Anda di halaman 1dari 54

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai makhluk hidup, manusia membutuhkan hunian sebagai tempat
tinggal yang berfungsi untuk melindungi diri dari lingkungan luar, baik dari iklim
maupun dari makhluk hidup lainnya.Hunian atau rumah merupakan bagian dari
perumahan.Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sifatnya
struktural, atau merupakan bagian dari peningkatan kualitas kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat. Selain pemenuhan tersebut, manusia juga membutuhkan
pemenuhan akan interaksi sosial dan ekonomi. Sehingga pembangunan perumahan
bukan hanya untuk mencapai sasaran kuantitatif saja, melainkan juga perlu
mencapai sasaran kualitatif agar memungkinkan pembangunan perumahan dapat
sesuai dengan hakekat dan fungsinya. Perumahan yang merupakan sarana tempat
tinggal dapat dikatakan sebagai wadah kehidupan manusia yang bukan hanya
menyangkut aspek fisik dan teknis saja tetapi juga aspek sosial, ekonomi, dan
budaya dari para penghuninya, tidak hanya menyangkut kuantitas melainkan juga
kualitas. Tidak hanya menyangkut tempat hunian atau rumah, tetapi juga tempat
kerja, berbelanja, bersantai, dan wahana untuk berpergian (singkatnya meliputi
Wisma, Karya, Marga, Suka) (Budiharjo, 1997).
Terbatasnya lahan untuk perumahan menyebabkan banyaknya bangunan
rumah yang dibangun pada lokasi yang tidak sesuai dengan kondisi fisik
lahan.Tanpa disadari bahwa luas lahan merupakan faktor tetap, sedangkan jumlah
penduduk semakin tahun semakin berkembang.Masalah permukiman selalu muncul,
bahkan semakin kompleks (Eko Budiharjo, 1984).Pemilihan lokasi yang tepat untuk
perumahan mempunyai arti penting dalam aspek keruangan.Karena dapat
menentukan keawetan pembangunan, nilai ekonomi bangunan dan dampak
permukiman tersebut terhadap lingkungan di sekitarnya (Sutikno, 1982).
Banyaknya kawasan perumahan yang terbangun dan tidak memenuhi
standar dapat menyebabkan timbulnya permasalahan permukiman.Dibutuhkan
Perencanaan Tapak Perumahan untuk meminimalisir permasalahan yang
ditimbulkan. Perencanaan Tapak adalah suatu seni dan ilmu penatagunaan bagian-
bagian suatu tapak/lahan secara teratur, terinci, fungsional dan merupakan suatu
proses yang kreatif yang menghendaki kemampuan mengolah dari berbagai faktor-
faktor kemungkinan (Haryani, 2011). Dalam Perencanaan Tapak Perumahan tidak
boleh terlepas dari aturan/kebijakan yag telah ada. Sesuai dengan ketentuan dari

2
Ditjen Cipta Karya Departemen PU, Mengatakan bahwa Perumahan yang ideal
harus memenuhi syarat-syarat diantaranya: Aksesibilitas yaitu kemudahan
pencapaian dari dan ke berbagai kawasan yang diwujudkan dalam bentuk jaringan
transportas, Kompatibilitas yaitu keserasian dan keterpaduan antar kawasan dalam
lingkungan, Fleksibelitas yaitu kemunginan pertumbuhan, Ekologi yaitu keterpaduan
antara kegiatan dan kemampuan laha baik itu dari segi pembangunan maupun
fasilitas yang tidak sesuai akan kebutuhan masyarakat.
Di Indonesia, perumahan merupakan pencerminan dari jati diri
masyarakatnya.Perumahan juga mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
pembentukan watak serta kepribadian bangsa sehingga perlu dibina dan
dikembangkan. Konsep perumahan yang cocok untuk Perumahan Korpri Kelurahan
Sepinggan Baru yang mayoritas masyarakatnya berpenghasilan menengah ke atas
dan sebagai pekerja kantoran atau PNS adalah pengadaan Perumahan Exclusive,
yang mampu mengatasi permasalahan tentang kualitas hunian masyarakatnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penyusunan laporan ini
adalah sebagai berikut
1. Bagaimana kondisi eksisting pada wilayah studi Kelurahan Sepinggan Baru?
2. Bagaimana tingkat kelayakan dan kecocokan lahan pada wilayah studi
Kelurahan Sepinggan Baru sebagai lokasi pembangunan kawasan
Perumahan Exclusive?
3. Bagaimana konsep rancangan untuk membangun kawasan Perumahan
Exclusive pada wilayah studi Kelurahan Sepinggan Baru?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan laporan adalah sebagai
berikut
1. Untuk menganalisa kondisi eksisting pada wilayah studi Kelurahan
Sepinggan Baru
2. Untuk mengetahui tingkat kelayakan dan kecocokan lahan pada wilayah studi
Kelurahan Sepinggan Baru sebagai lokasi pembangunan kawasan
Perumahan Exclusive
3. Menetukan konsep rancangan untuk membangun kawasan Perumahan
Exclusive pada wilayah studi Kelurahan Sepinggan Baru

3
1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Lokasi wilayah studi mata kuliah Perencanaan Tapak terletak di Kelurahan


Sepinggan Baru, Kecamatan Balikpapan Selatan dengan luas sebesar ± 50,6 Ha.
Adapun batas-batas wilayah studi sebagai berikut

1. Sebelah Utara: Jalan Ruhui Rahayu


2. Sebelah Barat: Jalan Kolonel Syarifudin Yoes
3. Sebelah Timur: Jalan Ruhui Rahayu II
4. Sebelah Selatan: Jalan Kasih

1.4.2 Ruang Lingkup Pembahasan


Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu adanya penjelasan data
yang didapatkan dari hasil pengamatan dan survei.Lalu dilakukan analisis untuk
mengetahu tingkat kelayakan dan kecocokan lahan pada wilayah studi untuk
pembangunan kawasan Perumahan Exclusive. Selanjutnya dilakukan proses untuk
menentukan konsep rancangan untuk wilayah studi

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Permukiman
2.1.1 Definisi Permukiman
Menurut Pasal 1 angka (5) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang dimaksud dengan permukiman adalah
bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan
yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman, menyatakan bahwa kawasan permukiman adalah
bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
Rumah tidak dapat dipandang secara sendiri-sendiri, karena ia terkait dan
harus perduli dengan lingkungan sosialnya, maka perumahan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem sosial lingkungannya. Perencanaan perumahan
harus dipandang sebagai unit yang menjadi satu kesatuan dengan lingkungan
sekitarnya, sehingga harus terdapat ruang-ruang sosial (ruang bersama) untuk
masyarakat berinteraksi satu sama lain. Unit-unit rumah adalah pengorganisasian
kebutuhan akan privasi dan kebutuhan untuk berinteraksi sosial. Berikut ini adalah
beberapa tipe – tipe rumah yang sering dijumpai di Indonesia yaitu sebagai berikut:
a. Tipe yang pertama adalah rumah tipe 21. Rumah tipe ini merupakan model
tempat tinggal terkecil dan hanya mempunyai luas bangunan 21 meter
persegi. Dengan luas bangunan yang tergolong kecil maka rumah ini sudah
dapat dipastikan harganya paling terjangkau. Rumah Tipe ini sangat cocok
bagi pengantin baru atau pasangan muda yang memiliki dana yang minim.
Rumah tipe 21 memiliki dimensi 6 x 3,5 meter, 3 x 7 meter, atau 5,25 x 4
meter. Dikarenakan luas yang terbatas, Rumah tipe 21 hanya tersedia 1
kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu dan dapur. Jadi dengan Kapasitas
rumah seperti itu maka tipe 21 ini maksimal hanya bisa di tempati 3 bagian
keluarga yakni suami istri dan 1 anak yang masih kecil. Jika anak sudah
mulai dewasa maka perlu ada penambahan kamar dengan penyesuaian
kembali ruangan di dalam rumah. Hal ini akan sulit dilakukan apabila luas
tanahnya sempit.

