Anda di halaman 1dari 13

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

PENILAIAN TERHADAP KEANDALAN BANGUNAN


GEDUNG PADA BANGUNAN GEDUNG
DI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Disusun Oleh :

Kalih Trumansyahjaya
Dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Gorontalo (UNG)
INDONESIA
trumansyahjaya@gmail.com

ABSTRAK

Berdasarkan UU No. 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung dalam pasal 3 menyatakan
bahwa untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan
gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya, harus menjamin keandalan bangunan
gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Kondisi yang ada sekarang ini, masih banyak bangunan gedung yang runtuh sebagian atau
seluruhnya sebagai dampak yang ditimbulkan akibat bencana alam seperti angin kencang, gempa
bumi, tanah longsor, perubahan fungsi dan lain sebagainya yang akibat oleh kegagalan struktur,
oleh karena itu diperlukan adanya pemeriksaan keandalan bangunan gedung baik bertingkat
maupun tidak bertingkat.
Memperhatikan hal tersebut diatas serta yang disyaratkan dalam UU No. 28 Tahun 2002 dan
PP No. 36 tahun 2005 perlu dilakukan tindak lanjut dari kondisi tersebut dalam bentuk
pemeriksaan keandalan bangunan gedung untuk mengetahui tingkat keandalan sebagai dasar
awal pertimbangan lebih lanjut dalam menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung oleh
Pemerintah Daerah

Kata Kunci: Keandalan Bangunan Gedung

PENDAHULUAN peningkatan kehidupan serta penghidupan


penghuninya serta mewujudkan bangunan
Pada hakekatnya pembangunan nasional gedung yang fungsional, andal, berjati diri
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan serta seimbang, serasi dan selaras dengan
bagi masyarakat secara adil dan merata, lingkungannya perlu adanya suatu
serta memberikan nilai tambah bagi pengaturan yang menjamin keandalan
masyarakat sebagai mahluk sosial dalam bangunan gedung.
menjalani kehidupan dan penghidupan yang Berdasarkan UU No. 28 tahun 2002
lebih baik. Untuk mewujudkan tentang bangunan gedung dalam pasal 3
pembangunan yang adil dan merata tersebut menyatakan bahwa untuk mewujudkan
bukanlah suatu hal yang sederhana, apalagi bangunan gedung yang fungsional dan
mengingat pola peneyebaran penduduk yang sesuai dengan tata bangunan gedung yang
masih belum berimbang, mobilitas serasi dan selaras dengan lingkungannya,
penduduk dari desa ke kota yang masih harus menjamin keandalan bangunan gedung
cukup tinggi, dan bahkan dalam dua dasa dari segi keselamatan, kesehatan,
warsa terakhir penyebaran tersebut lebih kenyamanan dan kemudahan.
terkonsentrasi pada pusat-pusat kegiatan di Kemudian dipertegas lagi dalam PP No.
perkotaan. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Dalam menjamin kelangsungan dan Peiaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 137
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

