Anda di halaman 1dari 65

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN GUDANG BAHAN DAN WORKSHOP PERALATAN


BPJN KALTARA

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

TAHUN ANGGARAN 2024

PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG


RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

I. Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Uraian metodologi pelaksanaan pekerjaan diuraikan berdasarkan lingkup pekerjaan, dengan uraian
sebagai berikut :

PENERAPAN SMKK
1. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja

1) Kontraktor harus menjamin bahwa tempat kerja selalu tersedia cukup air minum bagi
para pekerja.
2) Kontraktor harus menyediakan keperluan WC (hendaknya dibedakan) untuk para
pekerja dan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Fasilitas WC yang berdinding dan
beratap dilengkapi dengan saluran parit pembuangan harus dijamin tidak memberikan
bau-bau kurang sedap.
3) Kontraktor harus menjamin pemeliharaan kesehatan di tempat pekerjaan, pencegahan
dan pemberantasan penyakit dan menyediakan perlengkapan P3K yang cukup. Peti obat-
obatan untuk P3K juga disediakan dan bila terjadi kecelakaan akibat kurang sempurna
peralatan dan kelalaian, menjadi tanggung jawab kontraktor dalam arti kata yang luas.
4) Kontraktor dilarang mempekerjakan pekerja yang sedang sakit.
5) Kontraktor harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu dan berusaha
dengan sebaik-baiknya untuk menjaga jangan sampai timbul kerusakan atau
pelanggaran hukum, oleh atau diantara para pekerja atau Sub-Kontraktor dan
memelihara keamanan, melindungi para penghuni dan barang milik disekitar tempat
pekerjaan. Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam bidang pemeliharaan
kesehatan pekerja, kontraktor harus bertindak sesuai dengan semua peraturan-
peraturan dan hukumhukum yang berlaku, Peraturan Pemerintahan setempat yang
berkaitan dengan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan.
6) Kontraktor harus menyediakan helm pengaman untuk semua pegawainya yang
bertugas, tenaga kerja dan juga untuk pengawas pemberi tugas, dan itu menjadi
tanggung jawab kontraktor untuk meyakini bahwa peraturan-peraturan keselamatan,
termasuk memakai alat pengaman lainnya yang diperlukan.
7) Kontraktor harus mengesahkan adanya cukup penjagaan di tempat pekerjaan untuk
menghindari terjadinya pencurian-pencurian terutama pada waktu orang-orang yang
bekerja. Kontraktor harus memelihara gudang-gudang, ruangan-ruangan untuk
menyimpan bahan-bahan dan alat-alat serta pintu-pintunya yang jika dipandang pertu
diperkuat diperbaiki/dipasang kunci. Untuk para penjaganya, kontraktor dapat
mendirikan suatu tempat kediaman atas biaya kontraktor, dengan perjanjian bahwa
tempat tersebut dapat harus dibongkar setelah selesai pekerjaan. Penjaga keamanan
harus mendaftarkan diri kepada kantor seksi Polisi terdekat.
8) Kontraktor harus menjaga dan merawat semua harta benda milik orang lain atau pihak
ke tiga disekitar lokasi pekerjaan.
9) Untuk kepentingan pengamanan dalam halaman kerja kontraktor, harus diadakan
penerangan-penerangan lampu pada tempat-tempat tertentu atas biaya kontraktor.
10) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan-bahan yang disimpan di dalam
halaman pekerjaan baik terhadap bahaya pencurian maupun terhadap bahaya
kebakaran, dan kerusakan yang disebabkan kurang sempurnanya pengamanan
11) Kontraktor diharuskan menyediakan tabung-tabung pemadam kebakaran di los kerja dan
tempat-tempat yang mudah terjadinya bahaya kebakaran.
12) Kontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat – obatan lengkap dengan
isinya untuk pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
13) Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan proyek baik
barang – barang milik Proyek, Kontraktor, maupun Direksi/Pengawas Lapangan.

2. Biaya Asuransi dan Biaya-biaya Lainnya

Kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya asuransi (Contractor All Risk insurance ) yang
diperlukan dalam pekerjaan ini, termasuk juga biaya pajak Galian C yang timbul dari pekerjaan
Tanah dan pekerjaan lainnya yang dikenai pajak Galian C.

3. Biaya Asuransi dan BPJS dari Over Head SSUK Kontrak.


PERSIAPAN LAPANGAN/ SITE WORK

1. Pekerjaan Pembersihan
a. Pelaksanaan
1) Sebelum mulai pekerjaan pelaksanaan Pembangunan, kontraktor harus membersihkan
terlebih dahulu area pekerjaan
2) Kontraktor harus membersihkan semua sampah dan bahan bangunan dari
pekerjaannya dan setiap hari harus meninggalkan seluruh lahan dari pekerjaan
dalam keadaan bersih.
3) Pada proses pekerjaan diserah-terimakan, kontraktor harus segera memindahkan
semua bahan dan peralatan miliknya dari lahan kerja, kecuali bahan dan peralatan
yang diminta Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk disimpan selama jangka
waktu pemeliharaan. Demikian juga selama pelaksanaan pekerjaan kontraktor
harus menjaga kebersihan di luar lingkungan tapak Jalan, trotoar, dan sebagainya.
4) Kontraktor harus membersihkan lapangan kerja dari hal-hal yang dapat
mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan termasuk semua sisa-sisa puing yang
ada di lapangan disingkirkan dan diratakan, kemudian permukaan tanah disesuaikan
dengan level yang diserah-terimakan.

2. Fasilitas Sementara
Semua fasilitas sementara, direncanakan dan dilaksanakan oleh dan atas tanggung jawab
Kontraktor dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK. Semua biaya yang diperlukan
untuk pelaksanaan / pembuatan Fasilitas sementara ini sudah harus masuk dan diperhitungkan
di dalam penawaran harga pekerjaan.
Fasilitas Sementara meliputi :
2.1 Kontraktor Keet : Kantor, Bengkel dan Gudang untuk kerja Kontraktor
Guna Keperluan , kelancaran dan keamanan pelaksanaan pekerjaan , Kontraktor harus
membuat kantor , gudang dan bengkel kerja untuk keperluan kerjanya dengan bentuk,
struktur dan material yang sesuai dengan ketentuan sbb:
• Kantor disesuaikan dengan kebutuhan kerjanya.
• Bengkel kerja disesuaikan dengan keperluan kerjanya
• Gudang tertutup, mampu melindungi material yang tersimpan dari pengaruh
gangguan keamanan maupun cuaca yang merusak cukup venilasi, konstruksi harus
cukup kokoh dan kuat, kapasitas cukup untuk menampung arus supply material untuk
keperluan pelaksanaan.

3. Listrik Kerja

1) Kebutuhan instalasi listrik dan penerangan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan
oleh kontraktor, baik dari sumber PLN ataupun dengan menggunakan Genset. Total
kebutuhan tenaga listrik yang harus diperhitungkan oleh kontraktor adalah:
• Listrik untuk kebutuhan kerja kontraktor sendiri
• Listrik untuk kebutuhan Konsultan Pengawas/MK
• Listrik untuk penerangan malam hari
2) Untuk pengadaan dan pemakaian seluruh tenaga listrik, baik yang dari sumber PLN
maupun dari sumber-sumber lain, perizinan yang diperlukan harus diusahakan dan diurus
PLN maupun dari sumber-sumber lain, perizinan yang diperlukan harus diusahakan dan
diurus oleh kontraktor.
3) Kontraktor harus menyediakan dan memelihara semua jaringan listirk sementara yang
diperlukan untuk penerangan dan daya yang diperlukan untuk Pekerjaan, dan
membayar semua biaya berkenaan dengan hal tersebut, untuk semua pekerjaan
termasuk yang diperlukan selama bekerja lembur. Tanggung jawab kontraktor untuk
menjamin dan untuk tetap memelihara instalasi listrik sementara dalam keadaan yang
memenuhi peraturan-peraturan yang diperlukan.
4) Apabila aliran listrik sementara tidak dapat diberikan dari PLN karena belum ada
pelayanan penyambungan sementar, Kontraktor harus menyediakan generator dengan
kapasitas yang cukup untuk pekerjaan. Kontraktor harus memindahkan instalasi
sementara apabila diperintahkan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas .
5) Untuk Testing & Commisioning peralatan M/E, Kontraktor dapat menggunakan sumber
daya dari instalasi permanent untuk keperluan mengetes dan mejalankan peralatan.
Semua tenaga listrik yang diambil dari system saluran permanent untuk tujuan
mengetes dan menjalankan peralatan tersebut harus dibayar oleh Kontraktor.

4. Air Kerja

1) Kontraktor harus mengadakan sumber-sumber air untuk keperluan pelaksanaan


Pekerjaan. Bila sumber air berasal dari instalasi PDAM yang sudah ada maka termasuk
semua biaya penyambungan dan izin-izin yang diperlukan dan perapihannya kembali
setelah pekerjaan selesai.
2) Air kerja harus memenuhi syarat-syarat yang diperlukan masing-masing pekerjaan yang
bersangkutan dan harus cukup untuk pekerjaan, termasuk untuk keperluan para sub-
kontraktor.
3) Bila air bersumber dari sumur bor, sebelum dipergunakan untuk pengecoran, harus terlebih
dahulu diperiksa pada Laboratorium Penelitian Masalah Air, karena air yang akan dipakai
untuk pengecoran harus bersih sesuai dengan persyaratan dalam NI – 2 Bab 3.6.

5. Test Material
1) Kontraktor harus sudah memperhitungkan semua biaya sehubungan dengan pekerjaan
kontrol kualitas bahan / pemeriksaan bahan kepada Pihak Ketiga atau laboratorium dan
memberikan data hasil test tersebut kepada pengawas / pemimpin proyek.
2) Kontraktor harus menyediakan alat-alat praktis untuk memeriksa bahan / material
(misalnya : tabung pemeriksaan pasir, kubus beton dan lain-lain yang bersifat praktis)
3) Semua bahan yang akan digunakan harus diperiksa dan disetujui Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas, cara-cara pemeriksaan barang akan ditentukan
kemudian oleh Pengawas.
4) Pengurusan perijinan-perijinan dan pengetesan dari bahan-bahan yang digunakan
harus termasuk harus termasuk dalam harga penawaran.
5) Jika timbul perselisihan pendapat dengan Kontraktor, maka Konsultan Pengawas dapat
meminta pemeriksaan lebih lanjut pada salah satu laboratorium penyelidikan bahan-
bahan yang berhak menyelidiki bahanbahan bangunan, dimana diambil dari bahan
yang diperselisihkan.
6) Bila Kontraktor merasa yakin bahwa bahan-bahan tersebut baik ia dapat meneruskan
pekerjaannya dengan menggunakan bahan tersebut, tetapi dengan resiko bahwa hasil
pekerjaannya akan dibongkar bila ternyata hasil pemeriksaan hasil laboratorium bahan
tersebut tidak memenuhi persyaratan.
7) Semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan laboratorium bahan tersebut tidak
memenuhi persyaratan.
8) Semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan bahan-bahan yang diperselisihkan
itu akan menjadi beban Kontraktor.
6. Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan
b. Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan perlengkapan
lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan meliputi penentuan dan
pematokan titik Bench Mark (BM), titik sumbu struktur dan sumbu bangunan, penentuan
level struktur dan semua pekerjaan yang berhubungan dengan itu.

c. Bahan dan Material


1. Struktur BM tersebut dibuat dari tiang beton berukuran penampang 20x20 cm panjang
50 cm tertanam sedalam 40 cm, menonjol 10 cm dari permukaan tanah. Kepala titik
elevasi BM berada di tengah permukaan patok berupa besi beton berukuran 12 mm
yang ditumpulkan ujungnya, terpasang menonjol 10 mm dari permukaan beton.
2. Bahan tanda-tanda untuk sumbu struktur dan elevasi struktur menggunakan Cat
Permanent (Pylox) berwarna terang (scotlite) yang di-marking pada patok, permukaan
bidang beton atau titik simpanan lainnya yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
dengan menuliskan angka hasil pengukuran elevasi atau nama koordinat disekitar
marking.

d. Pelaksanaan
1. Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pengukuran
lokasi dan memasang patok-patok ukur guna penempatan bangunan / struktur
bangunan pada posisi dan elevasi yang telah ditentukan di dalam gambar rencana.
2. Peralatan untuk melaksanakan pengukuran harus tersedia lengkap dan sesuai dengan
kebutuhan / tuntutan pelaksanaan pekerjaan, baik dari mulai, selama berlangsung
maupun sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan.
3. Peralatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut, tapi tidak terbatas pada
Waterpass, Teodolith, Bak Ukur, Pita Ukur dan Peralatan Bantu lain yang dibutuhkan.
4. Guna ketelitian penempatan bangunan / struktur bangunan pada lokasi, posisi dan
elevasinya, Kontraktor harus membuat Bench Mark (BM) yang sifatnya sementara, di
sekeliling bangunan pada lokasi-lokasi yang sesedikit mungkin atau tidak terkena
gangguan selama pekerjaan berlangsung, dalam jumlah yang mencukupi. Bench Mark
harus dibuat dengan pencantuman nama/nomor dan elevasinya serta koordinat
posisinya pada gambar terlaksana. Bentuk dan posisinya harus mendapat
persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
5. Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan, kontraktor harus selalu melakukan
pengukuran dan penempatan posisi/ elevasi dari tiap-tiap pekerjaan dengan
berpedoman kepada koordinat /posisi/ elevasi dari Bench Mark (BM) yang ada di
lapangan.
6. Elevasi dan koordinat dari masing-masing BM yang diukur berdasarkan elevasi BM
yang telah ada di lapangan harus dicatat pada permukaan patok beton pada masing-
masing BM atau pada titik-titik simpanan lainnya yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas guna keperluan selanjutnya.
7. Kesalahan yang terjadi pada pengukuran dan penempatan posisi / elevasi dari tiap
pekerjaan menjadi beban dan tanggung jawab kontraktor untuk memperbaikinya.
8. Untuk itu, Kontraktor harus selalu menyediakan peralatan dan tenaga ahli ukur tanah
serta melakukan kegiatan pengukuran, pengontrolan dan penempatan posisi / elevasi
yang diperlukan selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
9. Kontraktor juga diwajibkan mengadakan pengukuran gambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi dengan keterangan-keterangan mengenai peil-
peil ketinggian tanah, letak batas-batas tanah dengan alatalat yang sudah
ditetapkan. Ketinggian/peil dasar disesuaikan dengan gambar kerja. Juga untuk
lantai-lantai berikutnya disesuaikan dengan gambar kerja. Letak as bangunan
disesuaikan dengan denah/situasi. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk disetujui.
10. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru, sebelum dan sesudah
pelaksanaan pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
11. Penetapan ukuran dan sudut-sudut tetap dijaga dan diperhatikan dengan ketelitian
semaksimal mungkin antara lain dengan menggunakan alat-alat waterpass dan
theodolit. Theodolit dan Waterpass serta perlengkapan, yang diperlukan dalam
pengukuran harus dimiliki oleh kontraktor dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu
diperlukan untuk pemeriksaan.

7. Gambar Kerja dan Detail-Detail (Shop Drawings) & Gambar-Gambar Terlaksana (As Built
Drawing)

1. Kontraktor/ sub Kontraktor wajib membuat gambar shop drawing ( gambar kerja ) dari
gambar-gambar yang belum jelas / meragukan dan diserahkan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas dan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan untuk
dievaluasi dan dipuskan oleh Direksi Pengawas. Apabila Kontraktor melaksanakan
gambar yang meragukan tersebut tanpa persetujuan dari Direksi Pengawas maka segala
akibat dari hal tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.

2. Gambar-gambar yang memerlukan perbaikan harus diperbaiki dan diajukan kembali


gambar-gambar harus berukuran 1:100 di areal yang kritikal dimana dipakai ukuran
minimum 1:25 atau 1:10 atau 1 : 20.

3. Pemeriksaan gambar-gambar kerja tidak akan dianggap sebagai jaminan ukuran- ukuran
atau syarat-syarat gedung. Dimana gambar-gambar telah diperiksa, pemeriksaan
tersebut dengan cara apapun tidak akan membebaskan kontraktor dari tanggung
jawabnya atau dari keperluan penyediaan bahan atau pelaksanaan pekerjaan yang
disyaratkan sesuai dengan gambar-gambar kontrak dan spesifikasi- spesifikasi yang
dalam hal timbul sengketa akan lebih diutamakan daripada dari gambar-gambar kerja.

4. Penyerahan gambar-gambar kerja (masing-masing penyampaian semula atau


penyampaian ulang dengan perbaikan ) merupakan bukti bahwa kontraktor telah
memeriksa semua keterangan mengenai hal tersebut dan bahwa ia menyetujui dan ingin
melaksanakan pekerjaan yang dipelihara secara ahli dan sesuai dengan praktek standar
perbaikan.

5. Semua gambar yang disampaikan, termasuk yang disampaikan sub kontraktor, harus
ditandatangani oleh orang yang bertanggung jawab dari pegawai/staff Kontraktor.
6. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar " As built drawing " sesuai dengan
pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataannya, untuk kebutuhan
pemeriksaan dan maintenance dikemudian hari gambar-gambar tersebut diserahkan
kepeda Pemilik, setelah disetujui Pengawas dan dibuat rangkap 2 (dua) dengan 1 (satu)
kalkir + 1 (satu) blue print dan 1 set softcopy dalam media disk DVD.

7. Kontraktor diwajibkan membuat petunjuk-petunjuk (manual) untuk peralatan-peralatan


yang nantinya digunakan oleh Pengguna Jasa (user) sebanyak 2 (dua) set.
8. Pasangan Bouwplank
1. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan
kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau setaraf dengan tebal 3 cm dengan
tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8-10 cm dengan jarak 2 m satu sama lain.
Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sipat datar (waterpass).

2. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan
as-as dan atau level / peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena
air hujan.

9. Mobilisasi dan Demobilisasi


1. Kontraktor harus memobilisasi Staf Utama Pelaksana Proyek, Tenaga kerja,
Bahan/Material dan Peralatan yang diperlukan sesuai dengan jadwal kebutuhannya.
2. Kontraktor harus menyediakan peralatan – peralatan yang menunjang pelaksanaan alat-
alat kerja serta alat-alat bantu yang diperlukan, baik yang menyewa maupun milik
perusahaan, untuk melaksanakan pembangunan sebagai suatu syarat sempurnanya
pekerjaan misalnya :
a. Bar Cutter
b. Bar Bender
c. Genset
d. Alat potong besi beton
e. Stamper
f. Alat potong keramik
g. Alat test tekanan pipa air bersih.
h. Alat test instalasi listrik
i. Mesin Las
j. Compressor
k. Vibrator
l. Alat ukur waterpass
m. Theodolit
n. Scaffolding & Accesories

3. Biaya Semua alat-alat yang digunakan di dalam proyek harus sudah termasuk dalam
penawaran biaya yang diajukan oleh Kontraktor. Peralatan tersebut dalam pelaksanaannya
harus disetujui Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Untuk alat ukur harus dilengkapi
dengan sertifikat kalibrasi yang masih berlaku dari instansi/perusahaan yang berwenang
untuk itu.
4. Kontraktor harus menyediakan operator ahli yang menangani peralatan diatas serta
tenaga kerja terampil untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
syarat-syarat Kontrak.
5. Kontraktor, Sub-Kontraktor dan bagian lainnya yang mengerjakan pekerjaan
pelaksanaan di dalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat kerja sendiri, termasuk
air, tenaga listrik, maupun alat-alat lain yang diperlukan sesuai dengan bidangnya.
10. SITE WORKS

1. Pekerjaan Pondasi batu Gunung


a. Umum
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi batu gunung atau bagian-
bagian lain yang menggunakan batu gunung, sesuai dengan gambar dan persyaratan di sini.

b. Referensi
Pekerjaan ini harus sesuai dengan P.U.B.I., NI – 3 1970
c. Material
1) Batu
Bahan untuk pondasi batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan
P.U.B.I., NI – 3 1970 dan cara pengerjaannya harus dilakukan menurut cara terbaik yang
dikenal di sini.
Batu gunung harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak.
2) Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 pc : 4 pasir.
d. Pemasangan
1) Pekerjaan pemasangan batu gunung dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-
bentuk yang ditunjuk dalam gambar.
2) Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu
melekat satu sama lain dengan sempurna.
3) Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga teguh.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan massa yang
kuat dan integral.

2. Penimbunan Tanah
a. Umum
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan penimbunan, pemadatan hasil timbunan sesuai dengan
elevasi dan rencana perletakan bangunan serta jalan yang tertera pada gambar dan petunjuk
direksi lapangan, serta meliputi seluruh pengadaan peralatan yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan ini.

b. Pelaksanaan
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus melakukan pengukuran
dan memasang patok – patok atau rambu – rambu yang dapat memberikan informasi
tentang elevasi serta area yang akan ditimbun.
2) Penimbunan menggunakan material tanah timbunan dari luar yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Material timbunan harus bebas dari akar – akar yang lapuk. Apabila dalam
pelaksanaan ditemukan akar–akar yang lapuk atau kotoran lainnya yang dapat
menyebabkan kepadatan timbunan tidak memenuhi yang di syaratkan, maka akar – akar
tersebut atau kotoran – kotoran tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu.
3) Kontraktor harus menyiapkan metode pekerjaan penimbunan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan, yang kemudian di periksa dan mendapat persetujuan oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas.
4) Untuk pekerjaan di area rencana penempatan bangunan atau jalan, pemadatan harus
dilakukan per 30cm. Kemudian hasil pekerjaan harus dilakukan tes uji lab sesuai dengan
persyaratan – persyaratan yang berlaku. Salah satu tes yang wajib dilakukan adalah tes
CBR. Dimana hasil test CBR adalah 90%.
5) Penimbunan pada area rencana penempatan bangunan dan jalan, penimbunan harus
dilakukan lapis demi lapis setebal maksimum 30cm hamparan setiap lapisan. Kadar air
harus dijaga agar pemadatan dapat berlangsung optimal. Apabila kadar air tanah timbunan
terlalu tinggi maka proses pada lapis berikutnya harus ditunda untuk menurunkan kadar air
lapisan timbunan yang bersangkutan. Pemadatan baru dapat dilakukan apabila kadar air
telah mencapai derajat yang memadai. Penghamparan lapisan selanjutnya baru boleh
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas berhak untuk melakukan pemeriksaan dan menguji
derajat kepadatan timbunan setiap lapisan.
6) Pekerjaan penimbunan harus memperhatikan dan memperhitungkan terhadap penyusutan
dan penurunan yang terjadi terhadap timbunan yang dikerjakan, sehingga hasil akhir dari
pekerjaan ini sesuai dengan garis dan elevasi yang direncanakan. Pemadatan harus
mencapai kepadatan yang mencukupi sesuai standard proctor laboratorium pada kadar air
yang optimum dengan pemeriksaan kepadatan standard PB. 0111.76 Manual pemeriksaan
bahan jalan no. 01/MN/BM/1976.
PEKERJAAN STRUKTUR

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN

B. PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan Tanah
a. Umum
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “pekerjaan tanah”, seperti tertera pada gambar
rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada semua pembersihan dan
penebasan/pembabatan, galian dan urugan untuk bangunan seperti yang ditentukan
Konsultan Pengawas/MK.

b. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan Galian
Persyaratan ini mencakup semua Pekerjaan Galian pekerjaan yang berhubungan
dengan itu.
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam gambar.
Kontraktor harus menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti pada gambar
rencana atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK, tidak terganggu. Jika
terganggu Kontraktor harus menggalinya dan mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai
syarat yang tertera dalam spesifikasi ini.

2) Pekerjaan Urugan dan Pemadatan


Persyaratan ini mencakup semua Pekerjaan Urugan Pasir di bawah pondasi dan
urugan bekas galian pondasi serta pekerjaan Timbunan peninggian elevasi lantai
bangunan juga semua pekerjaan yang berhubungan dengan itu, meliputi :

• Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang


dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
• Seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam garnbar atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/MK,
• Seluruh sisa galian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan
kembali, juga seluruh puing-puing , sampah-sampah harus disingkirkan dari
lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

c. Referensi/Standar/Syarat
Dimensi semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan.

d. Bahan dan Material


Urugan Pasir
• Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum 10 cm padat (setelah
disiram, diratakan dan dipadatkan) di bagian atas dari urugan di bawah pelat-pelat
beton bertulang, beton rabat dan pondasi dangkal harus terdiri dari urugan pasir
padat.
Urugan Tanah
• Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah silty
clay yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa lapuk serta
bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran pecah tersebut tidak boleh
lebih besar dari 15 cm.
• Tanah-tanah bekas galian bila dijadikan tanah urugan harus bersih dari sampah
maupun batu-batuan.
• Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang
besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu
kecil dan tanah yang dipadatkan.

Urugan Sirtu
• Dibawah area urugan sirtu harus bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan
yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran
pecah tersebut tidak boleh lebih besar dari 5/7 cm.
• Material yang dipergunakan untuk timbunan peninggian elevasi lantai
dipergunankan sirtu dengan komposisi 60% pasir dan 40% batuan maksimal
diameter 5/7 cm. Dan apabila ada material batuan dalam sirtu tersebut lebih dari
diameter 5/7, terlebih dahulu harus di pecah2 terlebih dahulu.
• Apabila material gan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang
besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu
kecil atau pasir yang dipadatkan.

e. Peralatan
- Mini Excavator

f. Pelaksanaan
1) Pekerjaan Galian

• Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus
digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass. Pemadatan
dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal tiap lapisan 15 cm padat, dengan cara
pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi ini. (lihat 4.3 dan 4.4).
• Sehubungan dengan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu oekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian. Sebelum pekerjaan dewatering dimulai
kontraktor wajib menyerahkan perhitungan yang mendasari penentuan kapasitas
dan jumlah pompa yang akan dipergunakan serta kedalaman dan jumlah pit/sumur
dengan memperhatikan data tanah yang tersedia.

• Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar


tidak longsor dan memberikan suatu dinding penahan agar tidak longsor dengan
memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang
cukup. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor wajib menyerahkan perhitungan
struktur yang mendasari pemilihan jenis konstruksi pengaman lereng galian
tersebut., disertai gambar kerja untuk meminta persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
• Kontraktor juga diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap
bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat
dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
• Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat
yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Pengawas/MK.
• Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah / milik Pemberi Tugas, kecuali
ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin
ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita
kerusakan harus direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri.
• Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan
hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui
oleh Kontraktor dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Kontraktor
harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin
bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.
• Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,
Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor. Sarana yang sudah
tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam
lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ke tempat yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas/MK atas tanggungan Kontraktor.

2) Pekerjaan Urugan dan Pemadatan


• Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapisan
harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
• Untuk Pekerjaan timbunan tanah dibawah plat pondasi KSLL minimal dipadatkan 6
lapis.
• Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor Tamping Ramer type (stamper) yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK. Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan
tidak kurang 95 % dari kepadatan maksimum hasil laboratorium. Setiap tahapan
pemadatan harus diberi nomor serta dilengkapi data-data material urugan yang
dipakai (nomor material) dan tanggal pekerjaan dilakukan. Hal ini sangat diperlukan
dalam pekerjaan evaluasi hasil pemadatan.
• Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar
air optimum minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di lapangan,
juga termasuk disini jenis tanah yang didatangkan dari luar yang akan
dipergunakan sebagai tanah urugan. Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam
tabung gelas atau plastik untuk bukti penunjukan/referensi dan diberi label yang
berisikan nomor contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya.
Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTMD-1557-70.
• Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya
daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
• Kelebihan material urugan harus dibuang oleh Kontraktor ketempat pembuangan
yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK.
• Jika material urugan tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat
lain, tanpa tambahan biaya.
g. Pengujian Mutu Pekerjaan
1) Konsultan Pengawas/MK harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat
dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan.
Pengujian harus dilaksanakan pada setiap lapis pemadatan.
2) Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum, maka
Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai niemenuhi
syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum di
laboratorium.
3) Penelitian kepadatan dilapangan harus mengikuti prosedur ASTM D1556-70 atau
prosedur lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas/MK. Penunjukan laboratorium
harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan semua biaya yang timbul
untuk keperluan ini menjadi beban Kontraktor.
4) Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 M2 dari daerah
yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas/MK.
5) Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu cara
dari/prosedur di bawah ini:
• "Density of soil inplace by sand-cone method" AASHTO T. 191.
• "Density of soil inplace by driven cylinder method " AASHTO T.204.
• "Density of soil inplace by the rubber balloon method" AASHTO T.205. atau
cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas/MK.

C. PEKERJAAN PONDASI
1. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
1.1 UMUM
Semua bahan dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat baik syarat-syarat umum
untuk pekerjaan struktur, syarat khusus untuk tiang beton, syarat-syarat khusus sesuai
dengan yang tercantum dalam syarat-syarat ini.

1.2 SYARAT - SYARAT PEMANCANGAN


a. Pemancangan harus dilakukan dengan menggunakan alat mesin diesel karena
pukulannya umumnya lebih segaris dengan sumbu tiang, dibandingkan dengan alat
pancang mekanis lainnya. Metode pemancangan lain dapat dilakukan setelah
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Tiang pancang harus tersedia dilapangan sebelum pekerjaan pemancangan dimulai.
c. Langkah-langkah/pentahapan pemancangan harus dilaksananakan oleh tenaga ahli
yang didatangkan khusus dari perusahaan pemancangan.
d. Pelaksanaan pemancangan harus dikoordinasikan dengan baik oleh pelaksana
pemancangan dengan pihak kontraktor, Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Pemancangan Tiang pancang beton harus sedemikian rupa/sesuai gambar rencana
sehingga dapat diperoleh pondasi tiang pancang yang baik, kokoh dan maksimal.
f. Sebelum pemancangan dilakukan harus meminta persetujuan tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.
g. Pemborong harus menyediakan alat pancang lengkap yang dapat menjamin
pelaksanaan pemancangan tiang pada posisi yang tepat, baik vertikal maupun
jaraknya dari as ke as tiang. Alat pancang harus baik, sehingga selama
pemancangan tidak perlu ada perbaikan.
h. Dipergunakan alat pancang diesel Type K-35 atau alat pancang Hidrolic hammer
demgam berat hammer 7 ton , dalam pemilihan alat pancang yang terpenting
adalah actual energy alat pancang yang dihasilkan.
i. Untuk itu perhitungan kalenderen pada pemancangan harus didasarkan pada actual
energy ini, dengan menggunakan rumus :
2WH W 1
R = ------ x ------ x ---
S + k W + P SF
dimana :
Daya dukung tiang pancang ( ton )
Berat alat pukul ( ton )
Tinggi jatuh hammer ( M )
Berat tiang pancang ( ton )
Penetrasi pada pukulan terakhir (M)
Perpendekan elastis total dari kepala tiang pancang, tiang dan tanah / M
Angka keamanan yang biasa diambil 3
j. Kepala tiang harus diberi perlindungan agar tidak rusak waktu dipancang.
Pemotongan tiang pancang harus horizontal pada ketinggian titik potong yang
sesuai dengan gambar.
k. Di dalam setiap pemancangan tiang, kesalahan koordinat titik tiang yang
diperkenankan ialah pergeseran maksimum sebesar 75 Mm (tujuh puluh lima
milimeter).Bila lebih dari batas ini, maka harus diadakan perhitungan kontrol akan
segala akibatnya dengan persetujuan perencana dan semua biaya menjadi beban
Pemborong.
l. Dalam setiap pemancangan, tiang pancang harus masuk ke dalam tanah secara
vertikal. Kesalahan yang terjadi harus diperhitungkan dan perbaikannya menjadi
beban Pemborong. Untuk mencegah hal ini, proses masuknya tiang harus selalu
diikuti dari awal sampai selesai.
m. Bila pada waktu pemancangan terdapat tiang yang menunjukkan hasil kalendering
yang diperlukan sebelum mencapai kedalaman yang disyaratkan, pemancangan
harus dilanjutkan sampai kalendering minimal telah mencapai dua kali lipat dari daya
dukung yang diperlukan.
n. Bila pada waktu pemancangan dijumpai tiang pancang yang telah masuk kedalam
tanah sampai kedalaman yang disyaratkan, tetapi kalenderingnya belum memenuhi,
maka pemancangan harus diteruskan sampai pada kedalaman dengan harga
kalendering yang sesuai dengan yang disyaratkan.
o. Bila tiang pancang dipancang pada kedalaman yang belum dicapai sesuai dengan
design tetapi sudah mencapai tanah keras , maka tiang tersebut dapat dihentikan
dengan syarat , daya dukung tiang dari hasil kalendering telah mencapai daya
dukung yang disyaratkan. Dengan mengambil dasar perhitungan dari nilai SPT =
yang ada dalam laporan soil investigation.
p. Sebelum dipancang, setiap tiang pancang harus diberi :
- Nomor urut pembuatan
- Tanggal pembuatan/ umur harus sudah dipenuhi
- Tanda garis / strip setiap 1 M (satu meter) sepanjang tiang tersebut.
q. Pemakaian jenis mesin pancang dan berat Hammer harus disesuaikan. Bila terjadi
kerusakan tiang akibat pemancangan, Pemborong harus segera menggantinya.
r. Penyambungan tiang pancang adalah menggunakan plat sambungan baja yang di-
las.atau sesuai dengan ketentuan pabrik pembuat tiang pancang
s. Pemancangan tiap titik harus dilakukan sampai mencapai kedalaman tanah
keras/sesuai gambar dan harus menyisakan kepala tiang paling sedikit 80 cm diatas
level dasar poer. Kepala tiang tiang pancang Beton yang tidak terpakai di pecah dan
dikupas untuk besinya dikaitkan dengan rangkaian pembesian poer.
t. Di bawah lantai kerja diurug dengan pasir urug dan dipadatkan. Ketebalan pasir urug
sesuai dengan gambar bestek.
u. Campuran lantai kerja, poer pondasi dan lainnya 1 pc : 3 ps : 5 kr dengan tebal
sesuai dengan gambar bestek.
v. Di bawah lantai kerja diurug dengan pasir urug dan dipadatkan. Ketebalan pasir urug
sesuai dengan gambar bestek.
w. Apabila di dalam galian terdapat genangan air dan kotoran-kotoran, maka pada
waktu pengecoran lantai kerja maupun Poer, air tersebut harus dikeluarkan dengan
mesin pompa sehingga betul - betul kering dan bersih.

1.3 SPESIFIKASI TIANG PANCANG


- Pada prinsipnya menggunakan tiang pancang beton pratekan, ukuran 25 x 25cm,
untuk memenuhi panjang tiang pancang sambungan tiang disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan kemudahan dalam mobilisasi. sebelum didatangkan kontraktor
harus menginformasikan ke Konsultan Manajemen Konstruksi tentang tiang pancang
yang akan dipergunakan.
- Mutu beton tiang pancang adalah Kuat tekan beton karanteristik(concrete
compression strength) minimal = 400 Kg/Cm² (K-400)

1.4 PERALATAN
- Crawler Crane 10 Ton + ladder 14 ton
- Driver Hammer 1 Ton

1.5 STEK-STEK TIANG PANCANG


Supaya stek-stek tiang pancang yang masuk kedalam pile cap, dibuat seperti gambar.
Stek-stek tersebut dicor dahulu, baru pembesian pile cap dipasang kemudian. Ini
penting agar pengecorannya tak terganggu dengan pembesian pile cap, stek-stek kolom
maupun balok.
Catatan :
1. Sebelum menentukan berapa besarnya kalendering yang akan ditentukan terlebih
dahulu harus mengetahui :
• Berapa actual engergy alat pancang yang didatangkan.
• Apakah energy tersebut memenuhi syarat untuk pemancangan.
• Besaran total temporary elastic compression dari pile, helment dan soil.
2. Jika tak memenuhi, berat hammer (energy) harus diganti.

1.6 PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG DENGAN CARA DINAMIS


1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan uji dynamic , penyediaan
peralatan pengujian dan pembuatan hasil laporan pengujian. Jumlah tiang pancang yang
dilakukan test dengan cara dinamis sejumlah 2 buah, dimana tiang yang akan diuji PDA
( Pile Driving Analiser ) adalah tiang used pile . Untuk lokasi tiang yang akan diuji
dilapangan , ditentukan oleh Management Konstruksi berdasarkan pertimbangan hasil
kalendering dan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Pengujian dengan cara dinamis dilakukan untuk memperkirakan daya dukung axial
fondasi tiang pancang, untuk itu persyaratan yang harus dipenuhi adalah :
a. Sebelum pelaksanaan pengujian dilakukan, pihak Kontraktor supaya mengajukan
proposal pelaksanaan untuk disetujui oleh MK .
b. Peralatan instrument yang dipakai harus berfungsi dengan baik dan akurat , untuk
itu sebelum pelaksanaan test dilakukan, pihak Kontraktor harus dapat menunjukkan
sertifikat kalibrasi yang masih berlaku pada peralatan tersebut.
c. Prosedur pengujian dilakukan sesuai dengan peraturan ASTM D-4945-96
d. Mengingat daya dukung tiang pancang terdiri dari friction dan bearing , maka
pengujian dengan PDA dapat dilakukan minimal 2 minggu setelah tiang terpancang .
e. Dalam pelaksanaan pengujian dilakukan re-strike atau re-drive sebanyak 30-80 kali (
blows) . restrike dihentikan setelah diperoleh kualitas hasil rekaman yang cukup baik
dan energi pukulan relative yang cukup tinggi.
f. Dalam pengujian Pile Driving Analizer harus dilakukan oleh Kontraktor Spesialist
yang berkompeten pada pekerjaan tersebut.
g. Selambat lambatnya 5 hari setelah test dilakukan , pihak Kontraktor harus
menyerahkan hasil Pile Driving Analizer kepada Management Konstruksi.
h. Hasil laporan harus memuat secara jelas :
• Lokasi Tiang yang di test
• Tanggal pemancangan.
• Kedalaman tiang yang terpancang.
• Diameter tiang
• Energi alat pancang
• Tanggal pelaksanaan test
• Daya dukung tiang pancang yang meliputi daya dukung akibat friction dan
bearing capacity.
• Dokumentasi pada saat pelaksanaan test
• Dll.

1.7 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas mutu pekerjaan yang dilakukan.
Persetujuan maupun kehadiran Konsultan Manajemen Konstruksi atau konsultan di
lapangan tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor.

2. Pekerjaan Pondasi Pasangan Batu Gunung


a. Lingkup Pekerjaan
1) Meliputi pengadaan bahan, peralatan dan pengarahan tenaga kerja guna terlaksananya
seluruh pasangan batu gunung yang berupa pondasi seperti tertera pada gambar
pelaksanaan.
2) Melaksanakan konstruksi-konstruksi kayu pembantu / pengaman yang walaupun tidak
tertera pada gambar tapi merupakan pekerjaan yang prinsip guna pelaksanaan
pekerjaan serta keamanan konstruksi serta keselamatan kerja.
b. Bahan dan Peralatan
1) Batu gunung : batu yang dipergunakan harus batu pecah dengan kwalitas baik, tidak
porous, dengan kekerasan seperti ditetapkan didalam PUBBI'82. Kontraktor tidak
dibenarkan untuk melaksanakan pekerjaan memecah batu didalam lokasi
pekerjaan.
2) Semen : harus memenuhi syarat-syarat seperti ditetapkan didalam PBI‟71 -PUBBI'82,
semen yang dipakai adalah Type 1 produk Tonasa atau Tiga Roda.
3) Pasir : harus terdiri dari butir-butir yang bersih, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya, serta harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan seperti
tercantum didalam PBI71, dan PU8BI'82.
4) Air : air yang digunakan harus air tawar yang bersih, dan tidak mengandung minyak,
asam alkali dan bahan-bahan organis/ bahan lain yang dapat merusak beton. Apabila
dipandang perlu pengawas dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai
diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.
c. Persyaratan Pelaksanaan
1) Untuk pasangan pondasi batu gunung, agar dibuat terlebih dahulu profil pondasinya
dari kayu setara Meranti ukuran 2/3 cm dengan konstruksi yang kuat dan disetujui oleh
Pengawas yang ditempatkan disetiap pojok galian.
2) Pasangan batu gunung baru dapat dilaksanakan setelah galian disetujui oleh
Pengawas.
3) Sebelum pasangan batu dilaksanakan tanah dasar harus dipadatkan hingga mencapai
kepadatan dengan CBR minimum 3 % kemudian diadakan perbaikan tanah dasar
dengan lapisan pasir padat 10 cm, dan dengan atau lapisan batu kosong seperti
ditetapkan pada gambar pelaksanaan.
4) Batu pecah yang akan dipasang harus direndam didalam air.
5) Untuk kestabilan konstruksi, batu pecah dengan dimensi lebih kecil ditempatkan
dibagian atas, bahan-bahan ini harus ditempatkan diantara batu-batu pecah tersebut,
antara batu harus ada perekatnya.
6) Campuran untuk pasangan batu gunung dipakai 1 pc : 3 ps berlaku untuk seluruh
pasangan batu gunung yang ditetapkan pada gambar pelaksanaan.
7) Pada pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dilengkapi dengan stek dari besi
dengan diameter 10 mm yang dicor monolith, dengan sloof beton yang ditempatkan
setiap 1,5 meter.
8) Seluruh gambar rencana pondasi harus dibaca bersama dengan gambar Denah
pada gambar Arsitektur.
9) Setiap perubahan/ ketidakcocokan yang terjadi harus segera dilaporkan keoada
Perencana/ Pengawas, untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.

C. PEKERJAAN CETAKAN/BEKISTING

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi:
- Struktur Bawah
Pilecap PC1 Uk. 100x140x40
Pilecap PC2 Uk. 100x200x50
Kolom Pedestal Uk. 45x45
- Lantai 1
Sloof Uk. 40x60
Sloof Uk. 20x30
Plat Lantai Tebal 12 cm
Kolom Praktis Uk. 8x20
Balok latei Uk. 8x20
- Lantai 2
Kolom Praktis Uk. 8x20
Balok latei Uk. 8x20
Plat Lantai Tebal 12 cm
b. Persyaratan Bahan
1) Bahan Bekisting yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
memakai multiplex tebal mimimum 12 mm atau Papan Kayu Kls.II dengan tebal 2cm.
Bekisting dari multiplex/ papan tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu meranti
ukuran 5/7, untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari
bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas

2) Steiger cetakan/ Bekisting kolom & balok harus dari pipa-pipa besi (scaffolding) atau
kayu/ dolken dan sama sekali tidak diperkenankan memakai bambu.

c. Peralatan
- Steiger/Scaffolding

d. Syarat- Syarat Pelaksanaan


Pemasangan
1) Perencanaan elemen pendukung Bekisting/cetakan beton harus dianalisa sedemikian
rupa, sehingga mampu memikul beban ke semua arah yang mungkin terjadi (kuat),
tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku), dan juga harus memenuhi syarat
stabilitas. Peninjauan terbadap kemungkinan beban di luar beban beton juga harus
dipertimbangkan, seperti kemungkinan beban angin, hujan termasuk beban aktifitas
kerja yang berlangsung di atasnya. Untuk
2) mempercepat pelaksanaan Kontraktor diizinkan untuk mempertimbangkan penggunaan
Bekisting yang siap pakai dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK. Semua
analisa dan perhitungan Bekisting berikut elemen pendukungnya harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK sebelum pelaksanaan dilakukan, Analisa
harus dilakukan sesuai dengan "Recommended Practise for Concrete formwork" (ACI.
317-68)
3) Semua ukuran-ukuran penampang struktur beton yang tercantum dalam gambar
struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plesteran/finishing.
Tambahan seperti bentuk tertentu yang tercantum dalam gambar arsitektur juga harus
diperhitungkan baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
4) Sebelum memulai pekerjaannya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis
atas perhitungan Bekisting/cetakan yang diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK.
Tanpa persetujuan tersebut, Kontraktor tidak diperkenankan untuk memulai pembuatan
Bekisting/cetakan di lapangan.
5) Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, tanggung jawab sepenuhnya
atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas Bekisting menjadi tanggung jawab sepenuhnya
kontraktor. Jika terjadi hal-hal yang diluar perkiraan ataupun kekeliruan yang
mengakibatkan timbulnya biaya tambah, maka semua biaya tersebut menjadi tenggung
jawab Kontraktor. Bekisting harus dibuat sesuai dengan yang dibuat dalam gambar
kerja. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.
6) Semua Bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya Bekisting selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan.
7) Susunan Bekisting dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan
Pengawas/MK.
8) Penyusunan Bekisting harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya
tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
9) Bekisting beton hanya diperbolehkan dipakai maksimal 2 (dua) kali, kecuali ditentukan
lain oleh Konsultan Pengawas/MK. Bekisting yang akan digunakan berulang harus
dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat dijamin permukaan Bekisting tetap rapih
dan bersih.
10) Bekisting harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
11) Bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus
dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat dibasahkan, air
dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan Bekisting tidak tergenang oleh air.
12) Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau
hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak
bergoyang.
13) Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK, baut-baut,
tie rod serta beton spacer yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dan pengatur ketebalan
selimut beton dalam beton harus diatur sedemikian, sehingga bila Bekisting dibongkar
kembali, maka semua besi tulangan harus berada dalam selimut beton.
14) Bekisting beton exposed harus dilapisi dengan menggunakan Release Agent pada
permukaan Bekisting yang menempel pada permukaan beton. Apabila Release Agent
berpengaruh pula pada warna permukaan beton, maka pemiiihan jenis dan
penggunaannya harus dilakukan dengan seksama. Cara pengecoran beton harus
diperhitungkan sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan tidak merusak
penampilan beton exposed tersebut Merk dan jenis Release Agent yang telan disetujui
bersama, tidak boleh diganti dengan merk dan jenis lain. Untuk itu Kontraktor harus
memberitahukan terlebih dahulu nama perdagangan dari Release Agent tersebut, data
bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah utamanya,
cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/MK.
15) Bagian terendah (dari setiap tahap pengecoran) dari Bekisting kolom atau dinding
beton harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan khususnya pada
bagian pertemuan Kolom dengan balok untuk kemudahan pembersihan.
16) Pada prinsipnya semua penunjang Bekisting menggunakan steger besi (scafolding).
Dan dilakukan dibawah pengawasan ketat oleh Konsultan Pengawas/MK dengan
pemilihan material yang memenuhi syarat.
17) Setelah pekerjaan diatas selesai, Kontraktor harus meminta persetujuan dari Konsultan
Pengawas/MK dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran Kontraktor harus
mengajukan permohonan tertulis untuk izin pengecoran kepada Konsultan
Pengawas/MK.
18) Material bekisting yang akan di pasang, diangkat ke lantai 2 maupun ke lantai 3 dengan
menggunakan peralatan elektrik katrol kapasitas 2 ton.
19) Dalam pemasangan dan fabrikasi bekisting, di atur sedemikian rupa sehingga untuk
pekerjaan pengangkutan ke atas lantai 2 dan lantai 3 tidak jauh dari elektrik hoist
(katrol), sehingga waktu yang dipergunakan untuk mengangkat material ke atas bisa
dilakukan dengan cepat.
Pembongkaran
1) Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia, dimana bagian
konstruksi yang dibongkar Bekistingnya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaannya.

2) Pembongkaran Bekisting dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb:


- Sisi-sisi balok, kolom dan dinding 3 hari
- Balok beton dan pelat beton dengan tiang 14 hari
penyanggah tidak dilepas
- Tiang-tiang penyanggah pelat beton 21 hari
- Tiang-tiang penyanggah balok-balok 21 hari
- Tiang-tiang penyanggah overstek. 28 hari
4) Waktu pembongkaran tersebut hanya berlaku untuk Bekisting dengan beton bertulang
biasa, dan harus dilakukan pertimbangan tersendiri untuk beton yang dibebani
berlebihan pada saat pekerjaan sedang berlangsung.
5) Untuk mempercepat waktu pembongkaran, Kontraktor dapat merencanakan dan
mengusulkan metode dan perhitungan yang akan digunakan, dan usulan tersebut
harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/MK. Tidak ada biaya
tambah untuk hal tersebut
6) Setiap rencana pekerjaan pembongkaran Bekisting harus diajukan terlebih dahulu
secara tertulis untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
7) Permukaan beton harus terlihat baik pada saat Bekisting dibuka, tidak bergelombang,
berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukan gejala keropos/tidak sempurna.
8) Bekisting harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan
pemindahan Bekisting harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan.
9) Perbaikan bekisting yang rusak akibat kelalaian Kontraktor rnenjadi tanggungan
Kontraktor.
10) Apabila setelah Bekisting dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang
keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut,
maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Pengawas, untuk meminta
persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan, pengisian atau pembongkarannya.
Kontraktor tidak diperbolehkan menutup/mengisi bagian beton yang keropos
tanpa persetujuan tertulis Konsulatn Pengawas/MK. Semua resiko yang terjadi
sebagai akibat pekerjaan terebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran atau
pengisian atau penutupan bagian tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
11) Seluruh bahan-bahan bekas Bekisting yang tidak terpakai harus dibersihkan dari lokasi
proyek dan dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh Pengawas schingga tidak
mengganggu kelancaran pekerjaan.
12) Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas mempunyai
wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
- Konstruksi beton yang keropos yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi.
- Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang direncanakan atau
possi-posisirinya tidak seperti yang ditunjukan oleh gambar.
- Konstruksi beton yang tercampur dengan kotoran/ kayu atau benda lainnya yang
dapat memperlemah kekuatan konstruksi.
- Dan cacat lain yang menurut pendapat Pengawas dapat mengurangi kekuatan
konstruksi.

D. PEKERJAAN BETON BERTULANG

a. Lingkup Pekerjaan
- Struktur Bawah
Pilecap PC1 Uk. 100x140x40 dengan fc’24,9 MPa
Pilecap PC2 Uk. 100x200x50 dengan fc’24,9 MPa
Kolom Pedestal Uk. 45x45 dengan fc’24,9 MPa
- Lantai 1
Sloof Uk. 40x60 dengan fc’24,9 MPa
Sloof Uk. 20x30 dengan fc’24,9 MPa
Plat Lantai Tebal 12 cm dengan fc’24,9 MPa
Kolom Praktis Uk. 8x20 dengan fc’15 MPa
Balok latei Uk. 8x20 dengan fc’15 MPa
- Lantai 2
Kolom Praktis Uk. 8x20 dengan fc’15 MPa
Balok latei Uk. 8x20 dengan fc’15 MPa
Plat Lantai Tebal 12 cm dengan fc’24,9 MPa

b. Referensi/Standar
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982); NI-3.
2) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2).
3) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5).
4) Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8). .
5) ASTM C-150 "Specification for Portland Cement".
6) ASTM C-33 "Standard Specification for Concrete Aggregates".
7) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
8) Peraturan Bangunan Nasionsl 1978.
9) "American Society for Testing and Material (ASTM)".
10) "American Concrete Institute (ACI)".
11) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tulisan yangdiberikan
oleh Konsultan Pengawas/MK. Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya
disediakan oleh Kontraktor di "site".
12) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
13) Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
14) Pedoman Beton Indonesia 1938.
15) SI1 0013-81 "Mutu dan Cara Uji Semen Portland".
16) SII 0052-80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton".
17) SII 0136-84 "Baja Tulangan Beton".
18) SII 0784-83 "Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton".

c. Tenaga Kerja, Tenaga Ahli dan Bahan-Bahan


1) Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya.
2) Apabila Konsultan Pengawas/MK memandang perlu, Kontraktor dapat meminta
nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan Pengawas/MK atas beban
Kontraktor.
3) Portland Cement.
• Digunakan Portland Cement jenis II menurut NI-8 atau type-I menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standard portland cement yang digariskan oleh
Assosiasi Semen Indonesia serta memenuhi persyaratan SII 0013-81. Produk
semen yang disyaratkan pada pekerjaan ini adalah Tonasa atau Tiga Roda.
• Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana air
tanah mengandung kadar Sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan semen
khusus yang memiliki ketahanan terhadap Sulfat (Semen type-V).
• Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/MK.
• Pertimbangan Konsultan Pengawas/MK hanya dapat dilakukan dalam keadaan :
- Tidak adanya persediaan di pasaran dari merek yang telah terpilih.
- Usulan merek lain tersebut harus disertai dengan data-data teknis yang
menunjukkan bahwa mutu semen tersebut adalah sesuai dengan ayat 4.1
tersebut diatas.
4) Agregat
• Kualitas agregat harus memenuhi syarat-ayarat PBI 1971 dan SII 0052-80.
• Agregat kasar harus berupa batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik,
cukup syarat kekerasan dan padat (tidak porous).
• Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 3 cm.
• Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya. Kadar lumpur tidak boleh
melebihi 4% berat
• Untuk bagian dimana pembesian cukup berat (cukup rumit dan rapat) digunakan
agregat kasar dengan dimensi maksimum sebesar jarak bersih antar tulangan
terpasang.
5) Besi Beton
• Mutu Baja tulangan s/d diameter D13 mm adalah BJTP U-24,
Mutu Baja tulangan > diameter D16 mm adalah BJTD U-40 (besi ulir)
• Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Memenuhi syarat SII 0136-84. Kecuali ditentukan
lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis BJTP-24 untuk diameter Ø12 mm dan
besi dari jenis BJTD-32 untuk diameter lainnya.
• Untuk Penulangan plat lantai dipergunakan Wire Mesh dia. 8mm dari besi ulir
dengan Mutu Baja U – 39 dengan jarak antar tulangan 15cm.
• Perlengkapan besi beton, meliputi semua peratatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan tempatnya.
Besi tulangan harus terpasang dengan kokoh sehingga tidak terjadi
pergerakan/pergeseran pada saat pengecoran, ukuran, bentuk dan posisi spacer
harus rmmperoleh persetujuan Konsultan Pengawas/MK sebelum pekerjaan
dimulai.
• Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka diperlukan
adanya sertifikat dari pabrik (Mild Sertificate) disertai tanggal produksi yang sesuai
dengan nomor yang tertera pada tag yang terikat pada setiap pengiriman.
Pemeriksaan terhadap ketepatan ukuran dilakukan oleh Konsultan Pengawas/MK
secara acak dilapangan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat mutu maupun
ukuran harus segera dikeluarkan dan lapangan pekerjaan. Besi tulangan yang
digunakan sesuai standar SII klas 1.

6) Floor Deck Struktural


• Jika tidak ditentukan lain dalam gambar rencana, maka system penulangan pelat
beton yang digunakan adalah system tulangan lembar baja Floor Deck Struktural.
• Jenis Floor Deck Struktural yang digunakan adalah setara produk COMBIDECK
atau ICON STEEL dengan spesifikasi sebagai berikut :

Spesifikasi Standard
Ketinggian Profil 45,00 mm
Lebar Efektif 870,00 mm
Ketebalan 0,75 mm
Berat Satuan 8,08 Kg/m2
Perlindungan Korosi Zincoated Z 275
Jumlah gelombang untuk tiap lebar 6 Gelombang
efektif
• Pemasangan Steel floor decking, sebelum dipasang di antara dua balok, terlebih
dahulu dilakukan pemotongan dengan menggunakan mesin pemotong atau
gurinda dengan terlebih dahulu dilakukan pengukuran yang akurat, sehingga
potongan steel floor decking tersebut tidak kurang dari persyaratan yang tertera
dan dikeluarkan dari fabriknya.
• Material steel floor decking dipotong terlebih dahulu di bawah, kemudian untuk
memudahkan pemasangan dan pengangkatan ke area yang akan dipasang
dipergunakan elektrik katrol.

7) Admixture
• Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur
dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan
penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu,
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/MK mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan
memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan
mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah
utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain
yang dianggap perlu.
• Untuk area plat dak beton, Toilet dan balkon yang nantinya akan terkena air maka
permukaan beton harus dilapisi waterproofing type Coating ( merk Superflex atau
setara ) yang diaplikasi dengan coating (minimum 2 kali pelapisan). Dan setelah
diaplikasi perlu dilakukan water test selama 2 X 24 jam (tes rendam), dan setelah
diyakini tidak terlihat adanya kebocoran atau bercak - bercak air, maka diatas
lapisan waterproofing tersebut perlu dilapisi dengan screed atau adukan semen
setebal 3-5 cm dengan kemiringan yang diatur sedemikian rupa kearah saluran air
atau drain pembuangan. Kemudian setelah itu baru dapat dilakukan pemasangan
keramik pada toilet, balkon atau pada plat dak beton. Maka Tes rendam perlu
dilakukan sekali lagi selama 1 X 24 jam agar yakin dijumpai lagi adanya kebocoran.
• Dan pada setiap pipa PVC yang akan menembus plat beton untuk area yang akan
kemungkinan digenangi atau terkena air, maka antara pertemuan pipa PVC dan 1
permukaan atas plat dak beton harus diberi Epoxy di sekeliling pipa tersebut.

7) Penyimpanan
• Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan
waktu dan urutan pelaksanaan.
• Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan dan
disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi
secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan
fresh (belum mulai mengeras).
• Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan
lain-lain).
• Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menumt jenis dan
gradasinya serta harus beraiaskan lantai beton untuk menghindari tercampur
dengan tanah.
8) Certificate Test
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan memberikan kepada
Konsultan Pengawas/MK "Certificate Test" dari bahan-bahan besi dan Portland Cement
dari produsen/pabrik.
9) Air Kerja
• Air yang dipergunakan untuk pembuat beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam - garam, zat organik atau bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan.
• Air yang dipergunakan untuk pembuat beton yang didalamnya akan tertanam
logam aluminium, serta beton bertulang tidak boleh mengandung sejumlah ion
klorida. Sebagai pedoman kadar ion klorida (CL) ddak melampaui 500 mg per liter
air.
• Air tawar yang tidak dapat di minum, tidak boleh dipakai untuk pembuatan beton,
kecuali disetujui oleh konsultan Perencana.
10) Contoh Yang Harus Disediakan
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material
split, pasir, besi beton, semen PC, admixture dll untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/MK.
• Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK akan dipakai
sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/persetujuan material yang dikirim oleh
Kontraktor kelapangan.
• Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang
telah disetujui dibangsal Konsultan Pengawas/MK.

d. Peralatan
- Bar Bender
- Bar Cutter
- Truck Mixer
- Concrete Vibrator
- Concrete Pump Truk

e. Kualitas Beton & Cara Pelaksanaan


1) Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaian.
Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah, harus
dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang dengan campuran semen : pasir: koral =
1:3:5
2) Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K-250 (tegangan
tekan karakteristik untuk kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm3 pada usia 28 hari).
Evaluasi penentuan karaktenstik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam PBI 1971. Kecuali untuk beton poer, pedestal kolom atau ditentukan lain dalam
gambar, menggunakan K-275.
3) Mutu beton K-225 digunakan untuk kolom-kolom praktis dan bagian-bagian lain yang
tidak memikul beban, kecuali ditentukan lain. Pembuatan beton mutu K-175 harus
menggunakan concrete mixer (molen) Untuk menghindari retak-retak akibat susut,
maka pengecoran harus dilakukan secara bertahap dengan pola papan catur, urutan
pekerjaan harus diusulkan oleh Kontraktor untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
4) Untuk pelaksanaan pemasangan Structural Floor Deck, besi tulangan tambahan
diperlukan sebagai tulangan susut; tulangan negative pada pelat lantai menerus dan
tulangan positif tambahan untuk memenuhi syarat ketahanan terhadap kebakaran
dalam kondisi tertentu.
5) Untuk mendapatkan struktur pelat lantai yang stabil serta lantai yang kuat maka
diperlukan fastener berupa self tapping screw atau paku rivet.
6) Untuk menghindari kebocoran samping pada saat pengecoran, atas persetujuan
Konsultan Pengawas/MK dapat dipergunakan end stop atau form side, sedangkan
pada sambungan menerus dapat digunakan sealing strip.
7) Seluruh assesories tambahan yang diperlukan sudah termasuk dalam system structural
floor decking terpasang.
8) Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
dengan memperhatikan data-data pengalaman pelaksanaan di tempat lain atau dengan
mengadakan trial-mix di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
9) Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan yang
disebut dalam pasal 4.7 dan 4.9 dari PBI 1971 mengingat bahwa W/C factor yang
sesuai disini adalah sekitar 0.52 - 0.55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan
benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI 1971 tanpa menggunakan penggetar.
10) Pada masa-masa pembetonan pendahuluan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 2
m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama.
Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.

11) Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/MK dan laporan tersebut harus dilengkapi
dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari
laboratorium. Penunjukan laboratorium harus dengan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.

12) Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk kedalam mixer.

13) Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-komponen
beton.

14) Harus digunakan Concrete Vibrator untuk pemadatan beton.

15) Beton Ready Mix


• Diusulkan untuk rnenggunakan beton ready mix, dengan catatan :
- Prosedur persetujuan adukan beton ready mix tiap mutu beton sesuai dengan
trial mix (mix design) yang telah diuji di laboratorium.
- Kontraktor bertanggung jawab penuh, atas kualitas beton ready mix sesuai
dengan syarat-syarat dalam spesifikasi ini.
• Dalam hal penggunaan truck mixer, penambahan admixture dapat dilakukan untuk
mempertahankan kemampuan kerja beton, dengan catatan beton yang dihasilkan
harus mempunyai kualitas yang sama dengan yang disyaratkan.

16) Beton Kolom Praktis


• Posisi dan penempatan Kolom Praktis disesuaikan seperti yang tercantum pada
gambar Arsitektur.
• Untuk setiap pemasangan batu bata seluas 9 m3 maka disekeliling luar pasangan
batu bata tersebut harus diberi Kolom dan Balok Praktis.
• Pada setiap pertemuan antara Kolom Praktis dan susunan vertikal batu bata harus
diberi stek pembesian dengan Ø8 - 500 mm (panjang 400 mm).
e) Penggantian Besi

1) Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan
apa yang tertera pada gambar.

2) Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat


kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka:
• Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana konstruksi
untuk sekedar informasi.
• Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan lebih,
maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis
dari Perencana konstruksi.
• Jika diusulkan perubahan jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya
dapat dilaksanakan dengan persetujuan tertulis dari Perencana konstruksi.
Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas merupakan keharusan bagi
Kontraktor.

3) Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat dengan catatan :
• Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.
• Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah
luas penampang besi terhadap penampang beton). Khusus untuk balok induk,
jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih kecil dari
pembesian aslinya.
• Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kerumitan pembesian ditempat
tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pengecoran beton dan
pemadatan dengan penggetar.

4) Toleransi Besi

Diameter, ukuran sisi Variasi dalam berat Toleransi


(atau jarak antara dua permukaan yang diameter
yang berlawanan) diperbolehkan

Dibawah 10 mm ±7% ± 0.4 mm

10 mm sampai 16 mm(tapi tidak ±5% ± 0.4 mm


termasuk diameter 16 mm)

16 mm sampai 28 mm(tapi tidak ±4% ±0.5 mm


termasuk diameter 28 mm)
±2% ±0.6 mm
28 mm sampai 32 mm
f) Perawatan Beton
1) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan cepat.
2) Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
3) Beton harus dirawat dengan membasahi paling sedikit selama 7 hari setelah
pengecoran.

g) Tanggung Jawab Kontraktor


1) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-
ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.
2) Adanya atau kehadiran Konsultan Pengawas/MK selaku wakil Pemberi tugas atau
Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasehat
tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

h) Perbaikan Permukaan Beton


1) Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan cara grouting setelah
pembukaan Bekisting, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan
sepengetahuan Konsultan Pengawas/MK. Bahan grouting yang akan dipergunakan
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Perencana/Konsultan Pengawas/MK.
2) Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang
diharapkan dan diterima oleh Konsultan Pengawas/MK, maka harus dibongkar dan
diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya Kontraktor.
3) Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak,
ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai
dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

i) Pembersihan
1) Pembersihan pada bekisting/cetakan beton harus dilakukan secara baik dan teratur,
agar pada saat pengecoran beton, kotoran bekas potongan kayu, puing-puing tidak
sampai tercampur dengan adukan beton.
2) Khusus pada permukaan beton tempat sambungan/lanjutan pengecoran, selain harus
dibersihkan, permukaan beton yang berpori/berlubang-lubang juga harus di bobok
menggunakan pahat beton (betel) hingga mencapai bidang permukaan yang padat. Hal
ini untuk menjaga kontinuitas kepadatan dan kekuatan beton terutama pada daerah-
daerah sambungan beton.

j) Pengujian
1) Selama pelaksanaan harus dilakukan pengujian slump. Cara pengujian slump adalah
sebagai berikut;
• Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting).
Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.
• Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm
panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan
dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
• Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu
lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat
perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).
E. PEKERJAAN BAJA STRUKTURAL
a) Lingkup Pekerjaan
1) Lingkup Pekerjaan ini terdiri dari :
- Balok Induk (B1) dengan HB 350.350.12.19
- Balok Anak (B2) dengan WF 200.200.8.12
- Balok Atap (B3) dengan WF 200.200.8.12
- Kolom Utama (K1) dengan HB 350.350.12.19
- Reng Rangka Atap dengan CNP 125.50.20.3,2
2) Pekerjaan meliputi pengadaan semua bahan, tenaga kerja, ahli, peralatan,
perlengkapan lainnya serta pemasangan dari semua pekerjaan baja bersifat struktural
seperti ditujukan dalam gambar Teknik.
3) Membuat dan memasang konstruksi kolom dan balok baja besi WF pada bangunan
sesuai gambar. Rangka-rangka harus kuat, rata dan kaku dalam satu bidang
(koplanar), kecuali jika ada instruksi lain dari Pengawas Lapangan.
4) Menyediakan barang-barang angker, beugel, pelat-pelat penjepit dan penyambung
lengkap dengan mur, baut ringnya yang harus dibuat di bengkel (work shop) menurut
bentuk, ukuran dan cara ketentuannya yang tercantum dalam gambar.

b) Syarat-syarat umum Pemasangan


1) Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan bentuk dan ukuran
serta ketentuan yang tercantum dalam gambar. Kualitas pekerjaan
harus bertaraf kelas satu, diselesaikan bebas dari putaran, tekukan dan
hubungan terbuka, semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat.
2) Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang
dengan hati-hati agar menghasilkan tampak yang rapi. Semua
perlengkapan atau barang atau pekerjaan lain yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar atau syarat disini, harus disediakan pula
oleh kontraktor kecuali jika diperlihatkan atau disuratkan lain.
3) Kontraktor tidak diijinkan menumpuk bagian-bagian pekerjaan yang
telah distel di lapangan pekerjaan dalam keadaan tidak teratur.
Bilamana menurut pertimbangan Konsultan Pengawas dianggap terlalu
lama waktunya antara waktu mengangkut bagian-bagian itu dan
memasang-nya, maka bagian-bagian yang tertumpuk setelah
mendapat peringatan pertama, harus dijaga dengan cara yang tepat
supaya tidak terjadi kerusakan akibat perubahan-perubahan cuaca/
udara
4) Kekuatan dari bahan las yang dipakai, paling kecil sama dengan kekuatan baja
yang dipakai, yaitu kelas E 70 atau grade SAW-1 sesuai ASTM-A 36.
5) Dalam pemasangan Kontraktor harus mengambil ukuran-ukuran yang
sesungguhnya di lapangan, tidak melulu dari gambar kerja, agar bisa
terpasang tepat pada tempatnya, terutama bagian-bagian pekerjaan
yang terhalang oleh benda lain.
6) Sebelum bagian-bagian konstruksi dipasangkan dimana semua bagian
yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari tahi besi,
maka bagian-bagian tersebut harus diperiksakan kepada Pengawas
Lapangan dalam keadaal belum dicat.
7) Konstruksi baja yang telah selesai dikerjakan harus dilindungi terhadap
pengaruh-pengaruh udara-hujan dan lain-lain dengan cara yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
8) Setiap Pekerjaan yang buruk atau tidak sesuai dengan persyaratan
akan ditolak dan harus diganti.
.
c) Spesifikasi Bahan-bahan
- Balok Induk (B1) dengan HB 350.350.12.19
- Balok Anak (B2) dengan WF 200.200.8.12
- Balok Atap (B3) dengan WF 200.200.8.12
- Kolom Utama (K1) dengan HB 350.350.12.19
- Reng Rangka Atap dengan CNP 125.50.20.3,2

d) Peralatan
- Las Listrik
- Crane Mobile 7 Ton

e) Syarat Teknis Pelaksanaan

1) Penyambunagn dan Pemasangan harus dilaksanakan dengan teliti,


logam yang dilas harus bebas retak dan cacat lain yang bisa
mengurangi kekuatan sambungan, Permukaan yang dilas harus sama,
halus, rata dan kelihatan teratur. Las-las yang menunjukkan cacat
harus dipotong dan dilas Kembali.
2) Pekerjaan las harus dikerjakan dalam bengkel. Pekerjaan yang
dilakukan di lapangan harus sama standarnya dengan pekerjaan las
yang dilakukan dalam bengkel. Tidak diperbolehkan melakukan
pengelasan dalam keadaan basah atau hujan.
3) Macam las yang dipakai adalah lumer (las dengan busur listrik) dengan
ketentuan:
Tebal las minimum : 4 mm
Panjang las minimum : 40 mm
Panjang las maksimum : 40 x tebalnya
4) Cara pengelasan dilakukan menurut persyaratan yang berlaku atau
disetujui Pengawas Lapangan. Las yang dipakai yaitu las tumpul dan
las sudut. Mutu las yang dipakai minimal sama dengan mutu profil yang
bersangkutan. Konsultan pengawas berhak mengadakan test terhadap
hasil pengelasan di Balai Penelitian Bahan atas biaya Kontraktor, jika
hasil pekerjaan pengelasan dinilai meragukan.
5) Sambungan baut harus menggunakan baut hitam (HTB). Lubang baut
harus dibor (tidak boleh dipons) dengan toleransi tidak lebih dari 1 mm
terhadap diameter baut. Baut-baut, mur, elektroda dan sebagainya
harus disimpan dalam kotak tertutup dan terlindung dari kelembaban
udara.
6) Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi puntiran-puntiran, bila perlu digunakan ikatan-ikatan
sementara untuk mencegah timbulnya tegangan yang melewati
tegangan yang diijinkan. Ikatan sementara tersebut dibiarkan dalam
keadaan terpasang sampai pemasangan seluruh konstruksi selesai.
7) Menembus, mengebor dan meluaskan lubang
- Lebar diameter baut yang dibubut dengan tepat dan baut hitam
yang tepat, diperbolehkan berbeda masing-masing sebesar 0,1 mm
dan 0,4 mm terhadap diameter batang baut tersebut.
- Semua lubang baut harus dibor. Untuk lubang-lubang pada bagian
konstruksi yang disambung dan yang harus dijadikan satu dengan
alat penyambung, dibor sekaligus sampai diameter sepenuhnya dan
apabila tidak sesuai, maka perubahan-perubahan lubang tersebut.
- Lubang dibor atau diluaskan dan penyimpangannya tidak boleh
lebih dari 0,5 mm. Semua lubang yang dibuat harus benar-benar
bulat berdiri siku-siku pada bidang-bidang dan bagian-bagian
konstruksi yang akan disambung

8) Perlindungan pekerjaan-pekerjaan baja


- Pengecatan
permukaan korosi harus dibuang dengan menggunakan semprotan
pasir atau sikat baja atau dengan cara lain yang sama efektifnya
sampai permukaannya memperoleh warna metallic yang merata.
Setelah dibersihkan, permukaannya dicat dasar dengan meni besi
yang tebalnya 30- 35 milimikron. Baja yang diberi cat sebelum
dikirimkan ketempat pekerjaan harus diperiksa. Cat dasar yang
kurang baik harus dibuang, digosok dan dicat dasar lagi.

- Galvanisasi
Dimana ditentukan ada pekerjaan galvanisasi, maka yang
dikehendaki adalah galvanisasi celup panas. Bahan yang dipakai
adalah zinc chromate primer, lead zinc iron, alkyd based primer,
semuanya warna terang.
PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PEKERJAAN BAWAH LANTAI

1.1. Penimbunan Bawah Lantai


Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup semua Pekerjaan Urugan Pasir di bawah lantai serta pekerjaan yang
berhubungan dengan itu.

Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Urugan
- Untuk pekerjaan urugan harus diperhatikan bahwa daerah yang akan diurug benar-benar
telah bersih dari humus, akar-akar kayu, kotoran dan lain-lain.
- Tanah-tanah bekas galian bila dijadikan tanah urugan harus bersih dari sampah maupun
batu-batuan.
- Pengurugan dengan tanah apabila harus diperlukan harus dilaksanakan dengan
pemadatan selapis demi selapis, tiap lapis tebalnya 20cm dan dilakukan dengan alat/mesin
compactor dan setiap lapisan dipadatkan dengan tingkat kepadatan 90% dan harus
diadakan pengujian lapangan sesuai dengan ASTM D-689 dan ASTM D-1556
Urugan Pasir
- Urugan pasir diperlukan untuk dasar rabat beton lantai serta tempat-tempat lain yang
ditunjukkan dalam gambar rencana. Tebal urugan pasir adalah sesuai gambar.
- Pasir urugan harus bersih dari akar-akar serta kotoran lainnya. Pasir local dapat
dipergunakan untuk urugan.
- Urugan pasir harus dipadatkan dengan disiram air sehingga dicapai kepadatan yang stabil.

1.2. Rabat Beton Lantai (Tanpa Tulangan)


Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup pekerjaan beton, bekisting dan pemasangan lapisan alas plastic cor
serta pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
Referensi/Standar
Semua pekerjaan desain, pelaksanaan dan material, jika tidak ditentukan dalam persyaratan ini
harus didasrkan pada ketentuan berikut ini :
- NI – 2
- NI – 3
- NI – 5
- NI – 8
- PUBI
Bahan / Material
Bekisting
Kayu untuk penyangga dan papan pengecoran tepi beton rabat harus menggunakan kayu klas
II jenis Meranti atau jenis lain yang lebih baik. Untuk papan pengecoran dapat dipergunakan
papan Meranti ataupun multipleks. Pada bagian dasar rabat beton, diatas urugan pasir alas
harus dilapisi dengan plastic cor dengan ketebalan minimum 0,35mm.
Semen
Semen yang digunakan adalah type I.
Pasir
Pasir harus sesuai dengan persyaratan dalam NI – 1
Kerikil
Kerikil atau batu pecah harus sesuai dengan persyaratan dalam NI – 2.
Bahan Tambahan
Bahan tambahan (admixture), jika akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/MK dan Perencana.
Beton Adukan Lapangan
Beton adukan lapangan adalah setara dengan mutu K-175 sesuai dengan NI-2 disuplai oleh
Kontraktor. Beton harus diproduksi dengan pencampuran mekanis menggunakan Mollen
(concrete mixer).

Pelaksanaan Pekerjaan / Pemasangan


Pekerjaan Bekisting
- Struktur bekisting tepi beton rabat harus didesain dengan kokoh, sehingga pada saat
pembuatan, pengecoran, perawatan dan pembongkarannya, beton rabat tidak
mengembang dan mempunyai bentuk, ukuran, posisi, kelurusan, lot yang sesuai dengan
rencana.
- Daerah tepi yang rawan terhadap kembung/mengembang harus diberi perkuatan ekstra
sehingga struktur bekisting kokoh. Sambungan bekisting harus rapat dan diberi lapisan anti
bocor.
- Pada permukaan urugan pasir harus dilapisi dengan plastic cor tebal 0,35mm. Pada bagian
sambungan plastic cor harus diberi overlapping selebar 20cm yang disambung dengan seal
tape plastic atau dilipat secara overlap dan di staples sehingga tidak menyebabkan hasil
akhir beton menjadi rusak.
- Permukaan bekisting tepi rabat beton harus dibersihkan dari semua kotoran dengan air
sehingga semua bidang basah sebelum pengecoran dilaksanakan.
- Pembongkaran bekisting harus dilakukan sesuai dengan persyaratan NI-2, atau 14 hari
setelah pengecoran akhir selesai. Jika pembongkaran akan dilaksanakan lebih awal dari
ketentuan tersebut, harus dimintakan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/MK
dengan menyertakan perhitungan kekuatan beton tersebut terhadap beban pelaksanaan
yang dipikul pada saat dan setelah pembongkaran.

Pekerjaan Rabat Beton Adukan Lapangan


- Semua material campuran dan ukuran campuran harus dilakukan dengan alat
timbangan/takaran atau bak pengukur dengan mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/MK.
- Peralatan penakar volume campuran untuk pekerjaan dengan volume besar, dibuat
berdasarkan ukuran 1 zak semen, terbuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dan
memadai untuk berfungsi sebagai penakar semen dan pasir, konstruksinya kokoh, kuat dan
tahan lama. Untuk pekerjaan dengan volume kecil penakaran dapat menggunakan ember
yang terbuat dari plastik atau dari pelat besi.
- Pencampuran harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (mollen) atau jika ditentukan
lain oleh Konsultan Pengawas/MK.
- Selama pengecoran beton, Kontraktor harus membuat kubus-kubus beton 15x15x15cm3,
dibuat ditempat pengecoran untuk diperiksa di laboratorium pengujian beton. Fasilitas
laboratorim disediakan oleh Kontraktor dengan persetujuan Konsultan Pengawas/MK. Pada
permulaan pelaksanaan beton sampai 60m3 harus dibuat minimal 20 (dua puluh) benda uji.
Selanjutnya untuk setiap 5 m3 pekerjaan beton harus dibuat 1 (satu) buah benda uji.
- Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump. Adukan beton untuk
pengujian slump ini harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan menggunakan
ember atau alat lain yang tidak menyerap air. Pengujian slump ini dengan kerucut besi
terpancung, diameter bawah 20cm, diameter atas 10cm, tinggi kerucut 30cm. Kerucut diisi
adukanbeton 3 lapis yang sama besar, masing-masing ditusuk-tusuk besi baja dia. 16mm
tiga puluh detik setelah bidang atas kerucut merata, kerucut ditarik keatas dan penurunan
kerucut beton diukur. Penurunan yang diperbolehkan adalah maksimum 11cm dan
minimum 9cm.

Pekerjaan Rabat Beton dengan Readymix


Mutu material campuran dan control kualitas untuk pekerjaan readymix menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Laboratorium dan perlengkapan pengujian beton disediakan oleh Kontraktor.

Persiapan Pengecoran
- Sebelum pencampuran dimulai, Kontraktor harus membuat perhitungan desain
campuran untuk mutu beton yang disyaratkan (Mix Design beton).
- Sebelum saat pengecoran beton, Kontraktor harus melapor pada Konsultan Pengawas/MK
untuk pemeriksaan. Persetujuan dimulainya pengecoran akan diberikan oleh Konsultan
Pengawas/MK setelah pemeriksaan.
- Kontraktor diharuskan membuat pola rencana area pengecoran rabat beton hingga seluruh
pekerjaan selesai dengan memberi catatan-catatan tentang bagian-bagian yang di cor
(tanggal, kode area, kode kubus, test slump, jam pengecoran dan lain-lain). Tempat-tempat
sambungan pengecoran ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK.
- Lubang-lubang ataupun penempatan pipa-pipa instalasi air, plumbing, listrik dan lain-lain
harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti dan Kontraktor harus mengecek pada
gambar mekanikal dan elektrikal.
- Untuk bagian-bagian yang berhubungan dengan kolom praktis, dinding dan pasangan
lainnya harus disediakan angker secukupnya dan dimintakan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK. Untuk hal ini Kontraktor harus mengecek pada gambar Konsultan
Pengawas/MKtur.

Pengecoran
- Beton harus dicor sedekat-dekatnya dengan bidang cetakan untuk mencegah pemisahan
bahan-bahan akibat pemindahan adukan ke area pengecoran.
- Pemadatan beton dengan harus menggunakan alat penggetar mekanis (vibrator),
diletakkan vertical 90˚ dan hanya dalam keadaan khusus saja diperbolehkan miring sampai
45˚.
- Pemadatan dengan pukulan atau penggetaran dari luar bekisting tidak boleh dillakukan.
- Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti. Penghentian
pengecoran hanya dapat dilakukan pada tempat-tempat yang telah disetujui oleh Konsultan
pengawas/MK.
- Untuk setiap sambungan pengecoran diharuskan memakai additive yang khusus untuk itu
dan penggunaannyasesuai persyaratan yang ditentukan dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.
- Permukaan beton harus dilindungi dari pengeringan yang terlalu cepat/tidak merata,
dengan cara dibungkus/ditutup karung goni yang dibasahi atau disiram air terus menerus
selama 24 jam pertama.
- Untuk pengecoran vertical maka tinggi maksimum setiap kali pengecoran adalah 1,5m.
- Khusus rabat beton dasar dari finishing lantai epoxy flooring coating, kualitas beton rabat
harus minimum K250.Permukaannya ditimbang rata dan diplester halus, sehingga
diperoleh permukaan finishing epoxy flooring setebal 500 microns yang rata

Toleransi Kedataran
Toleransi penyimpangan pada hasil akhir pekerjaan beton tidak boleh lebih dari ketentuan di
bawah ini :
Lot dan kedataran permukaan bidang dan pertemuan bidang :
- Setiap 3 meter persegi deviasi 6mm
- Pada keseluruhan bidang maksimum deviasi kedataran 15mm

2. PEKERJAAN FINISHING LANTAI

2.1. Lingkup Pekerjaan


Persyaratan ini mencakup pekerjaan pemasangan lapisan lantai menggunakan homogeneous
tile, flooring serta keramik.

2.2. Referensi / Standard


Material dan pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan teknis ini, rekomendasi
teknis dari pabrik pembuat serta standar referensi sebagai berikut:
- NI – 2
- NI – 3
- NI – 8
- PUBI

2.3. Bahan / Material

a.Ketentuan Umum
- Sebelum dilakukan pemesanan bahan finishing lantai, Kontraktor harus menunjukkan terlebih
dahulu contoh-contoh dari bahan tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
- Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan pengganti harus yang
disetujui Konsultan Pengawas/MK berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
- Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Bahan-
bahan homogeneous tile dan keramik lantai harus masih dalam kotak aslinya yang masih
bersegel dan berlabel.
- Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering/tidak lembab, dan bersih
sesuai dengan persyaratan dari pabrik.
b.Jenis Bahan/Material

- Homogeneous Tile dan Ceramic Tile


- Jenis Homogeneous Tile, kwalitas I, ukuran 60x60cm, 40x40tebal 10mm merk Niro Granitto,
Indogress atau yang setara, type/warna/motif sesuai dengan tabel material yang ditunjukkan
dalam gambar.
-Ceramic tile adalah jenis Single Firing berglazuur, kwalitas I, ukuran 40x40cm dan 60x60 cm,
tebal minimum 7mm atau sesuai dengan yang dipasarkan dalam negeri, produksi RomanGress,
Garuda atau setara, type/warna/motif sesuai dengan tabel material yang ditunjukkan dalam
gambar.
-Bahan perekat dari adukan spesi 1PC : 3 Psr, sedangkan siar (naad) menggunakan AM Grout-
AM45 atau bahan sejenis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
-Spesi dan pasta perekat harus diisikan pada seluruh bidang homogeneous tile/keramik,
sehingga tidak terdapat rongga dibawah homogeneous tile/keramik yang terpasang.
-Untuk bidang pasangan homogeneous tile/keramik yang luas, spesi bawah dibuat siar-siar
(naad) spesi yang saling tegak lurus selebar 5mm dengan pembagian per 6x6m2 untuk
mencegah terjadinya muai susut akibat proses pengeringan spesi yang tidak serempak yang
dapat menyebabkan pasangan ubin terlepas dari rekatan spesi (popping)
-Ukuran siar/naad harus sama selebar 2,5mm, kecuali homogeneous tile tidak menggunakan
naad. Setiap perpotongan siar membentuk 2 garis yang saling tegak lurus. Pemotongan ubin
hanya boleh dilakukan dengan menggunakan mesin potong dan kemudian dihaluskan dengan
disetujui oleh konsultan Pengawas/MK.
- Pengecoran/pengisian naad dilakukan setelah bidang homogeneous tile/keramik selesai
terpasang 3 x 24 jam dengan menggunakan tile grout khusus (AM grout-50) sesuai dengan
warna keramik yang terpasang. Semen tidak boleh digunakan sebagai bahan pengisi naad,
kecuali atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
- Pemasangan homogeneous tile/keramik harus rata permukaannya. Siar-siar dirapikan pada
saat semen masih belum kering dan homogeneous tile/keramik disikat dengan bahan khusus
pencuci sampai tidak ada noda semen pada homogeneous tile/keramik.
- Homogeneous tile/keramik yang dilubangi untuk drain atau lubang instalasi harus dilubangi
menggunakan alat core drill khusus sehingga bidang penampang lubang yang dipotong rata
dan halus.
- Pertemuan dengan dinding dipasang hospital plint dari material keramik ukuran 10x30cm.

A. PEKERJAAN DINDING

1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING

1.1 Pekerjaan Pasangan Dinding Bata merah

Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup pekerjaan pasangan untuk dinding, pasangan rollag bata, roster dan
pasangan parit.
Referensi / Standard
Material dan pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan teknis ini serta standar
referensi berikut ini :
- NI – 2
- NI – 3
- NI - 8
- PUBI

Bahan / Material
Bata Merah (Tanah)
- Bata merah berukuran sesuai dengan gambar, produksi local.
- Bata harus berkwalitas baik dari hasil pembakaran yang sempurna dan tidak mudah pecah.
- Bata merah harus mempunyai kuat tekan 21 kg/cm2. Pada setiap 1000 (seribu) bata harus
diadakan 1x pengujian dengan pengujian tekan yang dilaksanakan oleh Kontraktor dengan
disaksikan oleh Konsultan pengawas/MK. Setiap pengujian diambil 10 sampel bata. Dari
setiap 10 bata, tujuh buah diantaranya harus mencapai kekuatan 21 kg/cm2 dan tiga buah
lainnya tidak boleh kurang dari 18,9 Kg/cm2.
- Jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka keseluruhan (1000 bata atau dari
produksi/supplier yang sama) dinyatakan tidak dapat dipakai.

Semen Portland
Jika tidak disebut secara khusus, Semen yang dipakai adalah tipe I dengan mutu minimum
S.325 sesuai NI-8th. 1972, dibuktikan dengan Sertifikat Uji.
Pasir
- Pasir yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan adalah pasir yang sesuai untuk
pekerjaan beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, serta tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 5%.
- Bahan pasir yang akan dipakai harus disaring/diayak terlebih dahulu dengan ayakan
bukaan 5 mm atau 1 mm sesuai ketentuan jenis adukan yang diperlukan.
- Ukuran butir pasir untuk pasangan batu/ubin, plester kasar atau untuk pekerjaan yang
memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir pasir maksimum 5 mm.
Untuk plester halus di atas plester kasar, ukuran butir pasir maksimum 1 mm.

Air
- Jika tidak digunakan air dari PAM, Air yang akan dipakai harus diuji terlebih dahulu di
laboratorium milik Departemen Kesehatan atau PAM.
- Air harus bebas dari bahan-bahan : organis, asam alkali, garam atau bahan-bahan lain
yang dapat mempengaruhi daya ikatan maupun mutu kekuatan adukan. Memiliki Ph = 7,
Kadar S04 maksimum 5 g/l dan Kadar CL maksimum 15 g/l Daya oksidasi terhadap bahan
organis dengan memakai larutan KMn04 tidak boleh lebih dari 1 g/l.
- Syarat-syarat lain harus sesuai dengan aturan-aturan yang tercantum didalam
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia th. 1982.
Komposisi Adukan Perekat
- Untuk pasangan kedap air dipakai perbandingan 1 PC ; 3 Pasir, sedangkan untuk
pasangan biasa dipakai perbandingan 1 PC : 4 Pasir.
- Khusus adukan tipe kedap air digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pondasi dari
pasangan batu / bata, pasangan bata / plesteran / ubin di kamar mandi / toilet atau pada
umumnya dipakai pada pasangan batu / bata / ubin atau pada daerah basah lainnya
yang lembab atau terkena pengaruh air dalam fungsi/penggunaannya

Pelaksanaan Pekerjaan / Pemasangan


- Semen dan pasir dicampur dalam keadaan kering dengan menggunakan penakar volume
hingga bahan-bahannya tercampur merata. Selanjutnya, ditambahkan air kedalam
campuran semen dan pasir tersebut di atas serta diaduk kembali hingga merata dan
dicapai konsistensi adukan dalam bentuk adukan lembab atau plastis sesuai dengan
kebutuhan pemakaian. Lama pengadukan setelah dicampur air, minimum 1,5 menit.
- Campuran harus diproduksi dengan pencampuran mekanis menggunakan Mollen (concrete
mixer).
- Pekerjaan pasangan harus dilakukan setelah pondasi dan sloof selesai dengan sempurna
dan permukaannya rata.
- Bata pecah kurang dari separuh tidak boleh dipasang.
- Bata pecah yang dipasang secara keseluruhan dalam satu bidang tidak boleh lebih dari
15%.
- Pemasangan harus rata terhadap arah horizontal dan vertical ataupun terhadap parameter
lain sesuai dengan rencana.
- Pekerjaan pasangan harus memperhatikan pekerjaan lain yang berhubungan seperti
halnya pemasangan instalasi listrik, ducting AC, instalasi pipa, lubang drainase dan lain-lain
sehingga terhindar dari pembobokan dikemudian hari setelah pekerjaan pasangan selesai.
- Spesi antara bata harus mempunyai ketebalan yang cukup dan menutup seluruh bidang
ikatan.
- Sebelum spesi mongering, pasangan bata harus dibersihkan dari tonjolan/kelebihan spesi
dan dibuat lekukan pada siar horizontal untuk ikatan plesteran.
- Pemasangan harus dimulai dari tempat dimana dowel atau angkur dinding tersedia.
- Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam ke dalam air hingga jenuh. Kontraktor
harus menyediakan tempat penampungan air untuk perendaman yang mencukupi
kebutuhan sesuai kecepatan pemasangan.
- Untuk mencapai kelurusan dan kedataran pasangan, kontraktor harus menyediakan alat
penyipat berupa benang, kayu/aluminium yang memadai.

1.2 Pekerjaan Plesteran dan Acian

Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup material dan pelaksanaan pekerjaan plesteran dan acian untuk
dinding, permukaan beton dan bagian lain yang diplester.
Referensi / Standard
Material dan pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan teknis ini serta standar
referensi berikut ini :
- NI – 2
- NI – 3
- NI - 8
- PUBI
Bahan / Material
Semen
Semen PC yang dipakai adalah dari tipe I mutu S.325 menurut NI-8 Persyaratan Semen
Portland, Pelaksanaan pekerjaan menggunakan semen lebih dari 1 merk harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
Pasir
Jika tidak ada ketentuan lain, pasir yang digunakan harus pasir yang sesuai untuk pekerjaan
beton dengan persyaratan sesuai NI – 2.

Air
Air yang digunakan adalah air bersih baindari PDAM, sungai, ataupun hasil penampungan air
hujan sejauh tidak keruh dan tidak tercemar bahan kimia atau organic.
Bahan Additive
Dalam hal diperlukan bahan additive seperti Calbond atau bahan-bahan tambahan lain yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, penggunaannya harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.

Komposisi Adukan Perekat


- Adukan untuk plesteran biasa menggunakan campuran semen pasir dengan perbandingan
volume 1 semen : 5 pasir digunakan pada semua permukaan dinding kecuali pada dinding-
dinding kedap air.
- Adukan untuk plesteran kedap air menggunakan campuran semen pasir dengan
perbandingan volume 1 semen : 3 pasir, digunakan pada permukaan dinding
di daerah toilet atau dinding yang terpendam di dalam tanah.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
- Pada dinding Kamar mandi, sampai setinggi 1,5m dari dasar lantai harus diplester dengan
plesteran kedap air.
- Pada bagian sekeliling dinding luar yang dapat terkena air hujan / penyiraman air, sampai
setinggi 0,6m dari muka tanah/muka lantai harus diplester dengan plester kedap air.
- Untuk pasangan bata beton cetak, jika tidak ditentukan lain seluruhnya harus diplester dan
diaci.
- Permukaan beton yang akan diplester, harus dikasarkan dengan pahat kecil setiap jarak
3cm dan diberi pasta semen.
- Tebal plasteran jika tidak ditentukan lain adalah 15mm dan maksimum 25mm.
- Untuk mendapatkan kerataan yang sempurna. Dinding harus diberi penyipat dengan
benang, papan tripleks atau batang kayu yang lurus. Penyipat kepala plesteran dipasang
pada jarak 1m, dipasang tegak untuk patokan kerataan bidang.
- Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, dinding dan permukaan beton harus disiram air
sampai jenuh.
- Acian dilakukan setelah permukaan plester selesai seluruhnya dan telah kering.
- Sebelum pekerjaan acian dilakukan, permukaan plesteran disiram air sampai jenuh.
Pengacian dilakukan sedemikian sehingga permukaan hasil acian menjadi rata, halus dan
tidak retak-retak. Alat pengacian tidak boleh menggunakan kertas semen.
- Pada plesteran siku (sudut luar dan dalam) pekerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan
rapi. Jika diperlukan, Kontraktor harus menggunakan alat khusus plesteran sudut.
- Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan
air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap harinya.

1.3 PEKERJAAN PELAPIS DINDING DAN MEJA WASTAFEL

Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup pekerjaan pemasangan homogeneous tile &keramik pada dinding
dan meja counter.

Referensi / Standard
Material dan pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan teknis ini, rekomendasi
teknis dari pabrik pembuat serta standar referensi sebagai berikut:
- NI – 2
- NI – 3
- NI – 8
- PUBI

Bahan / Material
Ketentuan Umum
- Sebelum dilakukan pemesanan bahan pelapis dinding, Kontraktor harus menunjukkan
terlebih dahulu contoh-contoh dari bahan tersebut, untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas/MK.
- Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan pengganti harus yang
disetujui Konsultan Pengawas/MK berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
- Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Bahan-
bahan ubin (granit & keramik) dinding harus masih dalam kotak aslinya yang masih
bersegel dan berlabel.
- Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering/tidak lembab, dan
bersih sesuai dengan persyaratan dari pabrik.

Jenis Bahan/Material
- Siar (naad) dan lubang-lubang pada permukaan marmer diisi menggunakan epoxy resin
dengan warna yang mirip dengan bahan marmer.

Homogeneous tile
- Jenis Homogeneous Tile, kwalitas I, ukuran 40 X 40, 60x60cm2, tebal 10mm kuat tekan
450 Kg/cm2 setara merk Indogress, NiroGranitto atau yang setara, type/warna/motif sesuai
dengan tabel material yang ditunjukkan dalam gambar.
- Bahan perekat untuk pasangan Homogeneous Tile pada dinding bata/beton, dari pasta
semen dengan komposisi air tidak berlebihan.
- Bahan perekat untuk pasangan Homogeneous Tile pada multipleks menggunakan lem
keramik khusus “LemKra” atau yang sejenis.
- Siar (naad) menggunakan AM Grout-AM45 atau bahan sejenis yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK.

Ceramic Tile
- Jenis Single Firing berglazuur, kwalitas I, ukuran 40x40cm dan 60x60cm, tebal minimum
7mm atau sesuai dengan yang dipasarkan dalam negeri, produksi, Roman atau setara,
type/warna/motif sesuai dengan tabel material yang ditunjukkan dalam gambar.
- Bahan perekat untuk pasangan keramik pada dinding bata/beton, dari pasta semen dengan
komposisi air tidak berlebihan.
- Bahan perekat untuk pasangan Keramik pada multipleks menggunakan lem keramik
khusus “LemKra” atau yang sejenis.
- Siar (naad) menggunakan AM Grout-AM50 atau bahan sejenis yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
Umum
- Pelapis dinding hanya boleh dipasang setelah pekerjaan plafond dan pekerjaan struktur lain
di atasnya telah selesai.
- Sebelum pemasangan dilaksanakan, Kontraktor dan Konsultan Pengawas/MK harus
meyakinkan bahwa bidang dasar yang akan dipasang pelapis lantai harus benar-benar
rata, lot dan bersih dari semua kotoran yang menempel.
- Sebelum pelaksanaan pemasangan bahan dinding harus diperhatikan pula apabila
dibelakang pasangan ubin dinding tersebut ada pekerjaan pemasangan jalur instalasi
elektrikal, plumbing, telepon atau lainnya. Pekerjaan dapat dimulai apabila pekerjaan
instalasi tersebut sudah siap terpasang.
- Pelapis dinding yang dipasang harus telah diseleksi seluruhnya sehingga bentuk, warna,
dan motif masing-masing bahan pelapis sama, tidak ada bagian yang gompal, retak atau
cacat lain dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.
- Pemasangan harus menggunakan penyipat datar. Pada suatu bidang pasangan paling
sedikit harus dipasang 3 penyipat datar yaitu pada kedua tepi dan satu penyipat jalur yang
dapat dipindah mengikuti jalur pemasangan bahan pelapis dinding.
- Pengisian siar-siar/naad bahan pelapis dinding harus dilakukan tidak lebih dari 3 (hari) hari
setelah pemasangan bahan pelapis dinding dilakukan
- Setelah pemasangan selesai, semua kotoran, bekas lem, spesi dan pasta semen harus
benar-benar dibersihkan.
- Jika tidak ditentukan dalam gambar, pemasangan pelapis dinding yang tidak menerus,
pengaturan pemasangannya didalam satu ruangan harus dibuat simetri pada keempat
sisinya.
- Pada sisi bawah dinding (pertemuan lantai dan dinding) harus dipasang plint dari bahan
yang sejenis dengan bahan ubin lantai, kecuali ditentukan lain.
- Lem (untuk pasangan pada multipleks) atau pasta (untuk pasangan pada dinding
bata/beton) perekat harus diisikan pada seluruh bidang ubin, sehingga tidak terdapat
rongga dibawah ubin yang terpasang.
- Untuk bidang pasangan Homogeneous Tile /keramik yang luas, spesi bawah dibuat siar-
siar (naad) spesi yang saling tegak lurus selebar 5mm dengan pembagian per 6x6m2 untuk
mencegah terjadinya muai susut akibat proses pengeringan spesi yang tidak serempak
yang dapat menyebabkan pasangan ubin terlepas dari rekatan spesi (popping)
- Ukuran siar/naad harus sama selebar 2,5mm, kecuali Homogeneous Tile tidak
menggunakan naad. Setiap perpotongan siar membentuk 2 garis yang saling tegak lurus.
- Pemotongan Homogeneous Tile/keramik hanya boleh dilakukan dengan menggunakan
mesin potong dan kemudian dihaluskan dengan disetujui oleh konsultan Pengawas/MK.
- Pengecoran/pengisian naad dilakukan setelah bidang Homogeneous Tile/keramik selesai
terpasang 3 x 24 jam dengan menggunakan tile grout khusus (AM grout-50) sesuai dengan
warna keramik yang terpasang. Semen tidak boleh digunakan sebagai bahan pengisi naad,
kecuali atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
- Pemasangan harus rata permukaannya. Siar-siar dirapikan pada saat semen masih belum
kering dan ubin disikat dengan bahan khusus pencuci sampai tidak ada noda semen pada
ubin.
- Homogeneous Tile/keramik yang dilubangi untuk drain atau lubang instalasi harus
dilubangi menggunakan alat core drill khusus sehingga bidang penampang lubang yang
dipotong rata dan halus.

1.4 PEKERJAAN DINDING CLADING ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL


Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup material dan cara pemasangan Clading Alumunium Composite Panel

Standard/Referensi
Pekerjaan dan pemasangan harus sesuai dengan standar umum yang berlaku serta referensi
berikut ini :
- PUBI
- NI – 3

Bahan/Material
- Alumunium Composite Panel dari kualitas terbaik, mempunyai tingkat kerataan yang tinggi,
standard kualitas produksi setara alloy 5005 Seven, Alucopan. warna sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar. Tebal Alumunium Composite Panel minimum adalah 5mm
untuk bagian luar bangunan .
- Kontraktor harus menyerahkan beberapa contoh material dari potongan ukuran 5cm x
10cm untuk dipilih dan ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK.
- Rangka Aluminium Composite Panel adalah Hollow Galvanised ukuran 4 x 4cm dengan
minimal tebal 0,7 mm dan rangka utamanya adalah rangka siku 40 x 40 x4 atau sesuai
dengan yang tertera dalam gambar Bentuk dan ukuran rangka harus sesuai dengan
gambar.

Pengerjaan dan Pemasangan


- Rangka aluminium dipasang secara sempurna. Pemasangan rangka alumunium ke
dinding, lantai, beton atau plafond harus dengan angkur yang kuat.
- Kaca yang boleh dipasang adalah kaca yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian
yang bergelombang, gompal ataupun retak dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/MK.
- Kaca harus diberi seal pengunci dari jenis yang cocok dengan skoneng pada rangka
aluminium sehingga terpasang kokoh, rapi dan tidak bergetar.
- Kontraktor harus menjaga rangka-rangka alluminium dan bidang-bidang kaca yang sudah
terpasang agar selalu bersih dari kotor-kotor seperti air semen, cat, plesteran dan lain-lain
serta mengamankannya dari kemungkinan benturan.
- Tidak diperkenankan memberi tanda-tanda (rambu) pada bidang kaca dengan
menggunakan kapur atau cat. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang
direkatkan dengan menggunakan lem yang mudah dihilangkan/dibersihkan.

3. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


3.1 Pekerjaan Pintu

Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup seluruh pekerjaan:
- Pintu Besi finishing Motif Kayu dan kusen Besi finishing Motif Kayu
- Pintu Kaca rangka alumunium
- Kusen Besi t = 1.5mm
- Pintu PVC untuk KM/WC
- Pintu Frameless
- Jendela kaca rangka alumunium
- Gantungan pengunci
- Grendel jendela

Standard/Referensi
Desain, material, alat sambungan, pelaksanaan pekerjaan, pengawetan serta persyaratan
perkuatan jika tidak ditentukan lain dalam persyaratan teknis ini serta gambar, harus didasarkan
pada standar/referensi berikut ini :
- NI – 3
- NI – 5
- PUBI

Bahan/Material:
a. Pintu Besi t = 9mm kusen besi t = 1.5mm setara dengan produck Mark steel
b. Finishing motif HPL

Plat besi
- Plat besi yang digunakan apabila tidak ditentukan lain dalam gmbar, digunakan besi palt
0.9mm untuk daun pintu dan 1.5mm untuk kusen. Serta 0.7mm untuk acitrave
- Bagian dalam pintu harus di lapisi lapisan glasswool sebagai peredam
- Kayu sebelum dipergunakan harus disimpan secara baik, terlindung dari pengaruh cuaca,.

HPL
HPL (Haight Presure Laminating) mempunyai motip urat kayu yang halus produk yang
dipergunakan merk setara Taco.HPL digunakan pada bagian2 yang ditunjukkan pada gambar
Alat sambung dan Alat Pasang
- Mur baut sesuai dengan fabrikan
- Angker baut untuk pemasangan ke dinding atau gawangan pintu mempunyai besar
diameter serta panjang yang cukup sehingga dapat menahan beban pintu.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
- BAgian gawangan atau luban pintu dipastikan mempunyai ukuran sesuai dengan ukuran
pintu yang akan dipasang
- Memastikan permukaan lubang pintu sudah rata dan bebas dari kotoran. Serta meastikan
lubang pintu tersebut mempunyai kelurusan serta mempunyai sudut2 yang lurus untuk
mencegah terjadinya lubang pada bagian sambungan kusen dengan gawangan pintu.
- UNtuk mencegah terjadinya kemiringan pintu dan kusen pintu, maka dibuat garis acuan
terlebih dahulu untuk meastikan kelurusan arah vertikal maupun horizontal dari lubang
pintu.
- Setelah kelurusan arah vertikal maupun horizontal lurus, maka pintu dipasang sesuai
dengan persyaratan teknis fabrikan dari pintu yang akan dipasang.

c. Pintu PVC
- Ukuran ketebalan daun pintu 3cm
- Tampilan fisiknya

d. Pintu Frameless
- Kaca yang dipakai adalah untuk daun pintu kaca frameless adalah kaca jernih/bening
sesuai ketentuan yang tercantum di dalam gambar rencana, tipe Temperred glass tebal
12mm

3.2 Pekerjaan Jendela Kaca Frame Aluminium

Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan partisi kaca rangka
alluminium, rangka dan pintu / jendela alluminium. Pekerjaan sehubungan yang diuraikan
terpisah:
- Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan kunci dan engsel.

Standard/Referensi
Pekerjaan dan pemasangan harus sesuai dengan standar umum yang berlaku serta referensi
berikut ini :
- PUBI
- NI – 3

Bahan/Material
Aluminium
- Profil alluminum yang dipakai adalah produk dari Indal atau Alkan atau produk lain yang
setara dan disetujui, mempunyai finishing permukaan Powder Coating jenis analog dengan
ketebalan 18 micron.
Kaca
- Kaca yang dipakai adalah untuk partisi kaca, pintu kaca dan jendela kaca serta ventilasi
kaca (dengan frame) adalah kaca sesuai ketentuan yang tercantum di dalam gambar
rencana, tipe Panasap tebal 6mm dari merk AsahiMas atau merk lain yang setaraf yang
disetujui.
- Kaca yang dipakai adalah untuk curtain wall adalah sesuai ketentuan yang tercantum di
dalam gambar rencana, tipe Panasap tebal 6mm dari merk AsahiMas atau merk lain yang
setaraf yang disetujui.
- Kaca yang dipakai untuk jendela frameless adalah kaca sesuai ketentuan yang tercantum
di dalam gambar rencana, tipe Panasap tebal 6mm dari merk AsahiMas atau merk lain
yang setaraf yang disetujui.
- Bahan-bahan lain seperti paku sekrup, karet penjepit (seal), bahan pengisi (sealant) dan
bahan-bahan lain harus yang direkomendasi dari pabriknya dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/MK.
- Kaca yang dipakai untuk area setelah barat atau bagian depan bangunan adalah kaca
sesuai ketentuan yang tercantum di dalam gambar rencana, tipe stop sol tebal 6mm warna
hijau dari merk Asahi Mas atau merk lain yang setaraf yang disetujui.
- Untuk bagian Timur, Utara, Selatan dan bagian dalam, dipakai kaca panasap t = 6mm
warna hijau

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan

Ketentuan Umum
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman di dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
- Kontraktor ini harus menyediakan peralatan kerja yang cukup, memadai dan sesuai untuk
pelaksanaan pekerjaan khusus alluminum ini. Peralatan tersebut antara lain tapi tidak
terbatas hanya pada mesin potong, mesin bor, mesin gurinda dan lain lain peralatan yang
diperlukan guna fabrikasi dan pernasangannya.
- Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu shop drawing
yang menunjukkan detail, type dan sistim pemasangan serta komponen-komponen yang
diperlukan, dibuat berdasarkan gambar rancangan yang ada serta kondisi lokasi
pemasangan. Contoh-2 bahan profil aluminium, panil pengisi serta semua perlengkapan
(accessories) harus diajukan untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan
Perencana.

Pelaksanaan
- Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor harus melihat dan melakukan pemeriksaan ukuran
dari lokasi pemasangan guna penyesuaian fabrikasi komponen yang akan dipasang,
- Pelaksanaan/proses fabrikasi dapat dilakukan di pabrik atau di lapangan. Fabrikasi bahan
aluminium harus menggunakan peralatan masinal, seperti mesin potong, mesin punch,
mesin bor dan lain sebagainya.
- Pengeboran atau pembuatan lubang dan pemotongan harus rapi dan tepat ukuran sesuai
dengan peralatan yang akan dipasang (seperti kunci, engsel dll.) maupun ukuran
komponen yang ditentukan di dalam gambar rencana.
- Hasil fabrikasi harus berupa komponen yang berbentuk dan berukuran tepat serta sesuai
untuk dipasang pada tempat kedudukannya, dengan toleransi setelah dia-dakan
penyesuaian dengan keadaan lapangan adalah sebagai berikut:
- Untuk tinggi dan lebar maksimal 1 mm
- Untuk diagonal maksimal 2 mm.
- Pemasangan rangka alumunium ke bangunan harus dengan angkur yang kuat Antara
tembok / kolom / beton dan rangka alumunium harus diisi dengan "Seal" elastis jenis Poly-
Sulfida dengan persyaratan penggunaan dari pabrik (setara ABC) terutama untuk jendela-
jendela luar.
- Pemasangan kaca-kaca pada kosen alumunium harus menggunakan "seal" yang berupa
alur karet.
- Sambungan vertical/horizontal, sudut dan silang, serta kombinasi profil-profil alumunium
harus dipasang sempurna dengan menggunakan peralatan bantu pelat atau paku sekrup
sistim tersembunyi.
- Pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan
oleh air hujan maupun udara luar.
- Pelaksana Pekerjaan harus menjaga kosen kosen alluminium dan bidang-bidang kaca yang
sudah terpasang bersih dari kotor-kotor seperti air semen, cat, plesteran dan lain-lain serta
mengamankannya dari kemungkinan benturan.
- Pemasangan jendela kaca frameless perlu disiapkan dudukan berupa besi U sesuai
ketebalan kaca, yang ditanam di dinding. Siapkan karet yang dipasang sebagai antara
pertemuan kaca dengan dudukan besi U.Sealant diisikan sebagai penutup dan pengikat.

3.3 Pekerjaan Alat Penggantung Dan Pengunci

Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan kunci dan
engsel pada pintu dan jendela dari kayu maupun aluminium.

Bahan/Material
- Sebelum memulai pekerjaan ini, Kontraktor harus rnenyerahkan kepada Konsultan
Pengawas, contoh dan katalog dari produk yang telah disetujui oleh Konsultan Perencana.
- Kunci lengkap dengan handel/pegangan, adalah dari produk/merk setara SES dengan
handel dari bahan satin aluminium atau merk lain yang setaraf dan disetujui. Satu set kunci
harus dilengkapi dengan 3 buah anak kunci. Master Key mutlak diadakan untuk pekerjaan
ini.
- Engsel dari bahan yang sama dengan kunci, ukuran 10 cm dari merk setara SES atau merk
lain yang setaraf yang disetujui.
- Perlengkapan lain untuk pintu/jendela dipakai dari merk yang sama dengan merk kunci
yang dipakai, atau merk lain yang setaraf yang disetujui.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
- Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus memberikan contoh pemasangan yang benar
untuk disetujui pelaksanaan pemasangannya oleh Konsultan Pengawas. Teknik dan tata-
cara pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
- Engsel untuk daun pintu dipasang 3 buah per daunnya, dan 2 buah untuk daun jendela.
- Hasil pemasangan kunci serta perlatan engsel harus sesuai dengan ketentuan
pemasangan yang dikeluarkan oleh pabriknya, lengkap peralatannya, kuat dan tepat
penempatannya, serta dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
- Pemasangan Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
Engsel bawah dipasang tidak lebih dan 32 cm (as) dari permukaan lantai keatas.
- Penarik pintu (door pull) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat
- Seluruh mekanisme perangkap pengunci ini harus bekerja dengan baik. Dicoba dengan
penguncian secara kasar dan halus.
- Pemasangan Back plate dan Lock case harus rata (tenggelam) didalam panil pintu. Kunci
harus terpasang kuat pada rangka daun pintu/jendela,
- Setelah kunci tepasang, noda-noda bekas cat atau teak-oil yang menempel pada kunci
harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

4. PRODUK

Bahan dan peralatan yang dipakai harus yang terbaik dan memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan ke
Direksi/MK/Konsultan Perencana. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Direksi/MK.

Produk, bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :


No. Material Lokasi Merk Type Ukuran
1. Aluminium Frame
2. Kaca Pintu Utama Clear 12 mm
Temperlite
3. Door Accessories Pintu LHSR Dekkson J 058 SSS
Ruangan

1. PEKERJAAN PLAFOND

Lingkup Pekerjaan
- Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini. Sebelum
dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit
harus sudah terpasang.
- Disiplin lain yang termasuk disini antara lain :
- Elektrikal
- Air Condition
- Sound system/Telpon
- Fire alrm/fire derektor/sprinkler
- Exhaust
- Perlengkapan instaiasi lain yang diperlukan.
- Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam gambar rencana plafond,
harus diteliti teriebih dahulu pada gam bargambar instalasi yang lain (Sipil, Elektrikai,
Plumbing, Sound System dan lain-lain).
- Pada beberpa tempat tertentu harus dibuat manhole/ access panel ukuran (60x60)cm di
plafon yang bisa dibuka, diberi engsel tanpa merusak panel disekelilingnya, untuk
keperiuan perneriksaan pekerjaan M&E.Posisinya diatur berada pada posisi indoor unit ac
split duct.
- Penetapan manhole harus rninta persetujuan Arsitek/Pengawas.

Bahan/Material
- Lembaran GYPSUM;
Lembaran gypsum dari produk yang setara Jaya board, dengan ketebalan dan ukuran
sesuai gambar rencana, lengkap dengan paku-paku sekrup untuk pemasangannya
- Lembaran Akustik 60 x 120 t = 12mm
- Rangka / penggantung;
Besi hollow galvanize dengan ukuran sesuai detail dalam gambar.
- Pemasangan :
a. Persiapan
Sebelum pemasangan lembaran penutup langit-langit dilaksanakan, hasil pasangan
rangka langit-langit harus diperiksa dengan seksama dalam hal pola, ukuran, jarak
pasangan, kekuatan, kerataan, kedataran dan kerapian pasangan, agar mernenuhi
syarat kebutuhan pemasangan lembaran penutup langit-langit yang rata, datar dan
kuat.
b. Lembaran gypsum dipasang dengan menggunakan paku sekrup yang
merupakan kelengkapan dari pabriknya. Penggunaan paku biasa sama sekali tidak
diperbolehkan.
Lembaran gypsum harus dipasang melintang berlawanan arah pada rangka hollow
galvanize

2. PEKERJAAN RAILING

Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan railing dari bahan besi.

Bahan/Material
- Besi hollow seperti tertera dalam gambar
- Besi hollow persegi yang digunakan untuk railing dari jenis Square Tube 30x30mm dengan
ketebalan ≥1,0mm & Square Tube 40x40mm dengan ketebalan ≥1,2mm.
- Besi Round Bar Ø12mm yang digunakan untuk railing standard SII-0136-1980, ukuran
penuh.
- Komponen/peralatan/fitting harus dari bahan yang sama dan sesuai untuk keperluan
penyambungan atau keperluan pemasangan lainnya.
- Finishing permukaan besi adalah cat anti karat Zinchromate dengan lapisan terakhir cat
syntetic emulsion.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
Umum
- Untuk pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempekerjakan tenaga kerja yang ahli
didalam pelaksanaan pekerjaan besi tempa, yang cukup berpengalaman di dalam
pelaksanaan pekerjaan semacam. Untuk itu bukti-bukti yang menyangkut keahliannya
harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas guna persetujuannya.
- Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus membuat shop drawing dan menyerahkan kepada
Konsultan Pengawas guna pemeriksaan dan persetujuan pelaksanaannya. Gambar
bengkel (shop-drawing) yang terinci harus dibuat oleh Kontraktor secara teliti. Kontraktor
bertanggung jawab atas semua ukuran-ukuran yang dicantumkan di dalam shop drawing.
Shop-drawing harus memberikan informasi yang jelas tentang bagian-bagian struktur,
termasuk lokasi, type dan ukuran profil.

Pelaksanaan
- Fabrikasi dapat dilakukan di bengkel kerja di lapangan atau di bengkel kerja luar dan
dilakukan berdasarkan gambar bengkel (Shop Drawing) yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
- Peralatan untuk fabrikasi harus sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dibutuhkan
untuk dapat dilaksanakannya pekerjaan fabrikasi sebagaimana mestinya.
- Pemotongan dan pelubangan harus menggunakan peralatan yang sesuai dan memadai
agar dicapai hasil yang rapi dan sesuai dengan kaidah teknis yang umum berlaku.
- Penggunaan arus listrik untuk pengelasan harus disesuaikan dengan aturan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat elektroda yang bersangkutan. Prosedur pengelasan
mengikuti standard AWS (American Welding Society). Tebal las minimum 0,7 kali tebal
pelat/profil yang disambung dan harus penuh, kecuali bila ditentukan lain dalam gambar.
- Kerak las harus dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat. Penghalusan bekas-bekas
pengelasan menggunakan gerinda hingga halus dan masif permukaannya serta
membentuk permukaan sesuai ketentuan perencanaannya.
- Komponen yang telah selesai difabrikasi, dipasang/disetel pada tempat kedudukkannya
menurut gambar rencana dan gambar bengkel (shop drawing).

3. PEKERJAAN PENGECATAN

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud adalah


Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu serta menyediakan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengecatan ,sesuai yang dinyatakan dalam
gambar.
Termasuk dalam Pekerjaan ini adalah :
- Pengecatan dinding
- Pengecatan langit-langit
- Pengecatan listplank

Kualifikasi Kontraktor
Pekerjaan pengecatan ini harus dilaksanakan oleh ahli yang teiah berpengalaman, serta
direkomendir oleh pabrik pembuat bahan cat yang dipakai dalam pekerjaan ini. Pelaksanaan
pengecatan harus diiakukan menurut prosedur dan ketentuan dari pabriknya, serta dibawah
pengawasan tenaga ahli dari pabrik pembuat cat yang bersangkutan, derni tercapainya hasil
pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan ketentuan dari pabriknya.

Garansi
Hasil pelaksanaan pekerjaan ini harus mendapat garansi/jaminan dari pabriknya, berlaku
selama 5(lima) tahun terhitung dari saat pemakaian gedung. Jaminan tersebut berlaku untuk
keadaan:
Menjamurnya bidang cat.
Terkelupasnya lapisan cat.
Lunturnya warna asli.
Jaminan tersebut harus berupa Surat Jaminan/Garansi yang dibuat dari pabriknya. Segala
penyimpangan dan kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian bahan dan tata-
cara pelaksanaan, perbaikan dan penggantiannya menjadi beban Kontraktor sepenuhnya.

Syarat Pelaksanaan
a. Segera sebelum pelaksanaan pengecatan, Kontraktor diminta untuk menyerahkan
contoh, katalog dan data-teknis/petunjuk pemakaian dari bahan Cat yang akan
dipakai, guna penentuan wama serta persetujuan pemakaiannya
b. Sebelum dimulai pekerjaan ini seluruh pemukaan bidang-bidang yang akan menerima
pengecatan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran debu dan benda-benda asing yang
melekat pada bidang permukaannya.
c. Kontraktor harus meneliti bidang-bidang tersebut dan menyempurnakannya sehingga
dinyatakan siap untuk dicat oleh Pengawas / Arsitek
d. Setiap pengecatan yang akan dilakukan harus mendapat persetujuan dari
Arsitek/Pengawas dan sesuai ketentuan pabrik.
e. Semua bahan cat yang dikirim ke lapangan pekerjaan harus berada dalam kemasan /
kaleng yang tertutup rapat dan mempunyai etiket yang jelas.
f. Bahan lain yang diperlukan pengecatan guna kelengkapan pelaksanaan pekerjaan
seperti dempul dan lain-lain bahan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
bahan cat yang dipakai

Bahan/Material
Umum

Cat dengan kandungan VOC (Volatile Organic Compound) yang rendah dan tidak
berbau , berpelarut air dan terbuat dari material kimia yang tidak mengandung zat
karsinogenik atau non toxic (misal : Formaldehyde, APEO, Lead, Crhromate).
Cat yang digunakan adalah produksi sekualitas Mowilex, Emcolux warna akan
ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), setelah mengadakan
percobaan pengecatan (mock up) terlebih dahulu.

a. Interior
Cat yang dipakai adalah setara mowilex, dulux Wall Coating
Syarat Substrat Baru :
• Kualitas beton dasar (rabat beton) minimum K250
• Beton kering dengan umur minimal 28 hari dengan kadar kelembaban beton 5%

Tahapan Kerja:
1. Surface Preparation
Pembersihan area yang akan dicoating mowilex dari kotoran dan debu dengan
menggunakan alat: sapu,kape,grinding machine,planer concrete dan vacuum cleaner
2. Primer Coat
Dinding yang sudah bersih&kering diaplikasikan mowilex primer Polyfloor PFP-261
White 1x layer
Ratio: A:B=9:1 (by weight) + thinner mowilex max.20%
Aplikasi: Setelah dicampur,roll dengan konsumsi bahan ±8m2/kg, dengan ketebalan
±50 micron.
Umur campuran :±6
jam Waktu pengeringan
:±16 jam
Alat yang digunakan : karet squeegee,roll mohair,kuas&mixer machine
3. Primer Coat
- Untuk menutup lubang-lubang kecil digunakan material setara Polyfloor PFP-
211 Grey dari Propan +talk.
- Ratio: A:B=4:1 (by weight) + thinner mowilex +talk (±200%) diaduk sampai
menjadi seperti plamir.
- Cara aplikasi: Pasta/dempul mowilex diaplikasi dengan kape untuk mengisi
lubang2 (untuk lubang yang cukup besar pendempulan bisa dilakukan 2-3x
hingga tertutup rata).Setelah dempul kering (overnight), amplas permukaannya
hingga halus
- Umur campuran; ±30 menit, pengeringan: ±16 jam,konsumsi bahan ±4m2/kg
- Alat-alat yang digunakan: karet,squeegee,kape&mixer machine
- Setelah kering, diratakan dengan sanding machine, bersihkan dari debu.
4. Finish Coat
- Sebagai tahapan akhir yang berfungsi untuk proteksi dan dekoratif,digunakan
produk setara Multipox MX-94 Color dari Propan.Produk untuk finishing coat
harus memiliki self leveling yang baik.Aplikasi top coat ini sebanyak 2x lapis.
- Ratio: A:B=4:1(by weight)+thinner mowilex max.20%
- Cara aplikasi:campuran diroll pada substrat dengan roll mohair bulu pendek.
Ulangi sekali lagi setelah lapisan pertama kering (±16 jam)
- Konsumsi bahan: 3,85m2/kg, ketebalan 150 micron
- Umur campuran: ±2 jam, pengeringan :±16 jam (full cure=7 hari)

b. Eksterior
Cat yang dipakai adalah dari produk yang setara Mowilex, type weathershield untuk
exterior, atau dari produk lain yang disetujui Arsitek.
c. Kolom Parkir, Ruang Genset, Ruang Panel dan Parkir dan plafond R.
Parkir Cat yang dipakai adalah jenis cat wether shield yang mudah
dibersihkan
d. Cat Listplank
Listplank plat besi dicat menggunakan cat anti karat dan cat besi
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

A. UMUM
1. Uraian Singkat
a. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.
b. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan
ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. Ruang Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang disebutkan
dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain :
- Sistim penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan konduit,
titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
- Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga
- Main Distribution Panel (MDP) secara lengkap.
- Pekerjaan pentanahan / grounding
b. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah disebutkan
dalam gambar / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan namun
secara umum / teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman,
siap pakai dan handal.
c. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik
yang terpasang.
3. Syarat – syarat Umum
a. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pekerjaan Pengadaan, Pemasangan (Instalasi)
dan Pengujian Sistem secara keseluruhan sesuai dengan gambar dan Rencana Kerja
dan Syarat – syarat sehingga dapat bekerja dan berfungsi dengan baik.
b. Syarat-syarat Umum merupakan bagian dari Persyaratan Teknis. Apabila ada beberapa
klausul dari Syarat-syarat Umum yang dituliskan dalam Persyaratan Teknis, berarti
menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul- klausul lainnya dari Syarat-syarat Umum. Klausul-klausul dari
Syarat- syarat Umum hanya dianggap tidak berlaku bila dinyatakan secara tegas dalam
Persyaratan Teknis.
c. Persyaratan Teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan segala
pekerjaan, bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan,
pengujian dan penyetelan (adjusting) dari seluruh sistem, agar lengkap dan dapat
bekerja dengan baik.
d. Persyaratan Teknis merupakan satu kesatuan dengan Gambar-Gambar Teknis yang
menyertainya. Bila ada suatu bagian pekerjaan yang hanya disebutkan di dalam salah
satu dari kedua dokumen tersebut, maka Pemborong wajib melaksanakannya dengan
baik dan lengkap.
e. Pemborong harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya, agar dapat
memberikan jaminan hasil kerja yang baik dan rapi.
f. Pemborong bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap jadwal atau
urutan pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek secara keseluruhan
pada waktu yang telah ditetapkan.
g. Pemborong harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan peralatan-
peralatan yang diserahkan oleh Pemborong harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan, dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik.
Dan bahwa instalasi yang dilakukan adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik
dalam kondisi yang terjelek sekalipun, tanpa mengurangi atau menghilangkan bahan-
bahan / peralatan-peralatan yang seharusnya disediakan, walaupun tidak disebutkan
secara nyata dalam Persyaratan Teknis ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam
Gambar-Gambar Teknis.
h. Pemborong harus dapat menunjukkan surat pernyataan dari pihak pemasok barang /
komponen yang akan terpasang kepada Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas,
bahwa barang tersebut merupakan barang “original” dan bukan barang produksi tiruan
dengan menggunakan merek yang sama.
i. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk penyelesaian
pekerjaan harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
j. Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal-hal yang akan mengganggu / mempengaruhi pekerjaan. Apabila timbul
persoalan, Pemborong wajib mengajukan saran penyelesaian kepada Manajemen
Konstruksi, paling lambat satu minggu sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya
dilaksanakan.
k. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang
diperlukan dengan Pemborong lainnya, sehingga peralatan-peralatan Mekanikal &
Elektrikal dapat dipasang pada tempat dan ruang yang telah disediakan.
l. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus memeriksa dan memahami pekerjaan
pelaksanaan dari pihak lain yang ikut menyelesaikan proyek ini, apabila pekerjaan
pelaksanaan dari pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas pengerjaan
Pemborong itu sendiri.
m. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus membuat Rencana Kerja dengan
jadwal yang disesuaikan dengan Pemborong yang lain. Apabila terjadi sesuatu
perubahan, Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada Manajemen
Konstruksi dan mengajukan saran-saran perubahan / perbaikan.
n. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Pemborong wajib menyerahkan Gambar-
Gambar Kerja (Shop Drawing) terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan dari
Direksi. Gambar- gambar tersebut harus diserahkan kepada Direksi minimal dalam
waktu 2 (dua) minggu sebelum instalasi dilaksanakan.
o. Pemasangan peralatan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat peralatan tersebut. Untuk itu, Pemborong harus membuat dan menyerahkan
gambar- gambar rencana instalasi secara rinci sebelum melaksanakan pekerjaan.
p. Apabila terjadi sesuatu keadaan dimana Pemborong tidak mungkin menghasilkan
kualitas pengerjaan yang terbaik, maka Pemborong wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Manajemen Konstruksi dan mengajukan saran-saran perubahan /
perbaikan. Apabila hal ini tidak dilakukan, Pemborong tetap bertanggung jawab atas
kerugian-kerugian yang mungkin ditimbulkannya.
q. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, Pemborong harus memberi tanda-tanda
(misalnya dengan pensil atau tinta merah) pada dua set gambar pelaksanaan, atas
segala perubahan pada rancangan instalasi semula.

4. Bahan dan Peralatan

A. Panel Tegangan Rendah


1. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi
pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti
standard SNI.
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya
harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan cat bakar, warna dan cat
akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu panel- panel harus dilengkapi dengan
master key.
3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-
penyambungan pada komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu
komponen-komponen lainnya.
4. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya
dan telah disetujui oleh MK. Spare space harus disediakan seusai gambar.
5. Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna.

B. Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan pabrik dan
berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang
bergetar.

C. Perlengkapan Instalasi
1. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar
netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan dengan
besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu
lebih besar dari 65° C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
2. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana lapisan warna
busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
3. Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.
4. Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut:
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning
D. Circuit breaker
1. Penggunaan MCCB untuk :
a. Outgoing pada PDTR
b. Incoming pada panel beban sampai dengan minimal 20A 1 phase
c. Breaking capasity sesuai dengan gambar perencanaan.
2. Penggunaan MCB :
Outgoing pada
3. Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneouse magnetic unit
4. Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip terminal.

E. Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran.
Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan
ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK / PLN ( minimum 1
buah untuk setiap jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang dipakai: KW meter
Ampermeter Voltmeter Frequency Meter Cos Phi Meter.

5. Persyaratan Teknis Pemasangan

A. Panel-panel
1. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan MK.
2. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan harus rata
( horizontal ).
3. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat.
4. Untuk panel yang dipasang tertanam ( inbow ) kabel - kabel dari / ke terminal panel harus
dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur rapi.
Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok ( outbow ), kabel-kabel dari / ke
terminal panel harus melalui tangga kabel.
5. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel ( cable lug ) yang
sesuai.Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm dari lantai
terhadap as panel.
6. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet atau
penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
7. semua panel harus ditanahkan.

B. Kabel – Kabel
1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan
phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
3. Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun rapi.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T- doos untuk
instalasi penerangan.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel
untuk terminasinya.
6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus mempergunakan alat
press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
7. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan penampang
minimum 2 ½ kali penampang kabel.
8. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve
dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
9. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak kabel.
10. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
11. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak terminal
yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup
untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel
menggunakan las doop.
12. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
13. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
14. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
15. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi minimum
500 kilo ohm.

C. Kotak – Kontak dan Saklar


1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk dan dipasang
pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak - kontak dan 1.500 mm untuk saklar
atau sesuai gambar detail.
2. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab / basah harus dari tipe
water dicht ( bila ada ).
3. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu dipersiapkan
sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang harus terpasang pada saat
pengecoran kolom tersebut

D. Pentanahan (Grounding)
1. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar / RKS.
2. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-panel
menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm², penyambungan ke panel
harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
3. Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai
permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance) dibawah 2
(dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
4. Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah mendapat
persetujuan dari MK. Pengukuran ini harus disaksikan MK.

6. Pengujian
a. Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat
pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK / PLN serta instansi lainnya yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian
secara menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan baik.
Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
b. Test meliputi :
- Test Beban Kosong ( No Load Test )
- Test Beban Penuh ( Full Load Test )
PEKERJAAN PLAMBING

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, klosed, keran, perlengkapan kloset, floor drain, clean
out dan metal sink.
c. Semua Material dan bahan yang dipergunakan merupakan alat sanitary yang hemat
pemakaian air

2. Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Waterproofing
b. Pekerjaan Plumbing

3. Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Konsultan
Management Konstruksi beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui
Perencana/Konsultan Management Konstruksi berdasarkan contoh yaang dilakukan
Kontraktor.

B. BAHAN/PRODUK

1. Untuk wastafel, urinal, kloset dan keran merk setara dengan TOTO dalam negeri atau
setara.
2. Floor drain dan clean out : SAN EI, ONDA, atau setara.

C. PELAKSANAAN

1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Perencana/Konsultan Management Konstruksi.

3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada


kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan


hasil pekerjaan dan fungsinya.
5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

6. Pekerjaan Wastafel
a. Wastafel yang digunakan adalah aetara/sekualitas dengan merk TOTO dalam negeri atau
setara lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-
type yang dipakai dapat dilihat pada skedul sanitair terlampir.

b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan
Management Konstruksi.

c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-
petunjuk dari produksennya dalama brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran-kebocoran.

d. Pemakaian Air 8 ltr/menit

7. Pekerjaan Urinal
a. Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah setara merk TOTO yang dipakai
adalah
: dengan fitting standard. Dengan ketentuan 1 flush adalah 4ltr/Flush

b. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian-
bagian yang gompal, retak dan cacaat lainnya dan telah disetujui Konsultan Management
Konstruksi.

c. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan Baut Ficher atau stainless steel dengan
ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.

d. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar untuk itu,
baik waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin ada antara dinding dengan urinal
ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal sempurna.
Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.

f. Pemakaian Air kurang dari 4ltr/flush

8. Pekerjaan Kloset duduk


a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah setara dengan Merk
TOTO dalam negeri, type yang dipakai dapat dilihat pada skedule sanitair terlampir.

b. Kloset jongkok berikut kelengkapannya dipakai merk TOTO ex dalam negeri. Type-type
yang dipakai termasuk kran tekan, warna akan ditentukan Perencana.

c. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan Management Konstruksi.

d. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua telab 3 cm dan telah dicelup dalam
larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset disekrupkan pada papan
tersebut dengan sekrup kuningan.

e. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran- kebocoran.
f. Pemakaian air kurang dari 6ltr/flush

9. Pekerjaan Kloset jongkok


a. Kloset jongkok berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah setara dengan Merk
TOTO 7 dalam negeri, type yang dipakai dapat dilihat pada skedule sanitair terlampir.

b. Kloset jongkok berikut kelengkapannya dipakai merk TOTO ex dalam negeri. Type-type
yang dipakai termasuk kran tekan, warna akan ditentukan Perencana.

c. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan Management Konstruksi.

d. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua telab 3 cm dan telah dicelup dalam
larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset disekrupkan pada papan
tersebut dengan sekrup kuningan.

e. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran- kebocoran.
f. Pemakaian air kurang dari 6ltr/flush

10. Pekerjaan Kran

a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk yang setara dengan SAN EI,
TOTO dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai
gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher
panjang dan mempunyaai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding
setara type Type Y20c
Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapat
disambung dengan pipa leher angsa (extention). Keran untuk sink di ruang saji type T. 30
AR 13 V 7 (N).

11. Floor Drain dan Clean Out

a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 2”
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan depverchron
dengan draad untuk clean out merk setara

b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.


c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan
Management Konstruksi.

d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor
drain tersebut.

e. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air Embeco
ex. MTC dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit ex. Ciba.

f. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan
dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

12. Pekerjaan Metal Sink

a. Metal sink yang digunakan ialah merk Diethelm type 46/107 atau setara tebal minimum 1
mm, bahan stainless steel, jenis satu basin untuk ruang saji dan dua basin untuk dapat
dengan kran khusus untuk itu.

b. Metal sink yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik sehingga tidak ada
bagian yang cacat dan direkatkan dengan kuat pada dasarnya sesuai dengan gambar
untuk itu.

c. Setelah metal sink terpasang, letak ketinggian pemasangan sesuai dengan gambar untuk
itu, baik waterpassnya dan bebas dari kebocoran-kebocoran air.

D. INSTALASI AIR BERSIH


1. Umum
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi teknis mengenai uraian pekerjaan instalasi air bersih.

2. Lingkup pekerjaan
Pemasangan pipa distribusi dari PDAM ke ground tank maupun roof tank dan ke alat-alat
penerimaan (kran–kran) dalam bangunan lengkap dengan sambungan-sambungan dan
perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang
telah ditentukan. Termasuk pembuatan panel pompa serta alat ukur meteran dari masing –
masing keluaran

3. Peralatan Utama
a. Pompa pemindah berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air
atas.
b. Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari :
1) Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor
2) Pengkabelan
3) Dudukan pompa.
4) Profil Tank

4. Uraian Pekerjaan
a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan dan
pengujian secara sempurna dan terpadu sehingga merupakan sistem supply air bersih
yang berfungsi dengan baik.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan air bersih beserta
perlengkapannya harus sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan..
c. Prosedur pekerjaan pemasangan pipa instalasi air bersih harus seijin / disaksikan oleh
Direksi / Pengawas.
d. Persyaratan pemipaan air bersih, meliputi :
§ Bahan pipa yang dipakai untuk instalasi air bersih adalah pipa galvanised iron
pipes (GIP) Class Medium dan Pipa PVC AW, disamping itu semua fitting, elbow
harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa air bersih.
§ Pipa dipasang lurus, dan untuk pipa tegak lurus benar-benar vertikal. Jalur pipa
sesuai dengan gambar rencana. Pelaksanaan pemasangan nya harus
menyesuaikan kondisi lapangan dan kontraktor harus membuat shop drawing
dengan persetujuan Direksi Lapangan.
§ Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow), begitu
pula dengan percabangan harus dengan tee atau cross-tee sesuai kebutuhan,
pembengkokan pipa tidak diperkenankan.
§ Sambungan pipa pada umumnya dipergunakan sambungan ulir (screwed),
penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi red lead cement,
memakai pintalan atau pita merupakan sambunan yang kedap udara maupun
kedap air. Ulir harus dibersihkan dari jerami-jerami bekas pembuatan ulir.
§ Pemasangan instalasi pipa tidak diijinkan menembus kolom, balok atau struktur
utama tanpa ada persetujuan dari Direksi / Pengawas.
§ Untuk pipa-pipa yang menembus atap, kontraktor diwajibkan menyediakan
Flashing yang terbuat dari timbel (lead) dengan ukuran dan ketebalan yang
memadai.
§ Selama pemasangan instalasi pipa berjalan kontraktor harus menutup ujung pipa
yang terbuka guna mencegah masuknya kotoran.

5. Sistem Instalasi Air Bersih


a. Instalasi pemipaan lengkap dengan perlengkapannya harus mampu menyalurkan air
bersih dengan laju aliran yang cukup dengan kecepatan aliran tidak lebih dari 2 m/s.
b. Tekanan pelayanan minimum pada masing-masing titik adalah minimum 0,8 bar dan
maksimum 3,5 bar.

6. Penyangga Pipa
Semua pipa harus ditumpu pada setiap jarak 2,5 m kecuali untuk hal-hal khusus.
Penyangga pipa dibuat dari besi siku dengan ukuran yang sesuai dengan berat beban
yang harus dipikul dan jumlah deret pipa yang ada serta digalvanis. Ukuran – ukuran bolt
yang dipakai disesuaikan dengan ukuran pipa dan digalvanis.

7. Sambungan pipa
Semua sambungan menggunakan ulir dan fleus dari jenis resipace kecuali untuk pipa
dengan ukuran 2 “, menggunakan sambungan ulir dari socket. Untuk sambungan flues
harus diberi gaskeet dari jenis coprosed asbetos yang berpenguat kawat sedangkan untuk
sambungan ulir harus diberi bahan anti bocor ( seal tape ). Untuk air bersih harus
menggunakan seal tape dari bahan yang tidak membahayakan kesehatan. Fleus dan fitting
yang digunakan dari class 10 kg.

E. INSTALASI AIR KOTOR

1. Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air kotor disini antara lain adalah sbb :
1. Perpipaan
2. Sumur Resapan
3. Septic Tank

2. Perpipaan
1. Umum
a. Macam perpipaan air limbah adalah, Air Hujan, Air Limbah Saniter, Limbah Dapur.
b. Jenis pipa lihat "SPESIFIKASI PERPIPAAN".
2. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal, Lavatory, dan
Floor Drain, sampai saluran halaman melalui septik tank.
3. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain diatap dialirkan kedalam
sumur resapan sebelum dialirkan kesaluran kota. Khusus fitting air hujan
mempergunakan cast iron.

3. Sumur Resapan
1. Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang berasal
dari pipa riser sebelum dialirkan over flow nya ke selokan kota.
2. Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
3. Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan sumur
rembesan akan merupakan pekerjaan divisi sipil/ konstruksi.
4. Konstruksi sumur rembesan antara lain sbb :
a. Dasar sumur berupa batu kerikil
b. Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau beton blok
berlubang.
c. Tutup dibuat dari plat beton/ plat baja
d. Diantara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai gambar.
5. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik didaerah yang mempunyai lapisan
pasir kasar, maka bidang rembesan harus berada dilapisan pasir kasar.

4. Septic Tank
1. Septik tank menggunakan system pengolahan dengan menggunakan bakteri
pengurai.
2. Bahan septic tank dapat terbuat dari fiber glass ataupun beton concrete. Sistem kerja
septik tank yaitu air limbah yang masuk harus dapat diurai dengan menggunakan
bakteri pengurai sehingga air yang dihasilkan dari dalam septic tank tersebut layak untuk
untuk dibuang ke saluran kota (tidak berbau)
I. PENUTUP
Demikian dokumen justifikasi teknis ini disusun untuk dipedomani sesuai ketentuan
peraturan perundangan.

Tanjung Selor, 09 Januari 2023


PPK Umum dan Tata Usaha

RUDI JEMI TALAHATU, S.Sos.MT


NIP. 19681205 200604 1 001

Anda mungkin juga menyukai