Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

JASA KONSULTANSI PERENCANA


Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI


REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANA
PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

1. Latar Belakang 1. Dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi


yang merupakan fungsi dari pada Perguruan Tinggi,
Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) yang berdomisili di
Kota Majene Sulawesi Barat terus melakukan
pembenahan dan pengembangan baik itu dari segi
Sumber daya Manusia (SDM) maupun Sarana dan
Prasarana penunjang lainnya..
2. Untuk itu salah satu upaya yang dilakukan oleh Unsulbar
dalam rangka mendukung terlaksananya kegiatan Tri
Dharma Perguruan Tinggi agar lebih maksimal yaitu
dengan menyediakan Sarana dan Prasarana berupa
Gedung Laboratorium Terpadu.
3. Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
sebagai pusat pembelajaran terpadu, untuk mewujudkan
hal tersebut diperlukan keterlibatan peran Konsultan
Perencana untuk melakukan kajian teknis dan arsitektur
guna menghasilkan produk teknis yang sesuai dengan
kebutuhannya dan persyaratan yang berlaku;

2. Maksud dan Tujuan 1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi
Konsultan Perencanaan yang memuat masukan,azas,
kriteria, keluaran,dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan
tugas perencanaan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencanaan
dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

3. Sasaran 1. Terarahnya pelaksanaan Pembangunan Gedung


Laboratorium Terpadu
2. Proses Perencanaan dan pelaksanaan konstruksi dapat
dikendalikan secara berkualitas, tepat waktu, dalam
batas biaya yang tersedia, serta diselenggarakan
secara tertib administrasi dan teknis;
3. Terciptanya desain/gambar Pembangunan Gedung
Laboratorium Terpadu sesuai dengan kebutuhan serta
berpedoman pada ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

4. Lokasi Kegiatan 1. Fisik Pekerjaan : Kota Majene


2. Administrasi:
5. Sumber Pendanaan 1. Kegiatan ini dibiayai dari DIPA APBN Tahun Anggaran
dan Pagu Anggaran 2019 dengan Pagu Anggaran keseluruhan sebesar
Rp.1.592.640.000,- ( Satu Milyar Lima Ratus Sembilan
Puluh Dua Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah)
dengan Mata Anggaran dan Pagu sebagai berikut :
…………………………………………………………………………………………………
6. Nama dan Drs. H. Muslimin, M.M., Kabag. Akademik dan Kemahasiswaan
Organisasi Pejabat Unsulbar, Selaku Pejabat Pembuat Komitmen Pada Universitas
Pembuat Komitmen Sulawesi Barat.

