TINJAUAN PUSTAKA
11
A. Konsep Konvensional
Perencanaan perumahan konvensional merupakan perencanaan dengan
persebaran secara merata dengan bentuk kapling yang jelas dan relatif sama.
Perumahan jenis ini tidak memerlukan lahan yang sangat luas karena kebutuhan
terfokus pada fungsi primer berupa hunian. Berbeda dengan konsep cluster yang
terdiri dari beberapa kelompok rumah yang menyebar dan Plan Unit Development
(PUD) dengan kompleksitas sarana prasarana seperti kantor dan pertokoan sehingga
memerlukan lahan yang sangat luas.
B. Konsep Cluster
Perumahan dengan konsep cluster terdiri dari berbagai macam kelompok
rumah yang ditata sedemikian rupa untuk mendapatkan kepadatan tinggi pada suatu
area
12
C. Konsep Plan Unit Development (PUD)
Perencanaan perumahan dengan Plan Unit Development mengarah kepada
suatu pengembangan yang multifungsi dengan site yang sangat luas dan terdiri dari
berbagai macam zonasi kegiatan seperti perumahan yang dikombinasikan dengan
berbagai tipe perkantoran, area rekreasi, ruang terbuka dan pertokoan.
13
Perumahan Di Perkotaan. Adapun aspek yang perlu dipertimbangkan sesuai SNI 03-
1733-2004 dari Badan Standar Nasional (BSN) adalah sebagai berikut:
A. Ketentuan Umum
1. Perencanaan perumahan sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
setempat.
2. Memenuhi persyaratan teknis dan ekologis untuk mengarahkan
pengaturan pembangunan lingkungan perumahan yang sehat, aman, serasi
secara teratur, terarah serta berkesinambungan.
3. Menyediakan sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan serta utilitas
umum yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan perumahan
perkotaan yang serasi, sehat, harmonis dan aman. Hal ini dimaksudkan
untuk membentuk suatu kawasan hunian dengan kesatuan fungsional
dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya.
4. Penyediaan prasarana dan sarana lingkungan perumahan merupakan
bagian dari sistem pelayanan umum perkotaan sehingga dalam
perencanaannya harus dipadukan dengan perencanaan lingkungan
perumahan dan kawasan-kawasan fungsional lainnya.
5. Menyediakan berbagai sektor kegiatan (ekonomi, sosial, budaya) pada
lingkungan perumahan dengan skala terkecil (250 penduduk) dengan
menyesuaikan kebutuhan ruang dan lahan yang tersedia.
6. Rancangan bangunan hunian, prasarana dan sarana lingkungan harus
memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan keselamatan sesuai Standar
Nasional Indonesia dan peraturan pemerintah setempat.
7. Perencanaan perumahan dan sarana prasarana memperhatikan kemudahan
bagi semua orang, termasuk lansia, ibu hamil atau orang dengan
keterbatasan fisik.
8. Menggunakan pendekatan besaran penduduk untuk melakukan
perencanaan sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan.
14
B. Persyaratan lokasi
1. Kriteria Keamanan
Memastikan bahwa lokasi tersebut bukan merupakan kawasan lindung
(catchment area), olahan pertanian, hutan produksi, daerah buangan
limbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area Bandara, daerah dibawah
jaringan listrik tegangan tinggi.
2. Kriteria Kesehatan
Mempertimbangkan bahwa lokasi bukan daerah yang mempunyai
pencemaran udara di atas ambang batas, pencemaran air permukaan dan
air tanah dalam.
3. Kriteria kenyamanan
Memastikan bahwa lokasi memiliki akses yang mudah, kemudahan
berkominkasi dan tersedia sarana prasaran sehingga memudahkan
kegiatan penghuni.
4. Kriteria Keindahan
Melakukan penghijauan dan mempertahankan kondisi eksisting lokasi.
5. Kriteria Fleksibilitas
Memperhatikan kemungkinan pemekaran lingkungan perumahan
dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana.
6. Kriteria Keterjangkauan Jarak
Memperhatikan jarak ideal bagi pejalan kaki terhadap sarana prasaran
yang ada di lingkungan perumahan
7. Kriteria Lingkungan Berjati Diri
Memperhatikan aspek sosial, budaya dan karakteristik masyarakat
setempat.
