainya harus dibongkar pada
kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di permukaan
tanah asli atau permukaan akhir/final grade
(ditentukan oleh permukaan yang lebih rendah) dan
bersama-sama dengan seluruh sampah dalam segala
bentuknya, harus dibuang pada tempat yang tidak
tampak dari tempat pekerjaan/akan ditetapkan oleh
Direksi.
b Pohon-pohon yang ditebang, tidak
diperkenankan jatuh pada tanah milik
15
perorangan tanpa izin khusus dari pemiliknya dan
Kontraktor atas tanggungjawabnya menyingkirkan
pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat
semula, asal ada persetujuan tertulis dari pemiliknya.
c Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada
saat pembersihan, harus diperbaiki oleh Kontraktor atas
tanggung jawabnya sendiri.
d Dalam hal akan dilakukan pembakaran,
Kontraktor harus memberitahukan kepada pemilik-
pemilik tanah yang berbatasan dengan pekerjaan,
paling kurang 48 jam tentang maksudnya akan
melakukan pembakaran.
e Kontraktor harus selalu bertindak sesuai dengan
peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku
mengenai pembakaran di tempat terbuka.
f Pada pelaksanaan pembersihan, kontraktor harus
berhati-hati untuk tidak mengganggusetiap patok-
patok pengukuran, pipa-pipa atas tanda-tanda lainnya
g Pekerjaan pematikan dianggap selesai apabila
hasilnya sudah diketahui dan disetujui oleh Direksi.
6.5 Galian
a Pekerjaan galian dilakukan pada daerah galian sebagai
yang tercantum dalam gambar rencana.
b Kedalaman penggalian harus sesuai dengan
ketinggian rencana yang tertera pada gambar
rencana.berdiri sampai pekerjaan selesai.
c Tanah dan batuan hasil galian yang memenuhi
persyaratan material untuk urugan, dipakai untuk
pekerjaan urugan
d Tanah hasil galian yang tidak dipakai/terpakai untuk
urugan dibuang ke tempat yang akan ditetapkan oleh
Direksi.
6.6 Urugan
a Material untuk urugan, harus material yang sesuai
untuk itu dan disetujui Direksi. Galian
tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada
material yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan
seluruh pengurugan.
b Material yang dalam keadaan basah, dimana kalau
dalam keadaan kering dinyatakan dapat dipakai,
harus dikeringkan lebih dahulu sebelum digunakan
untuk timbunan.
c Bila Direksi menghendaki, Kontraktor harus menggali
tanah tufa atau material tanah yang kurang baik
mutunya sampai kedalaman yang dianggap cukup oleh
Direksi.
d Pada daerah-daerah basah/ tergenang air/rawa,
Kontraktor harus membuat saluran-saluran
pembuangan sementara atau memompa air untuk
16
mengeringkan daerah tersebut. Lapisan lumpur yang
ada harus dibuang ke tempat yang akan ditunjuk oleh
Direksi sebelum pengurugan kembali.
e Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, pada daerah
yang telah selesai dibabat dan dibersihkan,
Kontraktor harus mengerjakan pengisian lubang-
lubang yang disebabkan karena pencabutan akar-
akar pohon, bekas- bekas sumur, saluran dan
sebagainya dengan
menggunakan material yang baik sesuai dengan
petunjuk Direksi dan harus segera dilakukan perataan
dan pemadatan pada permukaan tanah
tersebut.
f Penghamparan material urugan dapat dimulai setelah
ada persetujuan Direksi.
g Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan setiap
lapisan harus dipadatkan sampai mancapai
kepadatan yang disyaratkan. Lapisan dari material
lepas selain dari material batu- batuan, tebal tiap
lapisannya tidak boleh lebih dari 20 cm, kecuali kalau
tersedia alat pemadat (Compaction Equipment)
yang dapat memadatkan lebih dari 20 cm sampai
mencapai kepadatan yang merata untuk seluruh
tebalnya. Setelah kadar air diatur agar dapat dicapai
kepadatan yang maksimum, material lepas harus
segera dipadatkan sehingga mencapai kepadatan yang
disyaratkan.
