Anda di halaman 1dari 41

BAB III

TINJAUAN PELAKSANAAN

3.1 Tinjauan Umum

3.1.1 Ruang Lingkup Pekerjaan

Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukan baik yang ada di atas, di bawah tanah dan/atau di air.Bangunan pun
dikerjakan setelah melalui beberapa proses seperti pada perencanaan yang merupakan tahap
yang sangat penting karna menyangkut dengan penyusunan rencana teknis (desain) bangunan
sampai dengan penyiapan dokomen-dokumen lelang. Biasanya didalam penyusunan rencana
teknis bangunan tersebut menggunakan penyedia jasa perencana konstruksi atau disebut
konsultan perencana.Bisa yang berbadan hukum atau perorangan yang ahli atau berkompeten
dalam jasa konsultan,pada proses penyusunan rencana teknis tersebut berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja (KAK),disesuaikan dengan pedoman dan ketentuan standar teknis yang
berlaku.Bila perencanaan suatu proyek telah disepakati dan disetujui oleh pihak-pihak yang
berkepentingan maka pekerjaan proyek dilakukan dan dikerjakan oleh kontraktor yang telah
di tunjuk dalam proses tender.

3.1.2 Data umum proyek

Adapun data-data umum proyek mengenai proyek, yaitu :

Nama Paket Pekerjaan : Rehabilitasi / Renovasi Puskesmas Kenarilang

Nama PPK : Ayub Abhakolo

Alamat : Jl.Prof D.R.W.Z Johanes Kalabahi,Kabupaten Alor

No./ Tanggal Kontrak : PPK.Dinkes/08/Fisik/2017,Tanggal 24 Mei 2017

No./ SPMK Kontrak : PPK.Dinkes/08/Fisik/2017,Tanggal 24 Mei 2017

Nilai Kontrak : Rp. 1.694.000.000

Sifat Kontrak : Lump Sum

Sumber Dana : Dana Alokasi Khusus Dasar (DAK DASAR )

Konsultan Perencana : CV.Fatusahan Desain


Konsultan Pengawas : CV.Elegant Entente Desain

Kontraktor Pelaksana : CV.Ile Ape

Jangka Waktu Pelaksanaan : 160 ( Seratus Enam Puluh) hari kalender

Masa Pemeliharaan : 90 (Sembilan Puluh ) hari kalender

Gambar 3.1 Papan Proyek

3.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

Dalam pelaksanaan sebuah proyek meliputi banyak hal seperti


pekerjaan beton seperti pondasi,sloof,kolom,balok,plat lantai, dan tangga beton.
Pekerjaan tersebut tentu melalui beberapa metode seperti :
a. Persiapan, seperti persiapan material dan alat contohnya besi beton, kawat beton,
semen,pasir, dan lainnya
b. Fabrikasi besi tulangan, ini memerlukan tempat yang cukup luas untuk
menaruh,memotong besi beton, dan membengkoknya sesuai dengan gambar yang
telah ada
c. Pembuatan bekisting, pekerjaan ini dikerjakan dilokasi proyek untuk memudahkan
pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya.
d. Pengecoran Beton, sebelum dicor kontraktor harus membuat Job Mix Formula untuk
menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton
sesuai yang diharapkan
e. Perawatan Beton, dalam hal ini biasanya perawatan dilakukan dengan cara
menyemprotkan air secara rutin selama satu minggu lalu bekisting dibongkar setelah
mencapai umurnya, seperti pada pekerjaan plat lantai.
Dan adapun pelaksanaan pekerjaan struktur dalam proyek gedung Puskesmas
Kenarilang meliputi:
1. Bangunan atas

Bangunan atas adalah bagian bangunan yang berada diatas permukaaan lantai.
Bangunan atas merupakan bagian yang berfungsi mendukung maksud pendirian bangunan
tersebut. Bagian – bagian bangunan atas diantaranya kolom, dinding, ventilasi, balok latei,
balok ring, kuda – kuda dan atap.

2. Bangunan bawah

Bangunan bawah adalah bagian suatu bangunan yang terletak dibawah permukaan
tanah. Bangunan bawah berguna untuk menopang bangunan atas sehingga harus mempunyai
struktur yang kuat, tidak mudah bergerak, dan kondisinya stabil. Yang termasuk bagian
bangunan bawah meliputi pondasi dan balok beton ( sloof).

Adapun struktur dari bangunan atas adalah :

.a. Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruang
yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas,debu, hujan, angin atau untuk keperluan
perlindungan. Meskipun atap itu ringan, pengaruh luar terhadap konstruksi dan penutupnya
baik terhadap suhu ( sinar matahari ), cuaca ( air hujan dan kelembapan udara ), serta
keamanan terhadap gaya horizontal ( angin dan gempa ), dan kebakaran harus tetap di jamin.

b. Ring balok adalah balok beton yang terletak di atas dinding yang ada
dibawahnya,stabilisator dan pengunci ujung atas kolom, serta menerima beban dari rangka
atap dan
c. kolom lantai 2 adalah sruktur yang menerima beban dari ring balok dan atap untuk
diteruskan ke struktur yang dibawahnya.

d. dinding adalah struktur padat yang membatasi dan kadang mlindungi suatu area. Dinding
membatasi suatu bangunan menjadi ruangan-ruangan atau membatasi suatu ruang di alam
terbuka.

e. plat adlah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat
pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang satu dengan tingkat lainnya. Plat
lantai didukung oleh balok- balok yang bertumpu pada kolom;kolom bangunan.

f. kolom lantai 1 adalah struktur yang berfungsi untuk menerima beban yang diatasnya
untuk diteruskan ke fondasi.

Adapun struktur dari bangunan bawah adalah :

a. Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pndasi bangunan. Jenis beton
kontruksi beton bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan rumah atau gedung,dan
posisinyanpada lantai satu atau orang orang menyebutnya lantai dasar.
b. Fondasi adalah bagian dari struktur bangunan paling bawah yang berfungsi memikul
dan meneruskan beban dari bangunan termasuk beban – beban yang bekerja pada
bangunan dan berat fondasi itu sendiri menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya.
Fondasi terbagi dalam tiga jenis yaitu fondasi dangkal, fondasi sedang, dan fondasi
dalam.

