Anda di halaman 1dari 6

PERMUKIMAN

( TIPE POLA PERUMAHAN DAN PERKOTAAN )

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:
Ester Parmanes / 2224034

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2024
TIPE POLA PERUMAHAN DIPERKOTAAN
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
rumah diartikan sebagai bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal yang layak huni,
tempat pembinaan keluarga, serta sebagai cerminan dari martabat dan harkat penghuninya,
juga merupakan aset bagi pemiliknya. Rumah komersial adalah rumah yang didirikan dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan finansial. Rumah swadaya adalah rumah yang
dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat tanpa campur tangan pemerintah. Rumah
umum adalah rumah yang disediakan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Rumah khusus adalah rumah yang
disediakan untuk memenuhi kebutuhan tertentu atau khusus, misalnya bagi penyandang
disabilitas. Rumah Negara adalah rumah yang dimiliki oleh Negara dan digunakan sebagai
tempat tinggal serta sebagai fasilitas bagi pejabat atau pegawai negeri. Perumahan adalah
sekelompok rumah yang merupakan bagian dari permukiman, baik di perkotaan maupun di
perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil dari
upaya pemenuhan rumah yang layak huni. satuan permukiman bukan pedesaan yang berperan di
dalam satuan wilayah pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai simpul jasa, menurut
pengamatan tertentu (SNI 03 – 1733 Tahun 2004 )
MACAM – MACAM PERUMAHAN
1. Rumah Tunggal (Detached House)
Rumah tunggal adalah jenis rumah yang berdiri sendiri tanpa dinding bersama dengan
bangunan lainnya. Biasanya, rumah ini dihuni oleh satu keluarga dan seringkali
dibangun di atas lahan yang luas.
2. Rumah Kopel (Semi-Detached)
Rumah kopel adalah rumah yang memiliki dinding bersama dengan rumah tetangga di
sebelah kanan dan kiri, namun tetap memiliki pintu masuk yang terpisah. Model ini
umumnya digunakan untuk menghemat biaya konstruksi dan sering dijadikan sebagai
rumah sewa.
3. Rumah Kota (Town House)
Rumah kota memiliki desain mirip dengan rumah kopel, tetapi dilengkapi dengan area
parkir yang memadai di bagian depannya. Biasanya ditemukan dalam perumahan
yang padat penduduknya.
4. Rumah Susun (Flat House)
Rumah susun memiliki struktur yang fleksibel dan bisa disesuaikan dengan
kebutuhan. Biasanya terdiri dari unit-unit dengan ruang di dalam dan luar. Cocok
untuk lingkungan perkotaan karena efektif dalam mencukupi kebutuhan tempat
tinggal dengan harga terjangkau.
5. Rumah Halaman Dalam (Patio House)
Rumah halaman dalam memiliki halaman di dalamnya dengan pintu masuk yang
terletak di tengah. Ruangan diatur berderetan dengan pagar tinggi mengelilingi
halaman.
6. Rumah Kopel dengan Dua Kamar Tidur (125m2)
Rumah kopel dengan dua kamar tidur memiliki luas sekitar 125 meter persegi.
7. Rumah Deret (Row Houses)
Rumah deret adalah bangunan tunggal yang terdiri dari beberapa unit rumah yang
hanya dibatasi oleh dinding pemisah.
8. Tip Rumah Deret
Informasi yang spesifik tentang jenis atau model tertentu dari rumah deret.
9. Rumah Maisonette
Rumah maisonette memiliki kapasitas besar tetapi tinggi bangunannya relatif rendah.
Umumnya digunakan sebagai rumah ramah lingkungan yang memanfaatkan area
vertikal lebih dari area horizontal.Acuan Penggolongan
Berdasarkan SNI 03 – 1733 tahun 2004, Acuan penggolongan sarana hunian ini berdasarkan
beberapa ketentuan / peraturan yang telah berlaku, berdasarkan tipe wujud fisik arsitektural dibedakan
atas: a) Hunian Tidak Bertingkat Hunian tidak bertingkat adalah bangunan rumah yang bagian
huniannya berada langsung di atas permukaan tanah, berupa rumah tunggal, rumah kopel dan rumah
deret. Bangunan rumah dapat bertingkat dengan kepemilikan dan dihuni pihak yang sama. b) Hunian
Bertingkat Hunian bertingkat adalah rumah susun (rusun) baik untuk golongan berpenghasilan rendah
(rumah susun sederhana sewa), golongan berpenghasilan menengah (rumah susun sederhana) dan
maupun golongan berpenghasilan atas (rumah susun mewah ≈ apartemen). Bangunan rumah
bertingkat dengan kepemilikan dan dihuni pihak yang berbeda dan terdapat ruang serta fasilitas
bersama.

