Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

MANAJEMEN INFRASTRUKTUR
PROYEK INFRASTRUKTUR BANGUNAN PERUMAHAN

OLEH:
AMALUDDIN_ G2T122012
ANDI FAHRUL ARDIANSYAH_ G2T122007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
PENDAHULUAN

1. Meningkatkan konektivitas, merangsang pertumbuhan ekonomi


serta meningkatkan produktifitas daya saing suatu negara,
sehingga pembangunan infrstruktur merupakan proritas bagi
TUJUAN sebuah negara
INFRASTRUKTUR 2. untuk memfasilitasi serta mendukung kelancaran aktivitas
ekonomi masyarakat, khususnya dalam pendistribusian
barang/jasa
Proyek adalah kegiatan yang
dilakukan dengan waktu dan
sumber daya terbatas untuk Infrastruktur merupakan semua fasilitas, entah itu fisik ataupun non fisik
mencapai hasil akhir yang yang dibangun oleh pihak pemerintah atau perorangan guna memenuhi
ditentukan keperluan dasar masyarakat dalam lingkup ekonomi dan sosial

Kegunaan infrastruktur:
1. Di bidang sosial, infrastuktur bermanfaat sebagai konektivitas. Tanpa adanya infrastruktur, suatu daerah
akan terisolasi dan tidak dapat terhubung dengan daerah lainnya.
2. Di bidang ekonomi, infrastruktur bertindak sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi suatu daerah
atau negara
3. Di bidang budaya, pembangunan infrastruktur berperan penting bagi pembangunan nilai-nilai budaya.
Permungkiman merupakan Perumahan merupakan
bagian dari lingkungan hunian kumpulan rumah sebagai
PP . NO. 12 TAHUN 2021 bagian dari permungkiman
terdiri dari satuan perumahan TENTANG
yang mempunyai prasarana, baik diperkotaan maupun
PENYELENGGARAAN dipedasaan yang
sarana, utilitas umum dan PERUMAHAN DAN
mempunyai penunjang fungsi lain dilengkapi dengan
KAWASAN prasarana, sarana dan
baik diperkotaan maupun PERMUNGKIMAN
dipedasaan utilitas umum

Perumahan dan kawasan permungkinan merupakan suatu kesatuan sistim yang terdiri atas pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permungkiman, pemeliharaan dan perbaikan,
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh, pemungkiman kumuh, penyedian tanah,
pendanaan, sistem pembiayaan serta peran masyarakat

1. Money (uang)
2. Material (bahan)
3. Machine (peralatan)
SUMBER DAYA 4. Man-power (tenaga manusia),
PROYEK 6 M+I+S+T 5. Market (pasar),
INFRASTRUKTUR 6. Methode (metode) serta Information
(informasi), Space (ruang) dan Time (waktu).
1. Bagiamana tahapan pelaksanaan proyek infrastruktur
2. Bagaiamana mengetahui pra kelayakan, kelayakan,
perencanaan, operasional, dan pemeliharan dalam proyek
infrastruktur;
3. Bagaiamana mekanisme koordinasi dan komunikasi antara pihak
owner, konsultan maupun kontraktor diseluruh tahapan
pelaksanaan proyek infrastruktur;
4. Bagaiamana faktor – faktor yang menyebabkan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan infrastruktur;
RUMUSANAN MASALAH 5. Bagaiamana terjadinya keterlambatan Infrastruktur pada sumber
daya material, peralatan, bahan keterlambatan owner, konsultan
dan kontraktor pada proyek infrastruktur;
6. Apa tujuan dari laik fungsi, keandalan dan kinerja infrastruktur
dan upaya strategi untuk meningkatkan kinerja waktu, bahan
dan biaya infrastruktur;
7. Bagaimana pengendalian infrastruktur dan upaya pengendalian
agar infrastruktur tepat waktu, biaya dan bahan;
8. Bagaiamana operasi pemeliharaan infrastruktur dan item-item
tindakan operasi serta pemeliharaan infrastruktur.
1. Untuk Menegetahui tahapan pelaksanaan proyek infrastruktur
2. Untuk Menegetahui mengetahui pra kelayakan, kelayakan,
perencanaan, operasional, dan pemeliharan dalam proyek
infrastruktur;
3. Untuk Menegetahui mekanisme koordinasi dan komunikasi
antara pihak owner, konsultan maupun kontraktor diseluruh
tahapan pelaksanaan proyek infrastruktur;
4. Untuk Menegetahui faktor – faktor yang menyebabkan
keterlambatan penyelesaian pekerjaan infrastruktur;
TUJUAN 5. Untuk Menegetahui terjadinya keterlambatan Infrastruktur pada
sumber daya material, peralatan, bahan keterlambatan owner,
konsultan dan kontraktor pada proyek infrastruktur;
6. Untuk Menegetahui laik fungsi, keandalan dan kinerja
infrastruktur dan upaya strategi untuk meningkatkan kinerja
waktu, bahan dan biaya infrastruktur;
7. Untuk Menegetahui pengendalian infrastruktur dan upaya
pengendalian agar infrastruktur tepat waktu, biaya dan bahan;
8. Untuk Menegetahui operasi pemeliharaan infrastruktur dan item-
item tindakan operasi serta pemeliharaan infrastruktur.
1. Tahap Konseptual atau Tahap Kelayakan
Tahap ini merupakan tahap awal bagi owner atau pemilik :
Tugas:
a. Mempormulasikan gagasan;
b. Studi kelayakan yang mencakup berbagai aspek
termasuk biaya, resiko dan sosial budaya
c. Pembuatan strategi perencanaan
TAHAPAN PROYEK
INFRASTRUKTUR
2. Tahap Perencana dan Desain.
Tahap ini merupakan tahap kedua, kemudian pada pada tahap
ini melibatkan beberapa konsultan untuk mebuat perencanaan
bagi kelanjutan proyek,
pada tahap ini dilakukan keagatan-kegiatan anatar lain:
a. Desain dasar perencanaan proyek;
b. Perencanaan lebih jelas mengenai biaya dan penjadwalan
proyek;
c. Penentuan syarat dan ketentuan kontrak serta pelaksanaan
pelelangan.
3. Tahap Pelaksanaan/Konstruksi
Tahap ini merupakan tahap ketiga, yaitu tahap pembangunan atau
implementasi proyek konstruksi yang sudah melibatkan pelaksana
atau kontraktor, tahapan ini berisikan dengan kegiatan kegiatan
sebagai berikut:
a. Mobilasi dan demobilisasi peralatan dan tenaga kerja;
b. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan sipil
c. P engendalian dan pengujian pengujian
TAHAPAN PROYEK
INFRASTRUKTUR

