Anda di halaman 1dari 48

BENTUK TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA

ACUAN KERJA

Konsultan telah mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengadaan Jasa


Konsultansi Perencanaan secara menyeluruh dengan teliti dan seksama. Dalam
rangka melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Kantor
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju Tahun Anggaran 2020, konsultan
akan selalu mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK). Untuk mencapai
hasil yang optimal pada pekerjaan ini, maka dalam pelaksanaannya konsultan akan
mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memahami isi didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
b. Mengetahui secara rinci lingkup pekerjaan dan pendekatan sistem dalam
pelaksanaan pekerjaan.
c. Memberikan tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK), serta
usulan teknis untuk menunjang kebutuhan dalam pelaksanaan teknis.
d. Menyusun metodologi rencana pekerjaan.
Kerangka Acuan Kerja yang diberikan oleh pemberi tugas sebagaimana
tertuang dalam Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi telah memuat informasi yang
cukup jelas mengenai maksud dan tujuan, latar belakang dan lingkup pekerjaan
serta sasaran yang yang akan dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini. Disertai
dengan beberapa referensi serta pengalaman-pengalaman konsultan dalam
melaksanakan pekerjaan sejenis dan konsultan telah memahami sepenuhnya dengan
baik semua persyaratan yang diminta Pemberi Tugas. Kerangka Acuan Kerja
(KAK) dan Berita Acara Penjelasan Pelelangan merupaka bagian yang tidak
terpisahkan dan merupakan dasar atau petunjuk dalam penyusunan
Dokumen Usulan Teknis pekerjaan tersebut.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
Didalam melaksanakan pekerjaan ini, konsultan akan tunduk pada semua
persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Kerangka Acuan
kerja (KAK) dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan tersebut.

a. Tanggapan Umum
Permasalahan yang perlu mendapat perhatian dan tanggapan yang
merupakan usulan konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)
antara lain adalah :
1) Pekerjaan yang dimaksud mencakup 5 (lima) kegiatan pokok :
- Pengumpulan data;
- Kajian;
- Survey lapangan dan kunjungan lapangan;
- Pemaparan dan Diskusi;
- Penyusunan dokumen perencanaan.
2) Sehubungan dengan hal tersebut di atas konsultan mengusulkan adanya
informasi dari instansi terkait tentang kondisi eksisting dan atau dukungan
studi terkait pekerjaan ini, serta data-data yang kondisi struktural
organisasi serta jumlah orang yang akan menggunakan bangunan tersebut.
Hal ini perlu untuk kami ketahuai demi memudahkan konsultan dalam
perencanaan program ruang bangunan.

b. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini berlokasi di Jalan Trans Sulawesi, Lingkungan Timbu,
Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamju, Kabupaten Mamuju, Provinsi
Sulawesi Barat. (cukup jelas)

c. Kegiatan Perencanaan
Didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah dijelaskan bahwa
lingkup pekerjaan mulai dari lingkup kegiatan hingga lingkup tugas penyedia
jasa.
Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
Didalam KAK diarahakan dalam proses perencanaan diarahkan untuk
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya pedoman teknis
pembangunan gedunh negara, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
22/PRT/M/2018.
Berdasarkan acuan tersebut konsultan nantinya akan berusaha
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pihak
pemberi tugas dengan penuh rasa tanggung jawab.

d. Tanggung Jawab Perencana


Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) konsultan perencana
bertanggung Jawab secara professional atas jasa perenacnaan yang dilakukan
sesuai dengan .ketentuan yang berlaku serta ketentuan kode etik profesi. Untuk
konsultan akan menjalankan tugas secara professional sesuai dengan ketentuan
perundang undagang yang berlaku.

e. Keluaran
Produk akhir yang akan diserahkan kepada Pihak Pemberi tugas
sehubungan dengan pekerjaan ini adalah laporan beserta data lampirannya dan
gambar-gambar desain. Laporan-laporan yang akan diserahkan dan disusun
secara garis besar adalah sebagai berikut :
1) Tahapan Konsep Perencanaan;
2) Tahapan Pra Rancangan Teknis;
3) Tahapan Pengembangan Rencana’
4) Tahapan Rencana Detail;
5) Dokumen Perancanaan Teknis;
6) Tahapan Pengawasan Berkala.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
BENTUK URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
a. Pendekatan Umum
Secara umum, persyaratan teknis bangunan gedung Negara mengikuti
ketentuan yang diatur dalam:
1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
3) Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan;
4) Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 11/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan;
5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Teknis Aksesibilitas dan Fasilitas pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan;
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Penyusunan RTBL;
8) Peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung; serta;
9) Standar teknis dan pedoman teknis yang dipersyaratkan.
Persyaratan teknis bangunan gedung negara harus tertuang secara lengkap
dan jelas pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dalam Dokumen
Perencanaan. Secara garis besar, persyaratan teknis bangunan gedung Negara
adalah sebagai berikut :
1) Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan
Persyaratan tata bangunan dan lingkungan bangunan gedung negara
meliputi ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam pembangunan
bangunan gedung Negara dari segi tata bangunan dan lingkungannya, meliputi

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan
gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan/atau
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kabupaten/Kota atau
Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung Kabupaten/Kota yang
bersangkutan, yaitu :
 Peruntukan lokasi
Setiap bangunan gedung negara harus diselenggarakan sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW Kabupaten/Kota dan/atau RTBL
yang bersangkutan.
 Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) Ketentuan besarnya koefisien dasar bangunan mengikuti
ketentuan yang diatur dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan
gedung untuk lokasi yang bersangkutan.
 Koefisien Lantai Bangunan
(KLB) Ketentuan besarnya koefisien lantai bangunan mengikuti
ketentuan yang diatur dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan
gedung untuk lokasi yang bersangkutan.
 Ketinggian bangunan
Ketinggian bangunan gedung negara, sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan daerah setempat tentang ketinggian maksimum bangunan
pada lokasi, maksimum adalah 8 lantai. Untuk bangunan gedung negara yang
akan dibangun lebih dari 8 lantai, harus mendapat persetujuan dari :
 Menteri Pekerjaan Umum atas usul Menteri/Ketua Lembaga, untuk
bangunan gedung negara yang pembiayaannya bersumber dari APBN
dan/atau APBD;
 Menteri Pekerjaan Umum atas usul Menteri Negara BUMN, untuk
bangunan gedung negara yang pembiayaannya bersumber dari anggaran
BUMN.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
 Ketinggian langit-langit
Ketinggian langit-langit bangunan gedung kantor minimum adalah
2,80 meter dihitung dari permukaan lantai. Untuk bangunan gedung olah-raga,
ruang pertemuan, dan bangunan lainnya dengan fungsi yang memerlukan
ketinggian langit-langit khusus, agar mengikuti Standar Nasional Indonesia
(SNI) yang dipersyaratkan.
 Jarak antar blok/massa bangunan
Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah setempat
tentang bangunan gedung, maka jarak antar blok/massa bangunan harus
mempertimbangkan hal-hal seperti :
 Keselamatan terhadap bahaya kebakaran;
 Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan;
 Kenyamanan;
 Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan.
 Koefisien Daerah Hijau (KDH)
Perbandingan antara luas area hijau dengan luas persil bangunan
gedung negara, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah
setempat tentang bangunan gedung, harus diperhitungkan dengan
mempertimbangkan
 daerah resapan air;
 ruang terbuka hijau kabupaten/kota.
Untuk bangunan gedung yang mempunyai KDB kurang dari 40%,
harus mempunyai KDH minimum sebesar 15%.
 Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Ketentuan besarnya garis sempadan, baik garis sempadan bangunan
maupun garis sempadan pagar harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam
RTBL, peraturan daerah tentang bangunan gedung, atau peraturan daerah
tentang garis sempadan bangunan untuk lokasi yang bersangkutan.
 Wujud Arsitektur

