TA. 2020
KONSULTAN PERENCANA
PT. DUTA CITRA KARYA
SPESIFIKASI TEKNIS
PENATAAN RUANG KERJA LANTAI GF, 5, 6, 17 SELATAN DAN 21
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI
BAB I
KETENTUAN UMUM
1. Umum.
b. Spesifikasi Teknis ini sesuai dengan Spesifikasi Teknis yang telah dibuat
Konsultan Perencana PT. DUTA CITRA KARYA dan ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari dokumen pengadaan.
2. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan Persiapan.
b. Pekerjaan Interior Lantai Deputi.
a) Pekerjaan Arsitektur.
a) Pekerjaan Lantai.
b) Pekerjaan Partisi
c) Pekerjaan Plafond.
d) Pekerjaan kusen dan jendela.
e) Pekerjaan Pengecatan.
f) Pekerjaan Sanitary.
g) Pekerjaan Pelengkap Interior.
b) Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing.
a) Pekerjaan Elektrikal.
b) Pekerjaan Elektronik.
c) Power AC.
d) Pekerjaan Plumbing.
3
BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIK
a. Syarat-syarat Teknik.
a) Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong harus mempelajari
dengan benar dan berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang
tertulis pada gambar-gambar kerja dan RKS ini beserta lampiranya.
b) Pemborong diwajibkan melapor kepada Direksi/Konsultan Pengawas
setiap akan melakukan kegiatan pekerjaan dilapangan.
c) Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan-kelaian antara Gambar
Kerja dan RKS serta kesesuaiannya di lapangan maka pemborong
diharuskan melapor kepada Direksi/ Konsultan Pengawas/Konsultan
Perencana untuk segera mendapatkan keputusan. Pemborong
tidak dibenarkan memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan tersebut.
Akibat dari kelalain pemborong dalam hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemborong.
d) Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada pemborong
selama waktu pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat
penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan dianggap bahwa pemborong
telah benar-benar mengetahi tentang:
a) Letak Ruangan yang akan dikerjakan.
b) Kondisi ruangan pada saat itu.
e) Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) set
lengkap Gambar-gambar Kerja dan RKS ditempat pelaksanaan
pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap saat oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
f) Atas perintah Direksi/Konsultan Pengawas, pemborong diminta untuk
membuat Gambar-gambar penjelasan (Shop Drawing) berikut perincian
bagian-bagian khusus (Detail) yang biaya pembuatan gambarnya
menjadi tanggung jawab pemborong. Gambar tersebut setelah
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas secara tertulis akhirnya menjadi
gambar pelengkap dari Gambar-gambar Kerja yang ada.
b. Jadwal pelaksanaan.
a) Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah pemborong
dinyatakan sebagai pemenang lelang, pemborong harus segera
membuat :
a) Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang
digambarkan secara Diagram Panah (Network Planning) dan
Diagram Balok (Barchart).
4
d. Keamanan.
a) Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada
dan terjadi didaerah kerjanya terutama mengenai :
a) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan
baik disegaja ataupun tidak disegaja.
b) Penggunaan sesuatu bahan yang keliru/salah.
c) Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja.
d) Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak lainya.
b) Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, pemborong
harus melaporkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dalam waktu
paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih
lanjut.
c) Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, pemborong
harus menyediakan pengamanan antara lain Penjagaan, Penerangan
yang cukup diwaktu malam hari, pemagaran sementara di lokasi kerja
dan lain sebagainya.
g. Photo Proyek.
a) Photo Proyek harus dibuat oleh pemborong sesuai pengarahan dari
Direksi/Konsultan Pengawas dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Tahap I pada saat bobot pekerjaan 0% - 25%
b) Tahap II pada saat bobot pekerjaan 25% - 50%
c) Tahap III pada saat bobot pekerjaan 50% - 100%
b) Photo Proyek pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3 (tiga) set
dilampirkan bersama dengan laporan bulanan sesuai pencapaian bobot
pekerjaan dan penagihan termin.
c) Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari setiap tahap dan
sesuai dengan pengarahan dari Direksi/Konsultan Pengawas
dilapangan.
d) Photo setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan
singkat dan penempatan dalam album harus disetujui kuasa pengguna
anggaran serta teknis penempelannya dalam album ditentukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
7
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pekerjaan Pembongkaran.
a) Pekerjaan Pembongkaran.
a) Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana
pekerjaan harus memberitahukan kepada Direksi / Pengawas dan
pihak terkait (Pengelola Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin
pelaksanaan pekerjaan.
b) Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai
pekerjaan.
d) Pembongkaran.
a) Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat
guna dan aman. Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya
debu, suara dan getaran yang mempengaruhi lingkungan
sekitar/sekelilingnya.
b) Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk
bangunan yang tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan
pekerjaannya.
c) Segala kerusakan yang terjadi menjadi Tanggung jawab
pelaksana pembongkaran / kontaktor.
d) Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi
pekerjaan (proyek).
8
b. Pekerjaan Pengamanan.
a) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang - barang kantor /
peralatan di lokasi proyek, maka kontraktor wajib mengamankan /
melindungi barang-barang tersebut dari akibat pekerjaan bongkaran.
Material pelindung yang dipakai adalah berupa plastik lembaran atau
karton kardus atau material lain yang disetujui Direksi/Pengawas.
b) Pemasangan alat Bantu Scalf Holding atau bekisting atau tangga harus
dipasang secara hati-hati.
c) Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar
atau panel partisi pembatas setinggi ruangan atau sekat lainnya yang
diizinkan/disetujui oleh Direksi/Pengawas.
BAB IV
PEKERJAAN PLESTERAN
a. Persyaratan Bahan.
a) Bahan semen portland yang digunakan/dipakai harus terdiri dari satu
produk, mutu I dan yang disetujui Direksi serta memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam NI-8.
b) Bahan Pasir harus memenuhi syarat NI-3 dan PUBI-1982.
c) Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
9
b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Seluruh plesteran pada dinding Batu bata dengan plesteran instan ex.
MU setara campuran adukan 1 PC : 5 pasir, kecuali pada dinding Batu
bata semenraam/trasraam/rapat air.
b) Pada dinding Batu bata semen raam/rapat air, diplester dengan
campuran adukan 1 PC : 3 pasir (dilakukan pada bagian-bagian yang
ditentukan/ disyaratkan dalam detail Gambar Kerja)
c) Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan
mata ayakan seperti yang telah disyaratkan.
d) Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian
ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
e) Semen portland yang dikirim kesite/lokasi kerja harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan
tidak ada cacat.
f) Tebal plesteran 1,5 Cm dengan hasil ketebalan untuk dinding finish
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam detail Gambar Kerja. Ketebalan
plesteran yang melebihi 2 Cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat plesteran, pada bagian
pekerjaan yang diijinkan Direksi/Konsultan Pengawas.
g) Pertemuan antara plesteran dengan jenis pekerjaan yang lain, dibuat
naat (tali air) dengan lebar minimal 7 mm kedalaman 5 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
h) Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dikerjakan sesudah
plesteran berumur 8 hari (kering betul).
i) Kelembaban plesteran harus dijaga hingga pengeringan permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas
matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah
penyerapan air secara cepat.
10
BAB V
PEKERJAAN ALUMUNIUM
b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan Aluminium profil
beserta kaca harus dilaksanakan oleh ahlinya.
b) Kontraktor harus memeriksa semua permukaan yang akan
berhubungan dengan pekerjaan tembok, dan memberitahu Pengawas
seandainya permukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak
memungkinkan untuk pendapatkan perbaikan.
c) Kontraktor harus mengukur semua dimensi yang berhubungan dengan
pekerjaannya, ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawings
harus dikoreksi/diselesaikan bersama dengan Pengawas untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
d) Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat
yang ditentukan.
e) Bahan yang dipakai sebelum proses pabrikasi harus diseleksi terlebih
dahulu sesuai dengan bentuknya, toleransi punch, drill sehingga hasil
yang dicapai mempunyai ukuran yang presisi.
11
BAB VI
PEKERJAAN KACA
a. Persyaratan Bahan.
a) Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya,
dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan pengembangan (Float
glasss).
b) Toleransi lebar dan panjang Ukuran panjang dan lebar tidak boleh
melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c) Kesikuan. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi
kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
d) Cacat-cacat antara lain :
a) Cacat-cacat lembaran bening yang diperoleh harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
b) Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
c) Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang
dapat mengganggu pandangan.
d) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca
baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
e) Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar kearah luar/masuk).
f) Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang
adalah permukaan kaca yang berobah dan mengganggu
pandangan.
g) Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
h) Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
i) Mutu kaca lembaran yang digunakan AA.
j) Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 6 mm.
e) Bahan kaca harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982
a) Clear glass, ex Asahi Mas, tebal 5 dan 6 mm sesuaikan dengan
13
gambar.
b) Tempered glass, ex Asahi Mas, tebal sesuaikan dengan gambar.
c) Bahan untuk cermin menggunakan :
d) Clear Float Glass, tebal 6 mm, disatu permukaannya dilapisi
(Chemical deposited Silver)
e) Merk : Danta Mirror dengan bevel 3-4 cm keliling.
f) Permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak lainnya.
g) Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang
harus mendapat persetujuan Direksi, /Konsultan Pengawas.
h) Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda/haluskan, hingga membentuk
tembereng
b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
b) Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
c) Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi/
Konsultan Pengawas.
d) Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak
boleh menggunakan kapur.
e) Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem aci.
f) Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-
alat pemotong kaca khusus.
g) Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 cm
masuk kedalam alur kaca pada kosen.
h) Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak
dengan menggunakan cairan pembersih kaca merk Windex.
i) Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa
melalui kosen, harus dengan lem silikon produk Dow corning USA.
Warna transparant cara pemasangan dan persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
j) Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata,
tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan.
k) Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan
alat potong kaca khusus.
14
BAB VII
PEKERJAAN DAUN PINTU
a. Persyaratan Bahan.
a) Kayu harus memenuhi persyaratan diklasifikasi sesuai dengan
peraturan klasifikasi setempat.
b) Kayu lapis harus memenuhi british standart : bs 565 ; bs 1455 ; bs
3493 ; bs 3842 ; bs 4512.
c) Pekerjaan pintu kaca, harus memenuhi standart material kaca.
d) Pekerjaan finishing melamic harus memenuhi standart pengecatan 4
tahap (dempul, sending, warna & top coating).
e) Pekerjaan daun pintu kaca frameless harus memenuhi standart bahan.
b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Pekerjaan dan pemasangan serta ukuran daun pintu / kusen sesuai
dengan detail / gambar yang diterbitkan perencana & untuk jenis kayu
menggunakan kayu oven kamper kualitas 1 sedangkan untuk pintu
double playwood menggunakan triplek dengan ketebalan 6 mm di satu
mukanya menggunakan rangka kayu solid kamper.
b) Pekerjaan finishing natural doff, kontraktor harus mengajukan contoh
warna dan finishing untuk disetujui oleh perencana sebelum memulai
pekerjaan
c) Lem, rackol putih dan heverin (tergantung dari keperluan)
a) lem kayu + kayu atau bahan dari kayu lainnya dipakai lem putih
merkrackol atau aica aibon.
b) lem kayu + bahan jenis lain menggunakan lem epoxi; heverin.
c) pemakaian lem jenis lain harus mendapat rekomendasi dari
Direksi/Pengawas.
d) Kaca/glass, tebal 5-6 mm untuk lubang kaca merk ASAHI atau setara.
e) Teknik pengerjaan
a) Cara-cara pengerjaan harus memakai cara yang benar dan alat
yang benar.
b) Teknik penyambungan kayu dengan kayu harus diusahakan
dengan purus dan diperkuat dengan lem kayu (rackol putih).
c) Dalam konstruksi tertentu yang memerlukan perkuatan yang lebih,
harus dibantu dengan skrup, pemakaian paku tidak diijinkan
(rekomendasikan).
d) Pada pemasangan bahan penutup daun pintu hanya boleh dengan
15
BAB VIII
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
a. Persyaratan Bahan.
a) Semua bahan/material dalam pekerjaan harus berasal dari produk yang
bermutu baik, seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-
bahan yang telah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Mekanisme kerja dari semua peralatan harus disesuaikan dengan
ketentuan Gambar Kerja.
c) Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal yang
tertera nomor pengenalnya. Penggantung ini dihubungkan dengan
anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus
disediakan sebuah lemari anak kunci dengan 'backed enamel finish'
dilengkapi dengan kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan
nomor-nomor pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano
serta dilengkapi denah.
d) Perlengkapan Daun Pintu :
a) Kunci Pintu dari bahan metal setara merk Kend, Cisa, Dekson,
warna ditentukan kemudian, model 2 slaag, dilengkapi tanda
pengenal pada kunci tersebut.
b) Engsel yang digunakan adalah engsel Nylon 4” dengan ukuran
panjang 11 – 15 cm, dan dipasang sebanyak 3 buah tiap daun
pintu.
16
b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik
yang bersangkutan.
17
BAB IX
PEKERJAAN PENGECATAN
a. Persyaratan Bahan.
a) Bahan cat tembok yang dipakai adalah buatan dalam negeri setara
produk Dulux ICI, Jotun, Danapaint dengan contoh harus mendapat
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Warna, type akan ditentukan kemudian.
c) Jenis cat finishing/akhir :
d) Dulux ICI, Jotun, Danapaint digunakan sebagai cat finishing dinding
bata atau dinding partisi sesuai yang dijelaskan pada gambar.
e) Pengecatan untuk dinding bagian dalam/luar dilakukan berlapis,
minimal 3 kali/lapis pengecatan.
f) Untuk bidang dinding yang berhubungan cuaca menggunaan jenis cat
weathershield.
g) Cat Dasar/Plamuur:
a) Digunakan Cat setara Merk Dulux ICI, Jotun, Danapaint untuk
dinding/beton.
b) Lapisan cat dasar minimal dilakukan 1 lapis sampai rata dan sama
tebalnya.
c) Bahan pelapis dasar adalah plamur setara merk ICI, Jotun,
Danapaint.
18
b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan
teknis dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Direksi/
Konsultan Pengawas.
c) Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus
rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
d) Sebelum dicat dasar, setelah dinding halus dan rata, dilapis plamur
sampai dua kali lalu diamplas sampai halus dan rata.
e) Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan telah
diratakan/ dihaluskan dengan amplas. Plesteran harus betul- betul
kering, tidak ada retak - retak dan telah diterima/setujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
f) Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat
contoh-contoh warna, untuk disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
g) Pengecatan
h) disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana
pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik/halus.
i) Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan memenuhi
persyaratan dan telah selesainya pekerjaan-pekerjaan yang ada di
dalamnya.
j) Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindari terjadinya sentuhan
benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama
2 jam.
a. Persyaratan Bahan.
a) Bahan cat setara merk Dulux ICI, Jotun, Danapaint, warna, type
ditentukan kemudian atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Jenis Cat Finishing/Akhir :
a) Bahan cat setara merk Dulux ICI, Jotun, Danapaint, warna, type
19
b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan
teknis operatip dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada
Direksi/ Konsultan Pengawas.
c) Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus
rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
d) Sebelum dicat dasar, bahan/permukaan plafond halus dan rata, dilapis
plamur sampai dua kali lalu di amplas halus.
e) Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan diratakan/
dihaluskan dengan amplas. Dasar Plamur dan permukaan dasar harus
betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
f) Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat
contoh-contoh warna, untuk disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
g) Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk
permukaan dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas
yang baik/halus.
h) Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan memenuhi
persyaratan.
i) Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindari terjadinya sentuhan
benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama
2 jam.
a. Persyaratan Bahan.
a) Bahan cat setara merk Impra, Propan setara type ditentukan kemudian
atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
20
b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan
teknis operatip dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada
Direksi/ Konsultan Pengawas.
c) Sebelum dicat dasar, bahan/permukaan kayu halus dan rata, dilapis
wood filler lalu di amplas halus.
d) Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat
contoh-contoh warna dengan tahapan sesuai petunjuk pabrik, untuk
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
e) Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan spraygun.
f) Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindari terjadinya sentuhan
benda-benda dan pengaruh pekerjaan - pekerjaan sekelilingnya sampai
kondisi kering.
BAB X
PEKERJAAN SANITAIR
1. Pekerjaan Sanitair. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada ruang Toilet dan untuk
cubical toilet menggunakan skatan dari partisi dengan rangka hollow dicat serta
seluruh detail ruangan sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar kerja.
a. Persyaratan Bahan.
a) Pemasangan closed. Closed Duduk untuk Toilet setara produk
Toto/setara type standard atau setara, warna ditentukan kemudian.
b) Pemasangan Kran Air. Seluruh type dan model kran air sesuai
fungsinya misalnya : untuk Toilet, Wastafel, memakai Stainless Stell
Merk Toto atau setara.
c) Pemasangan Floor-Drain dan Roof Drain:
a) Floor Drain dipasang pada lobang buangan air yang terdapat pada
lantai Toilet, atau tempat lain yang ditunjukkan dalam gambar
detail, memakai bahan fibre dengan ketebalan 6 mm sedangkan
untuk roof drain berbahan metal.
b) Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
21
b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik
untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.
b) Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan
pengganti harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan Pemborong.
c) Sebelum pemasangan dimulai, Pemborong harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
dengan gambar.
d) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan spesifikasi
dan sebagainya, maka Pemborong harus segera melaporkannya
kepada Direksi/ Konsultan Pengawas .
e) Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila
ada kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
f) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
g) Pemborong wajib memperbaiki/mengulangi bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
Pemborong, selama kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh
tindakan Pemberi Tugas.
h) Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang
sempurna, rapi dan lancar dipergunakan.
BAB XI
PEKERJAAN PLAFOND
g. Persyaratan Bahan.
a) Rangka plafond menggunakan Metal Furing, dengan bahan zincalume
galvanis.
a) Metal Furing.
b) Top Cross.
c) Wall Angle.
d) Furing Joint.
e) Cross/C Channel Joint.
f) Channel Clamp.
g) Suspension Clip.
h) Angle Clip.
i) Bahan yang diproses pabrik harus diseleksi dahulu sesuai dengan
bentuk, toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan,
pewarnaan yang disyaratkan oleh Direksi/Pengawas.
j) Pengisi Plafond : digunakan gypsumboard, gypsum tile, multipleks
dan kalsiboard. Harus berasal dari sumber yang disetujui
Direksi/Pengawas dengan ketebalan 9 mm, atau sesuai yang
diusulkan pabrik metal furing system..
k) Accessories :
Sekrup.
Joint Filler.
Joint Tape.
Joint Kompon.
Lain-lain sesuai persyaratan pabrik sehingga sesuai dengan
ukuran rangka/panil dan material rangka/panil yang telah
terpasang.
l) Bahan finishing :
Finishing untuk bagian rangka metal furing yang tampak dari
luar.
Warna ditentukan kemudian.
Produk yang digunakan Elephant, Knauf atau Jayaboard.
b) Bahan Gypsum Tile ukuran (60x120)cm. bahan yang akan digunakan
tidak boleh cacat. Sebelum digunakan dan dipasang, contoh bahan
plafond harus diajukan terlebih dahulu kepada Direksi/Pengawas untuk
dimintakan persetujuan penggunaan material. Ketebalan yang
digunakan untuk plafond adalah 9 mm.
23
h. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan lubang) termasuk mempelajari bentuk, pola lay
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
b) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat shop drawing sesuai
ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang disetujui oleh Direksi/Pengawas,
dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
c) Pelaksana Pekerjaan wajib membuat mock up sebelum pekerjaan
dimulai dan dipasang.
d) Sebelum pemasangan, penimbunan rangka metal, bahan plafond dan
material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
e) Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,
baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat
bekas penyetelan.
f) Desain dan produksi dari sistim plafond harus mendapat persetujuan
dari Direksi/Pengawas, serta sesuai dengan yang tercantum dalam
dokumen gambar.
g) Pemasangan plafond gypsumboard dan yang lainnya tidak boleh
menyimpang dari ketentuan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik.
h) Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dari pabrik
pembuatnya.
i) Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam
gambar dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang
diizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).
24
BAB XII
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING
1. Pekerjaan Screed. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing
lantai dan dinding pada seluruh detail yang disebutkan atau ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
a. Persyaratan Bahan.
a) Semen portland harus memenuhi NI-8, SII 0013 81 dan ASTM C 150-
78A.
b) Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.
25
b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan
pasir urug dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah
dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah
mempunyai daya dukung maksimal.
b) Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan
kerikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5 .
c) Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 3-5 Cm atau sesuai yang
ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar.
d) Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya
diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Direksi /Konsultan Pengawas.
a. Persyaratan Bahan.
a) Lantai Screed. Lantai Screed yang dimaksud adalah lapisan dasar
pada area di atas lantai beton yang tidak rata/level dan rusak sesuai
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas.
b) Keramik Tile
Jenis : Ubin Keramik
Motif : ditentukan Direksi/Pengawas.
Ketebalan : 6 mm
Wama/Corak : Ditentukan kemudian
Ukuran : sesuai pada gambar
Produk : Roman atau setara.
Adukan pengisi siar dan nat memakai produk am. Wama ditentukan
kemudian.
c) Granite Tile
Jenis : Granit Alam
26
d) Carpet Tile
Jenis : Fiber 100% Nylon
Ketebalan : 3-5,5 mm.
Wama/Corak : Ditentukan kemudian, sesuai arahan
Direksi/Pengawas
Ukuran : (50x50 )cm atau sesuai pada gambar
Primary Backing : Non Woven
Secondary Backing : PVC + Fiberglass
Produk : Batavia Carpet atau setara.
b. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Pemasangan Ubin Keramik dan Granite Tile:
a) Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan
diharuskan menyampaikan contoh material keramik tile yang akan
dipergunakan kepada Direksi / Pengawas untuk memperoleh
persetujuannya.
b) Pemasangan pelapis lantai harus dilaksanakan oleh orang/tukang
yang benar-benar ahli untuk memperoleh hasil yang baik dan
memuaskan.
c) Untuk keperluan pemotongan / sambungan / lasan harus
menggunakan mesin pemotong kwalitas baik, agar diperoleh hasil
pemotongan yang baik dan memuaskan.
d) Seluruh rongga pada permukaan ubin bagian belakang harus terisi
dengan adukan sewaktu pelapis lantai dipasang.
e) Pola pemasangan pelapis lantai harus sesuai dengan Gambar
Kerja / Shop Drawing atau sesuai dengan petunjuk Direksi /
Pengawas.
f) Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2 M2.
g) Persyaratan pelaksanaan aduk & pengisi aduk perekat harus
sesuai dengan spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik.
h) Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus
dihindarkan dari injakan atau pemberian beban.
BAB XIII
PEKERJAAN PARTISI GYPSUM, BACK DROP
DAN COVER KOLOM
1. Pekerjaan Partisi Gypsum, Back Drop dan Cover Kolom. Pekerjaan ini meliputi
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan dalam pelaksanaan pembuatan Partisi dan Back Drop dan Cover
Kolom pada area yang tertera dalam gambar rencana, hingga diperoleh hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna. Pekerjaan pemasangan partisi Gypsum board
ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukan dalam dokumen gambar
serta mengikuti petunjuk Direksi/Pengawas.
a. Persyaratan Bahan:
a) Rangka. Rangka vertikal dan horizontal menggunakan metal stud dan
runner berbahan steel galvanized, berupa profil kanal C (C-Channal).
b) Penutup partisi. Penutup partisi menggunakan Gypsum Board yang
bermutu baik produk Jaya Plasterboard atau produk lain yang setara,
tebal = 12 mm.
28
b. Pelaksanaan:
a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan lubang) termasuk mempelajari bentuk, pola lay
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
b) Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat shop drawing sesuai
ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang disetujui oleh Direksi/Pengawas,
dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
c) Pelaksana Pekerjaan wajib membuat mock up sebelum pekerjaan
dimulai dan dipasang.
d) Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
e) Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih
dahulu di atas bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk
diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi/Pengawas.
f) Modul rangka vertikal metal stud adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
g) Bahan penutup penutup menggunakan gypsum dengan mutu bahan
seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar.
h) Gypsum board dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan
alat bor listrik dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar
minimal berjarak 300 mm.
i) Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.
j) Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan
sebelumnya diberi paper tape khusus gypsum. Setelah compound
kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum
board hilang.
k) Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material
lain, diberi corner bead dan dicompound dan diamplas dengan baik.
29
BAB XIV
PEKERJAAN CUSTOM MADE FURNITURE
3. Syarat Pelaksanaan :
c. Bahan Finishing :
a) Finishing Melamic :
a) Finishing melamic yang dipakai adalah warna yang sesuai
dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh
Perencana dengan syarat intensitas warna sama antara masing-
masing bagian bidang permukaan kayu/plywood. Contoh warna
melamic, harus diajukan terlebih dulu oleh kontraktor, untuk
disetujui Direksi/Pengawas dan Perencana.
b) Lapisan akhir : seluruh kayu/plywood bagian top harus diberi
lapisan akhir dengan jenis polyurethane, atau sesuai dengan
ditunjukkan dalam gambar rencana.
c) Semua bagian kayu yang terlihat (exposed) harus difinish,
termasuk semua permukaan yang terlihat bila pintu dan laci dibuka
dan ditutup.
d) Pekerjaan finishing kayu harus dilaksanakan sebagai berikut :
Digosok dengan amplas no. 2 sampai 0
Diberi wood filler, ICI atau Nippon paint dan dikerjakan spray
gun.
Digosok dengan amplas duco
Diberi bahan pewarna (wood stain) dengan teknik spray gun
sesuai dengan warna yang ditentukan Perencana. Bahan
pewarna : IMPRA, NIPPON PAINT atau sejenis.
Sanding sealer dengan spray gun. Bahan sanding sealer:
IMPRA, NIPPON PAINT atau sejenis
Digosok dengan amplas ducco
Melamic coating dengan spray gun, ICI, NIPPON PAINT atau
sejenis.
b) Finishing HPL :
a) Persyaratan : High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah
ex Grassmerino motif kayu dan warna solid atau Setara, warna
sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh
Perencana.
b) Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk
finishing HPL dengan profil post forming adalah dengan ketebalan
maksimal 0,8 mm.
32
c) Bahan Pelengkap/Hardware :
a) Jenis : Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk
furniture ini adalah produk Hafele ex Jerman, Blum ex Austria atau
Stanley.
b) Untuk handel laci/pintu lemari digunakan ex Vogel atau setara,
metal/besi dengan diameter handel 12mm panjang +15 cm, kecuali
disebutkan lain dalam gambar rencana/desain (misal dengan finger
pull, dll).
c) Glides untuk kaki meja / kursi / sofa / credenza : Berbahan plastik
atau karet keras harus berasal dari sumber yang disetujui
Direksi/Pemgawasdan dianggap memenuhi persyaratan
penggunaan setelah pihak Pelaksana mengajukan contohnya.
d) Tacon : Bila digunakan plastik dalam bentuk Tacon ex Jerman atau
setara untuk bahan penutup permukaan BAGIAN BAWAH meja,
lemari simpan dan lain-lain, dipersyaratkan dengan kwalitas yang
baik dan warna merata.
e) Hardware : Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci
dll, harus kuat dan tepat, sehingga mudah digunakan dan mudah
dibuka – tutup.
f) Elemen Lepasan: Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan
sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam
ukuran yang berakibat pada kerapihan bentuk dan desain harus
dihindari. Bila hal itu terjadi, Pelaksana harus mengganti sebagian
atau seluruh bagian yang tidak sesuai.
d) Penyesuaian Pembersihan :
a) Penyesuaian : Sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu
dilakukan penyesuaian/penyetelan untuk menguatkan konstruksi
furniture yang sudah dibuat.
b) Pembersihan : Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum
penyerahan barang, Pelaksana harus membersihkan seluruh
noda, bekas goresan maupun kotoran bekas tangan pekerja.
Penyerahan furniture harus dalam kondisi yang baik dan
sempurna.
33
d. Syarat Pemeliharaan.
a) Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak,
cacat atau ternoda.
b) Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena
pekerjaan lain yang mungkin dapat menyebabkan rusaknya furniture.
c) Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara
seluruh furniture, sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak
Pemberi Tugas.
d) Finishing ulang : adanya perbedaan suhu di bengkel dan di
proyek / site akan mempengaruhi kadar kelembaban dan finishing
dari furniture. Apabila setelah ditempatkan di site diperlukan finishing
kembali, maka biaya yang timbul ditanggung oleh Pelaksana.
BAB XV
PEKERJAAN KURSI KERJA, KURSI HADAP,
KURSI RAPAT DAN MEJA RAPAT
1. Persyaratan Umum.
c. Hak Cipta. Persyaratan : Harus dipastikan bahwa tidak ada hak cipta yang
dilanggar. Penggunaan hasil ciptaan orang lain harus mengikuti seluruh
cara / kondisi yang disyaratkan pihak pencipta.
d. Ajuan.
a) Teknik ajuan: Detail data ukuran teknis dan spesifikasi bahan kursi
kerja.
b) Ajuan foto dan Brosur: sesuai dengan standard produksi pabrik
pembuatnya.
2. Produk.
a. Tingkat Kwalitas.
a) Semua material harus dengan mutu terbaik.
34
3. Syarat Pelaksanaan.
a. Umum.
a) Persyaratan : Pembuatan dan perakitan seluruh kursi harus dalam
ukuran yang tepat, dan sesuai dengan data-data yang telah
dispesifikasikan pabrik.
b) Persetujuan : Semua kursi kerja harus diperiksa dan mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas.
.
b. Mock Up.
a) Semua Kursi (kursi kerja, kursi hadap, dan kursi rapat), diwajibkan
diajukan contoh prototype/mock-up nya oleh Kontraktor.
b) Persetujuan : Semua kursi di atas harus diperiksa dan mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas , Perencana dan Pemberi Tugas.
4. Syarat Pemeliharaan.
BAB XVI
PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
3). Plambing
5. c. GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari
pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian
serta pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
38
6. d. KOORDINASI
Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
39
a) Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat koordinasi proyek
yang diatur oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK),
dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Kontraktor
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar
ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan
alamat manufacture, catalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan Konsultan Perencana antara lain :
- Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas
cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva
yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-
peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap
kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa
40
tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam jangka
waktu tertentu dengan baik.
Konsultan Manajemen Konstruksi tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang
akan dipakai dan semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan
pengambilan contoh/ dokumen ini.
Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi
spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan dan
bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai spesifikasi
bila sudah ditunjuk sebagai Kontraktor.
Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu hal
yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus
dari jenis setaraf atau lebih baik (equal or better) yang disetujui.
Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi Konsultan
Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest oleh pabrik yang
bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.
41
Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan dipasang
dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor
harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang
terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya
dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
6) Perlindungan Pemilik
f. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1) Pelaksanaan pemasangan
Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan dalam
menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Kontraktor sesuai
actual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak
memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali performanya dari
peralatan tersebut dan memintakan persetujuan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi.
2) Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan
dikirim oleh Konsultan Manajemen Konstruksi kepada Konsultan Perencana.
5) Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena
43
g. PENGAWASAN
6. Laporan Pengetesan
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pembuatan kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih
dahulu mendapatkan ijin dari pemberi tugas/Konsultan Manajemen
Konstruksi.
45
j. PENJAGAAN
k. AIR KERJA
a) Semua kebutuhan air yang diperlukan dalam setiap bagian pekerjaan dan
sebagainya harus disediakan oleh pihak Kontraktor.
b) Apabila menggunakan sumber air yang sudah ada (existing) harus dilengkapi
dengan meter air, dan berkoordinasi dengan Konsultan Manajemen
Konstruksi terlebih dahulu.
b) Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan
pertama pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.
a) Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun
terhitung sejak saat penyerahan pertama.
g) Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh
Kontraktor dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah :
Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
(lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy telah
diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
p. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila
peralatan mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan
di dalam spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab
terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi
syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan
telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
q. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Kontraktor harus menyelenggarakan
semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi kepada orang
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap
dengan 3 copies buku Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built
drawing, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.
c) Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut,
sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
49
b) Lingkup Pekerjaan
Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah
disebutkan dalam gambar/Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak
disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk memperoleh suatu
sistem yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna, pasangan pada lantai
dan pintu dilengkapi master key.
Menggunakan plat baja minimum 2,0 mm dengan rangka besi siku, kompak
dan kuat sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat hubung
singkat.
Terminal-terminal untuk kabel masuk atau keluar serta kabel kontrol diatur
sedemikian rupa sehingga kabel-kabel tersebut tidak mengganggu
komponen-komponen panel.
Meter dan indikator sesuai gambar dengan perletakan yang mudah dilihat.
Seluruh bagian baja/besi dicat dengan powder coating warna abu-abu kanzai
atau ditentukan kemudian.
Jumlah dan jenis komponen panel harus sesuai dengan gambar rencana.
Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus dicat dengan cat
bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu
panel-panel harus dilengkapi dengan master key.
51
Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluannya dan telah disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Spare
space harus disediakan sesuai gambar.
a). Accessories
Bus bar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya
harus buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan
kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
b). Busbar
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar
phase R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya
busbar harus diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam
busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari 65°
C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN,
dimana lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas
yang timbul.
Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum
conduktivitas 98%, rating amper sesuai gambar.
Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai
berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau/Kuning
52
a) Lampu RM T8/LED
Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm dengan cat
powder coating warna putih, Louvre alanod
ABS & brass lampholder G14 & Preconnector PVC cable
Tabung lampu adalah TL LED 2 x 8 Watt ( Philips, Osram )
b) Lampu Baret
Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan cat
powder coating warna putih
Tabung lampu yang dapat dipakai adalah type ess LED 10 W atau sesuai
dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
c) Lampu Down Light type Outbow, fixtures harus dilengkapi dengan reflector
alluminium tebal minimal 1.2 mm.
Lampu yang dipakai dari jenis lampu led 11 W atau sesuai gambar. Contoh
harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah
tipe pemasangan masuk/inbow (flush mounting).
Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact.
Rak kabel terbuat dari plat galvanis dan buatan pabrik, ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan dan gambar perencanaan.
Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup
pengaman.
Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan
harus rata (horizontal).
Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
b). Kabel–Kabel
Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa
galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu
rak kabel.
Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam
konduit.
Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling
menyilang.
Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus
uji dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.
Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 80 cm dan diberikan pelindung pipa
galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.
Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap
jarak 1 meter.
Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15x diameternya. Di
atas belokan tersebut diletakan patok beton bertuliskan “KABEL TANAH” dan
arah belok.
Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin disesuaikan dengan gambar dan
kondisi setempat apabila terjadi kesulitan dalam menentukan letak tersebut
dapat meminta petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
58
Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik /rapi sehingga
tidak saling tindih dan membelit.
Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang
menelusuri dinding (outbow) harus dilindungi dengan pipa pelindung. Agar
diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan
klem-klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak rapi.
Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus
menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius minimal 15 x
diameter kabel.
Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel
harus disesuaikan dengan phasanya.
Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable
ladder), diklem dan disusun rapi.
Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak-kontak
dan 1.500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
7). Pengujian
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan ditest satu per satu seperti
misal pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan
semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Kontraktor,
dengan schedule/pengaturan waktu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi. Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk
lampiran penyerahan pertama pekerjaan.
5 Digital Power Meter PDTR Multi function power meter Schneider, Socomec, ABB
11 Kabel – kabel NYY, NYA, NYMHY, NYM, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal, Tranka,
NYFGbY Eterna
62
16 Stop kontak, Saklar Type standard Panasonic / Clipsal / Legrand / Broco /MK
17 Kabel tray / kabel ladder Galvanized Three Star / Metosu / Tri Abadi / Interack /
setara
BAB XVII
. Melampirkan brosur, minimum 1 (satu) set asli dari setiap item unit yang
ditawarkan.Pada brosur tersebut spesifikasi teknis yang terkait terhadap peralatan
terpilih harus diberi tanda dengan stabilo, misalnya, kapasitas, pemakaian daya, kurva
performansi, part load, performansi, kondisi, performansi kebisingan dan vibrasi, berat
operasi, dimensi dan lainnya, sehingga dapat diketahui secara jelas/detail kondisi unit
terpilih.
63
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built
drawing), petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini
dari pihak pemilik bangunan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua
persyaratan yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar,
perincian penawaran (bills of quantity), standard dan peraturan yang terkait,
petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Pengawas
Lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas
pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya.
a. PERALATAN UTAMA
Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit (IU)
dan condensing unit (OU) berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit
tersebut. Kapasitas masing-masing unit sebagaimana yang tertera pada
gambar rencana.
Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit
(perfomance) dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan
yang bergerak harus menggunakan unit vibration mounting dan dibalance
dengan teliti untuk menjamin vibration (getaran) yang kecil.
Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol, lengkap
dengan pemipaan. Setiap unit harus mempunyai satu atau lebih kompresor
dan masing-masing kompresor mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal
sirkuit tersendiri.
64
b. PIPA REFRIGERANT
Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan
sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering
dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek
mungkin.
Pipa tembaga dari jenis L yang dehydrated dan sealed. Diameter pipa yang
dipakai harus disesuaikan kembali dengan kapasitas pendingin mesin dan
panjang ekivalen pipa.
Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan panjang pipa tidak
melebihi yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung dengan
perantaraa wrought copper fitting atau non porous brass fittings, dan
dianjurkan dipakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti
nitrogen kering kedalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan
terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan “Ashrae Guide
Book” dan atau persyaratan pabrik.
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertical.
Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk
sudut belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan
long radius dan dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka
menggunaan short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari
Pengawas Lapangan dan konsultan perencana.
Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna.
Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari
bahan yang dipaksakan.
65
c. PIPA KONDENSASI
Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu bagian luar dari kotoran-
kotoran yang melekat dan disambung dengan lem perekat yang dianjurkan
oleh pabrik pipa.
Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk mencegah kebocoran
dan tidak diperkenankan memakai plumber rope, sedangkan untuk
sambungan menggunakan lem, semua bagian yang akan disambung harus
sudah bersih, kering dan bebas dari debu, kotoran dan hendaknya dipasang
sependek mungkin.
Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalamnya dari
kotoran-kotoran yang melekat.
Pipa-pipa yang menembus dinding / plat beton harus memakai sleeve dan
sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building
sealant.
Pipa harus dites sampai 10 kg/cm² selama 24 jam.
Gantungan pipa sesuai dengan gambar detai, jarak gantungan
pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
- sampai ½” : berjarak 1,2 m
- diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
- diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
Penggantung pipa pada plat betton memakai phillip red head (dyna-bolt)
Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang
dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk
sudut belokan 90º dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan
long radius dan dalam hal kondisi setempat tidak memungkinkan maka
menggunaan short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan
perencana.
Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna.
Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
66
Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari
bahan yang dipaksakan.
Pipa drain (kondensasi) dari PVC class AW dan dilengkapi dengan isolasi.
d. PEKERJAAN DUCTING
a) Ducting system terbuat dari Poly Urethane Form Rigid atau lebih dikenal
dengan ducting PU yang diberi penguat yang baik dan dipasang tergantung
pada konstruksi bangunan secara kokoh, menurut ketentuan yang telah
ditentukan oleh SMACNA.
Description Keterangan
Ukuran PU 400 x 120 x 2
Density 52 +/- 2kg/m3
Tebal Alumunium Foil 80 micron
Fire Retardant Class O
Thermal Conductivity 0.020 w/m.k
Friction Lose 0.0135
Weight 1.45 kg/m2
Air flow max 12 m/s
b) Seluruh duct segi empat harus digantung dengan syarat sebagai berikut :
Uk. Sisi Penggantung Penggantung Jarak terjauh
terbesar Duct bulat besi siku
-- s/d 30” Diameter 1/4” L.25.25.3 2,5 m
31” s/d 42” Diameter 1/4” L.30.30.3 2,5 m
43” s/d 60” Diameter 5/16” L.40.40.3 2,5 m
61” s/d 84” Diameter 5/16” L.50.50.3 2m
85” s/d 96” Diameter 1/4” L.50.50.3 2m
98” keatas Diameter 1/4” L.50.50.3 2m
c) Seluruh duct dengan ukuran sisi lebih besar dari 20” harus dipatah silangkan
(croos broken) serta diberi besi penguat. Rangka besi penguat yang harus
dipasang pada sisi duct harus memenuhi syarat sebagai berikut:
d) Untuk menggantung duct seperti diatas, bahwa duct tidak boleh menempel
dengan support dan harus diberi cincin (washer) dari tembaga atau bukan
non metal.
f) Balokan lengkung dengan jari-jari dalam lebih kecil dari pada sisi duct,
balokan harus diberi sudut-sudut pengeras tipis (single thickness vanes).
g) Pada cabang utama dari duct harus dipasang volume damper (splitter
damper) dari jenis multiplek blade dengan lebar maximum 8”. Setiap splitter
damper harus dapat diatur dan ditetapkan dengan pengikat yang tidak akan
berubah diakibatkan oleh getaran.
h) Seluruh ducting AC harus diisolasi dengan fibre glass setebal 1 inchi dilapisi
dengan alluminium foil satu sisi tahan api, dan diikat dengan alluminium
tape tahan api.Seluruh material harus dari kualitas terbaik 2 lb / ft
Sambungan-sambungan Flexible
a) Sambungan antara duct dengan mulut fan harus dipasang penghubung yang
bersifat flexible untuk mencegah terjadinya penerusan getaran yang
diakibatkan oleh fan. Bahan tersebut terbuat dari terpal dua rangkap ex.
Luar Negeri.
b) Seluruh diffuser dan grille harus dipasang rapat dan diberi karet penyekat
atau gesket.
e. VENTILASI
Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
diikuti. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap tipe, kemampuan
(performance) peralatan, perlengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar
“Referensi Produk” yang menyertai dokumen ini.
68
BAB XVIII
PEKERJAAN FIRE ALARM
1. Umum
Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. Sistem
Fungsi sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah sistem deteksi awal apabila
terjadi kebakaran, dimana pada waktu terjadi kebakaran akan memberikan indikasi
secara audio (bell) maupun visual (lampu warna merah) dari mana asal kebakaran
tersebut dimulai, sehingga dapat diambil tindakan pencegahan sedini mungkin.
Fire alarm system ini menerima signal kebakaran yang diberikan baik secara
otomatis dari detector maupun secara manual dari push button box.
3. Lingkup Pekerjaan
Kontraktor yang menangani pekerjaan instalasi ini harus melaksanakan pengadaan,
pemasangan & pengujian serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi dengan
baik dan siap untuk dipakai. Bahan bahan dan peralatan peralatan pembantu
instalasi fire alarm system harus sesuai dengan persyaratan persyaratan pekerjaan
dan gambar instalasi fire alarm system.
Lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pengadaan, pemasangan dan pengetesan Panel Kontrol MCFA dan sistem yang
sudah terpasang.
Pengadaan, pemasangan dan pengetesan instalasi kabel dari MCFA ke
Anounciator.
Pengadaan, pemasangan semua jenis Detektor, Manual Station, Indicator
Lamp, Alarm Bell.
Pengadaan, pemasangan Junction Box di setiap lantai.
Sistem Listrik.
Sistem Air Conditioning dan Fan.
Sistem Lift.
Melaksanakan training (on Site & Class Room) dan menyerahkan buku technical
manual.
j). Kabel
72
Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi fire alarm adalah sebagai berikut :
- NYA 2 x 1,5 mm2 : dari MCFA ke Detector di terminal box
- NYA 2 X 1,5 mm2 : kabel power horn & strobe & PAC
- NYA 2 x 1,5 mm2 : instalasi antar detector dan manual break glass
- Instalasi pengkabelan lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Untuk manual push button/manual call point, alarm bell, red lamp dipasang pada
ketinggian 1,5 m dari lantai.
Disekitar detector harus ada ruangan bebas sekurang kurangnya pada jarak 0,6 m
dari detector tanpa ada timbunan barang atau alat alat lainnya.
Semua kabel harus dipasang di dalam conduit, baik yang di atas plafond
(horizontal) maupun yang di dinding/tembok/beton (vertical), ukuran conduit dan
kabel harus sesuai gambar rencana.
Pemasangan Peralatan Utama ditempatkan pada Ruang Kontrol atau sesuai dengan
Gambar Perencanaan.
5. Interconnecting Interlock
Instalasi Fire Alarm ini, harus dipasang interlock/Interfacing dengan Panel Listrik
dan Peralatan lainnya termasuk pemasangan kabel kontrol dan relaynya, seperti
yang disebutkan dalam Gambar Perencanaan.
6. Testing/Commissioning
Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus dilakukan testing/pengetesan,
yang disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan alat pemanas dan untuk smoke
detector menggunakan asap.
Tiap tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor urutan zonenya.
7. Lain–Lain
Peralatan peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi
dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
8. Referensi Produk
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi
teknis. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf
dan Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
73
Colour : Red
BAB XIX
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan dan pemasangan valve-valve dari sistem instalasi/pemipaan di
setiap gedung sesuai pentahapan pembangunan gedung tersebut.
Pengadaan dan pemasangan sprinkler dari sistem instalasi di gedung sesuai
pentahapan pembangunan gedung tersebut.
74
3.INSTALASI PEMIPAAN
Menggunakan sambungan ulir/screwed atau las untuk pipa berdiameter 75
mm ke bawah dan menggunakan sambungan flanged untuk diameter pipa 100
mm ke atas dengan maximum dua batang pipa serta pada belokan minimal 5
kali diameter pipa dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya (long
elbow).
Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua
batang pipa pada pipa lurus.
Untuk mencegah terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus
terlebih dulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari
asbes.Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet
secara homogen
Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi (pipa induk), dipasang balok-balok
dari beton dengan campuran yang kuat (K.225) dan dipasang setiap ada
sambungan pipa (tee, elbow, valve ) dan sebagainya.
BAB XX
PEKERJAAN TELEPON
1. LINGKUP PEKERJAAN
- Pengadaan dan pemasangan PABX lengkap dengan MDF.
- Mempersiapkan jaringan dalam (indoor wiring system), meliputi penyediaan dan
pemasangan:
Kabel dan pipa instalasi telepon
- Kabel feeder telepon
- Kotak kontak telepon
- Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang pekerjaan ini.
- Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat eksekutif
lengkap dengan display dan hands free (supply by Owner)
- Pengadaan dan pemasangan terminal box telepon.
- Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem telepon
tersebut dapat berfungsi dengan tepat dan benar.
- Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem telepon.
2. KETENTUAN TEKNIS
a). PABX yang ditawarkan dengan kapasitas 4 line CO, 4 digital Extension dan 20
line analog
Mempunyai fitur sbb :
- Off Hook Call AnnounceStation Lock Password
- Account Code
- Feature Promting Soft Key
- Automatic Call Distributor
76
- Remote Maintenance
- Automatic Call Distribution
- Automatic wake-up calls
- Call restriction
- Message registration
- Message waiting Indicators
- PMS Interface
- Call Transfer
- Call Hold
- Waiting Massage
- Call Pick UpPesawat Telepon
o Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan peralatan bantu lain
yang sesuai serta dipasang dengan cara yang benar.
e). Outlet
Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush mounting
dan bukan jenis claw fix.
Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.
3 Outlet telepon Tipe : Flush & jack – standard Berker, Clipsal, Legrand, MK
Semua bahan isolator yang berhubungan dengan perangkat listrik, setiap gardu listrik,
casing, dan selimut kabel, harus digroundingkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm ke
jaringan grounding yang terdapat di sekeliling lokasi dari peralatan.
Peralatan non logam seperti kabel, antena utama dsb, harus dikoneksikan dengan 2 kabel
grounding tersendiri. Luas penampang dari kabel sambungan untuk peralatan listrik yang
78
rawan terhadap petir (contohnya kabel) tidak boleh kurang dari 70mm2 dan kabel
sambungan untuk perlatan non listrik yang lain tidak boleh kurang dari 25mm2. Semua
koneksi harus dibuat dengan cara menjepitnya, serupa dengan kabel skun.
Setiap perlatan listrik, terminasi grounding sebaiknya memiliki resistansi tanah tidak lebih
dari 2 ohm dari banyaknya terminasi grounding. Semua terminasi grounding harus
dikoneksikan bersamaan dengan grounding rod dari setiap sistem grounding peralatan
listrik, dan membuat sebuah jarigan grounding. Jaringan ini harus ditanam dengan
kedalaman minimum 12 meter atau menyentuh batas air tanah. Semua rod grounding
harus diinterkoneksikan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dan membentuk lingkaran
tertutup. Instalasi grounding harus dijaga dari korosi dan kerusakan mekanik.
Terminasi Pembumian dan Polymer inspection pit harus dipasang di area yang aman,
sebaiknya pada saluran kabel yang berada 600mm di atas permukaan lantai. Terminasi
Pembumian utama harus memiliki konduktivitas yang tinggi dan dilengkapi dengan bahan
isolator, dan menempel pada dinding. Terminasi Pembumian harus memiliki panjang yang
cukup untuk menampung koneksi kabel/tape tembaga ke Konduktor grounding antara
ground bar dan rod grounding,
Konduktor utama grounding harus disiapkan dengan jumlah lubang terminal yang cukup,
seperti skun kabel, baut dll.
5. ELEKTRODA PEMBUMIAN
Setiap titik grounding harus memiliki standar UL 467 & BS 7430, setiap rod berlapis
tembaga memiliki diameter tidak kurang dari 14.2 mm dengan standar panjang 1800 mm,
dan terbuat dari core besi baja yang dibungkus tembaga dengan ulir dan socket joint,
ujung kepala yang bisa diputar dan koneksi Tape Clamp. Rod tembaga tersebut harus
memiliki lapisan elektrolit tembaga dengan ketebalan 0.25 mm. Kontraktor harus
menentukan panjang dan jumlah electrode yang dibutuhkan tiap grounding, setelah
pengukuran resistansi tanah dilakukan di suatu lokasi. Elektrode tersebut harus
dihubungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm yang terlajur di kedalaman 600mm
bawah tanah.
Jarak minimum antara dua electrode harus dua kali panjangnya electrode tersebut.
Ketika kondisi tanah menyebabkan sebuah rod ground tidak mungkin mencapai resistansi
tanah yang diinginkan, maka perlu menggunakan sebuah rangkaian electrode yang
79
digabungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dengan kedalaman 600mm di bawah
tanah, sehingga membentuk jaringan tembaga untuk mencapai nilai resistansi yang
diinginkan.
Semua sambungan yang digunakan untuk mendapatkan koneksi yang aman dan ukuran
yang cukup untuk menghindari korosi.
6. INSTALASI
Pemasangan semua konduktor dan komponen harus baik dan benar, sehingga pekerjaan
yang telah selesai tidak merusak tampilan dari gedung tersebut, dengan tetap
memperhatikan aspek kemudahan pemeriksaan dan perawatan sistem proteksi petir yang
diperlukan selama bangunan itu berdiri.
Semua komponen harus memiliki karakteristik mekanik dan elektris yang memadai dan
dipilih untuk mencapai masa pakai minimum 20 tahun serta memenuhi standar pengujian
komponen BS EN 50164. Semua material harus disiapkan untuk mendapatkan persetujuan
dari wakil pemilik proyek.
Desain system proteksi petir tidak boleh hanya menjamin proteksi bangunan dari
sambaran ke bawah saja, namun sambaran ke samping dengan mempertimbangkan
ketinggian gedung. Desain tersebut harus memiliki prinsip sangkar Faraday untuk
memproteksi manusia terhadap tegangan sentuh dan tengangan langkah dan peralatan
dalam gedung. Efek sambaran dari samping (side flashing) tidak diperbolehkan.
7. SURAT IJIN
8. PENGUJIAN/PENGETESAN
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
80
Continuity test :
Setiap titik grounding harus menggunakan klem untuk mengkoneksikan tape tembaga dan
electrode. Koneksi ini harus disimpan di dalam kotak inspeksi. Kotak inspeksi harus terbuat
dari bahan polymer berkualitas, dan tahan UV.
9. Referensi Produk
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Pemberi Tugas.
BAB XXI
PEKERJAAN PLAMBING
1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya, pengelolaan air bekas
termasuk: Pemilihan, pengadaan, pemasangan serta pengujian material
maupun sistem keseluruhan sehingga sistem plumbing dapat berjalan dan
beroperasi dengan baik dan benar sesuai gambar rencana dan persyaratan ini.
Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plumbing.
a). Pipa–pipa
Untuk jaringan air bersih digunakan pipa PVC AW
Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC kelas AW 10
kg/cm2 dengan sambungan solvent cement atau sesuai dengan jenis
pipanya.
81
Untuk pipa pipa vent digunakan pipa PVC kelas AW (10 kg/cm²) dengan
sambungan solvent cement atau yang sesuai dengan jenis pipanya.
Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan
menggunakan adaptor atau coupling.
Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus dalam
keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan disambung ataupun
di dalam pipa itu sendiri.
Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada dalam
beton/dinding.
2 Pipa air bersih & fitting PVC kelas AW 10 kg/cm2 Rucika / Wavin
3 Pipa Air Kotor dan Bekas PVC kelas AW 10 kg/cm2 Rucika / Wavin
3. KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang
pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh
Direksi.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung
oleh Pemborong.
3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar
detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan
kepentingan bangunan itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu
mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan / dilaksanakan.
82
5. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal RKS ini
akan dijelaskan dalam Aanwijzing.
BAB XXII
TATA SUARA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan, pemasangan instalasi Sound System, sehingga berfungsi dengan baik
dan memuaskan. Pemasangan Sound System sesuai dengan gambar rencana.
c) Horn Speaker
Horn speaker harus mempunyai frekuensi 480 Hz – 5.5 kHz, dengan sound
pressure level ± 118 dB max. Power input (max) = 15 W. Impedance ± 10
Kohm.
d) Microphone
Paging Microphone type Dynamic Microphone dengan flexible microphone stem,
Patern UniDirectional condenser, selectable gain dan Frekuensi response antara
100 Hz sampai dengan 16 kHz. Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty
Press to Talk Switch dan 6-selectable zone.
83
e) CD Player
DVD/CD Player :
Frequency Response : 2 Hz – 20 kHz (+1/-3 dB)
Distortion : < 0.1%
S/N Ratio : > 90 dB
Capacity player : DVD/CD, MP3
f) Pipa Konduit
Semua kabel harus dipasang di dalam pipa konduit PVC High impact dia. 20 mm,
baik yang di atas plafond (horizontal) maupun yang di dinding/tembok/beton
(vertikal). Pemasangan pipa konduit vertikal harus inbow. Seluruh kotak
sambungan, persimpangan, dan lain lain harus dipasang tertutup sehingga tidak
akan masuk benda-benda lain ke dalam kotak tersebut. Seluruh saluran ini harus
terpisah dengan sistem saluran lainnya yang terdapat pada bangunan ini. Untuk
instalasi yang menyeberang jalan harus menggunakan jenis konduit galvanis
g) Kabel
Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi adalah sebagai berikut :
- NYMHY 3 x 1,5 mm2 : dari peralatan utama menuju terminal box
- NYMHY 2 X 1,5 mm2 : untuk instalasi ceiling speker
BAB XXIII
VISUAL DISPLAY
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan, pemasangan instalasi LCD Proyektor beserta motorized Screen,
sehingga berfungsi dengan baik dan memuaskan. Pemasangan LCD Proyektor
sesuai dengan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam
gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan
antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
PENUTUP