2005 tentang Bangunan Gedung, pasal 16 1. Arsitektur Bangunan Gedung


ayat ( 1 ) menyatakan bahwa keandalan Persyaratan arsitektur bangunan gedung
bangunan gedung adalah keadaan meliputi :
bangunan gedung yang memenuhi o Persyaratan penampilan bangunan
persyaratan keselamatan, kesehatan, gedung,
kenyamanan, dan kemudahan bangunan o Tata ruang-dalam,
gedung sesuai dengan kebutuhan fungsi o Keseimbangan, keserasian, dan
yang telah ditetapkan. keselarasan bangunan gedung dengan
Kondisi yang ada sekarang ini, masih lingkungannya,
banyak bangunan gedung yang runtuh o Keseimbangan antara nilai-nilai sosial
sebagian atau seluruhnya sebagai dampak budaya setempat terhadap penerapan
yang ditimbulkan akibat bencana alam berbagai perkembangan arsitektur dan
seperti angin kencang, gempa bumi, tanah rekayasa.
longsor, perubahan fungsi dan lain Penampilan bangunan gedung harus
sebagainya yang akibat oleh kegagalan dirancang dengan mempertimbangkan
struktur, oleh karena itu diperlukan adanya kaidah-kaidah estetika bentuk, karakteristik
pemeriksaan keandalan bangunan gedung arsitektur, dan lingkungan yang ada di
baik bertingkat maupun tidak bertingkat. sekitarnya. Penampilan bangunan gedung
Memperhatikan hal tersebut di atas serta di kawasan cagar budaya, harus dirancang
yang disyaratkan dalam UU No. 28 Tahun dengan mempertimbangkan kaidah
2002 dan PP No. 36 Tahun 2005, perlu pelestarian. Penampilan bangunan gedung
dilakukan tindaklanjut dari kondisi tersebut yang didirikan berdampingan dengan
dalam bentuk pemeriksaan keandalan bangunan gedung yang dilestarikan, harus
bangunan gedung untuk mengetahui dirancang dengan mempertimbangkan
tingkat keandalan sebagai dasar awal kaidah estetikabentuk dan karakteristik dari
pertimbangan lebih lanjut dalam arsitektur bangunan gedung yang
menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi dilestarikan.
bangunan gedung oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah daerah dapat menetapkan
Diharapkan dengan kegiatan kaidah-kaidah arsitektur tertentu pada
pemeriksaan ini, pemerintah daerah akan bangunan gedung untuk suatu kawasan
secara bertahap melaksanakan program setelah mendapat pertimbangan teknis tim
sejenis, serta mampu menumbuh ahli bangunan gedung, dan
kembangkan partisipasi masyarakat mempertimbangkan pendapat publik.
bangunan gedung dalam hal mewujudkan Tata ruang dalam, harus
kelaikan fungsi bangunan gedung. mempertimbangkan fungsi ruang, arsitektur
bangunan gedung, dan keandalan bangunan
gedung.
TINJAUAN PUSTAKA Keseimbangan, keserasian, dan
keselarasan bangunan gedung dengan
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan lingkungannya harus mempertimbangkan
Umum No. 29/PRT/2006 bahwa persyaratan terciptanya ruang luar bangunan gedung,
tata bangunan meliputi persyaratan ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi,
peruntukan dan intensitas bangunan gedung, dan selaras dengan lingkungannya.
arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan
pengendalian dampak lingkungan. 2. Persyaratan Pengendalian Dampak
Persyaratan peruntukan merupakan Lingkungan
persyaratan peruntukan lokasi yang Penerapan persyaratan pengendalian
bersangkutan sesuai dengan RTRW dampak lingkungan hanya berlaku bagi
kabupaten/kota, RDTRKP, dan/atau RTBL. bangunan gedung yang dapat menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan.

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 138
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

Setiap mendirikan bangunan gedung yang


menimbulkan dampak penting, harus
didahului dengan menyertakan analisis
mengenai dampak lingkungan sesuai
peraturan perundang-undangan mengenai
pengelolaan lingkungan hidup.

Gambar 1. Skema Persyaratan Gedung

3. Persyaratan Keandalan Bangunan menanggulangi bahaya kebakaran dan


Gedung bahaya petir
Keandalan Bangunan Gedung
menurut Peraturan Menteri Pekerjaan a. Ketahanan Struktur.
Umum No. 29/PRT/2006 tentang Setiap bangunan gedung,
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan strukturnya harus direncanakan
Gedung adalah keadaan bangunan kuat, kokoh, dan stabil dalam
gedung yang memenuhi persyaratan: memikul beban/kombinasi beban
 Keselamatan, dan memenuhi persyaratan
 Kesehatan, kelayanan (serviceability) selama
 Kenyamanan, umur layanan yang direncanakan
 Kemudahan dengan mempertimbangkan fungsi
bangunan gedung, lokasi, keawetan,
4. Persyaratan keselamatan dan kemungkinan pelaksanaan
Meliputi persyaratan kemampuan konstruksinya. Kemampuan
bangunan gedung untuk mendukung memikul beban diperhitungkan
beban muatan, serta kemampuan terhadap pengaruh-pengaruh aksi
bangunan gedung dalam mencegah dan sebagai akibat dari beban-beban
yang mungkin bekerja selama
umur layanan struktur, baik beban

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 139
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

