MODUL - 4
1
DAFTAR ISI
2
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan topik yang penting dalam setiap pekerjaan
konstruksi. Hal ini dikarenakan setiap pekerjaan konstruksi mempunyai dampak penting
perubahan lingkungan, walau mungkin perubahan tersebut kecil. Negara pun mempunyai
kebijakan yang cukup mendalam perihal pengelolaan lingkungan hidup ini dan mengaturnya
melalui Undang- Undang. Pekerjaan konstruksi dengan banyak komponen kegiatan yang
kemungkinan akan besar memberikan dampak yang penting terhadap lingkungan, sehingga
wajib dilengkapi AMDAL bagi setiap kegiatan pekerjaan konstruksi.
Begitu juga dengan insan pelaku pekerjaan konstruksi harus memahami dan
melakukan pekerjaan dengan mengacu kepada pedoman dan petunjuk teknis AMDAL.
Sebagai pelaku pekerjaan konstruksi, setiap insan pekerja konstruksi khususnya pada
pengadaan publik dan sektor privat pun, sangat memerlukan pemahaman terhadap
pengelolaan lingkungan hidup ini. Oleh karena itu, pada awal posting ini akan dieksplorasi
peraturan apa saja yang mewajibkan insan pekerja konstruksi untuk memperhatikan
pengelolaan lingkungan hidup ini.
Landasan Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan yang mengatur pengelolaan lingkungan hidup dalam proyek konstruksi adalah:
UU 32 - 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP 27 – 2012 tentang Izin Lingkungan
PP 24 – 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 05 - 2012 tentang Jenis Usaha Rencana dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki AMDAL
Peraturan terkait Lingkungan Hidup seperti Penataan ruang, Konservasi Sumber Daya
Hayati dan Ekosistemnya dan Pengawasan Kawasan Lindung Pengertian Dasar
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan benda dan makhluk hidup yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahateraan manusia (UU 32 -
2009) Lingkungan hidup terdiri dari unsur: .
Materi: zat abiotik dan biotik yang saling mempengaruhi ekologi Energi: dari cahaya
matahari untuk bergerak dan berinteraksi antar makhluk
Ruang: wadah atau ekosistem habitat pada suatu ruang tertentu
Kondisi 0 Aspek lingkungan hidup pada pekerjaan konstruksi:
Komponen fisika kimia: iklim, fisiologi, hidrologi, hidrooceanografi, ruang
3
Komponen biologi: flora dan fauna
Komponen sosial ekonomi dan sosial budaya: demografi, sosek, sosbud dan kesehatan
LH terkait dengan ekologi dan ekosistem. Ekosistem adalah sistem hubungan timbal
balik makhluk hidup dan lingkungan, sedang ekologi yang mempelajari ekosistem. Hubungan
timbal balik terdiri dari:
• Simbiosa , ada hubungan yang tidak merugikan
• Antagonistik, ada hubungan mematikan yang lain (antibiosa), mengonsumsi yang lain
(eksploitasi) dan saling berkompetisi untuk mempertahankan eksistensi dalam upaya
mempertahankan hidup
• Netralistik, tidakada hubungan Batu Mutu Lingkungan Di dalam pekerjaan konstruksi
terdapat kemungkinan mempengaruhi perubahan lingkungan hidup. Perubahan
lingkungan hidup ini dapat diukur apakah telah melewati batas toleransi dengan Standar
Baku Mutu Lingkungan. Baku mutu lingkungan meliputi baku mutu air, air limbah, air laut,
udara ambien, emisi, gangguan dan lainnya sesuai perkembangan Iptek.
Pengertian Amdal Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL adalah kajian
mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.(UU 32 -2009)
Dokumen Amdal Dokumen Amdal terdiri atas berbagai dokumen tersebut di bawah ini: .
• KA - ANDAL Ruang lingkup studi ANDAL hasil pelingkupan atau proses pemusatan studi
hal-hal penting yang berkaitan dampak yang penting
• ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
• Dokumen yang menelaah secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu
rencana atau kegiatan
• RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)
• Dokumen upaya penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan oleh rencana kegiatan
• RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
• Dokumen upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak penting
akibat rencana kegiatan Jenis Amdal dari jenis kegiatan.
4
Potensi dampak penting ditetapkan berdasarkan:
• Jumlah penduduk terdampak
• Luas wilayah penyebaran dampak
• Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Komponen lingkungan yang terdampak
• Sifat kumulatif dampak
• Berbalik atau tidaknya dampak
• Kriteria lain sesuai perkembangan Iptek
• Referensi internasional
5
No. Kelompok Kompetensi Elemen Kompetensi
6
No. Kelompok Kompetensi Elemen Kompetensi
7
BAGIAN VII
MENILAI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PRASARANA LINGKUNGAN
A. Pendahuluan
8
Beberapa hal yang berkaitan dengan cara pelaksanaan kerja tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
Metode Kerja
Metode Kerja atau cara kerja disini adalah merupakan cara bagaimana pekerjaan konstruksi
dilaksanakan. Apakah menggunakan tenaga kerja atau dengan peralatan berat/besar. Pada
prinsipnya penentuan metode kerja telah dilakukan sejak awal perencanaan teknis
sebelumnya, seperti tahap penyusunan RAB, Penyusunan Jadwal Pelaksanaan. Dengan tetap
mengacu pada metode kerja yang telah dibuat sebelumnya tersebut maka pada tahapan ini
peranan metode kerja lebih difokuskan untuk memilih dan menentukan bagian mana dari
pekerjaan yang akan ditangani sendiri atau ada yang perlu Disub-kontrakan (dipihak
ketigakan).
Untuk pelaksanaan kegiatan PNPM, maka metode pelaksanaan pekerjaan konstruksinya
dapat dilaksanakan dengan salah satu metode kerja berikut :
i. Metode Gotong-Royong, adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi dengan cara mengunakan
tenaga kerja swadaya dari masyarakat;
ii. Metode Semi Gotong-Royong, adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi, selain dengan cara
mengunakan tenaga kerja swadaya dari masyarakat, juga dilakukan dengan cara kerjasama
dengan pihak ketiga yang lebih mampu.
iii. Metode Kerjasama (Disub-kontrakkan), adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi dengan cara
dikerjasamakan dengan pihak ketiga yang lebih mampu untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Apa saja Jenis Kegiatan yang boleh dikerjasamakan oleh KSM dengan pihak Ketiga ?
