Anda di halaman 1dari 27

5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Proyek
1. Pengertian Proyek
Munawaroh dalam Dannyanti (2010) menyatakan proyek
merupakan bagian dari program kerja suatu organisasi yang
sifatnya temporer untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi, dengan memanfaatkan sumber daya manusia
maupun non sumber daya manusia.
Proyek dengun segala ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dilibatkan didalamnya merupakan salah satu upaya
manusia dalam mumbangun kehidupannya. Suatu proyek
merupakan upaya mengarahkan sumber daya yang tersedia,
yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dan sasairan
tertentu. Proyek harus diselesaikan dalam jangka waktu
terbatas sesuai dengan kesepakalan. (Soeharto,I.,1995)

Pada dasarnya yang dimaksud dengan proyek adalah


suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yang dibatasi
oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga
pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk
mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan/infrastruktur.
Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok
yang termasuk didalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur,
juga tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti ; teknik
industry, teknik mesin, teknik elektro dan sebagainya.
Adapun bentuk bangunan tersebut dapat berupa perumahan,
gedung perkantoran, bendungan, torowongan, bangunan
industri dan bangunan pendukung yang banyak digunakan
untuk kepentingan masyarakat banyak.

2. Ciri-ciri Proyek
6

Menurut Dannyanti (2010) Berdasarkan pengertian


proyek di atas, ciri-ciri proyek antara lain :
a. Memiliki tujuan tertentu berupa hasil kerja akhir.
b. Sifatnya sementara karena siklus proyek relatif pendek.
c. Dalam proses pelaksanaannya, proyek dibatasi oleh jadwal,
anggaran biaya, dan mutu hasil akhir.
d. Merupakan kegiatan nonrutin, tidak berulang-ulang.
e. Keperluan sumber daya berubah, baik macam maupun
volumenya.
3. Pelaku Proyek Konstruksi
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi terdapat pelaku
dalam proyek tersebut, (Dipohusodo,1996) yaitu :
a. Pemilik Proyek atau Pemberi Tugas
Pemilik proyek adalah orang atau badan usaha yang
memprakarsai, mendanai, dan mempunyai bangunan yang
akan dilaksanakan dalam proses kegiatan suatu proyek
konstruksi.
b. Kontraktor Pemborong
Kontraktor adalah seseorang atau badan usaha yang
ditugasi oleh pemilik proyek atau lembaga tertentu yang
diberi wewenang secara profesional untuk bertanggung
jawab dalam pelaksanaan proyek sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang telah disepakati.
c. Konsultan
Konsultan adalah perorangan atau perusahaan yang
memiliki keahlian, kecakapan dan tersedia bagi yang
memerlukan (klien) dengan imbalan sejumlah upah,
dengan tugas memberikan nasehat, pengawasan,
perencanaan, pelayanan atau pelatihan tentang hal yang
berkaitan dengan bidang pengetahuan yang dikuasainya.
(Soeharto,I. 1995)
4. Jenis-jenis Proyek
7

Menurut Soeharto (1999), proyek dapat dikelompokkan


menjadi :
a. Proyek Engineering-Konstruksi
Terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering,
pengadaan, dan konstruksi.
b. Proyek Engineering-Manufaktur
Dimaksudkan untuk membuat produk baru, meliputi
pengembangan produk, manufaktur, perakitan, uji coba
fungsi dan operasi produk yang dihasilkan.
c. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Bertujuan untuk melakukan penelitian dan
pengembangan dalam rangka menghasilkan produk
tertentu.
d. Proyek Pelayanan
merupakan Manajemen Proyek pelayanan manajemen
tidak memberikan hasil dalam bentuk fisik, tetapi laporan
akhir, misalnya merancang sistem informasi manajemen.
e. Proyek Kapital
Proyek kapital merupakan proyek yang berkaitan
dengan penggunaan dana kapital untuk investasi.
f. Proyek Radio-Telekomunikasi
Bertujuan untuk membangun jaringan telekomunikasi
yang dapat menjangkau area yang luas dengan biaya
minimal.
g. Proyek Konservasi Bio-Diversity
Proyek konservasi bio-diversity merupakan proyek
yang berkaitan dengan usaha pelestarian lingkungan.