h Sebelum dimulai pekerjaan pemadatan yang
sesungguhnya, Kontraktor harus melakukan percobaan
pemadatan atas petunjuk Direksi, pada jalur dengan
panjang dan lebar tertentu, dengan alat-alat dan
material seperti yang sama yang akan digunakan pada
pekerjaan pemadatan yang sesungguhnya. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk menentukan kadar air
optimum yang akan dipakai dan hubungan antara
jumlah penggilasan dan kepadatan yang dapat dicapai
untuk rencana material urugan tertentu. Seluruh
pembiayaan untuk percobaan ini ditanggung oleh
Kontraktor.
i Kepadatan yang harus dicapai untuk konstruksi urugan
adalah sebagai berikut :
- Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah peil
permukaan sub grade, harus dipadatkan sampai90%
dari kepadatan (kering) maksimum yang dapat
dicapai dengan test (AASHO T.99-70. Untuk
mencapai kepadatan CBR 4% lapisan berikutnya
tidak boleh dihampar sebelum lapisan yang
terdahulu disetujui oleh Direksi.
- Lapisan dibawah permukaan sub grade kurang dari
30 cm harus dipadatkan hingga mencapai100% dari
17
kepadatan (kering) maksimum menurut AASHO
T.99-70 untuk mencapai kepadatan CBR 4%.
j Material urugan yang tidak mengandung kadar air yang
cukup untuk dapat mencapai kepadatan yang
dikehendaki, harus ditambah air dengan alat
penyemprot (sprinker) dan dicampur/diaduk
sampai merata (homogen). Material urugan yang
mempunyai kadar air lebih tinggi dari seharusnya
tidak boleh dipadatkan sebelum cukup di keringkan
dan disetujui oleh Direksi untuk dipakai. Pekerjaan
pemadatan tanah urugan tadi harus dilakukan pada
kadar air optimum sesuai dengan sifat alat-alat
pemadatanyang tersedia. Pada pelaksanaan,
Kontraktor harus mengambil langkah-langkah
yang perlu agar pada pekerjaan tersebut air
hujan dapat mengalir dengan lancar.
k Apabila Direksi meragukan hasil pemadatan, maka
Kontraktor wajib membuktikan hasil pemadatan lapis
per lapis dengan test langsung di lapangan dan
dilaboratorium atas biaya Kontraktor.
l Laboratorium yang dipakai adalah laboratorium
mekanika tanah yang mempunyai izin usaha dan izin
operasi resmi pada bidangnya.
m Semua hasil pekerjaan akan dicek kembali terhadap
patok-patok referensi.
n Pekerjaan pengurugan dianggap selesai setelah
mendapat persetujuan dari Direksi
18
b Pada tahap awal selokan harus digali sedikit lebih kecil
dari penampang melintang yang disetujui, sedangkan
pemangkasan tahap akhir termasuk perbaikan dari
setiap kerusakan yang terjadi selama pelaksanaan
pekerjaan harus dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan yang berdekatan atau bersebelahan selesai.
6.10 Pengukuran
Pekerjaan galian selokan dan saluran air harus diukur untuk
pembayaran dalam meter kubik sebagai volume aktual
bahan yang dipindahkan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Pekerjaan galian ini diperlukan untuk
pembentukan atau pembentukan kembali selokan dan
saluran air yang memenuhi pada garis, ketinggian, dan profil
yang benar seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Penggalian yang
melebihi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tidak boleh diukur
untuk pembayaran.