4. Tahap Serah Terima/Operasional


Tahap ini merupakan tahap akhir setelah pelaksanaan
pembangunan terjadio, tahap ini dilakukan antara lain:
a. Serah terima proyek;
b. Perawatan bangunan/pemeliharaan hingga jangka waktu
disepakati
c. Operasional bangunan.
PRA KELAYAKANAN merupakaan salah satu bagian dari kegiatan perencanaan secara keseluruhan yang
dimulai dari identifikasi masalah, perencanaan umum, kelayakan, dan survey pendahuluan

Ruang lingkup kegiatan pra kelayakan antara lain:


1. Formulasi kebijakan perencanaan yang meliputi kajian terhadap kebijakan dan sasaran perencanaan, lingkungan
dan penataan ruang serta pembebasan lahan;
2. Kajian terhadap kondisi eksiting pada wilayah studi termasuk melakukan kajian terhadap dampak yang mungkin
timbul pada setiap solusi yangh disulkan;
3. Pengambilan data fisik, ekonomi dan lingkungan serta identifikasi lokasi-lokasi rawan bencana;
4. Studi komparasi beberapa koridor terpilih;

Hasil kegiatan pra kelayakan meliputi:


1. Formulasi dari sasaran proyek;
2. Penajaman tujuan dan inpelementasi strategi;
3. Urutan dari alternatif solusi yang dipelajari atas dasar indikasi kelayakan, sebagai masukan bagi pihak
pengambil keputusan;
4. Rekomendasi tipe penaganan;Identifikasi kebutuhan investigasi lingkungan sosial;
5. Kerangka acuan study kelayakan;
6. Rona awal lingkungan atau kerangka acuan analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) jika
dibutuhkan atau upaya pengelolaan lingkungan hidup (UPL) dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UPL).
Kelayakan suatu proyek infrastruktur merupakan sebuah analis yang memperhitungkan berbagai faktor untuk
memastikan bahwa pelaksanaan proyek dapat dilakukan dengan sukses

Kerangka format studi kelayakan suatu proyek infrastruktur untuk menghasilakan suatu produk adalah
sebagai berikut:
1. Merumuskan gagasan yang timbul menjadi proyek dengan defenisi lingkup kerja yang cukup jelas,
termasuk krateria dan spesifikasi produk yang akan dihasilkan;
2. Mengadakan pengkajian aspek pasar, untuk memperkirakan penawaran dan permintaan tingkat harga,
persaingan, strategi pemasaran dll;
3. Menetukan rung lingkup proyek seperti kapasitas instalasi, pemilihan teknologi produksi, peralatan,
material dan fasilitas pendukung;
4. MeneNtukan berapa lama umur unit usaha hasil upaya proyek;
5. Membuat perkiraan kurun waktu serta jadwal pelaksanaan proyek;
6. Membuat perkiraan biaya pertama dan ongkos produksi;
7. Analisis finasial dan ekonomi terhadap rencana proyek;
8. Indikasi macam dan sumber dana;
9. Menyiapkan amdal bila mana ada tanda tanda proyek berpengaruh terhadp kelestraian lingkungn
hidup;
10. Membuat kesimpulan menarik tidaknya proyek tersebut untuk direalisasikan.
Secara umum hasil studi kelayakan dalam proyek meliputi:
1. Hasil survei sosial ekonomi Tujuan untuk menghasilkan kajian mengenai kondisi sosial ekonomi
masyarakat yang diperkirakan terkena dampak pengadaan tanah.
2. Kelayakan lokasiDilakukan untuk menghasilkan analisis mengenai kesesuain fisik lokasi dengan rencana
pembangunan yang akan dilaksanakan untuk kepentingan umum dalam bentuk rencana lokasi
pembangunan.
3. Analisis biaya dan mamfaat pembangunann bagi wilayah dan masyarakat.Tujuannya adalah akan
menghasilkan analisis mengenai estimasi biaya yang diperlukan dan mamfaat pembangunan bagi
wilayah dan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan ya berlaku.
4. Perkiraan harga tanahTujuannya adalah untuk menghasilkan perkiraan besarnya nilai ganti kerugian
objek pengadaan tanah.
5. Dampak lingkungan dan dampak sosial yang ditimbulkan akibat pengadaan tanah dan
bangunan.Tujuannya adalah menganalisis mengenai dampak lingkungan hidup atau dokumen
lingkupngan hidup lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perencanaan proyek adalah bagaimana agar menyelesaikan proyek dalam waktu tertentu dengan
tahapan tertentu dengan sumber daya yang telah ditunjuk.

