Anda di halaman 1dari 41

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

AHLI TEKNIK LINGKUNGAN BIDANG JASA KONSTRUKSI

MODUL - 4

1. MENILAI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PRASARANA LINGKUNGAN


2. MENYUSUN DOKUMEN TEKNIS KONSTRUKSI PRASARANA LINGKUNGAN

LPK DIKLAT TENAGA KERJA KONSTRUKSI


Jl. Dr. Leimena No. 32, Kel. Sago. Kec. Senapelan, Kota Pekanbaru, Prov. Riau
Telp. (0761) 31095 email: lpktk.konstruksi@p3sm.or.id
2021

1
DAFTAR ISI

BAGIAN VII .............................................................................................................................. 8


BAGIAN VIII ........................................................................................................................... 31

2
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan topik yang penting dalam setiap pekerjaan
konstruksi. Hal ini dikarenakan setiap pekerjaan konstruksi mempunyai dampak penting
perubahan lingkungan, walau mungkin perubahan tersebut kecil. Negara pun mempunyai
kebijakan yang cukup mendalam perihal pengelolaan lingkungan hidup ini dan mengaturnya
melalui Undang- Undang. Pekerjaan konstruksi dengan banyak komponen kegiatan yang
kemungkinan akan besar memberikan dampak yang penting terhadap lingkungan, sehingga
wajib dilengkapi AMDAL bagi setiap kegiatan pekerjaan konstruksi.
Begitu juga dengan insan pelaku pekerjaan konstruksi harus memahami dan
melakukan pekerjaan dengan mengacu kepada pedoman dan petunjuk teknis AMDAL.
Sebagai pelaku pekerjaan konstruksi, setiap insan pekerja konstruksi khususnya pada
pengadaan publik dan sektor privat pun, sangat memerlukan pemahaman terhadap
pengelolaan lingkungan hidup ini. Oleh karena itu, pada awal posting ini akan dieksplorasi
peraturan apa saja yang mewajibkan insan pekerja konstruksi untuk memperhatikan
pengelolaan lingkungan hidup ini.
Landasan Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan yang mengatur pengelolaan lingkungan hidup dalam proyek konstruksi adalah:
 UU 32 - 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
 PP 27 – 2012 tentang Izin Lingkungan
 PP 24 – 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 05 - 2012 tentang Jenis Usaha Rencana dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki AMDAL
 Peraturan terkait Lingkungan Hidup seperti Penataan ruang, Konservasi Sumber Daya
Hayati dan Ekosistemnya dan Pengawasan Kawasan Lindung Pengertian Dasar
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan benda dan makhluk hidup yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahateraan manusia (UU 32 -
2009) Lingkungan hidup terdiri dari unsur: .

Materi: zat abiotik dan biotik yang saling mempengaruhi ekologi Energi: dari cahaya
matahari untuk bergerak dan berinteraksi antar makhluk
Ruang: wadah atau ekosistem habitat pada suatu ruang tertentu
 Kondisi 0 Aspek lingkungan hidup pada pekerjaan konstruksi:
 Komponen fisika kimia: iklim, fisiologi, hidrologi, hidrooceanografi, ruang

3
 Komponen biologi: flora dan fauna
 Komponen sosial ekonomi dan sosial budaya: demografi, sosek, sosbud dan kesehatan

LH terkait dengan ekologi dan ekosistem. Ekosistem adalah sistem hubungan timbal
balik makhluk hidup dan lingkungan, sedang ekologi yang mempelajari ekosistem. Hubungan
timbal balik terdiri dari:
• Simbiosa , ada hubungan yang tidak merugikan
• Antagonistik, ada hubungan mematikan yang lain (antibiosa), mengonsumsi yang lain
(eksploitasi) dan saling berkompetisi untuk mempertahankan eksistensi dalam upaya
mempertahankan hidup
• Netralistik, tidakada hubungan Batu Mutu Lingkungan Di dalam pekerjaan konstruksi
terdapat kemungkinan mempengaruhi perubahan lingkungan hidup. Perubahan
lingkungan hidup ini dapat diukur apakah telah melewati batas toleransi dengan Standar
Baku Mutu Lingkungan. Baku mutu lingkungan meliputi baku mutu air, air limbah, air laut,
udara ambien, emisi, gangguan dan lainnya sesuai perkembangan Iptek.

Pengertian Amdal Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL adalah kajian
mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.(UU 32 -2009)
Dokumen Amdal Dokumen Amdal terdiri atas berbagai dokumen tersebut di bawah ini: .
• KA - ANDAL Ruang lingkup studi ANDAL hasil pelingkupan atau proses pemusatan studi
hal-hal penting yang berkaitan dampak yang penting
• ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
• Dokumen yang menelaah secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu
rencana atau kegiatan
• RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)
• Dokumen upaya penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan oleh rencana kegiatan
• RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
• Dokumen upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak penting
akibat rencana kegiatan Jenis Amdal dari jenis kegiatan.

4
Potensi dampak penting ditetapkan berdasarkan:
• Jumlah penduduk terdampak
• Luas wilayah penyebaran dampak
• Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Komponen lingkungan yang terdampak
• Sifat kumulatif dampak
• Berbalik atau tidaknya dampak
• Kriteria lain sesuai perkembangan Iptek
• Referensi internasional

Kedudukan Amdal dalam Pengembangan Proyek Kegiatan Amdal merupakan bagian


dari setiap tahapan proses pengembangan proyek, yaitu:
• Tahap perencanaan umum Penyaringan Amdal untuk mengetahui untuk mengetahui
apakah kegiatan akan menimbulkan perubahan mendasar pada lingkungan
• Jika ya AMDAL
• Jika tidak - UKL UPL Tahap prastudi kelayakan Pelingkupan dan KA – ANDAL
• Pelingkupan: proses awal menetapkan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi
dampak penting hipotesis yang timbul dari rencana kegiatan yang diusulkan.
• Proses penting penyusunan KA - ANDAL Tahap studi kelayakan Studi ANDAL penelaahan
dampak penting yang timbul akibat rencana kegiatan proyek secara cermat dan
mendalam
• Tahap perencanaan teknis Penjabaran RKL dan RPL pada gambar teknik dan spesifikasi
teknik dan rancangan kontrak Tahap konstruksi
• Pelaksanaan RKL dan RPL
• Tahap pascakonstruksi
• Evaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

No. Kelompok Kompetensi Elemen Kompetensi

1. Menerapkan Keselamatan dan i. Mengidentifikasi peraturan dan dokumen


Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi K3
Prasarana Lingkungan ii. Melaksanakan ketentuan K3
iii. Mengevaluasi pelaksanaan ketentuan K3
2. Melakukan Komunikasi di Tempat i. Menginterpretasikan informasi di tempat
Kerja Konstruksi Prasarana kerja

5
No. Kelompok Kompetensi Elemen Kompetensi

Lingkungan ii. Melakukan koordinasi dengan unit-unit


terkait
iii. Melakukan kerjasama dalam kelompok
kerja
3. Mengidentifikasi Kebutuhan i. Mengumpulkan data dan informasi
Prasarana Lingkungan karakteristik wilayah
ii. Merangkum kondisi wilayah
iii. Menentukan kebutuhan jenis prasarana
lingkungan
4. Merumuskan Rencana Umum i. Menentukan kapasitas prasarana
Pembangunan Prasarana lingkungan
Lingkungan ii. Memilih teknologi prasarana lingkungan
iii. Menentukan lokasi prasarana lingkungan
iv. Membuat rancangan dasar prasarana
lingkungan
v. Menentukan strategi pengelolaan operasi
prasarana lingkungan
5. Menyusun Desain Konseptual i. Mengumpulkan informasi untuk
Prasarana Lingkungan penyusunan desain konseptual prasarana
lingkungan
ii. Menyusun desain konseptual bangunan
utama prasarana lingkungan
iii. Menyusun desain konsep fasilitas
pendukung prasarana lingkungan
iv. Menyiapkan gambar desain konseptual
prasarana lingkungan
6. Menyusun Rencana Konstruksi i. Mengumpulkan informasi untuk
Prasarana Lingkungan penyusunan rencana konstruksi prasarana
lingkungan
ii. Menyusun tahapan dan jadwal kerja
konstruksi prasarana lingkungan

6
No. Kelompok Kompetensi Elemen Kompetensi

iii. Menentukan kebutuhan sumber daya


konstruksi prasarana lingkungan
iv. Menyusun rencana anggaran biaya
7. Menilai Pelaksanaan Konstruksi i. Menilai kinerja kelangsungan konstruksi
Prasarana Lingkungan prasarana lingkungan
ii. Mengevaluasi hasil konstruksi prasarana
lingkungan
iii. Melakukan uji fungsi prasarana lingkungan
iv. Membuat rekomendasi optimasi prasarana
lingkungan
8. Menyusun Dokumen Teknis i. Membuat rencana penyusunan dokumen
Konstruksi Prasarana Lingkungan teknis
ii. Mengumpulkan bahan penyusunan
dokumen teknis
iii. Menyusun dokumen teknis

