BAB IV
KOSEP SKEMATIK RANCANGAN KAMPUNG VERTIKAL JOGOYUDAN
Bab ini membahas bagaimana konsep rancangan di hadirkan, dan beberapa rancangan
skematik pada kampung vertikal. Adapun konsep dan rancangan skeamtik yang akan di dibahas
adalah, konsep dan rancangan skematik :
1. Zonasi
2. Sirkulasi
3. Tata masa
4. Tata hunian kampung vertikal
5. Tata ruang urban farming
6. Landscape dan tata lahan urban farming
Pada dasarnya Konsep kampung vertikal Jogoyudan adalah menyususn hunian vertikal
yang mempunyai fungsi urban farming pada kegiatan penghuni kampung vertikal
sebagai etahan pangan dan sumber energi warga. Dengan Urban Farming ini
diharapkan warga mampu bisa bekerja atau berkebun pada lahan vertikal, dengan
tujuan yaitu kebutuhan pangan bisa terpenuhi dan mengganti lahan pertanian yang
sudah tidak ada pada site menjadi vertikal. Kegiatan Urban Farming ini juga
memperkuat interaksi sosial warga kampung vertikal, dengan sistem perkebunan
bersama dan menambah penghasilan ekonomi warga dengan penjualan panen.
Pada rancangan kampung vertikal Jogoyudan RW 10 ini dibagi menjadi 3 zona, yaitu
zona Privat yang merupakan masa zona hunia, zona semi publik, adalah zana untuk
fasilitas, kantor pengelola kampung vertikal, dan Urban Farming. Sementara zoa publik
adalah zona yang bisa diakses oleh smua orang, mulai dari Taman bermain, Mushola,
tempat olahraga, dan zona riverwalk pada tepian sungai.
Pembagian zona publik, semi publik dan privat yaitu melihat dari kondisi site,
diamana zoa publik di letakan berdekatan dengan Jalan kampung Jogoyudan dan
pedestrian sungai, fungsinya yaitu, agar orang-orang dari luar kampung bisa
menggunakan zona publik tersebut tanapa mengganggu zoan private seperti hunian.
Pada Bagian barat site yaitu zona publik berupa taman bermain dan ruang
terbuka hijau. Sementara pada bagian timur adalah zona publik sebagai fungsi
riverwalk, dengan fasilitas komesil seperti mini market dan resto kampung vertikal.
Pada hunian kampung vertikal, masa bangunan pada lantai Groundfloor yaitu
difungsikan sebagai Zona Publik, dan semi publik. Pada zona ini Fasilitas untuk
penghuni kampung vertikal sangat mendominasi, fungsinya agar para penghuni apabila
memerlukan kebutuhan seperti kesehata, atau fasilitas ibadah bisa terpenuhi. Adapun
pada lanati ground floor terdapat area pupuk dan bibit urban farming untuk
memfasilitasi penghuni terkait urban farming yang mereka lakukan. Setiap masa
bangunan kampung vertikal terdapat taman dan ruang terbuka hijau, fungsinya agar
mereka menggunakan area terbuka tersebut sebagi kegiatan komunal, seperti ciri khas
perilaku warga kampung.
98
Blok 1 dan 2 mempunyai bentuk dan program ruang yang sama dengan Blok 3 dan 4
pada lantai Ground floor kampung vertikal. Kedua blok tersebut masing-masing
mempunyai Lobby unit, dan mempunyai lift barang yang digunakan sebagi pembawa
sayuran yang sudah panen untuk dibawa atau dijual menuju pasar. Dalam 2 blok masa
kampung vertikal disediakan ruang 1 ruang pupuk, 1 ruang Gudang, dan 2 pengelola
dari kampung vertikal dan urban Farming. Penyediaan fasilitas kesehatan pada blok 1
sudah bisa membantu warga kampung vertikal dalam mengecek kesehatanya.
Pada kampung vertikal Jogoyudan zona vertikal disusun berdasarkan tingkat fungsi
privasi perlantai. Pada lantai ground floor dibagi menjadi zona publi, dan semi publik,
yang diisi dengan keguanaan ruang-ruang fasilitas warga. Pada lantai 1 samapai lantai
4 adalah zoan privat hunian. Jumlah lantai ini di dapat dari peraturan, dengan maksimal
tinggi bangunan 32 meter.
Konsep sirkulasi pada site yaitu mengambil dari 2 entran jalan yaitu, yang pertama
yaitu entrance dari jalan Kampung Jogoyudan dan yang kedua dari riverwalk
sungai. Jalan kampung Jogoyudan ini mempunyai lebar 4 meter, sementara
riverwalk mempunyai lebar meter. Arah sirkulasi dari jalan Jogoyudan menerus
sampai pada riverwalk, konsep menerus ini yaitu agar jarak padang dari Jalan
Jogoyudan menuju sungai terlihat, sehingga mampu menarik orang untuk datang
menuju area komrsial kampung vertikal dan riverwalk.
Akses sirkulsi untuk pemadam kebarakan menggunakan akses jalan menuju
Blok bangunan, artinya apabila terjadi kebaran ataupun bahaya pada bangunan
maka pemadam kebaran bisa mudah masuk ke area kampung vertikal.
Masa yang kedua yaitu bentuk masa yang terpisah. Kelebihan dalam bentuk masa
ini yaitu cahaya matahari terhadap bangunan bisa maksimal dan angin masuk ke
dalam area tengah bangunan. Kegiatan urban farming cocok, dikarenakan matahari
mampu masuk ke seluruh fasade bangunan. Kekurangan pada masa ini yaitu, terlalu
menghabiskan site, karena jangkauan masa yang lebar, tidak ada aksesnya jembatan
untuk menggabungkan kedua masa tersebut. Dalam hal bentuk rusun apabila masa
banguna terpisah maka kegiatan sosial hanya bisa dilakukan di lantai bawah,
ataupun akses untuk menuju msa lainya harus turun ke lantai ground floor.
Maasa yang sling terpotong, kekurangan pada masa ini yaitu struktur yang tidak
digabung boros. Akses jembatan untuk menuju masa lainya harus sesuai dengan
banyak masa bangunan itu. Kegiatan sosial terhambat karean akses menuju masa
lainya tidak ada.
Kelebihanya yaitu semua masa bangunan mendapatkan cahaya matahari maksimal.
Mendapatkan sirkulasi angin dari luar bangunan cukup bagus.
Kesimpulan dari bebrapa alternatif gubahan di atas, maka yang akan digunakan
yaitu gubahan dari 2 masa yang digabungkan menjadi satu. Yaitu alternatif masa 1
dengan alternatif masa 2.
102
Alasan penggabungan yaitu, mengambil bentuk masa yang sederhana, yaitu bentuk
alternatif pertama yang sederhana. Memepunyai akses antar masa, artinya
bangunan menggabung menjadi satu. Dan Alternatif yang kedua digunakan yaitu
pada bagaimana masa bangunan mempunyai jarak yang cukup lebar. Fungsi dari
jarak mas ayang cukup lebar yaitu untuk memaksimalkan cahaya matahari masuk
kedalam bangunan. Sehingga kegiatan faming hidroponik dan aquaponik bisa
maksimal. Untuk peletakakan urban farming sendiri berada pada balkon setiap
hunian dan pada koridor hunian.
c. Konsep Hunian
Konsep Hunian pada kampung vertikal ini lebih menekankan pada kegiatan
urban Farming, yaitu kegiatan yang setaip harinya dilakukan oleh para
penghuni mulai pagi dan sore hari. Untuk menunjang kegiatan tersebut maka
balkon hunian di perlebar menjadi 2 meter, dan memanjang sesuai lebar hunian.
Tujuanya adalah lebar balkon bisa digunakan sebagai kegiatan urban Farming
berupa hidrponik dan aquaponik, dimana hidrponik bisa menggunakan di
tumpuk, dan aquaponik membutuhkan aquarium ikan. Berikut adalah hunia
Tipe A.
103
Pada Tipe hunian B dan C juga sama, yaitu mempunyai kegiatan utanma urban
Farming. Konsep ruang pada hunian yaitu memanjang, selain untuk menambah
ukuran pada balkon juga sebagai ruang hunian dengan sirkulasi memanjang
dengan ruang-ruang pada pinggir sirkulasi.
104
Konsep pada ruang urban Farming yaitu memusat, dimana sayuran bekas panen
akan di packaging pada tengah ruangan, kegiatan urban Farming ini mampu
meningkatkan kegiatan sosial antar warga dan juga warga dengan pihak luar.
Terdapat beberapa ruangan, yaitu mulai bagaimana pembibitan, pemupukan,
penanaman (pada luar ruangan), pemanenan, pembersihan, dan packaging.
Taman
Sistem yang terahir adalah sistem Aquaponik pada gambar 4.28, dimana
nutrisi tumbuhan beasal dari kotoran ikan. Airn pada aquarium di pompa menuju
pipa-pipa tanaman.
Detail Pada bukaan hunian pada gambar 4.29, memanfaatkan angin dan
sinar matahari yang mengenai tanaman, sehingga bukaan pada hunian
dimaksimalkan, kususnya balkon.
h. Site Plan
Akses menuju site yaitu melalui jalan Jogoyudan, dan pembagian masa
bangunan yang tidak berjajar ataupun lurus untuk memaksimalkan cahaya
matahari.
Ruang terbuka hijau seperti taman diperbanyak pada site untuk kegiatan
komunal penghuni dan warga sekitar.
i. Situasi
115
Pada gambar 4.32 yaitu menggambarkan bangunan sekitar site yaitu, pada jalan
gowongan berupa area komersil, dan pada sebelah timur site berupa Sungai
Code.
Gambar 4. 32 Situasi
Berikut Indikator yang harus dipenuhi dalam perancngan Kampung vertikal dengan
pendekatan Urban Farming yaitu pada tabel 4.1.
2
Roof top bersama 4,5 x 10 = 45m x 3,5 =
157kg x 5 = 785kg
3 Urban farming bersama 4,5 x 6 = 27 x 3
lantai = 81m x 3,5kg = 283,5kg
Koridor A 20m x 4 = 80kg x 6 lantai =
480kg
4
Koridor B 10m x 6 = 50kg x 6 lantai =
360kg
Blok bangunan, void di lebarkan dengan
bentang hingga 10 meter, dengan tujuan
6 agar tanaman di lantai dasar teteap
menerima hangat dari matahari 148m x 6m
= 888m2 x 3,5 = 3,108kg
Setiap balkon mampu memanen 4,5m x 3,5
kg = 15,75kg x 148 unit = 2.331 kg
Berikut adalah hasil dari pengujian masa menggunakan Aplikasi Sketcup dan
htttp://andrewmarsh.com/apps/staging/sunpath3d.