Fokus pada perencanaan proyek adalah menetapkan tujuan, mengindentifikasi, merencanakan jadwal dan
membuat rencana pendukung termasuk berkaitan dengan sumber daya manusia, metode komunikasi dan
manajemen resiko tetap dalam alur yang direncanakan.
Mamfaat perencanaan proyek :
Tujuan dari perencanaan proyek: 1. Membantu manajemen untuk
1. Standar pengawasan yaitu mencocokan pelaksanaan dan menyesuaikan diri dengan perubahan
perubahan lingkungan;
perencanaan;
2. Membantu dalam kristalisasi dalam
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selsainya suatu masalah-masalah utama;
kegiatan; 3. Memungkinkan manjer memahami
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat; keseluruhan gambaran operasi lebih jelas;
4. Mendapatkan kegiatan sistematis termasuk biaya dan 4. Pemilihan berbagai alternatif terbaik;
kualitas pekerjaan; 5. Standar pelaksanaan dan pengawasan;
5. Meminimalkan kegiatan kegiatan yang tidak produktif 6. Penyusunan skala prioritas baik sasaran
maupun kegiatan;
dengan menghemat biaya, tenaga dan waktu;
7. Menghemat pemamfaatn sumber daya
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai organisasi
kegiatan pekerjaaan; 8. Alat memudahkan dalam koordinasi
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan; dengan pihak terkait;
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui; 9. Membuat tujuan khusus, terperinci dan
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan; lebih mudah dipahami;
10. Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti;
11. Menghmat waktu usaha dan dana.
SNI 03-1733-2004 (2004) tentang tata cara perencanan lingkungan perumahan
Fungsi perencanaan proyek meliputi: harus memenuhi krateria sebagai berikut:
1. Sarana komunikasi bagi semua pihak 1. Lokasi Perumahan harus diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
penyelengara proyek; setempat dan dokumen perencanaan di atur dalam peraturan daerah dengan
2. Dasar pengaturan alokasi sumber daya; krateria sebagai berikut:
3. Alat untuk mendorong perencanaan dan a. Krateria keamanan, mempertimbangan bahkan lokasi tersebut bukan
pelaksanaan melihat kedepan dan menyadari kawasan hutan lindung, olahan pertanian, hutan produksi, olahan limbah
pentingnya untuk waktu; pabrik, daerah bebas bangunan pada area bandara, daerah dbawah jaringan
4. Pegangan dan tolak ukur pengendalian diman listrik tegangan tinggi;
perencanaan todak tepat, tidak sistematis dan b. Krateria kesehatan, dengan mempertimbangakan bahwa lokasi tersbut bukan
tidak logis. daerah pencemaran udara diatas ambang batas, pencemaran air permukaan
dan air tanah;
Tahapan perencanaan proyek meliputi: c. Krateria kenyamanan, dengan kemudahan pencapaian (aksebilitas),
1. Menetukan tujuan pryek dan kebutuhan lainnya berkomunikasi dan kemudahan berkegiatan;
yang dalam hal ini ditentukan hasil proyek, waktu d. Krateria keindahan/keteraturan, dicapai dengan penghijauan, mempertahakan
biaya dan performasi yang ditargetkan; topografi lingkungan yang ada, seperti tidak meratakan bukit, mengurug rawa
2. Pekerjaan apa saja yang diperlukan untuk atau danau, sungai, dll.
mencapai tujuan proyek harus diuraikan dan e. Krateria fleksibilitas, dicapai dengan mempertimbangankan kemungkinan
pertumbuhan fisik /pemekaran lingkungan perumahandikaitan dengan kondisi
didaftar;
fisik lingkungan dan keterpaduan prasaraan;
3. Menetukan organisasi proyek dimulai dari
f. Krateria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan jarak ideal
instansi apa saja yang harus ada, subkontraktor kemapuan orang berjalan kaki sebagai pengguna lingkungan;
yang diperlukan untuk bertanggungjawab g. Krateria lingkungan berjati diri, dicapai dengan memepertimbangakn
terhadap pekerjaan yang ada; keterkaitan dengan karakter social budaya masyarakat setempat terutama
4. Jadwal untuk setiap aktifitas pekerjaan yang aspek konsektual terhadap lingkungan tradisonal/lokal setempat.
dibuat perlu memperhatikan waktu tiap aktifitas, 2. Lokasi Perencanaa perumahan harus ada pada lahan yang jelas status
waktu mulai dan batas selesai; kepemilikannyadan memenuhi persyaratanadministratif, teknis dan ekologis.
5. Rencana anggaran dan sumber daya yang 3. Keterpaduan antara tatanan kegiatan dan alam sekitarnya dengan
dibutuhkan; mempertimbangakn jenis, masa tumbuh, usia yang dicapai serta pengaruh
6. Estimasi mengenai waktu, biaya dan ferformasi terhadap lingkungan bagi tumbuhan yang ada dan mungkin tumbuh
penyelesain proyek. dikawasan yang dimaksud.
Operasional Proyek :Pada
tahap operasional proyek ini Pihak yang terlibat: Konsultan pengawas,
dimulai dibangun oleh Konsultan manajemen Konstruksi,
kontraktor dengan bantuan kontraktor dan sub kontraktor, serta supplier
sub kontraktor yang telah dan instansi terkait.
ditunjuk.

Pada tahap pelaksanaan atau operasional proyek perumahan dibagia atas 2 sub bidang:
1. Sub Bidang Pembangunan Fisik, berupa:
a. Struktur : pekerjaan konstruksi yang berhubungan denganstruktur utama bangunan;
b. Arsitektur : pekerjaan koinstruksi yang berhubungan dengan arsitektur bangunan;
c. Mekanikal : pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan mekanikal bangunan;

2. Sub bidang Dokumen dan Adminitrasi, berupa


d. Shop drawing adalah gambar kerja pelaksanaan yang dibuat oleh kontraktor untyuk dilaksanakan dalam pekerjaan;
e. Laporan harian, mingguan, bulanan adalah laporan tentang kegiatan dalam proyek;
f. Risalah rapat adaal rekam jejak tertulis hasil keputusan rapat;
g. Bahan rapat adalah data tetantang permasalahan yang akan dibahas dalam rapat;
h. Surat teguran/peringatan adalah sutrat yang berisi tenbtang teguran terhdapa kontraktor terkait dengan proyek;
i. As building drawing adalah gambar kerja yang menunjukan bentuk akhir dari proyek digunakan untuk perawatan;
j. Penyerahan I dan II adalah proses penyerahan proyek kepada peneydia jasa sesuai ketemntuan yang berlaku.
Pemeliharaan ini bertujuan agar konstruksi atau proyek insfrastruktur yang telah dibangun dan seluruh fasilitasnya sesuai
dengan dokumen kontrak dan bekerja sebagaimana mestinya. Masa pemeliharaan dalam proyek adalah waktu kontrak yang
ditentukan dengan syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan.

