TINJAUAN PELAKSANAAN
Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukan baik yang ada di atas, di bawah tanah dan/atau di air.Bangunan pun
dikerjakan setelah melalui beberapa proses seperti pada perencanaan yang merupakan tahap
yang sangat penting karna menyangkut dengan penyusunan rencana teknis (desain) bangunan
sampai dengan penyiapan dokomen-dokumen lelang. Biasanya didalam penyusunan rencana
teknis bangunan tersebut menggunakan penyedia jasa perencana konstruksi atau disebut
konsultan perencana.Bisa yang berbadan hukum atau perorangan yang ahli atau berkompeten
dalam jasa konsultan,pada proses penyusunan rencana teknis tersebut berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja (KAK),disesuaikan dengan pedoman dan ketentuan standar teknis yang
berlaku.Bila perencanaan suatu proyek telah disepakati dan disetujui oleh pihak-pihak yang
berkepentingan maka pekerjaan proyek dilakukan dan dikerjakan oleh kontraktor yang telah
di tunjuk dalam proses tender.
Bangunan atas adalah bagian bangunan yang berada diatas permukaaan lantai.
Bangunan atas merupakan bagian yang berfungsi mendukung maksud pendirian bangunan
tersebut. Bagian – bagian bangunan atas diantaranya kolom, dinding, ventilasi, balok latei,
balok ring, kuda – kuda dan atap.
2. Bangunan bawah
Bangunan bawah adalah bagian suatu bangunan yang terletak dibawah permukaan
tanah. Bangunan bawah berguna untuk menopang bangunan atas sehingga harus mempunyai
struktur yang kuat, tidak mudah bergerak, dan kondisinya stabil. Yang termasuk bagian
bangunan bawah meliputi pondasi dan balok beton ( sloof).
.a. Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruang
yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas,debu, hujan, angin atau untuk keperluan
perlindungan. Meskipun atap itu ringan, pengaruh luar terhadap konstruksi dan penutupnya
baik terhadap suhu ( sinar matahari ), cuaca ( air hujan dan kelembapan udara ), serta
keamanan terhadap gaya horizontal ( angin dan gempa ), dan kebakaran harus tetap di jamin.
b. Ring balok adalah balok beton yang terletak di atas dinding yang ada
dibawahnya,stabilisator dan pengunci ujung atas kolom, serta menerima beban dari rangka
atap dan
c. kolom lantai 2 adalah sruktur yang menerima beban dari ring balok dan atap untuk
diteruskan ke struktur yang dibawahnya.
d. dinding adalah struktur padat yang membatasi dan kadang mlindungi suatu area. Dinding
membatasi suatu bangunan menjadi ruangan-ruangan atau membatasi suatu ruang di alam
terbuka.
e. plat adlah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat
pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang satu dengan tingkat lainnya. Plat
lantai didukung oleh balok- balok yang bertumpu pada kolom;kolom bangunan.
f. kolom lantai 1 adalah struktur yang berfungsi untuk menerima beban yang diatasnya
untuk diteruskan ke fondasi.
a. Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pndasi bangunan. Jenis beton
kontruksi beton bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan rumah atau gedung,dan
posisinyanpada lantai satu atau orang orang menyebutnya lantai dasar.
b. Fondasi adalah bagian dari struktur bangunan paling bawah yang berfungsi memikul
dan meneruskan beban dari bangunan termasuk beban – beban yang bekerja pada
bangunan dan berat fondasi itu sendiri menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya.
Fondasi terbagi dalam tiga jenis yaitu fondasi dangkal, fondasi sedang, dan fondasi
dalam.
PEMILIK PROYEK
DINAS KESEHATAN
Hubungan Kontraktual
Keterangan :
Hubungan Koordinasi
asi
DINAS KESEHATAN
AYUB ABAKOLO
KONTRAKTOR PELAKSANA
KONSULTAN PENGAWAS
CV. ILE APE
CV. ELEGEN ENTETE
DESAIN
DIREKTUR
SUBHAN A. LALANG
KEPALA PROYEK
HAMKA DJALIL
PELAKSANA ADMINISTRASI
Rekapitulasi
A. Persiapan alat
Peralatan yang dipakai untuk pembuatan struktur kolom pada gedung Puskesmas
Kenarilang Alor adalah:
1. Dump truck
Adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut material dari lokasi
pengambilan kelokasi pencampuran.
2. Bar cutter
Adalah mesin yang dipakai untuk memotong baja tulangan sesuai dengan ukuran
yang terdapat dalam gambar.
3. Unting-unting
Adalah sebagai alat untuk mengecek kelurusan kolom.
4. Gergaji
Adalah sebagai alat untuk memotong usuk atau multipleks.
5. Palu
Adalah sebagai alat untuk memaku.
6. Meter roll
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur
7. Sekop
Digunakan untuk mengaduk dan menaruh campuran dari tempat campuran untuk
dibawa ketempat pengecoran.
8. Ember cor
Digunakan untuk mengangkat campuran dari tempatnya ke lokasi pengecoran.
9. Sendok spesi
Digunakan untuk keperluan-keperluan tertentu.
10. Siku
Digunakan untuk membuat tanda pada kayu ataupun untuk menggaris.
11. Mesin Molen
Digunakan untuk mengaduk campuran beton.
11.Katrol
Digunakan untuk menarik campuran yang telah diisi di ember untuk pengecoran.
5. Baja tulangan
Baja tulangan yang dipakai untuk pekerjaan kolom pada proyek Pembangunan
gedung Puskesmas Kenarilang Alor adalah :
Kolom I :
a. Tulangan pokok Ø 16mm
b. Tulangan beugel Ø 8mm
c. Kawat pengikat beugel yang dipakai adalah kawat Ø 1mm.
Kolom anak :
a. Tulangan pokok Ø 12mm
b. Tulangan beugel Ø 8mm
c. Kawat pengikat beugel yang di pakai adalah kawat Ø 1mm
Alat dan bahan yang digunakan pada pekerjaan pembesian kolom adalah:
1. Alat.
a. Bar cutter
b. Bar bending
c. Kunci pembengkok besi atau flasher
d. Landasan atau mal pembengkok besi
e. Kakatua
2. Bahan.
Bahan yang digunakan untuk tulangan pokok kolom adalah besi dengan ukuran Ø
16mm dan Ø 12 mm, sedangkan untuk beugel digunakan besi dengan ukuran Ø 8mm
dan untuk kawat ikat digunakan kawat dengan Ø 1mm dengan panjang 40cm.
Langkah-langkah pekerjaan pembesian:
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Mempelajari gambar kerja dengan baik.
c. Mengukur dan memotong besi sesuai dengan ukuran yang terdapat dalam gambar
kerja baik tulangan pokok maupun beugel.
d. Membuat kait pada tulangan pokok dan beugel kemudian bentuk sesuai gambar
kerja.
e. Memasang tulangan pokok sesuai dengan gambar kerja.
f. Memasang tulangan beugel dengan jarak tiap beugel adalah 10cm untuk sengkang
tumpuan dan 15cm untuk sengkang lapangan kemudian diikat dengan
menggunakan kawat ikat sebanyak 1 kawat ikat setiap ikatan.
g. Setelah semua penulangan selesai,kemudian dipasang dengan cara tulangan pokok
diikat pada tulangan join dari kolom lantai 1dan diikatkan pada tulangan
balok.tulangan ditopang dengan menggunakan usuk atau balok dengan tujuan agar
tulangan kolom tersebut tidak bergerak.
Gambar3.2 Pemasangan tulangan
h. . tulangan ditopang dengan menggunakan usuk atau balok dengan tujuan agar
tulangan kolom tersebut tidak bergerak.
.
Gambar 3.5 pemasangan bekisting
h. Lakukan hal yang sama seperti diatas, dengan cara mempertemukan kedua sisi-sisi
membungkus tulangan yang telah berdiri, supaya acuan berbentuk persegi panjang
dan dipaku supaya kedua sisi saling berpegangan.
i. Pasang skoor dan diikat dengan jarak 50 cm setinggi bekisting kolom agar menahan
tekanan-tekanan dari dalam pada saat pengecoran berlangsung.
j. Pasanglah balok untuk menopang bekisting yang sudah berdiri dengan tujuan agar
bekisting tetap kokoh.
k. Pasang unting-unting dan waterpas untuk mengecek kelurusan kolom tersebut.
C. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran beton adalah proses menuangkan hasil campuran antara semen
Portland, agregat halus dan kasar serta air dengan spesifikasi tertentu kedalam bekisting,
sehingga terisi penuh. Karena pengecoran merupakan salah satu faktor yang menentukan
mutu beton, maka pelaksanaan pengecoran tidak sembarangan dilakukan, melainkan harus
memenuhi persyaratan dan langkah pengecoran yang telah ditentukan.
Syarat- syarat yang harus dipenuhi dalam pengecoran adalah bidang kontak
(acuan dalam) sudah bebas dari bahan- bahan yang tidak dibutuhkan. Misalnya :
potongan- potongan kayu, peralatan perkerjaan, dan sebagainya yang dapat merusak
bentuk kolom setelah dilakukan pengecoran.
a.Dump Truck
alat untuk mengangkut material dari lokasi pengambilan ke lokasi pembangunan)
b .Mesin Molen
Digunakan untuk mengaduk campuran beton.
c. Sekop
Digunakan untuk mengaduk dan menaruh campuran dari tempat campuran untuk
dibawa ketempat pengecoran.
d.Ember cor
Digunakan untuk mengangkat campuran dari tempatnya ke lokasi pengecoran.
e.Sendok spesi
Digunakan untuk keperluan-keperluan tertentu.
2.Bahan yang digunakan pengecoran
a.Semen Portland
b.Kerikil (Agregat kasar)
c.Pasir (Agregat halus)
d. Air
Proses pengecoran meliputi :
a. persiapan alat dan bahan
b. Pengadukan campuran beton
Pengadukan disini mengunakan mesin aduk, sehingga orang yang
mengoperasikan mesin aduk ini harus juga berhati-hati, jangan sampai terjadi
kecelakaan. langkah pertama masukan pasir ke dalam mixser kemudian semen
tunggu beberapa saat hingga adukan antara pasir dan semen benar-benar telah
tercampur secara merata, setelah itu masukan kerikil atau agregat sesuai dengan
ukuran, tunggu hingga pasir, semen dengan kerikil tercampur secara merata
kemudian masukkan air secukupnya hingga rata, maka campuran beton tersebut,
siap untuk dituangkan ke tempat campuran yang sudah disiapkan.
Perbandingan campuran yang digunakan untuk pengecoran kolom
gedung Puskesmas Kenarilang Alor adalah 1 semen : 3 pasir : 5 kerikil. (K
250 )
D.Pembongkaran Bakesting
Pekerjaan pengecoran sudah mencapai kekuatan yang maksimal yaitu 28
hari, maka acuan sudah bisa kita bongkar karena pada waktu itu di perkirakan
bahwa pengikatan pada beton sudah terjadi (mencapai kuat tekan) seperti dalam
perencanaan. Pembongkaran bakesting ini terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas, Pembongkaran bakesting ini dilakukan
dengan hati-hati agar material bakesting tidak rusak, dan dapat dipakai lagi pada
pekerjaan berikut.
Gambar 3.10 pembongkaran bekisting
3 12
4 12
Kolom ukuran 25/25
Besi = 8 Ø 16
Tinggi kolom×JumlahTulangan
Kebutuhan besi = PanjangBaja/Batang
3.2 x 8
= 12
= 29.9 batang Ø 16
Kebutuhan Beugel
Tinggikolom = 3.2 m
Tinggi kolom
Jumlah beugel = Jarak Beugel
3.2
= 0,15= 21.33 buegel
298.7×0.90
= 12
= 22.4 batang Ø8
Pekerjaan Bekesting
Kebutuhan Trikpleks
Tebal Multiplek = 9 mm
= 2.9768
= 3.2 m2
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑔𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔
Kebutuhan tripleks untuk 1 buah kolom =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑒𝑘
3.2
= 2.9768 = 1.07 = 1.5 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
= 71.43 buah/m3
Maka jumlah kayu yang dibutuhkan = Total Volume Pekerjaan kolom x jumlah kayu/m3
= 2.8 m3x 71.43 buah
= 200.004s
= 201 buah kayu
a. Kolom 15 x 20
P = 0.15 ; L = 0.20 ; T = 3.2 m
Volume = P x L x T
= 0.096 m3
Karena jumlah kolom 15 x 20 ada 7 buah kolom maka
Total Volume = 0.096 x 7 buah kolom
= 0.672 m3
Pekerjaan Pembesian
Besi = 4 Ø 12
3.2 x 4
= 12
= 7.47 batang Ø 12
Kebutuhan Beugel
Tinggikolom = 3.2 m
Tinggi kolom
Jumlah beugel =
Jarak Beugel
3.2
= 0,15= 21.33 buegel
149.31 ×0.60
=
12
= 7.46batang Ø8
Pekerjaan Bekesting
Kebutuhan Trikpleks
Tebal Multiplek = 9 mm
= 2.9768
= 2.24 m2
luasbegisting
Kebutuhan tripleks untuk 1 buah kolom =
luasmultiplek
2.24
= = 0.75 = 1 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
2.9768
Kebutuhan tripleks untuk seluruh kolom = 1 x 7 buah kolom
= 7 lembar
1
Kayu ukuran 5/7 untuk 1m3 =
0.05 x 0.07 x P
1m2
=
0.05 x 0.07 x 4
= 71.43 buah/m3
Maka jumlah kayu yang dibutuhkan = Total Volume Pekerjaan kolom x jumlah
kayu/m3
= 0.672 m3x 71.43 buah
= 48.001
= 49m3
b. Pekerjaan beton
Menggunakan beton mutu f’c = 21,7 MPa (K 250)
Semen : 384 kg
Pasir : 692 kg
Kerikir : 1039 kg
a. Pengendalian alat
b. Pengendalian bahan
c. Pengendalian mutu
d. Pengendalian waktu
e. Pengendalian biaya
f. Pengendalian tenaga kerja
g. Pengendalian laporan
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam memilih bahan- bahan yang
digunakan adalah:
a. Portland Semen
Digunakan Portland semen jenis II menurut BI-82 atau type I menurut
ASTM dan memenuhi S.400 menurut standar Porland Semen yang digariskan
oleh Assosiasi Semen Indonesia (semen kupang ).
d. Besi Beton
1. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton
2. .Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulagan pada
tempatnya.
3. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan
sertifikat dari laboratorium baik pada waktu pemesanan maupun secara
periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan (stress-
strain) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi atau 1 truck, yang mana
yang tercapai lebih dahulu. Pengetesan dilakukan pada laboratorium-
laboratorium yang disetujui oleh pengawas.
3.4.4 Pengendalian Mutu
Selain itu juga digunakan time schedule atau jadwal pelaksanaan kegiatan.
Pada time schedule perencana dan pelaksana tidak harus selalu sama, kadang
mengalami kenaikan dan penurunan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
: kendala teknis, salah menafsir rencana kerja serta keadaan cuaca atau iklim.
Biasanya pada waktu tertentu dilakukan rapat koordinasi untuk mengevaluasi
masalah-masalah yang dihadapi selama pelaksanaan. Dalam Proyek
Pembangunan Gedung Puskesmas Kenarilang Alor waktu pelaksanaan adalah
160 hari kerja.
Untuk memperlancar kegiatan proyek ini dilihat dengan waktu kerja yang
telah ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja adalah sebagai berikut:
1. Perkiraan Pendahuluan
Perkiraan pendahuluan membantu program pengendalian biaya dengan
fungsi sebagai penguji perdana terhadap anggaran dan memperlihatkan
pelampauan biaya yang cukup dini agar tim proyek dapat mempertimbangkan
kembali rencana yang telah dibuat untuk mencari kemungkinan alternatif.
Pelampauan yang telah diperlihatkan dapat mendorong diadakannya suatu revisi
mengenai kriteria yang dipakai untuk jenis-jenis pekerjaan dimasa mendatang
sehingga dapat mempertahankan anggaran secara keseluruhan.
3.Perkiraan Definisi
Pekiraan definisi menetapkan biaya yang diramalkan dari proyek dengan
kemungkinan kesalahan yang kecil. Bila 100% dari kontrak-kontrak telah
diluluskan, maka biaya tak terduga umumnya terbatas pada penyediaan untuk
perubahan rencana yang timbul karena adanya gangguan atau kesalahan atau
resiko usaha lainnya yang melekat pada proyek itu. Pada beberapa proyek dapat
dibuat suatu perkiraan definitif dengan tingkat ketetapan yang cukup baik, bilah
mana 50% dari kontrak telah diluluskan.