5
b. Rumah tipe 36 adalah model tempat tinggal yang berdiri diatas lahan dengan
luas bangunan 36 meter persegi. Dimensi 9 x 4 meter atau 6 x 6 meter.
Rumah tipe 36 ini biasanya dilengkapi dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi,
ruang tamu, dan dapur. Rumah tipe 36 saat ini menjadi salah satu tipe rumah
yang paling banyak dicari oleh masyarakat terutama di kalangan menengah.
Alasan dari banyak orang memilih rumah tipe 36 ini karena memang biaya
pembuatannya yang tidak terlalu tinggi. Model rumah tipe 36 ini unik dan
sangat cocok untuk keluarga yang tidak begitu besar.
c. Rumah Tipe 45 merupakan model tempat tinggal yang mempunyai total luas
bangunan kurang lebih 45 meter persegi. Rumah tipe ini berdimensi 8 x 5,6
meter dan 6 x 7,5 meter yang dilengkapi dengan 2 kamar tidur, ruang tamu,
ruang keluarga, 1 kamar mandi dan dapur dan memiliki taman minimalis di
depan dan belakang rumah. Pada tipe ini bisa dibilang cukup luas, sehingga
banyak peminantnya terlebih untuk mereka yang berkeluarga dan sudah
memiliki 1-2 anak.
d. Rumah tipe 54 merupakan model rumah yang memiliki dimensi 9 x 6 meter
atau 13,5 x 4 meter. Tipe rumah ini biasanya di kebanyakan diburu oleh
banyak orang dari kalangan menengah sampai atas. Jika dilihat dari luasnya
yang begitu memadai sehingga rumah tipe 45 bisa dilengkapi 2-3 kamar
tidur, dapur, ruang keluarga, ruang tamu, kamar mandi, serta taman yang
cukup lapang.
e. Rumah Tipe 60 ini mempunyai luas tanah 60 meter persegi. Dengan dimensi
6 x 12 meter, 8 x 7 meter, atau 6 x 10 meter yang terbagi dalam berbagai
bentuk. Untuk ukuran panjang maupun lebar bisa disesuaikan dengan selera
dan kebutuhan masing-masing individu.
f. Rumah tipe 70 merupakan tipe rumah yang paling banyak di buru oleh
masyarakat kalangan atas. Rumah tipe ini mempunyai luas 70 meter persegi.
Dengan ukuran yang luas maka rumah tipe 70 ini bisa dihuni keluarga
beserta orang tuanya.

Berikut ini merupakan tipe-tipe rumah berdasarkan penghuninya adalah


sebagai berikut :
a. Bujangan Muda
b. Pasangan Muda
c. Pasangan Muda dan Anak Kecil
d. Pasangan Paruh Baya dengan Anak Usia Remaja

6
e. Pasangan Paru Baya Dengan Anak – Anak Beranjak Dewasa
f. Pasangan Berusia Lanjut Dan Bujangan Berusia Lanjut
g. Orang – Orang Penyandang Cacat

2.1.2 Manfaat Permukiman

Permukiman menurut Yudhohusodo memiliki beberapa manfaat yaitu


sebagai berikut :
a. Sebagai rumah tinggal dalam suatu lingkungan yang mempunyai sarana dan
prasarana yang diperlukan oleh manusia untuk memasyarakatkan dirinya.
b. Sebagai alat pengaman diri, namun rumah tidak dimaksudkan untuk
pelindung yang menutup diri penghuninya seperti sebuah benteng, tetapi
pelindung yang justru juga harus membuka diri dan menyatu sebagai bagian
dari lingkungannya.
c. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sebagai insan sosial rumah
dianggap sebagai alat pemenuhan kebutuhan sosial budaya dalam
masyarakat dan sebagai insan ekonomi, rumah dipandang sebagai investasi
jangka panjang oleh manusia.

2.1.3 Jenis – Jenis Permukiman


Berdasarkan manfaatnya, permukiman dibedakan menjadi beberapa jenis
antara lain sebagai berikut:
A. Pemukiman Perkampungan Tradisional
Perkampungan seperti ini biasanya penduduk atau masyarakatnya masih
memegang teguh tradisi lama. Kepercayaan, kabudayaan dan kebiasaan nenek
moyangnya secara turun temurun dianutnya secara kuat. Tidak mau menerima
perubahan perubahan dari luar walaupun dalam keadaan zaman telah berkembang
dengan pesat.
Kebiasaan-kebiasaan hidup secara tradisional yang sulit untuk diubah inilah
yang akan membawa dampak terhadap kesehatan seperti kebiasaan minum air
tanpa dimasak terlebih dahulu, buang sampah dan air limbah di sembarang tempat
sehingga terdapat genangan kotor yang mengakibatkan mudah berjangkitnya
penyakit menular.

7
B. Perkampungan Darurat
Jenis perkampungan ini biasanya bersifat sementara (darurat) dan timbulnya
perkampungan ini karena adanya bencana alam. Untuk menyelamatkan penduduk
dari bahaya banjir maka dibuatkan perkampungan darurat pada daerah/lokasi yang
bebas dari banjir. Mereka yang rumahnya terkena banjir untuk sementara
ditampatkan dipenampungan ini untuk mendapatkan pertolongan bantuan dan
makanan pakaian dan obat-obatan. Begitu pula ada bencana lainnya seperti adanya
gunung berapi yang meletus dan lain-lain.Daerah pemukiman ini bersifat darurat
tidak terencana dan biasanya kurang fasilitas sanitasi lingkungan sehingga
kemungkinanpenlaran penyakit akan mudah terjadi.

C. Perkampungan Kumuh (Slum Area)


Jenis pemukiman ini biasanya timbul akibat adanya urbanisasi yaitu
perpindahan penduduk dari kampung (pedesaan) ke kota. Umumnya ingin mencari
kehidupan yang lebih baik, mereka bekerja di toko-toko, di restoran-restoran,
sebagai pelayan dan lain lain. Sulitnya mencari kerja di kota akibat sangat banyak
pencari kerja, sedang tempat bekerja terbatas, maka banyak diantara mereke
manjadi orang gelandangan, Di kota umumnya sulit mendapatkan tempat tinggal
yang layak hal ini karena tidak terjangkau oleh penghasilan (upah kerja) yang
mereka dapatkan setiap hari, akhirnya meraka membuat gubuk-gubuk sementara
(gubuk liar).