muatan tetap maupun beban muatan gedung dan peralatan yang


sementara yang timbul akibat diproteksinya, serta melindungi
gempa dan angin. Dalam manusia di dalamnya.
perencanaan struktur bangunan
gedung terhadap pengaruh gempa, d. Instalasi Listrik
semua unsur struktur bangunan Setiap bangunan gedung yang
gedung, baik bagian dari sub dilengkapi dengan instalasi listrik
struktur maupun struktur gedung, termasuk sumber daya listriknya
harus diperhitungkan memikul harus dijamin aman, andal, dan
pengaruh gempa rencana sesuai akrab lingkungan.
dengan zona gempanya.
Struktur bangunan gedung harus e. Bahan Peledak
direncanakan secara detail sehingga Setiap bangunan gedung yang
pada kondisi pembebanan dilengkapi dengan pendeteksi bahan
maksimum yang direncanakan, peledak termasuk sumber
apabila terjadi keruntuhan kondisi penangkalnya harus dijamin aman,
strukturnya masih dapat andal, dan akrab lingkungan.
memungkinkan pengguna bangunan
gedung menyelamatkan diri. 5. Persyaratan kesehatan
Persyaratan kesehatan bangunan
b. Proteksi Bahaya Kebakaran gedung meliputi persyaratan sistem
Bangunan gedung, kecuali rumah penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan
tinggal tunggal dan rumah deret penggunaan bahan bangunan gedung.
sederhana, harus dilindungi
terhadap bahaya kebakaran dengan a. Penghawaan
sistem proteksi pasif dan proteksi Bangunan gedung untuk memenuhi
aktif. persyaratan sistem penghawaan
Penerapan sistem proteksi pasif harus mempunyai ventilasi alami
didasarkan pada fungsi / klasifikasi dan/atau ventilasi mekanik/buatan
risiko kebakaran, geometri ruang, sesuai dengan fungsinya.
bahan bangunan terpasang, dan/atau
jumlah dan kondisi penghuni dalam b. Pencahayaan
bangunan gedung, sistem proteksi Setiap bangunan gedung untuk
aktif didasarkan pada fungsi, memenuhi persyaratan sistem
klasifikasi, luas, ketinggian, volume pencahayaan harus mempunyai
bangunan, dan/atau dalam pencahayaan alami dan/atau
bangunan gedung. pencahayaan buatan, termasuk
pencahayaan darurat sesuai dengan
c. Proteksi Penangkal Petir fungsinya.
Setiap bangunan gedung
berdasarkan letak, sifat geografis, c. Sanitasi
bentuk, ketinggian, dan Setiap bangunan gedung untuk
penggunaannya berisiko terkena memenuhi persyaratan sistem
sambaran petir harus dilengkapi sanitasi harus dilengkapi dengan
instalasi penangkal petir. sistem air bersih, sistem
Sistem penangkal petir yang pembuangan air kotor dan/atau air
dirancang dan dipasang harus dapat limbah, kotoran dan sampah, serta
mengurangi secara nyata risiko penyaluran air hujan.
kerusakan yang disebabkan
sambaran petir terhadap bangunan

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 140
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

d. Penggunaan Bahan d. Tingkat Getaran dan Tingkat


Penggunaan bahan bangunan Kebisingan
gedung sebagaimana dimaksud Kenyamanan tingkat getaran dan
harus aman bagi kesehatan kebisingan sebagaimana dimaksud
pengguna bangunan gedung dan merupakan tingkat kenyamanan
tidak menimbulkan dampak negatif yang ditentukan oleh suatu keadaan
terhadap lingkungan. Ketentuan yang tidak mengakibatkan
mengenai penggunaan bahan pengguna dan fungsi bangunan
bangunan gedung diatur lebih lanjut gedung terganggu oleh getaran
dengan Peraturan Pemerintah. dan/atau kebisingan yang timbul
baik dari dalam bangunan gedung
6. Persyaratan Kenyamanan maupun lingkungannya.
Persyaratan kenyamanan bangunan
gedung meliputi kenyamanan ruang 7. Persyaratan Kemudahan
gerak dan hubungan antar ruang, kondisi Persyaratan adalah kemudahan
udara dalam ruang, pandangan, serta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
tingkat getaran dan tingkat kebisingan. meliputi kemudahan hubungan ke, dari,
dan di dalam bangunan gedung, serta
a. Kenyamanan Ruang Gerak dan kelengkapan prasarana dan sarana dalam
Hubungan Antar Ruang pemanfaatan bangunan gedung.
Merupakan tingkat kenyamanan Kemudahan hubungan ke, dari, dan
yang diperoleh dari dimensi ruang di dalam bangunan gedung meliputi
dan tata letak ruang yang tersedianya fasilitas dan aksesibilitas
memberikan kenyamanan bergerak yang mudah, aman, dan nyaman
dalam ruangan. Kenyamanan termasuk bagi penyandang cacat dan
hubungan antar ruang merupakan lanjut usia.
tingkat kenyamanan yang diperoleh Kelengkapan prasarana dan sarana
dari tata letak ruang dan sirkulasi pada bangunan gedung untuk
antar ruang dalam bangunan kepentingan umum meliputi penyediaan
gedung untuk terselenggaranya fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah,
fungsi bangunan. ruang ganti, ruangan bayi, toilet, tempat
parker, tempat sampah, serta fasilitas
b. Kondisi Udara Dalam Ruang komunikasi dan informasi.
Kenyamanan kondisi udara dalam
ruang merupakan tingkat a. Kemudahan Hubungan
kenyamanan yang diperoleh dari Horisontal
temperature dan kelembaban di Kemudahan hubungan horizontal
dalam ruang untuk antar ruang dalam bangunan gedung
terselenggaranya fungsi bangunan merupakan keharusan bangunan gedung
gedung. untuk menyediakan pintu dan/atau
koridor antar ruang.
c. Pandangan Penyediaan mengenai jumlah,
Kenyamanan adalah pandangan ukuran dan konstruksi teknis pintu dan
sebagaimana merupakan kondisi koridor disesuaikan dengan fungsi ruang
dimana hak pribadi orang dalam bangunan gedung.
melaksanakan kegiatan di dalam
bangunan gedungnya tidak b. Kemudahan Hubungan Vertikal
terganggu dari bangunan gedung Kemudahan hubungan vertical
lain di sekitarnya. dalam bangunan gedung, termasuk
sarana transportasi vertical berupa

