Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DINAS BANGUNAN DAN PENATAAN RUANG

BIDANG : BANGUNAN NON PERKANTORAN

PEKERJAAN : PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PENGEMBANGAN


WILAYAH STRATEGIS DAN CEPAT TUMBUH DI WILAYAH
KECAMATAN SERPONG UTARA

TAHUN ANGGARAN 2017


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN : Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan


Cepat Tumbuh di Wilayah Kecamatan Serpong Utara

1. PENDAHULUAN A. UMUM
1. Dalam penyusunan perencanaan pembangunan
wilayah kecamatan dan kelurahan di Kota Tangerang
Selatan saat ini, sebelumnya Pemerintah
melaksanakan Musrenbang (Musyawarah
Perencanaan Pembangunan) tingkat Kelurahan dan
Kecamatan. Dalam penyusunanya Dinas Bangunan
Dan Penataan ruang membuat suatu kegiatan yang
mendukung terlaksananya Musrenbang Tingkat
Kabupaten dan Kota. Guna Mendukung pelaksanaan
musrenbang tingkat kecamatan dan kelurahan,
dalam APBD 2017 Dinas Bangunan Dan Penataan
Ruang membuat suatu kegiatan Penyusunan
Dokumen Perencanaan Pengembangan Wilayah
Strategis dan Cepat Tumbuh di Wilayah Kecamatan
Pamulang;
2. Pelaksanaan pembangunan melalui beberapa
tahapan dimulai dari perencanaan, pembangunan,
dan pengawasan serta pemeliharaan. Tahapan
perencanaan diserahkan kepada Konsultan
Perencana, produk akhirnya adalah dokumen
perencanaan.

B. LATAR BELAKANG
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan
bagian lingkup Kegiatan Perencanaan Pembangunan
dan Peningkatan Sarpras Gedung Non Perkantoran .
2. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Daerah
Kota Tangerang Selatan yang dalam hal ini adalah
Dinas Bangunan dan Penataan Ruang;
3. Untuk penyelenggaraan satuan kerja termaksud
dibentuk Surat Keputusan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) oleh Kepala Dinas Bangunan dan
Penataan Ruang Nomor 800/Kep.04-sek/2017

2. MAKSUD DAN TUJUAN 1) Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk
bagi konsultan perencana yang memuat masukan,
azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi
dan diperhatikan serta di interprestasikan ke dalam
pelaksanaan tugas perencanaan;
2) Dengan penugasan ini diharapkan konsultan Perencana
dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik
untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai
KAK ini;

3. TARGET/SASARAN Pekerjaan : Penyusunan Dokumen Perencanaan


Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh di
Wilayah Kecamatan Serpong Utara

4. NAMA ORGANISASI Satuan Kerja : Dinas Bangunan dan Penataan Ruang


PENGADAAN BARANG/JASA Kota Tangerang Selatan

PPK : Kepala Bidang Bangunan Non


Perkantoran

Kegiatan : Perencanaan Pembangunan dan


Peningkatan Sarana Prasarana Gedung
Non Perkantoran

Pekerjaan : Penyusunan Dokumen Perencanaan


Pengembangan Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh di Wilayah Kecamatan
Serpong Utara

5. SUMBER DANA DAN A. Biaya Perencanaan


PERKIRAAN BIAYA 1. Untuk pelaksanakan pekerjaan Perencanaan ini
diperlukan biaya kurang lebih Rp. 49.610.000,-
(Empat Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Sepuluh
Ribu Rupiah) dan mengikuti pedoman dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
45/PRT-M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara yaitu:
a. Untuk pekerjaan standar berlaku biaya
maksimum sesuai yang tercantum dalam table
A s.d. tabel D, dan dihitung dengan sesuai
ketentuan yang berlaku;
b. Bila terdapat pekerjaan non standar, maka
dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung
yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan
billing rate yang berlaku;
c. Pengaturan komponen pembiayaan pada butir
a) dan b) di atas adalah dipisahkan antara
bangunan standar, serta dan non standar dan
harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir
yang menyebut angka dan huruf;
d. Besarnya biaya Konsultan merupakan biaya
tetap dan pasti;
e. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti
surat perjanjian pekerjaan yang dibuat oleh PPK
dan Konsultan;
2. Biaya pekerjaan dan tata cara pembayaran diatur
secara kontraktual, meliputi komponen sebagai
berikut:
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga pendukung,
b. Materi dan penggandaan laporan’
c. Pembelian bahan dan ATK,
d. Biaya penyelidikan tanah sederhana,
e. Pembelian dan atau sewa peralatan,
f. Sewa kendaraan,
g. Biaya rapat-rapat,
h. Perjalanan,
i. Jasa dan overhead perencanaan,
j.Pajak dan iuran daerah lainnya.
3. Pembayaran biaya konsultan Perencana didasarkan
pada prestasi kemajuan pekerjaan perencanaan.
B. Sumber Dana
Sumber Dana dari keseluruhan pekerjaan konsultan
Perencana didapat dari APBD Kota Tangerang Selatan
Tahun Anggaran 2017

6. LINGKUP, LOKASI A. Lingkup Kegiatan: adalah Penyusunan Dokumen


KEGIATAN, DATA DAN Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh di Wilayah Kecamatan Serpong Utara
FASILITAS PENUNJANG
B. Lokasi Kegiatan; Wilayah Kecamatan Serpong Utara
C. Data Lokasi;
1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana
harus mencari informasi yang dibutuhkan selain
dari informasi yang diberikan oleh PPK termasuk
melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2) Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran
informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari PPK, maupun yang
dicari sendiri. Kesalahan kelalaian pekerjaan
perencanaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab konsultan
Perencana.
3) Dalam hal informasi yang diperlukan dan harus
diperoleh untuk bahan perencanaan diantaranya
mengenai hal-hal sebagi berikut:
a. Informasi tentang lahan, meliputi:
i. Kondisi fisik lokasi seperti; luasan
sebenarnya, batas-batas, dan tofografi.
ii. Kondisi tanah (hasil soil tes).
iii. Keadaan air tanah.
iv. Peruntukan tanah.
v. Perincian penggunaan lahan, perkerasan,
penghijauan dan lain-lain.
b. Pemakai bangunan:
i. Struktur organisasi
ii. Jumlah personil-personil sekarang dan
satuan kerja pengembangan untuk 10
tahun mendatang (umumnya 5 tahun).
iii. Kegiatan utama, penunjang, pelengkap.
iv. Perlengkapan/peralatan khusus, jenis,
berat, dan dimensinya.
c. Kebutuhan bangunan:
i. Program ruang
ii. Keinginan tentang organisasi/ pemanfaatan
ruang
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik
yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam
ruang tersebut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan
fungsi ruang/bangunan.
f. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan
seperti:
i. Air bersih:
1. Kebutuhan (sekarang dan proyeksi
mendatang),
2. Sumber air, jaringan dan kapasitasnya.
ii. Air hujan dan air buangan;
1. Letak saluran kota,
2. Cara pembuangan keluar tapak.
iii. Air kotor dan sampah;
1. Letak Pembuangan Sementara (TPS)
2. Cara pembuangan keluar dari TPS.
iv. Tata Udara/A.C. (bila dipersyaratkan)
1. Beban (Ton ref),
2. Pembagian beban,
3. Sistem yang diinginkan.
v. Transportasi vertikal dalam bangunan (bila
dipersyaratkan);
1. Type dan kapasitas yang akan dipilih,
2. Interval dan waktu tunggu ( waiting
time),
3. Penggunaan escalator dan conveyor.
vi. Penanggulangan bahaya kebakaran (bila
dipersyaratkan);
vii. Pengaman dari bahaya pencurian dan
perusakan (bila dipersyaratkan);
viii. Jaringan listrik;
ix. Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio,
internet);
x. Dan lain-lain sesuai keperluannya.
4) Program alih teknologi
5) Staf/tim teknis pelaksanaan pekerjaan
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat
petugas sebagai wakilnya yang bertindak sebagai
tim teknis untuk pengawas, pendamping dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

7. LINGKUP PEKERJAAN 7.1. LINGKUP TUGAS


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh
konsultan Perencana adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/KPTS/M/2007
tanggal 27 Desember 2007 yang dapat meliputi
tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak
bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung
yang terdiri dari:
A. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan
data dan informasi lapangan (survey lokasi hasil
musrenbang termasuk penyelidikan tanah
sederhana), membuat interprestasi secara garis
besar terhadap KAK, konsultasi dengan instansi
yang menangani perijinan bangunan, dan
melibatkan peran serta pihak terkait.
B. Arahan Fungsi Ruang antara lain :
1. Bangunan puskesmas
2. Bangunan posyandu
3. Tugu batas
4. Halte
5. Sarana dan prasarana olah raga
6. Fasilitas damkar
7. Fasilitas publik
C. Penyusunan Pengembangan Rencana, antara lain
membuat:
1. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep
dan visualisasi.
2. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan
perhitungannya. Perhitungan struktur harus
ditandatangani oleh Tenaga Ahli yang
mempunyai ijin sertifikat.
3. Rencana utilitas beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
4. Perkiraan biaya.
D. Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat:
1. Gambar-gambar detail arsitektur, detail
struktur, detail utilitas yang sesuai dengan
gambar rencana yang telah disetujui.
Semua gambar arsitektur, struktur dan utilitas
harus ditanda tangani oleh Penanggung
Jawab Perusahaan dan Tenaga Ahli yang
mempunyai ijin sertifikat.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan,
rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi
(E.E.).
4. Laporan akhir perencanaan.
E. Menyusun laporan rekomendasi
F. Mengadakan pengawasan berkala selama
pelaksanaan kosntruksi fisik dan melaksanakan
satuan kerja seperti:
1. Melakukan penyesuaian gambar dan
spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.
2. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-
persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan kosntruksi.
3. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan
rekomendasi tentang penggunaan bahan.
4. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

7.2. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


A. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara
profesional atas jasa perencanaann yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik profesi
yang berlaku.
B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah
minimal sebagai berikut:
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan
harus memenuhi persyaratan standar hasil
karya perencanaan yang berlaku mekanisme
pertanggungan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan
harus telah mengakomodasi batasan-batasan
yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk
melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan,
waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu
bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan
harus telah memenuhi peraturan, standar,
dan pedoman teknis bangunan gedung yang
berlaku untuk bangunan gedung pada
umumnya dan yang khusus untuk bangunan
gedung negara.

8. JANGKA WAKTU  Jangka waktu pelaksanaan diperkirakan selama 60


PELAKSANAAN DAN (Enam Puluh) hari kalender terhitung sejak
KONTRAK dikeluarkannya surat perintah mulai kerja.
 Kontrak kerja Konsultan Perencana dilakukan secara
berkala sampai dengan pelaksanaan konstruksi fisik.

9. TENAGA AHLI Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak


Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga-tenaga
ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Perencana
untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup
jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertfikat dan
disetujui oleh PEMBERi TUGAS.
Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta
kualifikasinya, minimal sebagai berikut:
A. TENAGA AHLI
1. Arsitek (Team Leader)(1 orang)
Sebagai ketua tim serta penanggungjawab kegiatan,
tugas utamanya adalah memimpin/koordinir seluruh
kegiatan tim dalam pelaksanaan pekerjaan sampai
pekerjaan dinyatakan selesai. Pendidikan :Minimal
S1 Arsitektur, Pengalaman : minimal 3 tahun.
Menyampaikan SKA sesuai bidang keahlian,
menyampaikan surat referensi dari kegiatan
sebelumnya, curriculum vitae, Ijazah, KTP dan
NPWP.

B. TENAGA PENDUKUNG
1. Juru Gambar (1 Orang), Pendidikan : Minimal D3
Bangunan/Sipil, Pengalaman: minimal 1 tahun
2. Juru Hitung Kuantitas (1 Orang) Pendidikan :
minimal D3 semua Jurusan Pengalaman minimal 1
tahun
3. Operator Komputer (2 Orang), Pendidikan : Minimal
D3 Informatika, Pengalaman : minimal 1 tahun

10. KELUARAN 10.1. TAHAPAN PERENCANAAN


Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana
berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih
lanjut akan diatur dalam surat perjanjian yang
minimal meliputi:

A. Tahap Konsep Perencanaan


1) Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk
konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim
perencana, metode pelaksanaan, dan
tanggung jawab waktu perencanaan.
2) Konsep skematik rencana teknis, termasuk
program ruang, organisasi hubungan ruang,
dll.
3) Laporan data dan informasi lapangan,
termasuk penyelidikan tanah
sederhana,keterangan rencana kota, dll.

B. Tahap Pra-Rencana Teknis


1) Gambar-gambar rencana tapak.
2) Gambar-gambar pra-rencana bangunan.
3) Perkiraan biaya pembangunan.
4) Laporan Perencanaan.
5) Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS).

C. Tahap Pembangunan Rencana


1) Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan
visualisasi dwi dan trimatra bila diperlukan.
2) Rencana struktur, beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
3) Rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT,
beserta uraian konsep dan perhitungannya.
4) Garis besar spesifikasi teknis ( outline special-
cations).
5) Perkiraan biaya.

D. Tahap Rencana Detail


1) Membuat gambar-gambar detail.
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan (BQ).
4) Rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi,
(RAB) berdasarkan Analisa Biaya Konstruksi
(SNI).
5) Dan menyusun laporan perencanaan; struktur,
utilitas, lengkap dengan perhitungan-
perhitungan yang bisa dipertanggung
jawabkan.

E. Tahap Pelelangan (dokumen perencanaan


teknis)
1) Gambar rencana beserta detail pelaksanaan:
arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal,
pertamanan, tata ruang.
2) Rencana kerja dan syarat-syarat administratif,
syarat umum, dan syarat teknis (RKS)
3) Rencana Anggaran Biaya (RAB).
4) Rincian volume pekerjaan/bill of quantity
(BQ).
5) Laporan perencanaan.

F. Tahap Rekomendasi
1) Penyesuaian usulan musrenbang terhadap
volume dan usulan anggaran
2) Memberikan rekomendasi terhadap lahan yang
di usulkan

G. Tahap Pengawasan Berkala


1) Laporan Pengawasan Berkala; seperti
memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan
dengan rencana secara berkala, melakukan
penyusunan gambar dan spesifikasi teknis
pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan
penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang
timbul selama masa konstruksi, memberikan
rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan
membuat laporan akhir pengawasan berkala.
2) Menyusun laporan akhir pekerjaan
perencanaan yang terdiri atas perubahan
perencanaan pada masa pelaksanaan
konstruksi, petunjuk penggunaan,
pemeliharaan dan perawatan bangunan
gedung, termasuk petunjuk yang menyangut
peralatan dan perlengkapan mekhanikal
elektrikal bangunan.

10.2. KRITERIA
A. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan
perencana seperti yang dimaksud pada KAK harus
memperhatikan kriteria umum bangunan
disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas
bangunan, yaitu:

1) Persyaratan Peruntukan dan Intensitas


a. Menjamin bangunan gedung didirikan
berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan di daerah yang
berdasangkutan.
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai
dengan fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna,
masyarakat dan lingkungan.

2) Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan


a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung
yang didirikan berdasarkan karakteristik,
lingkungan ketentuan wujud bangunan
dan budaya daerah sehingga seimbang,
serasi dan selaras dengan lingkungannya
(fisik, sosial dan budaya).
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau
yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap
lingkungannnya.
c. Menjamin bangunan gedung dibangun dan
dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan

3) Persyaratan Struktur Bangunan


a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung
yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia (gempa,
dll).
b. Menjamin keselamatan manusia dari
kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan struktur
bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari
kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur.
d. Menjamin perlindungan properti lainnya
dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh
kegagalan struktur.

4) Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran


a. Menjamin terwujudnya sistem proteksi
pasif dan aktif pada bangunan gedung.
b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung
yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia.
c. Menjamin terwujudnya bangunan gedung
yang dibangun sedemikian rupa sehingga
mampu secara struktural stabil selama
kebakaran, sehingga:
i. Cukup waktu bagi penghuni melakukan
evakuasi secara aman.
ii. Cukup waktu dan mudah bagi pasukan
pemadam kebakaran memasuki lokasi
untuk memadamkan api.
iii. Dapat menghindari kerusakan pada
properti lainnya.

5) Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar


a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung
yang mempunyai akses yang layak, aman
dan nyaman ke dalam bangunan dan
fasilitas serta layanan di dalamnya.
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi
penghuni dari kesakitan atau luka saat
evakuasi pada keadaan darurat.
c. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi
penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.

6) Persyaratan Transportasi
a. Menjamin tersedianya sarana transportasi
yang layak, aman, dan nyaman di dalam
bangunan.
b. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi
penyandang cacat khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.

7) Persyaratan Sanitasi Bangunan Gedung dan


Lingkungan:
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang
memadai dalam menunjang pada
bangunan gedung dan lingkungan sesuai
dengan fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya kebersihan,
kesehatan dan memberikan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan.
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan
dan perlengkapan sanitasi secara baik.

8) Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian


Udara:
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara
yang cukup, baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya
satuan kerja dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan
dan perlengkapan tata udara secara baik.

9) Persyaratan Pencahayaan:
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan
pencahayaan yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang
terselenggaranya satuan kerja dalam
bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan
dan perlengkapan pencahayaan secara
baik.

10) Persyaratan Kebisingan dan Getaran


a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang
nyaman dari gangguan suara dan getaran
yang tidak diinginkan.
b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap
usaha atau satuan kerja yang
menimbulkan dampak negatif suara dan
getaran perlu melakukan upaya
pengendalian pencemaran dan atau
mencegah perusakan lingkungan.

B. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan
syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan
dengan bangunan gedung yang akan
direncanakan, baik dari segi khusus bangunan,
segi teknis lainnya, misalnya:
1) Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau
konservasi bangunan yang ada.
2) Kesatuan perencanaan bangunan dengan
lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam
rangka implementasi penataan bangunan dan
lingkungan.
3) Solusi dan batasan-batasan kontekstual,
seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi klimatologi, dan lain-lain.

10.3. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria di atas, di dalam melaksanakan
tugasnya konsultan Perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara
sebagai berikut:
A. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional,
efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
B. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan
pada kelatahan gaya dan kemewahan material,
tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi
antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan,
terutama sebagai bangunan pelayanan kepada
masyarakat.
C. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas
kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan
sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan
serendah mungkin.
D. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian
rupa, sehingga bangunan dapat dilaksanakan
dalam waktu yang pendek dan dapat
dimanfaatkan secepatnya.
E. Bangunan gedung negara hendaknya dapat
meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi
acuan tata bangunan dan lingkungan di
sekitarnya.

10.4. PROSES PERENCANAAN


A. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan
keluaran-keluaran yang diminta, konsultan
Perencana harus menyusun jadwal pertemuan
berkala dengan pengelola kegiatan.
B. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan
produk awal antara dan pokok yang harus
dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana
keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
C. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu
memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan
pekerjaan adalah mengikat.

10.5. PROGRAM KERJA


A. Konsultan Perencana harus segera menyusun
program kerja minimal meliputi:
1. Jadwal kegiatan secara detail.
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan
keahliannya). Tenaga-tenaga yang diusulkan
oleh konsultan perencana harus mendapatkan
persetujuan dari PPK
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus
mendapatkan persetujuan dari PPK, setelah
sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan
Perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari
Pengelola Teknis Kegiatan
C. Secara umum persyaratan teknis bangunan
gedung negara mengikuti ketentuan dalam:
1. Undang-undang Tata Ruang Nomor 22 Tahun
2007 Tentang Tata Ruang
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
29/PRT/M/2006 tanggal 1 Desember 2006
tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
4. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan
Gedung serta standar teknis terkait.
5. Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan
Gedung.

11.KONTRAK KERJA 1). Kontrak Tahun Tunggal; (terhadap waktu)


2). Kontrak Persentase; (terhadap cara
pembayaran)
pembayaran menyesuaikan kepada output
pekerjaan perencanaan.
3). Kontrak Pengadaan Tunggal; (terhadap sumber
pendanaan)
4). Kontrak Pekerjaan Pengadaan Tunggal; (terhadap
jenis pekerjaan)

12.PELAPORAN 1. Laporan Pendahuluan


(2 Eksemplar format kertas A4, Jilid soft cover)
2. Laporan Akhir :
(2 Eksemplar format kertas A4, Album gambar
minimum A3 berwarna) yang terdiri dari
a. Buku laporan RAB
b. Buku laporan RKS
c. Laporan dokumen lelang (BQ)
d. Album gambar
e. Resume
3. Dokumentasi Kegiatan.

13.PENUTUP A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka


konsultan hendaknya memeriksa semua bahan
masukan yang diterima dan mencari bahan masukan
lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar
segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan
PPK.

Pamulang, Mei 2017


KEPALA BIDANG BANGUNAN NON PERKANTORAN
DINAS BANGUNAN DAN PENATAAN RUANG
KOTA TANGERANG SELATAN
Selaku
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

BUWANA MAHARDDIKA
NIP. 19780811 200112 1 003

Anda mungkin juga menyukai