Anda di halaman 1dari 15

“Analisa Tingkat Kebisingan Akibat Arus Lalu lintas

(Studi Kasus : Jl. Ir. H. Juanda, Stasiun Bekasi)”


Faris Rasis Marami
Program Studi Teknik Sipil S-1
Institut Sains dan Teknologi Nasional
E-mail : farisrasis@gmail.com

ABSTRAK
Kebisingan ternyata lebih berbahaya, walaupun faktanya kebisingan teralihkan oleh
polusi udara ataupun masalah lingkungan lainnya. Kebisingan dapat merusak kesehatan dan
itulah alasan utama mengapa berjalan atau bersepeda di atau dekat lalu – lintas yang padat perlu
dihindari. Dimana transportasi merupakan sarana pendukung dari kehidupan manusia sehari-
harinya, hal ini dapat terlihat dari banyaknya pertumbuhan moda transportasi di Indonesia,
terutama di kota-kota besar. Pengambilan data menggunakan Perhitungan menggunakan
metode Basic Level Noise serta pengukuran selama 10 menit menggunakan alat Sound Level
Metre. Pada ruas Jl. Ir. H. Juanda didapat tingkat kebisingan tertinggi menggunakan metode
Basic Level Noise sebesar 80,890 dB(A) pada pagi hari dengan rentang waktu pukul (07.15 –
08.15), dan untuk pengukuran menggunakan alat Sound Level Metre didapat tingkat kebisingan
tertinggi pada waktu pengukuran malam hari, pukul (08.00 – 08.15) dengan nilai kebisingan
sebesar 72,897 dB(A). dimana nilai kebisingan tersebut sudah melewati dari baku mutu tingkat
kebisingan nasional yang ditetapkan.
Kata kunci:
Kebisingan, Analisis, Lalu lintas.

ABSTRACT
Noise is more than an irritant, even though it commands much less attention than air pollution
or other environmental problems. Noise is damaging to health and is a major reason why
walking or cycling in or near busy road is avoided. Wherein transportation is supporting
facilities from humans daily life. This can be seen from the many growth modes of
transportation in Indonesia especially in big cities. Data retrieving using calculation based on
Basic Level Noise method and measurement for 10 minutes using Sound Level Metre. On the
Jl. Ir. H. Juanda road, highest noise level obtained based on Basic Level Noise method in
amount of 80,890 dB(A) in the morning time with a span of time beetween (07.15 - 08.15),
and for measurement using Sound Level Metre highest noise level obtained at the night time
measurement with the span of time between (08.00 – 08.15) amount of noise level is 72,897
dB(A). Meanwhile the amount level of noise is get beyond from the setted national noise
quality standart.
Keywords:
Noise, Analysis, Traffic Flows

Institut Sains dan Teknologi Nasional


A. PENDAHULUAN pertumbuhan penggunaan kendaraan
Kebisingan ternyata lebih yang semakin meningkat, maka banyak
berbahaya, walaupun faktanya masalah – masalah yang ditimbulkan
kebisingan teralihkan oleh polusi udara seperti macet, polusi, kebisingan dan
ataupun masalah lingkungan lainnya. lain – lain
Kebisingan dapat merusak kesehatan Tujuan dari penulisan ini
dan itulah alasan utama mengapa adalah Mendapatkan tingkat
berjalan atau bersepeda di atau dekat kebisingan akibat arus lalu – lintas
lalu – lintas yang padat perlu dihindari. pada waktu sibuk Pagi, Siang, dan
Dimana transportasi merupakan sarana
Malam di Jl. Ir. H. Juanda, depan
pendukung dari kehidupan manusia
Stasiun Bekasi
sehari-harinya, hal ini dapat terlihat
dari banyaknya pertumbuhan moda B. Landasan Teori
transportasi di Indonesia, terutama di Arus Lalu lintas
kota-kota besar. Pertumbuhan moda Arus lalu lintas terbentuk dari
transportasi ini menyebabkan naiknya pergerakan individu pengendara
arus lalu – lintas terutama kota-kota
dan pengendara yang melakukan
besar. Dimana pertumbuhan ini
interaksi antara yang satu dengan
menyebabkan banyak masalah yang
yang lainnya pada satu ruas jalan
terjadi, salah satunya adalah noise
dan lingkungannya.
(Kebisingan) akibat arus lalu lintas
yang terjadi pada daerah tersebut yang
Volume Lalu lintas

bisa menyebabkan berbagai gangguan Volume lalu lintas adalah


kesehatan bagi pengguna jalan. jumlah kendaraan yang
Kota Bekasi merupakan kota didefinisikan sebagai jumlah
penyangga ibukota dengan jumlah kendaraan yang lewat pada suatu
penduduk mencapai 2,663 juta jiwa di titik ruas jalan atau pada suatu lajur
tahun 2014, dimana angka tersebut selama interval waktu tertentu.
terbilang sebagai kota dengan
Satuan dari volume secara
kepadatan penduduk yang sangat
sederhana adalah kendaraan.
tinggi. Dengan meningkatnya
Volume adalah banyaknya
pertumbuhan penduduk di kota Bekasi
kendaraan yang lewat pada suatu
maka meningkat pula aktivitas
warganya untuk bepergian
arus jalan selama satu satuan waktu

menggunakan moda transportasi yang jam. Namun demikian pengamatan


ada, namun dengan angka lalu lintas yang biasanya untuk

Institut Sains dan Teknologi Nasional


mengetahui terjadinya volume jam Vi = Kecepatan tiap kendaraan
puncak (VJP) sepanjang jam kerja (km/jam)
baik itu pagi, siang maupun sore. V = Kecepatan rata-rata
Biasanya volume jam puncak kendaraan (km/jam)
diukur untuk masing-masing arah s = Jarak yang ditempuh pada
secara terpisah. periode waktu tertentu (km)
t = waktu tempuh (jam)
𝐾 nMC,nLV,nHV =
VJR = LHR x …………. (1)
𝐹
jumlah sampel untuk sepeda motor
(MC),kendaraan ringan (LV),dan
Dimana :
kendaraan berat (HV).
VJR = Volume rancangan
berdasarkan arah (smp/hari)
Kebisingan
LHR = Lalu lintas Harian Rata-rata
Mentri Negara Lingkungan
(smp/hari)
Hidup dalam Keputusan Mentri LH
K = Proporsi lalu lintas harian yang
(1996) menyatakan kebisingan sebagai
terjadi selama jam puncak
suara yang tidak diinginkan dari usaha
F = Variasi tingkat lalu lintas per 15
atau kegiatan dalam tingkat dan waktu
menit dalam satu jam
tertentu yang dapat menimbulkan
(Hendarsin Shirley L, 2000)
gangguan kesehatan manusia dan

Kecepatan kenyamanan lingkungan.

Kecepatan dalam suatu jalan Wardhana (2001) membagi

digunakan sebagai ukuran utama kebisingan atas tiga macam

kinerja jalan, dimana kecepatan berdasarkan asal sumbernya, yaitu :

tempug didefinisikan sebagai a. Kebisingan impulsif, yaitu

kecepatan rata-rata ruang dari kebisingan yang datangnya tidak

kendaraan sepanjang segmen jalan. secara terus-menerus akan tetapi


𝑠 sepotong-sepotong;
1. 𝑉𝑖 = …………………..... (2)
𝑡 b. Kebisingan kontinyu, yaitu
(𝑉𝑚𝑐𝑋𝑛𝑚𝑐)+(𝑉𝑙𝑣𝑋𝑛𝑙𝑣)+(𝑉ℎ𝑣𝑋𝑛ℎ𝑣)
2. 𝑉 = 𝑛𝑚𝑐+𝑛𝑙𝑣+𝑛ℎ𝑣 kebisingan yang datang secara terus-
……………………………..(3) menerus dalam waktu yang cukup
Dengan: lama;

Institut Sains dan Teknologi Nasional


c. Kebisingan semi kontinyu Berikut adalah baku tingkat ambang
(intermittent), yaitu kebisingan kebisiingan yang telah ditetapkan oleh
kontinyu yang hanya sekejap, kementrian Negara Lingkungan
kemudian hilang dan mungkin akan Hidup, dapat dilihat pada Tabel 2
datang lagi. dibawah ini :
Pengaruh Kebisingan pada
Pendengaran
Paparan selama beberapa jam
dengan tingkat kebisingan tinggi
menghasilkan kurangnya pendengaran
temporer atau pergeseran batas
ambang temporer atau pergeseran
sementara bebas ambang temporer
yang mungkin berlanjut dalam kurun
waktu beberapa jam atau hari. Apabila
paparan terjadi secara teratur untuk
beberapa bulan dan tahun dapat Kriteria Kebisingan terhadap Lalu
menghasilkan kerusaka permanen pada lintas
bagian pendengaran. Dimana pengaruh Golloway pada tahun 1969, telah

tingkat intensitas suara pada sistem mengembangkan formula mengenai

pendengaran manusia dapat dilihat tingkat kebisingan yang ditimbulkan

pada Tabel 1 berikut : oleh lalu lintas yang bergerak dengan

Tabel 1 Pengaruh Kebisingan kecepatan konstan dengan volume lalu


lintas yang sedemikian rupa besarnya
sehingga selalu terjdi arus lalu lintas
menerus, yaitu:
L = log Q – log d + 20 log u +
20……...(4)
Dimana :
L = Tingkat kebisingan rata-rata pada
penerima yang berjarak dari sumber
(dBA)
Q = Volume lalu intas (kend/jam)