C. Persyaratan Fisik
1. Pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik
lingkungan dan keterpaduan prasarana.
2. Kemiringan lahan tidak melebihi 15% dengan ketentuan:
15
a) untuk kawasan yang terletak pada lahan bermorfologi datar-landai
dengan kemiringan 0-8%.
b) diperlukan rekayasa teknis untuk lahan dengan kemiringan 8-15%.
D. Kebutuhan Ruang Dan Lahan
Penyediaan sarana prasarana mempertimbangkan jumlah penduduk pada
lingkungan perumahan. Penempatan sarana prasarana mempertimbangkan jangkauan
radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk
melayani area tertentu. Adapun kebutuhan ruang dan lahan yang setidaknya ada pada
unit RW selain hunian adalah sebagai berikut:
1. Balai pertemuan warga atau gedung serbaguna dengan luas minimal 300
m2
2. Pos hansip dengan luas minimal 12 m2 dengan radius pencapaian 500
meter dan perletakannya pada akses keluar masuk perumahan.
3. Gardu listrik dengan luas minimal 30 m2 dengan radius pencapaian 500
meter dan mempertimbangkan kondisi kemanan sekitar.
4. Bak sampah dengan luas minimal 30 m2
5. Parkir umum dengan luas lahan minimal 100 m2 dengan alokasi melayani
kebutuhan sarana prasarana dan terintegrasi dengan gedung serbaguna
6. Posyandu dengan luas lahan minimal 60 m 2 dengan radius pencapaian 500
meter,
7. Masjid dengan luas lahan minimal 100 m 2 (Tergantung sarana prasarana
yang tersedia disekitar site).
8. Toko atau warung yang menjual kebutuhan sehari-hari dengan luas lahan
minimal 100 m2
9. Satu daerah terbuka yang berfungsi sebagai taman tempat main anak-anak
dan lapangan olahraga.
10. Taman Kanak-Kanak (TK) dengan luas lahan minimal 216 m2
16
11. Jalan perumahan dengan ketersediaan prasarana pendukung jalan seperti
perkerasan jalan, trotoar, drainase, lansekap, parkir dan lain-lain. Adapun
klasifikasi jalan dapat dilihat pada tabel berikut.
17
12. Jaringan jalan pada perumahan memiliki beberapa jenis, seperti yang
dikemukakan De Chiara (1989) diantaranya:
a. Pola Grid, yaitu pola jalan berupa garis tegak lurus yang membentuk
siku dengan membangun persimpangan yang mengurangi memberikan
hambatan terus menerus terhadap perumahan.
b. Pola Simpangan, yaitu pola jalan yang lebih menghindari perpotongan
jalan yang menyerupai grid dengan jarak persimpangan 40 meter.
c. Pola Radial, yaitu pola jalan berbelok-belok yang digunakan pada
kondisi lahan berkontur.
d. Pola Culdesac, yaitu pola jalan memasuki unit-unit rumah yang
diakhir dengan pola melingkar memanjang sejauh 150 meter.
e. Pola Taman, yaitu menggunakan taman sebagai median yang
merupakan pengembangan dari pola jalan grid dan culdesac
f. Pola Loop, yaitu pola jalan pengembangan antar pola taman dan
culdesac, akan tetapi median taman diubah menjadi unit-unit rumah.
18
Gambar 2. 8 Pola Jalan Perumahan
Sumber: Jurnal Kajian Persamaan Pemodelan Lebar Jalan Pada Perumahan
19
2.1.4. Sarana dan Prasana Perumahan
Perancangan perumahan memiliki berbagai macam sarana prasarana
didalamnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah dan
mempertimbangkan aspek lingkungan. Sarana prasaran yang berada pada
perancangan perumahan diantaranya:
A. Fasilitas Hunian
Hunian menjadi fasilitas utama pada suatu perumahan. Hunian yang
dirancang haruslah memenuhi kriteria rumah layak huni yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Berdasarkan Permenpupr RI No. 29/PRT/M/2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dimaksud
dengan Rumah Layak Huni (RLH) rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan
bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya.
