Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FEBRY ALDI

NPM : 21.11.1001.7312.003

A. PEMANFAATAN BANGUNAN GEDUNG TERHADAP FUNGSI BANGUNAN GEDUNG


a. Fungsi bangunan gedung
(1) Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha,
sosial dan budaya, serta fungsi khusus. (2) Bangunan gedung fungsi
hunian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi bangunan untuk
rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah susun, dan rumah
tinggal sementara.

b.pemanfaatan dalam bangunan gedung


dimana sudah di atur dalam peraturan pemerintah republik indonesia nomo 16
tahun 2021 tentang peraturan pelaksanaan undang- nomor 28 tahun 2002 tentang
bangunan gedung dimana tercantumkan manffat bangunan gedung sebagai berikut :
1. PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA -6- Pemanfaatan Bangunan Gedung
adalah kegiatan memanfaatkan Bangunan Gedung sesuai dengan fungsi
yang telah ditetapkan, termasuk kegiaian pemeliharaan, perawatan, dan
pemeriksaan secara berkala.
2. Pembongkaran adalah kegiatan membongkar atau merobohkan seluruh atau
sebagian Bangunan Gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau
prasarana dan sarananya.
3. Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan Bangunan Gedung
beserta prasarana dan sarananya agar selalu laik fungsi.
4. Pemeriksaan Berkala adalah kegiatan pemeriksaan keandalan seluruh atau
sebagian Bangunan Gedung, komponen, bahan bangunan, danf atau
prasarana dan sarananya dalam tenggang waktu tertentu guna menyatakan
kelaikan fungsi Bangunan Gedung.
5. Pemilik Bangunan Gedung yang selanjutnya disebut Pemilik adalah orang,
badan hukum, kelompok orang, atau perkumpulan, yang menurut hukum sah
sebagai Pemilik Bangunan Gedung.
6. Pemohon adalah Pemilik Bangunan Gedung atau yang diberi kuasa untuk
mengajukan permohonan penerbitan PBG, SLF, RTB , danf atau SBKBG.
7. Pendataan adalah kegiatan pengumpulan data suatu Bangunan Gedung oleh
Pemerintah pusat atau Pemerintah Daerah yang dilakukan secara bersama
dengan proses PBG, proses SLF, dan pembongkaran Bangunan Gedung,
serta mendata dan mendaftarkan Bangunan Gedung yang telah ada.
8. . Pengelola adalah unit organisasi, atau badan usaha yang bertanggung
jawab atas kegiatan operasional Bangunan Gedung, pelaksanaan
pengoperasian dan perawatan sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan secara efisien dan efektif.

c. Pemanfaatan dalam siteplan


Site plan bisa dikategorikan sebagai peta, namun lebih pada penggunaannya
sebagai perencanaan pembangunan. Site plan merupakan gambar dua dimensi yang
memberikan rencana detail pembangunan dengan semua unsur penunjang di
dalamnya, dalam skala batas-batas luas lahan tertentu. Dikutip dari Lawinsider, site
plan adalah gambar berbentuk skala yang disiapkan untuk menggambarkan denah
tanah dan rencana pengunaannya seperti perencanaan area yang akan dijadikan
bangunan, area parkir, jalan, utilitas air, listrik, penerangan, kontur, drainase, dan
sebagainya. Gambar site plan adalah juga harus menunjukkan bangunan baru atau
rencana penambahan di masa depan lengkap dengan garis kontur tanahnya. Dua
elemen paling penting pada site plan adalah kavling tapak dan elemen
pendukungnya. Tapak digunakan pihak pengembang untuk mempromosikan area
yang dipasarkannya. Sementara elemen pendukung site plan adalah merujuk pada
aspek ekosistem maupun faktor utilitas wajib yang menjadi kebutuhan utama bagi
para penghuni rumah di masa depan, sehingga mereka merasa aman dan nyaman.
Selain bermanfaat sebagai perencanaan pembangunan bagi pihak pengembang, site
plan juga berguna bagi calon pembeli. Melalui site plan pula calon pembeli dapat
mengenali lokasi pilihan dengan lebih akurat sesuai seleranya. Dengan begitu, calon
pembeli juga bisa memilih lokasi yang paling tepat dengan mempertimbangkan
fasilitas dan akses terdekat dari lokasi yang dituju.

d. Pemanfaatan ruang luar pada bangunan gedung


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013
TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG pasal 2 :
(1) Perencanaan Tata Ruang dilakukan untuk menghasilkan: a. rencana umum tata
ruang; dan b. rencana rinci tata ruang. (2) Rencana umum tata ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a secara hierarki terdiri atas: a.
rencana tata ruang wilayah nasional; b. rencana tata ruang wilayah provinsi; dan
c. rencana tata ruang wilayah kabupaten dan rencana tata ruang wilayah kota.

B. PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG


PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 29/PRT/M/2006 TENTANG
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PASAL 4
(1) Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi: a. Persyaratan tata bangunan dan
lingkungan yang terdiri dari: 1) Peruntukan lokasi dan intensitas bangunan gedung; 2)
Arsitektur bangunan gedung; 3) Pengendalian dampak lingkungan; 4) Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL); dan 5) Pembangunan bangunan gedung di atas
dan/atau di bawah tanah, air dan/atau prasarana/sarana umum. b. Persyaratan
keandalan bangunan gedung yang terdiri dari: 1) Persyaratan keselamatan bangunan
gedung; 2) Persyaratan kesehatan bangunan gedung; 3) Persyaratan kenyamanan
bangunan gedung; dan 4) Persyaratan kemudahan bangunan gedung. (2) Rincian
persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
pada lampiran peraturan ini merupakan satu kesatuan pengaturan yang tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.

Anda mungkin juga menyukai