7. Data Dasar 1. Untuk melaksanakantugasnyaKonsultan Perencana harus


mencari informasi yang dibutuhkan selain dari informasi
yang telah diperoeh dari PPK dalam Kerangka Acuan Kerja
ini.
2. Konsultan Perencana harusmemeriksa kebenaran
informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya,
baik yang berasal dari PPK maupun yang dicari sendiri.
Kesalahandan/atau kelalaian pekerjaan perencanaan
sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung
jawab Konsultan Perencana.
3. Informasi yang diperlukan dan yang harus diperoleholeh
Konsultan Perencana sebagai bahan perencanaan
diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut;
a. Informasi tentang lahan dan bangunan, meliputi:
 Kondisi fisik lokasi seperti: luasan lahan dan
bangunan, batas-batas, dan topografi;
 Keadaan Air Tanah
 Kondisi Instalasi Mekanikal, Elektrikal, instalasi air
existing
 Perincian Penggunaan lahan, Perkerasan,
Penghijauan , dll…
b. Aspek legalitas dukung bangunan:
 Membantu PPK dalam Pengurusan IMB
c. Pemakaian Ruangan dan Tata Lingkungan
 Pemetaan kebutuhan ruang
 Kegiatan dan sarana utama, penunjang, pelengkap
 Perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat, dan
dimensinya
 Keinginan desain interior dan eksterior
 Tata lingkungan eksiting
 Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi
ruang/bangunan
d. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
 Jaringan Air bersih
Kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang);
Sumber air, jaringan, dan kapasitasnya;
 Jaringan Air Kotor
- Kebutuhan
 Air hujan dan air buangan
Sanitasi dalam gedung
Drainase area luar gedung
Letak saluran kota;
Cara pembuangan keluar
 Tempat pembuangan sampah
Letak Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Cara Pembuangan Keluar dari TPS;
 Tata udara/AC
Sistem tataudara yang digunakan;
Beban dan kapasitas;
Pembagian beban;
 Sistem pelindung pemadam kebakaran
 Jaringan listrik
Kebutuhan daya;
Sumber daya dan spesifikasinya;
Cadangan daya (jenis, kapasitas, spesifikasi);
 Jaringan komunikasi (telepon, media elektronik)
Sistem yang dipilih;
Kebutuhan titik dan Instalasi;
 Jaringan LAN dan Internet
Sistem yang dipilih;
Instalasi LAN/W-LAN/WAN;
 Penangkal petir;
 Bukaan pencahayaan;
4. PengelolaTeknis Pelaksanaan Pekerjaan
Konsultan Perencana dalam melaksanakan tugasnya
harus mempertimbangkan masukan/saran/informasi dari
Pengelola Teknis
8. Standart Teknis 1. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan
Perencana seperti yang dimaksud pada KAK harus
memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
dengan fungsi dan kompleksitas bangunan, 9 yaitu:
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas:
 Menjamin pembangunan Rumah Negara sesuai
dengan ketentuan tata ruangdan tata bangunan
yang ditetapkan pada daerah/wilayah yang
bersangkutan/advice planning instansi terkait;
 Menjamin bangunan dapat dimanfaatkan sesuai
dengan fungsinya;
 Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat,
dan lingkungan sekitar;
b. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas:
 Menjamin desain sesuai dengan kebutuhan dengan
mengedepankan aspek kapasitas serta bentuk yang
indahdanelegan namun tidak berlebihan
 Menjamin wujud desain yang dapat menunjukkan
Gedung Pusat Pembelajaran Terpadu
 Mengedepankan konsep desain greenbuilding
c. Persyaratan Lingkungan
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang
didirikan berdasarkan karakteristik lingkungan,
ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah,
sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan
lingkungannya (fisik, sosial dan budaya),
 Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang
dapat memberikan keseimbangan dan keserasian
bangunan terhadap lingkungannya
 Menjamin bangunan gedung dibangun dan
dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak
negative terhadap lingkungan dengan terlebih
dahulu dilakukan AMDAL, Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) dan Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL).
d. Persyaratan Struktur Bangunan
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang
dapat mendukung beban yang timbul akibat
perilaku alam (gempa, angin, dll) dan manusia
 Menjamin keselamatan manusia dari
kemungkinan kecelakaan yang disebabkan oleh
kegagalan struktur bangunan
 Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan
atau kerusakan benda yang disebabkan oleh
perilaku struktur
 Menjamin perlindungan property lainnya dari
kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan
struktur;
e. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran
 Menjamin terpenuhinya persyaratan kemampuan
bangunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya
petir, meliputi:
- Sistem proteksi pasif;
- Instalasi penangkal petir untuk mengurangi risiko
kerusakan yang disebabkan sambaran petir;
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang
dibangun sedemikian rupa sehingga mampu secara
struktur stabil selama kebakaran, sehingga ;
- Cukup waktu bagi penghuni/pengguna melakukan
evakuasi secara aman;
- Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran
memasuki lokasi untuk memadamkan api;
- Dapat menghindarkan dari kerusakan pada properti
lainnya;
f. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar
 Menjamin terwujudnya bangunan rumah negara
yang mempunyai akses yang layak, aman dan
nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta
layanan di dalamnya
 Menjamin tersedianya aksesibilitas bagi
penyandang cacat
g. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan
Komunikasi
 Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara
cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam b angunan
gedung sesuai dengan fungsinya,
 Menjamin terwujudnya keamanan bangunan
gedung dan penghuninya dari bahaya akibat petir,
h. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan
 Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang
memadai dalam menunjang terselenggaranya
kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai
denganfungsinya
 Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan
memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan
dan lingkungan
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan
perlengkapan sanitasi secara baik
i. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara
 Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang
cukup, baik alami maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan
perlengkapan tata udara secara baik

j. Persyaratan Pencahayaan
 Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan
yang cukup baik alami maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan
perlengkapan pencahayaan secara baik
k. Persyaratan Pencahayaan
 Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan
yang cukup baik alami maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya
2. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-
syarat khusus/spesifik yang berkaitan dengan arah
kegiatan pembangunan, baik dari segi fungsi bangunan
maupun segi teknis lainnya:
a. Kriteria khusus pekerjaan pembangunan Gedung
Laboratorium Terpadu;
 Perencanaan pembangunan gedung memper-
timbangkan fungsi pusat pembelajaran dengan
memperhatikan keamanan dan kenyamanan.
 Memperhatikan kemudahan akses keluar dan
masuk lingkungan gedung;
 Pembuatan layout gedung memungkinkan
pemanfaatan luasan tanah yang maksimal;
 Kesatuan perencanaan bangunan dengan
lingkungan yang ada di sekitar, seperti dalam
rangka implementasi penataan bangunan dan
lingkungan.
 Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti
factor sosial budaya setempat, geografi,
klimatologi, dan lain-lain.
3. Azas - Azas
Selain dari kriteria di atas, di dalam melaksanakan
tugasnya Konsult an Perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara
sebagai berikut :
a. bangunan gedung negara hendaknya fungsional,
efisien, menarik tetapi tidak berlebihan;
b. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada
kelatahan gaya dan kemewahan material, tetapi pada
kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi
teknik dan fungsi bangunan;

9. Studi – Studi Terdahulu Tidak ada pekerjaan pendahuluan yang telah dilaksanakan

10. Referensi Hukum  Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa


konstruksi;
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
 Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29
Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
 Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor
07/PRT/M/2011 tentang Standar Dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
24/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Izin Mendirikan Bangunan;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
25/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang Sertifikat Laik
Fungsi Bangunan Gedung;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
26/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman Tim Ahli
Bangunan Gedung;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor
45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Gedung Negara;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor
29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umun nomor
30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Fasilitas dan Aksesbilitas pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan
 Peraturan Menteri Keuangan nomor 7/PMK.06/2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
nomor 248/PMK.06/2011 tentang Standar Barang dan
Standar Kebutuhan Barang Milik Negara berupa Tanah
dan/atau Bangunan
 Peraturan Menteri Keuangan nomor 7/PMK.06/2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
nomor 248/PMK.06/2011 tentang Standar Barang dan
Standar Kebutuhan Barang Milik Negara berupa Tanah
dan/atau Bangunan
 Peraturan dan standar-standar teknis seperti: PBI, SNI,
SKBI dan SKSNI
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor 897/Kpts/M/2017 Tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada
Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi

11. Lingkup Kegiatan 1. Lingkup Tugas


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan
Perencanaan adalah berpedoman pada ketentuan yang
berlaku, khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 45/PRT/M/2007 Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, yang dapat meliputi tugas-
tugas yang terdiri dari:
a. Persiapan Perencanaan seperti:
 Mengumpulkan data dan informasi lapangan
1) Sondir tanah;
2) Luasan dan batas-batas;
3) Advice planning dari dinas terkait.
 Menggali infomasi dari PPK dan lingkungan;
 Mengadakan survey/peninjauan lokasi kerja atau
lokasi lain yang dipandang perlu untuk
memberikan gambaran yang lebih komprehensif;
 Membuat interpretasi/tanggapan secara garis
besar terhadap KAK dan konsultasi dengan
pemerintah daerah setempat mengenai peraturan
daerah/perijinan bangunan.
b. Penyusunan Perencanaan seperti:
 Rencana layout bangunan
 Pra-rencana pembangunan gedung termasuk
program dan konsep ruang, perkiraan biaya,dan
membantu PPK dalam mengurus perijinan
c. Penyusunan Pengembangan Rencana, seperti:
 Membuat rencana arsitektur, beserta uraian
konsepdan visualisasi 2D dan 3D atau studi maket
yang mudah dimengerti oleh pihak yang
berkepentingan. Perhitungan struktur harus
ditandatangani oleh Tenaga Ahli yang mempunyai
Ijin Sertifikat
 Membuat alternatif denah awal, beserta uraian
konsep dan perhitungannya
 Rencana utilitas dan tata hijau/landscape beserta
uraian konsep dan perhitungannya
 Perkiraan Biaya
 Mengadakan diskusi dengan pihak yang
berkepentingan untuk mematangkan
pengembangan perencanaan
d. Penyusunan Rencana Detail, antara lain membuat :
 Gambar-Gambar detailarsitektur, detail struktur,
detail utilitas yang sesuai dengan gambar rencana
yang telah disetujui. Semua gambar arsitektur,
struktur, dan utilitas harus ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Perusahaan dan Tenaga Ahli
yang mempunyai Ijin Sertifikat/Ijin Pelaku Teknis
Bangunan
 Uraian spesifikasi teknis pekerjaan
 Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana
anggaran biaya pekerjaan konstruksi (E.E.)
termasuk daftar harga dan analisa harga satuan
disertai data dukung
 Laporan Akhir Perencanaan
e. Menyusun laporan tertulis dan dokumentasi kegiatan
dalam setiap tahapan perencanaan kepada PPK
apabila diperlukan
f. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti
membantu PPK di dalam menyusun dokumen
spesifikasi teknis untuk pelelangan dan membantu
panitia pengadaan dalam hal-hal yang bersifat teknis

Tanggung Jawab
a. Konsultan Perencanaan bertanggungjawab secara
profesional atas jasa pekerjaan yang dilaksanakannya
sesuai ketentuan dan kode etik, tata laku profesi yang
berlaku.
b. Konsultan Perencanaan bertanggung jawab penuh
terhadap lingkup pekerjaannya.
c. Secara umum tanggung jawab Konsultan adalah
menjaga agar proyek memiliki kinerja sebagai berikut :
 Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus
memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku dengan mekanisme
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
 Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus
telah mengkoordinasikan batasan-batasan yang
telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui
KAK ini,seperti dari segi pembiayaan, waktu
penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang
akan diwujudkan
 Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus
telah memenuhi peraturan, standar, dan
pedoman teknis pembangunan bangunan gedung
negara yang berlaku

d. Penanggung jawab profesional perencanaan adalah


tidak hanya konsultan sebagai suatu perusahaan,
tetapi juga bagi para tenaga ahli professional
perencanaan yang terlibat

12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencanaan


berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini akan diatur lebih lanjut
dalam surat perjanjian, sekurang-kurangnya meliputi:
a.Tahap Konsep Rencana Teknis
 Konsep penyiapan rencana teknis dan uraian rencana
kerja konsultan perencana termasuk organisasi, jumlah
dan kualifikasi tim perencana
 Konsep skematik rencana teknis
 Laporan Data dan Informasi lapangan, termasuk data
survey fisik dan data pengguna, peraturan-peraturan dan
lain-lain
b.Tahap Pra Rencana Teknis
 Gambar-gambar prarencana
 Perkiraan rencana anggaran biaya (RAB)
 Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
 Hasil Konsultasi dengan pengguna
c.Tahap Pengembangan Rencana
 Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur ,
layout lingkungan
 Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan
yang diperlukan
 Draft rencana anggaran biaya
 Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
d.Tahap Rencana Detail (DED)
 Gambar rencana teknis bangunan lengkap
 Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS);
 Bill of quantity (BQ)
 Rencana Anggaran Biaya/ Engineering Estimate (EE)
 Laporan Perencanaan arsitektur, utilitas, lengkap dengan
perhitungan-perhitungan yang diperlukan
e.Tahap pelelangan
 Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan
 Laporan bantuan teknis dan administrasi pada saat
pelelangan
 Menyusun laporan akhir pekerjaan yang terdiri atas
perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan
konstruksi, petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan
perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang
menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-
elektrikal bangunan. Laporan tersebut disajikan oleh
konsultan dalam bentuk buku yang dicetak sebanyak 3
eksemplar. Laporan ini disampaikan paling lambat 10
(sepuluh) hari kalender setelah Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan.

13. Peralatan, Material, PPK tidak memberikan fasilitas apapun kepada penyedia jasa
Personil dan Fasilitas selama pekerjaan. Seluruh material, personil, dan fasilitas
dari Pejabat Pembuat untuk melaksanakan kegiatan perencanaan ditanggung oleh
Komitmen penyedia jasa, serta telah diperhitungkan pada biaya
peralatan dan perlengkapan.

