Anda di halaman 1dari 55

KELOMPOK 1

Tugas MINGGU-13:
UU RI NO. 28 TAHUN 2002
PP RI NO. 16 TAHUN 2021
ANGGOTA KELOMPOK
Kelompok 1

Farrel Dylan F. Daffira Ceisya Y.A JUAN ARVIANTO Virya budiman kusuma
2010107004 2010107017 2010107008 1910107003

AHKK| 02
OUTLINE
UU NO. 28 TAHUN 2002 Tentang Bangunan Gedung

1 Ketentuan Umum 6 Peran Masyarakat

2 Asas, Tujuan, dan Lingkup 7 Pembinaan

3 Fungsi Bangunan Gedung 8 Sanksi

4 Persyaratan Bangunan Gedung 9 Ketentuan Peralihan

5 Penyelenggaraan Bangunan Gedung 10 Ketentuan Penutup

AHKK| 03
KETENTUAN UMUM
Bangunan Gedung Perawatan Pembongkaran
Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya yang Kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti Kegiatan membongkar atau
berfungsi sebagai tempat manusia melakukan bagian bangunan gedung, komponen, bahan merobohkan seluruh atau sebagian
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung, komponen,
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, bangunan gedung tetap laik fungsi. bahan bangunan, dan/atau
kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. prasarana dan sarananya.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung Pemanfaatan Bangunan Gedung Pemeliharaan


Kegiatan pembangunan yang meliputi proses Kegiatan memanfaatkan bangunan gedung Kegiatan menjaga keandalan
perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan, bangunan gedung beserta
serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan termasuk kegiatan pemeliharaan, perawatan, prasarana dan sarananya agar
pem-bongkaran. dan pemeriksaan secara berkala. selalu layak fungsi.

Pelestarian Pemeriksaan Berkala Prasarana dan sarana


Kegiatan perawatan, pemugaran, serta
Kegiatan pemeriksaan keandalan seluruh atau Fasilitas kelengkapan di dalam dan
pemeliharaan bangunan gedung dan
sebagian bangunan gedung, komponen, bahan di luar bangunan gedung yang
lingkungannya untuk mengembalikan keandalan
bangunan, dan/atau prasarana dan sarananya mendukung pemenuhan
bangunan tersebut sesuai dengan aslinya atau
dalam tenggang waktu tertentu guna terselenggaranya fungsi bangunan
sesuai dengan keadaan menurut periode yang
menyatakan kelaikan fungsi bangunan gedung. gedung.
dikehendaki.

AHKK| 02
KETENTUAN UMUM
Pengguna Bangunan Gedung Pemerintah Daerah
Pemilik bangunan gedung dan/atau bukan
pemilik bangunan gedung berdasarkan kesepa- Kepala daerah kabupaten atau kota beserta
katan dengan pemilik bangunan gedung, yang perangkat daerah otonom yang lain sebagai
menggunakan dan/atau mengelola bangunan badan eksekutif daerah, kecuali untuk Provinsi
gedung atau bagian bangunan gedung sesuai Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah gubernur.
dengan fungsi yang ditetapkan.

Pemilik Bangunan Gedung Pengkaji Teknis


Orang, badan hukum, kelompok orang, atau Orang perorangan atau badan hukum yang
perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagai mempunyai sertifikat keahlian untuk
pemilik bangunan gedung. melaksanakan pengkajian teknis atas kelaikan
fungsi bangunan gedung.

Masyarakat Pemerintah Pusat


Perorangan, kelompok, badan hukum atau usaha,
dan lembaga atau organisasi yang kegiatannya di Selanjutnya disebut Pemerintah, adalah
bidang bangunan gedung, termasuk masyarakat perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia
hukum adat dan masyarakat ahli, yang yang terdiri dari Presiden beserta para menteri.
berkepentingan dengan penyelenggaraan
bangunan gedung.

AHKK| 02
ASAS, TUJUAN, LINGKUP
Asas Tujuan Lingkup

Asas Kemanfaatan 1 Mewujudkan bangunan Fungsi


gedung yang fungsional dan
sesuai dengan tata bangunan
Asas Keselamatan gedung yang serasi dan selaras Persyaratan
dengan lingkungannya.
Asas Keseimbangan Penyelenggaraan
2 Mewujudkan tertib
penyelenggaraan bangunan
Asas Keserasian gedung yang menjamin Peran Masyrakat
bangunan Gedung keandalan teknis gedung dari
dengan Lingkungannya segi keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan. Pembinaan

3 Mewujudkan kepastian hukum


dalam penyelenggaraan
bangunan gedung.

AHKK| 02
FUNGSI BANGUNAN GEDUNG

1 Fungsi Hunian 2 Fungsi Keagamaan 3 Fungsi Usaha


Rumah tinggal tunggal, rumah Masjid, gereja, pura, wihara, perkantoran, perdagangan,
tinggal deret, rumah susun, dan kelenteng. perindustrian, perhotelan,
dan rumah tinggal sementara. wisata dan rekreasi, terminal,
dan penyimpanan.

