Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DINAS BANGUNAN DAN PENATAAN RUANG

BIDANG : BANGUNAN NON PERKANTORAN

PEKERJAAN : PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN LANSEKAP KAWASAN


PERTANIAN TERPADU

TAHUN ANGGARAN 2017


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN : Penyusunan Dokumen Perencanaan Lansekap Kawasan Pertanian Terpadu

1. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG


i. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia dimanapun berada. Manusia selalu
berada dalam ruang, bergerak serta menghayati,
berfikir juga menciptakan ruang untuk
menyatakan dunianya. Ciptaan yang artistik, yang
menyangkut interaksi antar-ruang dalam dan
ruang luar saling mendukung dan memerlukan
penataan lebih lanjut. Semua kehidupan dan
kegiatan manusia sangat berkaitan dengan aspek
ruang. Adanya hubungan antara manusia dengan
suatu objek, baik secara visual, maupun secara
indera pendengar, indera perasa, indra penciuman
akan selalu menimbulkan kesan ruang. Dalam
ruangpun dibutuhkan sistem sirkulasi yang
berkaitan erat hubungannya dengan pola
penempatan aktivitas dan pola penggunaan lahan
sehingga sirkulasi merupakan penggerak dari
ruang yang satu ke ruang yang lain.
ii. Lansekap sebagai hubungan antara komponen
biotik dan abiotik, termasuk komponen yang
berpengaruh terhadap manusia, yang terdapat di
dalam suatu sistem yang menyeluruh dan
membutuhkan analisa dan konsep yang terpadu.
Lansekap mencakup semua elemen pada
wajak/karakter tapak, baik elemen alami (natural
landscape), elemen buatan (artificial landscape)
dan penghuni atau makhluk hidup yang ada di
dalamnya (termasuk manusia).
iii. Perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan
secara bertahap, sistematis, dan terstruktur.
Begitu pula dengan perencanaan lansekap
(landscape planning). Dalam merancang sebuah
lansekap agar dapat berfungsi secara maksimal
dan estetis, perlu dilakukan pemilihan dan
penataan secara detail terhadap elemen-
elemennya.
iv. Dalam pelaksanaan perancangan lansekap
diperlukan analisis dan pemahaman tentang
kondisi yang ada untuk menetapkan keunggulan
serta keterbatasan tapak, baik dalam
pemanfaatan potensi maupun pengelolaan
kendala dan hal-hal lain seperti pertimbangan
vegetasi, sirkulasi, tata hijau, fasilitas dan utilitas.
Semua ini ditujukan untuk menghindari kesalahan
dan munculnya permasalahan baru pada saat
pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan
v. Melalui APBD Perubahan Tahun Anggaran 2017
Dinas Bangunan dan Penataan Ruang melalui
Bidang Bangunan Non Perkantoran akan
merencanakan Lansekap Kawasan Pertanian
Terpadu dan menurut aturan setiap bangunan
gedung negara harus direncanakan, dirancang
dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memenuhi
kriteria teknis bangunan yang layak dari segi
mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi
bangunan gedung negara.

2. MAKSUD Maksud penyusunan dokumen perencanaan Lansekap


Kawasan Pertanian Terpadu adalah untuk menyediakan
DED Lansekap Kawasan Pertanian Terpadu dengan
tujuan pada TA 2018 dapat mulai dibangun dan
dimanfaatkan.

3. TARGET/SASARAN Penyusunan DED Lansekap Kawasan Pertanian Terpadu

4. NAMA ORGANISASI OPD : Dinas Bangunan dan Penataan Ruang


PENGADAAN BARANG/JASA Kota Tangerang Selatan

PPK : Kepala Bidang Bangunan Non


Perkantoran

PPTK : Kepala Seksi Perencanaan Bangunan


Non Perkantoran
7. SUMBER DANA DAN A. Biaya Perencanaan
PERKIRAAN BIAYA Perkiraan biaya pekerjaan senilai Rp. 200.000.000,-
(Seratus Lima Juta Enam Ratus Tiga Puluh Tiga
Ribu Rupiah) Rincianya di atur sebagaimana
lampiran KAK (RAB)
B. Sumber Dana
Sumber Dana pekerjaan berasal dari APBD Perubahan
Kota Tangerang Selatan TA. 2017

8. DATA LOKASI A. Lokasi ; Kelurahan Ciater Kecamatan Serpong


B. Peruntukan ; Kawasan Pertanian Terpadu
C. Ketentuan Tata Ruang ; Disesuaikan Dengan Lokasi
D. Data Penunjang;
1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana
harus mencari informasi yang dibutuhkan selain
dari informasi yang diberikan oleh PPK termasuk
melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2) Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran
informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari PPK, maupun yang
dicari sendiri. Kesalahan `kelalaian pekerjaan
perencanaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab konsultan
Perencana.
3) Dalam hal informasi yang diperlukan dan harus
diperoleh untuk bahan perencanaan diantaranya
mengenai hal-hal sebagi berikut:
a. Informasi tentang lahan, meliputi:
i. Kondisi fisik lokasi seperti; luasan
sebenarnya, batas-batas, dan tofografi.
ii. Kondisi tanah (hasil soil tes).
iii. Keadaan air tanah.
iv. Peruntukan tanah.
v. Perincian penggunaan lahan, perkerasan,
penghijauan dan lain-lain.
b. Pemakai bangunan:
i. Struktur organisasi
ii. Jumlah personil-personil sekarang dan
satuan kerja pengembangan untuk 10
tahun mendatang (umumnya 5 tahun).
iii. Kegiatan utama, penunjang, pelengkap.
iv. Perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat,
dan dimensinya.
c. Kebutuhan bangunan:
i. Program ruang
ii. Keinginan tentang organisasi/ pemanfaatan
ruang
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik
yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam
ruang tersebut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan
fungsi ruang/bangunan.
f. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan
seperti:
i. Air bersih:
1. Kebutuhan (sekarang dan proyeksi
mendatang),
2. Sumber air, jaringan dan kapasitasnya.
ii. Air hujan dan air buangan;
1. Letak saluran kota,
2. Cara pembuangan keluar tapak.
iii. Air kotor dan sampah;
1. Letak Pembuangan Sementara (TPS)
2. Cara pembuangan keluar dari TPS.
iv. Penanggulangan bahaya kebakaran (bila
dipersyaratkan);
v. Pengaman dari bahaya pencurian dan
perusakan (bila dipersyaratkan);
vi. Jaringan listrik sistem bawah tanah;
vii. Jaringan komunikasi sistem bawah tanah
(telepon, telex, CCTV, sound, radio,
internet);
viii. Dan lain-lain sesuai keperluannya.
9. LINGKUP PEKERJAAN 7.1. LINGKUP TUGAS
A. Pengumpulan data termasuk dokumen
perencanaan yang pernah disusun.
B. Perencanaan dengan arahan :
1. Lansekap.
2. Jaringan Listrik sistem Bawah Tanah.
3. Jaringan Air sistem bawah tanah (Air
Kotor/pembuangan, jaringan air bersih)
4. Jaringan Telekomunikasi sistem bawah tanah
(internet, CCTV, Sound dll)
C. Paling lambat 1 (satu) minggu setelah kontrak
menyampaikan laporan pendahuluan.
D. Asistensi berkala kepada Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang.
E. Paling lambat 1 (satu) minggu sebelum masa
akhir kontrak harus sudah menyampaikan hasil
laporan akhir.
F. Melakukan pengaturan. Pengawasan dan
pengendalian schedule pekerjaan dengan ketat.
G. Mengikuti arahan Dokumen perencanaan
sebelumnya.
H. Penyusunan Pengembangan Rencana, antara lain
membuat:
1. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep
dan visualisasi.
2. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan
perhitungannya. Perhitungan struktur harus
ditandatangani oleh Tenaga Ahli yang
mempunyai ijin sertifikat.
3. Rencana utilitas, dan tata hijau/landscape
beserta uraian konsep dan perhitungannya.
4. Perkiraan biaya.
I. Keluaran:
1. Gambar Kerja.
2. Gambar Detail.
3. RKS.
4. RAB
5. Gambar 3D
6. Laporan
J. Mengadakan pengawasan berkala selama
pelaksanaan kosntruksi fisik dan melaksanakan
satuan kerja seperti:
1. Melakukan penyesuaian gambar dan
spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.
2. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-
persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi.
3. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan
rekomendasi tentang penggunaan bahan.
4. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

7.2. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


A. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara
profesional atas jasa perencanaann yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik profesi
yang berlaku.
B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah
minimal sebagai berikut:
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan
harus memenuhi persyaratan standar hasil
karya perencanaan yang berlaku mekanisme
pertanggungan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan
harus telah mengakomodasi batasan-batasan
yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk
melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan,
waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu
bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan
harus telah memenuhi peraturan, standar,
dan pedoman teknis bangunan gedung yang
berlaku untuk bangunan gedung pada
umumnya dan yang khusus untuk bangunan
gedung negara.

10.JANGKA WAKTU  Jangka waktu pelaksanaan diperkirakan selama 42


PELAKSANAAN DAN (Empat Puluh Dua) hari kalender terhitung sejak
KONTRAK dikeluarkannya surat perintah mulai kerja.
 Kontrak kerja Konsultan Perencana berlaku secara
berkala sampai dengan pelaksanaan konstruksi fisik.

11.KUALIFIKASI BADAN USAHA  SBU : Jasa Desain Arsitektural (AR 102)


 IUJK yang masih berlaku

9. TENAGA AHLI A. TENAGA AHLI


1. Arsitektur lansekap (Team Leader) (bobot 62)
Sebagai ketua tim serta penanggungjawab kegiatan,
tugas utamanya adalah memimpin/koordinir seluruh
kegiatan tim dalam pelaksanaan pekerjaan sampai
pekerjaan dinyatakan selesai. Pendidikan : Minimal
S1 Arsitektur, Pengalaman : min 4 tahun
Menyampaikan SKA sesuai bidang keahlian di
dukung surat referensi dari pengguna jasa
sebelumnya , curriculum vitae, Ijazah, KTP dan
NPWP.
2. Tehnik Sungai dan Drainase (bobot 28)
Pendidikan : Minimal S1 Tehnik Sipil, Pengalaman :
min 3 tahun Menyampaikan SKA sesuai bidang
keahlian di dukung surat referensi dari pengguna
jasa sebelumnya, curriculum vitae, Ijazah, KTP dan
NPWP.
3. Tehnik Tenaga Listrik (bobot 10)
Pendidikan : Minimal S1 Tehnik Listrik/Elektro,
Pengalaman : min 3 tahun Menyampaikan SKA
sesuai bidang keahlian di dukung surat referensi
dari pengguna jasa sebelumnya, curriculum vitae,
Ijazah, KTP dan NPWP
4. Tehnik Jalan (bobot 10)
Pendidikan : Minimal S1 Tehnik Sipil, Pengalaman :
min 3 tahun Menyampaikan SKA sesuai bidang
keahlian di dukung surat referensi dari pengguna
jasa sebelumnya, curriculum vitae, Ijazah, KTP dan
NPWP.

B. TENAGA PENDUKUNG
1. Juru Gambar Cad (1 Orang), Pendidikan : Minimal
D3 Sipil/Arsitektur, Pengalaman: min 2 tahun
2. Juru Hitung Kuantitas (1 Orang) Pendidikan : min
D3 semua Jurusan Pengalaman min 2 tahun
3. Operator Komputer (1 Orang), Pendidikan : Minimal
D3 Informatika, Pengalaman : min 2 tahun
10. KELUARAN 10.1. TAHAPAN PERENCANAAN
A. Tahap Konsep Perencanaan
1) Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk
konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim
perencana, metode pelaksanaan, dan
tanggung jawab waktu perencanaan.
2) Konsep skematik rencana teknis, termasuk
program ruang, organisasi hubungan ruang,
dll.
3) Laporan data dan informasi lapangan,
termasuk penyelidikan tanah sederhana,
keterangan rencana kota, dll.