POLA PERUMAHAAN DI PERKOTAAN


1. Geometris Teratur
2. Organik Tak teratur

Dasar Identifikasi Pola Perumahan


Dalam konteks UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, konsep
penentuan kawasan permukiman dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Penentuan oleh jaringan yang menghubungkan antar rumah dalam blok permukiman dan
dengan jaringan jalan lainnya.
- Kawasan permukiman ditetapkan dengan memperhatikan jaringan komunikasi antara
rumah di dalam suatu blok permukiman serta keterhubungannya dengan jalan-jalan
utama lainnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan aksesibilitas yang baik bagi
penghuni rumah serta mobilitas dalam wilayah permukiman dan ke luar wilayah
tersebut
2. Penentuan oleh fisik dasar.
- Lokasi kawasan permukiman ditentukan berdasarkan karakteristik fisik dasar, seperti
topografi, geologi, dan kondisi lingkungan sekitar. Faktor-faktor ini akan
memengaruhi pemilihan lokasi yang aman, nyaman, dan sesuai untuk pemukiman
penduduk.
3. Penentuan oleh tipe dan luasan rumah serta fasilitas sosial yang disediakan.
- Kawasan permukiman juga dipengaruhi oleh jenis dan ukuran rumah yang akan
dibangun di dalamnya, serta ketersediaan fasilitas sosial seperti sekolah, pusat
kesehatan, tempat ibadah, dan taman. Penetapan kawasan permukiman
mempertimbangkan kebutuhan dan kesejahteraan penghuni, sehingga harus
menyediakan fasilitas yang memadai.
4. Penentuan oleh rencana struktur blok permukiman tersebut.
- Struktur blok permukiman mencakup perencanaan tata ruang, pola bangunan,
pengaturan ruang terbuka, serta pengelolaan lingkungan. Penetapan kawasan
permukiman harus sesuai dengan rencana struktur tersebut untuk memastikan tata
ruang yang teratur, estetika yang baik, serta keseimbangan antara pengembangan
perkotaan dan pelestarian lingkungan.
A. Pola Linear
Dalam konteks pola linier, pola ini secara umum mengacu pada susunan permukiman
yang terbentuk dalam pola garis lurus yang memanjang, dengan satu jalur utama yang
menghubungkan rumah-rumah yang berhadapan satu sama lain.

Pola linier adalah susunan permukiman yang cenderung berbentuk garis lurus dan
hanya memiliki satu jalur utama yang melewati antara rumah-rumah yang
berseberangan. Dalam pola ini, rumah-rumah dibangun sepanjang jalur utama
tersebut, menciptakan susunan yang terorganisir dan berkesinambungan secara visual.

B. Pola Grid
Pola grid mengacu pada susunan permukiman yang membentuk pola jaringan
berbentuk kotak dengan jarak antar jalan yang relatif sama, sehingga membentuk
garis-garis yang saling tegak lurus.

Pola grid merupakan susunan permukiman yang terdiri dari jaringan jalan yang
membentuk kotak-kotak dengan jarak antar jalan yang seragam, sehingga terbentuk
pola garis-garis yang berpotongan tegak lurus. Dalam pola ini, jalan-jalan tersebut
cenderung menjadi jalur utama yang sering dilalui, menyebabkan frekuensi lalu lintas
yang tinggi karena menjadi jalan tembus yang memudahkan akses antar wilayah.
C. Pola Square
Pola Square merupakan salah satu pola perkembangan dari pola Grid yang terdiri dari
jaringan jalan yang membentuk kotak-kotak dengan ruang terbuka di dalamnya. Pola
ini sangat sesuai untuk menciptakan landscape ruang terbuka di dalam suatu kawasan
permukiman yang sudah direncanakan. Ruang terbuka ini berfungsi sebagai area
komunal yang sangat bermanfaat bagi penduduk sekitar. Dengan adanya pola Square,
area di dalam jaringan jalan lingkungan dapat ditandai dan dikembangkan menjadi
ruang terbuka yang memperkaya lingkungan permukiman.
D. Pola Cul De Sacs
Pola Cul De Sacs adalah pola jalan dalam suatu lingkungan permukiman yang
ditandai dengan hanya adanya satu jalan masuk atau keluar. Pola ini sering kali
digunakan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, karena hanya memiliki satu akses
masuk dan keluar. Keistimewaan lain dari pola ini adalah tingkat privasi yang tinggi
yang diberikannya kepada penghuni, karena hanya sedikit lalu lintas yang melewati
daerah tersebut. Hal ini juga menghasilkan tingkat lalu lintas yang rendah,
menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan aman.
E. Pola Loops
Pola Loops adalah pola jalan dalam suatu lingkungan permukiman yang ditandai
dengan banyaknya tikungan atau belokan. Pola ini dirancang dengan tujuan utama
untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dengan menciptakan banyak jalur alternatif.
Selain itu, pola ini juga memberikan tingkat privasi yang lebih tinggi kepada
penghuni dan meningkatkan tingkat keamanan karena keberadaan jalur belokan yang
membatasi akses. Dengan memiliki banyak jalan buntu, pola Loops juga dianggap
sebagai solusi ekonomis karena tidak memerlukan infrastruktur tambahan untuk
memungkinkan kendaraan berputar kembali.
F. Pola Gabungan
Pola Gabungan adalah suatu pola jalan dalam perencanaan lingkungan permukiman
yang menggabungkan elemen-elemen dari berbagai pola lainnya, seperti pola linear,
grid, loops, dan cul de sacs. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu yang mungkin meliputi faktor-faktor seperti kepadatan
populasi, lahan yang tersedia, aksesibilitas, dan tujuan utama dari perencanaan
tersebut. Dengan menggabungkan berbagai pola ini, diharapkan dapat menciptakan
lingkungan yang seimbang, efisien, dan memenuhi kebutuhan penghuni serta kegiatan
di dalamnya.

KEPEDUDUKAN

Anda mungkin juga menyukai