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 141
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

penyediaan tangga, ram, dan PEMBAHASAN


sejenisnya serta lift dan/atau tangga
Pengambilan data melalui pengamatan
berjalan dalam bangunan gedung.
visual dan pengukuran terhadap besaran
Bangunan gedung yang bertingkat
komponen keandalan bangunan, yang
harus menyediakan tangga yang
kemudian hasil tersebut diproses secara
menghubungkan lantai yang satu
skala rating. Angka-angka pengamatan
dengan yang lainnya dengan
tersebut dimasukkan dalam format isian
mempertimbangkan kemudahan,
keandalan bangunan gedung keluaran Dirjen
keamanan, keselamatan, dan
Cipta Karya untuk mengetahui nilai
kesehatan pengguna.
keandalan dari bangunan yang diperiksa.
Bangunan gedung untuk parkir
Proses interpretasi ini merupakan hasil
harus menyediakan ram dengan
yang menyatakan apakah suatu bangunan
kemiringan tertentu dan/atau sarana
tersebut dapat dikatakan andal, kurang andal
akses vertical lainnya dengan
atau tidak andal. Format isian merupakan
mempertimbangkan kemudahan
acuan dalam menentukan tingkat keandalan.
dan keamanan pengguna sesuai
Hasil dari interpretasi pemeriksaan
standar teknis yang berlaku.
keandalan bangunan gedung terhadap
Bangunan gedung dengan jumlah
bangunan yang diperiksa oleh tim peneliti
lantai lebih dari 5 (lima) harus
kepada pemilik bangunan gedung yang
dilengkapi dengan sarana
diperiksa dapat dirangkum sebagai berikut :
transportasi vertical (lift) yang
dipasang sesuai dengan kebutuhan
dan fungsi bangunan gedung. A. Gedung Fakultas Teknik Universitas
Negeri Gorontalo
Berdasarkan hasil pembobotan
c. Akses Evakuasi Dalam Keadaan
komponen yang telah dinilai pada
Darurat Kebakaran
interpretasi, maka nilai keandalan bangunan
Akses evakuasi dalam keadaan
gedung Fakultas Teknik Universitas Negeri
darurat harus disediakan di dalam
Gorontalo masuk dalam kategori KURANG
bangunan gedung meliputi sistem
ANDAL, dengan rincian penilaian dari tiap-
peringatan bahaya bagi pengguna,
tiap komponen yang dinilai dapat dilihat
pintu keluar darurat, dan jalur
pada Tabel. 1.
evakuasi apabila terjadi bencana
Penilaian dilakukan dengan cara
kebakaran dan/atau bencana
pengisian nilai/angka. Nilai ini didasarkan
lainnya, kecuali rumah tinggal.
pada standar bobot maksimal yang ada.
Penyediaan akses evakuasi harus
Hasil pengamatan di lapangan, ada beberapa
dapat dicapai dengan mudah dan
komponen yang diberi bobot kurang dari
dilengkapi dengan penunjuk arah
nilai keandalannya, sehingga secara
yang jelas.
akumulasi dinilai kurang andal.
Tingkat kerusakan/kekurangan seluruh
d. Fasilitas dan Aksesbilitas Bagi
komponen dari hasil penilaian tersebut
Penyandang Cacat
didominasi oleh komponen utilitas dan
Penyediaan fasilitas dan aksesbilitas
aksesibilitas, hal ini disebabkan bukan
bagi penyandang cacat dan lanjut usia
karena tidak adanya saluran pembuangan
sebagaimana merupakan keharusan
dan instalasi air bersih tetapi karena adanya
bagi semua bangunan gedung kecuali
beberapa komponen yang tidak terpasang
rumah tinggal (Keputusan Menteri
dengan benar, bahan material yang tidak
PU No.30/KPTS/2006 tentang
sesuai standar, banyaknya komponen utilitas
Persyaratan Teknis Fasilitas dan
yang tidak berfungsi dan beberapa
Aksesibilitas Bangunan Umum dan
komponen yang tidak lengkap.
Lingkungan).

