A. Latar Belakang
Mengingat syarat Pasal 1 Ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota , yang tiap-tiap
dengan Undang-Undang”
1
Dalam tulisan ini selanjutnya akan disingkat menjadi UUD
2
Secara etimologis merupakan bahasa latin yang terdiri dari kata “de” berarti lepas, dan“centrum”
berarti pusat, sehingga bila diartikan desentralisasi berarti melepaskan diri dari pusat. (Victor
Situmorang, Hukum Administrasi Pemerintahan di Daerah, Sinar Grafika, Jakarta, 1994, hlm. 38)
3
Ridwan HR, 2017, Hukum Administrasi Negara (Edisi Revisi), Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 17.
dan kegiatan kemasyarakatan berdasarkan keadilan, perdamaian, kemanfaatan,
atau kepentingan.4.
masyarakat sebagai salah satu tujuan negara. Hal ini menunjukkan bahwa
merupakan salah satu asas gagasan negara kesejahteraan 5. Artinya, tujuan negara
disebabkan oleh fakta bahwa struktur sangat penting bagi aktivitas manusia.
rasa percaya diri. Oleh karena itu, bangunan harus dibangun dengan
4
Ibid.,
5
Ibid.,
6
Syahri Thohir, 2013, Hukum Pembangunan (Reformasi Perencanaan Pembangunan Nasional serta
Kebijakan dan Pelayanan Publik, Deepublish, Yogyakarta, hlm. 36.
mempertimbangkan tujuan penggunaannya dan sesuai dengan semua persyaratan
mendirikan bangunan, status hak atas tanah, dan status kepemilikan bangunan.
Kriteria teknis mencakup hal-hal seperti spesifikasi denah bangunan dan standar
kemudahan.
Fungsi Bangunan, atau disingkat SLF, adalah sertifikat yang diterbitkan oleh
Fungsional.8:
7
Pasal 7 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
8
Pasal 4 Ayat (1) Peraturan Mentri PUPR Nomor 27/PRT/M/2018 Tentang Sertifikasi Laik Fungsi
Bangunan Gedung
a. struktur dasar satu lantai.
d. struktur kompleks dan struktur unik dengan lebih dari lima lantai.
dibangun diperlukan IMB, dan apabila bangunan tersebut telah selesai dibangun
namun belum dapat dioperasikan diperlukan SLF. Sesuai dengan peraturan yang
3710:
9
Suatu bangunan dianggap ada apabila telah dipakai, telah selesai serah terima akhir
dalam hal digunakan oleh pemberi jasa untuk pembangunan bangunan tersebut, atau
telah dibangun lebih dari 1 (satu) tahun. Tidak ada penyedia layanan yang digunakan
oleh gedung tersebut. Lihat Peraturan Menteri PUPR Nomor 27/PRT/M/2018 tentang
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung, Pasal 4 Ayat 6 untuk informasi lebih lanjut.
10
Pasal 37 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
Selanjutnya telah disahkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun
gedung harus dilakukan secara tertib, sesuai dengan fungsinya, dan mematuhi
lingkungan.
menyikapi penerapan Pasal 109 ayat (1) Peraturan Bangunan Gedung Undang-
Dasar hukum Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 8 Tahun 2020 ini adalah:
Perda ini mencakup berbagai topik, antara lain peruntukan dan klasifikasi
13
Perda Kota Bengkulu Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Bangunan Gedung
Meningkatnya angka keruntuhan bangunan, kebakaran, dan kecelakaan lainnya
menunjukkan bahwa Kota Bengkulu masih memiliki banyak bangunan yang tidak
B. Identifikasi Masalah
Bangunan Gedung?
1. Tujuan Penelitian
a.) Memastikan tata cara pengurusan izin bangunan dan sertifikasi laik fungsi di
2. Manfaat Penelitian
di Kota Bengkulu, agar informasi tersebut dapat diketahui masyarakat umum dan
fungsional (SLF).
D. Kerangka Pemikiran
membuat kesimpulan mengenai dimensi. Oleh karena itu, pemikiran teoritis selalu
aktif berupaya menjaga segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahnya,
Gagasan negara hukum telah diungkapkan secara historis dan praktis dalam
Islam, dan beberapa model lainnya, seperti negara hukum Pancasila. 14 Oleh karena
terlepas dari apakah suatu peraturan dibuat oleh pemerintah ataukah peraturan
14
Lukman Santoso, Negara Hukum dan Demokrasi: Pasang Surut Negara Hukum Indonesia Pasca
Reformasi, Nadi Offset, Yogyakarta, 2016, hlm, 10.
15
Yuhelson, Pengantar Ilmu Hukum, Ideas Publishing, Gorontalo, 2017, hlm, 52.
Selain tidak bersifat negara kekuasaan (Machtstaat), negara hukum juga
sesuai dengan konstitusi, serta supremasi hukum atas yang lain. didasarkan pada
yang menjamin setiap orang diperlakukan sama di depan hukum, dan pemberian
Krabbe berpendapat bahwa hukum tidak berasal dari kehendak Negara dan
kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Apalagi keinginan negara tidak relevan
yang lebih tinggi lagi, dan seterusnya, sampai pada standar negara yang paling
mendasar, Pancasila.18
16
Zulkarnain Ridiwan, “Negara Hukum Kebalikan NACHTWACHTERSTAAT “, Fiat Justitia Jurnal
Ilmu Hukum Volume 5 No. 2 Mei-Agustus 2012, hlm. 143.
17
Soehino, Ilmu Negara, Liberty, Yogyakarta, 2013, hlm. 157.
18
Maria Farida Indrati Soeprapto, Ilmu Perundang Undangan, Kansius, Yogyakarta, 1998, hlm, 39.
2. Teori Kepastian Hukum
tertulis khususnya mempunyai sifat kepastian hukum yang tidak dapat dipisahkan.
3.Teori Kewenangan
aturan perilaku yang berlaku secara universal, asas hukum akan menjadi tidak
Bagi semua pihak yang terlibat dalam suatu sengketa hukum, keadilan
adalah tujuan akhir. Perlakuan yang tidak adil dalam proses pengadilan
menderita tidak hanya secara finansial, namun juga secara emosional dan budaya.
Para pelaku strategis, seperti mereka yang mengepalai profesi hukum, dapat
menjaga kehidupan dan dinamika sosial agar tidak berubah menjadi barbarisme
19
Fence M. Wantu, “Antinomi Dalam Penegakan Hukum Oleh Hakim”, Jurnal Berkala Mimbar
Hukum, Vol. 19 No.3 Oktober 2007, hlm. 388.
20
Muhammad Nuh, Etika Profesi Hukum, Pusaka Setia, Bandung, 2011, hlm, 140.
Undang-undang ini mempunyai lebih dari sekedar kompilasi peraturan-
peraturan tersendiri. Arti penting suatu peraturan hukum terletak pada sifat
mencapai tujuan bersama. Aspek hukum yang kompleks, termasuk aturan, konsep,
Demi menjaga keadilan dan ketertiban sosial, hukum yang ditegakkan oleh
dengan memenuhi tuntutan dan kebutuhan yang sangat praktis, seperti adanya
peraturan. Saat ini, ketika orang berbicara tentang undang-undang seperti ini, yang
21
Rahman Syamsyuddin, Pengantar hukum Indonesia, Prenadamedia Group, Jakarta, 2019, hlm, 34.
22
Dominikus Rato, Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum, Laksbang Pressindo,
Yogyakarta, 2010, hlm, 59.
saja, kebutuhan akan kejelasan hukum dipenuhi oleh peraturan-peraturan ini. Jadi,
dia tidak memikirkan isi peraturan itu—atau, lebih tepatnya, dia tidak
Untuk saat ini, abaikan segala pertimbangan mengenai nilai yang melekat
dengan orang lain dan dengan produk serta sumber daya lainnya pada tingkat
yang lebih tinggi, sebagaimana terungkap dalam keadaan ini. Pada tingkat
hukum tata negara. Kekuasaan dan wewenang mempunyai arti yang sama dalam
23
Satjipto Rahardjo, “Meningkatkan Kepastian Hukum Dalam Rangka Pelaksanaan Keadilan
Berdasarkan Pancasila”, Jurnal Hukum dan Pembangunan, Vol 18, No. 6, 1998, hlm. 532.
