BAB I
PENDAHULUAN
2
Ditjen Cipta Karya Departemen PU, Mengatakan bahwa Perumahan yang ideal
harus memenuhi syarat-syarat diantaranya: Aksesibilitas yaitu kemudahan
pencapaian dari dan ke berbagai kawasan yang diwujudkan dalam bentuk jaringan
transportas, Kompatibilitas yaitu keserasian dan keterpaduan antar kawasan dalam
lingkungan, Fleksibelitas yaitu kemunginan pertumbuhan, Ekologi yaitu keterpaduan
antara kegiatan dan kemampuan laha baik itu dari segi pembangunan maupun
fasilitas yang tidak sesuai akan kebutuhan masyarakat.
Di Indonesia, perumahan merupakan pencerminan dari jati diri
masyarakatnya.Perumahan juga mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
pembentukan watak serta kepribadian bangsa sehingga perlu dibina dan
dikembangkan. Konsep perumahan yang cocok untuk Perumahan Korpri Kelurahan
Sepinggan Baru yang mayoritas masyarakatnya berpenghasilan menengah ke atas
dan sebagai pekerja kantoran atau PNS adalah pengadaan Perumahan Exclusive,
yang mampu mengatasi permasalahan tentang kualitas hunian masyarakatnya.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan laporan adalah sebagai
berikut
1. Untuk menganalisa kondisi eksisting pada wilayah studi Kelurahan
Sepinggan Baru
2. Untuk mengetahui tingkat kelayakan dan kecocokan lahan pada wilayah studi
Kelurahan Sepinggan Baru sebagai lokasi pembangunan kawasan
Perumahan Exclusive
3. Menetukan konsep rancangan untuk membangun kawasan Perumahan
Exclusive pada wilayah studi Kelurahan Sepinggan Baru
3
1.4 Ruang Lingkup
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Permukiman
2.1.1 Definisi Permukiman
Menurut Pasal 1 angka (5) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang dimaksud dengan permukiman adalah
bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan
yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman, menyatakan bahwa kawasan permukiman adalah
bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
Rumah tidak dapat dipandang secara sendiri-sendiri, karena ia terkait dan
harus perduli dengan lingkungan sosialnya, maka perumahan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem sosial lingkungannya. Perencanaan perumahan
harus dipandang sebagai unit yang menjadi satu kesatuan dengan lingkungan
sekitarnya, sehingga harus terdapat ruang-ruang sosial (ruang bersama) untuk
masyarakat berinteraksi satu sama lain. Unit-unit rumah adalah pengorganisasian
kebutuhan akan privasi dan kebutuhan untuk berinteraksi sosial. Berikut ini adalah
beberapa tipe – tipe rumah yang sering dijumpai di Indonesia yaitu sebagai berikut:
a. Tipe yang pertama adalah rumah tipe 21. Rumah tipe ini merupakan model
tempat tinggal terkecil dan hanya mempunyai luas bangunan 21 meter
persegi. Dengan luas bangunan yang tergolong kecil maka rumah ini sudah
dapat dipastikan harganya paling terjangkau. Rumah Tipe ini sangat cocok
bagi pengantin baru atau pasangan muda yang memiliki dana yang minim.
Rumah tipe 21 memiliki dimensi 6 x 3,5 meter, 3 x 7 meter, atau 5,25 x 4
meter. Dikarenakan luas yang terbatas, Rumah tipe 21 hanya tersedia 1
kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu dan dapur. Jadi dengan Kapasitas
rumah seperti itu maka tipe 21 ini maksimal hanya bisa di tempati 3 bagian
keluarga yakni suami istri dan 1 anak yang masih kecil. Jika anak sudah
mulai dewasa maka perlu ada penambahan kamar dengan penyesuaian
kembali ruangan di dalam rumah. Hal ini akan sulit dilakukan apabila luas
tanahnya sempit.
5
b. Rumah tipe 36 adalah model tempat tinggal yang berdiri diatas lahan dengan
luas bangunan 36 meter persegi. Dimensi 9 x 4 meter atau 6 x 6 meter.
Rumah tipe 36 ini biasanya dilengkapi dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi,
ruang tamu, dan dapur. Rumah tipe 36 saat ini menjadi salah satu tipe rumah
yang paling banyak dicari oleh masyarakat terutama di kalangan menengah.