AHKK| 02
FUNGSI BANGUNAN GEDUNG

4 Fungsi Sosial dan Budaya 5 Fungsi Khusus


Pendidikan, kebudayaan, pelayanan Reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan
kesehatan, laboratorium, dan pelayanan keamanan, dan bangunan sejenis yang
umum. diputuskan oleh menteri.

AHKK| 02
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Persyaratan Administratif Bangunan Gedung
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif yang meliputi:
Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah
Status kepemilikan bangunan gedung
Izin mendirikan bangunan gedung sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Pemerintah Daerah wajib mendata bangunan gedung untuk keperluan tertib


pembangunan dan pemanfaatan.

AHKK| 02
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Persyaratan Peruntukkan dan Intensitas Bangunan Gedung
Pasal 10 Pasal 11
Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan Persyaratan peruntukan lokasi sebagaimana
gedung sebagai-mana dimaksud dalam Pasal 9 ayat dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dilaksanakan
(1) meliputi persyaratan peruntukan lokasi, berdasarkan ketentuan tentang tata ruang.
kepadatan, ketinggian, dan jarak bebas bangunan Bangunan gedung yang dibangun di atas, dan/atau
gedung yang ditetapkan untuk lokasi yang di bawah tanah, air, dan/atau prasarana dan sarana
bersangkutan. umum tidak boleh mengganggu keseimbangan
lingkungan, fungsi lindung kawasan, dan/atau
Pemerintah Daerah wajib menyediakan dan fungsi prasarana dan sarana umum yang
memberikan informasi secara terbuka tentang bersangkutan.
persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan Ketentuan mengenai pembangunan bangunan
gedung bagi masyarakat yang memerlukannya. gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

AHKK| 02
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung
Persyaratan arsitektur bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
meliputi persyaratan penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, keseimbangan,
keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya, serta
pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai-nilai sosial budaya setempat terhadap
penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa.
Persyaratan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan
lingkungannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mempertimbangkan
terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi,
dan selaras dengan lingkungannya.
Persyaratan tata ruang dalam bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
memperhatikan fungsi ruang, arsitektur bangunan gedung, dan keandalan bangunan
gedung.

Pasal 14

AHKK| 02
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Persyaratan Pengendalian Dampak Lingkungan
Pasal 15
Penerapan persyaratan pengendalian dampak lingkungan hanya berlaku bagi bangunan
gedung yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.
Persyaratan pengendalian dampak lingkungan pada bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

AHKK| 02
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Persyaratan Keselamatan
Pasal 17 Pasal 19
Persyaratan keselamatan bangunan gedung Pengamanan terhadap bahaya kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dilakukan dengan sistem proteksi pasif
meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3)
meliputi kemampuan stabilitas struktur dan
untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan
elemennya, konstruksi tahan api,
bangunan gedung dalam mencegah dan kompartemenisasi dan pemisahan, serta
menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir. proteksi pada bukaan yang ada untuk menahan
Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam dan membatasi kecepatan menjalarnya api dan
mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran asap kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan Pengamanan terhadap bahaya kebakaran
kemampuan bangunan gedung untuk melakukan dilakukan dengan sistem proteksi aktif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3)
pengamanan terhadap bahaya kebakaran melalui
meliputi kemampuan peralatan dalam
sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif. mendeteksi dan memadamkan kebakaran,
pengendalian asap, dan sarana penyelamatan
kebakaran.

AHKK| 02
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Persyaratan Kesehatan
Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi
persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung.

Sistem penghawaan sebagaimana dimaksud Penggunaan bahan bangunan gedung


dalam Pasal 21 merupakan kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 harus
sirkulasi dan pertukaran udara yang harus aman bagi kesehatan pengguna bangunan
disediakan pada bangunan gedung melalui gedung dan tidak menimbulkan dampak
bukaan dan/atau ventilasi alami dan/atau negatif terhadap lingkungan.
ventilasi buatan Ketentuan mengenai penggunaan bahan
Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan bangunan gedung sebagaimana dimaksud
kesehatan, pendidikan, dan bangunan dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
pelayanan umum lainnya harus mempunyai Peraturan Pemerintah.
bahan untuk ventilasi alami.
Ketentuan mengenai sistem penghawaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
AHKK| 02
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Persyaratan Kenyamanan
Persyaratan kenyamanan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1)
meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan antarruang, kondisi udara dalam ruang,
pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan.
Kenyamanan hubungan antarruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tingkat
kenyamanan yang diperoleh dari tata letak ruang dan sirkulasi antarruang dalam bangunan
gedung untuk terselenggaranya fungsi bangunan gedung.
Kenyamanan kondisi udara dalam ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan
tingkat kenyamanan yang diperoleh dari temperatur dan kelembaban di dalam ruang untuk
terselenggaranya fungsi bangunan gedung.

