Anda di halaman 1dari 6

Tata cara perencanaan lingkungan perumahan

di perkotaan
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Asas Permukiman

Dosen pengampu :
Purnama Sakhrial Pradini,S.T.,MT

Disusun oleh:

Susilo Budi Prasetyo


(321810092)

Kelas :
Ars.18.c.1

UNIVERSITAS PELITA BANGSA


PRODI ARSITEKTUR
BEKASI 2020
Tata cara perencanaan lingkungan perumahan
di perkotaan

No Variabel Aspek Kriteria Ukuran Gambar


Persyaratan dasar Ketentuan 1. Lingkungan perumahan merupakan bagian
perencanaan umum dari kawasan perkotaan.
2. Mengarahkan pengaturan pembangunan
lingkungan perumahan.
3. Perencanaan lingkungan perumahan kota
meliputi perencanaan sarana hunian,
prasarana dan sarana lingkungan serta utilitas
umum.
4. Perencanaan pembangunan lingkungan
perumahan harus dilaksanakan oleh
kelompok tenaga ahlinya.
5. Penyediaan prasarana dan sarana dipadukan
dengan perencanaan lingkungan perumahan
dan kawasan-kawasan fungsional lainnya.
6. Perencanaan harus menyediakan pusat-pusat
lingkungan yang menampung berbagai sektor
kegiatan
7. Pembangunan perumahan harus memenuhi
persyaratan administrasi yang berkaitan
dengan perizinan pembangunan.
8. Memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan
keselamatan sesuai Standar Nasional
Indonesia.
9. Perencanaan lingkungan perumahan juga
harus memberikan kemudahan bagi semua
orang.
10.Dalam menentukan besaran standar untuk 1) kemudahan
perencanaan lingkungan perumahan kota. 2) kegunaan
3) keselamatan
4) kemandirian
11.Menentukan besaran standar untuk
perencanaan lingkungan perumahan kota.
12.Dalam merencanakan kebutuhan lahan untuk Rendah < 150 jiwa/ha.
sarana lingkungan. Sedang < 150 jiwa/ha
151 – 200
jiwa/ha.
Tinggi 201 – 400
jiwa/ha. Reduksi 15%.
Sangat Padat
> 400
jiwa/ha. Reduksi 30%.
13.Perencanaan lingkungan permukiman untuk
hunian bertingkat (≈ rumah susun) harus
mempertimbangkan sasaran pemakai.
Persyaratan 1) kriteria keamanan
lokasi 2) kriteria kesehatan
3) kriteria kenyamanan
4) kriteria keindahan/keserasian/keteraturan
(kompatibilitas)
5) kriteria fleksibilitas
6) kriteria keterjangkauan jarak.
7) kriteria lingkungan berjati diri.

Persyaratan a) Ketinggian lahan tidak berada di bawah 1) tanpa rekayasa untuk kawasan
fisik permukaan air setempat, kecuali dengan yang terletak pada lahan
rekayasa/ penyelesaian teknis. bermorfologi datarlandai
b) Kemiringan lahan tidak melebihi 15% dengan kemiringan 0-8%.
2) diperlukan rekayasa teknis untuk
lahan dengan kemiringan 8-15%.
2. Perencanaan Ketentuan dasar a) jumlah dan komposisi anggota keluarga.
kebutuhan sarana perencanaan b) penghasilan keluarga.
hunian c) karakteristik nilai sosial budaya.
d) kondisi topografi dan geografi.
e) kondisi iklim; suhu, angin, kelembaban.
f) pertimbangan gangguan bencana alam.
g) kondisi vegetasi.
h) peraturan setempat, seperti GSB, KDB, KLB,
dan
sejenisnya, atau peraturan bangunan secara spesifik,
seperti aturan khusus arsitektur.
Penggolongan a) Hunian Tidak Bertingkat.
b) Hunian Bertingkat.
Persyaratan dan a. Hunian tidak bertingkat Rendah
kriteria b. Hunian bertingkat ( ≈ rumah susun) < 150
Pembangunan hunian bertingkat jiwa/ha. Alternatif
mempertimbangkan hal-hal berikut. (untuk
 Rumah susun terdiri dari bagian-bagian kawasan
pribadi dan bersama. tertentu)
 Rumah susun harus dilengkapi sarana Sedang
lingkungan yang berfungsi untuk 151 – 200
penyelenggaraan dan pengembangan jiwa/ha Disarankan
(untuk pusatpusat kegiatan
kehidupan ekonomi, sosial dan budaya,
kota dan
termasuk sarana perniagaan, sarana ibadah, kawasan
sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana tertentu).
pemerintahan dan pelayanan umum serta
pertamanan. Tinggi
 Bangunan rumah susun harus dilengkapi 200 – 400
jiwa/ha
dengan alat transportasi bangunan
> 400
jiwa/ha Disyaratkan
(peremajaan
lingkungan
permukiman
perkotaan)

Padat
> 400
jiwa/ha Disyaratkan
(peremajaan
lingkungan
permukiman
perkotaan)
3. Perencanaan Sarana Jenis sarana
kebutuhan sarana pemerintahan
dan prasarana dan pelayanan
lingkungan umum
Kebutuhan ruang dan lahan.
a) Kebutuhan lahan bagi sarana pada unit RW
b) Kebutuhan lahan bagi sarana pada unit Kelurahan
c) Kebutuhan lahan bagi sarana pada unit
Kecamatan
Sarana Deskripsi umum
pendidikan dan Dasar penyediaan sarana pendidikan ini juga
pembelajaran mempertimbangkan pendekatan desain
keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang
ada.
Jenis sarana
Sarana pendidikan yang diuraikan dalam standar ini
hanya menyangkut bidang pendidikan
yang bersifat formal / umum, yaitu meliputi tingkat
prabelajar (Taman Kanak-kanak); tingkat
dasar (SD/MI); tingkat menengah (SLTP/MTs dan
SMU).
Kebutuhan ruang dan lahan
Untuk perencanaan bangunan SMU, mengacu pada
SNI-03-1730-2002 tentang Tata cara
perencanaan bangunan gedung sekolah menengah
umum.
Sarana Deskripsi umum
kesehatan Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan
kesehatan kesehatan kepada masyarakat.
Jenis sarana
a) posyandu
b) balai pengobatan warga
c) balai kesejahteraan ibu dan anak
d) puskesmas
f) tempat praktek dokter,
g) apotik,
Sarana Deskripsi umum
peribadatan Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan
untuk mengisi kebutuhan rohani.
Jenis sarana
Jenis sarana peribadatan sangat tergantung pada
kondisi setempat dengan memperhatikan
struktur penduduk menurut agama yang dianut.

Kebutuhan ruang dan lahan Untuk sarana ibadah agama Islam


dan Kristen Protestan dan Katolik,
kebutuhan ruang
dihitung dengan dasar perencanaan
1,2 m2/jemaah, termasuk ruang
ibadah, ruang
pelayanan dan sirkulasi pergerakan.
Sarana Deskripsi umum
perdagangan Dasar penyediaan selain berdasarkan jumlah
dan niaga penduduk yang akan
dilayaninya, juga mempertimbangkan pendekatan
desain keruangan unit-unit atau kelompok
lingkungan yang ada.
Jenis sarana
a) toko/warung
b) pertokoan
c) pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan
d) pusat perbelanjaan dan niaga
Sarana Deskripsi umum
kebudayaan dan Sarana kebudayaan dan rekreasi merupakan
rekreasi bangunan yang dipergunakan untuk mewadahi
berbagai kegiatan kebudayaan dan atau rekreasi,
seperti gedung pertemuan, gedung serba
guna, bioskop, gedung kesenian, dan lain-lain.

Jenis sarana a) balai warga/balai pertemuan


a) balai warga/balai pertemuan Luas lantai yang dibutuhkan 150
b) balai serbaguna m2
c) gedung pertemuan / gedung serbaguna Luas lahan yang dibutuhkan 300
d) bioskop m2
b) balai serbaguna
Luas lantai yang dibutuhkan 500
m2
Luas lahan yang dibutuhkan 1.000
m2
c) gedung pertemuan / gedung
serbaguna
Luas lantai yang dibutuhkan 1.500
m2
Luas lahan yang dibutuhkan 2.500
m2
d) bioskop
Luas lantai yang dibutuhkan 1.000
m2
Luas lahan yang dibutuhkan 2.000
m2
Sarana ruang Deskripsi umum
terbuka, taman Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan
dan lapangan lingkungan, yang mempunyai arti sebagai suatu
olah raga lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi
dalam lingkup urban.

Anda mungkin juga menyukai