7
BAGIAN VII
MENILAI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PRASARANA LINGKUNGAN

A. Pendahuluan

Pelaksanaan Konstruksi adalah serangkaian pelaksanaan kegiatan


pembangunan/fisik saran & prasarana untuk mewujudkan bangunan yang direncanakan.
Termasuk juga disini adalah kegiatan-kegiatan penanganan Dampak Lingkungan/mitigasi
yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
tersebut, harus diperhatikan kesesuaian dari spesifikasi teknis (persyaratan teknis) agar
bangunan yang dibuat lebih aman dan kuat sehingga benar-benar dapat dimanfaatkan lebih
lama. Pelaksanaan setiap jenis pekerjaan/kegiatan membutuhkan cara-cara penanganan
yang berbeda-beda sesuai spesifikasi dari masing-masing jenis prasarana tersebut.
Untuk itu maka pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur harus mengacu
pada ketentuan-ketentuan teknis, cara pelaksanaan kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam
pedoman teknis pembangunan prasarana, baik untuk kegiatan yang didanai melalui swadaya
maupun melalui BLM. Petunjuk pelaksanaan konstruksi dapat dilihat buku Jilid I- IV, Pedoman
Teknis pembangunan sarana & prasarana, tentunya sesuai dengan prasarana yang ditangani.
Untuk menjaga capaian hasil pekerjaan fisik tetap berkualitas baik sesuai dengan
persyaratan teknis yang berlaku maka pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana &
prasarana oleh KSM dapat dilakukan selain dengan cara gotong-royong juga dapat
dilaksanakan dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga yang lebih mampu, khususnya
untuk pekerjaan yang memerlukan teknologi yang rumit/sulit atau tidak mampu ditangani
oleh masyarakat sendiri.
Tujuan Pelaksanaan melalui cara kerjasama oleh KSM/Panitia dengan pihak ketiga ini
adalah selain untuk memenuhi persyaratan teknis konstruksi, juga untuk meningkatkan
prinsip transparansi, akuntabilitas pelaksanaan dan sekaligus dapat menjadi wahana
pembelajaran bagi masyarakat dalam hal pekerjaan yang memerlukan teknologi yang
rumit/sulit. Penting untuk diperhatikan bahwa pelaksanaan dengan cara kerjasama ini
bukanlah ditujukan untuk mencari keuntungan finansial bagi KSM/Panitia melainkan semata-
mata untuk memenuhi persyaratan teknis dan prinsip-prinsip diatas.

8
Beberapa hal yang berkaitan dengan cara pelaksanaan kerja tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
Metode Kerja
Metode Kerja atau cara kerja disini adalah merupakan cara bagaimana pekerjaan konstruksi
dilaksanakan. Apakah menggunakan tenaga kerja atau dengan peralatan berat/besar. Pada
prinsipnya penentuan metode kerja telah dilakukan sejak awal perencanaan teknis
sebelumnya, seperti tahap penyusunan RAB, Penyusunan Jadwal Pelaksanaan. Dengan tetap
mengacu pada metode kerja yang telah dibuat sebelumnya tersebut maka pada tahapan ini
peranan metode kerja lebih difokuskan untuk memilih dan menentukan bagian mana dari
pekerjaan yang akan ditangani sendiri atau ada yang perlu Disub-kontrakan (dipihak
ketigakan).
Untuk pelaksanaan kegiatan PNPM, maka metode pelaksanaan pekerjaan konstruksinya
dapat dilaksanakan dengan salah satu metode kerja berikut :
i. Metode Gotong-Royong, adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi dengan cara mengunakan
tenaga kerja swadaya dari masyarakat;
ii. Metode Semi Gotong-Royong, adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi, selain dengan cara
mengunakan tenaga kerja swadaya dari masyarakat, juga dilakukan dengan cara kerjasama
dengan pihak ketiga yang lebih mampu.
iii. Metode Kerjasama (Disub-kontrakkan), adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi dengan cara
dikerjasamakan dengan pihak ketiga yang lebih mampu untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

Apa saja Jenis Kegiatan yang boleh dikerjasamakan oleh KSM dengan pihak Ketiga ?
Secara umum jenis kegiatan yang dapat dilakukan oleh KSM melalui bentuk kerjasama dengan
pihak ketiga, dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :
Pelaksanaan pekerjaan/bagian pekerjaan tertentu yang secara teknis tidak dapat
dilaksanakan sendiri oleh KSM/Panitia, yaitu pekerjaan/kegiatan yang memerlukan
Teknologi/Metode Kerja yang Sulit, dengan kriteria berikut :
a. Bila dikerjakan oleh KSM/Panitia sendiri akan memerlukan waktu yang lebih lama dari yang
ditetapkan oleh program PNPM;
b. Pekerjaan memerlukan alat-alat berat, seperti Excavator, Mesin Gilas/Pemadat, dll.
c. Pekerjaan memerlukan Tenaga Kerja yang mempunyai keahlian/pengalaman khusus dan tidak
dimiliki oleh KSM/Panitia.

9
Misalnya : kegiatan Pemadatan Konstruksi Perkerasan Jalan, Pemasangan kabel Jembatan
Gantung atau Pemasangan rangka/gelagar jembatan baja, dll.
Pengadaan Bahan Bangunan atau Peralatan Konstruksi (alat berat/besar) dengan nilai
biaya diatas Rp. 15 Juta. (Penjelasan tatacara pengadaan ini secara rinci dapat dilihat pada
buku Suplemen Teknis Tatacara Pengadaan Bahan/Alat Konstruksi).
Siapa Pihak Ketiga Yang boleh bekerjasama dengan KSM ?
Sesuai dengan keterlibatan pihak ketiga didalam pelaksanaan kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana, maka pihak ketiga yang boleh bekerjasama dengan KSM. Pihak ketiga
untuk pengadaan Bahan/Alat : Toko/Pemasok Bahan Bangunan atau Pemasok/Penyewa Alat
Besar/Berat. Pihak ketiga untuk pelaksanaan kegiatan konstruksi : dapat berbentuk Kelompok
Tenaga Kerja (atau perorangan) yang mempunyai keahlian/pengalaman dan lebih mampu
melaksanakan kegiatan dan atau Pemasok Alat berat/besar (termasuk operator alatnya).
Untuk pengadaan tenaga kerja maka diprioritaskan kepada tenaga kerja setempat
yang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Dan pelaksanaannya dapat dilakukan dengan
cara upah Borongan atau upah Harian.
Penting untuk diperhatikan bahwa meskipun kegiatan tertentu dapat dilakukan
dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga, hal tersebut bukan berarti bahwa tanggunjawab
pelaksanaan kegiatan berpindah kepada pihak ketiga tersebut, tetapi tetap ada ditangan KSM
sendiri. Jadi KSM harus bisa mengendalikan/mengatur semua kegiatannya agar sesuai dengan
hasil yang diharapkan, termasuk kegiatan yang dikerjakan oleh pihak ketiga (bila ada);

B. Peraturan Perundangan

1. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa


Konstruksi, dan perubahannya
2. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan
perubahannya
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi, dan perubahannya

10
C. Pokok Bahasan

Pengawasan/supervisi dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan untuk


menjadikan segala kegiatan di proyek berlangsung dan berhasil sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
Dengan demikian maka Supervisi pelaksanaan pekerjaan konstruksi mencakup
kegiatan/tindakan mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai standar konstruksi/rencana
yang telah ditetapkan, kemudian mengadakan pengukuran/penilaian pelaksanaan sesuai
standar pengukuran kegiatan tersebut dan membandingkan antara hasil pelaksanaan yang
dicapai dengan standar/rencananya untuk mengetahui apakah ada penyimpangan (evaluasi).
Standar yang dipergunakan adalah mencakup standar konstruksi itu sendiri atau
spesifikasi/persyaratan teknis pekerjaan, seperti kuantitas, dimensi/ukuran, kualitas, cara
pengerjaan atau rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya seperti biaya atau
jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan, dan lain-lain. Sedangkan penyimpangan disini dapat
merupakan hasil yang sesuai atau lebih baik (hal ini merupakan suatu prestasi) dan
penyimpangan yang negatif atau tidak sesuai/dibawah standar yang telah ditetapkan
(merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan).
Sasaran pengawasan pekerjaan konstruksi adalah untuk melihat apakah terjadi
penyimpangan negatif dari standar teknis atau rencana yang telah ditetapkan, seperti apakah
kualitas bahan yang dipergunakan kurang, apakah volume atau ukuran/dimensi pekerjaan
kurang atau apakah cara pengerjaan salah, atau apakah waktu pelaksanaan pekerjaan
terlambat, dll, yang bisa berakibat pada kualitas dan kuantitas bangunan yang hendak
dibangun tidak terpenuhi sesuai standar teknis/rencana awalnya. Sedangkan tujuannya
adalah agar dilakukan tindakan perbaikan atau penyelesaiaan (pengendalian) bilamana
ditemukan adanya kesalahan atau kukurangan dari pekerjaan yang sedang dilaksanakan
sehingga tujuan untuk mewujudkan bangunan/infrastruktur yang berkualitas baik (kuat) dan
dapat berfungsi/dimanfaatkan minimal 5 tahun dapat tercapai dengan baik.
Pengawasan secara teratur merupakan cara yang diperlukan untuk menghindari hasil
yang tidak dapat diterima yang disebabkan oleh faktor- faktor seperti bentuk/ukuran
konstruksi yang dibuat dilapangan tidak sesuai dengan desain/gambar kerja, ketrampilan
kerja yang kurang, perubahan bahan (bermutu jelek), peralatan yang tidak sesuai atau tidak