3.2 Manajemen Proyek


3.2.1 Pengertian
Manejemen berasal dari kata dasar to manage, dan berasal pula dari kata latin
″Managiore dan Agare, yang berarti tangan dan melaksanakan. Berdasarkan asal
karanya para ahli atau pakar mendefinisikan manajemen sebagai berikut:
a. H. Koontz dan O Donnel yang dikutip dari Aldag (1987) menyatakan bahwa
manajemen berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan yang dilakukan melalui
dan dengan orang lain.
b. Mary Parket pollet dikutip dari Bambang Mulyanto (1995) mengatakan bahwa
manajemen sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain.
c. George Terry dikutip dari A. B. Siregar (1987) berpendapat bahwa manajemen adalah
proses yang membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan dan pengendalian, dengan memanfaatkan ilmu dan seni agar tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
d. Prof. Mathias Aroef dikutip dari A. B. Siregar (1987) mengemukakan bahwa
manajemen adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama, dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sedangkan pengertian proyek menurut Ir. Imam Soeharto (1997) adalah
kegiatan sekali lewat dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk mecapai hasil
akhir yang telah ditentukan.
Sedangkan, pengertian Proyek menurut Kadaria (2001), proyek adalah suatu
keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat,
atau suatu kegiatan dengan pengeluaran biaya dan dengan harapan-harapan untuk
memperoleh hasil pada waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dan
melaksanakan sebagai satu unit. Pengertian lain dari proyek adalah merupakan
rangkaian kegiatan yang mempunyai dimensi waktu, biaya, dan mutu, guna
mewujudkan gagasan yang timbul dari naluri manusia untuk berkembang.
Mewujudkan gagasan tersebut menjadi proyek, maka perlu dibuat studi kelayakan
sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya proses itu dilaksanakan. Suatu proyek
dapat diselenggarakan oleh instansi pemerintah, badan-badan swasta, atau organisasi-
organisasi oleh perorangan.
Unsur-unsur utama yang ada dalam proyek yaitu:
1. Biaya pendanaan dan inventasi.
2. Mutu sesuai standar yang diinginkan dan persyaratan yang jelas.
3. Jumlah atau kuantitas yang menyatakan besar atau jumlah dimensi.
4. Waktu yang menyatakan kapan dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan proyek.
Maanfaat suatu proyek dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:
1. Maanfaat langsung, dapat berupa kenaikan dalam nilai hasil/output dan penurunan
biaya.
2. Manfaat tidak langsung adalah manfaat yang timbul atau dirasakan diluar proyek
karena adanya realisasi sesuatu proyek.
3. Manfaat yang tidak dapat dinyatakan kapan dan berapa lama waktu yang
diperlukan/untuk melaksanakan proyek.
Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin dan
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang
telah ditetukan. Jadi pengertian manjemen proyek adalah sebagai penentuan serta
pengorganisasian atas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan
manajemen proyek. Dari definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen proyek adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terencana untuk
mencapai suatu tujuan yang konkrit dan harus diselesaikan dalam kurun waktu
tertentu dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.

3.2.2.Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek


Dalam pelaksanaan proyek pemilik proyek membentuk suatu tim yang bisa
dipercaya untuk melaksanakan proyek ini. Tim tersebut yaitu tim perencana, tim
pengawas, dan tim pelaksana yang bertanggung jawab langsung kepada proyek dan
berhak menentukan pihak-pihak lain sebagai sub kontraktor. Sub-sub kontraktor ini
secara langsung bertanggung jawab kepada tim pelaksana yang bertindak sebagai
kontraktor utama.
Berikut ini adalah pihak-pihak yang terlibat dan tugasnya masing-masing:
A. Pemilik Proyek (Owner).
Pemilik proyek (owner) adalah perseorangan atau badan usaha yang
mempunyai gagasan mendirikan suatu bangunan/proyek. Dalam hal ini pihak Dinas
Kesehatan Alor,sebagai pemilik proyek yang bertugas sebagai berikut:
1. Menyediakan biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek.
2. Menentukan perencanaan pelaksanaan.
3. Berhak mengetahui kondisi proyek dan pekerjaan yang sedang dilaksanaakan.
4. Mengadakan perubahan bila dirasa perlu.
5. Berhak menghentikan dan mencabut pekerjaan apabila terjadi penyimpangan.
B. Konsultan Perencana.
Konsultan Perencana adalah perusahaan perorangan atau badan usaha penjual
jasa konsultasi yang mempergunakan keahlianya berdasarkan suatu pemberian tugas,
mengerjakan perencanaan, memberikan nasihat atau jasa lain yang berhubungan
dengan perencanaan dan pembangunan dibidang teknik bangunan. Yang menjadi
konsultan perencana pada proyek Pembangunan Pembangunan Gedung Puskesmas
Kenarilang Alor adalah :
CV. FATUSAHAN DESAIN
Tugas dan wewenang konsultan perencana adalah:
1. Merencanakan proyek sesuai dengan keinginan pemilik.
2. Melakukan perhitungan struktur dan biaya proyek secara menyeluruh.
3. Membuat gambar konstruksi dan perencanaan.
4. Mempertimbangkan usulan pemilik mengenai masalah desain.
5. Memberikan penjelasan kepada kontraktor tentang isi dokumen kontrak bila
diperlukan.
C. Konsultan Pengawas.
Konsultan pengawas adalah perorangan atau perusahaan jasa konsultasi
yang mengawasi secara menyeluruh atas pelaksanaan kegiatan pembangunan proyek
dari awal pekerjaan hingga selesai yang telah di bicarakan dalam kontrak kerja
(tender). Yang menjadi konsultan pengawas pada proyek Pembangunan Gedung
Puskesmas Kenarilang Alor adalah :
CV. ELEGANT ENTENTE DESIGN
Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah:
1. Menguji rancangan teknis, gambar-gambar, data, acuan pengukuran dan spesifikasi
teknik yang selanjutnya dengan persetujuan pimpro dapat mengadakan perubahan bila
dipandang perlu.
2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengenai kemajuan fisik proyek.
3. Membuat laporan kemajuan proyek.
4. Memberikan peringatan tertulis apabila terjadi kelalaian menyebabkan terjadinya
penyimpangan dari ketentuan dokumen proyek.
5. Mengawasi dan menguji kualitas bahan-bahan bangunan yang akan dipakai.
6. Membandingkan prosentase pekerjaan dengan time schedule yang direncanakan.
D. Kontraktor.
Kontraktor adalah perusahaan perorangan yang bekerja dibidang jasa
sesuai anggaran dasarnya didirikan oleh notaris dengan suatu bidang pekerjaan dan
klasifikasinya melalui prakualifikasi oleh rekanan terseleksi yang diselenggarakan
oleh asosiasi. yang menjadi kontraktor pada proyek pembangunan Pembangunan
Gedung Puskesmas Kenarilang Alor adalah :
CV. ILE APE
Tugas dan wewenang kontraktor adalah:
1. pekerjaan sesuai kontrak berdasarkan gambar rencana dan peraturan yang ditetapkan.
2. Membuat time schedule apabila diperlukan.
3. Membuat jadwal pengadaan bahan atau material utama serta mengirim bahan kelokasi
proyek.
4. Bersama dengan konsultan pengawas melakukan pemeriksaan atas pekerjaan yang
diselesaikan.
Agar proyek tersebut dapat diselesaikan dengan sukses, maka perlu adanya
hubungan kerja atau koordinasi yang baik antara pemilik proyek, konsultan, dan
kontraktor. Oleh karena itu pihak-pihak yang terlibat didalam proyek harus tahu betul
mana yang menjadi hak dan kewajibanya masing-masing,dan pada akhirnya proyek
tersebut dapat berjalan dengan baik
Pihak-pihak yang telah disebutkan diatas dapat digambarkan melalui sebuah
skema hubungan kerja sebagai berikut :