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 142
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

B. Gedung Fakultas Ilmu Pendidikan Tingkat kerusakan/kekurangan seluruh


Universitas Negeri Gorontalo komponen dari hasil penilaian tersebut
Berdasarkan hasil pembobotan didominasi oleh komponen utilitas dan
komponen yang telah dinilai pada struktur, hal ini disebabkan bukan karena
interpretasi, maka nilai keandalan bangunan tidak adanya saluran pembuangan dan
gedung Fakultas Ilmu Pendidikan instalasi air bersih tetapi karena adanya
Universitas Negeri Gorontalo masuk dalam beberapa komponen yang tidak terpasang
kategori KURANG ANDAL, dengan dengan benar, bahan material yang tidak
rincian penilaian dari tiap-tiap komponen sesuai standar, banyaknya komponen utilitas
yang dinilai dapat dilihat pada Tabel. 1. yang tidak berfungsi dan beberapa
Penilaian dilakukan dengan cara komponen yang tidak lengkap.
pengisian nilai/angka. Nilai ini didasarkan
pada standar bobot maksimal yang ada. D. Gedung Pasca Sarjana Universitas
Hasil pengamatan di lapangan, ada beberapa Negeri Gorontalo
komponen yang diberi bobot kurang dari Berdasarkan hasil pembobotan
nilai keandalannya, sehingga secara komponen yang telah dinilai pada
akumulasi dinilai kurang andal. interpretasi, maka nilai keandalan bangunan
Tingkat kerusakan/kekurangan seluruh gedung Fakultas Pasca Sarjana Universitas
komponen dari hasil penilaian tersebut Negeri Gorontalo masuk dalam kategori
didominasi oleh komponen utilitas dan KURANG ANDAL, dengan rincian
struktur, hal ini disebabkan bukan karena penilaian dari tiap-tiap komponen yang
tidak adanya saluran pembuangan dan dinilai dapat dilihat pada Tabel. 1.
instalasi air bersih tetapi karena adanya Penilaian dilakukan dengan cara
beberapa komponen yang tidak terpasang pengisian nilai/angka. Nilai ini didasarkan
dengan benar, bahan material yang tidak pada standar bobot maksimal yang ada.
sesuai standar, banyaknya komponen utilitas Hasil pengamatan di lapangan, ada beberapa
yang tidak berfungsi dan beberapa komponen yang diberi bobot kurang dari
komponen yang tidak lengkap serta bukan nilai keandalannya, sehingga secara
karena tidak kokohnya struktur yang ada akumulasi dinilai kurang andal.
tetapi adanya beberapa komponen yang Tingkat kerusakan/kekurangan seluruh
mengalami keretakan disebabkan campuran komponen dari hasil penilaian tersebut
bahan yang tidak sesuai standar. didominasi oleh komponen utilitas dan
struktur, hal ini disebabkan bukan karena
C. Gedung Perpustakaan Pusat tidak adanya saluran pembuangan dan
Universitas Negeri Gorontalo instalasi air bersih tetapi karena adanya
Berdasarkan hasil pembobotan beberapa komponen yang tidak terpasang
komponen yang telah dinilai pada dengan benar, bahan material yang tidak
interpretasi, maka nilai keandalan bangunan sesuai standar, banyaknya komponen utilitas
gedung Perpustakaan Pusat Universitas yang tidak berfungsi dan beberapa
Negeri Gorontalo masuk dalam kategori komponen yang tidak lengkap dan
KURANG ANDAL, dengan rincian perencanaan ruang yang tidak sesuai dengan
penilaian dari tiap-tiap komponen yang perencanaan awal.
dinilai dapat dilihat pada Tabel. 1.
Penilaian dilakukan dengan cara E. Gedung Fakultas Sastra dan Budaya
pengisian nilai/angka. Nilai ini didasarkan Universitas Negeri Gorontalo
pada standar bobot maksimal yang ada. Berdasarkan hasil pembobotan
Hasil pengamatan di lapangan, ada beberapa komponen yang telah dinilai pada
komponen yang diberi bobot kurang dari interpretasi, maka nilai keandalan bangunan
nilai keandalannya, sehingga secara gedung Fakultas Sastra dan Budaya
akumulasi dinilai kurang andal. Universitas Negeri Gorontalo masuk dalam

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 143
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