D. Pemukiman Transmigrasi
Jenis pemukiman semacam ini di rencanakan oleh pemerintah yaitu suatu
daerah pemukiman yang digunakan untuk tempat penampungan penduduk yang
dipindahkan (ditransmigrasikan) dari suatu daerah yang padat penduduknya ke
daerah yang jarang/kurang penduduknya tapi luas daerahnya (untuk tanah garapan
bertani bercocok tanam dan lain lain) disamping itu jenis pemukiman merupakan
tempat pemukiman bagi orang -orang (penduduk) yang di transmigrasikan akibat di
tempat aslinya seiring dilanda banjir atau sering mendapat gangguan dari kegiatan
gunung berapi.
Ditempat ini meraka telah disediakan rumah, dan tanah garapan untuk
bertani (bercocok tanam) oleh pemerintah dan diharapkan mereka nasibnya atau
penghidupannya akan lebih baik jika dibandingkan dengan kehidupan di daerah
aslinya.

8
E. Perkampungan Untuk Kelompok-Kelompok Khusus
Perkampungan seperti ini dibasanya dibangun oleh pemerintah dan
diperuntukkan bagi orang -orang atau kelompok-kelompok orang yang sedang
menjalankan tugas tertentu yang telah dirancanakan. Penghuninya atau orang orang
yang menempatinya biasanya bertempat tinggal untuk sementara, selama yang
bersangkutan masih bisa menjalan kan tugas. setelah cukup selesai maka mereka
akan kembali ke tempat/daerah asal masing masing. Contohnya adalah
perkampungan atlit (peserta olah raga pekan olahraga nasional ). Perkampungan
orang-orang yang naik haji, perkampungan pekerja (pekerja proyek besar, proyek
pembangunan bendungan, perkampungan perkemahan pramuka dan lain lain).

F. Perkampungan Baru (real estate) atau Permukiman Exclusive


Pemukiman semacam ini direncanakan pemerintah dan bekerja sama
dengan pihak swasta. Pembangunan tempat pemukiman ini biasanya dilokasi yang
sesuai untuk suatu pemukiman (kawasan pemukiman). Ditempat ini biasanya
keadaan kesehatan lingkunan cukup baik, ada listrik, tersedianya sumber air bersih ,
baik berupa sumur pompa tangan (sumur bor) atau pun air PAM/PDAM, sistem
pembuangan kotoran dan air kotornya direncanakan secara baik, begitu pula cara
pembuangan sampahnya di koordinir dan diatur secara baik.
Selain itu ditempat ini biasanya dilengakapi dengan gedung-gedung sekolah
(SD, SMP, dll) yang dibangun dekat dengan tempat-tempat pelayanan masyarakat
seperti poskesdes/puskesmas, pos keamanan kantor pos, pasar dan lain-lain.Jenis
pemukiman seperti ini biasanya dibangun dan diperuntukkan bagi penduduk
masyarakat yang berpenghasilan menengah keatas. Rumah rumah tersebut dapat
dibali dengan cara di cicil bulanan atau bahkan ada pula yang dibangun khusus
untuk disewakan.
Contoh pemukiman sperit ini adalah perumahan IKPR-BTN yang pada saat
sekarang sudah banyak dibangun sampai ke daerah-daerah.Untuk di daerah –
daerah (kota kota ) yang sulit untuk mendapatkan tanah yang luas untuk perumahan,
tetapi kebutuhan akan perumahan cukup banyak, maka pemerintah bekerja sama
dengan pihak swasta membangun rumah tipe susun atau rumah susun (rumah
bertingkat) seperti terdapat di kota metropolitan DKI Jakarta. Rumah rumah seperti
ini ada yang dapat dibeli secara cicilan atau disewa secara bulanan.

9
2.1.4 Pola - Pola Permukiman
Terdapat tiga pola pemukiman penduduk dalam hubungannya dengan
bentang alamnya, yaitu sebagai berikut (Malik Abdul Karim,2009) :
A. Pola Pemukiman Memanjang
Pola pemukiman memanjang memiliki ciri pemukiman berupa deretan
memanjang karena mengikuti jalan, sungai, rel kereta api atau pantai.

➢ Mengikuti Jalan Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri
jalan. Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak terdapat di dataran
rendah yang morfologinya landai sehingga memudahkan pembangunan
jalan-jalan di pemukiman. Namun pola ini sebenarnya terbentuk secara alami
untuk mendekati sarana transportasi
➢ Mengikuti rel kereta api Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan
kiri rel kereta api. Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak terdapat di
daerah perkotaan terutama di DKI Jakarta dan atau daerah padat
penduduknya yang dilalui rel kereta api.
➢ Mengikuti Alur Sungai Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang
mengikuti aliran sungai. Biasanya pola pemukiman ini terdapat di daerah
pedalaman yang memiliki sungai-sungai besar. Sungai-sungai tersebut
memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan penduduk.
➢ Mengikuti Garis Pantai Daerah pantai pada umumnya merupakan
pemukiman penduduk yang bermata pencaharian nelayan. Pada daerah ini
pemukiman terbentuk memanjang mengikuti garis pantai. Hal itu untuk
memudahkan penduduk dalam melakukan kegiatan ekonomi yaitu mencari
ikan ke laut.

B. Pola Pemukiman Terpusat


Pola pemukiman ini mengelompok membentuk unit-unit yang kecil dan
menyebar, umumnya terdapat di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi
yang berelief kasar, dan terkadang daerahnya terisolir.Di daerah pegunungan pola
pemukiman memusat mengitari mata air dan tanah yang subur.Sedangkan daerah
pertambangan di pedalaman pemukiman memusat mendekati lokasi
pertambangan.Penduduk yang tinggal di pemukiman terpusat biasanya masih
memiliki hubungan kekerabatan dan hubungan dalam pekerjaan.Pola pemukiman ini
sengaja dibuat untuk mempermudah komunikasi antarkeluarga atau antarteman
bekerja.

10
C. Pola Pemukiman Tersebar
Pola pemukiman tersebar terdapat di daerah dataran tinggi atau daerah
gunung api dan daerah-daerah yang kurang subur. Pada daerah dataran tinggi atau
daerah gunung api penduduk akan mendirikan pemukiman secara tersebar karena
mencari daerah yang tidak terjal, morfologinya rata dan relatif aman. Sedangkan
pada daerah kapur pemukiman penduduk akan tersebar mencari daerah yang
memiliki kondisi air yang baik. Mata pencaharian penduduk pada pola pemukiman ini
sebagian besar dalam bidang pertanian, ladang, perkebunan dan peternakan

2.2 Permukiman Exclusive


2.2.1 Definisi Permukiman Exclusive
Pemukiman Exclusive direncanakan pemerintah dan bekerja sama dengan
pihak swasta. Pembangunan tempat pemukiman ini biasanya dilokasi yang sesuai
untuk suatu pemukiman (kawasan pemukiman). Ditempat ini biasanya keadaan
kesehatan lingkunan cukup baik, ada listrik, tersedianya sumber air bersih , baik
berupa sumur pompa tangan (sumur bor) atau pun air PAM/PDAM, sistem
pembuangan kotoran dan air kotornya direncanakan secara baik, begitu pula cara
pembuangan sampahnya di koordinir dan diatur secara baik.
Selain itu ditempat ini biasanya dilengakapi dengan gedung-gedung sekolah
(SD, SMP, dll) yang dibangun dekat dengan tempat-tempat pelayanan masyarakat
seperti poskesdes/puskesmas, pos keamanan kantor pos, pasar dan lain-lain.Jenis
pemukiman seperti ini biasanya dibangun dan diperuntukkan bagi penduduk
masyarakat yang berpenghasilan menengah keatas. Rumah rumah tersebut dapat
dibali dengan cara di cicil bulanan atau bahkan ada pula yang dibangun khusus
untuk disewakan.
Contoh pemukiman ini adalah perumahan IKPR-BTN yang pada saat
sekarang sudah banyak dibangun sampai ke daerah-daerah.Untuk di daerah –
daerah (kota kota ) yang sulit untuk mendapatkan tanah yang luas untuk perumahan,
tetapi kebutuhan akan perumahan cukup banyak, maka pemerintah bekerja sama
dengan pihak swasta membangun rumah tipe susun atau rumah susun (rumah
bertingkat) seperti terdapat di kota metropolitan DKI Jakarta. Rumah rumah seperti
ini ada yang dapat dibeli secara cicilan atau disewa secara bulanan.