Kriteria Rumah Layak Huni harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut, yakni:
1. Keselamatan bangunan meliputi struktur bawah (pondasi), tengah (kolom)
dan atas (balok).
2. Kesehatan meliputi penghawaan, pencahayaan dan sanitasi
3. Kecukupan luas minimum 12 m2 /orang
20
Gambar 2. 9 Referensi Denah Rumah Tipe 45
Sumber: https://greenlandforesthill.com/portfolio/greenland-forest-hill-tipe-45/
21
Gambar 2. 11 Referensi Denah Rumah Tipe 72
Sumber: https://greenlandforesthill.com/portfolio/greenland-forest-hill-tipe-72/
Sumber: Neufert, 2002
B. Fasilitas Peribadatan
22
Mayoritas masyarakat pada daerah tersebut adalah muslim, sehingga pada
perumahan diperlukan sebuah Masjid. Masjid berfungsi sebagai tempat sholat atau
mengaji bagi umat muslim. Adapun tempat ibadah masyarakat non muslim tidak
dirancang pada perumahan dikarenakan jumlah yang sedikit dan tersedianya fasilitas
ibadah non muslim yang jaraknya tidak jauh perumahan.
23
Gambar 2. 14 Ground Plan Clubhpuse Green Village Cipondoh
Sumber: https://greenvillagecipondoh.files.wordpress.com/2014/10/image.jpeg
a. Minimarket
Untuk mewadahi kebutuhan sehari-hari masyarakat diperlukan sebuah
minimarket. Dengan adanya fasilitas tersebut pada perumahan masyarakat
dapat menjangkaunya dengan mudah. Minimarket terdiri dari area belanja,
area kasir, pergudangan makanan dan toilet pengelola.
Sumber :Neufret, 2002
b. Kantor
24
Sarana prasarana yang beragam pada perumahan memerlukan suatu
area pengelola untuk mengaturnya. Kantor berfungsi sebagai area
pengelola dengan kegiatan mengelola informasi, mengumpulkan
informasi, merencanakan kebijakan terhadap sarana prasarana perumahan.
c. Multifunction hall
Multifunction hall memiliki fungsi yang sama dengan gedung
serbaguna sebagai sarana publik yang digunakan untuk kepentingan
umum. Kapasaitas dari multifunction hall menyesuaikan dengan
pendekatan jumlah dari pendudu kperumahan. Multifuncion Hall juga bisa
digunakan sebagai tempat diskusi, rapat atau keperluan lainnya yang
melibatkan banyak orang
25
Sumber: www.multidesainarsitek.com
d. Area Santai
Area santai dapat digunakan sebagai area berkumpul dimana
masyarakat bisa bersantai, bercengkrama sembari menikmati sarana
prasarana pada clubhouse.
e. Kolam Renang
Kolam renang terletak pada bagian tengah clubhouse dan menjadi
point of view dari bangunan ini yang terintegrasi dengan area santai,
kantin dan gym.
26
Gambar 2. 18 Area Santai dan Kolam Renang
Sumber: https://clubhouse.bhaktitamara.co.id/
f. Gym
Untuk menjaga kondisi kebugaran masyarakat perumahan disediakan
area gym. Gym menjadi salah satu sarana olahraga yang berada didalam
ruangan yang menyediakan berbagai macam peralatan olahraga untuk
kebugaran tubuh.
Gambar 2. 19 Gym
Sumber: futuready.com
27
g. Jogging Track
Jogging track merupakan lintasan untuk lari atau jogging. Penyediaan
jogging track terintegrasi dengan clubhouse pada area belakang berupa
lintasan dengan paving block.
28
3. Gardu Listrik
Gardu listrik merupakan bagian dari sistem pembangkit, tranmisi dan
distribusi listrik. Lokasi pembangunan dari gardu listrik mempertimbangkan
keamanan dan kenyamanan masyarakat sekitar dengan radius pencapaian 500
meter.