Secara umum jenis kegiatan yang dapat dilakukan oleh KSM melalui bentuk kerjasama dengan
pihak ketiga, dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :
Pelaksanaan pekerjaan/bagian pekerjaan tertentu yang secara teknis tidak dapat
dilaksanakan sendiri oleh KSM/Panitia, yaitu pekerjaan/kegiatan yang memerlukan
Teknologi/Metode Kerja yang Sulit, dengan kriteria berikut :
a. Bila dikerjakan oleh KSM/Panitia sendiri akan memerlukan waktu yang lebih lama dari yang
ditetapkan oleh program PNPM;
b. Pekerjaan memerlukan alat-alat berat, seperti Excavator, Mesin Gilas/Pemadat, dll.
c. Pekerjaan memerlukan Tenaga Kerja yang mempunyai keahlian/pengalaman khusus dan tidak
dimiliki oleh KSM/Panitia.
9
Misalnya : kegiatan Pemadatan Konstruksi Perkerasan Jalan, Pemasangan kabel Jembatan
Gantung atau Pemasangan rangka/gelagar jembatan baja, dll.
Pengadaan Bahan Bangunan atau Peralatan Konstruksi (alat berat/besar) dengan nilai
biaya diatas Rp. 15 Juta. (Penjelasan tatacara pengadaan ini secara rinci dapat dilihat pada
buku Suplemen Teknis Tatacara Pengadaan Bahan/Alat Konstruksi).
Siapa Pihak Ketiga Yang boleh bekerjasama dengan KSM ?
Sesuai dengan keterlibatan pihak ketiga didalam pelaksanaan kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana, maka pihak ketiga yang boleh bekerjasama dengan KSM. Pihak ketiga
untuk pengadaan Bahan/Alat : Toko/Pemasok Bahan Bangunan atau Pemasok/Penyewa Alat
Besar/Berat. Pihak ketiga untuk pelaksanaan kegiatan konstruksi : dapat berbentuk Kelompok
Tenaga Kerja (atau perorangan) yang mempunyai keahlian/pengalaman dan lebih mampu
melaksanakan kegiatan dan atau Pemasok Alat berat/besar (termasuk operator alatnya).
Untuk pengadaan tenaga kerja maka diprioritaskan kepada tenaga kerja setempat
yang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Dan pelaksanaannya dapat dilakukan dengan
cara upah Borongan atau upah Harian.
Penting untuk diperhatikan bahwa meskipun kegiatan tertentu dapat dilakukan
dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga, hal tersebut bukan berarti bahwa tanggunjawab
pelaksanaan kegiatan berpindah kepada pihak ketiga tersebut, tetapi tetap ada ditangan KSM
sendiri. Jadi KSM harus bisa mengendalikan/mengatur semua kegiatannya agar sesuai dengan
hasil yang diharapkan, termasuk kegiatan yang dikerjakan oleh pihak ketiga (bila ada);
B. Peraturan Perundangan
10
C. Pokok Bahasan
11
memadai, kuantitas yang kurang dan kondisi lain yang merugikan/menghambat kelancaran
pekerjaan di lapangan.
Pengawasan pelaksanaan pembangunan prasarana pada prinsipnya dilakukan
terhadap semua aspek kegiatan, namun demikian dalam proses pengawasan ini dapat
difokuskan pada 5 (lima) aspek-aspek pengawasan pelaksanaan berikut :
1. Volume pekerjaan, termasuk dimensi atau ukuran konstruksi, yang perlu disupervisi antara lain,
adalah Jenis dan volume tiap pekerjaan, termasuk dimensi atau ukuran konstruksi yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan gambar rencana, apakah sesuai dengan kondisi pada saat
supervisi;
2. Kondisi lokasi, apakah sesuai dengan perencanaan/gambar atau ada perubahan;
Apakah secara keseluruhan bangunan dapat berfungsi/bermanfaat; Termasuk juga disini adalah
apakah semua rencana pengamanan dampak lingkungan sudah dilaksanakan;
3. Mutu/Kualitas pekerjaan, yang perlu disupervisi antara lain, adalah : Apakah sumber, kualitas,
kuantitas bahan/Alat/tenaga kerja yang dipergunakan pada sestiap jenis pekerjaan sesuai
rencana. Apakah kualitas hasil pekerjaan sudah sesuai/baik. Apakah kelengkapan bangunan
sudah cukup atau kurang untuk keamanan dan atau kenyamanan pemakai. Apakah metode atau
cara pelaksanaan tiap jenis pekerjaan benar. Apakah telah dilakukan koordinasi pelaksanaan
dengan pihak/instansi/dinas terkait setempat, seperti : Sumur dalam/Bor harus koordinasi
dengan dinas pertambangan atau perindustrian dan geologi setempat, Prasarana Pendidikan
harus berkoordinasi dengan dinas Pendidikan setempat. Prasarana kesehatan harus
berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Prasarana persampahan dengan dinas
kebersihan kota/terkait. Khusus air bersih yang sumber airnya bukan dari Air PDAM/Sejenis, Air
Hujan, apakah telah dilakukan pengujian kualitas Air bersih.
4. Waktu pelaksanaan, yang perlu disupervisi antara lain, adalah : Apakah Pelaksanaan tiap-tiap
item pekerjaan tetap mengacu pada jadual yang telah direncanakan. Apabila terjadi
keterlambatan dan/atau percepatan waktu pelaksanaan pekerjaan maka harus diperhitungkan
perubahan waktu kerja tersebut terhadap jadual kerja sehingga dapat dipastikan bahwa seluruh
pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam SPPD-L
atau perubahannya (bila ada) Apabila diperkirakan seluruh pekerjaan tidak dapat diselesaikan
sesuai jadual, maka konsultan memberikan justifikasi/pertimbangan teknis kepada UPL/BKM
untuk memperpanjang jangka waktu pelaksanaan kontrak atau menghentikan
pekerjaan/pemutusan kontrak (bila perlu).