19
c Gorong-gorong kotak Box Culvert (K-350)
d Buis Beton tanpa tulangan pracetak
7.2 Umum
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan
Uditch dan gorong-gorong sesuai denganSpesifikasi dan
Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
20
kemudian dibengkokkan seperti padagambar di bawah
dengan panjang pembengkokak setiap 53 cm dari
masingmasing
ujung tulangan. Untuk pembengkokkan enam buah
tulanganmembutuhkan waktu sekitar 10 menit. Metode
sambungan untuk tulangan dilakukan dengan cara
dilas denganjarak sesuai dengan gambar desain yang
telah ditentukan. Proses pengelasantulangan untuk satu
buah U-ditch membutuhkan waktu sekitar 25 menit.
e Superplasticizer
Superplasticizer yang digunakan adalah Sika Viscocrete
3115 dengan dosis1% dari berat semen.
f Persiapan Bekisting (Mould)
Pada produksi U-ditch ini direncanakan menggunakan
sistem bekisting (mould) yang terbuat dari plat baja.
Pemilihan material baja untuk bekisting inilebih awet
dan tahan lama, sehingga dapat digunakan berulang
kali seterusnyasampai pekerjaan selesai.Pada tahap
persiapan bekisting terlebih dahulu dibersihkan dari
debu danmaterial lainnya. Khusus untuk U-ditch tipe
corrugate dilapisi dengan mirrorglaze antara bekisting
dan corrugate kayu untuk menutupi celah-celah kecil
yangmemungkingkan beton segar masuk ke celah-celah
tersebut pada saat pengecorandan merusak bentuk
corrugate.
Setelah itu bekisting dilapisi dengan oli menggunakan
kuas. Kemudian tulangan diposisikan di dalam
bekisting dan dipasang plastic wheel spacer
sebagaipengganti beton decking untuk menghasilkan
tebal selimut beton 20 mm.
Setiap sisi bekisting dirapatkan dengan memasang baut
mur menggunakankunci inggris. Pastikan bahwa tidak
ada celah agar beton segar tidak keluar padasaat
pengecoran dan pemadatan dilakukan.
21
Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakan
mesin concrete mixerdengan kapasitas 0.1 m3. Sehingga
untuk membuat campuran beton U-ditch dengan
volume 0.13 m3 dilakukan dua kali pencampuran
dimana berat untuk setiap material dibagi dua dari berat
sampel yang sebenarnya untuk 1 unit U-ditch.
Langkah pertama masukkan secara berurutan pasir,
semen, kemudian agregathalus masing-masing sesuai
dengan porsi yang telah ditimbang.
Tutup permukaan concrete mixer kemudian nyalakan
mesin. Pada 30 detikpertama buka penutupnya.
Kemudian pada detik ke 60 masukkan air yang
telahditimbang secara perlahan.Setelah memasukkan
air, diaduk selama 1 menit lalu matikan mesin.
Kemudian aduk campuran secara manual
menggunakan sendok semen selama 30detik untuk
memastikan tidak ada pasir atau semen yang
menggumpal. Setelah itunyalakan mesin kembali
selama 1 menit sampai campuran beton merata.
Waktuyang dibutuhkan untuk proses mixing ini yaitu
10 menit.
22
atas beton. Dalam penelitian ini diperoleh nilaislump
yaitu 23 mm sedangkan nilai slump rencana yaitu 12
mm. Nilai slumpyang diperoleh lebih tinggi karena
adanya bahan tambah yaitusuperplasticizer tanpa
mempengaruhi kuat tekan beton.
f Nilai slump flow diukur berdasarkan kemampuan
penyebaran beton denganmengukur panjang diameter
penyebaran alirannya. Dalam penelitian inidiperoleh
nilai flow yaitu 43 mm.
23
pemasangan u ditch, yang kemudian dilanjutkan
dengan survey lokasi sekaligus mengukur area. Selain
untuk mengukur area, survey juga perlu dilakukan agar
mengetahui apakah lokasi tersebut tepat untuk
dilakukan konstruksi pengairan.
b Penggalian Area Kerja
Begitu persiapan area telah dilakukan, langkah dalam
metode pelaksanaan pemasangan u ditch yang
berikutnya adalah penggalian area. Perlu diperhatikan
bahwa sebelum dilakukan penggalian, area konstruksi
telah dikondisikan mulai dari pengaturan lalu lintas
hingga peralatan yang dibutuhkan. Penggalian area pun
harus dilakukan dengan baik menggunakan alat berat
yaitu excavator, agar tidak terjadi kesalahan dan
penyumbatan aliran air.
c Penyiapan lantai kerja
Lantai kerja yang dimaksud berupa beton K-100 atau
pasir urug dengan ketebalan sesuai dengan gambar
bestek atau arahan dari direksi pekerjaan.
d Setting U-Ditch Kedalam Lubang Galian
Langkah yang berikutnya adalah proses peletakan atau
pemasangan U Ditch itu sendiri pada area yang sudah
digali sebelumnya. Metode Pemasangan U Ditch
dilakukan menggunakan alat berat seperti excavator
atau crane, kemudian disambung menggunakan plat
penyambung dan semen. Saluran Drainase U Ditch
yang sudah bisa dipasang atau diletakkan pada area
konstruksi adalah yang sudah berusia 7 hari setelah
proses fabrikasi di pabrik beton dan telah melalui
standar mutu yang berlaku.
e Sambungan
Setiap sambungan Uditch diberi plesteran dan acian
dengan lebar kurang lebih 3 cm agar sambungan terlihat
rapi
f Pengurugan Dan Pemadatan Area Pekerjaan Saluran U
Ditch
Setelah U Ditch dipasang, hal terakhir yang perlu
dilakukan dalam metode pelaksanaan pekerjaan
saluran u ditch adalah pengurugan dan pemadatan area
konstruksi. Saat melakukan penggalian pada proses
kedua, tentu ada tanah galian yang biasanya diletakkan
di samping kanan dan kiri area. Tanah tersebut yang
kemudian diurug dan dipadatkan secara hati-hati di
sisi-sisi U Ditch agar saluran air tidak bergeser.
24
b Atau menempatkan Buis Beton terlebih dahulu sebelum
dilakukan proses penggalian, buis beton ditempatkan
dilokasi yang akan digali, setelah itu dimulai proses
penggalian dari sisi dalam buis beton.
Pekerjaan ini dimungkinkan untuk penggunaan buis
beton dimensi yang besar, yang memiliki ruang untuk
melakukan penggalian.
c Buis beton ditempatkan sesuai dengan kedalaman
rencana, apabila satu titik rencana kedalaman lebih dari
1 m, maka buis beton yang digunakan akan lebih dari
satu unit, permukaan buis beton yang diatasnya harus
tepat berada permukaan buis beton yang pertama
d Ruangan kosong antara tanah galian dan buis beton
dapat diisi kembali dengan tanah bekas galian, atau
dengan material lainnya seperti sirtu, pasir, split,
ataupun beton.
b Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari spesifikasi yang
ditentukan sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan
dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran
dan menggunakan satuan pengukuran yang
ditunjukkan di bawah dan dalam daftar kuantitas.
25
menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen
ini.Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka
semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standart
dibawah ini:
• Standart Industri Indonesia.
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SKSNI T15 -
1991 - 03).
• Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970 NI – 18
• Peraturan Tahan Gempa 1982.
• American Society For Testing & Material (ASTM).
3. Semua material yang digunakan harus mendapat
persetujuan dari direksi lapangan.
26
minimum 2400 kg/cm2), ukuran dan jumlah besi yang
dipakai disesuaikan dengan gambar detail struktur.
Kontraktor harus dapat memberikan sertifikat dari
pabrik besi beton yang menyatakanbahwa kekuatan
besi beton tersebut sesuai dengan spesifikasi. Baja
tulangan dengan mutu meragukan harus diperiksa di
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
Seluruh biaya untuk itu sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Daya lekat baja tulangan harus dijaga
dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahanlainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara
terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok
dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika Kontraktor
tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan
catatan harus ada persetujuan Direksi. Jumlah besi
persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar
(dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas
penampang). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh
penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab
kontraktor.