Institut Sains dan Teknologi Nasional


u = Kecepatan lalu lintas rata-rata (Dengan prediksi V ≥ 75
(mile/jam) km/jam,nilai p = 0%, dan nilai G =
d = Jarak antara penerima dan jalur 0)
khayal pada pertengahan jalur lalu lintas Dimana:
Persamaan ini berlaku untuk L10 = tingkat kebisingan dasar
volume kendaraan lebih besar 1000 untuk tiap 1 jam dB(A)
kend/jam dan tidak terganggu oleh q = Jumlah volume kendaraan
bangunan lain. yang melintasi ruas jalan yang
Pengukuran Tingkat Kebisingan diamati (kend/jam)
Prakiraan tingkat kebisingan
dapat dihitung dengan 2 cara, yang b. Koreksi kecepatan rata-rata (V) dan
pertama meggunakan rumus dari prosentasi kendaraan berat (p)
metode Basic Noise Level (United Dalam perhitungan koreksi ini,
Kingdom), yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan adalah
volume lalu lintas dan kecepatan perhitungan kecepatan rata-rata dari
kendaraan, dan yang kedua dengan kendaraan yang melintas di ruas
menggunakan alat Sound Level meter / jalan pengamatan serta prosentase
Decibelmeter yangterlebih dahulu di kendaraan berat yang melintas yang
kalibrasi, untuk penggunaan metode dapat dihitung sebgai berikut:
perhitungan dengan rumus. 100𝑓
p = …………..……(6)
a. Basic Noise Level (United 𝑞

Kingdom) dimana :

Dalam perhitungan ini p = Prosentase kendaraan berat (%)


f = Jumlah kendaraan berat yang
digunakan L10 yang merupakan
melintas (kend/jam)
pengukuran kebisingan selama 1
q = Jumlah volume kendaraan
jam, untuk menghitung nilai L10
(kend/jam)
diperlukan jumlah volume
maka nilai koreksi dinyatakan
kendaraan per jamnya. Tingkat
dengan :
Kebisingan dapat ditentukan secara
Koreksi V dan p = 33 log ( V +
empiris dengan persamaan :
40 + 500/V ) + 10 log ( 1 + 5p/V)
L10 = 42,2 + log q
– 68,8 dB(A)
dB(A)………………..………(5)
…………...…………..……(7)
Dimana :
Institut Sains dan Teknologi Nasional
V = Kecepatan Rata – rata Dimana posisi penerima suara
kendaraan (Km/Jam) terletak 1m di muka bangunan,
p = Prosentase Kendaraan berat (%) maka nilai koreksi ditambah +
c. Koreksi terhadap gradien jalan (G) 2,5 dB(A).
dinyatakan dengan : b. Pantulan dari gedung di seberang
Koreksi Gradien = 0,3 G dB(A) > jalan (Refelction opposite
didasarkan pada lalu lintas yang faccade effect)
ada…(2.6) Dengan adanya bangunan,
Koreksi Gradien = 0,2 G dB(A) > atau adanya tembok peredam
didasarkan pada prediksi 15 kebisingan, maka nilai koreksi
tahun…….(2.7) terhadap pantulan dari gedung
Dengan G = prosentase gradient (%) ataupun tembok yang berada di
gradient tidak dihitung jika kondisi depan area pengamatan
jalan mendatar. diperlukan,dan koreksi hanya
d. Koreksi untuk faktor perambatan bisa digunakan apabila tinggi
- Untuk kondisi lebih dari 50% objek pantulan lebih tinggi
diperkeras atau tidak menyerap daripada 1,5 meter dari
bunyi, dapat menggunakan permukaan jalan dengan nilai
persamaan : koreksi:
Koreksi faktor perambatan = - 10 log Koreksi pantulan = + 1.5 (ꝋ’/ ꝋ)
(d’/13,5) dB(A) ……………...(8) dB(A) ………………........(10)
Dimana: Dimana :
d’ = [(d + 3.52) + h2]1/2………….(9) ꝋ’ = sudut pantul terhadap
apabila d ≥ 4 m bangunan
d’ = Jarak miring terpendek dari ꝋ = jumlah segmen sudut pantul
posisi sumber efektif (m) terhadap bangunan
d = jarak dari sumber suara ke c. Akibat sudut pandang
sisi samping jalan (m) Tingkat kebisingan pada titik
h= tinggi relative (m) penerimaan dari segmen skema
jalan tergantung pada sudut yang
e. Koreksi untuk letak lokasi digantikan oleh batas segmen
a. Pantulan dari bagian depan pada titik penerimaan. Sudut ini
gedung (faccade effect) sering disebut sudut pandang (