Alasan dari banyak orang memilih rumah tipe 36 ini karena memang biaya
pembuatannya yang tidak terlalu tinggi. Model rumah tipe 36 ini unik dan
sangat cocok untuk keluarga yang tidak begitu besar.
c. Rumah Tipe 45 merupakan model tempat tinggal yang mempunyai total luas
bangunan kurang lebih 45 meter persegi. Rumah tipe ini berdimensi 8 x 5,6
meter dan 6 x 7,5 meter yang dilengkapi dengan 2 kamar tidur, ruang tamu,
ruang keluarga, 1 kamar mandi dan dapur dan memiliki taman minimalis di
depan dan belakang rumah. Pada tipe ini bisa dibilang cukup luas, sehingga
banyak peminantnya terlebih untuk mereka yang berkeluarga dan sudah
memiliki 1-2 anak.
d. Rumah tipe 54 merupakan model rumah yang memiliki dimensi 9 x 6 meter
atau 13,5 x 4 meter. Tipe rumah ini biasanya di kebanyakan diburu oleh
banyak orang dari kalangan menengah sampai atas. Jika dilihat dari luasnya
yang begitu memadai sehingga rumah tipe 45 bisa dilengkapi 2-3 kamar
tidur, dapur, ruang keluarga, ruang tamu, kamar mandi, serta taman yang
cukup lapang.
e. Rumah Tipe 60 ini mempunyai luas tanah 60 meter persegi. Dengan dimensi
6 x 12 meter, 8 x 7 meter, atau 6 x 10 meter yang terbagi dalam berbagai
bentuk. Untuk ukuran panjang maupun lebar bisa disesuaikan dengan selera
dan kebutuhan masing-masing individu.
f. Rumah tipe 70 merupakan tipe rumah yang paling banyak di buru oleh
masyarakat kalangan atas. Rumah tipe ini mempunyai luas 70 meter persegi.
Dengan ukuran yang luas maka rumah tipe 70 ini bisa dihuni keluarga
beserta orang tuanya.
6
e. Pasangan Paru Baya Dengan Anak – Anak Beranjak Dewasa
f. Pasangan Berusia Lanjut Dan Bujangan Berusia Lanjut
g. Orang – Orang Penyandang Cacat
7
B. Perkampungan Darurat
Jenis perkampungan ini biasanya bersifat sementara (darurat) dan timbulnya
perkampungan ini karena adanya bencana alam. Untuk menyelamatkan penduduk
dari bahaya banjir maka dibuatkan perkampungan darurat pada daerah/lokasi yang
bebas dari banjir. Mereka yang rumahnya terkena banjir untuk sementara
ditampatkan dipenampungan ini untuk mendapatkan pertolongan bantuan dan
makanan pakaian dan obat-obatan. Begitu pula ada bencana lainnya seperti adanya
gunung berapi yang meletus dan lain-lain.Daerah pemukiman ini bersifat darurat
tidak terencana dan biasanya kurang fasilitas sanitasi lingkungan sehingga
kemungkinanpenlaran penyakit akan mudah terjadi.
D. Pemukiman Transmigrasi
Jenis pemukiman semacam ini di rencanakan oleh pemerintah yaitu suatu
daerah pemukiman yang digunakan untuk tempat penampungan penduduk yang
dipindahkan (ditransmigrasikan) dari suatu daerah yang padat penduduknya ke
daerah yang jarang/kurang penduduknya tapi luas daerahnya (untuk tanah garapan
bertani bercocok tanam dan lain lain) disamping itu jenis pemukiman merupakan
tempat pemukiman bagi orang -orang (penduduk) yang di transmigrasikan akibat di
tempat aslinya seiring dilanda banjir atau sering mendapat gangguan dari kegiatan
gunung berapi.
Ditempat ini meraka telah disediakan rumah, dan tanah garapan untuk
bertani (bercocok tanam) oleh pemerintah dan diharapkan mereka nasibnya atau
penghidupannya akan lebih baik jika dibandingkan dengan kehidupan di daerah
aslinya.