Dalam masa pemeliharaan penyedia jasa


konstruksi wajib memantau hasil pekerjaan dan
menjaga (memelihara) agar tidak terjadi
kerusakan kerusakan yang tidak diinginkan. Penyedia jasa :
Masa pemeilharaan sebagaimana tercantum 1. Kontraktor,
dalam kontrak bukanlah waktu untuk 2. Konsultan Pengawas
3. Konsultan perencana.
menyelsaikan sisa-sisa pekerjaan yang belum
terselesaikan, melainkan untuk pemeliharaan
pekerjaan yang sudah 100 % sesudah telah
dilakukan serah terima pertama pekerjaan.
Mekanisme Koordinasi dan Komunikasi Antara Pihak Owner, Konsultan Maupun Kontraktor
Diseluruh Tahapan Pelaksanaan Proyek Infrastruktur.

Tugas dan wewenang dari pemiliki/owner sebagai berikut.


1. Pemilik/owner adalah 1. Mempunyai ide/gagasan sesuai dengan rencana rencanya;
badan hukum/instansi pemerintah atau 2. Menyediakan dana dan lahannya;
swasta yang merupakan pihak yang 3. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan
berinisiatif untuk mengadakan proyek proyek;
dan memberikan pekerjaan perumahan 4. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan
serta membayar biaya pekerajaan proyek;
bangunan perumahan 5. Menangani dan menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian
dengan pelaksana proyek;
6. Bersama-sama manajemen konstruksi ikut mengawasi pelaksanaan
pekerjaan, berhak memberi instruksi-instruksi kepada pelaksana proyek
secara langsung maupun tidak langsung (melalui manajemen konstruksi);
7. Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran yang harus
diberikan kepada pelaksana proyek;
8. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak
menerima/menolak perubahan-perubahan pekerjaan serta pekerjaan
Tanggung jawab owner/pemilik proyek tambah dan pekerjaan kurang;
1. Memelihara hubungan kerja 9. Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai dengan gambar
secara professional.; rencana, bilamana perlu mencabut tugas pelaksana proyek tersebut bila
2. Membuat keputusan yang tepat dianggap tidak mampu melaksanakan pekerjaan;
sesuai dengan waktunya; 10. Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait sebelum masa
3. Memberikan dana yang dibutuhkan pemeliharaan habis bila terjadi kerusakan, sebagaimana ditetapkan
proyek; bersama
Lanjutan

Tugas dan tanggungjawab konsultan perencana suatu proyek adalah :


1. Perencana berkewajiban untuk berkonsultasi dengan pihak proyek pada tahap perencanaan dan
menyusun dokumen proyek;
2. Membuat gambar proyek secara keseluruhan yang meliputi gambar struktur, arsitektur serta
mekanikal dan elektrikal sesuai dengan permintaan pemberi tugas dengan mempertimbangankan
segi kekuatan, keindahan dan ekonomis serta peraturan daerah setempat;
3. Perencana berkewajiban pula untuk mengadakan pengawasan berkala dalam bidang arsitekjtur
dan struktur;
4. Membuat estimasi/perhitungan biaya pembangunan secara garis besar yang akan menjadi acuan
2. Konsultan Perencana dalam penentuan biaya selama pelaksdanaan pekerjaan (bila terjadi perubahan rencana);
5. Bertanggungjawab penuh terhadap hasil perencanaan sehingga perencanaan tersebut
adalah perorangan atau
terlaksana;
badan hokum yang
6. Bertugas menghadapi kontraktor/pelaksana dalam hal memberikan penjelasan /konsultasi dalam
bergerak pada jasa
bidang arsitektur, struktur konstruksi serta mekanikal dan elektrikal;
konstruksi bidang
7. Merencanakan setiap perubahan dari rencana semula;
perencanaan pembangunan
8. Mempertanggungjawabkan hasil perencanaan kepada pemilik proyek;
9. Mengadakan pengawasan secara berkala untuk melihat kemajuan pekerjaan maupun untuk
membantu mengatasi permasalahn yang terkait dengan perencanaan;
10. Berperan pula sebagai konsultan pengawas dan berhak menegur kontraktor secara langsung
maupun tertulis apabila ternyata pelaksanaan tidak sesuai dengan bestek;
11. Meminta pemeriksaan pekerjaan secara khusus apabila diperlukan untuk menjamin pelaksanaan
sesuai dengan isi dokumen kontrak;
12. Menghadiri maupun menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi pengelolaan proyek
Tugas konsultan perencana suatu proyek adalah :
Lanjutan 1. Mengawasai dan memeriksa mutu pekerjaan kontraktor agar memenuhi spesifikasi yang
telah ditetapkan;
3. Konsultan pengawas adalan 2. Mengawasi dan menguji kualitas atau mutu bahan bangunan;
perusahaan/badan hokum yang ditunjuk 3. Menyiapkan dan menghitung kemungkinan terjadinya adanya pekerjaan tambahan atau
oleh owner untuk melaksanakan pekerjaan berkurang;
pengawasan pekerjaan dilapanganselama 4. Memberi teguran kepada kontraktor jika pelaksanan pekerjaan diluar dari spesifikasi
kegiatan pelaksanan proyek berlangsung gambar gambar revisi;
dengan bertujuan agar pelaksanaan 5. Memeriksa gambar-gambar revisi;
pekerjaan tidak menyimpang dari gambar 6. Menyusun laporan harian, mingguan dan bulanan terhdap hasil pekerjaan yang dilakukan
kerja /bestek yang telah ditetapkan. selama pengawasan.