24
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonom Daerah, Penerbit Grasindo, Jakarta,
2005, hlm 66
25
hukum publik Kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang atau legislatif
atau kehakiman.
berpendapat agar pendapat tersebut dapat berdiri sendiri, sesuai dengan apa yang
mengamanatkan.26
Kewenangan yang sah harus didasarkan pada ketentuan hukum yang sudah
Ada banyak tingkat kewenangan yang mungkin dimiliki oleh orang atau
yang datang dari jabatan. Bila menilik hukum ketatanegaraan, delegasi ini terlihat
kita berbicara tentang kekuasaan aktual yang berasal dari hal-hal seperti
pejabat lain. Sifat insidentil dari wewenang non-atributif adalah berakhir pada saat
oleh atasannya. Sepanjang hal ini tidak ditentukan secara eksplisit oleh undang-
melalui konstitusi (grondweet). Sastra Belanda menjadi dasar uraian ini. Masuk
amanahnya sesuai dengan hukum dan Asas Umum Pemerintahan yang Baik
(AUPB).
sebagai struktur kekuasaan. Sementara itu, kewajiban, tujuan, dan tanggung jawab
perannya yang semakin meningkat seiring dengan kewajiban dan tanggung jawab
E. Keaslian Penelitian
28
Ibid,
tersebut pada publikasi ilmiah, jurnal, dan skripsi hukum di Fakultas Hukum
Universitas Bengkulu.
Bangunan Gedung”
Oleh karena itu, penulis dapat menegaskan bahwa penelitian ini belum
Tabel
Keaslian Penelitian
Siyasah Terhadap
Implementasi Peraturan
Nomor 27/PRT/M/2018
Kota Metro?
1. Jenis Pnelitian
pada awalnya, penelitian empiris juga melihat hukum yang dipandang sebagai
perbuatan nyata dan gejala sosial tidak tertulis yang dialami oleh seluruh anggota
Untuk memperjelas bagaimana dan apa saja yang terlibat dalam pelaksanaan
kejadian, atau kejadian. yang terjadi. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan
2. Pendekatan Penelitian
undangan yang relevan dikaji ulang kaitannya dengan topik hukum yang
1) Komprehensif, dalam arti norma hukumnya masuk akal satu sama lain;
2) Komprehensif dalam arti bahwa kumpulan standar hukum tersebut
mengunjungi dan berbicara dengan para pelaku usaha di kawasan Pantai Panjang
Kota Bengkulu.
Tahun 2020 tentang Bangunan Gedung, maka pendekatan kajian ini menyoroti
masyarakat.
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah data dari Dinas Pekerjaan Umum dan
b. Sampel
29
Ibid, hlm 56.
Penelitian biasanya dilakukan dengan menggunakan sampel, atau sebagian
dari keseluruhan item penelitian, bukan pada seluruh objek penelitian atau
populasi.
4. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer berasal langsung dari sumber pertama di lapangan, antara lain
b. Data sekunder
kepustakaan yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber primer dan
30
Ibid, hlm. 44.
Data primer didukung oleh data ini. Tujuan penggunaan bahan hukum
sekunder adalah untuk memberikan arahan atau nasihat kepada peneliti bagaimana
caranya. Selain itu, data sekunder mencakup berbagai sumber hukum, seperti:
1) Bahan hukum primer, khususnya, sumber daya hukum primer, yang terdiri
Bangunan Gedung
Gedung
prinsip dasar (doktrin), pendapat para ahli hukum (doktrin), dan hasil
tersebut.
berikut. Sedangkan data primer terdiri dari fakta-fakta sosial yang penulis
kepustakaan.
6. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah langkah dalam proses penelitian dimana data yang
31
M. Abdi dkk, Op.Cit, hlm 57.
a. Pemeriksaan data (pengeditan), yang melibatkan pemberian alasan atas
dapat diterapkan pada data berupa angka, tanda, simbol, atau kata-kata
7. Analisis data
32
Ibid, hlm. 46.