Anda di halaman 1dari 40

STASIUN

KERETA API

ARINDA LELIANA

MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN (MTP)


POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA
BANGUNAN STASIUN
Indonesian Railway Politecnic
REGULASI
Indonesian Railway Politecnic
UNDANG-UNDANG RI BANGUNAN GEDUNG
DAN CIPTA KARYA
Lingkup Bangunan Gedung: P ersyaratan Bangunan Gedung:
1.perkantoran, termasuk kantor yang 1.Persyaratan lingkungan bangunan gedung meliputi
disewakan; persyaratan-persyaratan ruang terbuka hijau
2.perdagangan, seperti warung, toko, pekarangan, ruang sempadan bangunan, tapak
pasar, dan mal; basement, hijau pada bangunan, sirkulasi dan fasilitas
3.perindustrian, seperti pabrik, parkir, pertandaan, dan pencahayaan ruang luar
laboratorium, dan perbengkelan; bangunan gedung.
4.perhotelan, seperti wisma, losmen, 2.P ersyaratan terhadap dampak lingkungan berpedoman
hostel, motel, dan hotel; kepada Undang-Undang tentang Pengelolaan
5.wisata dan rekreasi, seperti gedung Lingkungan Hidup, tentang kewajiban setiap usaha
pertemuan, olah raga, anjungan, dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan
bioskop, dan gedung pertunjukan; penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisis
6.terminal, seperti terminal angkutan mengenai dampak lingkungan hidup untuk memperoleh
darat, stasiun kereta api, bandara, dan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan.
pelabuhan laut; 3.P ersyaratan teknis pengelolaan dampak lingkungan
7.penyimpanan, seperti gudang, tempat meliputi persyaratan teknis bangunan, persyaratan
pendinginan, dan gedung parkir. pelaksanaan konstruksi, pembuangan limbah cair dan
UNDANG-UNDANG RI BANGUNAN GEDUNG
DAN CIPTA KARYA

Fungsi bangunan gedung meliputi:


1.Bangunan gedung fungsi hunian:bangunan untuk rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah
susun, dan rumah tinggal sementara.
2.Bangunan gedung fungsi keagamaan: masjid, gereja, pura, wihara, dan kelenteng.
3.Bangunan gedung fungsi usaha: bangunan gedung untuk perkantoran, perdagangan,
perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal, dan penyimpanan.
Indonesian

4. Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya: bangunan gedung untuk pendidikan, kebudayaan,
pelayanan kesehatan, laboratorium, dan pelayanan umum.
5.Bangunan gedung fungsi khusus: bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan
Railway

keamanan, dan bangunan sejenis yang diputuskan oleh menteri.


Politecnic

*Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi*


UNDANG-UNDANG RI BANGUNAN GEDUNG
DAN CIPTA KARYA
Aksesibilitas pada bangunan gedung: Aksesibilitas harus m em enuhi fungsi dan
1.jalan masuk persyaratan kinerja Aksesibilitas Bangunan
2. jalan keluar Gedung, yaitu:
3. hubungan horizontal antar ruang, M udah, antara lain kejelasan dalam m encapai
hubungan vertikal dalam bangunan ke lokasi, diberi keterangan dan m enghindari
gedung risiko terjebak;
4. Sarana transportasi vertikal Nyam an, antara lain m elalui ukuran dan syarat
5. P enyediaan akses evakuasi bagi pengguna yang m em adai; Am an, antara lain terpisah
bangunan gedung (kemudahan mencari, dengan jalan ke luar untuk kebakaran,
menemukan, dan menggunakan alat pertolongan kem iringan perm ukaan lantai, serta tangga dan
dalam keadaan darurat bagi penghuni dan bordes yang m em punyai pegangan atau
terutama bagi para penyandang cacat, lanjut usia, pengaman.
dan wanita hamil, terutama untuk bangunan
UNDANG-UNDANG RI BANGUNAN GEDUNG
DAN CIPTA KARYA

Persyaratan bangunan gedung:


1. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis
sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
2. Persyaratan administratif bangunan: persyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan
bangunan gedung, dan izin mendirikan bangunan.
3. Persyaratan teknis bangunan gedung: persyaratan tata bangunan dan persyaratan
keandalan bangunan gedung.
4. Penggunaan ruang di atas dan/atau di bawah tanah dan/atau air untuk bangunan gedung
Indonesian

harus memiliki izin penggunaan sesuai ketentuan yang berlaku.


5. P ersyaratan adm inistratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, bangunan gedung
semi permanen, bangunan gedung darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada
Railway

daerah lokasi bencana ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sesuai kondisi sosial dan
budaya setempat.
Politecnic
UNDANG-UNDANG RI BANGUNAN GEDUNG
DAN CIPTA KARYA

Persyaratan administratif bangunan gedung


Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif:
1. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah;
2. Status kepemilikan bangunan gedung;
3. Izin mendirikan bangunan gedung sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
4. Setiap orang atau badan hukum dapat memiliki bangunan gedung atau bagian bangunan
gedung.
Indonesian

5. Pemerintah Daerah wajib mendata bangunan gedung untuk keperluan tertib pembangunan
dan pemanfaatan.
6. Ketentuan mengenai izin mendirikan bangunan gedung, kepemilikan, dan pendataan
Railway

bangunan gedung diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah


Politecnic
UNDANG-UNDANG RI BANGUNAN GEDUNG
DAN CIPTA KARYA

Persyaratan tata bangunan gedung:


1. Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan
gedung, arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan.
2. Persyaratan tata bangunan ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata bangunan dan
lingkungan oleh Pemerintah Daerah.
3. Ketentuan mengenai tata cara penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan diatur
Indonesian

lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.


Railway
Politecnic
UNDANG-UNDANG RI BANGUNAN GEDUNG
DAN CIPTA KARYA
• Persyaratan arsitektur bangunan gedung:
1. Persyaratan arsitektur bangunan gedung meliputi persyaratan penampilan bangunan
gedung, tata ruang dalam, keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan
gedung dengan lingkungannya, serta pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai-
nilai sosial budaya setempat terhadap penerapan berbagai perkembangan arsitektur
dan rekayasa.
2. Persyaratan penampilan bangunan gedung harus memperhatikan bentuk dan
karakteristik arsitektur dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Indonesian

3. Persyaratan tata ruang dalam bangunan harus memperhatikan fungsi ruang, arsitektur
bangunan gedung, dan keandalan bangunan gedung.
4. Persyaratan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan
Railway

lingkungannya harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung,


ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.
Politecnic

5. Ketentuan mengenai penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, keseimbangan,


dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya diatur lebih lanjut dengan
Peraturan
UNDANG-UNDANG RI BANGUNAN GEDUNG
DAN CIPTA KARYA
Persyaratan pengendalian dampak lingkungan
1. Penerapan persyaratan pengendalian dampak lingkungan hanya berlaku bagi bangunan
gedung yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.
2. Persyaratan pengendalian dampak lingkungan pada bangunan gedung sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Indonesian

.
Railway
Politecnic
AMDAL Wajib Diterapkan Bagi Kriteria Rencana Usaha dan Kegiatan apa?
Pemerintah menetapkan aturan dalam UUPPLH terkait bidang/kegiatan yang wajib menerapkan AMDAL:
1. Rencana Usaha yang Berpotensi Mengubah Bentuk Lahan dan Bentang Alam. Contoh: pengubahan
lahan hutan menjadi lahan kelapa sawit, tentu akan mengubah bentang alam
2. Rencana usaha atau kegiatan yang mengeksploitasi sumber daya alam, contoh: pertambangan
3. Jenis usaha atau kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran serta pemborosan dan
kemerosotan sumber daya. Contoh: pabrik
4. Setiap rencana usaha atau kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, baik
pengaruhnya negatif maupun positif. Jika pengaruhnya positif bagi lingkungan, AMDAL dibuat
untuk memaksimalkan potensi dampak positif tersebut.
5. Jenis rencana usaha atau kegiatan yang berpengaruh terhadap kelestarian kawasan konservatif dan
perlindungan cagar budaya alam. Dasar hukum pelaksanaan AMDAL mengacu pada undang–
undang tentang kelestarian lingkungan.
6. Jenis rencana kegiatan seperti pembuatan dan/atau penggunaan bahan hayati dan nonhayati,
karena merupakan bagian dari lingkungan hidup.
7. Penerapan teknologi yang berpotensi mempengaruhi lingkungan hidup, agar pengaruh negatifnya
terhadap lingkungan bisa dicegah.
8. Setiap kegiatan yang berpotensi mempengaruhi pertahanan negara, karena pertahanan negara
menyangkut keselamatan warga negara.
UNDANG-UNDANG RI BANGUNAN GEDUNG
DAN CIPTA KARYA

Persyaratan keandalan bangunan gedung


1. Persyaratan keandalan bangunan gedung meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan.
2. Persyaratan keandalan bangunan gedung ditetapkan berdasarkan fungsi bangunan gedung.
Indonesian
Railway
Politecnic
PERMEN PERHUBUNGAN PERSYARATAN
TEKNIS BANGUNAN STASIUN KA

Stasiun Kereta Api m erupakan Stasiun kereta api terdiri atas:


prasarana kereta api sebagai tem pat 1. em plasem en stasiun:
pem berangkatan dan pem berhentian a. jalan rel;
kereta api b. fasilitas pengoperasian kereta api;
c. drainase.
Stasiun kereta api m enurut jenisnya 2. bangunan stasiun:
terdiri atas: a. gedung;
Indonesian

1. stasiun penum pang: untuk b. instalasi pendukung;


keperluan naik turun c. peron.
penum pang.
Railway

2. stasiun barang: untuk keperluan Bangunan stasiun kereta api adalah bangunan
bongkar m uat barang untuk keperluan operasional kereta api yang terdiri
3. stasiun operasi: untuk dari gedung, instalasi pendukung dan peron
Politecnic

m enunjang pengoperasian
kereta api.
PERMEN PERHUBUNGAN PERSYARATAN
TEKNIS BANGUNAN STASIUN KA
Syarat teknis bangunan stasiun
a. Gedung Stasiun Kereta Api
1. Gedung Untuk Kegiatan P okok;
2. Gedung untuk Kegiatan Penunjang;
3. Gedung untuk Kegiatan Jasa Pelayanan Khusus.
b. Instalasi pendukung
1. Instalasi Listrik;
2. Instalasi Air;
Indonesian

3. P em adam Kebakaran.
c. Peron
1. P eron Tinggi;
Railway

2. P eron Sedang:
3. Peron rendah.
Politecnic
PERMEN PERHUBUNGAN PERSYARATAN
TEKNIS BANGUNAN STASIUN KA
Syarat penempatan stasiun
1. Lokasi pem bangunan stasiun kereta api sesuai dengan pola operasi perjalanan kereta
api
2. M enunjang operasional sistem perkeretaapian
3. Tidak m engganggu lingkungan
4. M em iliki tingkat keselam atan dan keamanan berdasarkan ketentuan yang berlaku
Indonesian

Syarat teknis pembangunan stasiun

M enjam in konstruksi, m aterial, desain, ukuran dan kapasitas bangunan sesuai dengan standar
Railway

kelayakan, keselam atan dan keamanan serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun
dapat berfungsi secara handal dalam kurun waktu sesuai um ur teknis bangunan.
Politecnic
PERMEN PERHUBUNGAN PERSYARATAN
TEKNIS BANGUNAN STASIUN KA

Gedung stasiun kereta api adalah gedung untuk operasional kereta api yang terdiri dari gedung
untuk kegiatan pokok, gedung untuk kegiatan penunjang dan gedung untuk kegiatan jasa
pelayanan khusus

Fungsi Gedung stasiun kereta api: melayani pengaturan perjalanan kereta api dan pengguna jasa
kereta api.
Indonesian
Railway
Politecnic
PERMEN PERHUBUNGAN PERSYARATAN
TEKNIS BANGUNAN STASIUN KA

GEDUNG PADA BANGUNAN STASIUN MENURUT KEGIATANNYA TERDIRI


ATAS

1. gedung untuk kegiatan 2. gedung untuk kegiatan 3. gedung untuk kegiatan


pokok: adalah gedung yang penunjang: adalah gedung jasa pelayanan: adalah
berfungsi untuk menunjang yang berfungsi untuk gedung yang berfungsi
kegiatan pokok di stasiun m enunjang kegiatan usaha untuk menunjang
merupakan tempat yang penunjang di stasiun kegiatan jasa pelayanan
Indonesian

digunakan untuk: pengaturan merupakan tempat khusus di stasiun


perjalanan kereta api; kegiatan untuk mendukung merupakan tempat
pelayanan kepada pengguna penyelenggaraan kegiatan yang
Railway

jasa kereta api; keamanan perkeretaapian. menyediakan jasa


dan ketertiban; kebersihan pelayanan khusus.
Politecnic

Iingkungan.
PERMEN PERHUBUNGAN PERSYARATAN
TEKNIS BANGUNAN STASIUN KA
JENIS GEDUNG STASIUN KERETA API

Gedung untuk kegiatan pokok, Gedung untuk kegiatan Gedung untuk kegiatan jasa
terdiri atas: penunjang stasiun pelayanan khusus di
1.hall; kereta api, terdiri atas: : stasiun kereta api, terdiri
2. perkantoran kegiatan 1.pertokoan; atas:
stasiun; 2. restoran; 1.ruang tunggu
3. loket karcis; 3. perkantoran; penumpang;
4. ruang tunggu; 4. perparkiran; 2. bongkar m uat barang;
Indonesian

5. ruang inform asi; 5. perhotelan; 3. pergudangan;


6. ruang fasilitas umum; 6. ruang lain yang 4. parkir kendaraan;
7. ruang fasilitas menunjang langsung 5. penitipan barang;
Railway

keselamatan; kegiatan stasiun 6. ruang atm ;


8. ruang fasilitas kereta api 7. ruang lain yang m enunjang
Politecnic

keamanan baik secara langsung


9. ruang fasilitas penyandang m aupun tidak langsung
cacat dan lansia; dan kegiatan stasiun kereta api.
10.ruang fasilitas kesehatan
PERMEN PERHUBUNGAN PERSYARATAN
TEKNIS BANGUNAN STASIUN KA
PERSYARATAN TATA BANGUNAN GEDUNG

Gedung Kegiatan Pokok: Gedung Kegiatan Penunjang Stasiun Kereta


1. Lokasi sesuai dengan pola operasi Api dan Gedung Jasa Pelayanan Khusus di
perjalanan kereta api. Stasiun Kereta Api:
2. Menunjang operasional sistem 1. Lokasi sesuai dengan pola operasi
perkeretaapian. stasiun kereta api.
3. Tata letak ruang sesuai dengan alur 2. Tata letak ruang tidak menggangu alur
proses kedatangan dan keberangkatan proses kedatangan dan keberangkatan
Indonesian

penumpang kereta api serta tidak penumpang kereta api dan pengaturan
mengganggu pengaturan perjalanan perjalanan kereta api.
kereta api. 3. Menunjang kegiatan stasiun kereta api
Railway

4. Tidak mengganggu Iingkungan. dalam rangka pelayanan pengguna


5. Terjamin keselamatan dan keamanan jasa stasiun.
Politecnic

operasi kereta api. 4. Terjamin keselamatan dan keamanan


operasi kereta api.
PERMEN PERHUBUNGAN PERSYARATAN
TEKNIS BANGUNAN STASIUN KA
Persyaratan Teknis Gedung Bangunan Stasiun

1. Konstruksi, material, disain, ukuran dan kapasitas bangunan sesuai dengan standar kelayakan,
keselamanan dan keamanan serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun dapat
berfungsi secara handal.
2. Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan gedung dari bahaya banjir, bahaya petir,
bahaya kelistrikan dan bahaya kekuatan konstruksi.
3. Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan perundangundangan tentang
Indonesian

bangunan, mekanikal elektrik, dan pemipaan gedung (plumbing) bangunan yang berlaku.
4. Luas bangunan ditetapkan untuk:
Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula:
Railway
Politecnic

Gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api, ditetapkan
berdasarkan kebutuhan.
PERMEN PERHUBUNGAN PERSYARATAN
TEKNIS BANGUNAN STASIUN KA
5. Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi tata letak ruang gedung
stasiun, sehingga pengoperasian sarana perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman.
6. Komponen gedung meliputi:
1) gedung atau ruangan;
2) media informasi (papan informasi atau audio);
3) fasilitas umum, terdiri dari: ruang ibadah; toilet; tempat sampah; ruang ibu menyusui.
4) fasilitas keselam atan;
5) fasilitas keamanan;
Indonesian

6) fasilitas penyandang cacat atau lansia;


7) fasilitas kesehatan.
Railway
Politecnic
PERMEN PERHUBUNGAN PERSYARATAN
TEKNIS BANGUNAN STASIUN KA
P ersyaratan teknis gedung stasiun

Gedung Kegiatan P okok:


1. Pengoperasian gedung stasiun harus sesuai dengan alur proses kedatangan dan keberangkatan
penumpang kereta api serta tidak mengganggu pengaturan perjalanan kereta api.
2. M enjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi tata letak ruang gedung
stasiun, sehingga pengoperasian sarana perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman.
3. Pengoperasian gedung stasiun sesuai jam operasional kereta api dan ketersediaan SDM

Gedung Kegiatan Penunjang Stasiun Kereta Api dan Gedung Jasa Pelayanan Khusus Di
Indonesian

Stasiun KeretaApi
4. Tidak mengganggu pergerakan kereta api.
5. Tidak mengganggu pergerakan penumpang dan/atau barang.
Railway

6. Menjaga ketertiban dan keamanan.


7. M enjaga kebersihan lingkungan.
Politecnic

8. Tidak mengganggu bangunan dan Iingkungan sekitar stasiun serta disesuaikan dengan daya
tamping dan kebutuhan
INSTALASI PENDUKUNG BANGUNAN STASIUN

Instalasi pendukung bangunan stasiun kereta api adalah instalasi yang mendukung kegiatan operasional
kereta api. Instalasi pendukung pada bangunan stasiun terdiri atas:
1. Instalasi listrik
2. Instalasi air
3. Instalasi kebakaran
Indonesian
Railway
Politecnic
INSTALASI LISTRIK
Fungsi
Instalasi listrik merupakan peralatan, komponen dan instalasi listrik yang berfungsi untuk mensuplai
dan mendistribusi tenaga Iistrik dalam memenuhi kebutuhan operasional stasiun dan kereta api.

Jenis
1. Jaringan penyediaan Iistrik um um .
2. Sumber tenaga listrik sendiri.

Persyaratan penempatan
Ditem patkan di area di luar dan/atau di dalam gedung stasiun yang m em enuhi standar persyaratan
um um instalasi listrik.
Indonesian

Persyaratan teknis (P ersyaratan Komponen dan Peralatan)


a. Komponen Listrik terdiri atas:
Catu daya utama, Catu daya cadangan, P anel listrik, P eralatan listrik lainnya.
b. Standar komponen dan peralatan listrik sesuai standar persyaratan umum instalasi listrik.
Railway

Persyaratan operasi
1.P eralatan dan kom ponen listrik yang dioperasikan harus am an dan tidak m em bahayakan operasi
Politecnic

stasiun, kereta api dan pengguna jasa.


2. Suplai listrik harus m am pu m encukupi kebutuhan operasi bangunan stasiun dan operasi kereta api
INSTALASI AIR
Fungsi
Instalasi air m erupakan peralatan, kom ponen dan instalasi air yang berfungsi untuk m ensuplai dan
m endistribusi air dalam m em enuhi kebutuhan operasional stasiun dan kereta api

Jenis
1. Instalasi air bersih jaringan penyedia air umum dan olahan
2. Instalasi air kotor atau limbah

Persyaratan penempatan
Ditem patkan di area yang strategis dan terjangka dan m em enuhi persyaratan instalasi air dengan
m em perhatikan letak tata ruang gedung yang tidak m engganggu pergerakan penum pang dan operasional
kereta api.
Indonesian

Persyaratan teknis (P ersyaratan Komponen dan Peralatan)


a. Komponen Listrik terdiri atas:
Catu daya utama, Catu daya cadangan, P anel listrik, P eralatan listrik lainnya.
Railway

b. Standar komponen dan peralatan listrik sesuai standar persyaratan umum instalasi listrik.
Persyaratan operasi
1.P eralatan dan kom ponen listrik yang dioperasikan harus am an dan tidak m em bahayakan operasi
Politecnic

stasiun, kereta api dan pengguna jasa.


2. Suplai listrik harus m am pu m encukupi kebutuhan operasi bangunan stasiun dan operasi kereta api
INSTALASI AIR
Persyaratan teknis (P ersyaratan Persyaratan operasi
pemasangan) a.Instalasi air bersih
a.Instalasi air bersih 1. Ketersediaan air bersih harus mampu memenuhi kebutuhan
1. Sistem air bersih dipasang operasi stasiun dan kereta api.
dengan 2. Sistem distribusi air bersih dalam bangunan Stasiun Kereta Api
mempertimbangkan harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang disyaratkan.
sumber air bersih, kualitas b.Instalasi air kotor
air bersih, sistem distribusi 1. Pertimbangan jenis air limbah dan/atau air kotor diwujudkan
dan penampungannya; dalam bentuk pemilihan sistem pengaliran/pembuangan dan
2. Standar komponen dan penggunaan peralatan yang dibutuhkan.
peralatan air bersih sesuai 2. Pertimbangan tingkat bahaya air limbah dan/atau air kotor
ketentuan di bidang diwujudkan dalam bentuk sistem pengolahan dan
gedung dan bangunan. pembuangannya.
Indonesian

b. Instalasi air kotor 3. Air limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya
1. Sistem pembuangan air tidak boleh digabung dengan air Iimbah domestik.
limbah/air kotor dipasang 4. Air limbah yang berisi bahan beracun dan berbahaya (83) harus
dengan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Railway

mempertimbangkan jenis 5. Air limbah domestik sebelum dibuang ke saluran terbuka harus
dan tingkat bahaya. diproses sesuai dengan pedoman dan standar teknis yang berlaku
2. Standar komponen dan c.Komponen instalasi air
Politecnic

peralatan instalasi air kotor 1. Pipa air;


sesuai ketentuan di bidang 2. Peralatan instalasi;
lingkungan hidup 3. Penampungan air; dan
4. Fasilitas dan peralatan instalasi air lainnya
PEMADAM KEBAKARAN
Fungsi
Sebagai fasilitas pemadam kebakaran jika terjadi gejala atau kebakaran di gedung stasiun kereta api.

Jenis
1. Hydran dengan selang dan/atau tabung.
2. Sprinkle.

Persyaratan penempatan
Ditem patkan di area yang strategis dan terjangkau jika terjadi kebakaran dengan m em perhatikan letak tata
ruang gedung yang tidak m engganggu pergerakan penum pang dan operasional kereta api.
Indonesian Railway Politecnic

Persyaratan teknis
a. Komponen instalasi kebakaran meliputi:
1. tabung pemadam kebakaran;
2. selang tabung; dan
3. fasilitas dan peralatan pemadam kebakaran lainnya.
b. P ersyaratan pemasangan, penempatan dan operasi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) yang berlaku di bidang pemadam kebakaran..
PERON STASIUN

Peron adalah bangunan yang terletak di samping jalur kereta api yang berfungsi untuk naik turun
penumpang

Fungsi
Sebagai tem pat yang digunakan untuk aktifitas naik turun penumpang kereta api.

Persyaratan penempatan
1. Di tepi jalur (side platform)
Indonesian Railway Politecnic

2. Di antara dua jalur (island platform)


PERON STASIUN
Persyaratan teknis peron

Persyaratan Pembangunan

a. Tinggi
1. P eron tinggi: tinggi peron 1000 mm, diukur dari kepala rel;
2. P eron sedang: tinggi peron 430 mm, diukur dari kepala
rel;
3. P eron rendah: tinggi peron 180 mm, diukur dari kepala reI.
b. Jarak tepi peron ke as jalan rel
1. P eron tinggi: 1600 mm (untuk jalan rellurusan) dan 1650 mm (untuk jalan rei lengkungan);
Indonesian Railway Politecnic

2. P eron sedang: 1350 mm; dan


3. P eron rendah: 1200 mm.

c. P anjang peron sesuai dengan


rangkaian terpanjang kereta api
penumpang yang beroperasi.
d. Lebar peron dihitung berdasar jumlah
penumpang dengan menggunakan
formula:
TERIMA
ARINDA LELIANA

KASIH

Anda mungkin juga menyukai