11
memadai, kuantitas yang kurang dan kondisi lain yang merugikan/menghambat kelancaran
pekerjaan di lapangan.
Pengawasan pelaksanaan pembangunan prasarana pada prinsipnya dilakukan
terhadap semua aspek kegiatan, namun demikian dalam proses pengawasan ini dapat
difokuskan pada 5 (lima) aspek-aspek pengawasan pelaksanaan berikut :
1. Volume pekerjaan, termasuk dimensi atau ukuran konstruksi, yang perlu disupervisi antara lain,
adalah Jenis dan volume tiap pekerjaan, termasuk dimensi atau ukuran konstruksi yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan gambar rencana, apakah sesuai dengan kondisi pada saat
supervisi;
2. Kondisi lokasi, apakah sesuai dengan perencanaan/gambar atau ada perubahan;
Apakah secara keseluruhan bangunan dapat berfungsi/bermanfaat; Termasuk juga disini adalah
apakah semua rencana pengamanan dampak lingkungan sudah dilaksanakan;
3. Mutu/Kualitas pekerjaan, yang perlu disupervisi antara lain, adalah : Apakah sumber, kualitas,
kuantitas bahan/Alat/tenaga kerja yang dipergunakan pada sestiap jenis pekerjaan sesuai
rencana. Apakah kualitas hasil pekerjaan sudah sesuai/baik. Apakah kelengkapan bangunan
sudah cukup atau kurang untuk keamanan dan atau kenyamanan pemakai. Apakah metode atau
cara pelaksanaan tiap jenis pekerjaan benar. Apakah telah dilakukan koordinasi pelaksanaan
dengan pihak/instansi/dinas terkait setempat, seperti : Sumur dalam/Bor harus koordinasi
dengan dinas pertambangan atau perindustrian dan geologi setempat, Prasarana Pendidikan
harus berkoordinasi dengan dinas Pendidikan setempat. Prasarana kesehatan harus
berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Prasarana persampahan dengan dinas
kebersihan kota/terkait. Khusus air bersih yang sumber airnya bukan dari Air PDAM/Sejenis, Air
Hujan, apakah telah dilakukan pengujian kualitas Air bersih.
4. Waktu pelaksanaan, yang perlu disupervisi antara lain, adalah : Apakah Pelaksanaan tiap-tiap
item pekerjaan tetap mengacu pada jadual yang telah direncanakan. Apabila terjadi
keterlambatan dan/atau percepatan waktu pelaksanaan pekerjaan maka harus diperhitungkan
perubahan waktu kerja tersebut terhadap jadual kerja sehingga dapat dipastikan bahwa seluruh
pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam SPPD-L
atau perubahannya (bila ada) Apabila diperkirakan seluruh pekerjaan tidak dapat diselesaikan
sesuai jadual, maka konsultan memberikan justifikasi/pertimbangan teknis kepada UPL/BKM
untuk memperpanjang jangka waktu pelaksanaan kontrak atau menghentikan
pekerjaan/pemutusan kontrak (bila perlu).
5. Biaya, yang perlu disupervisi antara lain, adalah : Apakah tidak terjadi pembelanjaan atau
penggunaan dana yang berlebihan pada suatu kegiatan sehingga dapat mengakibatkan pekerjaan

12
tidak dapat diselesaikan secara keseluruhan. Apakah tidak terjadi penyelewengan dana. Apakah
proses transaksi selalu disertai dengan bukti-bukti tertulis. Apakah dilaksanakan pembukuan
Keuangan dengan baik. Apakah aspek kontribusi swadaya masyarakat dipenuhi.
6. Administrasi pelaksanaan, yang perlu disupervisi, adalah : Apakah semua administrasi yang
diperlukan dibuat lengkap, benar dan sesuai kondisi lapangan/yang sebenarnya. Apakah semua
administrasi diarsipkan dan dipelihara dengan baik. Tanggungjawab Supervisi ini dilakukan secara
rutin selama proses pelaksanaan kegiatan konstruksi oleh pihak UPL bersama Konsultan (pihak
diluar KSM) dan tentunya juga oleh KSM/Tim Pelaksana Lapangan secara internal sebagai fungsi
yang melekat pada tugas/tanggungjawabnya. Termasuk hasil monitoring partisipatif yang
dilakukan oleh warga masyarakat sebagai masukan dalam proses pengawasan ini.

Rapat Evaluasi Kemajuan Lapangan


Kegiatan evaluasi pada prinsipnya merupakan bagian dari proses
pengawasan/pengendalian pelaksanaan kegiatan, hanya umumnya dilakukan untuk periode
waktu tertentu, meskipun juga dapat dilakukan sewaktu-waktu (mendesak).
Rapat Evaluasi Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan adalah merupakan pertemuan yang
dilaksanakan oleh KSM (tim pelaksana kegiatan) pada setiap setiap peride waktu tertentu
(biasanya mingguan atau sesuai periode waktu yang disepakati) untuk mengevaluasi
sejauhmana kemajuan pelaksanaan kegiatan telah dicapai, termasuk penyelesaiaan masalah
yang muncul. Rapat ini dihadiri oleh semua pengurus/pelaksana kegiatan (termasuk dapat
mengundang pihak-pihak terkait lainnya yang diperlukan).
Rapat Evaluasi ini sangat penting dilakukan karena selain untuk
membagi/memberikan informasi hasil-hasil kegiatan yang telah dicapai juga untuk
melaksanakan evaluasi (menilai laporan atau hasil temuan
Suplemen Teknis : Bagian 2. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana & Prasarana
Dalam pengawasan) dan merumuskan tindakan-tindakan yang perlu diambil apabila hasil
pengawasan menunjukan adanya penyimpangan yang berarti dari rencana semula atau
terdapat permasalahan- permasalahan yang mengganggu kelancaran kegiatan. Sehingga
dengan adanya rapat-rapat rutin ini maka diharapkan semua permasalahan yang terjadi dapat
diselesaikan secara bersama-sama, terjadi koordinasi kerja yang baik antar semua unsur
pelaksana yang pada gilirannya akan membawa kelancaran pelaksanaan kegiatan dilapangan
sesuai dengan yang diharapkan/direncanakan.

13
Beberapa hal penting yang perlu menjadi agenda evaluasi berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan dilapangan, antara lain :
1) Apakah Volume pekerjaan (kemajuan pelaksanaan) yang telah dicapai sesuai dengan yang
direncanakan?
2) Apakah Realisasi Volume Pengadaan Bahan/Alat/Tenaga Kerja sampai saat ini sesuai atau
apakah masih cukup/memungkinkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan
yang direncanakan? Coba bandingkan total Volume dari hasil pengadaan Tenaga/Bahan/Alat
sampai saat ini dengan Volume yang masih harus dibeli/dibayar lagi sampai proyek selesai;
3) Apakah Realisasi Biaya Pengadaan Bahan/Alat/Tenaga Kerja sampai saat ini sesuai dan
cukup/masih memungkinkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan yang
direncanakan? Coba Bandingkan total biaya dari hasil pembayaran Upah/Bahan/Alat sampai
saat ini dengan Biaya yang masih harus dikeluarkan/dibayar lagi sampai proyek selesai
(termasuk total dana yang Belum dicairkan).
4) Apakah Realisasi Swadaya Masyarakat sesuai rencana swadaya ?
5) Apakah Administrasi/laporan-laporan sudah dibuat dan diarsipkan ?
6) Apakah masalah-masalah yang timbul dilapangan, termasuk dampak lingkungan/sosial sudah
diselesaikan?, dll.

Hasil pembahasan setiap agenda/permasalahan hendaknya dapat


memberikan/menyepakati apa bentuk penyelesaian, siapa yang bertanggung jawab untuk
pelaksanaannya, bagaimana cara pelaksanaannya dilapangan dan kapan akan dilakukan
tindakan tersebut. Hasil-hasil kesepakatan/pembahasan tersebut dicatat pada
Notulen/Catatan Hasil Rapat Mingguan dan diarsipkan dengan baik.
Pemantauan Dampak Lingkungan kondisi 50% & 100%
Pengamanan dampak lingkungan adalah pelaksanaan seluruh kegiatan penanganan
dampak lingkungan sebagaimana telah direncanakan sebelumnya. Sedangkan Pemantauan
Dampak Lingkungan disini adalah merupakan monitoring atau pengecekan atas hasil
pelaksanaan rencana tindakan penanganan dampak/mitigasi tersebut.
Kegiatan Pemantauan ini dilakukan pada Pada tahap pelaksanaan
Konstruksi/pelaksanaan pembangunan dengan menggunakan instrumen pemantauan
berupa Ceklist/Daftar Uji Identifikasi Dampak Lingkungan (sesuai Form-7, Proposal) yang
telah dibuat sebelumnya, yaitu :
a. Kira-kira pertengahan proses konstruksi (kondisi kemajuan 50%), disaat peluang untuk
memperbaiki masih ada maka dilakukan pemantauan kelapangan dimana daftar yang sama

14
(checklist tadi) di cocokkan lagi, apakah semua tindakan yang telah direncanakan telah dilakukan
atau belum. Dan terakhir,
b. Di akhir konstruksi (kondisi kemajuan selesai 100%), daftar yang sama (checklist tadi) dicocokkan
lagi dibandingkan dengan rencana aslinya guna memastikan bahwa semua tindakan pengamanan
yang telah direncanakan.
c. Keseluruhan kegiatan pemantauan diatas dilakukan baik oleh KSM sendiri maupun oleh UPL dan
Tim Konsultan dilapangan.

Membuat Dokumentasi (Photo-photo) kondisi 50%, 100%;


Yaitu potret kondisi atau keadaan pertengahan pelaksanaan pekerjaan (kira-kira pada
progres mencapai 50%) atau keadaan akhir setelah pekerjaan selesai 100% pada lokasi
dibangun Infrastruktur. Jumlah titik lokasi yang diambil/potret minimal sama dengan titik
lokasi pengambilan potret kondisi nol (0%) sebelumnya. Penting untuk diperhatikan bahwa
titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi 50% dan 100% ini harus sama dengan titik
dan arah pengambilan gambar kondisi awal (0%) sebelumnya.
Perubahan Pekerjaan dilapangan
Dalam pelaksanaan pekerjaan infrastruktur, seringkali tidak dapat dihindari adanya
perubahan pekerjaan karena kesalahan desain atau perubahan kondisi lokasi prasarana yang
mengakibatkan perubahan kontrak kerja/SPPD-L. Meskipun demikian, sedapat mungkin
perubahan pekerjaan dilapangan dihindari karena bila terjadi kekurangan dana/volume
pekerjaan dari rencana awal maka harus diupayakan dengan mengusahakan melalui swadaya.
Dalam keadaan tertentu, dimana usaha swadaya atau lainnya tidak cukup juga untuk
menutupi volume sesuai rencana awal maka dapat dilakukan perubahan kegiatan dari
rencana awal atau perubahan SPPD-L sehingga kegiatan tetap dapat selesai sesuai kontrak.
Perubahan SPPD-L adalah cukup dengan membuat Berita Acara Perubahan yang memuat
adanya perubahan kegiatan yang terjadi dilapangan dari keadaan awal (SPPD-L sebelumnya).
Apabila terjadi perubahan demikian maka KSM/Panitia akan melaksanakan kegiatan
dilapangan sesuai perubahan tersebut. Adapun yang boleh mengusulkan perubahan tersebut
adalah dapat diajukan oleh BKM (bila menurut keputusan BKM perlu perubahan) atau boleh
diajukan oleh KSM/panitia karena menurut KSM/Panitia harus dilakukan adanya perubahan
dilapangan. Semua perubahan tersebut harus disetujui oleh Tim KMW.
Perubahan SPPD-L tersebut dapat dilakukan diawal, ditengah atau diakhir
pelaksanaan pekerjaan, apabila :

