Anda di halaman 1dari 41

PERANCANGAN PERMUKIMAN

“RUMAH SUSUN”

DI SUSUN OLEH

1.

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS TEKNIK

ARSITEKTUR

2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang,Maksud,Tujuan dan sasaran


Masalah kepadatan penduduk merupakan hal paling
mendasar di daerah perkotaan terutama di kota berkembang kota
Gorontalo. Hal ini karena akan memicu munculnya permasalahan
lain.
Kota Gorontalo merupakan ibu kota Provinsi Gorontalo
dengan luas 79,03 Km. Terdiri atas 9 kecamatan dengan kepadatan
penduduk 2.505 juta\km. Salah satunya yaitu dari data survey
masalah kepadatan penduduk terdapat di Kecamatan Telaga Kota
Gorontalo,Tepatnya di Hulawa,Telaga,Kota Gorontalo. Sekitar
Lokasi tersebut diperuntukan di daerah yang padat penduduk,dan
juga tempat training center bagi para atlet,melihat lokasi rusunawa
yang berada di depan stadion sepak bola 23 januari,serta
berdekatan dengan kota Gorontalo.
Oleh karena itu dipandang perlu untuk mengadirkan suatu
kawasan hunian yang dapat mengurangi permasalahan kepadatan
penduduk dan terbatasnya lahan.

Kepadatan penduduk menambah jumlah hunian


Keterbatasan lahan Hunian dengan system
Vertical
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk di
daerah yang lahannya terbatas adalah dengan membangun Rumah
Susun.
Maksud dari perancangan rumah susun ini adalah untuk
mengurangi masalah dengan menyediakan rumah atau fasilitas
hunian yang memadai bagi masyarakat yang ada di kecamatan
telaga.
Perancangan ini bertujuan untuk menghadirkan sebuah
desain rumah susun dengan fasilitasnya bagi masyarakat
kecamatan Telaga terutama para pekerja dan juga keluarga baru
yang belum memiliki rumah layak huni.
Sasaran utama perancangan rumah susun ini adalah para
pekerja di daerah kecamatan Telaga yang berasal dari jauh dan
juga para keluarga muda\keluarga baru yang belum memiliki
rumah.
BAB II
KAJIAN OBJEK

2.1 Studi Literatur

2.1.1 Pemahaman Objek

Menurut undang-undang RI No 20 Tahun 2011 pengertian Rumah


Susun,Rumah Susun Umum,Rumah Susun Khusus,Rumah Susun
Negara,Rumah Susun Komersial adalah sebagai berikut;

 Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam


suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
secara fungsional,baik dalam arah horizontal maupun vertical dan
merupakan satuan masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah,terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian
bersama,benda bersama,tanah bersama.
 Rumah susun umum adalah yang diselenggarakan untuk memenuhi
kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
 Rumah susun khusus adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan khusus
 Rumah susun Negara adalah rumah susun yang dimiliki Negara dan
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian,sarana pembinaan
keluarga,serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat atau pegawai negeri
 Rumah susun komersial adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk
mendapatkan keuntungan.
Adapun di dalam UUD yang sama tercantum pula pengertian
satuan rumah susun,tanah bersama,bagian bersama dengan pengertian
sebagai berikut;
 Satuan rumah susun yang selanjutnya disebut dengan serusun adalah unit
rumah susun yang tujuan utamanya digunakan secara terpisah dengan
fungsi utama sebagai tempat hunian dan mempunyai sarana penghubung
ke jalan umum.
 Tanah bersama adalah bagian rumah susun atau sebidang tanah hak tanah
atau tanah sewa untuk bangunan yang digunakan atas dasar hak bersama
secara tidak terpisah yang diatasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan
dalam persyaratan
 Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak
terpisah untuk pemakaian bersama dalama kesatuan fungsi dengan satuan
rumah susun.
 Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah
sususn melainkan bagian yang dimiliki bersama.

