c. Apabila terdapat ukuran, kelainan-kelainan antara gambar kerja dan RKS serta
kesesuaiannya dilapangan maka pemborong diharuskan melaporkan kepada
Direksi/konsultn pengawas untuk segera mendapatkan keputusan. Pemborong tidak
dibenarkan memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan tersebut. Akibat dari
kelalaian pemborong dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
d. Daerah kerja (construction Area) akan diserahkan kepada pemborong selama waktu
pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing) dan dianggap bahwa pemborong telah benar-benar mengetahui tentang
:
- Letak bangunan yang akan didirikan.
- Batas persil/ Lahan maupun kondisi pada saat itu
- Keadaan Permukaan/kontur tanah.
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
2. Jadwal Pelaksanaan
Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah pemborong dinyatakan sebagai
pemenang lelang, atau dengan lain cara ditunjuk oleh pemberi tugas sebagai pelaksana
pembangunan, pemborong harus segera membuat :
a. Jadwal waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang digambarkan secara
Diagram panah (Network Planning) dan diagram balok (Barchart).
b. Jadwal pengadaan tenaga kerja
c. Jadwal pengadaan bahan/material bangunan
d. Jadwal pengadaan dan pemakaian peralatan
e. Diagram cash-flow (arus tunai)
3. Gambar-gambar Kerja
Yang dimaksudkan dengan gambar-gambar kerja adalah :
LAPORAN AKHIR 2
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
LAPORAN AKHIR 3
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
5. Hasil Pekerjaan
Untuk menjamin mutu/kualitas hasil pekerjaan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
maka pemborong diharuskan menyediakan :
a. Pelaksana atau tenaga ahli yang mengerti dan berpengalaman tentang gambar kerja
dan cara-cara pelaksanaan.
b. Alat bantu kerja, pompa air untuk kerja, alat pemadat tanah, alat ukur waterpass,
penyekat tegak dan alat bantu pekerjaan lainnya.
c. Bila diperlukan, sesuai dengan kondisi lapangan/situasi tempat kerja, maka sebelum
melakukan pekerjaan pembersihan, pembongkaran maupun pelaksanaan
pembangunan, pemborong diwajibkan memasang alat-alat
pengaman/pelindung/penyangga seperti jaring/lori/katrol.
6. Penempatan Ukuran
a. Pemborong betanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak
boleh merubah ukuran tanpa seijin Direksi/konsultan Pengawas. Setiap ada
perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada harus segera memberitahukan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera ditetapkan sebagaimana mestinya.
b. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong wajib memberitahu Direksi/Konsultan
Pengawas, bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu
ketetapan ukuran-ukurannya.
c. Pemborong diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang lain dalam
setiap bagian pekerjaan dan segera melapor kepada Direksi/Konsultan Pengawas
setiap terdapat silisih/perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan pembetulannya.
d. Mengingat setiap kesalahan ukuran akan selalu mempengaruhi bagian-bagian
pekerjaan yang lainnya maka, maka ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perlu
diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian pemborong terhadap hal ini tidak dapat
diterima dan Direksi/Knsultan pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan dan
memerintahkan untuk menempati ukuran sesuai ketentuan.
e. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh pemborong sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemborong.
LAPORAN AKHIR 4
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
b. Buku harian lapangan harus disediakan oleh pemborong sesuai jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan dan harus selalu berada ditempat pekerjaan, diisi oleh
pemborong dan diketahui Direksi/Konsultan pengawas.
c. Konsultan pengawas mencatat instruksi-instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang
dianggap perlu pada buku harian lapangan dan merupakan petunjuk yang harus
diperhatikan pemborong.
d. Buku harian lapangan dibuat masing-masing 3 (tiga) rangkap.
9. Alat Kerja
a. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan
menyeselaikan pekerjaan secara sempurna dan effisien, seperti : truck, dump truck,
fork lift, beton molen, koral, crane, mesin-mesin dan alat-alat lain sesuai
kegunaannya.
b. Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai dan tidak lagi
memerlukan peralatan yang dimaksud, pemborong diwajibkan untuk menyingkirkan
alat-alat tersebut dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi.
c. diakibatkan oleh pemakaian peralatan tersebut serta membersihkan bekasbekasnya.
d. Disamping menyediakan alat-alatseperti tersebut diatas, pemborong harus pula
menyediakan alat bantu yang diperlukan agar dalam situasi dan kondisi apapun
LAPORAN AKHIR 5
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
11. Keamanan
a. Pemborong beertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan terjadi
didaerah kerjanya terutama mengenai :
- Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan baik
disengaja atau tidak disengaja.
- Penggunaan sesuatu bahan, peralatan yang keliru/salah. Kehilangan
kehilangan bahan, peralatan kerja.
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, pemborong harus
melaporkan kepada Direksi/Konsultan pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam
untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
c. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, pemborong harus
menyediakan pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan yang cukup dimalam
hari, pemagaran sementara okasi kerja dan lain sebagainya.
LAPORAN AKHIR 6
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
LAPORAN AKHIR 7
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
- 3 (tiga) set Gambar sesuai terlaksana (As Build Drawing) dari seluruh pekerjaan
yang dilaksanakannya termasuk Gambar Perubahannya.
- 3 (tiga) Album Photo Proyek.
e. Pemborong harus memberikan dan membuang sisa-sisa bahan/material sampah
kotoran bekas kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat dari pelaksanaan.
LINGKUP PEKERJAAN
LAPORAN AKHIR 8
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
b. Pekerjaan Jalan
- Umum
- Pekerjaan Tanah
- Perkerasan berbutir
- Pekerjaan Struktur
2. Lokasi Pekerjaan
Lingkup pekerjaan seperti tersebut diatas harus dilakukan untuk lokasi yang ditunjukkan
sesuai Kontrak.
LAPORAN AKHIR 9
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
LAPORAN AKHIR 10
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
pada gambar- gambar. Penggalian mencakup pemindahan tanah serta batu-batu dan
bahan lain yang dijumpai dalam pekerjaannya. Jika ternyata dijumpai kondisi yang
tak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambargambar maka
penggalian harus diperdalam, diperbesar atau diubah sampai disetujui Konsultan
Pengawas, untuk mana pekerjaan ini akan dimulai sebagai pekerjaan tambah kurang.
Jika terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar atau yang dapat disetujui oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas, maka kelebihan diatas harus ditimbun kembali dengan
pasir yang dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada pemilik. Pada
pekerjaan penggalian untuk mencapai/membentuk permukaan tanah rencana maka
Pemborong harus mengusahakan dan meyakini bahwa pada pekerjaan galian tersebut
tidak merusak/mengganggu bangunan atau konstruksi yang sudah ada.
b. Penimbunan Penimbunan dan Penimbunan kembali harus dilaksanakan didaerah-
daerah ataupun bagian-bagian pekerjaan, serta mengikuti ukuran-ukuran
ketinggian. kemiringan- kemiringan dan bentuk-bentuk seperti yang ditunjukkan dalam
gambar-gambar. Penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk-bentuk lapisan-lapisan
dengan ketebalan maksimum 20 cm. Padatkan sesuai dengan Instruksi Direksi atau
Konsultan Pengawas. Penimbunan dan timbun kembali, kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas, harus dari bahan galian pekerjaan ini. Bahan timbunan harus
bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batubatuan atau bahan lain yang dapat
merusak pekerjaan.
c. Perlindungan Terhadap Air Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan
semua cara yang disetujui Direksi atau Konsultan Pengawas, menjamin agar tidak terjadi
genangan-genangan air yang dapat mengganggu atau merusak semua pekerjaan galian
atau urugan. d. Penghamparan dan Pernadatan Tanah harus dihamparkan dalam
lapisan-lapisan setebal tidak lebih dari 20 cm gembur, agar dapat mengatur kepadatan
yang merata untuk seluruh ketebalannya. Tanah urugan harus dibasahi secukupnya
(sebelum dipadatkan) untuk mencapai kepadatan yang dipersyaratkan.
LAPORAN AKHIR 11
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
B. Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 4 pasir. 3. Air Air harus bersih
dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti, minyak, asam, dan unsur
organik kecuali ditunjukkan lain, Pemborong harus menyediakan air kerja atas biaya
sendiri.
C. Pemasangan
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk
yang ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan
adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
LAPORAN AKHIR 12
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
LAPORAN AKHIR 13
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
Pergunakan peralatan yang memadai. Bersihkan semua permukaan yang akan diplester
dari bahan-bahan yang akan merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan
plesteran harus rata sesuai perintah Direksi atau Pengawas, dengan tebal plesteran, kecuali
bila dinyatakan lain < adalah 15 mm dengan toleransi minimum 13 mm dan maksimum 25
mm.
1. Pencampuran Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya
dapat dilaksanakan bila ada izin dari Direksi atau Pengawas.
2. Pelaksanaan Adukan/Plesteran
a. Adukan pasangan batu : lihat Pekerjaan Pemasangan Batu.
b. Plesteran : Plesteran ke dinding batu kali.
3. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketetapan dan kesesuaian yang
tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksiinstruksi yang
LAPORAN AKHIR 14
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
dikeluarkan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, semua pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya pemborong sendiri.
4. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai persyaratan dan
disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas. Direksi atau Konsultan Pengawas berhak
untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan pemborong bertanggung
jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh Direksi atau
Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari proyek /site dalam waktu 3 x 24 jam.
Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai
dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan
pembantu.
2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagianbagian dari
pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
Bahan - Bahan
1. Semen:
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis portland Cement sesuai dengan
persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8 /1964, SH 0013-81 atau ASTM C-150 dan
produksi dari satu merk / pabrik.
b. Pemborong harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type, kualitas
dari semen yang digunakan "manufacture's test certificate " yang menyatakan
memenuhi persyaratan tersebut dalam huruf "a" di atas.
c. Pemborong harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk
mencegah terjadinya kerusakan, dan tidak boleh ditaruh langsung di atas tanah tanpa
alas kayu.
d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena
air/lembab tidak diizinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dan proyek
dalam batas 3 x 24 jam.
e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
2. Agregat Kasar:
a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai
menurut SNI-2 pasal 3, 4, 5 bab III dan serta mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
b. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan berbentuk kubus.
Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20 % dari volume dan
LAPORAN AKHIR 15
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
tidak boleh mengalami pembekuan hingga melebihi 50 % kehilangan berat menurut test
mesin Los Angeles (L A).
c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak
beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % serta mempunyai gradasi
seperti berikut: Saringan Ukuran % Lewat Saringan 1” 25,00 mm 100 ¾” 20,00 mm 90 -
100 3/8” 95,00 mm 20 – 55 No.4 4,76 mm 0 – 1. Hasil “crushing test” dari laboratorium
yang berwenang terhadap kubuskubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus
dilaporkan kepada direksi atau konsultan pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
3. Agregat Halus :
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu dan
harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari
50% substansi-substansi yang merusak beton atau SNI - 2 pasal 3 bab 3, sebagai
referensi, boleh digunakan pasir Cimangkok Sukabumi atau Ciapus Bogor.
b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dan partikel- partikel
yang tajam dan keras mempunyai gradasi seperti tabel berikut:
Saringan Ukuran % Lewat Saringan 3/8 9,5 mm 100 No. 4 4,76 mm 90 – 100 No. 8 2,39
mm 80 – 100 No. 16 1,19 mm 50 – 85 No. 30 0,19 mm 25 – 65 No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 – 10 No. 200 0,074 mm 0 – 5
4. Air : Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam
serta zat-zat yang dapat memsak beton baja bertulang. Dalam hal ini sebaiknya
digunakan air bersih yang dapat diminum. atau seperti SNI - 2 pasal 6 Bab 3.
5. Tulangan :
a. Batang-batang tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara langsung dan
penimbunan baja tulangan diudara terbuka harus dihindari.
b. Kawat ikat berukuran. minimal Ø 1 mm.
c. Batang-batang tulangan yang berlainan ukurannya harus ditimbun pada tempat
terpisah dan diberi tanda yang jelas.
6. Bahan pencampur:
a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak dijinkan tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi atau Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, pemborong harus mengadakan
percobaani-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan bahan
pencampur (admixture) tersebut.
LAPORAN AKHIR 16
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
7. Cetakan Beton: Dapat menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan minimal 3 cm, atau
multiplek tebal minimal 12 mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi
ketentuanketentuan yang tersebut dalam SKSNI jarak rangka kayu harus disetujui Direksi
atau Konsultan Pengawas.
Percobaan Pendahuluan
1. Pemborong harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing- masing bahan
pembentukan beton dengan persetujuan dari Direksi atau Konsultan Pengawas.
2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-
material harus dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas dan seluruh
operasi harus dikontrol dan diawasi terus menerus oleh seorang inspektor yang
berpengalaman dan bertanggung jawab .
3. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Batch Mixer atau Portable
Continuous Mixer). Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima
bahan-bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari
30 menit.
4. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5 menit
sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila
kapasitas mesin lebih besar dari 1,5 m3 dan Direksi atau Konsultan Pengawas
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika ternyata pemasukan bahan dan
cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan kekentalan dan warna
yang merata/seragam. Beton yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan
konsistensi dalam setiap adukan
5. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Air
habis dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
Persiapan Pengecoran
LAPORAN AKHIR 17
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih
dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagianbagian yang
akan ditanam dalam beton harus sudah terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik,
plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).
2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan
baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu
dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan
spesi mortar dengan susunan yang sama seperti adukan beton dan air harus
dibuang dari semua bagian-bagian yang akan dicor.
4. Pemborong harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin
pengecoran diberikan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas.
5. Apabila pengecoran tidak memakai bekisting kayu maka dasar permukaan yang
akan dicat harus diberi beton dengan adukan 1 pc : 3 ps : 5 kr setebal 5 cm.
LAPORAN AKHIR 18
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
Pengadaan peralatan , bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan volume pekerjaan;
Untuk menghindari genangan air di musim hujan agar dibuatkan saluran sementara;
Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah terpasang tetapi belum sempat
terisi dengan pasir pengisi.
Peralatan dan Bahan
Peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan blok beton terkunci
( paving block ) adalah :
Benang kasur atau benang Plastik ;
Sapu lidi;
Sikat ijuk;
Gerobak barang seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir ;
Lori dengan bangku kayu;
Alat potong block mekanis atau hidrolis;
Waterpass atau selang plastik transparan;
Palu kayu;
Pemadat pengetar ( vibro compactor );
Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat pipih untuk membantu
menggeser-geserkan blok pada waktu penyesuaian celah;
Jidar kayu panjang 2-3 m.
Bahan
Klasifikasi Blok Beton terkunci ( paving block ) didasarkan atas bentuk, ketebalan, kekuatan
dan warna
Klasifikasi berdasarkan bentuk
Bentuk paving blcok beton terkunci secara garis besar terbagi atas 2 macam, yaitu block
beton terkunci bentuk segi empat dan segi banyak. Dari segi permukaan atas, semua block
beton terkunci harus berpinggul dan pada tepi susunan block terkunci biasanya ditutup
dengan pasak yang berbentuk topi uskup.
Klasifikasi berdasarkan ketebalan
Ketebalan block beton terkunci ada 3 macam yaitu
a. ketebalan 60 mm;
b. ketebalan 80 mm;
c. ketebalan 100 mm.
LAPORAN AKHIR 19
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
Pemilihan bentuk dan ketebalan dalam pemakaian harus disesuaikan dengan rencana
penggunaannya, dalam hal ini juga harus diperhatikan kuat tekan block tersebut.
Klasifikasi berdasarkan kekuatan
Pembagian kelas paving block beton berdasarkan mutu betonnya adalah :
a. mutu beton fc’ 37,35 MPa
b. mutu beton fc’ 27,00 MPa
Klasifikasi berdasarkan warna
Warna yang tersedia dilapangan antara lain abu-abu, hitam, dan merah. Bloak yang
berwarna kecuali untuk menambah keindahan juga dapat digunakan untuk memberi batas
pada perkerasan seperti tempat parkir, tali air, dan lain-lain.
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti dibawah ini :
Pekerjaan Persiapan
1.1 Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving blok perlu dilakukan pemeriksaan terhadap
pondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak
bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak-
sempurnaan pondasi.
Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan 2,5% untuk
trotoar 2% Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau
penyokong
LAPORAN AKHIR 20
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga
atau konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block
terkunci tetap dapat dipertahankan. Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton
Penyokong
Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan
block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan paving block agar
tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci.
Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas. Bentuk beton
pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari
beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform.
Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan jalur
lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari
beton pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi
ikatan yang baik antara beton pembatas dan pondasisehingga tidak mudah tergeser.
Untuk itu dilakukan hal sebagai berikut :
tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;
pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih dalam
keadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas sesuai dengan
benang pembantu; tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun dengan
tanah, mutu beton penyokong minimum fc’ 17,5 MPA;
beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai saluran
untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas dan lapisan
blok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan roda
kendaraan.Penebaran Pasir Alas
Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving blok.
Pasir alas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti
pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain;
Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari 10% dan
bersifat gembur;
Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh lebih 5
cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar menggunakan alat perata yaitu
jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang disusun sejajar
memanjang ; selain itu juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.
Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi untuk
memperbaiki tinggi pondasi;
LAPORAN AKHIR 21
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Pemukiman Kumuh (1 (Satu) Kawasan - Desa Pelamunan Kecamatan
Kramatwatu) Kabupaten Serang
Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum
penebaran pasir alas dimulai
Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat
berfungsi sebagai rel pembantu;
Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara tahap;
Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi pemasangan agar
sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat memudahkan pelaksanaan;
Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau
dipakai menumpuk bahan;
Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari dapat
tertutup seluruhnya oleh paving blok;
Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris terakhir
paving blok;
Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar
digemburkan dan diratakan kembali. volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas
setebal 50 mm adalah ± 5 m3 setiap 100m2 pavingblok.
Pemasangan PolaPemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk
membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu
dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas. Lubang-lubang pinggir kemudian
diisi dengan pemadatan. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau
karena pola harus dipertahankanpada tikungan, terutama pada penggunaan pola
tulang ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas
dengan pola susun bata melintang.Pola Pemasangan Paving Block Pola pemasangan
paving block disesuaikan dengan tujuan penggunannya. Pola yang umum dipergunakan
ialah susun bata ( strecher) , anyaman tikar ( basket wave ), tulang ikan ( herring bone ),
untuk perkerasan jalan diutamakan penggunaan pola tulang ikan karena mempunyai
daya penguncian yang lebih baik.
LAPORAN AKHIR 22
LAPORAN AKHIR 23