15
a. Adanya perubahan total Volume Pekerjaan menjadi lebih kecil dari
b. rencana awal sedangkan jumlah total dana BLM/PNPM tetap (tidak berubah). Misalnya Jalan
Kerikil direncanakan 100 meter berubah menjadi 90 meter, dll;
c. Adanya perubahan berupa penambahan volume item kegiatan tertentu atau
pengurangan/penghilangan item pekerjaan tertentu pada pekerjaan, Sedangkan nilai total
dana BLM tetap (tidak berubah);
d. Adanya perubahan jumlah total dana BLM yang digunakan dari rencana semula, misalnya
SPPD-L semula Rp. 15 Juta berubah menjadi Rp. 14 Juta;

Penyelesaiaan pekerjaan KSM


Penyelesaian pekerjaan adalah pencapaian realisasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan
sesuai kuantitas/volume dan Nilai/biaya pekerjaan sebagaimana dicantumkan dalam SPPD-L
beserta semua dokumen perjanjian yang merupakan bagian tak terpisahkan dari SPPD-L.
Dengan demikian maka Pekerjaan hanya dapat dikatakan selesai apabila dana BLM yang
diusulkan oleh KSM/Panitia sesuai SPPD-L (atau perubahannya), sudah habis dimanfaatkan
untuk kegiatan pembangunan infrastruktur dan volume pekerjaan yang dilaksanakan telah
sesuai rencana sebagaimana tercantum dalam SPPD-L atau perubahannya. Jadi ukuran untuk
menyatakan bahwa kegiatan BLM telah selesai adalah dana BLM yang sudah habis (tidak ada
sisa) dan jumlah volume pekerjaan yang dibuat dilapangan sudah dicapai sesuai dengan
rencana (dinyatakan dalam dokumen SPPD-L).
Setelah pekerjaan selesai 100% atau minimal 97%, KSM berhak mengajukan secara
tertulis kepada BKM/UPL dan Konsultan untuk melakukan Sertifikasi Pekerjaan. Hasil
Sertifikasi Pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh kedua belah pihak dan
KMW ini dituangkan dalam Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAP2).
Penting diperhatikan :
Dana BLM hanya boleh dipakai untuk membiayai pembangunan infrastruktur (Biaya
Upah, Bahan, Alat, Administrasi). Tidak diperbolehkan dana BLM digunakan untuk insentif
atau fee/keuntungan bagi KSM/Panitia. Bagaimana jika pada akhir pelaksanaan pekerjaan
masih terdapat sisa dana yang belum digunakan untuk pembangunan infrastruktur.
Apabila terdapat sisa dana pelaksanaan kegiatan infrastruktur maka sisa dana tersebut
dapat dimanfaatkan kembali oleh KSM/Panitia bersangkutan untuk meningkatkan fungsi
pelayanan prasarana/sarana yang dibangun. Caranya adalah dengan :

16
i. Menambah volume item kegiatan yang sudah ada, misalnya pembangunan jalan kerikil yang
semula hanya 200 meter ditambah panjangnya menjadi 210 meter;
ii. Menambah item kegiatan baru (masih satu kesatuan) dilokasi prasarana yang bersangkutan,
misalnya semula hanya direncanakan membangun perkerasan kerikil, tetapi karena ada sisa dana
maka dapat digunakan untuk membuat saluran atau penahan tanah ditempat yang memerlukan
disepanjang jalan kerikil yang dibangun.
iii. Menambah kegiatan baru dilokasi yang berbeda tetapi masih mendukung secara langsung
peningkatan fungsi layanan prasarana yang bersangkutan, misalnya semula hanya direncanakan
membangun jembatan kayu, namun karena ada sisa dana maka dapat digunakan untuk
membangun gorong-gorong pada jalan yang menghubungkan jembatan tersebut, dll.

Untuk mendukung pemanfaatan dana tersebut, maka administrasi yang perlu dibuat
oleh KSM adalah surat Pernyataan Kesanggupan KSM untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
fisik (100%) sebelum berakhirnya masa pencairan BLM. Perubahan SPPD-L disertai
Justifikasi/alasan Teknisnya. Bagaimana jika hasil pelaksanaan pekerjaan tidak sama dengan
bestek/perencanaan awal. Jika hasil pekerjaan melebihi rencana volume pekerjaan awal
maka kelebihan itu merupakan prestasi KSM dan dapat dicatat sebagai keswadayaan yang
dilakukan.
Namun jika hasil pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan yang diperjanjikan dalam
SPPDL, baik yang ditemukan sebelum maupun setelah Sertifikasi maka pihak KSM selaku
pelaksana pekerjaan wajib memperbaiki ketidak sesuaian tersebut dengan cara swadaya, dan
dalam waktu yang disepakati antara KSM dengan pihak BKM/UPL. Masa
perbaikan/penyempurnaan ini selambat-lambatnya harus selesai sebelum laporan
pertanggungjawaban KSM/Panitia dilaksanakan.
Bagaimana jika terdapat sisa dana tetapi KSM/Panitia sudah tidak bersedia
memanfaatkan kembali sisa tersebut untuk pembangunan infrastruktur. Pada dasarnya dana
kegiatan fisik yang dianggarkan untuk tiap kegiatan KSM harus dimanfaatkan seluruhnya
untuk pembangunan infrastruktur, namun apabila volume pekerjaan yang dibuat sudah
sesuai SPPD-L dan masih terdapat sisa dana, sedangkan pihak KSM sudah tidak bersedia
memanfaatkan sisa dana tersebut untuk menambah volume kegiatannya, maka KSM harus
mengembalikan semua sisa dana kepada BKM dengan melampirkan surat pernyataan bahwa
KSM.

17
Pemeriksaan/Sertifikasi Kegiatan
Kegiatan pembangunan sarana & prasarana atau kegiatan Lingkungan yang dilaksanakan oleh
masyarakat (KSM Lingkungan/Panitia) merupakan salah satu komponen pendekatan
pembelajaran masyarakat, yang didukung melalui dana pinjaman luar negeri (Bank Dunia)
dan disalurkan kepada masyarakat secara langsung sebagai dana stimulan (dana BLM/PNPM
MANDIRI PERKOTAAN).
Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat terjadi proses pembelajaran masyarakat untuk
mewujudkan kebutuhkan akan sarana & prasarana yang berkualitas baik (berfungsi, kuat dan
tahan lama) dan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara berkesinambungan (minimal 3
tahun).
Sejalan dengan hal tersebut, maka konsultan selaku pendamping masyarakat harus dapat
mengawal dengan baik agar Investasi (melalui pembangunan fisik) yang diberikan benar-
benar dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat.
Salah satu upaya yang diperlukan untuk memenuhi terwujudnya pembangunan sarana &
prasarana yang berkualitas baik maka perlu dilakukan fasilitasi kepada masyarakat agar
proses dan hasil penyusunan perencanaan teknik pembangunan sarana & prasarana sesuai
ketentuan teknik yang dipersyaratkan. Selanjutnya, untuk memastikan bahwa hasil yang
diharapkan benar-benar telah memenuhi ketentuan-ketentuan program dan teknis (kualitas
baik dan bermanfaat) maka konsultan, khususnya tenaga-tenaga infrastruktur bersama UPL
harus melakukan sertifikasi atau penilaian kegiatan tersebut.
Apa saja Tujuan dan Hasil Yang diharapkan Sertifikasi disini merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk memeriksa dan menilai capaian kualitas dan pemanfaatan dari sarana &
prasarana yang telah dibangun oleh KSM. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui
apakah hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana & prasarana telah memenuhi
persyaratan teknik (kualitas yang baik) dan dapat bermanfaat lebih lama (minimal 3 tahun).
Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan Sertifikasi ini adalah adanya rekomendasi atas
kelayakan (kualitas dan manfaat) dari sarana dan prasarana yang telah dibangun tersebut.
Apa saja Materi Sertifikasi Pelaksanaan Sertifikasi hasil pembangunan sarana & prasarana
dilakukan terhadap aspek capaian kualitas proses, kualitas konstruksi, manfaat dan
pemanfaatan dana (termasuk penanganan dampak dan dokumen proses kegiatan yang
mendukung). Sedangkan uraian secara terinci dari masing-masing aspek tersebut dapat
dilihat pada Formulir Sertifikasi, terlampir. Pendekatan pelaksanaan Sertifikasi ini adalah

18
dilakukan langsung dilapangan secara Tim yang terdiri atas : wakil UPL (masing-masing BKM),
Faskel Teknik/Askot Infrastruktur dan Wakil KSM bersangkutan. Sedangkan TA. Infra KMW
selaku Penanggungjawab kegiatan. Adapun mekanismenya secara diagram dapat dilihat pada
gambar 1, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Berdasarkan laporan kemajuan pekerjaan KSM yang menunjukan bahwa kemajuan pekerjaan
telah selesai 100%, maka KSM mengajukan surat permohonan kepada Tim Sertifikasi (c.q. Askot
Infra selaku Ketua Tim Sertifikasi) untuk dilakukan Sertifikasi hasil pekerjaan. Surat ini juga agar
disampaikan kepada Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) agar dapat ikut serta
sekaligus pemberitahuan.
b. Askot Infra bersama-sama dengan Faskel Teknik, UPL dan wakil KSM melakukan pemeriksaan dan
penilaian atas semua aspek sertifikasi. Hasil Penilaian masing-masing aspek sertifikasi disepakati
bersama-sama oleh Tim (termasuk KSM);
c. Setelah seluruh pemeriksaan aspek selesai, maka dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dan
rekomendasi. Adapun alternatif bentuk kesimpulan dan rekomendasi, yaitu :
- Pekerjaan dinyatakan Layak/Selesai (berkualitas baik & bermanfaat). Apabila pekerjaan
dinyatakan selesai maka dilanjutkan dengan pembuatan Surat Pernyataan Penyelesaiaan
Pekerjaan (SP3).
- Pekerjaan dinyatakan Belum Selesai/Layak dengan