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
Wujud arsitektur bangunan gedung negara harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
 mencerminkan fungsi sebagai bangunan gedung negara;
 seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya;
 indah namun tidak berlebihan;
 efisien dalam penggunaan sumber daya baik dalam pemanfaatan maupun
dalam pemeliharaannya;
 mempertimbangkan nilai sosial budaya setempat dalam menerapkan
perkembangan arsitektur dan rekayasa; dan
 mempertimbangkan kaidah pelestarian bangunan baik dari segi sejarah
maupun langgam arsitekturnya.
 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bangunan
Bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan prasarana dan
sarana bangunan yang memadai, dengan biaya pembangunannya
diperhitungkan sebagai pekerjaan non-standar. Prasarana dan sarana bangunan
yang harus ada pada bangunan gedung negara, seperti :
 Sarana parkir kendaraan;
 Sarana untuk penyandang cacat dan lansia;
 Sarana penyediaan air minum;
 Sarana drainase, limbah, dan sampah;
 Sarana ruang terbuka hijau;
 Sarana hidran kebakaran halaman;
 Sarana pencahayaan halaman;
 Sarana jalan masuk dan keluar;
 Penyediaan fasilitas ruang ibadah, ruang ganti, ruang bayi/ibu, toilet, dan
fasilitas komunikasi dan informasi.
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta Asuransi
 Setiap pembangunan bangunan gedung Negara harus memenuhi
persyaratan K3 sesuai yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
Kep.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/ 1986 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Tempat Satuan Kerja Konstruksi, dan atau
peraturan penggantinya;
 Ketentuan asuransi pembangunan bangunan gedung negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
b. Pendekatan Perencanaan
Pendekatan perencanaan yang akan dilaksanakan dalam Pekerjaan
konsultan perencanaan Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan
Kantor Basa Statistik Kabupaten Mamuju, meliputi pendekatan
kelembagaan, pendekatan pelaksanaan dan pendekatan proses pelaksanaan
kegiatan.
a. Pendekatan Kelembagaan
Pekerjaan konsultan perencanaan Pekerjaan Perencanaan
Pembangunan Perluasan Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten
Mamuju akan memerlukan koordinasi dengan instansi-instansi yang
terkait secara langsung maupun tidak langsung. Kordinasi yang diperlukan
sebagai berikut:
1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Koordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
bertujuan untuk memperoleh masukan mengenai kebijakan yang
berhubungan langsung dengan Pekerjaan konsultan perencanaan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Kantor Badan Pusat
Statistik Kabupaten Mamuju dan kebijakan lain yang terkait.
2) Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan atau instansi
sejenis
Koordinasi dengan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan
Pertanahan dan atau instasni sejenisnya, berkaitan dengan singkronisasi
program pembangunan prasarana dan sarana perkotaan. Selain itu

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
koordinasi dengan Dinas tersebut dimaksudkan untuk memperoleh
masukan mengenai kondisi sarana dan prasarana perkotaan yang akan
dikembangkan dimasa yang akan datang pada sekitar lokasi kawasan yang
ditetapkan yang diperkirakan dapat berhubungan langsung dengan lokasi
perencanaan.
3) Kantor Pertanahan
Koordinasi dengan Instansi terkait bidang pertanahan untuk
memperoleh data terkait status lahan dalam Pekerjaan perencanaan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Kantor Basa
Statistik Kabupaten Mamuju.
b. Pendekatan Pelaksanaan
Untuk memberikan hasil yang terbaik pada pekerjaan ini dilakukan
3 pendekatan, yaitu Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan,
Pendekatan Menyeluruh dan Terpadu, dan Pendekatan Participatory. Di
bawah ini akan dijelaskan masing-masing pendekatan tersebut.
1) Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan
Pekerjaan konsultan perencanaan Pekerjaan Perencanaan
Pembangunan Perluasan Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten
Mamuju tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat sebagai pemanfaat
ruang (pelaksana rencana pembangunan) dan sebagai pihak yang terkena
dampak positif maupun negatif dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri
utamanya masyarakat yang bermukim disekitar site. Oleh karena itu dalam
penyusunan rencana ini digunakan pendekatan partisipasi masyarakat
(stakeholder approach) untuk mengikutsertakan masyarakat di dalam
proses penyusunan rencana melalui forum diskusi pelaku pembangunan.
Konsultan dalam hal ini berusaha untuk melibatkan secara aktif pelaku
pembangunan yang ada dalam setiap tahapan perencanaan.
Di dalam penyusunan rencana ini masyarakat tidak hanya dilihat
sebagai pelaku pembangunan (stakeholder) tetapi juga sebagai pemilik dari

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
pembangunan (shareholder) mengingat gadung ini adalah gedung milik
negara.
2) Pendekatan Menyeluruh dan Terpadu
Merupakan pendekatan perencanaan yang menyeluruh dan terpadu
serta didasarkan pada potensi dan permasalahan yang ada, baik dalam
wilayah perencanaan maupun dalam konstalasi regional. Pendekatan
menyeluruh memberi arti bahwa peninjauan permasalahan bukan hanya
didasarkan pada kepentingan wilayah/kawasan dalam arti sempit, tetapi
ditinjau dan dikaji pula kepentingan yang lebih luas, baik antar wilayah
dengan daerah hinterlandnya yang terdekat maupun dengan yang lebih
jauh lagi. Secara terpadu mengartikan bahwa dalam menyelesaikan
permasalahan tidak hanya dipecahkan sektor per sektor saja tetapi
didasarkan kepada kerangka perencanaan terpadu antar tiap-tiap sektor, di
mana dalam perwujudannya dapat berbentuk koordinasi dan sinkronisasi
antar sektor.
3) Pendekatan Participatory
Pendekatan participatory digunakan untuk memperoleh urutan
prioritas pengembangan dan masukan-masukan dari berbagai stakeholders
untuk melengkapi peta potensi yang sudah dihasilkan. pendekatan
participatory ini juga dilakukan dengan melaui pembahasan-
pembahasan/seminar-seminar untuk mengkaji lebih lanjut hasil analisis
yang dibuat. Pertimbangan menggunakan participatory approach adalah,
bahwa saat ini pemaksaan kehendak dan perencanaan dari atas sudah tidak
relevan lagi. Di era reformasi ini perlu melibatkan berbagai pihak dalam
setiap kegiatan pembangunan. Manfaat penggunaan pendekatan tersebut
adalah untuk meminimalkan konflik berbagai kepentingan yang berarti
juga mendapatkan hasil akhir yang menguntungkan untuk semua pihak.
Keuntungan lainnya yang akan diperoleh adalah jaminan kelancaran
implementasi hasil kajian ini di kemudian hari.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
c. Pendekatan Proses Pelaksanaan Kegiatan
Dalam proses Pekerjaan konsultan perencanaan Pekerjaan
Perencanaan Pembangunan Perluasan Kantor Basa Statistik
Kabupaten Mamuju, akan memerlukan pendekatan-pendekatan sebagai
berikut:
1) Pendekatan Normatif
Pendekatan normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami
suatu permasalahan atau kondisi dengan berdasar pada norma-norma yang
ada atau pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana suatu kondisi
tersebut seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah
utama serta tindakan yang semestinya yang dilakukan menjadi ciri
utamanya. Dalam hal ini, suatu kondisi atau situasi yang terjadi mencoba
dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan karakteristiknya dengan kondisi yang
seharusnya, dimana dalam konteks pembangunan kondisi yang seharusnya
tersebut didasarkan pada produk legal peraturan perundangan, baik untuk
nasional maupun untuk daerah.
2) Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif
Pendekatan fasilitatif dan partisipatif digunakan dengan dasar
pertimbangan bahwa proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan
seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan Pekerjaan konsultan
perencanaan Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Kantor
Basa Statistik Kabupaten Mamuju. Hal ini dimaksudkan agar hasil
penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku
kepentingan terkait di daerah.

c. Persyaratan Struktur Bangunan


Struktur bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan
keselamatan (safety ) dan kelayanan (serviceability) serta SNI konstruksi
bangunan gedung, yang dibuktikan dengan analisis struktur sesuai ketentuan.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
Spesifikasi teknis struktur bangunan gedung negara secara umum meliputi
ketentuan-ketentuan :