5. Biaya, yang perlu disupervisi antara lain, adalah : Apakah tidak terjadi pembelanjaan atau
penggunaan dana yang berlebihan pada suatu kegiatan sehingga dapat mengakibatkan pekerjaan
12
tidak dapat diselesaikan secara keseluruhan. Apakah tidak terjadi penyelewengan dana. Apakah
proses transaksi selalu disertai dengan bukti-bukti tertulis. Apakah dilaksanakan pembukuan
Keuangan dengan baik. Apakah aspek kontribusi swadaya masyarakat dipenuhi.
6. Administrasi pelaksanaan, yang perlu disupervisi, adalah : Apakah semua administrasi yang
diperlukan dibuat lengkap, benar dan sesuai kondisi lapangan/yang sebenarnya. Apakah semua
administrasi diarsipkan dan dipelihara dengan baik. Tanggungjawab Supervisi ini dilakukan secara
rutin selama proses pelaksanaan kegiatan konstruksi oleh pihak UPL bersama Konsultan (pihak
diluar KSM) dan tentunya juga oleh KSM/Tim Pelaksana Lapangan secara internal sebagai fungsi
yang melekat pada tugas/tanggungjawabnya. Termasuk hasil monitoring partisipatif yang
dilakukan oleh warga masyarakat sebagai masukan dalam proses pengawasan ini.
13
Beberapa hal penting yang perlu menjadi agenda evaluasi berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan dilapangan, antara lain :
1) Apakah Volume pekerjaan (kemajuan pelaksanaan) yang telah dicapai sesuai dengan yang
direncanakan?
2) Apakah Realisasi Volume Pengadaan Bahan/Alat/Tenaga Kerja sampai saat ini sesuai atau
apakah masih cukup/memungkinkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan
yang direncanakan? Coba bandingkan total Volume dari hasil pengadaan Tenaga/Bahan/Alat
sampai saat ini dengan Volume yang masih harus dibeli/dibayar lagi sampai proyek selesai;
3) Apakah Realisasi Biaya Pengadaan Bahan/Alat/Tenaga Kerja sampai saat ini sesuai dan
cukup/masih memungkinkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan yang
direncanakan? Coba Bandingkan total biaya dari hasil pembayaran Upah/Bahan/Alat sampai
saat ini dengan Biaya yang masih harus dikeluarkan/dibayar lagi sampai proyek selesai
(termasuk total dana yang Belum dicairkan).
4) Apakah Realisasi Swadaya Masyarakat sesuai rencana swadaya ?
5) Apakah Administrasi/laporan-laporan sudah dibuat dan diarsipkan ?
6) Apakah masalah-masalah yang timbul dilapangan, termasuk dampak lingkungan/sosial sudah
diselesaikan?, dll.
14
(checklist tadi) di cocokkan lagi, apakah semua tindakan yang telah direncanakan telah dilakukan
atau belum. Dan terakhir,
b. Di akhir konstruksi (kondisi kemajuan selesai 100%), daftar yang sama (checklist tadi) dicocokkan
lagi dibandingkan dengan rencana aslinya guna memastikan bahwa semua tindakan pengamanan
yang telah direncanakan.
c. Keseluruhan kegiatan pemantauan diatas dilakukan baik oleh KSM sendiri maupun oleh UPL dan
Tim Konsultan dilapangan.
15
a. Adanya perubahan total Volume Pekerjaan menjadi lebih kecil dari
b. rencana awal sedangkan jumlah total dana BLM/PNPM tetap (tidak berubah). Misalnya Jalan
Kerikil direncanakan 100 meter berubah menjadi 90 meter, dll;
c. Adanya perubahan berupa penambahan volume item kegiatan tertentu atau
pengurangan/penghilangan item pekerjaan tertentu pada pekerjaan, Sedangkan nilai total
dana BLM tetap (tidak berubah);
d. Adanya perubahan jumlah total dana BLM yang digunakan dari rencana semula, misalnya
SPPD-L semula Rp. 15 Juta berubah menjadi Rp. 14 Juta;
16
i. Menambah volume item kegiatan yang sudah ada, misalnya pembangunan jalan kerikil yang
semula hanya 200 meter ditambah panjangnya menjadi 210 meter;
ii. Menambah item kegiatan baru (masih satu kesatuan) dilokasi prasarana yang bersangkutan,
misalnya semula hanya direncanakan membangun perkerasan kerikil, tetapi karena ada sisa dana
maka dapat digunakan untuk membuat saluran atau penahan tanah ditempat yang memerlukan
disepanjang jalan kerikil yang dibangun.
iii. Menambah kegiatan baru dilokasi yang berbeda tetapi masih mendukung secara langsung
peningkatan fungsi layanan prasarana yang bersangkutan, misalnya semula hanya direncanakan
membangun jembatan kayu, namun karena ada sisa dana maka dapat digunakan untuk
membangun gorong-gorong pada jalan yang menghubungkan jembatan tersebut, dll.
Untuk mendukung pemanfaatan dana tersebut, maka administrasi yang perlu dibuat
oleh KSM adalah surat Pernyataan Kesanggupan KSM untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
fisik (100%) sebelum berakhirnya masa pencairan BLM. Perubahan SPPD-L disertai
Justifikasi/alasan Teknisnya. Bagaimana jika hasil pelaksanaan pekerjaan tidak sama dengan
bestek/perencanaan awal. Jika hasil pekerjaan melebihi rencana volume pekerjaan awal
maka kelebihan itu merupakan prestasi KSM dan dapat dicatat sebagai keswadayaan yang
dilakukan.
Namun jika hasil pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan yang diperjanjikan dalam
SPPDL, baik yang ditemukan sebelum maupun setelah Sertifikasi maka pihak KSM selaku
pelaksana pekerjaan wajib memperbaiki ketidak sesuaian tersebut dengan cara swadaya, dan
dalam waktu yang disepakati antara KSM dengan pihak BKM/UPL. Masa
perbaikan/penyempurnaan ini selambat-lambatnya harus selesai sebelum laporan
pertanggungjawaban KSM/Panitia dilaksanakan.