PEMILIK PROYEK

DINAS KESEHATAN

KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR

CV. ELEGANT ENTENTE DESAIN CV. ILE APE

Hubungan Kontraktual
Keterangan :
Hubungan Koordinasi

asi

Gambar 3.2 Skema Hubungan Kerja


Hubungan kerja ketiga pihak yang terjadi yaitu pemilik proyek, konsultan
pelaksana dan konsultan pengawas yaitu :

1. Hubungan Antara Pemilik Proyek dan Konsultan Pengawas


Hubungan antara kedua unsur pengelola proyek ini erat sekali, dimana konsultan
merupakan wakil pemilik proyek dalam hal menyangkut pengawasan seperti
tertera dalam bagan diatas hubungan ini bersifat komando atau perintah
konsultatif.
2. Hubungan antara konsultan perencana dengan konsultan pengawas
Hubungan antara kedua unsur pengelola ini boleh dikatakan sangat erat, dimana
semua kegiatan menyangkut pelaksanaan yang dikaksanakan oleh konsultan
perencana baru dapat dikerjakan melalui konsultasi atau koordinasi dengan
konsultan pengawas.
3. Hubungan antara pemilik proyek dan kontraktor
Hubungan ini terbatas pada hal–hal yang bersifat prinsip-prinsip tertentu antara
lain memberikan penjelasan kepada pemilik proyek jika pemilik proyek
mengadakan peninjauan atau inpeksi lapangan dan melakukan pembayaran atas
kemajuan proyek.

3.2.3. Struktur Organisasi


Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

DINAS KESEHATAN

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


(PPK)

AYUB ABAKOLO

KONTRAKTOR PELAKSANA
KONSULTAN PENGAWAS
CV. ILE APE
CV. ELEGEN ENTETE
DESAIN
DIREKTUR

SUBHAN A. LALANG
KEPALA PROYEK

HAMKA DJALIL

PELAKSANA ADMINISTRASI

HARYATI R. ARKIANG TAUFIK T. AMBAO

3.2.4. Rencana Anggaran Biaya


Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi untuk
menjawab pertanyaan “ berapa besar dana yang harus disediakan untuk sebuah bangunan ?“.
Kegiatan estimasi dalam proyek konstruksi dilakukan dengan tujuan tertentu tergantung dari
siapa/pihak yang membuatnya. Pihak owner membuat estimasi dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi sejelas-jelasnya tentang biaya yang harus disediakan untuk
merealisasikan proyeknya, hasil estimasi ini disebut OE (Owner Estimate) atau EB (Engineer
Estimate). Pihak kontraktor membuat estimasi dengan tujuan untuk kegiatan penawaran
terhadap proyek konstruksi.
Kontraktor akan memenangkan lelang jika penawaran yang diajukan mendekati Owner
Estimat atau EB (Engineer Estimate). Dalam menentukan harga penawaran, kontraktor harus
memasukan aspek-aspek lain yang sekiranya berpengaruh terhadap biaya proyek nantinya.
Tahap-tahap yang sebaik dilakukan untuk menyusun anggaran biaya adalah sebagai
berikut :
a. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar
menyediakan bahan/material kontruksi secara continue.
b. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di daerah
lokasi proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar
daerah proyek.
c. Melakukan perhitungan analisa bahan dan upah dengan menggunakan analisa
yang diyakini baik oleh si pembuat anggaran.
d. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil
analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan,
e. Membuat rekapitulasi

Daftar harga Daftar harga


satuan upah
Satuan bangunan

Daftar harga satuan

Upah dan bangunan

Daftar volume & harga


satuan pekerjaan

Rekapitulasi

( Gambar 3.2.5. Tahap Penyusunan RAB )

3.1. Tinjauan Khusus


Pelaksanaan pekerjaan kolom mempunyai tahapan-tahapan pekerjaan yangmeliputi
pekerjaan persiapan, pekerjaan bekisting, pekerjaan pengecoran dengan berbagai tahapan
pelaksanaan yaitu:

3.4.1. Pekerjaan Persiapan

Sebelum memulai pekerjaan maka harus dilakukan persiapan-persiapan agar pekerjaan


tidak terhambat. Pekerjaan persiapan meliputi persiapan alat-alat dan bahan yang akan
dipakai pada pekerjaan kolom beton, mulai dari pekerjaan pembesian,pembuatan
bekisting,pengecoran, sampai perawatan kolom.

A. Persiapan alat
Peralatan yang dipakai untuk pembuatan struktur kolom pada gedung Puskesmas
Kenarilang Alor adalah:
1. Dump truck
Adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut material dari lokasi
pengambilan kelokasi pencampuran.

2. Bar cutter
Adalah mesin yang dipakai untuk memotong baja tulangan sesuai dengan ukuran
yang terdapat dalam gambar.

3. Unting-unting
Adalah sebagai alat untuk mengecek kelurusan kolom.
4. Gergaji
Adalah sebagai alat untuk memotong usuk atau multipleks.
5. Palu
Adalah sebagai alat untuk memaku.
6. Meter roll
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur

7. Sekop
Digunakan untuk mengaduk dan menaruh campuran dari tempat campuran untuk
dibawa ketempat pengecoran.
8. Ember cor
Digunakan untuk mengangkat campuran dari tempatnya ke lokasi pengecoran.
9. Sendok spesi
Digunakan untuk keperluan-keperluan tertentu.
10. Siku
Digunakan untuk membuat tanda pada kayu ataupun untuk menggaris.
11. Mesin Molen
Digunakan untuk mengaduk campuran beton.

11.Katrol
Digunakan untuk menarik campuran yang telah diisi di ember untuk pengecoran.