8
E. Perkampungan Untuk Kelompok-Kelompok Khusus
Perkampungan seperti ini dibasanya dibangun oleh pemerintah dan
diperuntukkan bagi orang -orang atau kelompok-kelompok orang yang sedang
menjalankan tugas tertentu yang telah dirancanakan. Penghuninya atau orang orang
yang menempatinya biasanya bertempat tinggal untuk sementara, selama yang
bersangkutan masih bisa menjalan kan tugas. setelah cukup selesai maka mereka
akan kembali ke tempat/daerah asal masing masing. Contohnya adalah
perkampungan atlit (peserta olah raga pekan olahraga nasional ). Perkampungan
orang-orang yang naik haji, perkampungan pekerja (pekerja proyek besar, proyek
pembangunan bendungan, perkampungan perkemahan pramuka dan lain lain).
9
2.1.4 Pola - Pola Permukiman
Terdapat tiga pola pemukiman penduduk dalam hubungannya dengan
bentang alamnya, yaitu sebagai berikut (Malik Abdul Karim,2009) :
A. Pola Pemukiman Memanjang
Pola pemukiman memanjang memiliki ciri pemukiman berupa deretan
memanjang karena mengikuti jalan, sungai, rel kereta api atau pantai.
➢ Mengikuti Jalan Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri
jalan. Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak terdapat di dataran
rendah yang morfologinya landai sehingga memudahkan pembangunan
jalan-jalan di pemukiman. Namun pola ini sebenarnya terbentuk secara alami
untuk mendekati sarana transportasi
➢ Mengikuti rel kereta api Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan
kiri rel kereta api. Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak terdapat di
daerah perkotaan terutama di DKI Jakarta dan atau daerah padat
penduduknya yang dilalui rel kereta api.
➢ Mengikuti Alur Sungai Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang
mengikuti aliran sungai. Biasanya pola pemukiman ini terdapat di daerah
pedalaman yang memiliki sungai-sungai besar. Sungai-sungai tersebut
memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan penduduk.
➢ Mengikuti Garis Pantai Daerah pantai pada umumnya merupakan
pemukiman penduduk yang bermata pencaharian nelayan. Pada daerah ini
pemukiman terbentuk memanjang mengikuti garis pantai. Hal itu untuk
memudahkan penduduk dalam melakukan kegiatan ekonomi yaitu mencari
ikan ke laut.
10
C. Pola Pemukiman Tersebar
Pola pemukiman tersebar terdapat di daerah dataran tinggi atau daerah
gunung api dan daerah-daerah yang kurang subur. Pada daerah dataran tinggi atau
daerah gunung api penduduk akan mendirikan pemukiman secara tersebar karena
mencari daerah yang tidak terjal, morfologinya rata dan relatif aman. Sedangkan
pada daerah kapur pemukiman penduduk akan tersebar mencari daerah yang
memiliki kondisi air yang baik. Mata pencaharian penduduk pada pola pemukiman ini
sebagian besar dalam bidang pertanian, ladang, perkebunan dan peternakan
11
2.2.2 Syarat – Syarat Permukiman Exclusive
Permukiman Exclusive memiliki beberapa syarat antara lain sebagai berikut :
1. Lokasi
a) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan
sebagainya;
b) Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
atau bekas tambang;
c) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti
jalur pendaratan penerbangan.
2. Kualitas Udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan
gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
a) Gas H2S dan NH secara biologis tidak terdeteksi;
b) Debu dengan diameter g maksimum 150g/mmkurang dari 10 3
c) Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
d) Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.
12
dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu
penerangan jalan tidak menyilaukan mata
d) Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kesehatan;
e) Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan;
f) Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan
g) Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat
kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
h) Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
i) Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
6. Vektor penyakit
a) Indeks lalat harus memenuhi syarat;
b) Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung
dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
13
lebih 100 Ha dengan harga jual sebesar 1,3 – 4 miliyar. Rumah di Podomoro Park
dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu tipe 9 x 22, tipe 8 x 22, tipe 8 x 20, tipe 7 x 18
, tipe 6 x 15. Fasilitas yang terdapat di Podomoro Park yaitu Commercial Area,
Clubhouse, Swimming Pool, Gym, Jogging Track By the Lake, Children Playground,
Community Garden, Bike Lane, 24 Hour Security, Massive Comumunity Lake.
Berikut adalah gambar rumah di Podomoro Park pada Permukiman Exclusive.
Daerah ini tidak terletak pada daerah rawan bencana alam, tidak terletak pada
daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang, tidak
terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur
pendaratan penerbangan, Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat
perindukan vektor penyakit.
14
berkisar Rp. 7,5 – 16 juta. Failitas yang terdapat pada Permukiman Exclusive di Kota
Jakarta yaitu Tempat Bermain anak – anak, Kolam Renang, Pusat Perbelanjaan,
Pusat Kesehatan atau Klinik, Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Keamanan. Selain itu,
pada setiap rumah terdapat CCTV yang mengontrol semua kejadian yang terjadi.
Kawasan Perumahan Elit ini memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap
serta dilengkapi dengan berbagai ruang terbuka yang cukup luas seperti taman dan
tanaman vegetasi pinggir jalan.
15
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Fisiografis
3.1.1 Geologi
Kata Geologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu geos yang berarti
bumi dan logos yang berarti bumi.Jadi geologi merupakan studi mengenai bumi dan
fenomena yang terjadi di dalamnya. Pada kawasan wilayah studi, tepatnya pada
daerah Kelurahan Sepinggan Baru, memiliki jenis tanah Kampungbaru (Tpkb)
dengan luas wilayah sebesar 1433,9 Ha (Bappeda, 2015) yang terdiri atas batu
lempung pasiran, batu pasir kuarsa, batu lanau sisipan, batu bara, napal, batu
gamping dan lignit (Badan Geologi, 2018). Selain itu, kawasan wilayah studi memiliki
jenis tanah alluvial seluas 2,1 Ha (Bappeda, 2015) yang terdiri atas pasir, lempung,
dan lumpur.Tanah alluvial biasanya terbentuk di lingkungan sungai dan pantai (Buku
Hijau Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, 2012).
16
Gambar 3.2 Peta Jenis Tanah Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018
17
3.1.2 Topografi
Topografi merupakan gambaran tentang kondisi permukaan tanah.Topografi
seringkali berhubungan dengan ketinggian dan kelerengan dari suatu
wilayah.Biasanya, data topografi dimuat dalam peta topografi, kemiringan dan peta
kontur.Pada kawasan wilayah studi, memiliki ketinggian 2.502 mdpl dengan luas
3.393,72 Ha.Topografi menggambarkan keaadaan bentuk muka bumi berdasarkan
kondisi permukaan tanah yang ada di suatu wilayah atau dapat diartikan sebagai
ketinggian suatu tempat yang dihitung dari permukaan air laut sehingga dapat
diketahui elevasi tanah aslinya.
Berdasarkan peta yang terdapat dibawah ini dapat diketahui bahwa warna
kuning dengan kelerengan 0-2% , kawasan yang berwana biru memiliki kelerengan
sebesar 2-5% dan pada kawasan yang berwarna biru memiliki kelerengan sebesar
5-8 %. Pada peta ketinggian, luas kawasan yang berwarna hijau muda memiliki
ketinggian sebesar 30m , pada kawasan yang berwarna hijau agak tua memiliki
ketinggian sebesar 31m – 40m, sedangkan pada kawasan yang berwarna hijau tua
memiliki ketinggian sebesar 41 m – 50 m.
Berikut ini adalah gambar topografi atau ketinggian yang terdapat di kawasan
wilayah studi kelurahan Sepinggan Baru yaitu
18
Gambar 3.4 Peta Kelerengan Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018
19
Gambar 3.5 Peta Ketinggian Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018
20
3.1.3 Hidrologi
Menurut Arta dan Adidarma (1983) Hidrologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana terjadinya pergerakan air di bumi serta distribusinya
baik diatas maupun di bagian bawah permukaan bumi.Hal ini juga mencakup tentang
sifat kimia dan fisika air dengan reaksi terhadap lingkungan nya.
3.1.4 Klimatologi
Klimatologi menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
2009 Tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika merupakan gejala alam yang
berkaitan dengan iklim dan cuaca. Klimatologi, biasanya membahas suhu,
kelembapan udara, dan cuaca. Berikut merupakan arah angin yang ada di kawasan
studi sebagai berikut
Tabel 3.1 Data Arah Angin Balikpapan Tahun 2013-2017
Bulan Tahun
Februari NE CALM/N N NE N
Maret NW CALM/E N N N
21
Bulan Tahun
Juli SW SW S/SW S S
Agustus CALM/SW SW S S
September SW SW S CALM/SW
Oktober NW SW S CALM/SW
Desember W W N/NE N
Keterangan:
N = North
E = East
NE = Northeast
NW = Northwest
SW = Southwest
W = West
CALM = Tenang
Berdasarkan data tersebut, arah angin pada tahun 2013 hingga tahun 2017
di dominasi dengan arah barat daya. Menurut website resmi BMKG Kota Balikpapan,
pada tahun 2016 kecepatan angin kota Balikpapan mencapai 8 knots, dengan rata
rata suhu 25-21 C.
22
3.1.5 Vegetasi
23
3.2 Penggunaan Lahan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 tahun 1992
tentang penatagunaan tanah, Penggunaan tanah adalah wujud tutupan permukaan
bumi baik yang merupakan bentukan alami maupun buatan manusia. Pemanfaatan
tanah merupakan kegiatan untuk mendapatkan nilai tanah tambah tanpa mengubah
bentuk fisik penggunaan tanahnya.Penatagunaan lahan adalah upaya atau hasil
upaya mengatur penggunaan tanah yang rasional dan berwujud konsolidasi
pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat
secara adil.Dengan memahami ruang sebagai wadah yang meliputi ruang darat, laut
dan udara termasuk di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah (UU no. 26 tahun
2007 tentang Penataan Ruang).Penggunaan lahan yang terdapat pada wilayah studi
yaitu permukiman, pelayanan umum dan pemerintahan, perdagangan dan jasa,
fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.
3.2.1 Permukiman
Menurut Undang – Undang No 1 Tahun 2011, permukiman adalah bagian
dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang
mempunyai prasrana, sarana, utilitas umum, serta penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Berikut ini adalah lahan permukiman
yang terdapat di wilayah studi Kelurahan Sepinggan Baru Kota Balikpapan yaitu
24
3.2.2 Pelayanan Umum dan Pemerintahan
Pelayanan Umum dan Pemerintahan adalah segala bentuk jasa pelayanan
baik dalam bentuk barang publik maupun jasa public yang pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintahan di pusat, daerah dan
di lingkungan badan milik Negara atau badan usaha milik Negara atau milik daerah,
dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang – undangan. Berikut ini adalah lahan
pelayanan umum dan pemerintahan yang terdapat di wilayah studi kelurahan
Sepinggan Baru Kota Balikpapan yaitu
25
3.2.3 Perdagangan Dan Jasa
Perdagangan dan jasa merupakan sarana yang berfungsi untuk melayani
dan menyediakan kebutuhan sehari – hari penduduk yang dibutuhkan.Menurut SNI
nomor 2003 – 1733 Tahun 2004, Sarana perdagangan dan jasa merupakan sektor
yang tidak selalu berdiri sendiri dan terpisah dengan bangunan sarana yang lain.
Dasar penyediaan selain berdasarkan jumlah penduduk yang akan dilayaninya, juga
mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok
lingkungan yang ada. Berikut ini adalah Lahan Perdagangan dan Jasa yang terdapat
di wilayah studi Kelurahan Sepinggan Baru kota Balikpapan yaitu
26
3.2.4 Fasilitas Umum
Fasilitas umum adalah sarana dan prasarana yang disediakan oleh
pemerintahan yang digunakan untuk kepentingan bersama dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari. Menurut Sam (2012), fasilitas adalah segala sesuatu yang yang
berupa benda maupun uang yang dapat memudahkan serta memperlancar
pelaksanaan suatu usaha tertentu. Sementara itu pengertian fasilitas menurut Yazid
(2005:136) fasilitas merupakan bagian dari bukti fisik jasa yang mencakup seluruh
aspek fasilitas fisik organisasi atau lingkungan yang diciptakan oleh
manusia.Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas umum
adalah sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta
guna memperlancar pelaksanaan kegiatan masyarakat umum. Berikut Ini adalah
Fasilitas umum yang terdapat di wiliyah studi Kelurahan Sepinggan Baru yaitu
A. Pendidikan
Menurut Undang – undang Nomor 20 tahun 2003 , pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana dan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pada umumnya dibagi menjadi beberapa jenjang berdasarkan tingkatan
pendidikannya seperti, prasekolah (PAUD dan TK), sekolah dasar (SD/sederajat),
sekolah menengah pertama (SMP/sederajat), sekolah menengah atas
(SMA/sederajat) dan perguruan tinggi.Pendidikan merupakan hal yang sangat
penting untuk semua manusia. Berikut ini adalah gambar fasilitas pendidikan yang
terdapat pada wilayah studi yaitu
Gambar 3.13 Paud An-Nahl dan Taman BacaKawasan Wilayah Studi Kelurahan
Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018
27
B. Peribadatan
Secara bahasa (etimologi), ibadah berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sementara itu menurut terminologi, ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna
dan maksudnya satu yaitu sebagai tanda bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa .
Indonesia sebagai negara yang menganut pancasila terdiri dari lima jenis ragam
kepercayaan yang diakui negara diantaranya, Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan
Budha. Keberagaman kepercayaan membutuhkan sarana peribadatan sebagai
penunjang kegiatan aktivitas keagamaan bagi para penganutnya. Berikut ini adalah
gambar fasilitas peribadatan yang terdapat pada wilayah studi kelurahan Sepinggan
Baru Kota Balikpapan yaitu
C. Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi optimal dari pikiran dan fisik seseorang yang
memungkinkan orang tersebut dapat menjalani hidup yang berkualitas dan produktif
baik secara sosial maupun ekonomi.Kesehatan berorientasi pada upaya
memaksimalkan potensi individu baik secara fisik, intelektual, emosional, sosial,
spiritual dan lingkungan. Sarana kesehatan dibutuhkan guna untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan pemeliharaan kesehatan baik berupa pencegahan ,
pemeriksaan mupun pengobatan. Berikut ini adalah gambar fasilitas Kesehatan yang
terdapat pada wilayah studi kelurahan Sepinggan Baru Kota Balikpapan yaitu
28
Gambar 3.15 Bidan Praktek AisyahKawasan Wilayah Studi Kelurahan
Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018
29
maupun mental. Kegiatan rekreasi membutuhkan sarana sebagai alat penunjang
kegiatan tersebut maupun sebagai pelestarian kegiatan kebudayaan dari
masyarakat. Berikut ini adalah gambar fasilitas Rekreasi dan Kebudayaan yang
terdapat pada wilayah studi kelurahan Sepinggan Baru Kota Balikpapan yaitu
E. Perniagaan
Sarana niaga ini tidak selalu berdiri dan terpisah dengan bangunan sarana
yang lain. Dasar penyediaan selain berdasarkan jumlah penduduk yang akan
dilayaninya, juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit -unit atau
kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup
bangunan atau blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya.
Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan
radius area pelayanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi
untuk menyalani pada suatu area. Berikut ini adalah gambar fasilitas Perniagaan
yang terdapat pada wilayah studi kelurahan Sepinggan Baru Kota Balikpapan yaitu
30
Gambar 3.18 Bank BNIKawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Survei Primer, 2018
3.2.5 Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang
mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi
dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditetapkan
dalam intruksi Mendagri No.4 tahun 1998 yang menyatakan “Ruang Terbuka Hijau
yang populasinya didominasi oleh penghijauan yang baik secara alamiah atau
budidaya tanaman dalam pemanfaatan dan fungsinya adalah sebagai areal
berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan.
Berikut ini adalah gambar Ruang Terbuka Hijau yang terdapat pada wilayah studi
kelurahan Sepinggan Baru Kota Balikpapan yaitu
31
Gambar 3.20 Lapangan TennisKawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan
Baru
Sumber : Survei Primer, 2018
Berikut ini adalah peta penggunaan lahan yang terdapat pada wilayah studi
kelurahan Sepinggan Baru kota Balikpapan yaitu
32
Gambar 3.22 Peta Penggunaan Lahan Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018
33
3.3 Kultur Masyarakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kultur merupakan
kebudayaan. Sedangkan menurut Paul B. Horton, masyarakat merupakan
sekumpulan manusia yang relatif mandiri dengan hidup bersama dalam angka waktu
cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan memiliki suatu kebudayaan.
Sehingga kultur masyarakat dapat disimpulkan sebagai sebuah pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang
dimiliki oleh suatu masyarakat yang mendiami suatu wilayah.
2. Pelajar/Mahasiswa 6.465
3. Pensiun 196
4. PNS 931
5. TNI/POLRI 536
6. Pedagang 242
7. Karyawan 6.857
8. Petani 93
9. Buruh 773
10. Tukang 25
12. Profesi 77
34
No. Tingkat Pekerjaan Jumlah
Sumber : Database SIAK Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan,
2017
Dapat dilihat pada tabel 3.2 dinyatakan bahwa mayoritas penduduk yang
tinggal pada wilayah ini bekerja sebagai karyawan. Hal ini disebabkan karena
letakya yang berdeketan dengan kawasan kantor pemerintahan.
2% 1% 0% Jenis Pekerjaan
4%
0%
0% Belum Bekerja
0%
Pelajar/Mahasiswa
Pensiun
PNS
21%
45% TNI/POLRI
Pedagang
1%
Karyawan
2%
Petani
3% 1%
20% Buruh
Tukang
Sumber : Database SIAK Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan,
2017
Dapat dilihat pada gambar diagram 3.N bahwa selain karyawan, pekerjaan yang
mendominasi selanjutnya adalah pelajar/mahasiswa.
35
Gambar 3.24 Kondisi Eksisting Bangunan Pada Jalan Praja Bakti III
Sumber : Survei Primer, 2018
Berdasarkan gambar 3.N diatas, dapat diketahui dari kondisi bangunan
yang terletak di Jalan Praja Bakti III bahwa bangunan yang ada disana terbangun
secara rapi dan juga teratur.Tidak hanya itu, kondisi bangunan yang terdapat di
Jalan Praja Bakti III masih terlihat seperti bangunan baru dengan memiliki 2 lantai
dengan kondisi drainase yang terbuka.
36
Gambar 3.25 Kondisi Eksisting Bangunan Pada Jalan Satya Praja
Sumber : Survei Primer, 2018
Berdasarkan gambar 3.pada kondisi bangunan yang terletak di Jalan
Satya Praja, dapat dilihat bawa kondisi bangunannya masih sangat bagus akan
tetapi kurang terawat sehingga menyebabkan timbulnya lumut-lumut yang terdapat
di pagar. Kondisi bangunan yang ada pada Jalan Satya Praja ini landai disebabkan
karena kontur jalan yang menurun sehingga menyebabkan bangunan-bangunan
yang ada disana mengikuti kontur tanahnya. Serta sirkulasi yang ada atau
kemudahan masyarakat sekitar dalam mengakses jalan yang ada disana tidak sulit
sebab didukung oleh jalan yang baik serta terdapat drainase-drainase yang
berfungsi.
3.4 Transportasi
Menurut Salim (2000) transportasi merupakan kegiatan pemindahan barang
(muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
Transportasi adalah usaha untuk memindahkan orang dan atau barang dari
satu tempat ke tempat lain. Usaha memindahkan orang atau barang selalu
menimbulkan lalu lintas.Transportasi terjadi apabila terdapat satu atau beberapa
kegiatan, lokasi kegiatan yang terpisah, antar kegiatan saling berhubungan.Unsur-
unsur pokok transportasi yaitu manusia, barang, kendaraan, jalan, organisasi.
37
Gambar 3.26 Peta Jaringan Jalan Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018
38
3.4.2 Hirarki Jalan
Menurut RTRW jalan merupakan transportasi darat yang meluputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah dan/atau air serta
di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Setiap jalan
memiliki hirarkinya masing-masing.Hirarki atau pengelompokkan jalan adalah
pengelompokkan jalan berdasarkan fungsi jalan yaitu jalan arteri, jalan kolektor, dan
jalan lokal. Adapun data transportasi yang berada di wilayah studi yang terletak di
Kelurahan Sepinggan Baru ditunjukkan pada tabel berikut
Dimensi Jumla
No Nama Hirarki Status Perkera
h Kondisi
. Jalan Jalan Rumaja Rumija Ruwasja Jalan san
Jalur
Berdasarkan tabel diatas, di wilayah studi terdapat satu jalan asteri sekunder yaitu
Jalan Syarifudin Yos yang merupakan jalan Provinsi dan dapat dilewati oleh
kendaraan mobil dan motor serta memiliki 2 jalur, kondisi Jalan Syarifudin Yos baik
dengan perkerasan jalan berupa aspal.
39
3.4.3 Dimensi Jalan
1) Jalan Arteri Sekunder
Menurut RTRW jalan arteri sekunder merupakan jalan yang menghubungkan
kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu
dengan kawasan k=sekunder kesatu atau kawasan sekunder kesatu dengan
kawasan sekunder kedua. Pada jalan ini, kendaraan yang melintasi jalan asteri
dapat mencapai kecepatan lebih dari 60 km/jam. Selain itu jalan arteri sekunder juga
melayani distribusi untuk masyarakat dalam kota. Berikut adalah penampang jalan
dari hirarki jalan arteri.