kategori KURANG ANDAL, dengan perencanaan ruang yang tidak sesuai dengan
rincian penilaian dari tiap-tiap komponen perencanaan awal.
yang dinilai dapat dilihat pada Tabel. 1.
Penilaian dilakukan dengan cara G. Gedung Kuliah Fakultas Teknik
pengisian nilai/angka. Nilai ini didasarkan Universitas Negeri Gorontalo
pada standar bobot maksimal yang ada. Berdasarkan hasil pembobotan
Hasil pengamatan di lapangan, ada beberapa komponen yang telah dinilai pada
komponen yang diberi bobot kurang dari interpretasi, maka nilai keandalan bangunan
nilai keandalannya, sehingga secara gedung Kuliah Fakultas Teknik Universitas
akumulasi dinilai kurang andal. Negeri Gorontalo masuk dalam kategori
Tingkat kerusakan/kekurangan seluruh KURANG ANDAL, dengan rincian
komponen dari hasil penilaian tersebut penilaian dari tiap-tiap komponen yang
didominasi oleh komponen utilitas dan dinilai dapat dilihat pada Tabel. 1.
struktur, hal ini disebabkan bukan karena Penilaian dilakukan dengan cara
tidak adanya saluran pembuangan dan pengisian nilai/angka. Nilai ini didasarkan
instalasi air bersih tetapi karena adanya pada standar bobot maksimal yang ada.
beberapa komponen yang tidak terpasang Hasil pengamatan di lapangan, ada beberapa
dengan benar, bahan material yang tidak komponen yang diberi bobot kurang dari
sesuai standar, banyaknya komponen utilitas nilai keandalannya, sehingga secara
yang tidak berfungsi dan beberapa akumulasi dinilai kurang andal.
komponen yang tidak lengkap. Tingkat kerusakan/kekurangan seluruh
komponen dari hasil penilaian tersebut
F. Gedung Kuliah Teknik Elektro didominasi oleh komponen utilitas dan
Universitas Negeri Gorontalo struktur, hal ini disebabkan bukan karena
Berdasarkan hasil pembobotan tidak adanya saluran pembuangan dan
komponen yang telah dinilai pada instalasi air bersih tetapi karena adanya
interpretasi, maka nilai keandalan bangunan beberapa komponen yang tidak terpasang
gedung Kuliah Teknik Elektro Universitas dengan benar, bahan material yang tidak
Negeri Gorontalo masuk dalam kategori sesuai standar, banyaknya komponen utilitas
KURANG ANDAL, dengan rincian yang tidak berfungsi.
penilaian dari tiap-tiap komponen yang
dinilai dapat dilihat pada Tabel. 1. H. Gedung Kuliah dan Labotarium
Penilaian dilakukan dengan cara Teknik Sipil Universitas Negeri
pengisian nilai/angka. Nilai ini didasarkan Gorontalo
pada standar bobot maksimal yang ada. Berdasarkan hasil pembobotan
Hasil pengamatan di lapangan, ada beberapa komponen yang telah dinilai pada
komponen yang diberi bobot kurang dari interpretasi, maka nilai keandalan bangunan
nilai keandalannya, sehingga secara gedung Kuliah dan Labotarium Teknik
akumulasi dinilai kurang andal. Teknik Sipil Universitas Negeri Gorontalo
Tingkat kerusakan/kekurangan seluruh masuk dalam kategori KURANG ANDAL,
komponen dari hasil penilaian tersebut dengan rincian penilaian dari tiap-tiap
didominasi oleh komponen utilitas dan komponen yang dinilai dapat dilihat pada
struktur, hal ini disebabkan bukan karena Tabel. 1.
tidak adanya saluran pembuangan dan Penilaian dilakukan dengan cara
instalasi air bersih tetapi karena adanya pengisian nilai/angka. Nilai ini didasarkan
beberapa komponen yang tidak terpasang pada standar bobot maksimal yang ada.
dengan benar, bahan material yang tidak Hasil pengamatan di lapangan, ada beberapa
sesuai standar, banyaknya komponen utilitas komponen yang diberi bobot kurang dari
yang tidak berfungsi dan beberapa nilai keandalannya, sehingga secara
komponen yang tidak lengkap dan akumulasi dinilai kurang andal.

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 144
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

Tingkat kerusakan/kekurangan seluruh


komponen dari hasil penilaian tersebut
didominasi oleh komponen utilitas dan
struktur, hal ini disebabkan bukan karena
tidak adanya saluran pembuangan dan
instalasi air bersih tetapi karena adanya
beberapa komponen yang tidak terpasang
dengan benar, bahan material yang tidak
sesuai standar, banyaknya komponen utilitas
yang tidak berfungsi dan beberapa
komponen yang tidak lengkap.

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 145
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

Tabel 1.
Rincian Komponen Penilain Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di Universitas Negeri Gorontalo

BANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Kuliah Dan
Fakultas Kuliah
Fakultas Fakultas Ilmu Perpustakaan Kuliah Teknik Labotarium Labotarium
No Komponen Pasca Sarjana Sastra Dan Fakultas
Teknik Pendidikan Pusat Elektro Teknik Teknik Sipil
Budaya Teknik
Industri

Katego Katego Katego Katego Katego Katego Katego Katego Nila Katego
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
ri ri ri ri ri ri ri ri i ri

98,8 97,8 96,9 97,6 98,2 91,2 Kurang 87,4 Kurang 87,4 Kurang 88,0 Kurang
1 ARSITEKTUR Andal Andal Andal Andal Andal
1 2 7 8 3 1 Andal 2 Andal 2 Andal 6 Andal

99,4 99,6 99,5 99,3 99,2 99,4 99,4 99,1


2 STRUKTUR Andal 100 Andal Andal Andal Andal Andal Andal Andal Andal
9 2 8 7 4 5 5 6

83,6 Tidak Tidak Tidak 80,0 Tidak 83,6 Tidak 77,5 Tidak 66,1 Tidak 66,1 Tidak 50,1 Tidak
3 UTILITAS 79,1 87,5
9 Andal Andal Andal 7 Andal 8 Andal 4 Andal 5 Andal 5 Andal 5 Andal