1. Struktur pondasi
a. Struktur pondasi harus diperhitungkan mampu menjamin kinerja
bangunan sesuai fungsinya dan dapat menjamin kestabilan bangunan
terhadap berat sendiri, beban hidup, dan gaya-gaya luar seperti tekanan
angin dan gempa termasuk stabilitas lereng apabila didirikan di lokasi
yang berlereng.
b. Untuk daerah yang jenis tanahnya berpasir atau lereng dengan
kemiringan di atas 15° jenis pondasinya disesuaikan dengan bentuk
massa bangunan gedung untuk menghindari terjadinya
likuifaksi(liquifaction) pada saat terjadi gempa; Pondasi bangunan
gedung negara disesuaikan dengan kondisi tanah/lahan, beban yang
dipikul, dan klasifikasi bangunannya. Untuk bangunan yang dibangun
di atas tanah/lahan yang kondisinya memerlukan penyelesaian pondasi
secara khusus, maka kekurangan biayanya dapat diajukan secara
khusus di luar biaya standar sebagai biaya pekerjaan pondasi non-
standar;
c. Untuk pondasi bangunan bertingkat lebih dari 3 lantai atau pada lokasi
dengan kondisi khusus maka perhitungan pondasi harus didukung
dengan penyelidikan kondisi tanah/lahan secara teliti.
2. Struktur Beton Pracetak
a. Komponen beton pracetak untuk struktur bangunan gedung negara
dapat berupa komponen pelat, balok, kolom dan/atau panel dinding;
b. Perencanaan komponen struktur beton pracetak dan sambungannya
harus mempertimbangkan semua kondisi pembebanan dan “kekangan”
deformasi mulai dari saat pabrikasi awal, hingga selesainya

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
pelaksanaan struktur, termasuk pembongkaran cetakan, penyimpanan,
pengangkutan, dan pemasangan;
c. Gaya-gaya antar komponen-komponen struktur dapat disalurkan
menggunakan sambungan grouting, kunci geser, sambungan mekanis,
sambungan baja tulangan, pelapisan dengan beton bertulang cor
setempat, atau kombinasi;
d. Sistem struktur beton pracetak boleh digunakan bila dapat ditunjukan
dengan pengujian dan analisis bahwa sistem yang diusulkan akan
mempunyai kekuatan dan “ketegaran” yang minimal sama dengan
yang dimiliki oleh struktur beton monolit yang setara;
e. Komponen dan sistem lantai beton pracetak
f. Sistem lantai pracetak harus direncanakan agar mampu
menghubungkan komponen struktur hingga terbentuk sistem penahan
beban lateral (kondisi diafragma kaku ). Sambungan antara diafragma
dan komponen- komponen struktur yang ditopang lateral harus
mempunyai kekuatan tarik nominal minimal 45 KN/m;
g. Komponen pelat lantai yang direncanakan komposit dengan beton cor
setempat harus memiliki tebal minimum 50 mm;
h. Komponen pelat lantai yang direncanakan tidak komposit dengan
beton cor setempat harus memiliki tebal minimum 65 mm;
i. Komponen kolom pracetak harus memiliki kuat tarik nominal tidak
kurang dari 1,5 luas penampang kotor (Ag dalam KN );
j. Komponen panel dinding pracetak harus mempunyai minimum dua
tulangan pengikat per panel dengan memiliki kuat tarik nominal tidak
kurang dari 45 KN pertulangan pengikat;
k. Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI yang dipersyaratkan.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
d. Persyaratan Utilitas Bangunan
Utilitas yang berada di dalam dan di luar bangunan gedung negara
harus memenuhi SNI yang dipersyaratkan. Spesifikasi teknis utilitas bangunan
gedung negara meliputi ketentuanketentuan :
1. Pembuangan sampah
a. Setiap bangunan gedung negara harus menyediakan tempat sampah
dan penampungan sampah sementara yang besarnya disesuaikan
dengan volume sampah yang dikeluarkan setiap harinya, sesuai dengan
ketentuan, produk sampah minimum 3,0 lt/orang/hari;
b. Tempat penampungan sampah sementara harus dibuat dari bahan
kedap air, mempunyai tutup, dan dapat dijangkau secara mudah oleh
petugas pembuangan sampah dari Dinas Kebersihan setempat;
c. Gedung negara dengan fungsi tertentu (seperti : rumah sakit, gedung
percetakan uang negara ) harus dilengkapi incenerator sampah sendiri;
d. Ketentuan lebih lanjut mengikuti SNI yang dipersyaratkan.
2. Saluran air hujan
a. Pada dasarnya air hujan harus ditahan lebih lama didalam tanah
sebelum dialirkan ke saluran umum kota, untuk keperluan penyediaan
dan pelestarian air tanah;
b. Air hujan dapat dialirkan ke sumur resapan melalui proses peresapan
atau cara lain dengan persetujuan instansi teknis yang terkait;
c. Ketentuan lebih lanjut mengikuti SNI yang dipersyaratkan.
e. Metode Survey
1. Survey Data Primer
a. Survey Kondisi Lingkungan Tapak
Kegiatan survey kondisi tapak bertujuan untuk mendapatkan data
dan informasi mengenai :
 Posisi tapak dalam konstelasi kawasan yang lebih luas
 Kondisi dan potensi fisik dasar lokasi tapak