5. Tahap-tahap Proyek Kontruksi


Dalam pelaksanaan proyek konstruksi ada beberapa
tahapan dan proses
yang akan dilaksanakan, yang dalam pelaksanaan dapat
8

menjadi permasalahan
yang dapat menghambat pelaksanaan proyek. Tahap-tahap
pelaksanaan dan
permasalahan-permasalahan tersebut adalah:
a. Tahap Perencanaan dan Penyusunan Jadwal
Melaksanakan suatu proyek adalah proses merubah
masukan-masukan yang berupa kegiatan dan sumber
daya menjadi keluaran seperti yang sudah ditentukan di
dalam kerangka logis. Perencanaan masukan-masukan
yang diperlukan secara terinci sangat menentukan
kelancaran pelaksanaan proyek. Banyak terjadi
kelambatan dalam pelaksanaan, pembiayaan melampaui
batas anggaran, dan masalah-masalah lainnya timbul oleh
karena tim proyek tidak berhasil menyiapkan perencanaan
masukan secara terinci sedemikian sehingga seluruh
kegiatan proyek dapat dijadwalkan, dimonitor, dan
dikendalikan. (Dipohusodo,1996)

b. Tahap Pengendalian Proyek Konstruksi


Pengendalian atau kontrol diperlukan untuk menjaga
kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan. Proses
pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna
mewujudkan performa yang baik di dalam setiap tahap.
Perencanaan dibuat sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan
pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi
standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan,
meliputi spesifikasi teknik, jadwal, dan anggaran.
9

Hasil evaluasi berguna untuk pengambilan tindakan


yang akurat terhadap permasalahan-permasalahan yang
timbul selama pelaksanaan. Berdasarkan hasil evaluasi ini
pula tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan dapat
diputuskan dengan tepat dengan melakukan koreksi
terhadap performa yang telah dicapai. Proses diatas dapat
dilihat secara skematis pada Gambar.

Gambar 2.1 Siklus Pengendalian dalam Proyek

(Sumber : konstruksi. (Ervianto,W., 2004))

c. Tahap Penyediaan Sumber Daya


Sumber daya yang digunakan selama proses produksi
adalah material, machine, man, method, and money.
Penggunaan material dalam proses konstruksi secara
efektif sangat tergantung dari desain yang dikehendaki
dari suatu bangunan. Penghematan material dapat
dilakukan pada tahap penyediaan, handling, dan
processing selama waktu konstruksi. Pemilihan alat
10

yang tepat dan efektif akan mempengaruhi kecepatan


proses konstruksi, pemindahan atau distribusi material
dengan cepat, baik arah horizontal maupun vertikal.
Pekerja adalah salah satu sumber daya yang sangat sulit
dilakukan pengontrolannya, upah yang diberi sangat
bervariasi tergantung kecakapan masing-masing pekerja,
karena tidak ada satu pekerja yang sama karakteristiknya.

d. Tahap Kontrol dan Evaluasi Pekerjaan


Monitoring dan pelaporan adalah alat-alat yang
diperlukan untuk pengendalian dan pengawasan proyek.
Monitoring dapat diartikan sebagai mengamat-amati dan
mempengaruhi kegiatan-kegiatan pokok dan hasil
pekerjaan. Pelaporan berarti memberikan informasi
kepada seseorang tentang kemajuan, masalah-masalah
dan kemungkinan-kemungkinan di kemudian hari.
Sedangkan pengawasan dan pengendalian cenderung
berarti mengambil tindakan yang perlu pada saat yang
tepat.

B. Mekanisme Perencanaan Proyek (Planning)


Proyek konstruksi sipil selama masa pembangunan
bersifat dinamis, ditunjukan dengan selalu berubahnya
sumber daya yang dibutuhkan, baik jenis maupun jumlahnya.
Perubahan yang dimaksud sejalan dengan tahapan proyek itu
sendiri mulai dari awal proyek hingga berakirnya proyek.
Sehingga, dalam proyek konstruksi dibutuhkan kegiatan
perencanaan yang baik dan sesuai dengan fungsi dasar
manajemen proyek.
Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba
meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan
segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan
memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi
sumber daya untuk melaksanakan kegiatan (Imam Soeharto,
11

1997). Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk


meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan,
anggaran dan mutu.
1. Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang
memberikan arah gerak dari kegiatan yang akan dilakukan
dalam suatu pekerjaan untuk mencapai mufakat Bersama.
2. Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai
untuk mewujudkan suatu tujuan yang lelah ditetapkan
sebelumnya
3. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi
maka perlu diadakan kajian terhadap posisi dan situasi awal
terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
4. Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat
dipergunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran.
Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu
kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan kejelian dan
pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak
merugikan kelak.
5. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang
mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan
berbagai batasan.
Dalam kegiatan perencanaan dibutuhkan konsultan
perencana yang sesuai dengan bidangnya. Konsultan
perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan
secara lengkap baik bidang arsitektural, sipil dan bidang
lainya yang melekat erat membentuk sebuah system
bangunan (Ervianto, 2005: 45)
C. PROSES PERENCANAAN
12

Perencanaan suatu proyek harus melewati beberapa


proses dalam mendapatkan hasil yang baik, efisien dan
ekonomis. Proses juga dapat diartikan sebagai cara, metode,
ataupun Teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan.
Sedangkan perencanaan adalah meletakan dasar tujuan dan
sasaran, termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk
mencapainya (Soeharto,1997).
Dari devinisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
proses perencanaan adalah serangkaian langkah yang
ditempuh untuk menentukan tujuan dan sasaran dengan
meminimalisir kesalahan atau bahkan menghilangkan
kesalahan.
Berikut adalah penjelasan dari proses perencanaan :
1. Menetapkan tujuan dan sasaran proyek.
2. Menganalisis kendala dan risiko yang mungkin terjadi
untuk seluruh proyek ataupun perbagian dari rencana.
3. Menetapkan penggunaan sumber daya.
4. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.
5. Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi.
6. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang
diharapkan.
7. Menentukan metode dan aspek-aspek teknik yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Manfaat fungsi perencanaan tersebut adalah sebagai alat
pengawas ataupun pengendali kegiatan, serta sarana untuk
memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.

D. PEMESANAN BARANG DAN JASA


1. Pengertian
Pemesanan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh
konsumen sebelum membeli. Untuk mewujudkan kepuasan
konsumen maka perusahaan harus mempunyai sebuah
sistem pemesanan yang baik. Menurur Kamus Besar Bahasa
13

Indonesia yang dimaksud pemesanan adalah “proses,


perbuatan, cara memesan (tempat,barang,dsb) kepada orang
lain”
Menurut Edwin dan Chris (1999:1) Pemesanan dalam
arti umum adalah perjanjian pemesanan tempat antara 2
(dua) pihak atau lebih, perjanjian pemesanan tempat tersebut
dapat berupa perjanjian atas pemesanan suatu ruangan,
kamar, tempat duduk dan lainnya, pada waktu tertentu dan
disertai dengan produk jasanya. Produk jasa yang dimaksud
adalah jasa yang ditawarkan pada perjanjian pemesanan
tempat tersebut, seperti pada perusahaan penerbangan atau
perusahaan pelayaran adalah perpindahan manusia atau
benda dari satu titik (kota) ketitik (kota) lainnya.
Namun seiring perkembangan teknologi
memungkinkan pemesanan tidak hanya dapat dilakukan jika
konsumen dan penjual bertatapan langsung, tetapi dapat
dilakukan dari jarak jauh sekalipun, misalnya dengan
menggunakan E-commerece, yaitu system pemesanan barang
lewat internet.
2. Surat Pesanan
Surat pesanan adalah surat yang isinya memesan barang
dan jasa tertentu dari pembeli kepada penjual biasanya
pesanan dilakukan setelah menerima surat penawaran atau
daftar harga. Surat pesanan adalah surat pembeli sehingga
kedudukannya kuat. Tetapi belum melakukan pembelihan,
pembeli harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut
sebagai tolak ukur dalam pemesanan :
a. Apakah barang yang ditawarkan sesuai atau tidak
sehingga nantinya dapat menguntungkan perusahaan
atau tidak
b. Syarat-syarat yang ada dalam surat penawaran apakah
dapat diterima atau tidak.
14

c. Keadaan keuangan, apakah uang mencukupi atau tidak,


apakah barang yang dipesan sudah sesuai dengan
kebutuhan.
Semua hal yang dipertimbangkan tersebut bertujuan
agar jangan sampai mengakibatkan perusahaan menderita
kerugian. Surat pesanan harus menyebutkan dengan jelas,
singkat, dan sopansegala sesuatu yang menyangkut pesanan,
yaitu :
a. Banyaknya pesanan.
b. Cara pembayaran.
c. Nama, jenis, tipe, dan ciri-ciri lain barang yang dipesan
harus tertera dalam surat pesanan.
d. Cara pengiriman atau cara penyerahan yang dikehendaki.
e. Waktu penyerahan atau waktu pengiriman yang
diinginkan.

E. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk adalah berupa rincian-rincian atau
uraian-uraian keterangan dari sebuah barang/jasa:
1. Spesifikasi produk barang/jasa
Barang adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat
diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus,
warna, nama perusahaan dan pengecer, jasa perusahaan dan
pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan
keinginan dan kebutuhannya.
a. Penggolongan berdasarkan kecepatan konsumsi (rate
of consumption) dan kekonkritannya (tangibility)
terdiri dari:
1) Barang tahan lama, yaitu : barang kongkrit yang
dapat dipergunakan berulang-ulang misalnya
televisi, sepatu, mobil, dsb.
15

2) Barang tidak tahan lama, yaitu : barang kongkrit


yang hanya dapat digunakan satu atau beberapa
kali, misalnya daging, sabun, ikan, beras, dsb.
3) Jasa, yaitu : kegiatan manfaat atau kepuasan yang
dijual, misalnya : pangkas rambut, dokter, dsb.

b. Penggolongan berdasarkan kebiasaan membeli,


konsumen yang mengorbankan sebagian waktu dan
tenaga seminim mungkin, misalnya : kebutuhan
dapur dsb
c. Barang shopping, yaitu : barang-barang yang dibeli
setelah terlebih dahulu membandingkan kecocokan,
kualitas, harga dan modal antara barang-barang
sejenis, misalnya pakain jadi, sepatu, perabot rumah
tangga, dsb.
d. Barang speciality, yaitu barang-barang yang
mempunyai karakteristik yang unik, untuk kelompok
pembeli tertentu yang bersedia melakukan usaha-
usaha istimewa untuk mendapatkannya, misalnya :
benda-benda kolektor, antik, dsb.

Penyusunan spesifikasi produk dibuat dan ditetapkan


oleh pejabat komitmen (PPK). Jika PPK tidak memiliki
kompetensi yang cukup maka dapat dibantu oleh pihak lain,
antara lain orang-orang yang kompeten, yang berasal dari
instansi sendiri atau dari luar instansi. Segala spesifikasi yang
dibuat oleh pihak lain, tidak menggugurkan kewenangan
PPK dalam menyusun spesifikasi teknis tersebut.

F. Standarisasi
Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus
diikuti dalam memproduksikan sesuatu, sedang pembutan
banyaknya macam ukuran barang yang akan diproduksikan
16

merupakan usaha simplifikasi. Standarisasi dilakukan agar


tercapainya mutu hasil kerja yang telah ditetapkan serta hasil
produksi dapat diterima oleh khalayak umum.
Istilah standarisasi berasal dari kata standar yang berarti
satuan ukuran yang dipergunakan sebagai dasar pembanding
kuantitas, kualitas, nilai, hasil karya yang ada. Dalam arti yang lebih
luas maka standar dibagi menjadi :
1. Standar produk, meliputi peraturan dalam perencanaan
gedung yang berlaku.misalnya peraturan dalam
perhitungan Rencana Anggaran Biaya yakni HSPK.
2. Standar proses kerja, misalnya metode kerja yang
digunakan.
3. Standar system, misalnya ISO 9001-2008.

G. Kebutuhan Sumber daya


Kebutuhan sumber daya sebagai alat utama
menggerakan proses produksi perusahaan. Kebutuhan
sumber daya meliputi man (tenaga kerja), machine (alat),
money (biaya), methode (metode), dan material (bahan).
Berikut uraian penjelasan mengenai kebutuhan sumber daya:
1. Man (manusia)
Dalam perusahaan, sumber daya manusia adalah salah
satu factor produksi selain tanah, modal dan keterampilan.
Manusia merupakan unsur manajemen yang penting dala,
mencapai tujuan suatu perusahaan.
2. Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam suatu perusahaan. Oleh
karena itu uang merupakan unsur yang penting karena
segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan
untuk kegiatan operasional, biaya personil maupun non
17

personil, serta biaya lain yang mendukung kegiatan


produksi.
3. Machine (Mesin)
Mesin memegang peranan penting dalam kegiatan
produksi, perkembangan teknologi yang begitu pesat
menyebabkan penggunaan mesin semakin menonjol. Hal ini
karena banyaknya mesin-mesin baru yang ditemukan oleh
para ahli sehingga memungkinkan peningkatan dalam
produksi.
4. Method (Metode)
Metode kerja yang baik dan sesuai sangat dibutuhkan
agar mekanisme kerja berjalan efektif dan efisien.
5. Material (Material)
Perusahaan pada umumnya tidak menghsilkan sendiri
bahan mentah yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi,
melainkan membeli dari pihak lain. Oleh karena itu, seorang
manager perusahaan berusaha untuk memperoleh bahan
mentah dengan harga paling murah.

H. Perbaikan dan Perawatan


Suatu produk sering dipermaslahkan antara bagian
pemeliharaan dan bagian produksi. Karena bagian
pemeliharaan dianggap yang memboroskan biaya, sedang
bagian produksi merasa yang merusakkan tetapi juga yang
membuat uang (Soemarno, 2008). Pada umumnya sebuah
produk yang dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak
mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat
diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal
dengan pemeliharaan. (Corder, Antony, Hadi,1992).
Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan
(maintenance) dan perbaikan (repair) yaitu :
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai
dengan rencana produksi.
18

2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memnuhi


apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan
produksi yang tidak terganggu.
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan
penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang
diinvestasikan tersebut.
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah
mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan
secara efektif dan efisien.
5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat
membahayakan keselamatan para pekerja.
Kendala yang mungkin muncul dalam perencanaan
perawatan dapat disebabkan berbagai aspek seperti
komunikasi ketidakjelasan instruksi kurangnya informasi
maupun berbagai kelambatan dan ketidakpastian tenaga
kerja terampil.

I. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


1. Pengertian K3
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata
‘safety’ dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan
terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau
nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan
sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu
pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya
mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk
memperkecil resiko terjadinya kecelakaan (Syaaf, 2007).
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang
(1991:22 dan 139) menyatakan keselamatan merupakan suatu
usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak
selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan
19

kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang


mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya.
Sedangkan pendapat Leon C Meggison yang dikutip
oleh Prabu Mangkunegara (2000:161) bahwa istilah
keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko
keselamatan dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian,
kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu Keselamatan kerja
menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari
penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja
yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik,
terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat
tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering
dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau
lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang
membutuhkan pemeliharaan dan latihan. Dari definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha
untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia
dapat merasakan kondisi yang aman atau selamat dari
penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk para
pekerja konstruksi. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja
maka diperlukan adanya keselamatan kerja. Keselamatan
kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya
dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan
karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja (Purnama, 2010).
Menurut Undang- Undang No 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan dan Undang –Undang No 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran bahwa kesehatan adalah keadaan
20

sejahtera dari badan, jiwa, sosial dan mental yang


memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat
aspek, antara lain :
1) Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa
dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan
memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ
tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami
gangguan.
2) Kesehatan mental (jiwa) mencakup
3) komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.

2. Tujuan K3
Tujuan utama dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) adalah memberikan jaminan kondisi kerja yang aman
dan sehat kepada setiap karyawan serta untuk melindungi
sumber daya manusianya. Menurut Mangkunegara dalam
buku Manajemen Sumber Daya Manusia yang dikutip Indah
Puji (2014), tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja
adalah sebagai berikut:
1) Agar setiap karyawan dapat menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja baik secara fisik, social dan psikologis.
2) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan
sebaik-baiknya dan secara selektif mungkin.
3) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan gizi pegawai
5) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan
partisipasi kerja.
6) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
7) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam
bekerja.
21

J. Rencana Anggaran Biaya


1. Umum
RAB suatu bangunan atau proyek adalah
perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk
bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan proyek
tersebut. Anggaran biaya pada bangunan yang sama
akan berbeda-beda dimasing-masing daerah, disebabkan
karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja
(Ibrahim, 1993).
RAB digunakan pada dunia proyek konstruksi
seperti konsultan perencana, kontraktor atau konsultan
pengawas untuk merencanakan, mengendalikan, dan
mengontrol biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan
setiap item pekerjaan banguna. Susunan-susunan dalam
rencana anggaran biaya (RAB) lebih ditekankan pada
suatu hal-hal yang mendasar dan praktis, akan saling
terkait diantara materi satu dengan lainnya dalam satu
kelompok pekerjaan sebuah jasa atau konstruksi, hingga
memudahkan dalam penyusunan anggaran biaya.
Menurut Bachtiar Ibrahim (1993) penyusunan anggaran
biaya yang dihitung secara teliti, didsarkan oleh :
a. Bestek
Bestek berasal dari Bahasa Belanda yang berate
peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan suatu
pekerjaan proyek. jadi bestek adalah suatu peraturan
yang mengikat, yang diuraikan sedemikian rupa,
terinci cukup jelas dan mudah dipahami. Pada
umumnya bestek dibagi tiga bahan antara lain :
1) Peraturan Umum
2) Peraturan Administrasi
3) Perutaran dan Teknis
b. Gambar Bestek
22

Gambar bestek adalah gambar lanjutan dan


uraian gambar pra Rencana dan gambar detail dasar
dengan skala yang lebih besar. Gambar bestek
merupakan lampiran dari uraian dan syarat-syarat
(bestek) pekerjaan (Ibrahim, 1993;7). Gambar bestek
dan bestek merupakan kunci pokok (tolak ukur) baik
dalam menetukan kualitas dan skor pekerjaan,
maupun dalam menyusun rencan anggaran biaya
(Ibrahim, 1993;7).
c. Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga
bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan
perhitungan analisis. Harga bahan didapat
dipasaran, dikumpulkan dalam satu dasar yang
dinamakan daftar harga satuan barang. Upah tenaga
kerja didapatkan dilokasi dikumpulkan dan dicatat
dalam daftar Harga Satuan Upah (Ibrahim,
1993;133).

2. Komponen Biaya RAB


Pembangunan suatu proyek dubutuhkan
perencanaan anggaran biaya yang teliti, cermat, dan
memenuhi syarat. Dalam proses pembangunan , mulai
tahap awal sampai tahap akhir pembangunan selesai
diperlukan sejumlah besar biaya yang dapat
dikelompokan menjadi biaya satuan pekerjaan dan
biaya tambahan, dengan kata lain biaya proyek atau
investasi ditambah dengan biaya tambahan. Adapun
biaya satuan pekerjaan dikelompokan lagi menjadi
biaya tidak langsung dan biaya langsung dimana biaya
langsung terdiri atas beberapa komponen biaya yaitu
biaya bahan/material, biaya upah tenaga kerja, biaya
peralatan. Sedangkan biaya tidak langsung terdiri atas
23

biaya overhead, keuntungan, biaya beberapa resiko atas


pekerjaan tersebut.

a. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan untuk
segala sesuatu yang langsung berkaitan dengan fisik
bangunan atau yang akan menjadi komponen permanen
hasil akhir dari proyek, yaitu biaya untuk membayar
material, upah kerja, sewa peralatan dan sub kontraktor
yang digunakan langsung dalam pelaksanaan proyek:
1) Biaya Material/Bahan
Biaya material merupakan biaya yang terdiri dari
material curah atau peralatan yang terlihat nyata
dan jelas serta dikeluarkan saat proses
pembangunan berlangsung. Biaya material yang
dipakai dalam perhitungan biaya proyek adalah
harga dilokasi pekerjaan dan belum termasuk
pajak, tetapi sudah termasuk biaya transportasi ke
lokasi penyimpanan dan penjagaan. Dalam
penggunaannya bahan dan material sisa yang
terbuang (waste) diusahakan seminimal mungkin.
Selain itu, dalam pemilihan bahan atau material
diusahakan mencari harga yang terbaik yang
memenuhi ketentuan dalam rencana kerja dan
syarat-syarat.
2) Biaya Upah Tenaga Kerja
Berdasarkan jenisnya penentuan upah tenaga
kerja disesuaikan yaitu harian atau borongan.
Selain itu, tarif upah pekerja juga disesuaikan
berdasarkan produktifitas kerja. Secara umum
harga pasaran tenaga kerja dipengaruhi oleh dua
hal penting, yaitu indeks biaya hidup dan
kemakmuran. Indeks biaya hidup sehari-hari
24

sangat dipengaruhi oleh indeks harga makanan


pokok seperti beras, gula dan sebagainya.
3) Biaya Peralatan
Peralatan yang dipakai adalah semua jenis alat
yang dipakai oleh kontrktor dalam melaksanakan
konstruksi, dan tidak menjadi bagian permanen
proyek. berdasarkan tingkat produktifitas, harga
peralatan (pemilikan) dan volume pekerjaan,
maka biaya peralatan dihitung persatuan waktu
tertentu seperti per jam, hari, minggu atau bulan.
4) Biaya Sub Kontraktor
Biaya sub kontraktor adalah biaya yang akan
dibayarkan oleh kontraktor utama kepada sub
kontraktor karena beberapa bagian yang
dilaksanakan oleh sub kontraktor.

b. Biaya Tidak Langsung


Yang termasuk biaya tidak langsung adalah
biaya overhead cost (kantor dan proyek), biaya tidak
terduga, dan biaya profit dan keuntungan. Yang
dimaksud biaya tidak langsung adalah biaya yang
secara tidak langsung berhubungan dengan fisik
bangunan tetapi sangat dibutuhkan untuk
kelancaran proyek.
3. Sitematika Penyusunan RAB
Sistematika penyusunan rencana anggaran biaya
dimulai dari mempelajari gambar bestek dan rencana
kerja dan syarat-syarat (RKS), menentukan daftar uraian
pekerjaan, menhitung volume pekerjaan, harga satuan
dan rencana anggaran biaya. Adapun alur
penyusunannya adalah sebagai berikut :
25

a. Memahami dan Mempelajari Gambar bestek dan


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
Menurut Bachtiar Ibrahim (1993), pada tahap
awal dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya
perlu meneliti gambar bestek, adapun gambar bestek
yang dimaksud meliputi:
1) Gambar Situasi/Site Plan (PU 1 :200 atau 1 : 500)
2) Rencana letak bangunan
3) Rencana jalan dan pagar
4) Rencana pembuangan saluran air hujan
5) Gambar denah (PU 1 : 100)
6) Gambar potongan (PU 1 :100)
7) Gambar pandangan interior (PU 1:100)
8) Gambar konstruksi (PU 1:50)
a) Gambar konstruksi beton bertulang
b) Gambar kostruksi kayu
c) Gambar konstruksi baja
d) Lengkap dengan ukuran dan perhitungan
konstruksinya.