2.1.2 . Fungsi Objek

1. Rusun berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana


pembinaan keluarga
2. Sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan sarana lingkungan
3. Sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perkehidupan dan penghidupan.
4. Jenis fungsi peruntukan rusun adalah untuk hunian dan dimungkinkan
dalam satu rusun kawasannya memiliki jenis kombinasi fungsi hunian
dan fungsi usaha

2.1.3. Jenis Objek

Rumah susun dapat diklasifikasikan sebagai berikut;

1. Menurut penyelenggara pembangunan rumah susun


a) BUMN
b) Koperasi
c) BUMS
d) Swadaya Masyarakat
2. Berdasarkan kepemilikan
a) System sewa
Rumah susun dengan system sewa biasa disebut dengan
(Rusunawa),rumah susun yang disewakan untuk kalangan
menengah kebawah yang bekerja diperkotaan,namun belum
memilki rumah sendiri pengguna menyewa dari pemiliknya.
b) System pembelian secara langsung\sistem kepemilikan
Rumah susun dengan system kepemilikan biasa disebut Rusunami.
Rusunami adalah istilah khusus di Indonesia sebagai program
pemerintah dalam menyediakan rumah tipe hunian bertingkat
untuk masyarakat menengah kebawah
2.1.4. Karakteristik rumah susun
Berdasarkan peraturan pemerintah,karakteristik rumah susun di
Indonesia memiliki ketetapan standard sebagai berikut
1. Satuan rumah susun
 Mempunyai ukuran standard minimum 18 m,lebar depan
minimal 3 meter.
 Dapat terdiri dari satu ruang utama(ruang tidur) dan ruang
lain(ruanf penunjang) di dalam atau diiluar ruang utama.
 Dilengkapi dengan system penghawaan dan pencahayaan
buatan yang cukup,system evakuasi penghuni yang
menjamin kelancaran dan kemudahan,serta penyediaan daya
listrik yang cukup,serta system pemompaan air.
 Batas pemilikan satuan rumah susun dapat berupa ruang
tertutup dan\atau sebagian terbuka.
2. Benda bersama
Benda bersama dapat berupa prasarana lingkungan dan fasilitas
lingkungan
3. Bagian bersama
Bagian bersama dapat berupa ruang untuk umum,struktur,dan
kelengkapan rusun,prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan
yang menyatu dengan bangunan rumah susun.
4. Prasarana lingkungan
Prasarana lingkungan berupa jalan setapak,jalan kendaraan,sebagai
penghubbung antar bangunan rumah susun atau keluar lingkungan
rusun,tempat parkir,utilitas umum,yang etrdiri dari jaringan air
limbah,sampah,pemadam kebakaran,listrik,gas,telepon dan alat
komunikasi lainnya
2.1.5. persayaratan dan standard teknis rusun
berdasarkan pedoman dan perancangan arsitektur rusun yang
diterbitkan pusat pengembangan permukiman dirjen cipta karya
departemen pekerjaan umum RI tahun 2009 bahwa untuk kenyamanan
dan keselamatan penyewa,maka kebutuhan ruang untuk satu orang
adalah 9 m. daya tamping satuan rusun atau standard perancangan
rusun dapat dilihat sebagai berikut:
1. kepadatan bangunan
dalam mengatur kepadatan intesitas bangunan diperlukan
perbandingan yang tepat meliputi dua hal peruntukan kepadatan
bangunan,koefesien dasar bangunan dan koefesien lantai bangunan
a. koefesien dasar bangunan
adalah perbandingan anatara luas dasar bangunan dengan luas
lahan yang tidak melebihi dari 0,4
b. koefesien lantai bangunan
adalah perbandingan anatara luas lantai bangunan dengan tanah
tidak kurang dari 0,5
c. koefesien bangunan bersama
adalah perbandingan bagian berasama dengan luas bangunan
tidak kurang dari 0,2
2. ruang
memenuhi fungsi utamanya sebanyak tempat tinggal sehari tempat
usaha atau fungsi ganda.
3. struktrur dan komponen bahan bangunan

memperhatikan prinsip koordinasi modular dan syarat kontruksi

4. kelengkapan rusun
dilengkapi dengan alat transportasi bangunan,pintu,tangga darurat
kebakaran penagkal petir,jaringan air bersih,saluran pembuangan
air hujan,saluran pembuangan limbah,tempat sampah,tempat
jemuran,kelengkapan pemeliharaan bangunan jaringan listrik
generator dan gas
BAB III

ANALISIS

3.2. ANALISA TAPAK RUMAH SUSUN

3.2.1. Lokasi

 Pemilihan Lokasi

Rusunawa Telaga

(Hulawa,Telaga,Kota Gorontalo)