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
 Optimasi pemanfaatan kondisi dan potensi lokasi tapak (alami
 dan buatan )
 Ketentuan-ketentuan dan pedoman-pedoman yang terkait dengan
tata lingkungan local Data dan informasi mengenai kondisi tapak
dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung pada
tapak, wawancara dengan pemerintah dan masyarakat setempat
serta melakukan justifikasi ketentuan-ketentuan dan pedoman-
pedoman yang terkait dengan tapak, baik yang telah diatur oleh
Pemerintah Kabupaten Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi
maupun Pemerintah Pusat.
b. Survey Kondisi Sosial Budaya
 Menemu kenali kondisi sosial budaya masyarakat setempat sebagai
salah satu referensi pelaksanaan kegiatan perencanaan penataan
bangunan dan lingkungan tapak sebagai upaya mengintegrasikan
pola aktivitas lingkungan tapak dengan dengan lingkungan sosial
diluar tapak
 Pengejawantahan kearifan budaya setempat dalam bentuk
rancangan aristektur yang tanggap terhadap kearifan bentuk
arsitektur setempat dengan tujuan pelestarian budaya setempat.
Data dan informasi mengenai kondisi sosial budaya dilakukan
dengan melakukan pengamatan secara langsung pada lingkungan
sekitar tapak dan dengan melakukan wawancara dengan pemerintah
dan masyarakat setempat untuk menemukenali kondisi sosial
budaya masyarakat yang ada saat ini.
c. Survey Topografi
 Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah tapak
bangunan.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
 Lingkup Pekerjaan
 Pemasangan patok-patok
 Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75
cm atau pipa paralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton
dan diatasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat
yang aman, mudah terlihat.
 Patok BM dipasang / ditanam dengan kuat, bagian yang tampak
diatas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi notasi dan
nomor BM dengan warna hitam.
 Patok BM yang sudah dipasang, kemudian difoto sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
 Untuk setiap titik polygon dan sifat datar harus digunakan patok
kayu yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurangkurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian
atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
Nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan
khusus, perlu ditambahkan patok Bantu.
 Untuk memudahkan pencarian patok, sebaliknya pada daerah sekitar
patok diberi tanda-tanda khusus. Pada lokasi-lokasi khusus di mana
tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan jalan
beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik polygon dan
sifat.
 dasar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi
nomor.
 Pengukuran Titik Kontrol Horizontal
 Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan system
polygon dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik
polygon.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
 Sisi polygon atau jarak antar titik polygon maksimum 100 meter,
diukur dengan meteran atau dengan alat ukur titik secara optis
ataupun elektronis.
 Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur theodolite dengan
ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan
theodolite jenis T2 atau yang setingkat.
 Apabila pengamatan matahari tidak bisa dilakukan, disarankan
pengamatan matahari harus dilakukan dalam 2 seri (4 biasa dan 4
luar biasa)
 Untuk pengukuran titik kontrol horizontal menggunakan format
standar.
 Pengukuran Titik Kontrol Vertikal
 Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/
pembacaan pergi pulang.
 Pengukuran sifat dasar harus mencakup semua titik pengukuran
(polygon, sifat datar, dan potongan melintang ) dan titik BM.
 Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik,
berskala benar, jelas dan sama.
 Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan
ketiga benangnya, yaitu benang atas (BA), benang tengah (BT) dan
benang bawah (BB), dalam semua millimeter. Pada setiap
pembacaan harus dipenuhi : 2T = BA + BB.
 Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang genap.
 Untuk pengukuran titik kontrol vertikal menggunakan format
standar.
 Pengukuran Situasi
 Pengukuran situasi dilakukan dengan system tachimeteri, yang
mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
yang ada, di sepanjang jalur pengukuran seperti alur, sungai, bukit,
jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
 Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran
dan kerapatan titik yang cukup, sehingga dihasilkan gambar situasi
yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya : sungai,
persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus
dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
 Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolite.
d. Survey Geoteknik
 Tujuan
Tujuan Penyelidikan Geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk
memberikan informasi mengenai stabilisasi tanah, menentukan jenis dan
karakteristik tanah untuk keperluan bahan struktur serta mengidentifikasi
lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.
 Lingkup Pekerjaan
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :
 Pengambilan contoh tanah dari sumur uji (tanah terganggu)
Pengambilan contoh tanah dari sumur uji 25 – 40 kg untuk setiap
contoh tanah. Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas
(nomor sumur uji, lokasi, kedalamannya. Penggalian sumur uji
dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang berbeda atau
maksimum 5 km bila jenis tanah sama, dengan kedalaman 1 – 2 m.
Setiap sumur uji yang digali dan contoh tanah yang diambil harus
difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor sumur uji, dan
lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar 1,0 m,
Log sumur uji digambarkan dalam dalam 4 bidang, dengan deskripsi
yang lengkap dan 1 kolom untuk unit satuan batuan.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
 Pengambilan contoh tanah tak terganggu Pengambilan contoh
tanah tak terganggu
dilakukan dengan cara bor tangan menggunakan tabung contoh
tanah (“Split Tube” untuk tanah keras atau “Piston Tube” untuk
tanah lunak ). Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas
(nomor bor tangan, lokasi, kedalaman ). Pemboran tangan dilakukan
pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun (untuk
perhitungan penurunan ) dengan ketinggan timbunan lebih dari 4
meter dan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk
perhitungan stabilitas lereng ) dengan kedalaman galian lebih dari 6
meter, dengan interval sekurangkurangnya 100 meter dan/ atau setiap
perubahan jenis tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4
meter. Setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang diambil harus
difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor bor tangan dan
lokasi.
Semua contoh tanah harus diamankan baik selama penyimpanan
di lapangan maupun dalam pengangkutan ke laboratorium. Jumlah
titik dan kedalaman pemboran disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan di lapangan. Volume yang tercantum dalam daftar
kuantitas (bill of quantity ) adalah perkiraan dimana volume tersebut
dapat dilakukan perubahan (tambah/kurang ) dengan persetujuan
Pengguna Jasa.
 Pemboran mesin
Pemboran mesin dilakukan di lokasi bangunan dan longsoran
dengan ketentuan-ketentuan berikut :
 Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-94 Pendalaman
dilakukan dengan menggunakan system Putar (rotary drilling)
dengan diameter mata bor minimum 75 mm.
 Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan
maksimum 1 (satu) putaran per detik.
Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
 Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik.
 Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak
dilakukan dengan menggunakan bentonite (drilling mud) atau
casing dengan diameter minimum 100 mm.
 Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa
tidak terjadi tekanan yang berlebih pada tanah
 Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m
atau lebih. Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi
pengambilan sample berikutnya.
 Penentuan titik lokasi boring (pemboran mesin ) dan jumlah titik
boring disesuaikan kondisi dan kebutuhan di lapangan.
 Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas (bill of quantity )
adalah perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan
perubahan (tambah/kurang ) dengan persetujuan Pengguna Jasa.
 Pemboran Tangan ( Hand Boring)
Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu pada ASTM
D4719
 Pengambilan Contoh Tanah Cara Coring
Pengambilan contoh tanah dengan cara coring dilakukandengan
ketentuan berikut :
 Digunakan single core barrel dengan cara putar.
 Contoh tanah dikeluarkan dari core kemudian dimasukkan
kedalam kantong plastik dan ditutup rapat dengan cara diikat atau
cara lainnya yang diizinkan Pengawas.
 Kantong plastik diberi label, nomor contoh, nomor bor,
kedalaman, tanggal, proyek.
 Pengambilan contoh dengan Single & Double Core
Pengambilan contoh tanah dengan cara tabung terbuka
dilakukan dengan ketentuan berikut :
 Ukuran tabung minimal berdiameter 75 mm
Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
 Panjang tabung minimal 500 mm
 Panjang ruang contoh tabung minimal 40 mm.
 Setelah pengambilan contoh tanah, tabung ditutup pada kedua
ujungnya dan kemudian diberi label.
2. Survey Data Sekunder
Survey data sekunder dilakukan dengan menghimpun data atau
literatur yeng terkait dengan pelaksanaan kegiatan perencanaan. Data-data
tersebut diperoleh dari instansi-intansi atau SKPD terkait pada pemerintah
setempat. Data-data tersebut antara lain adalah :
a. Data terakhir (up to date) mengenai unit price dan basic price (harga
satuan upah dan bahan ) yang telah dilegalisasi oleh pemerintah
setempat (Bupati atau Gubernur)
b. Data mengenai penetapan besaran tarif Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) yang telah dilegalisasi oleh pemerintah setempat (Bupati ).
c. Literatur yang relevan dengan kegiatan perencanaan, seperti studi
kelayakan, rencana induk ( master plan ) , produk kegiatan penataan
ruang (RTRW, RDTR dan RTBL ) dan literatur lainnya yang terkait
dan harus dipedomani dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan.
f. Metode Analisis
1. Analisis Fasilitas dan Aksesibilitas Bangunan dan Lingkungan
a. Azas fasilitas dan aksesibilitas
 Keselamatan, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam
suatu lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan
bagi semua orang.
 Kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat
atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
 Kegunaan, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan
semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu
lingkungan.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
 Kemandirian, yaitu setiap orang harus bisa mencapai, masuk
dan mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat
umum dalam suatu lingkungan dengan tanpa membutuhkan
bantuan orang lain.
b. Prinsip penerapan
Dalam rangka menciptakan lingkungan binaan yang memenuhi
pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas, digunakan prinsip-prinsip
penerapan sebagai berikut :
 Setiap pembangunan Pagar, halaman sekolah, dan lingkungan di
luar bangunan harus dilakukan secara terpadu.
 Setiap kegiatan pembangunan bangunan pagar dan penataan
halaman harus memperhatikan semua pedoman teknis fasilitas dan
aksesibilitas.
 Setiap pembangunan tapak bangunan pagar dan halaman sekolah
harus memperhatikan pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas
pada :
 Ukuran dasar ruang/ruang lantai bebas;
 Jalur pedestrian;
 Jalur pemandu;
 Area parkir;
 Ram;
 Rambu dan Marka;
Selanjutnya esensi, persyaratan, ukuran dan detail penerapan
standar untuk fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan
lingkungan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
: 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas
Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
2. Analisis Aspek Perencanaan Tapak (Site Planning)
Kajian dan analisis aspek perencanaan tapak dilakukan dengan :
a. Memperhitungkan kondisi dan potensi tapak
b. Pola pergerakan kendaraan internal maupun ekternal tapak
c. Pola pergerakan orang Pengendalian sirkulasi
d. Kearifan-kearifan local
e. Fungsi-fungsi utama/pokok, penunjang dan pelengkap.
3. Analisis Aspek Arsitektur
Kajian dan analisis aspek arsitektur dilakukan dengan :
a. Mendasarkan pada fungsi bangunan sebagai sarana perdagangan
b. Memperhatikan pola pergerakan kendaraan, baik internal maupun
eksternal tapak
c. Memperhatikan peraturan bangunan setempat (KLB, KDB, SB dan
tampilan bangunan berbasis kearifan local maupun berdasarkan
fungsi dan aktifitas dalam bangunan
d. Memperhatikan kondisi tapak ( site condition ) dan lingkungan
sekitar sekitar tapak dan standar minimal ruang-ruang pelayanan
parkir kedaraan (mobil dan motor)
e. Memperhatikan potensi dan masalah yang ada terkait dengan lahan
tapak bangunan Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka
metode yang perlu digunakan adalah melalui pendekatan melalui
harmonisasi dan sinkronisasi faktual terhadap kondisi yang ada
(existing condition ).
4. Analisis Aspek Struktur dan Konstruksi
Tujuan utama dari struktur adalah memberikan kekuatan pada
suatu bangunan. Struktur bangunan dipengaruhi oleh beban mati (dead
load ) berupa berat sendiri, beban hidup (live load ) berupa beban akibat
penggunaan ruangan dan beban khusus seperti penurunan pondasi,
tekanan tanah atau air, pengaruh temperatur dan beban akibat gempa.
Suatu beban yang bertambah dan berkurang menurut waktu secara
Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
berkala disebut beban bergoyang, beban ini sangat berbahaya apabila
periode penggoyangannya berimpit dengan periode struktur dan apabila
beban ini diterapkan pada struktur selama kurun waktu yang cukup lama,
dapat menimbulkan lendutan. Lendutan yang melampaui batas yang
direncanakan dapat merusak struktur bangunan tersebut.
a. Pedoman perencanaan
Dalam perencanaan, pedoman yang digunakan antara lain
 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
(SK SNI T-15-1991-03 )
 Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung
(SNI-1729-1989F )
b. Peraturan perencanaan
Apabila kita akan merencanakan suatu bangunan, sudah
tentu kita harus memperhatikan serta memperhitungkan segala
aspek yang berhubungan dengan bangunan tersebut. Disamping
segi teknis yang menjadi landasan utama dalam merencanakan
suatu bangunan, segi-segi lainnya tidak bisa kita tinggalkan atau
kita abaikan begitu saja. Faktor fungsi, ekonomi, sosial,
lingkungan, dan sebagainya tidak kalah pentingnya bila
dibandingkan dengan segi teknis konstruksi dalam perencanaan
suatu bangunan. Dengan kata lain, jika kita merencanakan suatu
bangunan, kita dituntut dalam hal kesempurnaan bangunan itu
sendiri. Untuk memenuhi hal tersebut, kita harus berpedoman
pada syarat-syarat yang telah ditentukan baik dari segi teknis itu
sendiri maupun dari segi lainnya.
c. Peraturan perhitungan konstruksi
 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI
1984)
 Struktur Beton Bertulang Indonesia (SK SNI T-15-1991-03)

