Anda di halaman 1dari 7

Hukum Dan Pranata Bangunan

NAMA KELOMPOK :
Gracie Lung Prawira Sakti
M. Rafik Septianur
Yusranda
Fungsi dan Klasifikasi Bangunan
Bangunan memiliki fungsi dan klasifikasi tertentu yang diatur oleh Peraturan
Pemerintah RI No 36 Tahun 2005.

Berikut lima fungsi dan klasifikasi bangunan, yaitu:

1. Fungsi Hunian
Fungsi hunian mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal. Bangunan
gedung fungsi hunian meliputi bangunan untuk rumah tinggal tunggal, rumah
tinggal deret, rumah susun, dan rumah tinggal sementara. Rumah tinggal
sementara dapat berupa asrama dan mess.

Bangunan fungsi hunian dalam wujud rumah, mempunyai kebutuhan minimal


ruang yaitu terdiri dari fungsi publik, fungsi privat, dan fungsi servis.
 Fungsi publik adalah ruang tamu
 Fungsi privat adalah ruang tidur
 Fungsi servis adalah dapur dan MCK.

2. Fungsi Keagamaan
Fungsi keagamaan mempunyai fungsi utama sebagai tempat manusia
melakukan ibadah.
Bangunan gedung fungsi keagamaan meliputi bangunan masjid termasuk
(mushola, gereja termasuk kapel, pura, vihara, dan kelenteng.)

3. Fungsi Usaha
Fungsi usaha mempunyai fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan
usaha. Bangunan gedung fungsi usaha antara lain perkantoran,
peniagaan/perdagangan, perhotelan, perindustrian, pariwisata, terminal, dan
tempat penyimpanan.

4. Fungsi Sosial Budaya


Bangunan gedung fungsi sosial budaya adalah bangunan yang mewadahi
kegiatan dan meningkatkan nilai-nilai sosial dan budaya.

Karakteristik pada bangunan ini adalah pengguna bangunan yang bersifat publik
yang digunakan oleh masyarakat secara luas.

5. Fungsi Khusus
Bangunan gedung fungsi khusus berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatan dengan kerahasiaan tinggi tingkat nasional.
Syarat-Syarat Mendirikan Bangunan

Syarat untuk mendirikan sebuah bangunan terdapat pada Peraturan


Pemerintah No 36 Tahun 2005.

Namun, pendirian bangunan memiliki dua persyaratan, yakni persyaratan


administratif dan persyaratan teknis.

Apa itu PBG?


PBG adalah perizinan yang diberikan kepada pemilik Bangunan Gedung untuk
membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat
Bangunan Gedung sesuai dengan standar teknis Bangunan Gedung.

Dengan dirilisnya aturan tersebut, maka aturan lama soal pendirian bangunan
yang diatur dalam PP Nomor 36 Tahun 2005 tentang IMB resmi dicabut.

Persyaratan Memperoleh PBG Sebagai Pengganti IMB

Pemerintah resmi menghapus IMB yang selama ini menjadi syarat pendirian
bangunan. Hal ini dimuat dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun
2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung.

Dalam PP ini, pemerintah menghapus status Izin Mendirikan Bangunan


(IMB) dan menggantinya dengan Persetujuan Bangunan Gedung (Pasal 24
dan Pasal 185 huruf b Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja.

PBG sekarang menjadi istilah perizinan yang digunakan untuk dapat


membangun bangunan baru atau mengubah fungsi dan teknis bangunan
tersebut. Bagaimana cara dan persyaratan untuk memperoleh PBG?

Di dalam PP tersebut telah dijelaskan bahwa untuk dapat memperoleh PBG,


pemilik bangunan harus memenuhi dua persyaratan yaitu mempunyai dokumen
rencana teknis dan dokumen perkiraan biaya pelaksanaan konstruksi.

Dalam dokumen rencana teknis ini meliputi rencana arsitektur, rencana struktur,
rencana utilitas dan spesifikasi teknis bangunan gedung. Dokumen rencana
arsitektur mencakup:
1. Data penyedia jasa perencana arsitektur
2. Konsep rancangan
3. Gambar rancangan tapak
4. Gambar denah
5. Gambar tampak bangunan gedung
6. Gambar potongan bangunan gedung
7. Gambar rencana tata ruang dalam
8. Gambar rencana tata ruang luar
9. Detail utama dan/atau tipikal

Dokumen rencana struktur meliputi:


1. Gambar rencana struktur bawah termasuk detailnya
2. Gambar rencana struktur atas dan detailnya
3. Gambar rencana basemen dan detailnya
4. Perhitungan rencana struktur dilengkapi dengan data penyelidikan tanah
untuk bangunan gedung lebih dari dua lantai

Dokumen rencana utilitas berisi:


1. Perhitungan kebutuhan air bersih, listrik, penampungan dan pengelolaan air
limbah, pengelolaan sampah, beban kelola air hujan, serta kelengkapan
prasarana dan sarana pada bangunan gedung
2. Perhitungan tingkat kebisingan dan getaran
3. Gambar sistem proteksi kebakaran sesuai dengan tingkat resiko kebakaran
4. Gambar sistem penghawaan atau ventilasi alami dan/atau buatan
5. Gambar sistem transportasi vertikal
6. Gambar sistem transportasi horizontal
7. Gambar sistem informasi dan komunikasi internal dan eksternal
8. Gambar sistem proteksi petir
9. Gambar jaringan listrik yang terdiri dar gambar sumber, jaringan dan
pencahayaan
10.Gambar sistem sanitasi yang terdiri dari sistem air bersih, air limbah dan air
hujan

Selain itu, syarat selanjutnya yang harus dipenuhi yaitu adanya kelengkapan
dokumen berupa perkiraan biaya pelaksanaan konstruksi.
Persyaratan Administratif Bangunan Gedung
Persyaratan administratif bangunan gedung mencakup status tanah, status
kepemilikan, hingga kepastian hukum.

Bangunan gedung yang didirikan harus memperoleh persetujuan dari


pemerintah daerah dalam bentuk izin mendirikan bangunan gedung.

Persyaratan administrasi merupakan salah satu persyaratan dasar dari


pembangunan.

Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif yang


meliputi:

- Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas
tanah;

- Status kepemilikan bangunan gedung; dan

- Izin mendirikan bangunan gedung.

Persyaratan Teknis Bangunan Gedung


Persyaratan teknis bangunan gedung terdiri dari enam hal utama, yaitu:

1. Ketinggian Bangunan
Ketinggian maksimum yang dibolehkan di area tertentu suatu wilayah.

2. Koefisien Dasar Bangunan


Persentase perbandingan antara lantai dasar suatu bangunan dengan luas tanah.

3. Koefisien Daerah Hijau


Persentase perbandingan berupa area terbuka di luar bangunan untuk
penghijauan.

4. Koefisien Lantai Bangunan


Persentase perbandingan luas seluruh lantai bangunan dengan luas lahan.
Koefisien ini menghasilkan jumlah lantai maksimal yang diizinkan untuk
bangunan tersebut.

5. Koefisien Tapak Basement


Persentase perbandingan luas basement dengan lahan yang dimiliki.

6. Garis Sempadan Bangunan


Kamu juga harus memerhatikan soal garis sempadan bangunan, alias
pengaturan jarak antar suatu bangunan dengan bangunan yang lainnya.

Jarak minimum bangunan dengan batas jalan, tepi sungai, dan tepi pantai.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36


TAHUN 2005 'TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG


Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi :

a.status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas
tanah;

b.status kepemilikan bangunan gedung; dan

c.izin mendirikan bangunan gedung.

Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan


persyaratan keandalan bangunan gedung.

Persyaratan administratif dan persyaratan teknis untuk bangunan gedung adat,


bangunan gedung semi permanen, bangunan gedung darurat, dan bangunan
gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan oleh pemerintah
daerah sesuai kondisi sosial dan budaya setempat.

Dalam menetapkan persyaratan bangunan gedung adat sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 ayat (4) dilakukan dengan mempertimbangkan ketentuan
peruntukan, kepadan dan ketinggian, wujud arsitektur tradisional setempat,
dampak lingkungan, serta persyaratan keselamatan dan kesehatan pengguna
dan lingkungannya.

Dalam menetapkan persyaratan bangunan gedung semi-permanen dan darurat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) dilakukan dengan
mempertimbangkan fungsi bangunan gedung yang dlperbolehkan, keselamatan,
dan kesehatan pengguna dan lingkungan, serta waktu maksimum pemanfaatan
bangunan gedung yang bersangkutan.
Dalam menetapkan persyaratan bangunan gedung yang dibangun di lokasi
bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) dilakukan dengan
mempertimbangkan fungsi bangunan gedung, keselamatan pengguna dan
kesehatan bangunan gedung, dan sifat permanensi bangunan gedung yang
diperkenankan.

Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur
dalam peraturan daerah dengan mengacu pada pedoman dan standar teknis yang
berkaitan dengan bangunan gedung yang bersangkutan.

Persyaratan Administratif Bangunan Gedung

Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif


sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) dan sesual dengan peraturan
perundang-undangan.

Setiap bangunan gedung harus didirikan pada tanah yang status kepemilikannya
jelas, baik milik sendiri maupun milik pihak lain.

Dalam hal tanahnya milik pihak lain, bangunan gedung hanya dapat didirikan
dengan izin pemanfaatan tanah dari pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah
dalam bentuk perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah atau pemilik
tanah dengan pemilik bangunan gedung.

Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat paling sedikit
hak dan kewajiban para pihak, luas, letak, dan batas-batas tanah, serta fungsi
bangunan gedung dan jangka waktu pemanfaatan fanah.

Anda mungkin juga menyukai