29
D. Fasilitas Kesehatan
Sumber : https://1.bp.blogspot.com/
30
Gambar 2. 25 Skema Jaringan Perpipaan IPAL
Sumber : https://dpu.kulonprogokab.go.id/
2. Bank Sampah
Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat diperlukan bank sampah yang
berfungsi sebagai tempat pengumpulan sampah yang sudah dipilah sehingga
memudahkan masyarakat untuk memanfaatkannya atau menjualnya kembali.
Pemilahan sampah pada umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu sampah organic,
anorganik dan b3. Ruang selain pembuangan sampah yang diperlukan pada
bank sampah adalah ruang tunggu, meja pelayanan dan toilet.
31
Gambar 2. 27 Bank Sampah Bersinar
Sumber : https://jabar.tribunnews.com/
3. Bioswale
Gambar 2. 28 Bioswale
Sumber: https://uptownmessenger.com/2016/05/coliseum-square-eyed-for-bioswale-
stormwater-pilot-project/
32
Gambar 2. 29 Detail Bioswale
Sumber: http://earth-wind-water.com/storm-water-quality/bioswale-detail_4/
4. Green Belt
Iwan (2009) menjelaskan bahwa green belt dapat menyediakan
lingkungan yang sehat dengan adanya tabuk hijau yang berada di sekeliling
kawasan berupa vegetasi sebagai filter terhadap polusi udara dan
pengendalian terhadap pencemaran lingkungan. Penyediaan green belt selaras
dengan pendekatan biofilik yang bertujuan menciptakan lingkungan yang
sehat dan terkoneksi dengan alam.
33
5. Taman Obat Keluarga
Taman obat keluarga merupakan taman yang dikhususkan untuk tanaman
obat yang berfungsi sebagai penyedia obat sekaligus menambah estetika.
Taman obat juga menjadi sarana kesehatan mandiri bagi masyarakat setempat
dan memiliki manfaat sebagai upaya kesehatan preventif, promotif dan
kuratif. Adapun jenis dari tanaman obat diantaranya cocor bebek, kunyit,
rimbang, alang-alang, mengkudu, kumis kucing, lengkuas, jahe, katuk dan
gandurasa (Harjono et al., 2017).
34
Sumber: http://www.erwesebelas.com/
G. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang seharusnya ada pada suatu kawasan hunian dengan
jumlah penduduk dibawah 2000 adalah Taman anak-anak dengan pencapaian 500
meter dan Sekolah Dasar dengan pencapaian 1000 meter. Pada perumahan hanya
akan dirancang Taman anak-anak karena pada radius 500 meter belum tersedia.
Sedangkan Sekolah Dasar sudah tersedia di sekitar lingkungan perumahan yang
radiusnya dibawah 1000 meter. Perancangan Taman anak-anak mencakup ruang
belajar, area bermain, toilet dan rumah penjaga.
35
Sumber : lehautdupanier.com
3. Signage
Signage merupakan papan penunjuk jalan yang berada pada perumahan
yang mana hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 2021.
Sumber : https://bukalapak.com/
36
37
Sumber: http://damkar.bandaacehkota.go.id/
6. Tong Sampah
Tong sampah disediakan dipisah berdasarkan jenis sampah untuk menjaga
kebersihan dan memudahkan didalam pemilahan sampah untuk dikelola.
38
2.2.2. Prinsip Arsitektur Biofilik
Arsitektur biofilik merupakan pengembangan dari Arsitektur Hijau yang
memperhatikan tentang ekologi dan alam, bukan hanya untuk menciptakan suatu
bangunan ramah lingkungan dan hemat energi, akan tetapi hingga menciptakan
bangunan yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Browning (2014) mengatakan
bahwa desain biofilik secara garis besar terdiri dari tiga kriteria yaitu nature in the
space, nature analogues dan nature of the space. Secara rinci ia menjabarkan prinsip
desain biofilik sebagai berikut:
A. Nature In The Space
1. Visual Connection With Nature
Menjadikan pemandangan dan elemen alam sebagai sebuah objek visual
untuk menambah energi positif, mengurangi stres dan kelelahan bagi
penghuni.
2. Non Visual Connection With Nature
Menyediakan lingkungan binaan yang melibatkan indera selain visual
meliptui indera peraba, pendengaran, penciuman dan perasa dengan
melibatkan aroma, sentuhan, suara dan rasa yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan mental penghuni.
3. Non Rhythmic Sensory Stimuli
Merupakan hubungan stokastik dan berlangsung sesaat terhadap alam
untuk mendorong sensorik alami.
4. Thermal & Airflow Variability
Mengontrol kondisi termal penghuni dan kondisi ruang melalui
variabilitas aliran udara dan variabilitas termal.
5. Presence Of Water
39
Memanfaatkan air atau aliran air untuk memberikan perspektif yang
berbeda terhadap suatu ruang yang berhubungan dengan penglihatan,
pendengaran atau sentuhan.
6. Dynamic & Diffuse Light
Memanfaatkan intensitas cahaya dan bayangan yang berubah dari waktu
ke waktu untuk menciptakan pengalaman ruang.
7. Connection With Natural System
Menciptakan lingkungan binaan yang responsif terhadap proses alami
yang mengalami perubahan musim atau dalam kurun waktu tertentu.
B. Nature Analogues
1. Biomorphic Forms & Patterns
Meningkatkan kinerja penghuni dengan menerapkan pola biomorfik yang
menarik secara visual dan terhubung dengan alam.
2. Material Connection With Nature
Mengeksplorasi material dan elemen alami untuk menciptakan respon
kognitif dan fisiologis yang positif.
40
3. Mystery
Menghadirkan rasa ingin tau atau penasaran terhadap suatu ruang yang
dilewati.
4. Risk
Menghadirkan rasa gembira melalui lingkungan binaan dengan rancangan
yang menantang, namun tidak membahayakan manusia dan lingkungan.
41
Residence Citra Raya dengan berbagai fasilitas pelengkap dan penunjang
didalamnya. Adapun fasilitas yang berada pada kluster adalah sebagai berikut:
A. Fasilitas Hunian
Hunian pada Perumahan Citra Maja Raya terdiri dari berbagai kluster dan
tipe. Perumahan juga terdiri dari hunian bertingkat dan tidak bertingkat. Ruang yang
berada di dalam rumah diantaranya ruang tamu, ruang makan, dapur, kamar tidur,
toilet, taman dan area servis. Jumlah dari masing-masing ruang menyesuaikan tipe
dan klusrer perumahan. Fasilitas hunian pada perumahan berupa penggunaan
peralatan yang memperhatikan dampak terhadap lingkungan seperti biological
septictank, pemanas tenaga surya, lampu led, resapan biopori dan penggunaan cat
ramah lingkungan.
Sumber :citramaja.com
B. Taman
Taman pada Perumahan Citra Maja Raya terletak diantara deretan perumahan
sehingga menghadirkan kesan nyaman dan sejuk. Taman ini berfungsi sebagai area
berkumpul dan sirkulasi kendaraan.
42
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=0tMcr-EZDLg&t=77s
C. Playground
Playground dihadirkan dengan penataan lansekap yang menarik. Vegetasi
mengelilingi area bermain sebagai pembatas dengan fasilitas ayunan dan kuda
kudaan. Playground juga menyediakan bangku untuk orang tua mengawasi anak
ketika bermain atau dapat digunakan sebagai area berkumpul.
43
D. Fasilitas di Sekitar Perumahan
Fasilitas yang berada di sekitar perumahan, namun masih terintegrasi dari
kawasan Eco Residence Citra Raya adalah sebagai berikut:
1. Fasilitas Kesehatan
a) Rumah Sakit Ciputra
b) Apotek
c) Klinik
2. Fasilitas Pendidikan
a) Universitas Esa Unggul
b) Sekolah Tarakanita
c) Sekolah Citra Berkat
d) Sekolah Citra Islami
3. Fasilitas Peribadatan
a) Masjid
b) Gereja
c) Vihara
4. Fasilitas Olahraga dan Rekreasi
a) Ecoclub Sport Club
b) Waterworld Water Park
5. Area Komersial
a) Ruko
b) Minimarket
c) Eco Plaza
44
A. Fasilitas Hunian
45
Perumahan Greenland Foresthill Bogor memiliki berbagai tipe hunian
didalamnya yang menyesuaikan dengan kebutuhan ruang dan daya beli masyarakata.
Ukuran tipe hunian terbilang efektif mengingat kondisi lahan yang semakin terbatas
dengan pembangunan ke arah vertikal. Adapun tipe rumah yang disediakan
diantaranya tipe 45, tipe 54, tipe 65 dan tipe 72.
46
Tabel 2. 1 Tipe Perumahan Greenland Foresthill Bogor
45
54
Sumber :https://www.youtube.com/watch?v=KTEOW0LIYqo
65
72
47
B. Masjid
Masjid perumahan terletak dekat dengan bundaran dan jalan utama
perumahan untuk memudahkan akses. Meskipun pada lingkup perumahan, masjid
tetap menyediakan area parkir. Masjid juga ditata dengan lansekap berbentuk
lingkaran dengan permainan elevasi yang dapat dijadikan tempat berkumpul. Adapun
ruang didalam masjid diantaranya tempat sholat, mihrab, tempat wudhu dan toilet.
48
D. Sport Centre
Sport Centre merupakan fasilitas yang bertujuan untuk mewadahi berbagai
macam olahraga. Adapun jenis olahraga yang difasilitasi pada Sport Centre
Greenland Foresthill Bogor diantranya badminton dan renang.
F. Ruang Terbuka
Pemanfaatan lahan pada Greenland Foresthill Bogor terbilang efisien dengan
penataan ruang terbuka pada sudut dan spot tertentu. Ruang terbuka dapat berfungsi
sebagai area berkumpul dan menambah kesan hijau pada perumahan.
49
Sumber : https://greenlandforesthill.com/fasum/
Second Home Hollywood Office terletak di Los Angeles dan dirancang oleh
Selgascano Architect. Bangunan ini merupakan redesain dengan mengubah daerah
parkir menjadi 60 bungalow berbentuk oval dengan pengulangan empat bentuk yang
berbeda. Masing-masing bangunan memiliki celah yang mana pada celah tersebut
terdapat vegetasi. Bangunan ini memfokuskan koneksi visual terhadap alam dengan
50
penggunaan kaca dominan sebagai fasad sehingga terhubung dengan lansekap
disekitarnya.
51
Komponen Keterangan
52
Lansekap pada Second Home Hollywood
Office memiliki berbagai macam jenis
tanaman dengan waktu mekar yang
berbeda, sehingga hal ini menjadi proses
alami yang menarik secara visual dan
menambah kesan positif bagi karyawan.
Gambar 2. 61 Connection With Natural
System
Sumber :archdaily.com
Komponen Keterangan
53
Bangunan ini menerapkan pola simetris
dan geometri berbentuk oval dengan
pengulangan empat bentuk.
Komponen Keterangan
Gambar 2. 65 Mistery
Sumber :archdaily.com
54
2.4.2. Cloud Forest
Cloud Forest merupakan salah satu bangunan di kawasan Garden By The Bay
karya WilkinsonEyre Architect yang terletak di Singapura. Cloud Forest memiliki
luas 8000 m2 dengan suhu sekitar 230c-250c dan tingkat kelembapan mencapai 80%-
90%. Bangunan ini mereplikasi kondisi lembab dingin yang ditemukan di daerah
dataran tinggi tropis antara ketinggian 1.000 meter dan 3.000 meter diatas permukaan
laut. Cloud Forest menerapkan prinsip arsitektur biofilik dengan pemanfaatan elemen
air, sirkulasi udara dan pola biomorfik dengan koneksi visual terhadap alam.
55
Tabel 2. 3 Studi Banding Cloud Forest
Komponen Keterangan
56
Komponen Keterangan
Gambar 2. 71 Refuge
Sumber :archdaily.com
57
Komponen Keterangan
Gambar 2. 72 Risk
Sumber :archdaily.com
58
Tabel 2. 4 Studi Banding Envelope House
Komponen Keterangan
Envelope House menciptakan koneksi
terhadap taman dengan bukaan yang lebar
yang langsung terhubung secara visual
menuju taman.
59
Komponen Keterangan
Menggunakan material alami berupa kayu
seperti pada lantai, pintu dan railing
60