Anda di halaman 1dari 33

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

PENINGKATAN DAN PEMELIHARAAN LANDSCAPE AUDITORIUM


UNIVERSITAS TADULAKO
BAB I
PERSIAPAN/PRELIMIRY

PERSIAPAN
1. Pekerjaan
Pembersihan
a. Pelaksanaan
1) Sebelum mulai pekerjaan Peningkatan dan Pemeliharaan Landscape
Auditorium Universitas Tadulako, kontraktor harus membersihkan terlebih
dahulu area pekerjaan
2) Kontraktor harus membersihkan semua sampah dan bahan bangunan dari
pekerjaannya dan setiap hari harus meninggalkan seluruh lahan dari pekerjaan
dalam keadaan bersih.
3) Pada proses pekerjaan diserah-terimakan, kontraktor harus segera
memindahkan semua bahan dan peralatan miliknya dari lahan kerja,
kecuali bahan dan peralatan yang diminta Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas untuk disimpan selama jangka waktu pemeliharaan. Demikian juga
selama pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menjaga kebersihan
di luar lingkungan tapak Jalan, trotoar, dan sebagainya.
4) Kontraktor harus membersihkan lapangan kerja dari hal-hal yang dapat
mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan termasuk semua sisa-sisa
puing yang ada di lapangan disingkirkan dan diratakan, kemudian permukaan
tanah disesuaikan dengan level yang diserah-terimakan.

2. Fasilitas Sementara
Semua fasilitas sementara , direncanakan dan dilaksanakan oleh dan atas tanggung
jawab Kontraktor dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK. Semua biaya yang
diperlukan untuk pelaksanaan / pembuatan Fasilitas sementara ini sudah harus masuk
dan diperhitungkan di dalam penawaran harga pekerjaan.

Fasilitas Sementara meliputi :

2.1. Direksi Keet : kantor dan peralatan kerja untuk Direksi


Lapangan/Konsultan Pengawas
Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor diminta
untuk membuat :
 Kantor untuk keperluan Direksi Lapangan Konsultan Pengawas , dengan
ukuran luas, instalasi serta perlengkapan / peralatan yang mencukupi serta
memadai menurut kebutuhan dan kapasitas kerja terdiri dari :
- Ruang kerja untuk 4x4 orang seluas 16 m2 lengkap dengan furniturenya.
- Ruang rapat 4x4 (menyatu dengan kantor proyek pelaksana)
- Fasilitas Pendingin ruangan
- Toilet/WC
- Rak Material ukuran 1.2 m x 2.0 m
- 1 bh filing cabinet 3 laci
- 1 bh whiteboard ukuran 90 x 180 cm
- 1 orang tenaga kerja untuk pelayanan dengan kebersihan kantor selama masa
kontrak berlangung.
 Papan nama proyek ukuran standar di daerah setempat.

2.2. Kontraktor Keet : Kantor, Gudang untuk kerja Kontraktor


Guna Keperluan, kelancaran dan keamanan pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor
harus membuat kantor, Gudang dan bengkel kerja untuk keperluan kerjanya
dengan bentuk, struktur dan material yang sesuai dengan ketentuan sbb :

 Kantor disesuaikan dengan kebutuhan kerjanya.


 Gudang penyimpanan tanaman, mampu melindungimaterial yang tersimpan
dari pengaruh gangguan keamanan maupun cuaca yang merusak.
 Lokasi ditentukan berdasarkan konsultasi dengan Konsultan Pengawas/MK.

2.3. Sanitasi
Jumlah WC yang harus disediakan khusus untuk pekerja lapangan minimum harus
memenuhi syarat sesuai peraturan kesehatan kerja yang dikeluarkan oleh instansi
yang berwenang (Depnaker) Fasilitas Sanitasi ini harus lengkap dengan instalasinya
, baik sistem plumbing, maupun pembuangan.

3. Air Kerja
1) Kontraktor harus mengadakan sumber-sumber air untuk keperluan pelaksanaan
Pekerjaan trutama untuk penyiraman tanaman dan pemeliharaan tanaman. Bila
sumber air berasal dari instalasi PDAM yang sudah ada maka termasuk semua
biaya penyambungan dan izin-izin yang diperlukan dan perapihannya kembali
setelah pekerjaan selesai.
2) Air kerja harus memenuhi syarat-syarat yang diperlukan masing-masing
pekerjaan yang bersangkutan dan harus cukup untuk pekerjaan, termasuk untuk
keperluan para subkontraktor.
3) Bila air bersumber dari sumur bor, sebelum dipergunakan untuk pekerjaan
campuran atau penyiraman, harus terlebih dahulu diperiksa pada Laboratorium
Penelitian Masalah Air, karena air yang akan dipakai untuk pekerjaan harus
sesuai dengan standar air untuk pemeliharaan tanaman tanpa mengganggu
pertumbuhan tanaman.

4. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja


1) Kontraktor harus menjamin bahwa tempat kerja selalu tersedia cukup air minum
bagi para pekerja.
2) Kontraktor harus menyediakan keperluan WC (hendaknya dibedakan) untuk
para pekerja dan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Fasilitas WC yang
berdinding dan beratap dilengkapi dengan saluran parit pembuangan harus
dijamin tidak memberikan bau-bau kurang sedap.
3) Kontraktor harus menjamin pemeliharaan kesehatan di tempat pekerjaan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit dan menyediakan perlengkapan P3K
yang cukup. Peti obat-obatan untuk P3K juga disediakan dan bila terjadi
kecelakaan akibat kurang sempurna peralatan dan kelalaian, menjadi tanggung
jawab kontraktor dalam arti kata yang luas.
4) Kontraktor dilarang mempekerjakan pekerja yang sedang sakit.
5) Kontraktor harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu dan
berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menjaga jangan sampai timbul
kerusakan atau pelanggaran hukum, oleh atau diantara para pekerja atau Sub-
Kontraktor dan memelihara keamanan, melindungi para penghuni dan barang
milik disekitar tempat pekerjaan. Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku
dalam bidang pemeliharaan kesehatan pekerja, kontraktor harus bertindak sesuai
dengan semua peraturan-peraturan dan hukumhukum yang berlaku, Peraturan
Pemerintahan setempat yang berkaitan dengan tenaga kerja yang melaksanakan
pekerjaan.
6) Kontraktor harus menyediakan helm pengaman untuk semua pegawainya yang
bertugas, tenaga kerja dan juga untuk pengawas pemberi tugas, dan itu menjadi
tanggung jawab kontraktor untuk meyakini bahwa peraturan-peraturan
keselamatan, termasuk memakai alat pengaman lainnya yang diperlukan.
7) Kontraktor harus mengesahkan adanya cukup penjagaan di tempat pekerjaan
untuk menghindari terjadinya pencurian-pencurian terutama pada waktu orang-
orang yang bekerja. Kontraktor harus memelihara gudang-gudang, ruangan-
ruangan untuk menyimpan bahan-bahan dan alat-alat serta pintu-pintunya yang
jika dipandang pertu diperkuat diperbaiki/dipasang kunci. Untuk para
penjaganya, kontraktor dapat mendirikan suatu tempat kediaman atas biaya
kontraktor, dengan perjanjian bahwa tempat tersebut dapat harus dibongkar
setelah selesai pekerjaan. Penjaga keamanan harus mendaftarkan diri kepada
kantor seksi Polisi terdekat.
8) Kontraktor harus menjaga dan merawat semua harta benda milik orang lain atau
pihak ke tiga disekitar lokasi pekerjaan.
9) Untuk kepentingan pengamanan dalam halaman kerja kontraktor, harus
diadakan penerangan-penerangan lampu pada tempat-tempat tertentu atas biaya
kontraktor.
10) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan-bahan yang disimpan di
dalam halaman pekerjaan baik terhadap bahaya pencurian maupun terhadap
bahaya kebakaran, dan kerusakan yang disebabkan kurang sempurnanya
pengamanan. Kontraktor diharuskan menyediakan tabungtabung pemadam
kebakaran di los kerja dan tempat-tempat yang mudah terjadinya bahaya
kebakaran.
11) Kontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat – obatan lengkap
dengan isinya untuk pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
12) Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan
proyek baik barang – barang milik Proyek, Kontraktor, maupun
Direksi/Pengawas Lapangan.

