PERSIAPAN
1. Pekerjaan
Pembersihan
a. Pelaksanaan
1) Sebelum mulai pekerjaan Peningkatan dan Pemeliharaan Landscape
Auditorium Universitas Tadulako, kontraktor harus membersihkan terlebih
dahulu area pekerjaan
2) Kontraktor harus membersihkan semua sampah dan bahan bangunan dari
pekerjaannya dan setiap hari harus meninggalkan seluruh lahan dari pekerjaan
dalam keadaan bersih.
3) Pada proses pekerjaan diserah-terimakan, kontraktor harus segera
memindahkan semua bahan dan peralatan miliknya dari lahan kerja,
kecuali bahan dan peralatan yang diminta Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas untuk disimpan selama jangka waktu pemeliharaan. Demikian juga
selama pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menjaga kebersihan
di luar lingkungan tapak Jalan, trotoar, dan sebagainya.
4) Kontraktor harus membersihkan lapangan kerja dari hal-hal yang dapat
mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan termasuk semua sisa-sisa
puing yang ada di lapangan disingkirkan dan diratakan, kemudian permukaan
tanah disesuaikan dengan level yang diserah-terimakan.
2. Fasilitas Sementara
Semua fasilitas sementara , direncanakan dan dilaksanakan oleh dan atas tanggung
jawab Kontraktor dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK. Semua biaya yang
diperlukan untuk pelaksanaan / pembuatan Fasilitas sementara ini sudah harus masuk
dan diperhitungkan di dalam penawaran harga pekerjaan.
2.3. Sanitasi
Jumlah WC yang harus disediakan khusus untuk pekerja lapangan minimum harus
memenuhi syarat sesuai peraturan kesehatan kerja yang dikeluarkan oleh instansi
yang berwenang (Depnaker) Fasilitas Sanitasi ini harus lengkap dengan instalasinya
, baik sistem plumbing, maupun pembuangan.
3. Air Kerja
1) Kontraktor harus mengadakan sumber-sumber air untuk keperluan pelaksanaan
Pekerjaan trutama untuk penyiraman tanaman dan pemeliharaan tanaman. Bila
sumber air berasal dari instalasi PDAM yang sudah ada maka termasuk semua
biaya penyambungan dan izin-izin yang diperlukan dan perapihannya kembali
setelah pekerjaan selesai.
2) Air kerja harus memenuhi syarat-syarat yang diperlukan masing-masing
pekerjaan yang bersangkutan dan harus cukup untuk pekerjaan, termasuk untuk
keperluan para subkontraktor.
3) Bila air bersumber dari sumur bor, sebelum dipergunakan untuk pekerjaan
campuran atau penyiraman, harus terlebih dahulu diperiksa pada Laboratorium
Penelitian Masalah Air, karena air yang akan dipakai untuk pekerjaan harus
sesuai dengan standar air untuk pemeliharaan tanaman tanpa mengganggu
pertumbuhan tanaman.
6. Test Material
1) Kontraktor harus sudah memperhitungkan semua biaya sehubungan dengan
pekerjaan kontrol kualitas bahan dan tanaman / pemeriksaan bahan dan tanaman
kepada Pihak Ketiga atau laboratorium dan memberikan data hasil test tersebut
kepada pengawas / pemimpin proyek.
2) Semua bahan yang akan digunakan harus diperiksa dan disetujui Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas, cara-cara pemeriksaan barang akan ditentukan
kemudian oleh Pengawas.
3) Pengurusan perijinan-perijinan dan pengetesan dari bahan-bahan yang
digunakan harus termasuk harus termasuk dalam harga penawaran.
4) Jika timbul perselisihan pendapat dengan Kontraktor, maka Konsultan
Pengawas dapat meminta pemeriksaan lebih lanjut pada salah satu laboratorium
penyelidikan bahan-bahan yang berhak menyelidiki bahanbahan bangunan,
dimana diambil dari bahan yang diperselisihkan.
5) Bila Kontraktor merasa yakin bahwa bahan-bahan dan tanaman tersebut baik ia
dapat meneruskan pekerjaannya dengan menggunakan bahan tersebut, tetapi
dengan resiko bahwa hasil pekerjaannya akan dibongkar bila ternyata hasil
pemeriksaan hasil laboratorium bahan tersebut tidak memenuhi persyaratan.
6) Semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan laboratorium bahan tersebut
tidak memenuhi persyaratan.
7) Semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan bahan-bahan yang
diperselisihkan itu akan menjadi beban Kontraktor.
b. Pelaksanaan
1. Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus melakukan
pengukuran lokasi dan memasang patok-patok ukur acuan pekerjaan Landscape
2. Peralatan untuk melaksanakan pengukuran harus tersedia lengkap dan sesuai
dengan kebutuhan / tuntutan pelaksanaan pekerjaan, baik dari mulai, selama
berlangsung maupun sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan.
3. Peralatan tersebut disesaikan dengan kebutuhan pekerjaan
4. Elevasi dan koordinat dari masing-masing BM yang diukur berdasarkan elevasi
BM yang telah ada di lapangan harus dicatat pada permukaan patok beton pada
masing-masing BM atau pada titik-titik simpanan lainnya yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas guna keperluan selanjutnya.
5. Kesalahan yang terjadi pada pengukuran dan penempatan posisi / elevasi dari tiap
pekerjaan menjadi beban dan tanggung jawab kontraktor untuk memperbaikinya.
6. Untuk itu, Kontraktor harus selalu menyediakan peralatan dan tenaga ahli ukur
tanah serta melakukan kegiatan pengukuran, pengontrolan dan penempatan posisi
/ elevasi yang diperlukan selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan
landscape.
7. Kontraktor juga diwajibkan mengadakan pengukuran gambaran Kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi dengan keterangan-keterangan mengenai peil-
peil ketinggian tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah
ditetapkan. Ketinggian/peil dasar disesuaikan dengan gambar kerja. Juga untuk
lantai-lantai berikutnya disesuaikan dengan gambar kerja. Letak as bangunan
disesuaikan dengan denah/situasi. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk disetujui.
8. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru, sebelum dan sesudah
pelaksanaan pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
1) Kontraktor/ sub Kontraktor wajib membuat gambar shop drawing ( gambar kerja )
dari gambar-gambar yang belum jelas / meragukan dan diserahkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas dan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum
pelaksanaan untuk dievaluasi dan dipuskan oleh Direksi Pengawas. Apabila
Kontraktor melaksanakan gambar yang meragukan tersebut tanpa persetujuan dari
Direksi Pengawas maka segala akibat dari hal tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor.
2) Gambar-gambar yang memerlukan perbaikan harus diperbaiki dan diajukan kembali
gambar-gambar harus berukuran skala yang dapat menggambarkan area pekerjaan
dengan jelas termasuk menggambarkan titik tanaman yang akan di tanam
3) Pemeriksaan gambar-gambar kerja tidak akan dianggap sebagai jaminan ukuran-
ukuran atau syarat-syarat gedung. Dimana gambar-gambar telah diperiksa,
pemeriksaan tersebut dengan cara apapun tidak akan membebaskan kontraktor dari
tanggung jawabnya atau dari keperluan penyediaan bahan atau pelaksanaan
pekerjaan yang disyaratkan sesuai dengan gambar-gambar kontrak dan spesifikasi-
spesifikasi yang dalam hal timbul sengketa akan lebih diutamakan daripada dari
gambar-gambar kerja.
4) Penyerahan gambar-gambar kerja (masing-masing penyampaian semula atau
penyampaian ulang dengan perbaikan ) merupakan bukti bahwa kontraktor telah
memeriksa semua keterangan mengenai hal tersebut dan bahwa ia menyetujui dan
ingin melaksanakan pekerjaan yang dipelihara secara ahli dan sesuai dengan praktek
standar perbaikan.
5) Semua gambar yang disampaikan, termasuk yang disampaikan sub kontraktor, harus
ditandatangani oleh orang yang bertanggung jawab dari pegawai/staff Kontraktor.
6) Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar " As built drawing " sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataannya, untuk
kebutuhan pemeriksaan dan maintenance dikemudian hari gambar-gambar tersebut
diserahkan kepeda Pemilik, setelah disetujui Pengawas dan dibuat rangkap 2 (dua)
dengan 1 (satu) kalkir + 1 (satu) blue print dan 1 set softcopy dalam media disk
DVD.
7) Kontraktor diwajibkan membuat petunjuk-petunjuk (manual) untuk peralatan-
peralatan yang nantinya digunakan oleh Pengguna Jasa (user) sebanyak 2 (dua) set.
a) Beton molen
b) Stamper
c) Alat test
d) Alat ukur waterpass
e) Theodolit
f) Gerobak dll
Biaya Semua alat-alat yang digunakan di dalam proyek harus sudah termasuk dalam
penawaran biaya yang diajukan oleh Kontraktor. Peralatan tersebut dalam
pelaksanaannya harus disetujui Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Untuk alat
ukur harus dilengkapi dengan sertifikat kalibrasi yang masih berlaku dari
instansi/perusahaan yang berwenang untuk itu.
