TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penerapan
Menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain, penerapan adalah hal,
cara atau hasil (Badudu & Zain, 1996:1487). Adapun menurut Lukman Ali,
penerapan adalah mempraktekkan, memasangkan (Ali, 1995:1044).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun
kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Penerapan adalah perbuatan menerapkan (Salim, 2002). Sedangkan menurut
beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan
mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan
tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok
atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang saya dapatkan
dari http://kbbi.web.id/terap-2, penerapan adalah proses, cara, perbuatan
menerapkan. Dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah suatu perbuatan
mempraktekkan teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu
dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh kelompok atau golongan
yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
6
tersebut merupakan parameter yang sangat penting bagi penyelenggaraan
proyek yang diasosiasikan sebagai sasaran proyek (Soeharto, 1999).
Proyek kontruksi merupakan proyek yang berkaitan dengan
pembangunan suatu bangunan dan inftastruktur yang umumnya mencakup
pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur.
Selain itu, juga melibatkan bidang ilmu lainnya, seperti teknik industri, mesin
, elektro, geoteknik, lanskap (Irika wisiasanti dan Lenggogeni, 2013). Proyek
konstruksi adalah gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam
suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu
(Cleland dan King, 1983). Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang
bersifat sementara (waktu terbatas), tidak bersifat rutin, mempunyai waktu
awal dan waktu akhir, sumber daya terbatas, dan dimaksudkan untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Tahapan proyek kontruksi dimulai sejak munculnya prakarsa
pembangngunan selanjutnya ditindaklanjuti dengan surwei dan seterusnva,
hingga kontruksi benar-benar berdiri dan dapat dioperasikan sesuai dengan
tuiuan fungsionalnya, tahapan yang terjadi dalam pembangunan proyeknya
tidak jauh berbeda. Hanya pembagian tahapan yang bisanya disebut sebagai
siklus hidup proyek kontruksi di buat menjadi lebih terperinci walaupun
dasar dari tahapan proyek, yaitu tahap awal, menengah, dan akhir tetap dapat
terrihat dalam sikrus hidup tersebut.
Adapun tahapan dalam proyek kontruksi menurut Irika wisiasanti dan
Lenggogeni sebagai berikut :
1. Tahap konseptual atau tahap kelayakan
Tahap ini merupakan tahap awal bagi pemilik proyek atau pemberi tugas.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, antara lain :
a. Memformulasikan Gagasan,
b. Studi kelayakan yang mencakup berbagai aspek,
c. Pembuatan Strategi perencanaan.
2. Tahap perencanaan dan Desain
7
Tahap ini merupakan tahap ke dua, tahap ini sudah melibatkan beberapa
konsultan untuk membuat perencanaan bagi keberlanjutan proyek. Pada
tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan, antara lain :
a. Desain dasar perencanaan Proyek,
b. Perencanaan lebih jelas mengenai biaya dan penjadwalan Proyek,
c. Penentuan syarat dan ketentuan kontarak serta pelaksanaan
pelelangan.
3. Tahap Produksi/Pelaksanaan/Kontruksi
Tahap ini merupakan tahap ke tiga, yaitu tahap pembangunan atau
implementasi proyek kontruksi yang sudah melibatkan pelaksana atau
kontraktor. Tahap ini berisikan kegiatan-kegitan, yaitu antra lain :
a. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan dan tenaga kerja,
b. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan sipil,
c. Pengendalian dan pengujian-pengujian
4. Tahap Serah Terima/Operasional
Tahap ini merupakan tahap terkhir dalam proyek kontruksi setelah
pelaksanaan pembangunan terjadi. Pada tahap ini dilakukan, antara lain :
a. Serah terima proyek
b. Perawatan bangunan hingga jangka waktu yang telah disepakati,
c. Opersional pembangunan.
Real Estate berasal dari Bahasa Inggris, yang asal katanya berasal dari
bahasa Spanyol. Real berarti royal atau kerajaan. Real Estate disebut sebagai
suatu kawasan tanah yang dikuasai oleh raja, bangsawan dan land lord (tuan
tanah pada jaman feodal diabad pertengahan), atau singkatnya properti milik
kerajaan. Real estate seperti yang diungkapkan Gunther (1995 : 1), adalah
suatu penyediaan tanah beserta perlengkapannya yang berupa benda tidak
bergerak untuk pembangunan perumahan dan industri dengan status
kepemilikan perseorangan. Sedangkan menurut Clap (1988), bahwa real
8
estate adalah sesuatu yang secara permanen melekat padanya, seperti pohon,
bangunan, dan mineral yang berada di bawah permukaan tanah. Di Indonesia,
istilah real estate lebih cenderung ditunjukkan kepada bentuk lingkungan
perumahan yang dilengkapi dengan fasilitasnya. Namun pada dasarnya, real
estate adalah suatu produk yang dibangun di atas sejumlah lahan atau
kawasan.
Pengertian Real Estate menurut beberapa ahli :
2. Real Estate adalah tanah dan seluruh pengembang diatasnya maupun pada
tanah tersebut. Dimana pengembang diatasnya dapat berupa pembangunan
jalan, tanah terbuka (misalnya pembukaan hutan) dan selokan, dengan
demikian real estate dapat diartikan sebagai tanah dan semua pengembang
lainnya yang melekat terhadap tanah tersebut, baik yang ada diatas
maupun di tanah tersebut (Tosh,1992)
3. Real estate dapat berbentuk fisik tanah seperti struktur dan pengembangan
lainnya yang melekat secara permanen (Wurtzebach,1994).
9
bidang pembangunan perumahan dan pemukiman yang dilengkapi dengan
fasilitas sosial, fasilitas umum, dan prasarana lingkungan yang diperlukan oleh
masyarakat penghuni lingkungan dan sekitarnya.
10
terbatas, waktu yang telah ditentukan, dan mutu yang seslrai dengan
perencanaan awal, Sehingga hal ini menjadi tantangan utama seorang
manajer proyek konstruksi. Manajemen proyek dilaksanakan melalui aplikasi
dan integrasi tahapan prosesmanajemen proyek yaitu inisiasi (initialiting),
perencanaan (planning),eksekusi(executing), pengawasan (monitoring), dan
pengendalian (controlling) serta akhirnyapenutupan (closing) keseluruhan
proses proyek tersebut.
11
Dengan demikian, maka penjadwalan waktu setiap kegiatan proyek
perlu diatur secara efisien dan seoptimal mungkin sehingga tidak akan
terjadi keterlambatan penjadwalan waktu, maka kontraktor membuat
pengelolaan penjadwalan proyek sesuai dengan karakteristik proyek
konstruksi yang direncanakan dan kondisi di lapangan pada waktu
pelaksanaan, serta mudah untuk dimonitoring pada setiap waktu.
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan,
yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan
kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga
kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progress
waktu penyelesaian proyek.(Ir.Abrar Husen, MT 2008).
12
selanjutnya dapat dibuat penjadwalannya. Yang perlu diperhatikan
disini adalah waktu pengerjaan tiap paket pekerjaan dan kejadian apa
yang dihasilkan dari serangkaian paket kerja tertentu. Yang perlu
dijadwalkan adalah paket pekerjaan atau aktivitas. Sedangkankejadian
(events) dan milestone hanyalah akibat dari selesainya aktivitas. Jika
orang mengerjakan pengecatan tembok maka itu disebut aktivitas,
mulai atau selesainya pengecatan adalah kejadian. Sedangkan aktivitas
pembebasan tanah akan menghasikan milestone tersedianya lahan untuk
bangunan. Milestone digunakan untuk menandai telah selesainya
beberapa aktivitas yang kritis dan sulit. Bagi manajemen puncak,
jadwal proyek mungkin tidak perlu sedetail apa yang diperlukan oleh
personel operasional dilapangan. Jadwal dari aktivitas besar ini sering
disebut Jadwal Induk Proyek. Jadwal ini dikembangkan selama tahap
inisiasi dan bisa diperbarui setelah itu (budi santoso, 2009).
13
a. Mengetahui hubungan antar pekerjaan, baik mendahului maupun
yang mengikuti;
b. Mengetahui durasi tiap pekerjaan dan durasi proyek;
c. Mengetahui waktu mulai dan waktu akhir setiap pekerjaan;
d. Sebagai alat penyediaan dan pengendalian sumber daya
e. Sebagai alat monitoring, pengendalian dan evaluasi proyek
14
dan Elbeltagi, (2001). Menurut Birrel (1989) Proyek dengan kategori
berulang atau linier dijadwalkan dengan cara untuk meminimalkan
waktu tunggu kru dan memastikan kesinambungan sumber daya. Metode
penjadwalan linear merupakan metode efektif untuk proyek yang
memiliki karakteristik kegiatan berulang, baik yang bersifat horizontal
maupun vertikal. Menurut Mawdesley (1997) terdapat dua jenis umum
dalam metode penjadwalan linear. Proyek ini dijadwalkan dengan cara
untuk meminimalkan waktu tunggu kru dan memastikan kesinambungan
sumber daya. Metode penjadwalan linier dapat menjadi alternatif pada
penjadwalan jenis proyek berulang yang umumnya menggunakan
metode jaringan. Proyek yang dalam pengerjaannya berulang cukup
umum untuk ditemui dalam pekerjaan konstruksi.
