Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANALISIS ASET BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

GOR SAPARUA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Aset Bangunan dan Lingkungan yang
diampu oleh :

Disusun oleh :

Naufal Ganiasyah 175244021

Virky Ramadhan 175244029

Yassynta Aulia A 175244032

PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN ASET


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
GOR SAPARUA
Alamat : Jl. Banda No.28, Citarum, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40115.

Luas Tanah : m²
Luas Bangunan : m²

Pengertian Gedung Olahraga


Gedung Olaharaga umumnya di sebut dengan ”Gelanggang”, merupakan sebuah wadah
atau tempat yang dikhususkan untuk mewadahi sebuah kegiatan olahraga, biasanya istilah
gelanggang dipakai untuk sebuah tempat untuk cabang olahraga. Seperti : Gelanggang
Renang, Gelanggang Futsal dapat juga sebagai tempat berkumpulnya sebuah kegiatan.
Seperti : Gelanggang Remaja.
Istilah gelanggang ini memiliki kesan luas, dan sering terjadinya suatu kegiatan.
Gelanggang harus memiliki lebih dari sekedar penyediaan wadah saja, karena jika tidak
memiliki fungsi tambahan lain yang dapat mendukung maka tidak bisa disebut gelanggang.
Gelanggang seharusnya memiliki fasilitas atau penyediaan untuk memenuhi kegiatan lain
yang mendukung atau berhubungan dengan fungsi utama bangunan, maka dari itu dinamakan
sebuah gelanggang. Gelanggang lebih bersifat jamak atau menunjukan arti lebih dari satu,
pengertian ini bersifat sebuah tempat yang menyediakan lebih dari satu kegiatan atau fungsi
yang mengacu pada kegiatan utama. Gelanggang bersifat spesifik dan khusus, yaitu tidak
menampung kegiatan diluar dari batasannya. Dan biasanya memiiki nama yang langsung
menggunakan kata sesuatu fungsi kegiatan utama.

Fungsi dan Peran Gedung Olahraga


Di bawah ini disebutkan beberapa fungsi dan peranan Gelanggang Olahraga :
a. Membantu menciptakan sekaligus menambah lapangan pekerjaan di berbagai sektor,
misalnya:
- Jasa transportasi
- Olahraga
- Hiburan
- Industri kecil dll.
b. Membantu pengembangan industri-industri lainnya di sekitar Gelanggang Olahraga.
c. Menyediakan fasilitas olahraga, makan dan minum serta jasa lainnya yang dimaksudkan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Tata Bangunan Gedung Olahraga


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007, Tata
Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya
sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan
citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemen-elemen: blok,
kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai bangunan, yang dapat
menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang akomodatif terhadap
keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik.
Tata Bangunan memiliki manfaat untuk melaraskan morfologi perkembangan area,
meningkatkan kualitas ruang kota yang akomodatif untuk beragam kegiatan dan
mengoptimalkan keserasian antar ruang dan lingkungan agar tercipta bangunan yang
interaktif. Komponen penataan juga memiliki pengaturan blok lingkungan, kaveling/petak
lahan dan ketinggian & elevasi lantai bangunan. Dengan prinsip penataan secara fungsional,
fisik & non-fisik dan lingkungan.
Tata bangunan di daerah tersebut menurut perda provinsi Jawa Barat KDB nya
dibatasi setinggi-tingginya 40% pada perkotaan dan 20% pada pedesaaan, KLB dengan
ketinggian maksimum yang ditentukan oleh instansi terkait dengan memperhitungkan luas
jalan, kondisi tanah, keselamatan bangunan serta keserasian dengan lingkungannya, KDH
minimal 52% pada kawasan perkotaan dan 80% pada kawasan perdesaan.

Menurut Peraturan Pekerjaan Umum nomor : 29/PRT/M/2006 tentang Persyaratan


Teknis Bangunan Gedung, meliputi :

a. Persyaratan tata bangunan dan lingkungan yang terdiri dari:


1) Peruntukan lokasi dan intensitas bangunan gedung;
2) Arsitektur bangunan gedung;
3) Pengendalian dampak lingkungan;
4) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL); dan
5) Pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air dan/atau
prasarana/sarana umum.

b. Persyaratan keandalan bangunan gedung yang terdiri dari:

1) Persyaratan keselamatan bangunan gedung;


2) Persyaratan kesehatan bangunan gedung;
3) Persyaratan kenyamanan bangunan gedung; dan
4) Persyaratan kemudahan bangunan gedung.

LANDASAN KENYATAAN DI GAMBAR DAMPAK


NORMATIF GOR SAPARUA

Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau


Berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, menyatakan bahwa
Ruang Terbuka Hijau merupakan tempat tumbuh tanaman baik yang disengaja atau tidak
pada area berbentuk memanjang atau mengelompok. Keberadaan RTH merupakan salah satu
unsur penting dalam membentuk lingkungan kota yang nyaman dan sehat. Ruang terbuka
hijau kota merupakan bagian dari tuang terbuka (openspace) suatu wilayah perkotaan yang
diisi oleh tumbuhan vegetasi. Manfaat yang dihasilkan Ruang Terbuka Hijau Kota yaitu
keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut (Dep.
Pekerjaan Umum, 2008).
Berdasarkan UUPR No.24/1992 dan PP No. 26/2007 Ruang Terbuka Hijau (RTH)
memiliki fungsi utama sebagai fungsi ekologis dan memiliki fungsi tambahan sebagai fungsi
sosial-budaya, ekonomi dan estetika yang memiliki manfaat secara langsung maupun tidak
langsung dalam kehidupan. Tipologi RTH dapat dibedakan menjadi empat, yaitu secara fisik,
fungsi, struktur ruang, dan kepemilikan. RTH sendiri dihitung dengan menimbang garis
sempadan, koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien daerah hijau (KDH) yang berlaku
di daerah pembangunannya.

LANDASAN KENYATAAN DI GAMBAR DAMPAK


NORMATIF GOR SAPARUA
Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan
Pengertian Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik
suatu lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan
berfungsi sebagaimana semestinya.
Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakup jaringan air bersih dan air limbah,
jaringan drainase, jaringan persampahan, jaringan gas dan listrik, serta jaringan telepon,
sistem jaringan pengamanan kebakaran, dan sistem jaringan jalur penyelamatan atau
evakuasi.
Manfaat sistem prasarana dan utilitass lingkungan yakni: (1) Meningkatkan kualitas
kawasan perencanaan yang menjamin tersedianya dukungan konkret terhadap kegiatan-
kegiatan fisik yang ada. (2) Mencapai keseimbangan antara kebutuhan dan daya dukung
lingkungan sehingga terwujud sistem keberlanjutan (sustainability) pada lingkungan.
Berdasarkan UURI No. 4/1992 (tentang Perumahan dan Permukiman) dapat diketahui
berbagai jenis prasarana dan utilitas lingkungan seperti yang tercantum dalam Pasal 5 - 7,
meliputi:
1. Sarana dasar yang utama bagi berfungsinya suatu lingkungan permukiman adalah (Pasal
5):
a. Jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan angkutan barang, pencegahan perambatan
kebakaran, serta untuk menciptakan ruang dan bangunan yang teratur;
b. Jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah untuk
kesehatan lingkungan; dan
c. Jaringan saluran air hujan untuk pengatusan/drainase, dan pencegahan banjir setempat.
Dalam keadaan tidak terdapat air tanah sebagai sumber air bersih, jaringan air bersih
merupakan sarana dasar.
2. Fasilitas penunjang dimaksud dapat meliputi aspek ekonomi yang antara lain berupa
bangunan perniagaan/perbelanjaan yang tidak mencemari lingkungan. Sedangkan fasilitas
penunjang yang meliputi aspek sosial-budaya, antara lain berupa bangunan pelayanan
umum dan pemerintahan, pendidikan dan kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olah raga,
pemakaman dan pertamanan (Pasal 6).
3. Utilitas umum meliputi antara lain: jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan telefon,
jaringan gas, jaringan transportasi, dan pemadam kebakaran. Fasilitas umum
membutuhkan pengelolaan secara berkelanjutan dan profesional oleh badan usaha agar
dapat memberikan pelayanan yang memadai kepada masyarakat (Pasal 7).
LANDASAN KENYATAAN DI
GAMBAR DAMPAK
NORMATIF GOR SAPARUA

Sistem Jaringan Air


Bersih

Sistem Jaringan air


limbah dan air kotor

Sistem Jaringan
Drainase

Sistem Jaringan
Persampahan

Sistem Jaringan
Listrik

Sistem Jaringan
Telepon

Sistem Jaringan
Pengamanan
Kebakaran

Sistem Jaringan
Jalur Penyelamatan
atau Evakuasi

Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung


Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan,
sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal
setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat dan
lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan,
dan sistem jaringan penghubung.
Manfaat sistem sirkulasi dan jalur penghubung yakni: (1) Mengoptimalkan efisiensi
pemanfaatan prasarana jalan dengan jenis arus pergerakan yang terjadi. (2) Mendapatkan
distribusi atau penyebaran pergerakan yang selaras dengan jenis aktivitas yang diwadahi
sehingga dicapai ketertiban. (3) Mencapai kinerja fungsi serta keseimbangan, kaitan,
keterpaduan dari berbagai elemen pergerakan, lingkungan dan sosial, antara kawasan
perencanaan dan lahan di luarnya.

LANDASAN KENYATAAN DI
GAMBAR DAMPAK
NORMATIF GOR SAPARUA

Sistem Jaringan
Jalan dan Pergerakan

Sistem Sirkulasi
Kendaraan Umum

Sistem Sirkulasi
Kendaraan Pribadi

Sistem sirkulasi
kendaraan umum
informal setempat

Sistem pergerakan
transit

Sistem parkir

Sistem perencanaan
jalur
servis/pelayanan
lingkungan

Sistem sirkulasi
pejalan kaki dan
sepeda

Sistem jaringan jalur


penghubung terpadu
(pedestrian linkage)

Anda mungkin juga menyukai