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
 Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI 1981 ) 
Perencanaan Gempa Indonesia (1983 )
d. Dasar perhitungan konstruksi
 Konstruksi diperhitungkan terhadap pembebanan sementara.
 Perhitungan mekanika pada konstruksi plat dan konstruksi
balok anak sesuai SK SNI T-15-1991-03.
 Perhitungan pada struktur portal bangunan dengan
menggunakan metode Cross.
 Perhitungan konstruksi perencanaan pondasi sesuai dengan
hasil penyelidikan tanah oleh laboratorium.
e. Metode perhitungan
 Perhitungan plat dan balok berdasarkan standar tata cara
perhitungan struktur beton yaitu (SK SNI T-15-1991-03 )
dan dasar- dasar perencanaan beton bertulang (Ir. Gideon H.
K. M Eng, 1994 ). Sedangkan untuk perhitungan tulangan
dilakukan dengan cara teori kekuatan terbatas.
 Perhitungan konstruksi rangka atap dianalisa dengan
menggunakan metode Cremona untuk menentukan gaya-
gaya yang bekerja pada setiap batangnya.
 Perhitungan portal utama yang terdiri dari balok dan kolom
dianalisa dengan menggunakan Metode Cross.
Adapun dasar perhitungan konstruksi untuk portal utama
dan elemenelemen yang lain seperti plat balok tangga dan
lainnya menggunakan SKSNI T-15-1991-03.
f. Tuntutan dan dan ketentuan umum perencanaan
Secara umum, kajian aspek perancangan struktur dan
konstruksi dilakukan melalui :
 Observasi dan penilaian-penilaian visual dan bila perlu
dilakukan kegiatan penyelidikan kondisi tanah (sondir)

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
untuk mengetahui jenis dan pemodelan struktur dan
konstruksi yang akan diterapkan.
 Memperhatikan dan memperhitungkan :
 Persyaratan-persyaratan struktur
 Peraturan dan ketentuan yang mengikat dalam
perencanaan dan pembebanan
 Cara analisis
 Modulus elastisitas
 Panjang bentang
 Beban mati
 Pengaturan beban hidup
 Beban gempa, dan
 Ketentuan-kententuan yang layak pakai
Perancangan struktur dan konstruksi tidak hanya
membahas teori macam dan detail dari sistem struktur dan
konstruksi, tetapi juga kepada bagaimana aspek-aspek bangunan
seperti sistem struktur dan konstruksi bangunan itu sesuai
dengan fungsi, keamanan dan kenyamanan bangunan dan
lingkungannya. Perancangan struktur ditujukan kepada disain
sistem struktur dan aspek yang terkait, sedangkan perancangan
konstruksi ditujukan pada bagaimana memenuhi optimalisasi
sistem itu dengan bagian-bagian serta hubungan elemen-elemen
bangunan. Sehingga perancangan struktur dan konstruksi dalam
arsitektur hampir meliputi sebagian besar proses teknis
perancangan bangunan. Untuk mendapatkan hasil perancangan
yang ideal, perencana struktur dan konstruksi harus dapat
mengidentifikasi aspek-aspek yang terkait dalam perancangan.
Aspek-aspek tersebut meliputi :

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
 Struktur
Aspek struktur adalah aspek yang membahas kekuatan dan
stabilitas bangunan. Struktur meliputi pemilihan jenis sistem
struktur dan konfigurasinya, serta bagaimana sistem ini dapat
membentuk ruang, karena di dalam bangunan gedung struktur
bertugas mewadahi fungsi ruang. Sistem struktur dalam
pembahasan ini dibagi menjadi bagian-bagian lebih kecil yang
disebut dengan elemen struktur misal; elemen rangka atap,
rangka utama, dan pondasi. Seluruh bagian atau elemen dari
berbagai sistem struktur akan mempunyai tanggung jawab
utama sebagai pemikul beban bangunan. Karena fungsinya
tersebut, sistem struktur tidak dapat dihilangkan namun dapat
digantikan satu jenis struktur dengan struktur yang lain.
Ketersediaan ragam struktur dan elemennya serta kemungkinan
pemilihannya adalah bahasan pokok dalam perancangan
struktur. Apapun pilihan yang diajukan akan selalu benar jika
sesuai dengan maksud-maksud atau aspek-aspek lain dalam
bangunan.