AHKK| 02
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Persyaratan Kemudahan
Persyaratan kemudahan sebagaimana dimaksud dalam Penyediaan mengenai jumlah, ukuran dan konstruksi
Pasal 16 ayat (1) meliputi kemudahan hubungan ke, dari, teknis pintu dan koridor disesuaikan dengan fungsi
dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan ruang bangunan gedung.
prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan Bangunan gedung yang bertingkat harus menyediakan
gedung. tangga yang menghubungkan lantai yang satu dengan
Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan yang lainnya dengan mempertimbangkan kemudahan,
gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna
tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, Kemudahan hubungan vertikal dalam bangunan gedung,
aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat dan termasuk sarana transportasi vertikal sebagaimana
lanjut usia. dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) berupa penyediaan
Kelengkapan prasarana dan sarana sebagaimana tangga, ram, dan sejenisnya serta lift dan/atau tangga
dimaksud dalam ayat (1) pada bangunan gedung untuk berjalan dalam bangunan gedung
kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang
cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi,
toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas
komunikasi dan informasi.
Kemudahan hubungan horizontal antarruang dalam
bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 ayat (2) merupakan keharusan bangunan gedung
untuk menyediakan pintu dan/atau koridor antar ruang.
AHKK| 02
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Persyaratan Bangunan Gedung Fungsi Khusus
Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung fungsi khusus, selain harus
memenuhi ketentuan dalam Bagian Kedua, Bagian Ketiga, dan Bagian Keempat pada Bab ini, juga
harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis khusus yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang.

AHKK| 02
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
(I) Pembangunan
Pembangunan bangunan gedung dapat
dilakukan baik di tanah milik sendiri
maupun di tanah milik pihak lain.
Pembangunan bangunan gedung
diselenggarakan melalui tahapan
perencanaan dan pelaksanaan beserta
pengawasannya.

Dalam pembangunan gedung ada, Pembangunan dilakukan berdasarkan


perjanjian tertulis antara pemilik tanah
Pengesahan rencana dan pemilik bangunan gedung.

Pengesahan rencana teknis bangunan Pengesahan rencana teknis bangunan


gedung untuk kepentingan umum gedung fungsi khusus ditetapkan oleh
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah pemerintah setelah mendapat
setelah mendapat pertimbangan teknis pertimbangan teknis tim ahli.
dari tim ahli.

AHKK| 02
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
(II) Pemanfaatan

Pemanfaatan Bangunan Gedung

Pemanfaatan bangunan gedung


Pemeliharaan, perawatan, dan
dilakukan oleh pemilik atau pengguna
pemeriksaan secara berkala pada
bangunan gedung setelah bangunan
bangunan gedung harus dilakukan agar
gedung tersebut dinyatakan memenuhi
tetap memenuhi persyaratan laik fungsi.
persyaratan laik fungsi. pengawasannya

Dalam pemanfaatan bangunan gedung,


Pembangunan bangunan gedung dapat pemilik atau pengguna bangunan gedung
dilakukan baik di tanah milik sendiri mempunyai hak dan kewajiban
maupun di tanah milik pihak lain. sebagaimana diatur dalam undang-
undang ini.

AHKK| 02
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
(III) Pelestarian
Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai
cagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
harus dilindungi dan dilestarikan.

Penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang


dilindungi dan dilestarikan, dilakukan oleh Pemerintah Daerah
dan/atau Pemerintah dengan memperhatikan ketentuan
perundang-undangan.

Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, Perbaikan, pemugaran, dan pemanfaatan


perlindungan, serta pemeliharaan atas bangunan gedung dan lingkungan cagar
bangunan gedung dan lingkungannya, budaya yang dilakukan menyalahi
hanya dapat dilakukan sepanjang tidak ketentuan fungsi dan/atau karakter cagar
mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya, harus dikembalikan sesuai dengan
budaya yang dikandungnya. peraturan perundang-undangan.

AHKK| 02
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
(IV) Pembongkaran

Bangunan gedung dapat dibongkar apabila : Bangunan gedung yang dapat dibongkar
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
a. tidak laik fungsi dan tidak dapat berdasarkan hasil pengkajian teknis.
diperbaiki

b. dapat menimbulkan bahaya dalam


pemanfaatan bangunan gedung dan/atau
lingkungannya Pengkajian teknis bangunan gedung,
kecuali untuk rumah tinggal, dilakukan
c. tidak memiliki izin mendirikan oleh pengkaji teknis dan pengadaannya
bangunan. menjadi kewajiban pemilik bangunan
gedung.

Pembongkaran bangunan gedung yang


mempunyai dampak luas terhadap
keselamatan umum dan lingkungan
harus dilaksanakan berdasarkan rencana
teknis pembongkaran yang telah
disetujui oleh Pemerintah Daerah.

