Anda di halaman 1dari 13

3.1.

Umum

Penerima tugas mengusulkan pendekatan dan metodologi yang komprehensif.


Diharapkan hal ini akan menghasilkan desain teknis bangunan kantor yang dapat
memberikan kenyamanan dalam bekerja secara spesifik dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis dan fungsional.

Perencanaan dan perancangan yang diusulkan oleh penerima tugas memiliki


beberapa pendekatan, yaitu berdasarkan kajian kebutuhan ruang,
kepentingan kenyamanan dan keamanan penggunaan bangunan serta kajian
kriteria dan standar. Hasil formulasi dari kajian komponen-komponen tersebut disusun
menjadi menjadi acuan dan arahan dalam proses perencanaan bangunan gedung.

3.2. Pendekatan

Terdapat beberapa kriteria, ketentuan, dan standar teknis yang akan menjadi
acuan sekaligus pendekatan bagi penerima tugas untuk mendesain, antara lain:

3.2.1. Persyaratan Tata Bangunan:


1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas
a. Menjamin bangunan gedung didirikan pada lokasi yang sesuai dengan
peruntukannya berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan
yang ditetapkan pada kawasan yang bersangkutan.
b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai KDB dan
KLB yang sesuai dengan ketentuan tata ruang dan tata bangunan
yang ditetapkan pada kawasan yang bersangkutan.
c. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai GSB dan
jarak bebas bangunan yang dapat menjamin keselamatan dan
kesehatan bagi penghuni dan lingkungannya.
2. Persyaratan Arsitektur
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah
sehingga seimbang serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik,
sosial dan budaya).
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.

Usulan Teknis
3. Persyaratan dampak lingkungan
a. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
4. Persyaratan Teknis dan Desain Plambing
a. Persyaratan Teknis dan Desain Plambing untuk Air Bersih dan Air Kotor

3.2.2. Persyaratan Keandalan Bangunan


1. Persyaratan Keselamatan :
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung
beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia, termasuk gempa,
angin, dan petir.
2. Persyaratan Kesehatan:
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai sirkulasi
udara yang mencukupi dan sehat bagi pemakai.
b. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup dan sehat,
baik alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan
dalam bangunan gedung.
c. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
d. Menjamin terwujudnya kebersihan kesehatan dan memberikan
kenyamanan bagi pemakai bangunan dan lingkungan.
e. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi
dengan baik.
3. Persyaratan Kemudahan/ Aksesibilitas:
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai aksesibilitas
horisontal dan vertikal yang efisien, nyaman, dan memadai yang dapat
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam gedung tersebut.
b. Menjamin tersedianya akses evakuasi bagi pemakai gedung/ kantor
yang dalam keadaan darurat dapat menyelematkan diri apabila terjadi
bencana kebakaran, gempa, atau bencana lainnya.
c. Menjamin tersedianya prasarana dan sarana bangunan gedung yang
dapat menunjang terselenggaranya fungsi Kantor, termasuk
Kegiatan di dalam bangunan.
4. Persyaratan Kenyamanan:
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai ruang gerak
dan hubungan antar ruang yang efektif, efisien, nyaman, dan memadai

Usulan Teknis
yang dapat menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam Gedung
kantor tersebut.
b. Menjamin tersedianya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
c. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
d. Menjamin terwujudnya suasana kerja yang nyaman dari gangguan
suara dan getaran yang tidak diinginkan.

3.3. METODOLOGI PEKERJAAN


Adapun tahap-tahap kegiatan Penyusunan Panduan untuk perencanaan,
perancangan, penaksiran, pelaksanaan pembangunan serta pengelolaan
bangunan gedung meliputi :

3.3.1 Persiapan Koordinasi dan konsultasi internal/ eksternal


Dalam tahap persiapan, konsultan menyusun program kerja kegiatan secara
keseluruhan, dengan melakukan konsolidasi dan koordinasi baik dalam internal tim
tenaga ahli maupun dengan instansi terkait seperti Pihak Pemberi Kerja setempat
untuk mendapatkan pengarahan awal sebagai bahan langkah kerja di dalam
menangani pekerjaan ini. Konsultan juga akan memaparkan dan memberikan
interpetasi terhadap tugas yang diberikan dan menentukan Sasaran atau Target.

3.3.2. Pendataan Awal


Pada tahapan ini, konsultan akan menetapkan metode survey dan perangkat
yang akan digunakan, yaitu berupa pengumpulan data primer maupun
sekunder termasuk informasi yang dapat menunjang perancangan dengan
melakukan survey lapangan dan menentukan delineasi batas-batas. Selain
metode, konsultan juga menyusun instrumen analisis untuk melakukan kajian
terhadap data-data yang telah terkumpul.
Konsultan juga melakukan persiapan terhadap kegiatan lain seperti
administrasi proyek, penyiapan personil serta persiapan rencana kerja dalam
sebuah kerangka jadwal kerja, sehingga setelah persiapan matang dapat
dilakukan kegiatan studi lapangan dan literatur.
Adapun rincian kegiatan persiapan akan meliputi :
a. Interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja
b. Koordinasi dengan pihak terkait

Usulan Teknis
c. Konsolidasi Tim dan Review
d. Menyusun Jadwal (program kerja perencanaan)
e. Mengumpulkan data awal (penelitian, peraturan, dan lain-lain) dan
informasi lapangan (termasuk penyelidikan tanah sederhana)
f. Penyusunan Metodologi
g. Penetapan lokasi kunjungan lapangan dan dokumentasi elektronik
h. konsep perencanaan
i. animasi 3d gagasan konsep

3.3.3. Studi literatur


Kegiatan studi literatur sangatlah diperlukan untuk mendapatkan sumber
data
atau bahan didalam melakukan evaluasi terhadap produk Penyusunan
Perencanaan konsep model-model bangunan gedung studi literatur/ studi
terkait meliputi :
a. Studi tentang norma-norma, standar-standar, prosedur, peraturan dan
lainlain
b. Studi dari text book, dan teori-teorinya
c. Studi-studi yang berkaitan dengan bangunan gedung.
d. Contoh-contoh dan studi banding dari berbagai bangunan gedung kantor
pemerintah di beberapa lokasi
Studi literatur yang dapat menjadi acuan untuk aspek teknis-substansial
maupun kebijakan dan peraturan yang terkait dengan perencanaan,
perancangan, persyaratan teknis, pelaksanaan pembangunan, dan
pengawasan pembangunan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Persyaratan Teknis Bangunan Gedung (Kep. Men. PU No. 441/KPTS/1998)
b. Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Gedung Umum dan
Lingkungan (KepMen PU No. 468/KPTS/1998)
c. Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan (KepMeneg PU No. 1 0/KPTS/2000)
d. Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
(KepMeneg PU No. 11 IKPTS/2000)
e. KepMen Kimpraswil No. 332/KPTSIM/2002 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
Pada tahap ini konsultan akan menggabungkan hasil-hasil studi literatur.
Kemudian dari hasil studi tersebut di atas, konsultan melakukan
pengelompokan data berdasarkan aspek-aspek:

Usulan Teknis
a. Fungsional
b. Struktural
c. Arsitektural
d. Utilitas, ME dan Sanitasi

3.3.4. Survey Lokasi


Melakukan survey dan kunjungan lapangan yang disertai oleh pihak terkait
untuk melakukan pengukuran dan penelitian tentang lokasi dan daya dukung
tanah dengan tujuan untuk melihat lebih detail dan mendokumentasikan secara
elektronik lokasi renovasi yang akan dibangun. Kunjungan ini tak terlepas dari
kontrol pihak terakit, agar dalam pembuatan rencana tapak bangunan, perkiraan
biaya dan lain-lain tidak mengalami perbedaan data.

3.3.5. Formulasi Konsep Perancangan


Formulasi Konsep Perancangan yang didapatkan dari hasil analisis dan
temuan berupa:
a. Pemahaman umum;
Melingkupi kepadatan lahan, peraturan-peraturan daerah yang berlaku,
b. Tata Lingkungan;
Melingkupi aspek-aspek perencanaan kawasan, yaitu :
Bentuk Arsitektur
1. Konsep Bangunan
Zona dan Program Ruang
Pada Pembahasan sebelumnya penerima tugas telah menguraikan bahwa
zonasi ruang pada tapak tergantung dari aksesibilitas pada tapak dan
program kegiatan.
Zona secara umum ditetapkan sebagai berikut:
a. Zona untuk Daerah Publik,
b. Zona untuk Daerah Privat,
c. Zona untuk Daerah Servis,
d. Zona Halaman Terbuka sebagai space pengikat atau pusat orientasi
dan sarana penunjang: parkir dan lain-lain.

2. Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan sesuai dengan standar buku biru yang
berlaku tetapi khusus pada bangunan gedung perlu diperhatikan hal – hal
sebagai berikut:
a. Bahan penutup lantai yang umum dipakai adalah keramik, tetapi

Usulan Teknis
keramik mempunyai kelemahan yaitu bila sistem pemasangannya
tidak baik maka ada kecenderungan melendut dan pecah
b. Pada tangga yaitu pada injakan perlu adanya karet atau keramik anti
slip untuk keamanan pemakai gedung dan penyandang cacat.
c. Bahan daun pintu lebih baik digunakan panil kayu .
d. Penggunaan plin dirasa perlu demi menjaga kebersihan pada dinding
bagian bawah.
e. Plafon menggunakan bahan yang mudah dalam perawatan
f. Terpenuhinya kebutuhan air bersih di KM/ WC.
g. Saluran saluran talang harus ditempatkan pada lokasi yang baik dan
tidak terekspos dan tidak mudah untuk dijangkau .
3. Bentuk Arsitektur
Bentuk dari Bangunan Gedung dengan menerapkan model penataan
masa maka secara keseluruhan bentuk akan mengikuti kebutuhan akan
ruang pada tapak.

3.3.7. Pra Rencana


Tahap Penyusunan Pra Rencana, berisi tentang penjelasan konsep
perancangan ke bentuk rencana tapak, rencana fungsi bangunan, rencana
arsitektur, rencana struktur, rencana utilitas.

3.3.8. Pengembangan Desain


Pada tahapan ini, setelah melakukan beberapa pembahasan desain,
koordinasi teknis dan non teknis serta konsolidasi dengan pihak pemberi tugas,
berdasarkan masukan-masukan dan opini forum maka konsultan akan
melakukan pengembangan pada desain yang tujuannya adalah
penyempurnaan terhadap rancangan , agar secara kebutuhan dan kelayakan
tepat serta diharapkan akan berimplikasi pada kesesuaian antara rancangan
dengan kebutuhan fungsi serta karakteristik lokal.

3.3.9. Penyusunan Dokumen Lelang


Konsultan bertugas membantu Panitia Lelang dalam menyusun program
pelaksanaan pelelangan dengan memberikan penjelasan syarat-syarat teknis
pelaksanaan dalam Rapat Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) secara jelas dan
membantu Panitia Lelang dalam mengevaluasi SPH (Surat Penawaran Harga)
pemborong.

Usulan Teknis
3.4. Program Kerja
Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan program kerja sangat dipengaruhi oleh
kapabilitas dari parameter penunjangnya seperti antara lain :
a. Organisasi Proyek
Organisasi ini perlu diadakan untuk mengatur setiap proses dalam
penyelesaian pekerjaan perencanaan. Berikut organisasi tim perencana proyek
sebagai berikut;

Direktur
Afdhal, ST

Team Leader
Devi Marthalova, ST

Arsitek
Rizky Aditya Pangestu, ST

Estimator
Rizki Irwansyah, ST

Surveyor
Delfiandri, ST
Sairoji, ST

Operator Komputer
Andri Yanti

Drafter
Raihan Aulia Putra, ST

Administrasi
Mustika Rahayu

Usulan Teknis
b. Manual Operasi Pelaksanaan
Manual Operasi Pelaksanaan ini perlu diadakan untuk mengetahui prosedural
detail pelaksanaan dari setiap kegiatan yang harus ditempuh untuk mencapai
aspek legal dari kegiatan yang bersangkutan dan terjaminnya sebuah konstruksi
yang memenuhi kriteria. Berikut proses keberhasilan manual operasi
pelaksanaan;
a. Organisasi
b. Koordinasi
c. Data Informasi Valid
d. Survey dan pemantuan
e. Kearsipan
f. Kualitas keluaraan
Hal-hal tersebut diatas akan menentukan capaian kualitas sesuai persyaratan,
penyelesaian tepat waktu, kelancaran dan keselamatan pekerjaan.

c. Jadwal Penugasan Personil


No Nama Personil Minggu Ke
1 2 3 4 5 6
1. Devi Marthalova, ST
2. Rizky Aditya Pangestu, ST
3. Rizki Irwansyah, ST
4. Delfiandri, ST
Sairoji, ST
5. Andri Yanti
6. Raihan Aulia Putra, ST
7. Mustika Rahayu

Usulan Teknis
A. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja
Tanggapan terhadap kerangka acuan kerja ini disusun oleh Team Tenaga Ahli yang
diusulkan dalam pekerjaan ini berdasarkan pengalaman menangani pekerjaan sejenis khususnya
yang berkaitan dengan ” Pekerjaan Paket Jasa Konsultasi Perencanaan Gedung DPRD Kabupaten
Batanghari ”.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Term of Reference (TOR) ini secara umum telah
memberikan gambaran yang cukup memadai kepada konsultan sebagai pegangan dalam
memahami pekerjaan ” Pekerjaan Paket Jasa Konsultasi Perencanaan Gedung DPRD Kabupaten
Batanghari ”. Namun demikian konsultan memandang perlu untuk menyampaikan hal-hal yang
diuraikan di bawah ini. Beberapa catatan yang diberikan Konsultan di bawah ini bersifat usulan
dari Pihak Konsultan, apabila Konsultan dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Setelah mempelajari dan meneliti isi Kerangka Acuan Kerja (KAK), konsultan dapat
memahami dan mengerti arah dari pelaksanaan pekerjaan ini, selanjutnya konsultan menyusun
langkah langkah tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
asas, tepat mutu, waktu, efektif dan efisien dan tepat sasaran.
Sebagai tindak lanjut atas pemahaman konsultan terhadap KAK selanjutnya konsultan
menanggapi beberapa hal yang tertuang dalam KAK dan memberikan rekomendasi guna
mendukung keberhasilan pekerjaan

1. Pemahaman dan tanggapan secara umum


Diketahui dalam KAK bahwa penjelasan umum tentang Paket Jasa Konsultasi
Perencanaan Gedung DPRD Kabupaten Batanghari ” sebagai berikut ;
1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik - baiknya,
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal,
ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta
berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indanesia.
2. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan
sebaik- baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung
negara.
3. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan
secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya
perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan pedu disiapkan

Usulan Teknis
secara matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya
perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.
Dari penjelasan umum diatas dapat dipahami bahwa, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, bahwa penyelenggaraan bangunan
gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan
pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran
bangunan gedung.
Pembangunan bangunan gedung diselenggarakan melalui tahapan yang salah
satunya adalah perencanaan teknis. Perencanaan teknis bangunan gedung dilakukan
oleh penyedia jasa perencanaan bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Perencanaan teknis bangunan gedung dilakukan berdasarkan kerangka acuan
kerja dan dokumen ikatan kerja. Perencanaan teknis harus disusun dalam suatu
dokumen rencana teknis bangunan gedung berdasarkan persyaratan teknis bangunan
gedung sesuai dengan lokasi, fungsi, dari klasifikasi bangunan gedung.
Dokumen rencana teknis bangunan gedung berupa rencana teknis arsitektur,
struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang dalam,
dalam bentuk gambar rencana, gambar detail pelaksanaan, rencana kerja dan syarat-
syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis, rencana anggaran biaya
pembangunan, dan atau laporan perencanaan.

2. Pemahaman dan tanggapan terhadap latar belakang


Dari latar belakang tersebut di atas, dapat dipahami bahwa maksud pekerjaan
perencanaan yang disebutkan dalam KAK adalah perencanaan detail yang disusun
sebagai acuan bagi pelaksanaan pembangunan fisik. Konsultan menggaris bawahi
pentingnya peran konsultan dan keterlibatan konsultan untuk menyiapkan desain dengan
pengadaannya yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden (Perpres) No. 16 tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang berlaku saat ini.

3. Pemahaman dan tanggapan terhadap maksud dan tujuan


Diketahui dalam KAK bahwa latar belakang pekerjaan Paket Jasa Konsultasi
Perencanaan Gedung DPRD Kabupaten Batanghari ” sebagai berikut ;
a. Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini merupakan petunjuk bagi konsultan
perencana yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang
harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan
tugas perencanaan.
b. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan perencana dapat melaksanakan

Usulan Teknis
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai KAK ini.
c. Untuk mendapatkan Gambaran tentang Drawing Engeneering Detail dan Rencana
Anggaran Biaya pada Jasa konsultasi desain gedung DPRD kabupaten
Batanghari
Tanggapan terhadap maksud dan tujuan diatas, penyusunan perencanan harus
mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan
konkret sesuai dengan rencana tata ruang, melengkapi peraturan daerah tentang
bangunan gedung, mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas
bangunan gedung dan lingkungan/kawasan, menjamin implementasi
pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan dalam pengembangan
yang berkelanjutan, menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pasca
pelaksanaan, karena adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil
pembangunan. Untuk menghasilkan keluaran yang baik dan sesuai dengan KAK,
maka tim perencana akan melaksanakan pekerjaan perencanaan tersebut sesuai
dengan ahlinya.

4. Pemahaman dan tanggapan terhadap sasaran


Konsultan menanggapi bahwa untuk menjamin agar pelaksanaan konstruksi
tersebut dapat terlaksana dengan baik maka tahap pertama perencanaan harus
dikerjakan dengan detail dan terukur sebagai panduan pelaksanaan konstruksinya.
Konsultan perencana akan melaksanakan tugas-tugas perencanaan konstruksi secara
keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis yang sifatnya
menunjang pelaksanaan konstruksi.

5. Pemahaman dan tanggapan terhadap nama dan organisasi pejabat pembuat


komitmen
Sudah cukup Jelas

6. Pemahaman dan tanggapan terhadap sumber pendanaan


Secara Umum Konsultan telah memahami sumber pendanaan ini berasal dari
APBD-P tahun anggaran 2022, DPRD Kabupaten Batanghari. Biaya tersebut sudah
termasuk biaya pajak-pajak yang berlaku.

7. Pemahaman dan tanggapan terhadap ruang lingkup, lokasi kegiatan, data dan
fasilitas penunjang
a. Lingkup kegiatan
Secara umum kosultan telah memahami lingkup kegiatan perencanaan
terssebut dengan baik, kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan

Usulan Teknis
akurat, teliti dan terukur sehingga hasil keluaran menjadi pedoman dalam
pelaksanaan.
b. Lokasi kegiatan
DPRD KABUPATEN BATANGHARI

8. Pemahaman dan tanggapan terhadap ruang lingkup pekerjaan


a. Lingkup tugas
Pada initnya konsultan memberikan tanggapan ataupun uraian
mengenai tahapan-tahapan tugas konsultan pada pekerjaan Paket Jasa
Konsultasi Perencanaan Gedung DPRD Kabupaten Batanghari ” antara lain ;
1. Tahap survey pendataan dan pengukuran lokasi
Tahapan ini konsultan melakukan survey pendataan dan pengukuran
terhadap luas lahan, kebutuhan ruang, fasilitas keamanan dan lain-lain.
Pada tahapan ini juga konsultan wajib mendapatkan data primer dan
sekunder sesuai yang telah diuraikan diatas. Tahapan ini dituangkan dalam
laporan pendahuluan perencanaan.
2. Tahapan rencana final
Setelah dilakukan tahapan prarencana, maka pihak konsultan
mematangkan produk yang akan dikeluarkan. Pada tahapan rencana final
ini yang meliputi gambar detail arsitektur, detail struktur dan utilitas sudah
mendapat persetujuan dari pihak pengguna jasa. Selain itu estimasi biaya,
volume kebutuhan dan bahan yang digunakan juga sudah mendapat
persetujuan dari pengguna jasa.
Konsultan perencana juga membuat dokumen rencana kerja dan syarat-
syarat (RKS) sebagai dokumen yang dipersyaratkan dalam pelelangan dan
menjadi pedoman dalam pelaksanaan. Konsultan pada tahapan rencana ini
final menuangkan dalam laporan akhir perencana.
3. Tahapan pelalangan fisik
Pada tahapan ini konsultan perencana membantu misal kepala satuan
kerja dalam penyusunan dokumen pelalangan, membantu pada proses
penjelasan pekerjaan.

9. Pemahaman dan tanggapan terhadap jangka waktu pelaksanaan


Secara umum konsultan telah memahami pelaksanaan kegiatan ini dilakukan
dengan menggunakan sistem Kontrak, yaitu kontrak pengadaan jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan, dengan waktu pelaksanaan selama 60 (enam puluh) hari kalender,
sejak dikeluarkan SPMK.

Usulan Teknis
10. Pemahaman dan tanggapan terhadap tenaga ahli
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, jenis keahlian kualifikasi dan jumlah tenaga
ahli yang disebutkan KAK sudah cukup lengkap dan memenuhi standart untuk satu
team Konsultan Perencana yang mempunyai tanggung jawab cukup besar seperti pada
Paket Jasa Konsultasi Perencanaan Gedung DPRD Kabupaten Batanghari .Dengan
melihat hal tersebut di atas, Konsultan memberikan komposisi tim ahli yang telah
berpengalaman luas di proyek-proyek baik proyek pemerintah maupun swasta,
terutama ahli-ahli yang banyak terlibat dalam Pekerjaan perencanaan jalan seperti pada
tenaga ahli ini dapat dilihat pada bab Tenaga Ahli dan Tanggung jawabnya. Untuk
mendukung kerja tim ahli ini diperlukan tim pendukung yang dapat akomodatif
terhadap berbagai tugas yang dibebankan. Oleh karena itu tim pendukung ini juga
akan melibatkan tenaga - tenaga pendukung yang telah berpengalaman.

11. Pemahaman dan tanggapan terhadap keluaran


Secara Umum Konsultan telah memahami Tentang Keluaran yang diharapkan
dari Kegiatan ini yang meliputi;
A. Tahap Pendahuluan
1) Survey lapangan
2) Laporan Pendahuluan
B. Tahap Rencana Detail Keseluruhan
1) Gambar Rencana beserta detail pelaksanaan
2) Rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, (RAB) berdasarkan Analisa
Biaya Konstruksi – SNI
C. Tahap Akhir
1) Gambar Rencana beserta detail pelaksanaan ; arsitektur, struktur, mekanikal
dan elektrikal, pertamanan, tata ruang final untuk lelang sesuai dengan
anggaran
2) Rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis
(RKS)
3) Rincian Voume pekerjaan/ bill of quatity (BQ)
4) Laporan Akhir

12. Pemahaman dan tanggapan terhadap kriteria


Secara Umum Konsultan telah memahami tentang kriteria umum dan khusus
yang diharapkan dari Kegiatan ini.

Usulan Teknis

Anda mungkin juga menyukai