Lokasi rumah susun


 Lokasi Terhadap Kota
Analisa input:
- Kelebihan : Lokasi ini sangat strategis dari kawasan
perkotaan
- Kekurangan : lokasi ini tidak langsung berhadapan
dengan jalan utama perkotaan,hanya masuk melalui
lorong yang ada di perkotaan saja.
Analisa output :
- Pemanfaatan kelebihan analisa input di atas adalah di
kawasan ini bisa dijadikan tempat mata pencaharian
penghuni Rumah Susun,mengingat kawasan lokasi ini
masih strategis di kawasan perkotaan dan juga ada
terdapat kawasan perdagangan di sekitaran lokasi yang
berdekatan juga dengan perkotaan.
- penyelesaian masalah dari kekurangan analisa input di
atas yaitu,jalan menuju ke Rusun,bisa dibuat Penunjuk
jalan atau dibuatkan area sirkulasi yang bisa membuat
Lokasi Rusun ini terlihat dekat dengan area perkotaan

Jalur perkotaan

Jalur menuju ke lokasi


 Lokasi terhadap kawasan
 Analisa input :
- Kelebihan : Di lokasi ini terdapat kawasan pemukiman
rumah,kawasan lapangan olahraga,dan kawasan
perdagangan.
- Kekurangan : di lokasi ini masih tidak berterpatan di
lokasi kawasan utama perkotaan.
 Analisa output :
- Pemanfaatan kelebihan analisa input diatas adalah
seperti yang sudah dijelaskan diatas,bahwa bisa
dijadikan sebagai tempat pencaharian penghuni
Rumah Susun dan juga Rusun bisa disewakan untuk
para atlet,karena melihat lokasi rusunawa ini berada di
depan stadion sepakbola,jadi setiap kegiatan yang
akan dilaksanakan seperti training center ini akan bisa
disewakan untuk para atlet.

Gambar kawasan pemukiman rumah warga


Kawasan lapangan gelanggan

Kawasan perdagangan

 Jarak dan waktu tempuh terhadap fasilitas dan prasarana


dan sarana dasar rusun
 Analisa input :
- Kelebihan: Di lokasi Rusunawa Telaga ini mempunyai
jarak yang dekat dengan kawasan di perkotaan,kawasan
pemukiman,kawasan perdagangan.Waktu tempuh juga
tidak terlalu memakan waktu yang lama,untuk pencapaian
di rusun ini boleh berjalan kaki,menggunakan kendaraan
mobil ataupun motor.
- Kekurangan : di lokasi ini, memang sudah cukup dekat
dari beberapa kawasan, tetapi untuk prasarana seperti
transportasi di lokasi ini masih sangat susah untu dicari.
 Analisa output :
- Pemanfaatan analisa input diatas adalah di lokasi ini
bisa dijadikan sebagai tempat mata pencaharian bagi
penghuni sekitar rumah susun,bukan hanya di sekitarn
Rumah susun saja tetapi di sekitaran kawasan Rusun
pun bisa.
- Penyelesaian masalah kekurangan analisa input diatas
adalah disediakan tempat fasilitas untuk pangkalan
perojekan.

3.2.2. Ukuran Dan Tata Wilayah

 Dimensi dan batas tapak


 Garis sempadan jalan dan bangunan
 Garis sempadan Bangunangaris
i. Garis sempadan bangunan (Depan) : 4 meter
ii. Garis sempadan bangunan (samping) : 6 meter
iii. Garis sempadan bangunan (Belakang) : 6 meter
 Garis sempadan jalan
i. Garis sempadan jalan (Depan) :
ii. Garis sempadan jalan ( samping) :
iii. Garis sempadan jalan ( belakang) :
 Dimensi dan jalur utilitas kota

3.2.3. Peraturan

 Kepemilikan lahan
System kepemilikan rusun di telaga ini,yaitu system rusunami
dimana sebagai program pemerintah dalam menyediakan rumah
tipe hunian bertingkat.
 Tata guna lahan (Rencana) KDB,KLB,Ketinggian bangunan
garis sepadan
Bangunan rusunawa harus memenuhi persyaratan kepadatan dan
ketinggian bangunan berdasarkan rencana tata ruang wilayah
KDB = Max 40 %
KLB = Max 1,6 %
KDH = Min 20 %
GSB = Min ( 3-4 meter) Depan
Min (6 meter) Samping
Min ( 6 meter) Belakang