B. Persiapan bahan untuk bekisting


Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan struktur kolom pada pembangunan
gedung Puskesmas Kenarilang Alor adalah:
A.Bahan untuk membuat bekisting
1. Bahan
a).Multipleks 9 mm
b).Kayu usuk 5/7
c).Paku 5 dan 7 cm
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bekisting kolom adalah :
1.Kuat, mudah dipasang dan dibongkar serta tidak mudah menyerap air
2.Ukuran bekisting harus benar-benar tepat sehingga menghasilkan ukuran kolom
sesuai ukuran pada gambar
C.Bahan untuk pengecoran
1. Semen Portland
Semen merupakan suatu bahan yang mempunyai sifat-sifat karakteristik.
Mengenai pengikat serta pengerasannya jika dicampur dengan air sehingga
membentuk pasta semen.
Semen yang digunakan untuk keperluan pembuatan adukan campuran beton
adalah semen portland. Semen portland yang digunakan untuk proyek
Pembangunan gedung Puskesmas Kenarilang Alor adalah Semen Tonasa.
Sifat – sifat semen portland:
a. Proses pengikatan relatif cepat
b. Daya ikat tinggi
c. Penyusutan cepat

2. Kerikil (Agregat kasar)


Agregat disebut agragat kasar apabila ukurannya melebihi ¼ inci (6 mm). Kerikil
merupakan disintegrasi dari batu–batuan atau batu pecah yang diperoleh dari alat
pemecah batu. Kerikil yang digunakan pada proyek Pembangunan gedung
Puskesmas Kenarilang Alor adalah kerikil dari Kuary Alemba.

Syarat – syarat kerikil adalah:


a. Agregat terdiri dari butiran – butiran keras yang tidak berpori
b. Agregat kasar tidak mengandung lumpur lebih dari satu (ditentukan dari
berat sendiri)
c. Aregat tidak boleh mengandung zat – zat yang dapat merusak beton

3. Pasir (Agregat halus)


Agregat halus merupakan bahan pengisi dari campuran yang berupa pasir dan
mempunyai ukuran yang bervariasi antara nomor 4 sampai nomor 100 saringan
standar Amerika. Pasir yang digunakan pada proyek Pembangunan gedung
Puskesmas Kenarilang Alor adalah dari Kuary Alemba.
Syarat-syarat pasir adalah:
a. Pasir terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya.
Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5% (ditentukan dariberat
sendiri).
b. Pasir tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.
4. Air
Air merupakan pengikat antara semen dan agregat dalam proses pencampuran
beton atau mortar semen.
Syarat-syarat air adalah:
a. Air tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, dan zat zat yang
dapat merusak beton.
b. Air yang digunakan harus bersih dan jernih.
c. Air tidak boleh berwarna, berasa, dan berbau.

5. Baja tulangan
Baja tulangan yang dipakai untuk pekerjaan kolom pada proyek Pembangunan
gedung Puskesmas Kenarilang Alor adalah :
Kolom I :
a. Tulangan pokok Ø 16mm
b. Tulangan beugel Ø 8mm
c. Kawat pengikat beugel yang dipakai adalah kawat Ø 1mm.
Kolom anak :
a. Tulangan pokok Ø 12mm
b. Tulangan beugel Ø 8mm
c. Kawat pengikat beugel yang di pakai adalah kawat Ø 1mm

3.4.2. PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM


A.Pekerjaan pembesian
pekerjaan pembesian adalah membentuk tulangan sesuai dengan ukuran dari pekerjaan
penulangan yang akan dilakukan. Secara umum penulangan merupakan rangkaian pekerjaan
mulai dari pekerjaan pengukuran, pemotongan, pembengkokan, serta perakitan yang
dikerjakan berdasarkan gambar dan volume pekerjaan yang tertera dalam rencana kerja.
Pekerjaan penulangan ini dilakukan di lokasi proyek dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Permukaan tulangan tidak boleh berkarat karena akan mempengaruhi kualitas kekuatan
tulangan dan mempengaruhi proses pengikatan antara beton dan tulangan.
b. Tulangan harus diikat dengan kuat sehingga posisi tidak mengalami perubahan pada
saat dilakukan pengecoran.
c. Jumlah tulangan harus sesuai dengan yang terdapat dalam gambar kerja.

Alat dan bahan yang digunakan pada pekerjaan pembesian kolom adalah:
1. Alat.
a. Bar cutter
b. Bar bending
c. Kunci pembengkok besi atau flasher
d. Landasan atau mal pembengkok besi
e. Kakatua

2. Bahan.
Bahan yang digunakan untuk tulangan pokok kolom adalah besi dengan ukuran Ø
16mm dan Ø 12 mm, sedangkan untuk beugel digunakan besi dengan ukuran Ø 8mm
dan untuk kawat ikat digunakan kawat dengan Ø 1mm dengan panjang 40cm.
Langkah-langkah pekerjaan pembesian:
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Mempelajari gambar kerja dengan baik.
c. Mengukur dan memotong besi sesuai dengan ukuran yang terdapat dalam gambar
kerja baik tulangan pokok maupun beugel.
d. Membuat kait pada tulangan pokok dan beugel kemudian bentuk sesuai gambar
kerja.
e. Memasang tulangan pokok sesuai dengan gambar kerja.
f. Memasang tulangan beugel dengan jarak tiap beugel adalah 10cm untuk sengkang
tumpuan dan 15cm untuk sengkang lapangan kemudian diikat dengan
menggunakan kawat ikat sebanyak 1 kawat ikat setiap ikatan.
g. Setelah semua penulangan selesai,kemudian dipasang dengan cara tulangan pokok
diikat pada tulangan join dari kolom lantai 1dan diikatkan pada tulangan
balok.tulangan ditopang dengan menggunakan usuk atau balok dengan tujuan agar
tulangan kolom tersebut tidak bergerak.
Gambar3.2 Pemasangan tulangan
h. . tulangan ditopang dengan menggunakan usuk atau balok dengan tujuan agar
tulangan kolom tersebut tidak bergerak.

Gambar 3.3 Tulangan yang sudah berdiri


B.Pekerjaan bekisting
Bekisting adalah adalah suatu konstruksi yang bersifat sementara pada pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan ukuran dan tempat kedudukannya atau dapat juga disebut
suatu konstruksi yang merupakan cetakan atau mal.Fungsi utama dari pembuatan bekisting
yaitu untuk memberikan bentuk kepada sebuah konstruksi beton dan memperoleh struktur
permukaan yang diharapkan. Sesuai dengan sifat pekerjaan, bekisting hanya bersifat
sementara, maka pekerjaan bekisting harus dibuat sesederhana mungkin. Maka harus
diperhatikan beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain:
a. Acuan dan Perancah harus cukup kuat dan dapat dipasang dengan mudah, tidak
menyerap air;
b. Pekerjaan bekisting mudah dibongkar, tanpa menimbulkan kerusakan pada beton
itu sendiri;
c. Ukuran bekisting harus betul-betul tepat, sehingga menghasilkan ukuran kolom
yang sesuai dengan gambar kerja;
d. Kayu-kayu penahan bekisting (skoor) harus dalam keadaan kokoh, sehingga pada
waktu pengecoran bekisting tidak berpindah tempat;
e. Bekisting yang sudah dibongkar, sebaiknya disimpan dengan rapi, sehingga dapat
digunakan lagi.
Adapun alat,bahan dan langkah pembuatan bekisting antara lain:
1.Alat
a) Gergaji
b) Hamar
c) Meter rol
2.Bahan
a).Multipleks 9 mm
b).Kayu usuk 5/7
c).Paku 5 dan 7 cm

Proses Pekerjaan Bekisting meliputi :


a. Persiapkan alat dan bahan.
b. Pelajari gambar kerja.
c. Mengukur panjang multipleks dan potong sesuai dengan ukuran yang ditentukan.