AHKK| 02
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
Hak dan Kewajiban Pemilik dan Penggunan Bangunan Gedung
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan gedung
mempunyai hak:

a. mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Daerah atas rencana


teknis bangunan gedung yang telah memenuhi persyaratan;
b. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan
perizinan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
c. mendapatkan surat ketetapan bangunan gedung dan/atau
lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan dari Pemerintah Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik
Daerah; bangunan gedung mempunyai kewajiban:
d. mendapatkan insentif sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dari Pemerintah Daerah karena bangunannya
ditetapkan sebagai bangunan yang harus dilindungi dan a. menyediakan rencana teknis bangunan gedung yang
dilestarikan; memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan
e. mengubah fungsi bangunan setelah mendapat izin tertulis dari fungsinya;
Pemerintah Daerah; b. memiliki izin mendirikan bangunan (IMB);
f. mendapatkan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundang- c. melaksanakan pembangunan bangunan gedung
undangan apabila bangunannya dibongkar oleh Pemerintah sesuai dengan rencana teknis yang telah disahkan dan
Daerah atau pihak lain yang bukan diakibatkan oleh kesalahannya. dilakukan dalam batas waktu berlakunya izin
mendirikan bangunan;
d. meminta pengesahan dari Pemerintah Daerah atas
perubahan rencana teknis bangunan gedung yang
terjadi pada tahap pelaksanaan bangunan.

AHKK| 02
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
Hak dan Kewajiban Pemilik dan Penggunan Bangunan Gedung
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik dan pengguna
bangunan gedung mempunyai hak :

a. mengetahui tata cara/proses penyelenggaraan bangunan Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik dan pengguna
gedung bangunan gedung mempunyai kewajiban:
b. mendapatkan keterangan tentang peruntukan lokasi dan
intensitas bangunan pada lokasi dan/atau ruang tempat
bangunan akan dibangun; a. memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan
c. mendapatkan keterangan tentang ketentuan persyaratan fungsinya;
keandalan bangunan gedung; b. memelihara dan/atau merawat bangunan gedung
d. mendapatkan keterangan tentang ketentuan bangunan gedung secara berkala;
yang laik fungsi; c. melengkapi pedoman/petunjuk pelaksanaan
e. mendapatkan keterangan tentang bangunan gedung dan/atau pemanfaatan dan pemeliharaan bangunan gedung;
lingkungan yang harus dilindungi dan dilestarikan. d. melaksanakan pemeriksaan secara berkala atas
kelaikan fungsi bangunan gedung.
e. memperbaiki bangunan gedung yang telah ditetapkan
tidak laik fungsi;
f. membongkar bangunan gedung yang telah ditetapkan
tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki, dapat
menimbulkan bahaya dalam pemanfaatannya, atau
tidak memiliki izin mendirikan bangunan, dengan tidak
mengganggu keselamatan dan ketertiban umum.

AHKK| 02
PERAN MASYARAKAT
dalam penyelenggaraan bangunan gedung

memantau dan menjaga ketertiban


penyelenggaraan

menyampaikan pendapat dan


memberi masukan kepada Pemerintah
pertimbangan kepada instansi yang
dan/atau Pemerintah Daerah dalam
berwenang terhadap penyusunan
penyempurnaan peraturan, pedoman,
rencana tata bangunan dan lingkungan,
dan standar teknis di bidang bangunan
rencana teknis bangunan gedung
gedung
tertentu, dan kegiatan penyelenggaraan
yang menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan

melaksanakan gugatan perwakilan


terhadap bangunan gedung yang
mengganggu, merugikan, dan/atau
membahayakan kepentingan umum.

AHKK| 02
PEMBINAAN
Pemerintah menyelenggarakan
pembinaan bangunan gedung secara
nasional untuk meningkatkan
Pemerintah
pemenuhan persyaratan dan tertib
penyelenggaraan bangunan gedung.
Daerah

SEBAGIAN

Penyelenggaraan
Pelaksanaan Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam
melaksanakan pembinaan, melakukan
pemberdayaan masyarakat yang belum mampu
untuk memenuhi persyaratan sebagaimana
dilakukan bersama-sama dengan masyarakat yang terkait
dimaksud dalam Bab IV
dengan bangunan gedung.

AHKK| 02
SANKSI
PASAL 44
"Pemilik atau pengguna yang melanggar kewajiban pemenuhan fungsi,
persyaratan, atau penyelenggaraan bangunan gedung sesuai undang-undang
dapat dikenai sanksi administratif atau pidana."

PASAL 45
"Sanksi administratif Pasal 44 dapat berupa peringatan tertulis, pembatasan
kegiatan pembangunan, penghentian pekerjaan pembangunan, penghentian
pemanfaatan bangunan, pembekuan atau pencabutan izin mendirikan
bangunan, serta perintah pembongkaran. Selain itu, pelanggaran dapat dikenai
sanksi denda maksimal 10% dari nilai bangunan, dengan jenis sanksi ditentukan
berdasarkan berat pelanggaran. Tata cara pengenaan sanksi diatur lebih lanjut
oleh Peraturan Pemerintah."

AHKK| 02
SANKSI
PASAL 46
"Pemilik atau pengguna bangunan yang melanggar undang-undang ini dapat dihukum dengan
pidana penjara maksimal 3 tahun dan/atau denda hingga 10% dari nilai bangunan jika
menyebabkan kerugian harta benda orang lain. Untuk kecelakaan yang mengakibatkan cacat
seumur hidup, hukuman bisa menjadi maksimal 4 tahun penjara dan/atau denda hingga 15%.
Sementara itu, jika tindakan tersebut mengakibatkan kematian orang lain, hukuman dapat
mencapai 5 tahun penjara dan/atau denda hingga 20%. Dalam proses peradilan, hakim
mempertimbangkan pendapat dari tim ahli bangunan gedung. Tata cara pengenaan sanksi diatur
lebih lanjut oleh Peraturan Pemerintah."

