Tabel B.1
Tabel B.2
E. Pendekatan
Secara garis besar, yang dimaksud dengan bangunan gedung adalah wujud
fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat dan
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam
tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatan, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
Dalam hal ini Pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Pemerintahan Kabupaten Bekasi Tahun 2023 merupakan salah satu bentuk
bangunan Negara, sehingga di dalam melakukan perencanaan harus selalu
berpedoman pada peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Secara definisi, bangunan gedung negara adalah bangunan gedung untuk
keperluan dinas yang menjadi/akan menjadi kekayaan milik negara seperti:
gedung kantor, gedung sekolah, gedung rumah sakit, gudang, dan rumah
negara, dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari dana
APBN, dan/atau perolehan lainnya yang sah.
Sedangkan pembangunan adalah kegiatan mendirikan bangunan gedung yang
diselenggarakan melalui tahap perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan
pengawasan konstruksi/manajemen konstruksi (MK), baik merupakan
pembangunan baru, perbaikan sebagian atau seluruhnya, maupun perluasan
bangunan gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan bangunan
gedung yang belum selesai, dan/atau perawatan (rehabilitasi, renovasi,
restorasi). Selanjutnya, untuk pelaksanaan pembangunan Bangunan Gedung
Milik BUMN/BUMD mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Peraturan
Menteri.
E-1
Usulan Teknis
Dalam merencanakan bangunan gedung, hal yang perlu diperhatikan dari segi
fungsi khusus bangunan dan segi teknis lainnya adalah:
1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada.
2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar,
seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
3. Solusi dan batasan – batasan klimatologi, dan lain – lain.
Selain dari kriteria teknis tersebut diatas, dalam melaksanakan pekerjaan ini
hendaknya memperhatikan azas – azas bangunan gedung negara sebagai
berikut:
a. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi
tidak berlebihan.
b. Kreativitas desain hendaknya tidak ditekan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi
antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai
bangunan pelayanan kepada masyarakat.
c. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahan
serendah mungkin.
d. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan
dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan
secepatnya.
e. Bangunan gedung negara hendaknya dapat mengikatkan kualitas
lingkungan, dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di
sekitarnya.
E-2
Usulan Teknis
Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut akan
mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan.
B. Persyaratan Teknis
Secara umum, persyaratan teknis bangunan gedung Negara mengikuti
ketentuan yang diatur dalam:
E-3
Usulan Teknis
E-4
Usulan Teknis
1) Peruntukan lokasi
Setiap bangunan gedung negara harus diselenggarakan sesuai
dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW
Kabupaten/Kota dan/atau RTBL yang bersangkutan.
2) Koefisien dasar bangunan (KDB)
Ketentuan besarnya koefisien dasar bangunan mengikuti ketentuan
yang diatur dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan
gedung untuk lokasi yang bersangkutan.
3) Koefisien lantai bangunan (KLB)
Ketentuan besarnya koefisien lantai bangunan mengikuti ketentuan
yang diatur dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan
gedung untuk lokasi yang bersangkutan.
4) Ketinggian bangunan
Ketinggian bangunan gedung negara, sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan daerah setempat tentang ketinggian maksimum
bangunan pada lokasi, maksimum adalah 8 lantai. Untuk bangunan
gedung negara yang akan dibangun lebih dari 8 lantai, harus
mendapat persetujuan dari:
a) Menteri Pekerjaan Umum atas usul Menteri/Ketua Lembaga,
untuk bangunan gedung negara yang pembiayaannya
bersumber dari APBN dan/atau APBD;
b) Menteri Pekerjaan Umum atas usul Menteri Negara BUMN,
untuk bangunan gedung negara yang pembiayaannya
bersumber dari anggaran BUMN.
5) Ketinggian langit-langit
Ketinggian langit-langit bangunan gedung kantor minimum adalah
2,80 meter dihitung dari permukaan lantai. Untuk bangunan
gedung olah-raga, ruang pertemuan, dan bangunan lainnya dengan
fungsi yang memerlukan ketinggian langit-langit khusus, agar
mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dipersyaratkan.
6) Jarak antar blok/massa bangunan
Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah setempat
tentang bangunan gedung, maka jarak antar blok/massa bangunan
harus mempertimbangkan hal-hal seperti:
a) Keselamatan terhadap bahaya kebakaran;
b) Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan
c) Kenyamanan;
d) Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan.
E-5
Usulan Teknis
E-6
Usulan Teknis
E-7
Usulan Teknis
E-8
Usulan Teknis
E-9
Usulan Teknis
E - 10
Usulan Teknis
E - 11
Usulan Teknis
Apabila hal ini telah dilakukan untuk setiap garis kisi, maka
kupasan-urugan harus ditambahkan untuk setiap garis kisi.
Sehingga kupasan dan urugan total dapat dihitung. Rasio
[(kupasan total : urugan total) x 100], dapat ditentukan . Apabila
rasio ini lebih besar atau lebih kecil dari yang dibutuhkan untuk
tanah tersebut maka kupasan dan urugan dapat disesuaikan
dengan cara menaikkan atau menurunkan penampang permukaan
yang baru sejumlah yang akan memberikan rasio kupasan dan
urugan yang diinginkan.
E - 12
Usulan Teknis
E - 13
Usulan Teknis
Upaya mekanis
Upaya vegetatif
Upaya Mekanis
Pelandaian lahan
E - 14
Usulan Teknis
Upaya Vegetatif
Penutup sementara
E - 15
Usulan Teknis
Penutup permanen
E - 16
Usulan Teknis
Persediaan Air
Langkah pertama dalam memilih sumber persediaan air yang
memadai adalah menentukan perkiraan kebutuhan terhadap
sumber air tersebut. Unsur-unsur penting untuk menentukan
kebutuhan air adalah pemakaian air rata-rata perhari dan tingkat
puncak kebutuhan. Pemakaian air rata-rata perhari harus
diperkirakan untuk :
E - 17
Usulan Teknis
E - 18
Usulan Teknis
Air kotor yang belum diolah akan masuk ke tangki septik dan
pipa masuk bawah tanah akan sampai ke cairan tangki septik di
bawah permukaan luap. Dengan demikian cairan pada tangki
septik akan segera membentuk 3 lapisan yaitu : zat padat atau
lumpur mengendap di bagian bawah, air selokan membentuk
cairan utama di bagian tengah dan di lapisan atas akan
membentuk buih yang berfungsi utnuk mencegah udara
mengadakan kontak dengan air selokan dan memungkinkan
berlangsungnya aksi bakteri anaerobik atau septikisasi.
E - 19
Usulan Teknis
Struktur Keruangan
E - 20
Usulan Teknis
E - 21
Usulan Teknis
b) Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya tidak
meresap kelapisan di bawahnya dan melemahkan lapisan-
lapisan tersebut.
E - 22
Usulan Teknis
E - 23
Usulan Teknis
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika
tanah aslinya baik, tanah yang didatangkan dari tempat lain dan
dipadatkan atau tanah yang distabilisasi dengan kapur atau bahan
lainnya. Pemadatan yang baik diperoleh jika dilakukan pada kadar
air optimum dan diusahan kadar air tersebut konstan selama umur
rencana. Hal ini dapat dicapai dengan pelengkapan drainase yang
memenuhi syarat.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan
atas :
E - 24