Anda di halaman 1dari 33

Kelompok 3

Kesehatan Keselamatan Kerja


Nama :
Decky Yogiawan 175244029

Tiara Anggun 175244027

Virky Ramadhan 175244029

Wiwin Naeni 175244031


K3 Listrik
Listrik adalah salah satu bentuk sumber daya atau energi potensial yang sanggup untuk
melakukan usaha atau kerja yang dapat memberikan banyak manfaat untuk menunjang aktifitas
di berbagai sektor kegiatan. Daya listrik sangat ideal dan praktis dapat dimanfaatkan sebagai
tenaga penggerak mekanik, pemanas, pencahayaan, dan lain sebagainya. Berikut adalah
beberapa pengertian teknik yang terkait dengan tugas pengawasan K3 listrik :

1. Instalasi listrik
adalah jaringan yang tersusun secara terkordinasi mulai dari sumber pembangkit atau titik
sambungan suplai daya listrik sampai titik beban akhir sesuai maksud dan tujuan
pengguanaannya.

2. Perlengkapan listrik
adalah sarana yang diperlukan dalam rangkaian instalasi listrik, misalnya pengendali, fiting,
saklar dan sejenisnya.

3. Peralatan listrik – adalah semua jenis alat, pesawat, mesin dan sejenisnya yang di gerakan
dengan tenaga listrik atau sebagai pengguna listrik contoh: lift, eskalator, mesin lass, lemari es,
setrika dan sejenisnya adalah termasuk peralatan listrik.
4. Besaran listrik
Besaran-besaran listrik yang harus dipahami antara lain tegangan (volt), arus (ampere), frekwensi ( hertz), daya
(watt), resistor (ohm).

a. Sistem klasifikasi
b. Tegangan domistik c. Suplay daya kepada pelanggan
tegangan :
• Teganngan extra tinggi • Tegangan domistik • Setiap pelanggan dicatu dengan
(TET) > adalah tegangan suplay jumlah daya tertentu dengan
• Tegangan tinggi (TT ) > kepada pelanggan 220 dipasang pembatas arus (circuit
35 Kv volt – 380 volt, yang breaker) yang tidak dapat di
• Tegangan menengah artinya adalah nilai lampaui.
(TM) > 1Kv – 35 Kv tegangan antar fase • Contoh :
• Tegangan rendah (TR) < dengan netral 220 volt • Pelanggan listrik dengan daya
1Kv dan antara fase dengan 450 VA, oleh PLN dipasang
• Tegangan extra rendah < fase 380 volt. pembatas arus 2 ampere maka
50 Volt pembatas arus akan jatuh.
• Pelanggan diharuskan membayar
listrik( berapa ampere jam) yang
tercatat pada alat meter pencatat
otomatis.
5. Cara perhitungan arus kerja
A. Lampu 100 watt, 220 volt
B. Menghitung arus listrik yang di butuh kan untuk pompa listrik 1 pase
220 volt, 450 watt
C. Menghitung arus listrik yang dibutuhkan pada mesin pendingin (3 pase 220/380
v.1,5 kw cos α0,9)
D. Bahaya sentuhan listrik
Bahaya sentuhan listrik – adalah sentuhan yang dapat membahayakan manusia. Nilai
tegangan dan arus listrik yang dpat mengakibatkan kematian sebagai berikut :
5. Bahaya sentuhan langsung
Bahaya sentuhan langsung adalah menyentuh pada bagian konduktif yang
secara normal bertegangan.

6. Bahaya sentuh tidak langsung


Bahaya Sentuh tidak langsung adalah menyentuh pada bagian konduktif yang
secara normal tidak bertegangan menjadi bertegangan karena adanya
kebocoran isolasi.
Contoh : bodi lemari es dalam keadaan normal tidak menyetrum tetapi pada
suatu saat bisa menyetrum, apabila ada bocor ke bodi.

7. Bahaya sambaran petir


Bahaya Sambaran Petir adalah bahaya pada manusia, binatang, bangunan
atau peralatan karena dilalui oleh arus petir baik langsung maupun tidak
langsung.
8. Lift
Lift. Adalah sarana transfortasi vertikal untuk mengangkut orang atau barang, denngan penggerak tenaga
listrikdan di kendalikan secara otomatik melaalui control elektronik. Lift harus di lengkapi beberapa alat
pengaman (sapety device) yang bekerja otomatis.

Pengaturan sistem pengaman lift antara lain : Jenis – jenis bahaya yang mungkin akan terjadi:

- Pintu sangkar lift akan membuka atau menutup


- Apabila ada gangguan suplay listrik,
otomatis bersama pintu pada lantai lift akan berhenti dan penumpang atau
pemberhentian barang tidak dapat keluar tanpa
adanya bantuan.
- Pintu akan membuka setelah sangkar berheni
sempurna
dan sangkar akan mulai bergerak naik turun
- Apabila terjadi kegagalan pada system
setelah pintu menutup sempurna. kontrol.

- Apabila sangkar berjalan melampaoi kecepatan - Apabila tali baja putus dan rem tidak
tertentu, rem akan bekerja otomatik
berpungsi dll.
B. Dasar Hukum
Listrik, lift maupun petir adalah bentuk dari sumber bahaya yang perlu dikendalikan sebagaimana
diamanatkan dalam UU No 1 tahun 1970. Pasal-pasal dalam undang-undang no 1 tahun 1970 yang
berkaitan dengan batasan ruang lingkup, tujuan, metoda pengawasan masalah K3 listrik perlu
dipahami secara baik. Standard teknik perencanaan, pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan dan
pemeriksaan/pengujian instalasi listrik, mengikuti perkembangan penerbitan peraturan umum instalasi
listrik (PUIL). Edisi PUIL yang terbaru adalah “PUIL 2000” sebagai generasi ke lima.

Ketentuan secara lebih teknis lift dan proteksi bahaya sambaran petir mmasing – masing diatur dalam
peraturan tersendiri yaitu :
1. Permenaker No Per 02/Men/1989, mengatur parsyaratan mengenai instalasi penyalur petir

2. Permenaker No Per 03/Men/1999, mengatur lebih persyaratan mengenai lift.

3. Kepmenaker No kep 407/M/BW/1999, mengatur lebih lanjut tentang kompetensi teknisi lift.

4. Keputusan dirjen bina No kep.311/BW/2002,mengatur lebih lanjut mengenai sertifikasi kompetensi


K3 bagi teknis listrik.
C. RUANG LINGKUP PENGAWASAN K3 LISTRIK
1. Ruang lingkup obyek pengawasan K3 listrik tersilat dalam Bab II pasal 2 ayat (2) huruf q UU 1/70,yaitu
tertulis : di setiap tempat dimana di bangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, di bagi – bagikan
ataudisalurkan listrik, gas, minyak atau air.Dari ketentuan tersebut dapat digambarkan ruang lingkup K3
listrik, yaitu mulai dari pembangkitan, jaringan transmisi Tegangan Ekstra Tinggi (TET), Tegangan Tinggi
(TT), Tegangan Menengah TM dan jaringan distribusi Tegangan Rendah (TR) sampai dengansetiap
tempat pemanfaatannya, khususnya tempat kerja.

2. Memperhatikan pasal 3 ayat (1) hurup q UU 1/70 tertulis : dengan peraturan perundangan ditetapkan
K3 untuk mencegah terkena aliran listrik berbahaya.

3. Menurut ketentuan PUIL 2000 listrik yg bahaya adalah listrik yang bertegangan lebih dr 25vol di tempat
yg lembab atau 50 volt di tempat yg normal.

4. Ruang lingkup obyek pengawasan sistem proteksi petirsesuai permenaker no per – 02/men /1989
adalah yang di pasang di setiap tempat kerja, hanya untuk konvensional dan system elektro statik dan
hanya mengatur perlindungan sambaran langsung.
POTENSI BAHAYA LISTRIK
Kecelakaan akibat listrikk dapat mengakibatkan:
1. Kecelakaan pada manusia.
• Arus listrik antara 15-30 mA sudah dapat mengakibatkan kematian.
• Tegangan yang dianggap aman juga adakaitanya dengan tahanan kulit manusia. Untuk kulit kering
tahanan ini berkisar antara 100-500 k ohm.
• Tetapi kulit basah, misalnya karena keringat dapat memiliki tahanan serendah1k ohm.
• juga luas permukaan yang menyentuhikut mempengaruhi. Klau benda bertegangan dipegang penuh
dengan tangan pada arus kurang lebih 10mA akan sulit sekali dilepaskannya.
2. Kerusakan instalasi serta kelengkapanya
• Kerusakan instalasi beserta kelengkapanya (kabel terbakar, panel terbakar, kerusakan isolsi dan
peralatan)
• Terjadinya kebakaran bangunan serta isisnya.
3. Kerugian
• Kerugian materi (dalam rupiah)akibat rusaknya instalasi, bangunan serta isinya.
• Terhentinya proses produksi.
• Mengurangi kenyamanan misalnya lampu padam, AC mati, suplay air terganggu dan lain lain.
Bahaya sentuh langsung :
sentuh langsung pada bagian aktif
perlengkapan instalasi listrik.
umumnya bertegangan atau di aliri
bahaya listrik listrik
yang menimpa
manusia di
sebabkan oleh:
Bahaya sentuh tidak lansung :
sentuh pada BKT perlengkapan atau intalasi listrik
yang menjadi bertegangan akibat kegagalan isolasi.

Simple Presentation
Bahaya sentuh langsung dapat diatasi dengan cara:
a. Proteksi dengan isolasi bagian aktif
 Bagian aktif harus seluruhnya tertutup dengan isolasi yang dapat merusaknya.
 Untuk perlengkapan buatan pabrik isolasi harus dengan standar yang relepan untuk
perlengkapan listrik tersebut
 Untuk perlenkapan lainya, proteksi harus dilengkapi dengan isolasi yang mampu menahan
stres yang mampu mengenainnya dalam pelayanan seprti pengaruh mekanik, kimia listrik dan
termal.
 Jika tempat kabel masuk kedalam perlengkapan listrik berada dalam jangkauan maka lapisan
isolasi dalam selubung kabel masuk kedalam kotak hubung atau dalam hal tanpa kotak lubang
ke dalam perlengkapan tersebut. Lapisan logam pelindung kabel tidak boleh masuk kedalam
kotak hubung, tetapi kedalam mof ujung kabelatau mof sambungan kabel.
b. Proteksi dengan penghalang selungkup
Proteksi yang di berikan oleh selungkupterhadap sentuh langsung kebagian berbahaya adalah
proteksi manusia terhadap:
- Sentuh dengan bagian aktif tegangan rendah yang berbahaya
- Sentuh dengan bagian mekanik yang berbahaya.
- Mendekati bagian aktif tegangan tinggi yang berbahaya di bawah jarak yang memadai di
dalam selungkup.
Bahaya sentuh langsung dapat diatasi dengan cara:
c. Proteksi dengan rintangan
Yang di maksud dengan rintangan di sini adalah untuk mencegah sentuh tidak sengaja dengan
bagian aktif. Rintangan harus dapat mencegah:
• Mendekatnya badan dengan tidak sengajake bagian aktif atau
• Sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif selama opersi dari perlengkapan aktif dalam
pelayanan normal.
d. Proteksi dengan penempatan di luar jangkauan.
• Proteksi dengan penempatan d luar jangkauan hanya dimaksudkan untuk mencegah sentuh
yang tidak d sengaja dengan bagian aktif.
• Bagian berbeda potensial yang dapat d jangkau secara simultan harus berada di luar
jangkauan tangan. (Dua bagiaan dapat di jangkau secara ssimultan jika berjarak tidak lebih
dari 2,5 meterterhadap lainya)
e. Proteksi tambahan dengan Gawai Gengaman Arus Sisa (GPAS)
GPAS adalah gawai yang menggunakan pemutus yang peka terhadap arus sisa, yang dapat
memutus sirkit termasuk penghantar netral nya secara otomatis dalam waktu tertentu.apabila
terjadi karena kegagalan isolasi melebihi nilai tertentu, sehingga tercegahlah bertahanya
tegangan sentuhyang terlalu tinggi.
• Penggunaan GPAS disini hanya di maksudkan untuk menambah tindakan proteksi lain
terhadap kejut listrik dalam pelayanan normal.
Proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi
gangguan) dapat dengan cara:

a. Proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis.


Pemutusan suplay secara otomatis dipersyaratkan jika dapat terjadi resiko efek patofisiologi yang
berbahaya dalam tubuh manusia ketika terjadi gangguan, karena nilai dan durasi tegangan sentuh.
Tindakan konvensional yang dapat diambil adalah:
• Pemasangan gawai proteksiyang ecara otomatis harus memutus suplay ke sirkit atau
perlengkapan yang di beri proteksi gawai tersebut dari sentuh tak langsung
• Sistem pembumian pengaman,
Membumikan BKT dan BKT instalasi listrik sedemikian rupa sehingga apabila terjadi
kegagalan isolasi tercegah bertahanya tegangan sentuhyang terlalu tinggi pada BKT tersebut
karena terjadinya pemutusan suplay secara otomatis dengan diberinya gawai proteksi.
Proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi
gangguan) dapat dengan cara:
b. Proteksi dengan menggunakan perlengkapan kelas II atau isolasi ekwivalen.
Tindakan ini di maksud kan untuk mencegah timbulnya tegangan berbahaya pada bagian
perlengkapan listrik yang dapat terjangkau melalui ganguan isolasi dasarnya.
Penjelasan tentang kelas perlengkapan
1. Perlengkapan O
Yaitu perlengkapan yang proteksinya dari kejut listrik mengandalkan isolsi dasar, hal ini menunjukan
bahwa tidak ada sarana untuk bagian konduktip yang dapat terjangkau (jika ada) ke penghantar
proteksi pada pengawatan apasangan tetap instalasi, sehingga kehandalan saat terjadi kegagalan
pada isolasi dasarnya dipercayakan pada lingkungan.
2. Perlengkapan kelas I
Yaitu perlengkapan yang proteksinya dari kejut listrik tidak hanya mengandalkan isolasi dasarnya,
tetapi juga mencakup tindakan pencegahan penyelamatan tambahan dengan cara menyediakan
sarana untuk hubungan bagian konduktif yang dapat terjangkau ke penghantar proteksi
(pembumian) pada pengawatan pasangan tetap dari instasi, demikian sehingga bagian
konduktipyang dapat terjangkau tersebut tidak dapat menjadi aktif(bertegangan)pada saat terjadinga
kegagalan isolasi.
Proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi
gangguan) dapat dengan cara:

3. Perlengkapan kelas II
Yaitu perlengkapan yang proteksinya dari kejut listrik tidak hanya mengandalkan isolasi
dasarnya,tetapi juga diberikan tindakan pencegahan keselamatan tambahan seperti isolasi ganda
atau isolasi diperkuat , maka tidak ada ketentuan untuk pembumian proteksi atau ketergantungan
dengan kondisi instalasi.
4. Perlengkapan kelas III
Yaitu perlengkapan yang proteksinya dari kejut listrik mengandalkan pada suplay tegangan ektra
rendah (SELV) dan tegangan yang lebih tinggi dari SELV tidak dibangkitkan. Persyaratan dari protek
sidengan menggunakan perlengkapan kelas Iiatau isolasi ekwivalen harus dilengkapi:
 Perlengkapan listrik yang mempunyai isolasi ganda atau diperkuat (perlengkapan kelas II)
 Rakitan perlengkapan listrik buatan pabrik yang mempunyai isolasi total dengan lambang R (IEC
439).
Proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi
gangguan) dapat dengan cara:

c. Proteksi dengan lokasi tidak konduktip


• Yaitu tindakan proteksi untuk mencegah sentuh secara simultan dengan yang dapat berbeda
potensial karena kegagalan isolasi dasar bagian aktif. Penggunaan perlengkapan kelas O
diijinkan jika semua kondisi berikut dipenuhi.
• BKT harus disusun sedemikian rupa sehingga dalam keadaan biasa tidak akan terjadi sentuh
secara simultan antara orang dengan 2 BKT atau sebuah BKT dan aktip BKE jika bagian ini
berbeda potensial karena kegagalan isolasi dasar dari bagian aktif.
• Dalam kondisi yang tidak konduktif tidak boleh ada penghantar proteksi.
Hal ini dapat dipenuhi jika lokasi mempunyai lantai dan dinding isolasi dan diterapkan satu atau lebih
susunan sebagai berikut:
a. Jarak antara BKT dengan BKE sama dengan jarak antara BKT. Jarak ini cukup jika jarak antara
dua bagian tersebut tidak kurang dari 2meterjarak ini bisa dikurangi menjadi 1,25 mdiluar
jangkauan tangan
b. Penyisipan rintangan efektifnantara BKT dan BKEdari bahan isolasimempunyai kuat
mekanikyang cukup dan mampu menahan tegangan uji sekurang kurangnya 2000 volt.
Proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi
gangguan) dapat dengan cara:

d. Proteksi dengan Ikatan Penyama Potensial Lokal Bebas


Bumi
• Ikatan penyama potensial lokal bebas bumi dimaksudkan
untuk mencegah timbulnya tegangan untuk yang berbahaya.
• Penghantar ikatan penyama potensial harus
menginterkoneksikan semua BKT dan BKE yang dapat
terjangkau secara simultan.
• Sistem ikatan penyama potensial lokal tidak boleh sentuh
listrik secara langsung deangan bumi melalui BKT atau BKE.
Proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi
gangguan) dapat dengan cara:

e. Proteksi dengan Separasi Listrik


Proteksi dengan separasi listrik adalah suatu tindakan
proteksi dengan memisahkan sirkit perlengkapan listrik
dari jaringan sumber dengan menggunakan
transformator, pemisah atau motor generator.
SISTEM PENGAMANAN LISTRIK
Prinsip pengamanan Instalasi
Pengamanan kejut listrik baik langsung
listrik maupun tidak langsung

Pengamanan terhadap bahaya


kebakaran (efek termal)

Pengamanan terhadap induksi


medan magnit dan medan listrik.
SISTEM PENGAMANAN LISTRIK
Prinsip Pengamanan Instalasi Listrik

Pengamanan kejut Sistem pembumian Sistem pembumian


listrik baik langsung pengaman (PP) atau netral pengaman Pengamanan
maupun tidak langsung sistem TT (PNP) atau (TN) Efek busur listrik

Sistem isolasi lantai Sistem hantaran Pengamanan


kerja dan dinding pengaman (HP) terhadap bahaya
kebakaran (efek
termal)
KETENTUAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK UNTUK
PERALARAN DAN RUANGAN KHUSUS

Distribusi suplai daya listrik


Distribusi Suplai Daya Listrik
untuk lift dan proteksi
di Rumah Sakit
kebakaran

Motor Pompa Kelompok 1


Hydran Kelompok 1E
Springkler

Kelompok 2E
Lift
BAHAYA SAMBARAN PETIR
Petir adalah pelepasan muatan listrik dari awan ke
awan atau dari awan ke bumi. Sasaran sambaran petir
adalah obyek yang paling tinggi. Obyek yang 1. Kilat yang menyambar gedung atau
tersambar petir akan merasakan adanya arus petir pohon dapat mengambil jalan paralel
sebesar 5000-10000 ampere dan panas mencapai melalui orang yang berdiri dekat dengan
30.000°C. Sehingga dampak yang terjadi pada obyek objek yang tersambar.
yang tersambar akan terjadi kerusakan mekanis, 2. Kuat medan listrik dari sambaran kilat
terbakar, atau kerusakan karena fluktuasi arus dan yang dekat dengan seseorang dapat
tegangan petir. menginduksikan arus didalam badannya
yang dapat menyebabkan kematiannya.
3. Kilat yang sedang berhubungan engan
Bahaya yang terbesar bagi tanah dapat menimbulkan gradien
manusia dan binatang kebanyakan potensial pada seluruh permukaan tanah di
disebabkan oleh sambaran kilat sekitarnya dengan arah melalui titik
sambaran, kalau ada orang yang berdiri
tidak langsung. dengan kedua kaki yang terpisah (dengan
arah radial) maa orang tersebut akan
merasakan beda potensial yang dapat
membahayakan.
H. SISTEM PROTEKSI BAHAYA PETIR
Sistem proteksi eksternal adalah sistem proteksi terhadap sambaran langsung dengan cara memasang
konduktor dibagian atas obyek yang dilindungi disebut dengan instalasi penyalur petir.

Elektroda penerima harus dibuat runcing, dengan


instalasi penyalur petir Sistem ketinggian jarak tertentu sehingga masing-masing
Franklin Rod. elektroda penerima melindungi bangunan dengan
Sistem instalasi bekerja atas dasar sudut perlindungan 112°.
menerima, menyalurkan dan
membuang atau menetralkan bumi.
Hantaran penurunan dan elektroda
pembumian minimal 2 buah pada setiap
Sistem ini harus dirancang dengan bangunan dan harus dipasang sejauh
persyaratan tertentu
mungkin dari pintu bangunan.

Resistans pembumian minimal 5 Ohm. Bila dari hasil


pengukuran resistan pembumian tidak memenuhi syarat
akan dapat mengundang bahaya yang disebut tegangan
langkah seperti diuraikan diatas.
Get a modern PowerPoint Presentation that is
• Sistem beautifully
instalasi proteksi
designed. You canpetir
simply dapat
impress your
audience and add a unique zing.
memanfaatkan kolom-kolom gedung
bertingkat tinggi.
Content Here
• Pembumiannya menggunakan tiang
Get a modern PowerPoint Presentation that is
pancang padadesigned.
beautifully kolom-kolom tersebut.
You can simply impress your
• Sambungan-sambungan antar kolom
audience and add a unique zing.

besi betonnya harus berhubungan


secara Content
elektrik.Here
• Ini sudah
Get a modern PowerPoint Presentation that is
digunakan di Negeri
beautifully designed. You can simply impress your
Belanda.audience and add a unique zing.

Sistem Sangkar (Faraday Cage).


Sistem proteksi internal adalah proteksi terhadap sambaran petir secara tidak langsung, misalnya imbas melalui
grounding listrik, menyambar jaringan listrik sehingga jaringan listrik bertegangan petir. Metoda pengamanan terhadap
sambaran tidak langsung dengan prinsip memotong arus dan menyamakan tegangan dengan memasang arrester

Penempatan arester pada saluran udara

Pada jaringan yang menggunakan sistem TT, harus


Arester dipasang pada titik percabangan, dan pada ujung dipasang arester tambahan yang menghubungkan
ujung saluran yang panjang, baik saluran utama maupun penghantar netral pada tempat pemasangan arester
saluran cabang. tersebut dibumikan, maka arester pada penghantar
Jarak antara arester tidak lebih dari 1000m netral tidak diperlukan, tetapi penghantar buminya
di daerah banyak petir, jaraknya tidak boleh lebih dari harus diisolasi
500m

arester tersebut harus dibumikan melalui penghantar Elektroda bumi yang sudah ada, misalnya instalasi
pembumi yang sependek-pendeknya, dan dengan pengangkal petir dan jaringan pipa air minum dari
resistans pembumian sekecil mungkin untuk logam yang ditanam yang masih digunakan dan
mendapatkan efek proteksi yang baik dari arester, memenuhi syarat, dapat dipakai untuk pembumian
arester.

Dengan pemasangan arester maka tegangan lebih


Arester yang dipasang pada saluran udara tegangan rendah
impuls akibat petir secara aman akan disalurkan ke
digunakan untuk membatasi tegangan lebih, dan terdiri
bumi.
atas rangkaian seri celah proteksi, tahan tidak linear dan
elemen proteksi.
Penempatan arester pada instalasi konsumen :

1) Arester sedapat mungkin dipasang di dekat titik masuk instalasi


rumah dan sedapat mungkin ditempatkan bersama di dalam PHB
utama.
Arester harus dibumikan dengan penghantar pembumian yang
1
sependek mungkin dan pembumian arester harus disatukan dengan
pembumian instalasi listrik.
Penyatuan pembumian ini dianjurkan dengan menggunakan ikatan
penyama potensial (IPP) yang dibumikan. Arester harus dipasang di
tempat yang tidak akan menjadi elemen pemicu kebakaran.

2) Berbagai kemungkinan penempatan arester untuk sistem TN, TT dan


berlaku prinsip yang disampaikan pada Gambar 25 memperlihatkan
contoh penempatan arester pada instalasi konsumen yang dipadukan
2 dengan gawai protekso arus lebih (GPAL) dan memperlihatkan contoh
penempatan arester yang dipadukan dengan gawai proteksi arus sisa
Prinsip proteksi bahaya sambaran petir (GPAS).
sistem internal adalah semua bagian
konduktif RSTNG dipasang arrester
dibonding, sehingga apabila terjadi 3) Penempatan arester pada instalasi sistem informasi dilaksanakan
sambaran petir pada jaringan instalasi sebagai berikut : Aparat elektronik pada instalasi sistem informasi
Content Here
listrik semua kawat RSTN tegangannya seperti aparat instrumentasi, komputer, dan komunikasi sangat peka
You can simply impress your audience and add a unique
sama tidak ada beda potensial. terhadap pembebanan tegangan
zing and lebih
appeal to your dan memerlukan proteksi dari
Presentations.
3
tegangan lebih dengan menggunakan arester khusus. Arester tersebut
dapat berupa arester isi gas, varistor, zener diode atau gabungannya.
Pola pengawasan K3 sesuai pasal 4 Undang-undang No 1 Tahun 1970

I. PENGAWASAN INSTALASI LISTRIK


Dokumen perencanaan instalasi listrik

Gambar rencana instalasi listrik harus


mendapatkan persetujuan sebelum dipasang.
Peta lokasi
Pegawai pengawas melakukan analisis
gambar rencana tersebut dengan
berpedoman sesuai persyaratan PUIL 2000 01
Gambar instalasi

Diagram garis
tunggal
02
03 • Lay out perlengkapkan
dan peralatan listrik
• Rangkaian peralatan dan
Gambar rinci
pengendaliannya
• Spesifikasi & cara pasang
• Cara menguji
Perhitungan
beban 04
• adwal waktu
05 Tabel bahan

Ukuran teknis
06
07
Pegawai pengawas memeriksa dan menghitung ulang, apabila terdapat ketidaksesuaian terhadao
PUIL 2000, maka dibuat pembetulan sebagaimana mestinya koreksi langsung pada gambar rencana
dengan warna merah.
Koreksi atau rekomendasi pegawai pengawas bersifat mengikat wajib dilaksanakan, karena itu
harus seteliti mungkin.
1 Pemeriksaan kelengkapan dokumen
terutama gambar purna bangun apakah
ada penyimpangan dari gambar yang telah
disahkan. Semua hasil pemerikasaan dan
pengujian dicatat dan
Test 2 Bila ya, - lakukan visual kesesuaian
doumen dengan pelaksanaannya
dianalisis, sehingga dapat
disimpulkan memenuhi syarat
commissioning
(verifikasi terhadap spesifikasi atau tidak. Terutama hal-hal
perlengkapan listrik). yang menyimpang harus
adalah pemeriksaan dan disyaratkan dan dituangkan
3 Pemeriksaan visual meliputi cara
pemasangan, penandaan sirkit, polaritas,
secara tertulis.
pengujian setelah pekerjaan
kesesuaian tipe perlengkapan listrik dll) Kondaktor bertanggung jawab
pemasangan instalasi listrik
atas semua syarat dan hal-hal
selesai dilaksanakan sebelum 4 Pengukuran resistan pembumian; yang harus diperbaiki.
diserah terimakan kepada
5 Pengukuran resistan isolasi; Apabila terjadi gangguan atau
pemberi kerja kerusakan, kontraktor
6 Pengukuran resistan isolasi lantai kerja; bertanggung jawab selama
satu tahun.
7 Pengukuran susut tegangan dan susut
arus;

8 Percobaan pembebanan
PENGENDALIAN K3 LIFT Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Menteri Tenaga
Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa pesawat lift dinilai
mempunyai potensi bahaya tinggi

IJIN PEMASANGAN LIFT PEMERIKSAAN PENGUJIAN ULANG


Pengurus yang
membuat, memasang, Gambar rencana pemasangan lift terdiri : - Bangunan ruang luncur dan pintu-pintunya
memakai pesawat lift - Rel pemandu dan penguatannya Pemerikasaan dan pengujian
dan perubahan teknis - Denah ruang mesin dan peralatannya - Konstruksi kereta dilakukan setiap tahun oleh Peg.
maupun administrasi - Konstruksi mesin dan penguatannya - Governor dan peralatannya Pengawas atau ahli K3.
harus mendapat ijin - Diagram instalasi listrik - Kapasitas angkut, kecepatan, tinggi vertikal
dari Menteri atau - Diagram pengendalian - Perhitungan tali baja Standar uji K3 lift :
pejabat yang - Rem pengaman SNI 1718 – 1898 – E
ditunjuknya. Bentuk laporan :
- 38 – L
Pasal 24 Pasal 30 Ayat (1) - 39 – L

Pasal 25 Ayat (4) Pasal 30 Ayat (2)


Ayat (1) Ayat (2)
Dokumen perencanaa Setiap lift sebelum dipakai harus
Pembuat dan atau
Gambar konstruksi lengkap diperiksa dan diuji sesuai standar uji
pemasangan lift harus
-Perhitungan konstruksi yang ditentukan.
sesuai dengan gambar
rencana uang - Spesifikasi dan sertifikasi
material Standar uji K3 lift : SNI 1718 – 1989 – E
disahkan oleh Menteri
Bentuk laporan :
atau pejabat yang
- 38 – L
ditunjuk Ayat (3) - 39 – L
Proses pembuatannya harus memenuhi SNI PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN LIFT
atau standar internasional yang diakui

Anda mungkin juga menyukai