Anda di halaman 1dari 85

SPESIFIKASI TEKNIS

PENATAAN RUANG KERJA LANTAI GF, 5, 6, 17 SELATAN DAN 21


KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI

TA. 2020

KONSULTAN PERENCANA
PT. DUTA CITRA KARYA
SPESIFIKASI TEKNIS
PENATAAN RUANG KERJA LANTAI GF, 5, 6, 17 SELATAN DAN 21
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI

BAB I
KETENTUAN UMUM

1. Umum.

a. Pejabat Pembuat Komitmen adalah Biro Umum dan Inspektorat Kemenko


Bidang Kemaritiman dan Investasi

b. Spesifikasi Teknis ini sesuai dengan Spesifikasi Teknis yang telah dibuat
Konsultan Perencana PT. DUTA CITRA KARYA dan ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari dokumen pengadaan.

c. Spesifikasi Teknis ini merupakan bagian dari Dokumen Pengadaan yang


akan menjadi lampiran dari Kontrak Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 64 dan 65 Perpres Nomor 54 Tahun 2010.

2. Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan Persiapan.
b. Pekerjaan Interior Lantai Deputi.
a) Pekerjaan Arsitektur.
a) Pekerjaan Lantai.
b) Pekerjaan Partisi
c) Pekerjaan Plafond.
d) Pekerjaan kusen dan jendela.
e) Pekerjaan Pengecatan.
f) Pekerjaan Sanitary.
g) Pekerjaan Pelengkap Interior.
b) Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing.
a) Pekerjaan Elektrikal.
b) Pekerjaan Elektronik.
c) Power AC.
d) Pekerjaan Plumbing.
3

BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIK

1. Syarat-syarat Teknik. Untuk syarat-syarat teknik pada umumnya meliputi


panduan sebelum melakukan pekerjaan serta disaat akan dilakukan kegiatan
pekerjaan persiapan dilapangan.

a. Syarat-syarat Teknik.
a) Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong harus mempelajari
dengan benar dan berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang
tertulis pada gambar-gambar kerja dan RKS ini beserta lampiranya.
b) Pemborong diwajibkan melapor kepada Direksi/Konsultan Pengawas
setiap akan melakukan kegiatan pekerjaan dilapangan.
c) Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan-kelaian antara Gambar
Kerja dan RKS serta kesesuaiannya di lapangan maka pemborong
diharuskan melapor kepada Direksi/ Konsultan Pengawas/Konsultan
Perencana untuk segera mendapatkan keputusan. Pemborong
tidak dibenarkan memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan tersebut.
Akibat dari kelalain pemborong dalam hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemborong.
d) Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada pemborong
selama waktu pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat
penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan dianggap bahwa pemborong
telah benar-benar mengetahi tentang:
a) Letak Ruangan yang akan dikerjakan.
b) Kondisi ruangan pada saat itu.
e) Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) set
lengkap Gambar-gambar Kerja dan RKS ditempat pelaksanaan
pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap saat oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
f) Atas perintah Direksi/Konsultan Pengawas, pemborong diminta untuk
membuat Gambar-gambar penjelasan (Shop Drawing) berikut perincian
bagian-bagian khusus (Detail) yang biaya pembuatan gambarnya
menjadi tanggung jawab pemborong. Gambar tersebut setelah
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas secara tertulis akhirnya menjadi
gambar pelengkap dari Gambar-gambar Kerja yang ada.

b. Jadwal pelaksanaan.
a) Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah pemborong
dinyatakan sebagai pemenang lelang, pemborong harus segera
membuat :
a) Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang
digambarkan secara Diagram Panah (Network Planning) dan
Diagram Balok (Barchart).
4

b) Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja.


c) Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja.
b) Bagan / Diagram tersebut diatas harus mendapat persetujuan dari
Direksi / Konsultan Pengawassebagai dasar/pedoman pemborong
dalam melaksanakan pekerjaanya dan pemborong wajib mematuhi
dan menepatinya.

c. Gambar-gambar kerja.Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah :


a) Gambar.-gambar meliputi Gambar Arsitektur dan Gambar Interior dan
Gambar Mekanikal Elektrikal serta gambar perubahannya yang telah
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Gambar-gambar ini selain
dari gambar-gambar yang dibuat Konsultan Perencana juga gambar-
gambar yang dibuat oleh pemborong (Shop Drawing) yang telah
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b) Apabila terdapat perbedaan ukuran dan penjelasan atau ketidak
sesuaian antara gambar yang berlainan jenis dan lingkupnya maka
dapat dipakai pedoman sebagai berikut:
a) Secara fungsi yang dipakai pedoman adalah Gambar Arsitektur.
c) Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh pemborong
dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan disampaikan
kepada Direksi / Konsultan Pengawas, untuk mendapat
persetujuan.
b) Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum Gambar
pelaksanaan tersebut disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
c) Persetujuan terhadap Gambar Pelaksanaan bukan berarti
menghilangkan tanggung jawab pemborong terhadap pelaksanaan
pekerjaan tersebut. Keterlambatan atas proses pembuatan Shop
Drawing ini tidak berarti pemborong mendapat perpanjangan waktu
pelaksanaan.
d) Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) berikut
aslinya dan semua biaya menjadi tanggung jawab pemborong.
d) Perubahan Gambar Kerja Perencanaan hanya dapat dilakukan atas
dasar perintah tertulis Direksi berdasarkan pertimbangan Konsultan
Pengawas dan konsultan Perencana dengan ketentuan antara lain:
a) Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan yang
diperintahkan Direksi dengan pengarahan Konsultan Perencana
dan jelas memperlihatkan perbedaan antara Gambar Pelaksanaan
dan Gambar Perubahan Rencananya.
b) Gambar Perubahan dibuat oleh pemborong atas Pengarahan
Direksi/Pengawas dan disetujui oleh Kuasa pengguna anggaran
kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah
Kurang.
5

d. Keamanan.
a) Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada
dan terjadi didaerah kerjanya terutama mengenai :
a) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan
baik disegaja ataupun tidak disegaja.
b) Penggunaan sesuatu bahan yang keliru/salah.
c) Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja.
d) Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak lainya.
b) Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, pemborong
harus melaporkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dalam waktu
paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih
lanjut.
c) Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, pemborong
harus menyediakan pengamanan antara lain Penjagaan, Penerangan
yang cukup diwaktu malam hari, pemagaran sementara di lokasi kerja
dan lain sebagainya.

e. Penyedian Material/Bahan Bangunan.


a) Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik pebuat bahan/material,
maka hal ini dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas
bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini.
b) Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan. Waktu
penyampaian contoh bahan harus sedemikian rupa sehingga
Direksi/Konsultan Pengawas dapat menilainya.
c) Contoh Bahan/Material yang akan digunakan harus diadakan atas
tanggunan pemborong, setelah disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas/ maka bahan/material tersebut harus ditandai dan diadakan
untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.
d) Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila
ternyata bahan/material yang dipakai tidak sesuai dengan contoh.
e) Dalam pengajuan harga penawaran, pemborong harus menyertakan
sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan/material.
Tanpa mengingat jumlah tersebut, pemborong tetap bertanggung jawab
pula atas biaya pengujian bahan/material yang tidak memenuhi syarat
atas perintah Direksi/Konsultan Pengawas.
f) Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum
dalam RKS ini atau melalui contoh yang telah diberikan ternyata dalam
pengadaannya tidak mencukupi dalam jumlahnya (persediaan terbatas)
maka penggantian bahan/material hanya dapat diberikan dengan ijin
dari Direksi/Konsultan Pengawas.
6

g) Apabila pemborong dalam penggunaan bahan/material tidak sesuai


dengan ketentuan tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas
maka Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk meminta
mengganti/membongkar bagian pekerjaan yang menggunakan
bahan/material tersebut untuk diganti dengan yang sesuai ketentuan
kecuali terdapat alasan tertentu yang diketahui dan disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.

f. Serah Terima Hasil Pekerjaan. Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan


Hasil Pekerjaan tahap pertama :.
a) Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh, tanpa
cacat dan berfungsi sebagaimana mestinya.
b) Pemborong diwajibkan menyerahkan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas merupakan:
a) 3 (tiga) set Gambar Sesuai Terlaksana (Asbuild Drawing) dari
seluruh pekerjaan yang dilaksanakannya termasuk gambar
perubahanya berikut softcopy.
b) 3 (tiga) set Album Photo Proyek.
c) Pemborong harus membersihkan dan membuang sisa-sisa
bahan/mterial, sampah, kotoran bekas kerja dan barang lain yang
tidak berguna akibat pekerjaan.

g. Photo Proyek.
a) Photo Proyek harus dibuat oleh pemborong sesuai pengarahan dari
Direksi/Konsultan Pengawas dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Tahap I pada saat bobot pekerjaan 0% - 25%
b) Tahap II pada saat bobot pekerjaan 25% - 50%
c) Tahap III pada saat bobot pekerjaan 50% - 100%
b) Photo Proyek pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3 (tiga) set
dilampirkan bersama dengan laporan bulanan sesuai pencapaian bobot
pekerjaan dan penagihan termin.
c) Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari setiap tahap dan
sesuai dengan pengarahan dari Direksi/Konsultan Pengawas
dilapangan.
d) Photo setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan
singkat dan penempatan dalam album harus disetujui kuasa pengguna
anggaran serta teknis penempelannya dalam album ditentukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
7

BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Lingkup Pekerjaan Persiapan. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga


kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.

a. Pekerjaan Pembongkaran.
a) Pekerjaan Pembongkaran.
a) Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana
pekerjaan harus memberitahukan kepada Direksi / Pengawas dan
pihak terkait (Pengelola Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin
pelaksanaan pekerjaan.
b) Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai
pekerjaan.

b) Pemeriksaan Tempat Kerja. Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya


harus yakin akan kesiapan dan segala akibat yang mungkin dapat timbul
dalam proses pelaksanaan pekerjaan pembongkaran. Persetujuan ijin
mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah dilakukan pemeriksaan
kondisi lokasi bersama-sama Direksi / Pengawas.

c) Pengamanan/pemutusan Jalur-jalur Instalasi.


a) Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioning (AC) atau
instalasi lain dengan menutupnya dengan bahan yang diijinkan
atau disyaratkan oleh Direksi / Pengawas, Pemilik bangunan
(Pengelola gedung) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

d) Pembongkaran.
a) Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat
guna dan aman. Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya
debu, suara dan getaran yang mempengaruhi lingkungan
sekitar/sekelilingnya.
b) Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk
bangunan yang tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan
pekerjaannya.
c) Segala kerusakan yang terjadi menjadi Tanggung jawab
pelaksana pembongkaran / kontaktor.
d) Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi
pekerjaan (proyek).
8

e) Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti


lampu, dll) dan dapat digunakan kembali, disimpan dan diserahkan
kepada Pemberi Tugas dengan diketahui oleh Direksiu /
Pengawas dengan disertai daftar / list item barang - barang
tersebut.

b. Pekerjaan Pengamanan.
a) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang - barang kantor /
peralatan di lokasi proyek, maka kontraktor wajib mengamankan /
melindungi barang-barang tersebut dari akibat pekerjaan bongkaran.
Material pelindung yang dipakai adalah berupa plastik lembaran atau
karton kardus atau material lain yang disetujui Direksi/Pengawas.
b) Pemasangan alat Bantu Scalf Holding atau bekisting atau tangga harus
dipasang secara hati-hati.
c) Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar
atau panel partisi pembatas setinggi ruangan atau sekat lainnya yang
diizinkan/disetujui oleh Direksi/Pengawas.

c. Pemindahan Barang-barang. Pemindahan barang-barang di lokasi proyek


harus disetujui dan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan Direksi/Pengawas.

d. Marking. Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk


menyamakan persepsi ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara
gambar perencanaan dengan ukuran sebenarnya di lokasi, perlu dilakukan
marking oleh kontraktor untuk penentuan ukuran- ukuran yang akan
dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di lokasi proyek. Hasil marking
tersebut harus disetujui oleh Direksi/Pengawas.

BAB IV
PEKERJAAN PLESTERAN

1. Lingkup Pekerjaan Plesteran. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh item


pekerjaan plesteran dinding Batu bata bagian dalam bangunan serta seluruh
detail yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

a. Persyaratan Bahan.
a) Bahan semen portland yang digunakan/dipakai harus terdiri dari satu
produk, mutu I dan yang disetujui Direksi serta memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam NI-8.
b) Bahan Pasir harus memenuhi syarat NI-3 dan PUBI-1982.
c) Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
9

d) Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar


bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan diayak
dengan ayakan # 1,6 - 2,0 mm.
e) Untuk semua pekerjaan plesteran menggunakan produk plesteran
instans ex. Mortar Utama setara atau dengan pembanding adukan
konvensional antara pasir dengan semen 1 : 5.

b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Seluruh plesteran pada dinding Batu bata dengan plesteran instan ex.
MU setara campuran adukan 1 PC : 5 pasir, kecuali pada dinding Batu
bata semenraam/trasraam/rapat air.
b) Pada dinding Batu bata semen raam/rapat air, diplester dengan
campuran adukan 1 PC : 3 pasir (dilakukan pada bagian-bagian yang
ditentukan/ disyaratkan dalam detail Gambar Kerja)
c) Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan
mata ayakan seperti yang telah disyaratkan.
d) Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian
ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
e) Semen portland yang dikirim kesite/lokasi kerja harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan
tidak ada cacat.
f) Tebal plesteran 1,5 Cm dengan hasil ketebalan untuk dinding finish
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam detail Gambar Kerja. Ketebalan
plesteran yang melebihi 2 Cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat plesteran, pada bagian
pekerjaan yang diijinkan Direksi/Konsultan Pengawas.
g) Pertemuan antara plesteran dengan jenis pekerjaan yang lain, dibuat
naat (tali air) dengan lebar minimal 7 mm kedalaman 5 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
h) Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dikerjakan sesudah
plesteran berumur 8 hari (kering betul).
i) Kelembaban plesteran harus dijaga hingga pengeringan permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas
matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah
penyerapan air secara cepat.
10

BAB V
PEKERJAAN ALUMUNIUM

1. Pekerjaan Alumunium. Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat bantunya yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian
dinding sesuai gambar, sehingga dapat dicapai hasil yang sempurna dan Semua
pekerjaan kusen rangka pintu kaca, kusen kaca bangunan dan lain-lain seperti
dinyatakan dalam gambar serta petunjuk Direksi /Konsultan Pengawas.

a. Persyaratan Bahan. Aluminium produk dalam negeri berkualitas baik,


produksi Alexindo, YKK, Alkasa atau setara dengan ukuran 1,35 mm dengan
ketentuan:
a) Jenis : Warna, sesuai arahan Direksi/Pengawas.
b) Profil kosen alumunium : Uk. 4”, t = 1,2 mm > 10 mcr
c) Kaca & cermin : Asahi Mas atau setara tebal 6 & 8 mm
(mengikuti gambar).
d) Sekrup-sekrup, engsel dan karet yang digunakan adalah sesuai
ketentuan pabrik pembuat aluminium.
e) Model pembukaan jendela & bovenlicht dengan engsel atau merek
arch, dilengkapi dengan engsel salon. Untuk BV dipakai engsel tengah.
f) Komponen lain yaitu karet penjepit kaca (neoprene gasket), karet
peredam pintu (neoprene water seal), sekrup-sekrup galpanized,
dynabolt, sealant serta bahan pelindung frame alumunuim untuk
menghindari noda bekas percikan adukan semen serta adanya klos
pada setiap posisi engsel pintu maupun jendela.

b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan Aluminium profil
beserta kaca harus dilaksanakan oleh ahlinya.
b) Kontraktor harus memeriksa semua permukaan yang akan
berhubungan dengan pekerjaan tembok, dan memberitahu Pengawas
seandainya permukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak
memungkinkan untuk pendapatkan perbaikan.
c) Kontraktor harus mengukur semua dimensi yang berhubungan dengan
pekerjaannya, ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawings
harus dikoreksi/diselesaikan bersama dengan Pengawas untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
d) Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat
yang ditentukan.
e) Bahan yang dipakai sebelum proses pabrikasi harus diseleksi terlebih
dahulu sesuai dengan bentuknya, toleransi punch, drill sehingga hasil
yang dicapai mempunyai ukuran yang presisi.
11

f) Hubungan antara Aluminium pada sambungan harus diberi lapisan


mastic dan pada bagian-bagian dalam sambungannya harus ditutup
dengan koul king.
g) Pemasangan kosen aluminium ke bangunannya harus dengan angkur
yang kuat/ pischer + secrup dengan ukuran yang sudah disetujui.
h) Pemasangan kaca terhadap kusen alumunium juga harus
menggunakan selant yang elstis berupa alur karet.
i) Kaca harus dipasang lurus dengan tegak lurus dan harus disetel di
tengah-tengah dengan hati-hati sampai kerengangan (clearence) yang
sama.
j) Sebelum pemasangan kaca, semua bekas minyak atau kotoran harus
dibersihkan sehingga tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
k) Aluminium harus dilindungi dari kemungkunan cacat, misalnya dari
kemungkinan clear vinyl protective coating.
l) Kaca diidentifikasi dengan tanda-tanda peringatan menggunakan
seltape atau cara lain yang tidak membekas pada kaca setelah
dibersihkan.
m) Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh pekerjaan
lain, seperti bekas percikan cat, plesetran atau percikan las.
n) Sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan sudut maupun
silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil alumunium harus
dipasang sempurna, bila perlu dengan sekrup pengunci, yang tidak
boleh terlihat.
o) Pada bagian bawah jendela dilengkapi/ diisi dengan bahan poly-
utherene (Bahan tahan api) sebagai peredam panas atau suara.
Pemasangan dibuat oleh fabrikator alumunium yang disetujui
Pengawas.
p) Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan semua alat-
alat pelindung, tanda-tanda, label-label. Kaca dibersihkan dan dicuci
dengan menggunakan larutan acid (acid solution) yang ringan atau
sesuai dengan yang telah dianjurkan oleh manufacturer kaca.
q) Pekerjaan yang telah selesai, harus bebas dari kotoran, noda dan cacat
maupun dari kerusakan, baik pada bahan ataupun cara-cara
pengerjaannya dan perlu jaminan pemeliharaan dari pelaksana.
12

BAB VI
PEKERJAAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan Kaca. Meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna dan Pekerjaan kaca ini
meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
Pekerjaan yang berhubungan Kusen, Pintu dan Jendela

a. Persyaratan Bahan.
a) Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya,
dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan pengembangan (Float
glasss).
b) Toleransi lebar dan panjang Ukuran panjang dan lebar tidak boleh
melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c) Kesikuan. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi
kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
d) Cacat-cacat antara lain :
a) Cacat-cacat lembaran bening yang diperoleh harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
b) Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
c) Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang
dapat mengganggu pandangan.
d) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca
baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
e) Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar kearah luar/masuk).
f) Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang
adalah permukaan kaca yang berobah dan mengganggu
pandangan.
g) Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
h) Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
i) Mutu kaca lembaran yang digunakan AA.
j) Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 6 mm.
e) Bahan kaca harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982
a) Clear glass, ex Asahi Mas, tebal 5 dan 6 mm sesuaikan dengan
13

gambar.
b) Tempered glass, ex Asahi Mas, tebal sesuaikan dengan gambar.
c) Bahan untuk cermin menggunakan :
d) Clear Float Glass, tebal 6 mm, disatu permukaannya dilapisi
(Chemical deposited Silver)
e) Merk : Danta Mirror dengan bevel 3-4 cm keliling.
f) Permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak lainnya.
g) Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang
harus mendapat persetujuan Direksi, /Konsultan Pengawas.
h) Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda/haluskan, hingga membentuk
tembereng

b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
b) Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
c) Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi/
Konsultan Pengawas.
d) Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak
boleh menggunakan kapur.
e) Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem aci.
f) Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-
alat pemotong kaca khusus.
g) Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 cm
masuk kedalam alur kaca pada kosen.
h) Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak
dengan menggunakan cairan pembersih kaca merk Windex.
i) Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa
melalui kosen, harus dengan lem silikon produk Dow corning USA.
Warna transparant cara pemasangan dan persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
j) Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata,
tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan.
k) Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan
alat potong kaca khusus.
14

BAB VII
PEKERJAAN DAUN PINTU

1. Pekerjaan Daun Pintu. Pekerjaan pembuatan daun pintu meliputi penyediaan


tenaga kerja, alat-alat yang diperlukan untuk semua pekerjaan pembuatan
termasuk persyaratan yang sesuai terhadap masing masing material, kayu solid
dan kaca, untuk Daun Pintu Kayu Solid dan Daun Pintu Aluminium.

a. Persyaratan Bahan.
a) Kayu harus memenuhi persyaratan diklasifikasi sesuai dengan
peraturan klasifikasi setempat.
b) Kayu lapis harus memenuhi british standart : bs 565 ; bs 1455 ; bs
3493 ; bs 3842 ; bs 4512.
c) Pekerjaan pintu kaca, harus memenuhi standart material kaca.
d) Pekerjaan finishing melamic harus memenuhi standart pengecatan 4
tahap (dempul, sending, warna & top coating).
e) Pekerjaan daun pintu kaca frameless harus memenuhi standart bahan.

b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Pekerjaan dan pemasangan serta ukuran daun pintu / kusen sesuai
dengan detail / gambar yang diterbitkan perencana & untuk jenis kayu
menggunakan kayu oven kamper kualitas 1 sedangkan untuk pintu
double playwood menggunakan triplek dengan ketebalan 6 mm di satu
mukanya menggunakan rangka kayu solid kamper.
b) Pekerjaan finishing natural doff, kontraktor harus mengajukan contoh
warna dan finishing untuk disetujui oleh perencana sebelum memulai
pekerjaan
c) Lem, rackol putih dan heverin (tergantung dari keperluan)
a) lem kayu + kayu atau bahan dari kayu lainnya dipakai lem putih
merkrackol atau aica aibon.
b) lem kayu + bahan jenis lain menggunakan lem epoxi; heverin.
c) pemakaian lem jenis lain harus mendapat rekomendasi dari
Direksi/Pengawas.
d) Kaca/glass, tebal 5-6 mm untuk lubang kaca merk ASAHI atau setara.
e) Teknik pengerjaan
a) Cara-cara pengerjaan harus memakai cara yang benar dan alat
yang benar.
b) Teknik penyambungan kayu dengan kayu harus diusahakan
dengan purus dan diperkuat dengan lem kayu (rackol putih).
c) Dalam konstruksi tertentu yang memerlukan perkuatan yang lebih,
harus dibantu dengan skrup, pemakaian paku tidak diijinkan
(rekomendasikan).
d) Pada pemasangan bahan penutup daun pintu hanya boleh dengan
15

cara dilem dan dipress paku tidak direkomendasikan.


e) Pada pemasangan kusen dibagian yang tertutup, partisi harus
diperkuat dengan angkur besi dan di fiser ke lantai / tembok.
f) pemasangan semua list harus menggunakan lem putih dan paku
tembak dengan kompressor; paku berkepala sama sekali tidak
diijinkan digunakan dalam semua pekerjaan kayu.
f) Pengiriman & penyimpanan di site
a) Pengiriman barang-barang harus hati-hati dan tidak boleh terjadi
kerusakan.
b) Setiap unit pintu yang dikirim ke lapangan harus ada tanda/bukti
sudah diperiksa kualitasnya oleh QC pabrik
c) Material yang disimpan dilapangan (site) harus diatur sedemikian
rupa agar tidak terjadi kerusakan/cacat.

BAB VIII
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci. Pekerjaan ini meliputi pengadaan,


pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang
pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditentukan dalam Gambar kerja.

a. Persyaratan Bahan.
a) Semua bahan/material dalam pekerjaan harus berasal dari produk yang
bermutu baik, seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-
bahan yang telah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Mekanisme kerja dari semua peralatan harus disesuaikan dengan
ketentuan Gambar Kerja.
c) Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal yang
tertera nomor pengenalnya. Penggantung ini dihubungkan dengan
anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus
disediakan sebuah lemari anak kunci dengan 'backed enamel finish'
dilengkapi dengan kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan
nomor-nomor pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano
serta dilengkapi denah.
d) Perlengkapan Daun Pintu :
a) Kunci Pintu dari bahan metal setara merk Kend, Cisa, Dekson,
warna ditentukan kemudian, model 2 slaag, dilengkapi tanda
pengenal pada kunci tersebut.
b) Engsel yang digunakan adalah engsel Nylon 4” dengan ukuran
panjang 11 – 15 cm, dan dipasang sebanyak 3 buah tiap daun
pintu.
16

c) Penutup otomatis menggunakan door closer, merek dan spesifikasi


harus diperlihatkan dan disetujui olek Direksi/Pengawas.
d) Perletakan dan detail dari kunci dan engsel harus sesuai dengan
Gambar Kerja atau atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
e) Pintu untuk area Toilet/ KM :
a) Kunci pintu dari bahan metal setara merk Kend, Cisa, Dekson,
warna ditentukan kemudian, model 2 slaag, dilengkapi dengan
tanda pengenal pada kunci tersebut.
b) Engsel yang digunakan adalah engsel Nylon 4“ dengan ukuran
panjang 11 – 15 cm, dan dipasang sebanyak 3 buah tiap daun
pintu.
c) Perletakan dan detail dari kunci dan engsel harus sesuai dengan
Gambar Kerja atau atas petunjuk Direksi.
d) Untuk type PVC asesoris include by supplier type kunci bulat
(knopsheet).
f) Perlengkapan Daun jendela single/doble swing untuk bangunan diluar
ruangan Sel/Tahanan lainnya terdiri dari :
a) Grendel terbuat dari Cast Brass setara merk Ace type 2521/2576
panjang 5 – 10 cm, warna disesuaikan dipasang 1 buah pada
setiap perletakan jendela.
b) Engsel jendela yang digunakan adalah engsel Nylon ukuran
panjang 5 – 10 cm, terbuat dari metal, di pasang 2 buah pada
setiap peletakan jendela.
c) Hak angin terbuat dari metal setara merk Ace, ukuran panjang 10 –
20 cm, warna ditentukan kemudian dipasang sebanyak 1 buah
untuk setiap jendela.
d) Perletakan dan detail dari grendel, engsel dan hak angin harus
sesuai dengan Gambar Kerja atau petunjuk Direksi/ Konsultan
Pengawas/.
g) Boven Light :
a) Pengunci otomatis Boven Light putar, bahan dari metal warna
disesuaikan, dipasang sebanyak 1 buah.
b) Engsel Boven Light putar bahan metal setara merk Whitco warna
disesuaikan di pasang sebanyak 2 buah.
h) Setelah kunci dan penggantung terpasang, noda-noda bekas cat atau
bahan finish lainnya yang menempel pada kunci dan penggantung
harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik
yang bersangkutan.
17

b) Apabila dianggap perlu, Direksi/Konsultan Pengawas dapat meminta


untuk mengadakan pengujian laboratorium yang dilakukan terhadap
contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya
pengujian menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
c) Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 Cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 Cm (as) dari
permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah
antara kedua engsel tersebut / ditentukan lain oleh direksi /Pengawas.
d) Untuk pintu KM/WC, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah
daun pintu sama.
e) Penarik pintu (handle) dipasang 100 Cm (as) dari permukaan lantai
setempat.

BAB IX
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Pekerjaan Pengecatan Dinding. Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding,


permukaan plafon dan bagian lain bangunan yang tidak termasuk dalam
pengecatan epoxy enamel atau seperti yang ditunjukkan/disebutkan dalam
gambar kerja.

a. Persyaratan Bahan.
a) Bahan cat tembok yang dipakai adalah buatan dalam negeri setara
produk Dulux ICI, Jotun, Danapaint dengan contoh harus mendapat
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Warna, type akan ditentukan kemudian.
c) Jenis cat finishing/akhir :
d) Dulux ICI, Jotun, Danapaint digunakan sebagai cat finishing dinding
bata atau dinding partisi sesuai yang dijelaskan pada gambar.
e) Pengecatan untuk dinding bagian dalam/luar dilakukan berlapis,
minimal 3 kali/lapis pengecatan.
f) Untuk bidang dinding yang berhubungan cuaca menggunaan jenis cat
weathershield.
g) Cat Dasar/Plamuur:
a) Digunakan Cat setara Merk Dulux ICI, Jotun, Danapaint untuk
dinding/beton.
b) Lapisan cat dasar minimal dilakukan 1 lapis sampai rata dan sama
tebalnya.
c) Bahan pelapis dasar adalah plamur setara merk ICI, Jotun,
Danapaint.
18

h) Kapasitas/daya sebar maksimal 12 m2 per-liter untuk pengecatan 1


lapis.
i) Pengecatan dengan campuran air bersih maksimal 20 %.
j) Pengeringan minimal setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
k) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
dalam PUBI 1982 pasal 54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-41 dan
sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan.

b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan
teknis dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Direksi/
Konsultan Pengawas.
c) Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus
rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
d) Sebelum dicat dasar, setelah dinding halus dan rata, dilapis plamur
sampai dua kali lalu diamplas sampai halus dan rata.
e) Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan telah
diratakan/ dihaluskan dengan amplas. Plesteran harus betul- betul
kering, tidak ada retak - retak dan telah diterima/setujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
f) Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat
contoh-contoh warna, untuk disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
g) Pengecatan
h) disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana
pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik/halus.
i) Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan memenuhi
persyaratan dan telah selesainya pekerjaan-pekerjaan yang ada di
dalamnya.
j) Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindari terjadinya sentuhan
benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama
2 jam.

2. Pekerjaan Pengecatan Plafond. Pekerjaan ini meliputi pengecatan plafond yang


berfungsi sebagai plafon serta seluruh detail sesuai Gambar kerja.

a. Persyaratan Bahan.
a) Bahan cat setara merk Dulux ICI, Jotun, Danapaint, warna, type
ditentukan kemudian atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Jenis Cat Finishing/Akhir :
a) Bahan cat setara merk Dulux ICI, Jotun, Danapaint, warna, type
19

ditentukan kemudian atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.


b) Lapisan cat dasar dilakukan minimal 1 lapis merata.
c) Kapasitas/daya sebar maksimal 12 m2 per-liter untuk pengecatan 1
lapis.
d) Pengencer air bersih maksimal 20 %.
e) Pengeringan minimal 2 jam, lapis berikutnya dapat dilakukan
f) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
dalam PUBI 1982, pasal 54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-14 dan
sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan.

b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan
teknis operatip dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada
Direksi/ Konsultan Pengawas.
c) Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus
rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
d) Sebelum dicat dasar, bahan/permukaan plafond halus dan rata, dilapis
plamur sampai dua kali lalu di amplas halus.
e) Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan diratakan/
dihaluskan dengan amplas. Dasar Plamur dan permukaan dasar harus
betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
f) Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat
contoh-contoh warna, untuk disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
g) Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk
permukaan dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas
yang baik/halus.
h) Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan memenuhi
persyaratan.
i) Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindari terjadinya sentuhan
benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama
2 jam.

3. Pekerjaan Pengecatan Kayu. Pekerjaan ini meliputi pengecatan permukaan


pintu kayu atau daun pintu dan area yang dilapisi bahan kayu dengan finishing
melamik sesuai yang ditentukan/ditunjukkan dalam detail Gambar Kerja.

a. Persyaratan Bahan.
a) Bahan cat setara merk Impra, Propan setara type ditentukan kemudian
atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
20

b) Untuk tahapan pengecatan dengan mengikuti petunjuk dari merek yang


digunakan.
c) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan.

b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan
teknis operatip dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada
Direksi/ Konsultan Pengawas.
c) Sebelum dicat dasar, bahan/permukaan kayu halus dan rata, dilapis
wood filler lalu di amplas halus.
d) Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat
contoh-contoh warna dengan tahapan sesuai petunjuk pabrik, untuk
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
e) Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan spraygun.
f) Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindari terjadinya sentuhan
benda-benda dan pengaruh pekerjaan - pekerjaan sekelilingnya sampai
kondisi kering.

BAB X
PEKERJAAN SANITAIR

1. Pekerjaan Sanitair. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada ruang Toilet dan untuk
cubical toilet menggunakan skatan dari partisi dengan rangka hollow dicat serta
seluruh detail ruangan sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar kerja.

a. Persyaratan Bahan.
a) Pemasangan closed. Closed Duduk untuk Toilet setara produk
Toto/setara type standard atau setara, warna ditentukan kemudian.
b) Pemasangan Kran Air. Seluruh type dan model kran air sesuai
fungsinya misalnya : untuk Toilet, Wastafel, memakai Stainless Stell
Merk Toto atau setara.
c) Pemasangan Floor-Drain dan Roof Drain:
a) Floor Drain dipasang pada lobang buangan air yang terdapat pada
lantai Toilet, atau tempat lain yang ditunjukkan dalam gambar
detail, memakai bahan fibre dengan ketebalan 6 mm sedangkan
untuk roof drain berbahan metal.
b) Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
21

perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan


produsen/pabrik, bahan yang dipakai adalah dari produk yang
telah disyaratkan dalam RKS.
c) Semua pemasangan sesuai dengan Gambar Kerja atau petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas.

b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik
untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.
b) Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan
pengganti harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan Pemborong.
c) Sebelum pemasangan dimulai, Pemborong harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
dengan gambar.
d) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan spesifikasi
dan sebagainya, maka Pemborong harus segera melaporkannya
kepada Direksi/ Konsultan Pengawas .
e) Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila
ada kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
f) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
g) Pemborong wajib memperbaiki/mengulangi bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
Pemborong, selama kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh
tindakan Pemberi Tugas.
h) Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang
sempurna, rapi dan lancar dipergunakan.

BAB XI
PEKERJAAN PLAFOND

1. Pekerjaan Plafond. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.Pekerjaan pemasangan :
22

a. Plafond Gypsum Tile ukuran (60x120) cm.


b. Plafond Gypsumboard finish cat.
c. Plafond Multipleks finish Veneer di melamik.
d. Plafond Multipleks finish HPL.
e. Plafond Kalsiboard finish cat.
f. Rangka plafond Metal Furing.

g. Persyaratan Bahan.
a) Rangka plafond menggunakan Metal Furing, dengan bahan zincalume
galvanis.
a) Metal Furing.
b) Top Cross.
c) Wall Angle.
d) Furing Joint.
e) Cross/C Channel Joint.
f) Channel Clamp.
g) Suspension Clip.
h) Angle Clip.
i) Bahan yang diproses pabrik harus diseleksi dahulu sesuai dengan
bentuk, toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan,
pewarnaan yang disyaratkan oleh Direksi/Pengawas.
j) Pengisi Plafond : digunakan gypsumboard, gypsum tile, multipleks
dan kalsiboard. Harus berasal dari sumber yang disetujui
Direksi/Pengawas dengan ketebalan 9 mm, atau sesuai yang
diusulkan pabrik metal furing system..
k) Accessories :
 Sekrup.
 Joint Filler.
 Joint Tape.
 Joint Kompon.
 Lain-lain sesuai persyaratan pabrik sehingga sesuai dengan
ukuran rangka/panil dan material rangka/panil yang telah
terpasang.
l) Bahan finishing :
 Finishing untuk bagian rangka metal furing yang tampak dari
luar.
 Warna ditentukan kemudian.
 Produk yang digunakan Elephant, Knauf atau Jayaboard.
b) Bahan Gypsum Tile ukuran (60x120)cm. bahan yang akan digunakan
tidak boleh cacat. Sebelum digunakan dan dipasang, contoh bahan
plafond harus diajukan terlebih dahulu kepada Direksi/Pengawas untuk
dimintakan persetujuan penggunaan material. Ketebalan yang
digunakan untuk plafond adalah 9 mm.
23

c) Bahan Multipleks untuk plafond ditempatkan sesuai pada gambar


rencana. Ketebalan yang digunakan 6 mm dengan finish Veneer yang
dimelamik.
d) Bahan Multipleks untuk plafond ditempatkan sesuai pada gambar
rencana. Ketebalan yang digunakan 6 mm dengan finish HPL (High
Pressure Laminated).
e) Bahan Calciboard untuk plafond pada daerah ruangan yang lembab
seperti Toilet dan area overstek atau sesuai yang tertera dalam gambar
rencana.

h. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan lubang) termasuk mempelajari bentuk, pola lay
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
b) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat shop drawing sesuai
ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang disetujui oleh Direksi/Pengawas,
dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
c) Pelaksana Pekerjaan wajib membuat mock up sebelum pekerjaan
dimulai dan dipasang.
d) Sebelum pemasangan, penimbunan rangka metal, bahan plafond dan
material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
e) Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,
baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat
bekas penyetelan.
f) Desain dan produksi dari sistim plafond harus mendapat persetujuan
dari Direksi/Pengawas, serta sesuai dengan yang tercantum dalam
dokumen gambar.
g) Pemasangan plafond gypsumboard dan yang lainnya tidak boleh
menyimpang dari ketentuan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik.
h) Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dari pabrik
pembuatnya.
i) Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam
gambar dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang
diizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).
24

j) Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut


pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam
gambar, Pelaksana Pekerjaan wajib menanyakan hal ini kepada
Direksi/Pengawas. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan
modul lantai dan langit-langit.
k) Semua plafond gypsumboard dan lainnya yang terpasang sesuai
dengan gambar dalam hal ini type dan lay out. Setelah pemasangan,
Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan dari benda-benda lain dan kerusakan akibat
kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan sampai pekerjaan selesai.
l) Semua pekerjaan rangka plafond metal harus sesuai dengan
persyaratan dan cara pemasangan standard pabrik :
a) Semua panil plafond Gypsumboard atau bahan lainnya harus
terpasang rapih dan kuat mengikuti petunjuk-petunjuk gambar.
b) Semua sambungan-sambungan yang terlihat mengikuti
detail-detail yang tergambar, bilamana belum dijelaskan dalam
gambar wajib ditanyakan kepada Direksi/Pengawas.
Sambungan-sambungan ini berlaku untuk sambungan-sambungan
dengan material yang lain atau serupa.
c) Bekas lubang-lubang sekrup dan penguat lain harus tidak terlihat
dan semua penguat harus terpasang baik sehingga bisa menjamin
kekuatan plafond berdiri.
d) Finishing rangka plafond yang dipakai dari jenis yang telah
disebutkan dan ditentukan oleh Direksi/Pengawas. Pengerjaannya
mengikuti persyaratan dari pabrik dan persyaratan material rangka
yang terpasang.

BAB XII
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING

1. Pekerjaan Screed. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing
lantai dan dinding pada seluruh detail yang disebutkan atau ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

a. Persyaratan Bahan.
a) Semen portland harus memenuhi NI-8, SII 0013 81 dan ASTM C 150-
78A.
b) Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.
25

c) Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-


75/0075-75.
d) Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82
pasal, AFNOR P18-303 dan NZS-3121/1974.
e) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan
PUBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).

b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan
pasir urug dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah
dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah
mempunyai daya dukung maksimal.
b) Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan
kerikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5 .
c) Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 3-5 Cm atau sesuai yang
ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar.
d) Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya
diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Direksi /Konsultan Pengawas.

2. Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding. Pekerjaan Yang dimaksud meliputi


pemasangan bahan pelapis untuk pekerjaan Finishing Lantai, Dinding dan/atau
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

a. Persyaratan Bahan.
a) Lantai Screed. Lantai Screed yang dimaksud adalah lapisan dasar
pada area di atas lantai beton yang tidak rata/level dan rusak sesuai
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas.

b) Keramik Tile
Jenis : Ubin Keramik
Motif : ditentukan Direksi/Pengawas.
Ketebalan : 6 mm
Wama/Corak : Ditentukan kemudian
Ukuran : sesuai pada gambar
Produk : Roman atau setara.
Adukan pengisi siar dan nat memakai produk am. Wama ditentukan
kemudian.

c) Granite Tile
Jenis : Granit Alam
26

Motif : ditentukan Direksi/Pengawas.


Ketebalan : 12 mm atau ditentukan kemudian.
Wama/Corak : Ditentukan kemudian
Ukuran : (100x100) cm atau sesuai pada gambar
Produk : Alam.

d) Carpet Tile
Jenis : Fiber 100% Nylon
Ketebalan : 3-5,5 mm.
Wama/Corak : Ditentukan kemudian, sesuai arahan
Direksi/Pengawas
Ukuran : (50x50 )cm atau sesuai pada gambar
Primary Backing : Non Woven
Secondary Backing : PVC + Fiberglass
Produk : Batavia Carpet atau setara.

b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Pemasangan Ubin Keramik dan Granite Tile:
a) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan
diharuskan menyampaikan contoh material keramik tile yang akan
dipergunakan kepada Direksi / Pengawas untuk memperoleh
persetujuannya.
b) Pemasangan pelapis lantai harus dilaksanakan oleh orang/tukang
yang benar-benar ahli untuk memperoleh hasil yang baik dan
memuaskan.
c) Untuk keperluan pemotongan / sambungan / lasan harus
menggunakan mesin pemotong kwalitas baik, agar diperoleh hasil
pemotongan yang baik dan memuaskan.
d) Seluruh rongga pada permukaan ubin bagian belakang harus terisi
dengan adukan sewaktu pelapis lantai dipasang.
e) Pola pemasangan pelapis lantai harus sesuai dengan Gambar
Kerja / Shop Drawing atau sesuai dengan petunjuk Direksi /
Pengawas.
f) Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2 M2.
g) Persyaratan pelaksanaan aduk & pengisi aduk perekat harus
sesuai dengan spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik.
h) Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus
dihindarkan dari injakan atau pemberian beban.

b) Pemasangan Carpet Tile:


a) Pelaksana harus meneliti keadaan permukaan lantai sebelum
pekerjaan dimulai.
b) Permukaan lantai harus dalam keadaan kering, rata, bersih dan
bebas dari cacat
27

c) Pelaksana harus memberitahukan secara tertulis kepada direksi


lapangan bila keadaan lapangan tidak memuaskan untuk
penyelesaian pekerjaan secara sempurna. Pekerjaan tidak boleh
dimulai bila kerusakan / kekurangannya belum diselesaikan.
d) Permukaan dasar lantai karpet (leveling screed) harus cukup
halus, rata dan datar.
e) Pemasangan karpet harus dilaksanakan sendiri oleh suppliernya,
sebagai orang yang ahli di dalam bidang tersebut.
f) Setiap pertemuan lantai karpet dengan material lain, harus diberi
list pancing dari profil aluminium atau material lain sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar detail rencana.
g) Hasil pemasangan karpet harus rata, kuat, tidak menggelembung
dan bebas noda akibat pekerjaan lain. Sambungan-sambungan
yang terjadi harus rapi dan tidak terlihat.
h) Setelah pemasangan, seluruh karpet harus dibersihkan dengan
alat vacuum dan siap untuk dipakai. Apabila masih ada pekerjaan
lain di lokasi yang sudah dipasang karpet, harus diberi pelindung /
proteksi agar tidak rusak dan kotor. Pelaksana / kontraktor
bertanggungjawab atas kerusakan-kerusakan yang terjadi.
i) Untuk setiap jenis dan warna dari bahan-bahan lunak disediakan
sisa minimal sebesar 5% untuk cadangan penggantian apabila ada
kerusakan dan diserahkan kepada pihak Pemberi Tugas.

BAB XIII
PEKERJAAN PARTISI GYPSUM, BACK DROP
DAN COVER KOLOM

1. Pekerjaan Partisi Gypsum, Back Drop dan Cover Kolom. Pekerjaan ini meliputi
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan dalam pelaksanaan pembuatan Partisi dan Back Drop dan Cover
Kolom pada area yang tertera dalam gambar rencana, hingga diperoleh hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna. Pekerjaan pemasangan partisi Gypsum board
ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukan dalam dokumen gambar
serta mengikuti petunjuk Direksi/Pengawas.

a. Persyaratan Bahan:
a) Rangka. Rangka vertikal dan horizontal menggunakan metal stud dan
runner berbahan steel galvanized, berupa profil kanal C (C-Channal).
b) Penutup partisi. Penutup partisi menggunakan Gypsum Board yang
bermutu baik produk Jaya Plasterboard atau produk lain yang setara,
tebal = 12 mm.
28

c) Bahan penutup sambungan partisi: Compound atau bahan plester ex


UB400 atau produk lain yg setara. Paper tape yang berpori/berlubang
dan bergaris tengah, serta Corner Bead berbahan metal, yaitu untuk
penutup bagian sudut dinding partisi.
d) Bahan pelapis partisi gypsum menggunakan Wall Paper atau sesuai
rencana yang tertera dalam gambar.
e) Bahan plywood tebal 3 mm finish Veneer, atau lihat gambar rencana.
f) Semua bahan di atas harus disetujui oleh Direksi/Pengawas.

b. Pelaksanaan:
a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan lubang) termasuk mempelajari bentuk, pola lay
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
b) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat shop drawing sesuai
ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang disetujui oleh Direksi/Pengawas,
dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
c) Pelaksana Pekerjaan wajib membuat mock up sebelum pekerjaan
dimulai dan dipasang.
d) Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
e) Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih
dahulu di atas bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk
diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi/Pengawas.
f) Modul rangka vertikal metal stud adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
g) Bahan penutup penutup menggunakan gypsum dengan mutu bahan
seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar.
h) Gypsum board dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan
alat bor listrik dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar
minimal berjarak 300 mm.
i) Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.
j) Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan
sebelumnya diberi paper tape khusus gypsum. Setelah compound
kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum
board hilang.
k) Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material
lain, diberi corner bead dan dicompound dan diamplas dengan baik.
29

l) Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi


harus rata, lurus dan siku, dan antara unit-unit gypsum board tidak
terlihat bergelombang dan sambungan. Kecuali bila dinyatakan lain,
misal: permukaan merupakan bidang miring atau melengkung sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar.
m) Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan
dengan menggunakan waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama
Direksi / Pengawas.
n) Pemasangan Wall Paper pada partisi harus rapi dan tidak timbul
gelombang udara.

BAB XIV
PEKERJAAN CUSTOM MADE FURNITURE

1. Pekerjaan Custom Made Furniture. Lingkup Pekerjaan: Penyediaan tenaga


kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk membuat custom made furniture,
seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar rencana.

2. Persyaratan Bahan / Material :

a. Jenis : jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan furniture


adalah sebagai berikut :
a) Bahan utama 1 : Plywood veneer dan kayu padat.
b) Bahan utama 2 : Plywood dan MDF untuk finishing dengan HPL.
c) Bahan pengikat & perekat.
d) Bahan finishing 1 : Melamic .
e) Bahan finishing 2 : High Pressure Laminate ( HPL ) .
f) Bahan finishing 3 : pelapis kain/kulit (upholstery).
g) Bahan pelengkap/Hardware.
h) Dan bahan / material lain seperti yang tercantum dalam gambar
rancangan / desain, seperti : marmer ex Impor tipe Nero Marquina dan
Serpegiante, kaca bening tebal minimal 8 mm, dan stainless steel (baik
pelat maupun profil ).

b. Persyaratan: Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai


dengan spesifikasi.

c. Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan


mengganti jenis bahan / material atau sumber yang telah dispesifikasikan,
pengajuan alternatif tersebut harus memenuhi persyaratan yang ada dan
mendapat persetujuan Direksi / Pengawas dan Perencana.
30

3. Syarat Pelaksanaan :

a. Plywood Veneer dan Kayu Padat


a) Persyaratan : Jenis plywood veneer yang dipakai adalah plywood
nyatoh dan plywood mega sungkai atau sesuai yang tercantum dalam
gambar desain.
b) Kayu padat/solid yang dipakai adalah sama/sejenis dengan plywood
veneer yang dipakai dalam satu barang/item tersebut.
c) Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi
artinya ukuran kayu sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing.
d) Kedap air : kayu harus melalui proses tertentu supaya mempunyai
kedap air yang cukup, terutama bila digunakan untuk jenis furniture
sebagai berikut :
a) Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki
kualitas / mutu yang sesuai standard yang ada dan sesuai dengan
tujuan penggunaannya.
b) Kelembaban Kayu : Persyaratan kelembaban kayu yang dipakai
harus memenuhi syarat NI-5 (PPKI tahun 1961). Untuk pekerjaan
ini, kelembaban kayu yang dijinkan, baik kayu padat maupun kayu
lapis tidak boleh melebihi 12% WMC. Khusus untuk kayu Kamper
atau kayu Kapur tidak diperkenankan melebihi 10% WMC.
e) Pola Serat Kayu : Harus diperhatikan pola serat kayu pada pekerjaan
kayu dekoratif, baik yang bersifat “veneer matching”, “cross veneer
inlay”, ataupun “banding”, harus sesuai dengan desain dan pola yang
tertera pada gambar desain, serta sesuai dengan contoh warna pada
Material color board. Pengerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya
sehingga menghasilkan permukaan dekoratif yang betul-betul rata,
sejajar, halus dan menghasilkan daerah-daerah pertemuan yang rapi.
f) Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik
mungkin, dalam ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar
tidak terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh
benturan amat mutlak, baik sebelum maupun sesudah terpasang.

b. Alat Pengikat dan Bahan Perekat :


a) Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti
angkur, paku, sekrup, baut dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan
pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus
menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu
harus dibor agar permukaannya tidak retak.
b) Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat
yang terbuat dari logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan
dengan mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang
setinggi-tingginya.
31

c) Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak


berpengaruh bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini harus
menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu
harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda (terutama bila di-
spesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi “clear / transparent
finish”).

c. Bahan Finishing :
a) Finishing Melamic :
a) Finishing melamic yang dipakai adalah warna yang sesuai
dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh
Perencana dengan syarat intensitas warna sama antara masing-
masing bagian bidang permukaan kayu/plywood. Contoh warna
melamic, harus diajukan terlebih dulu oleh kontraktor, untuk
disetujui Direksi/Pengawas dan Perencana.
b) Lapisan akhir : seluruh kayu/plywood bagian top harus diberi
lapisan akhir dengan jenis polyurethane, atau sesuai dengan
ditunjukkan dalam gambar rencana.
c) Semua bagian kayu yang terlihat (exposed) harus difinish,
termasuk semua permukaan yang terlihat bila pintu dan laci dibuka
dan ditutup.
d) Pekerjaan finishing kayu harus dilaksanakan sebagai berikut :
 Digosok dengan amplas no. 2 sampai 0
 Diberi wood filler, ICI atau Nippon paint dan dikerjakan spray
gun.
 Digosok dengan amplas duco
 Diberi bahan pewarna (wood stain) dengan teknik spray gun
sesuai dengan warna yang ditentukan Perencana. Bahan
pewarna : IMPRA, NIPPON PAINT atau sejenis.
 Sanding sealer dengan spray gun. Bahan sanding sealer:
IMPRA, NIPPON PAINT atau sejenis
 Digosok dengan amplas ducco
 Melamic coating dengan spray gun, ICI, NIPPON PAINT atau
sejenis.

b) Finishing HPL :
a) Persyaratan : High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah
ex Grassmerino motif kayu dan warna solid atau Setara, warna
sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh
Perencana.
b) Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk
finishing HPL dengan profil post forming adalah dengan ketebalan
maksimal 0,8 mm.
32

c) Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure


system) di bengkel/work-shop Kontraktor.
d) Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
rencana/desain.
e) Permukaan HPL dilarang keras diamplas.
f) Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja
/credenza, diberi edging berbahan PVC tebal minimal 2 mm.
Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau sesuai petunjuk
gambar rencana/desain.

c) Bahan Pelengkap/Hardware :
a) Jenis : Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk
furniture ini adalah produk Hafele ex Jerman, Blum ex Austria atau
Stanley.
b) Untuk handel laci/pintu lemari digunakan ex Vogel atau setara,
metal/besi dengan diameter handel 12mm panjang +15 cm, kecuali
disebutkan lain dalam gambar rencana/desain (misal dengan finger
pull, dll).
c) Glides untuk kaki meja / kursi / sofa / credenza : Berbahan plastik
atau karet keras harus berasal dari sumber yang disetujui
Direksi/Pemgawasdan dianggap memenuhi persyaratan
penggunaan setelah pihak Pelaksana mengajukan contohnya.
d) Tacon : Bila digunakan plastik dalam bentuk Tacon ex Jerman atau
setara untuk bahan penutup permukaan BAGIAN BAWAH meja,
lemari simpan dan lain-lain, dipersyaratkan dengan kwalitas yang
baik dan warna merata.
e) Hardware : Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci
dll, harus kuat dan tepat, sehingga mudah digunakan dan mudah
dibuka – tutup.
f) Elemen Lepasan: Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan
sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam
ukuran yang berakibat pada kerapihan bentuk dan desain harus
dihindari. Bila hal itu terjadi, Pelaksana harus mengganti sebagian
atau seluruh bagian yang tidak sesuai.

d) Penyesuaian Pembersihan :
a) Penyesuaian : Sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu
dilakukan penyesuaian/penyetelan untuk menguatkan konstruksi
furniture yang sudah dibuat.
b) Pembersihan : Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum
penyerahan barang, Pelaksana harus membersihkan seluruh
noda, bekas goresan maupun kotoran bekas tangan pekerja.
Penyerahan furniture harus dalam kondisi yang baik dan
sempurna.
33

d. Syarat Pemeliharaan.
a) Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak,
cacat atau ternoda.
b) Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena
pekerjaan lain yang mungkin dapat menyebabkan rusaknya furniture.
c) Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara
seluruh furniture, sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak
Pemberi Tugas.
d) Finishing ulang : adanya perbedaan suhu di bengkel dan di
proyek / site akan mempengaruhi kadar kelembaban dan finishing
dari furniture. Apabila setelah ditempatkan di site diperlukan finishing
kembali, maka biaya yang timbul ditanggung oleh Pelaksana.

BAB XV
PEKERJAAN KURSI KERJA, KURSI HADAP,
KURSI RAPAT DAN MEJA RAPAT

1. Persyaratan Umum.

a. Batasan Lingkup kerja : Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan,


disiapkan untuk menyediakan kursi kerja, kursi hadap dan kursi rapat seperti
yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar rencana.
b. Rekomendasi Pabrik. Persyaratan: Menggunakan seluruh bahan /
peralatan dengan memperhatikan petunjuk spesifikasi teknis bahan /
peralatan tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

c. Hak Cipta. Persyaratan : Harus dipastikan bahwa tidak ada hak cipta yang
dilanggar. Penggunaan hasil ciptaan orang lain harus mengikuti seluruh
cara / kondisi yang disyaratkan pihak pencipta.

d. Ajuan.
a) Teknik ajuan: Detail data ukuran teknis dan spesifikasi bahan kursi
kerja.
b) Ajuan foto dan Brosur: sesuai dengan standard produksi pabrik
pembuatnya.

2. Produk.

a. Tingkat Kwalitas.
a) Semua material harus dengan mutu terbaik.
34

b) Semua komponen harus mendukung kekokohan kursi kerja

b. Jenis Kursi Kerja. Persyaratan : Jenis kursi kerja yang digunakan


disesuaikan dengan peringkat penggunaan kursi tersebut, dengan ketentuan
seperti tertera dalam gambar rencana.

c. Bahan Pelapis Kursi / Upholstery


a) Persyaratan : Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan
teratur dan tidak bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut.
Mempunyai warna yang awet, tidak luntur / colorfast dan mempunyai
daya tahan terhadap sinar matahari / U.V. resistant.
b) Jahitan : Harus dipastikan bahwa kualitas jahitan kuat dan tidak rusak
bila dicuci /dibersihkan. Benang jahit yang digunakan sebagai berikut
a) Panjang tiap jahitan : disesuaikan dengan jenis bahan pelapis
dan bahan isian
b) Warna : sesuai dengan bahan pelapis
c) Bagian ujung / pojok dan sambungan : jahitan yang aman dan
terkunci.
c) Jenis dan warna : disesuaikan dengan skema warna yang dikeluarkan
oleh Perencana.

3. Syarat Pelaksanaan.

a. Umum.
a) Persyaratan : Pembuatan dan perakitan seluruh kursi harus dalam
ukuran yang tepat, dan sesuai dengan data-data yang telah
dispesifikasikan pabrik.
b) Persetujuan : Semua kursi kerja harus diperiksa dan mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas.
.
b. Mock Up.
a) Semua Kursi (kursi kerja, kursi hadap, dan kursi rapat), diwajibkan
diajukan contoh prototype/mock-up nya oleh Kontraktor.
b) Persetujuan : Semua kursi di atas harus diperiksa dan mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas , Perencana dan Pemberi Tugas.

c. Penyesuaian dan Pembersihan Kursi


a) Penyesuaian : Sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu
dilakukan penyesuaian / penyetelan untuk menguatkan konstruksi
kursi kerja yang sudah dibuat.
b) Pembersihan : Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum
penyerahan barang, Pelaksana harus membersihkan seluruh noda,
bekas goresan maupun kotoran bekas tangan pekerja. Penyerahan
furniture harus dalam kondisi yang baik dan sempurna.
35

4. Syarat Pemeliharaan.

a. Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat


atau ternoda.
b. Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena
pekerjaan lain yang mungkin dapat menyebabkan rusaknya furniture.
c. Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara
seluruh furniture, sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak
Pemberi Tugas.
36

BAB XVI
PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL

1. PERSYARATAN TEKNIS UMUM


a. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada
klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini,
berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan
berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

b. PERATURAN DAN ACUAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada
Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi
Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang terkait. Kontraktor
dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun
internasional dari Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini. Adapun standar
atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :

1) Listrik Arus Kuat (L.A.K)

a) SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.

b) SNI-04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.

c) SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.

d) SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.

e) SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda


Arah dan Sistem Peringatan

f) Bahaya pada Bangunan.

g) SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan


pada Bangunan.

h) SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat

i) Standard Internasional antara lain : IEC, DIN,BS dll.


37

2). Listrik Arus Lemah (L.A.L)

a) SNI-03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.

b) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tg. 30 Desember 2008


tentang Ketentuan Teknis

c) Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan


Lingkungan.

d) UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang


Telekomunikasi Indonesia.

e) Wolsey, Planning for TV Distribution System

f) Wisi, CATV System Refference

a) Sony, CATV Equipment

b) National, Cable Master Antenna System

c)AVE, VOE, PI, UIL

3). Plambing

d) Peraturan Daerah (PERDA) setempat

e) Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum

f) Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang &


Morimura.

g) Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir.

h) SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plambing

5. c. GAMBAR-GAMBAR
 Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
 Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari
pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian
serta pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
38

 Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila


ada) harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing
instalasi.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan
detail, “Shop Drawing” kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk dapat
diperiksa dan disetujui terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan Kontraktor dari kesalahan
yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas pemenuhan kontrak.
 Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built
Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance
Manual, harus diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi pada
saat penyerahan pertama pekerjaan dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas
1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4 (empat) cetak biru dan dijilid
serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam
ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built Drawing
ini harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M & E
yang ada termasuk dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja
bengkel, nomor seri, tipe peralatan dan informasi lainnya sehingga jelas.
 Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli
(original) berikut terjemahannya dalam Bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima)
set dan dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya,
dalam ukuran A4.

6. d. KOORDINASI

 Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor lainnya,


agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.

 Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
39

 Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari


Konsultan Manajemen Konstruksi, sehingga menghalangi instalasi yang lain,
maka semua akibat menjadi tanggung jawab Kontraktor ini.

7. e. RAPAT KOORDINASI LAPANGAN

a) Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat koordinasi proyek
yang diatur oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

b) Peserta rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan


serta bisa memberi keputusan terhadap sebagian masalah.

f. PERALATAN DAN MATERiAL


Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang
dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada gambar-
gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi
secara teratur.

1) Persetujuan Peralatan dan Material

Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK),
dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Kontraktor
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar
ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan
alamat manufacture, catalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan Konsultan Perencana antara lain :

- Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas
cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.

- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva
yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-
peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.

- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap
kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa
40

tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam jangka
waktu tertentu dengan baik.

Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi akan


diberikan atas dasar atau sesuai dengan ketentuan di atas.

2) Contoh Peralatan dan Material

Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada


Konsultan Manajemen Konstruksi paling lama 2 (dua) minggu setelah daftar
material disetujui. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor.

Konsultan Manajemen Konstruksi tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang
akan dipakai dan semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan
pengambilan contoh/ dokumen ini.

3) Peralatan dan Bahan Sejenis


Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus
diproduksi pabrik (bermerk), sehingga memberikan kemungkinan saling
dapat dipertukarkan.
4) Penggantian Peralatan dan Material

Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi
spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan dan
bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai spesifikasi
bila sudah ditunjuk sebagai Kontraktor.

Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu hal
yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus
dari jenis setaraf atau lebih baik (equal or better) yang disetujui.

Bila Konsultan Manajemen Konstruksi membuktikan bahwa penggantinya itu betul


setaraf atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor.

5) Pengujian dan Penerimaan

Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi Konsultan
Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest oleh pabrik yang
bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.
41

Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan dipasang
dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor
harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang
terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya
dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

6) Perlindungan Pemilik

Atas penggunaan bahan/material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik


dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

f. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1) Pelaksanaan pemasangan

Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus


menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Manajemen Konstruksi
dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah
gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi
peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa
terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Konsultan
Manajemen Konstruksi berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti
ketentuan tersebut diatas.

Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/ kapasitas


peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan,
Kontraktor harus segera menghubungi Konsultan Manajemen Konstruksi untuk
berkonsultasi.

Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak


dikonsultasikan dengan Konsultan Manajemen Konstruksi, apabila terjadi kekeliruan
maka hal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu pemilihan
peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Manajemen
Konstruksi atas rekomendasi Konsultan Perencana.
42

Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan dalam
menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Kontraktor sesuai
actual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak
memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali performanya dari
peralatan tersebut dan memintakan persetujuan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi.

2) Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi

Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian dengan


kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi.

Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan
dikirim oleh Konsultan Manajemen Konstruksi kepada Konsultan Perencana.

Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada


Konsultan Manajemen Konstruksi secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan
tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi secara tertulis.

3) Sleeves dan inserts


Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus
dipasang oleh Kontraktor. Semua inserts beton yang diperlukan untuk
memasang peralatan, termasuk inserts untuk penggantung (hangers) dan
penyangga lainnya harus dipasang oleh Kontraktor.

4) Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam


pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi ini.

Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada


persetujuan dari pihak Konsultan Manajemen Konstruksi secara tertulis.

5) Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena
43

pengangkutan atau pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan


dicat dengan warna yang sama, sehingga nampak seperti baru kembali.

6) Penanggung Jawab Pelaksanaan

 Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab


pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu ada di
lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai
kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan bertanggung jawab
penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.

 Penanggung jawab tersebut di atas juga harus berada di tempat


pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.

g. PENGAWASAN

a) Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan


oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

b) Konsultan Manajemen Konstruksi harus dapat mengawasi, memeriksa dan


menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.

c) Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari


pengamatan Konsultan Manajemen Konstruksi adalah tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

d) Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja


(08.00 sampai dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang
diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Kontraktor yang
perhitungannya disesuaikan dengan peraturan pemerintah. Permohonan
untuk mengadakan pengawasan tersebut harus dengan surat yang
disampaikan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.

e) Di tempat pekerjaan, Konsultan Manajemen Konstruksi menempatkan


petugas-petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi
44

pekerjaan Kontraktor, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan


sesuai dengan isi surat perjanjian Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan
cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.

6. Laporan Pengetesan

Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
 Hasil pengetesan mesin atau peralatan
 Hasil pengetesan kabel
 Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, kuat arus, tegangan, tekanan,
dll.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.

h. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor


instalasi ini secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan
lain oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor


instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Konsultan Manajemen Konstruksi dan
atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

i. KANTOR KONTRAKTOR, LOS KERJA DAN GUDANG

a) Kontraktor diharuskan untuk membuat kantor, gudang dan los kerja di


halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi
lapangan, penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai
area/tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas
instalasi berlangsung.

Pembuatan kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih
dahulu mendapatkan ijin dari pemberi tugas/Konsultan Manajemen
Konstruksi.
45

j. PENJAGAAN

a) Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus


selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat
kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan)

b) Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang


tersebut di atas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

k. AIR KERJA

a) Semua kebutuhan air yang diperlukan dalam setiap bagian pekerjaan dan
sebagainya harus disediakan oleh pihak Kontraktor.

b) Apabila menggunakan sumber air yang sudah ada (existing) harus dilengkapi
dengan meter air, dan berkoordinasi dengan Konsultan Manajemen
Konstruksi terlebih dahulu.

l. PENERANGAN, SUMBER DAYA LISTRIK

 Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan


yang dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.

 Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber


tenaga/daya kerja harus diusahakan oleh Kontraktor. Bila menggunakan
daya listrik dari bangunan existing, harus dilengkapi dengan KWh meter dan
berkoordinasi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi terlebih dahulu.

1. Kebersihan dan Ketertiban

a) Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja


dan tempat pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam
keadaan bersih.

b) Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam


gudang maupun di luar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar
memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan
dari bagian lain.
46

c) Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh


Konsultan Manajemen Konstruksi pada waktu pelaksanaan.

m. KECELAKAAN DAN PETI PPPK

a) Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini,


maka Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna
kepentingan si korban atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut
kepada instansi dan departement yang bersangkutan/berwenang (dalam hal
ini Polisi dan Department Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b) Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan
pertama pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

n. TESTING DAN COMMISSIONING

a) Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning


yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang
diminta, sesuai dengan prosedur testing dan commissioning dari pabrik
pembuat dan instansi yang berwenang.

b) Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing


tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor termasuk daya listrik untuk
testing.

o. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

a) Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun
terhitung sejak saat penyerahan pertama.

b) Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh)


hari kalender sejak saat penyerahan pertama, bila Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pemberi Tugas menentukan lain, maka yang terakhir ini yang
akan berlaku.
47

c) Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan


masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

d) Selama masa pemeliharaan ini, untuk seluruh instalasi ini Kontraktor


diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya
tambahan biaya.

e) Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi tidak


melaksanakan teguran dari Konsultan Manajemen Konstruksi atas
perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Konsultan
Manajemen Konstruksi berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/
penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.

f) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi harus melatih petugas-


petugas yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat
mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan
pemeliharaannya.

g) Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh
Kontraktor dan Konsultan Manajemen Konstruksi.

Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Kontraktor harus


menyerahkan daftar komponen/part list seluruh komponen yang akan
dipasang dan dilengkapi dengan gambar detail/photo dari masing-masing
komponen tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen tersebut
diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas
masing-masing 1 (satu) set.

Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah :

 Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan
Konsultan Manajemen Konstruksi.

 Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta


Operating Instruction, Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5
48

(lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy telah
diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.

p. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila
peralatan mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan
di dalam spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab
terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi
syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan
telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
q. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Kontraktor harus menyelenggarakan
semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi kepada orang
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap
dengan 3 copies buku Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built
drawing, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.

2. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT


a) Umum

a) Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh


Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan ini.

b) Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik


dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini.

c) Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut,
sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
49

b) Lingkup Pekerjaan

Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang


disebutkan dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain :
 Pengadaan dan Pemasangan Panel Distribusi Tegangan Menengah (PDTM)
termasuk pengkabelannya.
 Pengadaan dan Pemasangan Panel Distribusi Tegangan Rendah (PDTR)
termasuk pengkabelannya
 Sistem penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan
konduit, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
 Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga.
 Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Distribusi Utama (PDTR)
secara lengkap.
 Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
 Pekerjaan pentanahan/grounding

Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah
disebutkan dalam gambar/Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak
disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk memperoleh suatu
sistem yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.

Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi


listrik yang terpasang.

Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings).

c) Ketentuan Bahan dan Peralatan

1). Panel Distribusi Tegangan Rendah 220 – 380V (PDTR)

 Panel PDTR harus rakitan Indonesia dan pabrik-pabrik pembuatannya harus


telah tergabung dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia).

 Komponen pengaman; Circuit Breaker, Air Circuit Breaker, Contactor, Magnetic


Contactor, Relays, harus mempunyai breaking capacity sesuai gambar
perencanaan pada tegangan 380/415 Volt, dan harus sesuai dengan iklim
Indonesia .
50

 Untuk Pemakaian komponen harus diusahakan menggunakan satu


produk/merk saja.

 Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna, pasangan pada lantai
dan pintu dilengkapi master key.

 Jenis pasangan dalam (indoor-type) free standing panel.

 Menggunakan plat baja minimum 2,0 mm dengan rangka besi siku, kompak
dan kuat sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat hubung
singkat.

 Dilengkapi louvers untuk ventilasi.

 Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung,


sehingga mudah dioperasikan dan mudah perawatannya.

 Terminal-terminal untuk kabel masuk atau keluar serta kabel kontrol diatur
sedemikian rupa sehingga kabel-kabel tersebut tidak mengganggu
komponen-komponen panel.

 Meter dan indikator sesuai gambar dengan perletakan yang mudah dilihat.

 Busbar terdiri dari 5 busbar dengan ukuran seperti gambar rencana.

 Seluruh bagian baja/besi dicat dengan powder coating warna abu-abu kanzai
atau ditentukan kemudian.

 Jumlah dan jenis komponen panel harus sesuai dengan gambar rencana.

 Ukuran panel harus sudah termasuk spare space sesuai gambar.

2). Panel Tegangan Rendah

 Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang


harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud
untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly
grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA
dan sebagainya.

 Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus dicat dengan cat
bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu
panel-panel harus dilengkapi dengan master key.
51

 Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan


sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen dapat mudah dilaksanakan
tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.

 Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluannya dan telah disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Spare
space harus disediakan sesuai gambar.

 Body/badan panel harus ditanahkan secara sempurna.

3). Komponen panel :

a). Accessories
Bus bar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya
harus buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan
kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.

b). Busbar
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar
phase R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya
busbar harus diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam
busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari 65°
C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
 Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN,
dimana lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas
yang timbul.
 Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum
conduktivitas 98%, rating amper sesuai gambar.
 Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai
berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau/Kuning
52

c). Circuit Breaker


 Circuit breaker untuk penerangan boleh menggunakan MCB dengan
breaking capacity minimal 6 kA simetris atau sesuai dengan gambar
perencanaan.
 Rating arus untuk circuit breaker minimal adalah 10 A. Rating
tegangan 240/415 VAC.
 Circuit Breaker yang digunakan minimal 1 pole untuk 1 phasa dan 3
pole untuk 3 phasa.
 Circuit breaker lainnya harus dari tipe ACB, MCCB, sesuai dengan
yang diberikan pada gambar rencana dengan breaking capacity
MCCB minimal 10 kA simetris dan breaking capacity ACB minimal 65
kA simetris.
 Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi
thermal dan instantaneouse magnetic unit.
 Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi
shunt trip terminal.
 Main Circuit Breaker harus menggunakan type adjustable.

d). Alat Ukur


Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran
96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh
induksi serta bersertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk
setiap jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang dipakai :
 KW meter
 Ampermeter
 Voltmeter
53

4). Lighting Fixtures

a) Lampu RM T8/LED

 Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm dengan cat
powder coating warna putih, Louvre alanod
 ABS & brass lampholder G14 & Preconnector PVC cable
 Tabung lampu adalah TL LED 2 x 8 Watt ( Philips, Osram )

b) Lampu Baret

 Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan cat
powder coating warna putih

 Cover terbuat dari acrylic tebal 3.0 mm

 Type dari ballast yang digunakan adalah electronic primalum.

 Tabung lampu yang dapat dipakai adalah type ess LED 10 W atau sesuai
dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen Konstruksi.

c) Lampu Down Light type Outbow, fixtures harus dilengkapi dengan reflector
alluminium tebal minimal 1.2 mm.

 Lamp holder menggunakan standard E-27.

 Diameter dari kap lampu minimal 150 mm dan 100mm

 Lampu yang dipakai dari jenis lampu led 11 W atau sesuai gambar. Contoh
harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen Konstruksi.

d). Lampu Standing

 Kap Lampu Terbuat dari bahan fiber / kain

 Sudut Pencayaan 360 derajat

 Pencayaan minimal 200 Lumens

e). Lampu Emergency


Sesuai dengan gambar perencanaan yang dilengkapi dengan nicad
battery dengan kapasitas mem back-up lampu minimal sampai dengan 1
jam.
5). Kotak-Kontak dan Saklar
54

 Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah
tipe pemasangan masuk/inbow (flush mounting).

 Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10 atau16 A dan


mengikuti standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow)
mempunyai rating 16 A dan mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang bulat.

 Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.

 Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai kecuali


ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah/ lembab harus jenis water dicht
(WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai atau sesuai
gambar.
a). Konduit

 Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact.

 Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.

b). Rak kabel/Cable Tray

 Rak kabel terbuat dari plat galvanis dan buatan pabrik, ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan dan gambar perencanaan.

 Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum 1


m. Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak akan
berubah bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat sebelum dicat
akhir dengan warna abu-abu.

 Bahan-bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.

c). Perlengkapan Instalasi

 Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk


melengkapi instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan,
handal dan mudah perawatan.

 Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.

 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/ doos,


warna kabel harus sama.
55

 Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup
pengaman.

8. 6). Persyaratan Teknis Pemasangan


a). Panel-panel

 Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja


untuk mendapatkan persetujuan perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi.

 Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan
harus rata (horizontal).

 Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan


dengan kondisi setempat.

 Untuk panel yang dipasang tertanam (inbo) kabel-kabel dari/ ke terminal


panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok
secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang
menempel tembok (outbow), kabel-kabel dari/ke terminal panel harus
melalui tangga kabel.

 Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable


lug) yang sesuai.

 Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm


dari lantai terhadap as panel.

 Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

 Semua panel harus ditanahkan.

b). Kabel–Kabel

 Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.

 Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.

 Kabel daya yang dipasang horizontal/vertical harus dipasang pada tangga


kabel, diklem dan disusun rapi.
56

 Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada


T-doos untuk instalasi penerangan.

 Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.

 Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus


mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.

 Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa
galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.

 Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel.

 Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu
rak kabel.

 Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam
konduit.

 Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam


kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal
tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.

 Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m


disetiap ujungnya.

 Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling
menyilang.

 Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus
uji dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.

 Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan


isolasi minimum 500 kilo ohm.

c). Instalasi Kabel Bawah Tanah


57

 Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum,


dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan
di atasnya diamankan dengan Batu bata kualitas bagus sebagai
pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan
dengan jumlah kabel.

 Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 80 cm dan diberikan pelindung pipa
galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.

 Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.

 Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan


yang ditunjukan dalam gambar/RKS.

 Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap
jarak 1 meter.

 Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan Manajemen


Konstruksi memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.

 Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton


20 x 20 x 60 cm dan bertuliskan “KABEL TANAH”. Patok-patok ini dicat
kuning dan bertulisan merah.

 Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa


sleeve, pipa ini minimal dari Metal (Pipa GIP ).

 Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan. Kabel harus utuh menerus


tanpa sambungan.

 Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15x diameternya. Di
atas belokan tersebut diletakan patok beton bertuliskan “KABEL TANAH” dan
arah belok.

 Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.

d). Instalasi Kabel Tenaga

 Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin disesuaikan dengan gambar dan
kondisi setempat apabila terjadi kesulitan dalam menentukan letak tersebut
dapat meminta petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
58

 Kontraktor wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut, kecuali


dinyatakan lain dalam gambar.

 Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik /rapi sehingga
tidak saling tindih dan membelit.

 Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang
menelusuri dinding (outbow) harus dilindungi dengan pipa pelindung. Agar
diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan
klem-klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak rapi.

 Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.

 Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus
menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius minimal 15 x
diameter kabel.

 Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel
harus disesuaikan dengan phasanya.

 Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.

 Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.

 Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable
ladder), diklem dan disusun rapi.

 Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.

 Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.

 Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus


mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.

 Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan


kabel support minimum setiap 50 cm.

 Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m


disetiap ujungnya.

e). Kotak–Kontak dan Saklar


59

 Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak-kontak
dan 1.500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.

 Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab/basah


harus dari tipe water dicht (bila ada).

f). Pentanahan (Grounding)

 Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan


persyaratan yang ditunjukan dalam gambar/RKS.

 Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan


pada panel-panel menggunakan BCC dengan ukuran sesuai gambar
perencanaan. penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel
(cable lug).

 Dalamnya pentanahan sesuai dengan resistet yang diinginkan dan ujung


elektroda pentanahan harus mencapai permukaan air tanah, agar dicapai
harga tahanan tanah (ground resistance) dibawah 0,8 ohm, yang diukur
setelah tidak hujan selama 3 (tiga) hari berturut-turut.

 Untuk grounding arus lemah menggunakan solid grounding sesuai dengan


gambar perencanaan.

 Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Kontraktor setelah


mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi. Pengukuran
ini harus disaksikan Konsultan Manajemen Konstruksi.

7). Pengujian

Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan


pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah
dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan
LMK/PLN serta instansi lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan
tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari system
untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan baik. Semua biaya yang
timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor
Test meliputi :
60

 Test Beban Kosong (No Load Test)

 Test Beban Penuh (Full Load Test)

a). No Load Test

Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan ditest satu per satu seperti
misal pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):

 Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt

 Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt

 Pengukuran tahanan pentanahan

Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/hasil pengujian


pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya
harus dilaksanakan secara keseluruhan (Full Load Test).

b). Full Load Test (Test Beban Penuh)

Test beban penuh ini harus dilaksanakan Kontraktor sebelum penyerahan


pertama pekerjaan. Test ini meliputi :

 Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.


 Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama
sub pekerjaan pompa pompa.
 Test peralatan (beban) lainnya.

Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan
semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Kontraktor,
dengan schedule/pengaturan waktu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi. Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk
lampiran penyerahan pertama pekerjaan.

c). Referensi Produk

d) Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor


dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan. Kontraktor baru dapat mengganti bila ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
61

e) Produk bahan dan Peralatan yang dapat digunakan

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk

1 Komponen Panel TR MCB Schneider/ ABB/ AEG / HAGER

2 Panel Manufacturer wall mounted

Finishing box powder :


Powder coating

Box Panel Form 2, busbar


standard

3 Measuring Device Ampermeter GAE/ Rivalco/ Circutor/ JETRO

3 Measuring Device Ampermeter GAE/ Rivalco/ Circutor/ JETRO

Voltmeter GAE/ Rivalco/ Circutor/ JETRO

Frequency Meter GAE/ Rivalco/ Circutor/ JETRO

Voltmeter GAE/ Rivalco/ Circutor/ JETRO

Frequency Meter GAE/ Rivalco/ Circutor/ JETRO

5 Digital Power Meter PDTR Multi function power meter Schneider, Socomec, ABB

6 Push Button & Pilot Lamp Standard Schneider/Axle/Rivalco

7 Control Relay Socomec/ Schneider / Omron

8 Contactor, Star Delta Schneider/ABB/ Hager/ Siemens


starter, DOL

9 Current Transformer Schneider , GAE, CIC

10 Control Fuse 4A TELE, GAE,Risesun, JETRO

11 Kabel – kabel NYY, NYA, NYMHY, NYM, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal, Tranka,
NYFGbY Eterna
62

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk

12 Konduit PVC High Impact Ega/ Clipsal/Ega

13 Lampu LED Philips/ Osram/ GE

14 Armature Fujisan / Philips / Locolite /Metosu

15 Nicad Battery Minimal 2 jam Menvier / Maxspid / BKA

16 Stop kontak, Saklar Type standard Panasonic / Clipsal / Legrand / Broco /MK

17 Kabel tray / kabel ladder Galvanized Three Star / Metosu / Tri Abadi / Interack /
setara

BAB XVII

PEKERJAAN TATA UDARA DAN VENTILASI MEKANIK

Spesifikasi berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar saja. Untuk


ketentuan mengenai kapasitas dan lain-lainnya dapat dilihat pada gambar dan skedul
peralatan/unit mesin. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengadaan, instalasi
dan pengujian (testing & balancing) dari seluruh peralatan yang dipasang dalam proyek
ini dengan lengkap dan berfungsi dengan baik sehingga seluruhan sistem dapat
memberikan performansi yang diinginkan. Garansi terhadap performansi di atas adalah
menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor. Dalam memasukkan penawaran,
Kontraktor wajib menyampaikan hal-hal berikut ini dengan jelas :
. Melampirkan keterangan dari merk, type, data-data teknis yang penting dari item-
item peralatan seluruhnya dari yang ditawarkan pada lembar kertas tersendiri, pada
dokumen penawaran.

. Melampirkan brosur, minimum 1 (satu) set asli dari setiap item unit yang
ditawarkan.Pada brosur tersebut spesifikasi teknis yang terkait terhadap peralatan
terpilih harus diberi tanda dengan stabilo, misalnya, kapasitas, pemakaian daya, kurva
performansi, part load, performansi, kondisi, performansi kebisingan dan vibrasi, berat
operasi, dimensi dan lainnya, sehingga dapat diketahui secara jelas/detail kondisi unit
terpilih.
63

1. LINGKUP PEKERJAAN
 Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built
drawing), petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini
dari pihak pemilik bangunan.
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua
persyaratan yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar,
perincian penawaran (bills of quantity), standard dan peraturan yang terkait,
petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Pengawas
Lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas
pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.
 Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.

a. PERALATAN UTAMA
 Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit (IU)
dan condensing unit (OU) berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit
tersebut. Kapasitas masing-masing unit sebagaimana yang tertera pada
gambar rencana.
 Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit
(perfomance) dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
 Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan
yang bergerak harus menggunakan unit vibration mounting dan dibalance
dengan teliti untuk menjamin vibration (getaran) yang kecil.
 Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol, lengkap
dengan pemipaan. Setiap unit harus mempunyai satu atau lebih kompresor
dan masing-masing kompresor mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal
sirkuit tersendiri.
64

b. PIPA REFRIGERANT
 Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan
sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering
dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek
mungkin.
 Pipa tembaga dari jenis L yang dehydrated dan sealed. Diameter pipa yang
dipakai harus disesuaikan kembali dengan kapasitas pendingin mesin dan
panjang ekivalen pipa.
 Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan panjang pipa tidak
melebihi yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
 Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung dengan
perantaraa wrought copper fitting atau non porous brass fittings, dan
dianjurkan dipakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti
nitrogen kering kedalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan
terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
 Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
 Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan “Ashrae Guide
Book” dan atau persyaratan pabrik.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertical.
 Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk
sudut belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan
long radius dan dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka
menggunaan short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari
Pengawas Lapangan dan konsultan perencana.
 Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
 Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari
bahan yang dipaksakan.
65

c. PIPA KONDENSASI
 Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu bagian luar dari kotoran-
kotoran yang melekat dan disambung dengan lem perekat yang dianjurkan
oleh pabrik pipa.
 Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk mencegah kebocoran
dan tidak diperkenankan memakai plumber rope, sedangkan untuk
sambungan menggunakan lem, semua bagian yang akan disambung harus
sudah bersih, kering dan bebas dari debu, kotoran dan hendaknya dipasang
sependek mungkin.
 Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalamnya dari
kotoran-kotoran yang melekat.
 Pipa-pipa yang menembus dinding / plat beton harus memakai sleeve dan
sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building
sealant.
 Pipa harus dites sampai 10 kg/cm² selama 24 jam.
 Gantungan pipa sesuai dengan gambar detai, jarak gantungan
pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
- sampai ½” : berjarak 1,2 m
- diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
- diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
 Penggantung pipa pada plat betton memakai phillip red head (dyna-bolt)
 Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang
dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
 Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk
sudut belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan
long radius dan dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka
menggunaan short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan
perencana.
 Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
66

 Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari
bahan yang dipaksakan.
 Pipa drain (kondensasi) dari PVC class AW dan dilengkapi dengan isolasi.

d. PEKERJAAN DUCTING
a) Ducting system terbuat dari Poly Urethane Form Rigid atau lebih dikenal
dengan ducting PU yang diberi penguat yang baik dan dipasang tergantung
pada konstruksi bangunan secara kokoh, menurut ketentuan yang telah
ditentukan oleh SMACNA.

Description Keterangan
Ukuran PU 400 x 120 x 2
Density 52 +/- 2kg/m3
Tebal Alumunium Foil 80 micron
Fire Retardant Class O
Thermal Conductivity 0.020 w/m.k
Friction Lose 0.0135
Weight 1.45 kg/m2
Air flow max 12 m/s
b) Seluruh duct segi empat harus digantung dengan syarat sebagai berikut :
Uk. Sisi Penggantung Penggantung Jarak terjauh
terbesar Duct bulat besi siku
-- s/d 30” Diameter 1/4” L.25.25.3 2,5 m
31” s/d 42” Diameter 1/4” L.30.30.3 2,5 m
43” s/d 60” Diameter 5/16” L.40.40.3 2,5 m
61” s/d 84” Diameter 5/16” L.50.50.3 2m
85” s/d 96” Diameter 1/4” L.50.50.3 2m
98” keatas Diameter 1/4” L.50.50.3 2m
c) Seluruh duct dengan ukuran sisi lebih besar dari 20” harus dipatah silangkan
(croos broken) serta diberi besi penguat. Rangka besi penguat yang harus
dipasang pada sisi duct harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Ukuran duct Penguat Jarak antar penguat


25” s/d 40” L. 30.30.3 1,5 m
40” s/d keatas L. 40.40.3 0,75
Tambahan besi penguat harus dipasang juga walaupun ukuran duct lebih
kecil dengan yang ditentukan, bilamana duct tersebut masih melengkung.
67

d) Untuk menggantung duct seperti diatas, bahwa duct tidak boleh menempel
dengan support dan harus diberi cincin (washer) dari tembaga atau bukan
non metal.

e) Balokan tajam 90 derajat harus diberi sudut-sudut pengarah (venes) yang


berbentuk profil aerodinamis yang cepat.

f) Balokan lengkung dengan jari-jari dalam lebih kecil dari pada sisi duct,
balokan harus diberi sudut-sudut pengeras tipis (single thickness vanes).

g) Pada cabang utama dari duct harus dipasang volume damper (splitter
damper) dari jenis multiplek blade dengan lebar maximum 8”. Setiap splitter
damper harus dapat diatur dan ditetapkan dengan pengikat yang tidak akan
berubah diakibatkan oleh getaran.

h) Seluruh ducting AC harus diisolasi dengan fibre glass setebal 1 inchi dilapisi
dengan alluminium foil satu sisi tahan api, dan diikat dengan alluminium
tape tahan api.Seluruh material harus dari kualitas terbaik 2 lb / ft

Sambungan-sambungan Flexible
a) Sambungan antara duct dengan mulut fan harus dipasang penghubung yang
bersifat flexible untuk mencegah terjadinya penerusan getaran yang
diakibatkan oleh fan. Bahan tersebut terbuat dari terpal dua rangkap ex.
Luar Negeri.

b) Ukuran panjang alat penghubung flexible kira-kira 15 cm (6”) atau sesuai


gambar, diikat rapat dengan strip metal yang kuat untuk mencegah
kebocoran pada ikatan tersebut.

Diffuser, Grille dan Register


a) Pemasangan slot diffuser dan grille harus tepat berdasarkan gambar.

b) Seluruh diffuser dan grille harus dipasang rapat dan diberi karet penyekat
atau gesket.

c) Seluruh grille dan diffuser harus diwarnai dengan alluminium anodised.

d) Tidak boleh ada ducting yang ditumpu/digantung terhadap peralatan lain


kecuali pada konstruksi bangunan.

e. VENTILASI
Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
diikuti. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap tipe, kemampuan
(performance) peralatan, perlengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar
“Referensi Produk” yang menyertai dokumen ini.
68

 Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di


negara dimana fan tersebut dibuat, sebagai contoh AMCA standard 210 – 74 di
Amerika.
 Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re – 10E12 w pada
octave band mid. frek. 60 – 4000 Hz.
 Pada dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya dan dalam batas-batas yang normal.

No Uraian Spesifikasi Teknis Alternatif Produk / Merk


1 AC Split Wall Mounted & Split Duct - Sharp
- Samsung
- LG
- PANASONIC
- SANYO

3 Unit Fan Wall Fan, Ceilling - Fantech


- National / panasonic
- Vanco
- CKE
-
5 Isolasi pipa Density 50 – 120 Kg/m³ - Armaflex
- Thermaflex
- K-Flex
- Insuflex

6 Alumunium - Instape, AB Tape,


Tape - Idenden
-

7 Pipa Hoda / Tecom / Toyoda


Refrigerant

8 Pipa drain PVC kelas aw - Wavin , Vinilon, Maspion


-

9 Grille Aluminium anodized - Comfort Air


profile - Primawangi,
- Modul

13 Hanger rod & Galvanized Ex Pabri


bracket
69

BAB XVIII
PEKERJAAN FIRE ALARM

1. Umum
Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.

Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Sistem
Fungsi sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah sistem deteksi awal apabila
terjadi kebakaran, dimana pada waktu terjadi kebakaran akan memberikan indikasi
secara audio (bell) maupun visual (lampu warna merah) dari mana asal kebakaran
tersebut dimulai, sehingga dapat diambil tindakan pencegahan sedini mungkin.
Fire alarm system ini menerima signal kebakaran yang diberikan baik secara
otomatis dari detector maupun secara manual dari push button box.

3. Lingkup Pekerjaan
Kontraktor yang menangani pekerjaan instalasi ini harus melaksanakan pengadaan,
pemasangan & pengujian serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi dengan
baik dan siap untuk dipakai. Bahan bahan dan peralatan peralatan pembantu
instalasi fire alarm system harus sesuai dengan persyaratan persyaratan pekerjaan
dan gambar instalasi fire alarm system.

 Lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 Pengadaan, pemasangan dan pengetesan Panel Kontrol MCFA dan sistem yang
sudah terpasang.
 Pengadaan, pemasangan dan pengetesan instalasi kabel dari MCFA ke
Anounciator.
 Pengadaan, pemasangan semua jenis Detektor, Manual Station, Indicator
Lamp, Alarm Bell.
 Pengadaan, pemasangan Junction Box di setiap lantai.

Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan interface


dengan :
 Sistem Tata Suara
70

 Sistem Listrik.
 Sistem Air Conditioning dan Fan.
 Sistem Lift.

Membantu Pemberi Tugas dalam mengurus dan menyelesaikan perijinan Instalasi


Fire Alarm dari instansi yang berwenang.

Melakukan testing dan commissioning.

Melaksanakan training (on Site & Class Room) dan menyerahkan buku technical
manual.

Ketentuan Bahan dan Peralatan


Peralatan utama yang terdapat dalam sistem Fire Alarm ini adalah :
a). Thermal Detector
Jenis yang digunakan adalah Rate of Rise detector dan Fixed Temperature
detector yang memiliki response lamp di base.
Data data teknis lainnya :
 Frequency Test : dapat dipakai berulang kali
 Working Temprature : 57° C
 Operating Voltage : ± 20 V DC
 Quescent Current : < 100 mA
 Alarm Current : < 80 mA

b). Smoke Detector


Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang memiliki 2 buah response
lamp dan mempunyai karateristik sensitivitas yang rata (flat response
technology).
 Frequency Test : dapat dipakai berulang kali
 Operating Voltage : ± 20 V DC
 Quescent Current : ± 100 mA
 Alarm Current : maks. 100 mA

c). Manual Call Point (Break Glass/Dual Action)


Jenis yang dipakai adalah tipe dual action (Break Glass and Pull) dilengkapi
dengan mounting.
Data–data teknis lainnya :
 Temperature Range : 0 - 50° C
 Material : Lexan Polycarbonate
 Humidity Range : ≤ 95% RH ( 40 ± 2ºC)
 Alarm Current : 3.0 mA
 Operating Voltage : 16 – 32 VDC

d). Alarm Bell


Alarm Bell merupakan peralatan Audible sebagai indikator dari fire alarm system.
Data–data teknis lainnya :
 Konstruksi : Anti Karat
 Operating Voltage : 18 s/d 36 V DC
 Curent Consumption : max. 80 mA
71

 Power Consumption : 1,2 Watt


 Desibel Rating : 85 dB. at 3 m

e). Indicator Lamp


Indicator Lamp merupakan lampu indikator yang dipasang paralel dengan group
detector. Lampu indicator ini akan menyala hanya jika group detector yang
bersangkutan bekerja.

f). Master Control Fire Alarm


MCFA yang digunakan memakai Sistem Konvensional. Diperlengkapi Sealed Lead
Acid battery, Power Supply 220/240 VAC. MCFA harus mempunyai pintu dengan
jendela penglihat.
MCFA ini harus mempunyai fasilitas lampu tanda :
- Bell Off
- Reset
- Testing
- Lamp test
- Fault Signal General
- Signal for Alarm Condition
- Display

MCFA ini harus mempunyai output berupa :


a. Visible/Audible Alarm
b. Visible/Audible Fault Alarm
c. Test Signal (Visible)
Pada panel juga dilengkapi fasilitas button yang berfungsi sebagai
silence/acknowledge alarm dan reset button. Unit ini dilengkapi dengan
tombol test untuk lampu (lamp test) dan tombol test untuk buzzer test.
g). Annunciator
Annunciator Panel suatu alat yang dipakai untuk memberikan indikasi lokasi
sumber kebakaran (zone area) dan indikasi adanya sistem sprinkler yang
bekerja, indikasi gangguan dari instalasi dengan indikator Audio berupa buzzer
dan indikator visual display.

h). Terminal Box


Terminal Box terbuat dari plat baja tebal 1,2 mm ukuran 400 x 600 x 150 mm
untuk ukuran besar dan 300 x 500 x 150 mm untuk ukuran kecil dengan
finishing cat warna merah atau sesuai dengan persetujuan Pemberi
Tugas/Konsultan Manajemen Konstruksi.
i). Pipa Konduit
Semua kabel harus dipasang di dalam pipa konduit PVC High impact dia. 20 mm,
baik yang di atas plafond (horizontal) maupun yang di dinding/tembok/beton
(vertikal). Pemasangan pipa konduit vertikal harus inbow.Seluruh kotak
sambungan, persimpangan, dan lain lain harus dipasang tertutup sehingga tidak
akan masuk benda-benda lain ke dalam kotak tersebut. Seluruh saluran ini harus
terpisah dengan sistem saluran lainnya yang terdapat pada bangunan ini.

j). Kabel
72

Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi fire alarm adalah sebagai berikut :
- NYA 2 x 1,5 mm2 : dari MCFA ke Detector di terminal box
- NYA 2 X 1,5 mm2 : kabel power horn & strobe & PAC
- NYA 2 x 1,5 mm2 : instalasi antar detector dan manual break glass
- Instalasi pengkabelan lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

4. Persyaratan Teknis Pemasangan

Denah setiap lantai menunjukan lokasi perkiraan letak detector dan


peralatan peralatan lain dari sistem ini, dimana letak yang pasti dijelaskan pada
gambar.

Untuk manual push button/manual call point, alarm bell, red lamp dipasang pada
ketinggian 1,5 m dari lantai.

Disekitar detector harus ada ruangan bebas sekurang kurangnya pada jarak 0,6 m
dari detector tanpa ada timbunan barang atau alat alat lainnya.

Semua kabel harus dipasang di dalam conduit, baik yang di atas plafond
(horizontal) maupun yang di dinding/tembok/beton (vertical), ukuran conduit dan
kabel harus sesuai gambar rencana.

Pemasangan Peralatan Utama ditempatkan pada Ruang Kontrol atau sesuai dengan
Gambar Perencanaan.

5. Interconnecting Interlock

Instalasi Fire Alarm ini, harus dipasang interlock/Interfacing dengan Panel Listrik
dan Peralatan lainnya termasuk pemasangan kabel kontrol dan relaynya, seperti
yang disebutkan dalam Gambar Perencanaan.
6. Testing/Commissioning
Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus dilakukan testing/pengetesan,
yang disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan alat pemanas dan untuk smoke
detector menggunakan asap.

Tiap tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor urutan zonenya.

7. Lain–Lain
Peralatan peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi
dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

8. Referensi Produk
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi
teknis. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf
dan Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
73

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

1 MCFA Konvensional HongChang, Hooseki, Horing Lih

2 Annunciator HongChang, Hooseki, Horing Lih

3 Alarm Bell HongChang, Hooseki, Horing Lih

4 Red Lamp HongChang, Hooseki, Horing Lih

5 Manual Break Glass Standard model HongChang, Hooseki, Horing Lih

Colour : Red

6 Detector Thermistor DCD IEL HongChang, Hooseki, Horing Lih

Photo electric flat respon


technology

7 Jack Telephone HongChang, Hooseki, Horing Lih

Kabelindo, Supreme, Kabel Metal,


8 Kabel-kabel NYA, NYM,ITC
Tranka

9 Konduit PVC high impact Ega, Clipsal, boss

BAB XIX
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
 Pengadaan dan pemasangan valve-valve dari sistem instalasi/pemipaan di
setiap gedung sesuai pentahapan pembangunan gedung tersebut.
 Pengadaan dan pemasangan sprinkler dari sistem instalasi di gedung sesuai
pentahapan pembangunan gedung tersebut.
74

 Mengadakan Training Operasional kepada Team Engineering pemilik proyek


dan untuk waktu serta kesiapannya akan ditentukan kemudian bersama
Pemilik proyek/Pengawas.

2. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA DAN INSTALASI PIPA DAN


VALVE
a). Pemipaan
 Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe Sch. 40, atau ASTM A 53 dan
harus diusahakan semuanya berasal dari satu merk.
 Demikian juga untuk fitting digunakan Black Steel Pipe class 15 K, Weld
Type.

b). Valve - valve


Working Pressure : 300 psi (15 bar)

c). Gate Valve :


 Tipe bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge disk, screwed
end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm atau bisa digunakan tipe
Butterfly untuk diameter 15 mm sampai dengan diameter 25 mm.
 Tipe flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel shaft, hand
wheel operated with position indicator untuk valve lebih besar dari diameter 50
mm dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi dan carbon steel
untuk tekanan 300 psi.

3.INSTALASI PEMIPAAN
 Menggunakan sambungan ulir/screwed atau las untuk pipa berdiameter 75
mm ke bawah dan menggunakan sambungan flanged untuk diameter pipa 100
mm ke atas dengan maximum dua batang pipa serta pada belokan minimal 5
kali diameter pipa dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya (long
elbow).
 Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua
batang pipa pada pipa lurus.
 Untuk mencegah terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus
terlebih dulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari
asbes.Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet
secara homogen

Pemasangan Fixtures dan Fitting


 Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus
terpasang dengan kokoh (Rigit) ditempatnya lengkap tumpuan yang mantap.
 Semua fixtures, fitting, pipa-pipa hidrant dilaksanakan harus rapi.
75

 Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi (pipa induk), dipasang balok-balok
dari beton dengan campuran yang kuat (K.225) dan dipasang setiap ada
sambungan pipa (tee, elbow, valve ) dan sebagainya.

4.PEMADAM API RINGAN ( APAR / EXTINGUISHER)


1. APAR disediakan sebagai sarana pemadaman awal yang dapat dilakukan oleh
setiap penghuni bangunan.
2. Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 bh APAR jenis dry
chemical multi purpose kapasitas minimal 4.5 kg setiap luas 200 m2 atau
sesuai dengan gambar perencanaan.
3. Untuk ruangan mesin disediakan 1 bh PAR jenis dry chemical atau CO kapasitas
6 kg untuk setiap luas 150 m2 atau sesuai dengan gambar perencanaan.
4. Setiap lokasi penempatan PAR agar diberikan petunjuk atau sesuai
dengan gambar perencanaan

BAB XX
PEKERJAAN TELEPON

1. LINGKUP PEKERJAAN
- Pengadaan dan pemasangan PABX lengkap dengan MDF.
- Mempersiapkan jaringan dalam (indoor wiring system), meliputi penyediaan dan
pemasangan:
Kabel dan pipa instalasi telepon
- Kabel feeder telepon
- Kotak kontak telepon
- Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang pekerjaan ini.
- Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat eksekutif
lengkap dengan display dan hands free (supply by Owner)
- Pengadaan dan pemasangan terminal box telepon.
- Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem telepon
tersebut dapat berfungsi dengan tepat dan benar.
- Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem telepon.

2. KETENTUAN TEKNIS
a). PABX yang ditawarkan dengan kapasitas 4 line CO, 4 digital Extension dan 20
line analog
Mempunyai fitur sbb :
- Off Hook Call AnnounceStation Lock Password
- Account Code
- Feature Promting Soft Key
- Automatic Call Distributor
76

- Remote Maintenance
- Automatic Call Distribution
- Automatic wake-up calls
- Call restriction
- Message registration
- Message waiting Indicators
- PMS Interface
- Call Transfer
- Call Hold
- Waiting Massage
- Call Pick UpPesawat Telepon

b). Pesawat Telepon


Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe
executive. Tipe executive harus mempunyai display digital, hands free dan
kelebihan lainnya. Sistem pemasangan terdiri atas 2 jenis yaitu pemasangan
meja dan pemasangan dinding.

c). Kabel Telepon


 Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk pengganti, seandainya
terjadi kerusakan saluran dan atau untuk menampung perkembangan
dikemudian hari.

 Untuk penggunaan didalam bangunan digunakan jenis ITC (indoor telepone


cable) dengan diameter minimal 0,6 mm. Jumlah inti kabel disesuaikan
dengan petunjuk dalam gambar

d). Conduit Telepon.


o Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa pelindung / konduit dari pipa PVC
High Impact berdiameter minimum 20 mm.

o Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teraturdan Setiap sambungan


harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang dilengkapi tutup.Untuk
mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon harus dicat warna
biru selebar 3 cm disetiap jarak lebih kurang 1 meter.

o Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan peralatan bantu lain
yang sesuai serta dipasang dengan cara yang benar.

e). Outlet
 Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush mounting
dan bukan jenis claw fix.
 Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.

f). Persyaratan Teknis Pemasangan


 Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan dengan gambar dan
disesuaikan dengan keadaan setempat.
77

 Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat


dimintakan petunjuk Konsultan Pengawas.

 Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi dengan


kode nomor yang berurutan sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.

 Pemasangan konduit yang berada didalam kolom dilaksanakan sebelum


pengecoran sedangkan yang berada didinding dilaksanakan sebelum dinding
diplester. Konduit tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga agar tidak
pecah.

g). Testing / Commissioning


Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan
Commissioning yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

h). Referensi Produk

No Uraian Spesfikasi Teknis Merk / Produk

Kapasitas: 16 line / 64 ext Toshiba, Siemens, LG-Nortel,


1 PABX
Panasonic

Jenis ITC/UTC – pair Supreme, Kabelindo, Kabel Metal,


2 Kabel indoor/outdoor
Tranka

3 Outlet telepon Tipe : Flush & jack – standard Berker, Clipsal, Legrand, MK

4 Conduit PVC Hight impact dia. 20 mm Ega, Clipsal

5 Cable marking 3 M, Legrand

3. TERMINASI GROUNDING UNTUK ELEKTRIK DAN PERALATAN

Semua bahan isolator yang berhubungan dengan perangkat listrik, setiap gardu listrik,
casing, dan selimut kabel, harus digroundingkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm ke
jaringan grounding yang terdapat di sekeliling lokasi dari peralatan.

Jaringan, grounding utama dan sambungan penyamaan potensial harus menggunakan


konduktor tembaga dengan konduktivitas tinggi dengan isolasi PVC yang berwarna hijau/
kuning. Konduktor tersebut harus memiliki kontinuitas, dan tidak boleh ada sambungan.

Peralatan non logam seperti kabel, antena utama dsb, harus dikoneksikan dengan 2 kabel
grounding tersendiri. Luas penampang dari kabel sambungan untuk peralatan listrik yang
78

rawan terhadap petir (contohnya kabel) tidak boleh kurang dari 70mm2 dan kabel
sambungan untuk perlatan non listrik yang lain tidak boleh kurang dari 25mm2. Semua
koneksi harus dibuat dengan cara menjepitnya, serupa dengan kabel skun.

Setiap perlatan listrik, terminasi grounding sebaiknya memiliki resistansi tanah tidak lebih
dari 2 ohm dari banyaknya terminasi grounding. Semua terminasi grounding harus
dikoneksikan bersamaan dengan grounding rod dari setiap sistem grounding peralatan
listrik, dan membuat sebuah jarigan grounding. Jaringan ini harus ditanam dengan
kedalaman minimum 12 meter atau menyentuh batas air tanah. Semua rod grounding
harus diinterkoneksikan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dan membentuk lingkaran
tertutup. Instalasi grounding harus dijaga dari korosi dan kerusakan mekanik.

4. TERMINASI PEMBUMIAN UTAMA DAN KONDUKTOR PENGHUBUNG

Terminasi Pembumian dan Polymer inspection pit harus dipasang di area yang aman,
sebaiknya pada saluran kabel yang berada 600mm di atas permukaan lantai. Terminasi
Pembumian utama harus memiliki konduktivitas yang tinggi dan dilengkapi dengan bahan
isolator, dan menempel pada dinding. Terminasi Pembumian harus memiliki panjang yang
cukup untuk menampung koneksi kabel/tape tembaga ke Konduktor grounding antara
ground bar dan rod grounding,

Konduktor utama grounding harus disiapkan dengan jumlah lubang terminal yang cukup,
seperti skun kabel, baut dll.

5. ELEKTRODA PEMBUMIAN

Setiap titik grounding harus memiliki standar UL 467 & BS 7430, setiap rod berlapis
tembaga memiliki diameter tidak kurang dari 14.2 mm dengan standar panjang 1800 mm,
dan terbuat dari core besi baja yang dibungkus tembaga dengan ulir dan socket joint,
ujung kepala yang bisa diputar dan koneksi Tape Clamp. Rod tembaga tersebut harus
memiliki lapisan elektrolit tembaga dengan ketebalan 0.25 mm. Kontraktor harus
menentukan panjang dan jumlah electrode yang dibutuhkan tiap grounding, setelah
pengukuran resistansi tanah dilakukan di suatu lokasi. Elektrode tersebut harus
dihubungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm yang terlajur di kedalaman 600mm
bawah tanah.

Jarak minimum antara dua electrode harus dua kali panjangnya electrode tersebut.

Ketika kondisi tanah menyebabkan sebuah rod ground tidak mungkin mencapai resistansi
tanah yang diinginkan, maka perlu menggunakan sebuah rangkaian electrode yang
79

digabungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dengan kedalaman 600mm di bawah
tanah, sehingga membentuk jaringan tembaga untuk mencapai nilai resistansi yang
diinginkan.

Semua sambungan yang digunakan untuk mendapatkan koneksi yang aman dan ukuran
yang cukup untuk menghindari korosi.

Jaringan grounding umumnya harus dipasang di kedalaman 600mm bersamaan dengan


tape tembaga 25mm x 3mm yang terkoneksikan dengan lingkaran sirkiut di sekeliling
gedung lengkap dengan terminasi grounding.

6. INSTALASI

Pemasangan semua konduktor dan komponen harus baik dan benar, sehingga pekerjaan
yang telah selesai tidak merusak tampilan dari gedung tersebut, dengan tetap
memperhatikan aspek kemudahan pemeriksaan dan perawatan sistem proteksi petir yang
diperlukan selama bangunan itu berdiri.

Semua komponen harus memiliki karakteristik mekanik dan elektris yang memadai dan
dipilih untuk mencapai masa pakai minimum 20 tahun serta memenuhi standar pengujian
komponen BS EN 50164. Semua material harus disiapkan untuk mendapatkan persetujuan
dari wakil pemilik proyek.

Desain system proteksi petir tidak boleh hanya menjamin proteksi bangunan dari
sambaran ke bawah saja, namun sambaran ke samping dengan mempertimbangkan
ketinggian gedung. Desain tersebut harus memiliki prinsip sangkar Faraday untuk
memproteksi manusia terhadap tegangan sentuh dan tengangan langkah dan peralatan
dalam gedung. Efek sambaran dari samping (side flashing) tidak diperbolehkan.

7. SURAT IJIN

Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan instalasi


sistem penangkal petir oleh Instansi Tenaga Kerja wilayah setempat hingga memperoleh
sertifikasi/rekomendasi.

8. PENGUJIAN/PENGETESAN

Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
80

Pengetesan yang harus dilakukan :

 Grounding Resistant test : Ukuran tahanan dari pentanahan dengan


mempergunakan metode standard.

 Continuity test :

Kontraktor harus memberikan laporan hasil testing tersebut.

Setelah penyelesaian instalasi, kontraktor perlu melakukan pengujian dan pengukuran


seperti yang diminta oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk memastikan pekerjaan
tersebut benar.

Setiap titik grounding harus menggunakan klem untuk mengkoneksikan tape tembaga dan
electrode. Koneksi ini harus disimpan di dalam kotak inspeksi. Kotak inspeksi harus terbuat
dari bahan polymer berkualitas, dan tahan UV.

9. Referensi Produk

Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Pemberi Tugas.

BAB XXI
PEKERJAAN PLAMBING

1. LINGKUP PEKERJAAN
 Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya, pengelolaan air bekas
termasuk: Pemilihan, pengadaan, pemasangan serta pengujian material
maupun sistem keseluruhan sehingga sistem plumbing dapat berjalan dan
beroperasi dengan baik dan benar sesuai gambar rencana dan persyaratan ini.
 Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plumbing.

2. SISTEM DAN UNIT UNITNYA MELIPUTI :


 Jaringan pipa air bersih untuk di dalam bangunan.
 Jaringan pipa pipa air kotor dan bekas di dalam bangunan.
 Jaringan pipa pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air bekas.

a). Pipa–pipa
 Untuk jaringan air bersih digunakan pipa PVC AW
 Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC kelas AW 10
kg/cm2 dengan sambungan solvent cement atau sesuai dengan jenis
pipanya.
81

 Untuk pipa pipa vent digunakan pipa PVC kelas AW (10 kg/cm²) dengan
sambungan solvent cement atau yang sesuai dengan jenis pipanya.
 Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan
menggunakan adaptor atau coupling.
 Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus dalam
keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan disambung ataupun
di dalam pipa itu sendiri.
 Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada dalam
beton/dinding.

b). FLOOR CLEAN OUT


Floor Clean Out yang digunakan di sini adalah Surface Opening Waterprooved
Type.
 Floor Clean Out terdiri dari :
 Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterprooving
Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga
mudah dibuka dan ditutup.

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk

1 Gate Valve 10 K Toyo / Kitz / Honeywell / Showa

2 Pipa air bersih & fitting PVC kelas AW 10 kg/cm2 Rucika / Wavin

3 Pipa Air Kotor dan Bekas PVC kelas AW 10 kg/cm2 Rucika / Wavin

3. KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang
pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh
Direksi.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung
oleh Pemborong.
3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar
detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan
kepentingan bangunan itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu
mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan / dilaksanakan.
82

5. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal RKS ini
akan dijelaskan dalam Aanwijzing.

BAB XXII
TATA SUARA

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan, pemasangan instalasi Sound System, sehingga berfungsi dengan baik
dan memuaskan. Pemasangan Sound System sesuai dengan gambar rencana.

2. BAHAN DAN PERALATAN


a) Power Amplifier.
Power Amplifier haruslah memiliki output total seperti ditunjuk dalam gambar
rencana dan tegangan output 70 V/100 V dan frekuensi response antara 50 Hz
sampai dengan 20 kHz. Distortion kurang dari 1% pada batas frekuensi.

b) Ceiling Loud Speaker


Loud speaker harus mempunyai frekuensi antara 80 Hz sampai dengan 18 kHz.
Mempunyai diameter 6 inchi, dengan sensitivitas tidak kurang dari 92 dB max.
Loud speaker dilengkapi dengan matching trafo 100 V dan ditap pada 1 watt
dan 3 watt.

c) Horn Speaker
Horn speaker harus mempunyai frekuensi 480 Hz – 5.5 kHz, dengan sound
pressure level ± 118 dB max. Power input (max) = 15 W. Impedance ± 10
Kohm.

d) Microphone
Paging Microphone type Dynamic Microphone dengan flexible microphone stem,
Patern UniDirectional condenser, selectable gain dan Frekuensi response antara
100 Hz sampai dengan 16 kHz. Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty
Press to Talk Switch dan 6-selectable zone.
83

e) CD Player
DVD/CD Player :
Frequency Response : 2 Hz – 20 kHz (+1/-3 dB)
Distortion : < 0.1%
S/N Ratio : > 90 dB
Capacity player : DVD/CD, MP3

f) Pipa Konduit

Semua kabel harus dipasang di dalam pipa konduit PVC High impact dia. 20 mm,
baik yang di atas plafond (horizontal) maupun yang di dinding/tembok/beton
(vertikal). Pemasangan pipa konduit vertikal harus inbow. Seluruh kotak
sambungan, persimpangan, dan lain lain harus dipasang tertutup sehingga tidak
akan masuk benda-benda lain ke dalam kotak tersebut. Seluruh saluran ini harus
terpisah dengan sistem saluran lainnya yang terdapat pada bangunan ini. Untuk
instalasi yang menyeberang jalan harus menggunakan jenis konduit galvanis

g) Kabel
Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi adalah sebagai berikut :
- NYMHY 3 x 1,5 mm2 : dari peralatan utama menuju terminal box
- NYMHY 2 X 1,5 mm2 : untuk instalasi ceiling speker

Uraian Spesifikasi Teknis Produk


No

1 DVD/CD Player, MP3 Bosch ,Teac, Philips

2 Pre Amplifier Bosch, Teac, Philips

3 Graphic Equalizer Phonic, DOD, Panasonic

4 Power Amplifier Bosch, Teac, Philips

5 Microphone. Bosch, Pioner, Sony

6 Ceiling Loud Speaker. Bosch, Panasonic, Toa

7 Column Speaker Bosch, Panasonic, Toa

8 Horn Speaker Bosch, Panasonic, Toa

9 Digital Announcer Bosch, Panasonic, Toa


84

Uraian Spesifikasi Teknis Produk


No

10 Volume Control Bosch, Panasonic, Toa

11 Kabel NYMHY, Kabelindo, Supreme, Kabel Metal, Tranka

FRC Fuji, Helucable, Nexan

12 Conduit PVC High Impact Ega, Clipsal, G-Visi


dia 20 mm

BAB XXIII
VISUAL DISPLAY

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan, pemasangan instalasi LCD Proyektor beserta motorized Screen,
sehingga berfungsi dengan baik dan memuaskan. Pemasangan LCD Proyektor
sesuai dengan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam
gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan
antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sistem LCD Proyektor &


motorized Screen di ruang Rapat dimana Pengadaan, pemasangan dan pengujian
kabel-kabel distribusi Sistem Visualnya serta Melakukan Testing, Commissioning
Visual Display System

Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang instalasinya menggunakan


pipa conduit High Impact. Semua peralatan dalam VISUAL DISPLAY ini harus diuji
oleh perusahaan pemegang keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan
tersebut harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem dengan baik.
85

PENUTUP

Semua peraturan dan persyaratan mengenai pekerjaan Interior,


mekanikal/elektrikal, dan mengenai bahan-bahan yang berlaku namun belum
tercantum, tetap mewajibkan Penyedia Jasa untuk mematuhinya. Apabila terdapat
perbedaan penafsiran pengertian mengenai pasal-pasal pada Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini akan dilakukan penetapan dilapangan oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.

Jakarta,10 Desember 2020


Konsultan Perencana
PT. DUTA CITRA KARYA

Wulan Indah Damayanti, ST.


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai