Anda di halaman 1dari 151

Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.1. PENDAHULUAN
Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan seperti halnya
infrastruktur jalan dan jembatan. Keterbatasan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan,
menyebabkan melambatnya laju investasi.

B.1.1. Pembangunan Jalan dan Jembatan


Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan
Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten, maka penyelenggara harus memperhatikan
UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, PP No.
29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, PP No. 34 Tahun 2006 tentang
Jalan, dan Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang/Jasa
Pemerintah, dan peraturan teknis lainnya yang terkait langsung dalam penyelenggaraan
pembangunan jalan. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah mutu pelaksanaan konstruksi
jalan. Mulyono (2008) menyimpulkan ada lima aspek teknis yang memengaruhi mutu pelaksanaan,
yaitu: Pertama, ketepatan pemilihan material; Kedua, ketepatan kualitas peralatan lapangan;
Ketiga, ketepatan pengujian mutu; Keempat, ketepatan disain; Kelima, kompetensi pelaksana di
lapangan. Fakta lapangan menunjukkan ketidaktepatan pelaksanaan yang terjadi karena
lemahnya pengendalian aspek mikro oleh kontraktor dan pengawas.
Sebagai Konsultan Perencanaan telah mempelajari dan menganalisa Kerangka Acuan Kerja
(KAK) yang ada secara cermat untuk diterapkan dalam pelaksanaan jasa layanan konsultansi

1
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Pekerjaan Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan
SKPD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2019.
Pemahaman dan analisa terhadap Kerangka Acuan Kerja disajikan secara ringkas dan sistimatis
mengikuti materi yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja serta Addendum Dokumen Lelang.

B.1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari Pekerjaan Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah
I dan SKPD Provinsi Banten, adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan perencanaan teknis preservasi jalan yang menghasilkan dokumen
perencanaan pekerjaan preservasi jalan dalam bentuk detail desain pada lokasi
jalan yang ditetapkan dalam kontrak pada lokasi panjang jalan efektif sebagai
panduan bagi PPK dan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi di
lapangan sesuai dengan SE Dirjen Bina Marga Nomor : 08/SE/Db/2015 tentang Standar
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Preservasi Jalan Untuk Pemaketan Secara Long
Segment.
2. Hasil kegiatan perencanaan teknis juga meliputi dokumen yang diperlukan untuk proses
pelelangan pekerjaan, baik yang bersifat standar maupun yang berasal dari produk
perencanaan teknis seperti estimasi harga pekerjaan yang direncanakan (Engineer
Estimate).

Tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan Pekerjaan Paket PR-01, Perencanaan Teknik
Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten, serta dokumen pelelangan,
sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu
pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya
khusus serta memenuhi tingkat perekonomian yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan yang
diinginkan selama ini dapat tercapai.

2
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.1.3. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini adalah menguraikan mengenai manfaat yang akan dicapai dari
kegiatan pekerjaan, sebagai berikut :
1. Tersedianya dokumen perencanaan teknis preservasi jalan pada ruas jalan Nasional di
Provinsi Banten, khususnya pada ruas yang akan ditangani pada tahun anggaran berikutnya.
2. Perencanaan teknis preservasi jalan yang dihasilkan mempunyai keandalan, yang ditunjukkan
antara lain oleh :
 input data yang valid;
 proses perencanaan teknis yang berdasarkan pedoman / manual yang berlaku pada saat
perencanaan dibuat;
 produk perencanaan teknis untuk penyelesaian permasalahan yang ada di lapangan,
seperti rencana jenis penanganan setiap bagian-bagian efektif (segmen efektif) jalan
berdasarkan kondisi lapangan dan kinerja jalan yang disyaratkan.
 Periode dan Siklus penanganan preservasi jalan pada setiap segmen jalan yang mempunyai
kondisi yang seragam (mantap dan standar) sesuai kinerja jalan yang disyaratkan.

3. Ketersediaan dokumen lelang pada penanganan ruas jalan yang ditinjau, guna mendukung
pelaksanaan pekerjaan.

B.1.4. TANGGAPAN TERHADAP LOKASI PEKERJAAN


Sesuai dengan KAK lokasi kegiatan yang akan direncanakan dalam pekerjaan ini adalah tersebar
di Provinsi Banten,dengan ruas jalan sebagai berikut :

Panjang Panjang Total


No NAMA RUAS
Efektif Pemeliharaan Panjang

1 MERAK - BTS. KOTA CILEGON 2,50 6,90 9,40


2 JLN. RAYA MERAK (CILEGON) 2,70 2,70
3 JLN. RAYA CILEGON (CILEGON) - 1,50 1,50
4 BTS. KOTA CILEGON - BTS. KOTA SERANG 3,00 5,40 8,40
5 JLN. RAYA SERANG (CILEGON) - 3,50 3,50
6 JLN. RAYA CILEGON (SERANG) - 2,80 2,80

3
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

7 JLN. LETNAN JIDUN (SERANG) - 0,59 0,59


8 JLN. TB. SUWANDI (SERANG) - 3,26 3,26
9 JLN. ABDUL HADI (SERANG) - 0,72 0,72
10 JLN. KH. ABDUL FATAH HASAN (SERANG) - 1,41 1,41
11 JLN. SUDIRMAN (SERANG) - 1,78 1,78
12 BTS. KOTA SERANG - BTS. KOTA TANGERANG 2,00 23,97 25,97
13 SIMP. LABUHAN - SAKETI 2,00 17,79 19,79
14 SAKETI - BTS. KOTA PANDEGLANG 2,00 13,82 15,82
15 CIGADUNG - CIPACUNG 2,00 8,64 10,64
BTS. KOTA PANDEGLANG - BTS. KOTA
16 3,00 8,70 11,70
RANGKASBITUNG
JLN. BY PASS RANGKASBITUNG (JLN. SOEKARNO
17 - 3,88 3,88
HATTA
BTS. KOTA RANGKASBITUNG - CIGELUNG (BTS.
18 3,00 32,42 35,42
PROV. JAB
19 JLN. RAYA CIPANAS (RANGKASBITUNG) - 3,92 3,92
20 BTS. KOTA SERANG - BTS. KOTA PANDEGLANG 2,00 14,64 16,64
21 JLN. RAYA PANDEGLANG (SERANG) - 0,77 0,77
22 JLN. RAYA SERANG (PANDEGLANG) - 1,45 1,45
23 JLN. AKSES TOL MERAK - 4,20 4,20
24 CIKANDE - RANGKASBITUNG 3,00 23,71 26,71
JLN. RAYA CIKANDE (JLN. OTTO ISKANDARDINATA
25 - 0,80 0,80
RANGKASBITUNG)
26 SERDANG - BOJONEGARA - MERAK 3,00 31,85 34,85
27 LONGSORAN 0,10 0,10

TOTAL 25,50 223,12 248,62

Adapun peta lokasi kegiatan dan rencana trase jalan seperti gambar berikut.

4
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.1.5. TANGGAPAN TERHADAP DATA DASAR


Sebelum Konsultan Perencana melaksanakan kegiatan Pekerjaan Perencanaan terlebih dahulu
pihak Konsultan harus mencari informasi data-data yang diperlukan guna untuk mendapatkan
gambaran lebih akurat.
Data dasar yang akan digunakan dalam pekerjaan perencanan teknik jalan minimal berupa Peta
Rupa Bumi dengan skala 1:25.000 dan Peta Geologi.

B.1.6. TANGGAPAN TERHADAP DATA PENUNJANG


Untuk menyelesaikan pekerjaan diperlukan data dan fasilitas pendukung sebagai masukan (input)
bagi proses analisis pekerjaan ini.
Untuk itu perlu ditetapkan dan disepakati cara memperolehnya, dimana meliputi :
a. Sebagai tahap awal, data-data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber data termasuk
dari internet dan studi terdahulu.

5
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

b. Untuk mempermudah dalam pelaksanaan pengawasan di lapangan diharapkan pemberi kerja


dapat membantu menyediakan surat menyurat terkait dengan pelaksanaan pekerjaan jika
diperlukan termasuk membantu/ fasilitasi dalam koordinasi dengan pihak terkait, khususnya
dalam mendapatkan data dan informasi serta diskusi yang diperlukan.
c. Data yang diperlukan diperoleh dari pemberi kerja adalah data kondisi dan lalulintas jalan
dalam IRMS atau dalam program lainnya, dan hasil studi /perencanan terkait.
d. Proses pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengunjungi instansi lain, terutama
data mengenai lalu lintas, perkerasan, tata ruang daerah, peta topografi dan curah hujan dll.
e. Dalam rangka memperlancar, perencanaan dan memberikan jaminan agar penyedia jasa
melakukan kegiatan sesuai dengan KAK, memenuhi standard dan tujuan kegiatan, maka perlu
adanya koordinasi antara Project Officer dengan Jajaran Tim Tenaga Ahli yang diwakili oleh
Team Leader.

B.1.7. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN


Gambaran dan tujuan utama dari pekerjaan ini adalah menyediakan Rencana Teknik Jalan
Lengkap dan menyiapkan Dokumen lelang serta memperkirakan Biaya pada Pekerjaan
Longsegmen Jalan.
Lingkup Kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan meliputi beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
a. Pengumpulan Data Sekunder
b. Peta Topografi berupa peta kontur, Skala minimum 1:25.000
c. Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan.
d. Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1:50.000, daerah rawan bencana,
dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase.
e. Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah.
f. Peta Tata guna lahan.
g. Peta Quary dan AMP
h. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di sekitar lokasi proyek.

6
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

2. Survey Lapangan
a. Survey Pendahuluan
Lingkup Survey Pendahuluan meliputi :
 Survey Pendahuluan Desain Geometrik
 Survey Pendahuluan Kondisi Eksisting Jalan
 Survey Pendahuluan Survey Topografi
 Survey Pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan
 Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik
 Survey Pendahuluan Drainase
 Survey Pendahuluan / Identifikasi Rona Lingkungan Awal dilakukan apabila tidak terdapat
Dokumen Lingkungan pada saat Pra. FS/FS

b. Survey Topografi
Lingkup Survey Topografi meliputi :
 Pemasangan patok-patok
 Pengukuran titik kontrol horizontal
 Pengukuran titik kontrol vertikal
 Pengukuran situasi
 Pengukuran penampang melintang
 Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai dan jalan

c. Survey Lalu-lintas
Apabila tidak ada survey lalu – lintas, maka PPK P2JN HARUS menyediakan data lalu-
lintas, yang disampaikan kepada Penyedia Jasa Konsultan.

d. Survey Drainase
Lingkup Survey Drainase meliputi :

7
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Melaksanakan survai lapangan mengumpulkan informasi yang cukup untuk


menggambarkan tingkat histori banjir, tanggal terjadinya banjir dan setiap perubahan-
perubahan fisik infrastruktur yang berdampak pada aliran banjir;
 Pengukuran struktur-struktur hidrolik harus didasarkan pada kombinasi prosedur-
prosedur perkiraan curahan hujan wilayah, teknik-teknik seperti metode rasional
probabilistik serta pengamatan terbaru dan tingkat histori banjir;
 Mencatat lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir, timbulnya
genangan air dan limpasan air ke permukaan perkerasan jalan. Mencatat dan memberi
acuan banjir/ sumber informasi drainase;
 Kapasitas aliran air (run off) dan Debit rencana aliran air yang akan diterima oleh
drainase yang akan direncanakan;
 Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase.
 Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam jangka
10 tahun terakhir pada daerah tangkapan (catchment area) atau pada daerah yang
berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari Badan
Meteorologi dan Geofisika dan/atau instansi terkait di kota terdekat dari lokasi
perencanaan.
 Mengumpulkan data dan kondisi bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong,
jembatan, selokan yang meliputi: lokasi, dimensi, kondisi phisik, tinggi muka air banjir
dan pengaliran.
 Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi
muka air banjir rencana dengan periode ulang (return period) 10 tahunan untuk jalan
arteri, 7tahun untuk jalan kolektor, 5tahunan untuk jalan lokal dan 50tahunan jembatan
sampai bentang 100m. dengan metode yang sesuai.
 Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan dalam
proses perencanaan yang aman.

8
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Menghitung dimensi saluran samping, saluran melintang jalan, inlet, outlet, dan jenis
bangunan pengaman yang diperlukan termasuk saluran pendukung (gendong) pada
lokasi perbukitan (apabila diperlukan).
 Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/jembatan termasuk pengaruhnya akibat
bangunan air (aflux).
 Merencanakan bangunan pengaman jalan/jembatan terhadap gerusan (general and local
scouring) samping atau horisontal dan vertikal.

e. Survey Geologi dan Geoteknik


Lingkup Survey Geologi dan Geoteknik meliputi :
 Pengambilan contoh tanah dari sumur uji.
 Pengambilan contoh tanah tak terganggu dengan Bor Tangan
 Pengambilan contoh tanah tak terganggu dengan Bor Mesin.
 Melakukan Sondir (jika diperlukan)
 Pengukuran Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
 Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas,
jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan yang timbul.
 Pengujian Test Properties tanah baik dari contoh tanah tidak terganggu (undisturb
samples) maupun tanah terganggu (disturb sample) berupa Unconfined, Kadar air, berat
jenis, nilai kohesi, nilai sudut geser dalam, tekanan air pori tanah, nilai permeabilitas, dan
lain-lain yang diperlukan berkaitan dengan kebutuhan perencanaan.

f. Survey Quary dan AMP


g. Survey Kondisi dan Inventarisasi Eksisting Jalan
Lingkup Kondisi dan Inventarisasi Eksisting Jalan meliputi :
 Menganalisa data lapangan, desain, dan gambar yang diperoleh dari survey
pendahuluan.
 Menentukan variabel-variabel rencana seperti nilai CBR, nilai lendutan perkerasan jalan,
dengan menggunakan alat yang disetujui oleh PPK.
9
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Menganalisa kondisi eksisting bahu jalan, drainase, bangunan pelengkap jalan, dan
perlengkapan jalan.
 Menentukan rencana penanganan bagian bagian jalan meliputi perkerasan jalan, bahu
jalan, drainase, bangunan pelengkap, dan perlengkapan jalan berdasarkan kondisi
eksisting.
 Melakukan desain perkerasan jalan, bahu jalan, drainase, bangunan pelengkap, dan
perlengkapan jalan.
h. Survey Lingkungan [jika diperlukan]

3. Analisa Data Survey

4. Perencanaan Teknis
a. Perencanaan teknis desain tebal perkerasan
b. Perencanaan teknis desain alinyemen horizontal
c. Perencanaan teknis desain alinyemen vertikal
d. Perencanaan teknis desain stabilitas badan jalan dan lereng
e. Perencanaan teknis desain bangunan pelengkap

5. Gambar Rencana
6. Perhitungan Kuantitas dan Biaya
7. Pengendalian Proses Perencanaan
8. Laporan-Laporan

B.1.8. TANGGAPAN TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN


Sesuai dengan KAK waktu yang disediakan untuk Pekerjaan Paket PR-01, Perencanaan Teknis
Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten adalah 6.0 (enam) bulan
atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender pada Tahun Anggaran 2019 seluruh pelayanan
Jasa Konsultan harus sudah selesai.

10
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.1.9. TANGGAPAN TERHADAP KELUARAN


Hasil Keluaran, menerangkan mengenai produk yang harus dihasilkan baik secara Administrasi
maupun teknis.
A. Laporan Administrasi meliputi :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiata yang
antara lain meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang
diharapkan, metode / cara pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta
analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja
dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna
Jasa. Laporan ini dibuat dan diserahkan sebanyak 6 (enam) buku.

2. Laporan antara
Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan
dengan Penyedia Jasa. Laporan ini dibuat dan diserahkan sebanyak 6 (enam) buku.

3. Draft laporan akhir


Laporan ini merupakan produk akhir sementara yang akan dibahas dalam pertemuan
dengan Pengguna Jasa. Konsep laporan akhir ini yang dibuat dan diserahkan sebanyak 6
(enam) buku.

4. Laporan akhir
 Analisis Data & Perhitungan Topografi
 Pembuatan Gambar Topografi
 Penyelidikan Tanah dan Material
 Analisis Data & Perhitungan Lalu Lintas
 Perhitungan & Perencanaan jalan
 Pembuatan Gambar Perencanaan Teknik

11
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Perhitungan Kuantitas dan Biaya Konstruksi


Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini akan
diserahkan pada akhir masa kontrak berjumlah sebanyak 6 (enam) buku.

5. Laporan ringkasa eksekutif


Laporan ini merupakan ringkasan dari Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada
akhir masa kontrak berjumlah sebanyak 6 (enam) buku.

6. Pembuatan dokumen pelelangan


Dokumen ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB VIII tiap set, diserahkan bersama
Laporan Akhir sebanyak 6 (enam) set.

7. Rencana mutu kontrak (RMK)


Rencana Mutu Kontrak (RMK) bertujuan untuk mencapai kesesuaian mutu
konstruksi yang diinginkan dan di buat 6 (enam) buku, setelah kontrak ditandatangani.
Rencana Mutu harus memenuhi ketentuan:
 Rencana mutu harus sesuai dengan sasaran mutu dan sejalan dengan persyaratan
proses lain dari sistem manajemen mutu konstruksi.
 Rencana Mutu berisi persyaratan teknis, administrasi, keuangan maupun Ketentuan lain
seperti yangdipersyaratkan dalam perencanaan program.
 Rencana Mutu harus mencakup kebutuhan sumber daya manusia, kebutuhan dokumen
serta manajemen mutu konstruksi, aktivitas verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi,
dan pengujian yang diperlukan beserta kriteria penerimaannya dan mencakup catatan
mutu (quality records) yang dibutuhkan untuk menunjukkan bukti bahwa perencaanaan
kegiatan memenuhi persyaratan mutu konstruksi yang telah di tetapkan.

B. Laporan Teknis meliputi :


1. Laporan perencanaan

12
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan masing-masing laporan


berisi:
 Daftar isi.
 Peta lokasi proyek.
 Daftar bangunan pelengkap.
 Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur bangunan bawah
 beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain.
 Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir ukuran A1, untuk kemudian diperkecil
A3.

2. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya


Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item pekerjaan
yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya. Laporan perkiraan
kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi
sebagai berikut :
Daftar isi.
 Peta lokasi proyek.
 Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
 Perhitungan perkiraan kuantitas.
 Analisa biaya.
 Perkiraan biaya.

3. Laporan penyelidikan tanah


Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup sekurang-kurangnya pembahasan
mengenai hal-hal berikut:
 Data proyek.
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat.

13
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Kondisi morfologi sepanjang lokasi.


 Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan.
 Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan. Untuk peta penyebaran batuan
disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar
pewarnaan geologi dan diberi notasi.
 Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk perbaikan hasil diskripsi
secara visual.
 Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan. Untuk peta penyebaran tanah disiapkan
dalam kertas kalkir ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi
dan diberi notasi.
 Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng.
 Analisis longsoran sepanjang trase jalan.
 Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan volume cadangan).
 Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/ patahan dsb.) beserta lokasinya.
 Daftar bangunan pelengkap/jalan
 Uraian yang berupa rekomendasi perencanaan hasil penyelidikan tanah
 Denah/potongan dan lokasi titik pengeboran/sondir (letak dan elevasi)
 Hasil percobaan laboratorium
 Lampiran yang berupa grafik dari semua jenis percobaan yang telah disyaratkan
 Rekomendasi.

4. Lapran topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:
 Data proyek.
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat.
 Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
 Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
14
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.


 Kegiatan pengukuran situasi.
 Kegiatan pengukuran penampang melintang.
 Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
 Perhitungan dan penggambaran.
 Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
 Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi termasuk
kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, pengamatan matahari, dan semua obyek
yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan.
 Deskripsi BM (sebagai lampiran).
 Data ukur hasil ploting dan negatip film harus diserahkan.

5. Laporan hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi :
 Data proyek.
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat, pos pencatat curah hujan.
 Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
 Analisis/ perhitungan.
 Penentuan dimensi dan jenis bangunan air.
 Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

6. Dokumen pelelangan pekerjan fisik


Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan dokumen pelelangan standar
menurut Kepmen PU No. 257/KPTS/2004.

7. Laporan inventarisasi jalan dan jembatan


Hasil dari survey inventarisasi dibuat dalam satu laporan inventarisasi yang memuat :

15
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Foto dokumentasi
 Data lapangan
 Usulan penanganan
 Laporan teknik
8. Laporan survey lalu lintas (tidak diperlukan)
Hasil dari lapangan harus dibuat dalam bentuk laporan lengkap yang berisi :
 Foto dokumentasi
 Data lapangan
 Perhitungan
 Laporan teknik (hanya untuk peningkatan jalan)

9. Laporan survey kondisi perkerasan jalan


Hasil penyelidikan dibuat dalam satu laporan lengkap yang memuat :
 Data lapangan
 Perhitungan
 Usulan penanganan sementara
 Laporan teknik

B.1.10. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK


Sesuai dengan KAK, tidak di sediakan personil dan fasilitas pendukung yang di sediakan oleh
PPK, untuk itu seluruh kegiatan yang dilakukan oleh konsultan perencana, baik keperluan biaya
personil maupun biaya non personil sudah di perhitungkan dalam biaya yang di ajukan oleh
konsultan.
Namun demikian untuk kelancaran pekerjaan, diperlukan peran personil PPK dalam kaitan
menjalankan tugasnya perlu menjembatani/koordinasi dengan pihak-pihak terkait terutama dengan
Pemerintah Provinsi Banten.

16
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.1. PENDEKATAN TEKNIS


Pola pikir pendekatan merupakan salah satu upaya untuk menentukan metodologi yang tepat
untuk pelaksanaan pekerjaan. Dengan berpedoman pada metodologi yang tepat dan
pengalaman Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan sejenis serta mengacu pada
Kerangka Acuan Kerja, diharapkan pelaksanaan pekerjaan “Paket PR-01, Perencanaan
Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten dapat
diselesaikan secara efektif dan efisien.

b.2.1.1. Pemahaman Terhadap Latar Belakang


Meningkatnya mobilitas penduduk sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah
permukiman dan industri di daerah perkotaan menyebabkan semakin meningkatnya
kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi.
Pertumbuhan kebutuhan akan prasarana transportasi perkotaan, antar kota/kabupaten
menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan jaringan jalan dan jembatan
perkotaan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan.
Program penanganan jalan dan jembatan pada daerah-daerah lalu lintas antar kota,
kabupaten dan antar propinsi di seluruh wilayah Indonesia baik itu berupa pemeliharaan,
peningkatan, maupun pembangunan membutuhkan suatu perencanaan yang terukur dan
sesuai dengan standar-standar teknis perencanaan agar nantinya dapat dilaksanakan
konstruksi yang tepat mutu dan tepat waktu, dengan arti kata menghasilkan pekerjaan yang
berkualitas yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan dalam
berlalu lintas.
Perkembangan kegiatan di Provinsi Banten yang sangat cepat dalam 5 (lima) tahun terakhir
ini mengakibatkan volume lalu lintas yang semakin tinggi. Sehingga kemacetan lalu lintas di
beberapa ruas jalan utama merupakan fenomena yang terjadi setiap hari yang lebih banyak
1

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

ditimbulkan akibat dari ketidaksinambungan perkembangan antara panjang ruas jalan dan
jumlah kendaraan. Hal ini mengakibatkan penurunan tingkat pelayanan dari system jaringan
jalan dan jembatan.
Sedangkan saat ini akses transportasi jalan dan jembatan yang ada di Propinsi Banten
mengalami tingkat penurunan sehingga perlunya penanganan jalan baik itu untuk
peningkatan, pembangunan maupun pemeliharaannya.

b.2.1.2. Pemahaman Terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran Pekerjaan


Konsultan memahami bahwa maksud dari layanan konsultansi ini adalah sebagai salah satu
kegiatan persiapan dari program penanganan jalan dan jembatan prioritas Direktorat Jenderal
Bina Marga untuk Tahun Anggaran 2019, khususnya dalam penanganan sistem jaringan jalan
nasional.

Konsultan juga memahami akan tujuan utama dari layanan ini yaitu tersedianya prasarana
jalan dan jembatan di wilayah Provinsi Banten yang memenuhi standar-standar pelayanan
minimal, yang berwawasan lingkungan dan memperhitungkan aspek keselamatan serta
dokumen pelelangan. Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil pekerjaan desain
jalan yang memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam spesifikasi (tepat mutu), dan
dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu.

Konsultan juga memahami bahwa sasaran yang hendak dicapai sebagai hasil dari layanan
konsultansi ini adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya dokumen perencanaan teknis preservasi jalan pada ruas jalan Nasional di
Provinsi Banten, khususnya pada ruas yang akan ditangani pada tahun anggaran
berikutnya.
2. Perencanaan teknis preservasi jalan yang dihasilkan mempunyai keandalan, yang
ditunjukkan antara lain oleh:
 input data yang valid;
 proses perencanaan teknis yang berdasarkan pedoman / manual yang berlaku pada
saat perencanaan dibuat;
 produk perencanaan teknis untuk penyelesaian permasalahan yang ada di lapangan,
seperti rencana jenis penanganan setiap bagian-bagian efektif (segmen efektif) jalan
berdasarkan kondisi lapangan dan kinerja jalan yang disyaratkan.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Periode dan Siklus penanganan preservasi jalan pada setiap segmen jalan yang
mempunyai kondisi yang seragam (mantap dan standar) sesuai kinerja jalan yang
disyaratkan.

3. Ketersediaan dokumen lelang pada penanganan ruas jalan yang ditinjau, guna
mendukung pelaksanaan pekerjaan..

b.2.1.3. Pemahaman Ruang Lingkup Pekerjaan


Lingkup jasa konsultansi berupa konsultansi teknik. Tanggung Jawab Konsultan Perencanaan
Teknik Jalan dan Jembatan adalah sebagai berikut :
a. Tahapan Pengumpulan data Lapangan, meliputi :
1. Pemeriksaaan Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk pekerjaan jalan yang belum
beraspal, pemeriksaan daya dukung tanah (CBR laboratorium)
2. Inventarisasi geometrik dan kondisi jalan berikut foto dokumentasi
3. Melakukan pemeriksaan lendutan pada perkerasan eksisting
4. Inventarisasi sumber material di sekitar lokasi pekerjaan
5. Inventarisasi jembatan berikut foto dokumentasinya
6. Mengumpulkan data perhitungan lalu lintas, peta lokasi dan lain lain
7. Melakukan survei topografi sepanjang ruas jalan yang direncanakan
8. Melakukan pengamatan terhadap perilaku air dalam rangka merencanakan
pengamanan struktur jalan.

b. Tahapan Desain, meliputi :


1. Perhitungan dan perencanaan geometrik pada jalan-jalan yang direncanakan.
2. Menghitung CBR rencana dari data pemeriksaan CBR setempat
3. Menghitung dan menentukan tebal perkerasan
4. Menentukan ”Unique section” ruas jalan yang akan dipakai dalam proses desain.
5. Menentukan Volume Pekerjaan dan Pekerjaan Biaya.
6. Membuat gambar-gambar.
7. Menyiapkan dokumen lelang dan metode pelaksanaan.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

b.2.1.4. Pemahaman Terhadap Pengguna Jasa


Konsultan memahami bahwa Pengguna Jasa untuk kegiatan layanan konsultansi ini adalah
PPK Perencanaan - Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Prov. Banten
yang merupakan unit pelaksana tugas Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI -
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat.

b.2.1.5. Pemahaman Terhadap Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Waktu pelaksanaan tersedia adalah 6 (Enam) bulan. Konsultan memahami bahwa jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan ini akan terkait langsung dengan strategi Konsultan dalam
penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan yang efektif dan efisien agar pekerjaan dapat
diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

b.2.1.6. Pemahaman Terhadap Kebutuhan Tenaga Ahli


Konsultan memahami bahwa tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan perencanaan teknik ini, sebagaimana dijelaskan di dalam Kerangka Acuan Kerja,
terdiri dari :
1. Team Leader
2. Ahli Teknik Jalan Raya
3. AHli Geoteknik
4. Ahli Hidrology
5. Ahli Kuantitas dan Biaya
6. Ahli K3
7. Asisten Tenaga Ahli
8. Tenaga Pendukung

b.2.1.7. Standar Teknis Perencanaan


a. Untuk perencanaan geometrik jalan mengacu pada :
 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. : 038/TBM/1997; Geomterik
Jalan Perkotaan No. : RSNI-T-14-2004
 Pedoman/petunjuk teknis lainnya yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.
 Perencanaan Bundaran untuk Simpang Sebidang No. : Pd T-20-2004
 Tata Cara Perencanaan Geometrik Persimpangan Sebidang No. : Pt. T-02-2002-B
4

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Pedoman Perencanaan Putaran Balik (U-turn) No. : 06/BM/2005


 Ketentuan – ketentuan mengenai kelas/fungsi jalan lengkap dengan bagian-bagian jalan
terkait, mengacu pada Permen PU No. 14/PRT/M/2011.
 Perencanaan Tebal Perkerasan supaya diperhitungkan berdasarkan Pedoman
 Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Raya sbb : Manual Desain Perkerasan Jalan No. :
02/M/BM/2013, berkaitan dengan pedoman terdahulu ;
b. Bila terjadi analisis hasil survey lalu-lintas bertentangan dengan kriteria yang ada pada
Permen PU No. 14/PRT/M/2011, akan ditetapkan kemudian bersama-sama dengan Satker
P2JN Prov. Banten dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VI.

c. Pemilihan jenis konstruksi yang paling sesuai, diusulkan, untuk kemudian mendapat
persetujuan dari Satker P2JN Prov. Banten dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VI.

d. Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Keselamatan Jalan, harus mengacu pada :


 Undang-undang Lalu-lintas No. : 22 Tahun 2009
 Pedoman Marka Jalan No. : Pd T-12-2004-B
 Perencanaan Separator Jalan No. : Pd T-15-2004-B
 Perencanaan Median Jalan No. : Pd T-17-2004-B
 Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu-lintas No. : Pd T-09-2004-B
e. Perencanaan Hidrologi dan Drainase
 Pedoman Perencanaan Drainase Jalan No. : Pd T-02-2006-B
 Desain Drainase Permukaan Jalan No. : 008/T/BNKT/1990
 Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan No. : 01/BM/2005

dianjurkan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin bagian-bagian jalan lama yang masih
dalam kondisi baik dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan.

b.2.1.8. Pemeriksaan Lokasi Sumber Material


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai bahan-bahan
perkerasan yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada ruas ruas jalan
dikerjakan.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Informasi yang harus diperoleh dan dicatat dalam formulir adalah sebagai berikut :
1. Jenis bahan untuk pekerasaan yang ada misalnya pasir, kerikil, tanah timbunan, batu.
2. Lokasi Quary setiap perkerasaan berikut perkiraan jumlah yang ada
3. Perkiraan Harga Satuan tiap jenis bahan perkerasan
4. Perkiraan jarak pengakutan bahan dari quary ke base camp
5. Peta lokasi quary berikut keterangan lokasinya (Km.Sta)
6. Data yang diperoleh dicatat dalam formulir

b.2.1.9. Pemahaman Terhadap Keluaran dari Kegiatan


Konsultan memahami bahwa keluaran dari layanan konsultansi ini harus diselesaikan sesuai
dengan jadwal yang ditentukan.
Keluaran Tahap Akhir (keluaran final), yang harus sudah diselesaikan oleh Konsultan dan
diterima oleh Pengguna Jasa meliputi :
1. Final Design
2. Dokumen Lelang lengkap
3. Final Harga Perkiraan Sendiri (Final Engineer’s Estimate Cost)

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka dalam melaksanakan pekerjaan ini kami
akan menerapkan pendekatan umum sebagai berikut :
 Melakukan pemahaman terhadap KAK dan pengenalan terhadap materi layanan yang
diperlukan.
 Menyediakan tenaga ahli maupun tenaga asisten yang berpengalaman, berdedikasi,
berbadan sehat dan menyediakan fasilitas penunjang yang memadai.
 Melakukan pemahaman terhadap issue permasalahan yang ada yang mencakup
kondisi ruas-ruas jalan eksisting, kebutuhan penanganan, batasan-batasan yang ada,
standar-standar perencanaan dan ketentuan-ketentuan serta peraturan-peraturan yang
berlaku.
 Melakukan kajian teknis secara umum guna menetapkan kriteria desain dan
menentukan rencana kerja dan metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat dan efektif.
 Melakukan kegiatan pengumpulan data lapangan secara terinci yang akan diperlukan
sebagai data masukan dalam proses perencanan teknik ini.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Melakukan kajian dan analisa terhadap semua data yang telah diperoleh dan
melakukan perhitungan-perhitungan perencanaan teknik yang mencakup perencanaan
geometrik jalan, struktur perkerasan jalan, sistem drainase jalan, bangunan-bangunan
pengaman lereng/badan jalan, bangunan-bangunan pelengkap jalan, dan lain-lain.
 Melakukan perhitungan kuantitas pekerjaan dan analisa harga satuan pekerjaan serta
menghitung perkiraan biaya proyek.
 Menyiapkan dokumen pelelangan, termasuk addendum dokumen lelang.

Secara kronologis, pekerjaan Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan


Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten ini dapat dikelompokkan menjadi
(enam) tahapan kegiatan utama sebagai berikut :
 Tahap - 1 : Persiapan dan Penyusunan Konsep Desain
 Tahap - 2 : Survai Pendahuluan (Reconnaissance Survey)
 Tahap - 3 : Penyusunan Rencana Kerja Terinci
 Tahap - 4 : Survai Detail
 Tahap - 5 : Perencanaan Teknis
 Tahap - 6 : Penyusunan Dokumen Lelang dan Pelaporan

Masing-masing tahapan kegiatan utama ini terdiri dari sub-sub kegiatan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan teknis sebagai berikut :

1. Persiapan dan Penyusunan Konsep Desain, mencakup :


 Inventarisasi informasi dan data-data awal.
 Koordinasi dan konfirmasi dengan institusi-institusi terkait.
 Penetapan konsep desain, mencakup metode dan kriteria desain
 Penyusunan konsep rencana kerja terinci.

2. Survai Pendahuluan (Reconnaissance Survey), mencakup :


 Inventarisasi geometrik jalan dan jembatan, termasuk bangunan pelengkap jalan
yang ada
 Inventarisasi kondisi perkerasan jalan eksisting
 Inventarisasi system drainase yang ada
7

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Inventarisasi kondisi topografi


 Inventarisasi kondisi geologi dan geoteknik
 Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan
 lahan atau studi lingkungan (Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan
 Inventarisasi data harga dasar upah, bahan dan peralatan dan harga satuan
pekerjaan
 Diskusi Perencanaan di lapangan

3. Penyusunan Rencana Kerja Terinci


 Penyusunan Rencana Survey Detail
 Penyusunan Rencana Kerja Terinci

4. Survai Detail, mencakup :


 Survey/pengukuran topografi
 Pemeriksaan perkerasan jalan eksisting
 Survey dan Inventarisasi jembatan
 Investigasi Geoteknik dan Geologi
 Survey lalu lintas

5. Perencanaan Teknis, mencakup :


Analisa dan Perencanaan Teknis, meliputi :
 Perencanaan Geometrik Jalan
 Perencanaan Perkerasan Jalan
 Perencanaan Jembatan
 Perencanaan Drainase dan Bangunan Pelengkap Jalan
 Perencanaan Jembatan dan Bangunan Struktural
 Perencanaan Rambu dan Marka Jalan

Penyiapan Preliminary Design


 Penyiapan Draft Gambar Perencanaan
 Draft Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Fisik

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Draft Perhitungan/Analisa Harga Satuan Pekerjaan


 Draft Perkiraan Harga Pekerjaan Fisik (Draft Engineer’s Estimate)
 Penyiapan Final Design
 Penyiapan Gambar Perencanaan Final
 Penyiapan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Fisik Final
 Penyiapan Perhitungan/Analisa Harga Satuan Pekerjaan Final
 Penyiapan Perkiraan Harga Pekerjaan Fisik Final (Engineer’s Estimate)

6. Penyiapan Dokumen Lelang dan Pelaporan, mencakup :


Dokumen Lelang
 Penyiapan Draft Dokumen Lelang
 Penyiapan Draft Addendum Dokumen Lelang atau Draft Addendum Dokumen
Kontrak

Penyiapan Laporan
 Laporan RMK
 Laporan Pendahuluan
 Laporan Antara
 Draft Laporan Akhir
 Laporan Akhir
 Laporan Akhir Dalam Bentuk Flashdisk
 Dokumen Lelang

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Metodologi yang akan dilaksanakan konsultan dalam menangani pekerjaan Paket PR-01, Perencanaan
Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten terbagi dalam tahapan
kegiatan berupa rancangan kegiatan yang akan dilakukan konsultan. Adapun kegiatan yang dimaksud akan
dijelaskan pada bab ini.

Secara garis besar, metodologi pelakasanaan pekerjaan perencanaan teknik ini digambarkan dalam bagan
alir yang disajikan pada Gambar B.2.2.1. bawah ini :

1
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

2
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.1. TUGAS DAN LINGKUP JASA KONSULTAN


Tujuan utama dari pekerjaan Jasa Konsultansi ini adalah melakukan penyusunan rencana teknik
yang optimum dari segi teknis dan biaya serta berwawasan lingkungan dengan produk akhir berupa
“Rencana Teknis Jalan” lengkap dengan dokumen pelelangan.

A. Survei dan Investigasi


Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan
sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi
lapangan aktual yang ada dan sasaran penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana
dengan persetujuan Pengguna Jasa harus menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu
berlebihan atau terlalu minimal.
Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis
pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana Konstruksi kelak.
Sebagai acuan dasar, apabila tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil
Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan
Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini :

 Pelebaran perkerasan
 Rekonstruksi
Pelapisan
perkerasan
Jenis survey atau ulang
No.  Realinyemen
investigasi perkerasan
 Konstruksi baru (jalan
lama
atau jembatan)
 Penggantian jembatan
1 Survey Pendahuluan ya ya
2 Survey Topografi ya ya
3 Survey Perkerasan Jalan ya ya
4 Survey Lalu Lintas ya ya
5 Survey Geoteknik & Geologi ya ya
6 Survey Lingkungan Jikak perlu ya
7 Survey Hidrologi & Hidrolika Ya ya
8 Survey Lalu Lintas dan Jikak perlu ya
Angkutan Berat
9 Investigasi Jembatan Jikak perlu tidak

3
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B. Konsep Detail Perencanaan Jalan


Dalam proses ini konsultan menentukan semua kesimpulan hasil survey lapangan, antara lain
menyangkut :
1. Penetapan lokasi jalan baru berdasarkna peta topography dan elevasi hasil survey pendahuluan
pada jembatan yang direlokasikan dengan memperhatikan standard perencanaan yang telah
ditetapkan.
Untuk realinemen harus dicantumkan titik pada tiap jarak 50 meter sepanjang as baru, tangent
point, SC, CS dan beberapa titik lainnya yang perlu, rencana bangunan-bangunan drainase
harus ditetapkan konsultan berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan keadaan setempat.
2. Untuk perhitungan konstruksi pondasi serta bangunan bawah harus disesuaikan dengan hasil-
hasil penyelidikan tanah maupun keadaan bahan bangunan.
Untuk jumlah serta panjang bentang harus sesuai dengan keadaan topographi setempat
dengan memperhatikan standard perencanaan bangunan atas yang akan ditentukan oleh
pemberi tugas.
Untuk konstruksi bangunan atas harus digunakan standard Direktorat Jenderal Prasaran
Wilayan (Bina Marga) yang ditentukan oleh Direktorat Bina Teknik cq. Sub Direktorat Penyiapan
Standard dan Pedoman / Sub Direktorat Teknik Fasilitas Bahan dan Peralatan sehingga dalam
hal ini konsultan tidak menghitung konstruksi bangunan atas.

1. Konsultan mengasistensikan kepada pemberi tugas untuk detail perencanaan yang berisi
kesimpulan dan saran atas semua bagian perencanaan untuk setiap jembatan, terutama yang
menyangkut hal-hal sebagai berikut :
Denah diatas peta situasi dengan letak jembatan lama dan baru pada daerah cukup lebar
sehingga jelas kedudukan jembatan tersebut.
Digambar pada skala 1 : 500 berisi antara lain :
 Lokasi dan nomor titik kontrol horizontal dan vertical
 Lokasi dan nomor potongan melintang
 Elemen-elemen lengkung horizontal
 Batas daerah penguasaan (ROW) dan penggunaannya

4
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Semua batas-batas topographi yang penting (seperti rumah, jalan lama, jenis-jenis tanaman
utama, dll)
 Patok-patok pengukuran

Potongan Memanjang :
Digambar dibawah plan tersebut pada butir 1 diatas dengan skala horizontal 1 : 500 dan skala
vertical 1 : 100 yang berisi hal-hal sebagai berikut :
 Tinggi muka tanah asli, muka air normal, muka air banjir serta elevansi jembatan.
 Nomor potongan melintang
 Jarak partial progressive
 Elemen-elemen/data-data lengkung vertical dan horizontal
 Elemen-elemen data jalan pendekat.

Potongan Melintang (Cross Section)


Gambar potongan melintang dibuat menurut letak topographi sesuai dengan keadaan lokasi
yang ditentukan diatas kertas dengan skala horizontal 1 : 100 skala vertical 1 : 50 serta
stationing yang dilakukan pada jarak 25 meter.

2. Perhitungan Volume
Program penggantian, perbaikan/peningkatan jembatan ini akan dibagi dalam satu atau
beberapa paket pelaksanaan sesuai dengan lokasi dan kemampuan pelaksanaan
pembangunan.
Untuk tiap jembatan harus dihitung jumlah pekerjaan untuk tiap bagian dengan masing-masing
kontrak pelaksanaannya dan diringkas dalam beberapa pekerjaan sebagai berikut :
 Pekerjaan umum
 Pekerjaan subgader (bila ada)
 Pekerjaan struktur
 Pekerjaan drainase (bila ada)
 Pekerjaan jalan pendekat (bila ada)
 Pekerjaan aspal
 Lain-lain
5
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

3. Perkiraan Biaya dan Dokumen Tender


Supaya didapat perkiraan biaya yang tetap dan sesuai, maka konsultan harus menyiapkan
analisa harga satuan dari setiap jenis pekerjaan berdasarkan factor-faktor material, peralatan,
social, pajak, overhead, keuntungan dan pengawasan yang didapat dari keterangan-keterangan
daerah setempat.
Perkiraan yang didapat dari analisa ini dibandingkan dengan proyek-proyek sebelumnya atau
pekerjaan-pekerjaan sejenis di daerah itu. Bila terjadi perbedaan maka harus dicari sebabnya
dan diadakan penelitian kembali hingga didapatkannya harga yang sesuai untuk pekerjaan
tersebut.
Perkiraan biaya pembebasan tanah (RWO) harus dibuat berdasarkan harga satuan yang
ditentukan oleh pemerintah untuk setiap jenis penggunaan tanah.
Dokumen-dokumen yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :
 Engineer estimate untuk seluruh butir pembayaran
 Jumlah pekerjaan dari setiap cara pelaksanaan yang bersangkutan

Konsep perencanaan ini agar dikonsultasikan kepada pemberi tugas untuk mendapatkan saran-
saran tambahan yang perlu agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan kondisi yang ada.

C. Perencanaan Akhir
1. Setiap revisi/variasi atas detail perencanaan sementara yang dilakukan pemberi tugas harus
dimasukan ke dalam Final Design melalui penelitian Konsultan.
2. Cetakan perencanaan akhir pada kertas standar Ditjen Prasarana Wilayah (Bina Marga) harus
diserahkan oleh Konsultan kepada pemberi tugas dalam waktu yang telah ditetapkan.
3. Semua catatan dan perhitungan pada survey lapangan dan semua kalkir perencanaan proyek
ini harus diserahkan kepada pemberi tugas bersamaan dengan penyerahan perencanaan akhir.
4. Semua gambar hasil perencanaan menggunakan program CAD.

6
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.2. PERSIAPAN DAN SURVEY PENDAHULUAN


1. Koordinasi Awal

Pada tahap awal diperlukan koordinasi dengan pihak proyek maupun pihak-pihak terkait untuk
masing-masing lokasi pekerjaan.
Tujuan dalam koordinasi ini untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan
sehingga diharapkan proses pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar.
Pekerjaan Persiapan ini untuk mempersiapkan bahan dasar rencana survey sebelum
melaksanakan survey pendahuluan, pekerjaan ini antara lain :
o Mempersiapkan data – data awal yang akan dipakai sebagai panduan Survey Pendahuluan /
Recon dilapangan.
o Jenis pengambilan data lapangan yang diperlukan, dilengkapi dengan format baku yang telah
ditetapkan.
Maka Team akan bekerja antara lain :
1. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan dan jembatan yang akan didesain.
2. Menyiapkan peta-peta dasar berupa :
o Peta Topografi Skala 1 : 50.000 s/d 1 : 25.000 atau lebih besar
3. Menetapkan awal dan akhir rencana penanganan (panjang efektif) terhadap keseluruhan
panjang jalan eksisting.
4. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait baik dipusat maupun didaerah
termasuk juga pengumpulan informasi harga satuan / upah untuk disekitar lokasi proyek
terutama pada proyek yang sedang berjalan.
5. Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang terkait dengan wilayah yang
dipengaruhi atau mempengaruhi jalan / jembatan yang akan direncanakan.

Sebelum Survey Pendahuluan akan konsultasi dan asistensi kepada Pemberi Tugas.

2. Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan atau recconaissance survey adalah survey yang dilakukan pada awal
pekerjaan di lokasi pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh data awal sebagai bagian penting
untuk bahan kajian kelayakan teknis dan sebagai masukan proses pekerjaan berikutnya.
Survey pendahuluan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan konfirmasi dan koordinasi dengan instansi terkait di daerah sehubungan dengan
akan dilaksanakannya survey.
7
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

2. Mengumpulkan informasi mengenai Harga Satuan Upah/Bahan pada Dinas Bina Marga
setempat dan pada proyek yang sedang berjalan.
3. Melakukan identifikasi trase di lapangan berdasarkan gambar rencana trase yang telah
ditetapkan.
4. Melakukan pematokan sepanjang rencana trase jalan dengan patok kayu bernomor setiap
interval 50 m, untuk memudahkan tim pengukuran.
5. Membuat foto dokumentasi lapangan sekurang-kurangnya pada :
- Awal dan akhir rencana trase jalan;
- Setiap 1 (satu) km dengan identifikasi arah pengambilan foto;
- Lokasi yang diperkirakan memerlukan jembatan, misalnya sungai atau alur;
- Lokasi yang perlu penangan khusus;
- Persimpangan/pertemuan dengan jalan lainnya;
- Lokasi quarry.

a). Koordinasi dengan Instansi Terkait

Team melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi / unsur-unsur terkait didaerah
sehubungan dengan dilaksanakannya survey pendahuluan.

b). Diskusi Perencanaan di Lapangan

Team bersama-sama melaksanakan survey dan mendiskusikannya dan membuat usul


perencanaan dilapangan bagian demi bagian sesuai dengan bidang keahliannya masing-
masing serta membuat sketsa dilengkapi catatan-catatan dan kalau perlu membuat tanda
dilapangan berupa patok yang dilengkapi foto-foto penting dan identitasnya masing-masing
yang akan difinalkan dikantor sebagai bahan penyusunan laporan setelah kembali.

c). Survey Pendahuluan Desain Geometrik

Pada survey pendahuluan ini kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Menentukan awal proyek (Sta.0 +000) dan akhir proyek yang tepat untuk mendapatkan
overlapping yang baik dan memenuhi syarat geometric. Pada peninjauan titik awal dan titik
akhir pekerjaan, diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal 200 m
setelah titik akhir , seperti di sajikan pada gambar – B.2.2.2 berikut ini :

8
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Jalan atau Rencana Trase a ( a = 200 meter)


Jalan yang sudah ada Rencana trase jalan
Koridor Pengambilan Data

2a

Gambar B . 2 . 2 . 2. Koridor Pengambilan Data

2. Mengidentifikasi medan secara stationing / urutan jarak dengan mengelompokkan kondisi :


medan datar, Rolling, Perbukitan, Pegunungan / Bukit Curam dalam bentuk Tabelaris.

3. Mengidentifikasi / memperkirakan secara tepat penerapan desain geometric (alinyemen


horizontal dan vertical) berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai
sepenuhnya oleh Highway Engineer yeng melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan
pengukuran-pengukuran secara sederhana dan benar (jarak, azimuth, kemiringan dangan
helling meter) dan membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun vertical secara
khusus untuk lokasi-lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan trase jalan yang dipilih
akan dapat memenuhi persyaratan geometric yang dibuktikan dengan sketsa horizontal
dan penampang memanjang rencana trase jalan.

4. Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertical harus sudah
diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi :
galian / timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-gorong dan jembatan (oprit
jembatan), persimpangan yang bias terlihat dangan dibuatnya sketsa serta tabelaris
dilapangan dari identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari awal sampai dengan
akhir proyek yang nantinya akan diasistensikan dan mendapatkan persetujuan dari team
asistensi recon.

5. Semua kegiatan ini harus dikonfirmasikan sewaktu mengambil keputusan dalam pemilihan
trase dengan anggota team yang saling terkait dalam pekerjaan ini.

9
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

6. Dilapangan harus diberi / dibuat tanda –tanda berupa patok dan tanda anjir dengan diberi
tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan tim
pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam
melakukan servey detail selanjutnya.

7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung perkiraan volume
pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya sederhana dan
diharapkan dapat mendekati final desain.

d). Survey Pendahuluan Kondisi Eksisting Perkerasan

Survey Pendahuluan kondisi eksisting perkerasan, meliputi antara lain :


1. Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan
2. identifikasi jenis perkerasan
3. identifikasi kerusakan perkerasan

e). Survey Pendahuluan Tinjauan Topografi


Pada tahap survey pendahuluan ini, kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton Bench Mark di
awal dan akhir Proyek.

2. Mengamati kondisi topografi, meliputi daerah datar, perbukitan, atau pegunungan.

3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan pengukuran khusus serta morfologi dan
lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan koridor

4. Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.

5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi / titik yang akan dijadikan referensi.

f). Survey Pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan

Pada tahap survey pendahuluan ini, kegiatan yang dilakukan adalah :


1. Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data lokasi / Sta……, perkiraan lokasinya
sudah sesuai dengan geometric dengan rencana jenis konstruksi, dimensi yang
diperlukan.

10
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

2. Untuk lokasi yang sudah ada existing perlu dibuatkan infentarisasinya dengan lengkap
antara lain Sta….., jenis konstruksi, dimensi, kondisi serta mengusulkan penanganan yang
diperlukan. (lihat format survey inventarisasi jembatan)

3. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi muka air normal, muka air banjir
dan muka air banjir tertinggi yang pernah terjadi serta adanya tanda-tanda / gejala-gejala
erosi yang dilengkapi dengan sket lokasi, morfologi serta karakter aliran sungai dan
dilengkapi foto-foto jika diperlukan.

4. Mendiskusikan dengan team apakah data-data dan usulan penempatan lokasi serta
usulan perencanaan / penanganan sudah sesuai secara teknis.

5. Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan khusus serta saran-saran
yang sangat berguna untuk perencanaan pada waktu melakukan survey detail nanti dan
pengaruhnya terhadap keamanan / kestabilan.

g). Survey Pendahuluan Tinjauan Geoteknik

Pada tahap survey pendahuluan ini, kegiatan yang dilakukan adalah :


1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah, perkiraan lokasi
sumber material, dan mengantisipasi dan mengidentifikasi lokasi yang akan longsor;
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor, Sondir, DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-resiko, dan batasan-
batasan proyek;
5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok kilometer atau informasi
lokasi lain seperti GPS.

h). Survey Pendahuluan Drainase.


Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan Drainase adalah:
1. Mengumpulkan data curah hujan.
2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan dengan bentuk
dan kemiringan yang akan mempengaruhi pola aliran.
4. Mengamati tata guna lahan.
11
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

5. Menginventarisasi bangunan drainase existing.


6. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.
7. Membuat rencana kerja untuk survey detail.
8. Mengamati karakter aliran sungai/morfologi yang mungkin berpengaruh terhadap
konstruksi dan saran- saran yang diperlukan untuk menjadi pertimbangan
dalam perencanaan berikut.

i). Survey Pendahuluan/Identifikasi


Rona Lingkungan Awal dilakukan apabila tidak terdapat
Dokumen Lingkungan pada saat Pra. FS/FS.
1. Mengidentifikasi komponen lingkungan dari berbagai aspek (biologi, fisik-
kimia, sosial, ekonomi dan kesehatan masyarakat)
2. Mengumpulkan data mengenai lokasi bangunan. bersejarah/bangunan
budaya serta benda cagar budaya.
3. Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas wilayah kawasan lindung disekitar rencana
trase jalan.
4. Memprakirakan kebutuhan lahan untuk rumija rencana trase jalan.
5. Menentukan jenis dokumen lingkungan yang harus disusun (AMDAL/UKL-
UPL/SPPL)

j). Keluaran survey pendahuluan meliputi :


1. Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan konsep desain yang
akan diterapakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berdasarkan seluruh hasil
survey pendahuluan
2. Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail yang didalamnya
memuat beberapa survey detail yang harus dilakukan termasuk batasan koridor
pengambilan data.

12
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.3. SURVEY DETAIL


1. Persiapan

Sebelum diadakan mobilisasi personil untuk pelaksanaan survey ke lokasi proyek dalam
persiapannya antara lain :
a. Peralatan yang akan digunakan harus dalam kondisi baik dan memenuhi persyaratan yang
di tetapkan.
b. Form-form survey
Secara umum pelaksanaan survey merujuk pada petunjuk pengambilan data lapangan yang
diterbitkan oleh Sub. Dit. Teknik Program Jalan Dit. Jend. Bina Marga

2. Survey Topografi

Untuk melaksanakan pekerjaan “Detail Engineering Design” diperlukan data pengukuran


situasi, penampang memanjang dan melintang jalan. Pekerjaan pengukuran tersebut akan
dilaksanakan konsultan sesuai dengan spesifikasi teknik yang ada dalam “Term of Reference”
dan atau sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas.
Dalam pekerjaan pengukuran topografi ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian
permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan didalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000, yang akan digunakan untuk perencanaan
geometric jalan.
Bagan alir pengukuran topografi, secara jelas di sajikan pada gambar B.2.2.3, halaman berikut
ini :

13
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Gambar B.2.2.3.
BAGAN ALIR
SURVAI TOPOGRAFI & ANALISA DATA

SURVAI TOPOGRAFI

- Pengukuran Situasi
- Pengukuran Waterpass
- Pengukuran Poligon

Input data komputer pada program


SOFTDESK
Coordinate Geometry (COGO)

POINT

- Adakan Linking antar Point dan deskripsikan simbol key


- Point Database dalam Lingkungan DBMS
- Kemampuan export & import Point
- Print yang di edit berdasarkan pada 'Project' atau
'Drawing' data print

Membentuk Garis 'KONTUR'

No
Check hasil garis kontur

Perencanaan
- Alinyemen Vertikal
- Alinyemen Horisontal

Penampang Melintang

Penggambaran

END

14
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

a. Persyaratan dan Acuan


Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu pada Pedoman Pengukuran
Topografi NO.010/PW/2004, atau Pedoman yang dipersyaratkan

b. Pemasangan Patok-Patok :
 Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa paralon
ukuran 4 inchi yang diisi dengan adukan beton dan diatasnya dipasang neut dari baut,
ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1
(satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang minimal 3, masing-masing
1 (satu) pasang disetiap sisi sungai / alur dan 1 buah disekitar sungai yang posisinya
aman dari gerusan air sungai.
 Patok BM dipasang / ditanam dengan kuat, bagian yang tampak diatas tanah setinggi
20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Prasarana Wilayah, notasi dan nomor BM
dengan warna hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi
yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi
 Untuk setiap titik polygon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras,
lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian
bawahnya diruncingkan, bagian atasnya diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang
masih nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus perlu
ditambahkan patok bantu.
 Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah disekitar patok diberi
tanda-tanda khusus.
 Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya diatas
permukaan jalan beraspal atau diatas permukaan batu, maka titik-titik polygon dan sipat
datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

c. Pengukuran Titik Kontrol Horizontal


 Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan system polygon, dan semua titik
ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik polygon.
15
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Sisi polygon atau jarak antar titik polygon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran
atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
 Sudut-sudut polygon diukur dengan theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarankan untuk menggunkan Electronic Distance Meter atau theodolit jenis T2 atau
yang setingkat.
 Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus menggunakan Jenis Total Station (TS)
dengan Ketelitian 10√n untuk sudut serta 10√D untuk jarak.
 Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan metode penentuan posisi Global
Positioning System (GPS) secara diferensial. GPS atau nama lengkapnya
NAVSTAR GPS merupakan singkatan dari Navigation Satellite Timing and
Ranging Global Positioning System. Metode yang digunakan adalah metode
diferensial dengan menggunakan lebih dari satu receiver GPS dimana minimal satu
titik digunakan sebagai titik referensi (base station) dan yang lainnya ditempatkan
pada titik yang akan diukur. Titik referensi yang digunakan adalah titik referensi
Bakosurtanal ataupun Badan Pertanahan Nasional. Untuk merapatkan titik kontrol
horisontal dapat dilakukan pengukuran menggunakan metode poligon dengan
menggunakan alat Total Station.
 Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai Sistem koordinat
proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM).
 Ketentuan proyeksi UTM:
• Proyeksi adalah Transverse Mercator
• Lebar zona adalah 6°
• Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian tengah dan ekuator
• Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996
• Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 500.000 meter kepada
nilai x yang dihitung dari meridian tengah
• Utara (U) didefinisikan dengan penambahan 10.000.0000 meter kepada
nilai y yang dihitung dari ekuator selatan.
• Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai dengan bujur 174° barat
dan seterusnya ke arah Timur sampai zona 60 untuk bujur 174° timur
16
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

sampai dengan 180° timur.


• Satuan dalam meter
• Batas lintang 84° Utara dan lintang 80° selatan.
• Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di depan Utara (U)
• Datum DGN-95

Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia


Zona Batas Zona Meridian Tengah
46 90°-96° 93°
47 96°-102° 99°
48 102°-108° 105°
49 108°-114° 111°
50 114°-120° 117°
51 120°-126° 123°
52 126°-132° 129°
53 132°-138° 135°
54 138°-144° 141°

d. Pengukuran Titik Kontrol Vertikal


 Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri / pembacaan pergi-pulang.
 Pengukuran sipat datar harus mencakup semua titik pengukuran (polygon, sipat datar,
dan potongan melintang) dan titik BM.
 Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan
sama.
 Pada setiap pengukuran sipat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya,
yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan
millimeter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi : 2 BT = BA + BB.
 Dalam satu seksi ( satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang
genap.
 Pengukuran untuk titik control Vertikal harus mengunakan peralatan Waterpass
jenis auto level dengan ketelitian 2 mm.

17
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

e. Pengukuran Situasi
 Pengukuran situasi dilakukan dengan tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti
alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
 Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan
titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi
khusus (misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran
harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
 Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

f. Pengukuran Penampang Melintang

Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan persyaratan:

Interval
Lebar Koridor
KONDISI (m)
(m)
Jalan Baru

- Datar, Landai, dan Lurus 75 + 75 50


- Pegunungan 75 + 75 25
- Tikungan 50 (luar) + 100 25
(dalam)

Untuk pengukuran penampang melintang harus menggunakan alat theodolit.


Format yang digunakan sesuai standar untuk pengukuran penampang
melintang.

g. Pengukuran pada Perpotongan Rencana Trase Jembatan dengan Sungai atau Jalan.
 Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing- masing minimum 200 m dari
perkiraan garis perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih
berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang
melintang sungai sebesar 25 meter.
 Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing
minimum 100 m dari garis tepi sungai/ jalan atau sampai pada garis pertemuan
antara oprit jembatan dengan jalan dengan interval pengukuran penampang
18
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.


 Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan
memanjang baik terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
 Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam
maupun manusia disekitar persilangan tersebut.

h. Pemeriksaan dan Koreksi Alat Ukur


Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan
dikoreksi sebagai berikut :
 Sumbu I vertical, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
 Sumbu II tegak lurus sumbu I
 Garis bidik tegak lurus sumbu II
 Kesalahan kolimasi horizontal = 0
 Kesalahan indeks vertical = 0
 Pemeriksaan Alat Sipat Datar
 Sumbu I vertical, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung
 Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.

i. Ketelitian dalam Pengukuran


Ketelitian untuk pengukuran polygon adalah sebagai berikut :
 Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”√n, (n adalah jumlah titik poligon
dari pengamatan matahari pertama ke pengamatan matahari selanjutnya atau dari
pengukuran Global Position System (GPS) geodetic yang mempunyai presisi tinggi
pertama ke pengukuran GPS berikutnya)
 Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.
j. Perhitungan
 Perhitungan koordinat
Perhitungan polygon dibuat untuk setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu
dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar rata-rata,
19
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilalukan di lokasi pekerjaan.
 Perhitungan sifat datar
Perhitungan sipat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan
beda tingginya.
 Perhitungan Ketinggian detail
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
 Seluruh perhitungan akan dilakukan dengan komputerisasi

k. Peralatan yang di gunakan konsultan


Sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi pada saat ini, juga untuk alasan kemudahan
operasional, kecepatan waktu pelaksanaan, ketepatan hasil pengukuran, maka konsultan
dalam pelaksanaannya menggunkan peralatan seb Untuk meikut :
 Pengukuran koordinat global menggunakan alat detector Global Position System (GPS
Map Garmin type 276 C) yang menunjukkan suatu titik koordinat sbb :
 X = north position coordinate.
 Y = east position coordinate.
 Z = elevation dari NSL= Normal Sea Level,
 Pengukuran Topografi menggunakan alat Digital Theodolith Total Station merk
TOPCON type GTS N-235, pengukuran sudut maupun jarak di lakukan secara
electronic dengan menembakkan infra merah ke target (reflector) pergi pulang dan
secara otomatis akan di baca oleh instrument theodolith sekaligus tersimpan.

l Pengukuran Topografi Dengan Alat Total Station ( TS )


Pengukuran dengan alat theodolite Total Station (TS) ini secara operasional seperti halnya
alat theodolit manual, yang membedakan adalah pembacaan sudut dan jarak di lakukan
secara electronic dan langsung tersimpat dalam instrumen theodolih, sehingga surveyor
tidak perlu lagi membaca dan mencatat BA, BT, BB, sudut horizontan dan vertikal.
20
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Perhitungan data ukur juga tidak perlu di lakukan lagi, karena data yang di dapat langsung
berupa koordinat X,Y,dan elevasi Z, yang tersimpan dalam memory theodolith. Untuk
mendapatkan data tersebut dengan cara mengunduh (download) dari theodolith ke
komputer.

m. Penggambaran
Proses gambar topografi dilakukan menggunakan bantuan soft ware, Land Desktop
Development under Auto Cad.
Penggambaran topografi di tentukan sbb ;
 Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000.
 Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm gambar
 Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan
ordinat (y)-nya.
 Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1 meter panjang gambar harus
dicantumkan petunjuk arah Utara.
 Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh
dilakukan secara grafis.
 Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z- nya dan diberi tanda khusus
Adapun proses penggambaran dengan Land Desktop Development under Auto Cad, secara
singkat dapat di jelaskan sbb. :
1). Input data koordinat dan elevasi (x,y,z)
Input data berupa hasil pembacaan topografi yang sudah di hitung baik dengan
polygon maupun waterpass dan tacymetri, sehingga didapatkan hasil data x,y,z.
Adapun input data tersebut di persiapkan dalam bentuk Work Sheet dengan extention
CSV, sperti terlihat pada gambar B.2.2.4. berikut ini :

21
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Gambar – B.2.2.4. : Tampilan input data

2). Tampilan hasil Input data


Setelah input data selesai dilakukan, maka dalam lembar kerja akan tampak
seperti pada Gambar – B.2.2.5, berikut ini :

Gambar – B.2.2.5 : Tampilan hasil input data

22
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

3). Proses membuat garis jaring ketinggian permukaan (surfacing)


Yang dimaksud dengan proses surfacing adalah membuat jaring-jaring segi tiga di
setiap titik ketinggian (spot height), sehingga masing-masing titik ketinggian dapat
terhubung dengan garis ketinggian.
Pada tahapan ini yang perlu diperhatikan adalah sbb :
a). Diusahakan titik-titik yang terhubung adalah titik yang terletak pada tempat sejenis,
misalnya titik tepi aspal diusahakan terhubung dengan titik tepi aspal lainnya.
b). Sedapat mungkin dihindari adanya garis crossing yang melompati titik tertentu,
contoh ttitik dasar saluran langsung terhubung dengan as jalan.
c). Pengarahan garis ketinggian ini sangat menetukan hasil garis ketinggian (contour)
yang dihasilkan.
Setelah proses ini selesai dilakukan, maka dalam lembar kerja akan tampak seperti
pada Gambar – B.2.2.6, berikut ini :

Gambar – B.2.2.6 : jaring ketinggian permukaan (surfacing)

23
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

4). Proses membuat garis ketinggian (contour)


Setelah surfacing terbentuk maka untuk proses berikutnya adalah membuat garis
ketinggian. Untuk menentukan interval ketinggian sangatlah mudah, tanggal mengisi
interval berapa yang dinginkan maka akan dengan sendirinya garis ketinggian suadah
terbentuk seperti yang diminta. Berikut ini tampilan garis ketinggian dengan interval
1,00 meter dengan contour major interval 5,00 meter, seperti pada Gambar – B.2.2.7,
berikut ini :

Gambar – B.2.2.7, : Garis ketinggian (contour)

n. Keluaran

Keluaran survey Topografi meliputi :


(a) Laporan survey Topografi meliputi :
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi yang telah
diterima.
- Data Koordinat dan elevasi Bench Mark.
- Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark
(b) Peta tofografi (peta transies) dengan skala yang disesuaikan dengan jenis
perencanaan yang akan dilakukan
24
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

3. Survey Geometri dan Kondisi Jalan


Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum mengenai kondisi badan
jalan/perkerasan yang ada dan dimensi/geometrik jalan yang bersangkutan.
Pemeriksaan dilakukan dengan metode sederhana, yaiut cukup mencatat kondisi rata-rata
setiap 1,0 km pencataan selama berkendaraan tidak diperkenankan karena akan mendapatkan
data yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :
a) Lebar perkerasan, bahu jalan, saluran samping yang ada.
b) Jenis perkerasan lapis permukaan yang ada.
c) Nilai kekasaran jalan (Road Condition Index) yang dapat diperoleh dari hasil Survei
NAASRA Roughness Meter atausecara visual dengan ketentuan skala sebagai berikut :

RCI KONDISI VISUAL TYPE PERMUKAAN

Hotmix (AC dan HRS) yang baru


Sangat Rata dan
8 – 10 dibuat/ditinggalkan dengan beberapa
Halus
lapisan aspal

Hotmix setelah dipakai beberapa tahun atau


Sangat Baik dan
7–8 lapisan tipis hotmix diatas Penetrasi
Rata
Macadam

6–7 Baik Hotmix lama, Nacas/Lasbutag baru

Cukup, sedikit/tidak
ada lubang, tetapi Penetrasi Macadam, Latasbum baru,
5–6
permukaan jalan Lasbutog baru
tidak rata

Jelek, kadang-
Penetrasi Macadam setelah pemakaian 2
kadang ada lubang,
4–5 atau 3 tahun, Jalan kerikil yang tidak
permukaan jalan
terpelihara
tidak rata

Rusak,
Penetrasi Macadam lama, Latasbum lama,
3–4 bergelombang,
Jalan kerikil yang tidak terpelihara
banyak lubang

d) Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas/bangunan pelengkap jalan yang ada
seperti saluran samping, gorong-gorong, kerb, kondisi drainase samping, jarak
pagar/bangunan penduduk/tebing ke pinggir perkerasan.

25
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

e) Kondisi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi yang ditentukan
untuk jenis pemeriksaan lainnya.
f) Data yang diperoleh dicatat dalam formulir terlampir.
g) Membuat foto dokumentasi geometrik jalan sekurang-kurangnya 1 (satu) buah foto per
seratus meter tergantung pertimbangan kebutuhan atau yang dianggap penting.

Foto ditempel pada formulir yang tersedia dengan mencantumkan hal-hal yang diperoleh
seperti nomor dan ruas jalan, arah pengambilan foto, tanggal pengambilan foto dan tinggi
petugas yang memegang pada foto

4. Survey Lalu-lintas
Survey lalu-lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu-lintas yang ada, kecepatan
kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta menginventarisasi jumlah setiap
jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung
lalu-lintas harian rata-rata sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.

a. Persyaratan dan Acuan


 Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada buku Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 036/T/BM/1997.
 Pedoman Survey Pencatatan Lalu-lintas dengan cara Manual Pd/T.19-2004-B, atau
 Pedoman yang disyaratkan

b. Pos-pos Lalu-Lintas yang terbagi dalam beberapa tipe pos


 Pos Kelas A : yaitu pos perhitungan lalu-lintas yang terletak pada ruas jalan dengan
jumlah lalu-lintas yang tinggi dan mempunyai tinggi dan mempunyai LHR ≥ 10.000
kendaraan
 Pos Kelas B : yaitu pos perhitungan lalu-lintas yang terletak pada ruas jalan dengan
jumlah lalu-lintas yang sedang dan mempunyai 5.000 < LHR < 10.000 kendaraan.
 Pos Kelas C : yaitu pos perhitungan lalu-lintas yang terletak pada ruas jalan dengan
jumlah lalu-lintas yang rendah dan mempunyai LHR ≤ 5.000 kendaraan.
26
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

c. Pemilihan Lokasi Pos


Pemilihan lokasi pos, didasarkan sbb. :
 Lokasi pos harus mewakili jumlah lalu-lintas harian rata-rata dari ruas jalan, tidak
terpengaruh oleh angkutan ulang alik yang tidak mewakili ruas (commuter traffic)
 Lokasi pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk kedua arah, sehingga
memungkinkan pencatatan kedua arah dengan mudah dan jelas.
 Lokasi pos tidak dapat ditempatkan pada persilangan jalan.

d. Periode Perhitungan
 Pos Kelas A
Untuk Pos Kelas A perhitungan dilakukan denga periode 4 jam selama 2 hari, mulai
pukul 06:oo pagi pada hari pertama dan berakhir pada pukul 22:00 pada hari kedua.
 Pos kelas B
Untuk Pos Kelas B, Pelaksanaannya seperti Pos Kelas A. Pelaksanaan perhitungan
Pos Kelas B, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Sesuai dengan Buku
Panduan Survey Lalu-lintas, Pos Kelas B, waktu perhitungan dilakukan dengan periode
24 jam mulai pukul 06:00 pagi dan berakhir pada pukul 06:00 pada hari ke dua.
 Pos Kelas C
Perhitungan dilakukan dengan periode 16 jam mulai pukul 06:00 pagi dan berakhir
pada pukul 22:00 pada hari yang sama yang ditetapkan untuk pelaksanaan
perhitungan.

e. Pengelompokan Kendaraan ( RTC – Manual )


Dalam perhitungan jumlah lalu-lintas, kendaran dibagi kedalam 8 kelompok mencakup
kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor, antara lain sbb :
GOLONGAN/ JENIS KENDARAAN
KELOMPOK
1 Sepeda motor, Sekuter, Sepeda Kumbang dan
kendaraan bermotor roda tiga
Sedan, Jeep, dan Station wagon
2 Opelet, Pick-up Opelet, Suburban, combi, Minibus
3 Pick-up, Micro Truck dan Mobil hantaran/Pick-up Box

27
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

4 Bus Kecil
5a Bus Besar
5b Truk 2 Sumbu
6 Truk 3 Sumbu
7a Truk Gandengan
7b Truck Semi Trailer
7c Kendaraan tidak bermotor, sepeda becak, andong/dokar,
8 gerobak sapi

f. Pengenalan ciri kendaraan


1. Sepeda Kumbang: Sepeda yang ditempeli mesin 75 cc (max)
2. Kendaraan bermotor roda 3 antara lain : Bemo, Bajaj
3. Kecuali Combi, umumnya sebagai kendaraan penumpang umum maksimal 12 tempat
duduk seperti mikrolet, angkot, minibus, pick-up yang diberi penaung kanvas/pelat
dengan rute dalam kota dan sekitarnya atau angkutan pedesaan.
4. Umumnya sebagai kendaraan barang maksimal beban sumbu belakang 3,5 ton dengan
bagian belakang sumbu tunggal roda tunggal (STRT)
5a Bus Kecil adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tempat duduk antara
16 s/d 26 buah, seperti Kopaja, Metromini, Elf dengan bagian belakang sumbu tunggal
roda ganda (STRG) dan panjang kendaraan maksimal 9 m dengan sebutan bus ¾
5b.Bus besar adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tempat duduk antara
30 s/d 50 buah, seperti bus malam, bus kota, bus antar kota yang berukuran ± 12 m
dan STRG.
6. Truk 2 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan beban sumbu belakang antara
5-10 ton (MST 5,8,10 dan STRG)
7a.Truk 3 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan 3 sumbu yang letaknya STRT
dan STRG (Sumbu Ganda Roda Ganda)
7b.Truk gandengan adalah sebagai kendaraan no.6 dan 7 yang diberi gandengan bak truk
dan dihubungkan dengan baja segitiga. Disebut juga full Trailer Truck.
7c.Truk semi trailer atau truk tempelan adalah sebagai kendaraan yang terdiri dari kepala
truk dengan sumbu 2-3 sumbu yang dihubungkan secara sendi dengan pelat dan
rangka bak yang beroda belakang yang mempunyai 2 atau 3 sumbu pula.
28
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

5. Survey Perkerasan Jalan/Tanah Dasar


Survey perkerasan jalan ini meliputi 3 jenis survey, antara lin :
a). Penyelidikan Dinamic Cone Penetration Test ( DCPT )
b). Test Pit
c). Pemeriksaan Benkelman Beam
Dari tiga jenis ini tidak selalu digunakan dalam survey satu ruas jalan, hal ini tergantung
kondisi jalan dan rencana jenis penanganan dalam disain, sebagai contoh :
a). Kondisi aspal rusak berat, sehingga Benkelman Beam tidak bias lagi digunakan, maka
jenis survey digunakan DCPT dan Test Pit.
b). Kondisi aspal bagus dengan jenis penanganan pada disain pelebaran jalan, maka
dilakukan survey BB dan DCPT.
Adapun masing-masing jenis survey ini dijelaskan sbb :

1. Persyaratan dan Acuan


 Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan dengan Alat Benkelment Beam, No:
01/MN/B/1993.
 Manual Pemeriksaan CBR dengan Alat DCPT

2. Penyelidikan Dinamic Cone Penetration Test ( DCPT )


Survey ini bertujuan untuk mengetahui nilai struktural yang didapat dengan mengukur CBR
tanah dasar dengan DCP test.
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan ukuran yang ada.
b. Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal 200 m.
c. Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan tanah dasar.
d. Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada seperti lapisan
sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.
e. Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan tanah dasar,
kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras (lapis batuan).

29
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

f. Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan kondisi drainase, cuaca, waktu


dan sebagainya.
g. Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
SPP = n /  D
Dimana :
SPP = Standard Penetrometer Penetrability
n = Jumlah Pukulan
 D= D - Dn
 D= Beda kedalaman pada sejumlah n pukulan
D = Kedalaman awal pukulan
Dn = Kedalaman pada n pukulan
Dari hasil tersebut dimasukkan dalam grafik dan dibandingkan dengan grafik strandar
untuk mendapatkan nilai CBR.
Format CBR pada rencana ruas jalan dapat dilihat pada seperti pengisian format
berikut.bab ini

c. Sumur Uji dan CBR (Test Pit)


Survey ini bertujuan untuk mengetahui jenis material di stiap lapisan struktural perkerasan
yang ada lengkap dengan ketebalannya.
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
 Penelitian visual tentang keadaan setempat.
 Untuk mengetahui tebal Aspal Existing , Tebal Agregat Klas A dan Klas B serta Tebal
Urugan Pilihan sampai pada tanah asli.
 Kegunaan untuk mengetauhi nilai sisa perkerasan pada keperluan Tebal Perkerasan
Rencana.
 Diukur tebal dan dilakukan Foto kondisi perkerasan yang ada
 Dilakukan pengambilan contoh uji tanah terganggu (undisturbed sample) untuk
mengetahui Nilai CBR laboratorium.

30
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

d. Pemeriksaan Benkelman Beam


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui besarnya lendutan balik dari konstruksi
perkerasan aspal yang ada.
Pemeriksaan akan dilakukan dengan Ketentuan - ketentuan sebagai berikut :
a. Truk yang dipakai harus dibebani sehingga tercapai beban gandar belakang sebesar
8,20 ton dengan tekanan angin ban sebesar 80 psi.
b. Pengukuran beban gandar belakang harus dilakukan dengan menggunakan jembatan
timbang dan hasil pengukuran harus dicatat dengan jelas pada formulir Pemeriksaan
Benkelman Beam.
a. Alat Benkelman Beam yang dipakai akan dicatat dengan jelas pada formulir
pemeriksaan.
b. Alat Pembacaan (Dial Gauge) lendutan harus pada kondisi baik dan skala ketelitian
pembacaan jarun petunjuk harus dicatat dalam formulir Pemeriksaan.
c. Pemeriksaan Lendutan Balik dilakukan dengan interval pemeriksaan setiap 200 meter
sepanjang ruas jalan beraspal yang telah ditetapkan.
d. Selama pemeriksaan, Konsultan akan mencatat hal – hal khusus yang dijumpai seperti
kondisi drainase, nama daerah yang dilalui, cuaca, waktu, peninggian permukaan jalan
dan sebagainya.
e. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas (patok Km, Sta.).

Semua data yang diperoleh harus dicatat dalam formulir pemeriksaan Benkelman Beam.

6. Survey Hidrologi/Hidraulika/Drainase
a. Tujuan.
Tujuan Survey Hidrologi/Hidraulika/Drainase yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah
untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakteristik/perilaku aliran air pada bangunan air
yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan
debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan teknis drainase dan bangunan
pengaman terhadap gerusan, river training (pengaruh arus) yang diperlukan.

31
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

b. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan survey Hidrologi/Hidraulika/Drainase ini adalah :
1) Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam
jangka 10 tahun pada daerah tangkapan (catchment area) atau pada daerah yang
berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari Badan
Meteorologi dan Geeofisika dan/atau instansi terkait di kota terdekat dari lokasi
perencanaan.
2) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong, jembatan,
sekolah yang meliputi : lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
3) Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi
muka air banjir rencana dengan periode ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahunan
untuk jalan kolektor, 5 tahunan untuk jalan lokal dan 50 tahunan jembatan dengan
metode yang sesuai.
4) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan dalam
proses perencanaan yang aman.
5) Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan.
6) Menentukan rencana elevasi aman untuk alan/jembatan termasuk pengaruhnya akibat
adanya bangunan air (aflux).
7) Merencanakan bangunan pengaman jalan/jembatan terhadap gerusan samping atau
horizontal dan vertikal.

c. Persyaratan.
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-
3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987
(Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulika untuk Bangunan di Sungai), Pedoman
Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B, Manual Hidraulika untuk Jalan dan Jembatan
No. 01/BM/05, serta pedoman lain yang disyaratkan.

32
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

d. Keluaran.
Keluaran yang diashilkan dari Survey Hidrologi/Hidraulika/Drainase adalah berupa Laporan
Survey Hidrologi/Hidraulika/Drainase yang didalamnya memuat :
 Data identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-lintasan drainase.
 Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta topografi.
 Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan tanggal kejadian).
 Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir.
 Acuan banjir/sumber informasi drainase.
 Kapasitas aliran air dan debit aliaran air permukaan yang akan diterima oleh drainase
yang akan direncanakan.
 Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase.
 Dimensi saluran dan gorong-gorong.
 Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran baik erosi umum
maupun lokal.

7. Survey Geologi dan Geoteknik


Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk melakukan
pemetaan penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan,
memberikan informasi mengenai stabilitas badan jalan dan jembatan, menetukan jenis dan
karakteristik bahan jalan, serta mengidentifikasikan lokasi sumber bahan termasuk perkiraan
kuantitasnya. Sangat disarankan untuk menggunakan Geoguide bilamana terdapat suatu
kondisi tanah dasar yang lunak (Soft Soil)

a. Penyelidikan Geologi
Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan peta dasar topografi
skala 1:250.000 s/d skala 1:100.000. Pencatatan kondisi geoteknik disepanjang rencana
trase jalan untuk setiap jarak 500 – 1000 meter dan pada lokasi jembatan
dilakukan menggunakan lembar isian seperti terlihat pada daftar lampiran.

33
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

b. Penyelidikan Geoteknik
Kegiatan penyelidikan geoteknik dapat dilakukan melalui:
a. Penyelidikan lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan
prosentase butiran kasar/ halus) sesuai dengan Metoda USCS.
b. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan geoteknik disini merupakan bagian dari penyelidikan tanah yang
mencakup seluruh penyelidikan lokasi kegiatan berdasarkan klasifikasi jenis tanah
yang didapat dari hasil tes dengan mengadakan peninjauan kembali terhadap semua
data tanah dan material guna menentukan jenis/ tipe pondasi yang tepat dan
sesuai tahapan kegiatannya, sebagai berikut:
1). Mengadakan penyelidikan tanah dan material di lokasi pelaksanaan
jembatan yang akan dibangun dengan menetapkan lokasi titik-titik bor
yang diperlukan langsung di lapangan.
2). Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air (sub-surface) sehubungan
dengan pondasi jembatan yang akan dibangun.
3). Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar lokasi pelaksanaan,
kemudian dituangkan dalam bentuk penggambaran peta termasuk sarana lain
yang ada seperti jalan pendekat/oprit, bangunan pelengkap/ pengaman
dan lain sebagainya.
4). Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran (umumnya
terhadap undisturbed sampling) dimaksudkan untuk tujuan penyelidikan
lebih lanjut di laboratorium untuk mendapatkan informasi yang lebih teliti
tentang parameter-parameter tanah dari pengetesan Index Properties
(Besaran Indeks) dan Engineering Properties (Besaran Struktural Indeks).
5). Penyelidikan tanah untuk desain jembatan yang umum dilaksanakan di
lingkungan Bina Marga dengan bentang > 60 m (relatif dari 25 m s/d 60 m
tergantung kondisi) digunakan bor-mesin (alat bor yang digerakkan
dengan mesin) di mana kapasitas kedalaman bor dapat mencapai 40 m
disertai alat split spoon sampler untuk Standar Penetration Test ( SPT )
34
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

menurut AASHTO T 206 – 74. Sedangkan untuk bentang < 60m


(relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan peralatan utama
lapangan yang terdiri atas:
− Alat sondir dengan bor tangan (digerakkan dengan tangan).
Pengeboran harus dilakukan sampai kedalaman yang ditentukan
(bila tidak ditentukan lain) untuk mendapatkan letak lapisan tanah
dan jenis batuan beserta ukurannya dan harus mencapai tanah
keras/batu dan menembus sedalam kurang lebih 3.00 m.
− Boring dan sampling harus dikerjakan dengan memakai
”Manual Operated Auger” dengan kapasitas hingga kedalaman 10 m.
− Alat tes sondir type “Gouda” atau sejenisnya, antara lain
“Dutch Cone Penetrometer” yang memakai sistem metrik dan harus
dilengkapi dengan “Friction Jacket Cone”, kapasitas tegangan konus

minimum 250 kg/cm2 dan kedalamannya dapat mencapai 25


m.
6). Pada setiap jembatan, penyelidikan tanah yang dibutuhkan pada masing-
masing lokasi rencana pondasi harus sudah menetapkan penggunaan jenis
bor dan posisi lubang bor yang direncanakan serta jumlah titik bor
minimal satu titik boring, yaitu satu titik bor mesin atau satu set bor tangan
dan sondir, tergantung bentang rencana jembatannya. Hal ini tergantung
pada kondisi area (alam dan lokasi), kepentingan stuktur dan tersedianya
peralatan pengujian beserta teknisinya.
7). SPT dilakukan pada interval kedalaman 1,50 m s/d 2,00 m untuk
diambil contohnya (undisturbed dan disturbed).
8). Mata bor harus mempunyai diameter yang cukup untuk mendapatkan
undisturbed sample yang diinginkan dengan baik, dapat digunakan mata bor
steel bit untuk tanah clay, silt dan mata bor jenis core barrel.
9). Digunakan casing (segera) bilamana tanah yang dibor cenderung
mudah runtuh.
10).Untuk menentukan besaran index dan structural properties dari contoh-
35
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

contoh tanah, baik yang terganggu (disturbed) maupun yang asli


(undisturbed) tersebut di atas dan contoh material (quarry), maka
pengujian di laboratorium dikerjakan berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI,
AASHTO, ASTM, BS dengan urutan terdepan sebagai prioritas
pertamanya.
Laporan penyelidikan tanah dan material harus pula berisi analisa dan hasil’
daya dukung tanah serta rekomendasi jenis pondasi yang sesuai dengan daya
dukung tanah tersebut dan hasil bor log dituangkan dalam bentuk tabel/formulir
bor log dan form drilling log yang dilengkapi dengan keterangan/data diantaranya
tentang tipe bor yang digunakan, kedalaman lapisan tanah, tinggi muka air
tanah, grafik log, uraian lithologi, jenis sample, nilai SPT, tekanan kekuatan
(kg/cm2), liquid/ plastis limit, perhitungan pukulan dan lain sebagainya.

c. Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan maupun untuk bahan timbunan
(borrow pit) diutamakan yang ada di sekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak, maka harus
diinformasikan lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas,
jarak kelokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam proses
penambangannya.

d. Keluaran Survey Geologi/Geoteknik


Keluaran dari survey Geologi/Geoteknik berupa :
1) Laporan penyelidikan tanahyangdidalamnya memuat :
- Nilai CBR
- Tanah nilai SPT, berdasarkan Borlog
- Propertist Tanah berupa nilai Unconfined,
- Kadar air,
- Berat Jenis.
2) Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat:
36
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

- Kondisi lapisan tanah


- Daerah rawan longsor
3) Foto dokumentasi

8. Survey Lingkungan (Jalan dan Jembatan)


Tujuan dari studi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) adalah :
 Mengindetifikasi komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak
lingkungan.
 Mengindetifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak
sebagai akibat adanya proyek peningkatan/ pembangunan jalan.
 Memprediksi dan mengevaluasi besarnya dampak lingkungan yang terjadi.
 Merumuskan saran tindak lanjut yang dapat dilaksanakan oleh proyek atau
instansi lain yang terkait guna mengurangi dampak negatif atau meningkatkan
dampak positif, yang dijabarkan dalam rumusan umum Upaya Pengelolaan Lingkungan
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL).

Ketentuan mengenai identifikasi dampak lingkungan yang ditindak lanjuti dengan


penyusunan dokumen lingkungan baik berupa AMDAL, UPL-UKL aupun SPPL arus
mengacu pada peraturan erundang-undangan.

a. Lingkup Kegiatan
1) Mengumpulkan data sekunder terkait aspek fisik- kimia, biologi, sosial, ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat.
2) Mengumpulkan data primer terkait rencana kegiatan dan komponen
lingkungan yang ada (aspek fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya dan
kesehatan masyarakat)
3) Merumuskan upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
4) Melakukan kordinasi dengan instansi lain terkait masalah lingkungan

37
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

b. Persyaratan dan Acuan


1) Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
2) Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
3) Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
4) Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
5) Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan.
6) Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentangPenataan Ruang.
7) Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang LaluLintas dan Angkutan Jalan.
8) Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
9) Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan.
10) Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang Jalan.
11) Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional
12) Peraturan Presiden No. 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
13) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan AMDAL.
14) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana
Usaha dan atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL.
15) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis
Rencana Usaha dan atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum Yang Wajib Dilengkapi
Dengan UKL-UPL.
16) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang UKL-UPL dan
SPPL.
17) Acuan yang dapat digunakanPedoman Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup No.008/BM/2009, No. 009/BM/2009, N0. 010/BM/2009, dan 011/BM/2009,
atau pedoman lain yang dipersyaratkan. (4) Keluaran survey lingkungan Keluaran
38
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

yang dihasilkan pada identifikasi lingkungan berupa :


 Laporan AMDAL
 Laporan UKL/UPL
 Laporan SPPL

Identifikasi kebutuhan lingkup kegiatan baik survey pendahuluan maupun survey detail
disesuaikan dengan kebutuhan dengan memperhatikan kaluaran yang akan
dihasilkan serta durasi waktu yang tersedia.

39
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.4. PROSES DESAIN JALAN

b.2.2.4.1. Standar Perencanaan


1. Standar Geometri
Standar geometric yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan antar Kota No. 038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk
Jalan Perkotaan (Bina Marga – Maret 1992).
2. Standar Perkerasan Jalan
Standar perkerasan jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah
 Peraturan Penentuan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa
Komponen, SNI-1732-1989-F (SK-BI-2.3.26.1987).
 Perangkat Lunak Road Design System (RDS) Versi 501.
 Pedoman perhitungan tebal perkerasan kaku yang di keluarkan oleh Dirjen Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum.
3. Standar Perencanaan Drainase
Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase
Permukaan Jalan SNI No.03-3424-1994
4. Standar Bangunan Pelengkap dan Pengaman Jalan
 Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang-undang Lalu-lintas
No. 14 Tahun 1992
 Standar Box Culvert (Bipran 1992)
 Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan (Subdit PSP 2002)
5. Keselamatan Lalu-Lintas
Dalam perencanaan harus mempertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan, baik
selama pelaksanaan pekerjaan maupun paska konstruksi. Perencana harus menjamin bahwa
semua elemen yang direncanakan memenuhi persyaratan desain yang ditetapkan dan sesuai
dengan kondisi lingkungan setempat.
Secara umum perencanaan teknik jalan secara keseluruhan, seperti tertera pada Gambar –
B.2.2.8, berikut ini :

40
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Gambar – B.2.2.8
BAGAN ALIR PROSES PERENCANAAN
JALAN & JEMBATAN

MULAI

KOORDINASI

SURVAI
PENDAHULUAN

YA
STANDAR DAN PEDOMAN
SURVAI LAPANGAN
SURVEY

DITAMBAH

SURVAI LAPANGAN
TIDAK CHECK DENGAN
SESUAI KEBUTUHAN
KEBUTUHAN DESAIN
DESAIN?
REKOMENDASI ASPEK-
ASPEK LINGKUNGAN
YA
STANDAR DAN PEDOMAN
ENGINEERING DESIGN
PERENCANAAN

REVISI
CHECK DENGAN STANDAR
HASIL ENGINEERING & PEDOMAN PERENCANAAN
TIDAK
DESIGN SESUAI STANDAR
CHECK DENGAN
DAN KONDISI LAPANGAN?
KONDISI LAPANGAN

YA CHECK DENGAN STANDAR


& PEDOMAN PERENCANAAN
ESTIMASI BIAYA

PERHITUNGAN KUANTITAS
SKALA
DISESUAIKAN
PRIORITAS

ESTIMASI BIAYA SESUAI


TIDAK
DENGAN ALOKASI CHECK DENGAN ALOKASI ANGGARAN
ANGGARAN?

YA
PERATURAN - PERATURAN
DOKUMEN LELANG

PENJADWALAN LELANG
REVISI

TIDAK DOKUMEN TENDER


SESUAI PERATURAN?

41
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

b.2.2.4.2. Acuan Alinyemen Horizontal


Berdasarkan buku standar Perencanaan Geometrik No. 013/T/Bt/1995, November 1995 yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum menyebutkan
bahwa klasifikasi perencanaan desain seperti penjelasan dibawah ini:
Selanjutnya Standar Perencanaan yang digunakan untuk desain Geometrik Jalan secara ringkas
dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini :
Tabel 1 : Klasifikasi menurut kelas jalan.
Fungsi Kelas Muatan Sumbu
Terpusat
MST (ton)

Arteri I 10
II 10
IIIA 8
Kolektor IIIA 8
IIIB 8

Tabel 2 : Klasifikasi menurut medan jalan.


Jenis Medan Kemiringan
No. Notasi
Medan (%)
1 Datar D <3
2 Perbukitan B 3 - 25
3 Pegunungan G > 25

Tabel 3 : Kecepatan Rencana


Kecepatan Rencana VR, km/jam
Fungsi
Datar Perbukitan Pegunungan
Arteri 70 - 1Fu20 60 - 80 40 - 70
Kolektor 60 - 90 50 - 60 30 - 50
Lokal 40 - 70 30 - 50 20 - 30

42
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Tabel 4 : Penentuan Lebar Jalur dan Bahu Jalan


VLHR Arteri Kolektor Lokal
(Smp/Hari) Ideal Minimum Ideal Minimum Ideal Minimum
Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar
Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

<3.000 6,0 1,5 4,5 1,0 6,0 1,5 4,5 1,0 6,0 1,0 4,5 1,0
3.000 –
7,0 2,0 6,0 1,5 7,0 1,5 6,0 1,5 7,0 1,5 6,0 1,0
10.000
10.001 – 2,0 - -
7,0 2,0 7,0 2,0 7,0 **) **) - -
25.000
>25.000 2nx3,50*) 2,5 2x7,0*) 2,0 2nx3, 2,0
**) **) - - - -
50*)

Tabel 5 : Lebar lajur Jalan Ideal


Fungsi Kelas Lebar Lajur Ideal (m)
I 3,75
Arteri
II, IIIA 3,50
Kolektor IIIA, IIIB 3,00
Lokal 40 - 70 3,00

Tabel 6 : Lebar Minimum Median


Bentuk Median Lebar Minimum (m)
Median ditinggikan 2,0
Median direndahkan 7,0
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997

Tabel 7 : Jarak pandang Henti (Jh) minimum


VR, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jh Min (m) 250 175 120 75 55 40 27 16

Tabel 8 : Jarak pandang Mendahului


VR, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jd Min (m) 800 670 550 350 250 200 150 100

43
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Tabel 9 : Panjang bagian Lurus maksimum


Panjang Bagian Lurus Maksimum
Fungsi
Datar Perbukitan Pegunungan
Arteri 3.000 2.500 2.000
Kolektor 2.000 1.750 1.500

Tabel 10 : Panjang Jari-jari Minimum (dibulatkan)


VR, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jari-jari Min
600 370 210 110 80 50 30 15
Rmin (m)

Tabel 11 : Jari-yang diizinkan tanpa lengkung peralihan


VR, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jari-jari Min
5000 2000 1250 700 - - - -
Rmin (m)

Tabel 12 : Pelebaran di tikungan per lajur (m)


Lebar jalur 2x3,00 m, 2 arah atau 1 arah
Kecepatan rencana, Vd (km/jam)
R (m)
50 60 70 80 90 100 110 120
1500 0.3 0.4 0.4 0.4 0.4 0.5 0 0.6
1000 0.4 0.4 0.4 0.5 0.5 0.5 0.2 0.6
750 0.6 0.6 0.7 0.7 0.7 0.8 0.3 0.8
500 0.8 0.9 0.9 1.0 1.0 1.0 0.5 1.0
400 0.9 0.9 1.0 1.0 1.1 1.1
300 1.0 1.0 1.0 1.2
250 1.2 1.1 1.1 1.4
200 1.3 1.3 1.3
150 1.3 1.4
140 1.3 1.4
130 1.3 1.4
120 1.3 1.4
110 1.3
100 1.4
90 1.4
80 1.6
70 1.7

44
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Tabel 13 : Kelandaian Maksimum yang di izinkan


VR, km/jam 120 110 100 80 60 50 40 <40
Kelandaaian
3 3 4 5 8 9 10 10
Maksimum (%)

Tabel 14 : Panjang Kritis (m)


Kecepatan pada awal Kelandaian (%)
tanjakan (km/jam) 4 5 6 7 8 9 10
80 630 460 360 270 230 230 200
60 320 210 160 120 110 90 80

b.2.2.4.3. Parameter Perencanaan Geometrik Jalan


Sebelum pekerjaan desain di lakukan, parameter perencanaan geometrik jalan harus di
tetapkan sesuai butir 2.3.1 di atas.
Untuk lebih jelasnya parameter desain masing-masing kelas jalan, seperti tertera dalam tabel –
15, di bawah ini :

45
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

b.2.2.4.4. Perencanaan Alinyemen Horizontal

Semua perhitungan lengkung horizontal didasarkan rumus-rumus yang ada pada standart
perencanaan geometrik jalan kota yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum .

Adapun bentuk alinemen horizontal yang biasa dikenal adalah:


 Full Circle
 Spiral - Circle-Spiral
 Spiral – Spiral

b.2.2.4.5. Full Circle


Formula :
 = ················································ (deg)
V = ················································(km/hr) design
R = ················································(meter) design
Tc = R x tan 1 ∆ = ·····················(meter)
2

Ec = T x tan 1 ∆ = ·····················(meter)
4

2
Lc = x ∆xR = ·····················(meter)
360
e = ················································ (%) table
Ls´ = ················································(meter) calculation

b.2.2.4.5. Spiral – Circle – Spiral


Formula :
 = ················································ (deg)
V = ················································(km/hr) design
R = ················································(meter) design
Ls = ················································(meter) from table R,θs, p and k
Ts = ( R + P ) tan 1 ∆+k = ··········(meter)
2

( R  P)
Es = R = ··········(meter)
Cos 12 
2
Lc = x ∆xR = ··········(meter)
360
46
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

L = Lc + 2 Ls = ··········(meter)
´ = ∆ - 2 θs = ··········(deg)

b.2.2.4.6. Spiral – Spiral


 = ················································ (deg)
V = ················································(km/hr) design
R = ················································(meter) design
 .S
Ls = xR = ··········(meter)
28,648
Ts = ( R + P ) tan 1 ∆+k = ··········(meter)
2

( R  P)
Es = R = ··········(meter)
Cos 12 
L = 2 Ls = ··········(meter)
p = p* x Ls
k = k* x Ls

Gambar – B.2.2.9 : HORIZONTAL ALIGNMENT DAN DIAGRAM SUPER ELEVASI FULL


CIRCLE

47
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Gambar – B.2.2.11 : HORIZONTAL ALIGMENT DAN DIAGRAM SUPER ELEVASI


SPIRAL – CIRCLE - SPIRAL

Gambar – B.2.2.12 : HORIZONTAL ALIGMENT DAN DIAGRAM SUPER ELEVASI


SPIRAL – SPIRAL

48
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

b.2.2.4.7. Alinyemen Vertikal


Alinyemen vertical atau lengkung vertical di bedakan atas 2 (dua) hal, antara lain :
 Lengkung vertical cekung
 Lengkung vertical cembung
Rumusan yang di gunakan dalam perhitungan lengkung vertical, seperti terera berikut ini :

S = (A) – (B)
Lv = ················································(meter) lihat grapik

Ev =
SxLv  = ·····················(meter)
800
X 2
Y=( ) x Ev = ·····················(meter)
1 Lv
2

Keterangan :
S = aljabar kemiringan
Lv = Panjang minimum lengkung vertical
Ev = Panjang External
X = Panjang Horizontal
Y = Panjang Vertikal

b.2.2.4.8.Vertical Curve Type Cekung


Skema lengkung vertikal cekung, seperti tertera pada Gambar – B.2.2.13, berikut ini

Gambar – B.2.2.13 : Lengkung vertical cekung

49
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

b.2.2.4.9.Vertical Curve Type Cembung


Skema lengkung vertikal cembung, seperti tertera pada Gambar – B.2.2.14, berikut ini

Gambar – B.2.2.14 : Lengkung vertical cembung

50
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.5. DESAIN PERKERASAN JALAN

b.2.2.5.1. Perkerasan lentur (flexible pavement)


1. Konsep Dasar
a. Memperbaiki / meningkatkan harga CBR dari subbase ataupun base course, dengan
bahan yang lebih baik.
b. Meng-improve (memperbaiki mutu) lapis tanah dasar dengan cara :
 Stabilisasi kimia
 Stabilisasi mekanis
 Menimbun tanah dasar asli dengan bahan tanah timbunan yang lebih baik (CBR yang
lebih tinggi)
c. Mempertebal lapisan subbase maupun base course.
d. Dengan cara-cara modern, antara lain dengan menambah lapisan penguat tipis antara
tanah dasar (subgrade) dan lapisan pondasi (base/subbase) dengan menggunakan
bahan-bahan geosintetik (geotextile, geogrid, dll.)

2. Perumusan Yang Dipakai (Metode Bina Marga Yang Dimodifikasi)


Secara skematis bagan alir perencanaan tebal perkerasan dengan menggunakan Metode
Bina Marga dapat dilihat pada Gambar – B.2.2.15.

51
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Start

Kekuatan tanah dasar


Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) Input Parameter Design

Faktor Regional (FR)


 Intensitas curah hujan
 Kelandaian jalan Konstruksi Bertahap?
 % kendaraan berat
 Pertimbangan teknis
Ya Tidak
Beban lalu-lintas
LER pada lajur rencana
Tentukan ITPt Tentukan ITP
Konstruksi bertahap atau tidak dan Tahap I selama UR
Pentahapannya

Indeks permukaan Tentukan ITP1&2 untuk


Awal IPo
Tahap I dan Tahap II
Akhir IPt

Jenis lapisan perkerasan Koefisien kekuatan Tebal Perkerasan


relatif Jalan

Keterangan:
End.
: Gunakan Nomogram

Gambar – B.2.2.15 : Bagan Alir Perencanaan Tebal Perkerasan


Metode Bina Marga

Perumusan yang dipakai dalam perhitungan tebal perkerasan metode Bina Marga
adalah:

4 3
1 1
 ITP  Gt 1  DDT 
log Wt  9,36 log  1  0,20   log  0,372   3,0 
18  2,54 
0,40 1094 R  1,20 
   
 ITP 
5,19
 
 1 3 2
 2,54 
2  
4
 4,2  P 
Dimana : Gt  log t

4,2 1,5 

Yang harus diketahui dulu :

1 Wt18 = total
1 Equivalent Axle Load (EAL) – total standard 18.000 lbs atau 8.16 ton beban
gandar – selama umur rencana (design life) yang melewati perkerasan di lajur
rencana.

2 R = Regional
2 factor, (= faktor iklim yang tergantung dari banyak curah hujan, kemungkinan
tanah membeku (frozen), tanah kering (padang pasir) dll.

52
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

3 DDT = harga
3 Soil Support (Daya Dukung Tanah), harganya dapat dikorelasi langsung dengan
harga CBR dari tanah subgrade dan perkerasan.

4 Pt = final
4 serviceability performance dari perkerasan pada akhir umur rencana yaitu :
2,5 untuk jalan raya utama (major highway)
2,0 untuk jalan raya secondary.
Yang dicari :

Indeks Tebal Pekerasan (ITP) ialah suatu angka yang berhubungan dengan penentuan
tebal perkerasan jalan.

ITP di atas subgrade = a1 D1 + a2 D2 + a3 D3

ITP di atas subbase = a1 D1 + a2 D2

ITP di atas base = a1 D1

Bila Di < Dminimum, Di = Dmin

Dimana:
a1,2,3 = Koefisien kekuatan relatif permukaan, lapis pondasi dan pondasi bawah.
D1,2,3 = Tebal tiap-tiap lapisan

Perencanaan tebal perkerasan tidak berdasarkan tebal minimum, tetapi bila perhitungan
menghasilkan tebal kurang dari tebal minimum.

SURFACE a1, D1 D1

HOT MIX ASPHALT CONCRETE

BASE COURSE a2, D2


D2
(GRANULAR) CBR = CBRbase

SUB BASE a3, D3


D3
(GRANULAR SOIL) CBR = CBRsubbase

SUB GRADE CBR = CBRsubgrade

Gambar – B.2.2.16 : Tipikal Tebal Perkerasan

53
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Koefisien kekuatan relatif (a) masing-masing bahan dan kegunaannya sebagai lapis permukaan,
pondasi, dan pondasi bawah ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test (untuk bahan dari
aspal), kuat tekan (untuk bahan yang distabilisasi dengan semen atau kapur) atau CBR (untuk
bahan dari lapis pondasi bawah). Nilai koefisien kekuatan relatif (a) ditunjukkan pada Tabel – 16 .

Tabel – 16 : Koefisien Kekuatan Relatif (a)


Koefisien Kekuatan
Kekuatan Bahan Jenis Bahan
Relatif
Kt
CBR
A1 A2 A3 MS (kg) (Kg/c
(%)
m)
0.40 - - 744 - - Laston
0.35 - - 590 - -
0.32 - - 454 - -
0.30 - - 340 - -

0.35 - - 744 - - Lasbutag


0.31 - - 590 - -
0.28 - - 454 - -
0.26 - - 340 - -

0.30 - - 340 - - HRA


0.26 - - 340 - - Aspal Macadam
0.25 - - - - - Lapen(mekanis)
0.20 - - - - - Lapen(manual)
- 0.28 - 590 - - Laston Atas
- 0.26 - 454 - -
- 0.24 - 340 - -

- 0.23 - - - - Lapen (mekanis)


- 0.19 - - - - Lapen(manual)
- 0.15 - - 22 - Stab. Tanah dengan semen
- 0.13 - - 18 -

- 0.15 - - 22 - Stab. Tanah dengan kapur


- 0.13 - - 18 -
- 0.14 - - - 100 Batu Pecah (kelas A)
- 0.13 - - - 80 Batu Pecah (kelas B)
- 0.12 - - - 60 Batu Pecah (kelas C)
- - 0.13 - - 70 Sirtu/ pitrum (kelas A)
- - 0.12 - - 50 Sirtu/ pitrum (kelas B)
- - 0.11 - - 30 Sirtu/ pitrum (keas C)

- - 0.10 - - 20 Tanah/ lempung kepasiran


Sumber : Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Analisa Komponen Bina Marga

Batasan-batasan minimum Tebal Lapisan Perkerasan :


1. Lapis Permukaan; tebal minimum (lihat Tabel – 17) dari lapis permukaan jalan tergantung dari
nilai Indeks Tebal Perkerasan (ITP).

Tabel – 17 : Minimum Lapis Permukaan


Tebal
ITP Minimum Bahan
(cm)
< 3,00 5 Lapis pelindung: (Buras, Burtu,Burda)
3,00 – 6,70 5 Lapen/ aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston
6,71 – 7,49 7,5 Lapen/ aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston
7,50 – 9,99 7,5 Lasbutag, Laston
≥ 10 10 Laston
Sumber: Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Analisa Komponen Bina Marga

54
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

2. Lapis Pondasi; tebal minimum (lihat Tabel – 18) dari lapis pondasi jalan tergantung dari nilai
Indeks Tebal Perkerasan (ITP).

Tabel – 18 : Tebal Minimum Lapis Pondasi


Tebal
Bahan
ITP Minimum
(cm)
<3.00 15 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan
kapur
3.00 – 7.49 20*) Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan
kapur
10 Laston atas
7.50 – 9.99 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan
kapur, pondasi macadam
15 Laston atas
10 – 12.14 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan
kapur , pondasi macadam, lapen, laston atas.
≥ 12.25 25 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan
kapur, pondasi macadam, lapen, laston atas.
Sumber : Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Analisa Komponen Bina Marga
*) Batas 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi 15 cm bila untuk pondasi digunakan material berbutir kasar.

3. Lapis Pondasi Bawah; untuk setiap nilai Indeks Tebal Perkerasan (ITP) bila digunakan untuk
pondasi bawah, tebal minimum 10 cm.

Volume Lalu Lintas dan Lintas Ekivalen


Volume lalu lintas yang didapat dari hasil survey traffic counting direkap untuk masing-masing jenis
kendaraan dan dihitung lintas ekivalen-nya.
Lintas Ekivalen
Angka ekivalen beban sumbu adalah: angka yang menunjukkan jumlah lintasan dari sumbu tunggal
seberat 8.16 ton (lihat Gambar – B.2.2.17) yang akan menyebabkan kerusakan yang sama atau
penurunan indeks permukaan yang sama apabila kendaraan lewat satu kali.

P = 18.000 pounds
= 8,16 metric tons
= 9.0 tonne English

Tekanan roda 2
0.55 Mpa=5.5kg/cm

2,05 2,05 2,05 2,05


T T T
11 cm Pilihan
33 cm
. Evaluasi Permulaan
Rencana Permulaan
Menentukan Alternatif
Definisi Masalah
T

Gambar – B.2.2.17 Beban Standar EAL (Equi valent Axle Load)


55
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Berikut akan diberikan nilai ekivalen faktor kerusakan (EDF) untuk beberapa besar beban sumbu
dan jenis kendaraan seperti tampak pada Tabel – 19 dan Tabel - 20.
Tabel – 19 : Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan
Beban Sumbu Angka Ekivalen
Kg Lb Sumbu tunggal Sumbu ganda
1.000 2.205 0,0002 -
2.000 4.409 0,0036 0,0003
3.000 6.614 0,0183 0,0016
4.000 8.818 0,0577 0,0050
5.000 11.023 0,1410 0,0121
6.000 13.228 0,2923 0,0251
7.000 15.432 0,5415 0,0466
8.000 17.637 0,9238 0,0794
8.160 18.000 1,0000 0,0860
9.000 19.841 1,4798 0,1273
10.000 22.046 2,2555 0,1940
11.000 24.251 3,3022 0,2840
12.000 26.455 4,6770 0,4022
13.000 28.660 6,4419 0,5540
14.000 30.864 8,6647 0,7452
15.000 33.069 11,4184 0,9820
16.000 35.276 14,7815 1,2712
Sumber : Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Analisa Komponen Bina Marga

Tabel – 20 : Komposisi Roda dan Unit Ekivalen 8,16 ton Beban As Tunggal

Sumber : Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Analisa Komponen Bina Marga

56
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Daya Dukung Tanah Dasar


Ukuran untuk menghitung daya dukung tanah dasar konstruksi jalan adalah hasil dari test California
Bearing Ratio (CBR). Nilai CBR merupakan nilai yang dianggap mewakili segmen jalan. Nilai CBR
segmen dapat ditentukan sebagai berikut:
1) Nilai CBR diurutkan dari terendah sampai tertinggi
2) Tentukan berapa banyak harga CBR yang sama dan lebih besar dari masing-masing nilai CBR.
3) Angka jumlah terbanyak dinyatakan sebagai 100 %, sedangkan jumlah lainnya merupakan
prosentase dari 100%.
4) Dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan prosentase jumlah tadi.
5) Harga CBR yang mewakili untuk pembuatan jalan ialah yang didapat dari angka prosentase
90% atau dari angka prosentase 75%.

Contoh perhitungan:
Bila diketahui hasil pengukuran CBR lapangan untuk tanah dasar adalah sebagai berikut: 4%, 2%,
3%, 4%, 4%, 6%, 8% dan 4%.
Penyelesaian:
1. Diurutkan dari yang terkecil: 2%, 3%, 4%, 4%, 4%, 4%, 6 % dan 8%
2. Langkah no. 2) dan no. 3) dibuat berikut:
Diurutkan Jumlah titik pengamatan = 8 ttk
Jumlah
Tabel – 21 : Penentuan
1 2
Nilai Persen sama atau
2 3 sama
CBR lebih besar
3 4 atau
Nilai CBR segmen 4 4 2 8 8/8 x 100% = 100
5 4 3 7 7/8 x 100% = 87.5
6 4 4 6 6/8 x 100% = 75
7 6 6 2 2/8 x 100% = 25
8 8 8 1 1/8 x 100% = 12.5

100
90
80
70
60
3. Langkah no. 4) dan no. 5) 50
40
dibuat grafik 30
20
10 CBR segmen 2.9
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar19. . Penentuan CBR segmen

Berdasarkan hasil CBR segmen tersebut kemudian


dicari nilai Daya Dukung Tanah Dasar (DDT)
dengan menggunakan .

. 57
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Faktor Regional
Faktor Regional (FR) ialah faktor setempat, menyangkut keadaan lapangan dan iklim, yang dapat
mempengaruhi keadaan pembebanan, daya dukung tanah dasar dan perkerasan. Nilai Faktor
Regional (FR) didapat berdasarkan klasifikasi tanah yang ada pada Tabel – 22 berikut ini :.

Tabel – 22 : Faktor Regional (FR)


FR
Tidak ada genangan, kondisi saluran drainase jalan cukup bagus. 1
Ada genangan tetapi langsung hilang ketika hujan reda 2
Daerah banjir, tidak ada saluran atau saluran drainase sangat jelek 3
kondisinya.

b.2.2.5.2. Perkerasan kaku (rigid pavement)

1. Jenis Perkerasan Jalan Beton


a. Jointed Plain Concrete Pavement (JPCP)
= Perkerasan-Beton-Tanpa-Tulangan Bersambungan
b. Jointed Reinforced Concrete Pavement (JRCP)
= Perkerasan-Beton-Bertulangan Bersambungan
c. Continuously Reinforced Concrete Pavement (CRCP)
= Perkerasan-Beton-Bertulangan-Menerus
d. Prestressed Concrete Pavement (PCP)
= Perkerasan-Beton-Prategang

a. Jointed Plain Concrete Pavement (JPCP)


= Perkerasan-Beton-Tanpa-Tulangan Bersambungan, Gambar – B.2.2.18,
berikut ini :

58
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Paling umum digunakan sebelum dekade 1970-an


 Jarak transverse joint (sambungan melintang) dibuat antara 4 – 6 m.
Rumus umum jarak sambungan  18-20 x tebal pelat
(beton tebal 20 cm, jarak sambungan  3,6 - 4,0 m)
(beton tebal 30 cm, jarak sambungan  5,4 - 6,0 m)
 Transverse joint boleh tanpa dowel bars (tulangan sambungan) bila jalan tersebut
tidak dilewati truk.
 Transverse joint harus dengan dowel bars bila jalan tersebut dilewati oleh truk.
 Umur pelayanan antara 20 – 25 tahun.

b. Jointed Reinforced Concrete Pavement (JRCP)

= Perkerasan-Beton-Bertulangan Bersambungan, seperti Gambar – B.2.2.19, berikut


ini :

 JRCP relatif jarang / sedikit digunakan


 Tulangan yang dipakai adalah tulangan susut, biasanya berupa tulangan berulir
(deform bars) atau wire mesh.
 Transverse joint setiap antara 10 – 30 m harus dengan dowel bars (tulangan
sambungan)
 Umur pelayanan antara 25 – 30 tahun.

c. Continuously Reinforced Concrete Pavement (CRCP)


= Perkerasan-Beton-Bertulangan-Menerus, seperti Gambar – B.2.2.20, berikut ini :

59
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Di Amerika Serikat popular sejak akhir dekade 1970-an


 Umur pelayanan diperkirakan  40 – 50 tahun
 (untuk ketebalan yang sama dengan JPCP umur pelayanan  2 x ; untuk umur
pelayanan sama, ketebalan dapat dikurangi 2 – 5 cm lebih tipis daripada JPCP)

d. Prestressed Concrete Pavement (PCP)


= Perkerasan-Beton-Prategang, seperti Gambar – B.2.2.21, berikut ini :

 Tanpa tulangan susut, yang ada hanya tulangan-tulangan prategang


 Umumnya tanpa tulangan melintang
 Lebih banyak digunakan untuk airport (lapangan terbang), untuk apron, taxiway,
dan runway
 Untuk jalan raya tebal PCP cukup  15 cm saja

60
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

2. Susunan Perkerasan Jalan Beton

a. Tanpa Lapisan Perantara seperti pada Gambar – B.2.2.22, berikut ini :

t = tebal perkerasan

tanah subgrade

Concrete langsung dicor diatas tanah subgrade

b. Dengan Lapisan Perantara seperti pada gambar Gambar – B.2.2.23, berikut ini :

t = tebal perkerasan

lapisan perantara

tanah subgrade

Terdapat lapisan perantara antara tanah subgrade dengan perkerasan jalan.


Lapisan perantara :
 Sebetulnya disebut sebagai lapisan base (base course = lapis pondasi atas)
 Tetapi sebagian besar orang menyebut sebagai lapisan subbase (=lapis pondasi
bawah), karena material yang dipakai menyerupai material subbase pada perkerasan
lentur

Tidak diperlukan lapisan perantara bila salah satu atau kombinasi dari hal di bawah ini
terjadi :
 Tanah dasar berupa tanah yang teguh, atau tanah dari jenis berbutir (kepasiran)
 Tanah dasar mudah diresapi dan mengalirkan air hujan (tanah granular atau berpori-
pori)
 Pelaksanaan konstruksi jalan tidak mensyaratkan perlunya ada lapisan tanah dasar
yang tetap teguh dilewati alat-alat berat, selama pekerjaan perkerasan dilaksanakan

Perlu lapisan perantara bila salah satu atau kombinasi dari hal dibawah ini terjadi :
 Tanah dasar kemungkinan menjadi jenuh selama musim hujan (lapisan subbase
berfungsi untuk mencegah efek “pumping”)
61
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Tanah berupa tanah yang sulit mengalirkan air hujan (dari tanah dominan lempung
atau lanau)
 Tanah dasar dapat dipengaruhi “efek pembekuan” (frost action selama musim dingin,
bukan di daerah tropis)
 Selama pelaksanaan konstruksi jalan, tanah dasar mudah menjadi rusak akibat dilalui
alat-alat berat, sehingga diperlukan adanya lapisan perkerasan yang relatif teguh
selama waktu pelaksanaan.

Material untuk lapisan perantara (subbase)


1. LAPISAN SIRTU
Sirtu dipadatkan 100% kepadatan Modified Proctor. Tebal minimum 20 cm, atau
sesuai kebutuhan peninggian badan jalan
2. LAPISAN SOIL-CEMENT
Campuran tanah sirtu + cement kadar 5% - 6%, dipadatkan dengan kadar air yang
diperlukan sampai dengan  95% kepadatan Modified Proctor
Tebal minimum : 15 cm, untuk jalan lokal / biasa
20 cm, untuk jalan utama
3. LAPISAN ECONOCONCRETE
Beton mutu rendah, setara K 75 – K 125
Tebal minimum sama dengan lapisan soil-cement

CATATAN :
No. 2 dan 3 dipilih bila lalu-lintas truk proyek selama pelaksanaan relatif tinggi,
supaya subgrade tidak “rusak” dilewati truk.

3. Susunan Lapis Ulang (Overlay) Perkerasan Kaku

THE BLACK TOPPING (Gambar – B.2.2.24)


(overlay dengan lapisan beton aspal)

BETON ASPAL

BETON PC

SUBGRADE

62
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

THE WHITE TOPPING (Gambar – B.2.2.25)


(overlay dengan lapisan beton portland cement)

BETON PC

BETON ASPAL

BETON PC
(BASE)

SUBBASE

SUBGRADE

4. Jenis Sambungan Perkerasan Kaku

a. Sambungan Melintang (Transverse Joint)


Terdiri dari :
 sambungan susut (contraction joint)
 sambungan konstruksi (construction joint)
 sambungan muai (expansion joint)

b. Sambungan Membujur (Longitudinal Joint)


Terdiri dari :
 sambungan membujur antar-lajur
 sambungan membujur pengikat bahu

CATATAN :
 Sambungan susut, terjadi karena beton menyusut selama mengeras
 Sambunagn konstruksi, adalah sambungan yang terletak pada batas akhir setiap
penghentian pengecoran sistim menerus (metoda slip-forming) untuk disambung
dengan beton lainnya pada pengecoran baru
 Sambungan muai, hanya dipasang pada tempat-tempat khusus, misalnya pada oprit
jembatan, persilangan jalan, dsb.
 Untuk sambungan melintang digunakan dowel bars
 Untuk sambungan membujur digunakan tie bars
63
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

DOWEL BARS PADA SAMBUNGAN MELINTANG (Gambar – B.2.2.26)

 Dowel berupa tulangan baja halus (tak berulir)


 Terutama untuk tulangan pentransfer beban roda kendaraan dari satu pelat ke pelat
lain (berfungsi seperti sendi gerber)
 Sambungan ini berupa retak yang terjadi akibat susut beton selama mengeras (untuk
beton yang dicor sistim slip-forming)
 Satu sisi dari dowel bar melekat pada betonnya, sisi yang lain tidak (ditutupi plastik
sebelum beton dicor atau dilapisi bahan pelumas cair, atau dapat juga dicat Teflon anti-
lekat) maksudnya agar pergerakan susut beton tidak terhalang oleh gesekan pada
dinding dowel

TIE BARS PADA SAMBUNGAN MEMBUJUR (Gambar – B.2.2.27)

 Tie bars berupa tulangan baja berulir (deform bar)


 Berfungsi untuk mengikat pelat yang satu dengan yang lain dan untuk pentransfer
beban roda kendaraan

64
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

5. Perumusan Yang Dipakai (Metode AASHTO)

3  4
   
    
Gt    0,75  
log W 't18  7,35 log (D 1)  0,06  S 'c  D 1,132  
1,624 x107  (4,22  0,32 Pt )log    
1 2 1   215,63 J  0,75 18,42
 D   
   
(D 1)8,46 5 
  
 z
0,25  
 
 6
7

Dimana :

1 W’t18 = total Equivalent Axle Load 18.000 lbs EAL selama umur rencana.

2 D = tebal dari pelat beton perkerasan (dlm inches)

 4,5  Pt   4,5  Pt 
3 Gt = log  atau Gt  log 
 4,5  1,5   3 

4 S’c = modulus hancur beton pada umur 28 hari  dari (psi) percobaan 3 point test.

5
Pt = (sama spt Pt pada flexible pavement)

6
J = Load Transfer Coeficient (lihat buku AASHTO)

z = E/k  E = modulus Young (modulus elasticity) dari beton (dlm psi)


7 K = modulus of subgrade reaction (dalam psi/in) 
didapat dari plate bearing test

Catatan:
1, 3, 4, 5, 6 & 7  harus diketahui dulu
2 = D  yang dicari

Gambar – B.2.2.28 : Sketsa Perkerasan Jalan Kaku

Improved Subgrade (hanya kalau perlu)

65
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

6. Ukuran Dowel Bar Untuk Perkerasan Kaku

Tabel – 23 : Ukuran Dowel Bar yang lazim di gunakan


Tebal Diameter Panjang Jarak Spacing
Pelat Dowel Bar Dowel Bar antar Dowel Bar
(cm) (mm) (mm) (cm)
12,5 16 300 30
15,0 19 350 30
17,5 22 350 30
20,0 25 350 30
22,5 29 400 30
25,0 32 450 30
Sumber: (Portland Cement Association, PCA, 1975)

CATATAN :
Dowel Bar pada sambungan melintang boleh tidak digunakan apabila jalan tidak dilewati truk

Ukuran Tie Bar


Tabel – 24 :Ukuran Tie Bar yang lazim di gunakan
Tebal Diameter Panjang Jarak Spacing
Pelat Tie Bar Tie Bar antar Tie Bar
(cm) (mm) (mm) (cm)
12,5 12 600 75
15,0 12 600 75
17,5 12 600 75
20,0 12 600 75
22,5 12 750 90
25,0 16 750 90
Sumber: (Portland Cement Association, PCA, 1975)

Mutu Beton Perkerasan Kaku

Tabel – 25 :Mutu Beton Yang Disarankan


Mutu Beton
Jenis Jalan Raya Kokoh Tekan 28 hari, c’
kg/cm2 MPa
Jalan raya dengan lalu-lintas berat dan truk berat
400 40
dengan muatan berlebihan seperti di Indonesia
Jalan raya dengan truk ringan sampai sedang, truk
350 35
berat relatif sedikit
Jalan kota untuk kendaraan ringan saja 300 30
Lapangan parkir mobil, bukan truk 250 - 300 25 - 30

66
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Tebal Beton Perkerasan Kaku

Tabel – 26 :Tebal Beton Perkerasan Kaku Yang Disarankan


Tebal Pelat Minimum
Jenis Jalan Raya ( cm )
JPCP & JRCP CRCP
Jalan raya dengan lalu-lintas berat ala Indonesia 25 22,5
Jalan raya dengan truk ringan sampai sedang, truk
20 – 22,5 17,5 – 20
berat relatif sedikit
Jalan kota untuk kendaraan ringan saja 15 12,5
Jalan di perumahan, dan lapangan parkir mobil 12,5 10

Yang perlu di perhatikan untuk Perkerasan Kaku:

 Tebal perkerasan lebih banyak ditentukan oleh :


- berat kendaraan yang melintas
- volume lalu-lintas

 Tebal tersebut relatif tidak banyak dipengaruhi oleh kondisi tanah dasar (subgrade) :
Contoh : Total EAL selama 20 tahun = 10 juta
- Tanah subgrade jelek, CBR = 3%
 tebal pelat yang perlu = 24 cm
- Tanah subgrade baik, CBR = 30%
 tebal pelat yang perlu = 23 cm

Penulangan Untuk JRCP dan CRCP


l
Ay

Gambar – B.2.2.29 : POTONGAN MELINTANG

 Jumlah tulangan minimum untuk tulangan susut :


- minimum 0,4% di daerah tropis
- minimum 0,5% di daerah bersuhu rendah

 Jadi, Ay = 0,4% x Ab
Ay = jumlah luas penampang tulangan susut
Ab = luas penampang beton

 Untuk pelat beton tebal sampai dengan 30 cm, tidak perlu tulangan rangkap. Cukup
tulangan sejajar ditengah-tengah tebal penampang.
67
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Jarak tulangan membujur, l, disarankan :


- 100 mm < l < 200 mm
- atau sesuai Peraturan Beton yang ada

 Tulangan melintang :
- diameter  10 mm, jarak  400 mm
- atau sesuai Peraturan Beton yang ada

b.2.2.5.3.Potongan Melintang dan Pelebaran jalan

Potongan melintang jalan ini akan dibuat tipologi, secara geometri dibuat sesuai kondisi lapangan,
yang memuat dimensi masing-masing bagian jalan, sedangkan tebal perkerasan mulai dari jenis
material yang digunakan sampai dengan dimensinya akan nampak dalam potongan melintang
jalan.
Dalam gambar tipologi tersebut tertera sbb. :
 Pekerjaan pelapisan ulang (overlay)
□ Lapis permukaan AC-WC
□ Lapis perata dengan AC-BC/Levelling

 Pekerjaan pelebaran jalan (widening)


□ Lapis permukaan AC-WC
□ Lapis pondasi aspal AC-BC
□ Lapis pondasi atas klas A
□ Lapis pondasi atas klas B

Pada pekerjaan pelebaran ada 3 tipe yang perlu diperhatikan, antara lain :
Pelebaran Type A
Pelebaran Type B
Pelebaran Type C

Adapun masing-masing tipe pelebaran, seperti terlihat pada Gambar B.2.2.30-34, dibawah ini :

68
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.30 : Bagian-bagian Jalan

69
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.31 : Pelebaran Badan Jalan

70
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.32 : Pelebaran Type A

71
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.33 : Pelebaran Type B

72
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.34 : Pelebaran Type C

73
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

b.2.2.5.4.Perbaikan Tanah Dasar (Sub-grade improvement)

Tanah dasar (sub-grade), mempunyai peran dalam stabilitas konstruksi badan jalan, sehingga
konstruksi badan jalan akan stabil bila tanah dasar mempunyai kemampuan yang cukup dalam hal
daya dukung maupun penurunan akibat konsolidasi.
Dalam hal tanah dasar terdiri dari tanah lunak (soft soil), maka ada beberapa metode perbaikan
yang biasa di pergunakan dalam pekerjaan jalan.

1. Parameter Tanah Dasar


Dalam menentukan klasifikasi tanah dasar, ada beberapa parameter nilai perkiraan dan
konsistensi, antara lain sbb :

Tabel 28 Nilai perkiraan dan konsistensi


Nilai perkiraan
Type Konsistensi Undrained Shear Strength SPT Cone Resistence
( Cu ) Kg/cm2 (N) (Sondir) Kg/cm2

1 Very Soft < 0,125 < 2,50 < 7,50


2 Soft 0,125 - 0,250 2,50 - 5,00 7,50 - 15,00
3 Medium 0,250 - 0,500 5,00 - 10,00 15,00 - 30,00
4 Stiff 0,500 - 1,000 10,00 - 20,00 30,00 - 60,00
5 Very Stiff 1,000 - 2,000 20,00 - 40,00 60,00 - 120,00
6 Hard > 2,000 > 40,00 > 120,00

2. Tinggi Timbunan Kritis


Untuk menghitung daya dukung tanah dasar menahan beban embankment digunakan formula sbb :
Formula 1 :
C x Nc
H cr = …... (m)
?embankmentx Fs

dimana :
Hcr : tinggi maksimum timbunan yang dapat ditahan tanah dasar
C : kohesi tanah dasar
Nc : Factor daya dukung; N c = 5.52 untuk tanah lempung yang Ф = 0
FS : angka keamanan
? : berat isi timbunan

74
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

3. Konsolidasi

Untuk mengetahui besarnya nilai konsolidasi dan wakru yang diperlukan, menggunakan rumus
sbb :

Formula 2 :

Cs Po Cc p o 'Δp
+
S ci = log + log H i …. (m)
1+e o po' 1+eo pc'

dimana :
S ci : pemampatan konsolidasi pada lapisan tanah yang ditinjau, lapisan ke - i
Hi : tebal lapisan tanah ke - i
eo : angka pori awal dari lapisan tanah ke - i
Cc : indek kompresi (compression index) dari lapisan tanah ke - i
Cs : indek pengembangan (swelling index) dari lapisan tanah ke - i
p o' : tekanan tanah vertikal efektif suatu titik ditengah-tengah lapisan ke - i akibat beban
tanah sendiri diatas titik tersebut dilapangan (effective overburden pressure)
pc : tegangan konsolidasi efektif dimasa lampau (effective past overburden pressure)
lebih besr dari p o ' Pc = Po' + Fluktuasi air tanah (bila ada pengaruh pasang surut)
Pc = Po' + 2 ton/m2(bila pasang surutsetimggi 2,00 m)

Δp : penambahan tegangan vertikal dititik yg ditinjau akibat beban timbunan jalan yg baru
Δp = σz = 2 x Ii x q σz = I x p Grafik Influence Factor, I
(NAVFAC DM-7, 1970)

4. Percepatan Waktu Konsolidasi

Dalam hal kondisi tanah dasar lunak maka diperlukan waktu konsolidasi yang cukup lama, hal
ini akan berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan konstruksi jalan yang biasanya relatif lebih
singkat.
Untuk menyesuaikan waktu konsolidasi dan waktu pelaksanaan konstruksi, ada beberapa cara
yang dapat dilakukan, antara lain sbb :
 Pembebanan Awal (preloading)
 Penggunaan Vertical Drain

75
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Berikut adalah salah satu percepatan dengan Vertical Drain.

D2 1
t =( ) ( 2 F(n) ) ln ( )
8Ch 1-Uh

dimana : t : waktu penurunan tanah yang diperlukan untuk mencapai U h


Uh :derajat konsolidasi tanah arah horizontal
D : diameter luas pengaruh pengaliran vertikal drain
1,13 S : untuk pemasangan vertikal drain bujur sangkar
1,05 S : untuk pemasangan vertikal drain pola segi tiga
S : jarak titik pemasangan vertikal drain
C h : Koefisien konsolidasi aliran horizontal
Ch = 2 x Cv
F(n) : faktor hambatan disebabkan karena jarak antar vertikal drain

B.2.2.35 : Timbunan Dengan Pemasangan Vertical Drain

Geotextile Non Woven

Embankment

S S S S S
Hdr

76
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

b.2.2.5.5.Desain Stabilitas Lereng


Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang berapa tinggi
maksimum dan kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan.
Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat
yang diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct
shear.
Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah,  = sudut geser tanah dan
w = berat isi tanah .
Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman) dilakukan
dengan menggunakan rumus dan Grafik Taylor.

Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :

C
Fk =
Na x w x H

Dimana :
Na = Angka Stabilitas Taylor
C = Kohesi tanah (Ton/m2)
H = Tinggi lapisan tanah (m)
w = Berat isi tanah basah (Ton/m3)
Fk = Faktor keamanan (FK > 1,251 lereng aman)
Angka Stabilitas (Na) di dapat dengan memplot nilai sudut geser dalam tanah () dengan sudut
lereng desain () kedalam grafik Taylor (terlampir).
Faktor lereng (F) digunakan asumsi :
FK > 1,251 lereng aman
FK = 1,251 lereng dalam keseimbangan
FK < 1,251 lereng tidak aman

77
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

b.2.2.5.6.Desain Bangunan Pelengkap dan Pengaman Jalan


Salah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan
dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang – Undang Lalu lintas
No.14 Tahun 1992.
b. Standar Box Culvert (Bipran 1992).
c. Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan (Subdit PSP 2002)

b.2.2.5.7 .Desain Drainase

Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase Permukaan
Jalan SNI No. 03–3424–1994 dan mengakomodasi faktor keselamatan, pengendalian hanyutan/
polusi peralatan dan lain-lain.
Karena saluran drainase memegang peranan yang sangat penting dalam hal mengumpulkan dan
menyalurkan air permukaan dari daerah millik jalan, sehingga perencanaannya harus mempunyai
kapasitas yang cukup (dengan periode ulang banjir 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahunan untuk
jalan kolektor serta 5 tahunan untuk jalan lokal). Lokasi dan bentuk saluran drainase harus
direncanakan agar dapat mencegah bahaya lalu lintas, tahan erosi, bersih terhadap hanyutan/
penumpukan material yang akan mengurangi kapasitas drainase.
Perencanaan drainase meliputi :
1. mempelajari pola aliran sesuai dengan kondisi terrain dan rencana jalan
2. mempelajari daerah tangkapan air yang ada pada drainase
3. menampung dan mengalirkan air permukaan pada daerah manfaat jalan
4. merencanakan alinyemen saluran
5. merencanakan saluran pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan air permukaan
pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan air permukaan pada daerah sekitar
menuju daerah buangan
6. merencanakan saluran di atas lereng bukit yang berfugsi untuk mencegah rembesan air dari
atas.
7. merencanakan saluran yang berfungsi untuk terjunan atau pematah arus pada daerah curam.
Ukuran/dimensi bangunan air diperhitungkan cukup untuk mengalirkan sejumlah volume air
tertentu dalam suatu waktu yang lamanya tertentu pula (disebut debit aliran air dengan satuan
m3/detik).
78
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Pada perencanaan bangunan air (saluran drainase), misalnya ialah :


 Berapakah besar debit air yang harus disalurkan melalui bangunannya
 Bentuk dan dimensi struktur/konstruksi bangunannya.
Air hujan (air) yang jatuh disuatu daerah harus dapat segera dibuang. Untuk keperluan itu
harus dibuatkan saluran-saluran guna menampung air hujan yang mengalir dipermukaan tanah
dan mengalirkannya ke dalam saluran pembuangan. Saluran pembuangan ini mengalirkan air
tadi lebih lanjut ke sungai atau tempat pembuangan air lain.
Rencana drainase dibagi menjadi dua sistem yang terpisah, yaitu sistem drainase untuk hujan
permulaan dan sistem drainase pokok.
Sistem drainase hujan permulaan ialah bagian dari sistem drainase keseluruhannya yang
melayani aliran maksimum dari hujan permulaan. Di dalam sistem ini termasuk parit, saluran
tepi jalan, gorong-gorong dan bangunan yang direncanakan untuk melayani melayani aliran
hujan awal. Besarnya hujan rencana dapat direncanakan dengan masa ulang 2 atau 5 tahun,
tergantung pada pemanfaatan tanah yang berbatasan.
Sistem drainase pokok mencakup sungai dan saluran alami, saluran pembuangan buatan,
penampung banjir. Sistem drainase pokok harus mempunyai kapasitas cukup untuk melayani
banjir-banjir sungai dan saluran dengan daerah aliran lebih dari 100 hektar, dengan masa ulang
20 tahun. Di samping itu juga harus diusahakan untuk membatasi kerusakan harta benda dan
korban jiwa sebanyak-banyaknya yang disebabkan oleh banjir 100 tahun.
Besarnya banjir dihitung dengan Metoda Rasional kalau daerah alirannya tidak melebihi kira-
kira 80 ha. Untuk daerah aliran yang lebih besar dapat digunakan Metoda Rasional yang
diubah.
Untuk urutan proses perencanaan Hidrologi di sajikan pada B.2.2.36. dan B.2.2.37 : Bagan
Alir berikut ini .

79
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.36 :
BAGAN ALIR
SURVAI HIDROLOGI dan ANALISA DATA

A. Menentukan Debit Sungai & M.A.B

SURVAI HIDROLOGI

- Karakte ristik sungai


- Karakte ristik dae rah aliran

Didapat data-data pe ta kontur,


curah hujan

A. Hidrologi Sungai
B. Hidrologi Side Ditch

Te ntukan salah satu cara dari :


Cara Aritmathic Me an, Isohye t,
Thie se n Poligon

- Inte nsitas curah hujan re ncana


- Waktu konse ntrasi
- Koe fisie n pe ngaliran
- Hujan ne tto (hujan e fe ktif)

CURAH HUJAN RENCANA


Metoda GUMBEL

Analisa Debit Rencana & Tinggi Muka Air

Me toda : Haspe rs = QH, We duwe n = QW,


Hydrograph Hakayasu = QN, Rational = QR.

Pilih : QH, QW, QN, QR.


Hitung nilai Q dari pe ngamatan
lapangan

De bit re ncana untuk pe riode


ulang : Q2, Q10, Q25, Q50.

Me toda MANNING
- Muka Air Banjir
- Ke ce patan Air

- Hitung tinggi Cle arance re ncana = H1


- Ele vasi jbt = MAB (50 th) + H1 + tinggi supe r

Be rdasarkan jari-jari hidrolis,


hitung span minimum re ncana
Je mbatan

Hitung
- M.A.B baru
- Ele vasi je mbatan baru

END Sub

80
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.37 :
BAGAN ALIR
SURVAI HIDROLOGI dan ANALISA DATA

B. Menentukan Debit Aliran Side Ditch

DATA CURAH HUJAN

METODE GUMBEL

- Pe riode Ulang
- Waktu kons e ntras i
- Curah Hujan
- Inte ns itas Curah Hujan
(be rdas arkan kurva Bas is )

- Koefisien Pengaliran
- Hitung debit air rencana : Q

- Te ntukan panjang, be ntuk & bahan


s aluran

RUMUS MANNING

- Tentukan Kecepatan air, anggap T1


- Check kecepatan air terhadap
bawah saluran
- Tentukan waktu pengaliran T2

No
T1 = T2

Yes

Tentukan elevasi M.A. saluran

No
Dime ns i, OK ?

Yes
No
Sudah ekonomis ?

Yes

END Sub

1. Intensitas Curah Hujan.


Analisa curah hujan dibuat hanya untuk kurun waktu curah hujan maksimum. Untuk sistem
drainase air permukaan digunakan periode ulang 3 tahun.

81
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

2. Perkiraan Run-Off.
Karena syarat drainase yang baik adalah amat penting untuk pemeliharaan jalan dan
keselamatan lalu lintas, maka ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, sebagai berikut :

 Drainase air permukaan termasuk air hujan, kemiringan tanggul dan permukaan-permukaan
lainnya dalam batas ROW.
 Drainase tepi jalan termasuk air hujan pada tepi jalan dan areal terdekat yang dihuni di luar
batas ROW, yang mempunyai pengaruh terhadap jalan.
 Saluran terbuka dan saluran pembuangan yang melintang jalan.
Perkiraan run-off untuk setiap lembah sungai terdekat didasarkan dengan rumus berikut :
a.f.I.A.
Q = ---------
3,6
dimana :
Q = Debit (m3/detik)
a = Faktor penghitung
f = Koefisien run-off
A = Luas permukaan (km2)
I = Intensitas curah hujan.
Dalam memperhatikan koefisien run-off, kerangka kondisi geologi dan tanah harus diperlihatkan
untuk setiap areal dengan areal lain. Nilai tersebut ditentukan berdasarkan Tabel – 29, berikut
ini :
Tabel – 29 : Koefisien run-off.
Koefisien run-
Jenis Areal Drainase
off
Kemiringan permukaan dan tepi jalan 0,9
Daerah perdagangan 0,8
Daerah industri dan pemukiman 0,5
Sawah beririgasi 0,5
Daerah pedesaan dan militer 0,3
Bukit dengan lereng landai 0,3
Daerah terbuka (hutan dan areal pemakaman) 0,2

Sumber : Hidrologi, Imam Subarkah.

82
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

3. Gorong-gorong dan Saluran Terbuka.


Kapasitas gorong-gorong dan saluran terbuka dihitung dengan menggunakan rumus Manning :

Q =V.A

R2/3 . S1/2
V = ---------------
n
A
R = ---
P

Dimana :
Q = Debit banjir (m3/detik)
V = Kecepatan aliran (m/detik)
A = Luas tampang basah (m3)
n = Koefisien kekasaran manning
R = Radius hidraulik (m)
S = Gradien rata-rata
P = Keliling basah (m)

4. Lama Waktu Konsentrasi.


Lama waktu konsentrasi tc untuk saluran drainase perkotaan terdiri atas :
 Waktu yang diperlukan air untuk mengalir melalui permukaan tanah ke saluran terdekat (to)
 Waktu untuk mengalir didalam salurannya ke tempat yang diukur (td)
 Tc = t o + t d

5. Intensitas Curah Hujan

Intensitas hujan I ialah laju rata-rata dari hujan yang lamanya sama dengan lama
waktu konsentrasi tc dengan masa ulang tertentu

6. Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran C ini sukar ditentukan secara tepat dan memerlukan
pertimbangan teknis dalam pemilihannya. Pemilihan koefisien ini harus
mempertimbangkan kemungkinan akan adanya pembangunan dan pengembangan
daerahnya di kemudian hari. Besarnya koefisien pengaliran dapat diambil sebagai
berikut. (Tabel – 30 dan .31.)
83
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Tabel – 30 : Koefisien Pengaliran C.


Type Daerah C
Daerah perumahan :
 Tidak begitu rapat : 20 rumah/ha 0,25 – 0,40
 Kerapatan sedang : 20 – 60 rumah/ha 0,40 – 0,70
 Sangat rapat : 60 – 160 rumah/ha 0,70 – 0,80
 Taman dan daerah rekreasi 0,20 – 0,30
 Daerah industri 0,80 – 0,90
 Daerah perniagaan 0,90 – 0,95

Tabel – 31 : Koefisien Pengaliran C.


Type Daerah Aliran C

Perunputan Tanah pasir, datar 2 % 0,5 – 0,10


Tanah pasir, rata-rata 2 – 7% 0,10 – 0,15
Tanah pasir, curam, 7 % 0,15 – 0,20
Tanah gemuk, datar, 2 % 0,13 – 0,17
Tanah gemuk rata-rata 2 – 7% 0,18 – 0,22
Tanah gemuk, curam, 7 % 0,25 – 0,35

Business Daerah kota lama 0,75 – 0,95


Daerah pinggiran 0,50 – 0,70

Perumahan Daerah “single family” 0,30 – 0,50


“Multi units”, terpisah-pisah 0,40 – 0,60
“Multi units”, tertutup 0,60 – 0,75
“Suburban” 0,25 – 0,40
Daerah rumah - rumah apartemen 0,50 – 0,70

Petamanan, kuburan 0,10 – 0,25


Tempat bermain 0,20 – 0,35
Halaman kereta api 0,20 – 0,40
Daerah yang tidak dikerjakan 0,10 – 0,30
Jalan
Beraspal 0,70 – 0,95
Beton 0,80 – 0,95
Batu 0,70 – 0,85

7. Koefisien Penampungan
Efek penampungan dari palung saluran terhadap puncak banjir semakin besar kalau daerah
alirannya semakin luas. Efek penampungan terhadap banjir maksimum diperhitungkan dengan
menggunakan koefisien penampungan Cs.

8. Koefisien Kekasaran.
Koefisien kekasaran Manning (n) : Tabel – 32, dan koefisien kekasaran Strickler (k) : tabel – 31.

84
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Tabel – 32 : Koefisien Kekasaran Manning (n)


Dinding Saluran Kondisi
N
Papan-papan rata, dipasang rapi 0,010
Kayu Papan-papan rata, kurang rapi/rua 0,012
Papan-papan kasar, dipasang rapi 0,012
Papan-papan kasar, kurang rapi/tua 0,014
Halus 0,010
Metal Dikeling 0,015
Sedikit kurang rata 0,020
Plesteran semen halus 0,010
Plesteran semen dan pasir 0,012
Beton dilapis baja 0,012
Pasangan batu Beton dilapis kayu 0,013
Batu bata kosongan yang baik, kasar 0,015
Pasangan batu, keadaan jelek 0,020
Halus, dipasang rata
Batu kosongan Batu pecah, batu belah, dipasang dalam semen 0,013
Kerikil halus, padat 0,017
0,020

Tabel – 33 : Koefisien Kekasaran Strickler (k)


Dinding Saluran k

Saluran lama dengan dinding-dinding kasar > 36


Saluran lama dengan dinding-dinding kasar 38
Saluran drainase yang akan diberi tanggul dan saluran tersier 40
Saluran drainase baru tanpa tanggul 43,5
Saluran primer dan sekunder dengan debit kurang dari 7.5 m3/det. 45,0 – 47,5
Saluran terpelihara baik dengan debit lebih besar dari pada 10 m3/det.
Saluran dengan pasangan batu kosongan 50
Saluran pasangan batu belah yang baik dan beton tidak dihaluskan 50
Saluran dengan dinding halus, dinding kayu 60
90

9. Bangunan Pelengkap
Bangunan yang dimaksud adalah bangunan yang ikut mengatur mengontrol sistem aliran air
hujan yang ada dalam perjalanan menuju outfall agar aman dan melewati daerah-daerah curam
atau melintasi jalan raya. Bangunan-bangunan tersebut berupa gorong-gorong (culvert), street
inlet, bangunan pertemuan saluran, bangunan terjunan, jembatan, sypon, dan lain-lain.
Jalan masuk air hujan ke saluran drainase atau yang biasa disebut dengan Street Inlet biasanya
terletak dipinggir jalan raya/daerah perumahan yang sistem drainasenya berada dibawah tanah
atau ditutup dan terhalang oleh trotoar.

85
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Desain dan peletakan street inlet diusahakan sedemikian rupa sehingga air hujan dapat dengan
mudah terkumpul dan disalurkan melalui gutter. Disamping itu peletakan street inlet diusahakan
agar tidak merintangi lalu-lintas pejalan kaki atau kendaraan di jalan raya tersebut.

Daya tampung street inlet khususnya curb inlet akan bertambah dengan adanya pengurangan
kemiringan jalur jalan dan bertambahnya kemiringan punggung jalan. Gutter inlet lebih efisien
dari curb inlets namun mempunyai kemungkinan lebih besar terhadap penyumbatan inlet.

Rumus kapasitas gutter yang diturunkan dari persamaan Manning (oleh Lazzard) adalah
z
Qo = 0,56 – x S ½ x d 8/3
n
Qo = Total flow in gutter.

Z = Kemiringan punggung jalan.


n = Koefisien Manning.
s = Kemiringan longitodinal dari gutter.
d = Kedalaman aliran di gutter.

Dengan asumsi lebar atas saluran sama dengan keliling bawahnya.


Bangunan pertemuan saluran (Box drainage) :

 Bangunan pertemuan saluran ini diperlukan pada pertemuan dua atau lebih saluran dan
berbentuk box untuk memudahkan pengaturan arah aliran setelah pertemuan serta
merupakan tempat peralihan karakteristik hidraulis dari saluran sebelum dan sesudah
pertemuan tersebut.

 Karakteristik tersebut terutama menyangkut masalah ukuran profil, kapasitas atau


kemiringan saluran. Saluran setelah pertemuan harus menampung jumlah kumulatif dari
debit semua saluran yang mengumpul dipertemuan tersebut.

 Dimensi saluran dari bangunan peredaman energi (energy dissipation) terhadap aliran-
aliran dari hulunya. Dimensi Hidrolis disesuaikan dengan analisa terjunan.

a). Terjunan :

Untuk mengurangi kemiringan saluran dan kecepatan yang terlalu besar yang dapat
mengakibatkan penggerusan bahan saluran maka dipergunakan terjunan.
86
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Terjunan ini dapat pula diterapkan pada pertemuan saluran (titik simpul) elevasi dasar saluran
yang berbeda tingginya, untuk mengurangi energi yang jatuh (sebagai energi disipator).
Lokasi atau terjunan dapat diperkirakan dengan mempertimbangkan kemiringan saluran
sebagai dasar dapat dilihat pada tabel – 34 .

Tabel – 34 : Jarak pematah arus sesuai kemiringan lahan


1 ( %) 6% 7% 8% 9% 10 %
L(m) 16 10 8 7 6

b). Terjunan Tegak :


Perencanaan geometri terjunan tegak dinyatakan dalam persamaan berikut :
Q2
Dn = ---
Gh3
Dn = Koefisien terjunan.
Q = Debit saluran per meter lebar saluran (m3/det/m).
g = Kecepatan grafitasi (9,8 m/det2).
h = Tinggi terjunan (m).
Fungsi dari perencanaan geometri terjunan tegak didefinisikan menurut persamaan-persamaan
dibawah ini :
Ld/h = 4,30 Dn0,27 Lp/h = Dn
d1/h = 0,54 Dn d2/h = 1,66 Dn

Ld = Panjang saluran.
Lp = Tinggi air dibawah terjunan.
d1&d2 = Tinggi air.

c). Terjunan Miring :


Perencanaan geometri didasarkan kepada perhitungan ruang olakan dengan prinsip-prinsip
“Hidraulic Jump”.

87
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.6. PROSES GAMBAR RENCANA (aplikasi soft ware)


Proses gambar rencana (drawing) dalam pelaksanaannya konsultan menggunakan perangkat
lunak atau program bantu seperti Land Desktop Development, dalam operasionalnya under ACAD.
Secara umum urutan kerjanya, dapat diuraikan seperti berikut ini :

1. Menetapkan Rencana As Jalan


Rencana as jalan harus ditetapkan terlebih dahulu sepanjang ruas penanganan, kalau hasil
disain perlu diadakan pelebaran perkerasan jalan maka harus mempertimbangkan pelebaran di
kedua sisinya, atau hanya satu sisi saja, tetapi bila tidak ada pelebaran maka biasanya
menggunakan as jalan lama, kecuali dimungkinkan adanya perbaikan tikungan horizontal.
Sebagai contoh penetapan as jalan pada jalan baru, seperti terlihat pada Gambar - B.2.2.38,
berikut ini.

B.2.2.38 : Penetapan as jalan rencana

88
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

2. Menentukan tikungan horizontal


Setalah as jalan rencana terbentuk, maka selanjutnya di adakan disain alinyemen horizontal,
ada 3 jenis tikungan horizontal yang di digunakan, masing-masing mempunyai criteria sendiri-
sendiri dalam penggunaannya.
Tiga jenis tikungan tersebut, antara lain sbb. :
 Full Circle
 Spiral-Circle-Spiral
 Spiral- Spiral

Setelah dilakukan disain alinyemen horizontal, selanjutnya dilakukan Stationing dan Labeling,
dengan demikian tampilan yang di dapat seperti pada Gambar - B.2.2.39, berikut ini :

Gambar - B.2.2.39 : Disain alinyemen jorizontal, Stationing and Labeling

89
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

3. Potongan memanjang dan vertical alinyemen

Proses pembuatan potongan memanjang, bisa dilakukan setelah butir (b) seluruhnya dilakukan
dengan benar, dalam potongan memanjang ini bisa ditentukan interval tertentu grade elevasi
eksisting maupun elevasi rencana, tergantung permintaan.
Permukaan jalan (finish grade) dapat dilakukan setelah diketahui hasil potongan memanjang
permukaan tanah eksisting, sehingga bisa di tetentukan antara galian dan timbunan (cut & fill)
yang mendekati seimbang.
Alinyemen vertical (Vertical Curve), dilakukan dengan pertimabngan kenyamanan dan
keselamatan pengguna jalan, dengan ditentukan besarnya jumlah kedua kemiringan (grade)
yang bertemu di satu titik.
Bila semua tahapan pada potongan melintang ini telah di lakukan dengan benar, maka
tampilan yang ada, seperti terlihat pada Gambar - B.2.2.40, berikut ini :

Gambar - B.2.2.40: Potongan memanjang

90
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

4. Memasukkan dalam format (sheet manager formatting)


Semua gambar kerja yang telah dilakukan masih dalam lembar kerja (model space, sehingga
belum bisa di tampilakan dalam format yang telah di tetapkan oleh Bina Marga, untuk itu harus
dilakukan beberapa proses lagi melalui sheet manager dengan memanfaatkan viewport-
viewport yang tersedia.
 Memasukkan format plan, dengan semua asesorisnya.
 Memasukkan pprofil memanjang dengan semua asesorisn pembuatan potonganya.
 Memasukkan kop gambar dll.

Dengan selesainya proses sheet manager, maka tampilannya seperti terlihat pada Gambar -
B.2.2.41, berikut ini :

Gambar - B.2.2.41 : Gambar Plan dan profil

91
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

5. Membuat potongan melinang (cross section)

Proses penggambaran potongan melintang sepenuhnya dapat di lakukan menggunanakan


program bantu tersebut di atas, sebagai contoh hasil potongan melintang, seperti di sajikan
pada Gambar - B.2.2.42, di bawah ini :

Gambar - B.2.2.42 : Gambar Potongan Melintang

6. Standar penyajian gambar rencana

Tata Cara Penyusunan/Penyajian Gambar Rencana


Sesuai dengan standar yang dikeluarkan Departemen Pekerjaan Umum, Th. 2008, format
gambar rencana (contoh), seperti di uraikan berikut ini :

92
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

CONTOH GAMBAR RENCANA

CONTOH GAMBAR RENCANA

CONTOH GAMBAR RENCANA

93
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

CONTOH GAMBAR RENCANA

CONTOH GAMBAR RENCANA

CONTOH GAMBAR RENCANA

CONTOH GAMBAR RENCANA

94
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

CONTOH GAMBAR RENCANA

CONTOH GAMBAR RENCANA

CONTOH GAMBAR RENCANA

95
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

CONTOH GAMBAR RENCANA

CONTOH GAMBAR RENCANA

CONTOH GAMBAR RENCANA

96
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

CONTOH GAMBAR RENCANA

CONTOH GAMBAR RENCANA

97
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.2.2.7. RANCANGAN PERENCANAAN TEKNIK

Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan
mengajukannya kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.
Dalam phase rancangan ini konsultan akan melaksanakan analisa-analisa data lapangan untuk
selanjutnya sebagai input data dalam proses desain. Secara umum desain yang di lakukan antara
lain meliputi :
1) Geometrik jalan (horizontal dan vertikal)
2) Perkerasan jalan dan stabilitas badan jalan
3) Kemantapan lereng
4) Drainase
5) Bangunan pelengkap
6) Gambar rencana
7) Rencana anggaran biaya
8) Laporan-laporan
9) Dokumen lelang
Adapun proses gambar rencana antara lain, sebagai berikut :
a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:1.000 untuk jalan dan 1: 500
untuk jembatan dengan interval garis tinggi 1.0 meter dan dilengkapi dengan data yang
dibutuhkan.
b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:1.000 untuk jalan dan 1:500
untuk jembatan dan skala vertikal 1:100 yang mencakup data yang dibutuhkan.
c. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 meter), namun
pada segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang
dibuat dengan skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:50. Dalam gambar potogan melintang
harus mencakup:
- Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
- Profil tanah asli dan profil/dimensi DAMIJA (ROW) rencana
- Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
- Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
d. Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan skala yang pantas
dan memuat semua informasi yang diperlukan antara lain:

98
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

- Gambar konstruksi existing yang ada.


- Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbeda-beda.
- Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota.
- Rincian konstruksi perkerasan
- Penampang bangunan pelengkap
- Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median
- Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)
e. Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu
jalan, marka jalan, dan sebagainya.
f. Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas Jembatan.
g. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

B.2.2.7. DESAIN AKHIR ( FINAL DESAIN )

Berdasarkan Draft Design selanjutnya konsultan mengadakan presentasi kepada pengguna jasa
dan jajaran terkait, sehingga di harapkan ada perbaikian-perbaikan seperlunya sehingga hasil
desain dapat di aplikasikan di lapangan dengan baik, juga untuk menghindari perubahan-
perubahan yang cukup signifikan di lapangan. Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar
rancangan yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan:
1 Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
2 Daftar isi.
3 Peta lokasi proyek.
4 Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
5 Daftar simbol dan singkatan.
6 Daftar bangunan pelengkap dan volume.
7 Daftar rangkuman volume pekerjaan.

B.2.2.8. PERHITUNGAN KUANTITAS DAN BIAYA


a. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus sesuai dengan spesifikasi yang
dipakai,
b. Perhitungan kuantitas pekerjaan dilakukan secara keseluruhan. Tabel perhitungan harus
mencakup lokasi dan semua jenis mata pembayaran (pay item)

99
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

c. Tim harus mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan di lokasi pekerjaan.
d. Tim harus menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk semua mata pembayaran
yang mengacu pada Panduan Analisa Harga Satuan No. 028/T/BM/1995 yang diterbitkan
Direktorat Jenderal Bina Marga.
e. Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan konstruksi.

B.2.2.9. SPESIFIKASI TEKNIS

1. Spesifikasi Teknis mengacu pada Spesifikasi Teknis edisi Nopember 2010 Revisi ke 3, yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.
2. Bila diperlukan, ada spesifikasi khusus untuk mata pembayaran yang tidak tercakup dalam
spesifikasi tersebut di atas.
3. Penomoran untuk mata pembayaran yang baru harus disetujui oleh Proyek

100
PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Rencana kerja Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan
SKPD Provinsi Banten yang ditetapkan oleh Konsultan guna melaksanakan kegiatan ini terdiri dari
tahapan kegiatan :

1. Tahap Pekerjaan Persiapan dan Mobilisasi


Kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang ada adalah :
a. Konsultan akan membuat rencana kerja terinci mengenai semua tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan. Rencana kerja tersebut akan digunakan sebagai acuan pembayaran bagi
Konsultan dan pemantauan kemajuan pekerjaan yang dihitung berdasarkan pekerjaan yang
telah selesai dilaksanakan dan akan menjadi dasar untuk pembayaran bulanan

b. Konsultan akan mempersiapkan mobilisasi untuk semua tenaga yang terlibat dan diusulkan
untuk menangani pekerjaan ini sesuai dengan jadwal personil yang ada dan sesuai dengan
tahapan pekerjaannya.

c. Konsultan akan mempersiapkan tenaga pelaksana survai dan memberikan penjelasan


kepada tenaga tersebut tentang pekerjaan survai yang harus dilakukan, metoda survai untuk
pencapaian kapasitas survai, waktu yang dialokasikan untuk survai dan cara menanggulangi
masalah yang timbul selama survai untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi dari pelaksanaan
survai lapangan.

d. Konsultan akan mempersiapkan semua formulir untuk survai lapangan sesuai dengan
standar yang berlaku, semua peralatan survai lapangan, data-data, peta-peta dan peralatan
penunjang lainnya termasuk laboratorium.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

2. Tahap Pekerjaan Pengkajian Data Sekunder


Kegiatan Konsultan pada tahap ini meliputi ; pengumpulan informasi dan data sekunder, survai
pendahuluan, pengkajian data sekunder, koordinasi dan konsultasi.
a. Pengumpulan Informasi dan Data Sekunder
- Peta Topografi berkontur
- Peta jaringan jalan yang ada
- Volume lalu lintas yang ada/LHR
- Data Hidrologi
- Data pendukung lainnya
Konsultan akan mengumpulkan informasi dan data sekunder lainnya selain yang tersebut
diatas yang dirasakan perlu untuk proses tahapan pekerjaan selanjutnya, hambatan yang
sering ditemui dalam kegiatan ini adalah adanya keterkaitan pihak yang tidak langsung terlibat
dalam pekerjaan ini yang menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam pengumpulan data
sekunder tersebut. Sehingga perlu diantisipasi untuk dihubungi pihak tersebut secara formal.

b. Survai Pendahuluan
Survai pendahuluan bertujuan mengumpulkan data pendukung untuk melaksanakan survai
detail dan mengumpulkan data lainnya untuk melengkapi data survai detail, menyiapkan
standar perencanaan, menyiapkan tim survai dan design beserta rencana kerja.
Sebelum melakukan survai pendahuluan kegiatan ini akan mempelajari

semua informasi dan data sekunder yang telah diperoleh dan mencatat semua informasi dan
data sekunder yang dapat diperoleh dari Instansi terkait setempat selama melakukan Survai
Pendahuluan.
Sebelum kelapangan, terlebih dahulu menyiapkan peta dasar yang berupa peta topografi skala
1 : 100.000 s/d 250.000 data peta-peta pendukung lainnya (Peta Geologi skala 1 : 250.000 s/d
1 : 100.000, Tata Guna Tanah dll.) yang dipakai untuk menentukan trase jalan dan titik akhir
trase jalan secara garis besar, dengan menentukan beberapa alternatif trase jalan serta
dimintakan persetujuannya dari Project Officer (PO).
Survai Pendahuluan dimaksudkan untuk mengindentifikasi daerah studi dan
membandingkannya dengan informasi dan data sekunder yang diperoleh, Konsultan akan
melakukan peninjauan langsung kelapangan terhadap hal-hal sebagai berikut :
2

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

1) Kondisi Topographi pada sepanjang ruas jalan dan lokasi jembatan yang direncanakan
untuk memberikan gambaran tentang kondisi topographi yang ada, karena pekerjaan
perencanaan teknis ini merupakan perbaikan jalan maka dapat diharapkan bahwa kondisi
Topographi tidak menimbulkan masalah dalam perencanaan alignment horisontal dan
vertikalnya yang dapat mengikuti alignment yang ada, namun untuk duplikasi jembatan
mungkin mendapat masalah terutama bila berdekatan dengan rumah penduduk.
2) Kondisi Geologi untuk memberikan gambaran tentang sifat-sifat fisik tanah dan ciri-ciri
Geologi yang ada sepanjang ruas jalan dan lokasi jembatan.
3) Kondisi Hidrologi untuk memberikan gambaran tentang sistem jaringan drainase yang
ada, DAS (Catchment Area), lokasi dan sifat- sifat banjir, curah hujan dan intensitas hujan.
4) Kondisi Lalu Lintas untuk memberikan gambaran tentang jenis kendaraan yang
melewati jalan tersebut dari data sekunder yang ada.
5) Kondisi Lingkungan untuk memberikan gambaran tentang dampak lingkungan yang terjadi
selama pelaksanaan pembangunan terhadap daerah pemukiman yang ada disepanjang
jalan atau lokasi jembatan.
6) Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah rencana trase jalan.
Pada Peninjauan lapangan dan penentuan trase jalan yang dipilih, Konsultan akan
membuat draf alinyemen horisontal maupun vertikal untuk daerah-daerah yang dianggap
tidak dapat / tidak akan dapat memenuhi standard perencanaan geometrik. Kemudian
Highway Engineer akan mencari trase lain yang benar-benar dapat memenuhi standar
perencanaan geometrik dimaksud yang dibuktikan dengan pembuatan draf dari penarikan
alinyemen horisontal dan vertikal. Untuk yang sudah ada jalan, bila tidak memenuhi standart
geometrik perlu diadakan relokasi.
Sedangkan pada peninjauan lapangan untuk kebutuhan perencanan jembatan, Konsultan
akan melakukan hal-hal sebagai berikut :
 Menentukan tipe pondasi yang paling baik untuk relokasi sehubungan dengan
material dan kondisi tanah
 Menentukan letak, jumlah serta panjang bentang. c) Mencatat data banjir serta erosi-
erosi yang terjadi.
 Membuat sketsa dari situasi jembatan serta profil dari sungai pada jembatan.
 Lain-lain data yang diperlukan.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Hasil dari Survai Pendahuluan tersebut akan dipakai untuk menentukan langkah lebih
lanjut dari proses perencanaan teknik yaitu untuk mempersiapkan Survai Lapangan
dengan kendala-kendala lapangan yang sudah dapat diperkirakan terlebih dahulu
sehingga Survai Lapangan dapat berjalan dengan lancar.

c. Pengkajian Data Sekunder


Terhadap semua informasi dan data sekunder yang berhasil dikumpulkan serta hasil survai
lapangan akan dilakukan pengkajian data sekunder dimana hasil dari pengkajian data sekunder
akan dipakai sebagai input dalam proses perencanaan teknik berikutnya.

d. Koordinasi dan Konsultasi


Selama pelaksanaan tahap pekerjaan pengkajian data sekunder, Konsultan akan melakukan
koordinasi dan konsultasi dengan pihak Pemberi Tugas tentang perkembangan pekerjaan serta
hambatan- hambatan apa yang dijumpai untuk dapat dicarikan jalan keluarnya, selama
koordinasi dan konsultasi akan memberikan rekomendasi terhadap masalah / hambatan
yang timbul dan jalan keluarnya untuk didiskusikan dengan Pemberi Tugas.

3. Tahap Pekerjaan Survai Lapangan


Pekerjaan Survai Lapangan akan dilakukan oleh Konsultan setelah selesainya pekerjaan Tahap 2
yang meliputi :
a. Kelas dan fungsi jalan
b. Pengukuran lapangan
c. Pengujian CBR tanah pada titik kritis (minimal 3 titik)

4. Tahap Penyusunan Rencana Teknik


Kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan pada tahap ini merupakan kegiatan yang
didasarkan atas hasil pekerjaan pengkajian data sekunder dan pekerjaan survai lapangan dengan
urutan kegiatan sebagai berikut :
a. Analisa Data
b. Konsep Rencana Teknik
 Kriteria dan standar perencanaan
 Perencanaan Teknik Akhir
 Penyusunan Rencana Teknik
4

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

5. Pelaporan
Hasil Keluaran, menerangkan mengenai produk yang harus dihasilkan baik secara Administrasi
maupun teknis.
I. Laporan Administrasi meliputi :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiata yang
antara lain meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang
diharapkan, metode / cara pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta
analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja
dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna
Jasa. Laporan ini dibuat dan diserahkan sebanyak 6 (enam) buku.

b. Laporan antara
Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan
dengan Penyedia Jasa. Laporan ini dibuat dan diserahkan sebanyak 6 (enam) buku.

c. Draft laporan akhir


Laporan ini merupakan produk akhir sementara yang akan dibahas dalam pertemuan
dengan Pengguna Jasa. Konsep laporan akhir ini yang dibuat dan diserahkan sebanyak 6
(enam) buku.

d. Laporan akhir
 Analisis Data & Perhitungan Topografi
 Pembuatan Gambar Topografi
 Penyelidikan Tanah dan Material
 Analisis Data & Perhitungan Lalu Lintas
 Perhitungan & Perencanaan jalan
 Pembuatan Gambar Perencanaan Teknik
 Perhitungan Kuantitas dan Biaya Konstruksi
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini akan
diserahkan pada akhir masa kontrak berjumlah sebanyak 6 (enam) buku.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

e. Laporan ringkasa eksekutif


Laporan ini merupakan ringkasan dari Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada
akhir masa kontrak berjumlah sebanyak 6 (enam) buku.

f. Pembuatan dokumen pelelangan


Dokumen ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB VIII tiap set, diserahkan bersama
Laporan Akhir sebanyak 6 (enam) set.

g. Rencana mutu kontrak (RMK)


Rencana Mutu Kontrak (RMK) bertujuan untuk mencapai kesesuaian mutu
konstruksi yang diinginkan dan di buat 6 (enam) buku, setelah kontrak ditandatangani.
Rencana Mutu harus memenuhi ketentuan:
 Rencana mutu harus sesuai dengan sasaran mutu dan sejalan dengan persyaratan
proses lain dari sistem manajemen mutu konstruksi.
 Rencana Mutu berisi persyaratan teknis, administrasi, keuangan maupun Ketentuan lain
seperti yangdipersyaratkan dalam perencanaan program.
 Rencana Mutu harus mencakup kebutuhan sumber daya manusia, kebutuhan dokumen
serta manajemen mutu konstruksi, aktivitas verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi,
dan pengujian yang diperlukan beserta kriteria penerimaannya dan mencakup catatan
mutu (quality records) yang dibutuhkan untuk menunjukkan bukti bahwa perencaanaan
kegiatan memenuhi persyaratan mutu konstruksi yang telah di tetapkan.

II. Laporan Teknis meliputi :


a. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan masing-masing laporan
berisi:
 Daftar isi.
 Peta lokasi proyek.
 Daftar bangunan pelengkap.
 Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur bangunan bawah
 beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir ukuran A1, untuk kemudian diperkecil
A3.

b. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya


Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item pekerjaan
yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya. Laporan perkiraan
kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi
sebagai berikut :
Daftar isi.
 Peta lokasi proyek.
 Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
 Perhitungan perkiraan kuantitas.
 Analisa biaya.
 Perkiraan biaya.

c. Laporan penyelidikan tanah


Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup sekurang-kurangnya pembahasan
mengenai hal-hal berikut:
 Data proyek.
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat.
 Kondisi morfologi sepanjang lokasi.
 Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan.
 Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan. Untuk peta penyebaran batuan
disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar
pewarnaan geologi dan diberi notasi.
 Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk perbaikan hasil diskripsi
secara visual.
 Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan. Untuk peta penyebaran tanah disiapkan
dalam kertas kalkir ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi
dan diberi notasi.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng.


 Analisis longsoran sepanjang trase jalan.
 Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan volume cadangan).
 Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/ patahan dsb.) beserta lokasinya.
 Daftar bangunan pelengkap/jalan
 Uraian yang berupa rekomendasi perencanaan hasil penyelidikan tanah
 Denah/potongan dan lokasi titik pengeboran/sondir (letak dan elevasi)
 Hasil percobaan laboratorium
 Lampiran yang berupa grafik dari semua jenis percobaan yang telah disyaratkan
 Rekomendasi.

d. Lapran topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:
 Data proyek.
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat.
 Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
 Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
 Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
 Kegiatan pengukuran situasi.
 Kegiatan pengukuran penampang melintang.
 Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
 Perhitungan dan penggambaran.
 Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
 Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi termasuk
kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, pengamatan matahari, dan semua obyek
yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan.
 Deskripsi BM (sebagai lampiran).
 Data ukur hasil ploting dan negatip film harus diserahkan.

e. Laporan hidrologi
8

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi :


 Data proyek.
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat, pos pencatat curah hujan.
 Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
 Analisis/ perhitungan.
 Penentuan dimensi dan jenis bangunan air.
 Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

f. Dokumen pelelangan pekerjan fisik


Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan dokumen pelelangan standar
menurut Kepmen PU No. 257/KPTS/2004.

g. Laporan inventarisasi jalan dan jembatan


Hasil dari survey inventarisasi dibuat dalam satu laporan inventarisasi yang memuat :
 Foto dokumentasi
 Data lapangan
 Usulan penanganan
 Laporan teknik

h. Laporan survey lalu lintas (tidak diperlukan)


Hasil dari lapangan harus dibuat dalam bentuk laporan lengkap yang berisi :
 Foto dokumentasi
 Data lapangan
 Perhitungan
 Laporan teknik (hanya untuk peningkatan jalan)

i. Laporan survey kondisi perkerasan jalan


Hasil penyelidikan dibuat dalam satu laporan lengkap yang memuat :
 Data lapangan
 Perhitungan
9

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

 Usulan penanganan sementara


 Laporan teknik

10

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Dalam Pelaksanaan Pekerjaan agar semua pelaksanaan pekerjaan dapat sesuai


dengan waktu yang telah ditentukan maka Konsultan Perencana akan
mempersiapkan segala sesuatunya berjalan dalam tahapan yang di inginkan oleh
Pemberi Tugas, dan untuk lebih jelasnya kami tampilkan dalam Jadwal Pelaksanaan
sebagai berikut :

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

GAMBAR B.3. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


PAKET PR-01, PERENCANAAN TEKNIK PRESERVASI JALAN LONGSEGMEN WILAYAH I DAN SKPD PROVINSI BANTEN

Pelaksanaan Selama 180 hari


NO KEGIATAN Bulan Ke : 1 Bulan Ke : 2 Bulan Ke : 3 Bulan Ke : 4 Bulan Ke : 5 Bulan Ke : 6 KET.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Tahap awal dan Persiapan
1 Persiapan Tenaga Ahli
2 Mobilisasi Personil dan Peralatan
3 Pamahaman KAK
4 Penentuan Lokasi Wilayah Rencana
B. Tahap Survey & Pengumpulan Data
1 Survey Pendahuluan
2 Pengumpulan Data Sekunder
3 Pengumpulan Data Primer
4 Pembuatan Peta Wilayah Kerja
5 Diskusi dan masukan dari Instansi Terkait
6 Sondir dan Pengujian Tanah (soil test)
C. Tahap Pengolahan dan Penyusunan Perhitungan
1 Kegiatan Utama Perencanaan Jalan
2 1. Perencanaan Struktur Perkerasan Jalan
3 2. Perencanaan Bahu Jalan
4 3. Perhitungan Geometri
5 4. Fasilitas Pejalan Kaki/Trotoar
6 5. Fasilitas Drainase Jalan
7 6. Perlengkapan Jalan
D. Tahap Penyusunan Laporan
1 Laporan RMK
2 Laporan Pendahuluan
3 Laporan Antara
4 Draft Laporan Akhir
5 Laporan Akhir + Hardisk External
6 Dokumen Lelang

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.4.1. KEBUTUHAN PERSONIL


Pekerjaan Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan
SKPD Provinsi Banten, kebutuhan Personil yang dibutuhkan untuk menangani pekerjaan
perencanaan ini adalah sebagai berikut :

Pengalaman Man
No Posisi Pendidikan Volume Month
(Tahun)
I TENAGA AHLI
1 Team Leader S1 4 1 6.00
2 Ahli Teknik Jalan Raya S1 3 1 6.00
3 Ahli Geoteknik S1 2 1 4.00
4 Ahli Hidrology/Hidraulika S1 2 1 3.00
5 Ahli Kuantitas dan Biaya S1 2 1 4.00
6 Ahli K3 S1 2 1 3.00
TOTAL 6 26,00
II ASISTEN TENAGA AHLI
1 Asisten Ahli Teknik Jalan Raya S1 1 2 12.00
2 Asisten Ahli Ggeoteknik S1 1 1 4.00
3 Asisten Ahli Hidrology S1 1 1 3.00
4 Asisten Ahli Kuantitas & Biaya S1 1 1 4.00
TOTAL 5 23,00
III TENAGA PENDUKUNG
1 Draftman (Cad+Analysis) SMK Sederajat 1 2 12.00
2 Operator Komputer SMK Sederajat 1 1 6.00
3 Office Boy - 1 6.00
TOTAL 4 24,00

B.4.2. Daftar Komposisi Tim dan Penugasan Personil pekerjaa Paket PR-01, Perencanaan
Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten dapat dilihat
pada Tabel B.4. dibawah ini :

PT. OTTOMAN ARCHITECTURE (KSO) PT. HEGAR DAYA – PT. SECON DWI TUNGGAL
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Tabel B.4.
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
PAKET PR-01, PERENCANAAN TEKNIK PRESERVASI JALAN LONGSEGMEN WILAYAH I DAN SKPD PROVINSI BANTEN
(DAFTAR PERSONIL)

Tenaga Keahlian Jumlah


No. Nama Personil Perusahaan Ahli (Klasifikasi Posisi Yang Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/ dan Diusulkan Bulan
Asing Kualifikasi)
I. TENAGA AHLI

1. Ir. Herman Tani PT. Ottoman Arch Lokal Ahli Teknik Team Leader Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan 6,00
Kurniawan, MT (JO) Jalan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan
PT. Hegar Ddaya sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
dan PT. Secon
Dwitunggal
2. Syahrizal, ST PT. Ottoman Arch Lokal Ahli Teknik Ahli Teknik Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan 6,00
(JO) Jalan – Madya Jalan Raya dalam pekerjaan perencanaan teknik jalan yang
PT. Hegar Ddaya mencakup pelaksanaan survey, pemilihan trase,
dan PT. Secon perencanaan geometrik, perkerasan jalan dan
Dwitunggal
bangunan pelengkap yang diperlukan, serta harus
menjamin bahwa rencana jalan yang dihasilkan
adalah pilihan yang paling ekonomis dan sesuai
dengan standar teknik
3. Odjak Maryono. ST PT. Ottoman Arch Lokal Ahli Teknik Ahli Geoteknik Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan 4,00
(JO) Jalan dan yang mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di
PT. Hegar Ddaya Jembatan – lapangan dan di laboratorium, pengolahan dan analisis
dan PT. Secon Madya data tanah, dan perhitungan-perhitungan mekanika
Dwitunggal
tanah, serta harus menjamin bahwa data, analisis dan
perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan adalah
benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan
masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat dan
stabilitas badan jalan untuk tahap perencanaan teknik

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

jalan dan jembatan


4. Dodi Nurahmat, ST PT. Ottoman Arch Lokal Ahli Teknik Ahli Hidrologi/ merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan 3,00
(JO) Jalan dan Hidraulika yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data
PT. Hegar Ddaya Jembatan – hidrologi, pengolahan dan analisis data hidrologi, dan
dan PT. Secon Madya perhitungan-perhitungan hidrologi untuk perencanaan
Dwitunggal
bentuk dan dimensi bangunan hidrologi, serta harus
menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan
hidrologi yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap
digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci
mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan
untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan
5. Yosef Widiyoko, ST PT. Ottoman Arch Lokal Ahli Teknik Ahli Kuantitas melaksanakan semua kegiatan yang mencakup 4,00
(JO) Jalan dan & Biaya pengumpulan data harga satuan bahan dan upah,
PT. Hegar Ddaya Jembatan – menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan,
dan PT. Secon Madya membuat perhitungan kuantitas pekerjaan jalan dan
Dwitunggal
jembatan, membuat perkiraan biaya pekerjaan
konstruksi, serta harus menjamin bahwa data,
perhitungan analisa harga satuan dan perhitungan
kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah benar dan
akurat
6 Ir. Arief Ruspandono PT. Ottoman Arch Lokal Ahli K3 Ahli k3 Menjaga keamanan dan keselamatan kerja baik dalam 3,00
(JO) Konstruksi – Konstruksi proses survey lapangan maupun tahapan
PT. Hegar Ddaya Madya perencanaan di kantor
dan PT. Secon
Dwitunggal
II. ASISTEN TENAGA AHLI
1. Diisi Kemudian PT. Ottoman Arch Lokal S1 : 1 Tahun Asisten Ahli Bertugas membantu tugas dari Tenaga Ahli Jalan 12,00
(2 orang) (JO) Teknik Jalan Raya tersebut diatas baik kegiatan di lapangan
PT. Hegar Ddaya Raya maupun di kantor
dan PT. Secon
Dwitunggal
2. Diisi Kemudian PT. Ottoman Arch Lokal S1 : 1 Tahun Asisten Ahli Bertugas melaksanakan survei penyelidikan tanah, 4,00
(JO) Geoteknik pengumpulan dan pengolahan (di lapangan dan

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

PT. Hegar Ddaya laboratorium) data penyelidikan tanah dimaksud yang


dan PT. Secon telah ditetapkan sesuai wilayah tanggung jawab
Dwitunggal dengan baik, tepat waktu, lengkap dan akurat.
3. Diisi Kemudian PT. Ottoman Arch Lokal S1 : 1 Tahun Asisten Ahli bertugas membantu Ahli Hidrologi dalam melaksakan 3,00
(JO) Hidrologi/ pekerjaan perencanaan hidrologi
PT. Hegar Ddaya Hidraulika
dan PT. Secon
Dwitunggal
4 Diisi Kemudian PT. Ottoman Arch Lokal S1 : 1 Tahun Asisten Ahli bertugas membantu Ahli kuantitas dalam melaksakan 4,00
(JO) Kuantitas dan pekerjaan perhitungan kuantitas
PT. Hegar Ddaya Biaya
dan PT. Secon
Dwitunggal
III. TENAGA PENUNJANG
1. Diisi kemudian PT. Ottoman Arch Lokal SMA Sederajat Operator CAD pengalaman dalam bidang pembuatan gambar teknik 12,00
(2 orang) (JO) : 1 Tahun sipil (Auto CAD) khususnya jalan dan jembatan. Juru
PT. Hegar Ddaya Gambar bertanggung jawab atas gambar yang
dan PT. Secon dibutuhkan
Dwitunggal
2. Diisi kemudian PT. Ottoman Arch Lokal SMA Sederajat Operator mempunyai pengalaman dalam bidang pengetikan 6,00
(JO) : 1 Tahun Komputer dengan komputer dan mampu memperbaiki komputer
PT. Hegar Ddaya dengan baik, gambar-gambar teknik sipil khususnya
dan PT. Secon jalan raya. Dapat bekerja dengan cepat dengan
Dwitunggal
tingkat ketelitian yang tinggi
3. Diisi kemudian PT. Ottoman Arch Lokal - Office Boy Berpengalaman dalam bidang rumah tangga. 6,00
(JO)
PT. Hegar Ddaya
dan PT. Secon
Dwitunggal

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.5.1. UMUM
Dalam rangka memenuhi kewajiban untuk menyelesaikan Paket PR-01, Perencanaan
Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten ini dengan
tepat dan akurat yang telah dijadualkan, maka Konsultan akan melakukan mobilisasi personil
inti (professional staff) dan staf pendukung yang sesuai dengan kebutuhan sampai dengan
seluruh personil inti dan staf pendukung ter mobilisasi.

B.5.2. TUJUAN
Organisasi Kerja ini dibentuk didasarkan pada lingkup pekerjaan dan Tenaga Ahli yang telah
ditentukan pada Kerangka Acuan Kerja dengan maksud agar :
Terciptanya koordinasi kerja yang baik dengan Pemberi Tugas dan Pemimpin Proyek yang
ditunjuknya.
Terciptanya koordinasi kerja yang baik antar anggota tim Konsultan agar pekerjaan benar-
benar dilaksanakan secara efektif dan efesien, memenuhi persyaratan – persyaratan
teknis yang ditetapkan, serta dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

B.5.3. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Rencana struktur organisasi proyek Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan
Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten dan bagan organisasi kerja Tim
Konsultan disajikan pada Gambar B.5.1. berikut ini :

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Gambar. B.5.1.
STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN
PAKET PR-01, PERENCANAAN TEKNIK PRESERVASI JALAN LONGSEGMEN WILAYAH I DAN SKPD PROVINSI BANTEN

Dewan Direksi
PT. Ottoman Arch (JO)

Team Leader
Ir. Herman Tani Kurniawan, MT

Tenaga Pendukung :
CAD Drafter
Operator Komputer
Office Boy

Ahli Teknik Jalan Raya Ahli Geoteknik Ahli Hidrology/Hidraulika Ahli Kuantitas dan Biaya Ahli K3
Syahrizal, ST Odjak Maryono, ST Dodi Nurahmat, ST Yosef Widiyoko, ST Ir. Arief Ruspandono

Asisten Ahli Teknik Jalan Raya Asisten Ahli Geoteknik Asisten Ahli Hidraulika Asisten Ahli Kuantitas & Biaya
Diisi Kemudian Diisi Kemudian Diisi Kemudian Diisi Kemudian

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

B.5.4. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL


B.5.4.1.Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli
Secara umum, tugas dan tanggung jawab Tim Konsultan adalah memberikan suatu jaminan
kepada Pemberi Tugas, dalam hal ini PPK Perencanaan – Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Banten bahwa proyek ini dilaksanakan dengan tepat
waktu, tepat mutu, tepat biaya.

Tugas dan tanggung jawab lebih rinci dari masing-masing personil dapat dilihat pada sub bab
berikut :

1. Pemimpin Tim/ Team Leader


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan/Jembatan Madya yang dikeluarkan
oleh asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh pengembang Jasa Konstrusi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal seorang sarjana strata 1 (S1) Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
(Disamakan/Diakui/terdaftar) atau yang telah lulus ujian negara atau pergururan tinggi
luar negri yang telah terakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal dari 4 tahun setelah lulus, dalam bidang perencanaan konstruksi
jalan/jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang kePUan dari LPJK. Dimana tugas, dimana tugas utama Team Leader adalah
bertanggung jawab pada hal-hal berikut :
 Koordinasi dengan dinas terkait, merencanakan, mengkoordinasi dan
mengendalikan semua kegiatan dan personil yang terlibat dalam pekerjaan ini
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang
diharapkan,
 Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap pengumpulan
data, pengolahan, dan penyajian akhir dari hasil keseluruhan pekerjaan.
 Membuat Laporan dan menjamin bahwa seluruh pekerjaan sesuai dengan KAK.

2. Ahli Teknik Jalan Raya


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan Madya yang dikeluarkan oleh asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh pengembang Jasa Konstrusi (LPJK).

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal seorang sarjana strata 1 (S1) Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
(Disamakan/Diakui/terdaftar) atau yang telah lulus ujian negara atau pergururan tinggi
luar negri yang telah terakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal dari 3 tahun setelah lulus, dalam bidang perencanaan konstruksi jalan/jembatan,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang kePUan dari
LPJK. Dimana tugas utama Ahli Jalan Raya adalah merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknik jalan yang mencakup pelaksanaan
survey, pemilihan trase, perencanaan geometrik, perkerasan jalan dan bangunan
pelengkap yang diperlukan, serta harus menjamin bahwa rencana jalan yang dihasilkan
adalah pilihan yang paling ekonomis dan sesuai dengan standar teknik.

3. Ahli Geologi/Geoteknik
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan/Jembatan/Geoteknik/Geologi Madya
yang dikeluarkan oleh asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh pengembang Jasa
Konstrusi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal seorang sarjana strata 1 (S1) Sipil/Geologi
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi (Disamakan/Diakui/terdaftar) atau yang telah lulus ujian Negara atau
pergururan tinggi luar negri yang telah terakreditasi dan berpengalaman melaksanakan
pekerjaan sejenis minimal dari 2 tahun setelah lulus, dalam bidang perencanaan
konstruksi jalan/jembatan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang kePUan dari LPJK, dimana tugas ahli teknik tanah dan bahan adalah
merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan
penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah,
dan perhitungan-perhitungan mekanika
tanah, serta harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan mekanika tanah yang
dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci
mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas badan jalan untuk tahap perencanaan teknik
jalan dan jembatan.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

4. Ahli Hidrologi/Hidraulika
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan/Jembatan/Keairan/Hidrologi
/Drainase Madya yang dikeluarkan oleh asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh
pengembang Jasa Konstrusi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal seorang sarjana strata 1 (S1) Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
(Disamakan/Diakui/terdaftar) atau yang telah lulus ujian Negara atau pergururan tinggi
luar negri yang telah terakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal dari 2 tahun setelah lulus, dalam bidang perencanaan konstruksi jalan/jembatan,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang kePUan dari
LPJK, dimana tugas ahli teknik hidrologi/ hidraulik adalah merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data
hidrologi, pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan hidrologi
untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi, serta harus menjamin
bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang dihasilkan adalah benar, akurat,
siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai curah hujan dan pola
aliran air permukaan untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan.

5. Ahli Kuantitas & Biaya


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan/Jembatan Madya yang dikeluarkan
oleh asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh pengembang Jasa Konstrusi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal seorang sarjana strata 1 (S1) Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
(Disamakan/Diakui/terdaftar) atau yang telah lulus ujian negara atau pergururan tinggi
luar negri yang telah terakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal dari 2 tahun setelah lulus, dalam bidang perencanaan konstruksi jalan/jembatan,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang kePUan dari
LPJK, dimana tugas quantity & cost estimator adalah melaksanakan semua kegiatan
yang mencakup pengumpulan data harga satuan bahan dan upah, menyiapkan analisa
harga satuan pekerjaan, membuat perhitungan kuantitas pekerjaan jalan dan jembatan,
membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, serta harus menjamin bahwa data,
perhitungan analisa harga satuan dan perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan
adalah benar dan akurat.
5

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

6. Ahli K3 Konstuksi
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli K3 Konstruksi Madya yang dikeluarkan oleh
asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh pengembang Jasa Konstrusi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal seorang sarjana strata 1 (S1) Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
(Disamakan/Diakui/terdaftar) atau yang telah lulus ujian Negara atau pergururan tinggi
luar negri yang telah terakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis
minimal dari 2 tahun setelah lulus, dalam bidang perencanaan konstruksi jalan/jembatan,
diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang kePUan dari
LPJK, diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan
tenaga ahli konsultansi bidang kePUan dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
membantu Team Leader / ketua tim dan menjaga keamanan dan keselamatan kerja.

B.5.4.2.Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Asisten Tenaga Ahli


Dalam melaksanakan pekerjaan ini Tenaga Ahli dibantu oleh beberapa Asisten Tenaga Ahli
untuk mempermudah dan memperlancar pekerjaan dilapangan maupun di kantor adalah :

1. Asisten Ahli Teknik Jalan Raya


Assisten Ahli Teknik Jalan Raya adalah Sarjana Teknik Sipil (S1)/ Teknik Sipil dengan
pengalaman minimum 1 (satu) tahun dalam dalam bidang jalan yang meliputi
perencanaan dan study jalan dan jembatan. Bertugas membantu tugas dari Tenaga Ahli
Jalan Raya tersebut diatas baik kegiatan di lapangan maupun di kantor.

2. Asisten Ahli Geologi/Geoteknik


Asisten Ahli Geologi/Geoteknik adalah Sarjana Teknik Sipil (S1)/ Teknik Sipil dengan
pengalaman minimum 1 (satu) tahun dalam dalam bidang jalan dan jembatan yang
meliputi perencanaan dan study jalan dan jembatan (khususnya dalam penyelidikan
tanah). Bertugas melaksanakan survei penyelidikan tanah, pengumpulan dan pengolahan
(di lapangan dan laboratorium) data penyelidikan tanah dimaksud yang telah ditetapkan
sesuai wilayah tanggung jawab dengan baik, tepat waktu, lengkap dan akurat.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

3. Asisten Ahli Hidrologi


Asisten Ahli Hidrologi adalah Sarjana Teknik Sipil (S1)/ Teknik Sipil dengan pengalaman
minimum 1 (satu) tahun dalam bidang jalan dan jembatan bertugas membantu Ahli
Hidrologi dalam melaksakan pekerjaan perencanaan hidrologi.

4. Asisten Ahli Kuantitas dan Biaya


Asisten Ahli kuantitas adalah Sarjana Teknik Sipil (S1)/ Teknik Sipil dengan pengalaman
minimum 1 (satu) tahun dalam bidang jalan dan jembatan bertugas membantu Ahli
kuantitas dalam melaksakan pekerjaan perhitungan kuantitas.

B.5.4.3.Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Pendukung


Untuk mendukung lancarnya pekerjaan perencanaan ini diperlukan tenaga pendukung
dengan posisi sebagai berikut:

1. Draftman Auto CAD


Berpendidikan minimal STM atau sederajat mempunyai pengalaman dalam bidang
pembuatan gambar teknik sipil (Auto CAD) khususnya jalan dan jembatan. Juru Gambar
bertanggung jawab atas gambar yang dibutuhkan.

2. Operator Komputer
Mempunyai pengalaman dalam bidang pengetikan dangan computer, gambar-gambar
teknik sipil, khususnya jalan raya. Dapat bekerja dengan cepat dengan tingkat ketelitian
yang tinggi dan mampu memperbaiki computer dengan baik, serta menguasai bahasa
program, program autocad dan program coreldraw. Operator Komputer disyaratkan
minimum lulusan STM/SMA/sederajat Negeri atau Swasta.

3. Pesuruh/Office Boy
Office Boy disyaratkan mempunyai pengalaman dan berprilaku baik. Jujur, rajin dan
mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik dengan hasil memuaskan.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Jadwal penugasan personil untuk Pekerjaan Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan
Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten, Tahun Anggaran 2019 sesuai dengan
kerangka acuan kerja dan program kerja konsultan.
Jadwal penugasan dalam bab ini selain untuk Tenaga Ahli (Professional Staff), juga disajikan
penugasan untuk Sub Professional Staff dan Supporting Staff Seluruh personil tersebut akan
ditempatkan penuh waktu, dan juga disesuaikan dengan aktivitas lapangan.
Dimana Jadwal Penugasan Personil ini disusun berdasarkan hubungan erat dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan Fisik dan untuk lebih jelasnya secara keseluruhan dapat dilahat pada
Gambar B.6. Jadwal Penugasan Personil, dibawah ini :.

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

GAMBAR B.6.
JADUAL PENUGASAN PERSONIL
PAKET PR-03, PERENCANAAN TEKNIK PRESERVASI JALAN LONGSEGMEN WILAYAH I DAN SKPD PROVINSI BANTEN

BULAN KE :
No. NAMA JABATAN VOLUME OB I II III IV V IV MM KET.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

A. TENAGA AHLI
1 Ir. Herman T. Kurniawan, MT. Team Leader 1,00 6,00 6,00
2 Syahrizal, ST Ahli Jalan Raya 1,00 6,00 6,00
3 Odjak Maryono, ST Ahli Geologi/Geoteknik 1,00 4,00 4,00
4 Dodi Nurahmat, ST Ahli Hidrologi/Hidrolika 1,00 3,00 3,00
5 Yosef Widiyoko, ST Ahli Kuantitas dan Biaya 1,00 4,00 4,00
6 Ir. Arief Ruspandono Ahli K3 Konstruksi 1,00 3,00 3,00
JUMLAH MAN MONTH TENAGA AHLI 26,00
B. ASISTEN TENAGA AHLI
1 Diisi Kemudian Asisten Ahli Jalan Raya 2,0 6,00 12,00
2 Diisi Kemudian Asisten Ahli Geologi/Geoteknik 1,0 4,00 4,00
3 Diisi Kemudian Asisten Ahli Hidrologi/Hidrolika 1,0 3,00 3,00
4 Diisi Kemudian Asisten Ahli Kuantitas 1,0 4,00 4,00
JUMLAH MAN MONTH ASISTEN TENAGA AHLI 23,00

C. TENAGA PENDUKUNG
1 Diisi Kemudian Draftman (Cad+Analysis) 2,0 6,00 12,00
2 Diisi Kemudian Operator Computer 1,0 6,00 6,00
3 Diisi Kemudian Office Boy 1,0 6,00 6,00
JUMLAH MAN MONTH TENAGA PENDUKUNG 24,00

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra
Paket PR-01, Perencanaan Teknik Preservasi Jalan Longsegmen Wilayah I dan SKPD Provinsi Banten

Pelaksanaan pekerjaan ini menuntut keahlian dan latar belakang pengalaman yang memadai terutama
mengingat batasan-batasan yang diberikan di dalam Kerangka Acuan.

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan di dalam kegiatan ini adalah penerapan metodologi dan
juga cara pelaksanaan kerja yang disesuaikan dengan kriteria perencanaan serta pengenalan terhadap
lokasi pekerjaan.
Jelasnya penghayatan terhadap Kerangka Acuan Pekerjaan dan pengenalan lokasi pekerjaan serta
pengalaman-pengalaman merupakan persyaratan mutlak yang harus dipenuhi.

Kerangka Acuan Pekerjaan yang terdapat di dalam Buku Dokumen Seleksi Umum untuk Pekerjaan
Penyusunan Rencana Teknis Jalan menurut Konsultan lebih kurang sudah cukup lengkap dan jelas.

Beberapa hal – hal yang ingin Konsultan sampaikan disini adalah :


1. Lingkup pekerjaan serta tahapan-tahapan sudah diuraikan dengan rinci dan memadai.
2. Dari segi waktu, mengingat waktu yang tersedia cukup ketat bila dibandingkan dengan pekerjaan yang
harus diselesaikan, maka Konsultan harus mampu melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik
tersebut secara akurat dan tepat waktu, di samping itu harus pula ditunjang dengan adanya jalinan
hubungan komunikasi, koordinasi dan kerjasama yang ketat dan baik dengan pihak Project Officer
sehingga dapat dihindari timbulnya keterlambatan akibat belum adanya kesepakatan dan persetujuan
dari pihak Project Officer terhadap suatu hasil perencanaan.
3. Pada hakekatnya tugas Konsultan Perencanaan adalah menghasilkan desain yang efisien dan
optimal yang didapat dari suatu proses perencanaan dan perancangan yang berdasarkan metode-
metode yang terbaik.Konsultan harus dapat memadukan pertimbangan-pertimbangan dan kaidah-
kaidah yang berlaku dalam proses perencanaan dan perancangan tersebut seperti halnya fungsi,
struktur, bentuk, biaya, waktu dan teknik pelaksanaan.
1

PT. Ottoman Arch (JO) PT. Hegar Daya dan PT. Secon Dwitunggal Putra

Anda mungkin juga menyukai