 Konstruksi
Konstruksi adalah bentuk rangkaian atau kedudukan baik
dari antar atau inter elemen struktur. Konstruksi ini memperjelas
perancangan bangunan. Wujud perancangan konstruksi dalam
bangunan gedung adalah gambar-gambar detail yang
menunjukkan secara teknis bagian-bagian dan kedudukannya
serta keterangan-keterangannya. Karena bersifat menjelaskan
dari solusi disain, maka rancangan konstruksi sebuah bangunan
akan terikat dengan bangunan secara khusus dan tidak dapat
disamakan dengan bangunan lain. Satu konstruksi dalam

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
perancangan struktur akan menjelaskan bagaimana
pertimbangan-pertimbangan terhadap aspek lain juga
diperhatikan, misalnya penggunaan bahan, ukuran, kedudukan,
cara pengerjaan, finishing dan sebagainya. Tanpa gambar
konstruksi yang jelas bangunan tidak dapat didirikan dengan
benar dari berbagai aspek.
 Bahan Bangunan
Bahan bangunan adalah aspek pokok berkaitan dengan
pemakaiannya dalam struktur ataupun konstruksi serta sifat-sifat
fisik yang akan diberikan pada bangunan. Pemakaian bahan
tertentu akan mempengaruhi setiap aspek lain dalam
perancangan. Karena pemakaian bahan tertentu akan
mengakibatkan keriteria-kriteria lain pada bangunan
(konstruksi, harga, tekstur, warna, kekuatan, keawatan dan
sebagainya ), maka pemakaian bahan bangunan juga dapat
sangat menentukan disain bangunan secara luas.
 Ekonomi Bangunan
Yang terakhir namun tidak kalah pentingnya adalah
ekonomi bangunan. Mulai dari aspek ketersediaan dana yang
dibutuhkan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan hingga perawatan. Karena aspek ekonomi
bangunan ini akan berada pada semua tahap dalam perancangan,
maka faktor ini harus difikirakan pada setiap pentahapan
bangunan. Idealnya semua pentahapan pembangunan harus
menggunakan beaya yang seminimal mungkin, namun dengan
hasil yang seoptimal mungkin. Dengan demikian harus
diputuskan alokasi pembeayaan yang proporsional yang jelas.
Bukan berarti harga awal yang rendah berarti dapat menjadikan
harga ekonomi yang baik karena masih juga dipertimbangkan

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
harga-harga lain termasuk konstruksi, tenaga kerja dan
perawatan. Secara umum pada tahap perencanaan, semakin
tinggi tingkat persayaratan ruang yang berkaitan dengan bentuk,
fungsi dan sistem akan menyebabkan waktu yang relatif lama
pada tahap perencanaan dan perancangan. Namun tingginya
beaya perencanaan dan perancangan atas waktu ini harus
diimbangi dengan rendahnya proses pembangunan hingga
pemeliharaan bangunan. Demikian juga sebaliknya, yang harus
dihindari adalah tingginya aspek beaya pada setiap pentahapan
pembangunan yang tidak diperlukan, sehingga bangunan
memang dapat didirikan dengan waktu dan beaya yang
semestinya.
5. Analisis Aspek Utilitas
Kajian aspek utilitas dilakukan dengan memperhatikan :
a. Luas area pelayanan, baik vertical maupun horizontal
b. Sistem dan perlengkapan yang paling optimal untuk pelayanan
seluruh area, setidaknya memenuhi standar minimal
c. Keadaan lokasi tapak ( existing condition ) , terutama kondisi fisik
dasarnya (topografi, air tanah, bentuk tanah dan jenis/ sifat tanah )
d. Luas area pelayanan, baik secara vertical maupun horizontal
e. Sistem dan perlengkapan yang paling optimal untuk pelayanan
seluruh area, setidaknya memenuhi standar minimal
f. Keadaan lokasi tapak ( existing condition ) , terutama kondisi fisik
dasarnya (topografi, air tanah, bentuk tanah dan jenis/ sifat tanah)
g. Faktor pengamanan dan keamanan publik dalam bangunan dan
kawasan terhadap berbagai bahaya (kebakaran, tergenang dan
lainlain )

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
6. Analisis Aspek Ruang Luar ( bila diperlukan )
a. Sistem Perparkiran
Tempat parkir merupakan prasarana lalu lintas yang
dibutuhkan dan perlu disediakan untuk umum maupun khusus.
Dalam upaya memenuhi dan menentukan beberapa besar penyediaan
ruang parkir, yang perlu dipertimbangkan adalah :
 Mengetahui jenis kegiatan
 Fungsi pelayanan
 Lokasi lahan
 Bentuk
 Luas/ukuran lahan yang tersedia
Setelah semua faktor tersebut di atas terpengaruh maka
dilakukan perhitungan kebutuhan ruang parkir yang terdiri dari
marka jalan dan ruang gerak/manuver dengan memperhatikan ukuran
kendaraan dan pola/posisi parkir yang sesuai dengan kondisi
lingkungan.
Berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Nomor : 272/HK.105/DRJD/96 Tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, penyediaan fasilitas parkir dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Parkir di atas jalan/pinggir jalan
Parkir pinggir jalan, penyediaan terbatas dan terbagai
atas :
 Tempat parkir yang bebas, tidak terbatas waktu
parkirnya
 Tempat parkir yang terbatas,
lamanya parkir dibatasi Tempat parkir jalan akan
menyenangkan bila lokasinya dekat dengan tempat tujuan.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
Pada umumnya orang akan enggan untuk berjalan lebih dari
150 meter dari dan ke tempat parkir mobilnya.
Di sisi lain tempat parkir, jalan sangat terbatas jumlah
ruang/marka, sehingga sukar mendapatkan tempat parkir pada
daerah pusat kegiatan, biasanya jalan-jalan pada daerah
dijadikan tempat parkir, meskipun kondisi jalan kurang
memenuhi syarat, atau adanya tempat parkir tersebut akan
mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
2) Parkir luar jalan
Parkir di luar jalan, ada dua macam, yaitu :
 Pelataran/taman parkir dan lingkungan parkir
 Gedung parkir
Fasilitas parkir ini biasanya terdapat di gedung atau
perkantoran pemerintah dan swasta serta pusat kegiatan, yang
penggunaannya dapat untuk umum atau dipakai sendiri dan
pengadaannya dapat dilakukan oleh badan usaha milik
pemerintah atau swasta. Posisi dan pengaturan parkir dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Parkir sejajar atau paralel. Posisi parkir sejajar merupakan
pola umum yang diterapkan pada parkir jalan karena
memakai sebagian kecil lebar badan jalan yang berarti
kurang pengaruhnya pada arus lalu lintas.
2. Parkir menyudut (30, 45,60,90 derajat)
Keuntungan daripada parkir menyudut adalah bahwa
posisi parkir dapat disesuaikan dengan kondisi tempat
yang tersedia dan jumlah kendaraan yang dapat
ditampung akan lebih banyan sejalan dengan
bertambahnya sudut parkir. Posisi parkir ini
memungkinkan pula tersedianya ruang bebas yang cukup

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
untuk manuver kendaraan (ruang gerak ) yaitu 1-1,5 m
dari panjang kendaraan.
b. Jenis dan Bentuk Peralatan Parkir
Ada beberapa jenis bentuk pelataran parkir kendaraan,
yaitu :
 Tipe paralel
 Tipe tegak
 Tipe gergaji lurus
 Tipe gergaji lingkar
Pemilihan bentuk sistem pelataran parkir kendaraan dalam
perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan yang hendak
dilayani serta
kemudahan pengembangan di mana yang datang untuk
parkir ditata sedemikian rupa sehingga diperoleh keserasian
sehingga memberi kesan aman, mudah dicapai, lancar tertib.
Untuk memenuhi tipe parkir yang akan digunakan, kita harus
mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh tiap
macam bentuk parkir tersebut. Hal ini bertujuan untuk memilih
kira-kira bentuk parkir mana yang cocok digunakan untuk
masing-masing pelataran parkir yang akan direncanakan, dengan
mempertimbangkan faktor tertentu.
Adapun kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh
masingmasing bentuk pelataran parkir tersebut adalah :
1) Tipe Paralel
a) Cara pemarkiran kendaraan sangat praktis dan
mudah, sebab menerus tanpa belokan.
b) Jarak antara kendaraan yang satu dengan yang
lainnya perlu diperhitungkan sebab kendaraan di
bagian belakang biasanya agak sukar keluar sebelum
kendaraan yang didepannya keluar.
Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
c) Desainnya mudah dirancang, karena praktisnya cara
pemarkiran yang dituntut.
d) Ruang yang dibutuhkan relatif besar dan memanjang
e) Untuk terminal yang besar, yang akan menampung
kapasitas kendaraan yang besar dibutuhkan beberapa
jalur yang berderet.
f) Terjadi crossing antara penumpang dan kendaraan.
g) Pengontrolan kendaraan yang keluar masuk terminal
mudah dilakukan.
2) Tipe Tegak Lurus
 Cara pemarkiran kendaraan tidak mudah
 Lintasan haluan yang harus diambil untuk dapat
memarkir dengan tepat cukup besar.
 Jarak antara kendaraan yang satu dengan yang
lainnya harus diperhitungkan.
 Memungkinkan bukaan pintu samping, tetapi akan
menghalangi aliran penumpang.
 Ruang yang dibutuhkan untuk pemarkiran relatif
kecil dengan kapasitas tampung yang besar.
3) Tipe gergaji lurus
 Cara pemarkiran kendaraan cukup mudah
 Lintasan haluan yang dibutuhkan untuk dapat
memarkir secara tepat tidak begitu besar.
 Penumpang dapat terpisah dengan penumpang yang
turun
 Tidak terjadi crossing antara penumpang dan
kendaraan Bila kapasitas parkir sudah tidak
mencukupi, sistem ini dapat diubah besaran