Adapun tindaklanjutnya adalah KSM harus melakukan perbaikan sebagaimana


catatan/rekomendasi pemeriksaan. Penyempurnaan ini harus dievaluasi kembali oleh Tim
Sertifikasi. Dan setelah hasil perbaikan/penyempurnaan dinyatakan diterima baru dapat
dilanjutkan dengan pembuatan SP3.
Seluruh hasil Sertifikasi ini dimasukan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
(BAP2) dan dilaporkan kepada Askot Infrastruktur dan PJOK.
Bagaimana Langkah – langkah Pelaksanaan Sertifikasi Kegiatan
1) Persiapan Tim Sertifikasi :
UPL dan Faskel memperoleh penjelasan cara melaksanakan Sertifikasi (termasuk cara pengisian
formulir) dari Askot Infra/TA. Infra. UPL menginformasikan jadwal sertifikasi kepada KSM.
Membawa laporan kemajuan pekerjaan terakhir yang disampaikan oleh KSM. Menyiapkan
Formulir Penilaian Sertifikasi (Form-S1).
2) Pelaksanaan Sertifikasi :
3) Langkah-langkah pelaksanaan Sertifikasi:

19
Kegiatan Sertifikasi dilakukan untuk setiap jenis Kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM. Metode
yang digunakan dapat mencakup pemeriksaan terhadap dokumen yang diperlukan, pemeriksaan
langsung dilapangan (fisik) maupun wawancara langsung dengan pihak KSM (yang terkait
langsung dengan pelaksanaan kegiatan dilapangan). Acuan proses Sertifikasi adalah formulir
Sertifikasi.

20
BAGIAN VIII
MENYUSUN DOKUMEN TEKNIS KONSTRUKSI PRASARANA LINGKUNGAN

A. Pendahuluan

1. Pengertian Administrasi KSM/Panitia

Administrasi KSM adalah proses pencatatan setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
KSM/PANITIA dalam program PNPM. Pencatatan dilakukan pada formulir – formulir yang
telah disediakan dan tinggal mengisikan hal-hal yang terjadi, dilaksanakan, dan
diperlukan dalam formulir tersebut.
Pencatatan yang dilakukan KSM adalah untuk mendokumentasikan atau merekam
seluruh kegiatan KSM terkait dengan program PNPM Mandiri Perkotaan.
1. Tujuan dilakuan administrasi KSM secara tertib

Dengan pencatatan yang tertib dan kemudian menghimpun atau mengarsipkannya


maka akan dapat digambarkan kembali proses-proses yang telah dilalui dan dilakukan
KSM/PANITIA, sehingga apabila pada suatu saat dibutuhkan dapat dibuka kembali.
Tujuan dilaksanakannya administrasi KSM/PANITIA adalah untuk :
a. Keterbukaan; dengan adanya pencatatan atas setiap kegiatan, dan hasil pencatatan
tersebut dapat diketahui oleh semua pihak, maka akan sangat kecil sekali
kemungkinan untuk menyembunyikan sesuatu, sebab semua kejadian sudah
tercatat dalam formulir administrasi.
b. Menghindari pertentangan; konflik dalam suatu organisasi biasanya terjadi karena
adanya kesalahpahaman, sedangkan salah paham terjadi karena adanya perbedaan
informasi di antara pihak-pihak yang berselisih tersebut. Perbedaan informasi
tersebut dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan dengan adanya
pencatatan/administrasi.
c. Alat monitoring; dokumen administrasi KSM/PANITIA adalah dokumen yang
terbuka dalam arti siapapun pihak yang terlibat dalam kegiatan yang sedang
berjalan, berhak untuk mengetahui setiap kejadian ataupun kesepakatan yang telah
dibuat bersama.
d. Bahan penyusunan laporan; selama pelaksanaan kegiatan konstruksi fisik,
KSM/PANITIA harus menyusun beberapa laporan secara bertahap sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat serta berdasarkan perkembangan pelaksanaan
pekerjaan. Apabila pencatatan administrasi KSM/PANITIA dilakukan secara disiplin
dan tertib, maka hasilnya dapat digunakan sebagai bahan penyusunan laporan.
Sebagai data – data yang mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan di lapangan,
termasuk mutu pekerjaan.
2. Bentuk-bentuk Administrasi KSM Pada Tahap Pelaksanaan Pembangunan
Bentuk-bentuk formulir administrasi KSM/PANITIA, khusus untuk tahap
konstruksi/pembangunan sarana & prasarana akan mencakup administrasi :
1) Catatan Harian Pelaksanaan Kegiatan, terdiri dari formulir berikut :
a. Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja dari Swadaya dan BLM (Form TK2)
b. Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja untuk Penyediaan Material dari Swadaya
(Form TK2a);
c. Daftar Harian Penerimaan Bahan/Alat dari Swadaya & BLM (Form-BA1)
d. Nota Penerimaan Bahan/Alat;
2) Daftar Mingguan Pelaksanaan Kegiatan, terdiri dari formulir berikut :
Administrasi Mingguan ini dapat dibuat untuk periode pelaksanaan kegiatan KSM
per minggua yang mencakup :
a. Daftar Hadir Mingguan Tenaga Kerja dari Swadaya (Form-TK3a)
b. Daftar Hadir Mingguan & Pembayaran Upah Tenaga Kerja dari BLM (Form-
TK3b)
c. Daftar Mingguan Penerimaan Bahan/Alat dari Swadaya & BLM (Form-
BA2)
d. Daftar Mingguan/Dwi-Mingguan Opname Pekerjaan (Form-Opname)
3) Laporan Kegiatan yang mencakup :
a. Laporan Dwi Mingguan (dua mingguan) Kemajuan Kegiatan KSM (Form-
L.Lm);
b. Laporan Akhir/Pertanggungjawaban Kegiatan KSM (Form-L.LPJ).

Masing – masing jenis administrasi tersebut dapat diuraikan sebagai beriut:


1). Apa yang dimaksud dengan Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja?

22
Formulir ini sangat penting untuk mengetahui siapa saja masyarakat yang
bekerja dilapangan dan berapa lama bekerjanya, baik tenaga kerja dari swadaya
maupun dari BLM/PNPM.
Formulir Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja Swadaya & BLM/PNPM (Form TK-
2), merupakan formulir harian (dibuat setiap hari) untuk mencatat kehadiran
Tenaga Kerja yang ikut melaksanakan pekerjaan konstruksi (Mandor, Tukang,
Pekerja) dilapangan. Yang dimaksud tenaga kerja dari swadaya adalah tenaga
kerja gotong royong atau upahnya diswadayakan (tidak langsung menerima upah
dari BLM). Sedangkan tenaga kerja BLM/PNPM adalah tenaga kerja yang akan
mendapat upah dari BLM/PNPM.
Formulir ini sangat penting, khususnya untuk mendukung kebenaran pembayaran
tenaga kerja BLM/PNPM (sumber utama pembukuan keuangan tenaga kerja-
Form KSML-5, buku Ongkos Tenaga Kerja).
Khusus untuk tenaga kerja dari BLM/PNPM, hal penting yang harus
diperhatikan/disosialisasikan kepada pekerja disini, bahwa khusus untuk jumlah
HOK pekerjaan konstruksi, ini selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
pembayaran upah masing-masing tenaga kerja yang bekerja melaksanakan
pekerjaan konstruksi. Misalnya HOK, Ali (tukang) pada hari itu = 0,5 dan besarnya
upah tukang per hari Rp. 40.000, maka besarnya Upah yang diterima Ali adalah
0,5 x Rp. 40.000, sebesar Rp. 20.000 saja. Sedangkan untuk tenaga kerja
pengumpulan bahan besarnya pembayaran upah dapat dibayar sesuai volume
masing-masing bahan yang dikumpulkan.
Adapun Cara pengisian formulirnya adalah sebagaiberikut :
a. Sebelum tenaga kerja bersangkutan memulai kerja maka harus mengisi nama,
keahlian, umur, jenis kelamin, jam mulai kerja dan apakah hari tersebut bekerja
sebagai tenaga swadaya atau BLM;
b. Kemudian pada saat selesai bekerja atau hendak pulang, baru mengisi kembali
jam selesai kerja, jumlah HOK dan tanda tangan;
c. Terakhir, pelaksana KSM/Panitia melakukan/melengkapi dan memeriksa
kebenaran pengisian jumlah dari masing-masing tenaga kerja tersebut
(baris/kolom) termasuk mengisi rekapitulasi jumlah tenaga kerja dan HOK
untuk swadaya dan BLM masing-masing.

23
Cara Pengisian/perhitungan HOK adalah :
a. Tetapkan sesuai kebiasaan setempat mengenai lama kerja tiap hari,
misalnya 6 jam per hari (tidak termasuk istirahat/makan siang). Berdasarkan
Jam Kerja yang dicatat pada formulir, maka dapat diketahui jumlah jam kerja
tiap tiap tenaga kerja;
b. Nilai HOK diperoleh dengan cara, jumlah jam kerja hari itu dibagi jumlah jam
kerja yang ditetapkan sesuai kebiasaan setempat. Nilai HOK ini dapat
berbentuk angka bulat yaitu 1 HOK (artinya tenaga kerja bekerja penuh satu
hari kerja) atau berbentuk angka pecahan seperti 0,5 HOK (artinya tenaga
kerja hanya bekerja setengah hari kerja saja). Untuk pengisian jumlah HOK
tiap tenaga kerja sebaiknya dilakukan oleh pelaksana kegiatan KSM supaya
kebenarannya lebih terjamin.

Contoh Formulir sebagai berikut :

Penjelasan :
o C Nama, adalah nama tenaga kerja
o C K/T/P, adalah kualifikasi tenaga kerja (K=Kepala Kelompok/Mandor,
T=Tukang, P=Pekerja)
o C Umur/Usia, adalah umur tenaga kerja bersangkutan
o C Jenis kelamin, adalah jenis kelamin tenaga kerja (L=Laki-laki, P=Perempuan)
o C M/KM, adalah status kemampuan tenaga kerja (M=Mampu; KM=Kurang
Mampu/Miskin)
o C Jam Kerja Mulai, adalah waktu/jam tenaga kerja mulai kerja, misalnya
pukul 08.00

24
o C Jam Kerja Selesai, adalah waktu/jam tenaga kerja selesai bekerja, misalnya
pukul 17.00
o C Hari Orang Kerja (HOK), adalah jumlah Hari Kerja dari tenaga kerja tersebut.
o C Sumber dana, adalah menunjukan apakah tenaga kerja pada hari tersebut
bekerja sebagai tenaga Swadaya atau tenaga kerja BLM/PNPM. Isilah
salah satu kolom swadaya bila dari tenaga swadaya atau kolom BLM bila dari
tenaga BLM/PNPM, dengan tanda ” √ ”.
o C Tandatang/cap jempol, adalah tandatangan tenaga kerja bersangkutan.
o C Jumlah (K/T/P/L/P/M/KM) adalah jumlah masing-masing tenaga kerja
(K/T/P/L/P/M/KM) pada hari itu.

2). Apa yang dimaksud dengan Daftar Harian Penerimaan Bahan/Alat dari
Swadaya & BLM/PNPM ?
Daftar Harian Penerimaan Bahan/Alat dari Swadaya & BLM/PNPM (Form-
BA1), adalah merupakan formulir untuk mencatat penerimaan bahan/alat yang
diperoleh melalui swadaya masyarakat/pihak ketiga (pemerintah/swasta) dan
yang diperoleh melalui BLM/PNPM dari pemasok/toko;
Untuk Bahan yang diterima untuk BLM/PNPM, Formulir ini sangat penting,
khususnya untuk mendukung kebenaran volume dan kualitas serta pembayaran
kepada pemasok/toko (sumber utama pembukuan keuangan Material/Alat-Form
KSML-5, buku Material/Alat).
Formulir ini juga dibuat harian oleh KSM. Sedangkan contoh formulirnya
adalah sebagai berikut :

Penjelasan:
o C No, adalah nomor urut pencatatan;
o C Hari/Tanggal, adalah Hari/Tanggal bahan/alat diterima diproyek;

25
o C Nama Donatur/Pemasok/Toko, adalah nama masyarakat/pihak
ketiga/Pemasok/Toko yang menyerahkan bahan.
o C Alamat, Alamat Donatur/Pemasok/Toko;
o C Uraian Jenis Bahan, adalah tempat mencatat nama tiap jenis bahan/alat yang
diterima;
o C Ukuran, adalah ukuran/dimensi sesuai tiap jenis bahan (P=Panjang, L=Lebar,
T=tebal). Ukuran ini diisi bila dianggap penting seperti balok gelagar/papan
jembatan, dll.
o C Volume dan Satuan, adalah jumlah volume dan satuan yang sesuai dari tiap
jenis bahan/alat;
o C Sumber dana, adalah menunjukan apakah Bahan/Alat yang diterima pada hari
tersebut merupakan Swadaya atau BLM/PNPM. Isilah salah satu kolom
swadaya bila dari swadaya atau kolom BLM bila bahan/alat dari BLM/PNPM,
dengan tanda ” √ ”.

Penting untuk diperhatikan bahwa, hendaknya formulir tersebut diisi berdasarkan


tanda terima/Nota Penerimaan Bahan/Alat yang sebelumnya telah dilakukan
pengecekannya (volume, kualitas) sesuai pesanan KSM, khususnya bahan/alat dari
BLM/PNPM.
3). Apa yang dimaksud dengan Nota Penerimaan Bahan/Alat ?
Nota Penerimaan Bahan/Alat, merupakan surat bukti bahwa KSM/Panitia telah
menerima Bahan/Alat dilokasi pekerjaan. Nota ini hendaknya dibuat/ada untuk
setiap periode waktu penerimaan bahan/alat, baik bahan/alat dari swadaya maupun
dari pihak toko/pemasok.
Nota ini sangat penting, terutama untuk mencocokan volume & jenis
bahan/alat (kualitas) antara yang diterima dan yang dibayar sekaligus dapat
menghindari kesalah pahaman yang bisa muncul dikemudian hari.
Nota ini, baik yang dibuat untuk swadaya yang diterima KSM maupun Nota
pembelian dari toko selanjutnya merupakan bagaian yang tak terpisahkan dengan
buku material/alat (Form KSML-4).
4). Apa yang dimaksud dengan Daftar Hadir Mingguan Tenaga Kerja dari Swadaya ?
Formulir ini merupakan Rekapitulasi Mingguan Daftar Hadir Harian Tenaga

26
Kerja dari Swadaya (Mandor, Tukang, Pekerja) yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan konstruksi. Sumber data pengisian formulir ini adalah dari data-data
Formulir Daftar Hadir Harian TK Swadaya & BLM/PNPM yang telah dibuat
sebelumnya (Form-TK2 untuk bagian sumber dana Swadaya).
Cara pengerjaan :
a. Perhatikan bahwa pada formulir ini, data yang diperlukan hanyalah data terkait
tenaga kerja swadaya saja pada Form TK2, dan tidak termasuk tenaga Kerja
BLM/PNPM. Untuk BLM/PNPM akan dihitung pada formulir TK3b).
b. Kumpulkan semua Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja Swadaya & BLM/PNPM
(Form-TK2) yang ada pada minggu tersebut;
c. Mulai-lah memindahkan data yang ada pada hari pertama (misalnya hari
senin), mulai no, nama, jenis tenagakerja, jenis kelamin, kemampuan,
rincian HOK;
d. Kemudian diikuti oleh data hari berikutnya (hari kedua/selasa) dan
seterusnya sampai semua data yang ada pada formulir hari pertama
sampai ke-6 dipindahkan.
e. Hitung jumlah HOK dengan cara menjumlahkan semua nilai HOK mulai dari
HOK hari pertama sampai hari ke enam/terakhir untuk masing-masing
tenaga kerja.
f. Lengkapi semua data-data yang belum terisi, seperti judul dan tandatangan
Contoh Formulir-nya sebagai berikut :

27
Penjelasan:
 C No, adalah nomor urut penulisan
 C Nama, adalah nama tenaga kerja
 C K/T/P, adalah kualifikasi tenaga kerja (K=Kepala Kelompok/Mandor, T=Tukang,
P=Pekerja)
 C Jenis kelamin, adalah jenis kelamin tenaga kerja (L=Laki-laki, P=Perempuan)
 C M/KM, adalah status kemampuan tenaga kerja (M=Mampu; KM=Kurang
Mampu/Miskin)
 C Rincian HOK diisi dengan Jumlah HOK tenaga Kerja sesuai hari kerjanya. Nilai
yang ditulis adalah bentuk angka. Misalnya Hari Senin (kolom Sn) = 0,5; Selasa
(kolom Sl) = 1; Rabu (R) : 1, Kamis (K) : 0,5; Jumat (J) : 1, Sabtu (Sb) : 1.
 C Jumlah HOK, jumlah nilai HOK mulai hari pertama (Sn) sampai hari terakhir
(Sb) untuk tiap tenaga;
 C Tandatang/cap jempol, adalah tandatangan tenaga kerja bersangkutan.
 C Jumlah (K/T/P/L/P/M/KM) adalah jumlah masing-masing tenaga kerja
(L/P/M/KM) pada minggu bersangkutan.
 C Jumlah Total HOK : Jumlah HOK dari semua tenaga kerja selama minggu
bersangkutan.

5). Apa yang dimaksud dengan Daftar Hadir Mingguan & Pembayaran
Upah Tenaga Kerja dari BLM/PNPM?
Formulir Daftar Hadir Mingguan Tenaga Kerja dari BLM/PNPM (Form-TK3b),
merupakan Rekapitulasi Mingguan dari Formulir Daftar Hadir Harian Tenaga
Kerja untuk pekerjaan konstruksi dan Perhitungan Pembayaran Upah yang
diperoleh/dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja dari BLM/PNPM. Sumber
data pengisian formulir ini adalah dari data-data Formulir Daftar Hadir Harian
Tenaga Kerja dari Swadaya & BLM/PNPM yang telah dibuat sebelumnya
(Form-TK2 untuk bagian sumber dana BLM/PNPM). Formulir ini juga sangat
diperlukan untuk memastikan besarnya pembayaran upah yang harus diterima
oleh setiap tenaga kerja dari BLM/PNPM dalam satu kurun waktu atau periode
mingguan. Data ini selanjutnya dipergunakan sebagai surat bukti untuk proses
pembukuan Ongkos tenaga kerja BLM/PNPM (Form- KSML-5).

28
Cara pengerjaan :
1) Perhatikan bahwa pada formulir ini, data yang diperlukan hanyalah data
terkait tenaga kerja BLM/PNPM saja dari Form TK2.
2) Kumpulkan semua Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja dari BLM (Form-TK2) yang
ada pada minggu tersebut;
3) Mulai-lah memindahkan data yang ada pada hari pertama (misalnya hari
senin), mulai nomor urut, nama, jenis tenagakerja, jenis kelamin, kemampuan,
rincian HOK;
4) Kemudian diikuti oleh data hari berikutnya (hari kedua/selasa) dan
seterusnya sampai semua data yang ada pada formulir hari pertama sampai
ke-6 dipindahkan.
5) Hitung jumlah HOK dengan cara menjumlahkan semua nilai HOK mulai dari HOK
hari pertama sampai hari ke enam/terakhir untuk masing-masing tenaga kerja.
6) Masukkan Harga Satuan Upah (per hari) untuk masing-masing jenis tenaga
kerja, sesuai nilai yang disepakati sebelumnya;
7) Hitung Jumlah Biaya Upah dengan cara : Nilai HOK dikalikan dengan besarnya
upah untuk masing-masing tenaga kerja.
Contoh formulirnya sebagai berikut :

Penjelasan:
o C Nama, adalah nama tenaga kerja
o C K/T/P, adalah kualifikasi tenaga kerja (K=Kepala Kelompok/Mandor,
T=Tukang, P=Pekerja)
o C Jenis kelamin, adalah jenis kelamin tenaga kerja (L=Laki-laki, P=Perempuan)

29
o C M/KM, adalah status kemampuan tenaga kerja (M=Mampu; KM=Kurang
Mampu/Miskin)
o C Rincian HOK diisi dengan Jumlah HOK tenaga Kerja sesuai hari kerjanya.
Nilai yang ditulis adalah bentuk angka. Misalnya Hari Senin (kolom Sn) = 0,5;
Selasa (kolom Sl) = 1; Rabu (R) : 1, Kamis (K) : 0,5; dst.
o C Jumlah HOK, jumlah nilai HOK mulai hari pertama (Sn) sampai hari
terakhir (Sb) untuk tiap tenaga, misalnya dari rincian diatas maka jumlah
HOKnya = 5.
o C Tandatang/cap jempol, adalah tandatangan tenaga kerja bersangkutan.
o C Jumlah adalah jumlah total masing-masing tenaga kerja
(K/T/P/L/P/M/KM/HOK/Biaya) pada minggu bersangkutan.

6). Apa yang dimaksud dengan Daftar Mingguan Penerimaan Bahan/Alat


dari Swadaya & BLM/PNPM ?
Seperti halnya daftar mingguan tenaga kerja sebelumnya, Daftar Mingguan
Penerimaan Bahan/Alat dari Swadaya & BLM/PNPM (Form-BA2), adalah merupakan
formulir Rekapitulasi pencatatan Penerimaan Harian bahan/alat yang diberikan
melalui swadaya masyarakat/pihak ketiga (pemerintah/swasta) dan yang dari
pemasok/toko untuk sumber BLM/PNPM. Formulir ini dibuat setiap minggu oleh
KSM/panitia.
Kalau pada Formulir Harian Penerimaan Bahan/alat dilakukan pencatatan
terhadap semua jenis bahan/alat pada satu formulir, maka pada formulir
Mingguan ini dilakukan rekapitulasi pencatatan bahan berdasarkan tiap jenis
bahan untuk sumber dari swadaya maupun BLM pada satu formulir. Jadi setiap
Formulir dibuat hanya untuk satu jenis bahan saja.
Sumber data yang digunakan adalah data formulir harian penerimaan
bahan dari swadaya & BLM/PNPM (form-BA1). Contoh formulirnya dapat dibuat
sebagai berikut :

30
Penjelasan:
o C No, adalah nomor urut pencatatan;
o C Tanggal, adalah tanggal bahan/alat diterima (sesuai form harian);
o C Nama Donatur/Pemasok/Toko/Suplier, adalah nama Donatur/Pemasok/
Toko/Suplier pihak ketiga yang menyerahkan swadaya atau pembelian;
o C Nomor Bukti, adalah Nomor bukti Penerimaan Bahan/Alat;
o C Satuan, adalah satuan volume yang sesuai Jenis Bahan/Alat yang diterima
(sesuai bukti/nota);
o C Volume, adalah jumlah volume dari tiap jenis bahan/alat. Volume Swadaya
bila bahan/alat dari swadaya dan volume untuk bila bahan/alat dari
pembelian/sewa (sesuai bukti/nota);
o C Biaya, adalah jumlah biaya dalam rupiah dari tiap jenis bahan/alat yang
dibeli/sewa melalui dana BLM/PNPM. Jumlah biaya disini ditulis sesuai
jumlah volumenya sebagaimana yang tercantum di Nota pemeblian
bahan/sewa alat.

Formulir ini sangat penting dipergunakan untuk alat pengendalian pembelian


atau pengadaan bahan (baik volumenya atau biayanya) apakah tidak berlebih
dari rencana dalam RAB.
7). Apa Yang dimaksud dengan Daftar Mingguan Opname Pekerjan ?
Formulir ini penting untuk mengetahui berapa besarnya volume tiap
pekerjaan yang sudah dicapai, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai data untuk
menghitung kemajuan pekerjaan pada laporan kemajuan pekerjaan pada minggu
tersebut.

31
Daftar Mingguan Opname Pekerjaan (Form-Opname) adalah Formulir
pencatatan hasil pengukuran/perhitungan dari Volume tiap jenis kegiatan yang
dihasilkan selama periode satu minggu. Formulir ini dibuat oleh KSM/Panitia pada
setiap akhir minggu. Agar pengukuran hasil pekerjaan tersebut akurat dan tidak
menimbulkan perbedaan penafsiran dikemudian hari, maka sebaiknya
KSM/Panitia pada saat melakukan pengukuran opneme ini mengundang pihak UPL
dan Faskel Teknik untuk dilakukan bersama-sama. Dalam hal salah satu atau
kedua-duanya dari UPL dan Faskel Teknik tidak dapat hadir, maka KSM/Panitia
tetap dapat melaksanakannya sendiri.
Contoh formulir Daftar Mingguan Opname (Form-Opname) sebagai berikut :

Penjelasan:
o C Uraian Pekerjaan, adalah Nama jenis kegiatan yang dikerjakan;
o C Satuan, adalah satuan volume yang sesuai Jenis kegiatan;
o C Volume, adalah jumlah volume dari tiap jenis bahan/alat;
o C Sketsa, Ukuran dan Perhitungan Volume, diisi dengan sketsa/gambar dari
kegiatan yang dikerjakan dilapangan dengan dilengkapi ukuran-ukurannya
seperti Panjang, lebar, tebal/tinggi. Kemudian tuliskan dibawah/disamping
sketsa tersebut perhitungan volume pekerjaan sampai didapatkan nilainya;
o C Volume Yang dicapai, adalah nilai volume tiap kegiatan yang dihasilkan pada
minggu tersebut. Nilai ini diperoleh dari hasil perhitungan tadi (pada sketsa).
o C Keterangan, diisi dengan keterangan lokasi, misalnya jalan dari sta. .... s/d sta. ..
atau hal lain yang secara spesifik menunjukan lokasi pekerjaan yang diukur.

32
B. Pokok Bahasan

1. Laporan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (Dwi-Mingguan)


Laporan Dwi-Mingguan (Form-L.Lm) merupakan formulir laporan tentang
kemajuan kegiatan yang telah dicapai/dihasilkan oleh KSM selama periode dua
mingguan. Jadi laporan ini dibuat setiap akhir pelaksanaan dua mingguan. Laporan
ini dibuat minimal 3 rangkap, masing-masing rangkap disampaikan untuk UPL, Faskel
Teknik dan arsip KSM. Formulir ini pada dasarnya merupakan rekapitulasi dari
formulir Daftar Mingguan yang telah dibuat. Dengan demikian maka sumber data
utama untuk pengisian formulir ini adalah data-data dari rekapitulasi datrar
mingguan dan harian.
Hal-hal yang dilaporkan adalah :
1) Kemajuan Fisik Pekerjaan, adalah Nilai prosentase (dan volume) yang telah
dicapai oleh keseluruhan kegiatan, termasuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat berdasarkan tiap bagian
pekerjaan dan dihitung bobot atau persentasenya terhadap hasil akhir
keseluruhan pekerjaan.
2) Realisasi dana, adalah besarnya dana yang telah terealisasi (pencairan BLM,
Realisasi Swadaya dan Realisasi Dana Lain-lain (bila ada));
3) Realisasi Penggunaan dana BLM dan Penggunaan Swadaya, yaitu Realisasi
penggunaan dana BLM dan realisasi Swadaya untuk kegiatan konstruksi (dirinci
untuk komponen upah, bahan, alat, administrasi dan konsumsi);
4) Realisasi Tenaga Kerja, adalah realisasi penggunaan tenaga kerja baik dari
sumber dana BLM maupun Swadaya (jumlah HOK, Jumlah Tenaga Kerja
(L/P/Miskin);
a. Contoh bentuk format laporan dwi-mingguan, seperti terlampir.

5. Laporan Akhir atau Pertanggungjawaban Kegiatan


Laporan Akhir atau Pertanggungjawaban Kegiatan KSM (Form-L.La)
merupakan laporan yang dibuat oleh KSM setelah pekerjaan selesai (setelah
dibuat Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan/BAP2, termasuk telah dilakukan
perbaikan pekerjaan bila ada). Laporan ini sekaligus menjadi laporan dwimingguan
terakhir pelaksanaan kegiatan. Jadi pada periode terakhir pelaksanaan kegiatan,

33
KSM tidak perlu membuat laporan Dwi-Mingguan terakhir lagi, melainkan
langsung membuat Laporan Akhir.
Adapun cakupan laporan akhir ini adalah juga cakupan laporan laporan Dwi
Mingguan terakhir ditambah 2 (dua) substansi, yaitu (1). Realisasi Usulan Kegiatan
dan (2). Rincian Realisasi Penggunaan Dana BLM dan Swadaya sejak awal sampai
akhir pelaksanaan kegiatan, termasuk dokumentasi/photo.
Contoh format Laporan Akhir, seperti terlampir (Form-L.La).
6. Musyawarah Pertanggungjawaban
Musyawarah Pertanggungjawaban Kegiatan merupakan forum
pertemuan yang diselenggarakan oleh BKM/UPL dengan agenda untuk
penyampaian laporan Akhir Pelaksanaan atau Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan kegiatan KSM.
Forum ini dihadiri oleh BKM/UPL selaku penyelenggara, KSM selaku yang
menyampaikan laporan, Pihak Konsultan (Faskel) dan undangan, seperti Pemerintah
Kelurahan/Desa, Warga, dan lain-lain yang dianggap perlu. Pendekatan
pelaksanaannya adalah dapat dilakukan bersamaan/sekaligus beberapa KSM atau
bisa juga hanya satu KSM yang menyampaikan laporan pertanggungjawaban.
Pendekatan mana yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan kondisi
penyelesaiaan kegiatan KSM dilapangan.
Hasil kegiatan ini menjadi masukan bagi bahan evaluasi atau laporan
pertanggungjawaban BKM. Contoh bentuk laporan, terlampir

7. Administrasi Keuangan KSM Lingkungan


Bentuk-bentuk formulir administrasi Keuangan KSM, meliputi :
a. Buku Tabungan KSM di Bank (Form KSM L-1)
b. Buku Kas (Form KSM L-2)
c. Buku Transport Bahan dan Alat (Form KSM L-3)
d. Buku Material dan Peralatan (Form KSM L-4)
e. Ongkos Tenaga Kerja (Form KSM L-5)
f. Administrasi (Form KSM L-6)
g. Rencana Penggunaan Dana (RPD);
h. Laporan Penggunaan Dana (LPD)

34
Masing-masing administrasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1). Apa yang dimaksud dengan Buku Tabungan KSM di Bank


Buku tabungan KSM di Bank adalah buku/kartu untuk mencatat data dan
mutasi tabungan masing- masing KSM sebagai penabung di Bank. Pencatatan
dilakukan untuk setiap transaksi uang masuk dan keluar berdasarkan tanggal,
uraian dan nomor bukti, untuk kemudian dihitung saldo pada tanggal tersebut.
(Lihat Form KSM L-1)

Penjelasan:
• C Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
• C Uraian, adalah transaksi/jenis kegiatan yang dikerjakan;
• C Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
• C Transaksi , adalah catatan jumlah uang masuk (M) dan uang keluar (K)
• C Saldo (D), adalah jumlah total transaksi yang tercatat pada tanggal tersebut

2). Apa yang dimaksud dengan Buku Kas Harian


Buku Kas Harian adalah catatan tentang pemasukan dan pengeluaran uang
tunai pada tanggal pelayanan, untuk mengetahui sisa kas pada setiap akhir hari
(tanggal tercatat). (Lihat Form KSM L-2)

35
Penjelasan:
• C Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
• C Keterangan, adalah jumlah saldo awal;
• C Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
• C Masuk, adalah catatan jumlah uang masuk (M)
• C Keluar, adalah catatan jumlah uang keluar (K)
• C Saldo (D), adalah jumlah total transaksi yang tercatat pada tanggal tersebut

3). Apa yang dimaksud dengan Buku Transport Bahan/Alat


Buku Transport Bahan/Alat adalah catatan tentang biaya pengeluaran pada
tanggal terjadinya pengiriman bahan/alat, sesuai dengan yang tercatat pada nota.
(Lihat Form KSM L-3).

Penjelasan:
• C Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
• C Keterangan, adalah jenis kegiatan transport bahan/alat ;
• C Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
• C Jumlah (Rp), adalah catatan jumlah uang dalam rupiah yang dibayarkan sebagai
biaya transport
• C Jumlah Total, adalah jumlah total pengeluaran yang tercatat pada tanggal
tersebut

4). Apa yang dimaksud dengan Buku Material & Peralatan


Buku Material dan Peralatan adalah catatan tentang pengadaan
material/peralatan yang meliputi jenis, jumlah dan harga tiap unit serta sumber dana
yang diperlukan untuk pengadaannya sesuai dengan nomor bukti.

36
Penjelasan:
 C Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
 C Jenis material/peralatan, adalah jenis material/peralatan yang diadakan sesuai
dengan kegiatan ;
 C Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
 C Jumlah Unit, adalah catatan jumlah material/peralatan yang diadakan
 C Harga per unit, adalah satuan harga material/peralatan yang diadakan
 C Jumlah Rupiah Swadaya, jumlah dana yang diberikan masyarakat untuk
pengadaan material/peralatan secara swadaya
 C Jumlah Rupiah BLM, jumlah dana BLM yang dipergunakan untuk pengadaan
material/peralatan
 C Jumlah Total, adalah jumlah total pengeluaran yang tercatat pada tanggal
tersebut

5). Apa yang dimaksud dengan Buku Ongkos Tenaga Kerja


Buku Ongkos Tenaga Kerja adalah catatan tentang pengadaan tenaga kerja yang
diperlukan suatu kegiatan yang meliputi nama/jabatan, rentang waktu dan jumlah
hari kerja, upah per orang/hari serta sumber dana yang diperlukan untuk
pengadaannya sesuai dengan nomor bukti. (Lihat Form KSM L-5)

37
Penjelasan:
 C Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
 C Jenis material/peralatan, adalah jenis material/peralatan yang diadakan sesuai
dengan kegiatan ;
 C Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
 C Jumlah Unit, adalah catatan jumlah material/peralatan yang diadakan
 C Harga per unit, adalah satuan harga material/peralatan yang diadakan
 C Jumlah Rupiah Swadaya, jumlah dana yang diberikan masyarakat untuk
pengadaan material/peralatan secara swadaya
 C Jumlah Rupiah BLM, jumlah dana BLM yang dipergunakan untuk pengadaan
material/peralatan
 C Jumlah Total, adalah jumlah total pengeluaran yang tercatat pada tanggal
tersebut

6). Apa yang dimaksud dengan Biaya Administrasi


Biaya Administrasi adalah catatan tentang biaya – biaya administrasi yang
dikeluarkan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan .(Lihat form KSM-6)

Penjelasan:
 C Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
 C Keterangan, adalah macam kegiatan administrasi yang terjadi;
 C Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
 C Jumlah Rp, adalah jumlah pengeluaran untuk tiap kegiatan administrasi
 C Jumlah Total , adalah jumlah pengeluaran berbagai kegiatan administrasi yang
dicatat pada tanggal yang sama

38
7). Apa yang dimaksud dengan Rencana Penggunaan Dana (RPD)
Rencana Penggunaan Dana (RPD) merupakan Formulir atau Daftar yang memuat
rincian rencana kebutuhan biaya Tenaga Kerja/Bahan/Alat dan administrasi yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan lingkungan. RPD ini merupakan syarat
administrasi untuk pencairan dana bagi KSM sehingga harus dibuat oleh KSM setiap
akan mengajukan termin atau pencairan dana ke BKM. Adapun bentuk formulirnya
dapat dibuat seperti tabel berikut.

Penjelasan:
 C Kolom (1), dikosongkan (sudah terisi);
 C Kolom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang
diperlukan ;
 C Kolom (3), diisi satuan tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi;
 C Kolom (4), diisi volume/jumlah tiap jenis tenaga
kerja/bahan/alat/administrasi;
 C Kolom (5), diisi Harga satuan dari tiap jenis tenaga
kerja/bahan/alat/administrasi
 C Kolom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi
(nilai kolom (4) di kali nilai kolom (5));

8). Apa yang dimaksud dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD)


Laporan Penggunaan Dana (LPD) merupakan Formulir atau Daftar yang memuat
rincian penggunaan dana BLM yang telah dimanfaatkan untuk membiayai
pelaksanaan kegiatan dilapangan. Seperti halnya RPD, LPD ini juga merupakan
syarat administrasi untuk pencairan dana termin Kedua dan Ketiga bagi KSM dari

39
ke BKM. Sumber data yang dipergunakan adalah adalah buku material/Peralatan,
buku Ongkos kerja dan buku Administrasi. Adapun bentuk formulirnya dapat dibuat
seperti tabel berikut.

Penjelasan:
 C Kolom (1), dikosongkan (sudah terisi);
 C Kolom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang telah
diadakan melalui dana BLM;
 C Kolom (3), diisi satuan tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi;
 C Kolom (4), diisi volume/jumlah tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi;
 C Kolom (5), diisi Harga satuan pengadaan dari tiap jenis tenaga
kerja/bahan/alat/ administrasi;
 C Kolom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi
(nilai kolom (4) di kali nilai kolom (5));
 C Baris (E),diisi Jumlah total nilai kolom (6)
 C Baris (F),diisi Jumlah nilai BLM yang telah diterima (yang sedang
dipertanggungjawabkan)
 C Baris (G),diisi Jumlah sisa dana BLM yang diterima (Nilai (F) dikurang nilai (G))

40
8. Siapa yang melakukan pencatatan ?
Pencatatan formulir-formulir administrasi KSM tersebut dilakukan oleh sekretaris,
bagian pengadaan, pelaksana lapangan dan bendahara sesuai dengan tugas-tugas
yang telah ditetapkan kepada setiap unit/bagian kerja KSM tersebut.
9. Dimana menyimpan hasil pencatatan administrasi ?
Hasil pencatatan administrasi KSM/PANITIA disimpan di Kantor KSM/Panitia
sendiri, sebagai butki pelaksanaan pekerjaan PANITIA dan juga sebagai bahan
bukti pertanggungjawaban kepada pihak pemberi pekerjaan dan kepada
masyarakat. Dengan demikian perlu diarsipkan atau dihimpun sehingga siap
digunakan atau dilihat bilamana diperlukan.
10. Kapan pencatatan dilakukan?
Pencatatan dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berjalan atau segera
dilakukan setelah suatu pekerjaan selesai. Jadi tidak perlu menunggu sampai
beberapa lama untuk mencatat suatu kejadian kegiatan, sebab kalau
pencatatan ditunda-tunda, maka kemungkinan besar akan terjadi kesalahan-
kesalalahan yang timbul karena lupa.

41

Anda mungkin juga menyukai