Bagaimana jika terdapat sisa dana tetapi KSM/Panitia sudah tidak bersedia
memanfaatkan kembali sisa tersebut untuk pembangunan infrastruktur. Pada dasarnya dana
kegiatan fisik yang dianggarkan untuk tiap kegiatan KSM harus dimanfaatkan seluruhnya
untuk pembangunan infrastruktur, namun apabila volume pekerjaan yang dibuat sudah
sesuai SPPD-L dan masih terdapat sisa dana, sedangkan pihak KSM sudah tidak bersedia
memanfaatkan sisa dana tersebut untuk menambah volume kegiatannya, maka KSM harus
mengembalikan semua sisa dana kepada BKM dengan melampirkan surat pernyataan bahwa
KSM.
17
Pemeriksaan/Sertifikasi Kegiatan
Kegiatan pembangunan sarana & prasarana atau kegiatan Lingkungan yang dilaksanakan oleh
masyarakat (KSM Lingkungan/Panitia) merupakan salah satu komponen pendekatan
pembelajaran masyarakat, yang didukung melalui dana pinjaman luar negeri (Bank Dunia)
dan disalurkan kepada masyarakat secara langsung sebagai dana stimulan (dana BLM/PNPM
MANDIRI PERKOTAAN).
Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat terjadi proses pembelajaran masyarakat untuk
mewujudkan kebutuhkan akan sarana & prasarana yang berkualitas baik (berfungsi, kuat dan
tahan lama) dan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara berkesinambungan (minimal 3
tahun).
Sejalan dengan hal tersebut, maka konsultan selaku pendamping masyarakat harus dapat
mengawal dengan baik agar Investasi (melalui pembangunan fisik) yang diberikan benar-
benar dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat.
Salah satu upaya yang diperlukan untuk memenuhi terwujudnya pembangunan sarana &
prasarana yang berkualitas baik maka perlu dilakukan fasilitasi kepada masyarakat agar
proses dan hasil penyusunan perencanaan teknik pembangunan sarana & prasarana sesuai
ketentuan teknik yang dipersyaratkan. Selanjutnya, untuk memastikan bahwa hasil yang
diharapkan benar-benar telah memenuhi ketentuan-ketentuan program dan teknis (kualitas
baik dan bermanfaat) maka konsultan, khususnya tenaga-tenaga infrastruktur bersama UPL
harus melakukan sertifikasi atau penilaian kegiatan tersebut.
Apa saja Tujuan dan Hasil Yang diharapkan Sertifikasi disini merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk memeriksa dan menilai capaian kualitas dan pemanfaatan dari sarana &
prasarana yang telah dibangun oleh KSM. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui
apakah hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana & prasarana telah memenuhi
persyaratan teknik (kualitas yang baik) dan dapat bermanfaat lebih lama (minimal 3 tahun).
Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan Sertifikasi ini adalah adanya rekomendasi atas
kelayakan (kualitas dan manfaat) dari sarana dan prasarana yang telah dibangun tersebut.
Apa saja Materi Sertifikasi Pelaksanaan Sertifikasi hasil pembangunan sarana & prasarana
dilakukan terhadap aspek capaian kualitas proses, kualitas konstruksi, manfaat dan
pemanfaatan dana (termasuk penanganan dampak dan dokumen proses kegiatan yang
mendukung). Sedangkan uraian secara terinci dari masing-masing aspek tersebut dapat
dilihat pada Formulir Sertifikasi, terlampir. Pendekatan pelaksanaan Sertifikasi ini adalah
18
dilakukan langsung dilapangan secara Tim yang terdiri atas : wakil UPL (masing-masing BKM),
Faskel Teknik/Askot Infrastruktur dan Wakil KSM bersangkutan. Sedangkan TA. Infra KMW
selaku Penanggungjawab kegiatan. Adapun mekanismenya secara diagram dapat dilihat pada
gambar 1, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Berdasarkan laporan kemajuan pekerjaan KSM yang menunjukan bahwa kemajuan pekerjaan
telah selesai 100%, maka KSM mengajukan surat permohonan kepada Tim Sertifikasi (c.q. Askot
Infra selaku Ketua Tim Sertifikasi) untuk dilakukan Sertifikasi hasil pekerjaan. Surat ini juga agar
disampaikan kepada Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) agar dapat ikut serta
sekaligus pemberitahuan.
b. Askot Infra bersama-sama dengan Faskel Teknik, UPL dan wakil KSM melakukan pemeriksaan dan
penilaian atas semua aspek sertifikasi. Hasil Penilaian masing-masing aspek sertifikasi disepakati
bersama-sama oleh Tim (termasuk KSM);
c. Setelah seluruh pemeriksaan aspek selesai, maka dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dan
rekomendasi. Adapun alternatif bentuk kesimpulan dan rekomendasi, yaitu :
- Pekerjaan dinyatakan Layak/Selesai (berkualitas baik & bermanfaat). Apabila pekerjaan
dinyatakan selesai maka dilanjutkan dengan pembuatan Surat Pernyataan Penyelesaiaan
Pekerjaan (SP3).
- Pekerjaan dinyatakan Belum Selesai/Layak dengan
19
Kegiatan Sertifikasi dilakukan untuk setiap jenis Kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM. Metode
yang digunakan dapat mencakup pemeriksaan terhadap dokumen yang diperlukan, pemeriksaan
langsung dilapangan (fisik) maupun wawancara langsung dengan pihak KSM (yang terkait
langsung dengan pelaksanaan kegiatan dilapangan). Acuan proses Sertifikasi adalah formulir
Sertifikasi.
20
BAGIAN VIII
MENYUSUN DOKUMEN TEKNIS KONSTRUKSI PRASARANA LINGKUNGAN
A. Pendahuluan
Administrasi KSM adalah proses pencatatan setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
KSM/PANITIA dalam program PNPM. Pencatatan dilakukan pada formulir – formulir yang
telah disediakan dan tinggal mengisikan hal-hal yang terjadi, dilaksanakan, dan
diperlukan dalam formulir tersebut.
Pencatatan yang dilakukan KSM adalah untuk mendokumentasikan atau merekam
seluruh kegiatan KSM terkait dengan program PNPM Mandiri Perkotaan.