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
sudutnya, misalnya dari 30derajat menjadi 45 serajat
atau 60 derajat.
 Bentuk sistem parkir ini mudah dikembangkan.
4) Tipe gergaji lingkar
 Cara pemarkiran mudah, karena kendaraan yang
masuk dengan belok yang mudah.
 Ruang yang dibutuhkan relatif kecil
 Desain konstruksinya lebih rumit
 Bentuk sistem parkir ini sukar dikembangkan
Adapun dasar pertimbangan dalam menentukan
pemilihan bentuk system parkir, adalah :
 Sesuai dengan fungsinya, parkir untuk kendaraan
apa (parkir kendaraan penumpang, service atau
parkir untuk kendaraan pengunjung).
 Diusahakan agar tidak terjadi crossing antara
kendaraan dengan penumpang.
 Pemarkiran kendaraan mudah
 Mudah untuk mengeluarkan kendaraan dari lokasi
parkir
 Luas areal yang dibutuhkan diusahakan yang relatif
kecil, dengan kapasitas tampung kendaraan besar.
 Sistem pelataran parkir dipilih yang mudah
dikembangkan di masa mendatang.
Biasanya sudut parkir maksimum yang dipakai
adalah 60 derajat dan sudut parkir yang menguntungkan
adalah 45 derajat.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
7. Penataan Taman/ Penghijauan
Rencana pertamanan atau pembuatan tanaman penghijauan
dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek, diantaranya
adalah :
a. Aspek teknis, yaitu memperhatikan kesiapan lahan, jenis
tanaman, bibit dan teknologi
b. Aspek ekologis, yaitu memperhatikan keserasian hubungan
manusia dengan lingkungan alam kawasan
c. Aspek ekonomis, yaitu berkaitan dengan biaya dan manfaat
yang dihasilkan
d. Aspek sosial dan budaya setempat, yaitu memperhatikan nilai
dan norma sosial serta budaya setempat.
Bentuk penghijauan atau pertamanan disesuaikan dengan
karakteristik lahan dan diprioritaskan pada bentuk kompak dalam satu
hamparan. Namun demikian dapat pula dibuat dalam bentuk jalur
antara lain berupa jalur peneduh jalan maupun sebagai pengarah.
a. Tipe kawasan permukiman, yang berfungsi sebagai penghasil
oksigen, penyerap karbondioksida, peresap air, penahan angin,
dan peredam kebisingan. Komposisi tanaman berupa jenis
pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan tanaman perdu
dan rerumputan
b. Tipe kawasan industri, yang berfungsi untuk mengurangi
polusi udara dan kebisingan yang ditimbulkan dari kegiatan
industri
c. Tipe rekreasi, yaitu penghijauan yang berfungsi sebagai
pemenuhan kebutuhan rekreasi dan keindahan dengan jenis
pepohonan yang indah dan unik.
d. Tipe pelestarian plasma-nutfah, yang berfungsi sebagai
pelestari plasma-nutfah, meliputi :

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
 Penghijauan sebagai perlindungan plasma-nutfah
khususnya vegetasi in–situ dan ex–situ
 Penghijauan sebagai habitat satwa yang dilindungi atau
yang dikembangkan
e. Tipe perlindungan, yaitu penghijauan yang berfungsi :
 Mencegah/ atau mengurangi bahaya erosi longsor pada
lahan dengan kemiringan cukup tinggi dan sesuai dengan
karakter tanah
 Melindungi daerah pantai dari gempuran ombak
 (abrasi)
 Resapan air untuk mengatasi masalah menipisnya volume
air tanah atau masalah intrusi air laut
f. Tipe pengamanan, berfungsi untuk meningkatkan keamanan
pengguna jalan pada jalur kendaraan dengan membuat jalur
hijau dengan kombinasi pepohonandan tanaman perdu.
8. Konsep Perhitungan Biaya Pembangunan
a. Pedoman Perhitungan Anggaran Biaya
Dalam suatu kegiatan pembangunan, setelah gambar
rencana slesai dikerjakan, langkah berikutnya adalah
menghitung anggaran biaya pembangunan.
Data yang dipakai untuk menghitung anggaran biaya
pembangunan adalah
 Harga bahan bangunan/ material
 Harga upah tenaga kerja
Untuk mendapatkan data harga bangunan/material, harus
dilakukan survey dan diusahakan lokasi survey harga bahan
bangunan/ material sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan.
Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dilakukan dengan
5 (lima ) tahapan, yaitu :

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
 Tahap I, kompilasi data harga bahan/ material dan upah
pekerja
 Tahap II, menyusun daftar analisa harga satuan pekerjaan
 Tahap III, menyusun daftar harga satuan pekerjaan
 Tahap IV, menghitung volume satuan pekerjaan
 Tahap V, menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB)
dan Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
9. Dasar Perhitungan Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Sebelum melakukan perhitungan Rencana Anggaran Biaya
(RAB), terlebih dahulu akan dilakukan peritungan Analisa Harga
Satuan Pekerjaan. Dalam Analisa Harga Satuan Pekerjaan, terdapat 2
(dua ) cara perhitungan, yaitu :
a. Menggunakan Analisa BOW
b. Menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) edisi
terakhir
Kedua cara tersebut dapat digunakan di Indonesia, meskipun
terdapat kekurangan dan kelebinannya. Analisa BOW adalah produk
Belanda yang masih banyak digunakan oleh teknisi-teknisi
Indonesia, bahkan dalam penerapannya terkadang digabungkan
antara keduanya (Analisis BOW dan SNI).
Menurut pengalaman perhitungan analisa harga satuan
pekerjaan dengan menggunakan analisa BOW, hasil perhitungannya
boros, sehingga untuk perhitungan Rencana Anggaran Biaya,
ianggap layak apabila dilakukan penggabungan antara analisa BOW
dengan analisa SNI, dengan catatan apabila ada item pekerjaan yang
analisa harga satuan pekerjaannya tidak diatur dalam analisa SNI
akan digunakan analisa BOW untuk melengkapi.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
10. Dasar Penggunaan Harga Bahan/ Material
Dalam menghitung Rencana Anggaran Biaya, akan digunakan
dasar harga bahan dari berbagai sumber, antara lain :
a. Survei harga bahan disekitar lokasi pekerjaan
b. Daftar harga satuan bahan yang berlaku di proyek-proyek
pembangunan yang sedang berjalan dilokasi pembangunan
c. Daftar harga satuan bahan yang dikeluarkan oleh Pemerintah,
baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota
setempat
d. Jurnal harga bahan
11. Dasar Penggunaan Harga Upah Pekerja
Harga upah pekerja yang akan digunakan adalah harga upah pekerja
yang ditetapkan baik oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan maupun
yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota dimana lokasi
pekerjaan akan dibangun.
12. Harga Satuan Pekerjaan
Secara matematis, harga satuan pekerjaan didasarkan pada harga
satuan bahan/ material, harga upah pekerja dan koefisien bahan dan
pekerja pada analisa harga satuan pekerjaan.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
PROGRAM KERJA
Program/ rencana kerja disusun berdasarkan tahapan-tahapan pelaksnaan
pekerjaan agar pemanfaatan tenaga serta peralatan pendukung pelaksanaan pekerjaan
dapat sejalan dan terstuktur. Rencana kerja dijadikan pedoman bagi pelaksana
masingmasing kegiatan.
Berdasarkan pengelompokan aktivitas tugas, Konsultan akan melakukan hal-hal
berikut ini:
 Konsultan akan bertindak secara pro-aktif, produk nyata dan semuanya berjalan
lancar;
 Semua kegiatan yang dilakukan akan dikonfirmasikan secara tertulis;
 Risalah rapat (berita acara) dan laporan-laporan akan membuktikan keterlibatan
Konsultan;
Penyusunan rencana kerja menjadi sangat penting, terutama untuk hal-hal
sebagai berikut :
 Rencana kerja dapat dijadikan pedoman bagi konsultan dalam melaksanakan
pekerjaan, dalam hal pentahapan pekerjaan, koordinasi yang diperlukan dengan
disiplin lain.
 Adanya suatu rencana kerja akan memudahkan dalam pekerjaan, pengawasan
dan evaluasi hasil kerja baik oleh Ketua Tim maupun oleh pihak pemberi tugas.
 Dengan adanya Rencana Kerja, maka pelaksanaan tiap tahap pekerjaan akan
dapat memberikan hasil yang optimal.
 Suatu rencana kerja dapat memberi informasi mengenai pencapaian target waktu
dan pekerjaan yang diselesaikan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
 Jadwal aktivitas kegiatan Konsultan ini disusun berdasarkan pendekatan teknis
dan metodologi yang telah disusun.
Berdasarkan lingkup pekerjaan yang telah diberikan dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK) pemahaman konsultan terhadap proyek dan strategi pendekatan serta
metodologi pelaksanaan pekerjaan sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya maka
konsultan membuat suatu rancangan tahapan pelaksanaan perencanaan sebagaimana

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
yang telah disusun pada jadwal pelaksanaan Pekerjaan. Sebagaimana diuraiakan pada
jadwal pelaksanaan pekerjaan pada point selanjutnya.

a. ORGANISASI DAN PERSONIL


Struktur organisasi untuk pelaksanaan Penyusunan dukumen perencanaan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Kantor Badan Pusat
Statistik Kabupaten Mamuju yang diusulkan oleh Konsultan dimaksudkan untuk
dapat tercapainya koordinasi, tugas dan tanggung jawab serta sasaran pekerjaan
yang akan dicapai yaitu:
 Agar pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan lingkup pekerjaan, dapat selesai
tepat pada waktunya
 Untuk pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis dan efektif
 Setiap kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh setiap tenaga ahli akan saling
berkesinambungan dengan koordinasi dari Ketua Tim, sehingga pengeluaran
biaya pelaksanaan pekerjaan akan lebih efektif dan aspek teknis akan memenuhi
sasaran.
Organisasi pelaksanaan pekerjaan ini disesuaikan dengan kebutuhan
personil yang telah dituangkan dalam KAK (kerangka acuan kerja), dan disusun
sedemikian rupa agar dapat mendukung kelancaran proses pelaksanaan pekerjaan.
Selain koordinasi intern antara pelaksana pekerjaan, organisasi yang disusun juga
memuat hubungan antara pelaksana dengan pemberi kerja serta instansi terkait
lainnya yang bersifat saling mendukung.

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
b. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
Usulan Teknis
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Perluasan Gedung
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju T.A. 2020
c. Bentuk Komposisi Tim Dan Penugasan

KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN (DAFTAR PERSONIL)

Posisi Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Jumlah

Tenaga Profesional
• Melakukan kajian terhadap fungsi, tugas dan tanggung
jawab serta kinerja tim;
• Mengkoordinir seluruh kegiatan mulai dari tahap
persiapan sampai pada tahap pelaksanaan dan
PT. Matra Desain
Team Leader Rahmat Hidayat penyerahan hasil-hasil kegiatan; 1 org
Konsultan
• Menyusun jadwal rencana penugasan personil;
• Menyusun rencana mobilisasi fasilitas dan peralatan;
• Menyusun rencana keuangan tim (financing plan);
• Membuat Project Quality Plan (PQP);
Ahli Arsitek Muhammad Hidayat PT. Matra Desain • Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dibawah 1 org
Konsultan koordinasi ketua tim guna menciptakan suasana kerja
yang harmonis dan efektif.
• Membantu team leader dalam penyusunan laporan untuk
setiap tahap kegiatan.
• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dalam
melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
•• Bekerjasama dengan tenaga
Melakukan koordinasi ahli lainnya
dan asistensi dibawah
dengan pemberi
koordinasi ketua tim guna menciptakan suasana kerja
yang harmonis dan efektif.
• Membantu team leader dalam penyusunan laporan untuk
PT. Matra Desain setiap tahap kegiatan.
Ahli Sipil Hamsyah 1 org
Konsultan • Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dalam
melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
• Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi
pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya
• Melaukan analisa struktur dan konstruksi
Ahli Misbahuddin, S.T. PT. Matra Desain • Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dibawah 1 org
Mekanikal/Elektrikal Konsultan koordinasi ketua tim guna menciptakan suasana kerja
yang harmonis dan efektif.
• Membantu team leader dalam penyusunan laporan untuk
setiap tahap kegiatan.
• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dalam
melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
• Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi
• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dibawah
koordinasi ketua tim guna menciptakan suasana kerja
yang harmonis dan efektif.
PT. Matra Desain
Ahli Keuangan Syahrul Yahya, S.T. • Mengatur Keuangan TIM Konsultan 1 org
Konsultan
• Mencatat dan menata semua karyawan yang di Proyek
• Membantu Kepala Proyek untuk mencatat transaksi
keuangan di Proyek.
Tenaga Penunjang
• Menerima tugas pengukuran dan pemetaan situasi
secara teoristis
Andi Alif Syaputra PT. Matra Desain
Surveyor • Melakukan orientasi lapangan 2 org
Alimuddin, A.Md. Konsultan
• Menyiapkan alat ukur dan alat pemetaan
• Menyiapkan buku ukur, bahan dan alat
• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dibawah
koordinasi ketua tim guna menciptakan suasana kerja
yang harmonis dan efektif.
• Membantu team leader dalam penyusunan laporan untuk
PT. Matra Desain
Estimator Abd. Basit Amir setiap tahap kegiatan. 1 org
Konsultan
• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dalam
melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
• Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi
pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya
• Menerima tugas Penggambaran
PT. Matra Desain
Drafter Mariyati Hasan, A.Md. • Melakukan orientasi lapangan 1 org
Konsultan
• Melakukan visualisasi konsep desain
PT. Matra Desain Melakukan finalisai/editing dokumen berupa laporan,
Operator Kompuer Andi Risma. 1 org
Konsultan gambar, RAB dll
d. Bentuk Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Minggu Ke-
Posisi Nama Personil Jumlah
I II III IV
Tenaga Profesional

T eam Leader Rahmat Hidayat 1 org

Ahli Arsitek Muhammad Hidayat 1 org

Ahli Sipil Hamsyah 1 org

Ahli Mekanikal/Elektrikal Misbahuddin, S.T. 1 org

Ahli Keuangan Syahrul Yahya, S.T. 1 org

Tenaga Penunjang
Andi Alif Syaputra
Surveyor Alimuddin, A.Md. 2 org

Estimator Abd. Basit Amir 1 org

Drafter Mariyati Hasan, A.Md. 1 org

Operator Kompuer Andi Risma. 1 org

Anda mungkin juga menyukai