TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI), rumah susun adalah gedung
atau bangunan bertingkat terbagi atas beberapa tempat tinggal (masing-
masing untuk satu keluarga).
Menurut UU No. 20 Tahun 2011, rumah susun adalah bangunan Gedung
bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian
bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal
maupun vertikal dan merupakan satuan satuan yang masing masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang
dilengkapi dengan bagian Bersama, benda bersama, dan tanah bersama.
7
8
Unit hunian terdiri dari 1 ruang keluarga, 2 ruang tidur, 1 kamar mandi,
dan ruan servis (dapur dan cuci)
Setiap 3 lantai pada bangunan rusun tingkat tinggi harus disediakan ruang
Bersama sebagai fasilitas sosial antar penghuni.
Lebar dan tinggi anak tangga harus diperhitungkan untuk kenyamanan
dan keselamatan dengan minimum lebar 110 cm.
Railing balkon dan selasar harus mempertimbangkan faktor esteteika dan
juga keselamatan agar tidak terkesan kaku.
Plafond memanfaatkan struktur pelat lantai tanpa penutup (exposed).
Penggunaan lift direncanakan untuk rusun dengan jumlah lantai 6 keatas.
Bagian bersama merupakan bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah
untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun
dan dapat berupa ruang untuk umum, struktur dan komponen kelengkapan rumah
susun, prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan yang menyatu dengan
bangunan rumah susun.
Ruang untuk umum sebagaimana dimaksud diatas dapat berupa: (1) ruang
umum, (2) koridor, (3) selasar dan (4) ruang tangga yang harus disediakan
bagi rumah susun.
Ruang umum sebagaimana dimaksud diatas, dapat berfungsi sebagai ruang
tunggu, ruang tamu atau ruang lain yang harus disediakan bagi rumah susun
terutama yang terdiri dari satuan rumah susun tipe kecil atau lebih dari 5
(lima) lantai atau sekurang-kurangnya terdiri dari 15 (lima belas) satuan
rumah susun.
Koridor sebagaimana dimaksud diatas, dapat berfungsi sebagai ruang
penghubung antara dua sisi satuan rumah susun, harus mempunyai ukuran
lebar sekurang-kurangnya 180 (serratus delapan puluh) centimeter.
Selasar sebagaimana dimaksud diatas, dapat berfungsi sebagai ruang
penghubung untuk satu sisi satuan rumah susun harus mempunyai ukuran
lebar sekurang-kurangnya 150 (seratus lima puluh) centimeter.
Ruang tangga sebagaimana dimaksud dalam diatas, untuk rumah susun terdiri
dari 8 (delapan) lantai atau lebih dari 40 (empat puluh) meter harus
disediakan pintu tahan api ke arah atap.
2. Benda Bersama
Benda bersama merupakan benda yang terletak di atas tanah Bersama di luar
bangunan rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama
dalan kesatuan fungsi dengan rumah susun dan dapat berupa prasarana lingkungan
dan fasilitas lingkungan. Kesatuan fungsi sebagaimana dimaksud diatas, merupakan
kesatuan pelayanan yang merata untuk seluruh bangunan rumah susun guna
menjamin kemudahan pencapaian, kenikmatan dan keamanan lingkungan rumah
susun.
Pintu dan tangga darurat kebakaran ada pada setiap lantai dengan jarak 25
m, harus disediakan sekurang kurangnya 2 buah.
Pintu darurat kebakaran harus diletakan ditempat yang mudah dicapai dan
dapat dipergunakan untuk mengeluarkan penghuni selambat lambatnya
2,5 menit, sesuai dengan ketentuan yang ada.
Pintu darurat kebakaran harus terbuat dari bahan yang tidak mudah
terbakar dengan lebar minimal 100 cm dan tinggi 210 cm, menutup
sendiri secara mekanis dan membuka ke arah tangga pada setiap lantai
dan ke arah luar pada lantai dasar
Tangga darurat harus memiliki lebar minimal 110 cm, tinggi injakan anak
tangga maksimal 17,5 cm, lebar injakan minimal 22,5 cm, dan tidak boleh
berbentuk tangga pulir
Dalam jurnalnya, Dewi dan Sahid, merangkum beberapa analisa yang dibutuhkan
untuk mendesain bangunan berlantai banyak pada daerah tropis, antara lain:
13
B. Penghawaan Alami
15
Menurut Givoni (1976), Lechner (1991) dan Moore (1993), ada beberapa
faktor yang akan berpengaruh terhadap proses pertukaran udara secara alamiah yang
terjadi pada suatu ruangan atau bangunan, Faktor-faktor tersebut adalah arah dan
kecepatan angin di luar bangunan, suhu, dan kelembaban udara di dalam dan di luar
bangunan, spesifikasi lubang ventilasi (posisi inlet dan outlet, dimensi dan bentuk
serta feature penunjang) atau yang lebih sering dikenal dengan ACH (Air Change
per Hour). Berikut rumus ACH berdasarkan buku Prasasto Satwiko. (2009). Fisika
Bangunan. 2nd Edition. AY. Yogyakarta. ISBN: 9789792907346 .
N = 3600 X Q/V
Dimana,
N = Jumlah ACH
Q = Aliran udara kedalam ruang (m3/s)
V = Volume ruang
Aliran udara kedalam ruang (Q) yang dihitung dengan satuan m3/s diperoleh dengan
rumus:
Q = 0,025 x A x v
Dimana,
A = Luas bukaan (m2)
V = Kecepatan angin pada bukaan (m/s)
Luas : 3.841 m2
Tahun : 2013
18
Luas : 6.077 m2
Tahun : 2011
Luas : 8.077 m2
Tahun : 2018
Apartemen ini didesain untuk merespon iklim yang ada di China dan
juga permasalah polusi sehingga menggunakan banyak vegetasi untuk
menghasilkan oksigen yang cukup dan baik bagi lingkungan sekitar dan juga
sebagai penyaring polusi yang akan masuk ke hunian. Apartemen ini juga
menggunakan konsep overstack atau balkon untuk membuat pembayangan
pada sisi bangunan sehingga radiasi matahari yang terkena bangunan dapat
diminimalisin dan membuat kenyaman thermal.
Tujuan
Menyediakan hunian vertikal berupa rumah susun sewa untuk
masyarakan berpenghasilan rendah agar mempunyai rumah yang
layak huni dan juga murah dengan menekan biaya operasional
Analisa
Analisa rumah susun berdasarkan Undang undang dan precedent
Analisa bioklimatik berdasarkan precedent dan studi literatur dan
buku The Skyscraper Bioclimatically Considered (Ken Yeang
1996)
Kesimpulan
Hasil dan bahasan dari kesimpulan dari Skematik Desain
analisis permasalahan
PERANCANGAN
22