95,5 95,6 97,2 Kurang 92,6 Kurang 88,7 Kurang 80,5 Kurang 80,5 Kurang Kurang
4 AKSESIBILITAS Andal Andal Andal 91,9 76,8
6 8 2 Andal 6 Andal 6 Andal 6 Andal 6 Andal Andal

TATA
5 100 Andal 100 Andal 100 Andal 100 Andal 100 Andal 100 Andal 100 Andal 100 Andal 100 Andal
LINGKUNGAN

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 146
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

KESIMPULAN 7) Memperbaiki rangka langit-langit


dan plafond
1. Hasil interpretasi merupakan hasil 8) Mengecat ulang.
normatif sementara yang dapat b. Restorasi (restoration)
dijadikan acuan terhadap tingkat Tindakan ini bertujuan untuk
keandalan bangunan gedung pada taraf memperbaiki elemen-elemen pada
pengamatan visual. Jika terdapat bagian struktur, antara lain adalah :
bangunan yang berada pada kondisi 1) Menginjeksi bahan-bahan semen
sangat parah atau mengalami kerusakan atau bahan-bahan epoxy ke dalam
berat (colaps), maka akan retak-retak kecil yang terjadi pada
ditindaklanjuti pada proses pemeriksaan dinding pemikul beban balok
lanjutan yang lebih spesifik (full and maupun kolom. Retak kecil
specific investigation). adalah retak yang mempunyai
2. Berdasarkan hasil pembobotan celah 0,075 dan 0,6 cm.
komponen yang telah dinilai pada 2) Penambahan jaringan tulangan
interpretasi, maka nilai keandalan pada dinding pemikul, balok
bangunan untuk bangunan yang maupun kolom yang mengalami
diperiksa akan keandalan bangunannya retak besar kemudian di plester
termasuk dalam kategori kurang andal, kembali. Retak besar adalah retak
yang mana tingkat yang mempunyai lebar celah lebih
kerusakan/kekurangan seluruh besar dari 0,6 cm.
komponen dari hasil penilaian tersebut 3) Membongkar bagian-bagian
didominasi oleh komponen utilitas dan dinding yang terbelah dan
aksessibilitas. Dari hasil interpretasi menggantikannya dengan dinding
memberikan beberapa jenis, teknik dan baru dengan spesi yang lebih kuat
metode perbaikan untuk bangunan dan dijangkar pada portal.
gedung yang diperiksa akan keandalan Teknik restorasi pada dinding, antara
bangunan gedung. Jenis perbaikan lain:
komponen terdiri dari :
a. Perbaikan arsitektur (repair) 1) Untuk retak yang tidak dalam
Tujuannya adalah untuk dilakukan pengisian bagian yang
memperbaiki bentuk arsitektur retak dengan adukan semen.
bangunan agar semua 2) Untuk retak yang dalam
perlengkapan/peralatan dapat digunakan jaringan kawat ayam
berfungsi kembali. Tindakan- pada bagian yang retak.
tindakan yang merupakan jenis ini Teknik restorasi pada kolom dan
adalah : balok, antara lain :
1) Menambal retak-retak pada
tembok, plesteran. 1) Untuk retak sedang, pada bagian
2) Memperbaiki pintu-pintu, jendela, yang rusak dibobok dan
mengganti kaca. dibersihkan, setelah itu di cor
3) Memperbaiki dan merapihkan kembali.
kabel-kabel listrik. 2) Untuk retak berat, kolom yang
4) Memperbaiki pipa-pipa air, pipa berdasarkan pengamatan
AC, saluran pembuangan. berkurang kekuatannya dibobok
5) Memplester kembali dinding- kembali dan dibungkus dengan
dinding. tulangan dan sengkang kemudian
6) Mengatur kembali genteng- di cor kembali.
genteng (penutup atap), seng. c. Perkuatan (strengthening)

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 147
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

Tindakan ini meningkatkan kekuatan b) Perawatan/Pemeliharaan Berkala


struktur dari kekuatan semula. Perawatan dan pemeliharaan berkala
Tindakan-tindakan yang termasuk merupakan tindakan yang
jenis ini adalah : direkomendasikan untuk
1) Menambah daya tahan terhadap mempertahankan kondisi fisik
beban lateral dengan jalan komponen-komponen agar dapat
menambah kolom, menambah berfungsi dengan baik. Selain itu,
dinding. tindakan ini dapat mempertahankan
2) Menjadikan bangunan sebagai umur komponen-komponen yang
satu kesatuan dengan jalan ada. Misalnya perawatan pada
mengikat semua unsur penahan instalasi pemipaan, penkabelan,
beban satu dengan lainnya. penutup atap, saluran air dan
3) Menghilangkan sumber-sumber sebagainya.
kelemahan atau yang dapat
menyebabkan terjadinya c) Perawatan dan Perbaikan Berkala
konsentrasi tegangan pada Perawatan dan perbaikan berkala
bagian-bagian tertentu. direkomendasikan untuk kondisi
4) Menghindarkan terjadinya komponen yang memiliki rawan
kehancuran getas dengan cara terjadi mengalami kerusakan.
memasang tulangan sesuai Misalnya pada instalasi pengkabelan,
dengan detail-detail untuk pemipaan, saluran air, plesteran
mencapai daktilitas yang cukup. dinding, pelapis dinding, pelapis
lantai dan pelapis langit-langit dan
sebagainya.
UCAPAN TERIMA KASIH
d) Penyetelan dan Perbaikan Elemen
Pada kesempatan ini pula peneliti
Tindakan ini direkomendasikan untuk
menyampaikan terima kasih banyak kepada :
kondisi komponen yang sudah
1. Satuan kerja Pembinaan Teknis
mengalami kerusakan baik tingkat
Bangunan Gedung, Kementrian
kerusakan ringan, sedang, berat
Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal
maupun kerusakan total.
Cipta Karya Provinsi Gorontalo.
2. Bapak Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd e) Melengkapi Komponen yang Kurang
selaku Rektor Universitas Negeri Tindakan ini dilakukan untuk
Gorontalo. melengkapi komponen yang hilang,
rusak dari suatu rangkaian komponen
yang seharusnya. Misalnya pada
CATATAN AKHIR
instalasi air ada pipa yang terlepas,
Sebagaimana yang telah diuraikan rusak atau hilang. Atau pada
sebelumnya, bahwa langkah rekomendasi komponen struktur terdapat
yang diberikan antara lain : kekurangan yang dapat
mempengaruhi kekuatan struktur.
a) Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan berkala merupakan f) Pemeriksaan Lanjutan
tindakan yang direkomendasikan Pemeriksaan lanjutan
untuk memantau kondisi komponen- direkomendasikan untuk pengamatan
komponen bangunan gedung agar yang mendapatkan tanda-tanda
dapat di deteksi lebih dini kerusakan berat atau yang mengarah
kemungkinan-kemungkinan ke kerusakan berat yang dapat
terjadinya kerusakan pada konponen membahayakan pengguna bangunan.
bangunan. Pemeriksaan ini dilakukan oleh

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 148
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo

tenaga khusus terhadap kerusakan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005


yang lebih spesifik, atau dilakukan tentang Peraturan Pelaksanaan
oleh lembaga yang berkompotan Undang-undang No. 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung,
terhadap investigasi ini.
Kementrian Pekerjaan Umum

Ramsey, Charles G, dan Sleeper, Harlord R.


DAFTAR PUSTAKA Architecture Graphic Standards, John
Wiley & Sons, 2000

Direktorat Penataan Bangunan dan Sutedjo, Suwondo. Pencerminan Nilai


Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Budaya Dalam Arsitektur di Indonesia,
Karya Kementrian Pekerjaan Umum. Fakultas Teknik Universitas Indonesia,
2008. Peraturan Menteri Pekerjaan 1985
Umum No. 24/PRT/M/2008 Tentang
Pedoman Pemeliharaan Dan Sutedjo, Suwondo. Peran Kesan dan Pesan
Perawatan Bangunan Gedung. Bentuk-bentuk Arsitektur, Fakultas
Kementrian Pekerjaan Umum Teknik Universitas Indonesia, 1985

Direktorat Penataan Bangunan dan Suptandar, Pamudji. Arti Pencahayaan Bagi


Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Arsitek dan Disainer, Universitas
Karya Kementrian Pekerjaan Umum. Trisakti, Jakarta, 1996
2008. Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.26/PRT/M/2008 Tentang Undang-undang Republik Indonesia No.28
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Kebakaran Pada Bangunan Gedung
Weking, G Bie. Ilmu Bangunan Gedung,
Dan Lingkungan . Kementrian
Ars Group Bandung, 1992
Pekerjaan Umum

Direktorat Penataan Bangunan dan


Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementrian Pekerjaan Umum.
2006. Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.29/PRT/2006 Tentang
Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung. Kementrian
Pekerjaan Umum

Direktorat Penataan Bangunan dan


Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementrian Pekerjaan Umum.
2006. Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum No. 30/KPTS/2006 Tentang
Persyaratan Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Umum
dan Lingkungan. Kementrian
Pekerjaan Umum

Hartono. Utilitas Bangunan, Jambatan, 1992

Martohardjono, Sutoyo. Petunjuk Teknis


Pelaksanaan/Pengawasan Pekerjaan
Pelaksana Konstruksi Untuk Bangunan
Komersil dan Umum, Buck
Professional Training Institute, 2000

Neufert, Ernst. Data Arsitektur I dan II,


Erlangga, 1994

[Penilaian Terhadap Keandalan Bangunan Gedung Pada Bangunan Gedung di UNG; Kalih Trumansyahjaya] 149

Anda mungkin juga menyukai