3) Kontraktor harus menyediakan operator ahli yang menangani peralatan diatas serta
tenaga kerja terampil untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan syarat-syarat Kontrak.
4) Kontraktor, Sub-Kontraktor dan bagian lainnya yang mengerjakan pekerjaan
pelaksanaan di dalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat kerja sendiri, termasuk
air, tenaga listrik, maupun alat-alat lain yang diperlukan sesuai dengan bidangnya.
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan atau Surat Perintah Kerja
(SPK), Pihak Pemborong harus sudah memulai melaksanakan pekerjaan fisik secara nyata
di lapangan.
Sebelum pelaksanaan dimaksud, Pemborong harus memberitahukan kepada Pihak ke Satu
secara tertulis.
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah hal-hal sebagai berikut
1. Transportasi peralatan kerja sesuai daftar alat-alat dan barang-barang yang diajukan
dalam penawaran, dari tempat pembuatannya (pabrik) ke lokasi dimana akan
digunakan.
2. Pembuatan kantor pemborong, gudang dan lain-lain dilokasi pekerjaan untuk
keperluan pekerjaan
3. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan memulai kerja
kontraktor/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Direksi
Pekerjaan untuk disetujui.
RENCANA KERJA
1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor/pemborong wajib
membuat rencana kerja pelaksanaan dari bagian-bagian pekejaan berupa BarChart
dan S-Curve Bahan dan tenaga kerja
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pekerjaan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor/ Pemborong.
3. Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan rencana keja rangkap 4 kepada
Direksi Pekerjaan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding ruang
kerja Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi
kerja.
4. Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal rencana
Kerja tersebut di atas.
5. Direksi Pekerjaan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor/Pemborong
berdasarkan rencana kerja tersebut.
2. PERALATAN
Menyediakan alat-alat Bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat
dan pengangkut serta peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
Pekerjaan ini
PEKERJAAN PAVING
1. Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving
dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan
menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah
dipasang paving block tidak amblas.
2. Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-
syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk
kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan
tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD
(Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai
dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan
landasan area paving nantinya.
b. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis
yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dario subbase juga harus
mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan.
Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.
c. Kanstin/Penguat Tepi.
Lapisan ini berupa pasir urug yang kandungan lumpurnya tidak boleh lebih dari
2%. Dipadatkan sampai mencapai 90% Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus
sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan
untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving
akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
d. Drainage/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang
sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk
effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving
terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri
karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.
3. Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving
dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat berupa
: Limestone,
a. Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
b. Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang
sudah terpasang tidak bergeser.
c. Gelar pasir tebal 20 cm mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian
diratakan dengan menggunakan jidar kayu.
d. Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja
pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
e. Material yang dipakai adalah Paving t = 8cm mutu beton K – 300 ukuran t = 8cm,
p=20cm, lebar=10cm.
f. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving
block cutter.
g. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan abu batu.
h. Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau
stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar
paving block satu sama lainnya.
i. Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.
PEKERJAAN KANSTIN
1. Pekerjaan Kanstin
a. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja,bahan -bahan peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik.
Pekerjaan urugan meliputi seluruh pekerjaan yang disebutkan dalam detail yang
disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas
Pekerjaanc. Seluruh sisa urugan yang tidak terpakai untuk penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus
disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung
jawab Kontraktor.
b. Bahan
Material yang dipergunakan adalah Kanstin ukuran t = 45cm, l = 50cm, dan tebal
15cm mutu beton K – 250
Untuk bahan campuran Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang
ditentukan dalam pekerjaan betonc.Adukan yang dipakai untuk pasangan
kanstin adalah dengan campuran1 PC : 3 Psr.3 ) Pemasangana.
c. Galian pas Kanstin beton yang sudah jadi dialasi dengan pasir urug yang bersih
dengan ketebalan sesuai dengan gambar.kemudian disiramdengan air hingga
jenuh.Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan beton kanstin
d. Kanstin
Beton yang telah dipasang dengan adukan campuran 1 PC : 3Psr. terpasang padat
dan antara kanstin harus dilapisi adukan serta pasangan permukaan atas kanstin
harus datar/rata dan waterpa
PEKERJAAN TANAMAN
1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi
- Pekerjaan Galian,
- Pekerjaan Penahan sementara tanaman
- Pekerjaan Pengadaan dan penanaman Pohon dan Rumput
- Pemeliharaan
- Penyiraman
- Pemupukan
b. Pengukuran Peil (Levelling)
Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah peil 0,00 Bangunan existing.
Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan
kepada Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran yang keliru
sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menggunakan
alat-alat (instrumen) yang perlu (dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-
sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu,
dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira- kira.
2. Pekerjaan Galian
Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut
ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum pada gambar. Semua
bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat pada bagian
pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas- bekas pipa
saluran yang tidak dipakai harus disumbat.
Apabila pada lokasi tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-
kabel listrik, telepon dan sebagainya yang masih dipergunakan, maka secepatnya
diberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau instansai yang berwenang untuk
mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis, sambil
disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, baik mengenai kedalaman, lapisan tanahnya maupun jenis tanah
bekas galian tersebut.
3. Pekerjaan Taman
a. Persyaratan Umum
- Pengerjaan tanaman harus dilakukan oleh Tenaga Ahli/Sub Pelaksana
Pekerjaan yang berpengalaman sesuai dengan bidangnya.
- Pengerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, dengan masa pemeliharaan sesuai RKS ini dan tanaman
dapat hidup dengan subur.
- Kontraktor utama bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan tanaman
dimaksud.
- Jenis tanaman yang akan ditanam adalah tanaman rumput dan perdu sebagai
penambah elemen penghijauan pada area lansekap lokasi dan dapat juga
memperindah lingkungan.
- Lingkup pekerjaan sampai dengan masa pemeliharaan meliputi
Pengolahan
tanah
Penanaman sesuai dengan jarak tanamnya
Pemberianair (pengairan yang baik)
Penggunaan dosis pupuk yang tepat
Pemberantasan hama penyakit yang kemungkinan menyerang
tanaman.
2) Pengiriman Tanaman
Dalam memperhitungkan cara-cara pengangkutan yang baik uktuk mengurangi
kerusakan tanaman maka beberapa hal yang perlu diperhatikan :
5.1. Tanaman
Pelaksana / kontraktor menyiapkan jadual perawatan/maintenance kepada
pemilik/Konsultan Pengawas. Pemilik/Konsultan Pengawas akan meminta
pertanggungjawaban atas pekerjaan maintenance, termasuk penyiraman,
pemupukan, penyemprotan, pencabutan tanah liar, penggemburan, penyulaman
tanaman dan sebagainya. Kontraktor harus memperhatikan site selama masa
pemeliharaan.
1.3. Pengertian
Pupuk Organik, ialah pupuk alam yang dihasilkan dan kotoran hewan ternak dan
pupuk hijau dari sisa-sisa tanaman.
Pupuk Anorganik, ialah pupuk buatan yang dibuat di pabrik. Pupuk ini dapat
digolongkan berdasarkan jenis dan kandungan hara dalam pupuk tunggal dan
majemuk.
- Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur hara. Dikenal
pupuk Nitrogen (N), pupuk fosfat (P) dan pupuk kalium (K). Pada pupuk Nitrogen
(N) di kenal pupuk Urea, Amonium Sulfat dan Amonium Chlorida.
- Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung dua atau lebih jenis unsur hara.
Dikenal pupuk NP, pupuk PK,pupuk NK dan pupuk NPK.
Pestisida ialah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang
dipergunakan untuk memberantas/ mematikan hama tanaman misalnya
Fungisida ialah senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang
dipergunakan untuk memberantas/ membunuh cendawan yang menyebabkan penyakit.
Unsur Hara Tanah ialah unsur yang paling menentukan pertumbuhan tanaman, biasanya
ada 3 (tiga) unsur hara makro yaitu nitrogin, fosfor dan kalium. Umumnya unsur ini
terdapat dalam jumlah kurang dalam tanah dan perlu ditambah dengan melakukan
pemupukan.
Pemeliharaan Pasca Tanam yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan terhadap
tanaman sejak selesai ditanam sampai batas waktu minimal 3 (tiga)bulan dan dilaksanakan
secara intensif agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Pemeliharaan Rutin yaitu kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan terhadap
semua tanaman yang berada di median dan jalur tepi di dalam Daerah Milik Jalan
(DAMIJA) dengan mengikuti tahapan dan jadwal kegiatan yang disesuaikan dengan
kondisi daerah setempat.
KETENTUAN - KETENTUAN
2.1. Umum
2.1.1. Persyaratan Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiraman
Penyiraman dilakukan untuk menjaga tanaman agar tidak mati kekeringan.
3) Pemangkasan
a. Pemangkasan pada pemeliharaan Pasca Tanam dilakukan :
- Untuk tanaman pohon dan semak/perdu dengan memangkas daun atau ranting
yang patah, mati/ kering, agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu.
- Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun, atau ranting yang terkena
penyakit setelah dipangkas harus segera dibuang agar tidak menular ke bagian
tanaman lainnya
b. Pemangkasan pada pemeliharaan rutin dilakukan :
- Untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman yang sudah tidak teratur dan
mengganggu lingkungan/penglihatan pemakai jalan.
- Untuk menjaga kesehatan tanaman bila ada daun, atau ranting yang terkena
penyakit, jamur atau parasit lainnya, perlu segera dipangkas agar tidak meluas
ke bagian tanaman lainnya.
- Untuk menghilangkan dahan/ranting yang tua/rusak dan mati.
- Untuk mempertahankan bentuk atau dimensi dan ukuran tanaman.
- Untuk mengurangi penguapan pada musim kemarau panjang sehingga
tanaman tidak mati kekeringan (dilakukan pada akhir musim hujan).
- Untuk mengurangi jumlah dadaunan sehingga dahan tidak patah pada musim
hujan.
- Untuk menjaga pertumbuhan tanaman dengan baik, waktu pemangkasan perlu
diatur dengan tepat yaitu ;
setelah musim berbunga/berbuah,
pada akhir musim hujan,
untuk membuat bentuk pohon/tanaman yang ideal seperti yang rencanakan
pemangkasan harus dilakukan pada saat tanaman sedang berdaun lebat.
4) Pemupukan
Kegiatan pemupukan dilakukan :
a. Pada pemeliharaan pasca tanam untuk mempercepat pertumbuhan akar dan
pertumbuhan vegetatif seperti daun/ dahan
b. Pada pemeliharaan rutin untuk :
- Menambah kesuburan tanah dengan memberi tambahan pupuk organic dan
anorganik
- Memperbaiki keadaan fisika tanah antara lain kedalaman efektif tanah yaitu
dalamnya lapisan tanah dimana perakaran tanaman dapat berkembang dengan
bebas, teksture, kelembab dan tata udara tanah.
- Memperbaiki keadaan kimia tanah antara lain melakukan pemupukan,
mengamati reaksi tanah dan tersedianya unsur hara bagi pertumbuhan
tanaman dan untuk memperbaiki pH tanah sehingga mencapai pH sekitar 6,5
(pH netral).
- Memperbaiki keadaan biologi tanah yaitu keadaan mikrobia tanah sebagai
bahan organik tanah, humifikasi, mineralisasi dan pengikatan nitrosin udara.
6) Penggantian Tanaman/Penyulaman
Tanaman Lansekap jalan yang perlu diganti adalah :
a. Tanaman yang mati/hilang
b. Tanaman yang rusak (dapat karena tertabrak)
c. Tanaman yang terkeha serangan hama yang parah sehingga dapat menular ke
tanaman lain.
2.2. Teknis
2.2.1. Tenaga Kerja yang dibutuhkan
1) Tenaga Pengendali
- keahlian : minimal SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) atau
sederajat dan berpengalaman
- tugasnya :
menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan;
memberikan petunjuk cara pengerjaan yang benar untuk setiap
tahapan pekerjaan, termasuk mengatur dosis pupuk anorganik yang
disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dipupuk.
2) Tenaga Penyiram
- Bila menggunakan mobil tanki dibutuhkan 1 (satu) orang pengemudi dan
2 (dua) orang untuk penyemprot air
- Bila menggunakan peralatan lainnya jumlah tenaga kerja disesuaikan
dengan areal yang akan dikerjakan
Peralatan :
- Gergaji dahan
- Gunting rumput
- Gunting ranting
- Golok/sabit
- Tali tambang
- Karung untuk pengumpul sampah
- Kereta dorong
- Peralatan pengaman lalu-lintas
- Sapu lidi
- Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.
4) Pemupukan
Pemberian pupuk terhadap tanaman perlu ada kesesuaian antara jenis
tanaman dengan jenis pupuk dan dosis yang perlu diberikan disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman
Peralatan :
- Cerek siram
- Ember
- Cangkul
- Sekop
- Alat penyemprot
- Peralatan pengaman lalu-Iintas
- Tongkat pelubang tanah
- Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.
Bahan :
Pupuk organik : pupuk hewan temak yang telah matang (+ 6 bulan). Pupuk
ini arus bersih dad rumput liar atau tanaman liar lainnya.
Pupuk anorganik : Jenis pupuknya adalah NPK atau TSP dengan dosis
untuk pohon 25 gram/pohon, untuk perdu/semak 2 , 5 gram/pohon untuk
rumput 2 . 5 gramper M2 (Urea).
Bahan :
- Tanaman pengganti
- Tanah subur (top soil)
- Pupuk kandang/ pupuk anorganik
- Penopang tanaman (Bambu, kayu atau besi)
- Tali
CARA PENGERJAAN
3.1. Jenis Pemeliharaan
Untuk dapat menentukan tahapan dan jadwal pemeliharaan terhadap tanaman lansekap
jalan, perlu diadakan pengamatan/evaluasi terhadap kondisi tanaman yang tumbuh di
lokasi yang akan ditangani pemeliharaan lansekap jalan antara lain.
3.2. Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan
3) Cara Pemupukan :
a. Diberi dengan cara menabur pada tanah yang telah didangir sedalam 15-20cm
di sekeliling batang pohon selebar diameter tajuk, kemudian pupuk ditutup
tanah Kembali dan disiram dengan air agar cepat larut.
b. Pupuk kandang diberikan dengan ditaburkan di tanah kemudian dicampur
dengan tanah subur (top soil).
c. Cara lain pemupukan dengan pupuk anorganik yaitu campuran pupuk dengan
air yang kemudian disiramkan di sekeliling perakaran tanaman, sedangkan
untuk pupuk daun disemprotkan pada daun.
d. Pemakaian pupuk dilaksanakan minimal 1 bulan setelah penanaman dan
setelahnya dilakukan minimal 1 bulan sekali.
4) Cara Pencegahan dan Pemberantasan Hama/Penyakit :
a. Pemberantasan hama dilakukan dengan insektisida secara berulangulang tiap
1 minggu sekali, sampai tanaman bebas dari hama yang menyerang. Apabila
serangan cukup berat, penyemprotan dapat dilakukan 2 kali seminggu.
b. Untuk pemberantasan penyakit tanaman, digunakan fungisida tiap 1 (satu)
minggu sekali. Apabila cukup parah sebaiknya tanaman dibongkar dan bekas
lubang tanaman dibiarkan terbuka dan disinari matahan untuk beberapa lama,
baru ditanam kembali.
Isi lubang dengan media tanam dengan komposisi tanah subur dan pupuk
kendang dengan perbandingan = 3 : 2 , masukkan tanaman pengganti secara
hati-hati, setelah kaleng atau plastik pembungkus tanaman dibuka dan dibuang
keluar lokasi. Kemudian media tanam dipadatkan Untuk menjaga agar
perakaran tanaman tidak patah, perlu ditunjang dengan bambu penahan (steger)
sampai pohon tumbuh dengan baik
b. Untuk penggantian rumput dilakukan setelah area dibersihkan dan rumput
yang mati dantanahnya digemburkan lalu dicampur dengan tanah subur dan
upuk urea dengan komposisi 2 : 1.
Rumput yang digunakan dapat berbentuk gebalan/ lempengan, tunas atau biji.
setelah selesai penanaman perlu dilakukan penyiraman dengan jumlah air
yang dibutuhkan :
- Untuk pohon : +U 10l/pohon
- Untuk semak : +U 5l/pohon
- Untuk rumput /penutup tanah : 5 l/m2
3.3. Kapasitas Tenaga Kerja Pemeliharaan
Kapasitas kerja dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tanaman lansekap jalan
dapat dilihat pada tabel berikut :
JADWAL PEMELIHARAAN
4.1. Pemeliharaan Pasca Tanam
Pemeliharaan pasca tanam dilakukan sejak selesai penanaman tanaman lansekap jalan
dan berlangsung minimal selama 3 (tiga) bulan. Pemeliharaan ini merupakan
pemeliharaan selama masa tumbuh dan dilakukan secara intensif dengan
memperhatikan jenis tanamannya. Setiap jenis tanaman mempunyai perlakukan
penanganan yang berbeda dan untuk memberikan kemudahan, jadwal pemeliharaan
dibedakan menurut pembagian sebagai berikut :
- Jenis Tanaman Pohon
- Jenis Tanaman Semak/Perdu
- Jenis Tanaman penutup tanah/rumput.