14. Peralatandan Penyediaan kebutuhan peralatan/material mengacu kepada


MaterialdariPenyedia kebutuhan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
JasaKonsultasi pekerjaan. Kebutuhan peralatan merupakan satu kesatuan
output dengan bentuk pembayaran lumpsum yang
digunakan untuk mencapai hasil yang diharapkan.

15. Lingkup Kewenangan Kewenangan Penyedia Jasa selaku Konsultan Perencanaan


PenyediaJasa adalah sesuai dengan perundangan yang berlaku yang
berkaitan dengan kegiatan Konsultasi Perencanaan dan
Surat Perjanjian Kerja(Kontrak).

16. JangkaWaktu 1. Waktu penyelesaian kegiatan Perencanaan


Penyelesaian Kegiatan Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Unsulbar
adalah 90 (Sembilan puluh) harikalender.
2. Jangka waktu tahap pelelangan menyesuaikan dengan
jadwal waktu pelaksanaan proses pengadaan
barang/jasa
3. Jangka waktu pelaksanaan pengawasan berkala sesuai
dengan waktu pelaksanaan konstruksi fisik

17. Personil Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan


Perencanaan harus menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam
suatu struktur organisasi konsultan Perencanaan untuk
menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang
tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh
Pemberi Tugas. Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli
harus memiliki ijazah dan Sertifikat Keahlian/Ketrampilan
(SKA/SKT) dari Asosiasi yangdilengkapi dengan Curriculum Vitae
(CV), daftar referensi pengalaman dan Laporan Pajak Tahun
terakhir tenaga ahli.

NO POSISI KUAIFIKASI Jmlh LULUSAN PENGALAMAN


Team Leader / Penanggung SKA 101 1 org S1 Arsitektur 15 th
1
Jawab Madya
SKA 201 1 org S1 Teknik Sipil 10 th
2 Tenaga Ahli Struktur Madya
SKA 101 1 org S1 Arsitektur 10 th
3 Tenaga Ahli Arsitektur
Madya
4 Tenaga Ahli Geoteknik Madya 1 org S1 Teknik Sipil 10 th
SKA Madya 1 org S1 Teknik
5 Tenaga Ahli Mekanikal 10 th
Mesin
SKA Madya 1 org S1 Teknik
6 Tenaga Ahli Elektrikal 10 th
Elektro
SKA Madya 1 org S1 Teknik
7 Tenaga Ahli Interior 10 th
Arsitektur

8 Ahli Cost Estimator SKA Madya 1 org S1 Teknik Sipil 10 th


Asisten ahli Struktur, SKA Muda 5 org S1
9 Arsitektur, Mekanikal, Sipil/Arsitektur 3 th
Elektrikal, Estimasi Biaya Mesin/Elektro
4 org S1/D3/SMK 3th/5 th
10 Surveyor bangunan
5 org D3/SMK 3/5 th
11 Drafter bangunan

12 Administrasi 2 org SMU sederajat 3 th

13 Operator 1 org SMU sederajat 3 th

14 Driver 2 org
18. Biaya Non Personil Biaya langsung non personil merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk mendukung pencapaian output pekerjaan
Perencanaan. Biaya Langsung non personil dapat berupa :
1. Peralatan dan/atau perlengkapan perkantoran.
Biaya ini merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
konsultan dalam menyelesaikan seluruh tugasnya termasuk
namun tidak terbatas pada, biaya sewa
peralatan/perlengkapan, pengadaan material bahan habis
pakai, biaya komunikasi dan biaya lain yang timbul selama
masa pelaksanaan pekerjaan.
2. Pengurusan administrasi perijinan.
Biaya ini merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan
oleh konsultan dalam melaksanakan tugas untuk
membantu PPK dalam menyiapkan dokumen
administrasi persyaratan perijinan, penggandaan
dokumen, biaya transport, akomodasi, pencarian
dokumen, dan biaya lain yang dikeluarkan.
3. Biaya Sondir dan analisa struktur.
Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan konsultan
untuk mendapatkan data tanah melalui sondir minimal
dari 3 titik pada lokasi yang dianggap mewakili kondisi
tanah di lokasi pekerjaan dan biaya pelaksanaan analisa
struktur bangunan dan rangka atap.

