Keterangan
(Pekerjaan Struktur).
3) Tahap III pada saat bobot pekerjaan 50% - 75%
(Pekerjaan Arsitektur, Utilitas dan Detail yang
penting)
4) Tahap IV pada saat bobot pekerjaan 75% - 100%
(Pekerjaan Arsitektur dan Detail yang penting).
b. Photo Kegiatan pada setiap tahap tersebut dibuat
sebanyak 3 (tiga) set dilampirkan bersama dengan
laporan bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan dan
penagihan angsuran.
c. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari
setiap tahap dan sesuai dengan pengarahan dari
Konsultan Pengawas dilapangan.
d. Photo setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan
keterangan singkat dan penempatan dalam album harus
disetujui Pemberi Tugas serta teknis penempelannya
dalam album ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
e. Untuk photo kondisi force majeure diambil sebanyak 3
(tiga) kali.
14. Bouwkeet (Bangunan Sementara).
Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan dan
mendirikan semua bangunan sementara (bouwkeet) untuk
digunakan sebagai gudang penyimpan dan perlindungan
bahan bangunan. Setelah berakhirnya pekerjaan Penyedia
Jasa Pemborongan wajib membongkar dan menyingkirkan
bangunan sementara tersebut dari lokasi.
15. Pembangkit Tenaga Sementara.
Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan
buatan yang dipergunakan untuk pekerjaan harus
disediakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan konstruksi,
termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, dan
sebagainya. Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa
Pemborongan wajib menyingkirkan semua barang tersebut
dari lokasi pekerjaan, yang semua beban menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Pemborongan
16. Air kerja.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila
mungkin didapat dari sumber yang sudah ada ditiap lokasi
Kegiatan dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada
Pemberi Tugas/ Tim Penerima Hasil Pekerjaan.
17. Jalan Masuk.
Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara /jalan masuk
ketempat pekerjaan harus diadakan oleh Penyedia Jasa
Pemborongan bilamana diperlukan atau di sesuaikan
dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi Kegiatan terse-
but. Selama pekerjaan Penyedia Jasa Pemborongan harus
memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya
yang mungkin diperlukan untuk memasuki bagian peker-
jaan dan menyingkirkan/membersihkan kembali pada waktu
a. Pekerjaan Persiapan
d. Biaya pengujian
e. Instalasi pendukung lainnya
4. Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi peralatan.
Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan,
kendaraan-kendaraan / alat-alat besar yang
menunjang pelaksanaan Kegiatan baik yang
menyewa maupun milik perusahaan.
b. Pengukuran.
1) Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa
Pemborongan harus mengadakan pengukuran-
pengukuran lapangan dan pematokan untuk
dapat menentukan patok-patok utama bagi
pembangunan. Biaya pengukuran dan pemato-
Pemborongan.
c. Penyedia Jasa Pemborongan wajib meneliti situasi
tapak, terutama keadaan tanah, sifat dan luasnya
pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi
penawarannya.
d. Kelalaian atau kekurangan ketelitian Penyedia Jasa
Pemborongan dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.
e. Pekerjaan yang bersifat memasang kembali atau
meneruskan/menyambung/melanjutkan, ukuran
hendaknya disesuaikan dengan kondisi lapangan.
2. Ukuran.
a. Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan
menggunakan alat-alat (Instrumen) yang diperlukan
(tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-
sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat
dipertanggung jawabkan. Untuk itu harus dihindari
cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan
dan secara kira-kira.
4. Papan Reklame.
Penyedia Jasa Pemborongan tidak diperkenankan
memasang papan reklame dalam bentuk apapun dalam
lingkungan halaman atau pada pagar halaman tanah
samping yang berbatasan langsung dengan halaman
bangunan.
5. Papan Nama Kegiatan.
Penyedia Jasa Pemborongan harus memasang papan
nama proyek, dengan ukuran 80 cm x 120 cm.
6. Ijin Bangunan.
Penyelesaian Ijin Bangunan dilakukan Penyedia Jasa
Pemborongan dengan bantuan pemberi tugas secara
administratif, konsekuensi biaya ijin bangunan beserta
pengurusannya menjadi beban Penyedia Jasa
Pemborongan.
7. Menyediakan Ruang Kerjabarak/los-los bahan dan
menyediakan peralatannya. Dalam pembuatannya
barak/los bahan menggunakan bahan non permanen
dan mudah dibongkar.
8. Bongkaran
Sebelum dilakukan pekerjaan konstruksi pemborong/
J. Pekerjaan 1. Bahan.
Galian Dan a. Tanah setempat (di tempat areal pekerjaan) atau
Urugan tanah dari lokasi lain yang memenuhi syarat
bangunan.
b. Alat-alat pelaksanaan pekerjaan.
Alat gali dan alat urug serta alat pemadat yang cukup
memadai.
2. Macam pekerjaan.
a. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
1) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembersihan
dan menyingkirkan semua jenis tumbuhan.
2) Dalam hubungan ini juga harus dibongkar dan
disingkirkan semua akar-akar tumbuhan yang
berada di bawah permukaan tanah, sebelum
Penyedia Jasa Pemborongan mulai bekerja di
tanah lokasi.
b. Pekerjaan galian.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan menggali dengan
ukuran luas dan kedalaman tertentu, dengan
persyaratan teknis tertentu pula sesuai dengan
kegunaannya.
Misalnya : galian untuk pondasi dan lain-lain sesuai
c.
dengan gambar rencana.
Pekerjaan urugan, meliputi :
1) Urugan tanah dan pasir pada lubang yang tidak
ditempati pondasi.
2) Urugan pasir dibawah pondasi dan lantai.
d. Pemadatan.
Setiap pekerjaan urugan harus disertai pekerjaan
pemadatan, hal ini dimaksudkan untuk mengubah
sifat tanah urug yang lepas/”loose” menjadi
e. padat/”dense”.
Pembuangan sisa tanah.
Pekerjaan ini adalah membuang sisa tanah galian
2. Syarat Bahan.
a. Bata merah yang digunakan bata merah press
ukuran 5x10x20 cm ex lokal, dengan kualitas
terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna dan
tidak diperkenankan memasang bata merah yang
patah dua atau lebih, tanpa persetujuan Direksi
Pengawas.
b. Bata merah harus berkualitas baik sesuai dengan
SNI 15.2094.1991.
c. Prosentase pecah pada batu bata merah untuk
konstruksi pasangan maksimum 10%.
d. Pasir yang digunakan adalah dari jenis pasir pasang,
pasir spesi untuk pasangan bata harus disaring
dengan kasa 5 mm dipasang miring 50 derajat dari
bidang tanah.
3. Adukan Beton.
a. Adukan beton harus mempunyai syarat-syarat PBI
1971 NI 2.
b. Adukan Beton harus mempunyai kekuatan
karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam
gambar.
c. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan
(trial mixer) untuk mengontrol daya kerjanya,
sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan
ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan
(segregasi) dari agregat.
d. Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat
dalam Peraturan Beton Indonesia (NI 2 PBI 1971).
e. Pengadukan semua beton harus dilaksanakan
dengan mesin pengaduk beton (Beton Molen) dan
Ready Mix untuk Beton-beton tertentu.
4. Faktor Air Semen.
Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai
dengan yang direncanakan, maka faktor air semen
ditentukan sebagai berikut :
a. Faktor air semen untuk Sloof dan Balok maksimum
0,60.
b. Faktor air semen untuk Kolom, Pelat Lantai,
dan dinding.
e. Sediakan bukaan sementara pada cetakan beton
dimana diperlukan guna pembersihan dan inspeksi.
Tempatkan bukaan di bagian bawah bekisting guna
memungkinkan air pembersih keluar dari bekisting.
f. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan
yang memungkinkan merekat rapat, rata dengan
permukaaan dalam bekisiting, sehingga
sembungannya tidak akan tampak pada permukaan
beton ekspose.
g. Bekisting harus dibuka secara kontinyu dan sesuai
dengan standard yang berlaku sehingga tidak terjadi
beban kejut (shock load) atau kedidak seimbangan
beban yang terjadi pada struktur.
h. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-
hati, agar peralatan-peralatan yang dipakai untuk
membuka tidak merusak permukaan beton.
i. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-
bekisting yang telah dibuka harus disimpan dengan
cara yang memungkinkan perlindungan terdahap
permukaan yang akan kontak dengan beton tidak
mengalami kerusakan.
j. Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa
dilakukan setelah beton mempunyai 75% dari kuat
tekan 28 hari (28 day compressive strength) yang
diperlukan.
k. Bekisting-bekisting yang dipakai yntuk
mematangkan (curing) beton, tidak boleh dibongkar
sebelum dinyatakan matang oleh Konsultan
Pengawas.
7. Besi Tulangan.
a. Pekerjaan besi beton harus dilaksanakan sesuai
ketentuan gambar bestek dan pearturan yang
berlaku.
b. Pembengkokan tulangan harus dilaksanakan pada
kondisi dingin, dengan panjang kait dan panjang
penyaluran tegangan sesuai ketentuan.
c. Perkuatan antar besi tulangan, menggunakan kawat
beton (bendrat), ikatan harus kuat dan kokoh.
d. Syarat Pelaksanaan :
1) Pembengkokan.
a) Bengkokan atau haak harus dibengkokan
melingkari sebuah pasak dengan diameter
tidak kurang dari 5 kali diameter besi
beton, kecuali untuk besi beton yang lebih
besar dari 25 mm, pasak yang digunakan
harus tidak kurang dari 8 x diameter besi
beton, kecuali pula bila ditentukan lain.
b) Beugel dan batang pengikat harus
digunakan.
b. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat
yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan
dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu,
tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
c. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai
sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa
oleh dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Celah-celah antara papan harus cukup rapat
sehingga pada waktu pengecoran tidak ada air
adukan yang keluar.
e. Pengadukan dari tiap molen harus terus menerus
dan tidak kurang dari 2 menit sesudah seluruh
bahan termasuk air berada didalam moleen, selama
itu molen harus terus berputar pada kecepatan yang
akan menghasilkan adukan dengan kekentalan
merata pada akhir waktu pengadukan.
f. Beton atau lapisan aduk yang telah mengeras tidak
diizinkan terkumpul pada permukaan dalam molen.
g. Dilarang mencampur kembali dengan menambah air
kedalam adukan beton yang sebagian telah
mengeras.
h. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat
pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang
sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan
adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
i. Penggunaan alat-alat pengangkutan mesin haruslah
mendapat persetujuan Pengawas, sebelum alat-alat
tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua
alat-alat pengangkutan yang digunakan pada setiap
waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang
mengeras.
j. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai
sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa
oleh dan mendapat persetujuan Pengawas.
k. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak
dibenarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan
menyebabkan pengendapan agregat.
l. Pengecoran dilakukan secara terus menerus
(kontinyu/tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor
(ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit
setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga
adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak
diperkenankan untuk dipakai lagi.
M. 1. Bahan.
Pekerjaan a. a.
Atap
Dan Plafond
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
b. Jenis penutup atap yang digunakan adalah genteng
neton, pemasangan sesuai gambar kerja atau sesuai
petunjuk dari pabrik
c. Wearmess Galvanish uk. 5x5.
d. Alluminium Foil 2 muka sekualitas “UNOFOIL” di
atasnya.
e. Dipasang pada rangka atap yang telah disesuaikan
dengan ukuran jaraknya.
f. Dilengkapi dengan alat-alat pengkait dan unsur-
unsur penutup atap lainnya yang nyata-nyata
berkaitan.
g. Lisplank menggunakan kayu kruing uk. 2/21/5 cm
h. Bahan-bahan tersebut harus diangkut dan
digudangkan di lapangan.
i. Bubungan yang digunakan sekualitas gentengnya.
j. Rangka plafond kayu kruing dan besi hollow galvanis
silver/ metal furing 4x4 cm, dibuat sesuai gambar
rencana.
k. Gypsum Board, tebal 9 mm dan Kalsiboard tebal 3,5
mm dimensi 122 x 244 cm.
l. Papan kayu kruing 3/25 cm, untuk lisplank
2. Macam Pekerjaan.
a.
j.
k.
b. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-
alat yang berhubungan dengan pekerjaan atap dan
plafond.
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
40
N. Pekerjaan 1. Bahan.
Keramik/ a.
Lantai
b. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Pemberi Tugas melalui
Pengawas.
c. Granit ukuran 640x640 cm, Kualitas 11, motif
Granito.
d. Pada pertemuan lantai dengan dinding dipasang plin
keramik 10x60 cm.
2. Macam Pekerjaan.
a. Memasang granit ukuran 640x640 cm, Kualitas 1,
pada lantai ruang dalam seperti yang ditunjukkan
gambar
b. Memasang plint keramik ukuran 10x60 cm, motif
sesuai lantai, sekualitas granit lantainya, dipasang
pada ruangan dalam, timbul atau rata dengan
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
41
O. Pekerjaan 1. Bahan.
Sanitasi a. Kloset jongkok sekualitas “INATOTO” warna putih.
b. Kitchen Zink 1 bak dan tempat tiris sekualitas
“LIZENS” / “ROYAL” dalam sesuai gambar rencana.
c. Pipa PVC ukuran sesuai gambar rencana.
d. Macam-macam sambungan.
e. Sambungan pipa dipilih bahan sesuai dengan jenis
dan mutu yang terbaik dan dari pabrik yang sama
serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
f. Lapisan Water proofing dengan Membran SIKA BITU
SEAL T-130 SG
2. Macam Pekerjaan.
a. Memasang Instalasi Air kotor
Membuat Sumur peresapan dan SeptictankMemasang
Kitchenzink lengkap pada ruang Dapur.
b. Memasang Lapisan water proofing dg sistim membran
3. Syarat Pekerjaan.
a.
K.
l.
b. Semua pasangan pipa yang tergantung harus
dilengkapi dengan penguat (klem).
c. Pemasangan pipa harus ditanam dalam tanah
maupun dinding sesuai kebutuhan secukupnya
hingga aman terhadap benda-benda lain. Untuk
kedalaman pemasangan/ penanaman pipa harus
seijin Konsultan Pengawas.
d. Penimbunan/penutupan bekas galian pipa dalam
tanah/dinding tembok harus seijin Konsultan
Pengawas.
e. Penutupan bekas jalur pipa harus dikembalikan
seperti semula dan dalam keadaan sempurna.
f. Agar dijamin tidak terjadi kebocoran penyambungan
pipa menggunakan shock dan pipa rekat. Belokan
kesamping dilengkapi Knee dengan diameter dan
bahan serupa.
g. Pemasangan harus rapi dan teliti serta disesuaikan
dengan keadaan lapangan dengan dikerjakan oleh
tukang yang berpengalaman.
h. Semua pekerjaan sanitasi dan sanitair dikerjakan
sampai sempurna dan berfungsi dengan baik.
i. Pemasangan dikerjakan sesuai gambar kerja dengan
arah Pembuangan air ke saluran sumur resapan.
j. Untuk pembuangan dari KM/WC dibuatkan Septic
Tank yang jumlah dan besarnya sesuai dengan
gambar kerja.
P. Pekerjaan 1.
Bahan.
Cat- Catan
a. Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel, vernis,
sealer cement emulsion filler dan pelapis-pelapis lain
yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat
akhir.
b. Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng, dimana
tertera nama perusahaan pembuat, petunjuk
pemakaian, formula, warna, nomor seri dan tanggal
pembuatannya.
c. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat
persetujuan Pengelola Teknis dan Konsultan
Perencana, warna cat akan ditentukan kemudian.
d. Cat yang digunakan :
1) Dinding interior : Vinilex, Nippon, Catylac
Dinding exterior : Dulux/Jotun/Mowillex
2) (weathercoat)
3) Cat kayu : Emco/Propan/Avian
2. Macam Pekerjaan.
Pekerjaan meliputi :
a. Cat dinding dalam dan luar.
b. Cat Lisplank.
3. Syarat Pelaksanaan.
a. Cat tembok.
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus
dibersihkan dengan cara menggosok dengan
memakai kain yang dibasahi air. Setelah kering
didempul/plamir pada tempat yang berlubang
sehingga permukaannya rata dan licin untuk
kemudian dicat paling sedikit tiga kali sampai baik
atau dengan cara yang telah ditentukan.
Pengecatan dilakukan setelah dinding kering.
b. Cat dasar/meni kayu.
Bidang yang akan dicat meni harus bersih dan
dalam keadaan kering.
c. Cat kayu.
Menggunakan cat seperti petunjuk dari pabriknya
atau sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, kayu
harus kering dan digosok dengan kertas ampelas
sampai halus dan didempul pada tempat yang
berlubang, selanjutnya diplamur, sehingga
permukaannya menjadi rata dan licin, baru
kemudian dicat sampai rata.
Pengecatan dilakukan ditempat yang bebas dari
panas matahari langsung
Pekerjaan 1. Bahan.
Q.
Utilitas d. Spitz dengan bahan tembaga.
e. Kawat arde dari bahan tembaga sejenis BC 50.
Pipa GIP ukuran sesuai gambar rencana.
Pipa PVC kualitas I ukuran sesuai gambar rencana.
2. Macam Pekerjaan
b. Pemasangan penangkal petir sebagai perlindungan
bangunan sesuai gambar rencana.
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
44
U. Pekerjaan 1.
Halaman
Pasal 28
Ketentuan mengenai jangka waktu dan penilai ahli, tanggung
jawab perencana kontruksi, pelaksanaan kontruksi dan
pengawasan serta tanggung jawab Pengguna Anggaran diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 29
Masyarakat berhak untuk melakukan pengawasan untuk
mewujud tertib pelaksanaan jasa kontruksi dan memperolah
pengganti yang layak atas kerugian yang dialami secara
langsung sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan
kontruksi.
Pasal 30
Masyarakat bekewajiban menjaga ketertiban dan memenuhi
ketentuan yang berlaku dibidang pelaksanaan jasa kontruksi
dan turut mencegah terjadinya pekerjaan kontruksi yang
membahayakan kepentingan umum.
X. Penutup 1.
Dibuat di : Yogyakarta
Tanggal : Januari 2019
Oleh :
3. Pekerjaan Persiapan.
a. Mobilisasi Peralatan
Penyediaan pengangkutan, peralatan – peralatan,
kendaraan – kendaraan / alat – alat besar yang
menunjang pelaksanaan kegiatan baik yang menyewa
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
48
9. Perlindungan Pekerjaan
Penyedia Barang / Jasa bertanggung Jawab atas
keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan – bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi ditempat pekerjaan,
hingga kontrak selesai dan diterima oleh Kuasa Pengguna
Anggaran.
10.Gangguan Pada Tetangga
Segala pekerjaan yang menurut Kuasa Pengguna Anggaran
mungkin akan menyebabkan gangguan pada penduduk
yang terdekat, hendaknya dilaksanankan sesuai
pengarahan Kuasa Pengguna Anggaran, dan semua resiko
akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Barang /
Jasa.
11.Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam Kerja Normal.
Penyedia Barang / Jasa akan mendapat izin lisan dari
Pengawas Lapangan untuk melaksanakan pekerjaan yang
tertera dalam Kontrak ini di luar jam – jam kerja biasa,
pada hari – hari minggu atau hari – hari libur resmi.
12.Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Lokasi Pekerjaan
Apabila Penyedia Barang / Jasa melaksanakan pekerjaan
di luar lokasi pekerjaan supaya memberitahukan kepada
pengawas atau Kuasa Pengguna Anggaran untuk diadakan
pemeriksaan.
5.3 Pekerjaan 1. Menurut Dokumen Pengadaan Penyedia Barang/Jasa
yang akan Pelaksanaan Konstruksi :
dilaksanak 1.1. Rencana Kerja dan Syarat-sayarat
an 1.2. Gambar
1.3. Berita Acara penjelasan pekerjaan
(Aanvulling)
1.4. Perubahan-perubahan dalam
pelaksanaan (bila ada)
Dokumen-dokumen tersebut harus sudah disyahkan oleh
Kuasa Pengguna Anggaran dan Instansi teknis yang
terkait.
2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :
2.1. Argeme Voorweden Voor Uitvoedin van Openbere
Warken, yang disyahkan dengan Surat Keputusan
Pemerintah Hindia Belanda No. 9 tanggal 28 Mei
1941 dan tambahan lembaran Negara Nomor 14571
dan Persyaratan Pembangunan di Indonesia yang
disyahkan oleh Pemerintah Belanda (Khususnya
pasal-pasal yang masih berlaku)
2.2. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
2.3. Peraturan Konstruksi kayu Indonesia (PPKI –
N.1.5/1961).
2.4. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI)
1982.
2.5. PUPI ( Peraturan Umum Pembebanan Indonesia )
Tahun 1987.
2.6. SNI Nomor : 03 – 1726 – 1984. Tentang : Pedoman
Perencanaan Tahan Gempa untuk Rumah dan
Gedung.
2.7. SNI Nomor : 03 – 0106 – 1987. Tentang : Penggunaan
ubin lantai keramik marmer dan cara uji.
2.8. SNI Nomor : 03 – 0675 – 1989. Tentang : Penggunaan
kosen,pintu dan jendela dari kayu.
2.9. SNI Nomor : 03 – 3527 – 1994. Tentang : Mutu kayu
bangunan.
2.10. SNI Nomor : 03 – 1734 – 1989. Tentang : Pedoman
Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding
Bertulang untuk Rumah & Gedung.
2.11. SNI Nomor : 03 – 2996 – 1991. Tentang : Tata cara
dan Perancangan penerangan alami siang hari untuk
Rumah dan Gedung.
2.12. SNI Nomor : 03 – 2407 – 1991. Tentang : Tata cara
pengecatan kayu untuk rumah dan gedung.
2.13. SNI Nomor : 03 – 2410 – 1991. Tentang : Tata cara
pengecatan dinding tembok dengan cat Emulsion.
2.14. SNI Nomor : 03 – 2834 – 1992. Tentang : Tata cara
pembuatan rencana Campuran Beton Normal.
2.15. SNI Nomor : 0255 – 1987. D. Tentang :
Persyaratan Instalasi Listrik.
2.16. SNI Nomor : 03 – 1727 – 1989. Tentang :
Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan gedung.
2.17. SNI Nomor : 03 – 2847 – 1992. Tentang :
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
2.18. Keputusan Menteri PU Nomor : 468/KPTS/1998
tanggal 1 Maret 1998 Tentang: Persyaratan Teknis
Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
2.19. SNI Nomor : 03 – 1736 – 1989. Tentang : Tata cara
Perencanaan struktur bangunan untuk
penanggulangan bahaya kebakaran dan Keputusan
Menteri PU Nomor : 10/KPTS/2000 Tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungannya.
2.20. Peraturan Instalasi Khusus Air Bersih dan Listrik
( AVWI dan AVE PUIL – N.I.6 – 1978 )
2.21. Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia
( PUIL ) Tahun 2000 dan ketentuan – ketentuan
setempat.
2.22. Peraturan Perburuan di Indonesia (Tentang
penggunaan Tenaga Kerja harian, Mingguan dan
Bulanan / Borongan ).
2.23. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
441/KPTS/1998 tanggal 10 Nopember 1998, tentang
Pembersihan
Pengukuran/ Uitzet Bouwplank
b. Pekerjaan Tanah dan Pasir :
Galian Tanah Pondasi menerus dan Pondasi sumuran
Urugan tanah kembali
Urugan tanah keras
Urug Pasir bawah pondasi dan lantai
c. Pekerjaan Pasangan :
Pasangan Pondasi Batu putih
Pasangan Dinding Batu bata
d. Pekerjaan Beton
meliputi beton struktur dari Lantai Kerja, Footplat, sloof,
kolom balok .
e. Pekerjaan Plesteran :
meliputi plesteran dinding dan plesteran beton
Uraian Pekerjaan pekerjaan tersebut diatas secara rinci
dapat dilihat pada DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
seperti terlampir pada RKS ini
8. Pekerjaan Persiapan.
a. Mobilisasi Peralatan
Penyediaan pengangkutan, peralatan – peralatan,
kendaraan – kendaraan / alat – alat besar yang
menunjang pelaksanaan kegiatan baik yang menyewa
maupun milik perusahaan.
Mobilisasi Material
Penyedia jasa juga harus memperhitungkan dalam
penawarannya karena lokasi yang akan dibangun
membutuhkan langsir material yang cukup jauh dari
jalan besarm dan itu harus menyediakan atau
membuat acces/ jalan tersendiri untuk mencapai
lokasi yang paling dekat.
b. Persiapan Lapangan
1) Penyedia Barang / Jasa harus mendatangkan
tenaga kerja, tenaga penunjang, tenaga teknis dan
tenaga ahli dalam jumlah yang cukup.
2) Menyediakan brak / los kerja untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan dan ruang kerja untuk
Direksi ( Pengawas dan Tim Penerima Hasil
Pekerjaan dengan ukuran yang mencukupi.
3) Pembersihan lapangan yang dianggap mengganggu
pelaksanaan kegiatan dan membuat pagar
Keamanan pekerjaan dan pekerjaan sarana lainnya
sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan
dengan lancar.
4) Memindah/ memotong pohon yang sekiranya
mengganngu/ mengenai area bangunan/ gedung
yang akan dibangun.
9. Pengukuran
Pengalam
Jabatan an Jumla
No Kualifikasi
Personil minimal h (org)
(thn)
1 Pelaksana D3 / STM
5 1
Lapangan (SMK)
2 Administra SLTA /
5 1
si Sederajat
3 Logistik SLTA /
5 1
Sederajat
Pekerjaan/ Perencana.
18. Dalam jangka 3 (tiga) hari setelah Gunning Penyedia
Barang / Jasa diharuskan mempelajari seluruh dokumen
Perencana dan bila terjadi permasalahan / kejanggalan-
kejanggalan perbedaan gambar dan lainnya, Penyedia
Barang / Jasa diwajibkan konsultasi/lapor kepada
Pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaan/ Perencana hal
mana dapat dibicarakan penyelesaianya dengan Kuasa
Pengguna Anggaran.
5.23 Pekerjaa 5. Sebelum memulai suatu pekerjaan yang ada dalam
n kontrak, Penyedia barang/jasa harus mengunjungi tempat
Pembersih pekerjaan dan meninjau kondisi (keadaan) serta bahan-
an bahan yang akan didatangkan.
Lapangan 6. Tempat dari pekerjaan yang dimaksud harus bersih dari
segala tumbuh-tumbuhan, rumput dan akar tumbuhan
dan kotoran sebagainya serta rintangan yang terdapat
disekitar daerah pekerjaan tersebut dan siap untuk
penggalian.
7. Penyedia Barang / Jasa tidak diperkenankan membasmi /
menebang atau merusak pagar hidup kecuali yang ada
alam batas-batas penggalian atau yang jelas tercantum di
dalam gambar, bahwa harus disingkirkan. Jika ada suatu
hal yang mengharuskan Penyedia Barang / Jasa untuk
melakukan penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari
Kuasa Pengguna Anggaran.
8. Penyedia Barang / Jasa harus memindahkan barang-
barang yang terdapat di lingkungan pekerjaan dengan
berkonsultasi dengan pengawas / Kuasa Pengguna
Anggaran.
5.24 Pekerjaa 3. Pekerjaan persiapan meliputi :
n Yang dimaksud pekerjaan persiapan sesuai pada daftar
Persiapan kuantitas dan harga meliputi :
g. Menyediakan / membuat Brak (Los) kerja untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan kerja dengan
ukuran 3 x 4 m.
h. Mengurus administrasi Ijin Mendirikan Bangunan
(IMB)
i. Pemasangan Papan nama proyek / Kegiatan
j. Pembersihan lokasi, perataan tanah
k. Pemasangan Bowplank & pengukuran
l. Setelah pekerjaan persiapan, pembersihan lokasi
dilingkungan dimana bangunan akan dilaksanakan
sudah selesai, Penyedia Barang / Jasa bersama
dengan Pengawas, Perencana dan Tim Penerima Hasil
Pekerjaanselanjutnya melaksanakan pengukuran
( Uitzet / pasang bouwplank )
4. Spesifikasi teknis :
a. Dalam pembuatan brak kerja/los-los bahan
menggunakan bahan-bahan non permanen dan
mudah dibongkar.
b. Lahan yang akan didirikan bangunan harus
dibersihkan dari segala kotoran, seperti sisa-sisa
tumbuhan, akar-akar dan lain-lainnya.
c. Kayu-kayu untuk bouplank digunakan kayu klas III
dengan mutu kayu sesuai SII No. 0458/8.
5.25 2. Pekerjaan tanah dan pasir meliputi pada pekerjaan :
Pekerjaa 2.4 Pondasi Foot Plat an Pondasi Sumuran
n Tanah - Galian tanah
dan Pasir - Urug tanah kembali
- Urug pasir dasar lantai kerja
2.5 Pondasi Menerus/ Stall
- Galian tanah
- Urug tanah kembali
- Urug pasir dasar pondasi batu putih
2.6 Urugan Tanah dan Sirtu
Urug tanah
- Urug tanah kembali
- Urug sirtu
5 Galian Tanah :
2.1. Galian Tanah pondasi dikerjakan setelah pemasangan
bouwplank disetujui oleh Tim Penerima Hasil
Pekerjaan/ Kuasa Pengguna Anggaran / Pengawas.
Galian tanah untuk pondasi dengan patokan sesuai
gambar rencana. Lebar dasar galian tanah untuk
pondasi 20 cm lebih besar dari pondasi.
2.8. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa air, gas, pipa
pembuangan, kabel-kebal listrik, kabel telpon, sumur
air bersih dan lainnya yang masih dipergunakan, maka
secepatnya memberitahukan kepada pengawas atau
kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk seperlunya. Penyedia Barang /
Jasa bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
2.9. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang
telah ditentukan, maka Penyedia Barang / Jasa
harus mengisi / mengurug daerah tersebut dengan
bahan pondasi yang sesuai dengan baik serta sesuai
dengan spesifikasinya.
2.10. Penyedia Barang / Jasa harus menjaga agar lubang-
lubang galian pondasi tersebut bebas dari genangan
air (bila perlu dipompa) sehingga pekerjaan pondasi
dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
spesifikasinya.
2.11. Galian tanah terdiri dari galian pondasi dan semua
hasil tanah galian dibuang keluar blouwplank.
2.12. Urugan kembali memakai tanah bekas galian yang
bersih dari segala kotoran atau urugan tanah dari luar
lokasi dengan ketentuan tanah yang didatangkan
dimaksud.
Dasar pijakan tiang steger supaya kokoh, sehingga
menjamin kedudukan steger dan bekesting beton
secara kesuluran. Khusus untuk Plat lantai harus
menggunakan Scafolding sebagai tiang perancah/
stegernya
18. Pengecoran beton :
Sebelum di Cor kebersihan cetakan beton ketepatan dan
kebenaran pemasangan besi betn harus
diperhatikan sebaik-baiknya.
Pengecoran beton harus betul-betul padat dengan
menggunakan pemadat manual atau mekanik
yang disetujui Pengawas dan Tim Bimbingan
Pelakasanaan Kegiatan.
Pengecoran dapat dapat dilaksanakan setelah mendapat
Ijin dari Pengawas dan Tim Bimbingan
Pelakasanaan Kegiatan.
Penghentian pengecoran (siar) sesuai petunjuk
pengawas / Tim Penerima Hasil Pekerjaanatau
sesuai dengan ketentuan SK-SNI-T-15-1991.
19. Pengerjaan besi beton :
Pengerjaan besi beton harus dilaksanakan sesuai
ketentuan gambar rencana dan peraturan yang
berlaku.
Pembengkokan tulangan harus dilaksanakan pada
kondisi dingin, dengan panjang kait dan panjang
penyaluran tegangan sesuai ketentuan teknis.
Perkuatan antar besi tulangan, menggunakan kawat
beton (bendrat, ikatan harus kuat dan kokoh).
20. Selimut beton / beton deking :
Beton deking harus dibuat khusus untuk keperluan ini
dengan ketentuan sebagai berikut :
Selimut beton harus dibuat menurut tebal beton deking
yang ditentukan dan dipasang secukupnya dengan
campuran 1Pc:3Ps.
Ukuran tebal tebal beton deking, menyesuaikan
ketentuan yang ada sedang lebar / panjangnya
+ 5 x 5 cm.
Tiap beton deking supaya diberi kawat beton untuk dapat
diikatkan dengan besi tulangan, sehingga posisi
beton deking terjamin ketapatannya.
Selimut beton/beton deking :
Foot plate = 2,50 cm
Sloof S 15/20 dan 20/30 = 2,50
cm
Kolom = 2,50 cm
Balok = 2,50 cm
21. embongkaran begesting dan Pemeliharaan beton :
Begesting harus dibongkar setelah memenuhi peraturan
14.Pasang Pasir
Pasang Pasir harus bersih, kadar air maksimum 5% tidak
mengandung zat organik, dan angka kehalusan yang lolos
ayakan 0,3 mm minimal 20%.
15.Pasir Urug
Pasir Urug berbutir halus, bersih, kadar lumpur
maksimum 10% tidak mengandung zat organik dan angka
kehalusan yang lolos syarat 0,5 mm minimal 20%.
16.Kerikil Beton
Kerikil Beton yang digunakan adalah kerikil alam atau
pecah yang berukuran 5-25 mm. Persyaratan kerikil beton
berdasarkan syarat fisik dan syarat kimia PUBI 1982 pasal
12 ayat 2.1 ayat 2.2.
17.Batu Bata
Ukuran standar dengan toleransi ukuran sesuai tabel 27-1
dan 27-2 PUBI 1992. Bagian yang pecah dari bata Bata
tidak boleh dari 10 %. Persyaratan kuat tekan harus
memenuhi ketentuan pada tabel 27-3 PUBI 1982.
18.Besi Beton
Besi Beton yang digunakan adalah besi beton St. 37 yang
memenuhi PBI 1971 dan memenuhi standar SII. Semua
bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini dapat bersifat
pabrikasi yang dengan syarat memiliki kualitas yang
homogen dan semua bahan yang bersifat pabrikasi (besi /
baja) dimensi yang dipakai harus sesuai yang ada dan
beredar di perdagangan umum dengan toleransi sesuai SII
(Stándar Industri Indonesia).
5.31 Jasa Konstruksi
Sesuai Undang – Undang Republik Indonesia nomor 18 Tahun 1999 tetang
Jasa Konstruksi :
5. Pasal 25
Pengguna Anggaran dan penyedia jasa wajib bertanggung jawab atas
kegagalan bangunan.
Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa
ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir perjaan kontruksi dan paling
lama 10 (sepuluh) tahun.
6. Pasal 28
Ketentuan mengenai jangka waktu dan penilai ahli, tanggung jawab
perencana kontruksi, pelaksanaan kontruksi dan pengawasan serta
tanggung jawab Pengguna Anggaran diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
7. Pasal 29
Masyarakat berhak untuk melakukan pengawasan untuk mewujud tertib
pelaksanaan jasa kontruksi dan memperolah pengganti yang layak atas
kerugian yang dialami secara langsung sebagai akibat penyelenggaraan
pekerjaan kontruksi.
8. Pasal 30
Masyarakat bekewajiban menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan
yang berlaku dibidang pelaksanaan jasa kontruksi dan turut mencegah
Mengetahui/Menyetujui :
Pengguna Anggaran,
URAIAN
NO BAHAN SPESIFIKASI / MERK
PEKERJAAN
Pekerjaan Semen Gresik/Holcim/Tiga Roda
1.
Pasangan/Plesteran Pasir Merapi/Progo
3. Pekerjaan Sanitair
Pipa PVC Wavin AW
Perlengkapan pipa PVC Rucika
Jenis Profesi /
No Pendidikan Pengalaman Ket.
Keahlian Keahlian
Site D3 Sipil / Struktur/
1. 1 Thn
Manajer Arsitektur Arsitektur
D3/STM Bangunan
2. Pelaksana 3 Thn
Bangunan Gedung
Keterangan :
a. Setiap tenaga ahli harus menyertakan scan Ijazah, NPWP, KTP dan
SKA yang masih berlaku.
b. Untuk personil di bawah S1 menggunakan SKT dan NPWP tidak
diwajibkan
Jumlah Status
No Jenis Peralatan Kapasitas Ket.
minimal Kepemilikan
1. Schafolding 1,7 m 50 unit Milik/sewa
2. Pickup 0,8 Ton 1 buah Milik/sewa
Keterangan :
Kepemilikan alat harus dilengkapi dengan bukti kuitansi atau BPKB.
Kepemilikan boleh milik sendiri atau sewa.
Sewa yang dimaksud adalah perjanjian sewa yang masih berjalan
sekurang kurangnya selama waktu pelaksanaan pekerjaan.
Standar Dokumen Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
84
1. Tidak disyaratkan
(upload 07 01 2011)