15
juga dapat menunjukkan dengan sekilas apa yang salah pada kemajuan
kegiatan, dan dapat mendeteksi potensial gangguan yang akan datang.
Dengan demikian, Linier Of Balancing mempunyai pemahaman yang
lebih baik untuk proyek-proyek yang tersusun dari kegiatan berulang
dari pada teknik penjadwalan yang lain, karena Linier Of Balancing
memberikan kemungkinan untuk mengatur tingkat produktifitas
kegiatan, mempunyai kehalusan dan efisiensi dalam aliran sumber daya,
dan membutuhkan sedikit waktu dan upaya untuk memproduksinya dari
pada penjadwalan network (Arditi dan Albulak, 1986). Linier Of
Balancing merupakan metode yang menggunakan keseimbangan
operasi, yaitu tiap-tiap kegiatan adalah kinerja yang terus menerus.
Keuntungan utama dari
metode Linier Of Balancing ini yaitu menyediakan tingkat produktifitas
dan informasi durasi dalam bentuk format grafik yang relative lebih
mudah. Selain itu, plot Linier Of Balancing dapat menunjukkan dengan
sekilas apa yang salah pada kemajuan kegiatan, dan dapat memprediksi
potensi gangguan yang akan dating(Hilmi, 2008). Menurut Arditi dan
Albulak (1986),
16
Finlandia, Linier Of Balancing telah menjadi alat penjadwalan yang
pokok pada perusahaan besar konstruksi sejak tahun 1980 an, di mana
Linier Of Balancing digunakan untuk penjadwalan proyek-proyek yang
spesial dan proyek konstruksi residential (Kiiras, 1989; Kankainen dan
Sandvik, 1993) dengan menggunakan bantuan software DYNA Project.
Keuntungan yang didapat dengan bantuan software ini antara lain, yaitu :
meminimalkan resiko penjadwalan, menjadi cara analisis alternatif yang
lebih baik, mempercepat durasi proyek, cepat dalam memeriksa
kelayakan
jadwal, menjadi standar pelaporan kemajuan waktu riil untuk
manajemen dan memungkinkan optimasi kontrol kegiatan.
17
3. Membantu mencegah timbulnya permasalahan perekrutan tenaga kerja
selama proses konstruksi.
4. Memberikan kemampuan project manager untuk memastikan proses
perpindahan antar unit kerja dengan konflik minimal dan mengurangi
waktu tunggu pekerja dan peralatan.
18
Gambar 2.1. Penjadwalan Linier Of Balancing yang menunjukkan
Konflik yang harus di hindari (Sumber : Hinze, 2008)
19
q = kuantitas unit pada LoB
m = kecepatan pengiriman
t = waktu
c = konstanta
Di mana :
q1 = kuantitas unit ke-1 pada Linier Of Balancing
t1 = waktu untuk unit ke-1
q2 = kuantitas unit ke-2 pada Linier Of Balancing
t2 = waktu untuk unit ke-2
20
variabel yang digunakan umumnya sama dan dapat ditemukan pada
metode penjadwalan lainya seperti jumlah jam kerja per hari, jumlah
hari kerja, dan jumlah jam kerja per minggu. Namun pada metode ini
terdapat variabel target pencapaian jumlah pekerjaan yang ditentukan
perencana.
21
d. Penundaan
Menurut Hinze (2008) garis aktifitas pada metode Line of Balance
tidak boleh saling mengganggu atau mendahului dan juga tidak boleh
saling berpotongan (no cross) atau dengan kata lain rangkaian
aktivitasnya berurutan dan tidak boleh saling mengganggu atau saling
mendahului. Artinya progress atau kemajuan pekerjaan dari aktifitas
yang mengikuti (successor) tidak boleh mendahului aktifitas yang
mendahuluinya (predecessor). Bila ini sampai terjadi, maka akan
terjadi konflik kegiatan atau dapat mengganggu semua jalannya
proyek tersebut. Maka perlu dilakukan penundaan pada jenis
pekerjaan tersebut agar pekerjaan yang direncanakan tetap berjalan
sesuai antara successor danpredecessor pekerjaan tersebut.
