Anda di halaman 1dari 69

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN

DINAS PEKERJAAN UMUM


JL. RUHUI RAHAYU-BALIKPAPAN

KALIMANTAN TIMUR

Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis


(RKS)
Perencanaan DED Fasilitas Pendukung
Balikpapan Islamic Center (BIC)

KONSULTAN PERENCANA:
DAFTAR ISI

I. KETENTUAN UMUM……………………………..………….………………. 01

II. PEKERJAAN PERSIAPAN…………………………………………………… 19

III. PEKERJAAN TANAH………………………………………………………… 29

IV. PEKERJAAN PONDASI BATU GUNUNG……..…………………………… 34

V. PEKERJAAN GALIAN, BORE PILE & BETON STRUKTUR…..…………...38

VI. PEKERJAAN PASANGAN BATA…………………………………………… 57

VII. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN...…………………………………..61

VIII. PEKERJAAN PENGECATAN………………………………………………... 63

IX. PEKERJAAN DRAINASE…………………………………………….………..66


Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

I
KETENTUAN UMUM

1. PENJELASAN UMUM PEKERJAAN

Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor perlu memahami dan


menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh item pekerjaan yaitu Gambar Kerja,
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti diuraikan dalam buku ini,
termasuk ketentuan-ketentuan dalam kontrak.
Didalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan atau kesimpang siuran
informasi di dalam pelaksanaan, kontraktor wajib mengadakan konsultasi dengan
Konsultan Supervisi untuk mendapatkan kejelasan pelaksanaan.

2. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR DAN SERTIFIKAT

a) Kontraktor harus mematuhi segala ketentuan, baik yang ditetapkan oleh


Pemerintah, Peraturan Daerah, Undang-Undang Gangguan maupun hukum
lainnya yang berlaku di Indonesia

b) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai


dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS, Rencana Anggaran Biaya dan
Gambar Kerja

c) Kehadiran Konsultan Supervisi selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,


mengawasi, menegur, atau memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab
penuh tersebut diatas

d) Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat


pelaksanaan pekerjaan

e) Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,


maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada
Pemberi Tugas melalui Konsultan Supervisi Apabila hal ini tidak dilakukan,
Kontaktor bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul

f) Kontarktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan


dalam pelaksanaan

g) Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan


pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor

1
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

h) Selama pekerjaan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan /


material, barang milik proyek, Konsultan Supervisi dan milik Pihak Ketiga
yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap
serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah
disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum adalah tanggung jawab
kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

i) Apabila terjadi kebakaran akibat kelalaian Kontraktor, maka Kontraktor


bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun
keselamatan jiwa

j) Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan


bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi
keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

k) Kontraktor harus memelihara keadaan tetap bersih sampai dengan selesainya


serah terima pekerjaan.

3. TENAGA DAN SARANA KERJA DAN BAHAN

a) Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan


berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta
mengadakan pengamanan, Supervisian dan pemeliharaan terhadap bahan-
bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pekerjaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai
dengan diserah terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

b) Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli tersebut diatas harus dalam jumlah yang
memadai dan berpengalaman sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan yang
akan dilaksanakan

c) Kontraktor harus mengatur segala sesuatu yang berhubugan dengan


pengerahan tenaga kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Kontrak, sehingga tidak
menimbulkan hambatan dalam kelancaran kerja.

d) Segala masalah atau perselisihan yang timbul antara Kontraktor dan pekerja /
karyawannya atau perselisihan yang timbul dengan Sub Kontraktor,
merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, dalam arti tidak
melibatkan baik Konsultan Supervisi maupun Pemberi Tugas.

e) Kontraktor, sub – sub kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan


pekerjaan pelaksanaan di dalam proyek ini harus menyediakan alat-alat dan
perlengkapan-perlengkapan pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-
masing, seperti :

2
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

a. Alat ukur (Total Station, Theodolit, Waterpass, dll )


b. Alat-alat pemotong, pendukung dan penarik
c. Alat-alat bantu
d. Alat-alat pengetesan lainnya yang diperlukan
e. Alat-alat bor
f. Alat-alat pengangkut dan pengangkat
g. Dlsb
Semua alat-alat yang digunakan harus dalam kondisi baik.

f) Kontraktor menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat-alat bor, alat-
alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan lain yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini serta berada dalam kondisi yang baik.
g) Bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk setiap
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya harus
dipersiapkan oleh Kontraktor

4. PENCEGAHAN TERHADAP ORANG-ORANG YANG TIDAK


BERKEPENTINGAN

a) Kontraktor wajib melaksanakan operasi kerjanya pada batas-batas lahan


yang telah disediakan, serta mencegah masuknya orang-orang yang tidak
berkepentingan kedalam daerah kerja.

b) Kontraktor harus menginstruksikan kepada personil-personilnya untuk


melaksanakan peraturan ini secara ketat.

5. PERLINDUNGAN TERHADAP MILIK UMUM DAN TETANGGA

a) Kontraktor harus memelihara semua jalan publik dan pribadi dan jalan setapak
yang berkaitan dengan operasi kerjanya sehingga tidak terjadi kerusakan
ataupun sampah-sampah maupun tumbuhnya tanaman liar sebagai akibat gerak
operasinya.

b) Hal diatas ini juga termasuk bagi-bagi instalasi-instalasi air, telephone, listrik,
dsb.

c) Bilamana timbul kerusakan, atau retak-retak atau kotoran-kotoran akibat


operasi kerja bontraktor maka kontraktor wajib memperbaiki & membersihkan
atas biaya sendiri.

6. PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN-BANGUNAN ATAU


STRUKTUR-STRUKTUR EXISTING

3
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

Selama pelaksanaan kerja sebagaimana tertera dalam kontrak, maka Kontraktor


bertanggung jawab penuh untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi
pada bangunan-bangunan, instalasi-instalasi, jalan-jalan, saluran-saluran dsb yang
exsisting pada tapak proyek, atau memberi penggantian atas kerugian yang terjadi.

7. KESELAMATAN PEKERJA, KEAMANAN DAN PERLENGKAPAN P3K

a) Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk keselamatan kerjanya termasuk


bahan-bahan, serta perlengkapan pada tapak sampai dengan serah terima,
pekerjaan yang kedua.
Kontraktor wajib menyediakan tenaga, bahan-bahan, peralatan-peralatan yang
perlu bagi keselamatan pekerjaan, termasuk perlindungan dari hujan, banjir
dan lain sebagainya yang diperlukan atau sesuai Instruksi Supervisi.

b) Kontraktor wajib menyediakan dan memelihara fasilitas-fasilitas atau


perlengkapan-perlengkapan bagi keamanan personil-personil yang ada
termasuk tamu-tamu yang datang ketapak. Perlengkapan-perlengkapan ini,
seperti alat pemadam kebakaran, dlsb harus sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku mengenai keselamatan kerja serta telah disetujui oleh Supervisi.

c) Perlengkapan-perlengkapan diatas termasuk juga perlengkapan-perlengkapan


P3K, dimana Kontraktor harus juga menempatkan personil terlatih dalam
menggunakan perlengkapan-perlengkapan diatas.

8. GANGGUAN TERHADAP LINGKUNGAN

Kontraktor harus telah memperhitungkan kemungkinan gangguan-gangguan yang


dapat timbul terhadap lingkungan sekitar akibat operasi kerjanya. Bila
pertimbangan Supervisi menginstruksikan Kontraktor untuk mengatasi gangguan
yang timbul, maka Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah penanganan
untuk mengatasi gangguan ini tanpa mengajukan biaya tambahan.

9. PEMASANGAN IKLAN

Kontraktor dilarang untuk memasang iklan ataupun benda-benda lainnya yang


berbentuk iklan didalam lingkungan tapak maupun yang berbatasan kecuali ada
persetujuan tertulis dari Supervisi.

10. TULANG BELULANG DAN BEKAS KUBURAN

Bilamana ditemukan tulang belulang atau bekas kuburan pada lahan saat
pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus segera mengambil langkah pengamanan
atas tempat ini serta melaporkan ke Konsultan Supervisi

4
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

Tindakan selanjutnya dilakukan, sesuai instruksi atau disposisi dari Supervisi.


Kejadian diatas ini tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor bagi perpanjangan
waktu pelaksanaan.

11. AIR KERJA

a) Air untuk melaksanakan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor dari


sumber-sumber PDAM atau lainnya yang memiliki kualitas yang baik.
Kontraktor harus memasang instalasi penyimapanan bilamana diperlukan atau
mengusahakan transportasi air ke setiap lokasi pekerjaan

b) Sumber-sumber pengambilan air kerja harus mendapat persetujuan Konsultan


Supervisi

c) Semua biaya pengadaan air kerja ini merupakan beban Kontraktor

12. TENAGA LISTRIK SEMENTARA

a) Kontraktor diwajibkan menyediakan tenaga listrik untuk penerangan atau


peralatan-peralatan lainnya yang dibutuhkan dalam pelksanaan pekerjaan,
termasuk juga penerangan bagi sekuriti / keamanan malam hari.

b) Daya /tenaga listrik ini termasuk semua kabel-kabel sementara, beban biaya
serta pemberesannya setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab
Kontraktor

13. BARANG-BARANG DAN BAGIAN-BAGIAN DARI SUMBER SPESIFIK

Bilamana didalam RKS, Kontraktor diwajibkan menyediakan benda-benda atau


bahan-bahan dari sumber spesifik, maka biaya pengadaan benda atau bahan-bahan
ini sudah harus termasuk didalam biaya kontrak, termasuk transportasi, bongkar
muat, penyimpanan, dll

14. PENCANTUMAN MERK ATAU NAMA PRODUK

Bilamana dalam RKS atau Gambar Kerja dicantumkan nama produk dari suatu
pabrik tertentu, hal ini hanya dimaksud untuk mengindikasikan kualitas dan type
barang atau bahan yang memenuhi standard Pemberi Tugas
Kontraktor dapat mengganti dengan produk sejenis namun memiliki kualitas yang
setara, sesuai persetujuan Konsultan Supervisi.

15. KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

5
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

a) Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup
di tempat pekerjaan untuk para pekerja

b) Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan

c) Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,


Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerjaan, bahan dan
peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas, dalam hal
terjadinya kerusakan-kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab
untuk memperbaikinya.

d) Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor secepat mungkin meemberitahukan


kepada Konsultan Supervisi dan mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan korban kecelakaan itu

e) Selama pembangunan berlangsung Kontraktor wajib menyediakan tabung


pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) dengan isinya, dengan jumlah
sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung yang berkapasitas 15 kg.

f) Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Mentri
Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari
1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun1977 bagi
Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub
Kontraktor yang melaksanakan Proyek-Proyek Departemen Pekerjaan Umum,
pihak Kontraktor/Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan agar
ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada
Pemberi Tugas.

16. SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

a) Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-


Kontraktor), maka Kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
Konsultan Supervisi dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

b) Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Konsultan


Supervisi dengan Kontraktor Bawahan atau Supplier Bahan

c) Supplier wajib hadir mendampingi konsultan Supervisi di lapangan untuk


pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu
persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik

d) Kontraktor tetap bertanggung jawab atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh
Sub-Kontraktor atas supplier.

17. MEMULAI KERJA

6
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah


Kerja Pelaksanaan Pekerjaan (SPK), Pihak Kontraktor sudah harus memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Dan apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan
diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Pihak Pemberi Tugas

18. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN (TIME SCHEDULE)

a) Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Perjanjian


Pemborong, Kontraktor wajib membuat dan mengajukan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan, kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuan
Pemberi Tugas. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaaan ini berupa barchart dan selain
dicantumkan item-item pekerjaan, juga harus dilengkapi dengan:
- Prosentase bobot tiap volume jenis pekerjaan terhadap seluruh
pekerjaan
- Tanggal Surat Perintah Kerja (SPK)
- S.Curve
- Kolom-kolom mingguan dan tahun

b) Aabila terjadi keterlambatan waktu pelaksanaan atau keterlambatan waktu


mendatangkan material maka Kontraktor harus bersedia membuat detail
program kerja baru sesuai permintaan Konsultan Supervisi.

c) Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan menurut jadwal pelaksanaan


Pekerjaan yang telah disetujui tersebut. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan tersebut
akan dipakai sebagai dasar untuk menentukan nilai prestasi pekerjaan.

d) Pelaksanaan Pekerjaan wajib meminta persetujuan tertulis lebih dulu dari


Pemberi Tugas bila ada penyimpangan-penyimpangan dari Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan.

19. PROGRAM KERJA DAN METODA PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Kontraktor diharuskan mengajukan suatu Program Kerja Pekerjaan Konstruksi


mencakup metoda pelaksanaannya untuk setiap bagian dari pekerjaan
Program Kerja ini harus memuat:
1. Tanggal Pelaksanaan dan Penyelesaian Pelaksanaan Konstruksi induk
seluruh bagian dari pekerjaan
2. Tanggal pembelian bahan-bahan yang sudah memperhitungkan perkiraan
waktu pengirimannya ke lapangan
3. Jumlah waktu yang diusulkan bagi pekerjaan lapangan personil Kontraktor
4. Jumlah personil Kontraktor yang dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan
termasuk uraian fungsi tugas masin-masing
5. Usulan jumlah dan tipe peralatan yang akan digunakan pada masing-masng
bagian pekerjaan.

7
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

6. Usulan tanggal-tanggal bilamana dibutuhkan ekstra gambar-gambar dan


petunjuk-petunjuk

20. GAMBAR-GAMBAR KERJA DI LAPANGAN

Gambar-gambar Kerja untuk seluruh pekerjaan harus senatiasa tersedia di


lapangan. Gambar-gambar ini harus dipelihara dalam kondisi yang baik, dapat
dibaca serta merupakan gambar-gambar terbitan terakhir.

21. PENGERJAAN DILUAR JAM KERJA NORMAL

a) Apabila dilihat dari segi sifatnya, suatu bagian pekerjaan mutlak tidak dapat
ditunda serta harus dilemburkan baik pada hari libur, hari besar maupun
melampaui jam kerja tersebut diatas maka Kontraktor harus segera mengajukan
Rencana Kerja Lembur kepada Konsultan Supervisi dilengkapi dengan alasan-
alasannya untuk kemudian setelah diteliti disampaikan kepada Pemberi Tugas
guna mendapatkan persetujuan.

b) Apabila dipandang perlu Pemberi Tugas berhak menunda/menghentikan


pelaksanaan sebagian/seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Dalam hal demikian, maka Kontraktor wajib melanjutkan pekerjaannya yang
tertunda diluar jam kerja atau hari libur/besar dengan biaya atas beban
Kontraktor sepenuhnya.

c) Apabila Kontraktor menganggap perlu, bahwa pekerjaan yang dilemburkan


harus didampingi oleh Konsultan Supervisi, maka biaya lembur Konsultan
menjadi tanggungan Kontraktor.

d) Apabila Konsultan Supervisi beranggapan bahwa pekerjaan yang dilemburkan


tidak perlu diawasi secara fisik, maka Kontraktor wajib memberikan laporan
secara tertulis mengenai pekerjaan yang perlu dilemburkan, jumlah waktu yang
diperlukan dan semua peristiwa yang terjadi di lapangan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

e) Ketentuan lainnya yang dianggap perlu yang berkaitan dengan Kerja Lembur
akan ditentukan kemudian sesuai situasi dan kondisi kegiatan pelaksanaan
proyek.

22. KEADAAN MEMAKSA / FORCE MAJEURE

1. Sesuatu keadaan dapat dinyatakan Keadaan Memaksa, apabila terjadi:


Bencana alam, pemogokan, wabah penyakit, huru-hara, pemberontakan,
perang, waktu kerja yang diperpendek oleh Pemerintah mengenai keadaan
bahaya, sehingga Kontraktor tidak dapat memenuhi kewajibannya.
Keadaan tersebut harus dinyatakan oleh petugas setempat.

8
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

2. Apabila terjadi keadaan memaksa Kontraktor harus memberitahuakan


secara tertulis kepada Pemberi Tugas dalam waktu paling lambat 7 (tujuh)
hari setelah terjadinya keadaan memaksa tersebut.

23. DIMENSI-DIMENSI / UKURAN-UKURAN.

Dimensi atau ukuran-ukuran yang dipakai bagi pelaksanaan pekerjaan harus sesuai
dengan ukuran, skala pada gambar-gambar serta digunakan sebagai ukuran yang
jadi.
Bilamana timbul keraguan atas ukuran-ukuran yang ada, maka tidak dibenarkan
untuk menggunakan instropeksi sendiri melainkan harus dikonsultankan, dengan
Konsultan Supervisi atau wakilnya, tanpa mengharapkan perpanjangan waktu
pelaksanaan.

24. RAPAT-RAPAT KOORDINASI

Selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, secara berkala seminggu sekali


diadakan Rapat Lapangan, kecuali ditentukan lain.

a) Rapat Lapangan ini dihadiri oleh:


i. Pemberi Tugas (apabila dianggap perlu)
ii. Konsultan Supervisi
iii. Kontraktor
iv. Pihak-pihak lain yang ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan
pekerjaan ini (apabila dianggap perlu)

b) Dalam rapat ini dibahas berbagai masalah yang timbul, selama pelaksanaan
pekerjaan, yang dipimpin oleh Konsultan Supervisi

c) Keputusan-keputusan dalam rapat ini dituangkan / dicatat dalam Risalah


Rapat Lapangan.
Keputusan-keputusan sifatnya mengikat dan paling lambat 2 (dua) hari
sebelum rapat lapangan berikutnya harus sudah didistribusikan kepada
semua pihak yang bersangkut paut denagn pekerjaan ini yaitu:
1. Pemberi Tugas
2. Konsultan Perencana
3. Konsultan Supervisi
4. Kontraktor
5. Pihak-pihak lain yang ada sangkut pautnya dengan
pelaksanaan pekerjaan ini (apabila dianggap perlu)

d) Semua biaya yang dikeluarkan keperluan rapat lapangan antara lain


konsumsi ditanggung oleh Kontraktor.

25. LAPORAN HARIAN, MINGGUAN, DAN BULANAN

9
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

a) Kontraktor harus membuat laporan harian setiap harinya dalam rangkap


4 (empat)

b) Dalam Laporan Harian harus dicatat:


- Uraian Kemajuan Pekerjaan aktual sampai dengan akhir minggu
terakhir
- Jumlah tenaga kerja minggu ini dalam catatan hari per hari
- Bahan-bahan yang datang
- Jumlah pemakaian bahan
- Aktifitas serta keterlibatan tenaga kerja pada hari yang bersangkutan
dan volume yang dihasilkan
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang serta hal lainnya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan serta catatan-catatan
khusus lainnya kalu ada
- Kunjungna Pemberi Tugas atau tamu lainnya yang berkaitan dengan
Pembangunan ini.
- Informasi-Informasi, Gambar-Gambar, Instruksi yang diperlukan
dari Pemberi Tugas atau Konsultan Perencana
c) Laporan Harian tersebut akan diteliti dan diketahui oleh Konsultan
Supervisi sebagai data kemajuan fisik di lapangan dan merupakan
bahan masukan dari Pemberi Tugas

d) Selain laporan harian tersebut diatas, Kontraktor harus membuat


Laporan Mingguan yang tiap kali ditandatangani oleh Kontraktor dan
Konsultan Supervisi.

e) Laporan ini memuat kejadian-kejadian termasuk apabila terjadinya


kecelakaan atau hal yang tak terduga di lapangan, prestasi pekerjaan
yang dicapai dan lain sebagainya dalam periode 1 (satu) minggu.

f) Kontraktor harus membantu dalam hal supply data-data kepda


Konsultan Supervisi dalam rangka pembuatan laporan mingguan dan
laporan bulanan secara rutin.

26. FOTO DOKUMENTASI

a) Selain laporan Kontraktor diwajibkan melakukan pemotretan untuk


memberi gambaran kemajuan pekerjaan secara visual

b) Foto-foto berwarna harus dibuat cetakan (afdruk) ukuran postcard biasa


dalam rangkap 4 (empat) yang masing-masing disusun dalam format
album/ CD.
Foto-foto dokumentasi proyek meliputi :
- Foto-foto kegiatan proyek, antara lain kegiatan uitzet, penempatan
peralatan – peralatan lapangan (beto batcher), penempatan material,
pengerasan jalan, dll.

10
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

- Foto-foto tahapan pekerjaan yang penting antara lain pembesian,


bekisting, pekerjaan beton sebelum dan sesudah pengecoran.
- Dan lain-lain kegiatan yang dianggap penting oleh Konsultan Supervisi
- Foto Sebelum dan Sesudah, apabila diperlukan, Kontraktor harus
membuat foto sebelum dan sesudah untuk pekerjaan - pekerjaan tertentu
yang membutuhkan aspek pembuktian / kronologi sebagai bahan untuk
penghitungan progres (misalnya: pembongkaran)

c) Pemilihan obyek yang akan dipotret sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu


dengan Konsultan Supervisi

d) Harus dibuat foto paling sedikit untuk 20 exp dengan obyek jalan sbb:
1. Situasi sebelum pekerjaan dimulai
2. Pelaksanaan pekerjaan urugan tanah
3. Pekerjaan galian pondasi
4. Pekerjaan pondasi
5. Pengecoran beton untuk kolom-kolom dan balok-balok
6. Pelaksanaan lansekap (pengerasan halaman, tanaman pohon dan
semak-semak)
7. Pemasangan pagar dan papan nama
8. Selesai pekerjaan dan siap untuk diserah terimakan untuk pertama
kali, meliputi bangunan induk dan bangunan penunjang.

e) Tahapan Pemotretan
Kondisi proyek pada progress pekerjaan mencapai 0%, 5%, 10%, 20% dan
seterusnya sampai dengan 100% setiap peningkatan progres 5% dan
kondisi pada waktu pemeliharaan adalah tahapan-tahapan yang perlu
dilakukan pemotretan.

27. BUKU HARIAN

Kontraktor diharuskan untuk memiliki suatu Buku Harian yang membuat


catatan-catatan atas segala instruksi-instruksi, serta semua bagian-bagian
pekerjaan yang penting.

28. BARANG CONTOH (SAMPLE)

a) Kontraktor dan sub kontraktor diwajibkan menyediakan barang-barang


contoh ( sample ) dari material yang akan dipasang / dipakai, untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi.

b) Barang-barang contoh ( sample ) tertentu harus dilampirkan dengan tanda


bukti / sertfikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang /
material tersebut.

11
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

c) Untuk barang-barang / material-material yang akan didatangkan ke site (


melalui pemesanan ) maka kontraktor dan sub kontraktor diwajibkan
menyerahkan brosur :
1. Katalog
2. Gambar kerja dan shop drawing
3. Mock up dan sample lain-lain yang dianggap perlu oleh direksi lapangan
/ Supervisi dan harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi

d) Sample-sample bahan yang dibutuhkan oleh Pemberi Tugas / Konsultan


Supervisi harus segera dipenuhi oleh Kontraktor serta memenuhi standar
sample yang diinginkan

e) Sample-sample ini diambil dengan cara yang benar atau metode yag benar
yang dapat mewakili kwalitas dan kwantitas bahan atau pekerjaan dari
mana ia diambil. Sample-sample ini setelah mendapat persetujuan akan
disimpan oleh Pemberi Tugas / Konsultan Supervisi, sebagai patokan untuk
menolak bahan-bahan yang tidak sesuai dengan kwalitas dan ciri-ciri dari
sample ini.

f) Kontraktor dalam biaya penawaran/kontrak harus sudah memperhitungkan


biaya-biaya tes bahan dan pekerjaan-pekerjaan. Adanya kegagalan-
kegagalan dari hasil tes harus sudah diperhitungkan, termasuk melakukan
tes-tes sampai memenuhi syarat-syarat yang diinginkan.

29. KETIDAKSESUAIAN ANTARA RKS DAN GAMBAR

a) Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS),
maka untuk mengikat / berlaku adalah RKS.

b) Untuk revisi-revisi pada pada alignment, lokasi, seksi (bagian), dan detail
gambar mungkin akan dilakukan pada waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau
kelalaian dalam gambar atau spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter
yang tidak dijelaskan dalam gambar spesifikasi atau gambar kerja yang
mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan
ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan disyahkan secara tertulis.

c) Konsultan Supervisi akan memberikan instruksi berkenaan denagn


penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan
spesifikasinya.

30. PERBEDAAN GAMBAR

12
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

a) Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu
didiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
mengikat / berlaku

b) Bila ada perbedaan antara gambar kerja antar halaman, maka Kontraktor
wajib melaporkannya kepada Konsultan Supervisi yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana

c) Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam pelaksanaan


satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya,
maka didalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-
perbedaan dan ataupun ketidaksesuaian dan keragu-raguan diantar setiap
Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan secara tertulis kepada
Konsultan Supervisi. Pengelola Proyek akan mengadakan pertemuan
dengan Konsultan Supervisi dan Konsultan Perencana untuk mendapat
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

d) Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor


untuk mengklaim biaya tambahan maupun memperpanjang waktu
pelaksanaan.

31. SHOP DRAWING (GAMBAR-GAMBAR KERJA PELAKSANAAN)

a) Kontraktor wajib membuat Shop Drawing / gambar detail pelaksanaan di


lapangan berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.

b) Kontraktor wajib membuat shop Drawing juga untuk detail-detail khusus


yang belum terungkap lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak
maupun yang diminta oleh Konsultan Supervisi.

c) Dalam semua Shop Drawing harus jelas dicantumkan dan digambarkan


semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan,
keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan
khusus sesuai dengan spesifkasi pabrik yang belum tercakup secar lengkap
di dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun di dalam buku ini.

d) Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing tersebut kepada Konsultan


Supervisi untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi.
Semua gambar dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada
Konsultan Supervisi untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan
format standar dari proyek dan harus digambarkan pada kertas serta yang
dapat direproduksi.

32. IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA

13
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

Direksi dan Konsultan Supervisi atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya,
setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan atau semua bengkel dan tempat-
tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan / dipersiapkan atau dimana bahan /
barang dibuat.
Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-tempat
tersebut.

33. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN DAN PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. PENGUJIAN

a) Kontraktor atau sub-sub kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian mutu


pekerjaan ataupun atas pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan
kebutuhannya masing-masing
b) Semua biaya-biaya tersebut diatas, ditanggung oleh kontraktor dan sub
kontraktor yang bersangkutan
c) Laporan pengujian mutu beton harus segera diserahkan selambat-lambatnya
2 ( dua ) hari setelah tanggal pengujian kubus beton yang bersangkutan,
laporan yang diterima 3 ( tiga ) hari atau lebih setelah tanggal pengujian
dianggap batal apabila perlu oleh Konsultan Supervisi

2. PEMERIKSAAN

a) Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor,


tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi, maupun mutu
pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Supervisi harus segera dihentikan
dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan
oleh Konsultan Supervisi / Pemberi Tugas.
b) Semua pekerjaan tidak boleh tertutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi.
c) Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Supervisi kapan setiap
pekerjaan sudah siap untuk diperkirakan akan siap diperiksa dan Supervisi tidak
boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Supervisi memberikan
petunjuk tertulis kepada Kontraktor apa yag harus dilakukan.
d) Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan dalam waktu 2x24 jam (dihitung dari
jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung dari hari
libur/hari raya) tidak dipenuhi / ditangggapi oleh Konsultan Supervisi / Pemberi
Tugas, maka Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang
seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Supervisi /
Pemberi Tugas.
e) Bila Kontraktor melalaikan perintah, konsultan Supervisi / Pemberi Tugas
berhak memerintahkan untuk membongkar bagian pekerjaan sebagian atau
seluruhnya untuk diperbaiki.

f) Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi tanggungan


kontraktor tidak dapat diklaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

14
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

34. KEMAJUAN PEKERJAAN

a) Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan
oleh Kontraktor demikian pula metoda / cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Supervisi.

b) Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Supervisi telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yng telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang maka Supervisi harus memberikan petunjuk secara tertulis
langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

35. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja dimana
Konsultan Supervisi bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka
petunjuk atau perintah tersebut harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas
Pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan
itu.

36. PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan bangunan adalah berkwalitas baik, memenuhi segala persyaratan


yang terdapat dalam peraturan :
a. Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang berisi tentang peraturan
standarisasi bahan bangunan yang berlaku dalam wilayah Indonesia
b. Standar Industri Indonesia ( SII )
2. Semua bahan bangunan dan peralatan kerja untuk keperluan pekerjaan ini,
seluruhnya ditanggung dan disediakan oleh Kontraktor.
3. Konsultan Supervisi berhak untuk minta keterangan mengenai asal dari bahan
bangunan dan lain-lain, serta sebelum digunakan agar diperiksakan terlebih
dahulu kepada Konsultan Supervisi di tempat pekerjaan.
4. Penyebutan suatu merk dagang pada bestek ini adalah untuk keseragaman mutu
dan melindungi Pemberi Tugas dari suatu merk dagang lain yang belum
terkenal dan teruji kwalitasnya. Apabila terdapat perselisihan tentang merk /
pemeriksaan bahan , maka Konsultan Supervisi berhak mengirimkan contoh-
contoh bahan ke Balai Penelitian Bahan Bangunan dan segala biaya yang
berhubungan dengan hal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5. Yang dimaksud Bahan Bangunan adalah semua bahan yang dipergunakan
dalam perencanaan sebagai tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
serta Gambar-gambar.

15
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

6. Bahan yang datang sebelum diturunkan dari kendaraan pengangkut harus


diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi ( terutama bahan yang bervolume besar )
untuk disetujui atau ditolak / dikembalikan.\
7. Dalam jangka waktu 2 x 24 jam, semua bahan yang dinyatakan ditolak oleh
Konsultan Supervisi supaya segera dikeluarkan dari lokasi proyek. Apabila
bahan-bahan tersebut masih tetap dipergunakan oleh Kontraktor, maka
Konsultan Supervisi berhak untuk memerintahkan untuk membongkar kembali
dan segala kerugian menjadi tanggung jawab Kontraktor.

37. PENYIMPANAN BARANG-BARANG DAN MATERIAL

1. Kontraktor dan sub Kontraktor diwajibkan untuk menempatkan barang-barang


dan material-material untuk kebutuhan pelaksanaan baik diluar (terbuka)
ataupun didalam gudang sesuai dengan sifat-sifat barang dan material tersebut
atas persetujuan Konsultan Supervisi sehingga akan menjamin :
a. Keamanannya
b. Terhindarnya kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh cara
penyimpanan yang salah
2. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan
langsung pada pekerjaan yang bersangkutan, tidak akan diperkenankan untuk
disimpan di dalam site.
3. Material-material yang ditolak untuk dipakai supaya segera dikeluarkan dari
site, selambat-lambatnya 7 hari setelah pemberitahuan penolakan.

38. DOKUMENTASI DAN MANUAL / PETUNJUK PEMELIHARAAN

a) Copy draft gambar dan manual-manual diatas harus diajukan ke Konsultan


Supervisi untuk mendapatkan persetujuan

b) Serah terima pekerjaan terakhir tidak akan dilakukan sebelum Manual


Pemeliharaan dapat disetujui.

39. GARANSI

a) Kontraktor harus menerbitkan surat garansi yang berjangka waktu 12


(duabelas) bulan terhitung dari tanggal serah terima ke-II pekerjaan, untuk
peralatan-peralatan yang dipasang.

b) Garansi ini dikeluarkan dari supplier peralatan untuk atas nama Pemberi Tugas.

40. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN


PEMBUATAN AS-BUILT DRAWING

16
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

a) Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan


pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak

b) Setelah pekeraan selesai dan sebelum diserah terimakan, Kontraktor


berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan
sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan/dibangun oleh Kontraktor (As-
Built Drawing) untuk kebutuhan pemeriksaan dan pemeliharaan di kemudian
hari. Biaya untuk penggambaran As-Built Drawing, sepenuhnya menjadi
tanggungan Kontraktor. Gambar As Built Drawing tersebut diatas diserahkan
dalam rangkap tiga, masing-masing untuk user ( pemakai gedung ) dan dinas-
dinas terkait lainnya.

41. PEMERIKSAAN DAN PENYERAHAN PEKERJAAN

a) Penyerahan Pekerjaan, baik Penyerahan Pertama Pekerjaan maupun


Penyerahan Kedua Pekerjaan, oleh Kontraktor harus dinyatakan secara tertulis
dengan menyebutkan tanggal penyerahan yang dicantumkan dalam Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan.
Sebelum dilakukan penyerahan pekerjaan, Konsultan Supervisi akan
melakukan pemeriksaan serta evaluasi bersama-sama Kontraktor. Hasil
pemeriksaan tersebut dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan dan
kemajuan Pekerjaan.

b) Apabila dalam pemeriksaan tersebut ternyata terdapat kekurangan-kekurangan,


maka berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan dan Kemajuan Pekerjaan
Kontraktor wajib segera melakuakan perbaikan sampai penyerahan pekerjaan
dapat diterima.

c) Apabila dalam pemeriksaan tersebut tidak terdapat kekurangan-kekurangan dan


telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, maka Pemberi Tugas akan
menerima penyerahan pekerjaan sebagai serah terima pertama yang dinyatakan
dalam Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan disertai gambar sesuai
pelaksanaan (As Built Drawings) berupa gambar cetak 1 (satu) exemplar dan
cetakan 4 (empat) lembar.

42. KEBERSIHAN DAN KELELUASAAN HALAMAN

a) Kontraktor dan sub-sub kontraktor diwajibkan menjaga keleluasaan halaman


dengan menempatkan barang-barang dan material-material sedemikian rupa
sehingga:
1. Memudahkan pekerjaan
2. Menjaga kebersihan dari sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan (
puing-puing, material ) air yang menggenang.
3. Tidak menyumbat saluran-saluran air yang ada.

17
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

b) Kontraktor termasuk sub kontraktor harus membersihkan semua sampah /


kotoran-kotoran agar terjamin tempat kerja dalam keadaan bersih, rapi dan
aman untuk bekerja.

c) Setelah selesainya pekerjaan, Kontraktor harus meninggalkan lapangan proyek


dalam keadaan bersih dan rapih sesuai persetujuan Konsultan Supervisi.

43. MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN PEKERJAAN

a) Masa pemeliharaan untuk pekerjaan konstruksi dan finishing adalah 6 ( enam )


bulan, dihitung dari tanggal penyerahan pertama

b) Selama masa pemeliharaan, Kontraktor harus memperbaiki kerusakan-


kerusakan yang timbul akibat kekurang sempurnaan pelaksanaan dan / atau
bahan-bahan yang dipergunakan atau karena kelalaian Kontraktor.

c) Apabila Kontraktor gagal didalam melaksanakan perbaikan-perbaikan seperti


tersebut diatas, maka Pemberi Tugas berhak untuk menunjuk rekanan lainnya
untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan tersebut atas beban Kontraktor dan
pembebanan biayanya akan dilakukan dengan cara memotong pembayaran
yang seharusnya menjadi hak Kontraktor.

d) Setelah masa pemeliharaan berakhir dan kekurangan-kekurangan dimaksud


diatas telah diperbaiki/disempurnakan maka pekerjaa dapat diserahkan untuk
kedua/terakhir kalinya dengan Berita Acara Serah Terima Kedua Pekerjaan.

18
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

II
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. MOBILISASI PERALATAN

a. Pekerjaan mobilisasi mencakup: pengadaan tenaga kerja, pembuatan kantor,


gudang, dan pengadaan peralatan dilokasi pekerjaan
b. Kontraktor harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan yang akan
digunakan ditempat kerja sesuai dengan lingkup pekerjaan untuk melaksanakan
pekerjaan.
c. Segala biaya untuk pengadaan peralatan diatas baik pembelian atau harga sewa,
maupun transportasi ke lokasi maupun pembongkarannya setelah selesai
pekerjaan, adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Pemberi tugas berhak memberitakan untuk menambah peralatan atau menolak
peralatan yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada termasuk kwalitas/
kelancaran pekerjaan yang diharapkan, tanpa dibebani biaya apapun.
e. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah pemberitahuan mulai pekerjaan
Kontraktor telah harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan
Supervisi / MK untuk mendapat persetujuan.

2. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

a. Di lapangan Kontaktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau


Pelaksana yang cakap dan ahli untuk memimpim pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal
sarjana (S1) teknik sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 5 (lina)
tahun atau D3 dengan pengalaman minimum 10 (sepuluh) tahun.
b. Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian atau keseluruhan terhadap kewajibannya
c. Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada pemimpin / kepala
proyek dan Konsultan Supervisi , nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapat
persetujuan.
d. Bila dikemudian hari menurut Pemimpin / Kepala Proyek dan Konsultan
Supervisi bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap
memimpin pekerjaan maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara
tertulis untuk mengganti Pelaksana.
e. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah mnunjuk Pelaksana yang baru atau Kontraktor sendiri (penanggung
jawab / Direktur perusahaan) yang akan memimpin pelaksana pekerjaan.

3. RENCANA KERJA

a. Sebelum mulai pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan Pre-Construction


Meeting (PCM) dengan mengundang:
- Pemberi kerja (Dinas Pekerjaan Umum Kota Balikpapan)
- Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi / Supervisi

CV ANINDITA 19
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

- Stakeholder terkait (Pihak Balikpapan Islamic Center) sebagai


calon pengguna.
- Perwakilan warga sekitar Pembangunan atau pihak yang dapat
disejajarkan dengan perwakilan lingkungan sekitar
Materi dari PCM ini terdiri dari: paparan pelaksanaan, rencana kerja,
metode kerja, informasi resmi kepada lingkungan dan materi-materi lain yang
dirasa perlu.
b. Sebelum mulai pekerjaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor /
pemborong wajib membuat rencana kerja pelaksanaan dari bagian-bagian
pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.
c. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Supervisi / Supervisi, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari
kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor.
Rencana kerja yang telah disetujui konsultan Supervisi akan disahkan oleh
Pemberi Tugas.
d. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4
(empat) kepada Konsultan Supervisi untuk diberikan kepada Pemberi Kerja dan
Konsultan Perencana. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada
dinding bagsal kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan/prestasi kerja.
e. Kontraktor dalam pelaksanaan pembanguan pekerjaan harus selalu sesuai
dengan Rencana Kerja tersebut diatas.
f. Konsultan Supervisi akan menilai pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana
kerja tersebut diatas.

4. PENGUKURAN TATA LETAK DAN PEMBUATAN PATOK REFERENSI

a. Lingkup Pekerjaan :

Kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya untuk pekerjaan pengukuran


Tata Letak dan ketinggian bangunan atau konstruksi, termasuk dalam pekerjaan
ini pembuatan patok beton, kayu maupun bouwplank.

Pekerjaan ini meliputi juga penyediaan peralatan, upah tenaga kerja, material
dan pelaksanaan pengukuran dan pematokan. Termasuk dalam pekerjaan ini
pembuatan titik Referensi (Bench Mark), pematokan, penentuan titik-titik dan
penarikan garis-garis ketinggian sebagai referensi, ketetapan letak ketinggian
dimensi dan meratakan / meluruskan dari semua bagian yang harus dikerjakan
sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis ini.

b. Syarat-syarat Umum :

1). Pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang dinyatakan


dalam dokumen kontrak atau secara khusus ditentukan oleh Pemberi Tugas.

2). Pengukuran harus dilakukan dengan Theodolite, Waterpass dan dilakukan


oleh Juru Ukur yang berpengalaman dalam bidang ini. Hasil pengukuran
harus diserahkan kepada Konsultan Supervisi/ Supervisi.

CV ANINDITA 20
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

c. Cara Pelaksanaan Pekerjaan :

1). Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengetahui dan


menentukan titik referensi di lapangan (Bench Mark).
Selanjutnya dilakukan penentuan titik-titik dan penarikan garis-garis
ketinggian sebagai referensi dan pematokan untuk menentukan lokasi
bangunan, pagar, saluran, peil bangunan dan elevasi dasar saluran (EDS).

2). Patok referensi, Bench Mark dibuat dari beton bertulang sesuai dengan
gambar perencanaan, ditanam dalam tanah dicor kuat, tidak mudah berubah
posisi maupun ketinggian ujung bagian atas yang berada diatas permukaan
tanah, menunjukan peil/elevasi diberi tanda cat, kemudian dibuat
patok-patok pembantu lainnya menurut kepentingan guna menunjukan
letak bangunan, saluran dan pagar.

3). Kontraktor bertanggung jawab dan melindungi terhadap patok-patok,


titik-titik dan garis referensi ketinggian terhadap kemungkinan perubahan
letak atau perusakan.

4). Semua pekerjaan pengukuran harus dilakukan oleh tenaga


berpengalaman/ahli, serta pekerja-pekerja terampil, serta menggunakan
peralatan yang baik untuk melaksanakan pekerjaan tersebutt.

5). Semua kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan pengukuran harus
dilakukan oleh Kontraktor sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
gangguan terhadap kepentingan umum. Apalagi gangguan sedemikain tak
dapat dihindarkan, Kontraktor harus membebaskan Pemberi Tugas dari
segala tuntutan (claim) yang timbul akibat gangguan tersebut.

6). Hasil pengukuran harus segera digambar dan dibuat laporan untuk
disampaikan kepada Konsultan Supervisi, guna mendapat pemeriksaan dan
persetujuan. Berdasarkan laporan tersebut Konsultan Supervisi
mengadakan pemeriksaan dan evaluasi bila diperlukan untuk diambil
sebagai dasar sesuatu keputusan.

5. JALAN MASUK SEMENTARA

Apabila dianggap perlu, sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing Tapak,
Kontraktor harus sudah memperhitungkan pembuatan jalan masuk sementara atau
jembatan kerja sementara. Jalan sementara berupa timbunan tanah dengan konstruksi
perkerasan jalan sederhana atau konstruksi jembatan kayu glugu (batang kelapa)
yang cukup kuat untuk digunakan selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan
atau dengan cara-cara lain sehingga menjamin kelancaran lalu lintas pekerja,
peralatan, kendaraan atau pemasukan.

CV ANINDITA 21
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

Dalam pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara Kontraktor harus tunduk
kepada peraturan daerah setempat dan semua perijinan sehubungan dengan
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Kontraktor harus sejauh mungkin mengusahakan dihindarinya kerusakan pada


fasilitas jalan masuk yang disebabkan oleh lalu-lintas angkutan barang-barang
Kontraktor, dengan jalan mengatur trayek kendaraan yang digunakan serta
membatasi dan membagi beban muatan sedemikian rupa, sehingga tidak menimbul-
kan kerusakan pada fasilitas jalan masuk tersebut.

Kerusakan jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan Kontraktor,
mobilisasi peralatan, serta pemasukan bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor
dan harus segera diganti atau diperbaiki. Kontraktor harus membebaskan Pemberi
Tugas dari segala tuntutan (claim) akibat kerusakan jalan tersebut.

6. PEKERJAAN PEMBONGKARAN

a. Lingkup Pekerjaan Pelaksanaan :


Pekerjaan ini meliputi pembongkaran bangunan-bangunan, jalan ataupun
benda-benda lainnya yang akan terkena atau mengganggu pelaksanaan pekerjaan
pembangunan yang akan dilakukan Kontraktor, termasuk pekerjaan
pengangkutan dan pembuangan material-material bekas bongkaran sesuai petun-
juk Konsultan Supervisi.

b. Cara Pelaksanaan Pekerjaan :

1). Dalam melaksanakan pekerjaan pembongkaran tersebut Kontraktor harus


mengikuti petunjuk-petunjuk dari Konsultan Supervisi.

2). Bekas-bekas bangunan atau pondasi didalam tanah harus tetap dibongkar,
sampai bebas untuk melakukan pekerjaan konstruksi baru. Alat-alat yang
digunakan harus disesuaikan dengan jenis bangunan atau benda yang akan
dibongkar.

3). Pekerjaan pembongkaran yang dilakukan tidak boleh menimbulkan


kerusakan-kerusakan pada benda-benda lain milik Pemberi Tugas maupun
pihak lain. Setiap kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan
pembongkaran menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4). Kontraktor diwajibkan membebaskan Pemberi Tugas dari tuntutan (claim)


pihak lain atas kerugian maupun kerusakan yang ditimbulkan oleh
Kontraktor.

5). Pemborongan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian rupa


sehingga menjamin barang-barang berharga yang berada di lapangan
terhindar dari kerusakan.

CV ANINDITA 22
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

6). Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, atau pribadi,
didalam atau diluar lapangan pekerjaan bukanlah tanggung jawab Pemberi
Tugas dan semuanya merupakan tanggung jawab Kontraktor.

7) Semua material bekas bongkaran Proyek, baik sebelum atau sesudah Proyek
berlangsung sesuai dengan perintah dan petunjuk Konsultan Supervisi /
Supervisi untuk dipindahkan atau dibuang keluar proyek. Semua biaya
pemindahan dan atau pembuangan keluar Proyek menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

Material-material yang harus diselamatkan dibuat sedemikian rupa sehingga


mudah diangkut dan disimpan atau dijaga oleh Kontraktor pada tempat yang
ditentukan oleh Konsultan Supervisi / Supervisi. Material yang dimaksud
adalah: pagar sementara, los pekerja, gudang dan kantor Kontraktor,
bongkaran bangunan, Direksi Keet dan perlengkapannya.

7. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PEMINDAHAN

a. Lingkup Pekerjaan :

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan Pembersihan sebelum dimulai


pekerjaan, selama pekerjaan berlangsung dan sebelum selesainya Proyek.

b. Cara Pelaksanaan Pekerjaan :

1). Sebelum Pekerjaan Dimulai :

Kontraktor diwajibkan melaksanakan pembersihan seluruh lapangan (lokasi


pekerjaan) sebelum melakukan pengukuran, dari puing-puing,
sampah-sampah, rumput, semak-semak atau tumbuhan lainnya yang tidak
diperlukan termasuk akar-akarnya dan benda-benda lain sedalam sampai
permukaan tanah aslinya.
Bahan-bahan bekas bongkaran tidak boleh digunakan lagi untuk
pelaksanaan pembangunan ini kecuali ada ketentuan lain.

2). Selama Pekerjaan Berlangsung :

Kontraktor diwajibkan menjaga kebersihan lapangan dan mengatur lokasi


penempatan bahan bangunan serta daerah kerja sehingga kelancaran
pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan.

3). Pemindahan semua material-material akibat pembongkaran puing-puing dan


semua yang merintangi pekerjaan, harus menuruti dan tunduk kepada
peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat, serta sesuai instruksi
Konsultan Supervisi.

CV ANINDITA 23
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

4). Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput dan seluruh


tumbuh-tumbuhan yang semacam itu harus dipindahkan seluruhnya dari
daerah yang akan ditimbun, kecuali pohon-pohon dan benda-benda yang
dinyatakan harus tetap berada disitu.

5). Sesudah Pekerjaan Selesai :

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai dan sebelum dilakukan penyerahan


pekerjaan kepada pemberi Tugas, Kontraktor harus membersihkan seluruh
site dari segala macam kotoran-kotoran, puing-puing dan segala macam
peralatan yang digunakan selama proyek berlangsung.
Segala macam kotoran-kotoran, puing-puing dan peralatan-peralatan
tersebut harus dibuang dan dikeluarkan dari site.

8. LOKASI DAN PERLINDUNGAN UTILITAS

a. Sebelum melakukan pekerjaan konstruksi, kontraktor harus melakukan


survey untuk mengetahui detail lokasi segala saluran-saluran utilitas
(PLN, Air, Telepon, dlsb) yang akan kena pengaruh oleh pekerjaan. Hasil
survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk
Konsultan Supervisi, dan patok permukaan (surface pegs) pada tempat
kerja yang menunjukan lokasi seluruh utilitas yang berada dibawah tanah
harus sudah ditancapkan. Patok-patok harus tetap terpancang selama
berlakunya kontrak.
b. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau permanen
pada daerah sekitar utilitas, Kontrktor harus menggunakan metoda
konstruksi yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan
semestinya, tanpa ada biaya tambahan dalam rangka mencegah kerusakan
pada utilitas tersebut. Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan
langsung atau tidak langsung oleh peerjaan Kontraktor dianggap sebagai
tanggung jawab dari Kontraktor.

9. SALURAN DRAINASE SEMENTARA

Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada di tapak,


Kontraktor wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk pembuangan
air yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap kering. Arah aliran ditujukan
ke daerah permukaan yang rendah yang ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada
di lingkungan proyek.
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa biaya atau beban Kontraktor.

10. SALURAN DRAINASE YANG SUDAH ADA/EXISTING

Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau


mempengaruhi tempat kerja. Kewajiban ini mencakup pembersihan saluran-saluran,
parit dan pipa-pipa menuju hulu atau hilir sampai sejauh 100 meter diluar batas
daerah konstruksi dan daerah milik jalan (Right-of-Way).
Ketentuan tersebut hrus dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan.

CV ANINDITA 24
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

11. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

c. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal
minimal 2 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya
d. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 cm dengan jarak satu sama lain
adalah 1,5 m tertancap ditanah sehingga tidak dapat digerakan atau diubah
e. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat
f. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan rata waterpass
kecuali dikehendaki oleh konsultan Supervisi
g. Pemasangan bowplank harus benar-benat siku ( 90’ ) dan untuk mendapatkan
ketepatan yang maksimal dapat dengan menggunakan waterpass / alat ukur
theodolit atau alat lain ( selang dengan air ).
h. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuan.
i. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan patok-patok, titik-titik dan garis referensi ketinggian sampai tidak
diperlukan lagi.
j. Kontraktor tidak diperkenankan mencabut atau membongkar bouwplank tanpa
seijin Konsultan Supervisi/ Konsultan Supervisi. Pada setiap jarak tertentu
dibuat tanda sebagai pedoman letak-letak kolom atau letak bagian bangunan
tertentu.

12. PAPAN NAMA PROYEK

Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus membuat Papan Nama Proyek. Papan
nama proyek dibuat dari plat baja t = 2 mm dengan ukuran 200 x 100 cm, berdiri
tegak diatas tiang besi setinggi 240 cm, diletakan pada tempat yang mudah dilihat
umum atas petunjuk Konsultan Supervisi.

Pada Papan Nama memuat :

a. Nama Proyek.
b. Pemilik Proyek.
c. Lokasi Proyek.
d. Nama Konsultan Perancang.
e. Nama Konsultan Supervisi
f. Nama Kontraktor.
g. Nomor Kontrak.
h. Proyek dimulai Tgl. ..... Bln. ..... Tahun .....
i. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

Untuk keseragaman gambar Rencana Papan Nama dibuat oleh Kontraktor dan
dimintakan persetujuan kepada Konsultan Supervisi.

13. PENGADAAN FASILITAS

CV ANINDITA 25
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

1) Kontraktor harus menyediakan air bagi pelaksanaan Proyek. Air yang dimaksud
adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta pengadaan
dan pemasangan pipa-pipa distribusi untuk suplai air yang memenuhi syarat bagi
keperluan pelaksanaan pekerjaan dan Direksi Keet, Kantor Kontraktor KM &
WC.

2) Kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya penyediaan air bersih untuk


keperluan air kerja, air minum untuk para pekerja, air untuk kamar mandi dan
WC selama berlangsungnya Proyek.

3) Kontraktor harus menyediakan Tenaga Listrik untuk kepentingan pekerja


Proyek, penerangan Direksi Keet, serta penerangan lampu sorot 250 watt Proyek
pada malam hari untuk keamanan selama Proyek Berlangsung.

4) Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan


Generator Set. Semua perijinan dan biaya untuk pekerjaan tersebut diatas
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5) Penyediaan penerangan/tenaga listrik berlangsung selama 24 jam penuh dalam


sehari. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pemasangan instalasi
kabel dan lampu, stop kontak serta sakelar (Panel).

14. LOS PEKERJA / BEDENG

Kontraktor harus membuat fasilitas los pekerja dan bangunan tempat istirahat, sholat
atau tempat tidur.
Los pekerja tersebut meliputi bangunan tempat kerja para pekerja, terlindung dari
cuaca, baik hujan atau gangguan-gangguan air hujan atau panas terik matahari yang
dapat menghambat kelancaran pekerjaan.

Bangunan tempat istirahat, sholat atau tempat tidur harus tersedia cukup baik,
memberikan perlindungan bagi para pekerja dari hujan atau terik matahari serta
syarat-syarat kesehatan dan keamanan, lantai bangunan dibuat dari beton rabat
beratap seng atau asbes gelombang dengan penerangan listrik.

15. KAMAR MANDI DAN W.C PEKERJA

Untuk sarana mandi dan WC pekerja selama Proyek berlangsung, Kontraktor atas
biaya sendiri harus menyediakan fasilitas kamar mandi dan WC yang cukup baik
pada tempat-tempat tertentu yang disetujui Konsultan Supervisi, dan dibuat saluran
air yang cukup baik demi terjaminnya kesehatan didalam Proyek.

Kamar mandi dan WC dibuat dari pasangan kayu atau batu, terlindung dari cuaca
hujan maupun sinar matahari.

16. KANTOR DAN GUDANG PELAKSANA

CV ANINDITA 26
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

Kontraktor atas biaya sendiri harus membuat kantor dimana wakil dan seluruh
stafnya bekerja, dilengkapi dengan alat-alat kantor, mesin ketik, meja gambar, meja
biro dan almari serta papan tulis yang memuat rencana aktivitas kerja.
Disamping itu kantor harus dilengkapi pula dengan gudang yang diperlukan untuk
melindungi material-material bahan bangunan serta peralatan-peralatan dari
gangguan cuaca serta menjamin terhadap pencurian.

Gudang dibuat dari konstruksi kayu, papan cukup kuat dengan ukuran sesuai dengan
kebutuhan ruang penyimpanan material.

Peralatan kantor dan gudang diatur sedemikian di lokasi Proyek, mudah dijangkau
dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor tidak diperkenankan
memindahkan bekas bongkaran Proyek tanpa seijin atau perintah dari Konsultan
Supervisi.

17. DIREKSI KEET DAN PERLENGKAPANNYA

Kontraktor harus menyediakan sarana bekerja untuk Konsultan Supervisi / Supervisi


dilokasi pekerjaan dengan ketentuan berupa bangunan konstruksi kayu klas II sesuai
dengan gambar perencanaan.

Ruang kantor Konsultan Supervisi tersebut terdiri dari :

a. Ruang Resident Engineer dan Ruang Supervisi.


b. Ruang Rapat.
c. Kamar mandi dan WC.
d. Ruang Musholla.
Kontraktor dengan biaya sendiri harus menyediakan perlengkapan Direksi Keet
yang sesuai instruksi Konsultan Supervisi.

18. PENYEDIAAN PERLENGKAPAN KERJA LAPANGAN

Kontraktor atas biaya sendiri harus menyediakan alat-alat kerja Konsultan Supervisi
/ Supervisi lapangan atas instruksinya seperti :
a. 6 (enam) pasang sepatu lapangan.
b. 6 (enam) buah helm penutup kepala.
c. 2 (dua) buah roll meter steel tape 5 meter.
d. 1 (satu) buah roll meter fibre glass 50 meter.
e. 1 (satu) buah caliper schuifmaat.
f. 1 (satu) buah penyiku besi.
g. 1 (satu) buah kotak P 3 K + obat-obatan.

Semua peralatan kerja diatas harus dalam keadaan baik sudah dikalibrasi dan
langsung dapat dipergunakan.

19. PERIJINAN

CV ANINDITA 27
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

a. Kontraktor wajib mengurus dan menyelesaikan Ijin Pendahuluan Mendirikan


Bangunan (IPMB), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Pengurugan, Ijin
Lingkungan, Ijin Gangguan dan ijin-ijin lain yang berkaitan dengan paket
pekerjaan ini bilamana belum ada.

b. Pemberi Tugas berkewajiban menyediakan dan memberikan dokumen-dokumen


dan surat-surat yang diperlukan dalam perijinan tersebut kepada Kontraktor, jika
hal tersebut merupakan syarat untuk mendapat perijinan tersebut.

c. Semua biaya resmi untuk pengurusan Ijin-ijin antara lain :

1). Ijin Pendahuluan Mendirikan Bangunan (IPMB).


2). Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
3). Ijin Pengurugan.
4). Ijin Gangguan.
5). Ijin Lingkungan.
6). Ijin-ijin lain yang berkaitan dengan Pekerjaan ini.

Yang dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang dapat ditagihkan kepada


Pemberi Tugas, dan Pemberi Tugas wajib membayar kepada Kontraktor sebesar
kwitansi resmi dari Instansi yang berwenang tersebut.

d. Seluruh berkas Perijinan yang asli harus diserahkan oleh Kontraktor kepada
Pemberi Tugas.

CV ANINDITA 28
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

III
PEKERJAAN TANAH

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan pembersihan, penimbunan dan


pemadatan tanah daerah lokasi, termasuk pembuangan serta pembongkaran
material yang tidak dikehendaki beserta seluruh sarana dan teknik pelaksanaannya
sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan pada gambar-gambar
perencanaan dan spesifikasi teknis ini.

2. STANDARD-STANDARD

Apabila tidak disebutkan secara khusus dalam spesifikasi teknik ini, maka seluruh
syarat pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam standard-standard dibawah ini :

a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) TAHUN 1982.

b. Peraturan maupun standard International bagi jenis pekerjaan yang belum


mempunyai standard Indonesia (AASHO, ASTM dll).

3. PEMBONGKARAN, PEMBERSIHAN & PENEBANGAN POHON

a. Dalam batas daerah pekerjaan, seluruh pohon, semak, akar, sisa-sisa akar
pohon dan seluruh perintang yang berada dalam lapangan harus disingkirkan
dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang dijelaskan dalam gambar
agar dibiarkan untuk tetap ada, dalam pertimbangan Konsultan Supervisi
perlindungan harus diberikan kepada hal-hal seperti itu.

b. Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian, sehingga


menjamin barang-barang berharga yang berada dilapangan dari kerusakan.
Kontraktor harus berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap patok pengukur,
pipa-pipa atau tanda-tanda yang lain.

c. Perbaikan kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, atau pribadi


didalam atau di luar lapangan pekerjaan akibat pekerjaan Kontraktor menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

d. Pemindahan semua material-material akibat pembongkaran, puing-puing dan


semua yang merintangi pekerjaan, harus menuruti dan tunduk kepada
peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat, dan memperhatikan
kepentingan penduduk setempat.

29
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

e. Dalam hal diperlukan pembersihan atau pembakaran terhadap sampah-sampah


bekas semak, akar-akar pohon dan kotoran-kotoran lainnya, maka Kontraktor
harus memberi tahukan kepada penghuni disekitar lokasi proyek yang
berbatasan dengan lokasi proyek paling lambat 2 x 24 jam sebelum
pelaksanaan pembakaran tersebut.
Pelaksanaan pembakaran harus dilakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Daerah setempat yang berlaku mengenai cara pembakaran ditempat terbuka.

4. PENGURUGAN

a. Keterangan tentang sifat-sifat dan macam tanah yang diperlihatkan pada


gambar perencanaan atau yang didapat oleh Kontraktor sebagai hasil diskusi
dengan Konsultan Supervisi / Konsultan Supervisi atau dari sumber lainnya
harus tidak disalah tafsirkan sebagai hal yang sudah pasti. Kontraktor harus
melihat dan memeriksa semdiri ketempat pekerjaan dan menyakinkan tentang
macam tanah, keadaan lapisan, volume, lokasi dan lain-lain kemungkinan
untuk dapat memenuhi syarat-syarat spesifikasi teknis ini.

b. Material timbunan harus diambil dari satu sumber (quarry) yang harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Bebas dari bahan-bahan organik.

2) Bebas dari sisa-sisa tumbuhan dan material yang lebih besar dari 5 cm.

3) Mempunyai kadar lempung yang rendah.

c. Material urugan hanya diperkenankan ditimbun ditempat-tempat yang telah


disetujui Konsultan Supervisi. Tidak diperkenankan memakai tanah dengan
nilai kembang/susut besar/sensitif seperti tanah cadas non monolite dan lain-
lain.

d. Seluruh daerah yang akan diurug harus terlebih dahulu dibersihkan terhadap
kotoran-kotoran, sisa-sisa tanaman dan bahan organik lainnya yang dapat
mengganggu jalannya pemadatan.

e. Pelaksanaan penimbunan, penghamparan dan pemadatan harus dengan


sepengetahuan dan seijin Konsultan Supervisi.

f. Penghamparan dan Pemadatan material urugan harus dilaksanakan secara lapis


perlapis. Kontraktor harus menghampar material urugan pada lapisan
horizontal yang sama tebalnya dengan ketebalan maksimum 20 cm kemudian
dipadatkan. Penghamparan lapis selanjutnya dapat dilaksanakan setelah
pemadatan lapis dibawahnya memenuhi persyaratan dan disetujui Konsultan
Supervisi.

30
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

g. Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan pemadatan, tidak


diperkenankan adanya air yang tergenang diatas atau sekitar lapangan
pekerjaan. Kontraktor harus mengatur pembuangan air sedemikian rupa
sehingga aliran air hujan atau dari sumber-sumber lainnya selama dan sesudah
pekerjaan selesai dapat berjalan dengan baik dan lancar.

j. Material urugan yang tidak mengandung kadar air yang cukup untuk dapat
mencapai kepadatan yang disyaratkan harus ditambahkan air dengan alat
penyemprot (springkler) dan dicampur / diaduk sampai merata.
Material urugan yang mengandung kadar air lebih tinggi dari seharusnya tidak
boleh dipadatkan sebelum cukup dikeringkan dan disetujui Konsultan
Supervisi. Konstruksi harus menyediakan sarana-sarana pengujian kadar air
dan melaksanakannya atas permintaan Konsultan Supervisi.

k. Jika Konsultan Supervisi menghendaki, Kontraktor harus menggali tanah tufa


atau material tanah yang kurang baik mutunya pada lapisan tanah asli sampai
kedalaman yang disetujui Konsultan Supervisi. Jika lapisan tanah asli tersebut
ternyata terdiri dari material lunak atau berlumpur, maka Kontraktor harus
menggali dan mengganti lapisan tersebut dengan material yang tepat seperti
pasir, kerikil atau batu pecah sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi, dan
harus dipadatkan lapis perlapis dengan ketebalan tiap lapis tidak melebihi 15
cm.

l. Kontraktor bertanggung jawab atas stabilitas timbunan tanah dan bilamana


perlu harus membuat talud samping sebagai pengaman. Kontraktor harus
mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan keteledoran
Kontraktor atau akibat dari aliran air.

n. Apabila dari pertimbangan Konsultan Supervisi, cukup baik mutu tanah hasil
pemotongan (cutting) di lokasi, dan setelah dilakukan pengujian kwalitas tanah
ini memenuhi syarat, maka Kontraktor boleh menggunakan tanah ini untuk
bahan pengurugan.

5. PEMADATAN URUGAN TANAH

a) Pekerjaan pemadatan urugan tanah kembali bekas galian dan urugan tanah
peninggian lantai, dengan menggunakan stamper (hand compaction) hingga
mencapai kepadatan maksimum 95% Standard atau CBR>4.

b) Sebelum memulai pekerjaan pemadatan, Pelaksana Pekerjaan wajib mengecek


terlebih dahulu elevasi/peil urugan apakah sudah sesuai dengan rencana dalam
gambar/detail.

c) Pemadatan dilakukan dengan cara dilintasi sambil berjalan pelan-pelan dengan


overlap 30% dan diulang berkali-kali hingga mencapai kepadatan 95%
maksimum Standard.

31
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

6. PENYELESAIAN PEKERJAAN

a. Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan material


yang tidak lebih tebal dari 30 cm, maka bagian atas timbunan tersebut harus
digaruk sebelum material timbunan tambahan dihamparkan untuk selanjutnya
dipadatkan sampai mencapai elevasi dan persyaratan teknis lainnya.

b. Tinggi permukaan tanah timbunan akhir yang dicapai harus diperiksa dan
diteliti sesuai dengan persyaratan dan gambar perencanaan.

c. Setelah pekerjaan pematangan tanah selesai dilaksanakan seluruhnya,


Kontraktor diharuskan untuk membuat patok-patok tetap/ bench mark sesuai
dengan gambar perencanaan.

d. Seluruh sisa material, puing-puing, reruntuhan dan sampah-sampah harus


disingkirkan dari lokasi.

e. Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi maka seluruh sarana


penunjang pekerjaan seperti gudang, kantor, Direksi Kit beserta segala
peralatan harus dipindahkan atau dibongkar sesuai dengan petunjuk Konsultan
Supervisi dan tanah bekas sarana-sarana penunjang tersebut harus dirapihkan
kembali.

32
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

IV
PEKERJAAN PONDASI BATU GUNUNG

1. LINGKUP PEKERJAAN

a) Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi: pengadaan tenaga kerja, penyediaan


bahan / material, peralatan-peralatan serta alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan pasangan
batu gunung dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.

b) Pekerjaan pasangan batu gunung yang akan dilaksanakan, yaitu semua


pasangan batu gunung gunung yang dipasang dibawah sloof, gorong-gorong
sesuai dengan yang dinyatakan dalam dokumen gambar kerja dengan
campuran adukan 1 pc : 5 pasir dan 1 pc : 2 pasir.

c) Cara pelaksanaan, bentuk, volume, serta detail ukuran lainnya seperti tertera
pada gambar kerja dan analisa harga satuan, atau mengikuti yang
diinstruksikan oleh Konsultan Supervisi.

d) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku semua


ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan pasangan batu gunung, atau
mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis pada
spesifikasi ini, serta mengikuti petunjuk Konsultan Supervisi.

2. PERSYARATAN BAHAN

a) Semen Portland:
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk
dagang atau atas persetujuan Konsultan Supervisi. Semen yang sudah
mengeras sebagian / seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
b) Pasir :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

c) Batu Gunung:
Batu Gunung yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta
mempunyai kekerasan sesuai dengan syarat-syarat dalam PUBB, bersih dari
segala kotoran, tahan terhadap cuaca, tidak pipih, sudut-sudutnya runcing,
warna coklat keputihan, serta merupakan hasil dari pecahan batuan. Batu
gunung harus dalam kondisi bersih, tidak bercampur tanah

d) Air:
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih / bukan air laut dan tidak
mengandung minyak, asam atau alkali dan bahan-bahan organis / bahan-
bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang

34
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

perlu, Konsultan Supervisi dapat meminta kepada Kontraktor supaya bahan


batu gunung yang dipakai diperiksa di Laboratorium Pemeriksaan Bahan
yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
e) Kontraktor harus mengetahui lokasi pengambilan bahan tersebut dengan
pasti, untuk menjamin mutu pekerjaan seperti yang diisyaratkan.

f) Bahan yang digunakan adalah batu pecah ukuran 20-30 cm atau sesuai
dengan yang ditentukan dalam dokumen gambar.

g) Bahan harus memenuhi persyaratan dalam NI-3 Pasal 15, PUBB-1982 Pasal
12, SII 0079-1979 dan ASTM D3.

3. CONTOH BAHAN:

a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-


contoh material batu gunung, pasir untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Supervisi.

b) Contoh-contoh yang telah disetujui Konsultan Supervisi akan dipakai


sebagai standard / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang
dikirim oleh Kontraktor ke site.

c) Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang


telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4. PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN:

a) Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
cacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya, masih
disegel dan berlabel pabriknya.
b) Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak
lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan pabrik.

c) Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan


ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.

d) Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selam pengiriman dan


penyimpanan.

5. PERSYARATAN TEKNIS:

a) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan contoh bahan


yang akan digunakan seperti batu gunung gunung, pasir pasang, pasir urug,
tanah urug dan lain sebagainya kepada Konsultan Supervisi untuk
mendapatkan persetujuannya.

35
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

b) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan PBI-1971 NI-2.

c) Sebelum pasangan batu gunung dilaksanakan terlebih dahulu dibuat profil-


profil dari kayu pada setiap pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai
dengan penampang pondasi.

d) Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum
10 cm padat, disiram dan diratakan.

e) Untuk pasangan batu gunung ini menggunakan batu gunung jenis keras,
yaitu batu gunung kwalitas baik, tidak retak-retak, tidak porous berpori
dengan ukuran maksimum 30 cm dan terlebih dahulu telah mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Supervisi.

f) Pasangan batu gunung menggunakan adukan dengan campuran 1 pc : 5 pasir


pasang. Untuk kepala pasangan batu gunung digunakan adukan kedap air
campuran 1 pc : 2 pasir pasang setinggi 10 cm, dihitung dari permukaan atas
pasangan batu gunung kebawah. Adukan harus mengisi rongga diantara batu
gunung sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pasangan batu
gunung yang berongga/tidak padat.

g) Semua pasangan batu gunung yang tidak kedap air harus dibuat dengan aduk
campuran 1 pc : 5 pasir.

h) Sebelum dipasang terlebih dahulu harus dibasahi dan dibersihkan dari semua
kotoran yang menempel.

i) Pekerjaan pasangan harus dengan ikatan yang baik, lobang diantara batu
gunung yang selain diisi dengan adukan harus diisi pula dengan batu
pecahan yang kecil.

j) Tidak boleh sekali-kali memukul batu gunung ditempat pekerjaan dengan


martil yang besar (kecuali diluar bouwplank).

k) Ukuran-ukuran adalah sesuai dengan yang tercantum dalam gambar kerja


dan RKS. Dalam hal perbedaan ukuran antara RKS, Dokumen Gambar dan
RAB, maka yang digunakan adalah menurut ukuran yang lebih besar.

l) Untuk sloof dibagian atas pasangan batu gunung dibuat stek-stek sedalam 20
cm setiap jarak 1 m’ dengan diameter besi minimum 12 mm.

6. SYARAT-SYARAT PENGAMANAN PEKERJAAN

a) Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3 hari


setelah pelaksanaan pekerjaan, pasangan batu gunung harus dilindungi dari
benturan keras serta tidak dibebani.

36
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

b) Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang


diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan yang lain.

c) Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya


dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Segala biaya perbaikan menjadi
tanggungan Kontraktor.

37
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

V
PEKERJAAN GALIAN,
BORE PILE & BETON STRUKTUR

1. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang
sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
b. Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan penggalian atau pembuangan tanah,
batu-batuan atau material yang tidak berguna dari tempat proyek, pembuangan
lapisan tanah atas, pembuangan bekas-bekas longsoran, yang kesemuanya
disesuaikan dengan spesifikasi ini.
c. Pekerjaan pengurugan kembali sesuai lingkup pekerjaan sampai pada elevasi
yang telah ditentukan di dalam gambar kerja.
d. Standar rujukan:
• Perluasan Beton Bertulang PBI (977.N12EN18)
• American Standard Testing Material ASTM C31 + C39 + C33 + C150.A15

1.2. Persyaratan Pekerjaan


1.2.1. Tata Letak
Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan utuk
melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor harus
menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi.

1.2.2. Pengawasan
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus diwakili oleh
seorang pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan
penggalian / pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang
harus dilaksanakan sesuai kontrak.

1.2.3. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran


Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, serta
rintangan-rintangan dan lain-lain yang berada dalam batas daerah
pembangunan yang tercantum dalam gambar, harus dibersihkan dan/atau
dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini:
a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-
benda yang tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 meter di
bawah dasar poer.
b. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya
sedalam yang diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.

38

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas


pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan
bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
d. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-
tanaman dan puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan
Supervisi.
e. Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan
tetap berada pada tempatnya.

1.2.4. Pembuangan Humus


a. Sebelum memulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput
harus dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (subsoil),
bekas-bekas pohon, akar-akar, batuan-batuan, semak-semak atau
bahan-bahan lain.
b. Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke tempat
yang sudah ditentukan oleh Konsultan Supervisi.

1.2.5. Pekerjaan Galian


a. Selama proses penggalian, lapangan harus dijaga agar selalu
mendapatkan sistem drainase yang baik.
b. Kontraktor harus membuat turap sementara yang cukup kuat untuk
menahan lereng-lereng tanah galian sehingga lereng-lereng galian
tersebut tidak ambruk, dan agar tidak mengganggu pekerjaan.
c. Turap sementara tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan
yang berada di dekat lereng galian tetap stabil.
d. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh
pekerjaan galian, maka Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap
kerusakan bangunan tersebut dan harus menggantikannya atas biaya
Kontraktor.
e. Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup
untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah tanah,
drainase, saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Kemiringan galian harus dibuat minimal dengan perbandingan 1 (satu)
horizontal dengan 1 (satu) vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam
gambar.
g. Macam Galian
Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu:
• Galian tanah biasa
Galian tanah biasa harus mencakup semua galian yang bukan galian
batu, galian konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
• Galian batu
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/membongkar batu-
batuan pada daerah galian termasuk batu-batuan konglomerat yang
menurut Konsultan Supervisi harus dilakukan pembongkaran.

39

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

• Galian Konstruksi / obstacle


o Galian konstruksi adalah semua galian, selain dari galian tanah
dan galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam
spesifikasi ini atau tercantum pada Gambar Rencana. Semua
galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian
lantai bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian
perkerasan jalan/halaman, galian pipa/kabel listrik, pipa gas,
saluran-saluran serta konstruksi-konstruksi lainnya selain yang
disebutkan pada spesifikasi ini.
o Pekerjaan ini juga termasuk pekerjaan untuk mengisi kembali
lubang-lubang bekas galian dengan material-material yang baik
dan dari jenis yang disetujui Konsultan Supervisi, membuang
kelebihan material, pengeringan yang perlu, pemompaan,
pembongkaran yang diperlukan sehubungan dengan pekerjaan di
atas.
o Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus
memberitahukan Konsultan Supervisi. Sehingga penampang, peil
dan pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan tanah yang
belum terganggu. Galian untuk poer, balok sloof atau konstuksi
lainnya harus digali sampai pada batas-batas kemiringan dan peil
yang tercantum pada Gambar Rencana atau atas petunjuk
Konsultan Supervisi. Galian tersebut harus mempunyai ukuran
yang cukup agar penempatan konstruksi dengan dimensi yang
sesuai dengan Gambar Rencana, dapat dengan mudah
dilaksanakan. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi atau
peil dari dasar galian bila dipandang perlu. Sesudah galian selesai
dilakukan, Kontraktor harus memberitahu Konsultan Supervisi.
Batu-batuan keras, bahan-bahan lain yang cukup keras dan yang
diperbolehkan untuk menjadi bagian dari dasar konstruksi, harus
dibersihkan dari bahan-bahan lepas dan dipotong pada bentuk
yang kokoh dan rata sesuai dengan ketentuan Konsultan
Supervisi.
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi
untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang
menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil,
dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar Rencana atau
petunjuk Konsultan Supervisi.

1.2.6. Pekerjaan Urugan


a. Bahan urugan
Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat
yang memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan, dan harus
didatangkan dari luar proyek. Lokasi sumber jenis bahan urugan
tersebut di atas, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi.
Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk
bahan urugan kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan

40

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

sebagai bahan urugan dan mendapat persetujuan dari Konsultan


Supervisi.
b. Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk
menjamin penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan
seluruh proyek.
c. Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi, baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu
sendiri sebelum dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
d. Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah,
dan lain-lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan
seperti ini harus dipindahkan dan ditempatkan pada daerah
pembuangan yang disetujui dan ditunjuk oleh Konsultan Supervisi.
e. Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara
stripping setebal 30 cm.
f. Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan
tetapi tidak memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh
Kontraktor atas biaya sendiri.
g. Pengurugan
• Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan
dikeruk, sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat
pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikeringkan
• Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel
yang bersangkutan dalam bab ini selanjutnya.
• Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan
deras. Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh
air, Kontraktor harus membuat alur-alur pada bagian teratas untuk
mengeringkan sampai mencapai kadar air yang benar dan
dipadatkan kembali.
• Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi
sesuai yang tercantum di dalam gambar kerja.

2. PEKERJAAN PONDASI BORE PILE


2.1. Persyaratan Umum
a. Kontraktor harus menyiapkan semua gambar kerja, bahan dan tenaga kerja
yang diperlukan.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti semua ketentuan dalam buku RKS
ini. Kecuali dalam gambar atau RKS ditentukan lain, sebagai dasar peraturan
ialah PBI 1983 NI-2 / SNI 03-2847-2002.
c. Kontraktor harus memelihara, memperbaiki, menyelesaikan dan mengerjakan
semua pekerjaan dan pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan
yang sesuai dengan gambar rencana.
d. Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan yang akan digunakan
dalam proyek ini dengan memperhatikan kondisi lapisan tanah yang ada.
Dalam metode pelaksanaan ini antara lain harus dijelaskan bagaimana cara
mengatasi kondisi tanah pada proyek ini dan peralatan apa yang dibutuhkan
untuk itu.

41

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

e. Tiang-tiang pondasi bor harus dibuat sesuai dengan rencana yang dibuat oleh
Konsultan Perencana seperti tercantum dalam Gambar rencana.

2.2. Gambar Kerja


a. Kontraktor harus membuat dan mengajukan Shop Drawing kepada Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
b. Kontraktor harus memperbaiki gambar-gambar kerja sesuai dengan semua
perubahan yang dilakukan di lapangan (As-built) dan menyerahkan kepada
Pengawas pada akhir waktu pelaksanaan.

2.3. Informasi Keadaan Tanah


Data tanah (sondir dan lain-lain) adalah bagian dari spesifikasi ini.

2.4. Jenis dan Pembebanan


a. Jenis pondasi tiang yang direncanakan adalah spun pile diameter 30 cm.
b. Tiang pancang spun pile yang akan digunakan harus mengikuti syarat-syarat
berikut:
- Kekuatan tekan beton : K-300
- Bentuk dan ukuran tiang : bulat diameter 30 cm
- Kedalaman tiang : 6 meter atau sampai dengan tanah keras.
- Daya dukung ijin minimal : 30.2 Ton
c. Ukuran-ukuran dan detail yang tidak terdapat di dalam spesifikasi ini dapat
dilihat dalam standar yang dikeluarkan oleh suplier PC pile
d. Syarat-syarat lain yang dapat diaplikasikan untuk ini dapat dilihat dalam
spesifikasi untuk beton struktur.
2.5. Pengukuran
a. Data mengenai ketinggian dan skema penempatan tiang tercantum dalam
gambar. Penentuan lokasi dan pekerjaan uitzet tiang dilaksanakan oleh
Kontraktor, Kontraktor harus memelihara semua ketinggian yang ditentukan,
termasuk ketinggian dari ujung atas tiang sebelum tiang dipotong.
b. Semua patok harus diperiksa secara teratur untuk menjamin agar kegiatan
pemancangan tiang tidak sampai mengakibatkan patok itu bergerak. Pada
Gambar Kerja, tiap tiang harus diberi nomor.
c. Patok-patok referensi, Bouwplank dan pengukuran. Semua ukuran ketinggian
yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dinyatakan terhadap Datum  0.00
LWS (Low Water Spring).
d. Pemborong harus membuat patok referensi, menara ketinggiannya terhadap
Datum dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Supervisi. Penentuan patok-patok bouwplank dan lain-lain, harus dilakukan
dengan peralatan Theodolith / Waterpass yang sebelumnya harus
diperiksakan/disetujui.
e. Ukuran-ukuran dinyatakan dengan metrik, kecuali bila dinyatakan lain.
f. Hasil pengukuran di lapangan harus dapat dikaitkan dengan patok-patok tetap
(Bench Mark) yang telah ada menurut petunjuk Konsultan Supervisidi
lapangan, dan bila diperlukan Pemborong harus memasang patok-patok
pembantu untuk menentukan ketinggian dan koordinat lokal. yang harus

42

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.


Sebelum pekerjaan dimulai patok-patok pembantu / bouwplank harus diperiksa
/ disetujui oleh Konsultan Supervisi.
g. Kontraktor harus mengecek titik-titik as tiang pancang sesuai dengan letak
titik-titik as kolom yang akan dilaksanakan.

2.6. Pelaksanaan Pembuatan Tiang Bor


a. Setelah lokasi tiang bor yang akan dibuat ditentukan dan disetujui oleh
Pengawas maka pekerjaan pembuatan tiang bor dapat dimulai. Sebelum
pekerjaan ini dimulai Kontraktor sudah harus menyiapkan drilling record yang
bentuk dan isinya sudah disetujui oleh Pengawas. Isi drilling record antara lain
tertulis dalam item pkerjaan
b. Tahap pertama adalah pekerjaan pengeboran. Pekerjaan pengeboran harus
dilakukan dengan mempergunakan rotary drilling machine dengan dilengkapi
buckets dan augers yang sudah memperoleh persetujuan dari Pengawas.
c. Minimum harus disediakan 1 set alat bor cadangan, serta peralatan casing
sementara (apabila diperlukan). Alat-alat ini harus dapat dipergunakan untuk
melakukan pengeboran menembus air, lapisan keras, batu besar,
serpihan-serpihan cadas, tanah liat yang keras, kerikil dan pasir.
d. Bila kekuatan dinding lubang bor diperkirakan tidak cukup kuat menahan
longsor, perlu dipergunakan steel casing sementara dengan ukuran panjang
yang sesuai dengan kebutuhan. Sambungan dari casing harus kedap air.
e. Kondisi lapisan tanah untuk proyek ini dapat dilihat pada Hasil Penyelidikan
Tanah. Dari kondisi tanah yang ada Kontraktor harus sudah
mempertimbangkan dalam mengajukan penawaran bahwa kemungkinan besar
perlu atau tidak digunakannya steel casing sementara sedalam lubang bor.
f. Drilling record harus berisi antara lain kedalaman dari pengeboran, waktu
pelaksanaan, klasifikasi tanah dari kedalaman yang berbeda dan
gangguan-gangguan /kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi pada saat
pengeboran harus dibuat selengkap mungkin. Kontraktor diminta untuk
melampirkan drilling records yang biasa digunakan dalam penawaran.
g. Setelah pengeboran selesai harus dicatat kedalaman yang dicapai. Tahapan
kedua adalah pekerjaan pembersihan dasar lubang bor dari longsoran dan
lumpur yang terjadi pada dasar lubang bor. Pekerjaan ini mutlak harus
dilakukan oleh Kontraktor karena longsoran dan lumpur tersebut dapat
mempengaruhi daya dukung serta perilaku dari tiang bor. Pekerjaan
pembersihan ini baru dapat dihentikan setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi. Lama pembersihan dan kedalaman dari lubang bor
setelah pembersihan dilakukan ini harus dicatat.
h. Tahap selanjutnya adalah penyetelan / pemasangan tulangan dari tiang bor.
Tulangan dari tiang bor harus sudah siap dimasukkan ke dalam lubang bor
setelah pekerjaan pembersihan selesai dilakukan. Apabila ternyata tulangan
tersebut belum siap maka pekerjaan pembersihan lubang bor harus dilakukan
kembali sampai tulangan tersebut siap untuk dimasukkan. Setelah tulangan
tiang bor terpasang dilakukan kembali pengukuran kedalaman lubang bor yang
dilakukan oleh Kontraktor dan diketahui oleh Konsultan Supervisi. Apabila

43

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

ternyata terjadi pengurangan kedalaman lubang bor dibandingkan dengan


kedalaman pada saat pembersihan selesai dilakukan, maka tulangan terpasang
tersebut harus dikeluarkan kembali dan harus dilakukan pekerjaan
pembersihan kembali. Tidak diperkenankan melanjutkan ke tahap pekerjaan
selanjutnya sebelum tahapan ini disetujui oleh Konsultan Supervisi.
i. Tahapan selanjutnya adalah pekerjaan pengecoran beton ke dalam lubang bor.
Setelah pekerjaan pemasangan tulangan selesai dilakukan, maka adukan beton
yang akan digunakan sudah harus siap di tempat pekerjaan, sehingga
pengecoran langsung dilakukan setelah pekerjaan pemasangan tulangan
disetujui oleh Pengawas. Pengecoran ini harus dilakukan sampai selesai, tidak
diperkenankan menunda pekerjaan pengecoran ini.
j. Apabila pengecoran ini tidak selesai karena sesuatu alasan maka tiang bor ini
dianggap tidak memenuhi syarat lagi dan Kontraktor harus mengganti tiang
tersebut dengan tiang bor baru yang letaknya berdekatan dengan tiang bor yang
gagal tersebut. Semua risiko akibat hal ini adalah tanggungan Kontraktor.
Untuk mencegah hal tersebut maka Kontraktor sudah harus dapat
memperkirakan jumlah/volume adukan beton yang akan digunakan pada
lubang bor yang sudah disiapkan. Harus diadakan pencatatan volume yang
diperkirakan akan digunakan dengan volume adukan yang terpakai
sesungguhnya. Waktu dan lama pengecoran harus dicatat.
k. Ada hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan tiang
bor ini, yaitu apabila tahapan pertama sudah dimulai maka pekerjaan ini harus
diselesaikan sampai tahap yang terakhir dan tidak boleh ada penundaan waktu
di antara tahap - tahap pekerjaan.

2.7. Material Baja


Tulangan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini adalah Ø ≥ 10 BJTD 40 dan Ø
≤ 10 BJTP 24, keculi ditentukan lain dalam gambar.

2.8. Material Beton


a. Semua beton untuk tiang pancang harus mempunyai kekuatan 30 N/mm2 (300
kg/cm2) pada umur 28 hari dengan menggunakan kubus sesuai dengan standar
ASTM C-31 dan C-39.
b. Semua agregat harus bebas garam dan mengikuti standar ASTM C-33. Semen
yang digunakan harus memenuhi standar ASTM C-150. Air harus bersih dan
tidak mengandung material yang merusak beton, termasuk garam.
c. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum hasil pekerjaan pengeboran
dan tahapannya disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2.9. Standar
Standar Indonesia yang ekivalen dengan ASTM dapat diterima.

2.10. Toleransi Posisi Tiang


a. Deviasi maksimum terhadap posisi tiang pondasi harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :

44

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

• Deviasi maksimum diukur disetiap arah horisontal terhadap garis grid


patokan, maksimum : 7,5 cm.
• Deviasi level dari permukaan atas tiang, maksimum : 2,0 cm.
• Toleransi sumbu vertikal = 1:80
b. Khusus untuk tiang bor tunggal toleransi ini harus diperhatikan benar, karena
penyimpangan sedikit saja dari toleransi ini berakibat fatal dan Kontraktor
harus mengganti tiang bor yang gagal tersebut dengan tiang bor baru yang
letaknya akan ditentukan oleh Konsultan Perencana.
c. Semua biaya tambahan yang timbul karena perubahan pada jumlah tiang,
disain dari kepala tiang, balok fondasi baik dari segi material, waktu maupun
biaya perencanaan ulang yang diakibatkan oleh kesalahan/ kegagalan dari
Kontraktor dalam melaksanakan pembuatan tiang bor, seluruhnya menjadi
beban Kontraktor.

2.11. Tes
a. Harga-harga satuan yang ditawarkan oleh Kontraktor harus sudah mencakup
biaya yang diperlukan untuk melakukan test mutu beton dan mutu dari besi
tulangan seperti yang telah disyaratkan. Jenis dan banyaknya material yang
akan di tes dapat dilihat pada spesifikasi “Pekerjaan Beton Bertulang”.

2.12. Laporan Teknis


Laporan mengenai hasil loading test harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Umum.
b. Alat instalasi tiang.
c. Tiang percobaan.
d. Instalasi tiang.
e. Pelaksanaan dan data testing.
f. Data Pelaksanaan Pengeboran dari tiang termasuk data tiangnya.
g. Data daripada hasil penyelidikan tanah yang terdekat dengan tiang percobaan.
h. Lokasi tiang percobaan secara keseluruhan.
i. Sertifikat dan data pengetesan alat-alat ukur.
j. Besarnya perkiraan beban ultimate.

3. PEKERJAAN STRUKTUR BETON


3.1. Persyaratan Bahan Secara Umum
3.1.1. Bahan Beton
Kontraktor sebelum pelaksanaan pekerjaan pengecoran harus
menyampaikan contoh bahan yang akan dipakai dan harus membuat job mix
formula (Mix Design) untuk mendapat persetujuan Konsultan Supervisi.

3.1.2. Mutu Beton


Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal, sebagai berikut :
a. Mutu beton untuk balok sloof K-200
b. Beton yang digunakan untuk seluruh struktur ini harus memakai mesin
molen atau beton ready mix, dan harus dipadatkan dengan menggunakan

45

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

vibrator concrete, dalam penggetaran/pemadatan beton, vibrator


concrete tidak boleh terkena pembesian.
c. Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran
1PC:3PS:5KR.

3.1.3. Baja Tulangan


Mutu baja tulangan yang dipergunakan ntuk seluruh struktur bangunan ini
adalah sebagai berikut :
Mutu baja tulangan Ø ≤ 10 BJTP 24 dan Ø ≥ 10 BJTD 40

3.1.4. Cetakan (Bekisting)


Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplek tebal
minimum 9 mm atau papan kayu meranti. Bekisting tersebut harus diperkuat
dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, 5/10 dan sebagainya, untuk
mendapatkan kekuatan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui
oleh Konsultan Supervisi.
Steiger cetakan/bekisting harus dari pipa-pipa besi standar pabrik atau kayu
dan tidak diperkenankan memakai bambu.
3.1.5. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan / dicor
secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai
dengan desain dan perhitungannya. Cara pemakaiannya harus sesuai
petunjuk pabrik.

3.1.6. Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mmpercepat
perkerasan beton. Penggunaan bahan admixture tersebut harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Supervisi.

3.2. Persyaratan Khusus Bahan Beton


3.2.1. Semen
a. Persyaratan Umum
• Semua semen harus Portland Cement yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau
ASTM C-150 Type 1 atau standar Inggris BS 1.
• Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah
GRESIK, TIGA RODA, TONASA dan HOLCIM serta memenuhi
persyaratan NI-8.
• Pemilihan salah satu merek semen adalah mengikat dan dipakai untuk
seluruh pekerjaan.
• Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari
pengaruh cuaca sepanjang waktu dan perletakannya harus terangkat
dari lantai untuk menghindari dari kelembaban.
b. Pemeriksaan
Konsultan Supervisi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus

46

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan


Supervisi untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak
dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Supervisi harus tidak
dpergunakan atau ditolak. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telah dipergunakan di lapangan, maka Konsultan
Supervisi dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan
diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban
Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan
beton yang dibutuhkan utuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor.
c. Tempat Penyimpanan
• Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai
untuk semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap
cuaca kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus
sedemikian rupa agar memudahkan waktu pengambilan.
• Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak
minimal 30 cm dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat
semen dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau
kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai
ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen
secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk
mengambil contoh, menghitung sak-sak dan memindahkannya.
Semen dalam sak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
• Untuk mencegah semen dalam sak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut
urutan kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman
semen harus disimpan sedemikian rupa shingga mudah dibedakan
dari kiriman lainnya. Semua sak kosong harus disimpang dengan
rapih dan diberi tanda yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

3.2.2. Pasir dan Kerikil


a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan
menimbun semua pasir dan kerikil. Segala cara yang dilaksanakan oleh
Kontraktor untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan penimbunan
pasir dan kerikil harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi.
b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Supervisi. Kontraktor harus membersihkan
bahkan memperbaiki saluran buangan di semua tempat penimbunan dan
harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil
sedemikian rupa sehingga timbulnya pemisahan dan pencampuran antara
pasir dan kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang ditimbun tidak
akan tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air
rembesan. Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya
untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan
yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan
kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila
diperlukan untuk meratakan pengiriman bahan berikutnya.

47

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

3.2.3. Agregat Halus (Pasir)


a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam
yaitu pasr yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
b. Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut. Kontraktor harus bertaggung jawab atas kualitas tiap jenis dari
semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus
menyerahkan kepada Konsultan Supervisi sebagai bahan pemeriksaan
pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15 kg dari pasir
alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum
diperlukan.
c. Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan
dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah
pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan
harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan
kegunaan dari timbunan.
d. Pasir halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak
dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang
merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.

3.2.4. Agregat Kasar (Kerikil)


a. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi
alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yag diperoleh dari
pemecahan batu.
b. Kebersihan dan Mutu
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus,
mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali,
bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak dalam jumlah
yang merugikan. Besarnya presentase dari semua substansi yang merusak
tidak boleh mencapai tiga persen dari beratnya. Agregat kasar harus
berbentuk baik, keras, padat, kekal, dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.

c. Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butr berada antara 5
– 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut:
• Sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 6% berat,
• Sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat
• Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan
adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.
• Harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang
terdapat di NI-2 PBI-1971

48

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
Konsultan Supervisi ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi,
maka Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali
bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat
disetujui Konsultan Supervisi.

3.2.5. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortr dan spesi injeksi
harus bebas dari umpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan
kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut
harus diuji di Labolatorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan
Supervisi untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan
yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.

3.2.6. Baja Tulangan


a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standar Indonesia untuk bton NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-
15, dan harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. Konsultan Supervisi
berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian
oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk
persetujuan Konsultan Supervisi sesuai dengan persyaratan mutu untuk
setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam gambar rencana.
b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih,
karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau
mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton.

3.3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton


3.3.1. Kelas dan mutu beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia
N 2 PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan
kuat tekan dari beton senantiasa adalah kekuatan tekan hancur yang
diperoleh dari pemeriksaan contoh kubus yang berisi 15x15x15 cm pada
umur beton 3 hari, 7 hari, 21 hari, dan 28 hari.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil
pengujian benda-benda uji harus memberikan hasil σbk yang lebih besar
dari yang ditentukan di dalam tabel 4.1 PBI 1971.

3.3.2. Komposisi campuran beton


a. Beton harus dibetuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti
yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan
yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang
baik/tepat.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan
dalam spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan”
(design mix). Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan-

49

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

percobaan campuran yang memenuhi kekuata karakteristik yang


diisyaratkan.
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian
dari pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam
persyaratan bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin
sehingga tercaai pengecoran yang tepat dan memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk
berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat,
kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.
f. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi
beton, harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara
pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh faktir air semen.
g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang
direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut:
• Faktor air semen untuk pondasi sloof, poer, maksimum 0,60.
• Faktor air semen untuk kolom, balok, plat tangga, dinding beton dan
listplank/parapet maksumum 0,60.
• Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap, dan tempat-tempat basah
lainnya maksimum 0,55.
h. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan
suatu mutu yang sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk
konstruksi beton dengan faktor air semen maksimum 0,55 harus
memakai Plastici zer sebagau bahan addictive. Pemakaian merk dari
bahan tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi.
i. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Supervisi atas biaya
Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan,
kekedapan, awet atau kuat dan kontraktor tidak berhak atas klaim yang
disebabkan oleh perubahan yang demikian.

3.3.3. Pengujian konsistensi beton dan benda-benda uji beton


a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari
agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air
untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu
lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama sekali tidak
diperkenankan.
Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat
perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh
kurang dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm, untuk segala beton yang

50

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971.


Konsultan Supervisi berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil
bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton
berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.
b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Supervisi
sesuai NI-2 PBI-1971. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang
representatif.

3.3.4. Baja Tulangan


a. Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar
konstruksi. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau
dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya.
Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukkan dalam gambar tidak
boleh dipakai. Semua batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin,
pemanasan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaan disetujui oleh Konsultan Supervisi atau Perencana.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan
harus diikat kuat dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-
blok beton cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam
perenggang. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang
turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan
dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar agregat
kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dega
gambar, amak yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini
Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Supervisi.

3.3.5. Selimut Beton


Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding
atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-
bagian konstruksi. Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka
tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah
sebagai berikut:
• Pondasi 5 cm
• Balok sloof 4 cm
• Pedestal 4 cm
• Kolom dan balok 4 cm
• Pelat beton 1,50 – 2 cm

51

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

3.3.6. Sambungan Tulangan Baja


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari
yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi. Overlap pada sambungan-sambungan
tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah
ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Supervisi.

3.3.7. Perlengkapan Mengaduk


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari
masing-masing bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara
pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Supervisi.

3.3.8. Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu ‘batch mixer’. Konsultan Supervisi berwenang
untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi dan
konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya
perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituang lebih
dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
b. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-
lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki. Mesin pengaduk yang
memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin
pengaduk yang disentralisir, (batching mixingplant) harus diatur
sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan
mudah dari stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai
melebihi dari stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh diapaki
melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan. Tiap mesin pengaduk
harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan
menghitung jumlah adukan.

3.3.9. Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32°C dan tidak kurang
dari 4,5°C. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27°C dan 32°C,
beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
melebihi 32°C, sebagaimana yang ditetapkan oleh Konsultan Supervisi,
Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada waktu
malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton, waktu dicor pada
suhu dibawah 32°C.

52

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

3.3.10. Rencana Cetakan


Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam
Gambar Rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Supervisi sebelum pembuatan cetakan dimulai,
tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab
Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya
perbaikan kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu
pemakaian. Sewaktu-waktu Konsultan Supervisi dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan
Kontraktor harus dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan
menggantinya atas bebannya sendiri.

3.3.11. Konstruksi Cetakan


a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan
sesudah pengecoran beton.
b. Semua cetakan beton harus kokoh. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai
dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan
dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor,
permukaan dari cetakan-cetakan harus diminyaki dengan minyak yang
biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang mencegah secara efektif
ekatnya beton pada cetakan dan akan memudahkan melepas cetakan
beton. Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui Konsultan
Supervisi. Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah
kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

3.3.12. Pengangkutan Beton


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

3.3.13. Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-
lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui
oleh Konsultan Supervisi.
b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan
yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi
dengan merata sehingga kelembaban/air dari beton yang baru di cor tidak
akan diserap.

53

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan


dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton
baru. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Supervisi. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas
atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan
air hrus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru
dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistem
struktur/penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Supervisi atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan
persiapan betul-betul telah memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisaan antara kerikil dan
spesinya. Pemisahan yang ebrlebihan dari agregat kasar dalam beton
yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukp tinggi, atau sudut
yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak
diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin
akan terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang
cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak
lebih dari 50 cm. Konsultan Supervisi mempunyai hak untuk mengurangi
tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.
Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
contruction joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus
dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
i. Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup
menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-
syarat campuran. Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas
minimal 50 liter. Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung
lancarnya pengecoran dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi
yang terbatas.
j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga
bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-raoat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan
setiap lapisan beton, kepada alat penggetar (vibrator) harus dapat
menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua beton

54

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson beroperasi


dengan kecepatan paling sedikit 3,000 putaran per menit ketika
dibenaKonsultan Supervisian dalam beton.

3.3.14. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk Konsultan Supervisi. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih
muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-
cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan
permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki
sampai disetujui Konsultan Supervisi.
b. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-
cetakan dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding
pemikul dan saluran-saluran, 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat
atap, tangga dan kolom.

3.3.15. Perawatan (Curing)


a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti yang ditentukan.
Konsultan Supervisi berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang
harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan
semacam ini dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit
atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan
penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama
14 hari terus-menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan
penyiraman secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-lubang
atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan Supervisi sehingga
selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air
yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi persyaratan
spesifikasi air untuk campuran beton.

3.3.16. Perlindungan (Protection)


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Supervisi.

3.3.17. Perbaikan Permukaan Beton


a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau di
luar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu
dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang
dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila

55

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

Konsultan Supervisi memberikan izinnya untuk menambal tempat yang


rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lubang-
lubang karena keropos, ketidakrataan dan bengkak harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya
harus dipahat, lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam
dan dicor sedemikian rupa sehingga pengisian akan terikat (terkunci) di
tempatnya. Semua lubang harus terus-menerus dibasahi selama 24 jam
sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut pendapat Konsultan Supervisi hal-hal tidak sempura pada
bagian bangunan yang akan terlihat jika penambahan saja akan
menghasilkan sebidang dinding, yang tidak memuaskan kelihatannya,
Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi
plesteran 1PC:3PS) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm demikian
juga pada dinding yang berbatasan, (yang bersambungan) sesuai dengan
instruksi dari Konsultan Supervisi. Perlu diperhatikan untuk permukaan
yang datar batas toleransi kelurusan (pencekungan atau pencembungan)
bidang tidak boleh melebih dari L/1000 untuk semua komponen.

3.3.18. Pekerjaan Sparing


a. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan sparing harus sesuai
dengan Gambar Kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengusulkan dan meminta persetujuan dari Konsultan
Supervisi.
c. Bilamana sparing (pipa, dll) berpotongan dengan baja tulangan, maka
baja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindah tanpa
persetujuan dari Konsultan Supervisi.
d. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan
harus diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.

56

CV ANINDITA

Z
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

VI
PEKERJAAN PASANGAN BATA

1. LINGKUP PEKERJAAN:

a) Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi: pengadaan tenaga kerja, penyediaan


bahan / material, peralatan-peralatan serta alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan pasangan bata
dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.

b) Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan, bak
kontrol dan seluruh detail yang disebutkan / dinyatakan dalam gambar kerja
serta sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi.

c) Pekerjaan pasangan bata dengan campuran aduk 1 pc : 5 pasir dilaksanakan


untuk pasangan biasa dan untuk pasangan trasraam menggunakan campuran
aduk 1 pc : 3 pasir.

d) Cara pelaksanaan, bentuk, volume, serta detail ukuran lainnya seperti tertera
pada gambar kerja dan bill of quantity, atau mengikuti yang diinstruksikan
oleh Konsultan Supervisi.

e) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku semua


ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis pada spesifikasi
ini, serta mengikuti petunjuk Konsultan Supervisi. Antara lain Ketentuan
dalam PUBB NI 3- 1970 dan NI 10-1973.

2. PERSYARATAN BAHAN:

a) Seluruh batu bata harus keras, dibakar dengan sempurna, bersih dan tidak
retak / patah, bebas cacat, mengandung kapur dan ketidakmurnian lainnya.
Bila direndam di dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur.
Seluruh batu bata harus terbuat dari tanah lempung berkualitas sesuai dengan
SII 0021-78. Ukuran Batu Bata per satuannya adalah yang terdapat di pasaran
lokal dan mampu mencapai tebal dinding yang diisyaratkan dalam gambar-
gambar kerja (150 cm )

b) Batu bata yang di pasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang
disetujui oleh Konsultan Supervisi. Syarat-syarat batu bata harus mengikuti
ketentuan-ketentuan dalam NI-8.

c) Batu bata/bata merah yang digunakan harus dari satu merk produk, bermutu
baik dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8.

57
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

d) Pasir yang akan dipakai herus bersih, pasir asli / alami dan bebas dari segala
macam kotoran dan bahan-bahan kimia, sesuai dengan NI-3 pasal 14 ayat 2.
Bilaman pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat diatas, Kontraktor
wajib untuk mencuci pasir tersebut untuk mendapat persetujuan Konsultan
Supervisi. Khusus untuk plester, harus dipakai pasir yang lebih halus tingkat
gradasinya.

e) Semen yang datang di proyek, harus disimpan di dalam gudang yang lantainya
kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah disekitarnya.
Bilamana pada setiap permukaan kantong, ternyata semennya sudah lembab
dan menunjukkan gejala membatu, maka semen tersebut tidak boleh
dipergunakan dan harus segera dikeluarkan dari komplek pembangunan.
Supplier yang mengirim semen ke pekerjaan hendaknya dapat menunjukkan
sertifikat dari pabriknya.
Semen yang digunakan mengikuti persyaratan yang ada pada spesifikasi
mengenai pekerjaan beton seksi 03100 butir 3 a.

f) Air untuk adukan pasangan harus air yang bersih, tidak mengandung
lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
PUBI-1982 Pasal 9.

g) Contoh-contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada


Konsultan Supervisi, dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah
didapat sebelum bahan-bahan yang dimaksud dapat dibawa ke lapangan kerja.
Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada dilapangan akan
dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan Supervisi untuk
keperluan pengujian.

2. SETOUT PEKERJAAN

Kontraktor harus menyiapkan baik-baik patok-patok setout seluruh pekerjaan yang


memeperhatikan dengen akurat bukaan-bukaan, ketinggian, kolom-kolom dan
balok-balok. Kontraktor harus membangun dinding dengan berbagai macam
bentuknya dengan ketebalan, lebar dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan pada
gambar.

3. PELAKSANAAN PASANGAN

a) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Supervisi, minimal 3 (tiga)
contoh dari hasil produk yang berlainan untuk mendapatkan persetujuannya.
Konsultan Supervisi berhak menolak bahan yang tidak memenuhi syarat.
Bahan-bahan yang ditolak harus dikeluarkan dan dipindahkan dari site.

58
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

b) Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah, menggunakan campuran


aduk 1 pc : 5 pasir pasang, kecuali pasangan batu bata trasram menggunakan
adukan 1 pc : 2 pasir.
Pasir pasang sebelum diaduk disaring. diayak dengan ayakan kawat kasa
berukuran renggang 0,5 cm.
Adukan harus dibuat dengan menggunakan mixer dan dilaksanakan dengan
baik takaran volume harus sama. Semen dan pasir harus dicampur di dalam
keadaan kering, yang kemudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat
campuran yang plastis.
Adukan yang sudah mongering/ kering tidak boleh dicampur dengan adukan
yang baru (tidak boleh ada adukan yang dicampur atau tercampur dengan
adukan yang lain ). Untuk memperoleh adukan yang dapat menutup dengan
baik, gunakan hanya air dengan takaran yang cukup.
Adukan sebagaimana yang tertulis diatas harus dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan dengan kuat daya kekuatannya.

c) Untuk dinding trasraam/ rapat air dengan adukan campuran 1 pc : 2 pasir


pasang yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai
minimum 20 cm diatas permukaan lantai setempat, dan sampai setinggi 150
cm diatas permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang
basah (toilet, kamar mandi, WC), serta pasangan batu bata dibawah
permukaan tanah.

d) Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga
jenuh.

e) Untuk dinding setengan batu bata pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus harus
diperkuat dengan kolom beton praktis. Demikian juga setiap luas dinding
12m2 harus diberi penguat kolom praktis dan balok praktis.
Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
Tebal siar batu bata tidak boleh kuarang dari 1 cm ( 10 mm ) dan siarnya harus
benar-benar terisi adukan.

f) Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siarnya dibersihkan.

g) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahapan maksimum


tinggi satu meter perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang
dinding batu bata tebal ½ batu yang lusanya maksimal 9 m2 harus
ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 13 x 13
cm, jarak antar kolo, satu dengan yang lainnya dibuat maksimal 3 (tiga) meter.

h) Seluruh joins sudut-sudut dinding harus secara baik terikat dan mencengkeram
satu sama lain dengan alternatif terbaik dari berbagai cara yang ada. Seluruh
siku dan bentuk sudut-sudut dinding lainnya harus dibangun dengan benar dan
sebidang.

59
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

Angkur dan dan tali-tali pengikat yang mengikat dinding-dinding batu bata
terhadap kolom dan balok beton dan pekerjaan besi baja harus merupakan besi
baja galvanis tipe syandar dan diletakan pada pusat / as yang sama. Semua
harus persetujuan Konsultan Supervisi.

i) Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan bata merah sama


sekali tidak diperkenankan.

j) Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat berupa stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm,
yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm,
kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi

k) Pemasangan batu bata yang dilaksanakan harus dipasang rata tegak dan lajur
pasangannya diukur, tepat dengan tiang lot dan kecuali bilamana tidak
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap jalur, bata harus putus
sambungan dengan lajur dibawahnya.
Pola ikatan pemasangan harus terjaga baik diseluruh pasangan dan tidak boleh
sekali-kali terjadi siar tegak yang menerus.

l) Pekerjaan pasangan bata dilaksanakan dengan waterpass ( horizontal ) dengan


menggunakan benang and tiap-tiap lantai diteliti keratannya. Pemasangan
benang terhadap pasangan di bawahnya tidak boleh lebih dari 30 cm.
Tidak diperkenankan menggunakan pecahan batu bata separuh panjang,
kecuali sesuai dengan urutannya (di sudut ).

m) Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci dan
diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm
(sebelum diaci dan diplester).

60
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

VII
PEKERJAAN PLESTER SEMEN DAN ACIAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Kontraktor harus mempersiapkan tenaga-tenaga pekerja serta peralatan-


peralatan perlengkapannya untuk mendapatkan hasil kerja yang baik.

b. Pekerjaan finishing plester semen terdiri atas 2 bagian yaitu plesteran dan
acian penghalusan dilaksanakan pada :
Semua bidang permukaan kecuali bidang pondasi batu gunung.

c. Pekerjaan acian dilaksanakan pada :


Bidang-bidang beton yang digolongkan kelompok beton fair face, ialah yang
setelah bekistingnya dibuka sudah harus rata dan cukup halus.
Acian dilakukan sekedar untuk menutup / meratakan tempat-tempat yang
legok atau gompel-gompel sedikit atau permukaan yang sudah rata tetapi
belum cukup licin seperti disyaratkan
Semua bidang pasangan yang diplester.

d. Khusus pasangan batu gunung tidak perlu diplester, kecuali ditentukan lain
dalam gambar kerja.

2. BAHAN

a. Bahan semen yang dipakai ex kwalitas baik, setidaknya memenuhi ketentuan


dalam NI-8.

b. Pasir harus memenuhi kwalitas yang disyaratkan dalam Persyaratan Umum


Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI)-1982

3. ADUKAN

a. Adukan bagi pekerjaan acian terdiri atas campuran semen dengan air.

b. Adukan plesteran terdiri atas campuran semen dengan pasir dengan komposisi
1 PC : 5 pasir untuk pasangan biasa, dan komposisi 1 PC : 2 pasir untuk
pasangan trasram.
Bilamana dicantumkan khusus pada gambar atas instruksi Konsultan Supervisi
maka adukan perlu ditambahkan kapur sehingga komposisinya menjadi 1 PC :
1/2 kapur : 5 pasir.
Semen menggunakan ketentuan seperti pada bagian pekerjaan beton seksi
03100, sedangkan pasir menggunakan pasir pasang, bersih, serta telah diayak.

61
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

4. PELAKSANAAN

a. Kontraktor harus mempekerjakan tukang-tukang yang benar-benar ahli dan


berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan plesteran dan acian ini.

b. Ketebalan plester ± 15 mm sedangkan ketebalan acian ± 2 – 3 mm. Perlu


dibuat kepala-kepala plester untuk dipakai sebagai patokan-patokan ketebalan
plester.

c. Permukaan plester dan acian yang dihasilkan harus rataa ke segala arah bidang
permukaan dapat dicek apabila ada cahaya jatuh pada bidang plester tidak ada
tempat-tempat yang ada bayangannya.

d. Sebelum permukaan pasangan diplester, siar-siar pasangan sudah harus


dikeruk, kemudian disiram air agar adukkan plestera mudah untuk melekat.

e. Pelaksanaan harus rapih dan bersih, misalnya adukan yang jatuh di tepi bawah
tembok harus segera diangkat / dibersihkan, dengan maksud :
- Penghematan bahan aduk, karena dapat dipakai lagi setelah diaduk lagi.
- Keadaan pekerjaan selalu bersih.
Sebelum pekerjaan plester dimulai, pipa-pipa listrik dan plumbing yang di
expose sudah harus terpasang rapi dan kuat ditempat-tempat alut atau sparing.

f. Untuk pekerjaan plesteran pada dinding beton, bidang beton itu harus
dikasarkan terlebih dahulu sebelum pekerjaan plesteran dimulai.

g. Ketebalan plesteran untuk dinding, minimum 15 mm atau yang ditentukan lain


di dalam gambar.

h. Bidang permukaan yang dihasilkan haruslah bersih, bebas dari debu, kotoran,
goresan, tercongkel, retak, berminyak, tidak sewarna, dan cacat lainnya.
Bidang permukaan yang dihasilkan haruslah mulus, rata dan sebidang.

62
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

VIII
PEKERJAAN PENGECATAN

1. PEKERJAAN CAT TEMBOK

A. LINGKUP PEKERJAAN:

1) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyiapan


peralatan kerja, bahan-bahan / material serta alat-alat bantu lainnya yang nyata-
nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, agar pekerjaan pengecatan
ini dapat terlaksana dengan baik dan memuaskan.

2) Pekerjaan pengecatan yang akan dilaksanakan meliputi dinding bata dan beton
bagian luar dan bagian dan lain-lain, serta seluruh detail yang
ditunjukkan/disebutkan dalam dokumen gambar.

3) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka seluruh pekerjaan maupun
tambahan-tambahan bahan yang sehubungan dengan pekerjaan ini adalah
menjadi beban dan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

4) Cara pengerjaan, volume serta detail-detail lainnya harus sesuai dengan yang
tercantum dalam dokumen gambar dan Bill of Quantity.

5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlakunya semua


ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan finishing / pengecatan, atau
mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis dalam
spesifikasi ini.

B. PERSYARATAN BAHAN

1) Bahan cat yang dipergunakan produksi dalam negeri yang disetujui Konsultan
Konsultan Supervisi.

2) Pengecatan dinding bata dan beton bagian luar (eksterior):

a) Cat dasar digunakan produk Propan Primer:, diencerkan dengan 25-50%


thinner 803-0218 sebagai lapisan pertama. Pengecatan lapisan dasar
dilakukan minimal satu kali laburan atau sampai rata dan sama tebalnya.

b) Sebagai cat finishing/akhir digunakan Propan dengan yangn disyaratkan


dari pabrik yang bersangkutan.
Pengecatan akhir ini minimal dilaksanakan dua kali laburan atau sampai
rata dan sama tebalnya

63
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

4) Penentuan Warna mengacu pada Gambar Kerja atau atas persetujuan dari
Konsultan Supervisi setelah berkoordinasi dengan pemberi Tugas. Kontraktor
wajib membuat contoh (mock up) pengecatan dalam bidang yang sebenarnya
dengan ukuran minimal 1 m x 1 m untuk mendapat persetujuan.

5) Kapasitas / daya sebar maksimum 10,5 m²/liter untuk pengecatan 1 kali


laburan.

6) Pengecer sesuai yang disyaratkan dari pabrik pembuatnya

7) Pengeringan untuk cat exterior minimum setelah 24 jam lapisan berikutnya


dapat dilaksanakan.
Pengeringan untuk cat bagian interior minimum setelah 24 jam lapisan
berikutnya dapat dilaksanakan.

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982
pasal 54, NI-4, BS No.3900-1970, AS K-41 dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik
yang bersangkutan.

C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1) Bahan-bahan yang akan dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu


harus diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Supervisi untuk
memperoleh persetujuannya.

2) Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan


persyaratan teknis operatif dari pabrik yang bersangkutan dan contoh
percobaan warna cat kepada Konsultan Supervisi.

3) Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, permukaan bidang yang akan dicat


harus rata, kering dan bersih dri segala kotoran-kotoran yang menempel, debu,
minyak dan lain sebagainya.

4) Bidang pengecatan siap dicat setelah permukaannya telah diratakan /


dihaluskan dengan ampelas. Plesteran harus betul-betul kering, tidak ada retak-
retak dan telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

5) Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan


membuat contoh-contoh warna, untuk persetujuan Konsultan Supervisi.
6) Pekerjaan pengecatan disyaratkan dengan menggunakan sprayer roller untuk
bidang permukaan yang luas, sedangkan untuk bidang permukaan yang kecil
dilaksanakan dengan menggunakan kuas.

7) Sebelum cat digunakan harus diaduk terlebih dahulu sampai rata.

64
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

8) Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan memenuhi


persyaratan dan telah selesainya pekerjaan-pekerjaan yang ada si salamnya
serta telah mendapat persetujuan Konsultan Supervisi.

9) Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-


sentuhan benda lain dan pengaruh-pengaruh pekerjaan sekelilingnya minimum
selama dua jam, atau sesuai dengan yang disyaratkan oleh pabrik yang
bersangkutan.

65
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

IX
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE

1. PEKERJAAN SALURAN TERBUKA

a. LINGKUNGAN PEKERJAAN :
1) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyiapan
peralatan kerja, bahan-bahan / material serta alat-alat bantu lainnya yang nyata-
nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, agar pekerjaan ini dapat
terlaksana dengan baik.
2) Pekerjaan saluran terbuka type sesuai gambar dilaksanakan pada seluruh detail
seperti yang diperlihatkan dalam dokumen gambar atau yang ditunjukan oleh
Konsultan Supervisi.
3) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka seluruh pekerjaan maupun
tambahan-tambahan bahan yang sehubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi
beban dan tanggung jawab Kontraktor.
4) Cara pengerjaan, penempatan, volume serta detail-detail lainnya sesuai dengan
yang tercantum dalam dokumen gambar dan Bill of Quantity / RAB.
5) Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku semua
ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan drainase, atau mengikuti ketentuan dan
persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis dalam spesifikasi ini.

b. STANDAR-STANDAR YANG BERLAKU

1) PUBI – 1982
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

c. PERSYARATAN BAHAN :
1) Semen Portland harus yang digunakan memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.
2) Pasir aduk harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam NI-3 pasal 14 ayat
2.
3) Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PUBI –
82 pasal 9, AFNOR P 18-303 dan NZS-3121/1974.

d. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah galian tanah, pemadatan, urugan pasir, serta
pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan ini, agar pekerjaan
saluran baik tertutup atau terbuka dapat terlaksana dengan baik dan sempurna.

66
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

2) Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipergunakan terlebih dahulu harus


diserahkan cotoh-contohnya kepada Konsultan Supervisi untuk memperoleh
persetujuannya.
3) Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Supervisi.

e. KETENTUAN DAN PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN DRAINASE :

1) LINGKUP PEKERJAAN :
a) Kontraktor harus mengatur pekerjaan drainase sedemikian rupa sehingga
aliran air hujan atau dari sumber-sumber lain, selama dan sesudah pekerjaan
selesai, berjalan dengan baik dan lancar.
b) Untuk menghindarkan kerusakan pekerjaan, Kontraktor harus mengusahakan
pada saat yang tepat alat-alat dan bagian-bagian untuk melindungi pekerjaan
tersebut, misalnya pompa air, selokan pembuangan dan saluran-saluran
penyimpanan air dan sebagainya.
c) Pipa-pipa, sleokan-selokan, bak kontrol, gorong-gorong dan pekerjaan
drainase lainnya untuk keperluan penyaluran air tidak diperkenankan untuk
dipasang / dibangun sebelum konstruksi yang cukup kuat guna pemasukan dan
pembuangan air selesai dikerjakan, dan harus tetap dijaga agar tidak
tersumbat.

2) MACAM PEKERJAAN :
Termasuk dalam pekerjaa ini adalah pemasangan gorong-gorong, selokan-
selokan, pemasangan bak-bak kontrol berikut inlet, penyembungan saluran air
lapangan kesaluran pinggir jalan raya / sungai, sesuai dengan kedudukan,
kemiringan dan dimensi dalam gambar pelaksanaan dan taau atas petunjuk
Konsultan Supervisi. Pembongkaran gorong-gorong, selokan-selokan yang sudah
ada sebelumnya yang tidak sesuai dengan gambar pelaksanaan, kecuali bila atas
petunjuk Konsultan Supervisi, selokan-selokan, gorong-gorong tersebut masih
dapat dipergunakan.

3) UMUM :
a) Type dan macam gorong-gorong, selokan-selokan dan konstruksi drainase
lainnya seperti yang tertera dalam gambar pelaksanaan, dan perkiraan
jumlahnya yang tercantum dalam surat perjanjian pemborongan bersifat suatu
kepastian.
b) Pekerjaan beton untuk gorong-gorong, selokan-selokan, bak kontrol dan
saluran drainase serta untuk pekerjaan beton lainnya supaya mengikuti
persyaratan material, persiapan, cara pelaksanaan, acian dan sebagainya, dan
semua ketentuan-ketentuan pekerjaan beton pada spesifikasi ini.

4) MATERIAL :
67
CV ANINDITA
Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis

a) Batu bata yang dipakai sesuai dengan persyaratan pekerjaan pasangan


spesifikasi ini
b) Batu kali yang dipakai dengan persyaratan pekerjaan pasangan batu kali
spesifikasi ini.
c) Beton yang dipakai sesuai dengan persyaratan pekerjaan pasangan spesifikasi
ini

68
CV ANINDITA

Anda mungkin juga menyukai