11
2.2.2 Syarat – Syarat Permukiman Exclusive
Permukiman Exclusive memiliki beberapa syarat antara lain sebagai berikut :
1. Lokasi
a) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan
sebagainya;
b) Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
atau bekas tambang;
c) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti
jalur pendaratan penerbangan.

2. Kualitas Udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan
gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
a) Gas H2S dan NH secara biologis tidak terdeteksi;
b) Debu dengan diameter g maksimum 150g/mmkurang dari 10 3
c) Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
d) Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.

3. Kebisingan Dan Getaran


a) Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
b) Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.

4. Kualitas Tanah Di Daerah Perumahan Dan Pemukiman


a) Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
b) Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
c) Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
d) Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg

5. Prasarana Dan Sarana Lingkungan


a) Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan
konstruksi yang aman dari kecelakaan
b) Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit
c) Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki

12
dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu
penerangan jalan tidak menyilaukan mata
d) Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kesehatan;
e) Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan;
f) Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan
g) Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat
kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
h) Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
i) Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

6. Vektor penyakit
a) Indeks lalat harus memenuhi syarat;
b) Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung
dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.

2.3 Studi Kasus Permukiman Exclusive Di Dunia


2.3.1 Kota Bandung
Salah satu Permukiman Exclusive yang terdapat dikota Bandung yaitu
Perumahan Cempaka Hijau. Perumahan Cempaka Hijau ini memiliki lahan seluas
1,3 Ha sebanyak 77 unit rumah. Perumahan Cempaka Hijau dibangun dengan
konsep Hunian Astri dan Hijau. Perumahan Cempaka Hijau memiliki askses terbaik
menuju lokasi – lokasi publik seperti rumah sakit, Bandara Husein, Pasar Cimindi.
Perumahan ini memiliki konstruksi yang baik, didesain dengan gaya modern dan
penggunaan inovatif dari material yang ramah lingkungan agar terdapat konsep
hijaunya. Rata-rata Tipe rumah dikawasan perumahan Cempaka Hijau ini adalah
rumah tipe 60 sampai tipe 70.
Selain itu terdapat permukiman Exclusive lainnya yaitu Podomoro Park yang
dikembangkan oleh Agung Podomoro grup yang terletak didaerah Bandung Selatan.
Podomoro Park terletak di dekat pintu tol buah batu dengan luas wilayah kurang

13
lebih 100 Ha dengan harga jual sebesar 1,3 – 4 miliyar. Rumah di Podomoro Park
dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu tipe 9 x 22, tipe 8 x 22, tipe 8 x 20, tipe 7 x 18
, tipe 6 x 15. Fasilitas yang terdapat di Podomoro Park yaitu Commercial Area,
Clubhouse, Swimming Pool, Gym, Jogging Track By the Lake, Children Playground,
Community Garden, Bike Lane, 24 Hour Security, Massive Comumunity Lake.
Berikut adalah gambar rumah di Podomoro Park pada Permukiman Exclusive.
Daerah ini tidak terletak pada daerah rawan bencana alam, tidak terletak pada
daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang, tidak
terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur
pendaratan penerbangan, Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat
perindukan vektor penyakit.

2.3.2 Kota New York


Salah satu Permukiman Exclusive di Kota New York yaitu Kawasan
Residential di 432 Avenue.Harga rumah per unitnya berkisar 600 miliyar sampai
1,134 triliun rupiah. Rumah mewah ini dilengkapi dengan dekorasi yang sangat
elegen, rata – rata menggunakan perangkat internet Of Things dalam setiap
perabotannya seperti kulkas pintar, pintu pintar, lemari pintar, kamar tidur pintar yang
dilengkapi dengan CCTV yang terkoneksi dengan gadgetnya. Pada Kawasan ini
terdapat fasilitas kolam renang indoor dan outdoor, lapangan tenis, bowling, gudang
anggur, Spa, serta terdiri dari tiga bagunan seperti istana yang megah dikelilingi oleh
air mancur dan patung - patung klasik yang tidak terhitung jumlahnya

2.3.3 Kota Jakarta


Salah satu Permukiman Exclusive di Kota Jakarta yaitu kawasan kelapa
gading yang berada di Jakarta Utara, Pantai Indah Kapuk. Pantai Indah Kapuk
disertai Taman Wisata Alam Angke Kapuk yang berupa taman wisata alam
mangrove. Selanjutnya Kawasan Kemang, kawasan ini yang banyak dihuni para
ekspatriat yang menjadi kawasan hiburan malam dan bisnis, lalu Kawasan Menteng,
kawasan ini menirukan gaya kota Amsterdam yang telah ditetapkan sebagai
permukiman cagar budaya. Selanjutnya adalah kawasan pondok indah.Kawasan ini
seharga Rp. 43 – 68 Juta per meter persegi.Kawasan ini berdekatan dengan
kawasan Golf. Selanjutnya kawasan Ancol yang dikenal sebagai tempat wisata
.Kawasan ini seharga Rp. 3,5 miliyar untuk tanah seluas 200 m2.Permukiman
Exclusive yang terakhir terdapat pada kawasan Puri Indah.Kawasan Puri Indah
berada di Kembangan Jakarta Barat. Rata – Rata harga tanah pada kawasan ini

14
berkisar Rp. 7,5 – 16 juta. Failitas yang terdapat pada Permukiman Exclusive di Kota
Jakarta yaitu Tempat Bermain anak – anak, Kolam Renang, Pusat Perbelanjaan,
Pusat Kesehatan atau Klinik, Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Keamanan. Selain itu,
pada setiap rumah terdapat CCTV yang mengontrol semua kejadian yang terjadi.
Kawasan Perumahan Elit ini memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap
serta dilengkapi dengan berbagai ruang terbuka yang cukup luas seperti taman dan
tanaman vegetasi pinggir jalan.

15
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Fisiografis
3.1.1 Geologi
Kata Geologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu geos yang berarti
bumi dan logos yang berarti bumi.Jadi geologi merupakan studi mengenai bumi dan
fenomena yang terjadi di dalamnya. Pada kawasan wilayah studi, tepatnya pada
daerah Kelurahan Sepinggan Baru, memiliki jenis tanah Kampungbaru (Tpkb)
dengan luas wilayah sebesar 1433,9 Ha (Bappeda, 2015) yang terdiri atas batu
lempung pasiran, batu pasir kuarsa, batu lanau sisipan, batu bara, napal, batu
gamping dan lignit (Badan Geologi, 2018). Selain itu, kawasan wilayah studi memiliki
jenis tanah alluvial seluas 2,1 Ha (Bappeda, 2015) yang terdiri atas pasir, lempung,
dan lumpur.Tanah alluvial biasanya terbentuk di lingkungan sungai dan pantai (Buku
Hijau Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, 2012).