1. Tujuan dilakuan administrasi KSM secara tertib
22
Formulir ini sangat penting untuk mengetahui siapa saja masyarakat yang
bekerja dilapangan dan berapa lama bekerjanya, baik tenaga kerja dari swadaya
maupun dari BLM/PNPM.
Formulir Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja Swadaya & BLM/PNPM (Form TK-
2), merupakan formulir harian (dibuat setiap hari) untuk mencatat kehadiran
Tenaga Kerja yang ikut melaksanakan pekerjaan konstruksi (Mandor, Tukang,
Pekerja) dilapangan. Yang dimaksud tenaga kerja dari swadaya adalah tenaga
kerja gotong royong atau upahnya diswadayakan (tidak langsung menerima upah
dari BLM). Sedangkan tenaga kerja BLM/PNPM adalah tenaga kerja yang akan
mendapat upah dari BLM/PNPM.
Formulir ini sangat penting, khususnya untuk mendukung kebenaran pembayaran
tenaga kerja BLM/PNPM (sumber utama pembukuan keuangan tenaga kerja-
Form KSML-5, buku Ongkos Tenaga Kerja).
Khusus untuk tenaga kerja dari BLM/PNPM, hal penting yang harus
diperhatikan/disosialisasikan kepada pekerja disini, bahwa khusus untuk jumlah
HOK pekerjaan konstruksi, ini selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
pembayaran upah masing-masing tenaga kerja yang bekerja melaksanakan
pekerjaan konstruksi. Misalnya HOK, Ali (tukang) pada hari itu = 0,5 dan besarnya
upah tukang per hari Rp. 40.000, maka besarnya Upah yang diterima Ali adalah
0,5 x Rp. 40.000, sebesar Rp. 20.000 saja. Sedangkan untuk tenaga kerja
pengumpulan bahan besarnya pembayaran upah dapat dibayar sesuai volume
masing-masing bahan yang dikumpulkan.
Adapun Cara pengisian formulirnya adalah sebagaiberikut :
a. Sebelum tenaga kerja bersangkutan memulai kerja maka harus mengisi nama,
keahlian, umur, jenis kelamin, jam mulai kerja dan apakah hari tersebut bekerja
sebagai tenaga swadaya atau BLM;
b. Kemudian pada saat selesai bekerja atau hendak pulang, baru mengisi kembali
jam selesai kerja, jumlah HOK dan tanda tangan;
c. Terakhir, pelaksana KSM/Panitia melakukan/melengkapi dan memeriksa
kebenaran pengisian jumlah dari masing-masing tenaga kerja tersebut
(baris/kolom) termasuk mengisi rekapitulasi jumlah tenaga kerja dan HOK
untuk swadaya dan BLM masing-masing.
23
Cara Pengisian/perhitungan HOK adalah :
a. Tetapkan sesuai kebiasaan setempat mengenai lama kerja tiap hari,
misalnya 6 jam per hari (tidak termasuk istirahat/makan siang). Berdasarkan
Jam Kerja yang dicatat pada formulir, maka dapat diketahui jumlah jam kerja
tiap tiap tenaga kerja;
b. Nilai HOK diperoleh dengan cara, jumlah jam kerja hari itu dibagi jumlah jam
kerja yang ditetapkan sesuai kebiasaan setempat. Nilai HOK ini dapat
berbentuk angka bulat yaitu 1 HOK (artinya tenaga kerja bekerja penuh satu
hari kerja) atau berbentuk angka pecahan seperti 0,5 HOK (artinya tenaga
kerja hanya bekerja setengah hari kerja saja). Untuk pengisian jumlah HOK
tiap tenaga kerja sebaiknya dilakukan oleh pelaksana kegiatan KSM supaya
kebenarannya lebih terjamin.
Penjelasan :
o C Nama, adalah nama tenaga kerja
o C K/T/P, adalah kualifikasi tenaga kerja (K=Kepala Kelompok/Mandor,
T=Tukang, P=Pekerja)
o C Umur/Usia, adalah umur tenaga kerja bersangkutan
o C Jenis kelamin, adalah jenis kelamin tenaga kerja (L=Laki-laki, P=Perempuan)
o C M/KM, adalah status kemampuan tenaga kerja (M=Mampu; KM=Kurang
Mampu/Miskin)
o C Jam Kerja Mulai, adalah waktu/jam tenaga kerja mulai kerja, misalnya
pukul 08.00
24
o C Jam Kerja Selesai, adalah waktu/jam tenaga kerja selesai bekerja, misalnya
pukul 17.00
o C Hari Orang Kerja (HOK), adalah jumlah Hari Kerja dari tenaga kerja tersebut.
o C Sumber dana, adalah menunjukan apakah tenaga kerja pada hari tersebut
bekerja sebagai tenaga Swadaya atau tenaga kerja BLM/PNPM. Isilah
salah satu kolom swadaya bila dari tenaga swadaya atau kolom BLM bila dari
tenaga BLM/PNPM, dengan tanda ” √ ”.
o C Tandatang/cap jempol, adalah tandatangan tenaga kerja bersangkutan.
o C Jumlah (K/T/P/L/P/M/KM) adalah jumlah masing-masing tenaga kerja
(K/T/P/L/P/M/KM) pada hari itu.
2). Apa yang dimaksud dengan Daftar Harian Penerimaan Bahan/Alat dari
Swadaya & BLM/PNPM ?
Daftar Harian Penerimaan Bahan/Alat dari Swadaya & BLM/PNPM (Form-
BA1), adalah merupakan formulir untuk mencatat penerimaan bahan/alat yang
diperoleh melalui swadaya masyarakat/pihak ketiga (pemerintah/swasta) dan
yang diperoleh melalui BLM/PNPM dari pemasok/toko;
Untuk Bahan yang diterima untuk BLM/PNPM, Formulir ini sangat penting,
khususnya untuk mendukung kebenaran volume dan kualitas serta pembayaran
kepada pemasok/toko (sumber utama pembukuan keuangan Material/Alat-Form
KSML-5, buku Material/Alat).
Formulir ini juga dibuat harian oleh KSM. Sedangkan contoh formulirnya
adalah sebagai berikut :
Penjelasan:
o C No, adalah nomor urut pencatatan;
o C Hari/Tanggal, adalah Hari/Tanggal bahan/alat diterima diproyek;
25
o C Nama Donatur/Pemasok/Toko, adalah nama masyarakat/pihak
ketiga/Pemasok/Toko yang menyerahkan bahan.
o C Alamat, Alamat Donatur/Pemasok/Toko;
o C Uraian Jenis Bahan, adalah tempat mencatat nama tiap jenis bahan/alat yang
diterima;
o C Ukuran, adalah ukuran/dimensi sesuai tiap jenis bahan (P=Panjang, L=Lebar,
T=tebal). Ukuran ini diisi bila dianggap penting seperti balok gelagar/papan
jembatan, dll.
o C Volume dan Satuan, adalah jumlah volume dan satuan yang sesuai dari tiap
jenis bahan/alat;
o C Sumber dana, adalah menunjukan apakah Bahan/Alat yang diterima pada hari
tersebut merupakan Swadaya atau BLM/PNPM. Isilah salah satu kolom
swadaya bila dari swadaya atau kolom BLM bila bahan/alat dari BLM/PNPM,
dengan tanda ” √ ”.
26
Kerja dari Swadaya (Mandor, Tukang, Pekerja) yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan konstruksi. Sumber data pengisian formulir ini adalah dari data-data
Formulir Daftar Hadir Harian TK Swadaya & BLM/PNPM yang telah dibuat
sebelumnya (Form-TK2 untuk bagian sumber dana Swadaya).
Cara pengerjaan :
a. Perhatikan bahwa pada formulir ini, data yang diperlukan hanyalah data terkait
tenaga kerja swadaya saja pada Form TK2, dan tidak termasuk tenaga Kerja
BLM/PNPM. Untuk BLM/PNPM akan dihitung pada formulir TK3b).
b. Kumpulkan semua Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja Swadaya & BLM/PNPM
(Form-TK2) yang ada pada minggu tersebut;
c. Mulai-lah memindahkan data yang ada pada hari pertama (misalnya hari
senin), mulai no, nama, jenis tenagakerja, jenis kelamin, kemampuan,
rincian HOK;
d. Kemudian diikuti oleh data hari berikutnya (hari kedua/selasa) dan
seterusnya sampai semua data yang ada pada formulir hari pertama
sampai ke-6 dipindahkan.
e. Hitung jumlah HOK dengan cara menjumlahkan semua nilai HOK mulai dari
HOK hari pertama sampai hari ke enam/terakhir untuk masing-masing
tenaga kerja.
f. Lengkapi semua data-data yang belum terisi, seperti judul dan tandatangan
Contoh Formulir-nya sebagai berikut :
27
Penjelasan:
C No, adalah nomor urut penulisan
C Nama, adalah nama tenaga kerja
C K/T/P, adalah kualifikasi tenaga kerja (K=Kepala Kelompok/Mandor, T=Tukang,
P=Pekerja)
C Jenis kelamin, adalah jenis kelamin tenaga kerja (L=Laki-laki, P=Perempuan)
C M/KM, adalah status kemampuan tenaga kerja (M=Mampu; KM=Kurang
Mampu/Miskin)
C Rincian HOK diisi dengan Jumlah HOK tenaga Kerja sesuai hari kerjanya. Nilai
yang ditulis adalah bentuk angka. Misalnya Hari Senin (kolom Sn) = 0,5; Selasa
(kolom Sl) = 1; Rabu (R) : 1, Kamis (K) : 0,5; Jumat (J) : 1, Sabtu (Sb) : 1.
C Jumlah HOK, jumlah nilai HOK mulai hari pertama (Sn) sampai hari terakhir
(Sb) untuk tiap tenaga;
C Tandatang/cap jempol, adalah tandatangan tenaga kerja bersangkutan.
C Jumlah (K/T/P/L/P/M/KM) adalah jumlah masing-masing tenaga kerja
(L/P/M/KM) pada minggu bersangkutan.
C Jumlah Total HOK : Jumlah HOK dari semua tenaga kerja selama minggu
bersangkutan.
5). Apa yang dimaksud dengan Daftar Hadir Mingguan & Pembayaran
Upah Tenaga Kerja dari BLM/PNPM?
Formulir Daftar Hadir Mingguan Tenaga Kerja dari BLM/PNPM (Form-TK3b),
merupakan Rekapitulasi Mingguan dari Formulir Daftar Hadir Harian Tenaga
Kerja untuk pekerjaan konstruksi dan Perhitungan Pembayaran Upah yang
diperoleh/dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja dari BLM/PNPM. Sumber
data pengisian formulir ini adalah dari data-data Formulir Daftar Hadir Harian
Tenaga Kerja dari Swadaya & BLM/PNPM yang telah dibuat sebelumnya
(Form-TK2 untuk bagian sumber dana BLM/PNPM). Formulir ini juga sangat
diperlukan untuk memastikan besarnya pembayaran upah yang harus diterima
oleh setiap tenaga kerja dari BLM/PNPM dalam satu kurun waktu atau periode
mingguan. Data ini selanjutnya dipergunakan sebagai surat bukti untuk proses
pembukuan Ongkos tenaga kerja BLM/PNPM (Form- KSML-5).
28
Cara pengerjaan :
1) Perhatikan bahwa pada formulir ini, data yang diperlukan hanyalah data
terkait tenaga kerja BLM/PNPM saja dari Form TK2.
2) Kumpulkan semua Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja dari BLM (Form-TK2) yang
ada pada minggu tersebut;
3) Mulai-lah memindahkan data yang ada pada hari pertama (misalnya hari
senin), mulai nomor urut, nama, jenis tenagakerja, jenis kelamin, kemampuan,
rincian HOK;
4) Kemudian diikuti oleh data hari berikutnya (hari kedua/selasa) dan
seterusnya sampai semua data yang ada pada formulir hari pertama sampai
ke-6 dipindahkan.
5) Hitung jumlah HOK dengan cara menjumlahkan semua nilai HOK mulai dari HOK
hari pertama sampai hari ke enam/terakhir untuk masing-masing tenaga kerja.
6) Masukkan Harga Satuan Upah (per hari) untuk masing-masing jenis tenaga
kerja, sesuai nilai yang disepakati sebelumnya;
7) Hitung Jumlah Biaya Upah dengan cara : Nilai HOK dikalikan dengan besarnya
upah untuk masing-masing tenaga kerja.
Contoh formulirnya sebagai berikut :
Penjelasan:
o C Nama, adalah nama tenaga kerja
o C K/T/P, adalah kualifikasi tenaga kerja (K=Kepala Kelompok/Mandor,
T=Tukang, P=Pekerja)
o C Jenis kelamin, adalah jenis kelamin tenaga kerja (L=Laki-laki, P=Perempuan)
29
o C M/KM, adalah status kemampuan tenaga kerja (M=Mampu; KM=Kurang
Mampu/Miskin)
o C Rincian HOK diisi dengan Jumlah HOK tenaga Kerja sesuai hari kerjanya.
Nilai yang ditulis adalah bentuk angka. Misalnya Hari Senin (kolom Sn) = 0,5;
Selasa (kolom Sl) = 1; Rabu (R) : 1, Kamis (K) : 0,5; dst.
o C Jumlah HOK, jumlah nilai HOK mulai hari pertama (Sn) sampai hari
terakhir (Sb) untuk tiap tenaga, misalnya dari rincian diatas maka jumlah
HOKnya = 5.
o C Tandatang/cap jempol, adalah tandatangan tenaga kerja bersangkutan.
o C Jumlah adalah jumlah total masing-masing tenaga kerja
(K/T/P/L/P/M/KM/HOK/Biaya) pada minggu bersangkutan.
30
Penjelasan:
o C No, adalah nomor urut pencatatan;
o C Tanggal, adalah tanggal bahan/alat diterima (sesuai form harian);
o C Nama Donatur/Pemasok/Toko/Suplier, adalah nama Donatur/Pemasok/
Toko/Suplier pihak ketiga yang menyerahkan swadaya atau pembelian;
o C Nomor Bukti, adalah Nomor bukti Penerimaan Bahan/Alat;
o C Satuan, adalah satuan volume yang sesuai Jenis Bahan/Alat yang diterima
(sesuai bukti/nota);
o C Volume, adalah jumlah volume dari tiap jenis bahan/alat. Volume Swadaya
bila bahan/alat dari swadaya dan volume untuk bila bahan/alat dari
pembelian/sewa (sesuai bukti/nota);
o C Biaya, adalah jumlah biaya dalam rupiah dari tiap jenis bahan/alat yang
dibeli/sewa melalui dana BLM/PNPM. Jumlah biaya disini ditulis sesuai
jumlah volumenya sebagaimana yang tercantum di Nota pemeblian
bahan/sewa alat.
31
Daftar Mingguan Opname Pekerjaan (Form-Opname) adalah Formulir
pencatatan hasil pengukuran/perhitungan dari Volume tiap jenis kegiatan yang
dihasilkan selama periode satu minggu. Formulir ini dibuat oleh KSM/Panitia pada
setiap akhir minggu. Agar pengukuran hasil pekerjaan tersebut akurat dan tidak
menimbulkan perbedaan penafsiran dikemudian hari, maka sebaiknya
KSM/Panitia pada saat melakukan pengukuran opneme ini mengundang pihak UPL
dan Faskel Teknik untuk dilakukan bersama-sama. Dalam hal salah satu atau
kedua-duanya dari UPL dan Faskel Teknik tidak dapat hadir, maka KSM/Panitia
tetap dapat melaksanakannya sendiri.
Contoh formulir Daftar Mingguan Opname (Form-Opname) sebagai berikut :
Penjelasan:
o C Uraian Pekerjaan, adalah Nama jenis kegiatan yang dikerjakan;
o C Satuan, adalah satuan volume yang sesuai Jenis kegiatan;
o C Volume, adalah jumlah volume dari tiap jenis bahan/alat;
o C Sketsa, Ukuran dan Perhitungan Volume, diisi dengan sketsa/gambar dari
kegiatan yang dikerjakan dilapangan dengan dilengkapi ukuran-ukurannya
seperti Panjang, lebar, tebal/tinggi. Kemudian tuliskan dibawah/disamping
sketsa tersebut perhitungan volume pekerjaan sampai didapatkan nilainya;
o C Volume Yang dicapai, adalah nilai volume tiap kegiatan yang dihasilkan pada
minggu tersebut. Nilai ini diperoleh dari hasil perhitungan tadi (pada sketsa).
o C Keterangan, diisi dengan keterangan lokasi, misalnya jalan dari sta. .... s/d sta. ..
atau hal lain yang secara spesifik menunjukan lokasi pekerjaan yang diukur.
32
B. Pokok Bahasan
33
KSM tidak perlu membuat laporan Dwi-Mingguan terakhir lagi, melainkan
langsung membuat Laporan Akhir.
Adapun cakupan laporan akhir ini adalah juga cakupan laporan laporan Dwi
Mingguan terakhir ditambah 2 (dua) substansi, yaitu (1). Realisasi Usulan Kegiatan
dan (2). Rincian Realisasi Penggunaan Dana BLM dan Swadaya sejak awal sampai
akhir pelaksanaan kegiatan, termasuk dokumentasi/photo.
Contoh format Laporan Akhir, seperti terlampir (Form-L.La).
6. Musyawarah Pertanggungjawaban
Musyawarah Pertanggungjawaban Kegiatan merupakan forum
pertemuan yang diselenggarakan oleh BKM/UPL dengan agenda untuk
penyampaian laporan Akhir Pelaksanaan atau Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan kegiatan KSM.
Forum ini dihadiri oleh BKM/UPL selaku penyelenggara, KSM selaku yang
menyampaikan laporan, Pihak Konsultan (Faskel) dan undangan, seperti Pemerintah
Kelurahan/Desa, Warga, dan lain-lain yang dianggap perlu. Pendekatan
pelaksanaannya adalah dapat dilakukan bersamaan/sekaligus beberapa KSM atau
bisa juga hanya satu KSM yang menyampaikan laporan pertanggungjawaban.
Pendekatan mana yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan kondisi
penyelesaiaan kegiatan KSM dilapangan.
Hasil kegiatan ini menjadi masukan bagi bahan evaluasi atau laporan
pertanggungjawaban BKM. Contoh bentuk laporan, terlampir
34
Masing-masing administrasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Penjelasan:
• C Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
• C Uraian, adalah transaksi/jenis kegiatan yang dikerjakan;
• C Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
• C Transaksi , adalah catatan jumlah uang masuk (M) dan uang keluar (K)
• C Saldo (D), adalah jumlah total transaksi yang tercatat pada tanggal tersebut
35
Penjelasan:
• C Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
• C Keterangan, adalah jumlah saldo awal;
• C Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
• C Masuk, adalah catatan jumlah uang masuk (M)
• C Keluar, adalah catatan jumlah uang keluar (K)
• C Saldo (D), adalah jumlah total transaksi yang tercatat pada tanggal tersebut
Penjelasan:
• C Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
• C Keterangan, adalah jenis kegiatan transport bahan/alat ;
• C Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
• C Jumlah (Rp), adalah catatan jumlah uang dalam rupiah yang dibayarkan sebagai
biaya transport
• C Jumlah Total, adalah jumlah total pengeluaran yang tercatat pada tanggal
tersebut
36
Penjelasan:
C Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
C Jenis material/peralatan, adalah jenis material/peralatan yang diadakan sesuai
dengan kegiatan ;
C Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
C Jumlah Unit, adalah catatan jumlah material/peralatan yang diadakan
C Harga per unit, adalah satuan harga material/peralatan yang diadakan
C Jumlah Rupiah Swadaya, jumlah dana yang diberikan masyarakat untuk
pengadaan material/peralatan secara swadaya
C Jumlah Rupiah BLM, jumlah dana BLM yang dipergunakan untuk pengadaan
material/peralatan
C Jumlah Total, adalah jumlah total pengeluaran yang tercatat pada tanggal
tersebut
37
Penjelasan:
C Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
C Jenis material/peralatan, adalah jenis material/peralatan yang diadakan sesuai
dengan kegiatan ;
C Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
C Jumlah Unit, adalah catatan jumlah material/peralatan yang diadakan
C Harga per unit, adalah satuan harga material/peralatan yang diadakan
C Jumlah Rupiah Swadaya, jumlah dana yang diberikan masyarakat untuk
pengadaan material/peralatan secara swadaya
C Jumlah Rupiah BLM, jumlah dana BLM yang dipergunakan untuk pengadaan
material/peralatan
C Jumlah Total, adalah jumlah total pengeluaran yang tercatat pada tanggal
tersebut
Penjelasan:
C Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
C Keterangan, adalah macam kegiatan administrasi yang terjadi;
C Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
C Jumlah Rp, adalah jumlah pengeluaran untuk tiap kegiatan administrasi
C Jumlah Total , adalah jumlah pengeluaran berbagai kegiatan administrasi yang
dicatat pada tanggal yang sama
38
7). Apa yang dimaksud dengan Rencana Penggunaan Dana (RPD)
Rencana Penggunaan Dana (RPD) merupakan Formulir atau Daftar yang memuat
rincian rencana kebutuhan biaya Tenaga Kerja/Bahan/Alat dan administrasi yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan lingkungan. RPD ini merupakan syarat
administrasi untuk pencairan dana bagi KSM sehingga harus dibuat oleh KSM setiap
akan mengajukan termin atau pencairan dana ke BKM. Adapun bentuk formulirnya
dapat dibuat seperti tabel berikut.
Penjelasan:
C Kolom (1), dikosongkan (sudah terisi);
C Kolom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang
diperlukan ;
C Kolom (3), diisi satuan tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi;
C Kolom (4), diisi volume/jumlah tiap jenis tenaga
kerja/bahan/alat/administrasi;
C Kolom (5), diisi Harga satuan dari tiap jenis tenaga
kerja/bahan/alat/administrasi
C Kolom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi
(nilai kolom (4) di kali nilai kolom (5));
39
ke BKM. Sumber data yang dipergunakan adalah adalah buku material/Peralatan,
buku Ongkos kerja dan buku Administrasi. Adapun bentuk formulirnya dapat dibuat
seperti tabel berikut.
Penjelasan:
C Kolom (1), dikosongkan (sudah terisi);
C Kolom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang telah
diadakan melalui dana BLM;
C Kolom (3), diisi satuan tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi;
C Kolom (4), diisi volume/jumlah tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi;
C Kolom (5), diisi Harga satuan pengadaan dari tiap jenis tenaga
kerja/bahan/alat/ administrasi;
C Kolom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi
(nilai kolom (4) di kali nilai kolom (5));
C Baris (E),diisi Jumlah total nilai kolom (6)
C Baris (F),diisi Jumlah nilai BLM yang telah diterima (yang sedang
dipertanggungjawabkan)
C Baris (G),diisi Jumlah sisa dana BLM yang diterima (Nilai (F) dikurang nilai (G))
40
8. Siapa yang melakukan pencatatan ?
Pencatatan formulir-formulir administrasi KSM tersebut dilakukan oleh sekretaris,
bagian pengadaan, pelaksana lapangan dan bendahara sesuai dengan tugas-tugas
yang telah ditetapkan kepada setiap unit/bagian kerja KSM tersebut.
9. Dimana menyimpan hasil pencatatan administrasi ?
Hasil pencatatan administrasi KSM/PANITIA disimpan di Kantor KSM/Panitia
sendiri, sebagai butki pelaksanaan pekerjaan PANITIA dan juga sebagai bahan
bukti pertanggungjawaban kepada pihak pemberi pekerjaan dan kepada
masyarakat. Dengan demikian perlu diarsipkan atau dihimpun sehingga siap
digunakan atau dilihat bilamana diperlukan.
10. Kapan pencatatan dilakukan?
Pencatatan dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berjalan atau segera
dilakukan setelah suatu pekerjaan selesai. Jadi tidak perlu menunggu sampai
beberapa lama untuk mencatat suatu kejadian kegiatan, sebab kalau
pencatatan ditunda-tunda, maka kemungkinan besar akan terjadi kesalahan-
kesalalahan yang timbul karena lupa.
41