19. Laporan Keseluruhan 1. Laporan akhir tahap perencanaan


Tahap Perencanaan  Dokumen Gambar Rencana DED ukuran A3;
 Dokumen Analisis Perhitungan Struktur
 Dokumen RAB dan analisa harga satuan
 Perhitungan/analisa volume pekerjaan/Aktual Chek
 DokumenRencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
 Uraian Spesifikasi teknis dan data dukung harga
material
 Softcopy dokumen perencanaan/CD
2. Laporan yang diberikan sebanyak 4 (empat) eksemplar,
diberikan kepada PPK Universitas Sulawesi Barat.

20. Laporan Pengawasan  Laporan pengawasan berkala sekurang-kurangnya memuat :


Berkala  Hasil pemeriksaan kesesuaian pelaksanaan pekerjaan
dengan rencana secara berkala;
 Penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan
bila ada perubahan
 Penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul
selama masa konstruksi
 Rekomendasi tentang penggunaan bahan apabila
terdapat perbedaan atau ketidaktersediaan bahan
yang direncanakan.
 Laporan yang diberikan sebanyak 4 (empat) eksemplar,
diberikan kepada PPK UNSULBAR.

21. Persyaratan Kerjasama Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultasi lain
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultasi ini
maka persyaratan yang tertuang dalam Surat Perjanjian
Kerjasama harus dipatuhi.

22. Pedoman Pengumpulan Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan


Data Lapangan yang berlaku

23. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultasi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam
rangka alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja
Pejabat Pembuat komitmen.
24. Klausul-Klausul Khusus Guna mendapatkan calon penyedia jasa yang sesuai dengan
yang diharapkan, dipersyaratkan beberapa hal sebagai
berikut:
2. Memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 sebagai calon penyedia jasa
3. Memiliki SIUJK sebagai Perencana Konstruksi pada
Bidang Jasa Desain Arsitektur (AR102)
4. Memiliki pengalaman sejenis dalam kurun waktu 4 tahun
dibuktikan dengan copy kontrak
5. Sanggup untuk melaksanakan pekerjaan dalam jangka
waktu yang ditentukan
6. Sanggup untuk menjamin keberadaan tenaga ahli sesuai
dengan kualifikasi yang dipersyaratkan. Dalam hal
tenaga ahli yang telah ditawarkan dengan tenaga ahli
yang sebenarnya ditugaskan/dilapangan kualifikasinya
tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan dan/atau tidak
dipenuhi jumlah tenaga ahli sebagai mana seharusnya,
maka hal tersebut merupakan informasi palsu dan
sanggup dikenakan sanksi berupa pengembalian uang ke
kas negara sebesar imbal jasa tenaga ahli yang
dipalsukan atau yang kurang, serta dimasukkan dalam
daftar hitam (blacklist) baik badan penyedia maupun
tenaga ahli orang perorangan
7. Dalam dokumen penawaran wajib menyampaikan :
 Tanggapan atas KAK yang sekurang-kurangnya memuat
:
 Pemahaman KAK
 Saran terhadap KAK
 Metodologi pelaksanaan pekerjaan, sekurang -
kurangnya memuat :
 Jadwal penugasan tenaga ahli
 Target dan capaian kinerja dalam periode
berkala
 Struktur organisasi dan standar prosedur
operasi
 Uraian tugas tenaga ahli.
 Data Pengalaman perusahaan
 Kualifikasi tenaga ahli
 Daftarriwayat hidup
 Sertifikat KeahlianTenaga Ahli
 Daftar referensi Pengalaman

8. Calon Penyedia jasa melalui perwakilannya wajib


memberikan presentasi lingkup pekerjaan perencanaan
dan metodologi pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan
9. Harga penawaran tidak boleh tidak boleh melebihi HPS
pekerjaan, yaitu Rp.1.592.275.430,- (Satu Milyar Lima
Ratus Sembilan Puluh Dua Juta Dua Ratus Tujuh Puluh
Lima Ribu Empat Ratus Tiga Puluh Rupiah).

Majene, Desember 2018


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Universitas Sulawesi Barat

Drs. H. Muslimin, MM
NIP. 196812311993031134

Anda mungkin juga menyukai