Gambar 3.1 Kondisi Eksisting Geologi Kelurahan Sepinggan Baru

Sumber : Survei Primer, 2018

16
Gambar 3.2 Peta Jenis Tanah Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru

Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018

17
3.1.2 Topografi
Topografi merupakan gambaran tentang kondisi permukaan tanah.Topografi
seringkali berhubungan dengan ketinggian dan kelerengan dari suatu
wilayah.Biasanya, data topografi dimuat dalam peta topografi, kemiringan dan peta
kontur.Pada kawasan wilayah studi, memiliki ketinggian 2.502 mdpl dengan luas
3.393,72 Ha.Topografi menggambarkan keaadaan bentuk muka bumi berdasarkan
kondisi permukaan tanah yang ada di suatu wilayah atau dapat diartikan sebagai
ketinggian suatu tempat yang dihitung dari permukaan air laut sehingga dapat
diketahui elevasi tanah aslinya.
Berdasarkan peta yang terdapat dibawah ini dapat diketahui bahwa warna
kuning dengan kelerengan 0-2% , kawasan yang berwana biru memiliki kelerengan
sebesar 2-5% dan pada kawasan yang berwarna biru memiliki kelerengan sebesar
5-8 %. Pada peta ketinggian, luas kawasan yang berwarna hijau muda memiliki
ketinggian sebesar 30m , pada kawasan yang berwarna hijau agak tua memiliki
ketinggian sebesar 31m – 40m, sedangkan pada kawasan yang berwarna hijau tua
memiliki ketinggian sebesar 41 m – 50 m.
Berikut ini adalah gambar topografi atau ketinggian yang terdapat di kawasan
wilayah studi kelurahan Sepinggan Baru yaitu

Gambar 3.3 Kondisi Eksisting TofografiKawasan Wilayah Studi Kelurahan


Sepinggan Baru

Sumber : Survei Primer, 2018

18
Gambar 3.4 Peta Kelerengan Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru

Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018

19
Gambar 3.5 Peta Ketinggian Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru

Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018

20
3.1.3 Hidrologi
Menurut Arta dan Adidarma (1983) Hidrologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana terjadinya pergerakan air di bumi serta distribusinya
baik diatas maupun di bagian bawah permukaan bumi.Hal ini juga mencakup tentang
sifat kimia dan fisika air dengan reaksi terhadap lingkungan nya.

Gambar 3.6 Kondisi Eksisting HidrologiKawasan Wilayah Studi Kelurahan


Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018

3.1.4 Klimatologi
Klimatologi menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
2009 Tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika merupakan gejala alam yang
berkaitan dengan iklim dan cuaca. Klimatologi, biasanya membahas suhu,
kelembapan udara, dan cuaca. Berikut merupakan arah angin yang ada di kawasan
studi sebagai berikut
Tabel 3.1 Data Arah Angin Balikpapan Tahun 2013-2017

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Januari CALM N N N/NE S/SW

Februari NE CALM/N N NE N

Maret NW CALM/E N N N

21
Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

April CALM/E CALM/S N NE/E N

Mei NW CALM/SW CALM/SW CALM N

Juni CALM/N SW SW CALM/S S

Juli SW SW S/SW S S

Agustus CALM/SW SW S S

September SW SW S CALM/SW

Oktober NW SW S CALM/SW

November CALM/E CALM/S CALM/N CALM

Desember W W N/NE N

Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

Keterangan:

N = North

E = East

NE = Northeast

NW = Northwest

SW = Southwest

W = West

CALM = Tenang

Berdasarkan data tersebut, arah angin pada tahun 2013 hingga tahun 2017
di dominasi dengan arah barat daya. Menurut website resmi BMKG Kota Balikpapan,
pada tahun 2016 kecepatan angin kota Balikpapan mencapai 8 knots, dengan rata
rata suhu 25-21 C.

22
3.1.5 Vegetasi

Vegetasi merupakan jenis jenis tanaman yang berada dalam suatu


ekosistem.Vegetasi seringkali mempengaruhi iklim mikro dalam suatu wilayah,
seperti kelembapan suatu daerah.Suatu vegetasi dibedakan berdasarkan jenis
tumbuhannya.Pada kawasan wilayah studi, terdapat banyak tanaman peneduh yang
berfungsi sebagai peneduh.Menurut Polunin (1960) Vegtasi adalah susunan dari
spesies tumbuh-tumbuhan dan unit lain yang berbeda dari berbagai kelompok yang
berbeda-beda yang tumbuh bersama-sama dialam. Berdasarkan jenisnya, vegetasi
dibedakan menjadi tiga yaitu tanaman peneduh, tanaman perdu, dan tanaman
penutup tanah.Tanaman peneduh adalah tanaman yang memiliki tinggi lebih dari
sama dengan 5 meter, tanaman perdu merupakan tanaman yang memiliki tinggi 1
hingga 3 meter, dan tanaman penutup tanah yaitu tanamam rerumputan.

Gambar 3.7 Kondisi EksistingVegetasi Kawasan Wilayah Studi


Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018

23
3.2 Penggunaan Lahan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 tahun 1992
tentang penatagunaan tanah, Penggunaan tanah adalah wujud tutupan permukaan
bumi baik yang merupakan bentukan alami maupun buatan manusia. Pemanfaatan
tanah merupakan kegiatan untuk mendapatkan nilai tanah tambah tanpa mengubah
bentuk fisik penggunaan tanahnya.Penatagunaan lahan adalah upaya atau hasil
upaya mengatur penggunaan tanah yang rasional dan berwujud konsolidasi
pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat
secara adil.Dengan memahami ruang sebagai wadah yang meliputi ruang darat, laut
dan udara termasuk di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah (UU no. 26 tahun
2007 tentang Penataan Ruang).Penggunaan lahan yang terdapat pada wilayah studi
yaitu permukiman, pelayanan umum dan pemerintahan, perdagangan dan jasa,
fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.

3.2.1 Permukiman
Menurut Undang – Undang No 1 Tahun 2011, permukiman adalah bagian
dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang
mempunyai prasrana, sarana, utilitas umum, serta penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Berikut ini adalah lahan permukiman
yang terdapat di wilayah studi Kelurahan Sepinggan Baru Kota Balikpapan yaitu

Gambar 3.8 Lahan PermukimanKawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan


Baru
Sumber : Survei Primer, 2018

24
3.2.2 Pelayanan Umum dan Pemerintahan
Pelayanan Umum dan Pemerintahan adalah segala bentuk jasa pelayanan
baik dalam bentuk barang publik maupun jasa public yang pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintahan di pusat, daerah dan
di lingkungan badan milik Negara atau badan usaha milik Negara atau milik daerah,
dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang – undangan. Berikut ini adalah lahan
pelayanan umum dan pemerintahan yang terdapat di wilayah studi kelurahan
Sepinggan Baru Kota Balikpapan yaitu

Gambar 3.9 Kantor Pengadilan AgamaKawasan Wilayah Studi Kelurahan


Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018

Gambar 3.10 Dinas Perhubungan Kawasan Wilayah Studi Kelurahan


Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018

25
3.2.3 Perdagangan Dan Jasa
Perdagangan dan jasa merupakan sarana yang berfungsi untuk melayani
dan menyediakan kebutuhan sehari – hari penduduk yang dibutuhkan.Menurut SNI
nomor 2003 – 1733 Tahun 2004, Sarana perdagangan dan jasa merupakan sektor
yang tidak selalu berdiri sendiri dan terpisah dengan bangunan sarana yang lain.
Dasar penyediaan selain berdasarkan jumlah penduduk yang akan dilayaninya, juga
mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok
lingkungan yang ada. Berikut ini adalah Lahan Perdagangan dan Jasa yang terdapat
di wilayah studi Kelurahan Sepinggan Baru kota Balikpapan yaitu

Gambar 3.11 Toko Bandeng ManiaKawasan Wilayah Studi Kelurahan


Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018

Gambar 3.12 Es DeganKawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru


Sumber : Survei Primer, 2018

26
3.2.4 Fasilitas Umum
Fasilitas umum adalah sarana dan prasarana yang disediakan oleh
pemerintahan yang digunakan untuk kepentingan bersama dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari. Menurut Sam (2012), fasilitas adalah segala sesuatu yang yang
berupa benda maupun uang yang dapat memudahkan serta memperlancar
pelaksanaan suatu usaha tertentu. Sementara itu pengertian fasilitas menurut Yazid
(2005:136) fasilitas merupakan bagian dari bukti fisik jasa yang mencakup seluruh
aspek fasilitas fisik organisasi atau lingkungan yang diciptakan oleh
manusia.Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas umum
adalah sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta
guna memperlancar pelaksanaan kegiatan masyarakat umum. Berikut Ini adalah
Fasilitas umum yang terdapat di wiliyah studi Kelurahan Sepinggan Baru yaitu
A. Pendidikan
Menurut Undang – undang Nomor 20 tahun 2003 , pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana dan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pada umumnya dibagi menjadi beberapa jenjang berdasarkan tingkatan
pendidikannya seperti, prasekolah (PAUD dan TK), sekolah dasar (SD/sederajat),
sekolah menengah pertama (SMP/sederajat), sekolah menengah atas
(SMA/sederajat) dan perguruan tinggi.Pendidikan merupakan hal yang sangat
penting untuk semua manusia. Berikut ini adalah gambar fasilitas pendidikan yang
terdapat pada wilayah studi yaitu

Gambar 3.13 Paud An-Nahl dan Taman BacaKawasan Wilayah Studi Kelurahan
Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018

27
B. Peribadatan
Secara bahasa (etimologi), ibadah berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sementara itu menurut terminologi, ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna
dan maksudnya satu yaitu sebagai tanda bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa .
Indonesia sebagai negara yang menganut pancasila terdiri dari lima jenis ragam
kepercayaan yang diakui negara diantaranya, Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan
Budha. Keberagaman kepercayaan membutuhkan sarana peribadatan sebagai
penunjang kegiatan aktivitas keagamaan bagi para penganutnya. Berikut ini adalah
gambar fasilitas peribadatan yang terdapat pada wilayah studi kelurahan Sepinggan
Baru Kota Balikpapan yaitu

Gambar 3.14 Mesjid Darul ImanKawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan


Baru
Sumber : Survei Primer, 2018

C. Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi optimal dari pikiran dan fisik seseorang yang
memungkinkan orang tersebut dapat menjalani hidup yang berkualitas dan produktif
baik secara sosial maupun ekonomi.Kesehatan berorientasi pada upaya
memaksimalkan potensi individu baik secara fisik, intelektual, emosional, sosial,
spiritual dan lingkungan. Sarana kesehatan dibutuhkan guna untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan pemeliharaan kesehatan baik berupa pencegahan ,
pemeriksaan mupun pengobatan. Berikut ini adalah gambar fasilitas Kesehatan yang
terdapat pada wilayah studi kelurahan Sepinggan Baru Kota Balikpapan yaitu

28
Gambar 3.15 Bidan Praktek AisyahKawasan Wilayah Studi Kelurahan
Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018

Gambar 3.16 Posyandu Kusuma Rt 6Kawasan Wilayah Studi Kelurahan


Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018

D. Rekreasi Dan Kebudayaan


Menurut Krippendorf (1994) Rekreasi adalah kegiatan yang dibutuhkan setiap
manusia dengan melakukan perjalanan ke suatu tempat.Rekreasi berfungsi sebagai
kegiatan untuk mengisi waktu luang untuk tujuan tertentu, di antaranya penyegaran
sikap dan mental, kepuasan, serta kesenangan yang bisa memulihkan kekuatan fisik

29
maupun mental. Kegiatan rekreasi membutuhkan sarana sebagai alat penunjang
kegiatan tersebut maupun sebagai pelestarian kegiatan kebudayaan dari
masyarakat. Berikut ini adalah gambar fasilitas Rekreasi dan Kebudayaan yang
terdapat pada wilayah studi kelurahan Sepinggan Baru Kota Balikpapan yaitu

Gambar 3.17 Gedung Kesenian BalikpapanKawasan Wilayah Studi Kelurahan


Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018

E. Perniagaan
Sarana niaga ini tidak selalu berdiri dan terpisah dengan bangunan sarana
yang lain. Dasar penyediaan selain berdasarkan jumlah penduduk yang akan
dilayaninya, juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit -unit atau
kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup
bangunan atau blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya.
Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan
radius area pelayanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi
untuk menyalani pada suatu area. Berikut ini adalah gambar fasilitas Perniagaan
yang terdapat pada wilayah studi kelurahan Sepinggan Baru Kota Balikpapan yaitu

30
Gambar 3.18 Bank BNIKawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018
3.2.5 Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang
mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi
dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditetapkan
dalam intruksi Mendagri No.4 tahun 1998 yang menyatakan “Ruang Terbuka Hijau
yang populasinya didominasi oleh penghijauan yang baik secara alamiah atau
budidaya tanaman dalam pemanfaatan dan fungsinya adalah sebagai areal
berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan.
Berikut ini adalah gambar Ruang Terbuka Hijau yang terdapat pada wilayah studi
kelurahan Sepinggan Baru Kota Balikpapan yaitu

Gambar 3.19 Taman di Rt 6Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru


Sumber : Survei Primer, 2018

3.2.6 Ruang Terbuka Non Hijau


Ruang Terbuka Non Hijau adalah ruang yang secara fisik bukan berbentuk
bangunan gedung dan tidak dominan ditumbuhi tanaman ataupun permukaan
berpori, dapat berupa perkerasan, badan air ataupun kondisi tertentu lainya seperti
kapur, badan lumpur, pasir, gurun dan cadas. Di wilayah studi terdapat ruang
terbuka non hijau seperti lapangan terbuka dan waduk. Berikut ini adalah gambar
Ruang Terbuka Non Hijau yang terdapat pada wilayah studi kelurahan Sepinggan
Baru Kota Balikpapan yaitu

31
Gambar 3.20 Lapangan TennisKawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan
Baru
Sumber : Survei Primer, 2018

Gambar 3.21 WadukKawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru


Sumber : Survei Primer, 2018

Berikut ini adalah peta penggunaan lahan yang terdapat pada wilayah studi
kelurahan Sepinggan Baru kota Balikpapan yaitu

32
Gambar 3.22 Peta Penggunaan Lahan Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru

Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018

33
3.3 Kultur Masyarakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kultur merupakan
kebudayaan. Sedangkan menurut Paul B. Horton, masyarakat merupakan
sekumpulan manusia yang relatif mandiri dengan hidup bersama dalam angka waktu
cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan memiliki suatu kebudayaan.
Sehingga kultur masyarakat dapat disimpulkan sebagai sebuah pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang
dimiliki oleh suatu masyarakat yang mendiami suatu wilayah.

3.3.1 Jenis Tingkat Ekonomi


Tingkat ekonomi suatu masyarakat yang pada wilayah studi perencanaan
tapak dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.2 Jenis Pekerjaan Yang Terdapat Pada Wilayah Studi

No. Tingkat Pekerjaan Jumlah

1. Belum Bekerja 14.384

2. Pelajar/Mahasiswa 6.465

3. Pensiun 196

4. PNS 931

5. TNI/POLRI 536

6. Pedagang 242

7. Karyawan 6.857

8. Petani 93

9. Buruh 773

10. Tukang 25

11. Edukasi 338

12. Profesi 77

13. Medis 153

34
No. Tingkat Pekerjaan Jumlah

14. Lain-lain 1.129

15. Jumlah 32.199

Sumber : Database SIAK Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan,
2017
Dapat dilihat pada tabel 3.2 dinyatakan bahwa mayoritas penduduk yang
tinggal pada wilayah ini bekerja sebagai karyawan. Hal ini disebabkan karena
letakya yang berdeketan dengan kawasan kantor pemerintahan.

2% 1% 0% Jenis Pekerjaan
4%
0%
0% Belum Bekerja
0%
Pelajar/Mahasiswa
Pensiun
PNS
21%
45% TNI/POLRI
Pedagang
1%
Karyawan
2%
Petani
3% 1%
20% Buruh
Tukang

Gambar 3.23 Diagram Presentase Jenis Pekerjaan yang Terdapat Kawasan


Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru

Sumber : Database SIAK Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan,
2017

Dapat dilihat pada gambar diagram 3.N bahwa selain karyawan, pekerjaan yang
mendominasi selanjutnya adalah pelajar/mahasiswa.

3.3.2 Kondisi Bangunan


Adapun kondisi bangunan yang terdapat pada lokasi wilayah studi dapat diliat
sebagai berikut.

35
Gambar 3.24 Kondisi Eksisting Bangunan Pada Jalan Praja Bakti III
Sumber : Survei Primer, 2018
Berdasarkan gambar 3.N diatas, dapat diketahui dari kondisi bangunan
yang terletak di Jalan Praja Bakti III bahwa bangunan yang ada disana terbangun
secara rapi dan juga teratur.Tidak hanya itu, kondisi bangunan yang terdapat di
Jalan Praja Bakti III masih terlihat seperti bangunan baru dengan memiliki 2 lantai
dengan kondisi drainase yang terbuka.

36
Gambar 3.25 Kondisi Eksisting Bangunan Pada Jalan Satya Praja
Sumber : Survei Primer, 2018
Berdasarkan gambar 3.pada kondisi bangunan yang terletak di Jalan
Satya Praja, dapat dilihat bawa kondisi bangunannya masih sangat bagus akan
tetapi kurang terawat sehingga menyebabkan timbulnya lumut-lumut yang terdapat
di pagar. Kondisi bangunan yang ada pada Jalan Satya Praja ini landai disebabkan
karena kontur jalan yang menurun sehingga menyebabkan bangunan-bangunan
yang ada disana mengikuti kontur tanahnya. Serta sirkulasi yang ada atau
kemudahan masyarakat sekitar dalam mengakses jalan yang ada disana tidak sulit
sebab didukung oleh jalan yang baik serta terdapat drainase-drainase yang
berfungsi.

3.4 Transportasi
Menurut Salim (2000) transportasi merupakan kegiatan pemindahan barang
(muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
Transportasi adalah usaha untuk memindahkan orang dan atau barang dari
satu tempat ke tempat lain. Usaha memindahkan orang atau barang selalu
menimbulkan lalu lintas.Transportasi terjadi apabila terdapat satu atau beberapa
kegiatan, lokasi kegiatan yang terpisah, antar kegiatan saling berhubungan.Unsur-
unsur pokok transportasi yaitu manusia, barang, kendaraan, jalan, organisasi.

3.4.1 Jenis Jalan


Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1980 tentang jalan, jalan merupakan
suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala
bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang di
peruntukan bagi lalu lintas. Menurut C Daniasari (2008), Jaringan Jalan memiliki
fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasaranan untuk
memindahkan/transportasi orang dan barang, dan merupakan urat nadi untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, dan stabilitas nasional, serta
upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 26 Tahun 1985 jalan di Indonesia terbagi menjadi tiga jenis yaitu
jalan Arteri, jalan Kolektor, dan jalan Lokal.
Berdasarkan hasil survei primer yang telah dilakukan di wilayah studi, dapat
digambarkan peta jaringan jalan di Kelurahan Sepinggan Baru sebagai berikut.

37
Gambar 3.26 Peta Jaringan Jalan Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru

Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018

38
3.4.2 Hirarki Jalan
Menurut RTRW jalan merupakan transportasi darat yang meluputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah dan/atau air serta
di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Setiap jalan
memiliki hirarkinya masing-masing.Hirarki atau pengelompokkan jalan adalah
pengelompokkan jalan berdasarkan fungsi jalan yaitu jalan arteri, jalan kolektor, dan
jalan lokal. Adapun data transportasi yang berada di wilayah studi yang terletak di
Kelurahan Sepinggan Baru ditunjukkan pada tabel berikut

Tabel 3.3 Data Hirarki Jalan di Wilayah Studi

Dimensi Jumla
No Nama Hirarki Status Perkera
h Kondisi
. Jalan Jalan Rumaja Rumija Ruwasja Jalan san
Jalur

1. Jalan Jalan 4.4 6.4 13.4 2 Jalan Beton Baik


Kasih Lokal Kota

2. Jalan Jalan 6 13.3 25.3 2 Jalan Aspal Baik


Ruhui Kota
Lokal
Rahayu
II

3. Jalan Jalan 3.2 5.2 8.4 2 Jala Aspal Baik


Pamong Lingkunga Kota
Praja I n

4. Jalan Jalan 10 16.5 25.5 2 Jalan Aspal Baik


Syarifudi Arteri Provin
n Yos Sekunder si

Sumber : Survei Primer, 2018

Berdasarkan tabel diatas, di wilayah studi terdapat satu jalan asteri sekunder yaitu
Jalan Syarifudin Yos yang merupakan jalan Provinsi dan dapat dilewati oleh
kendaraan mobil dan motor serta memiliki 2 jalur, kondisi Jalan Syarifudin Yos baik
dengan perkerasan jalan berupa aspal.

39
3.4.3 Dimensi Jalan
1) Jalan Arteri Sekunder
Menurut RTRW jalan arteri sekunder merupakan jalan yang menghubungkan
kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu
dengan kawasan k=sekunder kesatu atau kawasan sekunder kesatu dengan
kawasan sekunder kedua. Pada jalan ini, kendaraan yang melintasi jalan asteri
dapat mencapai kecepatan lebih dari 60 km/jam. Selain itu jalan arteri sekunder juga
melayani distribusi untuk masyarakat dalam kota. Berikut adalah penampang jalan
dari hirarki jalan arteri.

Gambar 3.27 Penampang Jalan Syarifudin Yos

Sumber : Survei Primer, 2018

2) Jalan Lingkungan

Menurut Undang Undang Nomor 38 Tahun 2004 pasal 1 ayat 5, jalan


lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan cirri perjalanan jarak dekat dan kecepatan yang rata-rata rendah. Berikut
adalah penampang jalan dari hirarki jalan lingkungan.Berikut adalah peta jaringan
jalan serta klasifikasi jalan-jalan yang ada di wilayah studi ini.

40
Gambar 3.28 Penampang Jalan Pamong Praja I

Sumber : Survei Primer, 2018

3) Jalan Lokal

Menurut Undang Undang Tahun 2004 jalan lokal merupakan jalan umum yag
berfungsi melayani angkutan setempat dengan cirri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Berikut
merupakan penampang jalan lokal yang terdapat di wilayah studi.

41
Gambar 3.29 Penampang Jalan Kasih

Sumber : Survei Primer, 2018

Gambar 3.30 Penampang Jalan Ruhui Rahayu II

Sumber : Survei Primer, 2018

42
3.5 Utilitas
3.5.1 Jaringan Drainase
Drainase menurut suryanti dkk, 2013 drainase merupakan serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau daerah, sehingga daerah tersebut dapat difungsikan secara
optimal. System drainase yang sering ditemui dalam keseharian adalah gorong-
gorong, siphon, jembatan air, pelimpahan, pintu-pintu air, stasiun pompa dan
sebagainya.Pada kawasan wilayah studi terdapat dua macam drainase yaitu,
drainase terbuka dan drainase tertutup. Kondisi eksisting jaringan drainase pada
kawasan wilayah studi dapat dilihat sebagai berikut

Gambar 3.31 Kondisi Eksisting Drainase

Sumber : Survei Primer, 2018

Pada gambar tersebut, dapat dilihat bahwa kondisi drainase pada kawasan
wilayah studi tidak terawatt.Pada drainase terbuka, drainase tidak difungsikan
sebagai mana semestinya, dikarenakan tidak adanya air mengalir.Selain itu,
drainase juga hanya terisi oleh daun kering dan sampah. Peta persebaran drainase
terbuka dan tertutup dapat dilihat sebagai berikut

43
Gambar 3.32 Peta Jaringan Drainase Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru

Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018

44
3.5.2 Jaringan Listrik
Listrik merupakan energi yang tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari
manusia.Jaringan listrik merupakan sumber energi listrik yang menjadi kebutuhan utama
manusia yang disalurkan melalui kabel atau penghantar lainnya sehingga menciptakan sebuah
jaringan.
Lokasi studi terletak pada Perumahan Korpri Kelurahan Sepinggan Baru, Kecamatan
Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.Rumah-rumah di wilayah studi sudah
dialiri listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).Berikut adalah kondisi eksisting dari jaringan
listrik pada wilayah studi.

Gambar 3.33 Kondisi Eksisting Tiang Listrik

Sumber: Survei Primer, 2018

Adapun peta persebaran jaringan listrik untuk mengetahui jaringan listrik yang berada
pada wilayah studi sebagai berikut.

45
Gambar 3.34 Peta Jaringan Listrik Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru

Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018

46
3.5.3 Jaringan Persampahan
Sistem persampahan pada lokasi studi adalah hampir di setiap rumah warga terdapat
tempat sampah yang terletak di depan rumah. Dimana sampah-sampah tersebut dikumpulkan
dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS).

Gambar 3.35 Kondisi Eksisting TPS Di Wilayah Studi

Sumber: Survei Primer, 2018

Untuk mengetahui persebaran persampahan pada wilayah studi dapat dilihat peta
persebaran jaringan persampahan sebagai berikut

47
Gambar 3.36 Peta Jaringan Persampahan Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru

Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018

48
3.5.4 Jaringan Air

Wilayah studi terletak di sekitar permukiman warga sehingga dialiri sumber


air bersih yang berasal dari PDAM. Selain itu, di wilayah studi juga terdapat sebuah
tandon yang berukuran 8000 liter yang digunakan warga sebagai penampungan air.
Berikut adalah kondisi eksisting tandon air di wilayah studi.

Gambar 3.37 Kondisi Eksisting Tandon Air Dan Hydrant

Sumber: Survei Primer, 2018

Untuk mengetahui persebaran jaringan air di lokasi studi, dapat dilihat pada
peta persebaran jaringan air sebagai berikut

49
Gambar 3.38 Peta Jaringan Air Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru

Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018

50
3.5.5 Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi menurut Undang- Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 1999 merupakan rangkaian perangkat telekomunikasi dan
kelengkapannya yang digunakan dalam bertelekomunikasi.Salah satu perusahaan
yang menangani jaringan telekomunikasi adalah Telkom Indonesia. Persebaran
jaringan telekomunikasi dapat dilihat pada peta persebarang jaringan telekomunikasi
sebagai berikut

Gambar 3.39 Jaringan Telekomunikasin wilayah studi Kelurahan Sepinggan


Baru

Sumber : Survei Primer, 2018

Pada gambar tersebut dapat dilhat bahwa terdapat sebuah STO dari
Telkom.STO tersebut terdapat pada jalan Ruhui Rahayu II. STO digunakan untuk
mengatur proses penyambungan komunikasi telepon dan sebagai pusat control.
Peta persebaran jaringan telekomunikasi pada kawasan studi dapat dilihat sebagai
berikut

Pada peta dibawah ini merupakan peta persebaran jaringan telekomunikasi


pada kawasan studi. Pada kawasan tersebut terdapat STO Telkom atau Sentral
Telepon Otomat untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi kawasan wilayah studi.

51
Gambar 3.40 Peta Jaringan TelekomunikasiKawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru

Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018

52
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Salim. 2000. Manajemen Transportasi. Cetakan Pertama. Edisi


Kedua. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. (2016). “Prakiraan Cuaca”


http://www.bmkgbalikpapan.id/balikpapan/ diakses pada 9 Oktober
2018.

Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia No. 4 Tahun 1998 Tentang


Ruang Terbuka

Malinowski, B. (1994), A Scientific Theory of Culture. Chappel Hill: Univ Of


North Caroline Press

Marisa, Amy., R. Lisa Suryani. 2005. Tipe-Tipe Rumah Berdasarkan


Kebutuhan Penghuninya. Universitas Sumatera Utara.

Martha, W. Dan Adidarma, W. (1983). Mengenal Dasar-Dasar Hidrologi.


Bandung: Nova.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 16 Tahun 1992 Tentang


Penatagunaan Tanah

Standar Nasional Indonesia Nomor 2003-1733 Tahun 2004 Tentang


Perdagangan dan Jasa

Suparlan, P. (1986), ‘Kebudayaan dan Pembangunan’, Media IKA, Vol. 14.


Jurusan 135. Jurusan Antropologi, U.I.

Suryanti, Irma., Norken., Dharma, Sila. 2013. KINERJA SISTEM JARINGAN


DRAINASE KOTA SEMAPURA DI KABUPATEN KLUNGKUNG.

Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Permukiman

Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan

Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1980 Tentang Jalan

53
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 Tentang
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

Wikipedia Bahasa Indonesia: http://id.wikipedia.org/wiki/budaya

http://angelachutt3.blogspot.com/2012/12/adanya-teknologi-di-pemukiman-
padat.html?m=1

http://smartrhomadan.blogspot.com/2015/06/makalah-kesehatan-
lingkungan.html?m=1

54

Anda mungkin juga menyukai