2) Jalan Lingkungan
40
Gambar 3.28 Penampang Jalan Pamong Praja I
3) Jalan Lokal
Menurut Undang Undang Tahun 2004 jalan lokal merupakan jalan umum yag
berfungsi melayani angkutan setempat dengan cirri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Berikut
merupakan penampang jalan lokal yang terdapat di wilayah studi.
41
Gambar 3.29 Penampang Jalan Kasih
42
3.5 Utilitas
3.5.1 Jaringan Drainase
Drainase menurut suryanti dkk, 2013 drainase merupakan serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau daerah, sehingga daerah tersebut dapat difungsikan secara
optimal. System drainase yang sering ditemui dalam keseharian adalah gorong-
gorong, siphon, jembatan air, pelimpahan, pintu-pintu air, stasiun pompa dan
sebagainya.Pada kawasan wilayah studi terdapat dua macam drainase yaitu,
drainase terbuka dan drainase tertutup. Kondisi eksisting jaringan drainase pada
kawasan wilayah studi dapat dilihat sebagai berikut
Pada gambar tersebut, dapat dilihat bahwa kondisi drainase pada kawasan
wilayah studi tidak terawatt.Pada drainase terbuka, drainase tidak difungsikan
sebagai mana semestinya, dikarenakan tidak adanya air mengalir.Selain itu,
drainase juga hanya terisi oleh daun kering dan sampah. Peta persebaran drainase
terbuka dan tertutup dapat dilihat sebagai berikut
43
Gambar 3.32 Peta Jaringan Drainase Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018
44
3.5.2 Jaringan Listrik
Listrik merupakan energi yang tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari
manusia.Jaringan listrik merupakan sumber energi listrik yang menjadi kebutuhan utama
manusia yang disalurkan melalui kabel atau penghantar lainnya sehingga menciptakan sebuah
jaringan.
Lokasi studi terletak pada Perumahan Korpri Kelurahan Sepinggan Baru, Kecamatan
Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.Rumah-rumah di wilayah studi sudah
dialiri listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).Berikut adalah kondisi eksisting dari jaringan
listrik pada wilayah studi.
Adapun peta persebaran jaringan listrik untuk mengetahui jaringan listrik yang berada
pada wilayah studi sebagai berikut.
45
Gambar 3.34 Peta Jaringan Listrik Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018
46
3.5.3 Jaringan Persampahan
Sistem persampahan pada lokasi studi adalah hampir di setiap rumah warga terdapat
tempat sampah yang terletak di depan rumah. Dimana sampah-sampah tersebut dikumpulkan
dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS).
Untuk mengetahui persebaran persampahan pada wilayah studi dapat dilihat peta
persebaran jaringan persampahan sebagai berikut
47
Gambar 3.36 Peta Jaringan Persampahan Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018
48
3.5.4 Jaringan Air
Untuk mengetahui persebaran jaringan air di lokasi studi, dapat dilihat pada
peta persebaran jaringan air sebagai berikut
49
Gambar 3.38 Peta Jaringan Air Kawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018
50
3.5.5 Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi menurut Undang- Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 1999 merupakan rangkaian perangkat telekomunikasi dan
kelengkapannya yang digunakan dalam bertelekomunikasi.Salah satu perusahaan
yang menangani jaringan telekomunikasi adalah Telkom Indonesia. Persebaran
jaringan telekomunikasi dapat dilihat pada peta persebarang jaringan telekomunikasi
sebagai berikut
Pada gambar tersebut dapat dilhat bahwa terdapat sebuah STO dari
Telkom.STO tersebut terdapat pada jalan Ruhui Rahayu II. STO digunakan untuk
mengatur proses penyambungan komunikasi telepon dan sebagai pusat control.
Peta persebaran jaringan telekomunikasi pada kawasan studi dapat dilihat sebagai
berikut
51
Gambar 3.40 Peta Jaringan TelekomunikasiKawasan Wilayah Studi Kelurahan Sepinggan Baru
Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 2015 dan Survei Primer, 2018
52
DAFTAR PUSTAKA
53
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 Tentang
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
http://angelachutt3.blogspot.com/2012/12/adanya-teknologi-di-pemukiman-
padat.html?m=1
http://smartrhomadan.blogspot.com/2015/06/makalah-kesehatan-
lingkungan.html?m=1
54