Selanjutnya kita harus memahami rencan kerja dan


syarat-syarat yang menguraikan penjabaran tugas (job
description) untuk kontraktor sampai ke hal yang sekecil-
kecilnya. Secara umum isi dari RKS terdiri dari kondisi
umum (general condition ), kondisi khusus ( special
condition ), dan spesifikasi teknis (technical specification ).
Kondisi umum memuat persyaratan-persyaratan yang
berlaku umum untuk semua macam proyek konstruksi.

b. Menentukan Uraian Pekerjaan


Uraian pekerjaan didapatkan dari gambar
perencanaan dan RKS yang telah ada, penentuan uraian
pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh konsultan
26

perencana yang ada pada penjelasan pekerjaan.


Penentuan uraian pekerjaan diusahakan sejelas dan
sedetail mungkin, dalam penyusunan uraian pekerjaan
harus dilakukan dengan teliti agar tidak semua yang ada
Digambar perencanaan (bestek) tidak ada yang tidak
terhitung. Hal ini bertujuan untuk menghindari overhead
cost dalam pelaksanaan proyek oleh kontraktor. Susunan
uraian pekerjaan ada dua, pertama susuanan lajur
tabelaris dan susunan post-post (Ibrahim, 1993;24).

c. Volume atau Kubikasi Pekerjaan


Penetapan besar kuantitas atau volume tiap jenis
pekerjaan dari konstruksi bangunan merupakan kunci
ketelitian dan ketepatan sebuah RAB. Yang dimaksud
jenis pekerjaan adalah semua kategori pekerjaan (dari
huruf A sampai W) yang terdapat dalam analisis BOW,
misalnya pekerjaan tanah (galian dan timbunan),
lempengan dan pagar, jalan, pekerjaan bambu (termasuk
konstruksi Bari bahan-bahan dalam negeri), pancang dan
tiang bersekrup, pekerjaan kayu, pekerjaan menembok
dan konstruksi batu, penutup atap, dan sebagainya.
Perhitungan volume dilakukan atas dasar gambar
detail dari bestek yang tersedia, termasuk perubahan dan
tambahan yang diberikan pada saat pemberian
penjelasan atau aanwijzing sebelum pelelangan.
Kelengkapan gambar detail sangat diperlukan,

d. Harga Satuan Pekerjaan


Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara
perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi yang dijabarkan
dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan, upah kerja, dan
peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan
pekerja dan harga sewa / beli peralatan untuk menyelesaikan
per satuan pekerjaan konstruksi. Analisa harga satuan
27

pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien yang


menunjukkan nilai satuan bahan/material, nilai satuan alat, dan
nilai satuan upah tenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang
dapat digunakan sebagai acuan/panduan untuk merencanakan
atau mengendalikan biaya suatu pekerjaan.
Untuk harga bahan material didapat dipasaran, yang
kemudian dikumpulkan didalam suatu daftar yang dinamakan
harga satuan bahan/material, sedangkan upah tenaga kerja
didapatkan di lokasi setempat yang kemudian dikumpulkan
dan didata dalam suatu daftar yang dinamakan daftar harga
satuan upah tenaga kerja. Harga satuan yang didalam
perhitungannya haruslah disesuaikan dengan kondisi lapangan,
kondisi alat/efisiensi, metode pelaksanaan dan jarak angkut.

Gambar 2.1 Skema Harga Satuan Pekerjaan

(sumber : Ibrahim, Rencana and Estimate Real of Cost,1993))


28

Dalam skema diatas dijelaskan bahwa untuk


mendapatkan harga satuan pekerjaan maka harga satuan
bahan, harga satuan tenaga, dan harga satuan alat harus
diketahui terlebih dahulu yang kemudian dikalikan
dengan koefisien yang telah ditentukan sehingga akan
didapatkan perumusan sebagai berikut :
 Upah = harga satuan upah x koefisien (analisa upah)
 Bahan = harga satuan bahan x koefisien (analisa
bahan)
 Alat = harga satuan alat x koefisien (analisa alat)
maka didapat :

HARGA SATUAN PEKERJAAN = UPAH +


BAHAN + PERALATAN
(Sumber Ibrahim, rencana estimate real of
cost,Jakarta 1993)
Besarnya harga satuan pekerjaan tergantung dari
besarnya harga satuan bahan, harga satuan upah dan
harga satuan alat dimana harga satuan bahan tergantung
pada ketelitian dalam perhitungan kebutuhan bahan
untuk setiap jenis pekerjaan. Penentuan harga satuan
upah tergantung pada tingkat produktivitas dari pekerja
dalam menyelesaikan pekerjaan. Harga satuan alat baik
sewa ataupun investasi tergantung dari kondisi
lapangan, kondisi alat/efisiensi, metode pelaksanaan,
jarak angkut dan pemeliharaan jenis alat itu sendiri.

e. Harga Satuan Dasar


1) Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
Menurut PerMen PU no 11, Komponen tenaga
kerja berupa upah yang digunakan dalam mata
pembayaran tergantung pada jenis pekerjaannya.
Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar tenaga
29

kerja antara lain jumlah tenaga kerja dan tingkat


keahlian tenaga kerja. Penetapan jumlah dan keahlian
tenaga kerja mengikuti produktivitas peralatan utama.
Suatu produksi jenis pekerjaan yang
menggunakan tenaga manusia pada umumnya
dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok kerja
dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan
berdasarkan metode kerja yang ditetapkan yang
disebut alat bantu(contoh: sekop,palu,gergaji,dsb)
serta bahan yang diolah.
Biaya tenaga kerja standar dapat dibayar dalam
sistem hari orang standaratau jam orang standar.
Besarnya sangat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan
lokasi pekerjaan. Secara lebih rinci faktor tersebut
dipengaruhi antara lain oleh :
- keahlian tenaga kerja,
- jumlah tenaga kerja,
- faktor kesulitan pekerjaan,
- ketersediaan peralatan,
- pengaruh lamanya kerja, dan
- pengaruh tingkat persaingan tenaga kerja.

2) Harga Satuan Dasar Alat


Komponen alat digunakan dalam mata
pembayaran tergantung pada jenis pekerjaannya.
Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar alat
antara lain: jenis peralatan, efisiensi kerja, kondisi
cuaca, kondisi medan,dan jenis material/bahan yang
dikerjakan.
Untuk pekerjaan tertentu, kebutuhan alat sudah
melekat dimiliki oleh tenaga kerja karena umumnya
pekerjaan dilaksanakan secara manual (misal cangkul,
sendok tembok, roskam, dll).Untuk pekerjaan yang
memerlukan alat berat, misal untuk pemancangan
30

tiang beton atau pipa baja ke dalam tanah, dan/atau


pekerjaan vertikal, penyediaan alat dilakukan
berdasarkan sistem sewa.
Jika beberapa jenis peralatan yang digunakan
untuk pekerjaan secara mekanis dandigunakan dalam
mata pembayaran tertentu, maka besarnya suatu
produktivitas ditentukan oleh peralatan utama yang
digunakan dalam mata pembayaran tersebut.

3) Harga Satuan Dasar Bahan


Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar
bahan antara lain adalah kualitas, kuantitas, dan lokasi
asal bahan. Faktor-faktor yang berkaitan dengan
kuantitas dan kualitas bahan harus ditetapkan dengan
mengacu pada spesifikasi yang berlaku. Data harga
satuan dasar bahan dalam perhitungan analisis ini
berfungsi untuk kontrol terhadap harga penawaran
penyedia jasa.
Harga satuan dasar bahan dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian yaitu :
• Harga satuan dasar bahan baku, misal: batu, pasir,
semen, baja tulangan, dan lain-lain.
• Harga satuan dasar bahan olahan, misal: agregat
kasar dan agregat halus, campuran beton semen,
campuran beraspal, dll.
• Harga satuan dasar bahan jadi, misal tiang pancang
beton pracetak, panel pracetak,geosintetik dan lain-
lain.
Harga bahan yang dibutuhkan dalam proses
perhitungan HSDbahan yaitu harga komponen
bahanper satuan pengukuran. Satuan pengukuran
bahan tersebut misalnya m¹, m², m³, kg, ton, zak, dan
sebagainya.
31

Untuk pekerjaan bangunan jalan, jembatan, dan


bangunan air, pada umumnya memerlukan alat secara
mekanis terutama memproduksi bahan olahan dan
proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, sebagian
kecil memerlukan pekerjaan secara manual.
Untuk pekerjaan bangunan gedung, biasanya
material diterima di lokasi kerja dalam keadaan siap
dicampur, siap dirakit, atau siap dipasang, sehingga
tidak ada tahap pekerjaan pengolahan, sehingga
analisis HSD bahan baku tidak diperlukan, kecuali
analisis HSD bahan jadi atau HSD bahan
olahan.Indeks atau koefisien bahan dan tenaga kerja
sudah tersedia dalam tabel yang dipergunakan untuk
satu satuan volume pekerjaan atau satu satuan
pengukuran tertentu.

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Anda mungkin juga menyukai