3.2.4. TAUTAN LINGKUNGAN

 Peta tata guna lahan

Pemukiman rumah warga

Lokasi rumah susun Telaga

Lapangan gelanggang
 Tata guna bangunan
di lokasi pembangunan Rusunawa dapat dipinjamkan untuk
tenaga kerja,jadi disewa untuk para tenaga kerja yang belum
memiliki rumah. Kemudian akan disewakan juga untuk para
atlet,jadi setiap kegiatan yang akan dilaksanakan seperti training
center ini akan disewakan. Rusunawa ini juga akan dugunakan
baik untuk masyarakat maupun ketika ada kegiatan,melihat lokasi
rusunawa yang berada di depan stadion sepakbola 23 Januari dan
berdekatan dengan kota Gorontalo. Di rusunawa ini juga akan ada
fasillitas yang tersedia salah satunya air,termasuk perabotnya juga
akan disiapkan.
 Arsitektur bangunan sekitar site
- Pada bagian depan lokasi rumah susun terdapat bangunan
lapangan gelanggang (Stadion sepak bola)

 Ruang terbuka hijau


Pada lokasi ini tidak terlalu banyak terdapat Ruang terbuka hijau
hanya sebagian di beberapa tempat saja yang terdapat Ruang
terbuka hijau seperti,di bagian sebelah kanan lokasi Rumah susun
RTH inipun tidak terlalu luas.
 Pola-pola sirkulasi pada site dan sekitar site

Jalur masuk ke lokasi site

Jalur masuk di sekitaran ke loakasi site

 Kawasan khusus

Kawasan perdagangan

Kawasan lapangan olahraga

 Citra/situasi kota yang perlu dilestarikanq


3.2.5. KEISTIMEWAAN FISIK ALAMI

 Topografi

Kondisi tapak berupa lahan yang tidak berkontur dengan Jenis


tanah latosal dan permukaan tanah yang sudah terpasang paving
block

 Bentuk permukaan tanah

Bentuk permukaan tanah datar

 Jenis tanah dan daya dukung tanah


Jenis tanah yang terdapat di lokasi ini yaitu tanah oxisol yang
merupakan tanah yang kaya akan zat besi dan aluminium oksida.
Dan untuk daya dukung tanah,dapat dijadikan sebagai tempat
pembangunan Rusun.
3.2.6. KEISTIMEWAAN FISIK BUATAN

 Benda-benda buatan manusia yang bernilai di dalam dan sekitar


tapak
Adapun fisik buatan pada tapak yaitu pagar,RTH
 Jenis,lokasi,bentuk,ukuran ketinggian
- Adapun fisik buatan pada tapak yaitu pagar dengan bentuk
mengikuti site,dengan bahan besi yang dipasang mengelilingi
tapak dan memepunyai tinggi 1 meter.

- Adapun juga mempunyai RTH yang berupa lahan kecil yang


terdapat rumput dengan jenis rumput gajah besar dan juga
tanaman lain yang dilindungi pagar kayu,RTH ini tepat berada
didepan bangunan rusun

3.2.7. SIRKULASI

 Bentuk,ukuran,jenis prasarana sirkulasi


Tapak berbentuk persegi panajang memmiliki ukuran 70m x 50m.
system sirkulasi menggambarkan seluruh pola-pola pergerakan
kendaraan,barang dan pejalan kaki di dalam dan keluar masuk
tapak. Selain itu,system sirkulasi dalam tapak juga
menghubungkan tapak tersebut dengan jaringan system sirkulasi
diluar tapak.

 Pola – pola pergerakan


Pada rumah susun ini pola pergerakannya yaitu
radiasi,konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang
berkembang dari sebuah pusat bersama.
 Sirkulasi dalam tapak
Sirkulasi kendaraan barang maupun pejalan kaki pada tapak
belum terkoordinir dengan baik karena pada tapak tersebut sama
rata keadaannya sehingga tidak terdapat perbedaan atau jalur
khusus untuk pejalan kaki seperti apa,untuk kendaraan seperti apa
dan sebagainya. Keadaan sirkulasinya masih beracakan belum
teratur.