4. Pelaksana adalah perorangan atau badan hukum, swasta atau pemerintah yang melaksanakan suatu proyek yang diperoleh suatu
pelelangan, penunjukan langsung atau pengadaan langsung atau rekanan peserta pelelangan yang berdasarkan hasil penelitian panitia
pelelangan dan pimpinan proyek dianggap paling sesuai untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan surat penunjukan dari pimpinan proyek

Tugas dan wewenang kontraktor adalah sebagai berikut:


1. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam dokumen yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan;
2. Mengadakan konsultasi dengan konsultan perencana serta mendapatkan bimbingan maupun pengarahan dari konsultan pengawas
mengenai pelaksanaan pekerjaan;
3. Menyusun rencana kerja proyek;
4. Menyiapkan tenaga kerja, peralatan bahan –bahan dan segala sesuatu yang digunakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
pekerjaan;
5. Melaksanakan pekerjaan berdasarkan keahlian dan pengalaman yang dimilki sesuai dengan gambar rencana yang dibuat konsultan
perencana dan tidak keluar dari sfesdifikasi kerja yang telah disetujui;
6. Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan mebuat gambar akhir pekerjaan (as built drawing);
7. Menjamin keamanan dan keselamatan kerja;
8. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan;
9. Mengadalkan pengujian terhdap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan;
10. Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi dan perbaikan terhadap semua kesalahan selama masa pemeliharaan;
11. Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara keseluruhan kepada owner.
1. Hubungan antara pemilik dengan kontraktor.
Hubungan antara meluputi:
2. Hubungan antara pemilik dan konsultan perencana.
a. Pemilik proyek dengan kontraktor mempunyai ikatan
Pemilik dengan konsultan perencana terikat dalam suatu
kerja kontrak;
kontrak perjanjian yang melalui proses pelelangan:
b. Melaksanakan kerja sebagaimana yang disarangkan
a. Konsultan perencana bertanggungjawab dan wajib
oleh pemilik proyek;
merencanakan pekerjaan dari si pemilik/owner;
c. Pemilik membayar kontraktor sesuai dengan
b. Permilik wajib membayar hasil kerja konsultan perencana
perjanjian didalam kontrak yang telah disetujui oleh
sesuai perjanjian.
kedua belah pihak;
d. Hak dan kewajiban serta tanggungjawab masing
masing termuat dalam kontrak.

Sistem hubungan kerja pelaksana proyek

4. Hubungan antara konsultan pengawas dengan


3. Hubungan antara pemilik dengan konsultan pengawas. kontraktor
a. Pemilik dengan konsultan terikat dalam suatu kontrak Hubungan antara kedua bela pihak mempunyai ikatan kerja
perjanjian; peraturan pelaksana pekerjaan meliputi:
b. Konsultan pengawas memberikan jasanya dengan a. Konsultan pengawas mempunyai tugas untuk
melakukan pengawasan pembangunan proyek dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan
wajib melaporkan hasil pekerjaan kepada pemilik seuai oleh kontraktor;
dengan kontrak; b. Kontraktor dapat mengkonsultasikan masalah-masalah
c. Pemilik wajib membayar jasa pengawasan yang yang timbul dilapangan dengan konsultan pengawas.
dilakukan oleh konsultan pengawas sesuai perjanjian;
1.
Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Keterlambatan Penyelesain Pekerjaan Infrastruktur.
1.
3. Keterlambatan yang layak mendapat
1. Keterlambatan yang tidak dapat ganti rugi.
3 Jenis keterlambatan dan penyebabnya
termaafkan. Keterlambatan yang layak mendapat
Keterlambatan yang tidak dapat termaafkan ganti rugi adalah keterlambatan yang
adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh diakibatkan tindakan, kelalian atau
tindakan, kelalaian atau kesalahn kontraktor; kesalahan pemilik. Pada kejadian ini
2. Keterlambatan yang dapat
Penyebabnya: kontraktor biasanya mendapatkan
dimaafkan.
a. Identifikasi, durasi dan rencana urutan konpensasi berupa perpanjangan waktu
Keterlambatan yang dapat
kerja yang tidak lengkap dan tidak dan tambahan biaya operasional yang
dimaafkan adalah
tersusun baik; perlu selama keterlambatan
keterlambatan yang disebakan
b. Ketidaktetapan perencanaan tenaga pelaksanaan tersebut.
oleh kejadian-kejadian diluar
kerja;Kualitas tenag klerja yang buruk; penyebab .
kendali baik pemilik maupun
c. Keterlambatan penyedian alat/material a. Penatapan pelaksanaan jadwal
kontraktor. Pada kejadian ini
akibat kelalain kontraktor; proyek yang amat ketat;
kontraktor mendapatkan
d. Jenis perlatan yang digiunakan tidak b. Persetujuan ijin kerja yang lama;
konpensasi perpanjangan
sesuai dengan proyek; c. Perubahan lingkup pekerja/detail
waktu;
e. Mobilasi sumnber daya yang lambat; konstruksi;
f. Banyak hasil pekrjaan harus Penyebab
d. Sering terjadi penundaan
diulang/diperbaiki karena cacat/salah; a. Terajdinya hal-hal yang tidak
pekerjaan;
g. Kesulitan financial;Kurangnya terduga seperti banjir, gempa
e. Keterlambatan penyedian material;
pengalaman kontraktor; bumi, tanah longsor, kebakaran
f. Dana dari pemilik tidak mencukupi;
h. Koordinasidan komunikasi yang buruk dan cuaca buruk;
g. Sistem pembayaran pemilik
dalam organisasi kontraktor; b. Lingkunganm sosial yang tidak
kekontraktor yang tidak sesuai
i. Metode konstruksi/teknik pelaksanaan stabil;
kontrak;
yang tidak tepat/salah;Kecalakan kerja c. Respon dari masyarakat
h. Cara inpeksi/control pekerjaan
sekitar yang tidak mendukung
terjadi pada pekerja. birokratis oleh pemilik.
adanya proyek.
Keterlambatan Infrastruktur Pada Sumber Daya Material. Peralatan, Bahan Keterlambatan Owner, Konsultan Dan Kontraktor.

1. Keterlambatan akibat kesalahan


owner,
meliputi 3. Keterlambatan yang diakibatkan selain
2. Keterlambatan akibat kesalahn
a. Terlambatnya angsuran pembayaran kedua bela pihak yang
kontraktor,
meliputi:
kekontraktor; meliputi
a. Akibat kebakaran yang bukan
b. Terlambatnya penyedian lahan; a. Terlambatnya memulai pelaksanaan
c. Mengadakan perubahan pekerjaan kesalahan kontraktor, konsultan dan
proyek;
owner;
yang besar; b. Pekerja dan pelaksana kurang
d. Owner menugaskan kontraktor lain b. Akibat perang dan bencana alam;
berpengalaman;
untuk mengerjakan proyek tersebut. c. Perubahan moneter.
c. Terlambatnya mendatangkan
peralatan;
d. Mandor yang kurang aktif;
e. Rencana kerja yang kurang baik.

4. Keterlambatan akibat Faktor bahan,


meliputi: 6. Keterlambatan akibat faktor peralatan,
5. Keterlambatan faktor akibat
a. Kekurangan bahan konstruksi; meliputi:
keuangan, meliputi :
b. Perubahan material pada bentuk, a. Kerusakan peralatan;
a. Ketersedian keuangan selama
fungsi dan sfesifikasi; b. Kekurangan peralatan;
selama pelaksanaan;
c. Keterlambatan pengiriman bahan; c. Kemapuan mandor atau operator
b. Keterlambatan proses pembayran
d. Kerusakan bahan ditempat yang kurang;
oleh owner;
penyimpanan; d. Keterlambatan pengiriman perlatan;
c. Tidak ada uang insentif untuk
e. Keterlambatan pabrikasi khusus e. Produktifitas perlatan;
kontraktor, apabila waktu
bahan bangunan; f. Kesalahan manjemen peralatan.
penyelsaian lebih cepat dari jadwal;
f. Kelangkaan kjarena kekhususan;
d. Sitauasi perekonomian nasional;
g. Ketidak tetapan waktu pemesanan.
e. Fluktuasi nilai rupiah terhadap dollar.
Keterlambatan Infrastruktur Pada Sumber Daya Material. Peralatan, Bahan Keterlambatan Owner, Konsultan Dan Kontraktor.
.
7. Keterlambatan akibat faktor tenaga 11. Keterlambatan akibat faktor hubungan
kerja, dengan pemerintah,
meliputi: meliputi:
a. Kekurangann tenaga kerja; a. Perolehan ijin dari pemerintah;
b. Kemapuan tenaga kerja; b. Birokrasi yang berbeli-belit dalam operasi
c. Kesukuan atau nasionalsme atau 8. Keterlambatan akibat faktor proyek;
kultur tenaga kerja. lingkungan, c. Peroleh ijin dari tenaga kerja;
meliputi:
12. Keterlambatan akibat faktor waktu
a. Faktor sosial budaya;
10. Keterlambatan akibat faktor kontrak, dan kontrol,
b. Pengaruh iudara panas
meliputi: meliputi:
pada aktifitas komnstruksi;
a. Konflik anatar kontraktor dan konsultan; a. Persiapan jadwal kerja dan revisi
c. Pengaruh hujan pada
b. Tidak adanya kerjasama antara oleh konsultan ketika konstruksi
aktifitas konstruksi;
kontraktor dan owner; sedang berjalan;
d. Pengaruh keamana
c. Keterlambatan owner dalam pembuatan b. Prosedur pemeriksanan dan
lingkungan terhadapa
keputusan; pengetesan dalam proyek;
pembangunan proyek;
d. Negosiasi dan perijinan pada kontrak; c. Tanda-tanda pengontrolan praktisi
e. Perselisihan pekerjaan antara bagian- . pada pekerjaan dan lokasi proyek;
bagian yang berbeda dalam proyek; 9. Keterlambatan akibat faktor d. Kekurangan tenaga dan
f. Komunikasi yang kurang antara owner perubahan, manajemen terlatih untuk
dengan poerencana pada saat meliputi: mendukung pelaksanana proyek;
perencanaan; a. Terajadinya perubahan desain oleh e. Terjadi masalah selama
g. Perbedaan sub-kontraktor dan owner; pelaksanaan proyek;
konsultan; b. Kesalahan desain yang dibuat oleh f. Tidak memenuhi perencanaan awal
h. Organisasi yang jelek pada kontraktor perencana; proyek;
dan konsultan; c. Kesalahan dalam penyelidikan g. Persiapan dan ijin shop drawing;
i. Kontrol kontraktor terhadap sub- tanah; h. Menunggu ijin untuk mengontrol
kontraktordalam pelaksanaan pekerjaan. d. Masalah geologi dilokasi material.
Sertifikat laik fungsi (SLF)
PerMen PU dan adalah sertifikat yang
Laik fungsi merupakan suatu kondisi Perumahan Rakyat diterbitklan oleh pemerintah
bangunan gedung yang memenuhi daerah kecuali untuk bangunan
persyaratan administrasi dan
Nomor 27 Tahun 2018
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi tentang Sertifikat Laik fungsi khsusu oleh pemerintah
bangunan gedung yang ditetapkan. Fungsi Bangunan pusat, untuk menyatakan
Gedung kalaikan fungsi bangunan
gedung sebagai syarat untuk
dimamfaatkan.

Keandalan bertujuan tujuan


dilakasanakan penilain teknik
keandalan adalah untuk menjamin
ketertiban hukum dalam 1. Aspek Keselamatan
penyelengggaraan bangunan 2. Aspek Kesahatan
yang andal, fungsional, seimbang, 3. Aspek Kenyamanan
serasi dan selaras dengan 4. Aspek kemudahan
lingkungannya
Kinerja proyek infrastruktur yang maksimal meliputi biaya, mutu baik berupa bahan/material maupun mutu hasil akhir, waktu
dan keselamatn kerja dengan melakukan tahapan, tahapan pekerjaan, yang dimulai dari persiapan, perencanaan,
penjadawalan, pelaksanaan dan pengendalian yang teliti dan mendetail

A. Manajerial, meliputi
1. Dalam sistuasi krisis terhdapa waktu maka harus
Upaya strategis yang dilakukan dilaksankan komunikasi dan sepakati oleh tim proyek;
untuk mempercapat 2. Menjaga kedispilinan tim proyek;
pelaksanaan proyek adalah 3. Melakukan rapat harian;
Waktu 4. Aktif menggali informasi mengenai potensi masalah;
membuat Risk Managemen yang Biaya 5. Melakukan update yang rutin atas jalur krisis (CPM);
berdampk atas pelaksanan dan Bahan 6. Selalu memberikan motivasi terbaik kepada karyawan dan
bagian penting dari risk pekerja;
7. Menamabah jam kerja lebur;
management adanya risk 8. Menambah personil proyek dalam rangka pengawasan;
respons dan monitoring 9. Menjag kualitas pekerjaan;
10. Memastikan ketersedian dana dan mengusahakan dana
pendamping;
B. Bahan, meliputi: 11. Mempercepat proses penagihan termin;
1. Melakukan pengiriman material yang mengunakan transportasi udara 12. Aktif berkomunikasi dengan owner dan pengawas;
yang bias menggunakantranspotasi udara; 13. Tim proyek focus terhdapa safety;Menepatkan personil
2. Selalu aktif memonitor proses pengiriman bahan; khusus untuk memonitoring.
3. Melakukan pengecekan langsung lokasi material;J
4. Jumlah suplier diushakan lebih dari satu;
5. Mengganti material imfor dengan material ready stock dengan sfesifikasi
setara;
6. Mengganti material yang langka dengan yang ready stok dengan tetap
memperhatikan kualitas;
lanjutan Waktu
C. Lingkup Pekerjaan, meliputi : Biaya E. Tenaga kerja, meliputi:
1. Membuat ceklis daftar sisa pekerjaan ( update WBS); Bahan 1. Menganti tenga kerja yang kurang produktif;
2. Daftar sisa pekerjaan dengan melihat kontrak; 2. Menambah jam kerja;Aktif memantau kedisplinan pekerja;
3. Meminimalisir oerubahan lingkup pekerjaan tambah 3. Memperhatikan kelayakan tempat tinggal pekerja dan
kurang; tempat tinggal dekat dekat lokasi pekerjaan;Aktif
4. Mmebuat CPM berdasarkan WBS; berkomunikasi dengan pekerja;
5. Meperioritaskan pekerjaan masuk daftar jalur pekerjaan 4. Memberikan training rutin kepada pekerja;
kritis; 5. Menyiapakn makann pada saat jam istirahat dan
6. Mengurangi sebnayak mungkin pekerjaan kritis; meniadakan warung diekitar lokasi;
7. Menggabungkan dua tau lebih pekerjaan kritis jadi satu 6. Tenaga harus disebar pada ara pekerjaan dan tetap
dan mengurangi durasi pekerjaan dijalur kritis; dimonitor.
8. Mengurangi kuantitas pekejaan dijalur kritis;
9. Sesegra mungkin melaksanakan pekerjaan dimana lahan F. Design dan metode pelaksanaan, meliuputi:
telah siap. 1. Aktif menemukan metode pelaksanaan baru lebih efisern
D. Alat. Meliputi: dan efektif;
1. Memastikan alat selalu dirawat sesuai prosedur; 2. Aktif mengavaluasi prlaksanaan yang ada;
2. Menganti alat yang tidak sesuai; 3. Melakukan review design;
3. Memastikan tersedianya suku cadang terutama pada alat 4. Membuat metode sedimikan rupa dapat meminimalisir
yang mudah aus; dampak cuaca buruk.
4. Menganti alat dengan kapasitas besar; G. Kontrak, meliputi:
5. Membuat cadangan pembangkit tenaga listrik. 1. Melakukan negosiasi ulang apabila terjadi keterlambatan
H. Site, meliputi: kontrak;
1. Mengavaluasi site dan penataan; 2. Mencatat secara harian danmendoukmrntasikan terhdap
2. Mengidentifikasi adanya masalah site yang menghalangi prosedur alur hal hal menyebabkan keterlambatan;
proses dan material; 3. Kalau ada pekerjaan tambah atau kurang harus
3. mengurangi genangan akibat air hujan; didasarkan percepatan.
4. Lokasi site haru dalam kedaaan bersih dan rapi.
Pengendalian infrastruktur merupakan 1. Mengetahui waktu yang dibutuhklanmuntuk menyelasaikan
suatu bagian dari proyek atau proyek secara menyeluruh;
system yang mengatur semua kegiatan 2. engetahui hubungan anatar pekerjaan satu dengan pekerjaan
dalam proyek dengan tujuan agar semua lainnya;
terlohat berfungsi secara optimal, sehingga Tujuan 3. Penyedian dana/anggaran;
4. Sebagai alat dalam pelaksanaan;
pelaksanaan tepat waktusesuai jadwal
5. Sebagai alat koordinasi dan pimpinan;
proyek, serta membuat terkoordinasi dengan 6. Pengukuran, penilaian dan evaluasi;
baik agar dapat menghasilkan pekerjaan 7. Penegedalian waktu penyelesaian;
derngan kualitas yang sesuai dengan yangh 8. Penyiapan tenaga kerja, alat dan bahan (material).
.
direncanakan.

3 macam penegendalian
infrastruktur
1. Pengendalian biaya merupakan 2 Pengendalian Waktu meripakan
upaya yang dilakukan agar biaya bagian utama agar proyek dapat
pelaksanaan proyek menjadi wajar, diselsaikan dengan waktu yang tepat
murah, efisien sesuai dengan rencanan sesuai yang diurencanakan.
dan atau hasil evaluasi yang
dilaksanakan.

3. Pengendalian mutu ( materaial/mutu hasil pekerjaan) merupakan bagian utama dari


proyek infrastruktur yang dapat diselesaikamn dengan mutu yang dapat dipertanggung
jawabkan, pengendalian mutu ini berhubungan erat dengfan penggunaan bahanatau material
serta mutu hasil pekerjaan.
1. Penyelesaian pekerjaan tepat waktu;
Upaya Startegis pengendalian proyek 2. Menggunakan bahan/material yang sesui dan berkualitas;
pembangunan infrastruktur baik dari segi 3. Tidak melebihi dari anggara yang ditetapkan;J
biaya, waktu maupun mutu (bahan) 4. aminan keselamatan kemana pekerja.
.

2 Cara pengedalian dalam pembangunan proyek infrastruktur

2. Cara tidak langsung, yang


meliputi:
1. Cara langsung, yang meliputi:
a. Dokumen proyek;
a. Peninjauan;
b. Melalui rencana arus kas proyek;
b. Pengawasan;
c. Dokumen kontrak dan sfesifikasi
c. Pemeriksaan’
teknis
d. Audit
d. Prosedur dan instruksi kerja
e. Laporan proyek.
Operasional pemeliharan bangunan infrastruktur dimulai sejak tanggal penyerahan pertama yang
dituangkan dalam berita acaara pemeriksaan serah terima pertama dan dinyatakan pekerjaan
telah selesai 100 persen. Penyerahaan pertama dapat berlaku sesuai dengan masa pelaksanaan
yang tercantum didalam Syarat-Sayarat Khusus Kontrak (SSKK), lebih cepat dari SSKK atau lebih
lambat dari SSKK

Item-item tindakan operasi pada masa pemeliharaan dimana pihak penyedia jasa bertanggung jawab dalah hal:
1. Penyedia wajib memelihara hasi pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat
penyuerahan pertama pekerjaan;
2. Penyedia jasa dapat memeilih untuk memberikan jaminanpemeliharaan atau retensi sedangkan pekerjaan jasa lainnya
wajib menyampaikan jaminan pemeliharaanJika dalam rentang masa pemelihraan terdapat kerusakan maka penyedia
jasa wajib memperbaiki dan segala biaya yang dibutuhkan untuk pernbaikan menjadi tanggungjawab penyedia;
3. Jika keruskaan yang terjadi akibat unsure kedaan diluar krehendak para pihak atau tidak dapat diperkirakan
sebelumnya (kedaan Kahar) maka perbaikan menjadi tanggung jawab para pihak;
4. Peneydia diwajibkan memberikan petunjuk kepada Pejabat pembuat Komitmen (PPK) tentang pedoman pengoperasian
dan perawayan sesuai SSKK.
5. Apabila penyedia tidak memberikan pedoiman pengoeprasian dan perawatan, maka PPK berhak menhan uang retensi
atau jaminan pemeliharaan.
KESIMPULAN

1. Tahapan dalam proyek infrastruktur secara melputi tahapan konseptual, tahap perencana, tahap pelaksanaan dan tahap serah
terima.
2. Proses tahapan proyek infrastruktur dimulai dari Pra kelayayakan, kelayakan, perencanaan, operasional dan pemeliharaan.
3. Unsur-Unsur yang terlibat dalam suatu proyek perumuhan meliputi: owner/pemilik, Konsultan perencana, konsultan pengawas,
kontraktor /pelaksana..
4. Sistem hubungan kerjasama dalam proyek infrastruktur meliputi: Hubungan pemilik dan kontraktor, hubungan pemilik dengan
konsultan perencana, hubungan pemilik dengan konsultan pengawas dan hubungan kontraktor dengan konsultan pengawas
5. Keterlambatan dalam system proyek terbagi atas 3 jenis
a. Keterlambatan dimaafkan
b. Keterlambatan yang tidak dimaafkan
c. Keterlambatan yang layak dapat ganti rugi
6. Dalam proyek infrastruktur ada bebarapan keterlambatan yang diakibatkan oleh kesalahan owner, keterlambatan keselahan akibat
kontraktor, keterlambatan akibat kedua bela pihak, keterlambatan akibat bahan, keterlambatan akibat peralatan, dan juga
disebakan oleh keterlambatan keterlambatan seperti keterlambatan tenaga kerja, keterlambatan keuangan, keterlambatan akibat
faktor lingkungan, keterlambatan akibat perubahan, keterlambatan akibat faktor hubungan dengan pemerintah, keterlambatan
akibat kontrak dan keterlambatan akibat waktu.
7. Sertifikat Laik fungsi diberikan oleh pemerintah daerah kecuali bangunan fungsi khusus oleh pemerintah pusat untuk menyatakan
kelaikan fungsi bangunan sebagai syarat dimamfaatkan.
8. Kendalan untuk menjamin ketertiban hukum dalam penyelenggaraan bangunan yang andal, fungsional seimbang, serasi, selaras
denghan lingkungannya. Dan memenuhi persyaratan aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
9. Dalam melaksanakan tujuan akhir proyek infrastruktur maka perlu dilaksanakan kinerja proyek infrastruktur yang maksimal
meliputi biaya, mutu baik berupa bahan/material maupun mutu hasil akhir, waktu dan keselamatn kerja dengan melakukan tahapan,
tahapan pekerjaan, yang dimulai dari persiapan, perencanaan, penjadawalan, pelaksanaan dan pengendalian yang teliti dan
mendetail.
KESIMPULAN

10. Tujuan dan mamfaat yang penting dalam pengendalian suatu proyek infrastruktur antara lain :
a. Mengetahui waktu yang dibutuhklanm untuk menyelasaikan suatu bagian dari proyek atau proyek
secara menyeluruh;
b. Mengetahui hubungan anatar pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya;
c. Penyedian dana/anggaran;Sebagai alat dalam pelaksanaan;
d. Sebagai alat koordinasi dan pimpinan;
e. Pengukuran, penilaian dan evaluasi;
f. Penegedalian waktu penyelesaian;
g. Penyiapan tenaga kerja, alat dan bahan (material).

11. Operasional pemeliharan bangunan infrastruktur dimulai sejak tanggal penyerahan pertama yang
dituangkan dalam berita acaarapemeriksaan serah terima pertama dan dinyatakan pekerjaan trelah
selesai 100 persen.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai