PASAL 1
KETENTUAN UMUM DAN PEKERJAAN PERSIAPAN
PENGUKURAN
a. Survey Lokasi
Penyedia jasa wajib meneliti situasi dan kondisi yang berhubungan atau kira-kira
akan berhubungan dengan pekerjaan seperti tata letak objek/ bangunan, tapak,
terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain
mempengaruhi harga penawaran
b. Ketelitian
Kelalaian atau kekurang telitian Penyedia jasa dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.
c. Penentuan Ukuran
Dalam pengukuran supaya benar-benar akurat dan disesuaikan dengan gambar
rencana sebelum direalisasikan pekerjaan fisik dilapangan dan sebaiknya
dikonsultasikan dengan Direksi Teknis dan Pengawas Lapangan, apabila dalam
lokasi adanya pembongkaran menjadi tanggung jawab pihak penyedia jasa
pelaksana berikut biaya yang dikeluarkan untuk hal seperti itu.
Kebersihan / kesehatan
a. Tempat kerja harus senantiasa dijaga dari kotoran-kotoran yang dapat
menimbulkan penyakit.
b. pelaksana diwajibkan menyediakan air minum untuk tenaga atau pekerja-
pekerjanya di lapangan.
c. Untuk pekerja-pekerja yang tinggal dalam proyek, penyedia jasa pelaksana harus
membuat MCK yang bersih atau dapat memanfaatkan MCK di dalam rumah sakit
dengan seizin pengelolah rumah sakit.
PERLINDUNGAN
Wilayah orang lain
Penyedia jasa diharuskan membatasi daerah operasinya di sekitar tapak dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah yang tidak diperuntukkan operasi proyek
ini.
Milik Umum
Penyedia jasa harus menjaga agar perjalanan umum bersih dari alat-alat, mesin,
bahan- bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu-lintas, baik
bagi kendaraan maupun pejalan kaki.
Penyedia jasa juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi
terhadap saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi-
operasi Penyedia jasa. Ia wajib membayar segala ongkos dan biaya yang berhubungan
dengan pemasangannya kembali beserta perbaikan-perbaikannya.
Keamanan
Penyedia jasa bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-
bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak, hingga kontrak selesai dan
diterima baik oleh Pemberi Tugas. Ia harus menjaga perlengkapan dan bahan-bahan
dari segala kemungkinan kerusakan untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian
yang dilaksanakan oleh Sub Penyedia jasa dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air
kalau hujan lebat dan banjir, memompa, menimba, atau seperti apa yang dikehendaki
atau diinstruksikan.
TENAGA AHLI
1. Site Manager Tenaga Ahli SKA Ahli Madya S1Tekni Sipil / 1 org Min. 8 Tahun Ya Ya Ya Ya Ya
Manajemen Arsitektur
Proyek
2. Koordinator Pelaksana Tenaga Ahli SKA Ahli Madya S1 Teknik Sipil / 1 Org Min. 5 Tahun Ya Ya Ya Ya Ya
Teknik Bangunan Arsitektur
Gedung
3. Tenaga Ahli SKA Ahli Muda K-3 S1 Teknik 1 Org Min. 5 Tahun Ya Ya Ya Ya Ya
Ahli K-3 Konstruksi
Konstruksi
TENAGA TEKNS
1. Pelaksana Lapangan Tenaga Teknis SKT Pelaksana DIII Teknik Sipil 1 org Min. 3 Tahun Ya Ya Ya Tidak Ya
Bangunan / Arsitektur
Gedung
TENAGA TERAMPIL
1. Mandor Tukang Batu Tenaga Terampil SKT Mandor SMU Sederajat 1 org Min. 3 Tahun Ya Ya Ya Tidak Ya
Tukang Batu
2. Tukang Pasang Batu Tenaga Terampil SKT Tukang SMU Sederajat 1 org Min. 3 Tahun Ya Ya Ya Tidak Ya
Pasang Batu
3. Tukang Pasang Bata Tenaga Terampil SKT Tukang Pasang SMU Sederajat 1 org Min. 3 Tahun Ya Ya Ya Tidak Ya
Bata
4. Tukang Plasteran Tenaga Terampil SKT Tukang SMU Sederajat 1 org Min. 3 Tahun Ya Ya Ya Tidak Ya
Plasteran
5. Tukang Pasang Keramik Tenaga Terampil SKT Tukang Pasang SMU Sederajat 1 org Min. 3 Tahun Ya Ya Ya Tidak Ya
Keramik
6. Tukang Pasang Plafond Tenaga Terampil SKT Tukang Pasang SMU Sederajat 1 org Min. 3 Tahun Ya Ya Ya Tidak Ya
Plafond
7. Tukang Las Tenaga Terampil SKT Tukang Las SMU Sederajat 1 org Min. 3 Tahun Ya Ya Ya Tidak Ya
PENGAWASAN
1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan Pengawas dibantu dengan Perencana (jika sewaktu-waktu dibutuhkan).
2 Pada saat Konsultan Pengawas dan Perencana atau petugas-petugasnya harus
dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
3 Bagain-bagian yang telah dikerjakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan
Pengawas adalah menjadi tanggung Jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
4 Ditempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas pengawas
yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.
UKURAN
Ukuran yang harus diikuti adalah ukuran dengan angka dan tidak daripada ukuran
skala dari gambar-gambar. Jika merasa ragu-ragu tentang suatu ukuran, Penyedia Jasa
Konstruksi harus segera meminta petunjuk dari Pemberi Tugas atau wakilnya di
pekerjaan.
Pasal 2
PEKERJAAN PONDASI
b. Penggalian
1) Penggalian harus dilakukan untuk mencapai titik elevasi dan permukaan dan
kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam gambar
dengan cara yang demikian rupa, sehingga persyaratan dari pekerjaan
selanjutnya terpanuhi.
2) Galian pondasi harus disesuaikan dengan dimensi pekerjaan yang akan
dikerjakan.
3) Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian sehingga dicapai kedalaman yang
melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada galian harus
diukur kembali dan diurug dengan pasir lalu dipadatkan.
4) Material hasil galian harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan, agar
tidak menghambat lalulintas.
b. Pengurugan
1) Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau lain-lain
yang dibangun yang bakal ditutup atau tersembunyi oleh tanah urugan
diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas/Direksi.
2) Tiap lapisan harus ditibris betul-betul dan dikuatkan, sebaiknya dengan
memakai alat mesin dan tidak boleh dicampur dengan air, kecuali jika
dikehendaki dan disetujui oleh Direksi.
3) Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dulu sebelum sambil digilas
dipadatkan.
4) Setiap tanah harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala
macam sampah atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir
(tanah lading atau tanah berpasir dan tidak terlalu basah).
5) Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari lokasi
pekerjaan.
Pasal 3
PEKERJAAN BETON
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan struktur beton meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja dan sesuai
dengan gambar dan syarat syarat teknis.
Pekerjaan tersebut meliputi antara lain :
a) Lantai Kerja
b) Pondasi Poerplat K-225
c) Sloef Beton 20 x 25 cm
d) Pekerjaan kolom 20 x 20 cm
e) Pekerjaan ringbalk 15 x 20 cm
f) Rabat Lantai
b. Uraian
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti yang tercantum dalam :
NI – 2 – PBI 1971
NI – 3 – 1970
NI – 5 – 1961
NI – 8 – 1974
2) Pasir Beton
Pasir beton yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik serta bersih
dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan organis lainnya.
Pasir yang digunakan berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan
dari alat – alat pemecahan batu.
Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih
Lumpur/bahan organis lainnya.
Pasir harus terhindar dari batu – batu tajam dan keras. Butir – butir
halus bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap
berat kering).
Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir
harus memenuhi syarat – syarat PBI 71 Bab 3.3. atau SK-SNI Bab.I
4) Air
Air yang digunakan harus air tawar bersih tidak mengandung minyak, asam,
garam (bahan organik) atau bahan lain yang dapat merusak beton.
Untuk seluruh pelaksanaan agar menggunakan air yang tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
merusak bangunan, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI-1970
Semua kotoran dan lain – lain harus dibersihkan sebelum pengecoran. Permukaan
bekisting yang menghadap beton harus dibasahi dengan air bersih segera sebelum
pengecoran.
Semua peralatan yang bersangkutan harus bersih serta bebas dari beton keras,
lunak dan sebagainya.
1) Pengecoran Beton
Pengecoran beton dalam bekisting harus diselesaikan sebelum beton mengeras,
yaitu sebelum 30 menit pada keadaan normal.
Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu untuk satu bagian pekerjaan,
pemberhentian pengecoran tidak dibenarkan.
Sambungan-sambungan pengecoran yang terjadi harus memenuhi persyaratan
didalam PBI. 1997.
Pengecoran tidak boleh dilakukan waktu hujan kecuali apabila Penyedia Jasa telah
mengadakan persiapan-persiapan untuk itu serta disetujui oleh Direksi.
2) Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan benar-benar dengan fibrator yang sudah disetujui dan
mempunyai frekuensi minimum 3000 putaran permenit. Tak ada bagian beton
yang boleh dipadatkan lebih dari 20 detik. Bila disaran kan oleh direksi.
Bagian beton yang telah mengeras tidak boleh digetarkan baik langsung, maupun
melalui penulangan.
Pemadatan beton harus memenuhi peraturan-peraturan dalam PBI. 1997
3) Proses Pengerasan
Penyedia Jasa Konstruksi wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap
matahari, angin dan hujan sampai beton tersebut sempat mengeras secara wajar
dan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat dengan cara sebagai berikut :
Semua bekisting yang mengandung beton yang baru dicor harus
dibasahi secara teratur sampai dibongkar.
Semua permukaan beton tidak terlindungi harus dibasahi untuk 14
hari setelah pengecoran.
Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap
pengeringan dengan memberi tutup yang basah.
Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau mengangkut barang diatas beton
yang menurut pendapat Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis belum cukup
mengeras.
5) Cetakan Beton
Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan nominal dibawah ini :
NI – 2 – 1971
NI – 3 – 1979
Bahan – Bahan
- Bahan pelepas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan
pada semua acuan untuk pekerjaan beton.
- Cetakan untuk beton cor ditempat biasa
Bahan cetakan harus dibuat dari kayu lapis atau logam dengan diberi
penguat-penguat secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat berdiri
stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu
pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk, yang disetujui oleh
Pengawas.
- Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi sepenuhnya.
- Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil
beton yang diinginkan oleh Perencana dalam gambar-gambar.
- Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata. Untuk
itu dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan dengan
permukaan yang halus dan rata.
- Sebelum beton dituang konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan
bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang serta bersih dari segala benda yang
tidak diinginkan dan kotoran kotoran.
- Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form
oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
- Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat
mengurangi daya lekat besi yang baru dituang
- Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata supaya tidak terjadi
penyerapan air beton yang baru dituang.
- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis atau jika umur beton telah melampaui waktu
sebagai berikut :
Bagian bawah sisi balok 28 hari
Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
Balok dengan beban konstruksi 21 hari
Pasal 4
PEKERJAAN BATA /
PLASTERAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bata/ plasteran meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja dan sesuai dengan
gambar dan syarat syarat teknis.
b. Spesifikasi Bahan
1) Batu bata
Batu bata harus dari mutu terbaik dan dari satu pabrik dengan pembakaran yang
sempurna dan merata. Kekerasan memenuhi persyaratan bahan-bahan dengan
ukuran harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB NI3.
Bata harus bebas dari retak-retak dan mempunyai sudut yang siku dan ukuran
yang seragam (ukuran batu bata satu sama lain sama).
Bata harus bata biasa dari tanah liat hasil produksi lokal dengan ukuran-ukuran
2) Semen
Semen Portland yang digunakan harus memenuhi syarat yang tercantum dalam
“Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8”.
Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah produksi yang
banyak beredar di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu Semen Tonasa, semen
Bosowa, Gresik atau yang setaraf. Pemilihan salah satu produk adalah mengikat
dan dipakai untuk seluruh pekerjaan arsitektur ataupun pekerjaan sipil.
3) Air Campuran
Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton, baja tulangan
atau jaringan kawat baja.
4) Pasir Campuran
Pasir yang digunakan adalah butir-butir tajam dan keras, bersih dan tidak
mengandung bahan bahan organis, garam dan asam alkali.
a. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang
baik serta bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan
organis lainnya.
b. Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat – alat
pemecahan batu.
c. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih
Lumpur/bahan organis lainnya.
d. Pasir harus terhindar dari batu – batu tajam dan keras. Butir – butir halus
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
e. Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat
kering).
f. Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus
memenuhi syarat – syarat PBI 71 Bab 3.3.
5) Jenis adukan
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar
atau dalam uraian dan syarat-syarat ini
Pasangan bata dilaksanakan dengan adukan 1pc : 5Ps untuk pasangan bata dinding
transram, selain dinding transram menggunakan adukan 1pc : 5ps
2) Pekerjaan Pasangan Plasteran dinding Camp. Adukan 1PC : 4PS digunakan untuk
dinding pagar baru dan dinding pagar yang lama.
3) Untuk bidang pondasi dipakai adukan 1pc : 3 psr, termasuk untuk bidang plasteran
beton, pada plasteran bidang pondasi memakai finishing acian pasta semen
4) Untuk bidang pondasi dipakai adukan 1pc : 3 psr, termasuk untuk bidang plasteran
beton, pada plasteran bidang pondasi memakai finishing acian pasta semen.
5) Plasteran bidang pondasi memakai finishing acian pasta semen.
Untuk pasangan bata sebelum diplester harus dibasahi dulu dan siar-siarnya dikerok
sedalam ± 1cm. Permukaan beton yang akan diplester harus dibersihkan dari sisa-
sisa bekesting dan kemudian dikerek (scratch) terlebih dahulu atau diberi kamprotan
adukan
Untuk semua bidang pasangan bata dan beton yang akan difiniskan dengan cat
dipakai plesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya.
Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda yang bertemu dalam suatu bidang datar
harus diberi naad ukuran lebar 0,7cm dan dalam 0,5 cm.
Untuk permukaan datar dan batas toleransi perlengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 2,5mm untuk setiap 2 meter persegi ,jika melebihi
kontraktor wajib memperbaikinya atas persetujuan pengawas / Direksi lapangan.
Dinding tembok harus dibasahi teus-menerus selama paling sedikit 7 (tujuh) hari
setelah didirikan. Angker-angker yang pasang terhadap dinding yang bersinggungan
dengan beton, haus dimasukan di dalam pondasi sambungan-sambungan dinding
setelah dibersihkan dari kulit oxid besi, karet dan debu bangunan. Beton harus
dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertical dengan dinding, agar
adukan tembok dapat melekat.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pembuatan kusen-kusen pintu, jendela daun pintu
dan jendela dan lain-lainnya sebagaimana tertera dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
Jenis Kayu yang digunakan untuk semua jenis pekerjaan kayu sebagaimana
disebutkan di atas menggunakan kayu kelas II berkualitas baik.
Kayu yang digunakan harus kering, lurus, memiliki serat yang teratur, tidak terdapat
cacat/mata kayu serta tidak mempunyai bidang yang lemah atau keropos.
Ukuran-ukuran kayu yang digunakan harus sesuai dengan ukuran yang terdapat
dalam gambar.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Semua pekerjaan kayu yang akan kelihatan permukaannya harus diserut rata
sehingga kelihatan rapid an halus, serta bagian-bagian pertemuannya dibuat
sedemikian rupa sehingga kelihatan tidak berongga
2) Kusen pintu dan jendela harus dilengkapi dengan angkur dari besi beton yang
dilekatkan (dipakukan) pada sisi-sisinya, masing-masing tiga buah.
Pasal 6
PEKERJAAN ROLLING DOOR
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Persyaratan Bahan
Bahan Rolling Door Terbuat dari besi dan Alumunium dengan ketebalan 0,45 mm dengan
finishing powder coating disetujui Direksi Pengawas.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contohnya untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Tempat Kerja harus bersih dari bahan-bahan yang dapat mengganggu pelaksanaan.
c. Marking harus dilakukan pada sisi yang akan dilakukan pemasangan sesuai
dengan kerataan pemasangan .
d. Semua baut/mur yang berfungsi sebagai pengikat jangan dilakukan pengencangan,
Kerataan pemasangan rolling door harus dicek terlebih dahulu
e. Setelah semua sesuai dengan yang diharapkan baru kemudian dilakukan
pengencangan, Tentunya setelah memperoleh persetujuan dari pengawas
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Rangka meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja dan sesuai dengan
gambar dan syarat syarat teknis.
Pekerjaan tersebut meliputi antara lain :
a) Kolom pipa galvanis medium A dia. 4 Inchi
b) Rangka atap pipa galvanis medium A dia. 3 Inchi
c) Rangka atap pipa galvanis medium A dia. 2,5 Inchi
d) Gording pipa galvanis medium A dia. 2,5 Inchi
e) Gording pipa galvanis medium A dia. 2 Inchi
b. Persyaratan Bahan
Bahan Terbuat dari baja karbon rendah dengan lapisan galvanis yang mengandung
berbagai jenis unsur di dalamnya . Unsur karbon yang terdapat pada pipa ini sebesar
0.091% , Prosesnya memerlukan bahan baja yang ditempatkan dalam wadah berisi lelehan
seng – seperti mencelupkan ke dalam cairan – yang disebut dengan proses galvanisasi.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pengelasan
a. Pengelasan harus dikerjakan oleh Tenaga yang terampil dan
berpengalaman dan mempunyai sertifikat dari Kontraktor wajib
menyerahkan sertifikat keterampilan dari masing – masing tukang
lasnya.
b. Semua pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi tanpa
menimbulkan kerusakan – kerusakan pada bahan pipanya.
c. Elektroda las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang
dapat tetap menjamin posisi dan sifat – sifat dari electrode termasuk
selama masa penyimpanan
d. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektorde tersebut
e. Teknik / cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan
mutu dan kualias dari las yang dikerjakan
f. Permukaan daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran – kotoran,
cat – cat, minyak – minyak, karat – karat dan kotoran dalam ukuran
kecil harus dibersihkan Terutama kotoran yang memberikan pengaruh
besar pada kawat listrik. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih
dari aspal
g. Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih
rendah dari 0 derajat F
h. Pemberhentian las harus pada yang ditentukan dan harus dijamin tidak
akan berputar atau membengkok
i. Setelah pengelasan maka sisa – sisa / kerak – kerak las harus
dibersihkan dengan baik
2. Sambungan
a. Sambungan – sambungan yang dibuat harus dapat memikul gaya – gaya
yang bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk
menahan lenturan batang
b. Semua komponen pipa yang panjang 6 m tidak boleh disambung (harus
utuh). Untuk sambungan – sambungan komponen konstruksi pipa yang
tidak bisa dihindari berlaku ketentuan sebagai berikut :
1) Hanya diperkenankan 1 sambungan
Pembangunan Pasar Lambudoni (Pasar Kuliner)
2
2) Semua penyambungan profil pipa (dengan type sambungan las)
harus dengan las “ full penetration”
3) Kekuatan sambungan harus lebih besar atau sama dengan
kekuatan profil yang disambung
3. Pemasangan
a. Pemasangan pelat dasar kolom dengan baut anker harus disetujui oleh
Direksi Pekerjaan
b. Kontrakto wajib memeriksa ketepatan posisi angkur – angkur baut
tersebut selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung
c. Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang ankur harus dalam 1
bidang yang rata betul
d. Erection komponen – komponen rangka pipa untuk kolom, rangka atap
dan gording, harus mempergunakan alat pengangkat.
e. Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari
kabel baja dan dalam keadaan baik
f. Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh
lebih dari 1 / 1000 panjang batang
g. Perakitan komponen – komponen pipa galvanis minimum harus
dilakukan pada landasan yang rata waterpass dan tidak mudah bergerak
4. Pengecetan
a. Semua bahan rangka pipa galvanis harus di cat, sebelum dicat semua
permukaan pipa galvanis harus bersih dari kotoran – kotoran atau pun
minyak – minyak. Pembersihan dilakukan.
b. Sebelum mulai pengecatan Kontraktor harus memberitahukan kepada
Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya
c. Cat dasar pertama adalah merk yang ditentukan pada Persyaratan
Bahan dilakukan satu kali di Work shop dan satu kali di lapangan
d. Cat finishing dilakukan di lapangan setelah semua konstruksi terpasang
selesai, cat finishing dilakukan hanya pada komponen – komponen pipa
galvanis yang tidak ditutup dengan bahan finishing lain
e. Pada batang – batang yang saling berhimpit dan jarak antaranya sempit,
terlebih dahulu harus dicat dasar sebelum batang – batang tersebut
digabung
f. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera di cat ulang
sesuai dengan persyaratan cat yang digunakan
Pasal 8
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penutup atap meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja dan sesuai
dengan gambar dan syarat syarat teknis.
b. Persyaratan Bahan
1. Untuk penutup atap memakai material Zincalum dari satu merk & satu
ukuran serta bergaransi dari pabrik bersangkutan. Penutup atap-penutup
atap yang dipasang lepas dari cacat dan harus satu jenis/satu warna dan
satu type. Penutup atap yang mempunyai cacat tidak boleh dipakai
sebelum dan sesudah pembelian penutup atap harus sepengetahuan
Pembangunan Pasar Lambudoni (Pasar Kuliner)
21
Pengawas Lapangan.
2. Pemasangan penutup atap baru dapat dimulai setelah rangka atap dipasang
dengan jarak sesuai dengan luas penutup atap yang akan dipasang dan telah
disetujui Konsultan Pengawas.
3. Penutup atap harus memenuhi persyaratan NI-19.
4. Cara penumpukan dan pemasangan penutup atap harus sebelah
menyebelah nok agar tidak ada pembebanan eksentris kecuali pada bentuk
atap emperan, pemasangan harus dimulai dari bawah (sesuai
petunjuk/ketentuan dari produk atap yang dipilih).
5. Pemasangan penutup atap harus dilakukan dengan penuh ketelitian dan
kerapian. Tepi-tepi penutup atap dan alur-alurnya garis-garis lurus baik dari
atas kebawah maupun dari sisi yang lainnya. Hal ini bisa tercapai bila dalam
pemasangan penutup atap juga ditimbang dengan terikan benang. Khusus
untuk pemasangan sudut + 45 o harus dipaku/dibaut ulir.
6. Untuk memulai pemasangan penutup atap harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.
7. Bubungan yang dipakai juga menggunakan bubungan Metal.
8. Penutup atap lainnya yang belum termasuk dalam RKS, namun tertera dalam
gambar akan diatur oleh Pengawas.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Pemasangan penutup atap harus lurus, rapi sehingga hasilnya baik, pola
pemasangan seperti petunjuk pabrik. Persyaratan pemasangan penutup atap
harus sesuai ketentuan yang tersebut dalam manual pabrik.
2. Kerusakan akibat penyambungan ruangan/bangunan harus dilakukan
penggantian seperti gambar.
Pasal 9
PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP PLAFOND
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada pasal ini meliputi :
1) Penyediaan bahan plafond Gypsum Board t = 9 mm lengkap dengan
penggantung metal furing dengan ranka hollow alumunium ( sesuai gambar )
2) Penyiapan tempat plafond termaksud akan dipasang.
3) Pelaksanaan pemasangan di ruang-ruang satu dan lain hal sesuai
dengan yang tertera dalam gambar denah dan daftar penyelesaian bahan
b. Persyaratan Bahan
1) Penutup plafond menggunakan Gypsum Board t = 9 mm ( sesuai gambar )
2) Ranka plafond Menggunakan hollow alumunium dilengkapi dengan
penggantung dari metal furing ( sesuai gambar )
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Penyiapan tempat langit-langit termaksud akan dipasang harus
dilakukan dengan teliti.
2) Menggunakan penggantung metal furing dengan penggantung kawat baja ,
penggantung plafond tersebut diikat dengan besi beton atau kawat yang
dipasang pada rangka atap yang terletak diatasnya.
3) Semua instalasi mekanikal dan elektrikal yang ada di atas langit-langit harus
sudah
4) Permukaan plafond horizontal dan rata.
Pasal 10
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penutup lantai meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja dan sesuai
dengan gambar dan syarat syarat teknis.
b. Persyaratan Bahan
Lantai menggunakan keramik berkualitas ukuran 40/40
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Pemasangan lantai keramik baik ukuran, jenis maupun pola pemasangan pada
ruang- ruang sesuai dengan gambar.
Pasal 11
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penggantung dan pengunci meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja
dan sesuai dengan gambar dan syarat syarat teknis.
b. Persyaratan Bahan
1) Kunci tanam dipasang pada semua pintu, dengan sistim pengunci 2 slah
(2 x putar).
2) Kunci jendela dengan tarikan dipasang pada semua jendela
3) Engsel pintu yang digunakan adalah engsel Stainless Steel 4”
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Mengadakan dan memasang kunci tanam pada semua pintu sesuai rencana
gambar.
2) Pemasangan kunci / perlengkapan lainnya hendaknya sepengetahuan
Konsultan Pengawas.
Pasal 12
PEKERJAAN
KACA
a. Lingkup Pekerjaan
1) Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih,
penggosok tepi dan tenaga kerja untuk jendela pemasangan kaca.
2) Pemasangan kaca pada daun jendela kaca.
b. Persyaratan Bahan
1) Semua kaca yang digunakan adalah kaca berkualitas baik dan
sesuai dengan gambar kerja .
2) Jenis kaca yang digunakan ada dua prinsip yaitu kaca Bening dengan ukuran
Pembangunan Pasar Lambudoni (Pasar Kuliner)
2
dan ketebalan sesuai gambar kerja.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Alur kosen harus dibersihkan, sebelum kaca dipasang.
2) Kaca harus dipotong menurut ukuran kosen dengan kelonggaran cukup,
sehingga pada waktu kaca berkembang tidak pecah.
3) Kaca dipasang dan dikukuhkan dengan memakai karet sesuai ketentuan pabrik.
4) Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi, dan kokoh pada rangka
terutama pada sudut-sudutnya.
5) Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang retak, pecah atau
goresan harus diganti.
Pasal 13
PEKERJAAN PENGECETAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecetan meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja dan sesuai
dengan gambar dan syarat syarat teknis.
b. Persyaratan Bahan
1) Pengertian cat disini meliputi cat-cat dinding bata, beton, yang tampak ter
expose dan plafond dengan bahan cat emulsion.
2) Cat-cat/plamir yang dibutuhkan atau didatangkan harus dalam keadaan utuh
dalam kemasan kaleng, tertera nama perusahaannya dan serta masih terdapat
segel yang utuh.
3) Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas
4) Plamir dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan
merk yang sama dengan merk cat yang dipilih.
5) Cat meni digunakan untuk cat dasar bidang besi
6) Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik dan bahan yang diencerkan.
7) Cat exterior menggunakan cat tembok wheather Shield
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Mengecat dengan cat tembok untuk semua bidang dinding exterior dan interior
seperti dinyatakan dalam gambar.
2) Mengecat dengan meni semua profil-profil rangka pipa galvanis yang
digunakan sebagai struktural bangunan dan non struktural.
3) Memeni besi untuk semua bidang yang akan dicat besi termasuk beugel,
angkur, baut dan sebagainya. Memeni semua permukaan bidang kayu atau
besi yang tertanam dan berhubungan langsung dengan tembok.
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite
seperti yang diajukandalam ganbar rencana.
2) Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianjurkan pada gambar.
b. Persyaratan Bahan
a. Bahan Aluminium Composit Panel, Tebal 0,5 aluminium, 3 mm Polyetlene dan
0,5 mm aluminium, finished Flouracarbond Factory Firished/PV df Coating
b. Bahan composite harus dalam keadaan rata.
c. Warna di sesuaikan dengan gambar.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Bracket/angkur terbuat dari material besi finish galvanis atau material
aluminium ekstrusion
2) Rangla vertical dan horizontal menggunakan material aluminium ekstrussion
3) Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforoe dari material dari
material aluminiumekstrussion.
4) Infil Dari aluminium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan
kemudian sealant.
Pasal 15
PEKERJAAN INSTALASI
LISTRIK
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan - pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beropersi secara
sempurna.
2) Gambar - gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi
bersifat mengikat.
3) Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh
tenaga terampil yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan
mempunyai pekerjaan - pekerjaan yang cakap dan berpengalaman dalam
bidangnya, serta tenaga tersebut mempunyai sertifikat keterampilan di bidang
kelistrikan.
b. Persyaratan Bahan
1) Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas
ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalnnya.
- Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA
Pembangunan Pasar Lambudoni (Pasar Kuliner)
2
2) Semua bahan isolasi untuk splice connection dan lain - lain seperti karet, PVC,
asbes, gelas, tape sintetis, rasin, splice case, compostion dan lain - lain tertentu
itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan
pemerintah dan manufakturer
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Tidak diperkenankan adanya "spice" ataupun sambungan - sambungan baik
dalam feeder maupun cabang - cabang kecuali pada outlet atau kotak - kotak
penghubung yang bisa dicapai (accessible). Sambungan pada kabel circuit
cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara electris dengan
cara - cara "solderless connector". Jenis kabel tekanan, jenis "compression atau
soldered". Dalam membuat "Splice" konektor harus dihubungkan pada
konduktor - konduktor dengan kabel - kabel telanjang yang kelihatan dan
tidak bisa lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik di dalam junction
box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang
terbuat dari tambang yang di isolasi dengan porselein atau berkelite ataupun
PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
2) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak - kotak
penyambungan yang khusus untuk itu (misalnya junction dan lain - lain) -
Kabel - kabel harus dipasang sesuai dengan warna - warna atau nama -
namanya masing - masing dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi
sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus
tertulis dan disaksikan oleh Direksi Pengawas.
3) Penyambungan kabel tembaga harus dipergunakan penyambungan-
penyambungan harus dari ukuran - ukuran yang sesuai.
4) Penyambungan kabel yang terisolasi PVC harus diisolasikan dengan pita
PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
5) Penyekat - penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga
nilai isolasi tertentu
1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan atau kesalahan pada
borongan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor pada waktu pelaksanaan
maupun selama dalam masa pemeliharaan atau kekurangan setelah serah terima
pertama dilaksanakan.
2) Kontraktor wajib membersihkan sisa sisa pelaksanaan pekerjaan,
3) Bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada borongan sebelum diserah
terimakan akibat dari kesalahan atau kekeliruan Kontraktor atau Sub
Kontraktor atau karena bahan yang kurang baik atau dikarenakan kesalahan
pelaksanaan yang dibuat Kontraktor dan belum mendapat persetujuan dari
Pemilik kegiatan atau Pengawas Lapangan (kecuali perencanaan yang diserahkan
Pemilik kegiatan) seluruhnya adalah tanggungan Kontraktor
ttd
RESPIANSYAH, SE
Direktur