5. Bak Penampungan Air dan Instalasi


1) Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, alat-alat dan peralatan
serta perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengadaan wadah penampungan air
sementara sebanyak yang diperlukan dan instalasi sementara selama
pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan instalasi harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
 Pedoman Plumbing Indonesia 1979
 Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987
 Peraturan dari instansi yang berwenang seperti PDAM.
1. Kontraktor harus menyediakan/mengusahakan peralatan penunjang apabila
diperlukan misalnya menara air dan termasuk mesin pompa untuk pengaliran
airbersih ke tempat-tempat yang diperlukan.
2. Kontraktor harus memelihara saluran aliran air sementara, katub-katub, meter-meter
dan semua pipa air kerja sementara yang diperlukan untuk pekerjaan.

6. Test Material
1) Kontraktor harus sudah memperhitungkan semua biaya sehubungan dengan
pekerjaan kontrol kualitas bahan dan tanaman / pemeriksaan bahan dan tanaman
kepada Pihak Ketiga atau laboratorium dan memberikan data hasil test tersebut
kepada pengawas / pemimpin proyek.
2) Semua bahan yang akan digunakan harus diperiksa dan disetujui Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas, cara-cara pemeriksaan barang akan ditentukan
kemudian oleh Pengawas.
3) Pengurusan perijinan-perijinan dan pengetesan dari bahan-bahan yang
digunakan harus termasuk harus termasuk dalam harga penawaran.
4) Jika timbul perselisihan pendapat dengan Kontraktor, maka Konsultan
Pengawas dapat meminta pemeriksaan lebih lanjut pada salah satu laboratorium
penyelidikan bahan-bahan yang berhak menyelidiki bahanbahan bangunan,
dimana diambil dari bahan yang diperselisihkan.
5) Bila Kontraktor merasa yakin bahwa bahan-bahan dan tanaman tersebut baik ia
dapat meneruskan pekerjaannya dengan menggunakan bahan tersebut, tetapi
dengan resiko bahwa hasil pekerjaannya akan dibongkar bila ternyata hasil
pemeriksaan hasil laboratorium bahan tersebut tidak memenuhi persyaratan.
6) Semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan laboratorium bahan tersebut
tidak memenuhi persyaratan.
7) Semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan bahan-bahan yang
diperselisihkan itu akan menjadi beban Kontraktor.

7. Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan


a. Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan perlengkapan
lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan meliputi penentuan dan
pematokan titik Bench Mark (BM), titik sumbu Area pekerjaan, penentuan level yang
akan dicapai dan semua pekerjaan yang berhubungan dengan itu.

b. Pelaksanaan
1. Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus melakukan
pengukuran lokasi dan memasang patok-patok ukur acuan pekerjaan Landscape
2. Peralatan untuk melaksanakan pengukuran harus tersedia lengkap dan sesuai
dengan kebutuhan / tuntutan pelaksanaan pekerjaan, baik dari mulai, selama
berlangsung maupun sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan.
3. Peralatan tersebut disesaikan dengan kebutuhan pekerjaan
4. Elevasi dan koordinat dari masing-masing BM yang diukur berdasarkan elevasi
BM yang telah ada di lapangan harus dicatat pada permukaan patok beton pada
masing-masing BM atau pada titik-titik simpanan lainnya yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas guna keperluan selanjutnya.
5. Kesalahan yang terjadi pada pengukuran dan penempatan posisi / elevasi dari tiap
pekerjaan menjadi beban dan tanggung jawab kontraktor untuk memperbaikinya.
6. Untuk itu, Kontraktor harus selalu menyediakan peralatan dan tenaga ahli ukur
tanah serta melakukan kegiatan pengukuran, pengontrolan dan penempatan posisi
/ elevasi yang diperlukan selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan
landscape.
7. Kontraktor juga diwajibkan mengadakan pengukuran gambaran Kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi dengan keterangan-keterangan mengenai peil-
peil ketinggian tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah
ditetapkan. Ketinggian/peil dasar disesuaikan dengan gambar kerja. Juga untuk
lantai-lantai berikutnya disesuaikan dengan gambar kerja. Letak as bangunan
disesuaikan dengan denah/situasi. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk disetujui.
8. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru, sebelum dan sesudah
pelaksanaan pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

8. Biaya Asuransi dan Biaya-Biaya Lainnya


Kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya asuransi (Contractor All Risk
insurance ) yang diperlukan dalam pekerjaan ini, termasuk juga biaya pajak Galian C
yang timbul dari pekerjaan Tanah dan pekerjaan lainnya yang dikenai pajak Galian C.

9. Gambar Kerja dan Detail-Detail (Shop Drawings) & Gambar-Gambar


Terlaksana (As Built Drawing)

1) Kontraktor/ sub Kontraktor wajib membuat gambar shop drawing ( gambar kerja )
dari gambar-gambar yang belum jelas / meragukan dan diserahkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas dan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum
pelaksanaan untuk dievaluasi dan dipuskan oleh Direksi Pengawas. Apabila
Kontraktor melaksanakan gambar yang meragukan tersebut tanpa persetujuan dari
Direksi Pengawas maka segala akibat dari hal tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor.
2) Gambar-gambar yang memerlukan perbaikan harus diperbaiki dan diajukan kembali
gambar-gambar harus berukuran skala yang dapat menggambarkan area pekerjaan
dengan jelas termasuk menggambarkan titik tanaman yang akan di tanam
3) Pemeriksaan gambar-gambar kerja tidak akan dianggap sebagai jaminan ukuran-
ukuran atau syarat-syarat gedung. Dimana gambar-gambar telah diperiksa,
pemeriksaan tersebut dengan cara apapun tidak akan membebaskan kontraktor dari
tanggung jawabnya atau dari keperluan penyediaan bahan atau pelaksanaan
pekerjaan yang disyaratkan sesuai dengan gambar-gambar kontrak dan spesifikasi-
spesifikasi yang dalam hal timbul sengketa akan lebih diutamakan daripada dari
gambar-gambar kerja.
4) Penyerahan gambar-gambar kerja (masing-masing penyampaian semula atau
penyampaian ulang dengan perbaikan ) merupakan bukti bahwa kontraktor telah
memeriksa semua keterangan mengenai hal tersebut dan bahwa ia menyetujui dan
ingin melaksanakan pekerjaan yang dipelihara secara ahli dan sesuai dengan praktek
standar perbaikan.
5) Semua gambar yang disampaikan, termasuk yang disampaikan sub kontraktor, harus
ditandatangani oleh orang yang bertanggung jawab dari pegawai/staff Kontraktor.
6) Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar " As built drawing " sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataannya, untuk
kebutuhan pemeriksaan dan maintenance dikemudian hari gambar-gambar tersebut
diserahkan kepeda Pemilik, setelah disetujui Pengawas dan dibuat rangkap 2 (dua)
dengan 1 (satu) kalkir + 1 (satu) blue print dan 1 set softcopy dalam media disk
DVD.
7) Kontraktor diwajibkan membuat petunjuk-petunjuk (manual) untuk peralatan-
peralatan yang nantinya digunakan oleh Pengguna Jasa (user) sebanyak 2 (dua) set.

10. Pasangan Bouwplank


1) Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau setaraf dengan
tebal 3 cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8-10 cm dengan jarak
2 m satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sipat
datar (waterpass).
2) Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan atau level / peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah
hilang jika terkena air hujan.

11. Mobilisasi dan Demobilisasi


1) Kontraktor harus memobilisasi Staf Utama Pelaksana Proyek, Tenaga kerja,
Bahan/Material dan Peralatan yang diperlukan sesuai dengan jadwal kebutuhannya.
2) Kontraktor harus menyediakan peralatan – peralatan yang menunjang pelaksanaan
alat-alat kerja serta alat-alat bantu yang diperlukan, baik yang menyewa maupun
milik perusahaan, untuk melaksanakan pembangunan sebagai suatu syarat
sempurnanya pekerjaan misalnya

a) Beton molen
b) Stamper
c) Alat test
d) Alat ukur waterpass
e) Theodolit
f) Gerobak dll

Biaya Semua alat-alat yang digunakan di dalam proyek harus sudah termasuk dalam
penawaran biaya yang diajukan oleh Kontraktor. Peralatan tersebut dalam
pelaksanaannya harus disetujui Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Untuk alat
ukur harus dilengkapi dengan sertifikat kalibrasi yang masih berlaku dari
instansi/perusahaan yang berwenang untuk itu.

3) Kontraktor harus menyediakan operator ahli yang menangani peralatan diatas serta
tenaga kerja terampil untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan syarat-syarat Kontrak.
4) Kontraktor, Sub-Kontraktor dan bagian lainnya yang mengerjakan pekerjaan
pelaksanaan di dalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat kerja sendiri, termasuk
air, tenaga listrik, maupun alat-alat lain yang diperlukan sesuai dengan bidangnya.

PENJELASAN UMUM PEKERJAAN


Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor perlu memahami dan menghayati dengan
sebaiknya seluruh item pekerjaan yaitu Gambar Kerja, rencana kerja dan Syarat-syarat
Teknis seperti diuraikan dalam buku ini. Didalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan
atau kesimpang siuran informasi di dalam pelaksanaan, kontraktor wajib mengadakan
pertemuan dengan Direksi Pelaksanan untuk mendapatkan penjelasan pelaksanaan.

LINGKUP PEKERJAAN DAN LOKASI


1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan ialah : Lansekap Kawasan Politeknik Ilmu Pelayaran
Keliling Bangunan Main Building PIP Makassar
2. Lingkup Pekerjaan Melaksanakan pekerjaan antara lain :
a. Pemasangan Paving Blok Area depan simulator
b. Pengurugan tanah subur dan peninggian elevasi
c. Pembuatan talud/kansteen penahan tanah
d. Penanaman Pohon dan Rumput

MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan atau Surat Perintah Kerja
(SPK), Pihak Pemborong harus sudah memulai melaksanakan pekerjaan fisik secara nyata
di lapangan.
Sebelum pelaksanaan dimaksud, Pemborong harus memberitahukan kepada Pihak ke Satu
secara tertulis.
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah hal-hal sebagai berikut
1. Transportasi peralatan kerja sesuai daftar alat-alat dan barang-barang yang diajukan
dalam penawaran, dari tempat pembuatannya (pabrik) ke lokasi dimana akan
digunakan.
2. Pembuatan kantor pemborong, gudang dan lain-lain dilokasi pekerjaan untuk
keperluan pekerjaan
3. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan memulai kerja
kontraktor/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Direksi
Pekerjaan untuk disetujui.

RENCANA KERJA
1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor/pemborong wajib
membuat rencana kerja pelaksanaan dari bagian-bagian pekejaan berupa BarChart
dan S-Curve Bahan dan tenaga kerja
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pekerjaan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor/ Pemborong.
3. Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan rencana keja rangkap 4 kepada
Direksi Pekerjaan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding ruang
kerja Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi
kerja.
4. Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal rencana
Kerja tersebut di atas.
5. Direksi Pekerjaan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor/Pemborong
berdasarkan rencana kerja tersebut.

TENAGA DAN SARANA KERJA


Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan- bahan,
peralatan berikut alat Bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekeoaan serta
mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan beriangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempuma sampai dengan diserah terimakan pekerjaan tersebut
kepada Direksi Pekerjaan.
1. TENAGA KERJA/TENAGA AHLI
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis
danvolume pekerjaan yang akan dilaksanakan

2. PERALATAN
Menyediakan alat-alat Bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat
dan pengangkut serta peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
Pekerjaan ini

3. PENYEDIAAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA


Tenaga Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor selama masa pekerjaan.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas petunjuk Direksi Pekerjaan.

LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN


1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Hadan mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekedaan, baik teknis maupun
Administratif
2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus memberikan
data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenamya
3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan bulanan
secara rutin
4. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk
bahan monitoring dan proses pembayaran pekerjaan.

PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


1. Bila terdapat gambar yang tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat syarat (RKS),
maka harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan dan selanjutnya akan dibahas
bersama untuk ditentukan solusinya.yang mengikat/beriaku adalah RKS
2. Untuk revisi-revisi pada lokasi, dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam
waktu Pelaksanaan Pekerjaan. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari
3. keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak sesuaian
dalam gambar dan spesifikasinya.
4. Direksi Pekerjaanakan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran
5. Yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaanpermukaan pekedaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan
bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari
Direksi Pekerjaan.
6. Perbedaan Gambar
 Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlak/mengikat
 Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian didalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka
didalam hal terdapat ketidak jelasan, kesimpang siuran, perbedaan-perbedaan dan
ataupun ketidak sesuaian dan keraguraguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengelola Proyek secara
tertulis, mengadakan pertemuan dengan Direksi Pekerjaan, untuk mendapat
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan
 Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang/meng-klaim biaya maupun waktu pelaksanaan
7. Shop Drawing
 Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat
oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan dilapangan.
 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum terr-
angkup lengkap dalam Gambar Dokumen Kontrak maupun diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
 Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
dipedukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar Kerja/Dokumen
Kontrak maupun di dalam Buku ini.
 Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
dipedukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar Kerja/Dokumen
Kontrak maupun di dalam Buku ini.

8. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan As-Built Drawing


 Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak
 Setelah pekerjaan selesai dan diserah terimakan, Kontraktor berkewajiban
membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan
kenyataan yang telah dikerjakan oleh kontraktor (AsBuilt Drawing). Biaya untuk
penggambaran As-Built Drawing, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja .
2. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan kerja yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan.
3. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Direksi
Pekerjaan.
4. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang
timbul
5. Kontraktor bertanggunq jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor
7. Selama pelaksanaan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/
material, barang milik PP PON , milik Pihak ketiga yang ada di lokasi, maupun
pekerjaan yang dilaksakannya sampai tahap serah terima.Bila terjadi kehilangan bahan-
bahan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum adalah tanggung
jawab kontraktor.
8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik
yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa
9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran
dan sisa-sisa bahan lainnya yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan kontraktor.

PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA


Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran dan pembuangan serta
pembersihan puing-puing bekas kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan
harus tetap ditempatnya atau harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang
lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan terhadap
benda-benda yang ditentukan harus tetap berada ditempatnya dari kerusakan atau
cacat.Segala objek yang berada di ruangan.
BAB II
SYARAT-SYARAT
TEKNIS LANDSCAPE

PEKERJAAN PAVING
1. Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving
dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan
menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah
dipasang paving block tidak amblas.
2. Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-
syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk
kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan
tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD
(Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai
dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan
landasan area paving nantinya.
b. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis
yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dario subbase juga harus
mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan.
Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.
c. Kanstin/Penguat Tepi.
Lapisan ini berupa pasir urug yang kandungan lumpurnya tidak boleh lebih dari
2%. Dipadatkan sampai mencapai 90% Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus
sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan
untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving
akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
d. Drainage/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang
sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk
effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving
terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri
karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.
3. Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving
dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat berupa
: Limestone,
a. Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
b. Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang
sudah terpasang tidak bergeser.
c. Gelar pasir tebal 20 cm mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian
diratakan dengan menggunakan jidar kayu.
d. Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja
pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
e. Material yang dipakai adalah Paving t = 8cm mutu beton K – 300 ukuran t = 8cm,
p=20cm, lebar=10cm.
f. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving
block cutter.
g. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan abu batu.
h. Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau
stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar
paving block satu sama lainnya.
i. Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.

PEKERJAAN KANSTIN
1. Pekerjaan Kanstin
a. Lingkup Pekerjaan.
 Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja,bahan -bahan peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik.
 Pekerjaan urugan meliputi seluruh pekerjaan yang disebutkan dalam detail yang
disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas
Pekerjaanc. Seluruh sisa urugan yang tidak terpakai untuk penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus
disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung
jawab Kontraktor.
b. Bahan
 Material yang dipergunakan adalah Kanstin ukuran t = 45cm, l = 50cm, dan tebal
15cm mutu beton K – 250
 Untuk bahan campuran Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang
ditentukan dalam pekerjaan betonc.Adukan yang dipakai untuk pasangan
kanstin adalah dengan campuran1 PC : 3 Psr.3 ) Pemasangana.
c. Galian pas Kanstin beton yang sudah jadi dialasi dengan pasir urug yang bersih
dengan ketebalan sesuai dengan gambar.kemudian disiramdengan air hingga
jenuh.Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan beton kanstin
d. Kanstin
Beton yang telah dipasang dengan adukan campuran 1 PC : 3Psr. terpasang padat
dan antara kanstin harus dilapisi adukan serta pasangan permukaan atas kanstin
harus datar/rata dan waterpa

PEKERJAAN TANAMAN
1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi
- Pekerjaan Galian,
- Pekerjaan Penahan sementara tanaman
- Pekerjaan Pengadaan dan penanaman Pohon dan Rumput
- Pemeliharaan
- Penyiraman
- Pemupukan
b. Pengukuran Peil (Levelling)
Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah peil 0,00 Bangunan existing.
Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan
kepada Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran yang keliru
sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menggunakan
alat-alat (instrumen) yang perlu (dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-
sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu,
dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira- kira.

2. Pekerjaan Galian
Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut
ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum pada gambar. Semua
bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat pada bagian
pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas- bekas pipa
saluran yang tidak dipakai harus disumbat.

Apabila pada lokasi tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-
kabel listrik, telepon dan sebagainya yang masih dipergunakan, maka secepatnya
diberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau instansai yang berwenang untuk
mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab penuh atas segala kerusakan-


kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian
melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
Kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai
dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi


tersebut bebas dari longsoran-longosoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu
dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu
dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai denga
spesifikasi.

Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis, sambil
disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, baik mengenai kedalaman, lapisan tanahnya maupun jenis tanah
bekas galian tersebut.

3. Pekerjaan Taman

a. Persyaratan Umum
- Pengerjaan tanaman harus dilakukan oleh Tenaga Ahli/Sub Pelaksana
Pekerjaan yang berpengalaman sesuai dengan bidangnya.
- Pengerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, dengan masa pemeliharaan sesuai RKS ini dan tanaman
dapat hidup dengan subur.
- Kontraktor utama bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan tanaman
dimaksud.
- Jenis tanaman yang akan ditanam adalah tanaman rumput dan perdu sebagai
penambah elemen penghijauan pada area lansekap lokasi dan dapat juga
memperindah lingkungan.
- Lingkup pekerjaan sampai dengan masa pemeliharaan meliputi
 Pengolahan
tanah
 Penanaman sesuai dengan jarak tanamnya
 Pemberianair (pengairan yang baik)
 Penggunaan dosis pupuk yang tepat
 Pemberantasan hama penyakit yang kemungkinan menyerang
tanaman.

b. Persyaratan Bahan Tanaman


Pemakaian bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang tercantum
dalam gambar, memenuhi standart spesifikasi bahan tanaman yang telah dipilih
dan disetujui oleh pimpinan proyek. Bahan tanaman yang akan dipergunakan harus
diajukan dan diserahkan kepada pengawas untuk disetujui.

c. Persyaratan Persiapan dan Pelaksanaan


1) Pengadaan / Penyediaan Bibit Tanaman

a) Kualitas Dan Ukuran


 Kualitas dan ukuran tanaman yang dipakai berasal dari stok nursery yang
sudah dalam keadaan yang telah di check ketersediaan tanaman tersebut di
pasaran agar tidak terjadi perubahan jenis tanaman karena tidak tersedia,
serta tidak menunjukan gejala-gejala tanaman akan mengering dan mati.
 Tanaman yang dipakai dalam ukuran yang sesuai ukuran siap tanam, siap
untuk dipindahkan dan bola akar tanaman masih dalam keadaan
terbungkus atau dalam wadah/polybag tanaman pada saat tanaman
disimpan atau belum ditanam.
 Mutu tanaman adalah yang berciri khas sesuai dengan jenis atau varietas
tanaman itu sendiri. Semua tanaman memiliki bentuk percabangan yang
normal, serta dengan tinggi sekitar 3meter batang keras dengan diameter
7cm. Tanaman yang berasal dari nursery yang baik yang telah diperiksa dan
disetujui pengawas.
 Dimensi ukuran tanaman adalah sebagaimana tanaman tersebut berdiri
pada posisi alamiah. Tidak diperkenankan melakukan penyamaan tinggi
tanaman dengan menaikan atau menurunkan bola akar pada lubang tanaman.
 Untuk tanaman rumput dipergunakan jenis rumput gajah mini ditanam
dengan cara pasang karpet/rapat.

2) Pengiriman Tanaman
Dalam memperhitungkan cara-cara pengangkutan yang baik uktuk mengurangi
kerusakan tanaman maka beberapa hal yang perlu diperhatikan :

 Kendaraan untuk pengangkutan harus tertutup pada bagian depan dan


samping, sedangkan dibagian belakang dan bagian atas terbuka.
 Dahan dan daun dikurangi dan ditinggalkan seperlunya kemudian diikat
supaya tidak rusak. Perakaran dibungkus dengan karung dan diikat dengan
kuat, jika dibungkus dengan bahan plastik maka bahan itu harus dilepas
sebelum tanaman ditanam.
 Perletakan tanaman yang berukuran tinggi tidak diperkenankan dengan posisi
berdiri pada bak kendaraan, atau posisi yang menantang arah angin, tetapi
posisi yang diperkenankan adalah posisi tidur dengan letak tumbuhnya daun
mengarah ke bibir bak kendaraan sebelah belakang, atau searah dengan
arah angin.
 Sebelum melakukan perjalanan dilakukan penyiraman yang cukup dan
mengenai sumua bagian dari tanaman, (kalau memungkinkan) sebaiknya
pengangkutan dilakukan malam hari.
 Waktu muat dan bongkar tanaman dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai
rusak baik tanaman maupun tanahnya.
 Keteledoraan dalam tatacara pengiriman yang tidak memenuhi standart umum
dapat membuat tanaman tidak diterima di lapangan, karena dapat
memungkinkan tanaman rusak atau mati.

4. Persiapan Pekerjaan Tanah

4.1. Lingkup Pekerjaan

 Pekerjaan ini meliputi : Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapat hasil yang baik.

 Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi :


- Pekerjaan persiapan tanah
- Pembentukan tanah dan penyelesaian level penanaman.

4.2. Persyaratan Pekerjaan Tanah

 Dipakai peralatan yang cukup baik dan memenuhi syarat kerja


 Semua pekerjaan tanah dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar, uraian
dan syarat pekerjaan lansekap serta petunjuk pimpinan proyek.
 Tanah yang dipergunakan adalah tanah subur setebal 30cm. Dengan jenis
tanah yang sesuai dengan persyaratan teknis.
 Apabila kesalahan pemakaian jenis tanah untuk timbunan tidak memenuhi
persyaratan teknis dan mengganggu pertumbuhan pohon atau tanaman, maka
semuanya akan menjadi tanggung jawab kontraktor. Untuk itu dianjurkan
kepada kontraktor pelaksana, sebelum melakukan pekerjaan penimbunan
tanah subur, harus terlebih dahulu ada pemeriksaan contoh tanah untuk
mengetahui kandungan unsur haranya.

4.3. Pekerjaan Persiapan Tanah

 Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran, pemindahan,


pembersihan tempat kerja dari benda / bekas tanah asal (tanah sub soil,
benda/bekas bangunan /struktur bangunan yang tidak berguna lagi, yang
dapat mengganggu pelaksanaan dan kelancaran kerja di tempat tersebut.
 Tanah disiram merata diseluruh area penanaman agar dapat diketahui rata
tidaknya permukaan tanah, jika didapat permukaan tanah yang tidak rata,
segera diisi kembali tanah baru dengan olahan yang sama. Khusus untuk area
rumput atau ground cover dibiarkan saja karena kondisi eksisting sudah
tertanam dengan baik.
 Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok titik-titk mula/peil
dasar yang diperlukan di tempat kerja.

5. Pemeliharaan dan Perawatan Taman

5.1. Tanaman
Pelaksana / kontraktor menyiapkan jadual perawatan/maintenance kepada
pemilik/Konsultan Pengawas. Pemilik/Konsultan Pengawas akan meminta
pertanggungjawaban atas pekerjaan maintenance, termasuk penyiraman,
pemupukan, penyemprotan, pencabutan tanah liar, penggemburan, penyulaman
tanaman dan sebagainya. Kontraktor harus memperhatikan site selama masa
pemeliharaan.

5.2. Masa Pemeliharaan


Seluruh tanaman dijamin tetap hidup dan subur setelah masa pemeliharaan dan
setelah dilakukan penyerahan Pekerjaan FHO. Penggantian
tanaman/Penyulaman sebaiknya termasuk dalam masa jaminan pemeliharaan.
Penyulaman ini merupakan penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan
jenis, ukuran yang sama pada posisi yang sama.
Apabila ada tanaman yang mati/rusak selama masa pemeliharaan, maka
kontraktor wajib untuk menggantinya dengan tanaman baru yang sama dengan
spesifikasi yang sama.

5.3. Masa Awal Pemeliharaan.


Pengecekan hasil pekerjaan penanaman pada awal masa pemeliharaan
dilakukan oleh pelaksana lansekap, tetapi sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari
sebelum kontraktor melakukan pemeriksaan sendiri. Tiap-tiap fase pengecekan
berikutnya akan dilakukan secara terpisah.

5.3.1. Pemeriksaan akhir dan penyulaman.


Pemeriksaan hasil penanaman untuk penyerahan akhir pada saat menutup
masa pemeliharaan akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas. Seluruh
tanaman harus diserahkan dalam keadaan hidup dan subur. Kontraktor
mengganti tanaman yang mati atau perubahan lainnya. Biaya penggantian
seluruhnya menjadi tanggungan kontraktor, yang telah termasuk dalam
perhitungan biaya perawatan.
6. Pelaksanaan Tanaman
Pelaksanaan :
- Pengolahan tanah untuk jenis tanaman yaitu dengan mencangkul dan membuat
lubang penanaman dengan kedalaman sesuai Panjang akar, sekitar 40 cm, dimana
tanah dibalik dan digemburkan serta diratakan dan diberi unsur hara (humus).
- Jarak tanam antar tanaman rata-rata berkisar 30-60 cm atau sesuai dengan kondisi
lapangan.
- Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada waktu pagi dan sore hari sebelum
matahari hampir terbenam, untuk menjaga penguapan (respirasi) daun.
- Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk urea, pupuk NPK atau TSP/DAP
dengan dosis :

 Pupuk Urea : 0,5 sdt/pohon sehari sebelum ditanam


: 0,5 sdt/pohon setelah berumur 21 hari
 Pupuk NPK : 7,5 gr/pohon sehari sebelum ditanam
 Pupuk TSP : 2,5 gr/pohon setelah berumur 1 bulan

- Pemberantasan hama/penyakit yang menyerang pada tanaman umumnya dilakukan


dengan memotong bagian-bagian tanaman yang terserang hama/penyakit dan atau
menyemprotnya dengan insektisida, herbisida dan fungisida.
BAB III
TATA CARA PEMELIHARAAN PASCA TANAM

MAKSUD DAN TUJUAN


1) Maksud Tata Cara Pemeliharaan Tanaman pas ca pen an aman dimaksudkan sebagai
acuan bagi Pelaksana dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pelaksana pekerjaan.

2) Tujuan untuk menyeragamkan metoda pemeliharaan sehingga didapatkan suatu hasil


yang baik.

1.2. Ruang Lingkup


Tata cara pemeliharaan tanaman lansekap jalan ini mencakup deskripsi, persyaratan-
persyaratan, ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan dan jadwal tentang pemeliharaan
tanaman lansekap.

1.3. Pengertian
Pupuk Organik, ialah pupuk alam yang dihasilkan dan kotoran hewan ternak dan
pupuk hijau dari sisa-sisa tanaman.
Pupuk Anorganik, ialah pupuk buatan yang dibuat di pabrik. Pupuk ini dapat
digolongkan berdasarkan jenis dan kandungan hara dalam pupuk tunggal dan
majemuk.

- Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur hara. Dikenal
pupuk Nitrogen (N), pupuk fosfat (P) dan pupuk kalium (K). Pada pupuk Nitrogen
(N) di kenal pupuk Urea, Amonium Sulfat dan Amonium Chlorida.
- Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung dua atau lebih jenis unsur hara.
Dikenal pupuk NP, pupuk PK,pupuk NK dan pupuk NPK.

Pestisida ialah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang
dipergunakan untuk memberantas/ mematikan hama tanaman misalnya

- Insektisida (untuk membunuh hama yang disebabkan oleh serangga)


- Rodentisida (untuk membunuh hama yang disebabkan oleh binatang pengerat).

Fungisida ialah senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang
dipergunakan untuk memberantas/ membunuh cendawan yang menyebabkan penyakit.
Unsur Hara Tanah ialah unsur yang paling menentukan pertumbuhan tanaman, biasanya
ada 3 (tiga) unsur hara makro yaitu nitrogin, fosfor dan kalium. Umumnya unsur ini
terdapat dalam jumlah kurang dalam tanah dan perlu ditambah dengan melakukan
pemupukan.
Pemeliharaan Pasca Tanam yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan terhadap
tanaman sejak selesai ditanam sampai batas waktu minimal 3 (tiga)bulan dan dilaksanakan
secara intensif agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Pemeliharaan Rutin yaitu kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan terhadap
semua tanaman yang berada di median dan jalur tepi di dalam Daerah Milik Jalan
(DAMIJA) dengan mengikuti tahapan dan jadwal kegiatan yang disesuaikan dengan
kondisi daerah setempat.

KETENTUAN - KETENTUAN

2.1. Umum
2.1.1. Persyaratan Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiraman
Penyiraman dilakukan untuk menjaga tanaman agar tidak mati kekeringan.

2) Pendangiran dan penyiangan


Pendangiran dilakukan untuk penggemburan tanah dan pembersihan
tanaman/rumput liar di sekitar tanaman.

3) Pemangkasan
a. Pemangkasan pada pemeliharaan Pasca Tanam dilakukan :
- Untuk tanaman pohon dan semak/perdu dengan memangkas daun atau ranting
yang patah, mati/ kering, agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu.
- Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun, atau ranting yang terkena
penyakit setelah dipangkas harus segera dibuang agar tidak menular ke bagian
tanaman lainnya
b. Pemangkasan pada pemeliharaan rutin dilakukan :
- Untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman yang sudah tidak teratur dan
mengganggu lingkungan/penglihatan pemakai jalan.
- Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun, atau ranting yang terkena
penyakit, jamur atau parasit lainnya, perlu segera dipangkas agar tidak meluas
ke bagian tanaman lainnya.
- Untuk menghilangkan dahan/ranting yang tua/rusak dan mati.
- Untuk mempertahankan bentuk atau dimensi dan ukuran tanaman.
- Untuk mengurangi penguapan pada musim kemarau panjang sehingga
tanaman tidak mati kekeringan (dilakukan pada akhir musim hujan).
- Untuk mengurangi jumlah dadaunan sehingga dahan tidak patah pada musim
hujan.
- Untuk menjaga pertumbuhan tanaman dengan baik, waktu pemangkasan perlu
diatur dengan tepat yaitu ;
 setelah musim berbunga/berbuah,
 pada akhir musim hujan,
 untuk membuat bentuk pohon/tanaman yang ideal seperti yang rencanakan
pemangkasan harus dilakukan pada saat tanaman sedang berdaun lebat.

4) Pemupukan
Kegiatan pemupukan dilakukan :
a. Pada pemeliharaan pasca tanam untuk mempercepat pertumbuhan akar dan
pertumbuhan vegetatif seperti daun/ dahan
b. Pada pemeliharaan rutin untuk :
- Menambah kesuburan tanah dengan memberi tambahan pupuk organic dan
anorganik
- Memperbaiki keadaan fisika tanah antara lain kedalaman efektif tanah yaitu
dalamnya lapisan tanah dimana perakaran tanaman dapat berkembang dengan
bebas, teksture, kelembab dan tata udara tanah.
- Memperbaiki keadaan kimia tanah antara lain melakukan pemupukan,
mengamati reaksi tanah dan tersedianya unsur hara bagi pertumbuhan
tanaman dan untuk memperbaiki pH tanah sehingga mencapai pH sekitar 6,5
(pH netral).
- Memperbaiki keadaan biologi tanah yaitu keadaan mikrobia tanah sebagai
bahan organik tanah, humifikasi, mineralisasi dan pengikatan nitrosin udara.

5) Pencegahan dan Pemberantasan Hama/Penyakit


Pencegahan dan pemberantasan hama atau penakit tanaman diperlukan untuk
menjaga agar tanaman tidak terserang oleh hama/penyakit yaitu dengan
penyemprotan pestisida ke arah batang, daun serta semua percabangan.

6) Penggantian Tanaman/Penyulaman
Tanaman Lansekap jalan yang perlu diganti adalah :
a. Tanaman yang mati/hilang
b. Tanaman yang rusak (dapat karena tertabrak)
c. Tanaman yang terkeha serangan hama yang parah sehingga dapat menular ke
tanaman lain.

2.1.2. Persyaratan Material


1) Air
Air yang dipergunakan untuk menyiram tanaman harus bebas dari segala
kotoran minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman dan temperatur air antara 15 C - 25 Celcius.
2) Pupuk Kandang/Organik.
Pupuk kandang adalah pupuk yang diperoleh dari kotoran padat dan kotoran
cair dan hewan ternak. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang yang
bermutu baik, sudah matang/kering yang telah mengalami penimbunan
cukup lama dan sudah tidak mengalami proses kimia lagi (biasanya sudah
berumur sekitar 6 bulan).
3) Pupuk Anorganik.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang mengandung unsur Nitrogen (N),
unsur fosfat (P) dan unsur kalium (K) yang disesuaikan dengan kebutuhan
tanaman dan kondisi tanah disekitar tanaman . Contoh : - NPK 20420+20
Perbandingan ini merupakan suatu perbandingan prosentase kandungan
antara unsur unsur 20% N + 20% P + 20% K dalam pupuk Persyaratan
Material.
4) Obat Pemberantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pemberian obat pemberantas hama dan penyakit tanaman sangat ditentukan
oleh jenis hama/penyakit dan tanaman yang diserangnya. Memilih
pestisida yang efektif terhadap hama atau penyakit tanaman sebaiknya
dipilih pestisida rendah (mudah terurai), dan telah direkomendasikan untuk
jenis tanamannya.

2.2. Teknis
2.2.1. Tenaga Kerja yang dibutuhkan

1) Tenaga Pengendali
- keahlian : minimal SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) atau
sederajat dan berpengalaman
- tugasnya :
 menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan
 mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan;
 memberikan petunjuk cara pengerjaan yang benar untuk setiap
tahapan pekerjaan, termasuk mengatur dosis pupuk anorganik yang
disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dipupuk.

2) Tenaga Penyiram
- Bila menggunakan mobil tanki dibutuhkan 1 (satu) orang pengemudi dan
2 (dua) orang untuk penyemprot air
- Bila menggunakan peralatan lainnya jumlah tenaga kerja disesuaikan
dengan areal yang akan dikerjakan

3) Tenaga Pendangir dan penyiang : Tenaga kerja kasar yang


berpengalaman
4) Tenaga Pemangkas Tanaman : Tenaga kerja dengan berpengalaman
Pangkas Tanaman

5) Tenaga Pemupuk/penyemprot hama dan penyakit :


- Tenaga kerja kasar dengan pengalaman memupuk tanaman/ memberi
pestisida, fungisida, insektisida
- Tenaga lulusan SPMP atau sederajat dan berpengalaman.

2.2.2. Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan


1) Penyiraman
a. Peralatan yang dipergunakan :
- Mobil tangki air
- Slang air
- Ceret siram
- Ember
- Peralatan pengaman lalu-lintas
- Pakaian seragam yang berwama mencolok dan menggunakan topi
b. Bahan
- Air yang bebas dari kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman Jumlah air yang
dibutuhkan ; untuk pohon : + 10 l/pohon untuk semak : + 5 l/pohon
untuk rumput/penutup tanah + 5 l/m2

2) Pendangiran dan penyiangan


Pendangiran dan penyiangan dilakukan minimal 1 bulan sekali dengan
peralatan:
- Garpu tanah
- Sekop
- Serok taman Cangkul
- Kereta dorong untuk mengangkut sampah
- Sapu lidi
- Peralatan pengaman lalu-lintas
- Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.
3) Pemangkasan
Jadwal pemangkasan untuk setiap jenis tanaman tidak sama dan disesuaikan
dengan proporsi bentuk tanaman yang diharapkan (sesuai dengan rencana).

Peralatan :
- Gergaji dahan
- Gunting rumput
- Gunting ranting
- Golok/sabit
- Tali tambang
- Karung untuk pengumpul sampah
- Kereta dorong
- Peralatan pengaman lalu-lintas
- Sapu lidi
- Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.

Bahan : tidak diperlukan

4) Pemupukan
Pemberian pupuk terhadap tanaman perlu ada kesesuaian antara jenis
tanaman dengan jenis pupuk dan dosis yang perlu diberikan disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman

Peralatan :
- Cerek siram
- Ember
- Cangkul
- Sekop
- Alat penyemprot
- Peralatan pengaman lalu-Iintas
- Tongkat pelubang tanah
- Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.
Bahan :
Pupuk organik : pupuk hewan temak yang telah matang (+ 6 bulan). Pupuk
ini arus bersih dad rumput liar atau tanaman liar lainnya.
Pupuk anorganik : Jenis pupuknya adalah NPK atau TSP dengan dosis
untuk pohon 25 gram/pohon, untuk perdu/semak 2 , 5 gram/pohon untuk
rumput 2 . 5 gramper M2 (Urea).

5) Pencegahan dan Pemberantasan Hama/Penyakit


Peralatan :
- Alat penyemprot hama
- Masker
- Sarung tangan
- Kaca mata
- Pakaian seragam dengan wama mencolok dan menggunakan
topi.

6) Penggantian Tanaman I Penyulaman


Peralatan :
- Garpu tanah
- Sekop
- Serok taman
- Cangkul
- Kereta dorong
- Peralatan pengaman lalu-Iintas
- Linggis, alat pemotong, sapu lidi
- Pakaian seragam dengan warna mencolok clan menggunakan topi.

Bahan :
- Tanaman pengganti
- Tanah subur (top soil)
- Pupuk kandang/ pupuk anorganik
- Penopang tanaman (Bambu, kayu atau besi)
- Tali

CARA PENGERJAAN
3.1. Jenis Pemeliharaan
Untuk dapat menentukan tahapan dan jadwal pemeliharaan terhadap tanaman lansekap
jalan, perlu diadakan pengamatan/evaluasi terhadap kondisi tanaman yang tumbuh di
lokasi yang akan ditangani pemeliharaan lansekap jalan antara lain.
3.2. Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan

1) Pemeliharaan Pasca Tanam


Pekerjaan pemeliharaan pasca tanam meliputi pekerjaan pemangkasan dahan yang
kering/mati, penggemburan tanah dan membersihkan tanaman/rumput liar di
sekitar tanaman pokok, perbaikan saluran-saluran yang tererosi, penggunaan
fasilitas perlindungan bagi tanaman, memperbaiki/mengganti daerah-daerah di
mana lempengan rumput tidak tumbuh dengan balk dan penggantian tanaman yang
mati serta penyiraman secara teratur sampai tanaman tumbuh dengan subur. Secara
terinci jadwal pemeliharaan pasca tanam dapat dilihat pada tabel 1. menyebabkan
terjadinya erosi/longsor.
2) Cara Pemangkasan :
a. Pohon/perdu dan semak.
- Dilakukan miring (450) dan rata agar air hujan tidak tergenang dan dapat
mengakibatkan pembusukan batang.
- Arah memangkas dari bawah ke atas, dan setelah tanaman dipangkas
sebaiknya dilakukan pemupukan agar tunas yang baru dapat terbentuk
kembali.
b. Rumput
- Dipangkas dengan ketinggian/tebal rumput + 5 cm dari permukaan tanah.
- Untuk perapihan rumput pada daerah tepi dilakukan pengetrekan dengan
alat cangkul kecil atau gunting rumput.

3) Cara Pemupukan :
a. Diberi dengan cara menabur pada tanah yang telah didangir sedalam 15-20cm
di sekeliling batang pohon selebar diameter tajuk, kemudian pupuk ditutup
tanah Kembali dan disiram dengan air agar cepat larut.
b. Pupuk kandang diberikan dengan ditaburkan di tanah kemudian dicampur
dengan tanah subur (top soil).
c. Cara lain pemupukan dengan pupuk anorganik yaitu campuran pupuk dengan
air yang kemudian disiramkan di sekeliling perakaran tanaman, sedangkan
untuk pupuk daun disemprotkan pada daun.
d. Pemakaian pupuk dilaksanakan minimal 1 bulan setelah penanaman dan
setelahnya dilakukan minimal 1 bulan sekali.
4) Cara Pencegahan dan Pemberantasan Hama/Penyakit :
a. Pemberantasan hama dilakukan dengan insektisida secara berulangulang tiap
1 minggu sekali, sampai tanaman bebas dari hama yang menyerang. Apabila
serangan cukup berat, penyemprotan dapat dilakukan 2 kali seminggu.
b. Untuk pemberantasan penyakit tanaman, digunakan fungisida tiap 1 (satu)
minggu sekali. Apabila cukup parah sebaiknya tanaman dibongkar dan bekas
lubang tanaman dibiarkan terbuka dan disinari matahan untuk beberapa lama,
baru ditanam kembali.

Apabila serangan bersama-sama, dapat dilakukan penyemprotan secara


berganti- ganti menggunakan insektisida dan fungisida, atau dapat keduanya
dicampur pada pemakaiannya. Penyemprotan jangan dilakukan pada waktu
matahari bersinar dengan terik karena dapat menimbulkan terbakamya daun.
Usahakan agar penyemprotan merata pada seluruh bagian tanaman.

Hama perusak tanaman yang dapat diberantas oleh pestisida digolongkan :


- Hama perusak akar; nematoda, larva kumbang, larva lalat, kepikakar, kutu
akar, rayap dan semut.
- Hama perusak batang/cabang ; binatang pengerek, tikus.
- Hama perusak daun; bangsa ulat, kumbang, belalang, thrips, kutu tumbuh-
tumbuhan, kepik, sikeda dan tungau.
- Hama perusak buah; binatang pengerek buah, kepik, tikus.
5) Cara Penggantian Tanaman :
a. Tanaman yang mati atau rusak dicabut kemudian siapkan lubang tanaman
dengan ukuran :
- pohon, l m u l m × lm
- semak, 60cm × 40cm u Panjang (m')

Isi lubang dengan media tanam dengan komposisi tanah subur dan pupuk
kendang dengan perbandingan = 3 : 2 , masukkan tanaman pengganti secara
hati-hati, setelah kaleng atau plastik pembungkus tanaman dibuka dan dibuang
keluar lokasi. Kemudian media tanam dipadatkan Untuk menjaga agar
perakaran tanaman tidak patah, perlu ditunjang dengan bambu penahan (steger)
sampai pohon tumbuh dengan baik
b. Untuk penggantian rumput dilakukan setelah area dibersihkan dan rumput
yang mati dantanahnya digemburkan lalu dicampur dengan tanah subur dan
upuk urea dengan komposisi 2 : 1.
Rumput yang digunakan dapat berbentuk gebalan/ lempengan, tunas atau biji.
setelah selesai penanaman perlu dilakukan penyiraman dengan jumlah air
yang dibutuhkan :
- Untuk pohon : +U 10l/pohon
- Untuk semak : +U 5l/pohon
- Untuk rumput /penutup tanah : 5 l/m2
3.3. Kapasitas Tenaga Kerja Pemeliharaan
Kapasitas kerja dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tanaman lansekap jalan
dapat dilihat pada tabel berikut :

JADWAL PEMELIHARAAN
4.1. Pemeliharaan Pasca Tanam
Pemeliharaan pasca tanam dilakukan sejak selesai penanaman tanaman lansekap jalan
dan berlangsung minimal selama 3 (tiga) bulan. Pemeliharaan ini merupakan
pemeliharaan selama masa tumbuh dan dilakukan secara intensif dengan
memperhatikan jenis tanamannya. Setiap jenis tanaman mempunyai perlakukan
penanganan yang berbeda dan untuk memberikan kemudahan, jadwal pemeliharaan
dibedakan menurut pembagian sebagai berikut :
- Jenis Tanaman Pohon
- Jenis Tanaman Semak/Perdu
- Jenis Tanaman penutup tanah/rumput.

4.2. Pemeliharaan Rutin


Pemeliharaan Rutin pada lansekap jalan dilakukan balk pada tanaman lama yang
sudah ada maupun merupakan kegiatan lanjutan setelah selesai pemeliharaan pasca
tanam. Pekerjaan pemeliharaan rutin jalan dengan tahapan dan jadwal kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai