Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

BAB II
PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN

2.1 LANDASAN HUKUM


Secara legalitas, Perencanaan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan terminal
mengacu pada standar yang telah diatur dalam produk hukum, diantaranya :
 Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
 Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara.
 Peraturan daerah No. 11 tahun 2010 tentang bangunan

2.2 KRITERIA PERENCANAAN BANGUNAN


2.2.1 KRITERIA UMUM
Perencanaan harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan
fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
1. Persyaratan peruntukan dan intensitas :
a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan didaerah yang bersangkutan.
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.

2. Persyaratan arsitektur:
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah sehingga seimbang,
serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya).

6
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

b. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak


menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungannya.

3. Persyaratan struktur bangunan dan gedung kantor :


a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.
b. Menjamin keselamatan manusia dan perlindungan property lainnya dari
kemungkinan kecelakaan atau kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan
struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur.
d. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa sehingga
mampu secara struktural stabil selama kebakaran, sehingga :
 Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
 Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api.
 Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
e. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman
dan nyaman ke dalam bangunan dan fasiltas serta layanan di dalamnya.
f. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan saat evakuasi
pada keadaan darurat.
g. Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di dalam bangunan gedung
apabila terjadi keadaan darurat.
h. Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman apabila terjadi
keadaan darurat.

4. Persyaratan teknis utilitas bangunan :


a. menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

7
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

c. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi


penghuni bangunan dan lingkungannya.
d. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan secara baik.
e. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya.
f. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik.
g. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
h. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara
baik.
i. Menjamin terpenuhinya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran
yang tidak diinginkan.
j. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan
dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian
pencemaran dan atau mencegah kerusakan lingkungan.

2.2.2 Kriteria Khusus


Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat khusus, spesifikasi berkaitan
dengan bangunan yang akan direncanakan baik dari segi fungsi khusus bangunan dan segi
teknis lainnya, misalnya :
1. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar, seperti dalam
rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
2. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial.

2.3 PENDEKATAN TEKNIS


2.3.1 Dasar Perencanaan
Untuk mendapatkan bangunan yang berfungsi dengan optimal, perencanaan dimensi ruang
fasilitas-fasilitas di dalam perlu dilakukan dengan mengacu pada karakteristik pengguna
bangunan, aktivitas dan jumlah penghuni dalam bangunan tersebut dan jenis peralatan

8
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

yang akan mengisi bangunan . Untuk itu diperlukan pengaturan-pengaturan desain ruang
dalam dan ruang luar, yang memperhatikan kesesuaian, diantaranya :

A. Komposisi
1. Kesatuan
Bagian-bagian dari struktur, arsitektur dan utilitas yang terdiri dari bentuk, tampak
bangunan dan elemen-elemen bangunan serta elemen penunjang harus menyatu dan
diatur secara baik.

2. Tekanan
Struktur, arsitektur dan utilitas adalah elemen penting dalam komposisi maka
penekanan yang utama adalah bukan hanya elemen pengisi tetapi juga dalam
penyesuaian fungsi ruang.

3. Keseimbangan
Jika titik pusat perhatian sudah terbentuk, maka semua bagian komposisi yang ada di
sekelilingnya harus diatur sehingga tiap-tiap bentuk dan ruang mendapat penekanan-
penekanan yang sesuai.

B. Kenyamanan
1. Visual
Setiap bentuk dan ruang mempunyai perbedaan-perbedaan visual untuk mendukung
kegiatan yang ada di dalamnya, seperti bentuk massa, pola sirkulasi, jalan, tekstur,
lansekap dan elemen penunjang lainnya.

2. Fungsi
Karakteristik setiap fungsi ruang diperlukan suatu organisasi ruang yang mempunyai
fungsi yang saling berhubungan dan terkait. Hal ini dimaksudkan untuk kenyamanan
penggunaan fungsi ruang.

9
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

2.3.2 Pendekatan Perencanaan


Perencanaan dilakukan melalui pendekatan analisis aktivitas yang ada, serta berfungsi
sebagai tempat untuk mendukung efektivitas kegiatan yang nyaman. Untuk penampilan
bangunan harus mampu mewakili ciri-ciri arsitektur setempat yang menjadi simbol dari
Terminal Tunjung Teja itu sendiri.
Pendekatan aktivitas yang direncanakan meliputi :

A. Pendekatan Perencanaan Fungsi Bangunan


Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan
budaya, serta fungsi khusus. Bangunan gedung fungsi hunian meliputi bangunan untuk
rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah susun, dan rumah tinggal
sementara. Bangunan gedung fungsi keagamaan meliputi masjid, gereja, pura, wihara,
dan kelenteng. Bangunan gedung fungsi usaha meliputi bangunan gedung untuk
perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal, dan
penyimpanan. Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya meliputi bangunan gedung
untuk pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan, laboratorium, dan pelayanan
umum. Bangunan gedung fungsi khusus meliputi bangunan gedung untuk reaktor
nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis yang diputuskan oleh
menteri. Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi.

B. Pendekatan Perencanaan Sirkulasi


Sirkulasi adalah pergerakan dalam ruang yang terbentuk dari hubungan ruang yang
dikelompokkan berdasarkan kedekatan aktivitas dan privasi ruang. Alurnya diciptakan
mengalir dan terbuka dari ruang satu ke ruang lainnya sehingga tidak terjadi tabrakan
yang diakibatkan adanya perbedaan zona sirkulasi.

C. Pendekatan Perencanaan Desain dan Dimensi Ruang


Penentuan ruang dalam desain didasarkan skala priorotas yang kebutuhan ruang-ruang
dalam bangunan dari mulai ruang inti sampai dengan ruang tambahan yang menunjang
aktivitas. Dalam perencanaan ini kebutuhan ruang mengacu pada peraturan dan
ketentuan yang diuraikan sebelumnya.

10
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

Dimensi ruang direncanakan dengan mempertimbangkan jumlah pengguna, aktivitas


yang dilakukan dan furniture yang akan digunakan dalam ruangan.

D. Azas - azas
Selain dari kreteria diatas dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana
hendaknya memperhatikan azaz-azaz sebagai berikut :

1. Bangunan Gedung hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.


2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan kepada kemewahan material, tetapi
pada kemampuan mengadakan sublimasi antar fungsi teknik dan fungsi sosial
bangunan.
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktifitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin
4. Penyusunan Desain Bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
dilaksanakan dalam waktu pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan hendaknya ikut meningkatkan kualitas lingkungan disekitarnya

2.4 METODOLOGI
2.4.1 Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan tersebut adalah
mendapatkan hasil rancangan gedung yang :
- Representatif;
- Mencerminkan kenyamanan dan keamanan;
- Dapat dilaksanakan dalam program waktu yang ditargetkan serta dapat dimanfaatkan
secepat mungkin;
- Menampilkan Gedung yang berwibawa, bersahabat dan kokoh serta serasi terhadap
lingkungan sekitar bangunan tersebut.

11
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

2.4.2 Metode Perencanaan


Pendekatan pelaksanaan pekerjaan perencanaan akan dibuat seoptimal mungkin dengan
mempertimbangkan faktor-faktor fungsi ekonomis, luwes, nyaman dan fungsional. Selain
itu juga mempertimbangkan efesiensi pelaksanaan pembangunan, penggunaan maupun
pemeliharaan.
Oleh karena itu dalam perancangan pekerjaan ini kami akan menerapkan metoda
perencanaan lintas cepat.
Metoda ini dikembangkan untuk menghasilkan :
a. Pelaksanaan penanganan pekerjaan yang dapat diatur sesuai dengan
kebutuhannya/tahapannya sehingga penghematan waktu dapat diperoleh.
Penghematan waktu perencanaan, berkaitan erat dengan kecepatan membangun.
Dengan metoda lintas cepat ini, pelaksanaan pekerjaan perancangan akan dilakukan
secara bertahap sesuai dengan disiplin ilmu yang berkaitan. Untuk itu diperlukan
pembagian pekerjaan yang pelaksanaannya dilakukan secara berurutan.
b. Produk dengan mutu/kualitas yang tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan secara
teknik, sehingga pengendalian mutu dapat dilakukan.
 Dengan menggunakan standar dan pertimbangan dalam pemilihan bahan yang
mengutamakan kekuatan serta biaya pemeliharaannya kecil atau tidak ada
(Maintenance Free), fungsional, hemat energi dan cukup estetika atas biaya yang
ada, maka Konsultan Perencana akan memutuskan bahan dan sistem yang akan
digunakan.
 Pengendalian mutu pada tahap Perancangan ini kemudian ditetapkan dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) / Spesifikasi Teknis serta dalam gambar-
gambar keseluruhan.
c. Penggunaan dana yang dapat diatur sesuai dengan tahun anggarannya serta penggunaan
besarnya dapat dikendalikan (Pengendalian Biaya).
Pengendalian biaya pada tahap perancangan berkaitan erat dengan pengendalian mutu
yang dikenal dengan istilah “Value Engineering” yaitu suatu usaha perancangan untuk
mendapatkan keseimbangan nilai-nilai dari komponen suatu produk dengan fungsi dari
komponen tersebut untuk mencapai fungsi pokok dari produk dengan biaya terendah

12
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

2.4.3 Metodologi Pelaksanaan


Setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh Konsultan akan mengikuti petunjuk
pelaksanaan, Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan penjelasan yang telah diberikan oleh
Direksi Pekerjaan. Metode pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
Konsultan dalam menangani pekerjaan Perencanaan bangunan ruang tunggu pasien RSUD
Dr Drajat Prawiranegara, diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan dan Mobilisasi.
b. Tahap Pengumpulan Data Sekunder dan Survei Pendahuluan.
c. Tahap Survei Lapangan.
d. Tahap Analisa dan Perencanaan Teknik.
e. Tahap Pelaporan.
Design dalam kontek arsitektur, secara sederhana adalah ”membuat atau melahirkan idea
dari gagasan atau penugasan, idea harus merupakan jawaban optimal dari proses
pengkajian dan imaginasi yang direalisasikan dalam perwujudan rancangan dan rencana
implementasi.

Ada berbagai teori tentang tahapan proses design, walapun demikian relatif sama karena
proses design kadang kadang tidak berjalan linier, tetapi bisa berjalan zigzag , berputar
karena datangnya idea bisa kapan saja. Teori tersebut perbedaannya terletak pada
pengelompokan tahapan sedangkan akhirnya adalah menghasilkan design yang diinginkan
oleh gagasan/penugasan.

Menurut J. C Jones’s dalam bukunya Design Method; menyatakan bahwa proses


Design ada enam tahapan yaitu:

Idea Informasi Analisis Sintesis monitoring optimasi

13
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

Sedangkan menurut James C. Snyder, menyatakan bahwa proses design terbagi lima
yaitu :

mengenai pamahaman permasalahan dan tujuan disain yang akan di


Pengenala selesaikan
n Persiapan
Pengumpulan informasi/data dan analisa

Disain Awal

Optimalisasi
Disain Pengajuan penyelesaian masalah disain berupa disain awal yang
dihasilkan dari proses sintesa

Disain
Disain yang optimal adalah disisain yang konsisten terhadap tujuan
Optimal dan Konsep rancangan desain Optimal yang disetujui.

Penyusunan dokumen untuk proses tender pelaksanaan


Pembuatan
dokumen
perencanaan

Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang akan dulakukan adalah sebagai berikut:

1. TAHAP 1 : PEKERJAAN PERSIAPAN DAN MOBILISASI


Kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang
ada adalah :
- Konsultan akan membuat Rencana Kerja Terinci mengenai semua tahapan kegiatan
yang akan dilaksanakan.
- Konsultan akan mempersiapkan mobilisasi untuk semua tenaga yang terlibat dan
diusulkan untuk menangani pekerjaan ini sesuai dengan jadwal personil yang ada
dan sesuai dengan tahapan pekerjaannya.
- Konsultan akan mempersiapkan tenaga pelaksana survei dan memberikan
penjelasan kepada tenaga tersebut tentang pekerjaan survei yang harus dilakukan,
metoda survei untuk pencapaian kapasitas survei, waktu yang dialokasikan untuk
survei dan cara menanggulangi masalah yang timbul selama survei untuk
mendapatkan efisiensi yang tinggi dari pelaksanaan survei lapangan.

14
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

- Konsultan akan mempersiapkan semua peralatan survei lapangan, data-data, peta-


peta dan peralatan penunjang lainnya.

2. TAHAP 2 : PEKERJAAN PENGUMPULAN DATA SEKUNDER DAN


SURVEY PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan pada Tahap 2 ini meliputi :
a. Pengumpulan Informasi dan Data Sekunder
b. Survei Pendahuluan
c. Pengkajian Data Sekunder dan Survei Pendahuluan
d. Laporan Pendahuluan
e. Koordinasi dan Konsultasi
Setiap tahapan, dilaksanakan secara berurutan menciptakan kesinambungan program
perencanaan.

a. Pengumpulan Informasi dan Data Sekunder


Pengumpulan Informasi dan Data Sekunder akan dilakukan oleh Konsultan
langsung kepada Pemberi Tugas atau kepada Instansi Terkait yang berhubungan
dengan pekerjaan ini.
Adapun Pengumpulan Informasi dan Data Sekunder meliputi antara lain:
- Peta Lokasi dan Peta Topografi.
- Data studi terdahulu.
- Informasi dan usulan lain dari Pengguna.
Konsultan akan mengumpulkan informasi dan data sekunder lainnya selain yang
tersebut diatas yang dirasakan perlu oleh Konsultan untuk proses tahapan pekerjaan
selanjutnya.

b. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan bertujuan mengumpulkan data pendukung untuk melaksanakan
survei detail dan mengumpulkan data lainnya untuk melengkapi data survei detail,
menyiapkan standar perencanaan, menyiapkan tim survei dan desain beserta
rencana kerja.

15
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

Sebelum melakukan Survei Pendahuluan Konsultan akan mempelajari semua


informasi dan data sekunder yang telah diperoleh dan mencatat semua informasi
dan data sekunder yang dapat diperoleh dari Instansi terkait setempat selama
melakukan Survei Pendahuluan.
Survei Pendahuluan dimaksudkan untuk mengindentifikasi kondisi lapangan dan
membandingkannya dengan informasi dan data sekunder yang diperoleh, Konsultan
akan melakukan peninjauan langsung ke lokasi perencanaan untuk melakukan
pendataan :
- Kondisi eksisting.
- Kondisi Topografi yang ada.
- Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah rencana.
- Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-lokasi penting.
- Menganalisa aksesibilitas masuk dan keluar tapak perencanaan.
Hasil dari Survei Pendahuluan tersebut akan dipakai untuk menentukan langkah
lebih lanjut dari proses perencanaan teknik yaitu untuk mempersiapkan Survei
Lapangan dengan kendala-kendala lapangan yang sudah dapat diperkirakan terlebih
dahulu sehingga Survei Lapangan dapat berjalan dengan lancar.

c. Pengkajian Data Sekunder dan Survei Pendahuluan


Terhadap semua informasi dan data sekunder yang berhasil dikumpulkan serta
hasil survei pendahuluan akan dilakukan pengkajian dimana hasil dari pengkajian
data sekunder yang dikomparasi dengan hasil survei pendahuluan akan dipakai
sebagai input dalam proses perencanaan teknik berikutnya.

d. Koordinasi dan Konsultansi


Selama pelaksanaan Pekerjaan Pengkajian Data Sekunder, Konsultan akan
melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak Pemberi Tugas tentang
perkembangan pekerjaan serta hambatan-hambatan apa yang dijumpai untuk dapat
dicarikan jalan keluarnya. Konsultan selama koordinasi dan konsultasi akan
memberikan rekomendasi terhadap masalah/hambatan yang timbul dan jalan
keluarnya untuk didiskusikan dengan Pemberi Tugas.

16
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

3. TAHAP 3 : PEKERJAAN SURVEI LAPANGAN


Pekerjaan Survei Lapangan akan dilakukan oleh Konsultan setelah selesainya
pekerjaan yang meliputi :
a. Survei Topografi
Melakukan orientasi lapangan yang dilakukan oleh tenaga ahli yang bersangkutan
beserta asisten dan juru ukur, dengan maksud untuk mengadakan pengamatan
daerah yang akan diukur, untuk memperoleh informasi tentang lokasi dan batas
yang akan diukur sesuai petunjuk direksi, serta melakukan sinkronisasi rencana
kerja dengan kondisi lapangan.
b. Pengukuran Topografi
Pekerjaan pengukuran topografi dilakukan untuk memperoleh gambaran bentuk dan
tinggi rendahnya relief muka tanah termasuk data situasi dari semua unsur yang ada
diatasnya, seperti bangunan-bangunan prasarana umum, dan lain-lain.

4. TAHAP 4 : TAHAP ANALISA DAN PERENCANAAN TEKNIK


Kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan pada tahap ini merupakan kegiatan yang
didasarkan atas hasil pekerjaan pengkajian data sekunder dan pekerjaan survei
lapangan dengan urutan kegiatan sebagai berikut :
A. Analisa Data
Semua data dari hasil pengkajian data sekunder dan survei lapangan akan di analisa
lebih lanjut untuk mendapatkan data yang akan dipakai sebagai input pada
perencanaan teknik akhir.

B. Konsep Rencana Teknik


Sebelum kegiatan perencanaan teknik akhir dilakukan, terlebih dahulu dibuatkan
konsep rencana teknik untuk memperoleh persetujuan dari Pemberi Tugas, antara
lain :
- Kriteria / Standar desain yang akan diterapkan
- Bentuk dan tampilan bangunan,
- Tipe konstruksi bangunan

17
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

C. Kriteria dan Standar Perencanaan


1. Kriteria Perencanaan
Dalam menentukan kriteria perencanaan, Konsultan akan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
- Pemanfaatan semaksimal mungkin material konstruksi yang ada disekitar
lokasi pekerjaan.
- Pemanfaatan lahan seoptimal mungkin yang memenuhi kriteria.
Pertimbangan tersebut diatas diharapkan dapat memberikan hasil yang paling
optimal baik ditinjau dari segi teknis (pemenuhan terhadap standard
perencanaan) maupun dari segi biaya (pemenuhan terhadap biaya termurah).
2. Standar Perencanaan
Secara legalitas, perencanaan Bangunan mengacu pada standar yang telah
diatur dalam produk hukum, diantaranya :
- Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
- Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
- Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara.
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi
Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah.
D. Perencanaan Teknik Akhir
Pada tahap perencanaan, terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan tipe bangunan termasuk didalamnya tipe bangunan atas dan juga
bangunan bawah dan pondasinya. Pemilihan tipe bangunan ini tergantung pada
kondisi dan situasi lapangan, serta kepatutan secara estetika dan juga mempunyai
nilai ekonomis yang dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi spesifikasi
teknis.
Untuk itu, maka dalam perencanaan ini terdapat beberapa pokok dasar perencanaan
yang harus dipertimbangkan sebagai berikut :

18
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

 Kekuatan unsur struktural dan stabilitas keseluruhan


Unsur-unsur tersendiri harus mempunyai kekuatan memadai untuk menahan
beban ULS-keadaan batas ultimate, dan struktur sebagai kesatuan keseluruhan
harus berada stabil pada pembebanan tersebut.
 Kelayakan struktural
Bangunan bawah dan pondasi harus berada tetap dalam keadaan layak. Hal ini
berarti bahwa struktur tidak boleh mengalami retakan, lendutan atau getaran
sedemikian sehingga masyarakat menjadi khawatir atau bangunan menjadi
tidak layak untuk penggunaan atau mempunyai pengurangan berarti dalam
umur pelayanan.
 Kemudahan konstruksi
Pemilihan rencana harus mudah dilaksanakan. Rencana yang sulit dilaksanakan
dapat menyebabkan pengunduran tak terduga dalam pekerjaan dan peningkatan
biaya, sehingga harus dihindari sedapat mungkin.
 Ekonomis dapat diterima
Rencana termurah yang sesuai dengan pendanaan dan pokok-pokok rencana
lainnya adalah umumnya terpilih. Penekanan harus diberikan pada biaya umur
total struktur yang mencakup biaya pemeliharaan, dan tidak hanya pada biaya
permulaan konstruksi.
 Bentuk estetika
Struktur bangunan harus menyatu dengan lingkungan sekitar. Penampilan yang
baik sesuai dengan kondisi lingkungannya dan juga sesuai dengan fungsinya.
 Pemeliharaan
Bangunan Gedung dibangun untuk melayani masyarakat dalam waktu lama,
sehingga perlu pemeliharaan agar umur bangunan sesuai dengan umur rencana.
Untuk itu dalam pemilihan bangunan perlu dipertimbangkan aspek kemudahan
dalam pemeriksaan dan pemeliharaan bangunan.

19
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

2.5 TAHAP PELAPORAN


Konsultan akan menyampaikan laporan-laporan sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan antara
c. Laporan Akhir

2.6 Bagan Alir Perencanaan


Proses Pelaksanaaan kegiatan perencanaan dilakukan secara bertahap dan sistematis
yang diikuti dengan kegiatan pembahasan antara perencana, pengguna dan pemilik
proyek untuk menghasilkan produk yang dapat diterapkan pada tahap pembangunan.
Proses tersebut digambarkan pada gambar 2.1 seperti tersebut dibawah ini :

20
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

Gambar 2.1 Bagan Alir Metodologi Perencanaan

21
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

Gambar 2.1 Bagan Alir Metodologi Perencanaan (Lanjutan)

22
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

2.7. Konsep / Usulan Arsitektur


2.7.1. Scuences Ruang.
Scuenced ruang di dalam Perencanaan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan
terminal di atur secara seksama untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan peruntukan
fungsi ruang, yang tentu terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pemberi tugas dan
pengguna nantinya.

2.7.2. Studi Masa Bangunan.


Evaluasi masa bangunan
Masa bangunan Perencanaan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan terminal
berpola simetris sesuai dengan perletakannya sebagai salah satu lahan yang dijadikan
tempat awal dan akhir operasi transportasi atau trayek serta tempat pergantian moda atau
rute.. Namun demikian eksplorasi gubahan masa tetap diperlukan untuk mencari bentuk
yang sesuai dan harmonis Disesuaikan dengan parameter-parameter lain, seperti : Kontur,
faktor alami dalam lingkungan serta disintesakan dengan gagasan pemberi tugas.
Gubahan masa secara umum tetap dipertahankan namun corak dan tarikan serta bukaan
masa bangunan menjadi ruang lingkup kreatifitas arsitek dalam mensintesakan faktor-
faktor yang membentuk arsitektur, seperti; fungsi, potensi site, karakter gedung, struktur
bangunan dan finansial sehingga di hasil akhir, disain merupakan jawaban yang
komprehensif serta membentuk nirmana ruang yang estetis.

Kesatuan ruang luar dan ruang dalam gedung


Selain masalah bentuk bangunan, masalah hubungan ruang dan aliran ruang dalam
arsitektur gedung adalah sesuatu yang penting.

2.8. Pendekatan Teknik Struktur


2.8.1 Umum
Struktur harus didesain untuk mampu menopang beban tetap (beban mati dan beban hidup)
dan kombinasi beban tetap + beban gempa, serta beban tetap + beban angin.

23
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

Desain struktur baja harus juga dilakukan sesuai dengan metode LRFD dimana faktor
beban dan faktor reduksi nya sesuai dengan SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan
Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.

Seluruh perhitungan struktur beton harus memenuhi konsep “Kolom Kuat Balok Lemah“,
dimana perhitungan “kolom kuat balok lemah” untuk struktur beton sepenuhnya mengikuti
ketentuan dalam RSNI 2002 - Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.

2.8.2. Beban
Pembebanan dilakukan sesuai dengan peraturan pembebanan SNI-1727-1989 (Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung), SNI-03-1726-2002 (Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung), AIJ - 1996 untuk pembebanan
angin, serta data beban dari material tertentu yang dipergunakan dalam gedung tersebut.

2.8.3. Perencanaan Pondasi Bangunan


Dalam perencanaan Pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam type
pondasi. Pemilihan type pondasi ini didasarkan atas :

 Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut

 Besarnya beban dan beratnya bangunan atas

 Keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan

 Biaya dari pondasi yang dipilih

Dari beberapa macam type pondasi yang dapat dipergunakan salah satu diantaranya adalah
Pondasi sumuran. Pemakaian Sumuran (stauss pile) dipergunakan untuk suatu pondasi
bangunan apabila tanah dasar di bawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung
(bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya, atau apabila
tanah keras yang mampu memikul berat bangunan letaknya sangat dalam.

24
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

Pondasi Sumuran (stauss pile) ini berfungsi untuk memindahkan atau menyalurkan beban-
beban dari konstruksi di atasnya ke lapisan tanah yang lebih dalam. Pemindahan beban
Sumuran (stauss pile) dibagi 2, yakni :

A. Point Bearing Pile (End Bearing Pile) :

Strauss ini meneruskan beban melalui tahanan ujung ke lapisan tanah keras.

B. Friction Pile :

Friction Pile pada tanah dengan butir-butir kasar (coarse grained) dan mudah dilalui air
( permeable soil) . Strauss ini meneruskan beban ke tanah melalui geseran kulit (skin
friction) . Pada proses pemancangan Strauss dalam suatu grup dimana jarak antar Strauss
berdekatan akan menyebabkan berkurangnya pori-pori tanah dan memadatkan tanah
diantara Strauss-Strauss tersebut .

Oleh karena itu disebut Compaction Pile. Friction Pile pada tanah dengan butiran yang
sangat halus (very fine grained) dan sulit dilalui air. Strauss ini mengandalkan skin friction,
tetapi pada saat pemancangan Strauss dalam grup tidak menyebabkan tanah sekitarnya
menjadi padat. Sehingga Strauss ini disebut Floating Pile.

Dengan penjelasan tersebut diatas, maka dapat dipilih suatu alternatif pondasi yang sesuai
dengan kondisi di lapangan yang tentunya memenuhi kriteria dan sesuai dengan soil test
yang dilakukan fihak laboratorium di lokasi tersebut.

2.8.4. Pendekatan Teknik Mekanikal & Elektrikal


A. Gambaran Umum

Konsep awal perencanaan yang akan dikerjakan adalah merupakan bagian lingkup
Perencanaan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan terminal.
Adapun lingkup pekerjaan perencanaan terdiri dari :

1. Sistem Mekanikal
Lingkup Perencanaan Sistem Mekanikal terdiri dari :

a. Sistem Plambing
b. Sistem Penanggulangan Kebakaran

25
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Pembangunan, Rehabilitasii dan Pemeliharaan Terminal

2. Sistem Elektrikal

2.8.5 Sistem Elektrikal


A. Umum
Menyiapkan suatu perencanaan dari pada instalasi listrik yang memenuhi standard dan
kriteria perencanaan yaitu mencakup antara lain :
a. Sistem penerangan buatan sesuai kebutuhan dan standard secara optimal dan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor bangunan, fungsi ruangan dan faktor
alamiah.
b. Supply daya listrik dan penyediaan sarana instalasi untuk melayani beban-beban
listrik keseluruhan sehingga memenuhi kebutuhan dan operasionalnya.
c. Penyediaan sarana instalasi listrik yang memenuhi kualitas performance listrik dan
pengamanan/proteksi yang baik untuk peralatan dan operasinya, maupun untuk
bangunan dan pengamanan terhadap manusia.
d. Penyediaan sarana sumber daya listrik utama PLN dan sumber daya listrik diesel
genset.
B. Standard dan Referensi
a. Peraturan umum instalasi listrik ( PUIL ) edisi terakhir tahun 2000 yang berlaku.
b. Standard Penerangan Bangunan Indonesia oleh Direktorat Penyelidikan Masalah
Bangunan (DPMB).
c. Standard dan peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan yang berlaku pada PLN
setempat.
d. Standard International Electrotechnical Commission ( IEC ).
e. Standard-standard lain seperti ; VDE, JIS, ASTM, ISO dan sebagainya yang setara
sejauh tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan diatas.
C. Sumber Daya Listrik
Penyediaan sumber daya listrik utama PLN dan sumber daya listrik.
D. Sistem Proteksi
Pengamanan/Proteksi terhadap sistem, selektivitas dan tingkap proteksi yang tepat dengan
memperhatikan kesederhanaan sistem, kemudahan operasi namun dapat memenuhi
pelayanan yang baik.

26

Anda mungkin juga menyukai