2.5.5 Buffer
Menurut Kenley dan Seppanen (2009), Buffer adalah penyerapan
yang memungkinkan untuk mengatasi gangguan antara tugas-tugas atau
lokasi yang berdekatan, buffer merupakan komponen dari hubungan
logika antara dua tugas tapi yang dapat menyerap penundaan. Buffer
tampak sangat mirip dengan kelambanan (float), yang digunakan untuk
melindungi jadwal dan dimaksudkan untuk menyerap variasi kecil dalam
produksi. Menurut Hinze (2008) terdapat dua jenis buffer di dalam LoB,
yaitu time buffer dan distance/space buffer.
22
menggunakan kelompok pekerja yang lebih banyak daripada kegiatan
yang mengikuti.
2.5.6 Produktivitas
Menurut Riyanto (1986) secara teknis produktivitas adalah suatu
perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan
sumber daya yang diperlukan (input). Menurut Faisol (2010), definisi
produktivitas adalah:
1. Perbandingan antara output dan input. Inputnya adalah tenaga, kerja,
alat, material, energi dan uang. Sedangkan outputnya adalah quantity,
barang dan jasa.
2. Produksi/hasil dari suatu pekerjaan oleh satuan tenaga kerja dalam satu
satuan waktu.
23
b. Pelatihan
Pelatihan yang dimaksud adalah pekerjaan yang diberikan
sebelumnya dengan tujuan meningkatkan produktivitas.
c. Motivasi
Salah satu fungsi manajemen adalah pengarahan (directing) dan
menggerakan SDM agar dapat melaksanakan apa yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Hayness
motivasi adalah sesuatu yang ada di dalam dirinya untuk melakukan
sesuatu.
d. Umur
Yang maksud disini, umur terlalu muda atau terlalu tua
mengakibatkan produktivitas berkurang, sehingga umur yang
produktif mempengaruhi produktivitas.
e. Lembur
Kerja lembur mempunyai indikasi penurunan produktivitas karena
bekerja di waktu istirahat, namun hal ini tetap dilakukan demi
mengajar schedule proyek.
f. Kepadatan Tenaga
Kepadatan tenaga kerja pada satu luasan tertentu jika mencapai titik
jenuh (optimal) akan menurunkan angka produktivitas. Makin padat,
makin sibuk, timbul gangguan pergerakan manusia dan alat, maka
produktivitas akan menurun (indeks produktivitas naik).
g. Komunikasi
24
Salah satu penyebab keberhasilan/kegagalan proyek/rendahnya/
tingginya produktivitas proyek atau tenaga kerja adalah
memiliki/tidak memiliki system komunikasi yang baik.
3. Iklim/cuaca
Pengaruh iklim/cuaca terhadap produktivitas adalah:
a. Udara yang panas dengan temperatur tinggi akan mempercepat rasa
lelah, sehingga produktivitas turun.
b. Begitu juga pada daerah yang dingin pada waktu salju turun,
produktivitas kerja turun.
4. Peralatan
Peralatan yang baik dan jumlah mencukupi mendukung juga untuk
peningkatan produktivitas
5. Material
Ketersediaan material yang cukup dan sesuai spesifikasi juga
mendukung untuk peningkatan produktivitas.
6. Ukuran besar proyek
7. Manajemen
Manajemen yang baik dalam pengelolaan proyek dapat meningkatkan
produktivitas proyek yang sedang dilaksanakan.
25
4. Komposisi kelompok kerja
5. Kerja lembur
6. Ukuran besar proyek
7. Pekerja langsung versus sub kontraktor
8. Kurva pengalaman
9. Kepadatan tenaga kerja
26
Merode Penjadwalan Line penjadwalan proyek yang sesuai
Of Balancing pada Proyek bagi proyek yang memiliki
Konytruksi Repetitif pekerjaan repetitive dan
Menganalisa kelebihan dan
kekurangan LOB dari segi
penggunaan metode, perhitungan
kecepatan produksi, logika
ketergantungan, dan hambatan
pada aktivitas
27