PASAL 47
"Setiap pelanggar ketentuan undang-undang ini yang menyebabkan bangunan tidak laik
fungsi dapat dipidana kurungan dan/atau denda. Pidana kurungan dan denda
bervariasi, mencakup hingga 1% dari nilai bangunan jika menimbulkan kerugian harta
benda, hingga 2% jika mengakibatkan kecelakaan dengan cacat seumur hidup, dan
hingga 3% jika menyebabkan kematian. Tata cara pengenaan sanksi diatur lebih lanjut
oleh Peraturan Pemerintah."

AHKK| 02
KETENTUAN PERALIHAN

PASAL 48
"Peraturan perundang-undangan terkait bangunan gedung yang tidak
bertentangan dengan undang-undang ini tetap berlaku. Izin bangunan yang telah
dikeluarkan sebelum undang-undang ini berlaku masih berlaku. Bangunan yang
telah berdiri namun belum memiliki izin saat undang-undang ini berlaku harus
memperoleh sertifikat laik fungsi sesuai ketentuan undang-undang ini."

AHKK| 02
KETENTUAN PENUTUP

PASAL 49
"Undang-undang ini berlaku setahun setelah diundangkan dan dicantumkan
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia."

AHKK| 02
BAB
PP NO. 16 TAHUN 2021 Tentang Peraturan Pelaksanaan
UU. No 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

1 Ketentuan Umum 5 Peran Masyarakat

2 Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung 6 Pembinaan

3 Standar Teknis Bangunan Gedung 7 Ketentuan Peralihan

4 Proses Penyelenggaraan Bangunan Gedung 8 Ketentuan Penutup

AHKK| 03
MUATAN SUBSTANSI PP 16/2021
Standar Teknis Bangunan Gedung
Mengatur tentang ketentuan standar teknis BG dalam setiap tahapan penyelenggaraan, mulai dari perencanaan dan
perancangan, pelaksanaan konstruksi, pemanfataan, pembongkaran, termasuk ketentuan mengenai BGCB, BGFK, BGN, BGH.
ketentuan dokumen dan ketentuan pelaku penyelenggaraan bangunan gedung.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung


Mengatur tentang ketentuan setiap tahap penyelenggaraan bangunan gedung mulai dari perencanaan, pelaksanaan kosntruksi,
pemanfataan hingga pembongkaran termasuk mekanisme penertbitan.

Mekanisme Penerbitan: dilakukan secara daring melalui Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung (SIMBG)

Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Gedung (SBKBG)

Sertfikat Laik Fungsi (SLF) Persetujuan Rencana Teknis Pembongkaran (RTB)

AHKK| 03
IMPLEMENTASI PP 16/2021
Sistem Informasi Bangunan Gedung (SIMBG)
Proses Penyelenggaraan Bangunan Gedung dilaksanakan pembinaan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota melalui SIMBG.

Tahapan Pembinaan:

Konsultasi Penerbitan Pelaksanaan Penerbitan Penerbitan Persetujuan Pendataan


bersama TPA PBG Inspeksi SLF SBKBG RTB BG

Manfaat SIMBG:

1 Meningkatkan pelayanan penerbitan PBG dan SLF kepada Masyarakat dengan pendekatan Sistem Online di Daerah

2 Melakukan standardisasi regulasi terkait penyelenggaraan bangunan gedung di Indonesia

3 Menyederhanakan dan mempermudah penerbitan PBG dan SLF sesuai dengan peraturan yang berlaku

AHKK| 02
IMPLEMENTASI PP 16/2021
Penyelenggaraan PBG

Pemenuhan kelengkapan Pemeriksaan Pemeriksaan Dokumen Perhitungan Teknis


Standar Teknis Kelengkapan Rencana Teknis Retribusi

Permohonan PBG Sekretariat TPA/TPT Sekretariat

Penerbitan Pembayaran Penetapan Retribusi dan Surat


PBG Retribusi Pemenuhan Standar Teknis

Sekretariat Pemohon Kepala Dinas

*Pemeriksaan dokumen rencana teknis dilakukan paling banyak 5 kali dalam kurun. waktu paling lama 28 hari kerja

AHKK| 02
IMPLEMENTASI PP 16/2021
Penyelenggaraan SLF
SLF adalah sertifikat yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk menyatakan kelaikan fungsi Bangunan Gedung sebelum
dapat dimanfaatkan.

Penerbitan SLF berdasarkan pada:

Kompleksitas dan Ketinggian Kepala Dinas


Kondisi Bangunan Gedung
Bangunan Gedung

Bangunan Gedung Sederhana Bangunan Gedung Baru


Bangunan Gedung Tidak Sederhana Bangunan Gedung Lama (Existing)

AHKK| 02
IMPLEMENTASI PP 16/2021
Penyelenggaraan SLF

Bangunan Gedung Baru:

Struktur
Struktur Testing
Basemen Atas, Ars,
Bawah Commisioning
dan MEP

Surat Pernyataan Penerbitan SLF


Penerbitan PBG Pelaksanaan Konstruksi
Kelaikan Fungsi dan SBKBG

Kepala Dinas

Pengawasan oleh Penyedia Jasa


Pengawasan atau Manajemen Konstruksi atau Pemiliki
(untuk BG Sederhana)

AHKK| 02
IMPLEMENTASI PP 16/2021
Penyelenggaraan SLF

Bangunan Gedung Lama (Existing):

Pemeriksaan Kelaikan Fungsi BG oleh Penyedia Jasa Surat Pernyataan Penerbitan SLF
Pengkaji Teknis atau TPT (untuk BG Sederhana) Kelaikan Fungsi Perpanjangan

Pemanfaatan Bangunan gedung

AHKK| 03
IMPLEMENTASI PP 16/2021
Pelaku Penyelenggara Bangunan Gedung

Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemerintah daerah perlu menyiapkan :

Tim profesi ahli Tim yang terdiri atas profesi ahli yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah Kab/Kota untuk memberikan
(TPA) pertimbangan teknis dalam penyelenggaraan bangunan gedung.

Tim penilai teknis Tim yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah Kab/Kota yang terdiri atas instansi terkait penyelenggara
(TPT) bangunan gedung untuk memberikan pertimbangan teknis dalam proses penilaian dokumen rencana teknis
bangunan gedung dan rencana teknis pembongkaran berupa rumah tinggal 1 lantai dengan luas paling
banyak 72 m2 dan rumah tinggal 2 lantai dengan luas paling banyak 90 m2, serta pemeriksaan dokumen
permohonan sertifikat laik fungsi perpanjangan.

Orang perseorangan yang memiliki kompetensi dan diberi tugas oleh Pemerintah pusat atau Pemerintah
Pemilik daerah sesuai kewenangannya melakukan inspeksi terhadap penyelenggaraan bangunan gedung.

AHKK| 02
IMPLEMENTASI PP 16/2021
Pelaku Penyelenggara Bangunan Gedung

Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemerintah daerah perlu menyiapkan :

Tim atau perseorangan yang ditetapkan oleh kepala dinas teknis untuk mengelola
Sekretariat pelaksanaan tugas TPA, TPT, dan Pemilik

Pengelola teknis Tenaga teknis kementrian dan/atau organisasi perangkat daerah yang bertanggung jawab dalam
pembinaan bangunan gedung negara, yang ditugaskan untuk membantu kementrian/ lembaga
bangunan gedung negara dan/atau organisasi/perangkat daerah dalam pembangunan bangunan gedung negara.

AHKK| 02
IMPLEMENTASI PP 16/2021
Penyedia Jasa Kosntruksi pada Bangunan Gedung
Penyedia Jasa Rencana

Penyedia Jasa
Pelaksanaan

Penyedia Jasa
Pemeliharaan dan
Perawatan

Penyedia Jasa
Pengawasan Konstruksi

Penyedia Jasa
Manajemen Konstruksi

Penyedia Jasa
Pembongkaran
Bangunan Gedung

AHKK| 02
IMPLEMENTASI PP 16/2021
Penyedia Jasa Pengkaji Teknis
Pengkaji Teknis adalah orang perseorangan atau Penugasan Pengkaji Teknis
badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun
dilakukan oleh pemilik atau
pengguna melalui kontrak
tidak berbadan hukum, yang mempunyai sertifikat kerja
kompetensi kerja ahli atau sertifikat bedan usaha
untuk melaksanakan pengkajian teknis atas kelaikan
fungsi Bangunan Gedung.

Tugas
Melakukan pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung dalam rangka pemeriksaan
pemenuhan standar teknis untuk penerbitan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
yang sudah ada (Existing) dan Sertifikat Laik Fungsi perpanjangan; dan/atau melakukan
pemeriksaan berkala Bangunan Gedung

AHKK| 02
IMPLEMENTASI PP 16/2021
Standar Teknis Pengkaji Teknis

Standar Teknik untuk Penyedia Jasa Perseorangan :


Memiliki pendidikan paling rendah sarjana dalam bidang teknik arsitektur dan/atau teknik sipil-
Memiliki pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun dalam melakukan pengkajian teknis, pemeliharaan,
perawatan, pengoperasian, dan/atau pengawas konstruksi Bangunan Gedung
Memiliki keahlian pengkajian teknis dalam bidang arsitektur, struktur, dan/atau utilitas yang dibuktikan
dengan sertifikat kompetensi kerja kualifikasi ahli

Standar Teknis untuk Penyedia Jasa Badan / Usaha :


Memiliki pengalaman perusahaan paling sedikit 2 (dua) tahun dalam melakukan pengkajian teknis
dan/atau pengawasan konstruksi Bangunan Gedung
Memiliki tenaga ahli Pengkaji Teknis di bidang arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, dan tata ruang
luar yang masing masing paling sedikit 1 (satu) orang

AHKK| 02
PENYELENGGARAAN BG
Perencanaan Teknis

PBG SLF SLFn KT RTB


Laik Tidak
Laik

Perencanaan Pelaksanaan Pemanfaatan Pembongkaran

Pembangunan

Keterangan KI Pelestarian KT
PBG : Persetujuan Bangunan Gedung
SLF : Sertifikat Laik Fungsi
SLFn : Sertifikat Laik Fungsi (Perpanjangan)
KI : Kajian Identifikasi
KT : Kajian Teknis Pasal 253

AHKK| 02
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
Persetujuan Bangunan Gedung , Laik Fungsi BG, Surat Bukti BG

Definisi
Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) Definisi
Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Persetujuan Bangunan Gedung yang
selanjutnya (PBG) adalah perizinan yang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
diberikan kepada pemilik Bangunan, yang selanjutnya (SLF) adalah sertifikat
Gedung untuk membangun baru, yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
mengubah, memperluas, mengurangi, untuk menyatakan kelaikan fungsi
dan/atau merawat Bangunan Gedung Bangunan Gedung sebelum dapat
sesuai dengan standar teknis Bangunan dimanfaatkan.
Gedung.

PBG dilakukan untuk membangun SLF harus diperoleh oleh pemilik


Bangunan Gedung atau prasarana sebelum BG dapat dimanfaatkan
Bangunan Gedung baru, mengubah,
memperluas, mengurngi, dan/atau
merawat bangunan Gedung atau
prasarana BG Definisi
Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Gedung (SBKBG)

adalah surat tanda bukti hak atas status


kepemilikan bangunan Gedung.

AHKK| 02
PENYELENGGARAAN BG

IMB MENJADI
PBG
UU 28 Tahun 2002 PP 16 Tahun 2021 (13)

Persyaratan administratif Standar Teknis


Status hak tanah Standar perencanaan dan perancangan BG
Status Kepemilikan BG Standar pelaksanaan dan pengawasan
Izin Mendirikan Bangunan konstruksi BG
Standar pemanfaatn BG
Persyaratan Teknis standaar pembongkaran BG
Persyaratan Tata Bangunan ketentuan Penyelenggaraan BGCB yang
Persyaratan Arsitektur dilestarikan
Persyaratan pengendalian dampak lingkungan ketentuan Penyelenggaraan BGFK
Persyaratan Keandalan ketentuan Penyelenggaraan BGH
Persyaratan Bangunan Gedung Fungsi Khusus ketentuan Penyelenggaraan BGN
ketentuan dokumen
ketentuan pelaku Penyelengaraan BG

AHKK| 02
PENERBITAN PBG
Konsultasi
Pasal 253 Dokumen rencana teknis diajukan kepada PemDa atau Pusat
untuk memperoleh PBG sebelum pelaksanaan Konstruksi.

PBG diselenggarakan dengan proses :


Konsultasi perencanaan
Penerbitan

Proses konsultasi perencanaan meliputi :


Pendaftaran
Pemeriksaan pemenuhan standar teknis
pernyataan Pemenuhan Standar Teknis

Penjadwalan Konsultasi diberikan kepada pemohon melalui


SIMBG

Konsultasi perencanaan iselenggarakan tanpa dipungut biaya

AHKK| 02
PENERBITAN PBG
Pemeriksaan Standar Teknis

Pemeriksaan pemenuhan Standar Teknis dilakukan melalui


tahap:
pemeriksaan dokumen rencana arsitektur
pemeriksaan dokumen rencana struktur dan MEP

Hasil pemeriksaan dituangkan dalarn berita acara yang


dilengkapi kesimpulan Tim Profesi Ali yang memuat:
rekomendasi penerbitan surat Pernyataan Pemenuhan
Standar Teknis; atau
Pasal 255
rekomendasi pendaftaran ulang PBG.

Surat Peryataan Pemenuhan Standar Teknis digunakan untuk


memperoleh PB dengan dilengkapi perhitungan teknis untuk
retribusi
Pasal 258

AHKK| 02
PENERBITAN PBG
Retribusi
PP 16 Tahun 2021 Pasal 261
Penetapan nilai retribusi dilakukan oleh Dinas Teknis berdasarkan perhitungan teknis untuk Retribusi
Nilai retribusi ditetapkan berdasarkan indeks terintegrasi yang ditentukan berdasarkan fungsi dan klasifikasi
BG, dan harga satuan retribusi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah

UU 11 Tahun 2021 Pasal 114

Jenis Retribusi Perizinan Tertentu yaitu;


Retribusi Persetujuan Bangunan Gedung
Retribusi izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
Retribusi Trayek
Retribusi Izin Usaha Perikanan

UU 28 Tahun 2009 Pasal 142


Objek Retribusi PBG adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan
Tidak termasuk objek Retribusi adalah pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah atau Pemerintah
Daerah

AHKK| 02
PENERBITAN SLF
SLF dan SBKBG

Penertiban SLF dan SBKBG dilakukan


Demi menjaga kelaikan fungsi sepanjang
bersamaan melalui SIMBG
pemanfaatan BG, SLF harus diperpanjang
Proses penertiban SLF dan SBKBG
dalam jangka waktu;
dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari kerja
sejak surat pernyataan kelaikan fungsi 20 (dua puluh) tahun untuk rumah tinggal
diunggah melalui SIMBG dan deret
Untuk Bangunan Gedung Baru, SLF 5 (lima) tahun untuk Bangunan Gedung
diterbitkan berdasarkan proses inspeksi lainnya
pada saat konstruksi oleh pemilik Bangunan
Perpanjangan SLF didahului dengan
melakukan pemeriksaan kelaikan fungsi

AHKK| 02
TIM PROFESI AHLI
Tatacara Kerja TPA
Sebelum PGB terbit, bangunan gedung harus diperiksa desainnya dengan standar teknis
yang berlaku dalam proses konsultasi

Konsultasi untuk Bangunan Gedung (selain Rumah Tingga) dilakukan oleh TPA

Konsultasi dilakukan maksimal 5 (lima) kali, jika lebih dari 5 kali, permohonan PBG akan
ditolak dan harus mengajukan permohonan ulang

Hasil Konsultasi bangunan yang dinilai memenuhi standar teknis ditindaklanjuti dengan
pernyataan pemenuhan standar teknis

Pernyataan pemenuhan standar teknis ditindaklanjuti dengan pemrosesan retribusi dan


penerbitan PBG paling lambat 2 (dua) hari kerja

AHKK| 02
TIM PENGKAJI TEKNIS
Tatacara Kerja TPT
Pemohon mengajukan PBG dengan mengunggah dokumen dokumen yang dibutuhkan melalui SIMBG

Sekretariat akan mengecek kelengkapan Gambar


Jika Gambar gambar dinilai lengkap, proses dilanjutkan
Jika Gambar gambar dinilai belum lengkap, sekretariat menegembalikan dokumen untuk dilengkapi

Sekretariat akan menjadwalkan konsultasi dan memberikan penugasan informasi kepada TPT yang ditugaskan
melalui SIMBG

Konsultasi dilakukan oleh TPT untuk memeriksa rencana bangunan dalam gambar tersebut sesuai dengan
standar teknis. Hasil dari tiap konsultasi akan dimuat dalam berita acara dan diunggah melalui SIMBG
Apabila rencana diperlukan perbaikan, dokumen akan dikembalikan kepada pemohon untuk diperbaiki
Apabila sudah bisa diambil keputusan, atau proses keseluruhan konsultasi sudah mendekati batas akhir
waktu, TPT akan mengeluarkan rekomendasi

TPT mengeluarkan rekomendasi kepada Dinas Teknis berdasarkan berita acara paling terakhir
Jika Rekomendasi berisi pernyataan pengulangan, pengajuan PBG diulang
Jika Rekomendasi berisi pernyataan pemenuhan standar teknis, akan ditindaklanjuti Dinas Teknis untuk
mengeluarkan surat pernyataan pemenuhan standar teknis disertai perhitungan retribusi

AHKK| 02
PENILIK
Tatacara Kerja Inspeksi
Dinas Teknis menugaskan Pemilik untuk melakukan Inspeksi

Inspeksi dilakukan sebagai bentuk pengawasan dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk dapat menyatakan
lanjut atau tidaknya pekerjaan konstruksi ke tahap berikutnya

Inspeksi dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali sesuai kebutuhan pada setiap tahap

Inspeksi harus dilakukan paling lama 3(tiga) hari kerja setelah Dinas Teknis mendapatkan informasi jadwal
konstruksi dari Pemohon

Jika konstruksi tidak dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja Pemohon dapat melanjutkan pelaksaan
konstruksi ke tahap berikutnya

Hasil Inspeksi pada setiap tahapan akan dituangkan dalam berita acara dan pemilik mengunggah berita acara
tersebut kedalam SIMBG

Pemilik menggunakan daftar simak dalam inspeksi di tiap tahapannya. Daftar simak ini akan diunggah dengan
berita acara kedalam SIMBG

AHKK| 02
THANKYOU
TANYA - JAWAB
TANYA - JAWAB

1 Muhammad Agung Izhar Irawan


Apakah perbedaan terkait tahap mengajukan IMB dan PBG?

Jawab:

IMB PBG
Pemohon mengajukan permohonan IMB ke Pemohon mengajukan permohonan PBG ke BPT
Badan Perizinan Terpadu (BPT) setempat. setempat.
Proses pengajuan melibatkan peninjauan Proses pengajuan melibatkan peninjauan
rencana bangunan oleh pihak berwenang. perubahan fungsi bangunan dan pemenuhan
IMB diterbitkan setelah memenuhi persyaratan persyaratan teknis dan peraturan zonasi.
dan dinyatakan sesuai dengan peraturan yang PBG diterbitkan jika perubahan tersebut sesuai
berlaku. dengan peraturan yang berlaku.

AHKK|35

Anda mungkin juga menyukai