B. Tahap Pra-Rencana Teknis


1) Gambar-gambar rencana site plan.
2) Gambar-gambar pra-rencana bangunan (bila
ada).
3) Perkiraan biaya pembangunan.
4) Laporan Perencanaan.
5) Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS).
C. Tahap Pembangunan Rencana
1) Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan
visualisasi dwi dan trimatra bila diperlukan.
2) Rencana struktur, beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
3) Rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT,
beserta uraian konsep dan perhitungannya.
4) Rencana Lansekap kawasan.
5) Garis besar spesifikasi teknis ( outline special-
cations).
6) Perkiraan biaya.

D. Tahap Rencana Detail


1) Membuat gambar-gambar detail.
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan (BQ).
4) Rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi,
(RAB) berdasarkan Analisa Biaya Konstruksi
(SNI).
5) Dan menyusun laporan perencanaan; struktur,
utilitas, lengkap dengan perhitungan-
perhitungan yang bisa dipertanggung
jawabkan.
E. Tahap Pelelangan (dokumen perencanaan
teknis)
1) Gambar rencana beserta detail pelaksanaan:
arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal,
pertamanan, tata ruang.
2) Rencana kerja dan syarat-syarat administratif,
syarat umum, dan syarat teknis (RKS)
3) Rencana Anggaran Biaya (RAB).
4) Rincian volume pekerjaan/bill of quantity
(BQ).
5) Laporan perencanaan.

F. Tahap Rekomendasi
1) Penyesuaian usulan musrenbang terhadap
volume dan usulan anggaran
2) Memberikan rekomendasi terhadap lahan yang
di usulkan

G. Tahap Pengawasan Berkala


1) Laporan Pengawasan Berkala; seperti
memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan
dengan rencana secara berkala, melakukan
penyusunan gambar dan spesifikasi teknis
pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan
penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang
timbul selama masa konstruksi, memberikan
rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan
membuat laporan akhir pengawasan berkala.
2) Menyusun laporan akhir pekerjaan
perencanaan yang terdiri atas perubahan
perencanaan pada masa pelaksanaan
konstruksi, petunjuk penggunaan,
pemeliharaan dan perawatan bangunan,
termasuk petunjuk yang menyangut peralatan
dan perlengkapan mekhanikal elektrikal
bangunan.

10.2. KRITERIA
A. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan
perencana seperti yang dimaksud pada KAK harus
memperhatikan kriteria umum bangunan
disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas
bangunan, yaitu:

1) Persyaratan Peruntukan dan Intensitas


a. Menjamin bangunan lansekap didirikan
berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan di daerah yang
berdasangkutan.
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai
dengan fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna,
masyarakat dan lingkungan.

2) Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan


a. Menjamin terwujudnya bangunan lansekap
yang didirikan berdasarkan karakteristik,
lingkungan ketentuan wujud bangunan
dan budaya daerah sehingga seimbang,
serasi dan selaras dengan lingkungannya
(fisik, sosial dan budaya).
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau
yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap
lingkungannnya.
c. Menjamin bangunan dibangun dan
dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan

3) Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar


a. Menjamin terwujudnya bangunan yang
mempunyai akses yang layak, aman dan
nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas
serta layanan di dalamnya.
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi
penghuni dari kesakitan atau luka saat
evakuasi pada keadaan darurat.
c. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi
penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.

4) Persyaratan Sanitasi Bangunan dan


Lingkungan:
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang
memadai dalam menunjang pada
bangunan dan lingkungan sesuai dengan
fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya kebersihan,
kesehatan dan memberikan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan.
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan
dan perlengkapan sanitasi secara baik.

5) Persyaratan Pencahayaan:
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan
pencahayaan yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang
terselenggaranya satuan kerja dalam
bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan
dan perlengkapan pencahayaan secara
baik.

6) Persyaratan Kebisingan dan Getaran


a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang
nyaman dari gangguan suara dan getaran
yang tidak diinginkan.
b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap
usaha atau satuan kerja yang
menimbulkan dampak negatif suara dan
getaran perlu melakukan upaya
pengendalian pencemaran dan atau
mencegah perusakan lingkungan.
B. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan
syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan
dengan bangunan gedung yang akan
direncanakan, baik dari segi khusus bangunan,
segi teknis lainnya, misalnya:
1) Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau
konservasi bangunan yang ada.
2) Kesatuan perencanaan bangunan dengan
lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam
rangka implementasi penataan bangunan dan
lingkungan.
3) Solusi dan batasan-batasan kontekstual,
seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi klimatologi, dan lain-lain.

10.3. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria di atas, di dalam melaksanakan
tugasnya konsultan Perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara
sebagai berikut:
A. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional,
efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
B. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan
pada kelatahan gaya dan kemewahan material,
tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi
antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan,
terutama sebagai bangunan pelayanan kepada
masyarakat.
C. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas
kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan
sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan
serendah mungkin.
D. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian
rupa, sehingga bangunan dapat dilaksanakan
dalam waktu yang pendek dan dapat
dimanfaatkan secepatnya.
E. Bangunan gedung negara hendaknya dapat
meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi
acuan tata bangunan dan lingkungan di
sekitarnya.

10.4. PROSES PERENCANAAN


A. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan
keluaran-keluaran yang diminta, konsultan
Perencana harus menyusun jadwal pertemuan
berkala dengan pengelola kegiatan.
B. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan
produk awal antara dan pokok yang harus
dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana
keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
C. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu
memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan
pekerjaan adalah mengikat.

10.5. PROGRAM KERJA


A. Konsultan Perencana harus segera menyusun
program kerja minimal meliputi:
1. Jadwal kegiatan secara detail.
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan
keahliannya). Tenaga-tenaga yang diusulkan
oleh konsultan perencana harus mendapatkan
persetujuan dari PPK
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus
mendapatkan persetujuan dari PPK, setelah
sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan
Perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari
Pengelola Teknis Kegiatan
C. Secara umum persyaratan teknis bangunan
gedung negara mengikuti ketentuan dalam:
1. Undang-undang Tata Ruang Nomor 22 Tahun
2007 Tentang Tata Ruang
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
29/PRT/M/2006 tanggal 1 Desember 2006
tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
4. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan
Gedung serta standar teknis terkait.
5. Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan
Gedung.

11.KONTRAK KERJA 1). Kontrak Tahun Tunggal; (terhadap waktu)


2). Kontrak Persentase; (terhadap cara
pembayaran)
pembayaran menyesuaikan kepada output
pekerjaan perencanaan.
3). Kontrak Pengadaan Tunggal; (terhadap sumber
pendanaan)
4). Kontrak Pekerjaan Pengadaan Tunggal; (terhadap
jenis pekerjaan)

12.PELAPORAN 1. Laporan Pendahuluan


( 2 Eksemplar format kertas A4, Jilid soft cover)
2. Laporan Akhir :
( 2 Eksemplar format kertas A4, Album gambar
minimum A3 berwarna) yang terdiri dari
a. Buku laporan RAB
b. Buku laporan RKS
c. Laporan dokumen lelang (BQ)
d. Album gambar
e. Resume
3. Dokumentasi Kegiatan.

13.PENUTUP A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka


konsultan hendaknya memeriksa semua bahan
masukan yang diterima dan mencari bahan masukan
lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar
segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan
PPK.

Serpong, Oktober 2017


KEPALA BIDANG BANGUNAN NON PERKANTORAN
DINAS BANGUNAN DAN PENATAAN RUANG
KOTA TANGERANG SELATAN
Selaku
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

BUWANA MAHARDDIKA
NIP. 19780811 200112 1 003

Anda mungkin juga menyukai