27
6. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus
dilanjutkan tanpa berhenti atautidak boleh terputus
tanpa adanya persetujuan dari Direksi / Konsultan
pengawas.
7. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton
pada bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya, sehingga setiap pekerjaan pengecoran
beton harus dapat ijin tertulis dan mendapat
pengawasan dari Direksi / Konsultan Pengawas.
8. Peralatan untuk campuran / adukan yang dipakai
bilamana untuk kapasitas kurang dari 1 m3, peralatan
yang dipakai adalah molen.
9. Istilah IV istilah kimia, rumus IV rumus dan jumlah
bahan IV bahan yang aktif, ukuran yang harus dipakai
dan efek mengenai bertambahnya atau berkurangnya
penggunaan dosis bahan-bahan secara terus menerus
pada sifat sifat physik dan kimia beton basah dan yang
sudah mengeras dan akan diserahkan kepada konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
10 Kontraktor harus menyediakan sample sample dan
. melaksanakan percobaan percobaan tersebut
sebagaimana diperintahkan oleh konsultan pengawas
sebelum ijin penggunaan admixture di ijinkan dipakai
pada pelaksanaan. seluruh pengambilan sample dan
pelaksanaan test menjadi tanggungan Kontraktor.
11 Cetakan dan Acuan :
.
• Begisting harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga tidak ada perubahan bentuk nyata dan
cukup dapat menampung beban sementara sesuai
dengan jalannya kecepatan pembetonan.
• Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan
harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi
mempunyai bentuk, ukuran dan batasbatas yang
sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana
dan uraian pekerjaan.
• Bahan begisting dapat berupa papan kayu dengan
permukaan halus dan rata atau dengan menggunakan
triplek sengon 8 mm. Cetakan beton dapat dibongkar
dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
• Pembongkaran Begisting harus hati-hati sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang
tajam dan tidak pecah. .
• Bekas cetakan yang terpendam dalam tanah harus
dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan
pengurukan tanah kembali.
• Pembukaan bekesting harus berdasarkan umur beton
28 hari dan bilamana kontraktor melakukan
28
pembongkaran yang berakibat fatal tanpa ada ijin
tertulis dari konsultan maka kontraktor wajib
mennganti / memperbaiki dan juga bertanggung
jawab sepenuhnya baik teknis maupun non teknis.
29
9.3 Syarat pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan Pubrikasi, kontraktor harus
memberitahukan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas.
2. Terhadap ketidaksesuaian bahan, Konsultan Pengawas
berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan dan Kontraktor harus
menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
3. Satuan Berat jenis baja yang dipakai adalah 7800 kg/m
Satuan berat elemen baja adalah sesuai dengan yang
tercantum di dalam tabel pabrik pembuat.
4. Baja
Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari
karat,lobang-lobang dan kerusakan lainnya, lurus, tidak
terpuntir, tanpa tekukan, serta memenuhi syarat
toleransi sesuai dengan spesifikasi ini.
5. Baut.
Baut penyambung harus merupakan material baru, dan
panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan.
Mutu pelat ring harus sesuai dengan mutu baut.
6. Elektroda las.
Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar
struktur, maka elektoda las yang digunakan adalah
E70XX, sesuai dengan lokasi penggunaannya.
7. Pengelasan
harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC Specification
dan baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan ijin
tertulis dari Konsultan / Direksi. Pengelasan harus
dilakukan dengan las listrik, bukan dengan las karbit.
• Kawat las yang dipakai adalah harus dari produk
yang disetujui oleh Konsultan / Direksi. Ukuran
kawat las disesuaikan dengan tebal pengelasan.
• Kontraktor harus menyediakan tukang las yang
berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik
dalam dalam melaksanakan konstrksi baja sejenis.
Hal ini harus dibuktikan dengan menunjukkan
sertifikat yang masih berlaku.
• Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama
tipe dan ukuran las yang tercantum di dalam gambar
(las sudut, las tumpul dan lainlain), dan Kontraktor
harus mempunyai alat untuk mengukur tebal las
sehingga dengan mudah dapat diketahui apakah
tebal las sudah sesuai dengan gambar atau tidak.
• Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan
dari cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api
yang kasar dengan menggunakan mechanical wire
brush dan untuk daerah-daerah yang sulit dapat
30
digunakan sikat baja. Bekas potongan api harus
dihaluskan dengan menggunakan gurinda agar
permukaan baja menjadi baik. Kerak bekas
pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
• Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak timbul distorsi dan tegangan residual
pada elemen konstruksi baja yang dilas. Pengelasan
pada pertemuan elemenelemen yang padat seperti
pada tumpuan harus dilakukan dengan teknik
preheating.
• Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las
(pengelasan lebih dari satu kali), maka sebelum
dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu
harus dibersihkan dahulu dari kerak-kerak las/slag
dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las
yang berpori-pori atau retak atau rusak harus
dibuang sama sekali.
• Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan
mutu pengelasan yang baik, maka pada dasarnya
semua pekerjaan pengelasan harus dilakukan di
bengkel. Bila akan mengadakan pengelasan lapangan
harus seijin tertulis dari Konsultan / Direksi.
• Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang
dilakukan di lapangan (field weld), dimana posisi dari
tukang las harus sedemikian sehingga dapat dengan
mudah melakukan pengelasan dengan hasil yang
baik tanpa mengabaikan keselamatan kerja.
• Pada semua pengelasan harus dilakukan
pemeriksaan visual untuk mengetahui apakah :
persiapan pengelasan sudah dilakukan dengan baik
(bersih, gap yang cukup dan lain-lain).
• Laboratorium uji las yang ditunjuk harus mendapat
persetujuan Konsultan / Direksi dan semua biaya
pengujian las menjadi tanggung jawab Kontraktor
8. Pengecatan
Pengecatan dilakukan merata sesuai dengan perintah
menggunakan cat dasar berbahan dasar alkyd yang
mengandung red lead berfungsi untuk mencegah karat
pada permukaan besi.
10. PERATURAN 10.1 Apabila terdapat pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan
PENUTUP yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (
Spesifikasi Teknis), tidak sesuai dengan Gambar atau tidak
sesuai dengan Petunjuk petunjuk Konsultan Pengawas atau
Staf Teknik baik secara lisan maupun tertulis didalam buku
lapangan / buku direksi / Kuasa Pemegang Anggaran, maka
pekerjaan tersebut harus dibongkar dan pembuatannya
kembali seluruhnya menjadi tanggungan Kontraktor. Jika
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( Spesifikasi Teknis )
ini belum tercakup beberapa jenis pekerjaan ataupun
31
persyaratan lainnya, maka hal tersebut akan diatur dalam
Addendum - addendum Spesifikasi Teknis dan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ) serta Perintah Tertulis
dari Konsultan Pengawas atas persetujuan Kuasa Pemegang
Anggaran pada waktu pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
1. Apabila dalam ( Spesifikasi Teknis ) untuk uaraian
bahan-bahan, pekerjaan tidak disebutkan dan
dilaksanakan oleh kontraktor, maka hal ini dianggap
seperti disebutkan.
2. Apabila terjadi perbedaan antara gambar ( Spesifikasi
Teknis ) dan Kontrak maka yang diambil adalah
berdasarkan Kontrak atau berdasarkan risalah rapat
bersama.
3. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan
ditentukan lebih lanjut oleh pihak direksi / pemberi
tugas, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam
peraturan ini
4. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan
ditentukan lebih lanjut oleh Direksi, bilamana perlu
diadakan perbaikan dalam Spesifikasi Teknis ini.
32