Institut Sains dan Teknologi Nasional


angle of view) . nilai koreksi dari
sudut pandang terhadap ….(12)
penerima adalah :
Koreksi sudut pandang = 10 log Dimana :
(ꝋ/180) ………....…...…...(11) Leq = Nilai kebisingan equivalen
Dimana : T = Total periode waktu pencatatan
ꝋ = sudut pandang terhadap area (600 detik)
pengamatan n =
f. Sound Level Meter, merupakan
Banyaknya pencatatan data (120
alat uji untuk mengukur tingkat
data)
kebisingan suara, dimana
ti = Periode waktu pencatatan (5
biasanya digunakan untuk
detik)
mengetahui tingkat kebisingan
Li = Nilai hasil pembacaan
suara atau tekanan suara yang
Rumus di atas dapat
ditimbulkannya untuk
disederhanakan menjadi:
mengetahui pengaruhnya
terhadap lingkungan sekitar area
….(13)
uji.
Pengambilan data
Dimana :
kebisingan pada cara sederhana
N = Banyaknya data (600
dilakukan oleh 2 orang dengan
detik/ 5 detik)
sebuah Sound Level Meter biasa
diukur tingkat tekanan bunyi
Leq
sesaat dB (A) selama 10 menit
adalah
untuk tiap pengukuran.
tingkat kebisingan equivalen yang
Pembacaan dilakukan setiap 5
menunjukan suatu nilai yang
detik Leq (10 menit) yang
memperhitungkan intensitas suara
mewakili interval waktu tertentu,
total selama periode waktu
sehingga didapat 120 data.
tertentu dari tingkat suara yang
Kemudian data tersebut diolah
berbeda-beda dari waktu ke
untuk mendapatkan data tingkat
waktu, tingkat kebisingan
kebisingan equivalen dengan
equivalen atau Leq adalah skala
menggunakan rumus berikut :
logaritmik yang nilai-nilainya
Institut Sains dan Teknologi Nasional
dalam satuan desibel (dB) yang Tahapan ini terdiri dari :
tidak dapat ditambahkan langsung. Pengecekan alat yang digunakan
Dalam penelitian ini Leq yang dan jumlah surveyor yang
dihitung adalah Leq 10 menit diperlukan. Selain itu Surveyor
artinya, nilai kebisingan equivalen diberikan beberapa penjelasan
yang diambil pada interval waktu mengenai tugas dan tanggung
15 menit. jawab masing-masing.
b. Pengumpulan data primer
C. METODOLOGI Data primer disini terbagi
Metode Pengumpulan Data menjadi 4 data,yaitu :
Metodologi pelaksanaan 1. Volume lalu lintas
kegiatan analisa ini meliputi : Data ini diperoleh dengan cara
1. Pengamatan Awal (survey mengadakan pencacahan seluruh
pendahuluan) kendaraan yang melintas di ruas
2. Menyusun metodologi kerja jalan yang di teliti. Dimana jenis
3. Survey meliputi : kendaraan dibedakan menjadi
 Volume kendaraan kendaraan ringan, kendaraan
(smp/jam) berat, dan sepeda motor, yang
 Kecepatan rata-rata nantinya digunakan untuk mencari
kendaraan (km/jam) prosentase kendaraan beratnya.
 Tingkat kebisingan rata-rata Pengambilan data volume
(dBA) dilakukan selama 2 jam
4. Menghitung tingkat pengamatan dan dibagi per bagian
kebisingan dengan menggunakan waktu selama 15 menit untuk tiap
cara Basic Level Noise (United ruas jalan yang di lakukan
Kingdom) pengamatan.
5. Menganalisa tingkat Jumlah surveyor yang
kebisingan yang terjadi dibutuhkan untuk pengambilan
Pelaksanaan Survei data ini adalah 2 orang untuk tiap
Pelaksanaan survei dibagi arah lokasi dengan pembagian
menjadi 3 tahap, diantaranya tugas sebagai berikut : 1 orang
adalah : mengamati banyaknya kendaraan
a. Tahapan Persiapan berat dan kendaraan ringan, dan 1

Institut Sains dan Teknologi Nasional


orang mengamati sepeda motor rata dilapangan menggunakan alat
yang melintas di daerah Sound Level Meter. Pengukuran
pengamatan. ini membutuhkan 2 orang
2. Kecepatan rata-rata Surveyor di tiap titik pengamatan
Data ini diperoleh dengan cara dengan pembagian tugas, 1
mengukur kecepatan sesaat pengamat mencatat respon desibel
kendaraan dengan menggunakan dari alat uji, 1 pengamat
Speed gun. pengambilan data ini memegang Stopwatch. Dengan
memerlukan 2 orang surveyor interval waktu selama 10 menit
dengan pembagian tugas 1 orang dan bacaan per 5 detik, diambil
menembakkan alat ke kendaraan pada saat pencatatan volume lalu
yang mellintas dan 1 orang lainnya lintas. Untuk mendapatkan nilai
mencatat hasil penembakan. tingkat kebisingan dasar alat uji
dengan interval waktu sama ditempatkan 10 meter dari sisi
dengan interval pencatatan terdekat penerima, dimana letak
volume lalu lintas. Untuk jumlah alat uji dapat dilihat pada gambar
sampel kendaraan yang diambil 3
untuk keperluan analisa kecepatan
ini, minimal adalah 10% dari
jumlah volume lalu lintas yang
melewati daerah pengamatan.
Sehubungan proses pengambilan
data volume dan waktu tempuh
bersamaan maka untuk
mendapatkan sampel waktu
tempuh minimal 10% nya adalah Gambar 3 Letak Alat Uji
dengan mencatat sebanyak c. Pengumpulan data sekunder
mungkin waktu tempuh kendaraan Data sekunder merupakan data
yang lewat daerah pengamatan. yang diperoleh dari instansi terkait.
3. Tingkat kebisingan
langsung Kebisingan
Data ini diperoleh degan cara
mengukur tingkat kebisingan rata-

Institut Sains dan Teknologi Nasional


D. ANALISA PERHITUNGAN = 33 (1.928) + 10 ( 0,0107 )
Dari hasil analisis diatas – 68,8 dB(A)
didapat tingkat kebisingan = 63.624 + 0.107 – 68,8
melalui 2 cara perhitungan, yang dB(A)
pertama perhitungan = - 5.052 dB(A)
menggunakan cara Basic Level c. Koreksi terhadap kemiringan jalan
Noise, serta pengukuran (G)
menggunakan alat uji Sound C2 = 0,3 G dBA > didasarkan
Level Meter. pada lalu lintas yang ada
Perhitungan Basic Level Noise C2 = 0,2 G dbA > didasarkan
Pagi Hari pada prediksi 15 tahun
Berikut merupakan contoh Dengan G = prosentase gradient (%)
perhitungan tingkat kebisingan Pada gradient tidak dihitung karena
pada waktu pagi hari kondisi jalan mendatar.
a. Tingkat Kebisingan dasar dB(A) d. Koreksi untuk faktor perambatan
Pagi (07.15 – 08.15) dB(A)
Pada pukul (07.15 – 08.15) di > 50% diperkeras / tidak menyerap
dapat q = 6746 kendaraan/jam bunyi, berarti penerima bunyi tidak
L10 = 42,2 + 10 log q dB(A) terhalang untuk menerima suara
= 42,2 + 10 log (6746) dBA dari sumber bunyi
= 42,2 + 10 (3,829) Didapat nilai d = 4 m dan h = 1,5 m,
= 80,490 dB(A) dimana d adalah
b. Terhadap Kecepatan Rata-rata C3 = - 10 log (d’/13,5) dBA
dan Prosentase Kendaraan Berat dimana :
Pada pukul 07.15 – 08.15 didapat d’ = [(d + 3.52) + h2]1/2
niali V = 20,826 km/jam dan = [(4 + 3.52) + 1,52]1/2
nilai p = 0,104 % = 4.301 m
C1 = 33 log ( V + 40 + 500/V ) C3 = -10 log (d’/13,5)
+ 10 log ( 1 + 5.p/V) – 68,8 = - 10 log (4.301/13,5)
dB(A) = - 10 log (- 0,4967)
= 33 log ( 20,826 + 40 + = 4,967 dB(A)
500/20,826) + 10 log ( 1 + 5.
0.104/20,826) - 68,8 dB(A)

Institut Sains dan Teknologi Nasional


e. Koreksi untuk letak lokasi hari ( pukul 07.15 s/d 08.15)
terdapat pada Tabel 3

Tabel 3 Kebisingan Pagi Hari

Gambar 2. detail lokasi pengamatan

Didapat θ 1 sebesar 10°, θ 2 sebesar


45°, dan θ sebesar 97°, dimana θ’
adalah :
θ’ = θ 1 + θ 2
θ’ = 10° + 45° = 55°

 Koreksi Pantulan dari bagian depan


Pengukuran Sound Level Metre
gedung
Penentuan tingkat kebisingan
Dimana posisi penerima suara terletak
menggunakan alat uji Sound Level Metre
1m di depan gedung, maka nilai
dilakukan disaat bersamaan dengan
koreksi ditambah + 2,5 dB(A).
perhitungan arus lalu lintas, dimana dalam
 Koreksi Pantulan dari gedung di
pengambilan data dilakukan selama 10
seberang jalan.
menit dengan pembacaan per 5 detik dari
C4 = + 1,5 (θ’/ θ) dB(A)
lama survey tiap waktunya.
= + 1,5 ( 55/97)
Dari data pembacaan selama 10 menit,
= 0,851 dB(A)
didapat data sebanyak 120 data, dimana
 Koreksi Akibat sudut pandang untuk mendapatkan kebisingan selama 10
C5 = 10 log (θ /180) menit diperlukan perhitungan tingkat
= 10 log ( 97/180) kebisingan tiap menitnya, dengan
= - 2,865 dB(A) perhitungan seperti berikut :
1
Leq (1 menit) = 10 log [(100.1(L1) +
60
Sehingga didapat nilai tingkat
100.1(L2) +100.1(L3)…… + 100.1(L12))
kebisingan menggunakan cara
5]….(4.10)
Basic Level Noise pada waktu pagi
Institut Sains dan Teknologi Nasional
Dimana : Dari perhitungan 12 data bacaan pertama
L1….. L12 = bacaan data pertama s/d data ke- pada pengamatan pukul ( 07.15 – 07.30)
12 didapat nilai kebisingan sebesar = 70,655
Setelah mendapatkan hasil perhitungan dB(A), untuk perhitungan seterusnya akan
kebisingan selama 1 menit, terkumpul 10 tersaji dalam Tabel 4
data yang digunakan sebagai perhitungan
tingkat kebisingan selama 10 menit waktu Tabel 4 Leq 1 menit Pagi Hari
pengamatan, sebagai berikut :
1
Leq (10 menit) = 10 log [(100.1(L1) +
10

100.1(L2) +100.1(L3)…… + 100.1(L10)) 5 ]


...(4.11)
Dimana :
L1….L10 = Kebisingan selama 1 menit
pertama s/d 1 menit ke-10

Dari perhitungan kebisingan selama 10


menit, didapat tingkat kebisingan selama 10
menit waktu pengamatan, dimana hasil
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4
perhitungan inilah yang dipakai untuk
diatas, dalam 2 waktu pembacaan data,
menentukan kebisingan yang terjadi selama
tercatat pada pengamatan pukul (07.15 –
10 menit pengamatan.
07.30) kebisingan paling tinggi terjadi di
Perhitungan Kebisingan Equivalen Pagi
menit pertama pembacaan dengan nilai
Berikut merupakan contoh perhitungan
kebisingan sebesar 70,656 dB(A) , lalu
dari bacaan data pada pengamatan pagi hari
pada pengamatan pukul (08.00 – 08.15)
pukul (07.15 – 07.30)
1
kebisingan paling tinggi terjadi di menit ke-
Leq (1 menit) = 10 log [(100.1(L1) +
60 7 pembacaan data dengan nilai kebisingan
10 0.1(L2)
+100.1(L3)
…… + 10 0.1(L12)
)5] sebesar 73,452 dB(A). Setelah
1
= 10 log [(100.1(84,6) + 100.1(76,2) mendapatkan hasil perhitungan kebisingan
60

+100.1(74,2) +100.1(76,6) +100.1(76,5) +100.1(75,5) selama 1 menit, terkumpul 10 data yang


+100.1(73,8) +100.1(75,5) +100.1(73,8) +100.1(75,5) digunakan sebagai perhitungan tingkat
+100.1(71,9) +100.1(72,1) ) 5 ] kebisingan selama 10 menit waktu
= 70,656 dB(A) pengamatan.

Institut Sains dan Teknologi Nasional


Berikut merupakan contoh perhitungan Tabel 6 Hasil Perhitungan Basic Level
kebisingan selama 10 menit pengamatan di Noise
Volume (Kendaraan) Total kendaraan Prosentase Kecepatan
pagi hari pada pukul (07.15 – 07.30) : Waktu Arah 1 Arah 2 dua arah kendaraan berat rata-rata
Kebisingan
dB(A)
LV HV MC LV HV MC (kendaraan/jam) (%) (Km/jam)
1 07.00 - 08.00 404 4 2911 456 6 2839 6620 0.151 23.063 80.826
Leq (10 menit) = 10 log [(100.1(L1) + 07.15 - 08.15 445 2 3160 455 5 2679 6746 0.104 20.826 80.890
10
07.30 - 08.30 477 3 2737 407 3 2471 6098 0.098 18.841 80.548

100.1(L2) +100.1(L3)…… + 100.1(L10)) 5 ] 07.45 - 08.45


08.00 - 09.00
505
505
3
3
2525
2281
379
335
3
7
2154
2062
5569
5193
0.108
0.193
15.685
16.677
80.551
80.196
11.00 - 12.00 520 10 2004 736 15 2060 5345 0.468 23.506 80.175
1
= 10 log 10 [(100.1(70,655) + 100.1(69,55) 11.15 - 12.15
11.30 - 12.30
524
538
5
7
2104
2054
744
697
15
11
2004
1830
5396
5137
0.371
0.350
24.008
24.195
80.137
79.908
11.45 - 12.45 510 10 1937 678 11 1653 4799 0.438 23.639 79.681
+100.1(68,45)+100.1(68,06)+100.1(68,77)+1 12.00 - 13.00
19.00 - 20.00
491
349
10
5
1961
1822
719
588
12
3
1726
3146
4919
5913
0.447
0.135
24.352
24.786
79.802
80.349
19.15 - 20.15 360 2 1847 571 2 3073 5855 0.068 24.017 80.230
00.1(68,32)+100.1(67,26)+100.1(68,61)+100. 19.30 - 20.30 361 2 1759 533 3 2813 5471 0.091 22.325 79.942
19.45 - 20.45 345 3 1633 509 3 2656 5149 0.117 20.546 79.740
1(68,041)
+100.1(69,45)) 5 ] 20.00 - 21.00 324 2 1632 530 4 2465 4957 0.121 20.103 79.598

= 70,470 dB(A)
Dari perhitungan tingkat kebisingan selama Tabel 7 Hasil perhitungan Leq 1 menit
10 menit pada waktu pengamatan pukul Leq (1 menit)
Menit ke- Pagi Siang Malam
(07.15 – 07.30) didapat nilai kebisingan (07.15 - 07.30) (08.00 - 08.15) (12.00 - 12.15) (12.30 - 12.45 (20.00 - 20.15) (20.30 - 20.45)
1 70.656 71.260 64.500 65.300 69.004 69.729
sebesar = 70,470 dB(A), untuk perhitungan 2 69.559 69.729 64.951 65.481 68.459 67.729
3 68.454 68.929 65.109 64.634 68.751 72.323
lengkap dari perhitungan kebisingan 4 68.061 68.598 65.729 65.198 68.598 70.213
5 68.775 71.233 64.179 63.385 71.233 66.953
selama 10 menit, hasil disajikan kedalam 6 68.324 71.884 68.479 63.974 71.884 75.458
7 67.263 73.452 63.251 63.159 73.452 69.492
Tabel 5 dibawah ini : 8 68.610 72.001 63.523 62.658 67.185 68.948
9 68.042 70.291 63.010 64.582 70.125 67.505
Tabel 5 Leq 10 menit Pagi Hari 10 69.451 70.592 63.053 64.634 72.956 69.867

Waktu Leq (10 menit)


pengamatan dB(A) Tabel 8 Hasil Perhitungan Leq 10 menit

(07.15 - 07.30) 70.470 waktu pengamatan Leq (10 menit) dB(A)

(08.00 - 08.15) 72.368 (07.15 - 07.30) 72.368


(08.00 - 08.15) 70.470
(12.00 - 12.15) 65.917
dimana untuk perhitungan lengkap dari (12.30 – 12.45) 65.926
Pagi, Siang, dan Malam dapat dilihat pada (20.00 - 20.15) 72.897
Tabel 6,7, & 8 dibawah ini: (20.30 - 20.45) 71.871

Institut Sains dan Teknologi Nasional


E. KESIMPULAN DAN SARAN 3. Dari hasil analisa, didapat tingkat
kebisingan telah melewati dari
Kesimpulan
baku mutu kebisingan nasional
Hasil perhitungan tingkat yang diatur dalam Keputusan
kebisingan yang dilakukan di Jl. Ir. Menteri Negara Lingkungan Hidup
H. Juanda, Kota Bekasi, dengan No: Kep-48/MENLH/11/1996
menggunakan metoda Basic Level mengenai Baku mutu Kebisingan
Noise (United Kingdom), dan Nasional untuk daerah Stasiun
perhitungan langsung di lapangan Kereta Api sebesar 70 dB(A)
menggunakan alat uji Sound Level
Metre adalah sebagai berikut : 4. Dan dari hasil perhitungan maka
dapat kita simpulkan bahwa
pengukuran menggunakan alat
1. Dalam perhitungan tingkat Sound Level Metre dihasilkan
kebisingan menggunakan cara tingkat kebisingan yang nilainya
Basic Level Noise, tingkat lebih kecil dibandingkan dengan
kebisingan yang dihasilkan dari tingkat kebisingan menggunakan
arus lalu lintas merupakan tingkat perhitungan dengan metode Basic
kebisingan untuk periode 1 jam, Level Noise.
dengan hasil perhitungan tingkat
kebisingan saat pagi hari dengan Saran
interval (80,5 – 80,2)dB(A) , siang
hari dengan interval (79,7 – 1. Diperlukan ketelitian dalam
80,2)dB(A) dan malam hari dengan pembacaan data menggunakan alat
interval (79,6 – 80,4)dB(A) hal ini Sound Level Metre sehingga
menunjukkan tingkat kebisingan mencegah terjadinya kesalahan
sudah melewati baku mutu (> 70 pembacaan, serta dilakukannya
dB(A)) kalibrasi pada alat uji agar
keakuratan alat tidak berkurang.
2. Pada pengukuran menggunakan
alat Sound Level Metre, data yang 2. Agar kebisingan tidak menggangu
didapat hanya menunjukkan kesehatan atau membahayakan
kebisingan selama periode 10 warga sekitar yang tinggal di
menit dari waktu pengamatan, sekitaran ruas Jl. Ir. H. Juanda,
dimana nilai kebisingan yang maka perlu diambil tindakan
didapat yaitu sebesar 72,368 dB(A) seperti penggunaan peredam pada
& 70,470 dB(A) pada pagi hari sumber bising, penyekatan,
pada pukul (07.15 – 07.30) & ( pemindahan, pemeliharaan
08.00 – 08.15), untuk siang hari penanaman pohon sebagai media
pada pukul (12.00 – 12.15) & rambat ataupun pengaturan tata
(12.30 -12.45) didapat sebesar letak ruang dan penggunaan alat
65,917 dB(A) & 65,926 dB(A), dan pelindung diri sehingga dapat
pada waktu pengamatan Malam meminimalisir kerusakan yang
hari pada pukul (20.00 – 20.15) & ditimbulkan oleh kebisingan suara.
(20.30 – 20.45) sebesar 72,897
dB(A) & 71,871 dB(A)
Institut Sains dan Teknologi Nasional
F. DAFTAR REFERENSI

Departemen Pekerjaan Umum. (1997).


Manual Kapasitas Jalan Indonesia(MKJI).
Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta.

Department of Transport Welsh Office.


(1988). Calculation of Road Traffic Noise.
Her Majesty’s Stationery Office, London.

Djalante Susanti. (2010) . Analisis Tingkat


Kebisingan di Jalan Raya yang
Menggunakan Alat Pemberi Isyarat Lalu
Lintas (APIL) (Studi kasus : Simpang Ade
Swalayan. Universitas Halu Uleo, Kendari

Hidayati Nurul. (2007). Pengaruh Arus


Lalu lintas Terhadap Kebisingan (Studi
Kasus Beberapa Zona Pendidikan di
Surakarta). Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta

Morlok EK. (1985). Pengantar Teknik dan


Perencanaan Transportasi, ahli bahasa
oleh Johan K. Hainim, Erlangga, Jakarta.

Samiono Rahardjo. (2000). Analisa Tingkat


Kebisingan Suara Akibat ALulintas (Studi
kasus : RS Bhineka Bhakti Husada, Jl,
Cabe Raya, Pondok Cabe) , Jakarta.

Sharp, Clifford dan Tonny Jennings.


(1976). Transport and the Environment.
Leicester : Leicester University Press.

Whitelegg, John. (1993). Transport For A


Sustainable Future : The case for Europe.
Chicester : John Wiley & Sons.

http://www.google.com/earth/

Institut Sains dan Teknologi Nasional

Anda mungkin juga menyukai