Gambar 3.4 Pembuatan bekisting


d. Potong usuk 5/7 sesuai dengan bestek.
e. Rakitlah papan acuan kolom sesuai dengan gambar kerja dan ukuran kolom.
f. Pasang dua papan acuan yang sudah dirakit dengan arah memanjang dilantai kerja
dengan membentuk sudut 90º.
g. Dirikan acuan yang sudah dirakit berbentuk 90º, pada tulangan yang sudah berdiri

.
Gambar 3.5 pemasangan bekisting
h. Lakukan hal yang sama seperti diatas, dengan cara mempertemukan kedua sisi-sisi
membungkus tulangan yang telah berdiri, supaya acuan berbentuk persegi panjang
dan dipaku supaya kedua sisi saling berpegangan.
i. Pasang skoor dan diikat dengan jarak 50 cm setinggi bekisting kolom agar menahan
tekanan-tekanan dari dalam pada saat pengecoran berlangsung.
j. Pasanglah balok untuk menopang bekisting yang sudah berdiri dengan tujuan agar
bekisting tetap kokoh.
k. Pasang unting-unting dan waterpas untuk mengecek kelurusan kolom tersebut.

C. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran beton adalah proses menuangkan hasil campuran antara semen
Portland, agregat halus dan kasar serta air dengan spesifikasi tertentu kedalam bekisting,
sehingga terisi penuh. Karena pengecoran merupakan salah satu faktor yang menentukan
mutu beton, maka pelaksanaan pengecoran tidak sembarangan dilakukan, melainkan harus
memenuhi persyaratan dan langkah pengecoran yang telah ditentukan.
Syarat- syarat yang harus dipenuhi dalam pengecoran adalah bidang kontak
(acuan dalam) sudah bebas dari bahan- bahan yang tidak dibutuhkan. Misalnya :
potongan- potongan kayu, peralatan perkerjaan, dan sebagainya yang dapat merusak
bentuk kolom setelah dilakukan pengecoran.

1.Alat yang digunakan dalam pengecoran :

a.Dump Truck
alat untuk mengangkut material dari lokasi pengambilan ke lokasi pembangunan)
b .Mesin Molen
Digunakan untuk mengaduk campuran beton.
c. Sekop
Digunakan untuk mengaduk dan menaruh campuran dari tempat campuran untuk
dibawa ketempat pengecoran.
d.Ember cor
Digunakan untuk mengangkat campuran dari tempatnya ke lokasi pengecoran.
e.Sendok spesi
Digunakan untuk keperluan-keperluan tertentu.
2.Bahan yang digunakan pengecoran
a.Semen Portland
b.Kerikil (Agregat kasar)
c.Pasir (Agregat halus)
d. Air
Proses pengecoran meliputi :
a. persiapan alat dan bahan
b. Pengadukan campuran beton
Pengadukan disini mengunakan mesin aduk, sehingga orang yang
mengoperasikan mesin aduk ini harus juga berhati-hati, jangan sampai terjadi
kecelakaan. langkah pertama masukan pasir ke dalam mixser kemudian semen
tunggu beberapa saat hingga adukan antara pasir dan semen benar-benar telah
tercampur secara merata, setelah itu masukan kerikil atau agregat sesuai dengan
ukuran, tunggu hingga pasir, semen dengan kerikil tercampur secara merata
kemudian masukkan air secukupnya hingga rata, maka campuran beton tersebut,
siap untuk dituangkan ke tempat campuran yang sudah disiapkan.
Perbandingan campuran yang digunakan untuk pengecoran kolom
gedung Puskesmas Kenarilang Alor adalah 1 semen : 3 pasir : 5 kerikil. (K
250 )

Gambar 3.7 pengadukan campuran

c.Pengangkutan Hasil Adukan

Setelah pekerjaan pengadukan selesai dilanjutkan pada


pekerjaan pengangkutan. Pada pekerjaan ini mengunakan tenaga manusia. Jadi
tenaga yang ada harus benar-benar mencukupi guna memperlancar pekerjaan
tersebut. Alat yang biasa digunakan untuk pekerjaan pengangkutan ini adalah
ember,skop dan katrol yang digunakan untuk mengambil adukan dari tempat
adukan ke ember, sedangkan katrol digunakan untuk menarik adukan yang
sudah ada di ember ke lokasi pengecoran. Pekerjaan ini dilakukan terus-
menerus hingga selesai. Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh satu atau dua
orang, tapi harus dilaksanakan secara gotong royong atau berkelompok, oleh
karena itu pekerjaan ini sangat membutukan tenaga dan fisik yang baik.
Apabila tenaga dan fisik yang dipakai itu selalu diperhatikan dengan baik,
maka pekerjaan itu akan berjalan dengan baik.
Gambar 3.8 pengangkutan campuran

d. Pengecoran Dan Pemadatan


Pekerjaan ini menjadi lancar apabila dikerjakan secara bersama-sama
dengan penuh rasa tanggung jawab sesuai dengan tugasnya masing-masing
yaitu seperti ada yang tugasnya mengambil adukan, ada yang mengaduk dan
ada yang bertugas untuk mengisi campuran ketempat pekerjaan (kolom
tersebut) dan ada yang lain bertugas untuk memadatkan campuran yang
sudah dimasukan ke dalam bekesting.Pekerjaan ini dilakukan terus-menerus
hingga selesai, dimana di dalam melakukan pekerjaan ini diperlukan adanya
rasa tanggung jawab dan kebersamaan sehingga pekerjaan yang sedang di
kerjakan itu akan berjalan dengan lancar dan tentunya mengahasilkan satu
hasil yang memuaskan sesuai dengan persyratan.
Pengecoran kolom beton pada Puskesmas Kenarilang tidak
menggunakan alat pembantu untuk memadatkan tapi dengan cara manual
yaitu dengan tenaga manusia.Beton yang terisi pada kolom itu akan betul-
betul terisi dan padat apabila kita melakukan pemadatan yang baik, maka
beton tersebut layak dan tidak mengalami cacat atau beton tersebut tidak
memiliki rongga.
Gambar 3.9 pengecoran kolom

D.Pembongkaran Bakesting
Pekerjaan pengecoran sudah mencapai kekuatan yang maksimal yaitu 28
hari, maka acuan sudah bisa kita bongkar karena pada waktu itu di perkirakan
bahwa pengikatan pada beton sudah terjadi (mencapai kuat tekan) seperti dalam
perencanaan. Pembongkaran bakesting ini terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas, Pembongkaran bakesting ini dilakukan
dengan hati-hati agar material bakesting tidak rusak, dan dapat dipakai lagi pada
pekerjaan berikut.
Gambar 3.10 pembongkaran bekisting

Gambar 3.11 kolom setelah di cor


3.2 Tabel perhitungan pembesian

Ø jumlah Panjang Bentuk ukuran keterangan


No Perbatan total luar
g
1 16 mm 8x34 = 272 3,30 897,6
75 staff sisa
3,2 m 1,5 m
2 12 mm 4x15=60 3,30 198 17 staff sisa
6m
3,2 m
No Ø Jumlah Panjang Bentuk ukuran luar Keteran

Perbatang Total gan

1 16 33x34=1122 1,50 m 1683


(daerah 141staff
tumpuan) sisa 4,8
m
24x34=816 1,50 m 1224 102
(daerah staff
lapangan)
2 12 24x1=24 0,80 m 9,6 0,8 staff

3 12

4 12
Kolom ukuran 25/25

Tinggi Kolom = 3.2 m

Besi = 8 Ø 16

Tinggi kolom×JumlahTulangan
Kebutuhan besi = PanjangBaja/Batang

3.2 x 8
= 12

= 2.13 batang D16/ 1 buah kolom

Maka total kebutuhan besi = 2.13 x 14 buah kolom

= 29.9 batang Ø 16

Kebutuhan Beugel

Tinggikolom = 3.2 m

Panjang 1 tulangan buegel = 0.90 m

Jarak beugel = 0.15m

Tinggi kolom
Jumlah beugel = Jarak Beugel
3.2
= 0,15= 21.33 buegel

Maka total beugel = 21.33 x 14 buah kolom

= 298.7 buah begel

Jumlah Beugel×panjang 1 beugel


Kebutuhan besi beugel = Panjang Baja/Batang

298.7×0.90
= 12

= 22.4 batang Ø8

 Pekerjaan Bekesting
Kebutuhan Trikpleks

Tebal Multiplek = 9 mm

Ukuran multiplek 1.22 x 2.44

= 2.9768

Panjang begisting = 0.25 m

Lebar begisting = 0.25m

Panjang begisting = 3.2 m

Luas begisting = (2 x Tinggi) +( 2 x Lebar) x Panjang

= (2 x 0.25)+(2 x 0.25) x 3.2

= 3.2 m2
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑔𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔
Kebutuhan tripleks untuk 1 buah kolom =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑒𝑘
3.2
= 2.9768 = 1.07 = 1.5 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟

Kebutuhan tripleks untuk seluruh kolom = 1.5 x 14 buah kolom


= 21 lembar
1
Kayu ukuran 5/7 untuk 1m3 = 0.05 𝑥 0.07 𝑥 𝑃
1𝑚2
= 0.05 𝑥 0.07 𝑥 4

= 71.43 buah/m3
Maka jumlah kayu yang dibutuhkan = Total Volume Pekerjaan kolom x jumlah kayu/m3
= 2.8 m3x 71.43 buah
= 200.004s
= 201 buah kayu

a. Kolom 15 x 20
P = 0.15 ; L = 0.20 ; T = 3.2 m

Volume = P x L x T

= 0,15m x 0,20 m x 3.2 m

= 0.096 m3
Karena jumlah kolom 15 x 20 ada 7 buah kolom maka
Total Volume = 0.096 x 7 buah kolom
= 0.672 m3
 Pekerjaan Pembesian

Kolom ukuran 15/20

Tinggi Kolom = 3.2 m

Besi = 4 Ø 12

Tinggi kolom × JumlahTulangan


Kebutuhan besi =
PanjangBaja/Batang

3.2 x 4
= 12

= 1.07batang Ø 12 / 1 buah kolom


Maka total kebutuhan besi = 1.07 x 7 buah kolom

= 7.47 batang Ø 12

Kebutuhan Beugel

Tinggikolom = 3.2 m

Panjang 1 tulangan buegel = 0.60 m

Jarak beugel = 0.15m

Tinggi kolom
Jumlah beugel =
Jarak Beugel

3.2
= 0,15= 21.33 buegel

Maka total beugel = 21.33 x 7 buah kolom

= 149.31 buah begel

Jumlah Beugel×panjang 1 beugel


Kebutuhan besi beugel =
Panjang Baja/Batang

149.31 ×0.60
=
12

= 7.46batang Ø8

 Pekerjaan Bekesting
Kebutuhan Trikpleks

Tebal Multiplek = 9 mm

Ukuran multiplek 1.22 x 2.44

= 2.9768

Panjang begisting = 0.15m

Lebar begisting = 0.20m

Panjang begisting = 3.2 m

Luas begisting = (2 x Tinggi) +( 2 x Lebar) x Panjang


= (2 x 0.15)+(2 x 0.20) x 3.2

= 2.24 m2
luasbegisting
Kebutuhan tripleks untuk 1 buah kolom =
luasmultiplek
2.24
= = 0.75 = 1 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
2.9768
Kebutuhan tripleks untuk seluruh kolom = 1 x 7 buah kolom
= 7 lembar
1
Kayu ukuran 5/7 untuk 1m3 =
0.05 x 0.07 x P
1m2
=
0.05 x 0.07 x 4
= 71.43 buah/m3
Maka jumlah kayu yang dibutuhkan = Total Volume Pekerjaan kolom x jumlah
kayu/m3
= 0.672 m3x 71.43 buah
= 48.001
= 49m3

b. Pekerjaan beton
Menggunakan beton mutu f’c = 21,7 MPa (K 250)

Total volume Kolom = 13.952 m3

Berat tiap bahan yang dibutuhkan per 1 m3

Semen : 384 kg

Pasir : 692 kg

Kerikir : 1039 kg

Kebutuhan bahan = volume pekerjaan x Berat yang dibutuhkan per 1 m3


Semen = 13.952 m3x 384 kg/m3 =5357.57 Kg

Pasir = 13.952 m3 x 692 kg/m3 =9654.78 Kg

Kerikil = 13.952m3 x 1039 kg/m3 =14496.13 Kg

3.4. Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan


3.4.1Umum
Pengendalian dalam bidang konstruksi adalah perbandingan yang
direncanakan dengan yang dilaksanakan. Tujuan dari tahap pengendalian adalah
untuk mendirikan suatu konstruksi bangunan yang sudah di rancang oleh konsultan
perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati dengan mutu dan
kualitas.

Pelaksanaan dan pengendalian proyek secara umum meliputi :

a. Pengendalian alat
b. Pengendalian bahan
c. Pengendalian mutu
d. Pengendalian waktu
e. Pengendalian biaya
f. Pengendalian tenaga kerja
g. Pengendalian laporan

3.4.2 Pengendalian Alat


Sistem pengendalian alat ialah suatu sistem pengendalian yang dirancang
agar alat-alat yang digunakan dalam semua jenis pekerjaan dalam proyek tersebut
betul-betul sesuai dengan perjanjian alat yang tertera dalam kontrak. Adapun
tujuan lain dari sistem pengendalian alat agar alat-alat yang digunakan masih
dalam keadaan baik dan masih layak dipakai. Dalam Proyek Pembangunan Gedung
Puskesmas Kenarilang Alor. Alat-alat yang digunakan semuanya masih dalam
keadaan baik.

Alat –alat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek tersebut adalah :


a. Alat transportasi : seperti dump truck dan pick up yang berfungsi
mengangkut material-material yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
b. Alat pekerjaan batu seperti linggis, sekop, sendok spesi dan lain-lain.
c. Alat pekerjaan kayu seperti,siku ,pahat, meter dan lain-lain.

3.4.3 Pengendalian Bahan


Bahan-bahan yang digunakan dalam proyek ini adalah bahan-bahan yang
sesuai dengan perjanjian kontrak yang telah disepakati, agar umur dari proyek
sesuai dengan yang direncanakan (tahan lama).

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam memilih bahan- bahan yang
digunakan adalah:

a. Portland Semen
Digunakan Portland semen jenis II menurut BI-82 atau type I menurut
ASTM dan memenuhi S.400 menurut standar Porland Semen yang digariskan
oleh Assosiasi Semen Indonesia (semen kupang ).

Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanan kecuali


dengan persetujuan tertulis dari pengawas pertimbangan dan hanya dapat
dilakukan dalam keadaan :

1.Tidak adanya persediaan di pasar dari merk yang tersebut di atas.


2. Kontraktor memberikan jaminan dengan kata-kata teknis bahwa mutu
semen penggantinya adalah dengan kualitas yang setaraf dengan mutu
semen tersebut di atas.
b. Agregat
1. Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971. Agregat kasar
harus berupa batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik,
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak keropos), kadar lumpur dari
agregat beton tidak boleh melebihi dari 5 % berat kering.
2. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 3.0 dan tidak lebih
dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
3. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya
4. Jenis pasir dan kerikil yang dipakai adalah pasir dan kerikil batu pecah dari
kuary Alemba
c. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu pengawas dapat minta
kepada kontraktor supaya air yang dipakai dipabrik di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.

d. Besi Beton
1. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton
2. .Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulagan pada
tempatnya.
3. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan
sertifikat dari laboratorium baik pada waktu pemesanan maupun secara
periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan (stress-
strain) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi atau 1 truck, yang mana
yang tercapai lebih dahulu. Pengetesan dilakukan pada laboratorium-
laboratorium yang disetujui oleh pengawas.
3.4.4 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu dimaksudkan untuk mengarahkan pelaksanaan proyek


sesuai dengan spesifikasi teknis dan dokumen kontrak serta memastikan bahwa
perencanaan telah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Ada tiga metode
pengendalian mutu yang sering dijumpai dalam proyek yaitu:
1.Pengecekan dan Pengkajian

Hal ini dilakukan terhadap gambar konstruksi dan perhitungan yaitu


pembuatan maket dan perhitungan yang berkaitan dengan masalah teknik.
Tindakan tersebut dilakukan untuk mengetahui bahwa kriteria, spesifikasi, dan
standar yang ditentukan telah terpenuhi.

2.Pemeriksaan dan Uji Kemampuan Peralatan


Pekerjaan ini merupakan pemeriksaan fisik termasuk menyaksikan dalam
melakukan uji coba peralatan. Kegiatan ini digolongkan menjadi beberapa hal
yaitu:

a. Pemeriksaan sewaktu menerima material


b. Pemeriksaan selama proses pabrikasi berlangsung
c. Pemeriksaan selama pembangunan berlangsung
d. Pemeriksaan akhir, yaitu pemeriksaan dalam rangka penyelesaian Proyek
secara fisik dan mekanik.
3.Pengujian dan Pengambilan Contoh
Hal ini dimaksudkan untuk menguji apakah material yang digunakan telah
memenuhi syarat spesifikasi atau kriteria yang ditentukan, dimana mutu beton
yang digunakan dalam pelaksanaan dilapangan menggunakan mutu beton K-
250.

Adapun kegunaan jaminan mutu bagi pihak-pihak yang terlibat dalam


pembangunan proyek ini adalah :

1. Bagi pemilik proyek, memberikan keselamatan dan kenyamanan dalam


kurun waktu tertentu.
2. Bagi perencana, sebagai pengawas yang di tunjuk oleh pemilik proyek,
dilakukan penunjukan langsung karena dinilai cukup berhasil pada
proyek-proyek sebelumnya.
3. Bagi kontraktor, bila mengikuti prosedur dan spesifikasi cepat dan cermat
akan menghasilkan pekerjaan sekali jadi berarti mencegah rework
(pengerjaan kembali) juga bila dikerjakan dengan baik akan mencegah
mutu yang melebihi spesifikasi berarti menghindari pengeluaran biaya
yang tidak perlu.

3.4.5 Pengendalian waktu


Pengendalian waktu secara efektif, hendaknya dipilih perkerjaan yang
bersifat kritis. Pertama-tama harus dilakukan perencanaan penyususnan jadwal
induk selanjutnya diperinci menjadi komponen-komponen yang bersifat kritis
yaitu kejadian yang sangat penting itu tergantung dari jenis proyek dan
pertimbangan pengelolaan proyek masing-masing kegiatan seperti enginering,
pengadaan material dan konstruksi mempunyai kegiatan yang bersifat kritis.
Sistem pengendalian waktu ini bertujuan untuk memanfaatkan waktu pelaksanaan
suatu proyek secara efektif dan efisien guna memperlancar pelaksanaan proyek.
Dalam pengendalian waktu digunakan network planing untuk merencanakan,
menjadwalkan dan mengendalikan suatu proyek yang kegiatannya banyak dan
saling berhubungan. Pada dasarnya network planning diarahkan untuk
mengidentifikasi :

1.Saling ketergantungan dari masing-masing kegiatan.


2.Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan.
3. Bagian-bagian yang merupakan kegiatan kritis.

Selain itu juga digunakan time schedule atau jadwal pelaksanaan kegiatan.
Pada time schedule perencana dan pelaksana tidak harus selalu sama, kadang
mengalami kenaikan dan penurunan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
: kendala teknis, salah menafsir rencana kerja serta keadaan cuaca atau iklim.
Biasanya pada waktu tertentu dilakukan rapat koordinasi untuk mengevaluasi
masalah-masalah yang dihadapi selama pelaksanaan. Dalam Proyek
Pembangunan Gedung Puskesmas Kenarilang Alor waktu pelaksanaan adalah
160 hari kerja.

Untuk memperlancar kegiatan proyek ini dilihat dengan waktu kerja yang
telah ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja adalah sebagai berikut:

a. jam 08.00 – 12.00 pagi

b. jam 12.00 – 13.00 siang (waktu istirahat)

c. jam 13.00 – 17.00 sore

Apabila dalam pekerjaan tidak mencapai hasil yang diinginkan maka


diadakan kerja lembur dimana upah para pekerja dihitung perjam yang dilakukan
dari jam 19.00-22.00 Wita. Pada Proyek Pembangunan Puskesmas Kenarilang
Alor melaksanakan waktu kerja seperti standar kerja yang telah disepakati.
3.4.6 Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya proyek merupakan bagian disiplin proyek yang tidak
dipisakan dari manajemen proyek. Pengendalian biaya pada proyek mencakup
pengendalian jadwal pembiayaan dan besarnya keseluruan biaya yang akan
dikeluarkan dalam suatu proyek. Pengendalian biaya dirancang untuk mengukur
status proyek terhadap anggaran, mencakup beberapa hal sebagai berikut yaitu:

1. Perkiraan Pendahuluan
Perkiraan pendahuluan membantu program pengendalian biaya dengan
fungsi sebagai penguji perdana terhadap anggaran dan memperlihatkan
pelampauan biaya yang cukup dini agar tim proyek dapat mempertimbangkan
kembali rencana yang telah dibuat untuk mencari kemungkinan alternatif.
Pelampauan yang telah diperlihatkan dapat mendorong diadakannya suatu revisi
mengenai kriteria yang dipakai untuk jenis-jenis pekerjaan dimasa mendatang
sehingga dapat mempertahankan anggaran secara keseluruhan.

2.Perkiraan Biaya Wajar


Perkiraan ini mencerminkan penilaian tentang nilai wajar dari paket
penawaran kepada pemilik proyek. Dalam penawaran kadang terjadi perbedaan
dengan perkiraan biaya wajar sehingga sering kali pemilik proyek bertemu
dengan penawar yang rendah dan membandingkan kuantitas serta cakupannya
dari perbandingan ini dapat ditemukan sumber perbedaan itu. Dan putusan
mengenai pelulusan, modifikasi dan penolakan penawaran akan jauh lebih
dipermudah, bilamana pemilik proyek telah mempersiapkan biaya wajar yang
cukup teliti yang secara terpisah-pisah memperinci tenaga kerja, material dan bia
ya peralatan dengan suatu cara yang serupa dengan cara yang ditempuh oleh
kontraktor.

3.Perkiraan Definisi
Pekiraan definisi menetapkan biaya yang diramalkan dari proyek dengan
kemungkinan kesalahan yang kecil. Bila 100% dari kontrak-kontrak telah
diluluskan, maka biaya tak terduga umumnya terbatas pada penyediaan untuk
perubahan rencana yang timbul karena adanya gangguan atau kesalahan atau
resiko usaha lainnya yang melekat pada proyek itu. Pada beberapa proyek dapat
dibuat suatu perkiraan definitif dengan tingkat ketetapan yang cukup baik, bilah
mana 50% dari kontrak telah diluluskan.

4.Rangkuman Laporan Biaya


Menguraikan status biaya yang sebenarnya yang diramalkan oleh proyek.
Umumnya dimulai sejak perkiraan pendahuluan dan diakhiri bila proyek itu telah
diselesaikan. Laporan biaya yang memperlihatkan perkiraan dari biaya yang
diperjanjikan, ditambah dengan perkiraan biaya untuk menyelesaikan berbagai
kontrak yang terlibat. Beberapa pemilik proyek lainnya lebih menyukai untuk
menangani sendiri tahap ini serta ada yang meminta proyeksi-proyeksi arus khas
yang berkesinambungan untuk melengkapi laporan biaya.

5.Studi Rekayasa Nilai


Studi rekayasa nilai memberikan bantuan dan menentukan cara pendekatan
m yang paling ekonomis sebelum desain terperinci. Bila ingin memperoleh hasil-
hasil yang terbaik, studi rekayasa nilai ini harus dapat membentuk suatu kerja
sama yang baik antara pemilik proyek, konsultan perencana, dan kontraktor
pelaksana. Penggunaan pengetahuan tentang biaya konstruksi selama desain dan
mempertimbangkan mengenai alternatif yang diusulkan oleh tim yang ada dalam
proyek atau oleh para penawar itu sendiri akan memberikan manfaat yang besar
bagi pemilik proyek.

6.Status Rekayasa Nilai


Merupakan suatu laporan yang memperlihatkan penghematan rekayasa nilai
yang disetujui oleh pemilik proyek sehingga pemilik proyek dapat memusatkan
hasil-hasil program pada suatu konsepyang jelas agar dapat memberikan manfaat
jangka panjang bagi semua pihak pada proyek lainnya.

Pengendalian biaya bertujuan menjamin agar biaya akhir proyek tidak


melampaui rencana anggaran pelaksanaannya.
3.4.7 Pengendalian Laporan
Pengendalian Laporan adalah upaya mengendalikan secara terus menerus dan
berkesinambungan atas sebagian aspek penyelenggaraan proyek berupa harian,
mingguan, dan bulanan.
Fungsi pengendalian laporan adalah
1.Menjadi dasar untuk mengambil keputusan serta bahan perencanaan berikutnya
2.Menjadi ukuran terhadap pelaksanaan rencana
3.Sebagai pertangung jawaban dari kontraktor kepada pemilik proyek
4.Mencatat/ mendokumentasikan hal- hal yang terjadi diproyek

Laporan mengenai pelaksanaan suatu proyek dibagi atas beberapa macam


yaitu:

1.Laporan Harian yang mencatat tentang:


a. Mobilisasi bahan pada hari tersebut
b.Pekerjaan yang dilaksanakan pada hari tersebut
c. Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada hari tersebut
2.Laporan Mingguan yang mencatat tentang
a. Alat dan bahan yang digunakan dalam satu minggu
b.Tenaga kerja yang bekerja dalam satu minggu
c. Kemajuan fisik proyek selama satu minggu
3.Laporan Bulanan mencatat tentang
a.Kemajuan fisik pekerjaan bulan lalu, bulan sekarang dengan estimasi
kemajuan untuk bulan berikutnya
b.Plot/ gabungan dari laporan kemajuan pekerjaan permiggu
c.Jumlah pembayaran yang telah direalsasikan
d.Daftar kondisi kerja, alat, bahan dan lainnya pada bulan bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai