Anda di halaman 1dari 86

1

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Keterangan

Pokja ULPPanitia Pengadaan menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar


yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

A. Uraian 1. Syarat Teknik Umum.


a.

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa


Pemborongan harus mempelajari dengan benar dan
berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang tertulis
pada gambar-gambar kerja dan RKS ini beserta
lampirannya.
b. Penyedia Jasa Pemborongan diwajibkan melapor kepada
Konsultan Pengawas setiap akan melakukan kegiatan
pekerjaan dilapangan.
c. Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan
kelainan antara Gambar Kerja dan RKS serta
kesesuaiannya di lapangan maka Penyedia Jasa
Pemborongan diharuskan melapor kepada Konsultan
Pengawas untuk segera mendapatkan keputusan.
Penyedia Jasa Pemborongan tidak dibenarkan
memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan tersebut.
Akibat dari kelalain Penyedia Jasa Pemborongan dalam
hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa Pemborongan.
d. Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan
kepada Penyedia Jasa Pemborongan selama waktu
pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat
penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan dianggap bahwa
Penyedia Jasa Pemborongan telah benar
benar mengetahi tentang :
1) Letak Bangunan yang akan didirikan.
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
2

2) Batas Persil/Lahan maupun Kondisi pada saat itu.


3) Keadaan permukaan tanah/Kontur tanah.
e. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan
sekurang kurangnya 1 (satu) set lengkap Gambar
f. Atas perintah Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa
Pemborongan diminta untuk membuat Gambar-gambar
penjelasan (Shop Drawing) berikut perincian bagian-
bagian khusus (Detail) yang biaya pembuatan
gambarnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Pemborongan. Gambar tersebut setelah disetujui
Konsultan Pengawas secara tertulis akhirnya menjadi
gambar pelengkap dari Gambar-gambar Kerja yang ada.
2. Jadwal Pelaksanaan.
a. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan, dalam
waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah Penyedia
Jasa Pemborongan dinyatakan atau ditunjuk oleh
Pemberi Tugas sebagai pelaksana pembangunan,
Penyedia Jasa Pemborongan wajib membuat :
1) Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara
rinci yang digambarkan secara Diagram Panah
(Network Planning) dan Diagram Balok (Barchart).
2) Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja.
3) Jadwal Pengadaan Bahan/Material Bangunan.
b. Bagan/Diagram tersebut diatas harus mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas/Tim Penerima Hasil
Pekerjaan/ Konsultan Pengawas sebagai dasar/pedoman
Penyedia Jasa Pemborongan dalam melaksanakan
pekerjaannya dan Penyedia Jasa Pemborongan wajib
mematuhi dan menepatinya.
c. Penyedia Jasa Pemborongan wajib memberikan salinan
Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Pengawas. Satu salinan Rencana Kerja harus ditempel
pada dinding di bangsal Penyedia Jasa Pemborongan di
lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan (prestasi kerja).
d. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan
Penyedia Jasa Pemborongan berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.
3. Gambar-gambar Kerja.
a. Gambar-gambar meliputi Gambar Arsitektur, Gambar
Struktur, Gambar Instalasi Listrik, Gambar Pemipaan/
Plumbing serta gambar perubahannya yang yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Tim Penerima
Hasil Pekerjaan. Gambar-gambar ini selain dari gambar-
gambar yang dibuat Konsultan Perencana juga gambar-
gambar yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan
(Shop Drawing) yang telah disetujui Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana.
b. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan penjelasan atau

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
3

ketidaksesuaian antara gambar yang berlainan jenis dan


lingkupnya maka dapat dipakai pedoman sebagai
berikut. :
1) Secara fungsi yang dipakai pedoman adalah Gambar
Arsitektur.
2) Secara jenis dan kualitas yang menyangkut bahan
dan perhitungan yang dipakai sebagai pedoman
adalah gambar yang sesuai jenis/lingkupnya
diantaranya adalah : Gambar Struktur, Gambar
Mekanikal/Plumbing dan gambar lain dengan
spesifikasi sesuai jenisnya.
c. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh
Penyedia Jasa Pemborongan dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan
disampaikan kepada Konsultan Pengawas, untuk
mendapat persetujuan.
2) Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai
sebelum Gambar pelaksanaan tersebut disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Tim Penerima Hasil
Pekerjaan.
3) Persetujuan terhadap Gambar Pelaksanaan bukan
berarti menghilangkan tanggung jawab Penyedia
Jasa Pemborongan terhadap pelaksanaan pekerjaan
tersebut. Keterlambatan atas proses pembuatan
Shop Drawing ini tidak berarti Penyedia Jasa
Pemborongan mendapat perpanjangan waktu
pelaksanaan.
4) Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 5
(lima) berikut aslinya/kalkirnya dan semua biaya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Pemborongan.
d. Perubahan Gambar Kerja karena Perencanaan hanya
dapat dilakukan atas dasar perintah tertulis Pemberi
Tugas berdasar pertimbangan Konsultan Pengawas dan
konsultan Perencana dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai
dengan yang diperintahkan Pemberi Tugas dengan
pengarahan Konsultan Perencana dan jelas
memperlihatkan perbedaan antara Gambar
Pelaksanaan dan Gambar Perubahan Rencananya.
2) Gambar Perubahan dibuat oleh Penyedia Jasa
Pemborongan atas Pengarahan Konsultan
Perencana dan disetujui oleh Pemberi Tugas
kemudian dilampirkan dalam Berita Acara
Pekerjaan Tambah Kurang.
e. Gambar Sesuai Terlaksana (As Build Drawing), harus
dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan dengan
ketentuan berikut :

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
4

1) Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan


pada akhir pekerjaan dan harus sesuai dengan hasil
pekerjaan terpasang.
2) Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas , dan diserahkan dalam
rangkap 5 (lima) berikut aslinya/kalkirnya dengan
biaya keseluruhan ditanggung oleh Penyedia Jasa
Pemborongan.
4. Petunjuk-petunjuk/Instruksi Konsultan Pengawas.
a. Semua instruksi dari Tim Penerima Hasil Pekerjaan
/Konsultan Pengawas harus dilaksanakan secara baik
oleh Penyedia Jasa Pemborongan, jika Penyedia Jasa
Pemborongan keberatan menerima petunjuk/instruksi
Tim Penerima Hasil Pekerjaan/Konsultan Pengawas
tersebut, maka harus mengajukan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas dalam waktu 7 (tujuh) hari.
b. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Penyedia Jasa
Pemborongan tidak mengajukan keberatan maka
dianggap telah menyetujui dan menerima petunjuk
Konsultan Pengawas untuk segera dilaksanakan.
Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan merekam atau
dalam kata lain mencatat setiap petunjuk/instruksi
Konsultan Pengawas dalam buku harian
lapangan/pelaksanaan dan memintakan tanda tangan
atau sepengetahuan Konsultan Pengawas.
5. Hasil Pekerjaan.
Untuk menjamin mutu/kualitas hasil pekerjaan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa
Pemborongan diharuskan menyediakan :
a. Pelaksana atau tenaga ahli yang mengerti dan
berpengalaman tentang gambar kerja dan cara-cara
pelaksanaan.
b. Alat Bantu Kerja, Pompa Air untuk kerja, alat pemadat
tanah, alat ukur waterpas, penyekat tegak dan alat
bantu pekerjaan lainya.
c. Bila diperlukan, sesuai dengan kondisi lapangan/situasi
tempat kerja, maka sebelum melakukan pekerjaan
pembersihan, Penyedia Jasa Pemborongan maupun
Pelaksana pembangunan, Penyedia Jasa Pemborongan
diwajibkan memasang alat-alat pengaman/pelindung/
penyangga seperti jaring/lori/katrol
6. Penetapan Ukuran.
a. Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab atas
tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak boleh
menambah ukuran tanpa seijin Konsultan Pengawas.
Setiap ada perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada
harus segera memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas untuk segera ditetapkan sebagaimana
mestinya.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
5

b. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa


Pemborongan wajib memberitahu Konsultan Pengawas,
bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk diperiksa
terlebih dahulu ketepatan ukuran-ukurannya.
c. Penyedia Jasa Pemborongan diwajibkan senantiasa
mencocokkan ukuran satu dengan yang lain dalam
setiap bagian pekerjaan dan segera melapor kepada
Konsultan Pengawas setiap terdapat selisih/perbedaan
ukuran untuk diberikan keputusan pembetulannya.
d. Mengingat setiap kesalahan ukuran selalu
mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan yang lainya,
maka ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perlu
diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian Penyedia Jasa
Pemborongan terhadap hal ini tidak dapat diterima dan
Konsultan Pengawas berhak untuk membongkar
pekerjaan dan memerintahkan untuk menepati ukuran
sesuai ketentuan.
e. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh Penyedia
Jasa Pemborongan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Pemborongan.
7. Buku Harian Lapangan.
a. Penyedia Jasa Pemborongan diwajibkan menyediakan
dan mengisi Buku Harian Lapangan yang berisi laporan
tentang jumlah tenaga/pekerja, bahan bangunan dan
pekerjaan yang dilaksanakan, keadaan cuaca, peralatan
yang dipakai serta lain-lain hal yang dianggap perlu atas
petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas
b. Buku Harian Lapangan harus disediakan oleh Penyedia
Jasa Pemborongan sesuai jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan dan harus selalu berada ditempat pekerjaan,
diisi oleh Penyedia Jasa Pemborongan dan diketahui
Konsultan Pengawas.
c. Konsultan Pengawas mencatat instruksi-instruksi dan
petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu pada Buku
Harian Lapangan dan merupakan petunjuk yang harus
diperhatikan Penyedia Jasa Pemborongan .
d. Buku Harian Lapangan dibuat masing-masing 3 (tiga)
rangkap.
8. Kebersihan dan Ketertiban.
a. Selama pelaksanaan Pekerjaan pembangunan
berlangsung, Penyedia Jasa Pemborongan harus
memelihara kebersihan lokasi pembangunan maupun
lingkunganya terutama jalan-jalan disekitar lokasi
Kegiatan, Direksi Keet, Gudang, Los kerja, dan bagian
dalam bangunan yang akan dikerjakan harus bebas dari
bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.
b. Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan
disekitar lokasi Kegiatan yang harus dibersihkan adalah
kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
6

kendaraan Kegiatan. Kelalaian dalam hal ini dapat


membuat Pemberi Tugas memberi perintah penghentian
pekerjaan yang segala akibatnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Pemborongan.
c. Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang
maupun dihalaman luar gudang harus diatur
sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan umum serta untuk memudahkan penelitian
yang dilakukan oleh Direksi /Konsultan Pengawas .
d. Pada Penyerahan Pekerjaan Pertama, situasi bangunan
serta halamannya harus bersih dari sisa-sisa kotoran
kerja.
9. Kecelakaan dan kesehatan.
a. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan
dan menimpa pekerja maupun orang yang terlibat dalam
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa Pemborongan.
b. Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan untuk
menyediakan alat kesehatan/kotak PPA/PPK yang terisi
penuh dengan obat-obatan yang sesuai dengan
kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang
mengerti dalam soal-soal penyelamatan pertama dan
kesehatan.
c. Penyedia Jasa Pemborongan diwajibkan menyediakan
alat-alat pemadam kebakaran jenis ABC (untuk segala
jenis api), pasir dalam bak, galah-galah dan alat-alat
penyelamat kebakaran yang lain.
d. Apabila terjadi kebakaran. Penyedia Jasa Pemborongan
bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang maupun keselamatan jiwa.
e. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Penyedia
Jasa Pemborongan harus mengikuti semua ketentuan
umum yang berlaku dan dikeluarkan oleh Instansi
Pemerintah terutama tentang Undang-undang
Keselamatan Kerja termasuk segala kelengkapan dan
perubahannya.
10. Keamanan.
a. Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab penuh
atas segala sesuatu yang ada dan terjadi didaerah
kerjanya terutama mengenai :
1) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/
kecerobohan baik disengaja ataupun tidak
disengaja.
2) Penggunaan sesuatu bahan yang keliru/salah
3) Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja.
4) Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak
lainya.
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas,
Penyedia Jasa Pemborongan harus melaporkan kepada

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
7

Konsultan Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam


untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
c. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut
diatas, Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan
pengamanan antara lain Penjagaan, Penerangan yang
cukup diwaktu malam hari, pemagaran sementara di
lokasi kerja dan lain sebagainya.
d. Bila terjadi kehilangan bahan bangunan yang telah
disetujui Pengawas baik yang telah dipasang maupun
yang belum dipasang menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa Pemborongan.
11. Penyediaan Material/Bahan Bangunan.
a. Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik pembuat
bahan/material, maka hal ini dimaksudkan menunjukan
standard minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini.
b. Setiap bahan/material yang akan digunakan harus
disampaikan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan. Waktu penyampaian contoh
bahan harus sedemikian rupa sehingga Konsultan
Pengawas dapat menilainya.
c. Contoh Bahan/Material yang akan digunakan harus
diadakan atas tanggunan Penyedia Jasa Pemborongan,
setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas maka
bahan/material tersebut harus ditandai dan diadakan
untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.
d. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan
oleh Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar
penolakan bila ternyata bahan/material yang dipakai
tidak sesuai dengan contoh.
e. Dalam pengajuan harga penawaran, Penyedia Jasa
Pemborongan harus menyertakan sejauh keperluan biaya
untuk pengujian berbagai bahan/material. Tanpa
mengingat jumlah tersebut, Penyedia Jasa Pemborongan
tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian
bahan/material yang tidak memenuhi syarat atas
perintah Konsultan Pengawas.
f. Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang
tercantum dalam RKS ini atau melalui contoh yang telah
diberikan ternyata dalam pengadaannya tidak
mencukupi dalam jumlahnya (persediaan terbatas) maka
penggantian bahan/material hanya dapat diberikan
dengan ijin dari Konsultan Pengawas.
g. Apabila Penyedia Jasa Pemborongan dalam penggunaan
bahan/material tidak sesuai dengan ketentuan tanpa
persetujuan Konsultan Pengawas maka Konsultan
Pengawas berhak untuk meminta
mengganti/membongkar bagian pekerjaan yang
menggunakan bahan/material tersebut untuk diganti

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
8

dengan yang sesuai ketentuan kecuali terdapat alasan


tertentu yang diketahui dan disetujui Tim Penerima Hasil
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
12. Serah Terima Hasil Pekerjaan.
a. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan
dibersihkan bekas-bekasnya.
b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih,
utuh, tanpa cacat.
c. Semua bagian yang bergerak harus dijaga kelancaran
jalannya, misalnya pintu, jendela, pintu pagar dll.
d. Semua anak kunci harus dikumpulkan dan diberi tempat
yang baik dengan gambar penjelasan dan masing-masing
posisi diberi tanda yang jelas dan mudah dimengerti.
e. Barang/peralatan sanitair harus dijaga kebersihannya.
Bila mana terdapat cacat dan kerusakan pada bagian
yang telah selesai, Penyedia Jasa Pemborongan harus
memperbaiki / mengganti agar dapat berfungsi dengan
baik dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
f. Semua Instalasi harus dapat berfungsi dengan baik dan
benar. Untuk hal tersebut sebelum masa penyerahan
Penyedia Jasa Pemborongan bersama-sama dengan
Konsultan Pengawas harus melakukan uji coba/test
pada peralatan tersebut, hingga dapat diketahui bagian
mana yang masih belum dapat berfungsi dan apabila
ditemukan hal yang demikian Penyedia Jasa
Pemborongan harus segera membetulkan/mengganti
agar peralatan tersebut dapat berfungsi sesuai
ketentuan.
g. Penyedia Jasa Pemborongan diwajibkan menyerahkan
kepada Pemberi Tugas :
1) 3 (tiga) set Gambar Instalasi Terpasang.
2) 3 (tiga) set Gambar Sesuai Terlaksana (Asbuild
Drawing) dari seluruh pekerjaan yang
dilaksanakannya termasuk gambar perubahanya.
3) 3 (tiga) set Album Photo Kegiatan.
h. Penyedia Jasa Pemborongan harus membersihkan dan
membuang sisa-sisa bahan/material, sampah, kotoran
bekas kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat
pekerjaan.

13. Photo Kegiatan.


a. Photo Kegiatan harus dibuat oleh Penyedia Jasa
Pemborongan sesuai pengarahan dari Konsultan
Pengawas dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Tahap I pada saat bobot pekerjaan 0% – 25% (Papan
Nama Kegiatan , Kondisi Lokasi Pekerjaan,
Persiapan dan Pondasi dan struktur).
2) Tahap II pada saat bobot pekerjaan 25% - 50%

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
9

(Pekerjaan Struktur).
3) Tahap III pada saat bobot pekerjaan 50% - 75%
(Pekerjaan Arsitektur, Utilitas dan Detail yang
penting)
4) Tahap IV pada saat bobot pekerjaan 75% - 100%
(Pekerjaan Arsitektur dan Detail yang penting).
b. Photo Kegiatan pada setiap tahap tersebut dibuat
sebanyak 3 (tiga) set dilampirkan bersama dengan
laporan bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan dan
penagihan angsuran.
c. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari
setiap tahap dan sesuai dengan pengarahan dari
Konsultan Pengawas dilapangan.
d. Photo setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan
keterangan singkat dan penempatan dalam album harus
disetujui Pemberi Tugas serta teknis penempelannya
dalam album ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
e. Untuk photo kondisi force majeure diambil sebanyak 3
(tiga) kali.
14. Bouwkeet (Bangunan Sementara).
Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan dan
mendirikan semua bangunan sementara (bouwkeet) untuk
digunakan sebagai gudang penyimpan dan perlindungan
bahan bangunan. Setelah berakhirnya pekerjaan Penyedia
Jasa Pemborongan wajib membongkar dan menyingkirkan
bangunan sementara tersebut dari lokasi.
15. Pembangkit Tenaga Sementara.
Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan
buatan yang dipergunakan untuk pekerjaan harus
disediakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan konstruksi,
termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, dan
sebagainya. Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa
Pemborongan wajib menyingkirkan semua barang tersebut
dari lokasi pekerjaan, yang semua beban menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Pemborongan
16. Air kerja.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila
mungkin didapat dari sumber yang sudah ada ditiap lokasi
Kegiatan dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada
Pemberi Tugas/ Tim Penerima Hasil Pekerjaan.
17. Jalan Masuk.
Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara /jalan masuk
ketempat pekerjaan harus diadakan oleh Penyedia Jasa
Pemborongan bilamana diperlukan atau di sesuaikan
dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi Kegiatan terse-
but. Selama pekerjaan Penyedia Jasa Pemborongan harus
memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya
yang mungkin diperlukan untuk memasuki bagian peker-
jaan dan menyingkirkan/membersihkan kembali pada waktu

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
10

penyelesaian pekerjaan atau jika diperintahkan juga


memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan.
18. Pencegahan Pelanggaran Wilayah.
Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan memagari/
mengamankan daerah operasinya disekitar tempat
pekerjaan.
19. Orang-orang yang tidak berkepentingan.
Penyedia Jasa Pemborongan harus melarang siapapun yang
tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan
dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf
pelaksana yang bertugas dan para penjaga.
20. Perlindungan Terhadap Milik Umum
a. Penyedia Jasa Pemborongan harus menjaga agar jalan
umum, dan hak memakai jalan, bersih dari alat-alat
mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta
memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan
umum maupun pejalan kaki, selama kontrak
berlangsung.
b. Penyedia Jasa Pemborongan harus bertanggung jawab
atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas
(Perlengkapan umum) seperti saluran air, telephone,
listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi-
operasi Penyedia Jasa Pemborongan konstruksi.
21. Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada.
Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Penyedia Jasa
Pemborongan bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena
operasi-operasi Penyedia Jasa Pemborongan dalam arti kata
yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa
Pemborongan hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
22. Penjagaan dan Pemagaran Sementara.
Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab atas
penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap
pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan
kontrak, siang malam. Pemberi Tugas tidak bertanggung
jawab terhadap Penyedia Jasa Pemborongan konstruksi, dan
sub Penyedia Jasa Pemborongan konstruksi, atas kehilangan
dan kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau
pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan. Penyedia Jasa
Pemborongan wajib mengadakan, mendirikan dan
memelihara pagar sementara yang mungkin diperlukan
untuk pengamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan.
23. Perlindungan Pekerjaan.
Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab atas
keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi ditempat pekerjaan,
hingga kontrak selesai dan diterima oleh Pemberi Tugas.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
11

24. Gangguan Pada Tetangga.


Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin
akan menyebabkan gangguan pada penduduk yang
berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan
Pemberi Tugas, dan semua resiko akibat gangguan ini
menjadi beban Penyedia Jasa Pemborongan konstruksi.
25. Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam Kerja Normal.
Penyedia Jasa Pemborongan akan mendapat izin tertulis dari
Pengawas Lapangan untuk melaksanakan pekerjaan yang
tertera dalam Kontrak ini diluar jam-jam kerja biasa, pada
hari-hari minggu atau hari-hari libur-resmi.
26. Pelaksanaan pekerjaan diluar lokasi pekerjaan.
Apabila Penyedia Jasa Pemborongan melaksanakan
pekerjaan diluar lokasi pekerjaan supaya memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas atau Pemberi Tugas untuk
diadakan pemeriksanaan.
18. Pencegahan Pelanggaran Wilayah.
Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan memagari/
mengamankan daerah operasinya disekitar tempat
pekerjaan.

B. Lingkup, 1. Keterangan Umum.


Program, Pekerjaan ini yang harus diselesaikan seperti yang
Kegiatan, dimaksud oleh RKS ini adalah sesuai dengan Gambar-
Pekerjaan gambar Pelaksanaan dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
2. Kegiatan : Pemeliharaan Rumah dan Gedung Kantor
Pekerjaan : Belanja Pemeliharaan bangunan Gedung Tempat
Kerja
Lokasi : DI. Yogyakarta
Tahun Anggaran : 2019
3. Uraian Pekerjaan yang dilaksanakan sebagai berikut :

a. Pekerjaan Persiapan

b. Pekerjaan Gedung Kantor Dinas


I PEKERJAAN PENGECATAN
1 Mengikis tembok dan kayu
2 Cat tembok dalam
3 Cat tembok luar
4 Cat kayu

c. Pekerjaan Gedung Camp Assesment


C1 GEDUNG CAMP ASSESMENT
1 Pasang plafond kalsiboard dan rangka kruing
2 Pasang papan lisplang kayu 3/25 cm
3 Pasang talang PVC, dengan besi L.30.30.2, baru
4 Pas. besi L.30.30.2 untuk dudukan talang pralon lama
5 Bongkar genteng dan reng, pasang kembali genteng
6 Pasang reng baru

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
12

7 Pasang list tepi plafond gypsum C7


8 Sumur resapan limbah dapur, Ø100 cm, kedlm. 3m
9 Septictank, 3x4x1.50 m

a Pekerjaan Tanah dan Pasir


Galian tanah
Urugan pasir
Urugan tanah kembali
b Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
Pasangan batu bata, 1pc : 3psr
Plesteran, 1pc : 5psr
Acian
c Pekerjaan Beton Bertulang
Beton sloof, 15/20 cm
Beton kolom 15/15 cm
Beton ring, 15/15 cm
Plat dag beton, t=12 cm
d Instalasi pipa air kotor
Pipa pralon wafin medium, A Ø4"
Pipa udara, besi galvanis, medium B, Ø 2", t= 2.50 mt
e Bak kontrol, 1x1x0.8 m
Galian tanah
Urugan pasir
Urugan tanah kembali
Pasangan batu bata, 1pc : 3psr
Plesteran, 1pc : 5psr
Acian
Plat dag beton, t=12 cm, tutup
f Sumur resapan, Ø100 cm, kedalaman 3m

C2 GEDUNG RUANG PENERIMA PRIA


1 Perbaikan dan pasang kembali pintu lama, 1.5/2.4 m
2 Pasang pintu besi dengan hollow, 1.5x2.4 m, t= 2mm
3 Perbaikan jendela
4 Bongkar plafond dan rangka
5 Pasang plafond kalsiboard dan rangka kruing
6 Pas. tralis besi plafond, rk. Hollow dg. Besi Ø 10 mm

D GEDUNG DEPO ARSIP


1 Bongkar plafond dan rangka
2 Bongkar keramik lantai
3 Bongkar lemari besi depo arsip (knock down)
ke gudang
4 Pasang plafond kalsiboard dan rangka hollow
5 Pasang granit lantai, 60/60 cm
6 Instalasi Sensor panas/Api
a. Instalasi panel alarm
b. Instalasi panel sensor
c. Kabel feeder

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
13

d. Biaya pengujian
e. Instalasi pendukung lainnya

PA/PPKPembangunan Gedung Kantor Ruang Kerja


BKPPBadan Ketahan Pangan dan Penyuluhan
(BKPP)Kantor BKPP Pro61181818180Balok uk. 30/70
(B1)
Balok uk. 20/40 (B2)
Balok uk. 20/30 (B3) atau balok anak
Balok uk. 30/40 (B4)
Cor Balok Plat leufel uk 15/25
Cor Balok Latai uk.12/12 (BL) diatas dan dibawah
kosen allumunium
Cor Balok struktur Bordest uk 20/40
Cor Sloof uk. 20/40 utk pengikat (S1)
Cor Sloof uk. 20/30 utk pengikat (S2)
Cor Sloof uk. 20/15 utk pengikat (S3)
Cor Kolom Skelet dan rangka pintu uk 15/15
Cor Plat lantai Tb. 12 cm
Cor Plat leufel beton uk 10/50
Cor Kolom Induk uk. 30/50 (K1) 12 BH
Cor Kolom Induk uk. 30/40 (K2) 7 BH LT. 1
Cor Kolom Induk uk. 30/40 (K2) 19 BH LT. 2
Cor Kolom Praktis uk. 15/15 (K3) 16 BH
Foot plat tangga
Cor Plat Tangga dan Bordest
Cor Balok Ring u. 20/40 (R1)
Cor Balok Ring u. 20/30 (R1)
Cor Balok Ring uk. 15/20 (R3)

- Uraian Pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas secara rinci


dapat dilihat pada Daftar Kantitas Dan Harga seperti
terlampir pada RKS ini.

4. Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi peralatan.
Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan,
kendaraan-kendaraan / alat-alat besar yang
menunjang pelaksanaan Kegiatan baik yang
menyewa maupun milik perusahaan.
b. Pengukuran.
1) Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa
Pemborongan harus mengadakan pengukuran-
pengukuran lapangan dan pematokan untuk
dapat menentukan patok-patok utama bagi
pembangunan. Biaya pengukuran dan pemato-

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
14

kan sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Jasa


Pemborongan.
2) Penyedia Jasa Pemborongan sebelum memulai
pengukuran harus memperhatikan ketentuan
batas-batas yang telah ditentukan oleh Pemberi
Tugas bersama Konsultan Pengawas.
3) Pengambilan peil dan pengukuran harus atas
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan bila
ada hal-hal yang belum jelas atau terdapat
permasalahan yang harus segera disampaikan
untuk ditetapkan. Kekeliruan dalam hal ini
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa
Pemborongan.
4) Hasil pengukuran ini dituangkan dalam suatu
Berita Acara yang ditandatangani oleh Pimpinan
Penyedia Jasa Pemborongan, Konsultan
Pengawas dan Pemberi Tugas.
c. Sarana Kegiatan.
Penyedia Jasa Pemborongan harus
memperhitungkan sarana Kegiatan berupa fasilitas
penerangan dan penyediaan air bersih yang cukup
pada saat pelaksanaan pekerjaan, serta membuat
jalan masuk ke dalam Kegiatan dimana kekuatan
struktur dari jalan tersebut mampu menerima
keluar masuknya angkutan-angkutan material.
d. Kantor Kerja Konsultan di Lokasi Pekerjaan.
Dalam lokasi Kegiatan, Penyedia Jasa Pemborongan
konstruksi harus menyiapkan sebuah kantor untuk
Direksi dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan
dan peralatan yang cukup seperti meja, kursi, white
board, file Direksi, untuk digunakan sebagai tempat
Kerja Konsultan Pengawas. Dalam ruang tersebut
dibuat rak contoh-contoh material yang akan digu-
nakan.
e. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
Penyedia Jasa Pemborongan selama pelaksanaan
harus mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
atau ijin-ijin lain sehubungan dengan Kegiatan ini
sampai selesai, atas biaya Penyedia Jasa
Pemborongan konstruksi dan tanpa mengganggu
schedule pelaksanaan Kegiatan (bila disyaratkan)
f. P.P.P.K.
Penyedia Jasa Pemborongan selama pelaksanaan
harus menyediakan kotak obat-obatan untuk
P.P.P.K.
g. Keamanan Kegiatan.
Penyedia Jasa Pemborongan harus menempatkan
petugas keamanan untuk menjaga keamanan
Kegiatan, baik barang-barang milik perusahaan

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
15

maupun Konsultan dan Petugas pengamanan.


h. Pemeliharaan Bangunan.
Penyedia Jasa Pemborongan harus
memperhitungkan biaya pemeliharaan, kebersihan
dan tanggung jawab atas kerusakan-kerusakan
akibat kesalahan teknis selama waktu
pemeliharaan.
i. Kontrol Kwalitas Bahan.
Kecuali ditentukan lain Penyedia Jasa Pemborongan
harus sudah mempertimbangkan semua biaya
sehubungan dengan kontrol kwalitas bahan kepada
pihak ketiga. Penyedia Jasa Pemborongan
harus menyediakan alat-alat praktis untuk
memeriksa bahan tersebut.
j. Standard yang dipakai.
Semua pekerjaan harus berdasarkan
Normalisasi Indonesia (NI), Standard Industri
Indonesia (SII) Peraturan-peraturan Nasional
maupun Internasional lainya yang berhubungan
dengan pekerjaan ini seperti :
1) Argeme Voorweden Voor Uitvoedin van Openbere
Warken, yang disyahkan dengan Surat
Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9
tanggal 28 Mei 1941 dan tambahan lembaran
Negara Nomor 14571 dan Persyaratan
Pembangunan di Indonesia yang disyahkan oleh
Pemerintah Belanda (Khususnya pasal-pasal
yang masih berlaku).
2) Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi.
4) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 28, 29, 30 Tahun
1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan UU No. 18
Tahun 1999.
6) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005
tentang Petunjuk Pelaksanaan UU No. 28 Tahun
2002.
7) Peraturan Menteri PU No. 29 Tahun 2007
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
8) Peraturan Menteri PU No. 30 Tahun 2007
tentang Aksesbilitas Bangunan Gedung.

9) Peraturan Menteri PU No. 26 Tahun 2010


tentang Kebakaran.
10)

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
16

11) Peraturan Konstruksi kayu Indonesia


(PPKPA/PPKI – N.1.5/1961)..
12)
13) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(PUBI) 1982.
14)
15) PUPI ( Peraturan Umum Pembebanan Indonesia
) Tahun 1987.
16) SNI Nomor : 03 – 1726 – 1984. Tentang :
Pedoman Perencanaan Tahan Gempa untuk
Rumah dan Gedung.
17) SNI Nomor : 03 – 0106 – 1987. Tentang :
Penggunaan ubin lantai keramik marmer dan
cara uji.
18) SNI Nomor : 03 – 0675 – 1989. Tentang :
Penggunaan kosen,pintu dan jendela dari kayu.
19) SNI Nomor : 03 – 3527 – 1994. Tentang : Mutu
kayu bangunan.
20)
21) SNI Nomor : 03 – 1734 – 1989. Tentang :

22) Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan


Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah &
Gedung.
23) SNI Nomor : 03 – 2996 – 1991. Tentang : Tata
cara dan Perancangan penerangan alami siang
hari untuk Rumah dan Gedung.
24) SNI Nomor : 03 – 2407 – 1991. Tentang : Tata
cara pengecatan kayu untuk rumah dan
gedung..
25) SNI Nomor : 03 – 2410 – 1991. Tentang : Tata
cara pengecatan dinding tembok dengan cat
Emulsion.
26) SNI Nomor : 03 – 2834 – 1992. Tentang : Tata
cara pembuatan rencana Campuran Beton
Normal.
27) SNI Nomor : 0255 – 1987. D. Tentang :
Persyaratan Instalasi Listrik.
28) SNI Nomor : 03 – 1727 – 1989. Tentang :
Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan
gedung.
29) SNI Nomor : 03 – 2847 – 1992. Tentang :
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
30)
31) SNI Nomor : 03 – 1736 – 1989. Tentang : Tata
cara Perencanaan struktur bangunan untuk
penanggulangan bahaya kebakaran.
32) Peraturan Plumbing Indonesia yang

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
17

dikeluarkan oleh Direktorat Teknik Penyehatan


Direktur Jendral Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum.
33)
34) Peraturan Menteri Pemukiman dan Prasarana
Wilayah Nomor : 45/KPTS/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
35) Peraturan Instalasi Khusus Air Bersih dan
Listrik ( AVWI dan AVE PUIL – N.I.6 – 1978 ).
36) Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia
( PUIL ) Tahun 2000 dan ketentuan – ketentuan
setempat.
37) Peraturan Perburuan di Indonesia (Tentang
penggunaan Tenaga Kerja harian, Mingguan dan
Bulanan/Borongan).
38) Menurut peraturan setempat yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pembangunan dari
instansi yang berwenang.
Bilamana dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) telah ditentukan patokan kualitas bahan-
bahan bangunan, maka ketentuan yang berasal dari
standard-standard atau peraturan tersebut bersifat
melengkapi, sejauh tidak bertentangan.
k. Penggunaan, Persyaratan Teknis.
1) Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi
pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan meliputi
bangunan dan pekerjaan lainnya sebagai
kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, kecuali
disebutkan lain. Maka setiap bab dalam
persyaratan ini, disesuaikan dengan yang
dinyatakan dalam gambar - gambar kerja.
Keterangan-keterangan tambahan tertulis dan
perintah dari Konsultan Pengawas / Perencana
ataupun Tim Penerima Hasil Pekerjaan.
2) Standard-standard yang dipakai terutama adalah
standard-standard yang berlaku, sedangkan
untuk pekerjaan-pekerjaan yang standarnya
belum dibuat dan diberlakukan di negara ini,
maka harus digunakan Standar-standar
Internasional yang berlaku atau setidak-tidaknya
standar dari negara-negara produsen bahan yang
menyangkut pekerjaan tersebut.
l. Penjelasan RKS dan Gambar.
1) Penyedia Jasa Pemborongan wajib meneliti
semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvulling).

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
18

2) Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja


dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat
/berlaku adalah RKS.
3) Bila dalam gambar ada, sedang dalam RKS tidak
disebut, maka gambar tetap mengikat. Perencana
diminta untuk menjelaskan kebenarannya sesuai
dengan tujuan dan maksud perencana
keseluruhan bila suatu gambar tidak cocok
dengan gambar lain.
4) Apabila terdapat perbedaan ukuran antara
gambar skala besar dengan skala kecil, maka
gambar skala besar yang mengikat.
5) Bila gambar dan RKS sama-sama tak
menyebutkan, sedangkan hal yang dimaksud
adalah perlu/vital, maka Pemborong wajib
melaksanakan hal tersebut dan sebelumnya
dikonsultasikan dengan pihak-pihak yang
berkompeten.
6) Jika ada perbedaan antara gambar dan gambar
detailnya maka Penyedia Jasa Pemborongan
wajib meminta pertimbangan kepada
Pengawas/Tim Penerima Hasil
Pekerjaan/Perencana.
7) Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan
keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Penyedia Jasa
Pemborongan wajib menanyakan kepada
Konsultan Perencana atau Konsultan Pengawas
dan Penyedia Jasa Pemborongan mengikuti
keputusannya.

C. Pekerjaan 1. Untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang


Tersebut
tercantum uraian tersebut di atas berlaku dan mengikat
Harus Di
laksanakan pula :
a. Gambar bestek yang dibuat oleh Konsultan
Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas
dan Unsur Teknis termasuk juga gambar-gambar
detail pelaksanaan (shop drawing) yang telah
diselesaikan oleh Penyedia Jasa Pemborongan dan
sudah disahkan/disetujui Konsultan Pengawas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvoelling).
d. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
e. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada).
f. Jadwal Pelaksanaan (Tim Schedule) yang telah
disetujui Penyedia Konsultan Pengawas/ Tim
Penerima Hasil Pekerjaan dan Kuasa Pengguna
Anggaran.
2. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Kepala
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
19

Satuan Kerja dalam keadaan selesai 100  (seratus


Persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa, Surat Perjanjian Pemborongan dan Berita
Acara Perubahan Pekerjaan (bila ada) yang telah
disahkan oleh Kepala Satuan Kerja.
3. Kontrak Harga Satuan./ Unit Price

D. Kuasa 1. Untuk koordinasi kegiatan di lapangan, Penyedia Jasa


Penyedia Pemborongan wajib menunjuk seorang kuasa Penyedia
Jasa Pem Jasa Pemborongan atau biasa disebut Pelaksana
borongan Di Kepala / ”Site Koordinator” yang cukup berpengalaman
Lapangan untuk lingkup pekerjaan yang akan dikerjakan dan
mendapat kuasa penuh dari Penyedia Jasa
Pemborongan, berpendidikan minimum :
a. Sarjana Teknik Sipil/Arsitektur pengalaman praktek
minimum 1 tahun, atau;
b. D3 Teknik Sipil/Arsitektur pengalaman praktek
minimum 3 tahun, atau;
c. STM Bangunan, pengalaman praktek minimum 5
tahun;
d. dan harus dibantu oleh : sekurang-kurangnya
Pelaksana dengan pendidikan STM/D3 dan
berpengalaman minimum 5/3 tahun.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Pimpinan
Pelaksana lepas tanggung jawab sebagian maupun
keseluruhan terhadap kewajibannya/ pelaksanaan
3. pekerjaan.
Penyedia Jasa Pemborongan wajib memberitahu secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas : Nama, jabatan,
salinan ijasah yang disahkan dan pengalaman kerja
4. tenaga Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
Bila kemudian hari, menurut pendapat Konsultan
pengawas dan Tim Penerima Hasil Pekerjaan, Pelaksana
kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Penyedia
5. Jasa Pemborongan secara tertulis untuk
mengganti/menambah Pelaksana.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat
pemberitahuan, Penyedia Jasa Pemborongan harus
menunjuk Pelaksana baru atau Penyedia Jasa
Pemborongan sendiri (penanggung jawab/Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

E. Situasi Dan 1. Situasi.


Ukuran a. Pekerjaan tersebut dalam uraian di atas merupakan
rencana yang akan dilaksanakan.
b. Ukuran-ukuran tersebut dalam gambar
dimaksudkan sebagai ukuran yang mengikat dalam
pelaksanaan dan sebagai pegangan Penyedia Jasa

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
20

Pemborongan.
c. Penyedia Jasa Pemborongan wajib meneliti situasi
tapak, terutama keadaan tanah, sifat dan luasnya
pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi
penawarannya.
d. Kelalaian atau kekurangan ketelitian Penyedia Jasa
Pemborongan dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.
e. Pekerjaan yang bersifat memasang kembali atau
meneruskan/menyambung/melanjutkan, ukuran
hendaknya disesuaikan dengan kondisi lapangan.
2. Ukuran.
a. Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan
menggunakan alat-alat (Instrumen) yang diperlukan
(tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-
sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat
dipertanggung jawabkan. Untuk itu harus dihindari
cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan
dan secara kira-kira.

b. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar, ukuran-


ukuran di dalam gambar yang belum tercantum
dapat ditanyakan pada Pengawas/Tim Penerima
Hasil Pekerjaan/Perencana sesuai dengan, kondisi
lapangan.
c. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya
dinyatakan dalam cm dan m, kecuali ukuran-ukuran
tertentu yang dinyatakan dalam inchi atau mm.
d. Penyedia Jasa Pemborongan harus memeriksa
kecocokan semua ukuran di dalam gambar, bila
terjadi ketidak cocokan wajib segera memberitahukan
kepada Pengawas/Tim Penerima Hasil
Pekerjaan/Perencana untuk meminta pertimbangan
dan bila terjadi kekeliruan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Pemborongan.
e. Peil Hoedge ditetapkan sesuai gambar rencana.
f. Menentukan satu titik duga sebagai pedoman duga
untuk bangunan yang baru dan mendapat
persetujuan Konsultan Perencana/Pengawas dan
unsur teknis.
g. Memasang Papan Bangunan (Bouwplank) :
1) Ketetapan letak bangunan diukur sesuai gambar
pedoman block plan dan dibawah pengawasan
Konsultan Pengawas dengan piket/patok kayu
kruing 5/7 cm yang dipancang kuat-kuat dan
papan terentang dengan ketebalan 3 cm diketak
rata pada sisi atasnya.
2) Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan
pembantu yang ahli dalam cara-cara mengukur

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
21

menurut siatuasi dan kondisi tanah bangunan,


yang selalu berada di lapangan.

F. Syarat- 1. Semua bahan yang didatangkan harus tetap mengacu/


syarat Cara berpedoman pada Pasal B Bab ini.
Pemeriksaan 2. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan
Bahan dan Penyedia Jasa Pemborongan wajib memberitahukan.
Bangunan 3. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus
diperiksakan dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
4. Bahan yang telah mendapatkan persetujuan harus
ditandai dengan paraf Konsultan Pengawas atau pihak
yang ditunjuk lalu disimpan di rak sample.
5. Bahan yang telah disetujui untuk dipakai tidak boleh
dibawa keluar lokasi proyek.
6. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Penyedia
Jasa Pemborongan di lapangan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-
lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam
7. penolakan.
Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan tetapi
ternyata ditolak Konsultan Pengawas, harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Penyedia Jasa Pemborongan dalam jangka waktu yang
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.

G. Pemeriksaan 1. Sebelum mulai pekerjaan lanjutan, Penyedia Jasa


Pekerjaan Pemborongan diwajibkan minta kepada Konsultan
Pengawas melakukan pemeriksaan. Baru apabila
Konsultan Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan
tersebut Penyedia Jasa Pemborongan dapat meneruskan
pekerjaannya.
2. Bila permintaan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24
jam (dihitung dari jam diterimanya surat permohonan
pemeriksaan) tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas
(kecuali terhalang hari libur), Penyedia Jasa
Pemborongan dapat meneruskan pekerjaannya dan
bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui Konsultan Pengawas.
3. Bila Penyedia Jasa Pemborongan melanggar Pasal G.1.
ini, Konsultan Pengawas berhak menyuruh membongkar
bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan
kembali menjadi tanggungan Penyedia Jasa
Pemborongan.

H. Pekerjaan 1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
22

Tambah/ diperintahkan dengan tertulis oleh Pemberi Tugas.


Kurang 2. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan
Dan menurut Daftar Harga Satuan Pekerjaan yang
Perbaikan dimasukkan oleh Penyedia Jasa Pemborongan yang
pembayarannya diperhitungkan bersama-sama Penyedia
Jasa Pemborongan dengan angsuran terakhir.
3. Untuk pekerjaan tambahan yang harga satuannya tidak
tercantum dalam harga satuan yang dimasukkan dalam
penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih
lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama-sama Penyedia
Jasa Pemborongan dengan persetujuan Pemberi Tugas.
4. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan
sebagai penyebab kelambatan penyerahan pekerjaan,
tetapi Konsultan Pengawas dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah
tersebut.

I. Pekerjaan 1. Pembersihan Halaman.


Persiapan Penyedia Jasa Pemborongan harus membersihkan lokasi
dari segala sesuatu yang mungkin akan mengganggu
pelaksanaan sesuai dengan petunjuk atau persetujuan
2. Konsultan Pengawas.
Selama pekerjaaan berlangsung, Penyedia Jasa
Pemborongan harus memeriksa semua jalan dan saluran
yang ada, dan harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa
3. Pemborongan apabila selama pekerjaan berlangsung
terdapat kerusakan-kerusakan.

4. Papan Reklame.
Penyedia Jasa Pemborongan tidak diperkenankan
memasang papan reklame dalam bentuk apapun dalam
lingkungan halaman atau pada pagar halaman tanah
samping yang berbatasan langsung dengan halaman
bangunan.
5. Papan Nama Kegiatan.
Penyedia Jasa Pemborongan harus memasang papan
nama proyek, dengan ukuran 80 cm x 120 cm.
6. Ijin Bangunan.
Penyelesaian Ijin Bangunan dilakukan Penyedia Jasa
Pemborongan dengan bantuan pemberi tugas secara
administratif, konsekuensi biaya ijin bangunan beserta
pengurusannya menjadi beban Penyedia Jasa
Pemborongan.
7. Menyediakan Ruang Kerjabarak/los-los bahan dan
menyediakan peralatannya. Dalam pembuatannya
barak/los bahan menggunakan bahan non permanen
dan mudah dibongkar.
8. Bongkaran
Sebelum dilakukan pekerjaan konstruksi pemborong/

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
23

rekanan harus menebang pohon yang mengganggu uit


zet bouwplank, dan membongkar serta memasang
kembali lampu penerangan jalan dalam komplek.
mbongkar Tempat Parkir yaada terlebih dahulum dan
selain itu untuk kelancaran mobilisasi alat berat
Rekanan harus melakukan pembongkaran regol/ pintu
gerbang agar alat berat tersebut dapat masuk. Dan
Rekanan wajib mengembalikan seperti semula
khususnya Pintu gerbang atau Regol tersebut.

J. Pekerjaan 1. Bahan.
Galian Dan a. Tanah setempat (di tempat areal pekerjaan) atau
Urugan tanah dari lokasi lain yang memenuhi syarat
bangunan.
b. Alat-alat pelaksanaan pekerjaan.
Alat gali dan alat urug serta alat pemadat yang cukup
memadai.
2. Macam pekerjaan.
a. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
1) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembersihan
dan menyingkirkan semua jenis tumbuhan.
2) Dalam hubungan ini juga harus dibongkar dan
disingkirkan semua akar-akar tumbuhan yang
berada di bawah permukaan tanah, sebelum
Penyedia Jasa Pemborongan mulai bekerja di
tanah lokasi.
b. Pekerjaan galian.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan menggali dengan
ukuran luas dan kedalaman tertentu, dengan
persyaratan teknis tertentu pula sesuai dengan
kegunaannya.
Misalnya : galian untuk pondasi dan lain-lain sesuai
c.
dengan gambar rencana.
Pekerjaan urugan, meliputi :
1) Urugan tanah dan pasir pada lubang yang tidak
ditempati pondasi.
2) Urugan pasir dibawah pondasi dan lantai.

d. Pemadatan.
Setiap pekerjaan urugan harus disertai pekerjaan
pemadatan, hal ini dimaksudkan untuk mengubah
sifat tanah urug yang lepas/”loose” menjadi
e. padat/”dense”.
Pembuangan sisa tanah.
Pekerjaan ini adalah membuang sisa tanah galian

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
24

atau tanah yang didatangkan dari luar ke lokasi di


luar areal proyek atau bekas bongkaran yang tidak
terpakai, dengan ijin Konsultan Pengawas.
3. Syarat-syarat pelaksanaan.
a. Pekerjaan Pembersihan.
1) Tanah yang akan ditempati bangunan harus
benar-benar dibersihkan dari segala kotoran,
semua akar-akar dan sisa barang/benda yang
ada. Pembersihan ini untuk seluruh areal
bangunan.
2) Lapisan tanah paling atas/”top soil” harus
dibersihkan dari luar humus dan lain-lain,
setebal 10 – 20 cm, pembersihan ini harus
dilaksanakan sampai 3 meter dari batas
bangunan. Tanah hasil pembersihan ini hanya
boleh untuk mengurug halaman, yang
diatasnya tidak ada bangunan.
3) Bila kondisi tanah jelek atau labil, maka
lapisan tanah ini harus digali sampai
kedalaman tertentu dan diganti dengan tanah
perbaikan berupa sirtu (pasir dan batu
gunung).
b. Pekerjaan Galian.

1) Penyedia Jasa Pemborongan harus menentukan


posisi/lokasi tempat galian dengan tepat,
kemudian sebelum digali harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas dan Tim
Penerima Hasil Pekerjaan, hal ini untuk
menghindari terjadinya salah gali, sehingga
harus diurug yang memerlukan persyaratan
tersendiri.
2) Semua pekerjaan penggalian harus didasarkan
pada panjang, lebar, kedalaman dan kemiringan
“slope”nya sesuai gambar rencana dan
pertimbangan kemudahan pengerjaannya.
3) Pekerjaan galian harus dilaksanakan sampai
mencapai tanah baik, sebagai pedoman harus
mengikuti kedalaman yang tertera dalam
gambar rencana.
4) Jika sebelum mencapai kedalaman seperti yang
tertera dalam gambar rencana, ternyata ditemui
tanah keras atau batu kasar ataupun halangan
yang lain, maka Penyedia Jasa Pemborongan
harus meminta petunjuk Konsultan Pengawas
dan Tim Penerima Hasil Pekerjaan.

5) Jika galian telah mencapai kedalaman sesuai


Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
25

dengan gambar rencana, ternyata tanah dasar


galian menunjukkan hal-hal yang meragukan,
maka Penyedia Jasa Pemborongan harus minta
petunjuk Konsultan Pengawas.
6) Penyedia Jasa Pemborongan harus selalu
memonitor kedalaman galian bersama
Konsultan Pengawas, agar tidak terjadi
kesalahan dalam penentuan kedalaman galian.
7) Jika terjadi kesalahan penggalian melebihi
kedalaman yang ditentukan, maka Penyedia
Jasa Pemborongan tidak diperkenankan
langsung mengurug selisih kedalaman tersebut
dengan tanah, tetapi untuk penyelesaiannya
minta petunjuk Konsultan Pengawas.
8) Tanah bekas galian harus ditempatkan agak
jauh dari lokasi galian.
9) Jika lubang galian tergenang air atau terdapat
kotoran sebelum pondasi dipasang, maka
sebelum pemasangan pondasi lubang galian
tersebut harus dibersihkan dari sisa-sisa
kotoran atau lapisan lumpur yang melekat,
sedang genangan air yang terdapat dalam
lubang galian harus dipompa keluar terlebih
dahulu.
10) Apabila ternyata terdapat pipa-pipa air, gas,
pipa pembuangan, kabel-kebal listrik, kabel
telpon, sumur air bersih dan lainnya yang
masih dipergunakan, maka secepatnya
memberitahukan kepada pengawas atau kepada
instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk seperlunya. Penyedia Jasa
Pemborongan bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan
galian tersebut.
c. Pekerjaan urugan.
1) Urugan kembali memakai tanah bekas galian
yang bersih dari segala kotoran atau urugan
tanah dari luar lokasi dengan ketentuan tanah
yang didatangkan tersebut harus kwalitas baik
dan bersih dari segala kotoran maupun humus.
2) Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin
pemadat (compactor) dan tidak dibenarkan
hanya menggunakan timbres.
3) Kekurangan atau kelebihan tanah harus
ditambah atau disingkirkan dari atau ke
tempat-tempat yang akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
4) Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis
tebal maksimal hamparan 20 cm setiap lapisan,
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
26

kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum


dilakukan pemadatan menggunakan alat
stamper minimal setara MTR 80 dengan cbr 4%
rendam air.
5) Semua urugan kembali dibawah atau disekitar
bangunan dan pengerasan harus sesuai dengan
gambar rencana. Material untuk penimbunan
ini harus memenuhi spesifikasi ini. Harus
memenuhi spesifikasi ini.
6) Urugan pasir.
- Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah
pondasi dan dibawah lantai setebal sesuai
gambar rencana.
- Sebelum rabat beton dikerjakan, lapisan
pasir harus dipadatkan dengan disiram air
dan diratakan.
- Letak, tebal dan jenis pasir yang belum
tercantum dalam RKS ini disesuaikan dengan
gambar rencana.

K. Pekerjaan 1. Macam Pekerjaan.


Pasangan
dan
Plesteran
a. Pasangan Dinding Batu Bata
1) Seluruh dinding dari pasangan bata/bata
merah, dengan campuran 1pc : 3ps, kecuali
pasangan bata/ bata merah trasraam.
b. Plesteran.
1) Semua dinding dalam dan luar diplester dengan
spesi 1pc : 5ps.
2) Pekerjaan cor beton yang keropos diplester
dengan spesi 1pc : 2ps.

2. Syarat Bahan.
a. Bata merah yang digunakan bata merah press
ukuran 5x10x20 cm ex lokal, dengan kualitas
terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna dan
tidak diperkenankan memasang bata merah yang
patah dua atau lebih, tanpa persetujuan Direksi
Pengawas.
b. Bata merah harus berkualitas baik sesuai dengan
SNI 15.2094.1991.
c. Prosentase pecah pada batu bata merah untuk
konstruksi pasangan maksimum 10%.
d. Pasir yang digunakan adalah dari jenis pasir pasang,
pasir spesi untuk pasangan bata harus disaring
dengan kasa 5 mm dipasang miring 50 derajat dari
bidang tanah.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
27

e. Pasir untuk plesteran sebelum diaduk terlebih


dahulu harus diayak (maksimal 3 mm x 3 mm).
3. Syarat Pelaksanaan.
a. Pasangan Batu Bata dan Batu Alam
1) Pasangan batu bata harus dikerjakan dengan
verband yang baik, dan pemasangannya tidak
boleh lebih dari 1 (satu) meter per harinya.
2) Batu bata sebelum dipasang harus direndam
atau disiram air sampai buih-buihnya habis dan
bersih dari kotoran.
3) Pasangan dinding harus secara kontinyu
dibasahi dengan air.
4) Bila ada pembuatan steiger werk/perancah
tidak boleh menembus tembok/pasangan bata.
5) Bagian pasangan bata yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton harus
diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8
mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang tertanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan
lain.
6) Bidang dinding bata yang luasnya lebih dari 9
m2 harus ditambahkan kolom dan balok
penguat praktis dengan kolom penguat ukuran
15 x 15 cm dengan tulangan pokok 4 diameter
10 mm, beugel diameter 8 mm jarak 15 cm,
jarak antara kolom maksimum 3 meter.
7) Pasangan dinding bata tebal 1/2 batu harus
menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan
untuk tebal 1 batu dengan tebal finish 30 cm
setelah diplester (lengkap acian) pada kedua
belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus
cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus
terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
8) Pasangan bata harus dilaksanakan dengan
toleransi deviasi bidang pada arah diagonal
dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm
(sebelum diaci/diplester).
9) Toleransi terhadap as dinding adalah kurang
lebih 1 cm (sebelum diaci/diplester).
10) Khusus untuk pertemuan antara pasangan
bata dan beton guna menghindarkan retak-
retak setelah diplester, maka dipasang kawat
kasa dengan ukuran lubang-lubangnya 1 x 1
cm pada pertemuan itu sebelum diplester.
Untuk Pasangan Batu alam harus dikerjakan
serapi mungkin dan untuk finishingnya
digunakan Coating warna natural sehingga

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
28

masih didapatkan warna aslinya


c. Plesteran.
1) Pasangan batu bata harus dibersihkan dari
segala kotoran, dan sebelum diplester disiram
air terlebih dahulu.
2) Plesteran harus selalu dibasahi/disiram merata
hingga selalu lembab sampai pasangan
plesteran menjadi kuat.
3) Acian yang sudah jadi harus dirawat atau dijaga
proses pengeringannya agar tidak mendadak
pengeringannya, dengan cara menyiram air
sedikit demi sedikit.
4) Plesteran harus menggunakan jalur-jalur kepala
vertikal selebar ± 15 cm dengan jarak antara
paling besar 100 cm satu sama lain, jalur
kepala ini harus benar-benar vertikal dan datar.
Jalur kepala ini merupakan patokan/pedoman
untuk plesteran selanjutnya.
5) Bidang-bidang yang telah selesai diplester harus
segera dikontrol dengan mistar yang panjangnya
tidak boleh kurang dari 200 cm.
6) Apabila terdapat cekungan, cembungan,
ataupun plesteran tidak vertikal (tegak) dan
tidak siku, maka harus diperbaiki selambat-
lambatnya dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam.
7) Pekerjaan acian dilakukan dengan PC setipis
mungkin, rata dan rapi. Pekerjaan acian
dilakukan dengan raskam kayu sehingga
permukaan rata dan halus.
8) Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC
dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah
plesteran berumur 8 hari (kering).
9) Diwajibkan kepada Penyedia Jasa
Pemborongan, jika terdapat macam plesteran
yang belum tercantum dalam RKS dan gambar
yang dianggap meragukan untuk dimintakan
petunjuk dan penjelasannya kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan Perencana.

L. Pekerjaan 1. Beton campuran Mix Design terdiri dari campuran


Beton Dan semen, air, dan Agregat (Pasir dan Kerikil/Koral/Split).
Beton Tidak boleh ada material lain yang diijinkan kecuali
Bertulang dengan persetujuan Konsultan Perencana, Pengawas
atau Tim Penerima Hasil Pekerjaan. Setelah beton
mengeras, maka harus diperoleh suatu material yang
rapat, padat dan awet yang akan mempunyai beton
karakteristik sesuai spesifikasi.
2. Bahan Beton.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
29

a. Semen Portland (PC).


1) Semen portland (PC) yang digunakan adalah
semen jenis I dengan standar mutu SII 0013-81
dan sesuai dengan SNI 15.2049.1994 serta
memenuhi persyaratan kimia dan fisik sesuai
tabel 1-1 dan 1-2 PUBI tahun 1982.
2) Semua semen yang akan dipakai harus dari
satu merk yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam-macam jenis / merk
semen untuk suatu konstruksi / struktur yang
sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim
dalam kantong-kantong semen yang masih
disegel dan tidak pecah.
3) Dalam pengangkutan semen harus terlindung
dari hujan. Harus diterimakan dalam zak
(koantong) asli dari pabriknya dalam keeadaan
tertutup rapat, dan harus disimpan digudang
yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak
kena air, diletakkan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai.
Zak-zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampaui 2 m atau
maximum 10 zak, setiap pengiriman baru harus
ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar
pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
4) Untuk semen yang diragukan mutu dan
kerusakan-kerusakan akibat salah
penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat
ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi.
Bahan yang telah ditolak harus segera
dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam
waktu 2 x 24 jam.
b. Agregat (Pasir, Koral atau Batu pecah).
1) Agregat halus dan kasar dipakai agregat alami
atau buatan. Agregat tidak boleh mengandung
bahan yang dapat merusak beton dan
ketahanan tulangan terhadap karatan.
2) Agregat kasar berupa koral yang diperoleh dari
pemecah batu, dipakai ukuran 2/3 cm, agregat
kasar harus keras dan tidak berpori.
3) Agregat harus bebas dari tanah / tanah liat
(tidak bercampur dengan tanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya).
4) Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara
keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu
beton yang baik, padat dan mempunyai daya
kerja yang baik dengan semen dan air, dalam
proporsi campuran yang akan dipakai.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
30

5) Konsultan Pengawas dapat meminta kepada


Penyedia Jasa Pemborongan untuk mengadakah
test kwalitas dari agregat-agregat tersebut dari
tempat penimbunan yang ditunjuk oleh
Konsultan Pengawas, setiap saat dalam
laboratorium yang diakui atas biaya kontraktor.
c. Besi Tulangan.
1) Besi Tulangan harus memenuhi Peraturan
baeton Insonesia ( NI 2 – 1971).
2) Besi Tulangan harus bebas dari kotoran-
kotoran, laposan minyak-minyak, karat dan
tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan
sebagainya).
3) Mutu besi dari jenis baja dengan mutu U24
untuk diameter ≤ 12 mm (polos) dan U39 untuk
diameter ≥ 13 mm (ulir).
4) Harus mempunyai penampang yang sama rata.
5) Semua ukuran besi harus disesuaiakan dengan
gambar-gambar.
6) Kontraktor wajib mengadakan pengujian mutu
besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan
petunjuk-petunjuk dari Pengawas, serta
menyertakan data teknis dari pabrik pembuat
baja tulangan. Semua biaya percobaan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa Pemborongan.
d. Bendrat.
Bendrat atau kawat pengikat harus berukuran
minimal 1 mm, kualitas baik dan tidak berkarat.
e. Air.
1) Air yang akan dipergunakan untuk semua
pekerjaan –pekerjaan dilapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung
bahan-bahan kimia (asam alkali) didak
mengandung organisme yang dapat memberikan
efek merusak beton, minyak atau lemak.
Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton
Indonesia (NI 2 – 1971) dan diuji oleh
Laboratorium yang diakui sah oleh yang
berwajib dengan biaya ditanggun oleh pihak
Kontraktor.
2) Air yang mengandung garam (air laut) tidak
diperkenankan untuk dipakai.
2. Mutu Beton.
a. Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-
syarat PBI – 1971 dan NI 2. Beton harus
mempunyai kekuatan karakteristik K 225300.
b. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan
(trial mixes) untuk mengontrol daya kerjanya

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
31

sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan


ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan
(segregation) dari agregat. Percobaan slump
diadakan menurut syarat-syarat dalam Peraturan
Beton Bertulang Indoneesia (NI 2-1971).
c. Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial
mixes) ersebut diatas harus dilakukan untuk
menentukan beton yang baru dimulai.
d. Adukan beton yang dibuat setempat (site mixing)
harus memenuhi syarat-syarat :
1) Membuat mix design.
2) Semen diukur menurut volume.
3) Agregat diukur menurut volume.
4) Pasir diukur menurut volume.
5) Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat
pengaduk mesin (batch mixer).
6) Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi
kapasitas mesin pengaduk.
7) Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit
sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
8) Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari
30 menit harus dibersihkan lebih dulu, sebelum
adukan beton yang baru dimulai.

3. Adukan Beton.
a. Adukan beton harus mempunyai syarat-syarat PBI
1971 NI 2.
b. Adukan Beton harus mempunyai kekuatan
karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam
gambar.
c. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan
(trial mixer) untuk mengontrol daya kerjanya,
sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan
ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan
(segregasi) dari agregat.
d. Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat
dalam Peraturan Beton Indonesia (NI 2 PBI 1971).
e. Pengadukan semua beton harus dilaksanakan
dengan mesin pengaduk beton (Beton Molen) dan
Ready Mix untuk Beton-beton tertentu.
4. Faktor Air Semen.
Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai
dengan yang direncanakan, maka faktor air semen
ditentukan sebagai berikut :
a. Faktor air semen untuk Sloof dan Balok maksimum
0,60.
b. Faktor air semen untuk Kolom, Pelat Lantai,

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
32

Tangga, Dinding beton dan Lisplank / Parapet


maksimum 0,60.
c. Faktor air semen untuk konstruksi Pelat atap dan
tempat-tempat basah lainnya maksimum 0,55.
5. Cetakan Beton.
a. Syarat Bahan.
1) Tidak mengalami deformasi.
2) Bekisting harus cukup tebal (plywood tebal min.
12 mm) dan terikat kuat menahan beton dan
beban sementara lainnya.
3) Paku, angkur dan sekrup-sekrup ukuran sesuai
dengan keperluan dan cukup kuat untuk
menahan bekisting agar tidak bergerak ketika
dilakukan pengecoran.Kedap air, dengan
metutup semua celah dengan “tape”, sehingga
dijamin tidak timbul sirip atau adukan keluar
pada sambungan atau cairan keluar dari
cetakan beton.Tahan terhadap getaran vibrator
dari luar maupun dari dalam bekisting.
b. Syarat Pelaksanaan.
1) Jarak, level dan ukuran harus ditentukan
sebelum memulai pekerjaan.
2) Pemasangan bekisting dengan tepat dan sudah
diperkuat (bracing), sesuai design dan standard
yang telah ditentukan, sehingga bisa dipastikan
akan menghasilkan beton yang sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, kelurusan
dan dimensi.

3) Hubungan-hubungan antar papan bekisting


harus lurus, dan harus dibuat kedap air untuk
mencegah keborcoran adukan atau
kemungkinan deformasi bentuk beton.
Hubungan-hubungan ini harus diusahakan
seminimal mungkin.
4) Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof
harus dipasang pada kedua sisinya.Pemakaian
pasanagan bata untuk bekisting pondasi harus
atas seijin Konsultan Pengawas.
5) Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi
pengecoran harus dibuang.
c. Perkuatan pada bukaan di bagian-bagian yang
struktural yang tidak diperlihatkan pada gambar
harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
d. Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan
pingulan-pingulan (chamfer strips) pada sudut-
sudut luar (vertikal dan horisontal) dari balik, kolom

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
33

dan dinding.
e. Sediakan bukaan sementara pada cetakan beton
dimana diperlukan guna pembersihan dan inspeksi.
Tempatkan bukaan di bagian bawah bekisting guna
memungkinkan air pembersih keluar dari bekisting.
f. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan
yang memungkinkan merekat rapat, rata dengan
permukaaan dalam bekisiting, sehingga
sembungannya tidak akan tampak pada permukaan
beton ekspose.
g. Bekisting harus dibuka secara kontinyu dan sesuai
dengan standard yang berlaku sehingga tidak terjadi
beban kejut (shock load) atau kedidak seimbangan
beban yang terjadi pada struktur.
h. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-
hati, agar peralatan-peralatan yang dipakai untuk
membuka tidak merusak permukaan beton.
i. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-
bekisting yang telah dibuka harus disimpan dengan
cara yang memungkinkan perlindungan terdahap
permukaan yang akan kontak dengan beton tidak
mengalami kerusakan.
j. Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa
dilakukan setelah beton mempunyai 75% dari kuat
tekan 28 hari (28 day compressive strength) yang
diperlukan.
k. Bekisting-bekisting yang dipakai yntuk
mematangkan (curing) beton, tidak boleh dibongkar
sebelum dinyatakan matang oleh Konsultan
Pengawas.
7. Besi Tulangan.
a. Pekerjaan besi beton harus dilaksanakan sesuai
ketentuan gambar bestek dan pearturan yang
berlaku.
b. Pembengkokan tulangan harus dilaksanakan pada
kondisi dingin, dengan panjang kait dan panjang
penyaluran tegangan sesuai ketentuan.
c. Perkuatan antar besi tulangan, menggunakan kawat
beton (bendrat), ikatan harus kuat dan kokoh.
d. Syarat Pelaksanaan :
1) Pembengkokan.
a) Bengkokan atau haak harus dibengkokan
melingkari sebuah pasak dengan diameter
tidak kurang dari 5 kali diameter besi
beton, kecuali untuk besi beton yang lebih
besar dari 25 mm, pasak yang digunakan
harus tidak kurang dari 8 x diameter besi
beton, kecuali pula bila ditentukan lain.
b) Beugel dan batang pengikat harus

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
34

dibengkokkan melingkari sebuah pasak


dengan diameter tidak kurang dari 2 kali
diameter minimum besi beton. Semua
pembesian harus mempunyai haak pada
kedua ujungnya, bilamana tidak
ditentukan lain. Beugel harus dibengkokan
menurut pbi 1971
c) Tidak diijinkan membengkokan dalam
begesting.
d)
2) Pemasangan / Penyetelan.
a) Baja tulangan harus dipasang sesuai
dengan gambar rencana baik kebutuhan
tulangan maupun diameter.
b) Baja Tulangan pokok harus dikat dengan
sengkang / begel yang jarak dan diameter
disesuaikan dengan gambar rencana.
3) Jarak Tulangan.
a) Jarak antara tulangan yang sejajar tidak
boleh kurang dari diameter batang atau
ukuran maximum agregat ditambah 1 cm,
dengan minimum 2,5 cm.
b) Jika tulangan pada balok terdiri lebih dari
satu lapis batang, maka jarak tulangan
pada lapis atas harus tepat diletakan
diatasnya dengan jarak vertikal minimum
2,5 cm.
4) Sambungan.
a) Jika tidak perlu, batang – batang tulangan
jangan dipotong dan harus ditempatkan
pada seluruh panjangnya.
b) Hindari sambungan batang – batang pada
tegangan maximum (daerah tarik).
c) Bila keadan harus disambung, maka
potongan harus dilewatkan (sambungan
lewatan tulangan) sesuai dengan peraturan
– peraturan dalam PBI 1971.
d) Sambungan – sambungan harus diikat
dengan aman pada dua tempat.
8. Beton Deking.
Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka
penulangan harus dipasangkan dengan celah untuk beton
dekking sebagai berikut :
a. Beton yang dicor pada tanah 8cm.
b. Semua bidang yang kena air atau tanah 5cm.
c. Bagian atas pelat bawah saluran yang tertutup, balok
dan kolom yang tidak kena tanah atau air 4cm.
d. Bidang yang kena udara dan semua bidang interior
2,5 cm.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
35

e. Tiap beton deking supaya diberi kawat beton untuk


dapat diikatkan dengan besi tulangan, sehingga
posisi beton deking terjamin ketepatannya.
f. Beton deking supaya dipasang secukupnya, sehingga
menjamin ketebalan selimut beton.
9. Lapisan Penutup Beton/Lapisan pelindung Beton
ditentukan sebagai berikut :
a. Kolom Utama.
Di Dalam = 2,5 cm.
Di Luar = 3 cm.
b. Balok.
Di dalam = 2 cm.
Diluar = 2,5 cm.Plat.
c. Di Dalam = 1 cm.
Di Luar = 2 cm.
10. Perancah dan Begesting.
a. Perancah harus memakai bahan kayu yang bermutu
baik, kayu harus memenuhi peraturan konstruksi
Kayu Indonesia (PKKI – 1961) dan disetujui
Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Jarak Steger/Perancah maximum 40 cm serta diberi
kayu pengaku antar perancah.
c. Ketinggian perancah/steger sesuai dengan
konstruksi gambar rencana.
d. Pekerjaan begesting memakai kayu yang kuat, rapi
dan kaku, sehingga setelah dibongkar memberikan
bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit
penghalus.
e. Untuk pekerjaan kolom, balok, plat papan begesting
dilapisi dengan triplek agar produk beton menjadi
beton expose.
f. Sebelum pengecoran, sisi dalam dari begesting harus
disiram dengan air dan bebas dari kotoran atau
benda – benda yang tidak diperlukan.
g. Konsultan Pengawas dan Tim Penerima Hasil
Pekerjaan harus mengecek perancah dan begesting
sebelum dilaksanakan pengecoran.
11. Pengecoran Beton.
a. Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Konsultan
Pengawas dan Tim Penerima Hasil Pekerjaanharus
mengecek/mengontrol :
1) Begesting dan Steger.
2) Kesiapan pelaksanaan meliputi :

a) Alat Pengaduk Beton;


b) Alat Pemadat Beton;
c) Alat Pengangkut;
d) Tenaga Kerja;
e) Kesiapan Bahan-bahan Lain yang

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
36

digunakan.
b. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat
yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan
dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu,
tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
c. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai
sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa
oleh dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Celah-celah antara papan harus cukup rapat
sehingga pada waktu pengecoran tidak ada air
adukan yang keluar.
e. Pengadukan dari tiap molen harus terus menerus
dan tidak kurang dari 2 menit sesudah seluruh
bahan termasuk air berada didalam moleen, selama
itu molen harus terus berputar pada kecepatan yang
akan menghasilkan adukan dengan kekentalan
merata pada akhir waktu pengadukan.
f. Beton atau lapisan aduk yang telah mengeras tidak
diizinkan terkumpul pada permukaan dalam molen.
g. Dilarang mencampur kembali dengan menambah air
kedalam adukan beton yang sebagian telah
mengeras.
h. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat
pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang
sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan
adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
i. Penggunaan alat-alat pengangkutan mesin haruslah
mendapat persetujuan Pengawas, sebelum alat-alat
tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua
alat-alat pengangkutan yang digunakan pada setiap
waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang
mengeras.
j. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai
sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa
oleh dan mendapat persetujuan Pengawas.
k. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak
dibenarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan
menyebabkan pengendapan agregat.
l. Pengecoran dilakukan secara terus menerus
(kontinyu/tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor
(ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit
setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga
adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak
diperkenankan untuk dipakai lagi.

m. Pada penyambungan beton lama dan baru, maka

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
37

permukaan beton lama terlebih dahulu harus


dibersihkan dan dikasarkan.
n. Apabila perbedaan waktu pengecoran kurang atau
sama dengan 1 (satu) hari maka harus digunakan
bahan additive untuk penyambungan beton lama dan
beton baru.
o. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
12. Pemadatan Beton.
a. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada
waktu pengecoran digunakan fibrator (beton triller),
pemadatan dengan tongkat atau jika perlu dengan
tangan untuk meyakinkan bahwa tidak terjadi
kantong udara dan sarang koral.
b. Ujung beton triller tidak boleh sampai mengenai
bekisting maupun pembesian. Harus pula
diperhatikan jangan sampai terjadi penggetaran
berlebihan ataupun dikerjakan sedemikian rupa
sehingga menyebabkan pemisahan bahan beton
ataupun gejala timbulnya banyak air pada
permukaan beton.
c. Kerja vibrator tidak diperkenankan lebih dari 20
detik.
13. Pembongkaran Beton.
a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971
9NI.2 – 1971), dimana bagian konstruksi yang
dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
b. Pembongkaran begesting harus hati – hati supaya sisi
sudut tajam tidak rusak.
c. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat
bagian-bagian beton yang kropos atau cacat lainnya,
yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi
tersebut, maka Penyedia Jasa Pemborongan harus
segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas,
untuk meminta persetujuan mengenai cara
pengisian, perbaikan atau menutup nya.
d. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan
tersebut dan biaya-biaya pengisian dan perbaikan
atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Pemborongan.
14. Perawatan/pemeliharaan Beton.
a. Untuk perawatan Beton, Kontraktor harus
melindungi semua beton terhadap kerusakan akibat
panas yang berlebihan, kurangnya pembasahan,
tegangan yang berlebihan atau hal lain, sampai saat
penyerahan pekerjaan oleh Penyedia Jasa
Pemborongan pada Pemberi Tugas.
b. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjaga

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
38

agar beton tidak sampai mengering dan


menghindarkan permukaan beton menjadi kasar
atau rusak.
c. Pemeliharaan beton dilakukan setelah dilakukan
pengecoran dalam pengeringannya harus dibasahi air
atau goni yang basah.
d. Mempersiapkan dari pengaruh sinar matahari
sehingga tidak terjadi penguapan / pengeringan yang
terlalu cepat.
e. Mempersiapkan perlindungan beton yang baru dicor
dari kemungkinan datangnya hujan.
f. Membasahi atau merendam plat lantai secara terus
menerus minimal 14 Hari.
15. Ukuran atau Dimensi Beton dan Penulangan Beton.
a. Ukuran/dimensi beton dalam perhitungan adalah
ukuran cetak.
b. Dimensi beton dan tulangan harus sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar bestek.
c. Dimensi dan Penulangan Beton sesuai yang
tercantum dalam gambar rencana kerja.
d. Keretakan atau kerusakan beton yang diakibatkan
oleh tidak baiknya pelaksanaan dan kurangnya
pemeliharaan beton merupakan tanggung jawab
Penyedia Jasa Pemborongan.

M. 1. Bahan.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
39

Pekerjaan a. a.
Atap
Dan Plafond
b.

c.

d.

e.

f.
g.

h.
i.

j.

k.
b. Jenis penutup atap yang digunakan adalah genteng
neton, pemasangan sesuai gambar kerja atau sesuai
petunjuk dari pabrik
c. Wearmess Galvanish uk. 5x5.
d. Alluminium Foil 2 muka sekualitas “UNOFOIL” di
atasnya.
e. Dipasang pada rangka atap yang telah disesuaikan
dengan ukuran jaraknya.
f. Dilengkapi dengan alat-alat pengkait dan unsur-
unsur penutup atap lainnya yang nyata-nyata
berkaitan.
g. Lisplank menggunakan kayu kruing uk. 2/21/5 cm
h. Bahan-bahan tersebut harus diangkut dan
digudangkan di lapangan.
i. Bubungan yang digunakan sekualitas gentengnya.
j. Rangka plafond kayu kruing dan besi hollow galvanis
silver/ metal furing 4x4 cm, dibuat sesuai gambar
rencana.
k. Gypsum Board, tebal 9 mm dan Kalsiboard tebal 3,5
mm dimensi 122 x 244 cm.
l. Papan kayu kruing 3/25 cm, untuk lisplank
2. Macam Pekerjaan.
a.

j.
k.
b. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-
alat yang berhubungan dengan pekerjaan atap dan
plafond.
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
40

c. Memasang pekerjaan penutup atap sesuai dengan


gambar rencana.
d. Memasang pekerjaan rangka dan penutup plafond
sesuai dengan gambar rencana.
e. Ruang-ruang dalam gedung menggunakan plafond
Gypsum rangka Hollow Galvalum dan Kalsiboard
rangka kayu kruing Metalfuring.

f. Tritisan menggunakan plafond Kalsiboard rangka


kayu kruing.
g. Ruang Atap menggunakan Wearmesh dan
Alluminium Foil.
h. Memasang bubungan atap sesuai dengan atapnya.
i. Memasang lisplank kayu kruing ukuran 3/25 cm.
3. Syarat-syarat pelaksanaan.
a.
b. Atap dipasang lurus dan rapi, tidak belok-belok,
tidak bergelombang dan tidak bocor.
c. Kerpus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik
d. Sebelum memasang lembaran-lembaran plafon,
Penyedia Jasa Pemborongan wajib memeriksa bahwa
kerangka untuk bidang-bidang plafon telah sesuai
dengan gambar tentang letaknya, pola dan
ukurannya.
e. Pola pemasangan plafond-plafond tiap kesatuan
ruang dibuat simetris.
f. Memasang buat pola Listplang dengan motif “banyu
tumaritis” dengan kayu kruing 3/25 cmbahan Kayu.
g. Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya
ditahan dengan baik oleh struktur rangka atap dan
dinding.

N. Pekerjaan 1. Bahan.
Keramik/ a.
Lantai
b. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Pemberi Tugas melalui
Pengawas.
c. Granit ukuran 640x640 cm, Kualitas 11, motif
Granito.
d. Pada pertemuan lantai dengan dinding dipasang plin
keramik 10x60 cm.
2. Macam Pekerjaan.
a. Memasang granit ukuran 640x640 cm, Kualitas 1,
pada lantai ruang dalam seperti yang ditunjukkan
gambar
b. Memasang plint keramik ukuran 10x60 cm, motif
sesuai lantai, sekualitas granit lantainya, dipasang
pada ruangan dalam, timbul atau rata dengan
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
41

dinding ditentukan kemudian


3. Syarat Pelaksanaan.
a. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan
setelah seluruh pemasangan lapisan-lapisan pada
dinding selesai dikerjakan.
b. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, pemborong
diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap peil
lantai dan kemiringannya.
c. Dasar lantai kerja lantai granit di cor dengan rabat
beton campuran 1PC : 3PP : 5KB dengan ketebalan :
5 cm atau sesuai petunjuk gambar rencana.
d. Diantara setiap lapisan diberi tenggang waktu sehari
untuk curing dengan penyiraman air.
e. Granit lantai dipasang diatas plesteran dengan
campuran 1PC : 4PP.
f. Pemasangan granit harus benar-benar rata dan
datar, nat-natnya teratur rapi.
g. Setelah pemasangan granit mengeras, kemudian
dicuci dengan air dan nat-natnya diisi dengan bubuk
semen.
h. Pekerjaan pemasangan granit yang telah selesai
harus digosok dan dibersihkan dengan baik
i. Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih
dahulu harus mendapat persetujuan dahulu dari
Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas / Tim
Penerima Hasil Pekerjaan.

O. Pekerjaan 1. Bahan.
Sanitasi a. Kloset jongkok sekualitas “INATOTO” warna putih.
b. Kitchen Zink 1 bak dan tempat tiris sekualitas
“LIZENS” / “ROYAL” dalam sesuai gambar rencana.
c. Pipa PVC ukuran sesuai gambar rencana.
d. Macam-macam sambungan.
e. Sambungan pipa dipilih bahan sesuai dengan jenis
dan mutu yang terbaik dan dari pabrik yang sama
serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
f. Lapisan Water proofing dengan Membran SIKA BITU
SEAL T-130 SG
2. Macam Pekerjaan.
a. Memasang Instalasi Air kotor
Membuat Sumur peresapan dan SeptictankMemasang
Kitchenzink lengkap pada ruang Dapur.
b. Memasang Lapisan water proofing dg sistim membran
3. Syarat Pekerjaan.
a.

K.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
42

l.
b. Semua pasangan pipa yang tergantung harus
dilengkapi dengan penguat (klem).
c. Pemasangan pipa harus ditanam dalam tanah
maupun dinding sesuai kebutuhan secukupnya
hingga aman terhadap benda-benda lain. Untuk
kedalaman pemasangan/ penanaman pipa harus
seijin Konsultan Pengawas.
d. Penimbunan/penutupan bekas galian pipa dalam
tanah/dinding tembok harus seijin Konsultan
Pengawas.
e. Penutupan bekas jalur pipa harus dikembalikan
seperti semula dan dalam keadaan sempurna.
f. Agar dijamin tidak terjadi kebocoran penyambungan
pipa menggunakan shock dan pipa rekat. Belokan
kesamping dilengkapi Knee dengan diameter dan
bahan serupa.
g. Pemasangan harus rapi dan teliti serta disesuaikan
dengan keadaan lapangan dengan dikerjakan oleh
tukang yang berpengalaman.
h. Semua pekerjaan sanitasi dan sanitair dikerjakan
sampai sempurna dan berfungsi dengan baik.
i. Pemasangan dikerjakan sesuai gambar kerja dengan
arah Pembuangan air ke saluran sumur resapan.
j. Untuk pembuangan dari KM/WC dibuatkan Septic
Tank yang jumlah dan besarnya sesuai dengan
gambar kerja.

P. Pekerjaan 1.
Bahan.
Cat- Catan
a. Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel, vernis,
sealer cement emulsion filler dan pelapis-pelapis lain
yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat
akhir.
b. Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng, dimana
tertera nama perusahaan pembuat, petunjuk
pemakaian, formula, warna, nomor seri dan tanggal
pembuatannya.
c. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat
persetujuan Pengelola Teknis dan Konsultan
Perencana, warna cat akan ditentukan kemudian.
d. Cat yang digunakan :
1) Dinding interior : Vinilex, Nippon, Catylac
Dinding exterior : Dulux/Jotun/Mowillex
2) (weathercoat)
3) Cat kayu : Emco/Propan/Avian

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
43

e. Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat digunakan


sekualitas catnya.
f. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik
g. yang sama dengan bahan yang diencerka

2. Macam Pekerjaan.
Pekerjaan meliputi :
a. Cat dinding dalam dan luar.
b. Cat Lisplank.

3. Syarat Pelaksanaan.
a. Cat tembok.
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus
dibersihkan dengan cara menggosok dengan
memakai kain yang dibasahi air. Setelah kering
didempul/plamir pada tempat yang berlubang
sehingga permukaannya rata dan licin untuk
kemudian dicat paling sedikit tiga kali sampai baik
atau dengan cara yang telah ditentukan.
Pengecatan dilakukan setelah dinding kering.
b. Cat dasar/meni kayu.
Bidang yang akan dicat meni harus bersih dan
dalam keadaan kering.
c. Cat kayu.
Menggunakan cat seperti petunjuk dari pabriknya
atau sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, kayu
harus kering dan digosok dengan kertas ampelas
sampai halus dan didempul pada tempat yang
berlubang, selanjutnya diplamur, sehingga
permukaannya menjadi rata dan licin, baru
kemudian dicat sampai rata.
Pengecatan dilakukan ditempat yang bebas dari
panas matahari langsung

Pekerjaan 1. Bahan.
Q.
Utilitas d. Spitz dengan bahan tembaga.
e. Kawat arde dari bahan tembaga sejenis BC 50.
Pipa GIP ukuran sesuai gambar rencana.
Pipa PVC kualitas I ukuran sesuai gambar rencana.
2. Macam Pekerjaan
b. Pemasangan penangkal petir sebagai perlindungan
bangunan sesuai gambar rencana.
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
44

Pemasangan instalasi air kotor.


3. Syarat-syarat pelaksanaan.

Instalasi Untuk air kotor dipasang mengikuti jalur


distribusi yang ada sesuai gambar
perencanaanpenangkal petir dipasang pada setiap
bangunan bertingat. Sistem penangkal petir yang
dipasang adalah sistem Frangklin dan Faraday
(Sistem konvensional) dimaksudkan untuk
melindungi gedung dan peralatan dari sambaran
petir.
Bila terdapat sambungan pada kawat arde, maka
pada sambungan harus diberi overlap sekurang-
kurangnya 30 cm dengan sistem las dan klem.
Pada 2 m di atas lantai maka kawat arde harus
dipasang sebuah control joint, ujung yang lain
dihubungkan ke elektrode pentanahan.
Control joint ini dapat dilepas apabila akan diadakan
pengukuran tahanan seberang tanah.
Sistem elektrode pentanahan yang dipakai adalah
sistem tombak tembaga yang ditancapkan vertikal ke
dalam tanah sampai mencapai air tanah, berjarak 5
m dari bangunan.
Kawat tembaga yang dihubungkan dengan control
joint dilindungi pipa PVC.
Elektrode pentanahan harus mempunyai tahanan di
bawah 5  (Ohm).
Setiap spitz dipasang 2 arde.

U. Pekerjaan 1.
Halaman

1. Membersihkan dan merapikan halaman dari sisa bahan


bangunan/material serta meratakan ketinggian atau peil
tanah sesuai dengan gambar rencana sejauh 3 m keliling
bangunan (dari tepi bangunan tembok), apabila lahan
memungkinkan.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
45

Semua kerusakan bangunan dan lingkungan yang ada yang


diakibatkan oleh pelaksanaan bangunan baru, maka
Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
Memasang Paving Block Type Holland dengan mutu beton K 200
dia area parker dengan susunan zig zag lengkap dengan
Kanstin penguncinya
embuat pasangan rabat beton dan saluran air hujan lengkap
dengan penutupnya.a
Membuat Plesteran Motif Umpak pada tiap Kolom di lantai 1
R. 1. Lingkup Pekerjaan kayu yang dilaksanakan meliputi pada
Pekerjaan
pekerjaan:
Kayu
a. Daun Pintu Ruang :
Ram pintu 3 cm x 10 cm, dorpel 3 cm x 20 cm
dengan penutup panil kamper

2. Lingkup penggunaan bahan :


a. Kayu Kruing digunakan untuk pembuatan :
Rangka Daun Pintu
b. Kayu kruing digunakan untuk pembuatan :
Pembuatan Kusen pintu dan Jendela
3. Lingkup teknis pemasangan :
Untuk mendapatkan hasil yang baik, pembuatan /
penyetelan kusen secara maksimal dan dilapangan
tinggal memasangnya saja.
Pemasangan kosen ke bangunan harus dengan
menggunaan angkur yang kuat.
Penyedia Barang / Jasa wajib membersihkan lantai
ruangan / selasar, kusen-kusen dan bidang kaca-kaca
bebas dari kotoran-kotoran seperti air, semen, cat,
plesteran.

S. Pekerjaan 1. Membersihkan dan merapikan halaman dari sisa bahan


Halaman bangunan/material serta meratakan ketinggian atau peil
tanah sesuai dengan gambar rencana sejauh 3 m keliling
bangunan (dari tepi bangunan tembok), apabila lahan
memungkinkan.

T. Jasa Sesuai Undang – Undang Republik Indonesia nomor 18 Tahun


Konstruksi 1999 tetang Jasa Konstruksi :
1. 1.
2. Pasal 25
Pengguna Anggaran dan penyedia jasa wajib
bertanggung jawab atas kegagalan bangunan.
Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab
penyedia jasa ditentukan terhitung sejak penyerahan
akhir pekerjaan kontruksi dan paling lama 10 (sepuluh)
tahun.
3. Pasal 28

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
46

Ketentuan mengenai jangka waktu dan penilai ahli,


tanggung jawab perencana kontruksi, pelaksanaan
kontruksi dan pengawasan serta tanggung jawab
Pengguna Anggaran diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
4. Pasal 29
Masyarakat berhak untuk melakukan pengawasan
untuk mewujud tertib pelaksanaan jasa kontruksi dan
memperolah pengganti yang layak atas kerugian yang
dialami secara langsung sebagai akibat
penyelenggaraan pekerjaan kontruksi.
5. Pasal 30
Masyarakat bekewajiban menjaga ketertiban dan
memenuhi ketentuan yang berlaku dibidang
pelaksanaan jasa kontruksi dan turut mencegah
terjadinya pekerjaan kontruksi yang membahayakan
kepentingan umum.

Pasal 28
Ketentuan mengenai jangka waktu dan penilai ahli, tanggung
jawab perencana kontruksi, pelaksanaan kontruksi dan
pengawasan serta tanggung jawab Pengguna Anggaran diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 29
Masyarakat berhak untuk melakukan pengawasan untuk
mewujud tertib pelaksanaan jasa kontruksi dan memperolah
pengganti yang layak atas kerugian yang dialami secara
langsung sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan
kontruksi.
Pasal 30
Masyarakat bekewajiban menjaga ketertiban dan memenuhi
ketentuan yang berlaku dibidang pelaksanaan jasa kontruksi
dan turut mencegah terjadinya pekerjaan kontruksi yang
membahayakan kepentingan umum.

X. Penutup 1.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
47

2. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Dokumen


Pengadaan ini dan pada penjelasan ternyata diperlukan,
akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan
3. Apabila dalam syarat-syarat administrasi, umum dan
teknis masih terdapat kekuranglengkapan akan
digunakan ketentuan/ peraturan yang berlaku.

Dibuat di : Yogyakarta
Tanggal : Januari 2019
Oleh :

5.1. Lingkup 1. Program, Kegiatan, Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :


Program, Program : Pendidikan Luar Biasa
Kegiatan, Kegiatan : Pembangunan Gedung Sekolah
Pekerjaan Pekerjaan : Pembangunan Pagar Keliling SLB Negeri
Sleman
Lokasi : Tanjung, Gotakan,Panjatan Kulon
Progo
Tahun Anggaran : 2011

2. Uraian Pekerjaan yang dilaksanakan sebagai berikut ::


a. Pekerjaan Persiapan :
Pembuatan Papan Nama Kegiatan
Pembersihan
Pengukuran/ Uitzet Bouwplank
b. Pekerjaan Tanah dan Pasir :
Galian Tanah Pondasi menerus dan Pondasi sumuran
Urugan tanah kembali
Urugan tanah keras
Urug Pasir bawah pondasi dan lantai
c. Pekerjaan Pasangan :
Pasangan Pondasi Batu putih
Pasangan Dinding Batu bata
d. Pekerjaan Beton
meliputi beton struktur dari Lantai Kerja, Footplat, sloof,
kolom balok .
e. Pekerjaan Plesteran :
meliputi plesteran dinding dan plesteran beton
Uraian Pekerjaan pekerjaan tersebut diatas secara rinci
dapat dilihat pada DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
seperti terlampir pada RKS ini

3. Pekerjaan Persiapan.
a. Mobilisasi Peralatan
Penyediaan pengangkutan, peralatan – peralatan,
kendaraan – kendaraan / alat – alat besar yang
menunjang pelaksanaan kegiatan baik yang menyewa
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
48

maupun milik perusahaan.


Mobilisasi Material
Penyedia jasa juga harus memperhitungkan dalam
penawarannya karena lokasi yang akan dibangun
membutuhkan langsir material yang cukup jauh dari
jalan besarm dan itu harus menyediakan atau
membuat acces/ jalan tersendiri untuk mencapai
lokasi yang paling dekat.
b. Persiapan Lapangan
1) Penyedia Barang / Jasa harus mendatangkan
tenaga kerja, tenaga penunjang, tenaga teknis dan
tenaga ahli dalam jumlah yang cukup.
2) Menyediakan brak / los kerja untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan dan ruang kerja untuk
Direksi ( Pengawas dan Tim Penerima Hasil
Pekerjaan dengan ukuran yang mencukupi.
3) Pembersihan lapangan yang dianggap mengganggu
pelaksanaan kegiatan dan membuat pagar
Keamanan pekerjaan dan pekerjaan sarana lainnya
sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan
dengan lancar.
4) Memindah/ memotong pohon yang sekiranya
mengganngu/ mengenai area bangunan/ gedung
yang akan dibangun.
2. Pengukuran
a. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Barang / Jasa
harus mengadakan pengukuran – pengukuran di
lapangan.
b. Pematokan untuk dapat menentukan patok – patok
utama bagi pembangunan yang akan dilaksanakan.
c. Biaya pengukuran dan pematokan sepenuhnya
ditanggung oleh Penyedia Barang / Jasa / tertuang
dalam penawaran.
3. Keamanan Kegiatan.
Penyedia Barang / Jasa harus menempatkan petugas
keamanan untuk menjaga keamanan kegiatan, baik
barang – barang milik perusahaan maupun Direksi
( Pengawas/Tim Bimbingan Pelakasanaan Kegiatan).selain
itu secara fisik untuk area kerja harus diberi batas/pagar
pengaman dari bahan semi permanen ( plat seng dll)
4. Kontrol Kualitas Bahan.
a. Kecuali ditentukan lain Penyedia Barang / Jasa harus
sudah mempertimbangkan semua biaya sehubungan
dengan kontrol kualitas bahan kepada pihak ke tiga.
b. Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan alat – alat
praktis untuk memeriksa bahan – bahan tersebut.
5. Standart yang dipakai.
Semua pekerjaan harus berdasarkan Standart Normalisasi
Indonesia (SNI), Standard Industri Indonesia (SII)

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
49

Peraturan – peraturan yang berhubungan dengan


pekerjaan ini / Menurut Ketentuan Spesifikasi Teknis.
4. Mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), administrasi
disiapkan oleh Pengguna Anggaran sedangkan
pengurusannya dilakukan oleh Penyedia Barang / Jasa
( Segala biaya yang timbul akibat Pembuatan Brak Kerja
dan pengurusan IMB ini diperhitungkan dalam penawaran
atau Insklusife di Rencana Anggaran Biaya ).
6. Bila suatu persyaratan disebutkan secara khusus didalam
pesyaratan ini, maka ketentuan itu harus diutamakan
untuk melengkapi standard – standard Persyaratan –
persyaratan Spesifikasi teknis dan gambar.
5. Pada akhir kerja, Penyedia Barang / Jasa diharuskan
membersihkan lahan tempat kegiatan dari segala kotoran
akibat pelaksanaan kegiatan (bekas bongkaran yang
bersifat sampah) termasuk sisa-sisa material bangunan
serta gundukan tanah, bekas galian dan lain sebagainya.
7. Pemeliharaan Bangunan
Penyedia Barang / Jasa harus memperhitungkan biaya
pemeliharaan, kebersihan dan tanggung jawab atas
kerusakan – kerusakan akibat kesalahan teknis selama
waktu pemeliharaan.
8. Penggunaan Spesifikasi / Persyaratan Teknis.
Spesifikasi / Persyaratan Teknis ini disiapkan untuk
menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan dan
persyaratan terhadap seluruh bangunan serta pekerjaan
lainnya sebagai kesatuan yang tidak dapat terpisahkan,
kecuali disebutkan lain. Maka setiap bab dalam
persayaratan ini disesuaikan dengan yang dinyatakan
dalam daftar kuantitas dan harga / gambar – gambar /
Keterangan – keterangan tambahan tertulis dan perintah
dari Direksi ( Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaan/
Perencana)
5.2 Pekerjaan 1. Air Kerja.
Pengamana Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila
n Lapangan mungkin didapat dari sumber yang sudah ada dilokasi
dan kegiatan dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada
Pengadaan Pengguna Anggaran.
Sarana 2. Jalan Masuk
a. Tempat Pekerjaan dan jalan sementara / jalan masuk
ketempat pekerjaan harus diadakan oleh Penyedia
Barang / Jasa bila mana diperlukan atau disesuaikan
dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi kegiatan
tersebut.
b. Selama pekerjaan Penyedia Barang / Jasa harus
memelihara seluruh jalan sementara dan sebagainya
yang mungkin diperlukan untuk memasuki bagian
pekerjaan dan menyingkirkan / membersihkan kembali
pada waktu penyelesaian pekerjaan atau jika

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
50

diperintahkan juga memperbaiki segala kerusakan


yang diakibatkan selama proses pelaksanaan fisik
3. Iklan
Penyedia Barang / Jasa tidak diijinkan membuat /
memasang iklan dalam bentuk apapun di dalam lokasi
kegiatan, tanpa izin Pihak Kuasa Pengguna Anggaran.
4. Pencegahan Pelanggaran Wilayah.
Penyedia Barang / Jasa diharuskan
memagari/mengamankan daerah operasinya di sekitar
tempat pekerjaan.
5. Orang – orang yang tidak berkepentingan.
Penyedia Barang / Jasa harus melarang siapapun yang
tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan
dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf
pelaksana yang bertugas dan para penjaga.
6. Perlindungan Terhadap Milik Umum.
a. Penyedia Barang / Jasa harus agar jalan umum, dan
hak memakai jalan, bersih dari alat – alat mesin, bahan
– bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara
kelancaran lalu lintas, baik dari kendaraan umum
maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung.
b. Penyedia Barang / Jasa harus bertanggung jawab atas
gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas
(perlengkapan umum) seperti aluran air, telephone,
listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi –
operasi Penyedia Barang / Jasa.
7. Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada.
Selama masa – masa pelaksanaan Kontrak, Penyedia
Barang / Jasa bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan, utilitas, jalan – jalan, saluran – saluran
pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan
kerusakan – kerusakan sejenis yang disebabkan karena
operasi – operasi Penyedia Barang / Jasa dalam arti kata
yang luas, itu semua harus diperbaiki oleh Penyedia
Barang / Jasa hingga dapat diterima oleh Kuasa Pengguna
Anggaran.
8. Penjagaan dan Pemagaran Sementara.
Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab atas
penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap
pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan
kontrak, siang malam. Kuasa Pengguna Anggaran tidak
bertanggung jawab terhadap Penyedia Barang / Jasa, dan
sub Penyedia Barang / Jasa, atas kehilangan dan
kerusakan bahan – bahan bangunan atau peralatan atau
pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan. Penyedia
Barang / Jasa wajib mengadakan, mendirikan dan
memelihara pagar sementara ynag mungkin diperlikan
untuk pengamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan
dan umum.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
51

9. Perlindungan Pekerjaan
Penyedia Barang / Jasa bertanggung Jawab atas
keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan – bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi ditempat pekerjaan,
hingga kontrak selesai dan diterima oleh Kuasa Pengguna
Anggaran.
10.Gangguan Pada Tetangga
Segala pekerjaan yang menurut Kuasa Pengguna Anggaran
mungkin akan menyebabkan gangguan pada penduduk
yang terdekat, hendaknya dilaksanankan sesuai
pengarahan Kuasa Pengguna Anggaran, dan semua resiko
akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Barang /
Jasa.
11.Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam Kerja Normal.
Penyedia Barang / Jasa akan mendapat izin lisan dari
Pengawas Lapangan untuk melaksanakan pekerjaan yang
tertera dalam Kontrak ini di luar jam – jam kerja biasa,
pada hari – hari minggu atau hari – hari libur resmi.
12.Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Lokasi Pekerjaan
Apabila Penyedia Barang / Jasa melaksanakan pekerjaan
di luar lokasi pekerjaan supaya memberitahukan kepada
pengawas atau Kuasa Pengguna Anggaran untuk diadakan
pemeriksaan.
5.3 Pekerjaan 1. Menurut Dokumen Pengadaan Penyedia Barang/Jasa
yang akan Pelaksanaan Konstruksi :
dilaksanak 1.1. Rencana Kerja dan Syarat-sayarat
an 1.2. Gambar
1.3. Berita Acara penjelasan pekerjaan
(Aanvulling)
1.4. Perubahan-perubahan dalam
pelaksanaan (bila ada)
Dokumen-dokumen tersebut harus sudah disyahkan oleh
Kuasa Pengguna Anggaran dan Instansi teknis yang
terkait.
2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :
2.1. Argeme Voorweden Voor Uitvoedin van Openbere
Warken, yang disyahkan dengan Surat Keputusan
Pemerintah Hindia Belanda No. 9 tanggal 28 Mei
1941 dan tambahan lembaran Negara Nomor 14571
dan Persyaratan Pembangunan di Indonesia yang
disyahkan oleh Pemerintah Belanda (Khususnya
pasal-pasal yang masih berlaku)
2.2. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
2.3. Peraturan Konstruksi kayu Indonesia (PPKI –
N.1.5/1961).
2.4. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI)
1982.
2.5. PUPI ( Peraturan Umum Pembebanan Indonesia )

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
52

Tahun 1987.
2.6. SNI Nomor : 03 – 1726 – 1984. Tentang : Pedoman
Perencanaan Tahan Gempa untuk Rumah dan
Gedung.
2.7. SNI Nomor : 03 – 0106 – 1987. Tentang : Penggunaan
ubin lantai keramik marmer dan cara uji.
2.8. SNI Nomor : 03 – 0675 – 1989. Tentang : Penggunaan
kosen,pintu dan jendela dari kayu.
2.9. SNI Nomor : 03 – 3527 – 1994. Tentang : Mutu kayu
bangunan.
2.10. SNI Nomor : 03 – 1734 – 1989. Tentang : Pedoman
Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding
Bertulang untuk Rumah & Gedung.
2.11. SNI Nomor : 03 – 2996 – 1991. Tentang : Tata cara
dan Perancangan penerangan alami siang hari untuk
Rumah dan Gedung.
2.12. SNI Nomor : 03 – 2407 – 1991. Tentang : Tata cara
pengecatan kayu untuk rumah dan gedung.
2.13. SNI Nomor : 03 – 2410 – 1991. Tentang : Tata cara
pengecatan dinding tembok dengan cat Emulsion.
2.14. SNI Nomor : 03 – 2834 – 1992. Tentang : Tata cara
pembuatan rencana Campuran Beton Normal.
2.15. SNI Nomor : 0255 – 1987. D. Tentang :
Persyaratan Instalasi Listrik.
2.16. SNI Nomor : 03 – 1727 – 1989. Tentang :
Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan gedung.
2.17. SNI Nomor : 03 – 2847 – 1992. Tentang :
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
2.18. Keputusan Menteri PU Nomor : 468/KPTS/1998
tanggal 1 Maret 1998 Tentang: Persyaratan Teknis
Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
2.19. SNI Nomor : 03 – 1736 – 1989. Tentang : Tata cara
Perencanaan struktur bangunan untuk
penanggulangan bahaya kebakaran dan Keputusan
Menteri PU Nomor : 10/KPTS/2000 Tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungannya.
2.20. Peraturan Instalasi Khusus Air Bersih dan Listrik
( AVWI dan AVE PUIL – N.I.6 – 1978 )
2.21. Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia
( PUIL ) Tahun 2000 dan ketentuan – ketentuan
setempat.
2.22. Peraturan Perburuan di Indonesia (Tentang
penggunaan Tenaga Kerja harian, Mingguan dan
Bulanan / Borongan ).
2.23. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
441/KPTS/1998 tanggal 10 Nopember 1998, tentang

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
53

Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.


2.24. Peraturan dan Standard-standard yang berkaitan
dengan penilaian bahan bangunan di Indonesia.
2.25. Menurut lampiran gambar dan gambar detail yang
telah disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan
Instansi yang terkait.
2.26. Lahan tersebut diserahkan kepada Penyedia
barang/Jasa pada saat menerima SPPBJ dalam
keadaan 0 % (Nol prosen).

Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Kuasa Pengguna


Anggaran dalam keadaan selesai 100 % (seratus prosen),
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat syarat (RKS) /
Dokumen Pengadaan Penyedia Barang/Jasa Pelaksanaan
Konstruksi, Surat Perjanjian Kerja Pelaksanaan (Kontrak) dan
Berita Acara Perubahan pekerjaan yang telah disyahkan oleh
Kuasa Pengguna Anggaran dan Instansi teknis yang terkait.
5.4 Kuasa 1. Dilapangan pekerjaan, Penyedia Barang / Jasa wajib
Penyedia menunjuk seorang kuasa Penyedia Barang / Jasa atau
Barang/Ja bisa disebut Pelaksana Kepala yang cukup untuk
sa dan Memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
Keamanan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Barang / Jasa
di sebagai berikut :
lapangan
Pengalam
Jabatan an Jumla
No Kualifikasi
Personil minimal h (org)
(thn)
1 Pelaksana D3 / STM
5 1
Lapangan (SMK)
2 Administra SLTA /
5 1
si Sederajat
3 Logistik SLTA /
5 1
Sederajat

2. Dengan adanya pelaksana dilapangan, tidak berarti


bahwa Penyedia Barang / Jasa lepas tanggung jawab
sebagaian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Bila dikemudian hari, menurut pendapat Direksi
( Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaandan Kuasa
Pengguna Anggaran, Pelaksana kurang mampu atau tidak
cukup cakap dalam memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahuan kepada Penyedia Barang / Jasa secara
tertulis untuk disediakan penggantianya.
4. Penyedia Barang / Jasa diwajibkan menjaga keamanan
lapangan terhadap barang-barang milik Kegiatan ,
Pengawasan dan milik Pihak lain yang ada dilapangan.
5. Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab penuh atas
penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap barang

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
54

yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang


dan malam. Pengguna Anggaran tidak bertanggung jawab
terhadap Penyedia Barang / Jasa dan sub Penyedia
Barang / Jasa atas kehilangan dan kerusakan bahan-
bahan banguanan atau peralatan atau pekerjaan yang
sedang dalam pelaksanaan. Penyedia Barang / Jasa wajib
mengadakan, mendirikan dan memelihara pagar
sementara untuk pengamanan dan perlindungan yang
mungkin diperlukan terhadap pekerjaan dan umum. Juga
membayar upah dan biaya yang resmi untuk keperluan
tersebut.
6. Bila terjadi kehilangan bahan bangunan yang telah
disetujui Pengawas baik yang telah dipasang maupun yang
belum dipasang menjadi tanggung jawab Penyedia
Barang / Jasa
7. Apabila terjadi kebakaran. Penyedia Barang / Jasa
bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang maupun keselamatan jiwa.
5.5 Jaminan 1. Penyedia Barang / Jasa diwajibkan menyediakan obat-
Keselamat obat menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
an Kerja Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan dilapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi petugas dan pekerja
lapangan.
2. Penyedia Barang / Jasa wajib menyediakan air minum
yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan
bagi semua petugas dan pekerja yang menyangkut
jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Penyedia Barang / Jasa sesuai dengan
peraturan perundanga-undangan yang berlaku
(JAMSOSTEK).
5.6 Timbanga 1. Timbangan duga (peilthootge) ditentukan sesuai dengan
n Duga kondisi lapangan yang ada.
(peilthootg 2. Penyedia Barang / Jasa harus memeriksa kecocokan
e) semua ukuran di dalam gambar, bila terjadi ketidak
cocokan wajib segera memberitahukan kepada
Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaan/ Perencana
untuk meminta pertimbangan dan bila terjadi kekeliruan
menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa.

5.7 Ukuran 1. Penyedia Barang/Jasa diharuskan menggunakan alat-


Pokok dan alat (Instrumen) yang diperlukan (tidak rusak) untuk
Perbedaan mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak
secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu
harus dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan,
penglihatan dan secara kira-kira.
2. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar, ukuran-
ukuran di dalam gambar yang belum tercantum dapat
ditanyakan pada Pengawas / Tim Penerima Hasil

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
55

Pekerjaan/ Perencana sesuai dengan, kondisi lapangan.


3. Penyedia Barang / Jasa harus memeriksa kecocokan
semua ukuran di dalam gambar, bila terjadi ketidak
cocokan wajib segera memberitahukan kepada
Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaan/ Perencana
untuk meminta pertimbangan dan bila terjadi kekeliruan
menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa .
4. Penyedia Barang / Jasa wajib mencocokkan ukuran
dalam gambar sesuai dengan yang lain, jika terjadi selisih
atau perbedaan wajib memberitahukan kepada
Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaan/ Perencana
sesuai kondisi lapangan.
5. Bila gambar pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat tertulis
tidak sama dengan gambar, maka gambarlah yang
mengikat.
6. Bila dalam gambar tertulis pada Rencana Kerja dan
Syarat-syarat tertulis tidak sama dengan gambar, maka
Rencana Kerja dan Syarat-syarat, yang mengikat.
7. Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat tertulis
sedangkan di dalam gambar tidak tertulis maka Rencana
Kerja dan Syarat-syarat yang mengikat.
8. Jika ada perbedaan antara gambar dan gambar detailnya
maka Penyedia Barang / Jasa wajib meminta
pertimbangan kepada Pengawas / Tim Penerima Hasil
Pekerjaan/ Perencana.
9. Dalam jangka 3 (tiga) hari setelah Gunning Penyedia
Barang / Jasa diharuskan mempelajari seluruh dokumen
Perencana dan bila terjadi permasalahan / kejanggalan-
kejanggalan perbedaan gambar dan lainnya, Penyedia
Barang / Jasa diwajibkan konsultasi/lapor kepada
Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaan/ Perencana hal
mana dapat dibicarakan penyelesaianya dengan Kuasa
Pengguna Anggaran.
5.8 Pekerjaan 1. Sebelum memulai suatu pekerjaan yang ada dalam
Pembersih kontrak, Penyedia barang/jasa harus mengunjungi tempat
an pekerjaan dan meninjau kondisi (keadaan) serta bahan-
Lapangan bahan yang akan didatangkan.
2. Tempat dari pekerjaan yang dimaksud harus bersih dari
segala tumbuh-tumbuhan, rumput dan akar tumbuhan
dan kotoran sebagainya serta rintangan yang terdapat
disekitar daerah pekerjaan tersebut dan siap untuk
penggalian.
3. Penyedia Barang / Jasa tidak diperkenankan membasmi /
menebang atau merusak pagar hidup kecuali yang ada
alam batas-batas penggalian atau yang jelas tercantum di
dalam gambar, bahwa harus disingkirkan. Jika ada suatu
hal yang mengharuskan Penyedia Barang / Jasa untuk
melakukan penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari
Kuasa Pengguna Anggaran.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
56

4. Penyedia Barang / Jasa harus memindahkan barang-


barang yang terdapat di lingkungan pekerjaan dengan
berkonsultasi dengan pengawas / Kuasa Pengguna
Anggaran.
5.9 Pekerjaan 1. Pekerjaan persiapan meliputi :
Persiapan Yang dimaksud pekerjaan persiapan sesuai pada daftar
kuantitas dan harga meliputi :
a. Menyediakan / membuat Brak (Los) kerja untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan kerja dengan
ukuran 3 x 4 m.
b. Mengurus administrasi Ijin Mendirikan Bangunan
(IMB)
c. Pemasangan Papan nama proyek / Kegiatan
d. Pembersihan lokasi, perataan tanah
e. Pemasangan Bowplank & pengukuran
f. Setelah pekerjaan persiapan, pembersihan lokasi
dilingkungan dimana bangunan akan dilaksanakan
sudah selesai, Penyedia Barang / Jasa bersama
dengan Pengawas, Perencana dan Tim Penerima Hasil
Pekerjaanselanjutnya melaksanakan pengukuran
( Uitzet / pasang bouwplank )
2. Spesifikasi teknis :
a. Dalam pembuatan brak kerja/los-los bahan
menggunakan bahan-bahan non permanen dan
mudah dibongkar.
b. Lahan yang akan didirikan bangunan harus
dibersihkan dari segala kotoran, seperti sisa-sisa
tumbuhan, akar-akar dan lain-lainnya.
c. Kayu-kayu untuk bouplank digunakan kayu klas III
dengan mutu kayu sesuai SII No. 0458/8.
5.10 1. Pekerjaan tanah dan pasir meliputi pada pekerjaan :
Pekerjaa 2.1 Pondasi Foot Plat an Pondasi Sumuran
n Tanah - Galian tanah
dan Pasir - Urug tanah kembali
- Urug pasir dasar lantai kerja
2.2 Pondasi Menerus/ Stall
- Galian tanah
- Urug tanah kembali
- Urug pasir dasar pondasi batu putih
2.3 Urugan Tanah dan Sirtu
Urug tanah
- Urug tanah kembali
- Urug sirtu
2 Galian Tanah :
2.1. Galian Tanah pondasi dikerjakan setelah pemasangan
bouwplank disetujui oleh Tim Penerima Hasil
Pekerjaan/ Kuasa Pengguna Anggaran / Pengawas.
Galian tanah untuk pondasi dengan patokan sesuai
gambar rencana. Lebar dasar galian tanah untuk

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
57

pondasi 20 cm lebih besar dari pondasi.


2.1. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa air, gas, pipa
pembuangan, kabel-kebal listrik, kabel telpon, sumur
air bersih dan lainnya yang masih dipergunakan, maka
secepatnya memberitahukan kepada pengawas atau
kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk seperlunya. Penyedia Barang /
Jasa bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
2.2. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang
telah ditentukan, maka Penyedia Barang / Jasa
harus mengisi / mengurug daerah tersebut dengan
bahan pondasi yang sesuai dengan baik serta sesuai
dengan spesifikasinya.
2.3. Penyedia Barang / Jasa harus menjaga agar lubang-
lubang galian pondasi tersebut bebas dari genangan
air (bila perlu dipompa) sehingga pekerjaan pondasi
dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
spesifikasinya.
2.4. Galian tanah terdiri dari galian pondasi dan semua
hasil tanah galian dibuang keluar blouwplank.
2.5. Urugan kembali memakai tanah bekas galian yang
bersih dari segala kotoran atau urugan tanah dari luar
lokasi dengan ketentuan tanah yang didatangkan
tersebut harus kwalitas baik dan bersih dari segala
kotoran maupun humus
2.6. Pelaksanaan pengurugan tanah dengan cara selapis
demi lapis sambil disirami air secukupnya, dan
ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengurugan tanah
kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapat persetujuan pengawas.
2.7. Urugan tanah dikerjakan sesuai dengan patokan pada
gambar dan dikerjakan setelah pekerjaan pondasi
selesai.
3 Urugan pasir dan Sirtu digunakan untuk :
3.1. Alas pondasi setebal 10 cm jadi
3.2. Dibawah lantai setebal 10 cm jadi
3.3. Diatas urug tanah dan dibawah Floor Lantai / Rabat
beton Lantai ( menyesuaikan Gambar)
4 Urugan tanah digunakan untuk :
4.1. Urugan tanah harus dilaksanakan lapis demi lapis
dan disiram air sehingga kepadatannya memenuhi
syarat dan Tiap lapis tebal 20 cm.
4.2. Setiap pekerjaan pemadatan tanah harus
menggunakan alat pemadat tanah, baik manual
maupun mekanik.
5.11 Pekerjaa Pekerjaan Pasangan Pondasi :
n 1. Yang dimaksud batu belah dalam pekerjaan ini adalah
Pasangan batu putih jadi untuk pasangan pondasi untuk bangunan

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
58

Batu gedung ini menggunakan bahan batu putih dengan dipilih


putih/Ba yang berkualitas baik dan atas persetujuan Pengawas /
tu Belah Tim Bimbingan Pelakasanaan Kegiatan.
2. Pelaksanaan pemasangan batu putih pada pondasi dengan
cara mundur kebelakang dan tidak boleh diinjak-injak
sehingga didapat ikatan antar batu dengan spesi.
3. Pasangan batu putih pondasi dengan spesi/perekat
1Pc:3KP:10Ps, semua pasangan batu putih untuk pondasi
harus diberap sesuai spesinya dan khusus untuk pondasi
cor cyclop dengan campuran 1Pc:3Ps:5Krk (Sesuai
gambar).
4. Pasangan Batu putih yang dimaksud untuk pasangan
adalah berukuran  15/20 cm dan minimal mempunyai
tiga bidang permukaan.
5. Celah-celah yang besar diantara batu-batu di isi dengan
batu kecil yang sesuai.
6. Susunan batu yang satu dengan yang lainnya tidak boleh
bersinggungan dan selalu ada perekat diantaranya
(mempunyai sisi).
7. Sebelum dipasang, batu-batu harus dibersihkan dari
kotoran.
8. Pemasangan batu tidak boleh dijatuhkan langsung dari
atas, jadi harus diatur dengan baik agar tidak berongga.
9. Batu putih yang digunakan adalah batu keras, kasar,
yang tidak boleh dipukul / dipecahkan dengan bodem
didekat alur galian / pasangan pondasi.

5.12 Pasangan 1. Memenuhi Syarat-syarat PUBB SNI.3 – 1956. Penyedia


Batu Barang / Jasa harus menyerahkan contoh dari batu bata
Bata yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas dan Tim Bimbingan Pelakasanaan Kegiatan.
2. Pelaksanaan Pekerjaan pasangan batu bata.
a. Di atas pondasi dipasang beton sloof dengan campuran
1Pc:2Ps:3Kr, (sesuai petunjuk gambar).
b. Pasangan batu bata dengan perekat 1Pc:3Kp:10Ps
( letak sesuai petunjuk gambar )
c. Pasangan batu bata (Tasram) dan leaning dengan
perekat 1Pc:2Ps kecuali disebutkan lain dalam
gambar.
d. Pasangan batu bata harus dikerjakan dengan verband
yang baik, dan pemasangannya tidak boleh lebih dari
1 (satu) meter per harinya
e. Pasangan batu Bata diatas kosen berupa lengkung
strek dengan perekat 1Pc:3Ps bentang maksimum 1m.
Sedangkan untuk bentang lebih dari 1m dengan
balok latei beton bertulang campuran 1Pc:2Ps:3Kr
ukuran dan tulangan sesuai dengan gambar
f. Batu bata yang digunakan harus berkualitas baik
dengan prosentase pecah max 10%.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
59

g. Batu bata sebelum dipasang harus direndam atau


disiram air sampai buih-buihnya habis dan bersih dari
kotoran.
h. Pembuatan perancah tidak boleh menebus tembok.
i. Pasangan batu bata yang telah selesai secara kontinyu
harus dihasi dengan air.
j. Dimana terdapat angkur tembok seluruh lubangnya
harus ditutup dengan beton tidak bertulang campuran
1Pc : 3Ps : 5Kr.
k. Bahan-bahan untuk semua pasangan sebelum
dicampur harus diayak terlebih dahulu dengan kawat
kasa dengan sudut kemiringan paling kecil 50 dengan
tanah.
l. Semua bahan yang digunakan harus mendapat
persetujuan dari Pengawas / Tim Penerima Hasil
Pekerjaan .
m. Pada hubungan kolom beton dengan dinding batu Bata
harus diberi angkur dari besi beton 0,8 mm tiap jarak
50 cm vertikal, berlaku pada struktur kolom yang
dikerjakan dulu.
5.13 Pekerja 1. Pekerjaan beton dikerjakan atas dasar perhitungan dan
an B e t gambar yang dibuat oleh perancana sesuai SNI 1991
on memenuhi kuat desak K 225
2. Mutu Pekerjaan Beton
Baja tulangan dengan diameter lebih kecil sama dengan 12
mm menggunakan baja tulangan polos (BJTP) 240
dengan tegangan leleh minimum ( f y = 240 Mpa ) dan
perpanjangan minimum 22 %.
3. Bahan beton :
Pasir harus dari butir-butiran meniral yang keras dengan
diameter butiran antara  0,075 mm s/d  5 mm.
Kerikil alam atau batu pecah harus dari butiran meneral
yang keras dengan diameter antara  20 mm s/d 
35 mm.
Pasir dan kerikil sebelum digunakan harus dibersihkan
dari segala kotoran, terutama dalam bahan organic
yang merugikan beton.
Semen Portland yang digunakan sekualitas merk Gresik
atau Nusantara kode PC dengan mutu I dengan
standart Mutu SII 0013 – 81.
Besi beton yang dipakai harus baru dengan Standart
Industri Indonesia (SII).
Air yang digunakan harus bersih/jernih tidak
mengandung bahan organic yang merugiakan mutu
beton.
4. Perbandingan campuran dan Pengadukan beton ;
Semua pekerjaan Untuk beton dan bagian konstruksi
lainnya dengan memenuhi kuat desak K 225 dan
khususnya untuk cor beton dengan memenuhi kuat
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
60

desak K 100 digunakan untuk pekerjaan :


Lantai kerja
Rabat beton
Beton neut
Ketentuan campuran campuran supaya menyesuaikan
ketentuan Faktor Air Semen (FAK) yang ada.
Pasir, kerikil dan air sebelum diaduk semua bahan
tersebut harus dibersihkan atau dicuci hingga
bersih, sehingga bebas dari segala bahan organic,
humus dan kotoran-kotoran lain yang bisa
merugikan mutu beton.
5. Pembuatan Cetakan/bekesting dan steger :
Bekisting harus cukup kuat menggunakan kayu
kalimantan kelas III atau kayu tahun lokal yang
baik dan tidak bocor (kedap air), apabila dalam
pembuatan cetakan dengan menggunakan papan
kayu dan ukuran papan kayu yang dipakai mnimal
2x15 cm.
Untuk kayu steger diameter minimal  7,5 cm, jarak
maximal 0,50 cm, konstruksi cetakan beton dengan
menggunakan kayu Dolken dan tidak diperbolehkan
menggunakan bambu.
Pemasangan bekesting dan steger harus benar dan kokoh,
sehingga dimensi dan peil sesuai dengan yang
dimaksud.
Dasar pijakan tiang steger supaya kokoh, sehingga
menjamin kedudukan steger dan bekesting beton
secara kesuluran. Khusus untuk Plat lantai harus
menggunakan Scafolding sebagai tiang perancah/
stegernya
6. Pengecoran beton :
Sebelum di Cor kebersihan cetakan beton ketepatan dan
kebenaran pemasangan besi betn harus
diperhatikan sebaik-baiknya.
Pengecoran beton harus betul-betul padat dengan
menggunakan pemadat manual atau mekanik
yang disetujui Pengawas dan Tim Bimbingan
Pelakasanaan Kegiatan.
Pengecoran dapat dapat dilaksanakan setelah mendapat
Ijin dari Pengawas dan Tim Bimbingan
Pelakasanaan Kegiatan.
Penghentian pengecoran (siar) sesuai petunjuk
pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaanatau
sesuai dengan ketentuan SK-SNI-T-15-1991.
7. Pengerjaan besi beton :
Pengerjaan besi beton harus dilaksanakan sesuai
ketentuan gambar rencana dan peraturan yang
berlaku.
Pembengkokan tulangan harus dilaksanakan pada

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
61

kondisi dingin, dengan panjang kait dan panjang


penyaluran tegangan sesuai ketentuan teknis.
Perkuatan antar besi tulangan, menggunakan kawat
beton (bendrat, ikatan harus kuat dan kokoh).
8. Selimut beton / beton deking :
Beton deking harus dibuat khusus untuk keperluan ini
dengan ketentuan sebagai berikut :
Selimut beton harus dibuat menurut tebal beton deking
yang ditentukan dan dipasang secukupnya dengan
campuran 1Pc:3Ps.
Ukuran tebal tebal beton deking, menyesuaikan
ketentuan yang ada sedang lebar / panjangnya
+ 5 x 5 cm.
Tiap beton deking supaya diberi kawat beton untuk dapat
diikatkan dengan besi tulangan, sehingga posisi
beton deking terjamin ketapatannya.
Selimut beton/beton deking :
Foot plate = 2,50 cm
Sloof S 15/20 dan 20/30 = 2,50
cm
Kolom = 2,50 cm
Balok = 2,50 cm
9. embongkaran begesting dan Pemeliharaan beton :
Begesting harus dibongkar setelah memenuhi peraturan
SNI 1991 atau sekurang-kurang sudah berumur 3
(tiga) minggu kecuali menggunakan bahan
campuran kimia pemercepat pengerasan beton.
Siraman air selama proses pengerasan beton harus
cukup SNI 1991 Sehingga proses pengeringan beton
berlangsung dengan baik.
10. Ukuran/Dimensi beton :
Ukuran atau dimensi beton diperhitungan sesuai ukuran
cetak.
Dimensi konstruksi beton sesuai gambar rencana.
Penulangan konstruksi beton sesuai gambar rencana.
Untuk semua pekerjaan beton dalam perhitungan adalah
ukuran cetak, demikian pula untuk pekerjaan
konstruksi dan struktur lainnya.
11. Teknis pelaksanaan :
Sebelum pelaksanaan pekerjaan besi beton, penyedia
barang / jasa supaya terlebih mengadakan
konsultasi dengan pengawas atau Tim Bimbingan
Pelakasanaan Kegiatan, pekerjaan dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
pengawas atau Tim Bimbingan Pelakasanaan
Kegiatan.
Pekerjaan pengecoran dapat dilaksanakan setelah
mendapat persutujuan dari pengawas atau Tim
Bimbingan Pelakasanaan Kegiatan.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
62

12. Segala ukuran dan penjelasan yang belum disebut disini


pada prinsipnya pelaksanaannya sesuai dengan
penjelasan gambar rencana dan sebelum melangkah pada
pekerjaan beton dimaksud, penyedia barang/jasa terlebih
dahulu harus memberitahu kepada pengawas dan Tim
Bimbingan Pelakasanaan Kegiatan.

5.14 Pekerja 1. Pekerjaan plesteran, meliputi :


an Pasangan batu bata dan cor beton diplester dengan
Plesteran spesi ditentukan sebagai berikut :
1.1. Pasangan bata trasram diplester dengan perekat
1Pc:2Ps letak disesuaikan dengan gambar.
1.2. Semua pekerjaan beton yang kelihatan diplester
dengan perekat 1 Pc : 3 Ps. dan Sebelum beton
diplester harus dibersihkan dulu permukaannya
dilapis perekat Pc.
1.3. Pasangan batu bata Bata pada setiap Sudut
diplester 1Pc:4ps dan sponengan dilakukan dengan
Pc yang halus dan rapi.
1.4. Untuk cor rabat beton pada lantai yang tidak ada
pasangan keramiknya diplester / di aci dengan pola
gepyok sapu lidi.
2. Cara plesteran :
2.1. Semua plesteran dinding baru boleh dikerjakan
setelah terlindung atap dan Sebelum dinding
diplester semua pipa instalasi harus sudah
terpasang.
2.2. Pasangan batu bata sebelum diplester harus
dibersihkan dari segala kotoran, dan sebelumnya
terlebih dahulu dinding harus dibasahi dengan air
sampai jenuh.
2.3. Plesteran harus menggunakan jalur-jalur kepala
vertikal selebar kurang lebih 15 cm dengan jarak
antara paling besar 100 cm satu sama lain, jalur
kepala ini harus benar-benar vertikal dan datar.
Jalur kepala ini merupakan patokan/pedoman
untuk plesteran selanjutnya
2.4. Bidang-bidang yang telah selesai diplester harus
segera dikontrol dengan mistar yang panjangnya
tidak boleh kurang 200 cm.
2.5. Apabila ternyata terdapat cekungan, cembungan,
ataupun plesteran tidak vertikal (tegak) dan
tidak siku, maka harus diperbaiki selambat-
lambatnya dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam.
2.6. Pada waktu panas plesteran secara rutin harus
disiram air.
2.7. Bahan-bahan seperti pasir, kapur sebelum
dicampur disaring terlebih dahulu dan dibersihkan
dari segala kotoran.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
63

2.8. Pekerjaan acian bisa dilaksanakan setelah


mendapat pesetujuan dari pengawas atau Tim
Bimbingan Pelakasanaan Kegiatan.

5.15 Standar Dalam penggunaan bahan-bahan bangunan PUBI 1982 dan


Bahan estándar yang dipakai di Indonesia seperti terurai di bawah
ini :
1. Semen Portland (P.C)
Semen Portland yang digunakan adalah semen jenis I
dengan standar mutu SII 0013-81, maka dari itu dapat
digunakan semen merk Gresik, Nusantara, Tiga Roda.
2. Kapur Bangunan
Kapur yang digunakan adalah kapur padam yaitu jenis
kapur lahar yang dipadamkan dengan air dan membentuk
hidrat adapun persyaratannya sesuai tabel 4-2 PUBI 1982
dan juga SMI-03-2097-1991.
3. Air
Air yang digunakan harus bersih tidak mengandung
lumpur, minyak, benda terapung, yang bisa dilihat secara
visual dan asam – asam zat organik dan sebagainya.
4. Tanah Urug
Tanah Urug kualitas baik harus bersih dari humus,
kotoran maupun bekas bongkaran bahan bangunan akar
tanaman, rumput dan lain-lain.
5. Pasang Pasir
Pasang Pasir harus bersih, kadar air maksimum 5% tidak
mengandung zat organik, dan angka kehalusan yang lolos
ayakan 0,3 mm minimal 20%.
6. Pasir Urug
Pasir Urug berbutir halus, bersih, kadar lumpur
maksimum 10% tidak mengandung zat organik dan angka
kehalusan yang lolos syarat 0,5 mm minimal 20%.
7. Kerikil Beton
Kerikil Beton yang digunakan adalah kerikil alam atau
pecah yang berukuran 5-25 mm. Persyaratan kerikil beton
berdasarkan syarat fisik dan syarat kimia PUBI 1982 pasal
12 ayat 2.1 ayat 2.2.
8. Batu Bata
Ukuran standar dengan toleransi ukuran sesuai tabel 27-1
dan 27-2 PUBI 1992. Bagian yang pecah dari bata Bata
tidak boleh dari 10 %. Persyaratan kuat tekan harus
memenuhi ketentuan pada tabel 27-3 PUBI 1982.
9. Besi Beton
Besi Beton yang digunakan adalah besi beton St. 37 yang
memenuhi PBI 1971 dan memenuhi standar SII. Semua
bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini dapat bersifat
pabrikasi yang dengan syarat memiliki kualitas yang
homogen dan semua bahan yang bersifat pabrikasi (besi /
baja) dimensi yang dipakai harus sesuai yang ada dan

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
64

beredar di perdagangan umum dengan toleransi sesuai SII


(Stándar Industri Indonesia).
5.16 Jasa Konstruksi
Sesuai Undang – Undang Republik Indonesia nomor 18 Tahun 1999 tetang
Jasa Konstruksi :
1. Pasal 25
Pengguna Anggaran dan penyedia jasa wajib bertanggung jawab atas
kegagalan bangunan.
Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa
ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir perjaan kontruksi dan paling
lama 10 (sepuluh) tahun.
2. Pasal 28
Ketentuan mengenai jangka waktu dan penilai ahli, tanggung jawab
perencana kontruksi, pelaksanaan kontruksi dan pengawasan serta
tanggung jawab Pengguna Anggaran diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
3. Pasal 29
Masyarakat berhak untuk melakukan pengawasan untuk mewujud tertib
pelaksanaan jasa kontruksi dan memperolah pengganti yang layak atas
kerugian yang dialami secara langsung sebagai akibat penyelenggaraan
pekerjaan kontruksi.
4. Pasal 30
Masyarakat bekewajiban menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan
yang berlaku dibidang pelaksanaan jasa kontruksi dan turut mencegah
terjadinya pekerjaan kontruksi yang membahayakan kepentingan umum.
Mengetahui : Konsultan Perencana
Pejabat Pembuat Komitmen, CV. Multi Citra Graha,PT. ARSIDEA

Suparmin, MPSSp Ir. SiswoyoANDREAS HARIS H, MT,


NIP. 19710620 199202 1 001 IAI
Direktur

5.1. Lingkup 6. Program, Kegiatan, Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :


Program, Program : Pendidikan Luar Biasa
Kegiatan, Kegiatan : Pembangunan Gedung Sekolah
Pekerjaan Pekerjaan : Pembangunan Pagar Keliling SLB Negeri
Sleman
Lokasi : Tanjung, Gotakan,Panjatan Kulon
Progo
Tahun Anggaran : 2011

7. Uraian Pekerjaan yang dilaksanakan sebagai berikut ::


a. Pekerjaan Persiapan :
Pembuatan Papan Nama Kegiatan
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
65

Pembersihan
Pengukuran/ Uitzet Bouwplank
b. Pekerjaan Tanah dan Pasir :
Galian Tanah Pondasi menerus dan Pondasi sumuran
Urugan tanah kembali
Urugan tanah keras
Urug Pasir bawah pondasi dan lantai
c. Pekerjaan Pasangan :
Pasangan Pondasi Batu putih
Pasangan Dinding Batu bata
d. Pekerjaan Beton
meliputi beton struktur dari Lantai Kerja, Footplat, sloof,
kolom balok .
e. Pekerjaan Plesteran :
meliputi plesteran dinding dan plesteran beton
Uraian Pekerjaan pekerjaan tersebut diatas secara rinci
dapat dilihat pada DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
seperti terlampir pada RKS ini

8. Pekerjaan Persiapan.
a. Mobilisasi Peralatan
Penyediaan pengangkutan, peralatan – peralatan,
kendaraan – kendaraan / alat – alat besar yang
menunjang pelaksanaan kegiatan baik yang menyewa
maupun milik perusahaan.
Mobilisasi Material
Penyedia jasa juga harus memperhitungkan dalam
penawarannya karena lokasi yang akan dibangun
membutuhkan langsir material yang cukup jauh dari
jalan besarm dan itu harus menyediakan atau
membuat acces/ jalan tersendiri untuk mencapai
lokasi yang paling dekat.
b. Persiapan Lapangan
1) Penyedia Barang / Jasa harus mendatangkan
tenaga kerja, tenaga penunjang, tenaga teknis dan
tenaga ahli dalam jumlah yang cukup.
2) Menyediakan brak / los kerja untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan dan ruang kerja untuk
Direksi ( Pengawas dan Tim Penerima Hasil
Pekerjaan dengan ukuran yang mencukupi.
3) Pembersihan lapangan yang dianggap mengganggu
pelaksanaan kegiatan dan membuat pagar
Keamanan pekerjaan dan pekerjaan sarana lainnya
sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan
dengan lancar.
4) Memindah/ memotong pohon yang sekiranya
mengganngu/ mengenai area bangunan/ gedung
yang akan dibangun.
9. Pengukuran

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
66

a. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Barang / Jasa


harus mengadakan pengukuran – pengukuran di
lapangan.
b. Pematokan untuk dapat menentukan patok – patok
utama bagi pembangunan yang akan dilaksanakan.
c. Biaya pengukuran dan pematokan sepenuhnya
ditanggung oleh Penyedia Barang / Jasa / tertuang
dalam penawaran.
10.Keamanan Kegiatan.
Penyedia Barang / Jasa harus menempatkan petugas
keamanan untuk menjaga keamanan kegiatan, baik
barang – barang milik perusahaan maupun Direksi
( Pengawas/Tim Bimbingan Pelakasanaan Kegiatan).selain
itu secara fisik untuk area kerja harus diberi batas/pagar
pengaman dari bahan semi permanen ( plat seng dll)
11.Kontrol Kualitas Bahan.
a. Kecuali ditentukan lain Penyedia Barang / Jasa harus
sudah mempertimbangkan semua biaya sehubungan
dengan kontrol kualitas bahan kepada pihak ke tiga.
b. Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan alat – alat
praktis untuk memeriksa bahan – bahan tersebut.
12.Standart yang dipakai.
Semua pekerjaan harus berdasarkan Standart Normalisasi
Indonesia (SNI), Standard Industri Indonesia (SII)
Peraturan – peraturan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini / Menurut Ketentuan Spesifikasi Teknis.
9. Mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), administrasi
disiapkan oleh Pengguna Anggaran sedangkan
pengurusannya dilakukan oleh Penyedia Barang / Jasa
( Segala biaya yang timbul akibat Pembuatan Brak Kerja
dan pengurusan IMB ini diperhitungkan dalam penawaran
atau Insklusife di Rencana Anggaran Biaya ).
13.Bila suatu persyaratan disebutkan secara khusus didalam
pesyaratan ini, maka ketentuan itu harus diutamakan
untuk melengkapi standard – standard Persyaratan –
persyaratan Spesifikasi teknis dan gambar.
10. Pada akhir kerja, Penyedia Barang / Jasa diharuskan
membersihkan lahan tempat kegiatan dari segala kotoran
akibat pelaksanaan kegiatan (bekas bongkaran yang
bersifat sampah) termasuk sisa-sisa material bangunan
serta gundukan tanah, bekas galian dan lain sebagainya.
14.Pemeliharaan Bangunan
Penyedia Barang / Jasa harus memperhitungkan biaya
pemeliharaan, kebersihan dan tanggung jawab atas
kerusakan – kerusakan akibat kesalahan teknis selama
waktu pemeliharaan.
15.Penggunaan Spesifikasi / Persyaratan Teknis.
Spesifikasi / Persyaratan Teknis ini disiapkan untuk
menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan dan

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
67

persyaratan terhadap seluruh bangunan serta pekerjaan


lainnya sebagai kesatuan yang tidak dapat terpisahkan,
kecuali disebutkan lain. Maka setiap bab dalam
persayaratan ini disesuaikan dengan yang dinyatakan
dalam daftar kuantitas dan harga / gambar – gambar /
Keterangan – keterangan tambahan tertulis dan perintah
dari Direksi ( Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaan/
Perencana)
5.17 Pekerjaan 13.Air Kerja.
Pengamana Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila
n Lapangan mungkin didapat dari sumber yang sudah ada dilokasi
dan kegiatan dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada
Pengadaan Pengguna Anggaran.
Sarana 14.Jalan Masuk
a. Tempat Pekerjaan dan jalan sementara / jalan masuk
ketempat pekerjaan harus diadakan oleh Penyedia
Barang / Jasa bila mana diperlukan atau disesuaikan
dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi kegiatan
tersebut.
b. Selama pekerjaan Penyedia Barang / Jasa harus
memelihara seluruh jalan sementara dan sebagainya
yang mungkin diperlukan untuk memasuki bagian
pekerjaan dan menyingkirkan / membersihkan kembali
pada waktu penyelesaian pekerjaan atau jika
diperintahkan juga memperbaiki segala kerusakan
yang diakibatkan selama proses pelaksanaan fisik
15.Iklan
Penyedia Barang / Jasa tidak diijinkan membuat /
memasang iklan dalam bentuk apapun di dalam lokasi
kegiatan, tanpa izin Pihak Kuasa Pengguna Anggaran.
16.Pencegahan Pelanggaran Wilayah.
Penyedia Barang / Jasa diharuskan
memagari/mengamankan daerah operasinya di sekitar
tempat pekerjaan.
17.Orang – orang yang tidak berkepentingan.
Penyedia Barang / Jasa harus melarang siapapun yang
tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan
dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf
pelaksana yang bertugas dan para penjaga.
18.Perlindungan Terhadap Milik Umum.
a. Penyedia Barang / Jasa harus agar jalan umum, dan
hak memakai jalan, bersih dari alat – alat mesin, bahan
– bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara
kelancaran lalu lintas, baik dari kendaraan umum
maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung.
b. Penyedia Barang / Jasa harus bertanggung jawab atas
gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas
(perlengkapan umum) seperti aluran air, telephone,
listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi –

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
68

operasi Penyedia Barang / Jasa.


19.Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada.
Selama masa – masa pelaksanaan Kontrak, Penyedia
Barang / Jasa bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan, utilitas, jalan – jalan, saluran – saluran
pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan
kerusakan – kerusakan sejenis yang disebabkan karena
operasi – operasi Penyedia Barang / Jasa dalam arti kata
yang luas, itu semua harus diperbaiki oleh Penyedia
Barang / Jasa hingga dapat diterima oleh Kuasa Pengguna
Anggaran.
20.Penjagaan dan Pemagaran Sementara.
Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab atas
penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap
pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan
kontrak, siang malam. Kuasa Pengguna Anggaran tidak
bertanggung jawab terhadap Penyedia Barang / Jasa, dan
sub Penyedia Barang / Jasa, atas kehilangan dan
kerusakan bahan – bahan bangunan atau peralatan atau
pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan. Penyedia
Barang / Jasa wajib mengadakan, mendirikan dan
memelihara pagar sementara ynag mungkin diperlikan
untuk pengamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan
dan umum.
21.Perlindungan Pekerjaan
Penyedia Barang / Jasa bertanggung Jawab atas
keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan – bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi ditempat pekerjaan,
hingga kontrak selesai dan diterima oleh Kuasa Pengguna
Anggaran.
22.Gangguan Pada Tetangga
Segala pekerjaan yang menurut Kuasa Pengguna Anggaran
mungkin akan menyebabkan gangguan pada penduduk
yang terdekat, hendaknya dilaksanankan sesuai
pengarahan Kuasa Pengguna Anggaran, dan semua resiko
akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Barang /
Jasa.
23.Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam Kerja Normal.
Penyedia Barang / Jasa akan mendapat izin lisan dari
Pengawas Lapangan untuk melaksanakan pekerjaan yang
tertera dalam Kontrak ini di luar jam – jam kerja biasa,
pada hari – hari minggu atau hari – hari libur resmi.
24.Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Lokasi Pekerjaan
Apabila Penyedia Barang / Jasa melaksanakan pekerjaan
di luar lokasi pekerjaan supaya memberitahukan kepada
pengawas atau Kuasa Pengguna Anggaran untuk diadakan
pemeriksaan.
5.18 Pekerjaa 3. Menurut Dokumen Pengadaan Penyedia Barang/Jasa
n yang Pelaksanaan Konstruksi :

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
69

akan 3.1. Rencana Kerja dan Syarat-sayarat


dilaksanak 3.2. Gambar
an 3.3. Berita Acara penjelasan pekerjaan
(Aanvulling)
3.4. Perubahan-perubahan dalam
pelaksanaan (bila ada)
Dokumen-dokumen tersebut harus sudah disyahkan oleh
Kuasa Pengguna Anggaran dan Instansi teknis yang
terkait.
4. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :
4.1. Argeme Voorweden Voor Uitvoedin van Openbere
Warken, yang disyahkan dengan Surat Keputusan
Pemerintah Hindia Belanda No. 9 tanggal 28 Mei
1941 dan tambahan lembaran Negara Nomor 14571
dan Persyaratan Pembangunan di Indonesia yang
disyahkan oleh Pemerintah Belanda (Khususnya
pasal-pasal yang masih berlaku)
4.2. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
4.3. Peraturan Konstruksi kayu Indonesia (PPKI –
N.1.5/1961).
4.4. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI)
1982.
4.5. PUPI ( Peraturan Umum Pembebanan Indonesia )
Tahun 1987.
4.6. SNI Nomor : 03 – 1726 – 1984. Tentang : Pedoman
Perencanaan Tahan Gempa untuk Rumah dan
Gedung.
4.7. SNI Nomor : 03 – 0106 – 1987. Tentang : Penggunaan
ubin lantai keramik marmer dan cara uji.
4.8. SNI Nomor : 03 – 0675 – 1989. Tentang : Penggunaan
kosen,pintu dan jendela dari kayu.
4.9. SNI Nomor : 03 – 3527 – 1994. Tentang : Mutu kayu
bangunan.
4.10. SNI Nomor : 03 – 1734 – 1989. Tentang : Pedoman
Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding
Bertulang untuk Rumah & Gedung.
4.11. SNI Nomor : 03 – 2996 – 1991. Tentang : Tata cara
dan Perancangan penerangan alami siang hari untuk
Rumah dan Gedung.
4.12. SNI Nomor : 03 – 2407 – 1991. Tentang : Tata cara
pengecatan kayu untuk rumah dan gedung.
4.13. SNI Nomor : 03 – 2410 – 1991. Tentang : Tata cara
pengecatan dinding tembok dengan cat Emulsion.
4.14. SNI Nomor : 03 – 2834 – 1992. Tentang : Tata cara
pembuatan rencana Campuran Beton Normal.
4.15. SNI Nomor : 0255 – 1987. D. Tentang :
Persyaratan Instalasi Listrik.
4.16. SNI Nomor : 03 – 1727 – 1989. Tentang :

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
70

Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan gedung.


4.17. SNI Nomor : 03 – 2847 – 1992. Tentang :
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
4.18. Keputusan Menteri PU Nomor : 468/KPTS/1998
tanggal 1 Maret 1998 Tentang: Persyaratan Teknis
Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
4.19. SNI Nomor : 03 – 1736 – 1989. Tentang : Tata cara
Perencanaan struktur bangunan untuk
penanggulangan bahaya kebakaran dan Keputusan
Menteri PU Nomor : 10/KPTS/2000 Tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungannya.
4.20. Peraturan Instalasi Khusus Air Bersih dan Listrik
( AVWI dan AVE PUIL – N.I.6 – 1978 )
4.21. Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia
( PUIL ) Tahun 2000 dan ketentuan – ketentuan
setempat.
4.22. Peraturan Perburuan di Indonesia (Tentang
penggunaan Tenaga Kerja harian, Mingguan dan
Bulanan / Borongan ).
4.23. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
441/KPTS/1998 tanggal 10 Nopember 1998, tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
4.24. Peraturan dan Standard-standard yang berkaitan
dengan penilaian bahan bangunan di Indonesia.
4.25. Menurut lampiran gambar dan gambar detail yang
telah disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan
Instansi yang terkait.
4.26. Lahan tersebut diserahkan kepada Penyedia
barang/Jasa pada saat menerima SPPBJ dalam
keadaan 0 % (Nol prosen).

Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Kuasa Pengguna


Anggaran dalam keadaan selesai 100 % (seratus prosen),
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat syarat (RKS) /
Dokumen Pengadaan Penyedia Barang/Jasa Pelaksanaan
Konstruksi, Surat Perjanjian Kerja Pelaksanaan (Kontrak) dan
Berita Acara Perubahan pekerjaan yang telah disyahkan oleh
Kuasa Pengguna Anggaran dan Instansi teknis yang terkait.
5.19 Kuasa 8. Dilapangan pekerjaan, Penyedia Barang / Jasa wajib
Penyedia menunjuk seorang kuasa Penyedia Barang / Jasa atau
Barang/Ja bisa disebut Pelaksana Kepala yang cukup untuk
sa dan Memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
Keamanan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Barang / Jasa
di sebagai berikut :
lapangan

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
71

Pengalam
Jabatan an Jumla
No Kualifikasi
Personil minimal h (org)
(thn)
1 Pelaksana D3 / STM
5 1
Lapangan (SMK)
2 Administra SLTA /
5 1
si Sederajat
3 Logistik SLTA /
5 1
Sederajat

9. Dengan adanya pelaksana dilapangan, tidak berarti


bahwa Penyedia Barang / Jasa lepas tanggung jawab
sebagaian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
10.Bila dikemudian hari, menurut pendapat Direksi
( Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaandan Kuasa
Pengguna Anggaran, Pelaksana kurang mampu atau tidak
cukup cakap dalam memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahuan kepada Penyedia Barang / Jasa secara
tertulis untuk disediakan penggantianya.
11.Penyedia Barang / Jasa diwajibkan menjaga keamanan
lapangan terhadap barang-barang milik Kegiatan ,
Pengawasan dan milik Pihak lain yang ada dilapangan.
12.Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab penuh atas
penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap barang
yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang
dan malam. Pengguna Anggaran tidak bertanggung jawab
terhadap Penyedia Barang / Jasa dan sub Penyedia
Barang / Jasa atas kehilangan dan kerusakan bahan-
bahan banguanan atau peralatan atau pekerjaan yang
sedang dalam pelaksanaan. Penyedia Barang / Jasa wajib
mengadakan, mendirikan dan memelihara pagar
sementara untuk pengamanan dan perlindungan yang
mungkin diperlukan terhadap pekerjaan dan umum. Juga
membayar upah dan biaya yang resmi untuk keperluan
tersebut.
13.Bila terjadi kehilangan bahan bangunan yang telah
disetujui Pengawas baik yang telah dipasang maupun yang
belum dipasang menjadi tanggung jawab Penyedia
Barang / Jasa
14.Apabila terjadi kebakaran. Penyedia Barang / Jasa
bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang maupun keselamatan jiwa.
5.20 Jaminan 3. Penyedia Barang / Jasa diwajibkan menyediakan obat-
Keselamat obat menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
an Kerja Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan dilapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi petugas dan pekerja
lapangan.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
72

4. Penyedia Barang / Jasa wajib menyediakan air minum


yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan
bagi semua petugas dan pekerja yang menyangkut
jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Penyedia Barang / Jasa sesuai dengan
peraturan perundanga-undangan yang berlaku
(JAMSOSTEK).
5.21 Timbang 3. Timbangan duga (peilthootge) ditentukan sesuai dengan
an Duga kondisi lapangan yang ada.
(peilthootg 4. Penyedia Barang / Jasa harus memeriksa kecocokan
e) semua ukuran di dalam gambar, bila terjadi ketidak
cocokan wajib segera memberitahukan kepada
Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaan/ Perencana
untuk meminta pertimbangan dan bila terjadi kekeliruan
menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa.

5.22 Ukuran 10.Penyedia Barang/Jasa diharuskan menggunakan alat-


Pokok dan alat (Instrumen) yang diperlukan (tidak rusak) untuk
Perbedaan mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak
secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu
harus dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan,
penglihatan dan secara kira-kira.
11.Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar, ukuran-
ukuran di dalam gambar yang belum tercantum dapat
ditanyakan pada Pengawas / Tim Penerima Hasil
Pekerjaan/ Perencana sesuai dengan, kondisi lapangan.
12.Penyedia Barang / Jasa harus memeriksa kecocokan
semua ukuran di dalam gambar, bila terjadi ketidak
cocokan wajib segera memberitahukan kepada
Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaan/ Perencana
untuk meminta pertimbangan dan bila terjadi kekeliruan
menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa .
13.Penyedia Barang / Jasa wajib mencocokkan ukuran
dalam gambar sesuai dengan yang lain, jika terjadi selisih
atau perbedaan wajib memberitahukan kepada
Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaan/ Perencana
sesuai kondisi lapangan.
14.Bila gambar pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat tertulis
tidak sama dengan gambar, maka gambarlah yang
mengikat.
15.Bila dalam gambar tertulis pada Rencana Kerja dan
Syarat-syarat tertulis tidak sama dengan gambar, maka
Rencana Kerja dan Syarat-syarat, yang mengikat.
16.Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat tertulis
sedangkan di dalam gambar tidak tertulis maka Rencana
Kerja dan Syarat-syarat yang mengikat.
17.Jika ada perbedaan antara gambar dan gambar detailnya
maka Penyedia Barang / Jasa wajib meminta
pertimbangan kepada Pengawas / Tim Penerima Hasil

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
73

Pekerjaan/ Perencana.
18. Dalam jangka 3 (tiga) hari setelah Gunning Penyedia
Barang / Jasa diharuskan mempelajari seluruh dokumen
Perencana dan bila terjadi permasalahan / kejanggalan-
kejanggalan perbedaan gambar dan lainnya, Penyedia
Barang / Jasa diwajibkan konsultasi/lapor kepada
Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaan/ Perencana hal
mana dapat dibicarakan penyelesaianya dengan Kuasa
Pengguna Anggaran.
5.23 Pekerjaa 5. Sebelum memulai suatu pekerjaan yang ada dalam
n kontrak, Penyedia barang/jasa harus mengunjungi tempat
Pembersih pekerjaan dan meninjau kondisi (keadaan) serta bahan-
an bahan yang akan didatangkan.
Lapangan 6. Tempat dari pekerjaan yang dimaksud harus bersih dari
segala tumbuh-tumbuhan, rumput dan akar tumbuhan
dan kotoran sebagainya serta rintangan yang terdapat
disekitar daerah pekerjaan tersebut dan siap untuk
penggalian.
7. Penyedia Barang / Jasa tidak diperkenankan membasmi /
menebang atau merusak pagar hidup kecuali yang ada
alam batas-batas penggalian atau yang jelas tercantum di
dalam gambar, bahwa harus disingkirkan. Jika ada suatu
hal yang mengharuskan Penyedia Barang / Jasa untuk
melakukan penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari
Kuasa Pengguna Anggaran.
8. Penyedia Barang / Jasa harus memindahkan barang-
barang yang terdapat di lingkungan pekerjaan dengan
berkonsultasi dengan pengawas / Kuasa Pengguna
Anggaran.
5.24 Pekerjaa 3. Pekerjaan persiapan meliputi :
n Yang dimaksud pekerjaan persiapan sesuai pada daftar
Persiapan kuantitas dan harga meliputi :
g. Menyediakan / membuat Brak (Los) kerja untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan kerja dengan
ukuran 3 x 4 m.
h. Mengurus administrasi Ijin Mendirikan Bangunan
(IMB)
i. Pemasangan Papan nama proyek / Kegiatan
j. Pembersihan lokasi, perataan tanah
k. Pemasangan Bowplank & pengukuran
l. Setelah pekerjaan persiapan, pembersihan lokasi
dilingkungan dimana bangunan akan dilaksanakan
sudah selesai, Penyedia Barang / Jasa bersama
dengan Pengawas, Perencana dan Tim Penerima Hasil
Pekerjaanselanjutnya melaksanakan pengukuran
( Uitzet / pasang bouwplank )
4. Spesifikasi teknis :
a. Dalam pembuatan brak kerja/los-los bahan
menggunakan bahan-bahan non permanen dan

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
74

mudah dibongkar.
b. Lahan yang akan didirikan bangunan harus
dibersihkan dari segala kotoran, seperti sisa-sisa
tumbuhan, akar-akar dan lain-lainnya.
c. Kayu-kayu untuk bouplank digunakan kayu klas III
dengan mutu kayu sesuai SII No. 0458/8.
5.25 2. Pekerjaan tanah dan pasir meliputi pada pekerjaan :
Pekerjaa 2.4 Pondasi Foot Plat an Pondasi Sumuran
n Tanah - Galian tanah
dan Pasir - Urug tanah kembali
- Urug pasir dasar lantai kerja
2.5 Pondasi Menerus/ Stall
- Galian tanah
- Urug tanah kembali
- Urug pasir dasar pondasi batu putih
2.6 Urugan Tanah dan Sirtu
Urug tanah
- Urug tanah kembali
- Urug sirtu
5 Galian Tanah :
2.1. Galian Tanah pondasi dikerjakan setelah pemasangan
bouwplank disetujui oleh Tim Penerima Hasil
Pekerjaan/ Kuasa Pengguna Anggaran / Pengawas.
Galian tanah untuk pondasi dengan patokan sesuai
gambar rencana. Lebar dasar galian tanah untuk
pondasi 20 cm lebih besar dari pondasi.
2.8. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa air, gas, pipa
pembuangan, kabel-kebal listrik, kabel telpon, sumur
air bersih dan lainnya yang masih dipergunakan, maka
secepatnya memberitahukan kepada pengawas atau
kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk seperlunya. Penyedia Barang /
Jasa bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
2.9. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang
telah ditentukan, maka Penyedia Barang / Jasa
harus mengisi / mengurug daerah tersebut dengan
bahan pondasi yang sesuai dengan baik serta sesuai
dengan spesifikasinya.
2.10. Penyedia Barang / Jasa harus menjaga agar lubang-
lubang galian pondasi tersebut bebas dari genangan
air (bila perlu dipompa) sehingga pekerjaan pondasi
dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
spesifikasinya.
2.11. Galian tanah terdiri dari galian pondasi dan semua
hasil tanah galian dibuang keluar blouwplank.
2.12. Urugan kembali memakai tanah bekas galian yang
bersih dari segala kotoran atau urugan tanah dari luar
lokasi dengan ketentuan tanah yang didatangkan

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
75

tersebut harus kwalitas baik dan bersih dari segala


kotoran maupun humus
2.13. Pelaksanaan pengurugan tanah dengan cara selapis
demi lapis sambil disirami air secukupnya, dan
ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengurugan tanah
kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapat persetujuan pengawas.
2.14. Urugan tanah dikerjakan sesuai dengan patokan pada
gambar dan dikerjakan setelah pekerjaan pondasi
selesai.
6 Urugan pasir dan Sirtu digunakan untuk :
3.4. Alas pondasi setebal 10 cm jadi
3.5. Dibawah lantai setebal 10 cm jadi
3.6. Diatas urug tanah dan dibawah Floor Lantai / Rabat
beton Lantai ( menyesuaikan Gambar)
7 Urugan tanah digunakan untuk :
4.3. Urugan tanah harus dilaksanakan lapis demi lapis
dan disiram air sehingga kepadatannya memenuhi
syarat dan Tiap lapis tebal 20 cm.
4.4. Setiap pekerjaan pemadatan tanah harus
menggunakan alat pemadat tanah, baik manual
maupun mekanik.
5.26 Pekerjaa Pekerjaan Pasangan Pondasi :
n 10.Yang dimaksud batu belah dalam pekerjaan ini adalah
Pasangan batu putih jadi untuk pasangan pondasi untuk bangunan
Batu gedung ini menggunakan bahan batu putih dengan dipilih
putih/Ba yang berkualitas baik dan atas persetujuan Pengawas /
tu Belah Tim Bimbingan Pelakasanaan Kegiatan.
11.Pelaksanaan pemasangan batu putih pada pondasi dengan
cara mundur kebelakang dan tidak boleh diinjak-injak
sehingga didapat ikatan antar batu dengan spesi.
12.Pasangan batu putih pondasi dengan spesi/perekat
1Pc:3KP:10Ps, semua pasangan batu putih untuk pondasi
harus diberap sesuai spesinya dan khusus untuk pondasi
cor cyclop dengan campuran 1Pc:3Ps:5Krk (Sesuai
gambar).
13.Pasangan Batu putih yang dimaksud untuk pasangan
adalah berukuran  15/20 cm dan minimal mempunyai
tiga bidang permukaan.
14.Celah-celah yang besar diantara batu-batu di isi dengan
batu kecil yang sesuai.
15.Susunan batu yang satu dengan yang lainnya tidak boleh
bersinggungan dan selalu ada perekat diantaranya
(mempunyai sisi).
16.Sebelum dipasang, batu-batu harus dibersihkan dari
kotoran.
17.Pemasangan batu tidak boleh dijatuhkan langsung dari
atas, jadi harus diatur dengan baik agar tidak berongga.
18.Batu putih yang digunakan adalah batu keras, kasar,

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
76

yang tidak boleh dipukul / dipecahkan dengan bodem


didekat alur galian / pasangan pondasi.

5.27 Pasangan 3. Memenuhi Syarat-syarat PUBB SNI.3 – 1956. Penyedia


Batu Barang / Jasa harus menyerahkan contoh dari batu bata
Bata yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas dan Tim Bimbingan Pelakasanaan Kegiatan.
4. Pelaksanaan Pekerjaan pasangan batu bata.
n. Di atas pondasi dipasang beton sloof dengan campuran
1Pc:2Ps:3Kr, (sesuai petunjuk gambar).
o. Pasangan batu bata dengan perekat 1Pc:3Kp:10Ps
( letak sesuai petunjuk gambar )
p. Pasangan batu bata (Tasram) dan leaning dengan
perekat 1Pc:2Ps kecuali disebutkan lain dalam
gambar.
q. Pasangan batu bata harus dikerjakan dengan verband
yang baik, dan pemasangannya tidak boleh lebih dari
1 (satu) meter per harinya
r. Pasangan batu Bata diatas kosen berupa lengkung
strek dengan perekat 1Pc:3Ps bentang maksimum 1m.
Sedangkan untuk bentang lebih dari 1m dengan
balok latei beton bertulang campuran 1Pc:2Ps:3Kr
ukuran dan tulangan sesuai dengan gambar
s. Batu bata yang digunakan harus berkualitas baik
dengan prosentase pecah max 10%.
t. Batu bata sebelum dipasang harus direndam atau
disiram air sampai buih-buihnya habis dan bersih dari
kotoran.
u. Pembuatan perancah tidak boleh menebus tembok.
v. Pasangan batu bata yang telah selesai secara kontinyu
harus dihasi dengan air.
w. Dimana terdapat angkur tembok seluruh lubangnya
harus ditutup dengan beton tidak bertulang campuran
1Pc : 3Ps : 5Kr.
x. Bahan-bahan untuk semua pasangan sebelum
dicampur harus diayak terlebih dahulu dengan kawat
kasa dengan sudut kemiringan paling kecil 50 dengan
tanah.
y. Semua bahan yang digunakan harus mendapat
persetujuan dari Pengawas / Tim Penerima Hasil
Pekerjaan .
z. Pada hubungan kolom beton dengan dinding batu Bata
harus diberi angkur dari besi beton 0,8 mm tiap jarak
50 cm vertikal, berlaku pada struktur kolom yang
dikerjakan dulu.
5.28 Pekerja 13. Pekerjaan beton dikerjakan atas dasar perhitungan dan
an B e t gambar yang dibuat oleh perancana sesuai SNI 1991
on memenuhi kuat desak K 225
14. Mutu Pekerjaan Beton

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
77

Baja tulangan dengan diameter lebih kecil sama dengan 12


mm menggunakan baja tulangan polos (BJTP) 240
dengan tegangan leleh minimum ( f y = 240 Mpa ) dan
perpanjangan minimum 22 %.
15. Bahan beton :
Pasir harus dari butir-butiran meniral yang keras dengan
diameter butiran antara  0,075 mm s/d  5 mm.
Kerikil alam atau batu pecah harus dari butiran meneral
yang keras dengan diameter antara  20 mm s/d 
35 mm.
Pasir dan kerikil sebelum digunakan harus dibersihkan
dari segala kotoran, terutama dalam bahan organic
yang merugikan beton.
Semen Portland yang digunakan sekualitas merk Gresik
atau Nusantara kode PC dengan mutu I dengan
standart Mutu SII 0013 – 81.
Besi beton yang dipakai harus baru dengan Standart
Industri Indonesia (SII).
Air yang digunakan harus bersih/jernih tidak
mengandung bahan organic yang merugiakan mutu
beton.
16. Perbandingan campuran dan Pengadukan beton ;
Semua pekerjaan Untuk beton dan bagian konstruksi
lainnya dengan memenuhi kuat desak K 225 dan
khususnya untuk cor beton dengan memenuhi kuat
desak K 100 digunakan untuk pekerjaan :
Lantai kerja
Rabat beton
Beton neut
Ketentuan campuran campuran supaya menyesuaikan
ketentuan Faktor Air Semen (FAK) yang ada.
Pasir, kerikil dan air sebelum diaduk semua bahan
tersebut harus dibersihkan atau dicuci hingga
bersih, sehingga bebas dari segala bahan organic,
humus dan kotoran-kotoran lain yang bisa
merugikan mutu beton.
17. Pembuatan Cetakan/bekesting dan steger :
Bekisting harus cukup kuat menggunakan kayu
kalimantan kelas III atau kayu tahun lokal yang
baik dan tidak bocor (kedap air), apabila dalam
pembuatan cetakan dengan menggunakan papan
kayu dan ukuran papan kayu yang dipakai mnimal
2x15 cm.
Untuk kayu steger diameter minimal  7,5 cm, jarak
maximal 0,50 cm, konstruksi cetakan beton dengan
menggunakan kayu Dolken dan tidak diperbolehkan
menggunakan bambu.
Pemasangan bekesting dan steger harus benar dan kokoh,
sehingga dimensi dan peil sesuai dengan yang
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
78

dimaksud.
Dasar pijakan tiang steger supaya kokoh, sehingga
menjamin kedudukan steger dan bekesting beton
secara kesuluran. Khusus untuk Plat lantai harus
menggunakan Scafolding sebagai tiang perancah/
stegernya
18. Pengecoran beton :
Sebelum di Cor kebersihan cetakan beton ketepatan dan
kebenaran pemasangan besi betn harus
diperhatikan sebaik-baiknya.
Pengecoran beton harus betul-betul padat dengan
menggunakan pemadat manual atau mekanik
yang disetujui Pengawas dan Tim Bimbingan
Pelakasanaan Kegiatan.
Pengecoran dapat dapat dilaksanakan setelah mendapat
Ijin dari Pengawas dan Tim Bimbingan
Pelakasanaan Kegiatan.
Penghentian pengecoran (siar) sesuai petunjuk
pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaanatau
sesuai dengan ketentuan SK-SNI-T-15-1991.
19. Pengerjaan besi beton :
Pengerjaan besi beton harus dilaksanakan sesuai
ketentuan gambar rencana dan peraturan yang
berlaku.
Pembengkokan tulangan harus dilaksanakan pada
kondisi dingin, dengan panjang kait dan panjang
penyaluran tegangan sesuai ketentuan teknis.
Perkuatan antar besi tulangan, menggunakan kawat
beton (bendrat, ikatan harus kuat dan kokoh).
20. Selimut beton / beton deking :
Beton deking harus dibuat khusus untuk keperluan ini
dengan ketentuan sebagai berikut :
Selimut beton harus dibuat menurut tebal beton deking
yang ditentukan dan dipasang secukupnya dengan
campuran 1Pc:3Ps.
Ukuran tebal tebal beton deking, menyesuaikan
ketentuan yang ada sedang lebar / panjangnya
+ 5 x 5 cm.
Tiap beton deking supaya diberi kawat beton untuk dapat
diikatkan dengan besi tulangan, sehingga posisi
beton deking terjamin ketapatannya.
Selimut beton/beton deking :
Foot plate = 2,50 cm
Sloof S 15/20 dan 20/30 = 2,50
cm
Kolom = 2,50 cm
Balok = 2,50 cm
21. embongkaran begesting dan Pemeliharaan beton :
Begesting harus dibongkar setelah memenuhi peraturan

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
79

SNI 1991 atau sekurang-kurang sudah berumur 3


(tiga) minggu kecuali menggunakan bahan
campuran kimia pemercepat pengerasan beton.
Siraman air selama proses pengerasan beton harus
cukup SNI 1991 Sehingga proses pengeringan beton
berlangsung dengan baik.
22. Ukuran/Dimensi beton :
Ukuran atau dimensi beton diperhitungan sesuai ukuran
cetak.
Dimensi konstruksi beton sesuai gambar rencana.
Penulangan konstruksi beton sesuai gambar rencana.
Untuk semua pekerjaan beton dalam perhitungan adalah
ukuran cetak, demikian pula untuk pekerjaan
konstruksi dan struktur lainnya.
23. Teknis pelaksanaan :
Sebelum pelaksanaan pekerjaan besi beton, penyedia
barang / jasa supaya terlebih mengadakan
konsultasi dengan pengawas atau Tim Bimbingan
Pelakasanaan Kegiatan, pekerjaan dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
pengawas atau Tim Bimbingan Pelakasanaan
Kegiatan.
Pekerjaan pengecoran dapat dilaksanakan setelah
mendapat persutujuan dari pengawas atau Tim
Bimbingan Pelakasanaan Kegiatan.
24. Segala ukuran dan penjelasan yang belum disebut disini
pada prinsipnya pelaksanaannya sesuai dengan
penjelasan gambar rencana dan sebelum melangkah pada
pekerjaan beton dimaksud, penyedia barang/jasa terlebih
dahulu harus memberitahu kepada pengawas dan Tim
Bimbingan Pelakasanaan Kegiatan.

5.29 Pekerja 3. Pekerjaan plesteran, meliputi :


an Pasangan batu bata dan cor beton diplester dengan
Plesteran spesi ditentukan sebagai berikut :
1.5. Pasangan bata trasram diplester dengan perekat
1Pc:2Ps letak disesuaikan dengan gambar.
1.6. Semua pekerjaan beton yang kelihatan diplester
dengan perekat 1 Pc : 3 Ps. dan Sebelum beton
diplester harus dibersihkan dulu permukaannya
dilapis perekat Pc.
1.7. Pasangan batu bata Bata pada setiap Sudut
diplester 1Pc:4ps dan sponengan dilakukan dengan
Pc yang halus dan rapi.
1.8. Untuk cor rabat beton pada lantai yang tidak ada
pasangan keramiknya diplester / di aci dengan pola
gepyok sapu lidi.
4. Cara plesteran :
2.9. Semua plesteran dinding baru boleh dikerjakan

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
80

setelah terlindung atap dan Sebelum dinding


diplester semua pipa instalasi harus sudah
terpasang.
2.10. Pasangan batu bata sebelum diplester harus
dibersihkan dari segala kotoran, dan sebelumnya
terlebih dahulu dinding harus dibasahi dengan air
sampai jenuh.
2.11. Plesteran harus menggunakan jalur-jalur kepala
vertikal selebar kurang lebih 15 cm dengan jarak
antara paling besar 100 cm satu sama lain, jalur
kepala ini harus benar-benar vertikal dan datar.
Jalur kepala ini merupakan patokan/pedoman
untuk plesteran selanjutnya
2.12. Bidang-bidang yang telah selesai diplester harus
segera dikontrol dengan mistar yang panjangnya
tidak boleh kurang 200 cm.
2.13. Apabila ternyata terdapat cekungan, cembungan,
ataupun plesteran tidak vertikal (tegak) dan
tidak siku, maka harus diperbaiki selambat-
lambatnya dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam.
2.14. Pada waktu panas plesteran secara rutin harus
disiram air.
2.15. Bahan-bahan seperti pasir, kapur sebelum
dicampur disaring terlebih dahulu dan dibersihkan
dari segala kotoran.
2.16. Pekerjaan acian bisa dilaksanakan setelah
mendapat pesetujuan dari pengawas atau Tim
Bimbingan Pelakasanaan Kegiatan.

5.30 Standar Dalam penggunaan bahan-bahan bangunan PUBI 1982 dan


Bahan estándar yang dipakai di Indonesia seperti terurai di bawah
ini :
10.Semen Portland (P.C)
Semen Portland yang digunakan adalah semen jenis I
dengan standar mutu SII 0013-81, maka dari itu dapat
digunakan semen merk Gresik, Nusantara, Tiga Roda.
11.Kapur Bangunan
Kapur yang digunakan adalah kapur padam yaitu jenis
kapur lahar yang dipadamkan dengan air dan membentuk
hidrat adapun persyaratannya sesuai tabel 4-2 PUBI 1982
dan juga SMI-03-2097-1991.
12.Air
Air yang digunakan harus bersih tidak mengandung
lumpur, minyak, benda terapung, yang bisa dilihat secara
visual dan asam – asam zat organik dan sebagainya.
13.Tanah Urug
Tanah Urug kualitas baik harus bersih dari humus,
kotoran maupun bekas bongkaran bahan bangunan akar
tanaman, rumput dan lain-lain.

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
81

14.Pasang Pasir
Pasang Pasir harus bersih, kadar air maksimum 5% tidak
mengandung zat organik, dan angka kehalusan yang lolos
ayakan 0,3 mm minimal 20%.
15.Pasir Urug
Pasir Urug berbutir halus, bersih, kadar lumpur
maksimum 10% tidak mengandung zat organik dan angka
kehalusan yang lolos syarat 0,5 mm minimal 20%.
16.Kerikil Beton
Kerikil Beton yang digunakan adalah kerikil alam atau
pecah yang berukuran 5-25 mm. Persyaratan kerikil beton
berdasarkan syarat fisik dan syarat kimia PUBI 1982 pasal
12 ayat 2.1 ayat 2.2.
17.Batu Bata
Ukuran standar dengan toleransi ukuran sesuai tabel 27-1
dan 27-2 PUBI 1992. Bagian yang pecah dari bata Bata
tidak boleh dari 10 %. Persyaratan kuat tekan harus
memenuhi ketentuan pada tabel 27-3 PUBI 1982.
18.Besi Beton
Besi Beton yang digunakan adalah besi beton St. 37 yang
memenuhi PBI 1971 dan memenuhi standar SII. Semua
bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini dapat bersifat
pabrikasi yang dengan syarat memiliki kualitas yang
homogen dan semua bahan yang bersifat pabrikasi (besi /
baja) dimensi yang dipakai harus sesuai yang ada dan
beredar di perdagangan umum dengan toleransi sesuai SII
(Stándar Industri Indonesia).
5.31 Jasa Konstruksi
Sesuai Undang – Undang Republik Indonesia nomor 18 Tahun 1999 tetang
Jasa Konstruksi :
5. Pasal 25
Pengguna Anggaran dan penyedia jasa wajib bertanggung jawab atas
kegagalan bangunan.
Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa
ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir perjaan kontruksi dan paling
lama 10 (sepuluh) tahun.
6. Pasal 28
Ketentuan mengenai jangka waktu dan penilai ahli, tanggung jawab
perencana kontruksi, pelaksanaan kontruksi dan pengawasan serta
tanggung jawab Pengguna Anggaran diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
7. Pasal 29
Masyarakat berhak untuk melakukan pengawasan untuk mewujud tertib
pelaksanaan jasa kontruksi dan memperolah pengganti yang layak atas
kerugian yang dialami secara langsung sebagai akibat penyelenggaraan
pekerjaan kontruksi.
8. Pasal 30
Masyarakat bekewajiban menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan
yang berlaku dibidang pelaksanaan jasa kontruksi dan turut mencegah

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
82

terjadinya pekerjaan kontruksi yang membahayakan kepentingan umum.

Mengetahui/Menyetujui :
Pengguna Anggaran,

Drs. Untung Sukaryadi, MM


NIP. 19600520 198403 1 017

Tabelisasi spesifikasi Teknis

URAIAN
NO BAHAN SPESIFIKASI / MERK
PEKERJAAN
Pekerjaan Semen Gresik/Holcim/Tiga Roda
1.
Pasangan/Plesteran Pasir Merapi/Progo

Dinding Luar Dulux/Jotun/Mowillex


Pekerjaan
2. (weathercoat)
Pengecatan
Dinding Dalam Vinilex/Nippon/Catylac

3. Pekerjaan Sanitair
Pipa PVC Wavin AW
Perlengkapan pipa PVC Rucika

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
83

Genteng Beton Mutiara, Diamond


Pekerjaan Atap dan
4 Bubungan Mutiara, Diamond
Rangkap Atap
Reng kayu Kayu kruing

Rangka plafond Metal furing, Kayu kruing


5 Pekerjaan Plafond Penutup plafond Jaya/ Elephant t = 9 mm
Gypsum/GRC dan 3,50 mm

Instalasi Panel Alarm


Instalasi Sensor
6 Instalasi Panel Sensor Avron, Horinglih
Panas Api
Kabel Fedeer

Daftar Personil Inti/tenaga ahli/teknis/terampil minimal yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:

Jenis Profesi /
No Pendidikan Pengalaman Ket.
Keahlian Keahlian
Site D3 Sipil / Struktur/
1. 1 Thn
Manajer Arsitektur Arsitektur
D3/STM Bangunan
2. Pelaksana 3 Thn
Bangunan Gedung

Keterangan :
a. Setiap tenaga ahli harus menyertakan scan Ijazah, NPWP, KTP dan
SKA yang masih berlaku.
b. Untuk personil di bawah S1 menggunakan SKT dan NPWP tidak
diwajibkan

Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan


pekerjaan:

Jumlah Status
No Jenis Peralatan Kapasitas Ket.
minimal Kepemilikan
1. Schafolding 1,7 m 50 unit Milik/sewa
2. Pickup 0,8 Ton 1 buah Milik/sewa

Keterangan :
Kepemilikan alat harus dilengkapi dengan bukti kuitansi atau BPKB.
Kepemilikan boleh milik sendiri atau sewa.
Sewa yang dimaksud adalah perjanjian sewa yang masih berjalan
sekurang kurangnya selama waktu pelaksanaan pekerjaan.
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
84

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan

No Jenis Pekerjaan yang di Sub Kontrakkan Ket

1. Tidak disyaratkan

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
85

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
86

- Metoda [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung]


dengan Pascakualifikasi -

(upload 07 01 2011)

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Standar Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)

Anda mungkin juga menyukai