 Pejalan kaki dan jalur pedestrian/ trotoar


Sistem pejalan kaki dicirikan oleh kelonggaran (looseness) dan
fleksibilitas dari gerakan, berkecepatan rendah, menggunakan
skala manusia dan relative kecil jalan-jalannya. Sedangkan jalur
pedestrian dapat berupa trotoar, plaza, jembatan penyeberangan,
ataupun jalan khusus seperti terowongan underpass. pada tapak
rumah susun ini tidak terdapat jalur pedestrian bagi pejalan kaki
sehingga sangat berbahaya bagi pengguna jalan terutama para
pejala kaki.
 Lokasi pencapaian dari jalan menuju tapak
Dari jalan menuju tapak tidak terdapat jarak yang begitu besar
karena lahan pembangunnya berdekatan langsung dengan jalan
dan tidak memilii pemisah di antara keduanya alias bersambung
antara tapak dan jalan.
 Lokasi pencapaian dari jalan menuju tapak
Dari jalan menuju tapak tidak terdapat jarak yang begitu besar
karena lahan pembangunnya berdekatan langsung dengan jalan
dan tidak memilii pemisah di antara keduanya alias bersambung
antara tapak dan jalan

3.2.8. UTILITAS BANGUNAN

 Sistem jaringan dan distribusi elektrikal


Sistem elektikal pada suatu bangunan adalah pemasok energy
untuk penerangan, pendinginan, pemanasan , dan pengoprasian
peralatan-peralatan listrik. pada rumah susun ini sistem
elektrikalnya untuk masing-masing unit rumah terdapat pada satu
ruangan (shaft). lisrik yang mengalir di seluruh aea rusun ini
bersumber dari pulsa listrik.
 System jaringan air besrih

 Sistem sanitasi dan drainase lingkungan

Gambar drainase pada runah susun telaga

 Sistem pengolahan air limbah

 Sistem pengiolahan sampah


Sistem pengolahan sampah terpadu berbasis 3R merupakan pendekatan
sistem yang patut dijadikan sebagai solusi pemecahan masalah
persampahan. Pengolahan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan
dalam menangani sampah yaitu antara lain : penmbulan sampah,
penanganan di tempat, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan
pembuangan akhir.Namun pada rumah susun ini tidak terdapat tahap
pengolahan sampah karena begitu sampah terkumpul dan di pisahkan
kedalam gerobak sampah berdasarkan jenisnya lalu menunggu mobil
angkutan sampah untuk di buang di TPA.

3 Gerobak

 Sistem pengamanan kebakaran


pencegahan kebakaran dimulai sejak perencanan perusahaa dan
pengaturan proses produksi. Suatu prinsip penting pada semua
perencanaan adalah tidka meluasnya kebakaran yang terjadi dan
dimungkinkan untuk penanggulangan kebakaran yang efektif.
Pendekatanya dilakukan dengan penelahan secara cermat atas bangunan
menurut kegunaannya dan penentuan lokasi yang diperlukannya. Pada
rumah susun ini sistem penanggulangan kebakaran terdapat pada setiap
lantainya dan berada di bagian-bagian dekat tangga yang merupakan jalur
evakuasi.
3.2.9. PANCA INDRA

Lokasi : telaga, Kab. gorontalo

 View dari tapak (posisi arah)

Terdapat empat kemungkinan yang dapat dijadikan objek pandangan dari


tapak yaitu, permukiman penduduk dengan profesi yang berbagai macam,
samping kiri kanan dari tapak itu terdapat permukiman penduduk
begitupun yang dibagian belakang dari tapak terdapat juga permukiman
penduduk, sedangkan didepan dari tapak terdapat Gelora 23 januari.

 View ke arah tapak (posisi, arah, kualitas)

Untuk pandangan ke tapak Gelora 23 Januari menjadi area strategis untuk


menangkap pandangan ke tapak karena mobilitas yang tinggi terdapat
pada bangunan tersebut selain itu, Gelora 23 Januari terdapat jelas
didepan tapak tersebut. Ada terdapat jalan tepat didepan tapak juga itu
jalan terusan menuju pasar Telaga dan juga permukiman penduduk. Jalan
tersebut juga dapat menangkap view ke arah tapak hanya saja mobilitias
yang rendah karena dua sisi dibandingkan dengan Gelora 23 Januari yang
tepat.
 Kebisingan (sumber, insentitas)
Tapak ini dikelilingi permukiman penduduk dan ada jalan juga, ketiga
objek tersebut adalah sumber kebisingan terhadap tapak tetapi dengan
intensitas kebisingan yang berbeda beda. Tingkat kebisingan yang paling
tinggi yaitu berasal dari jalan yang terdapat didepan tapak yang
merupakan jalan terusan menuju pasar dan permukiman penduduk. Dan
yang paling rendah adalah Gelora 23 Januari karena tidak setiap hari ada
yang selalu ada di tempat itu. Menurut warga yang menghuni rusun
tersebut tidak merasa terganggudengan kebisingan yang terjadi diluar
tersebut, tidak sampai mengganggu aktivitas mereka semua yang ada di
rusun itu. Begitupun warga seitar rsun itu tidak merasa terganggu dengan
kebisingan yang terjadi di rusun.
 Bau (sumber, kecenderungan)
Kami sempat melakukan interview rerhadap penghuni rusun tentang
sumber bau dan kecenderungan bau yang ada disekitar rusun itu, mereka
mengatakan bahwa dirusun tersebut ada cleaning servis yang bisa
menangani bau atau sampah yang ada di rusun, mereka juga rutin
melakukan gotong royong , kerja bakti setiap hari minggu membantu
membersihkan area disitu.

3.2.11 Iklim

 Variasi suhu
Suhu dari luar ruangan bisa berganti ganti tergantung cuaca di situ, di
dalam rusun tersebut juga bisa terimbangi dengan adanya ventilasi yang
memadai mengakibatkan suhu yang tidak terlalu panas dan dingin juga.
 Variasi kelembaban
Kelembaban ruangan tergantung dengan cuaca yang diluar.
 Arah angin
Angin dominan berhembus dari arah utara dan selatan. Angin dari
sebelah utara lebih kencang dari pada angin sebelah selatan karena di
sebelah utara permukimannya tidak terlalu padat sehingga anginnya tidak
terlalu terhalangi. Sedangkan di sebelah selatan dihalangi dengan adanya
banguna rumah rumah penduduk sehingga angin berhembus terpecah
pecah dan kecepatannya dapat berkurang.

 Lintasan matahari
Arah cahaya matahari dari sisi kanan tapak menuju sisi kiri, dibedakan
menurut musim yang ada pada tapak yaitu, musim penghujan dan musim
kemarau, insensitas cahaya matahri pada siang hari sangat panas karena
kurangnya vegetasi diarea tapak.
 Dinamika iklim
Iklim disanapun baik baik saja.
 Bencana alam
Bencana yang yang pernah terjadi disana menurut penghuni disitu belum
pernah terjadi diarea itu.

3.3 ANALISA BENTUK

3.3.1 ANALISA BENTUK BANGUNAN

a. Dasar pertimbangan

- Bentuk segiempat

Bentuk segiempat berkesan statis,


stabil, efektif, dan efisien serta
mampu menjaga pola kegiatan.

-Bentuk segitiga

Bentuk segitiga berkesan dinamis


tetapi kurang stabl. Menegamgkan
akibat sudut – sudut yang
berbentuk
- Bentuk lingkaran

Lingkaran berkesan lembut secara


intim, tetapi tidak mempunyai
patokan arah yang tidak jelas, baik
untuk pelaksanaan pola kegiatan.

b. Penambahan / gabungan bentuk

Bentuk yang terpilih adalah


persegi empat yang
digabngkan menjadi persegi
panjang, agar supaya
penataan lahan lebih efektif
untuk rusun karena rusun
cenderung memanfaatkan
lahan yang ada.

Contoh gabungan pada bangunan rumah susun dengan


menggunakan persegi empat yang di gabungkan sehingga menjadi
persegi panjang yang seperti pada gambar di atas
Selain menggunakan bentuk persegi
didalam bangunan ini juga menggunakan
bentuk segitiga pada bagian atap. Yang
menggunakan segitiga siku-siku.

Pada gambar terlihat bentuk ada 2 segitiga siku – siku yang terlihat
seperti segitiga sama kaki.

3.3.2. Intesitas Bangunan

Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RT\RW) Kota


Gorontalo tahun 2010-2030 ditetapkan dengan pearturan daerah (PERDA) kota
Gorontalo nomor 40 tahun 2011. Maka intesitas bangunan Rumah susun
sebagai berikut:

 KDB (koefeisen dasar bangunan) =40 %


 KLB (koefesien lantai bangunan) = maksimum (1,6%) 4 lantai
 GSB (Garis sempadan bangunan) depan = minimum (3-4 meter)
 GSB (Garis sempadan bangunan) samping = minimum (6 meter)
 KPH (Koefesien dasar hijau) = minimum 20 %
BAB IV

KONSEP PERANCANGAN

4.1 Konsep Tata Massa Kawasan Perumahan


4.1.1. Zonning kawasan Rumah Susun

AREA BANGUNAN
RUMAH SUSUN

AREA LAPANGAN
OLAHRAGA

AREA PEMUKIMAN
WARGA

AREA PERDAGANGAN

 Konsep Zoning Makro


Konsep yang dimana,area-area saling berdekatan,terhubung
dengan akses yang mudah dijangkau,dan juga dapat
meningkatkan perekonomian penghuni Rumah Susun dan konsep
yang saling mendukung antar kawasan Rumah Susun dengan
kawasan Lapangan Gelanggan,Kawasan Perdagangan.
KETERANGAN: AREA BANGUNAN

RTH\AREA INTERAKSI

AREA PARKIR

 Konsep Zoning Mikro


Pada konsep zoning mikro diatas,tedapat 3 area\zona dimana
adanyaketerhubungan satu area\zona dengan lainnya seperti area
hunian,area RTH,area parkir ketiga area ini bertujuan agar adanya
kemudahan kejangkauan penghuni didalam melakukan sesuatu
aktifitas.

4.1.2. Pola Tata massa Bangunan Rumah Susun

Pada mulanya,bangunan hanya terdiri dari satu massa memanjang


yang terletak di tengah-tengah site. Selanjutnya massa bangunan dipecah
menjadi 3 massa untuk memasukkan pencahayaan dan penghawaan alami ke
dalam bangunan. Ketiga massa tersebut juga dipecah menjadi fungsi pengelola
dan fungsi hunian. Fungsi pengelola terletak di tengah-tengah site ,sedangkan
fungsi hunian terletak di sisi kiri dan kanan site. Fungsi penunjang dan fungsi
servis diletakkan pada setiap massa bangunan untuk menunjang kedua fungsi
tersebut. Massa yang berada di tengah dimundurkan sedikit untuk memberikan
akses bagi area penerima. Area penerima yang dimaksud terletak pada fungsi
pengelola. Fungsi penegelola hanya terletak di lantai dasar saja dengan fungsi
hunian terletak pada setiap lantai di ketiga massa bangunan tersebut. Sirkulasi
ini sebisa mungkin tidak mengitari bangunan agar tidak menggangu fungsi
hunian yang terletak di belakang massa.

HUNIAN HUNIAN

RUANG
HUNIAN
ADMINISTRASI

4.1.3. Orientasi Kawasan

Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan orientasi kawasan


agar didapatkan view yang optimal,sehingga dapat menjadikan bangunan
sebagai daya tarik bagi para pengunjung dan pengguna jalan.

 Orientasi di perioritaskan pada daerah yang berintesitas


keramaian tinggi
 Arah datang pengguna,baik kendaraan maupun pejalan kaki
Analisa: berdasarkan letak site terhadap lingkungan sekitar,orientasi kawasan
yaitu kawasan perdagangan,kawasan stadion sepak bola, dan kawasan
pemukiman warga.

AREA BANGUNAN
RUMAH SUSUN

AREA LAPANGAN
OLAHRAGA

AREA PEMUKIMAN
WARGA

AREA PERDAGANGAN

Konsep :
 Secara garis besar orientasi kawasan ini berhadapan langsung
dengan kawasan-kawasan lainnya jadi untuk konsepnya sendiri
sudah tepat,sehinggan tidak ada perubahan lagi.
4.2. Konsep Sirkulasi Dan Parkir
Parkir di dalam dengan setting kendaraan

hunian yang terletak di belakang massa.

Tempat parkir TEMPAT PARKIR

4.3. Konsep Ruang Terbuka & Ruang Terbuka Hijau

Taman pada Rumah susun dapat ditata denagn berbagai gaya yang
menarik untuk menarik perhatian. Konsep gaya taman yang akan dipakai pada
Rumah susun ini adalah

 GAYA TAMAN BUNGA


Semarak aneka Bunga membuat taman jenis ini terasa hangat.
Bergama tanaman yang kaya warna dapat ditata dalam bidang yang
berbeda.
- mengingat juga pada lokasi yang akan dibangun masih sangat
minim terdapat tumbuhan tanaman disekitar lokasi tersebut
 GAYA CAMPURSARI
Campursari artinya terdiri dari beragam jenis tanaman. Taman ini
terdiri dari beragam jenis tanaman,mulai dari pohon
pelindung,perdu tinggi,bahkan pohon buah,perdu rendah,hingga
tanaman merambat.
- Mengingat juga pada lokasi yang akan dibangun tidak
terrdapat vegetasi disekitar site.

Gambar Konsep RTH Rumah Susun

Area taman bunga

Area CAMPUSARI

Konsep pada RTH ini menggunakan dua konsep yaitu gaya taman bunga
dan campursari,dari kedua konsep ini memenuhi kekurangan dari analisa bagian
RTH yang mempunyai minim tanaman Bunga dan tidak mempunyai vegetasi di
sekitar lokasi.
konsep RTH ini juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat melakukan
berbagai kegiatan social di lingkungan Rumah susun tersebut. Untuk
mendukung aktifitas penduduk di lingkungan tersebut,faislitas yang disediakan
minimal bangku taman dan fasilitas mainan anak-anak. Selain itu bisa juga
digunakan sebagai tempat untuk melakukan aktivitas social dengana menanam
tanaman obat keluarga atau apotik hidup dan buah buahan yang dapat
dimanfaatkan oleh Penghuni rumah susun tersebut.

4.5. Konsep Struktur dan Konstruksi

- Struktur dan Konstruksi bangunan rumah susun

 Atap
Atap pada bangunan rumah susun menggunakan rangka atap jenis
baja ringan yang terbuat dari logam campuran dan dibentuk setelah
dingin dengan memproses kembali komposisi atom dan molekulnya,
sehingga menjadi baja yang ringan dan fleksibel dengan penutup atap
menggunakan material metal sheet. Rangka atap baja ringan memiliki
kekuatan dan kekakuan yang tinggi dan pemasangan relatif mudah
dan cepat, tidak memerlukan proses finishing dan mudah membuat
berbagai model atap.
 Balok dan Kolom
Bangunan ini menggunakan sistem struktur rigid frame dengan balok
dan kolom pada bangunan rumah susun menggunakan struktur beton
bertulang, untuk begel atau tulangan transversal kolom yang
digunakan ada beberapa bentuk seperti spiral, ties, atau empat
persegi.

 Lantai
Plat lantai mempunyai 3 jenis plat lantai yaitu plat lantai beton, plat
lantai kayu dan plat lantai semen. Plat yang akan digunakan pada
bangunan rumah susun yaitu plat lantai beton yang berbahan tulangan
baja lunak atau baja sedang, ditumpuk silang dengan diameter
minimum 8 mm. plat lantai mempunyai ketebalan lebih dari 25 cm,
jarak ideal tulangan pokok yaitu antara 2,5 – 20 cm atau dapat diukur
dengan 2 kali tebal dari plat.
 Tangga
Tangga pada bangunan rumah susun memiliki lebar min. 120 cm,
lebar bordes min. 120 cm, lebar injakan min. 22,5 cm dan railing
tangga 110 cm.
 Pondasi
Pondasi untuk bangunan rumah susun menggunakan pondasi jenis
foot plat atau biasa disebut pondasi cakar ayam, pondasi foot plat
biasanya digunakan pada bangunan rumah atau gedung yang berlantai
2 – 4 lantai. Bahan pondasi foot plat terbuat dari beton bertulang,
bidang pelat beton sebagai telapak kaki pondasi berbentuk bujur
sangkar atau persegi panjang dengan luasan yang tergantung pada
perhitungan beban bangunan yang diterima.

-
Struktur
dan Konstruksi bangunan PSD dan Penunjang

 Atap
Atap pada bangunan PSD dan penunjang menggunakan rangka atap
jenis baja ringan yang terbuat dari logam campuran dan dibentuk
setelah dingin dengan memproses kembali komposisi atom dan
molekulnya, sehingga menjadi baja yang ringan dan fleksibel dengan
penutup atap menggunakan material metal sheet.

 Balok dan Kolom


Bangunan PSD dan penunjang menggunakan struktur balok dan
kolom yang sama dengan bangunan rumah susun yaitu menggunakan
struktur beton bertulang, untuk begel atau tulangan transversal kolom
yang digunakan ada beberapa bentuk seperti spiral, ties, atau empat
persegi.
 Lantai
Plat yang akan digunakan pada bangunan PSD dan penunjang yaitu
plat lantai beton yang berbahan tulangan baja lunak atau baja sedang,
ditumpuk silang dengan diameter minimum 8 mm. plat lantai
mempunyai ketebalan lebih dari 25 cm, jarak ideal tulangan pokok
yaitu antara 2,5 – 20 cm atau dapat diukur dengan 2 kali tebal dari
plat.
 Pondasi
Pondasi untuk bangunan PSD dan penunjang menggunakan pondasi
foot plat biasanya digunakan pada bangunan rumah atau gedung yang
berlantai 2 – 4 lantai dengan menggunakan bahan dari beton
bertulang.

BAB V

GAMBAR PRA RANCANGAN

Anda mungkin juga menyukai